pkpr baru

31
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah dengan pendidikan. Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Untuk mempersiapkan generasi muda khususnya remaja agar menjadi sumber daya yang berkualitas, memiliki pribadi yang mantap dan sehat, dilakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah-masalah yang sering dihadapi para remaja khususnya yang berkaitan 1

Upload: adhityas-angga-kusuma

Post on 14-Aug-2015

549 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

pkpr

TRANSCRIPT

Page 1: PKPR baru

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia

Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

kualitas manusia Indonesia adalah dengan pendidikan. Kualitas pendidikan

berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sumber daya

manusia yang berkualitas adalah yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat.

Upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat antara

lain dengan melaksanakan Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).

Untuk mempersiapkan generasi muda khususnya remaja agar menjadi

sumber daya yang berkualitas, memiliki pribadi yang mantap dan sehat, dilakukan

upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah-masalah yang sering

dihadapi para remaja khususnya yang berkaitan dengan kesehatan remaja. Salah

satu upaya tersebut adalah melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR),

yang sangat efektif untuk menyediakan informasi akurat dan memberikan

pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi remaja.

1

Page 2: PKPR baru

I.2. Tujuan

Menggambarkan tentang situasi dan program kegiatan upaya

pengembangan Puskesmas dalam hal ini upaya Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja (PKPR) yang dilaksanakan oleh Puskesmas Banjarbaru periode 2011 –

2012.

2

Page 3: PKPR baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang Peduli Remaja, melayani semua

remaja dalam bentuk konseling dan berbagai hal yang berhubungan dengan

kesehatan remaja. Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk

curhat/konseling, mendapatkan informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal

yang perlu diketahui remaja. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian

dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang

berusia 6 – 21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi

menjadi 2 sub kelompok, yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).

Remaja masih termasuk kedalam kelompok usia anak. Menurut WHO, remaja

adalah anak yang berusia antara 10-19 tahun. Sedangkan menurut Survei

Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2007), remaja adalah laki-laki

atau perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun.

Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani di Puskesmas PKPR

(Puskesmas yang menerapkan PKPR). Di Puskesmas PKPR, tersedia tenaga

kesehatan yang peduli dan siap melayani semua kelompok usia remaja. Disini

remaja dilayani dengan sikap menyenangkan, dihargai dan diterima dengan

tangan terbuka.

Tujuan umumnya adalah untuk optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di

Puskesmas. Sedangkan, tujuan khususnya adalah :

3

Page 4: PKPR baru

Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas

Meningkatkan pemanfaatan puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan

masalah kesehatan khusus pada remaja

Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pelayanan kesehatan remaja.

Jenis kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

1. Pembinaan informasi dan edukasi

Dilaksanakan di dalam atau di luar gedung, secara perorangan atau

berkelompok

Dapat dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya yang terlatih dari sekolah

atau dari lintas sektor terkait dengan menggunakan materi dari

Puskesmas

Menggunakan metode ceramah tanya jawab, diskusi interaktif, yang

dilengkapi dengan alat bantu media cetak atau elektronik

Menggunakan sarana KIE yang lengkap, dengan bahasa yang sesuai

dengan bahasa sasaran (remaja, orang tua, guru) dan mudah dimengerti.

2. Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukannya

3. Konseling

Konseling adalah hubungan yang saling membantu antara konselor dan klien

hingga tercapai komunikasi yang baik, dan pada saatnya konselor dapat

menawarkan dukungan, keahlian dan pengetahuan secara berkesinambungan

4

Page 5: PKPR baru

hingga klien dapat mengerti dan mengenali dirinya sendiri serta permasalahan

yang dihadapinya dengan lebih baik dan selanjutnya menolong dirinya sendiri

dengan bantuan beberapa aspek dari kehidupannya. Konseling merupakan

kegiatan yang dapat mewakili PKPR. Oleh sebab itu, langkah pelaksanaannya

perlu dijadikan standar dalam menilai kualitas pelaksanaan PKPR.

4. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)

PKHS atau keterampilan hidup adalah kemampuan psikososial seseorang untuk

memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari

secara efektif. Keterampilan ini mempunyai peran penting dalam promosi

kesehatan dalam lingkup yang luas yaitu kesehatan fisik, mental, dan sosial.

PKHS dapat dilaksanakan dalam bentuk drama, main peran, diskusi, dll.

Contoh aplikasi keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari adalah cara

menolak ajakan atau tekanan teman sebaya untuk melakukan perbuatan

berisiko, dan menolak ajakan melakukan hubungan seksual di luar nikah.

5. Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya

Melatih remaja menjadi kader kesehatan remaja yang disebut pendidik sebaya

untuk mendukung keberhasilan PKPR. Pendidik sebaya yang berminat,

berbakat, dan sering menjadi tempat “curhat” bagi teman yang

membutuhkannnya dapat diberikan pelatihan tambahan untuk memperdalam

keterampilan interpersonal relationship dan konseling, sehingga dapat

berperan sebagai konselor remaja.

5

Page 6: PKPR baru

Gambar II.3 : Konselor sebaya dari beberapa provinsi di Indonesia

Gambar II.4 : Salah Satu Bentuk Kegiatan PKPR

6. Pelayanan Rujukan

Melaksanakan rujukan kasus ke pelayanan medis yang lebih tinggi. Rujukan

sosial juga diperlukan dalam PKPR, sebagai contoh penyaluran kepada

lembaga keterampilan kerja untuk remaja pasca penyalahgunaan NAPZA.

Petugas yang melayani PKPR bisa seorang dokter, bidan atau perawat

yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan sabar, ramah, siap menampung 6

Page 7: PKPR baru

segala permasalahan remaja serta siap berdiskusi (memberikan konseling).

Petugas khusus yang peduli remaja harus memenuhi kriteria:

1. Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian, bersahabat,

memiliki kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan khusus kepada

remaja, mempunyai ketrampilan komunikasi interpersonal dan konseling.

2. Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan remaja.

3. Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak menyenangkan

atau merendahkan.

4. Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan.

5. Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.

6. Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang.

7. Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak

membeda-bedakan.

8. Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga remaja

dapat memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi maalahnya atau

memenuhi kebutuhannya.

7

Page 8: PKPR baru

8

Page 9: PKPR baru

BAB III

ANALISIS PROGRAM

III.1 Hasil Program Kegiatan UKS dan PKPR

Menurut koordinator pelaksana upaya program Pelayanan Kesehatan

Peduli remaja (PKPR) Puskesmas Banjarbaru, terdapat beberapa kegiatan yang

dilakukan oleh PKPR di Puskesmas Banjarbaru :

1. Pendataan yang dilakukan meliputi :

a. Pendataan jumlah seluruh siswa baik Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SLTP)/MTs dan

Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA)/MA.

b. Pendataan jumlah remaja yang berumur antar 10 – 19 tahun yang

berada di kawasan Puskesmas Banjarbaru.

c. Pendataan 10 penyakit Remaja (Umur 10 – 19 tahun) terbanyak yang

mendapatkan pelayanan di Puskesmas Banjarbaru. Pendataan ini

dilakukan setiap bulan.

2. Pembinaan

Pembinaan yang dilakukan berupa penyuluhan. Penyuluhan ini biasanya

dilakukan 2 kali dalam 1 tahun (antara bulan maret – april dan September –

oktober) . Penyuluhan hanya dilakukan pada tingkat SLTP/MTs dan

SLTA/MA. Waktu penyuluhan tergantung dari pihak sekolah ( Tergantung

kesepakatan waktu yang dapat diluangkan oleh pihak sekolah). Biasanya

waktu yang dibutuhka untuk penyuluhan + 1 jam ( Terbagi menjadi 2 bagian

9

Page 10: PKPR baru

yaitu penyampaian materi sekitar 15 menit dan Tanya jawab sekitar 45

menit). Materi yang disampaikan pada tahun 2011 kemarin adalah mengenai

Anemia di tingkat SLTP/MTs dan Mengenai NAPZA pada tingkat

SLTA/MA. Kegiatan penyuluhan dilakukan di aula sekolah dan jumlah siswa

yang berpartisipasi dalam penyuluhan tergantung dari kebijakan pihak

sekolah (Pihak Puskesmas tidak menentukan jumlah siswa yang menjadi

target penyuluhan)

3. Pelaporan

Sistem pelaporan yang harusnya dilakukan sesuai dengan anjuran dari

pihak Dinas Kesehatan Banjarbaru. Terdapat 2 format pelaporan, namun

hanya satu format pelaporan yang dilakukan oleh bagian PKPR Puskesmas

Banjarbaru. Pelaporan ini dilaksanakan setiap bulan dan hasil laporan akan

diserahkan pada kepala Puskesmas , dari kepala Puskesmas akan diserahkan

ke Dinas Kesehatan Banjarbaru. Setiap 3 bulan sekali juga akan dilakukan

evaluasi dari setiap kegiatan yang sudah dilakukan Puskesmas yaitu melalui

kegiatan loka karya (Pada kegiatan ini juga dilakukan pelaporan baik secara

lisan maupun tertulis tentang kegiatan yang sudah dilakukan oleh bagian

PKPR Puskesmas Banjarbaru)

4. Konseling

Kegiatan konseling yang dilakukan oleh bagian PKPR Puskesmas

Banjarbaru terbatas hanya di Puskesmas Banjarbaru. Kegiatan konseling ini

dilakukan secara individu tidak dilakukan secara masal. Jadi apabila terdapat

remaja berumur 10 tahun – 19 tahun yang mendapat pelayanan di Puskesmas

10

Page 11: PKPR baru

Banjarbaru dan memiliki masalah yang berkaitan dengan masalah remaja

(Seperti masalah reproduksi, masalah dengan pacar, dll), maka akan diberikan

konseling secara langsung kepada individu yang bersangkutan (Konseling ini

biasanya dilakukan di ruangan KIA dan KB karena tidak adanya ruangan

khusus untuk konseling yang tersedia, serta karena koordinator PKPR

bertugas di bagian KIA dan KB)

Berikut ini beberapa sekolah yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas

Banjarbaru dan Program PKPR terdapat didalamnya :

Tabel 3.1 Data Dasar PKPR Tingkat SLTP / MTS Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

No SekolahKelas 1 Kelas 2 Kelas 3

Jumlah

L P L P L P

1 SLTPN 1 91 110 96 153 97 148 695

2 SLTPN 5 85 105 94 90 87 90 551

3 MTS 40 44 38 42 32 39 235

4 SMP NU 13 11 10 13 9 12 68

5 SMP Muhamadiyah 60 45 66 40 51 39 301

Jumlah 289 315 304 338 276 328 1850

(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)

11

Page 12: PKPR baru

Tabel 3.2 Dasar PKPR Tingkat SLTA / MA PuskesmasBanjarbaru Tahun 2012

No SekolahKelas 1 Kelas 2 Kelas 3

Jumlah

L P L P L P

1 SMA 1 73 117 82 114 77 134 597

2 SMA PGRI 54 59 68 77 44 96 398

3 SMKN 1 84 152 79 186 52 187 740

4 SMKN 2 236 42 151 34 152 8 622

5 MAN ZapriZam-zam 16 8 15 10 10 15 74

6 SMK Sabumi 39 10 32 7 20 3 111

Jumlah 502 388 427 428 355 443 2542

(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)

Tabel 3.3 Dasar PKPR Tingkat SD/ MI Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

No Sekolah Siswa L/P

Kelas 5 Kelas 6

1 SD Kota 1 18/12 20/23

2 SD Kota 2 19/3 17/14

3 SD Kota 3 11/18 10/19

4 SD Kota 4 28/26 22/19

5 SD Kota 5 31/27 31/28

6 SD Kota 6 19/11 10/20

7 SD Kota 7 15/15 14/11

8 SD Loktabat 4 42/34 39/36

9 SD NU 29/23 17/23

10 SD MI 8/13 26/25

12

Page 13: PKPR baru

11 SD Robani - -

12 SD Idaman RSBI - -

13 SD Kota 9 21/20 18/17

Jumlah 241/202 224/235

(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)

Tabel.3.4. Jumlah remaja usia 10 tahun -19 tahun di wilayah Puskesmas Banjarbaru

Usia L P Jumlah

10-14 tahun 786 725 1511

15-19 tahun 1898 1817 3715

Jumlah 2684 2542 5226

(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)

Tabel.3.5. Jumlah remaja usia 10 tahun – 19 tahun per kelurahan 2012 di wilayah Puskesmas Banjarbaru

Kelurahan Jeniskelamin Usia 10-14 Tahun

Usia 15-19 Tahun

Jumlah

Gt. Paikat L 248 598 846

P 230 592 822

Kemuning L 282 667 949

P 254 620 874

Loktabat Selatan L 256 633 889

P 241 605 846

Jumlah 1511 3715 5226

(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)

13

Page 14: PKPR baru

Tabel.3.5. Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru Usia Remaja

(10 tahun – 19 tahun) Puskesmas Banjarbaru Tahun 2011

14

Page 15: PKPR baru

15

No Penyakit terbanyak Rawat jalan Puskesmas

Banjarbaru Usia remaja

Jumlah (orang)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

1. Pharingitis 17 10 28 20 15 10 10 6 10 16 12 12

2. Nasopharingitisakut 8 21 2 10 24 9 8 10 16 12 10 5

3. Typusperut 5 5 2 4 4 4 2 8 7 2

4. Tonsilitis 4 7 4 5 5 2 5 6

5. Dermatitis 4 3 2 4 6 4 1 2 4 2 4

6. Varicella 3 8 4 4 4 4 2 2

7. Dispepsia 3 2 4 2

8. Cacingkermi 2

9. Penyakit lain saluran Bagian atas

2 2 5

10. Kecelakaan 2

11. Saluranpencernaan 2

12. Nyeriuluhati 2 3 1 2 4

13. ISPA 4

14. Diaredan gastroenteritis

4 5 2 2 3 6 6

15. parotitis 3 3 3

16. Pusing 2

17. demam 2 4 3 5 2 5 5 2

18. Otitis telinga 2

19. gastritis 2 2 2 2 5 5 2

20. konjunctivitis 3

21. Penyakitkulitkarenajamur

2 2

22. Difteria 2

23. Cystitis externa 1

24. Penyakitkulit 2 2 2

25. Campak 2 5

26. Asma 5

27. abses 2

28. hordeolum 3

29. Lain-lain 22 15 14 9 11 3 1 1 3 1 14

jumlah 72 79 67 61 76 50 36 36 60 62 57 54

Page 16: PKPR baru

(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)

Tabel.3.6. Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru Usia Remaja

(10 tahun – 19 tahun) Puskesmas Banjarbaru Periode Januari – Maret Tahun 2012

No Penyakit terbanyak Rawat jalan Puskesmas Usia remaja

Jumlah (orang)

Jan Feb Mar

1. Pharingitis 40 29 14

2. Nasopharingitisakut 17 18 17

3. Typusperut 6 8 6

4. Tonsilitis 5

5. Dermatitis 6 5

6. Varicella 2 2

7. Dispepsia 3

8. Cacingkermi

9. Penyakit lain saluranBagianatas 6 5 3

10. Kecelakaan

11. Saluranpencernaan 2

12. Nyeriuluhati

13. ISPA

14. Diaredan gastroenteritis 4 2 4

15. parotitis

16. Pusing 5 4

17. demam 2 3

18. Otitis telinga

16

Page 17: PKPR baru

19. gastritis 7 3 4

20. konjunctivitis

21. Penyakitkulitkarenajamur

22. Difteria

23. Cystitis externa

24. Penyakitkulit

25. Campak

26. Asma

27. abses 3

28. hordeolum

29. Lain-lain 8 1 6

30. jumlah 100 82 66

(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)

Tabel.3.7. Pelayanan konseling kesehatan remaja di Puskesmas Banjarbaru tahun 2011

No Macamkasus Jumlah (orang)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

1. Haid 1 1 1

2. Hamil di luar nikah (usia 15 tahun) 1

(Sumber data : data catatan PKPR PuskesmasBanjarbaru, 2012)

III.2 Permasalahan yang dihadapi

17

Page 18: PKPR baru

Masalah yang dihadapi pada pelaksanaan upaya program PKPR

Puskesmas Banjarbaru pada tahun 2011 - 2012, diantaranya :

1. Tidak terdapatnya buku panduan dan target yang jelas dalam kegiatan

PKPR Puskesmas baik dari Dinas Kesehatan Banjarbaru maupun dari

Puskesmas Banjarbaru.

2. Permasalahan dalam sistem pencatatan (Kurang lengkapnya data yang

dimiliki)

3. Proses koordinasi yang memakan dengan pihak sekolah mengenai jadwal

dilakukannya penyuluhan (Jadwal dilakukannya penyuluhan tergantung

dari keputusan pihak sekolah, jadi apabila sekolah sedang mengadakan

kegiatan atau sedang ada ujian, jadwal penyuluhan harus disesuaikan

dengan waktu kosong di sekolah )

4. Terbatasnya sumber dana dari Dinas Kesehatan ,pihak Puskesmas

Banjarbaru, dan sekolah dalam penyelenggaraan kegiatan PKPR ( Sumber

dana dari kegiatan PKPR Puskesmas Banjarbaru berasal dari Dinas

Kesehatan Banjarbaru, sehingga jumlah sekolah dan jumlah kegiatan yang

dilakukan tergantung dari dana yang diberikan Dinas Kesehatan

Banjarbaru)

5. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas Banjarbaru

menyebabkan koordinator PKPR tidak memiliki anggota tetap secara

struktural yang membantu dalam kegiatan PKPR Puskesmas Banjarbaru

(Jumlah orang yang bertanggungjawab di bagian PKPR Puskesmas

Banjarbaru hanya terdiri dari 1 orang yaitu koordinator PKPR). Selain itu

18

Page 19: PKPR baru

koordinator PKPR juga memiliki tugas pokok sesuai dengan jurusan

pendidikan yang diambil (Bagian kebidanan) yaitu tugas di bagian KIA

dan KB sehingga menyebabkan kesulitan bagi koordinator PKPR untuk

menjalankan kegiatan PKPR secara optimal.

6. Permasalahan dalam pengadaan alat transportasi (Masih digunakan

transportasi pribadi, dikarenakan transportasi yang tersedia hanya berupa 5

kendaraan roda 2 dan 1 kendaraan roda 4 yang seringkali digunakan oleh

bagian lain di Puskesmas Banjarbaru saat kegiatan PKPR berlangsung)

7. Permasalahan alat dokumentasi saat kegiatan PKPR Puskesmas

Banjarbaru berlangsung (Hanya terdapat 1 alat dokumentasi untuk semua

kegiatan Puskesmas(1 kamera)).

III.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dihadapi pada pelaksanaan upaya

program PKPR Puskesmas Banjarbaru tahun 2011 - 2012, diantaranya :

1. Diharapkan terdapat buku panduan dan target kegiatan PKPR Puskesmas

dari Dinas Kesehatan Banjarbaru sehingga kegiatan PKPR terorganisasi

dengan baik.

2. Pemecahan masalah kurang lengkapnya pencatatan pada bagian PKPR

Puskesmas Banjarbaru dapat dilakukan dengan penambahan SDM secara

struktural yang dapat membantu koordinator PKPR dalam mengelola data

kegiatan PKPR Puskesmas Banjarbaru. Selain itu SDM ini juga dapat

19

Page 20: PKPR baru

membantu tugas dari koordianator PKPR saat melakukan pendataan,

pembinaan, serta konseling.

3. Penjalinan komunikasi yang baik berupa penjelasan tentang pentingnya

kegiatan PKPR di sekolah kepada pihak sekolah maupun pada orang tua

murid. Pemecahan masalah perencanaan waktu untuk dilakukannya

kegiatan PKPR di sekolah dapat ditangani dengan menjadikan PKPR

sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Sehingga waktu untuk

dilakukan pembinaan dan pelatihan di sekolah lebih terorganisasi (mata

pelajaran ini bisa diberikan 1 kali dalam 1 bulan dan diakhir semester

dilakukan evaluasi berupa ujian pada siswa).

4. Terbatasnya sumber dana untuk kegiatan PKPR ini dapat menjadi

kendala terutama pada kegiatan pembinaan dan pelatihan remaja menjadi

kader kesehatan remaja, diharapkan masalah ini dapat diatasi dengan

mengajak peran aktif orangtua dalam berbagai kegiatan yang akan

dilakukan (seperti kegiatan penyuluhan NAPZA,dll) sehingga diharapkan

bila para orang tua melihat sendiri manfaat yang diperoleh dari kegiatan

PKPR ini, bantuan mereka akan mudah diberikan.

5. Untuk pemecahan masalah dokumentasi dapat dilakukan dengan

pengajuan anggaran untuk pengadaan alat (kamera) dan dana yang terkait

dengan kegiatan dokumentasi (dana untuk baterai, dana untuk pencucian

foto,dll) atau dapat juga dilakukan pengoptimalan penggunaan 1 kamera

yang ada dengan pendataan tanggal kegiatan – kegiatan yang direncanakan

akan dilaksanakan sehingga tidak ada saling bentrok antar satu kegiatan

20

Page 21: PKPR baru

dengan kegiatan lain. Selain itu juga pendisiplinan dari tenaga kerja yang

meminjam alat dokumentasi tersebut, sehingga alat tersebut bisa

digunakan sesuai dengan jadwal (dikembalikan tepat waktu)

6. Kurangnya alat transportasi yang tersedia dapat ditanggulangi dengan cara

meminta pengadaan alat transportasi kepada dinas terkait atau dapat juga

dilakukan pengantian uang transport. Selain itu dapat pula dilakukan

pendataan kegiatan yang akan dilakukan sehingga dapat diatur jadwal

penggunaan alat transportasi yang tersedia secara optimal.

21

Page 22: PKPR baru

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan upaya PKPR yang dilakukan oleh Puskesmas

Banjarbaru pada tahun 2011 - 2012, dapat diambil kesimpulan bahwa cakupan

hasil kegiatan belum terlaksana dengan baik karena kegiatan yang berhasil

dilaksanakan hanya berupa pembinaan (Terdapat 1 kali penyuluhan di setiap

sekolah baik SLTP maupun SLTA dan tidak adanya penyuluhan di tingkat SD)

dan tidak terdapat perekrutan serta pelatihan kader kesehatan remaja.

V.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka untuk peningkatan cakupan kegiatan

program di tahun mendatang perlu disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Diharapkan adanya panduan tertulis, pembinaan atau bimbingan teknis dari

Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan evaluasi hasil kegiatan secara

berkala dan berkesinambungan langsung kepada pengelola program.

2. Diharapkan pada pengelola program di Puskesmas Banjarbaru senantiasa

membuat pendataan, perencanaan kegiatan setiap bulannya dan selalu

berkoordinasi dengan program terkait lainnya dalam pelaksanaannya.

3. Diharapkan adanya jalinan kerjasama lintas program untuk kegiatan dalam

gedung dan kerjasama lintas sektor untuk kegiatan luar gedung.

22

Page 23: PKPR baru

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku catatan PKPR Puskesmas Banjarbaru tahun 2011

2. Buku catatan PKPR Puskesmas Banjarbaru tahun 2012

3. Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di

Sekolah. Jakarta: Departemen Kesehatan.

23