pjbl 3 windy

6
BAB II PEMBAHASAN A. Indikator Kesehatan 1. Kesehatan Remaja a. Daerah/ Kabupaten Malang : b. Indikator Nasional c. Indikator Internasional 2. Kesehatan Anak Usia Sekolah a. Daerah/ Kabupaten Malang b. Indikator Nasional Status gizi anak umur 5-18 tahun dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur yaitu 5-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Indikator status gizi yang digunakan untuk kelompok umur ini didasarkan pada hasil pengukuran antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang disajikan dalam bentuk tinggi badan menurut umur (TB/U) dan Indeks

Upload: atika-putri-ayu

Post on 16-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pjbl

TRANSCRIPT

Page 1: Pjbl 3 Windy

BAB II

PEMBAHASAN

A. Indikator Kesehatan

1. Kesehatan Remaja

a. Daerah/ Kabupaten Malang :

b. Indikator Nasional

c. Indikator Internasional

2. Kesehatan Anak Usia Sekolah a. Daerah/ Kabupaten Malang

b. Indikator Nasional Status gizi anak umur 5-18 tahun dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur

yaitu 5-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Indikator status gizi yang

digunakan untuk kelompok umur ini didasarkan pada hasil pengukuran

antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang

disajikan dalam bentuk tinggi badan menurut umur (TB/U) dan Indeks

c. Indikator Internasional Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). Berdasarkan baku antropometri WHO

2007 untuk anak umur 5-18 tahun, status gizi ditentukan berdasarkan nilai

Zscore TB/U dan IMT/U. Selanjutnya berdasarkan nilai Zscore ini status gizi

anak dikategorikan sebagai berikut:

Page 2: Pjbl 3 Windy

Klasifikasi indikator TB/U:

Sangat pendek :Zscore< -3,

Pendek : Zscore≥ -3,0 s/d < -2,0

Normal : Zscore≥ -2,0

Klasifikasi indikator IMT/U:

Sangat kurus : Zscore< -3,0

Kurus : Zscore≥ -3,0 s/d < -2,0

Normal : Zscore≥-2,0 s/d ≤1,0

Gemuk : Zscore> 1,0 s/d ≤ 2,0

Obesitas : Zscore> 2,0

3. Kesehatan Ibu dan Anaka. Daerah/ Kabupaten Malang

b. Indikator Nasional

Indikator Kesehatan Ibu :

Indikator program kesehatan ibu yang diperlukan dalam pelaporan

kesehatan ibu diantaranya adalah: kunjungan antenatal pertama (K1),

kunjungan antenatal 4 kali (K4), persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan (PN), kunjungan nifas (KF), jumlah ibu nifas (ibu masa 6

jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin) yang mendapatkan

pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar paling sedikit 3 kali

dengan distribusi waktu 6 jam – 3 hari, 4 – 28 hari dan 29 – 42 hari

setelah bersalin.penanganan komplikasi obstetrik (PK), kematian ibu

dan cakupan peserta KB aktif. Dan cakupan K1 ideal secara nasional

adalah 81,6 persen

Page 3: Pjbl 3 Windy

Indikator Kesehatan Anak :

Indikator program kesehatan anak yang diperlukan dalam pelaporan

kesehatan anak, diantaranya adalah data kunjungan neonatal pertama

(KN1),kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap), penanganan

neonatus komplikasi,cakupan pelayanan kesehatan bayi, cakupan

pelayanan kesehatan anak balita, SD/MI yang melaksanakan

penjaringan kesehatan siswa SD kelas 1, kematian neonatus,

kematian bayi dan kematian balita.

KN1 (Kunjungan Neonatal Pertama) Adalah jumlah bayi baru

lahir/neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 –

48 jam setelah lahir.

KN lengkap Adalah jumlah bayi baru lahir/neonatus yang mendapatkan

pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi

waktu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 – hari ke 7 dan 1

kali pada hari ke 8 – hari ke 28.

c. Indikator Internasional

4. Gizi Balita a. Daerah/ Kabupaten Malang

b. Indikator Nasional Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi

badan (TB). Berat badan anak balita ditimbang menggunakan timbangan digital

yang memiliki presisi 0,1 kg, panjang atau tinggi badan diukur menggunakan alat

ukur panjang/tinggi dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB/PB anak balita

disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB.

Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka berat badan dan tinggi badan

setiap anak balita dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore)

Page 4: Pjbl 3 Windy

menggunakan baku antropometri anak balita WHO 2005. Selanjutnya

berdasarkan nilai Zscore dari masing-masing indikator tersebut ditentukan status

gizi anak balita dengan batasan sebagai berikut :

a. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U :

Gizi buruk : Zscore < -3,0

Gizi kurang : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0

Gizi baik : Zscore ≥ -2,0

b. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U:

Sangat pendek : Zscore <-3,0

Pendek : : Zscore ≥- 3,0 s/d Zscore < -2,0

Normal : Zscore ≤-2,0

c. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB:

Sangat kurus : Zscore < -3,0

Kurus : Zscore ≥ -3,0 s/d Zscore < -2,0

Normal : Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0

Gemuk : Zscore > 2,0

d. Klasifikasi status gizi berdasarkan gabungan indikator TB/U dan BB/TB:

Pendek-kurus : Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0

Pendek-normal : Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB antara -2,0 s/d 2,0

Pendek-gemuk : Zscore ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0

TB Normal-kurus : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0

TB Normal-normal : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan Zscore BB/TB antara -2,0 s/d 2,0

TB Normal-gemuk : Zscore TB/U ≥ -2,0 dan Zscore BB/TB > 2,0

Status gizi balita menurut indikator BB/U :Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka prevalensi

gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4.1 persen dalam

periode 2013 sampai 2015. (Bappenas, 2012)

Status gizi balita menurut indikator BB/TB :

Page 5: Pjbl 3 Windy

Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam

manajemen gizi buruk adalah keadaan sangat kurus yaitu anak dengan nilai

Zscore <-3,0 SD.

d. Indikator Internasional - Menurut WHO 2010 : Masalah kesehatan masyarakat dianggap serius

bila pravelensi gizi buruk-kurang antara 20.0-29,0 persen dan dianggap

prevalensi sangat tnggi bila ≥ 30 persen.

- Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi

kurus antara 10,0 14,0 persen, dan dianggap kritis bila ≥15,0 persen