pisang kepok banjar, supply chain.pdf

Upload: indra-gunawan

Post on 23-Feb-2018

272 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    1/25

    SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PISANG KEPOK

    OlehDirektur Budidaya Tanaman Buah

    Direktorat Jenderal Hortikultura

    Pendahuluan

    Sebagai salah satu komoditas unggulan, pisang memberikan

    kontribusi terhadap produksi buah nasional mencapai 34% (angka tetap

    Tahun 2004, Ditjen. Horti, 2005) yaitu 4.874.439 ton dari 14.348.456 ton

    produksi buah nasional. Sebaran daerah produksi pisang hampir di seluruh

    wilayah di Indonesia, dengan sebaran produksi tertinggi berada di PulauJawa (Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah) yaitu sebesar 3.108.377

    ton atau 63,7% dari total produksi pisang nasional, sedangkan didaerah

    lainnya seperti Pulau Sumatera (Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera

    Selatan) sebesar 940.390 ton atau 19,3%, Sulawesi (Sulawesi Selatan,

    Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara) sebesar 6%, sisanya dari Nusa

    Tenggara, Bali dan Kalimantan.

    Berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2003 (SP 2003, BPS 2004),

    Rumah tangga tani yang terlibat dalam budidaya pisang di Indonesia

    sebanyak 16 juta atau 30,3% dari rumah tangga pertanian secara

    keseluruhan yang berjumlah 52,9 juta rumah tangga pertanian. Hal ini

    menggambarkan bahwa setiap 10 orang petani 3 diantaranya menanam

    pisang baik sebagai tanaman pekarangan maupun sebagai tanaman kebun /

    ladang.

    Kontribusi komoditas buah-buahan termasuk pisang terhadap PDB

    terus meningkat, dari Rp. 25,62 trilliun pada tahun 2001 menjadi Rp. 31,6triliun pada tahun 2004. Menurut Biro Pusat Statistik populasi penduduk

    Indonesia pada tahun 2005 mencapai 220 juta, dengan tingkat konsumsi

    per kapita per tahun sebesar 31,5 kg, maka diperlukan 7,14 juta ton buah

    siap konsumsi. Sedangkan berdasarkan data Susenas tingkat konsumsi

    pisang pada tahun 2002 tercatat sebesar 7,80 kg/orang pertahun. Angka

    ini lebih rendah jika dibandingkan dengan konsumsi pisang di negara maju

    (Amerika Serikat) yang mencapai 22,05 kg/orang pertahun. Dengan

    pertambahan penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    2/25

    2

    mengkonsumsi buah-buahan termasuk pisang maka kebutuhan pisang

    dimasa datang akan terus meningkat.

    Jenis pisang yang dibudidayakan sangat banyak, namun pisang yang

    banyak di tanam di Indonesia hanya 14 kultivar yaitu pisang untukkonsumsi segar seperti Pisang Mas, Pisang Ambon Putih, Pisang Ambon

    Lumut, Pisang Badak, Pisang Lampung, Pisang Raja Sereh dan Pisang Ambon

    Jepang. Sedangkan pisang untuk olahan adalah Pisang Raja Bulu, Pisang Uli,

    Pisang Tanduk, Pisang Nangka, Pisang Siem, Pisang Kepok dan Pisang Kapas.

    Produksi pisang di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2004

    adalah sebesar 67.362 ton dari luas panen 1.873 Ha. Kalimantan Selatan

    merupakan salah satu sentra produksi pisang terutama pisang Kepok.

    Varietas ini merupakan jenis pisang olahan yang memiliki keunggulan dalamrasa dan relatif lebih tahan terhadap benturan, dan daya simpan. Daerah

    sentra produksi pisang kepok adalah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah,

    Banjar, Tapin dan Kotabaru.

    Tabel 1. Sebaran Produksi varietas pisang di daerah sentra utama pisang

    di Kalimantan Selatan Tahun 2004.

    Produksi Varietas (%) JumlahNo Kabupaten

    (ton) Kepok Mauli Ambon Talas

    Lain-lain

    (%)1 Hulu Sungai Tengah 28.251 70 85 2 5 5 15 5- 10 100

    2 Banjar 19.677 75 85 3 6 3 6 2 5 6 - 10 100

    3 Tapin 8.325 75 85 3 6 3 6 2 5 6 - 10 100

    4 Kotabaru 1.995 75 85 3 6 3 6 2 5 6 - 10 100

    5 Lain-lain 9.114 * * * * *

    Total Kalsel 67.362

    Keterangan :

    * : tidak terdata

    Sumber : Angka Tetap Tahun 2004, Ditjen Hortikultura, 2005.

    Identifikasi Sentra Produksi Pisang, Dit. Tanaman Buah, 2006

    Sebagian besar pertanaman pisang rakyat ditanam di pekarangan

    sebagai tanaman campuran dengan tanaman pangan atau perkebunan, serta

    di lahan tegalan. Sentra produksinya tersebar tidak merata membentuk

    spot-spot dengan lahan usaha yang kecil, luas lahan yang diusahakan petani

    pada umumnya antara 0,5 5 Ha. Pertanaman pisang rakyat tersebut

    selama ini hampir tidak pernah tersentuh teknologi. Pemeliharaannya

    belum dilakukan secara intensif sehingga produktivitas dan mutu buahnyarendah.

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    3/25

    3

    Pengertian SCM

    Sebagai bahan pangan untuk dikonsumsi baik segar maupun olahan,

    produk pisang bermutu merupakan muara dari sebuah siklus produk

    (product life cycle) yang dituntut oleh konsumen. Walaupun belum nampak

    secara signifikan, mutu buah-buahan nasional termasuk pisang juga mulai

    meningkat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya volume buah

    yang diperdagangkan di supermarket maupun fruit shop. Walaupun

    demikian, selama ini produk buah-buahan di Indonesia khususnya pisang

    belum mampu membawa kemakmuran bagi masyarakat, karena produksi

    pisang tersebut, baik dari segi kualitas maupun produktivitas masih relatif

    rendah. Padahal di pasar internasional komoditas hortikultura, termasuk

    buah-buahan identik dengan komoditas yang berkualitas tinggi denganstandar mutu tertentu. Komoditas hortikultura, selain harus memenuhi

    standar kualitas, juga harus diproduksi secara efisien untuk mampu

    berdaya saing di pasar.

    Pada umumnya komoditas hortikultura khususnya pisang bersifat

    mudah rusak (perishable), kerusakan akan semakin meningkat bila

    penanganan panen dan pascapanen yang tidak baik, cara angkut yang tidak

    memenuhi syarat serta cara packing yang tidak sempurna sehingga

    menurunkan kualitas produk yang dihasilkan.

    Pisang memiliki daya tahan dan waktu simpan yang rendah, sehingga

    penanganan segar dan perlakuan pascapanen memegang peran yang penting

    dalam mempertahankan mutu, kuantitas dan peningkatan nilai tambah.

    Upaya mempertahankan mutu produk secara langsung atau tidak langsung

    menyebabkan biaya bertambah, disisi lain tingkat kehilangan hasil

    meningkatkan resiko kerugian.

    Pada tahapan distribusi, kerugian yang disebabkan oleh penangananpascapanen yang salah, informasi yang tidak akurat dan permintaan yang

    salah dapat mencapai 35 40 %. Salah satu upaya untuk mengatasi

    permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan manajemen distribusi

    dan pemasaran yaitu manajemen rantai pasokan (Supply Chain

    Management, SCM) yang merupakan siklus lengkap produksi pisang yaitu

    dari kegiatan penanganan pada setiap mata rantai aktivitas produksi

    (barang dan jasa) hingga produk siap untuk digunakan oleh pemakai akhir

    (end user).

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    4/25

    4

    Menejemen rantai pasokan merupakan siklus lengkap produk denganmodel integrasi dari berbagai proses usaha dari pengguna akhir melaluipemasok asal yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yangmenambah nilai bagi konsumen. Secara umum pengertian Supply Chain

    Managementmenurut David Sumchi Levi et al, Indrajit dan Djokopranoto(2002) adalah Supply Chain Management is a set of approaches utilizedto efficiently integrated suppliers, manufacturers, warehouse, and stores,

    so that merchandise is produced and distributed at the right quantities,

    to the right locations, at the rigt time, in order to minimize systemwide

    costs while satisfying service level requirement.

    Sedangkan Kotler (2003, p 412) mengatakan bahwa Supply Chain

    Management adalah pendekatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam

    rangka memperoleh bahan mentah (proses budidaya), mentransformasikanbahan mentah tersebut (penanganan panen dan pascapanen) dan

    mengirimkan produk tersebut ke konsumen oleh pencari, pengumpul, dan

    pengecer melalui sistem distribusi.

    Proses aktivitas dalam SCM memiliki 5 (lima) aliran aktivitas utama

    yang harus dikelola dengan berdaya guna dan berhasil guna yaitu : 1. Aliran

    produk; 2. Aliran Informasi; 3. Aliran Dana; 4. Aliran Pelayanan (service);

    dan 5. Aliran Kegiatan / aktivitas. Aliran tersebut dapat dijelaskan

    sebagai berikut :1. Aliran produk.

    Aliran produk merupakan gambaran aliran produk (buah pisang)

    bersifat searah yang diawali dari produsen dengan melewati

    beberapa mata rantai yang pada akhirnya akan diterima oleh

    pengguna (end user) / konsumen.

    2. Aliran Informasi.

    Aliran informasi merupakan gambaran aliran informasi yangdibutuhkan / tersedia pada SCM pisang. Terdapat dua jenis aliran

    informasi yaitu aliran informasi bersifat searah yaitu dari

    pedagang pengumpul besar (grosir) ke pedagang pengumpul antar

    pulau / kabupaten, pencari dan produsen (petani), dan aliran

    informasi dua arah yaitu antara konsumen, pengecer,catering,

    supermarket, toko buah, pedagang pasar tradisional maupun

    pedagang pengumpul besar (grosir).

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    5/25

    5

    3. Aliran Dana.

    Aliran dana (funds) adalah gambaran aliran uang / modal yang

    berawal dari konsemen sebagai pembeli yang selanjutnya mengalir

    pada tiap mata rantai yang pada akhirnya akan sampai padaprodusen untuk digunakan sebagai biaya produksi. Aliran dana ini

    bersifat searah artinya dana dihasilkan dari pertukaran dengan

    produk (buah pisang) yang dibeli konsumen dengan melewati

    beberapa mata rantai, lalu akhirnya akan diterima oleh produsen

    sebagai penukar dari produk yang dihasilkannya. Namun sifat dari

    aliran dana ini ada beberapa macam yaitu sebagai dana tunai,

    konsinyasi, pinjaman atau pengikat.

    4.

    Aliran Pelayanan.Aliran pelayanan merupakan gambaran aliran layanan yang dilakukan

    tiap mata rantai pasokan / SCM pisang, aliran ini bersifat searah

    yang diawali dari produsen yang melakukan pelayanan baik dana,

    penyediaan sarana produksi, alat / perlengkapan kerja maupun

    bantuan konsultasi kepada mata rantai selanjutnya.

    5. Aliran kegiatan / Aktivitas.

    Aliran aktivitas merupakan gambaran aktivitas yang dilakukan olehtiap mata rantai yang dilakukan terhadap produk (buah pisang).

    Aliran aktivitas ini juga bersifat searah yang diawali dari produsen

    dengan kegiatan yang dilakukan pada produk yang dihasilkannya

    yang kemudian dilanjutkan pada pencari tingkat desa, pengumpul

    tingkat kecamatan, pedagang pengumpul kabupaten / antar pulau

    dilakukan peningkatan nilai tambah seperti pemilahan dan pemilihan

    sesuai standar, serta pengemasan sehingga meningkatkan nilai jual

    produk yang pada akhirnya akan diterima oleh pengguna akhir (enduser) /konsumen dalam bentuk mutu. lalu dengan melewati

    beberapa mata rantai (pencari, pengumpul), Grosir dan pengecer

    yang pada akhirnya akan diterima oleh pengguna (end user) dalam

    hal ini konsumen yang melakukan transaksi pembelian.

    Supply Chain Management (SCM) pisang Kepok

    Syarat utama keberhasilan Supply Chain Management adalah ;

    a) Memahami pelanggan dan konsumen, b) Menyediakan produk dengan

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    6/25

    6

    benar sesuai permintaan konsumen, c) Menciptakan dan membagikan harga

    kepada semua anggota rantai, d) Logistik dan distribusi yang memadai, e)

    Komunikasi dan informasi yang lancar serta f) Hubungan yang efektif

    antar pelaku rantai pasokan. Dari hal tersebut dapat dilakukan pendekatan

    pola pasokan yang dapat menggambarkan pasokan pisang di Kalimantan

    Selatan khususnya di Kabupaten Banjar.

    Kabupaten Banjar dengan topografi dan agroklimat yang mendukung

    usaha budidaya pisang dapat tumbuh dengan baik. Pola pertanaman

    campuran dan tumpangsari masih mendominasi pola budidaya dengan

    perbanyakan tanaman berasal dari anakan yang mencapai hampir 100%.

    Sentra produksi tersebar antara lain di kec. Sungai Pinang sebanyak

    406.830 rumpun atau 35%, Sambung Makmur sebanyak 509.000 rumpun

    atau 44% dan Pengaron sebanyak 243.839 rumpun atau 21% (Identifikasi

    Sentra Produksi. Dit. Budidaya Tanaman Buah. 2006).

    Panen raya pisang khususnya Kepok terjadi antara bulan Maret sampai

    Juli sedangkan panen biasa terjadi antara bulan Agustus sampai januari

    Varietas yang banyak ditanam adalah kepok sebesar 75 85%, Muli antara

    3 - 6%, Ambon antara 3 - 6%, Talas antara 2 5%, dan lain-lain sekitar 6

    10%, dengan mutu yang masih harus ditingkatkan untuk memenuhi standar

    mutu sesuai permintaan pasar. Pasar pisang di Kab. Banjar terdapat di

    Astambul. Sebagian besar pisang dikirim ke Surabaya, jumlahnya mencapai

    3 4 truck perminggu atau lebih kurang 21 28 ton tandan pisang.

    Gambaran umum tentang SCM pisang kepok di Kabupaten Banjar

    adalah sebagai berikut :

    1. Aliran Produk.

    - Petani : berperan sebagai penghasil / produsen pada mata rantai

    pertama dimana produk berawal dengan melakukan budidaya pisang

    sesuai dengan jenis/varietas, jumlah dan mutu produk yang diminta

    oleh pedagang pengumpul kabupaten / antar pulau. Jenis petani di

    Kab. Banjar dan Kalsel pada umumnya terdiri dari petani pemilik

    dan petani penggarap. Hasil panen dari petani 85 90% dijual

    kepada pencari tingkat desa dan pengumpul tingkat kecamatan,

    sedangkan yang dijual langsung ke Kota Banjarbaru dan

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    7/25

    7

    Banjarmasin antara 3 10% sedangkan yang langsung ke pengumpul

    kabupaten antara 5 8%.

    - Pencari Tingkat Desa : : berperan sebagai pengumpulan pisang dari

    petani yang tersebar di desa sentra produksi. Hasil pengumpulan

    pisang dari petani sebagian besar di jual ke pedagang pengumpul

    kecamatan antara 80 90% sedangkan ke kota Banjarbaru dan

    sekitarnya antara 5 10% dan ke kota Banjarmasin antara 3 5%.

    - Pengumpul Tingkat Kecamatan : berperan sebagai pengumpulan

    pisang dari petani dan pencari tingkat desa yang tersebar di

    kecamatan sentra produksi. Hasil pengumpulan pisang dari petani

    dan pencari tingkat desa sebagian besar di jual ke pedagang

    pengumpul tingkat Kabupaten / Antar Pulau antara 80 90%

    sedangkan ke kota Banjarbaru dan sekitarnya antara 5 10% dan

    ke kota Banjarmasin antara 3 5%.

    - Pedagang pengumpul Kabupaten / Antar Pulau : berperan sebagai

    pengumpul yang menerima produk / pisang dari petani. Pemilahan

    varietas (sortasi) dan standar mutu pisang ditentukan oleh

    pedagang pengumpul kabupaten / antar pulau berdasarkan pesanan

    dari pedagang pengecer di kota Banjarmasin, Banjarbaru dan

    sekitarnya serta pedagang pengumpul besar di Surabaya. Waktuyang dibutuhkan untuk mengumpulkan pisang dari petani, pencari

    antar desa, pengumpul kecamatan antara 6 12 jam. Pisang yang

    berhasil dikumpulkan disalurkan ke pedagang besar di Surabaya

    antara 80 90%, Pasar Kota Banjarbaru, dan Banjarmasin antara 5

    10%, ke kota lain di Pulau Kalimantan seperti Pontianak antara 3-

    5% dan sekali waktu ke Denpasar Bali berkisar antara 1 2%.

    - Pedagang besar : berperan sebagai penerima dari pedagang

    kabupaten / antar pulau di Surabaya atau kota tujuan lainnya,biasanya pisang telah dipilah (sortasi) dan dipilih (grading) oleh

    pedagang pengumpul kabupaten / antar pulau sesuai permintaan

    pedagang besar, selain itu pedagang besar juga melakukan

    pemilihan pisang bagi konsumen yang menginginkan kualitas yang

    baik / tinggi. Aliran produk dari pedagang besar di Surabaya

    adalah 70 80% disalurkan ke pasar tradisional, 20 25% ke

    pedagang gorengan atau kue, 5 10% ke pengecer / pedagang buah

    dan kurang dari 5% ke supermarket, toko buah dan konsumendengan kualitas tinggi atau pesaranan khusus.

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    8/25

    8

    - Pedagang di Pasar Tradisional: berperan sebagai penjual ke

    konsumen dalam jumlah yang besar, pada mata rantai ini disalurkan

    70 80% pisang kepok. Sistim yang digunakan adalah pisang yang

    dikirim dari pedagang besar merupakan penjulan titipan (grosir

    menitip pisang pada pengecer), untuk 2 kali pengantaran pisang,

    maka yang dibayarkan hanya pengantaran sebelumnya.

    - Pedagang gorengan : berperan sebagai pembeli tetap dari pedagang

    besar atau pedagang pasar tradisional. Pisang digunakan sebagai

    bahan baku olahan untuk produk pisang goreng atau jenis kue

    lainnya. Tingkat permintaan pada rantai ini berkisar antara 20

    25% dengan kualitas dari rendah ke sedang. Pedagang gorengan

    cenderung memilih pisang berdasarkan harga yang murah sehingga

    tidak begitu memperhatikan mutu pisang. Pedagang gorengan

    merupakan rantai yang langsung berhubungan dengan konsumen.

    - Pengecer / pedagang buah : berperan sebagai penjual ke konsumen

    dalam jumlah kecil. Sistim yang digunakan adalah pisang yang

    diambil dari pedagang besar merupakan penjualan titipan (grosir

    menitip pisang pada pengecer), untuk 2 kali pengantaran pisang,

    maka yang dibayarkan hanya pengantaran sebelumnya. Aliran

    produk pada mata rantai ini berkisar antara 5 10% yang terkaitdengan perayaan-perayaan penting (peak season).

    - Supermarket, dan toko buah : Jumlah permintaan relatif sedikit

    dibandingkan dengan pengecer namun kualitas pisang yang diminta

    relatif lebih baik dibandingkan dengan pengecer. Aliran produk

    pada mata rantai ini kurang dari 5%, permintaan biasanya terkait

    dengan kebutuhan-kebutuhan khusus.

    - Konsumen : berperan sebagai pembeli akhir dari mata rantai

    sebelumnya, merupakan pengguna akhir dari produk. Aliran produk

    pada mata rantai ini kurang dari 5%, permintaan biasanya terkait

    dengan kebutuhan-kebutuhan khusus.

    2. Aliran Dana.

    - Petani : berperan sebagai penerima dana hasil penjualan pisang.

    Untuk petani penggarap hasil dari penjualan pisang ini dibagi 3

    (tiga) bagian yaitu 30 35% untuk petani penggarap, 30 35%untuk pemilik lahan dan 30 35% untuk pengadaan saprodi. Bila

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    9/25

    9

    pengadaan saprodi dilakukan oleh petani penggarap maka dari hasil

    penjualan petani penggarap mendapat hasil mencapai 60% begitu

    pula sebaliknya.

    -

    Pencari / Pengumpul Desa : berperan sebagai pembeli hasil panenpisang dan berperan sebagai penalang biaya saprodi. Pencari

    tingkat desa ini biasanya memberikan uang persekot atau pinjaman

    untuk mendapatkan pisang dari petani sebagai ikatan jual-beli.

    Untuk petani yang saprodinya ditalangi (ditanggung), maka jumlah

    uang dari hasil penjualan akan dikurangi biaya saprodi atau hutang.

    Modal kerja pencari desa berasal dari pedagang pengumpul

    kecamatan atau kabupaten atau langsung dari pedagang antar

    pulau.

    - Pengumpul Tingkat Kecamatan : berperan sebagai pembeli hasil

    panen pisang dari petani atau pencari tingkat desa dan berperan

    sebagai penanggung biaya saprodi. Pencari tingkat kecamatan ini

    biasanya memberikan uang persekot / ijon atau pinjaman untuk

    mendapatkan pisang dari petani / pencari desa sebagai ikatan jual-

    beli. Modal kerja pengumpul tingkat kecamatan berasal dari

    pedagang pengumpul kabupaten atau langsung dari pedagang antar

    pulau.- Pedagang pengumpul Kabupaten / Antar Pulau : berperan sebagai

    pembeli hasil panen pisang dari pedagang pengumpul kecamatan,

    pencari desa dan petani serta menyediakan saprodi bagi pencari

    desa / petani. Pedagang pengumpul kabupaten biasanya

    memberikan uang modal kerja kepada pedagang pengumpul

    kecamatan atau persekot / pinjaman kepada pencari desa dan

    petani agar pisang yang dihasilkan oleh pengumpul kecamatan,

    pencari desa dan petani dijual kepadanya.

    - Pedagang besar : berperan sebagai pemberi dana operasional bagi

    pedagang kabupaten / antar pulau. Jumlah dana disesuaikan dengan

    jumlah pisang yang diminta. Sistem pembayaran yang digunakan

    adalah uang dimuka artinya uang dikirimkan ke pedagang antar

    pulau terlebih dahulu dan menetapkan waktu penerimaan barang.

    - Pedagang di Pasar Tradisional: membayar jumlah tagihan

    pengiriman pisang sebelumnya. Sistem pembayaran yang digunakanadalah sistem pembayaran tunai dan tunda. Pembayaran tunda

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    10/25

    10

    adalah pisang yang dibeli pada priode sebelumnya wajib dibayar,

    sedangkan pisang yang dibeli sekarang dipandang sebagai titipan

    sehingga pola yang digunakan adalah 2 kali kirim 1 kali bayar.

    -

    Pedagang gorengan : membayar jumlah pembelian sesuai denganjumlah pisang yang dibeli atau dipesan. Sistem yang biasa

    digunakan adalah tunai.

    - Pengecer / pedagang buah : membayar jumlah tagihan pengiriman

    pisang sebelumnya. Sistem pembayaran yang digunakan adalah

    sistem pembayaran tunai dan tunda. Pembayaran tunda adalah

    pisang yang dibeli pada priode sebelumnya wajib dibayar,

    sedangkan pisang yang dibeli sekarang dipandang sebagai titipan.

    -Supermarket, dan toko buah : membayar jumlah pembelian sesuaidengan jumlah pisang yang dibeli atau dipesan. Sistem yang biasa

    digunakan adalah tunai.

    - Konsumen : membayar jumlah pembelian sesuai dengan jumlah

    pisang yang dibeli atau dipesan. Sistem yang biasa digunakan

    adalah tunai.

    3.

    Aliran aktivitas

    - Petani : memanen pisang sesuai dengan jumlah permintaan dari

    pencari tingkat desa atau pedagang pengumpul kecamatan, jenis

    pisang dan waktu panen yang telah ditetapkan oleh pencari tingkat

    desa / pedagang pengumpul kecamatan atau kabupaten. Untuk

    petani penggarap biasanya melakukan pemanenan sendiri. Pisang

    dari kebun biasanya masih dalam bentuk tandanan.

    - Pencari Tingkat Desa : memanen pisang ke kebun petani sesuai

    dengan jumlah uang yang diberikan kepada petani atau jumlah

    pisang yang dapat dipanen, jenis pisang dan waktu panen yang telah

    ditetapkan oleh pedagang pengumpul kabupaten / pedagang antar

    pulau. Kegiatan lain yang dilakukan adalah melakukan pengiriman

    dan memenuhi saprodi yang dibutuhkan oleh petani.

    - Pengumpul Tingkat Kecamatan : berperan sebagai pengumpulan

    pisang dari petani dan pencari tingkat desa yang tersebar di

    kecamatan sentra produksi.

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    11/25

    11

    Kegiatan lain yang dilakukan adalah melakukan pengiriman dan

    memenuhi saprodi yang dibutuhkan oleh petani. Biasanya pisang

    akan dikirim bila telah terkumpul sebanyak - 1 truck, dan waktu

    pengiriman paling lambat 6 jam setelah terkumpul. Bila pisang

    hanyak terkumpul truck, maka untuk memenuhi muatan truck

    akan dimuat komoditas lain.

    - Pedagang pengumpul Kabupaten / Antar Pulau : memenuhi jumlah

    pesanan, jenis pisang dan standar yang telah ditetapkan oleh

    pedagang pengumpul antar pulau atau pedagang pengumpul besar.

    Selain itu memenuhi saprodi yang dibutuhkan oleh pencari tingkat

    kecamatan atau petani. Sistem yang berlaku di tingkat pedagang

    pengumpul Kabupaten / antar Pulau adalah untuk pisang kepok

    dangan ukuran tandan besar (kelas super dan A) dihitung 2 tandan

    ukuran sedang (kelas B) dengan kata lain 1 : 2, sedangkan kelas C

    atau BS dipasarkan dipasar lokal / setempat.

    Melakukan penyeleksian varietas, sortasi dan grading ulang agar

    sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pedagang besar

    (grosir). Kegiatan lain adalah melakukan pemuatan ke truk dan

    pengurusan surat jalan untuk pengiriman antar pulau. Pengiriman

    dilakukan paling lambat 12 jam setelah pisang terkumpul.Sedangkan target waktu yang ditetapkan untuk pengiriman pisang

    sampai ke Surabaya adalah antara 18 24 jam.

    - Pedagang besar : berperan sebagai penerima dari pedagang

    kabupaten / antar pulau di Surabaya atau kota tujuan lainnya.

    Biasanya Produk tersebut telah dipilah (sortasi) dan dipilih

    (grading) oleh pedagang pengumpul kabupaten / antar pulau sesuai

    permintaan pedagang besar, selain itu pedagang besar juga

    melakukan pemilihan pisang bagi konsumen yang menginginkan

    kualitas yang baik / tinggi. Aliran produk dari pedagang besar di

    Surabaya adalah 70 80% disalurkan ke pasar tradisional, 20

    25% ke pedagang gorengan atau kue, 5 10% ke pengecer /

    pedagang buah dan kurang dari 5% ke supermarket, toko buah dan

    konsumen dengan kualitas tinggi atau pesaranan khusus.

    -

    Pedagang di Pasar Tradisional: Melakukan pemesanan ke pedagangantar pulau atau pedagang pengumpul kabupaten, menetapkan

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    12/25

    12

    standar pisang yang dikirim, menghitung jumlah kebutuhan pisang,

    dan memenuhi jumlah pesanan. Disamping itu juga melakukan

    penyisiran dan pemeraman, standar harga dan mutu pisang yang

    dijual ke konsumen, pengecer, pedagang gorengan, supermarket,

    toko buah.

    - Pedagang gorengan / kue : menyiapkan tempat penjualan,

    melakukan penjualan, melakukan pengambilan dan pemilihan pisang

    sesuai dengan jumlah kebutuhan dan daya jual. Untuk pedagang

    gorengan / kue melakukan pengolahan atau penggorengan pisang

    untuk menghasilkan pisang goreng / kue.

    - Pengecer / pedagang buah : menyiapkan tempat penjualan,

    melakukan penyisiran dan pemeraman, dan penjualan, melakukanpengambilan dan pemilihan pisang sesuai dengan jumlah permintaan

    / daya jual dan kebutuhan. Melakukan promosi untuk meningkatkan

    penjualan.

    - Supermarket, dan toko buah : menyiapkan tempat penjualan,

    melakukan penyisiran, pemeraman dan penjualan, melakukan

    pengambilan dan pemilihan pisang sesuai dengan jumlah permintaan

    / daya jual dan kebutuhan. Melakukan promosi untuk meningkatkan

    penjualan.

    - Konsumen : memilih pisang sesuai dengan kebutuhan sebagai pisang

    segar atau olahan.

    4. Aliran pelayanan.

    - Petani : mengumpulkan pisang yang telah dipanen lalu diletakkan

    dipinggir jalan kebun untuk memudahkan pengangkutan ke desa /

    tempat pengumpulan sementara.

    - Pencari tingkat desa : memanen pisang dari kebun petani atau

    mengumpulkan pisang yang telah dipanen lalu diletakkan dipinggir

    jalan kebun untuk memudahkan pengangkutan ke desa / tempat

    pengumpulan sementara atau mengangkut pisang yang telah

    dikumpulkan dipinggir jalan desa, kemudian diangkut ke tempat

    pengumpulan / penyimpanan. Menyediakan dana saprodi atau

    pinjaman kepada petani. Memasarkan pisang ke konsumen lokal atau

    pasar lokal.

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    13/25

    13

    - Pengumpul tingkat kecamatan : mengumpulkan pisang dari kebun

    petani atau mengangkut pisang yang telah dikumpulkan dipinggir

    jalan desa, kemudian diangkut ke tempat pengumpulan /

    penyimpanan. Menyediakan dana saprodi atau pinjaman kepada

    petani. Memasarkan pisang ke konsumen lokal atau pasar lokal.

    - Pedagang pengumpul Kabupaten / Antar Pulau : memasarkan pisang

    ke konsumen lokal, pasar kecamatan dan pasar pisang Astambul.

    Banjarbaru atau Banjarmasin, pengriman pisang ke kota / daerah

    lain di Pulau Kalimantan seperti Balikpapan, Surabaya dan sekali

    waktu ke Denpasar, Bali. Menyediakan dana saprodi atau pinjaman

    kepada petani dan memberikan modal kerja kepada pencari tingkat

    kecamatan.

    - Pedagang besar : memasarkan pisang ke pedagang di pasar

    tradisional, pedagang gorengan, pengecer / pedagang buah,

    supermarket dan toko buah. Menyediakan modal kerja kepada

    pedagang pengumpul kabupaten / antara pulau.

    - Pedagang di Pasar Tradisional: berperan untuk memasarkan pisang

    ke konsumen dan melakukan promosi.

    - Pedagang gorengan / kue : melakukan pengolahan bahan baku,

    merupakan rantai yang langsung berhubungan dengan konsumen.

    Selain itu berperan untuk memasarkan pisang ke konsumen dan

    melakukan promosi.

    - Pengecer / pedagang buah : berperan untuk memasarkan pisang ke

    konsumen dan melakukan promosi.

    - Supermarket, dan toko buah : berperan untuk memasarkan pisang

    ke konsumen dan melakukan promosi.

    - Konsumen : berperan sebagai pembeli / pengguna akhir dari mata

    rantai sebelumnya dan menilai mutu produk yang dihasilkan oleh

    rangkaian mata rantai pasokan.

    5. Aliran Informasi.

    - Petani : waktu dan varietas pisang yang ditanam, jumlah pohon, dan

    lokasi kebun, kebutuhan saprodi dan modal usaha.

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    14/25

    14

    - Pencari tingkat desa : waktu dan vareitas pisang yang ditanam,

    jumlah pohon, dan lokasi kebun, saprodi dan permodalan yang

    dibutuhkan petani, waktu panen, varietas dan harga, standar mutu,

    teknologi, jumlah kebutuhan, jenis transportasi dan modal kerja.

    - Pengumpul tingkat kecamatan : waktu panen, varietas dan harga,

    standar mutu, teknologi, jumlah kebutuhan, jenis transportasi dan

    modal kerja.

    - Pedagang pengumpul kabupaten / antar pulau : waktu panen,

    varietas dan harga, standar mutu, teknologi, jumlah kebutuhan,

    biaya dan jenis transportasi dan modal kerja. standar mutu pisang,

    harga, waktu pengiriman, jumlah kebutuhan, jenis pengepakan,

    biaya dan jenis transportasi.- Pedagang besar : harga, standar pisang mutu, tingkat kebutuhan,

    waktu pengriman dan wilayah penjualan.

    - Pedagang di Pasar Tradisional : Harga, klas (ukuran), jumlah dan

    waktu permintaan, tingkat kebutuhan dan daya beli konsumen.

    - Pedagang gorengan : Harga, klas (ukuran) dan jumlah kebutuhan.

    - Pengecer / pedagang buah : Harga, klas (ukuran), jumlah dan waktu

    permintaan, tingkat kebutuhan dan daya beli konsumen.

    - Supermarket, dan toko buah : Harga, klas (ukuran), jumlah dan

    waktu permintaan, tingkat kebutuhan dan daya beli konsumen.

    - Konsumen : Harga, mutu dan jumlah kebutuhan pisang, preferensi

    dan referensi.

    Pisang kepok dari Kalimantan Selatan khususnya dari Astambul di

    pasarkan ke 4 pasar pisang besar di kota Surabaya yaitu : Pasar BendulMerisi-Wonokromo, Patean, Pakis dan Simo. Usaha ini merupakan matapencaharian pokok bagi pedagang dengan modal sendiri diatas 50 jutarupiah, sedangkan pada saat permintaan meningkat diperlukan modalhingga lebih dari 80 juta rupiah.

    Perdagangan dilakukan berdasarkan pengalaman usaha yang telahdilakukan puluhan tahun dengan dasar saling mempercayai antara petani,pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer atau pesanan

    khusus. Pisang dikirim dalam bentuk tandanan agar memiliki daya tahan dandaya simpanan yang lama. Untuk 1 (satu) truk dapat diangkut 1.200 1.500

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    15/25

    15

    sisir pisang. Komposisi pisang dalam satu truck dengan muatan 5 7 tonuntuk 1 (satu) kali pengiriman adalah pisang kelas Super dan A denganbobot 1,7 kg/ sisir sejumlah antara 500 800 tandan atau 30 50%,sedangkan kelas B dengan bobot antara 1, 1,6 kg antara 700 1.000

    tandan atau 45 70. Untuk kelas C dengan bobot antara < 1,0 kg dikirm kepasar lokal. Sedangkan penggunaan pisang kepok adalah sebagai bahanbaku olahan untuk pisang goreng, kue atau tepung pisang

    Secara umum diagram aliran produk, aliran dana, aliran pelayanan danaliran informasi pada SCM Pisang Kepok adalah seperti dibawah ini :

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    16/25

    16

    Gambar 1. Aliran Produk Pisang Kepok

    PEDAGANG PENGUMPUL

    KABUPATEN / ANTAR PULAU

    Ke Pulau BaliKe Kota Lain di

    Kalimantan

    KONSUMEN KOTABANJARMASIN

    DAN SEKITARNYA

    PENCARI TK. DESA& PENGUMPUL

    KEC

    PASAR KOTABANJARBARU DAN

    SEKITARNYA

    Pemilik Lahan lebih dari 2 HaPemilik Lahan kurang dari 2 Hadan Penggarap

    P E T A N I

    PEDAGANG BESAR SURABAYA

    PEDAGANG

    GORENGANPENGECER/

    PEDAGANG BUAH

    K O N S U M E N

    PASAR

    TRADISIONAL

    SUPERMARKET /

    TOKO BUAH

    70 80% 20 25%

    < 5%

    5 10% < 5%

    35 50% 80 90%

    5 8%

    1 2%

    3 5%

    < 35 10%

    5 10%

    80 90%

    3 5%

    5 10%

    85 90% 5 8%

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    17/25

    17

    Gambar 2. Aliran Dana

    PEDAGANG PENGUMPUL

    KABUPATEN / ANTAR PULAU

    Ke Pulau BaliKe Kota Lain di

    Kalimantan

    KONSUMEN KOTABANJARMASIN

    DAN SEKITARNYA

    PENCARI TK. DESA& PENGUMPUL

    KEC

    PASAR KOTABANJARBARU DAN

    SEKITARNYA

    Pemilik Lahan lebih dari 2 HaPemilik Lahan kurang dari 2 Hadan Penggarap

    P E T A N I

    PEDAGANG BESAR SURABAYA

    PEDAGANG

    GORENGANPENGECER/

    PEDAGANG BUAH

    K O N S U M E N

    PASAR

    TRADISIONAL

    SUPERMARKET /

    TOKO BUAH

    Keterangan :Tunai :Konsinyasi :

    Pinjaman / Pengikat :

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    18/25

    18

    -Perngolahan

    -Penjualan

    Gambar 3. Aliran Aktivitas

    PEDAGANG PENGUMPUL

    KABUPATEN / ANTAR PULAU

    Ke Pulau BaliKe Kota Lain di

    Kalimantan

    KONSUMEN KOTABANJARMASIN

    DAN SEKITARNYA

    PENCARI TK. DESA& PENGUMPUL

    KEC

    PASAR KOTA

    BANJARBARU DANSEKITARNYA

    Pemilik Lahan lebih dari 2 HaPemilik Lahan kurang dari 2 Hadan Penggarap

    P E T A N I

    PEDAGANG BESAR SURABAYA

    PEDAGANG

    GORENGANPENGECER/

    PEDAGANG BUAH

    K O N S U M E N

    PASAR

    TRADISIONAL

    SUPERMARKET /

    TOKO BUAH

    -Penyisiran,-Pemeraman

    -Penjualan

    -Promosi.

    -Pemesanan, jual

    -Pengkelasan danharga

    -Bayar transportasi

    -Pengumpulan-sortasi dan grading

    -pengangkutan antar

    pulau

    -Penjualan

    -Promosi,

    -Panen-sortasi dan grading-penyimpanan-pengangkutan-saprodi

    -Budidaya-Panen-Pengangkutan

    -Penyisiran,

    -Pemeraman

    -Penjualan

    -Promosi.

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    19/25

    19

    Gambar 4. Aliran Pelayanan

    PEDAGANG PENGUMPUL

    KABUPATEN / ANTAR PULAU

    Ke Pulau BaliKe Kota Lain di

    Kalimantan

    KONSUMEN KOTABANJARMASIN

    DAN SEKITARNYA

    PENCARI TK. DESA& PENGUMPUL

    KEC

    PASAR KOTA

    BANJARBARU DANSEKITARNYA

    Pemilik Lahan lebih dari 2 HaPemilik Lahan kurang dari 2 Hadan Penggarap

    P E T A N I

    PEDAGANG BESAR SURABAYA

    PEDAGANG

    GORENGANPENGECER/

    PEDAGANG BUAH

    K O N S U M E N

    PASAR

    TRADISIONAL

    SUPERMARKET /

    TOKO BUAH

    -Pemasaran -Pemasaran-Promosi

    -Pemasaran -Pemasaran

    -Pengangkutan,-Pemasaran-Promosi

    -Kredit non formal

    -Saprodi-Pemasaran

    -Kredit non formal

    -Pemasaran

    -Pengangkutan-Kredit non formal

    -Panen, pengangkutan,-Pemasaran-Penyediaan saprodi-Kredit non formal

    -Produk,-Pengakutan hasilpanen

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    20/25

    20

    Gambar 5. Aliran Informasi

    PEDAGANG PENGUMPUL

    KABUPATEN / ANTAR PULAU

    Ke Pulau BaliKe Kota Lain di

    Kalimantan

    KONSUMEN KOTABANJARMASIN

    DAN SEKITARNYA

    PENCARI TK. DESA& PENGUMPUL

    KEC

    PASAR KOTABANJARBARU DAN

    SEKITARNYA

    Pemilik Lahan lebih dari 2 HaPemilik Lahan kurang dari 2 Hadan Penggarap

    P E T A N I

    PEDAGANG BESAR SURABAYA

    PEDAGANG

    GORENGANPENGECER/

    PEDAGANG BUAH

    K O N S U M E N

    PASAR

    TRADISIONAL

    SUPERMARKET /

    TOKO BUAH

    Keterangan :Satu arah :

    Dua arah :

    -Kebutuhan

    -Harga dan produk -Harga dan produk,-Promosi

    -Harga dan produk,

    -

    Tingkat Kebutuhan,-Waktu pengiriman-Standar Mutu-Promosi

    -Harga dan produk,-Promosi

    -Harga dan produk,

    -Waktu panen,-Harga dan produk-Pengiriman

    -

    Transportasi dan teknologi

    -

    Harga dan produk,-Promosi

    -Harga dan produk

    -Harga danproduk

    -Harga dan produk

    -Waktu panen,-Harga dan produk-Pengiriman-Transportasi dan

    teknologi

    -Budidaya dan Produk-Permodalan

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    21/25

    21

    Standar pisang kepok yang dijual adalah sebagai berikut :

    Tabel 2. Standar Pisang Kepok yang Diperdagangkan

    N0. KELAS Bobot Persisir(Kg)

    Harga pertandan(Rp)

    1 Super dan A 1,7 9.000 9.200

    2 B 1,0 1,6 4.500 4.000

    3 C / BS < 1,0 < 3.000

    Proses transaksi dilakukan dengan dua sistem yaitu pembayaran tunai

    dan pembayaran tunda. Pembayaran tunai yaitu pembayaran langsung

    setelah transaksi sesuai dengan jumlah yang ada sedangkan pembayarantunda ialah pembayaran dilakukan jika pisang telah laku terjual dalam

    jumlah tertentu atau menurut waktu yang telah disepakati. Kedua sistem

    pembayan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan

    menuntut kompensasi. Untuk pembayaran tunai biasanya harga sedikit

    lebih rendah (insentif) dibandingkan dengan pembayaran tunda.

    Tabel 3. Sebaran Margin pada rantai pasokan pisang kepok.

    NO STAKEHOLDERHarga JualPertandan

    (RP.)

    Harga BeliPertandan

    (RP.)

    Laba KotorPertandan

    (RP.)

    MarginPertandan

    (RP.)

    BiayaPertandan

    (RP.)

    LabaBersih

    Pertandan(RP.)

    1 Petani 5.000 - 5.00020

    1.500 3.500

    2 Pencari Tingkat Desa 7.000 5.000 2.0008

    500 1.500

    3 Pengumpul Tk. Kec. 8.000 7.000 1.0004

    500 500

    4Pengum. Kab./ AntarPulau 9.200 8.000 1.200

    5500 700

    5 Pedagang Besar 18.000 9.200 8.800 35 5.500 3.300

    6 Ped. Tradisional, 25.000 18.000 7.00028

    1.000 6.000

    Eceran, Tk. Buah

    Jumlah 100

    Sebaran besarnya persentase keuntungan (margin) dari harga

    penjualan pisang ke konsumen tergantung pada biaya yang dikeluarkan

    dalam aktivitas untuk membeli / menghasilkan pisang dan panjang

    pendeknya rantai pasokan (pola pasokan) pada komoditas pisang kepok.

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    22/25

    22

    Keuntungan (margin) terbesar untuk satu tandan dinikmati oleh pedagang

    besar, pedagang tradisional dan iikuti oleh petani sedangkan pada pencari

    desa, pedagang pengumpul kecamatan, dan pedagang kabupaten / antar

    pulau relative sama besar. Namun bila dilihat dari volume penjualan maka

    keuntungan terbesar dinikmati oleh pedagang besar, pedagang antar pulau

    / pedagang pengumpul kabupaten dan pencari tingkat kecamatan. Hal ini

    menunjukkan bahwa volume produksi/ skala usaha sangat berperan dalam

    usaha agribisnis pisang khususnya pisang kepok.

    Kondisi Pengembangan Pisang Kepok

    Hasil pengamatan lapang pengembangan pisang kepok secara singkat

    dapat disampaikan sebagai berikut :1. Potensi pengembangan pisang kepok di Kalimantan Selatan

    relative masih besar untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar,

    2. Karena daya tahan dan daya simpan yang tinggi dalam pengiriman

    dan memiliki rasa, aroma dan tektur yang legit sebagai pisang

    goreng / olahan, maka pengembangan pisang kepok memiliki daya

    saing yang tinggi sebagai bahan baku industri rumah tangga

    maupun industri kecil.

    3.

    Usahatani pisang memerlukan biaya produksi terutama untukpengadaan sarana produksi (saprodi) seperti pupuk dan pestisida,

    dengan harga pupuk dan pestisida yang relatif mahal

    menyebabkan petani kurang memperhatikan perawatan dan

    pemeliharaan kebun dengan baik.

    4. Belum perjalannya kelompok tani secara baik.

    5. Budidaya pisang kepok pada umumnya belum menerapkan teknologi

    budidaya yang baik dan benar sehingga bobot buah pisang kepok

    semakin menurun pada setiap periode penanaman ditandai olehmenurunnya presentase kelas super, A dan B yang dikirimkan ke

    pedagang pengumpul kabupaten / antar pulau, hal ini berakibat

    pada menurunnya tingkat harga dan penjualan.

    6. Pada umumnya tingkat kematangan pisang yang dikirim kurang

    baik dengan tingkat kematangan antara 60 75%, hal ini

    dilakukan dengan dasar untuk meningkatkan daya tahan dan daya

    simpan sehingga pisang dipanen pada umur muda (belum masak

    optimal), akibatnya mutu pisang yang dijual dibawah mutu produkyang dapat dihasilkan.

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    23/25

    23

    7. Terjadinya kesenjanganan produksi dan mutu pisang di tingkat

    produsen (petani dan pengumpul) dengan pedagang besar sebagai

    pelaku pemasaran ketika terjadi panen raya yaitu bulan Maret

    sampai Juli karena permintaan untuk pisang pada bulan tersebut

    relatif rendah.

    8. Penanganan segar, pengepakan dan pengiriman yang belum

    memadai untuk mempertahankan mutu pisang.

    9. Skala usaha yang relatif kecil / sempit menyebabkan ongkos

    produksi menjadi mahal, penjualan yang dilakukan sendiri-sendiri

    mengakibatkan posisi tawar petani terhadap pedagang menjadi

    lemah sehingga harga jual ditingkat petani menjadi rendah dan

    berfluktuasi sedangkan di tingkat grosir relative baik dan stabil.

    Pembagian keuntungan antar pelaku usaha pisang belumproporsional.

    10. Jarak pengriman yang membutuhkan waktu antara 18 24 jam

    untuk sampai di Surabaya. Hal ini menuntut daya tahan dan daya

    simpan pisang yang tinggi dengan mengorbankan mutu pisang yang

    dihasilkan.

    11. Biaya pengiriman dan pengakutan yang tinggi.

    12. Jaringan pemasaran yang baik karena hubungan usaha yang saling

    membutuhkan dan menguntungkan antara pedagang eceran danpedagang besar,

    Upaya yang dapat dilakukan

    Untuk dapat mengatasi permasalahan dan memanfaatkan potensi yang

    ada dalam pengembangan pisang, maka upaya yang dapat dilakukan adalah

    dengan :

    a. Melaksanakan budidaya yang baik dan benar melalui penerapan

    prosedur operasional standar (POS) untuk meningkatkan produksi

    sehingga dapat dihasilkan produk sesuai standar mutu pisang yang

    dibutuhkan pasar dan mampu meningkatkan pendapatan petani

    b. Penerapan teknologi penanganan segar dan pascapanen sebagai

    upaya dalam mempertahankan mutu pisang dan menekan tingkat

    kehilangan hasil sehingga mampu menekan resiko kerugian usaha,

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    24/25

    24

    c. Penanganan pengakutan yang baik dengan pengemasan, penataan

    dan penempatan buah yang benar untuk mengurangi tingkat

    kerusakan selama pengangkutan dan menekan biaya pengangkutan

    sehingga dapat memberikan harga yang kompetitive,

    d.

    Menerapkan kalender produksi agar dapat mengatur tingkat

    produksi dan harga yang sesuai dengan tingkat kebutuhan pasar,

    e. Pembinaan penguatan permodalan petani dan kelembagaan /

    kelompok tani sehingga memudahkan dalam pembinaan teknologi,

    f. Promosi produk sebagai upaya memperluas peluang pasar, dan

    informasi harga dan tingkat permintaan untuk menekan kerugian

    usaha,

    Penutup

    Penerapan rantai pasokan (Supply Chain Management) sangat

    diperlukan untuk mendorong pengembangan pisang kepok di Kalimantan

    Selatan khususnya di Kabupaten Banjar. Agar penerapan Supply Chain

    pada pisang kepok berhasil perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    a) Pengembangan usaha agribisnis pisang terkait dengan permintaan

    pasar. Sedangkan tingkat permintaan pasar berdasarkan tingkat

    kebutuhan dari pelanggan. Oleh karena itu untuk pengembangan pisang

    dibutuhkan pemahaman terhadap pelanggan dan konsumen.

    b) Penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar melalui penerapan

    prosedur operasional standar bertujuan untuk menyediakan produk

    dengan benar dengan mutu dan jenis sesuai permintaan konsumen,

    c) Agar penyebaran margin proporsional kepada semua mata rantai

    pasokan membutuhkan penataan rantai pasokan yang melibatkan

    pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam usahaagribisnis pisang sehingga dapat menciptakan hubungan yang efektif

    antar pelaku rantai pasokan.

    d) Pengadaan dan distribusi produk yang tepat membutuhkan teknologi

    yang memadai dan sarana komunikasi dan informasi yang lancar

    sehingga dapat menekan tingkat kerusakan, biaya pengakutan,

    pengaturan penanaman dan panen, menekan kehilangan hasil dan

    menjaga agar mutu pisang tetap baik,

  • 7/24/2019 Pisang Kepok Banjar, Supply Chain.pdf

    25/25

    Untuk mendorong pengembangan pisang kedepan, Direktorat Budidaya

    Tanaman Buah mempunyai program antara lain :

    1. Koordinasi dan Sinkronisasi Program dengan Instansi Terkait,

    2. Apresiasi Peningkatan Mutu Melalui Penerapan SPO,

    3.

    Fasilitasi Pengembangan Kebun Buah Percontohan,

    4. Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan Tani Buah,

    5. Fasilitasi Pengembangan Asosiasi dan Peningkatan Jalinan

    Kemitraan,

    6. Promosi investasi dan peningkatan konsumsi.

    Dengan program diatas diharapkan akan mampu memacu target

    produksi, produktivitas dan mutu berlandaskan kondisi sekarang dan

    kontribusi komoditas tersebut dalam perdagangan serta memberigambaran secara utuh bagi arah kebijakan dan program pengembangan

    pisang.

    Daftar Pustaka

    Bappeda Kab. Banjar, 2004. Kabupaten Banjar Dalam Angka.Bappeda Kab. Banjar Bekerjasama Dengan Badan Pusat Statistik Kab.

    Banjar. Martapura.Direktorat Tanaman Buah, Identifikasi Sentra Produksi Pisang,2006. Dit. Budidaya Tanaman Buah. Direktorat Jenderal Hortikultura.Jakarta.

    Direktorat Tanaman Buah. 2004. Artikel Year Book Pisang 2004.Direktorat Tanaman Buah. Jakarta.

    Direktorat Jenderal Hortikultura,. 2005. Angka Tetap KomoditasHortikultura Tahun 2004. Direktorat Jenderal Hortikultura. Jakarta.

    Kotler, Philip. 2003. markering Management. Elevent Edition.

    Prentice Hall. New Jersey.Kuntarsih, Sri. 2006. Makalah Pengembangan Buah-buahan

    Berbasisi Mutu Dalam Kerangka SCM. Makalah. Direktorat Tanaman Buah.Jakarta.

    Levy, Michel; Weitz A Barton. 2001. Retailing Management. McGrow Hill. New York.

    Poerwanto, Roedhy. 2004. Strategi Pengembangan Buah-buahan danPeningkatan Kualitas Buah di Indonesia. Makalah. Direktorat TanamanBuah. Jakarta.