pipa pertamina an belanda banyak dicuri

2
Pipa Pertamina Peninggalan Belanda Banyak Dicuri Diposkan oleh nasir andit Manager Legal dan Operation Pertamina EP Region Sumatera Agustinus menerima Kary dan H Ahmad yang melaporkan pencurian pipa tua kes Hindia Belanda. Palembang: As negaraberupapipa penyaluran minyak peninggalan Belanda di wilayahoperasional Pertamina EP Region Sumatra, khususnya di wilayah Prabumulih banyak yan Bahkan, diduga pipa tersebut juga dijual oleh pihak Pertamina. Kuasa PT Vero Baj yang mendapat kuasa dari Yayasan Krida Caraka Bhumi (YKCB), H Ahmad Kamis (8/9) mengungkapkan bahwa pipa tua yang mestinya diawasi dan amankan oleh Pertamina te telah dijual dan dilelang. “Padahal, mestinya penggunaan pipa tua terse harus seizin Menteri Keuangan. Juga Pertamina tidak berhaka menjual ata pipa-pipa tua tersebut. Karena, melalui PT Vero Baja Utama sebanyak 7.500 ton te melalui YKCB. Saat ini, masih sekiatar 1.000 ton lagi yang belum diam Prabumulih dan Pendopo Sumsel,” ujarnya. Kenyataannya, berdasarkan temua di ternyata besi pipa ukuran 8 in jalur Pendopo ke Plaju dengan nomor asset 2003566 1940 telah diborongkan pada 7 Juli 2008 oleh Pertamina EP Field Pendo Pandawa Lima Amartapura sebanyak 18.300 meter dan telah dijual ke Jambi. Lalu pa November 2009 pipa di jalur yang sama juga diborongkan kembali oleh P Pendopo kepada PT Pratama Agung Mandiri sebanyak 8.500 meter. Lalu dij dipasangkan di line b aru di Pertamiana UP III Plaju. “Padahal mestinya unttu harus menggunakan pipa baru,” tambah Ahmad.Karenanya, sebagai kuasda dar Baja Utama, Ahmad mempertanyakaan keberadaan pipa-pipa tua tersebut. Keberadaan Vero Baja Utama sendiri, menurut Ahmad, sesuai Keputusan mentri Pertamb 732K/96/MPE/1989 tertanggal 11 Juli 1989 yang menunjuk dan menugaskan Yayasan Kr Caraka Bhumi sebagai pelaksana pengumpulan dan penjualan besi tua/pipa di wilaya Pertamina. Lalu, YKCB kontrak dengan PT Vero Baja Utama sebagai pihak ketiga seb 7.500 ton. Saata masih tersisa 4.378 ton, pihak Vero Baja menjualnya kepada H Ac pada tahun 2002 dana telah di realisasikan hingga 2003 dan masih tersisa 1.128 t pipa-pipa di jalur tersebut telah disurvey pada tahun 2006 lalu oleh Prabumulih dan Pendopo bersama YKCB cq PT Vero Baja Utama. Sebanyak 19.500 meter Dan sudah jelas milik ESDM cq YKCB yang telah dikontrakkan kepada PT Utama.Sementara Manager Legal dan Operation Pertamina EP Region Sumatera Agustin didampingi Asisten Manager Humas Bambang Budi Utomo, menyatakan bahwa persoalan pipa tua tidaka hanya terjadi di wilayah Sumsel tapi juga di seluruh Indonesia. Pertamina tidak mencuri asset negara. Justru Pertamina mengelolanya sesu sebagai operator. Soal informasi dari pihak Vero Baja Utama, kami masih akan pel ujarnya. (sir) Vence Rumangkang Diadukan Menipu Rp 1,6 M Diposkan oleh nasir andit Palembang:

Upload: mars-hendra

Post on 22-Jul-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pipa Pertamina Peninggalan Belanda Banyak Dicuri Diposkan oleh nasir andit Manager Legal dan Operation Pertamina EP Region Sumatera Agustinus menerima Karyono dan H Ahmad yang melaporkan pencurian pipa tua kes Hindia Belanda. Palembang: Aset negara berupa pipa penyaluran minyak peninggalan Belanda di wilayah operasional Pertamina EP Region Sumatra, khususnya di wilayah Prabumulih banyak yang dicuri. Bahkan, diduga pipa tersebut juga dijual oleh pihak Pertamina. Kuasa PT Vero Baja Utama, yang mendapat kuasa dari Yayasan Krida Caraka Bhumi (YKCB), H Ahmad Kamis (8/9) mengungkapkan bahwa pipa tua yang mestinya diawasi dan amankan oleh Pertamina ternyata telah dijual dan dilelang. Padahal, mestinya penggunaan pipa tua tersebut oleh Pertamina harus seizin Menteri Keuangan. Juga Pertamina tidak berhaka menjual ataupun melelang pipa-pipa tua tersebut. Karena, melalui PT Vero Baja Utama sebanyak 7.500 ton telah dibeli melalui YKCB. Saat ini, masih sekiatar 1.000 ton lagi yang belum diambil di wilayah Prabumulih dan Pendopo Sumsel, ujarnya. Kenyataannya, berdasarkan temua di lapangan ternyata besi pipa ukuran 8 in jalur Pendopo ke Plaju dengan nomor asset 200356606 tahun 1940 telah diborongkan pada 7 Juli 2008 oleh Pertamina EP Field Pendopo kepada PT Pandawa Lima Amartapura sebanyak 18.300 meter dan telah dijual ke Jambi. Lalu pada 30 November 2009 pipa di jalur yang sama juga diborongkan kembali oleh PT EP Field Pendopo kepada PT Pratama Agung Mandiri sebanyak 8.500 meter. Lalu dijual sebagian dipasangkan di line baru di Pertamiana UP III Plaju. Padahal mestinya unttuk jalur baru harus menggunakan pipa baru, tambah Ahmad.Karenanya, sebagai kuasda dari PT Vero Baja Utama, Ahmad mempertanyakaan keberadaan pipa-pipa tua tersebut. Keberadaan PT Vero Baja Utama sendiri, menurut Ahmad, sesuai Keputusan mentri Pertambangan No 732K/96/MPE/1989 tertanggal 11 Juli 1989 yang menunjuk dan menugaskan Yayasan Krida Caraka Bhumi sebagai pelaksana pengumpulan dan penjualan besi tua/pipa di wilayah kuasa Pertamina. Lalu, YKCB kontrak dengan PT Vero Baja Utama sebagai pihak ketiga sebanyak 7.500 ton. Saata masih tersisa 4.378 ton, pihak Vero Baja menjualnya kepada H Achmad pada tahun 2002 dana telah di realisasikan hingga 2003 dan masih tersisa 1.128 ton. Apalagi, pipa-pipa di jalur tersebut telah disurvey pada tahun 2006 lalu oleh tim Pertamina Field Prabumulih dan Pendopo bersama YKCB cq PT Vero Baja Utama. Sebanyak 19.500 meter. Dan sudah jelas milik ESDM cq YKCB yang telah dikontrakkan kepada PT Vero Baja Utama.Sementara Manager Legal dan Operation Pertamina EP Region Sumatera Agustinus didampingi Asisten Manager Humas Bambang Budi Utomo, menyatakan bahwa persoalan pipa tua tidaka hanya terjadi di wilayah Sumsel tapi juga di seluruh Indonesia. Yang jelas, Pertamina tidak mencuri asset negara. Justru Pertamina mengelolanya sesuai perannya sebagai operator. Soal informasi dari pihak Vero Baja Utama, kami masih akan pelajari lagi, ujarnya. (sir) Vence Rumangkang Diadukan Menipu Rp 1,6 M

Diposkan oleh nasir andit Palembang:

Salah seorang pendiri Partai Demokrat, Vence Rumangkang yang juga Direktur PT Vero Baja Utama dilaporkan rekan bisnisnya, H Ahmad karena diduga telah menipu senilai Rp 1,6 milyar. Aksi penipuan itu, menurut korban H Ahmad dilakukan pada tahun 2002 lalu. Saat itu, keduanya terlibat bisnis besi tua. Kasus ini sendiri telah dilaporkan korbanke Polda Sumsel pada 24 November 2010 lalu. Saat ini, pihak Polda tengah mengusut kasus tersebut. Dan, Vence Rumangkang yang juga pendiri Partai Barnas ini telah ditetapkan sebagai tersangka. Korban sendiri mengungkapkan hal ini saat mempertanyakan lambanya penanganan kasus tersebut di Mapolda Sumsel, Senin (12/9).Diungkapkan H Ahmad, awalnya pihaknya sangat meyakini transaksi yang dijalaninya bersama Vence. Karenanya, dia menyerahkan uang sebesar Rp 975.000.000 untuk pembelian besi hasil lelangan dari Pertamina UP III Plaju.Namun setelah dicek, ternyata besi dimaksud tidak pernah ada. Karena tak pernah ada kejelasan, kemudian pihak Vence menyatakan akan memberikan besi de-stock (bekas pakai) yang didapatnya juga dari Pertamina Plaju senilai Rp 50 juta. Besi tersebut dinyatakan siap angkut. Ternyata setelah uangnya dibayar, besi tersebut juga tak ada, tambah Ahmad.Berkali-kali ditanyakan, pihak Vence hanya bisa memberikan angin surga dan janji-janji. Serta selalu minta bersabar. Apalagi, saat itu memang yang bersangkutan sedang sibuk-sibuknya dalam proses pendirian Partai Demokrat, tambahnya.Sampai akhirnya, pihak Vence kemudian melibatkan Yusuf Mekki dan H Taufik, keduanya orang Kayuagung. Merasa sama-sama orang Kayuagung, kemudian H Ahmad menyetujui membayar kembali besi sebanyak 1000 ton yang disebut-sebut siap angkut di lokasi Conoco Philip di Ramba, Banyuasin.Saat itu, kembali dibuat perjanjian dan saya menambah uang sebesar Rp 600 juta. Sehingga total uang yang diserahkan Rp 1,625 M, jelas Ahmad.Namun sekali lagi ternyata saat di survey, ternyata besi yang ada di lokasi bukanlah milik Vence Rumangkang. Dan saat dihubungi, Vence Rumangkang menyatakan bahwa besi-nesi itu sedang diurus agar dapat segera diangkut oleh H Ahmad.Semua bukti penyerahan uang senilai Rp 1,625 M lengkap dimiliki oleh H Ahmad. Vence juga sempat membayar menggunakan cek senilai Rp 550 juta. Yang dibayar selama lima kali masingmasing Rp 100 juta. Namun saat dicairkan ternyata ceknya kosong, tambahnya lagi. Untuk itu, H Ahmad mengharapkan agar kasusnya bisa diselesaikan.Informasi yang didapat dari Polda Sumsel, Vence Rumangkang telah dipanggil sebagai tersangka pada 4 Juli 2011. Namun belum memenuhi panggilan tersebut. (sir) Vero Baja Utama PT Jl Jend A Yani Kompl Patra II/12, Jakarta , Dki Jakarta, 10510, Indonesia Phone: 0.21-.421.6900 Vero Baja Utama Pt Jl Hr Rasuna Said Kav B-4 Jakarta 00000 Indonesia tel: +62 0215222338