web viewmenurut lipi pada tahun 2025 kebutuhan air di indonesia untuk sektor industri akan ......

15

Click here to load reader

Upload: lykhanh

Post on 30-Jan-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

KECUKUPAN AIR DI INDONESIA PADA TAHUN 2040

Mas Zulfah Kamaliyatul A.(1) dan Nadia Agni Sheilla.(2)

(1) 15412033; [email protected](2) 15412055; [email protected]

Pogram Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air dalam kehidupan manusia mempunyai fungsi yang sangat vital. Kegiatan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari air. Mulai dari mandi, mencuci, memasak sampai dengan elemen tubuh manusia salah satunya juga terdiri dari air. Oleh karena itu, air bersih yang tidak mengandung unsur kimia yang membahayakan dan mengganggu fungsi tubuh manusia sangat diperlukan (Ariyanto, 2007).

Kondisi ketersediaan air di dunia sebenarnya begitu melimpah ruah, namun air yang layak untuk digunakan dan dikonsumsi oleh manusia terutama untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Akibat semakin meningkatnya populasi dan laju pembangunan yang mengakibatkan semakin besar pula kebutuhan akan air bersih. Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Selanjutnya, semakin meningkatnya kasus pencemaran air dan adanya ketidakmampuan penyediaan sarana dan prasarana dalam menunjang pelayanan air bersih yang berteknologi tinggi membuat ketersediaan air yang dibutuhkan semakin tidak mampu diwujudkan.

Persoalan terkait ketersediaan air bersih tersebut saat ini menjadi perhatian khusus di dunia baik oleh negara maju maupun negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia. Sebagai salah satu negara berkembang yang kaya air tidak lepas menghindarkan Indonesia dari permasalahan penyediaan air bersih bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya sumber air bersih, belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih terutama di pedesaan dan sumber air bersih yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal. Di kota-kota besar sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limbah industri dan limbah domestik, sehingga beban pengelolaan air bersih semakin meningkat (Ariyanto, 2007).

Adanya persoalan terkait ketersediaan air bersih tersebut, tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja sebab akan mengakibatkan persoalan yang besar terhadap keberjalanan kehidupan manusia dan menjadi hambatan terbesar dalam perkembangan wilayah. Untuk itu perlu kiranya dilakukan upaya-upaya solusi yang sebaiknya segera dilakukan.

Adapun dalam menetapkan upaya tersebut tentu terlebih dahulu perlu dilakukan kajian mengenai proyeksi terkait kecukupan air pada jangka tahun tertentu disuatu wilayah, dalam hal ini adalah Indonesia. Agar diperoleh gambaran terkait kondisi kecukupan air sehingga mempermudah upaya menskenariokan penerapan solusi kedepan. Berdasarkan hal tersebut, maka penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui kecukupan air bersih di Indonesia pada tahun 2040.

UTS Seminar Studi Futuristik 2016 | 1

Page 2: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan rumusan masalah yang akan dibahas pada tulisan ini. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum ketersediaan dan kebutuhan air di Indonesia saat ini?2. Bagaimana tinjauan kondisi air di Indonesia saar ini ?3. Bagaimana prediksi kecukupan air di Indonesia pada tahun 2040?

Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kecukupan air bersih di Indonesia pada tahun 2040., sedangkan sasaran dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran umum ketersediaan dan kebutuhan air di Indonesia saat ini2. Mengetahui tinjauan kondisi air di Indonesia saar ini3. Mengetahui prediksi kecukupan air di Indonesia pada tahun 2040

PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DI INDONESIA

Pada bagian ini dijelaskan mengenai kondisi ketersediaan dan kebutuhan air pada saat ini. Ketersediaan air dapat ditinjau berdasarkan kondisi sumber air yang tersedia, terdapat beberapa sumber air yaitu air permukaan (sungai, danau/rawa, situ, waduk, telaga, laut), air tanah (mata air, air tanah dangkal, air tanah dalam), dan air hujan. Untuk mengetahui ketersediaan air di Indonesia, maka dapat dilihat dari kondisi sumber-sumber air di Indonesia. Indonesia memiliki potensi sumber daya air yang cukup tinggi, penjelasan lengkapnya terkait kondisi dari sumber daya air di Indonesia yaitu sebagai berikut. 1. Air Permukaan

Di Indonesia terdapat 5.590 sungai utama dan sekitar 65.017 anak sungai, serta 500 danau. Saat ini kondisi kuantitas (debit) sebagian sungai dan danau sangat fluktuatif antara musim kemarau dan hujan, banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Selain itu kualitas air pada sebagian besar sungai dan danau juga sudah mengalami pencemaran akibat tekanan beban pencemaran dari berbagai sumber (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Status sumber air permukaan, kondisi sungai yang ada di beberapa wilayah di Indonesia sudah jauh di atas ambang batas layak yang disyaratkan sebagai sumber air baku. Di tahun 2010, disebutkan bahwa tingkat kekeruhan air telah melampaui batas 1.000 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) (http://www.womenshealth.co.id/article/5-fakta-penting-tentang-kondisi-air-di-indonesia). 15 sungai besar di Indonesia dalam kondisi kritis, diantaranya Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, Sungai Ciujung, Begawan Solo di Jawa Tengah dan Brantas di Jawa Timur dengan kondisinya tercemar parah (http://kongressungaiindonesia.org/?p=560). Sedangkan untuk kondisi Ekosistem Danau yang dipantau pada tahun 2011, yaitu sebagai berikut:

2 | UTS Seminar Studi Futuristik 2016

Page 3: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

Gambar 1.1 Kondisi Ekosistem Danau Indonesia

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2012

2. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (UU No. 7/2004). Air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan dan air tanah dalam, air tanah dangkal adalah air tanah yang umum digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur-sumur. Di Indonesia telah teridentifikasi 263 cekungan air tanah dengan total kandungan 522,2 milyar meter kubik air per tahun, 72 cekungan air tanah terletak di Pulau Jawa dan Madura dengan kandungan 43,314 milyar meter kubik per tahun. Adanya pengambilan air tanah yang banyak dan melampaui jumlah rata-rata tambahan akibat persaingan berbagai kepentingan dapat menyebabkan penurunan permukaan air tanah secara kontinu dan pengurangan potensi air tanah di dalam akuifer (Sutrisno, Nono dkk., 2015). Selain potensi air tanah yang terus berkurang, debit-debit mata air yang ada sudah berkurang drastis, misalnya debit debit air yang ada di Sumber Brantas Kabupaten Malang dulu keluar 12 meter kubik per hari, sekarang hanya keluar 5 meter kubik per hari. (http://kongressungaiindonesia.org/?p=560).

Kondisi-kondisi yang dihadapi terkait sumber daya air dan pemenuhannya kepada masyarakat diantaranya, sedikit air yang tersedia dan layak untuk kehidupan, lebih dari 110 juta rakyat Indonesia belum sepenuhnya memiliki akses, setiap 2 miliar orang mengalami kesulitan mengakses air bersih untuk berbagai keperluan dan sekitar 60% sungai di Indonesia terutama di Sumatera, Jawa dan Bali telah tercemar berbagai limbah. Meningkatnya kerentanan air akibat ledakan penduduk dengan persebaran yang tidak merata yang hubungannya dengan kebutuhan terhadap air untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Dari sisi kebutuhan atau permintaan (demand), terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi rendah tingginya permintaan air yaitu jumlah penduduk, jumlah industri dan perdagangan, pemerintah dan pendidikan, pariwisata, pertanian dan pembangkit energi.

Setiap tahunnya jumlah penduduk semakin meningkat yang mempengaruhi tingginya permintaan air. Selain dipengaruhi oleh penduduk yang semakin meningkat, pada saat ini semakin tingginya tingkat urbanisasi yang menyebabkan semakin banyaknya jumlah perdagangan dan industri yang membutuhkan air untuk kegiatannya. Menurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan melonjak sebesar 70%, perumahan sebesar 65% dan untuk

UTS Seminar Studi Futuristik 2016 | 3

Page 4: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

produksi pangan akan naik 100%. Oleh sebab itu, pada saat ini semakin tinggi permintaan akan kebutuhn air untuk kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data dari badan pusat statistika sumber air yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah air dalam kemasan dan sumur terlindung yang dapat dilihat pada gambar 1.2. Hal tersebut mengindikasikan permintaan yang tinggi terhadap air dalam kemasan dan sumur terlindung.

Gambar 1.2 Presentase Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Air

Ledeng11%

Pompa15%

Air Dalam Kemasan

28%

Sumur Ter-lindung

23%

Sumur Tak Terlindung6%

Mata Air Terlindung10%

Mata Air Tak Terlindung3%

Sungai 2%

Hujan3%

Lainnya0%

Presentase Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Air

Sumber: Badan Pusat Statistika, 2013

Permasalahan pokok yang masih dihadapi dalam penyediaan air bersih di Indonesia antara lain:

1. Masalah tingkat pelayanan air bersih yang masih rendah2. Masalah kualitas air baku dan kuantitas yang sangat fluktuatif pada musim hujan dan musim

kemarau3. Masalah teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan kurang sesuai dengan kodisi air

baku yang kualitasnya cenderung makin menurun 4. Untuk daerah kawasan permukiman pedesaan di daerah pesisir atau pulau-pulau kecil yang

tidak mempunyai sumber air tawar masyarakat biasanya masyarakat terpaksa memenuhi kebutuhan air minum dengan cara menampung air hujan, mengambil dari tempat lain yang relatif jauh dan mahal

5. Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan laju pembangunan di indoensia telah mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan khusunya kualitas air permukaan atau air tanah. Hal ini terutama terjadi di kawasan perkotaan yang jumlah penduduknya besar serta kawasan hilir

6. Semakin buruknya kualitas air baku air minum yang ada mengakibatkan biaya produksi air minum menjadi bertambah besar sehingga harga jual air juga menjadi lebih mahal

7. Penurunan debit air sungai pada musim kemaarau mengakibatkan konsentrai polutan yang ada dalam air sungai menjadi lebih pekat yang berakibat terhadap kualitas air minum yang dihasilkan serta naiknya biaya proses pengolahan air minum

4 | UTS Seminar Studi Futuristik 2016

Page 5: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

B. TINJAUAN KONDISI AIR DI INDONESIA1. Kecenderungan Ketersediaan dan Kebutuhan Air

Kualitas air di Indonesia cenderung menurun walaupun laju pencemarannya sudah mulai berkurang. Berikut adalah gambar Persentase titik pantau air sungai di Indoensia dengan status tercemar berat berdasarkan Kriteria mutu Air Kelas II PP 82/2001.Selain kualitas, dari sisi kuantitas, kerusakan air masih terus memburuk sehingga DAS kritis meningkat 3 kali lipat untuk kurun waktu 1984 – 2005, yaitu bertambah dari 22menjadi 62. Akibatnya kejadian banjir terus meningkat pula.

Gambar 1.3 Presentase Titik Pantau Air Sungai di Indonesia dengan Status Tercemar

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2012

Gambar 1.4 Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2040

2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 20450

50000000100000000150000000200000000250000000300000000350000000400000000

Proyeksi Penduduk 2015-2040

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan pada gambar diatas bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 2015 sampai tahun 2040 cenderung naik. Semakin tingginya jumlah penduduk semakin tinggi pula kebutuhan terhadap air. Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya, bertambah pula aktivitas (perdagangan, industry, pendidikan, pariwisata dan lain-lain) dan kebutuhan akan ruang yang akan berdampak terhadap tata guna lahan yang berubah. Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan laju pembangunan di indoensia telah mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan khusunya kualitas air permukaan atau air tanah. Hal ini terutama terjadi di kawasan perkotaan yang jumlah penduduknya besar serta kawasan hilir. Semakin besarnya jumlah penduduk serta

UTS Seminar Studi Futuristik 2016 | 5

Page 6: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

berubahnya tata guna lahan maka jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi berkurang.

Gambar 1.5 Presentase Rumah Tangga dalm Penggunaan Sumber Air 2000-2013

1 3 5 7 9 11 130.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Sumber Air Ledeng

1 3 5 7 9 11 130.00

4.00

8.00

12.00

16.00

20.00

Sumber Air Pompa

1 3 5 7 9 11 130.00

10.00

20.00

30.00

40.00

Sumber Air Dalam Kemasan

1 3 5 7 9 11 130.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.00

Sumber Air Sumur Terlindung

1 3 5 7 9 11 130.00

4.00

8.00

12.00

16.00

Sumur Tak Ter-lindung

1 3 5 7 9 11 130.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.00

Mata Air Ter-lindung

1 3 5 7 9 11 130.001.002.003.004.005.006.007.00

Mata Air Tak Ter-lindung

1 3 5 7 9 11 130.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

Sumber Air Sungai

1 3 5 7 9 11 130.000.501.001.502.002.503.003.50

Sumber Air Hujan

Sumber: Badan Pusat Statistik, 20

Berdasarkan beberapa grafik dari masing-masing sumber mata air, penggunaan sumber air ledeng, air sumur terlindung, sumur tak terlindung, air hujan, dan sungai cenderung menurun penggunaannya oleh Rumah Tangga. Untuk sumber air pompa dan mata air tak terlindung penggunaannya cenderug berfluktuasi dari tahun ke tahun. Sedangkan penggunaannya yang cenderung naik yaitu sumber air dalam kemasan dan mata air terlindung.

2. Inovasi dalam Pemenuhan Kebutuhan Air

Terdapat beberapa inovasi yang telah dilakukan oleh beberapa stakeholder diantaranya.

6 | UTS Seminar Studi Futuristik 2016

Page 7: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

a. Pakar Institut Teknologi Bandung berhasil menemukan inovasi baru pengelolaan air bersih secara modern, berbiaya murah dan bisa diterapkan dengan mudah di seluruh Indonesia. Inovasi dalam pengelolaan air tersebut dinamakan instalasi pengolahan air (IPA) Nusantara. Inovasi ini merupakan temuan Mohajit bersama pakar lainnya dari ITB, seperti Dr. Ir. Bagus Budwatoro, Ir. Haryo U. Kustianto dan Ir. A. Hasan Bachri, M.Eng. IPA Nusantara ini dibuat untuk menambah kapasitas produksi air bersih yang dikelola oleh PDAM. Dengan luas area produksi yang sama, teknologi IPA Nusantara dapat memproduksi air bersih hingga 3 kali lipat. Dan teknologi ini diakui oleh pakar-pakar dari luar negeri. IPA Nusantara ini tidak dipatenkan karena agar inovasi tersebut dapat diimplementasi secara luas di seluruh Indonesia. IPA Nusantara ini telah diimplementasi oleh PDAM Kota Bogor, Pangkal Pinang dan Bali. Kepala Bagian Produksi Dekeng PDAM Kota Bogor, Adi Gunadi menjelaskan, dengan menggunakan teknologi konvensional maka air bersih yang dihasilkan 400 liter per detik. Sementara jika menggunakan IPA ini bisa mencapai titik maksimal 1200 liter per detik. Selain itu, dengan adanya tekhnologi baru di sistem IPA ini, pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Bogor dapat terpenuhi. (http://atjehpost.co/articles/read/19533/Pakar-ITB-Temukan-Inovasi-Baru-Pengelolaan-Air-Bersih, 2015)

b. Universitas Gadjah Mada (UGM) serius mengembangkan sistem penyediaan air minum (SPAM) perpipaan berbasis masyarakat dengan pola KKN tematik. tahap awal UGM akan melakukan sejumlah kegiatan, seperti pembuatan modul, pelatihan model SPAM, dan pembekalan SPAM. Melalui program ini diharapkan akses masyarakat terhadap kebutuhan air bisa semakin terlayani dengan baik. Program tersebut merupakan terobosan dan inovasi dalam rangka penanggulangan krisis air di Indonesia, Tahap awal pelaksanaan akan dilakukan di tiga provinsi yakni Jawa Barat, NTT dan Bangka Belitung.(http://jogjadaily.com/2015/01/kembangkan-sistem-penyediaan-air-minum-ugm-inisiasi-kkn-tematik/, 2015)

3. Faktor internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Ketersediaan dan Kebutuhan Air

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan air (kualitas dan kuantitas) diantaranya erosi di lahan kritis, limbah domestik, industri, perdagangan, peningkatan penduduk dan aktivitas ekonomi, serta kurang efektifnya upaya atau kebijakan pemerintah terhadap hal ini (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Tutupan lahan dan hutan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan air masih memiliki kecenderungan menurun (gambar walau laju deforestasinya melambat, yaitu 2003 – 2006: 808.754 hektar (0,78 persen); 2006 – 2009: 747.754 hektar (0,74 persen); dan 2009 – 2011: 401.253 hektar,(0,41 persen).

Gambar 1.4 Tutupan Lahan dan Hutan di Indonesia

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2012

UTS Seminar Studi Futuristik 2016 | 7

Page 8: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

Menurunnya kuantitas ketersediaan air salah satunya akibat penyusutan hutan. Hutan merupakan penopang kebutuhan air yang penting dalam siklus hidrologi suatu daerah aliran sungai. Di Indonesia penyusutan luas hutan tersebut hamper terjadi merata di seluruh daerah aliran sungai (DAS). Di DAS Batanghari sebagai contoh, dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 1997-2002 terjadi penyusutan lahan berhutan lahan kering kurang lebih 862.269 Ha (37.45%) atau rata-rata per tahun terjadi penyusutan hutan seluas 172.454 Ha atau 7,49 persen terhadap luas hutan tahun 1977. Sedangkan hutan rawa terjadi penyusutan 101.756 Ha atau 40,51 persen terhadap luas hutan 1997 selama lima tahun atau 20,223 Ha per tahun. (SLHI 2010). Secara umum semua daerah aliran sungai mempunyai kecenderungan terjadinya perubahan pemanfaatan lahan berupa:a. Perubahan pemanfaatan lahan hutan menjadi lahan non hutan (pertanian, dan non pertanian);b. Perubahan pemanfaatan lahan ladang menjadi pemanfaatan lahan non pertanian;c. Perubahan pemanfaatan sawah menjadi pemanfaatan lahan pertanian (ladang, perkebunan)

dan non pertanian (perumahan/permukiman)

Selain terjadinya kerusakan lingkungan sungai, sebagian besar sungai di Indonesia mengalami penurunan kualitas air akibat pencemaran. Pencemaran yang terjadi pada sungai-sungai pada umumnya bersumber dari berbagai kegiatan manusia baik di hulu maupun di hilir sungai (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010).

Ketersediaan air dipengaruhi juga oleh kebijakan atau program pemerintah dalam menyelenggarakan penyediaan air di Indonesia, program Kemenpupera di bidang sumber daya air periode tahun 2015-2019 antara lain adalah pembangunan 65 waduk, pembangunan dan rehabilitasi irigasi yang terdiri atas 1 juta hektare pembangunan jaringan irigasi baru dan rehabilitai 3 juta hektare irigasi. Ada juga penanganan daya rusak air diantaranya adalah pengamanan kawasan rawan banjir seluas 200.000 hektare, normalisasi sungai sepanjang 3.000 kilometer, pengamanan abrasi pantai sepanjang 500 kilometer, dan pembangunan pengendalian sedimen lahar gunung berapi sebanyak 300 titik. Sedangkan untuk program tahun 2015, Kemenpupera antara lain akan membangun 13 bendungan baru. Bendungan-bendungan tersebut adalah Raknamo (Kupang), Pidekso (Wonogiri), Logung (Kudus), Lolak (Bolaang Mongondouw), Keureto (Aceh Utara), Passeloreng (Wajo), Tanju (Dompu), Mila (Dompu), Bintang Bano (Sumbawa Barat), Karian (Lebak), Tapin, Rotlikod (Belu), telagawaja (Karangasem), dan Muara Sei Gong (Batam). (http://sp.beritasatu.com/ekonomidanbisnis/penyediaan-air-minum-antara-idealisme-dan-realitas/80056)

Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air (BPPSPAM) terus berupaya mendorong peningkatan kinerja pelayanan penyelenggaraan SPAM, memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan dan strategi; serta mengembangkan sistem pembiayaan dan pola investasi pengembangan SPAM. Cakupan air pada 2013 mencapai 67,73% dari 2015 Target MDGs yang sebesar 68,87%. Direncanakan pada tahun 2019 cakupan air mencapai 100%. Untuk memenuhi cakupan air sebesar 100% pada tahun 2019 diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 270 triliun. http://pu.go.id/main/view_pdf/9388

Dengan perkembangan teknologi dan informasi, teknologi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap ketersediaan air atau sistem penyedian air di Indonesia. Teknologi pengolahan air minum yang digunakan oleh Penyedia Air Minum di Indonesia umumnya masih menggunakan sistem konvensional yakni dengan sistem Koagulasi-Flokulasi (pengendapan kimia),

8 | UTS Seminar Studi Futuristik 2016

Page 9: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

saringan pasir cepat (Rapid Sand Filter). Sistem penyediaan air di Indonesia masih menggunakan sistem perpipaan dan non perpipaan dengan jangakauan pelayanan yang rendah sehingga masyarakat cenderung untuk melakukan secara mandiri dalam penyediaan air untuk memenuhi kehidupan.

Faktor lainnya yaitu lembaga-lembaga yang bertanggung jawab terhadap penyediaan air, tanggung jawab dipegang oleh pemerintah pusat atau daerah dengan mengembangkan BUMN atau BUMD. Akan tetapi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh PDAM pada saat ini:

1. Presepsi mengenai manajemen PDAM tidak dilihat secara utuh sebagai pengelolaan perusahaan, penekanannya masih diarahkan kepada fungsi sosial

2. Dilihat dari aspek manajemen dan pengembangan SDM, organisasi PDAM sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini,

3. PDAM dibebani tugas sebagai pemasok PAD khususnya pada saat kritis4. Tarif air minum PDAM relatif rendah sehingga tidak bias mengantidipasi perubahan biaya

operasi akibat kenaikan harga energi dan bahan kimia5. Tingkat pelayanan masih rendah dan sulit mengembangkan diri, karena terhentinya dana dari

pusat, sedangkan keuntungan yang diperooleh digunakan untuk PAD6. Prosentase kehilangan atau kebocoran air di PDAM masih cukup tinggi7. Kulitas sumber daya manusia yang masih kurang memadai untuk kondisis saat ini8. Profesionalisme yang masih rendah9. Masih sering dibebani tanggung jawab berbagai kegiatan yang kurang relevan dengan fungsinya.

C. PREDIKSI KECUKUPAN AIR DI INDONESIA PADA TAHUN 2040

Berdasarkan data dan informasi yang telah dijelaskan prediksi pemenuhan air di Indonesia pada tahun 2040 belum mencukupi kebutuhan air yang semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan dengan berdasarkan pada sisi permintaan, penyediaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut. Dari sisi permintaan, jumlah penduduk semakin meningkat mengakibatkan meningkatnya aktivitas yang beragam, meningkatnya kebutuhan ruang dan meningkat pula kebutuhan terhadap air. Meningkatnya aktivitas dan kebutuhan akan ruang menyebabkan peralihan guna lahan dari hutan menjadi pertanian/non pertanian, dari pemanfaatan lading menjadi non pertanian dan dari pertanian menjadi perumahan/permukiman. Beralihnya guna lahan tersebut menyebabkan berkurangnya hutan sebagai wadah cadangan air dan berkurangnya resapan air sehingga menyebabkan penurunan kuantitas air untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, aktivitas yang beragam yang dilakukan oleh manusia mengakibatkan menurunnya kualitas air disebabkan perilaku manusia yang tidak memperhatikan lingkungan (membuang sampah dimana saja, membuah sampah dan limbah di sungai). Berdasarkan data dan informasi yang dijelaskan dengan bertambahnya penduduk, potensi air tanah berkurang dan debit mata air menurun. Kondisi yang dihadapi sekarang adalah sulitnya mengakses air bersih karena kondisi sekarang ketika musim hujan terjadi banjir (air tidak tertampung) dan ketika kemarau terjadi kekeringan. Walaupun terdapat inovasi-inovasi dalam sistem penyediaan air (teknologi baru), akan tetapi kurang sesuai dengan kondisi sekarang bahwa kualitas air semakin menurun. Dari sisi kuantitas bias terjawab, akan tetapi untuk kualitas belum terpenuhi. Kecenderungan masyarakat pada masa yang akan datang adalah menggunakan air kemasan dan sumur terlindung. Untuk sumur terllindung diprediksikan

UTS Seminar Studi Futuristik 2016 | 9

Page 10: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

akan berkurang dan semuanya menggunakan air kemasan yang membutuhkan teknologi cangging untuk mengolahnya.

PENUTUP

KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang telah di uraiakn di depan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :1. Ketersediaan air dapat ditinjau berdasarkan kondisi sumber air yang tersedia, terdapat beberapa

sumber air yaitu air permukaan (sungai, danau/rawa, situ, waduk, telaga, laut), air tanah (mata air, air tanah dangkal, air tanah dalam), dan air hujan.

2. Di Indonesia terdapat 5.590 sungai utama dan sekitar 65.017 anak sungai, serta 500 danau. Saat ini kondisi kuantitas (debit) sebagian sungai dan danau sangat fluktuatif antara musim kemarau dan hujan, banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Selain itu kualitas air pada sebagian besar sungai dan danau juga sudah mengalami pencemaran akibat tekanan beban pencemaran dari berbagai sumber.

3. Di Indonesia telah teridentifikasi 263 cekungan air tanah dengan total kandungan 522,2 milyar meter kubik air per tahun, 72 cekungan air tanah terletak di Pulau Jawa dan Madura dengan kandungan 43,314 milyar meter kubik per tahun. Adanya pengambilan air tanah yang banyak dan melampaui jumlah rata-rata tambahan akibat persaingan berbagai kepentingan dapat menyebabkan penurunan permukaan air tanah secara kontinu dan pengurangan potensi air tanah di dalam akuifer.

4. Kondisi-kondisi yang dihadapi terkait sumber daya air dan pemenuhannya kepada masyarakat diantaranya, sedikit air yang tersedia dan layak untuk kehidupan, lebih dari 110 juta rakyat Indonesia belum sepenuhnya memiliki akses, setiap 2 miliar orang mengalami kesulitan mengakses air bersih untuk berbagai keperluan dan sekitar 60% sungai di Indonesia terutama di Sumatera, Jawa dan Bali telah tercemar berbagai limbah.

5. Permasalahn pokok yang dihadapi dalam penyediaan air bersih di Indonesia yaitu tingkat pelayanan air bersih yang masih rendah, kualitas air baku dan kuantitas yang sangat fluktuatif, teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan kurang, perkembangan jumlah penduduk dan laju pembangunan di indoensia telah mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan khusunya kualitas air permukaan atau air tanah, dan lain sebagainya.

6. Kualitas air di Indonesia cenderung menurun walaupun laju pencemarannya sudah mulai berkurang.

7. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 2015 sampai tahun 2040 cenderung naik.8. Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan laju pembangunan di indoensia telah

mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan khusunya kualitas air permukaan atau air tanah. Hal ini terutama terjadi di kawasan perkotaan yang jumlah penduduknya besar serta kawasan hilir. Semakin besarnya jumlah penduduk serta berubahnya tata guna lahan maka jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi berkurang.

9. Terdapat beberapa inovsi yang telah dilakukan oleh beberapa stakeholder yaitu instalasi pengolahan air (IPA) Nusantara yang dapat memproduksi air bersih hingga 3 kali oleh Institut Teknologi Bandung dan sistem penyediaan air minum (SPAM) perpipaan berbasis masyarakat dengan pola KKN tematik oleh Universitas Gajah mada

10 | UTS Seminar Studi Futuristik 2016

Page 11: Web viewMenurut LIPI pada tahun 2025 kebutuhan air di Indonesia untuk sektor industri akan ... Dengan perkembangan teknologi dan ... non pertanian dan dari pertanian

10. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan air (kualitas dan kuantitas) diantaranya erosi di lahan kritis, limbah domestik, industri, perdagangan, peningkatan penduduk dan aktivitas ekonomi, kurang efektifnya upaya atau kebijakan pemerintah, tutupan lahan dan hutan serta perkembangan teknologi dan informasi.

11. Prediksi pemenuhan air di Indonesia pada tahun 2040 belum mencukupi kebutuhan air yang semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan dengan berdasarkan pada sisi permintaan, penyediaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/buku/buku%20sifat%20fisik%20tanah/09 pengu_potensi_air_tanah.pdf , diakses 16 Maret 2016

http://www.menlh.go.id/DATA/SLHI_dok_2012.PDF , diakses 16 Maret 2016

http://www.menlh.go.id/DATA/SLHI_2010.pdf , diakses 16 Maret 2016

http://pii.or.id/wp-content/uploads/EW-5.pdf, diakses 16 Maret 2016

2064-tantangan-dan-harapan-teknologi-informasi-geospasial-di-masa-depan.html, diakses 13 Maret 2016

kebutuhan-dan-kelangkaan-sumber-daya.html, diakses 13 Maret 2016

normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html, diakses 13 Maret 2016

Ariyanto, Dony. 2007. Analisis Kebuituhan Air Bersih dan Ketersediaan Air Bersih di IPA Sumur Dalam Banjarasari PDAM Kota Surakarta Terhadap Jumlah Pelanggan. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

UTS Seminar Studi Futuristik 2016 | 11