pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
TRANSCRIPT
DASAR DASAR PENANGKAPAN IKAN (PIM2112B)
BAB I. PENGANTAR
1. Penangkapan Ikan
Penangkapan ikan menurut sejarahnya sudah dimulai sejak sekitar 100.000 tahun lalu
yang dilakukan oleh manusia Neanderthal diawali dengan menggunakan tangan yang
kemudian berkembang terus menerus secara perlahan menggunakan alat bantuan berupa
batu, kayu, tulang, dan tanduk. Seiring dengan perkembangan budaya, manusia memulai
teknologi penangkapan dengan perahu sederhana berupa sampan. Begitu pula ketika
ditemukan mesin uap pada tahun 1769 oleh James Watt, kapal-kapal uap sangat
berpengaruh dalam menarik alat tangkap berupa jaring yang di seret ke daratan dengan
membawa ikan. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat membuat
penangkapan ikan menjadi lebih mudah, berbagai negara melakukan modernisasi
penangkapan. Sebagai contoh, Jepang sangat maju dalam hal teknologi, alat komunikasi
dan penanganan hasil penangkapan telah dilakukan dengan sangat baik.
Penangkapan ikan merupakan suatu upaya memenuhi kebutuhan pangan dengan
menangkap atau mengumpulkan hewan liar yang hidup di alam. Ada perbedaan
terminologi antara menangkap ikan dan hewan lainnya yang ditemukan di air. Menangkap
ikan dengan panah di rawa-rawa dianggap sedang menangkap ikan, sedangkan menangkap
berang-berang yang sedang berenang di rawa dianggap sedang berburu, meskipun kedua
aktivitas tersebut menggunakan alat yang sama. Pada dasarnya penangkap ikan dan
pemburu memiliki metoda dan teknis yang saling melengkapi, antara menangkap hewan di
darat dan menangkap ikan di air. Sulit untuk membedakan apakah sebuah tombak didisain
untuk menangkap ikan, berburu, berkelahi, atau hanya merupakan simbul seremonial saja.
Diketahui sejumlah metoda menangkap atau memburu terdapat alat menangkap seperti,
menombak, memanah, menembak, menangkap dengan pancing, memerangkap dengan tipe
mekanik yang berbeda, atau perangkap- perangkap non mekanik.
Menangkap ikan di air sama sulitnya dengan menangkap hewan di darat, sebab
menangkap ikan memerlukan alat dan teknik yang baik, demikian halnya untuk berburu
hewan di darat memerlukan alat dan keahlian yang spesifik. Hal yang menarik bahwa
metoda yang digunakan dalam industri perikanan dewasa ini adalah metoda berburu.
Berbeda dengan berternak (stock breeding), pemburu rnencari ikan seekor demi seekor
atau sekelompok hewan liar, baik yang jinak atau domestik, tidak peduli akan sejarah
hidupnya, tidak mempengaruhi sifat atau kebutuhannya yang mungkin hidup pada
kavvasan yang sangat luas. Sedangkan peternak mengontrol sejumlah kelempok hewan-
hewan domestik yang dikenal, memerlukan sejarah hingga DNA-nya, memerlukan
penanganan khusus, pada tempat terbatas (tertutup) yang dibuat mirip dengan tempat
asalnya.
Ada beberapa pendapat bahwa tujuan dari seluruh jenis perikanan laut harus beralih
dari berburu ke manajemen kontrol stok dari perairan asal ke perairan buatan. Walaupun
beberapa negara sudah ada yang melakukannya, namun pada umumnya tujuan ini masih
akan sulit terpenuhi. Sulit untuk mengatur populasi ikan di samudera, lain halnya dengan
di daratan.
2. Perkembangan Penangkapan Ikan
Pada awalnya penangkapan ikan dilakukan untuk memperoleh bahan makanan bagi
keluarga, komunitas, atau kelompok tertentu. Penangkapan ikan semula dilakukan hanya
menangkap ikan seekor-seekor yang perolehanya tidak pasti, kadang berukuran besar atau
dilain waktu memperoleh ukuran kecil. Penangkapan yang demikian itu disebut
Subsistence fishery yaitu suatu perikanan skala kecil yang hanya memerlukan alat tangkap
yang sederhana.
Ikan tidak memiliki substitusi seperti halnya bahan makanan yang ada di daratan.
Oleh karenanya, orang cenderung menangkap ikan lebih dari yang dibutuhkan untuk diri
sendiri, apalagi diketahui bahwa ikan dapat disimpan dan diolah menjadi berbagai bentuk,
ikan kering, ikan asap, ikan asin, atau di proses dengan fermentasi sederhana, sebagai
bahan baku setengah jadi. Hal semacam ini menjadi pendorong bagi nelayan untuk
mengembangkan alat tangkap sehingga dapat meningkatkan jumlah hasil tangkapan.
Upaya menangkap ikan dalam jumlah besar memerlukan waktu lebih lama, jumlah
alat lebih besar, intensitas pengoperasian meningkat, efisiensi dan efektif. Penangkapan
ikan seekor-seekor atau dalam jumlah kecil seperti dalam perikanan subsisten telah beralih
menjadi suatu perikanan artisanal commercial yang terkadang harus mengikuti permintaan
khusus pasar. Sekaligus juga mendorong upaya peningkatan metoda penangkapan.
Perikanan artisanal memegang peranan penting dalam era modern sekarang,
membangkitkan perkembangan perikanan skala besar yang didasarkan pada penangkapan
ikan dalam jumlah banyak sekaligus (bulkfishing). Seiring dengan meningkatnya
permintaan pasar akan ikan, khususnya dalam bidang industri, muncul juga kecenderungan
baru, yaitu daerah penangkapan tidak lagi terbatas di daerah perairan pantai tapi jauh
meluas ke tengah samudera, bahkan antar benua dan dari kedalaman perairan yang sangat
dangkal hingga ke kedalaman perairan yang sangat besar, untuk mencari jumlah ikan yang
jauh lebih banyak. Seiring dengan itu pula, ukuran alat penangkap semakin besar, berat,
dan memerlukan tenaga manusia yang semakin banyak pula.
Perikanan artisanal skala kecil dan industri perikanan skala besar merupakan
penyumbang nutrisi yang tidak sedikit bagi manusia, baik dimasa kini maupun di masa
datang. Mungkin dalam kapasitas yang berbeda, di suatu tempat memerlukan jumlah ikan
yang rendah tapi berkualitas tinggi, di tempat lain diperlukan kuantitas yang besar dengan
harga yang jauh lebih rendah, baik itu untuk bahan baku pembuatan pakan ternak atau
sebagai keperluan industri.
3. Perikanan Komersil
Sport fishing bertujuan untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan yang dapat
digolongkan kedalam perikanan skala kecil. Hasil tangkapan sport fishing untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya. Pada sport fishing yang diharapkan adalah dapat menangkap
ikan yang mampu melawan dan meronta-ronta dengan ganas (strong fighting game fish)
baik dengan alat tangkap yang sederhana atau yang canggih (terkadang mahal). Pada
penangkapan ikan dengan alat long line (ribuan pancing) atau hand line dengan hanya
beberapa buah pancing berharap memperoleh hasil tangkapan yang baik.
Pada dasarnya, penangkapan ikan dengan pancing merupakan metoda yang
digunakan oleh setiap orang. Dewasa ini sport fishing bukan lagi milik orang-orang kaya
tertentu tapi telah pula digunakan oleh masyarakat umum sebagai suatu bentuk rekreasi
yang penting. Sport fishermen digolongkan sebagai pemburu, hidup bebas di lingkungan
yang terbatas, seolah merasa menjadi manusia terakhir yang menghubungkan antara
manusia dan alam. Dalam kehidupan modern di beberapa negara, terutama negara yang
berkembang pesat industrinya, seni dan budayanya, penangkapan ikan dibagi dua, satu
sebagai simbul (sport fishing) dan lainnya adalah pemenuh kebutuhan pangan.
Ditinjau dari sudut pandang teknik penangkapan keduanya hanya menggambarkan
dua variasi dari prinsip yang sama dalam menangkap ikan dengan pancing, baik sport
fishery maupun commercial fishery, keduanya berkepentingan dalam memelihara alam
terhadap tindakan-tindakan manusia yang merusak. Selain itu, kawasan penangkapan ikan
tidak dapat diatur secara sendiri-sendiri dengan metoda sport fishing. Lebih lanjut, metoda-
metoda yang efektif yang dilakukan dalam perikanan komersil harus membantu mengelola
keseimbangan alam di perairan penangkapan ikan. Sport fishermen dan commercial
fishermen harus bekerjasama tidak hanya memelihara tapi juga melindungi alam.
4. Alat Tangkap Aktif dan Pasif
Ada beberapa prinsip dasar yang dapat digunakan untuk menanakap ikan, meskipun
terdapat sejumlah besar variasi alat penangkap ikan yang dioperasikan di seluruh dunia.
Dari sekian banyak variasi ini diklasifikasikan menjadi 16 kelompok prinsip penangkapan
yang berbeda, yang kemungkinannya dapat lebih disederhanakan lagi. Kadang-kadang alat
penangkap ikan yang sama dapat digunakan untuk dua atau bahkan lebih metoda
penangkapan tanpa harus mengubah konstruksi tapi cukup mengubah metoda
pengoperasiannya saja.
Penangkapan ikan ada yang membagi dalam kategori alat yang aktif dan pasif. Alat
penangkap ikan yang pasif ikan harus datang dengan sendirinya, seperti dalam perangkap,
gillnet, dan juga pada beberapa tipe penangkapan dengan pancing. Sedangkan alat yang
aktif seperti, draggers, trawl, dan cast nets, dan juga tombak dan harpoon dan beberapa alat
tangkap drive-in fisheries tergantung pada keahlian operatornya.
Pengelompokkan ke dalam alat yang pasif dan aktif tidak ada kaitannya dengan
prinsip menangkap. Sebagai contoh dalam beberapa kelompok metoda penangkapan ikan
terdapat satu jenis alat penangkap ikan. Harus dipahami bahwa tidak saja ukuran tapi juga
kecepatan penarikan (towing speed) dari satu alat aktif akan mempengaruhi efisiensinya.
Peningkatan ukuran dan kecepatan memerlukan tenaga ekstra untuk mengoperasikan suatu
alat aktif. Stasioner set line dan troll line keduanya termasuk alat pasif, keduanya harus
disukai oleh ikan dan juga merupakan metoda alat penangkap ikan pasif dengan pancing.
Sebaliknya ripping hook (otrek, Jawa Tengah) digerakkan naik dan turun, dalam beberapa
kasus, alat penangkap ikan aktif, menangkap (dalam hal ini menipu ikan) secara acak
dengan bentuk tertentu tali dan panting.
5. Pengembangan Metoda Penangkapan Ikan
Sekilas tampaknya terdapat perbedaan tipe alat penangkap ikan yang sangat besar
yang telah berkembang di dunia perikanan. Tapi jika membandingkan alat penangkap ikan
dari berbagai negara, akan menjadi jelas bahwa teknik penangkapan telah dikembangkan
dari hanya beberapa dasar pemikiran untuk menangkap ikan. Sebagian besar dasar
pemikiran dalam menangkap ikan telah menyebar ke seluruh dunia dan telah
menjadikannya suatu kebiasaan manusia.
Berdasarkan studi etnologi terdapat sedikit persamaan di dalam metoda penangkapan
tradisional, terkadang juga disebut perikanan yang primitif. Hal ini tidak dapat dijelaskan
berdasarkan perubahan kebiasaan (cultural exchange), namun sepertinya lebih mendekati
pada reaksi manusia yang menemui suatu masalah. Tidak mengherankan, seiring dengan
perjalanan waktu, penangkapan ikan terus berkembang, dengan metoda dan permasalahan
yang hampir sama. Masalah tersebut dirnana-mana dipecahkan dengan cara yang hampir
sama. Namun demikian, peralihan langsung dalam pengetahuan mengenai alat penangkap
ikan (khususnya dibidang perikanan laut) telah terjadi sejak dulu, tidak saja antara negara-
negara yang bertetangga, tapi juga antar benua. Hanya pada beberapa kasus saja
penyebaran metoda penangkapan diketahui dengan baik, khususnya penyebaran yang
terjadi di zaman modern ini. Contoh yang baik dari disain alat penangkap ikan 'Madeira
trap', dibuat dalam bentuk dan kegunaan khusus, yang dapat ditelusuri dari India, melalui
Seychelles, Kepulauan Zanzibar, Madagascar, dan menyebar jauh ke barat hingga ke Laut
Karibia. Metoda penangkapan ikan di perairan dingin di Kutub utara dikenal bailk di
seluruh kawasan kutub. Cover pots dikenal baik di kawasan Asia sama dikenalnya den gan
di Afrika, juga di Amerika.
Alih teknologi tentang metoda penangkapan dewasa ini sama sekali tidak menemui
kesulitan. Kawasan Penangkapan Ikan Internasional, dan badan-badan dunia seperti FAO,
memfasilitasi adanya hubungan langsung. Republik Afrika Selatan telah mengadopsi purse
seine dari California, dan di kawasan Baltic Timur Laut telah menggunakan disain pound
nets dari Jepang. Kawasan terlarang Madagaskar Tenggara menggunakan jaring
monofilarnen, dan di kawasan terlarang Stone Age pada pulau-pulau kecil seperti pulau Lan
Yu (Botel Tobago) di sebelah timur Taiwan Timur setiap orang mengetahui bagaimana
membuat jaring dari tali kasar polypropylene. Pengetahuan mengenai pentingnya metoda
penangkapan yang baru, yang dibuat dari bahan jaring yang baru, menyebar dengan cepat,
pengembangan dan pengujiannya berjalan secara simultan di seluruh belahan bumi.
Di setiap kawasan penangkapan ikan, metoda penangkapan ikan yang telah dikenal
dari daerah lain dikembangkan dan diubah, terkadang metoda penangkapan ikan yang telah
dikenal di daerah setempat dikembangkan dan diubah, terkadang hanya oleh kemauan
seseorang, tergantung kebutuhannya. Diawali dari metoda penangkapan ikan yang sangat
sederhana dengan alat yang masih primitif dengan segera akan digabung dengan teknik
yang lebih kompleks. Perkembangan ini telah dipercepat dan ditingkatkan oleh berbagai
stimulan. Periode lornpatan pengembangan diikuti oleh stagnasi waktu yang terus
berlangsung hingga sekarang. Faktor pendorong pengembangan alat penangkap telah lama
dikenal, seperti upaya penangkapan ikan dalam jumlah besar, atau menangkap di perairan
yang lebih dalam, dengan harapan memperoleh ikan dalam jumlah banyak, dan mendorong
dilakukannya perubahan konstruksi alat penangkap ikannya. Stimulan lainnya yang
mendorong terjadinya pengembangan metoda penangkapan ikan adalah keinginan untuk
mengubah penangkapan ikan tradisional hingga ke alat tangkap yang memerlukan
pengendalian (Watched fishing gear), penambahan tenaga manusia, hingga alat
penangkap otomatis yang dapat dikendalikan oleh hanya beberapa orang saja.
Peralatan deteksi ikan terus dikembangkan untuk memantau jumlah hasil tangkapan.
Terakhir telah dikenal alat underwater detecting device yang dijalankan melalui program
komputer, seperti dari tipe EK dan melalui suatu program komputer yang disebut EP
dengan segera densitas, ukuran bahkan jumlah ekor dapat diketahui dalam sepersekian detik
langsung dapat dibaca dan diprediksi di layar monitor komputer.
6. Tenaga Penangkapan Ikan
Pada beberapa metoda penangkapan hanya memerlukan sedikit tenaga manusia pada
metoda lain memerlukan tenaga manusia yang banyak bahkan jika tenaga kerja tidak
mencukupi dapat dilakukan oleh anak-anak.
Terdapat beberapa metoda penangkapan ikan yang dianggap cocok untuk wanita (dan
anak-anak) sementara lainnya hanya untuk pria. Pembagian pekerjaan berdasarkan kelamin
mungkin sudah setua usia manusia. Secara umum, pekerjaan di luar rumah yang
memerlukan kekuatan fisik dilakukan hanya oleh pria, pekerjaan lainnya yang tidak
membutuhkan kekuatan fisik, milik wanita. Tidak ada kaitannya dengan kualitas atau status
antara pria dan wanita. Pembagian ini hanya didasarkan pada perbedaan fisik antara pria
dan wanita. Umumnya wanita bertanggungjawab atas pengumpulan makanan seperti
sayuran atau hewan-hewan kecil, mengumpulkan bahan makanan atau mengasuh anak
memelihara kebun, pekerjaan-pekerjaan rumah dan sejenisnya. Sedangkan pria dianggap
bertanggung-jawab untuk berburu, menjaga keluarganya, kampung atau kawasan hidupnya,
berbagai jenis pekerjaan kasar seperti membuka hutan, membangun rumah dan pekerjaan
lain yang membutuhkan tenaga besar.
Metoda memungut mungkin hanya dilakukan oleh wanita. Penangkapan ikan dengan
racun menunjukkan tidak ada perbedaan nyata, walaupun pada penangkapan ikan dengan
listrik sekarang umumnya hanya dilakukan oleh pria. Metoda skala kecil pada line fishing,
dengan jumlah pancing terbatas dapat menggunakan wanita atau pria. Tapi pada
penangkapan ikan skala besar seperti long line merupakan ciri metoda penangkapan ikan
yang khusus untuk pria. Lain halnya dalam metoda penangkapan dengan perangkap,
perangkap sekecil apapun tetap dilakukan oleh pria. Pada penangkapan ikan dengan bag
nets peralatan-peralatan kecil yang dioperasikan dengan tangan sering dilakukan oleh
wanita, sementara pengoperasian bag nets yang berukuran besar merupakan pekerjaan pria.
Penangkapan ikan dengan alat dragger, seine nets, surrounding gear, dan umumnya
juga drive-in nets merupakan metoda penangkapan ikan untuk pria. Pada Lift nets, dapat
dilihat bahwa peralatan kecil dapat juga digunakan oleh wanita, sementara yang besar-besar
khusus oleh pria. Alat penangkap ikan, seperti cover pots, dapat dioperasikan oleh pria atau
wanita, tapi cast nets hanya dioperasikan oleh pria. Penangkapan ikan dengan Gill net,
entangling nets, khusus penangkapan ikan dengan sistem komputerisasi atau dengan mesin-
mesin pemanen, tampaknya hanya untuk pria, walaupun hanya diperlukan tenaga yang
sangat minimal sekalipun. Kesimpulannya bahwa tidak semua metoda penangkapan ikan
cocok untuk wanita. Dalam beberapa kasus wanita mengoperasikan peralatan kecil, tapi
tidak ada statistik yang menyatakan kuantitas tangkapan diperoleh oleh wanita untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari familinya kecuali di Afrika, Asia hitam dan Bali.
Bertolak belakang dengan pria, pekerjaan wanita dianggap merupakan basis tersendiri.
Hal ini dapat terlihat bahwa wanita tidak pernah menangkap ikan sendirian, tapi rnembuat
suatu kelompok seperti gotong royong, setiap wanita memiliki peralatannya sendiri. Hal ini
dilakukan, tidak saja untuk ngobrol selama menangkap ikan, tapi juga untuk mengupayakan
hasil tangkap yang lebih banyak dengan ikan dengan menggiring ikan secara bersama-sama,
dan untuk mencegah ikan meloloskan diri bila hanya menggunakan sebuah alat saja.
Penangkapan ikan dalam bentuk kelompok dengan menggunakan alat penangkap ikan yang
berukuran besar, umumnya cenderung dilakukan oleh pria. Di dunia perikanan, kerjasama
sangat dibutuhkan umpamanya dalam perakitan alat berukuran sangat besar seperti trawl,
beach seining, dan purse seining. Sekilas hal ini merupakan perilaku hubungan antar pria,
termasuk untuk mengerjakan pekerjaan yang dibatasi oleh waktu, ini merupakan sifat dasar
dari pria. Kerjasama sesaat ini tidak dikontrol oleh seseorang di luar kelompok, atau
pemerintah, mungkin ini merupakan asset berharga bagi dunia perikanan saat ini. Sebagai
contoh dalam trawl berpasangan (pair trawling). Seringkali kerjasama seperti ini diperlukan,
walaupun dengan mekanisasi, berbagai metoda penangkapan ikan demikian tidak dapat
dilakukan sendirian.
Peningkatan secara progresif mekanisasi akan mengurangi jumlah tenaga kerja dalam
bentuk kelompok. Peningkatan mekanisasi juga merupakan alasan mengapa wanita turut
berperan di dalam penangkapan ikan. Hingga sekarang isteri dapat membantu
mengendalikan kapal-kapal kecil sementara suaminya memasang alat penangkap ikan.
Dewasa ini mereka juga dapat bekerja dalam perikanan Skala besar bila pekerjaan-
pekerjaan berat telah dilakukan oleh mesin. Tapi tidak boleh dilupakan bahwa ada sebagian
sektor perikanan dimana wanita sudah lama mendorninasi dan terkadang memimpin, seperti
dalam pemasaran produk hasil perikanan. Khususnya di Afrika, wanita mendominasi
pemrosesan ikan, tidak saja di belahan utara, juga di berbagai negara tropis.
Berbicara tentang tenaga manusia dan metoda penangkapan ikan, terdapat kelompok
ketiga manusia yang terkadang memiliki posisi khusus dalam penangkapan ikan. Mereka
adalah orang-orang tua yang tidak dapat lagi melakukan pekerjaan pekerjaan praktis dalam
metoda penangkapan ikan, khususnya dalam perikanan laut. Kontribusi penting dari orang
tua dalam komunitas penangkapan ikan mungkin dalam pembuatan jaring (menjurai).
Akibat merambah dengan sangat cepatnya monofilament sebagai bahan alat penangkap ikan
gillnet di Asia selatan dan timur nelayan tua di ribuan desa sangat berperan dalam
pembuatan alat dengan bahan tersebut (Perlu diingat bahan tersebut sulit dijurai karena
licin).
7. Mekanisasi dan Otomatisasi
Keinginan untuk meningkatkan efisiensi alat penangkap ikan menstimulasi
pengembangan dari metoda penangkapan ikan yang telah dikenal dan upaya untuk
menemukan teknik penangkapan ikan yang Baru. Berbagai pendorong memacu
kecenderungan ini tidak hanya untuk mernperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak, tapi
juga untuk menangkap di perairan yang lebih dalam, dan untuk menggantikan kehadiran
manusia di sekitar alat penangkap ikan, dengan nnengupayakan agar alat tersebut dapat
menangkap secara otomatis tanpa perlu kehadiran manusia.
Tampaknya sejak dulu nelayan dianggap memiliki fisik yang kuat, jika tidak maka
tidak ada penangkapan ikan. Bila diperlukan jumlah hasil tangkapan yang lebih banyak,
ukuran alat penangkap ikan diperbesar dan jumlahnya diperbanyak. Problema pengurangan
tenaga kerja dengan ditemukannya mesin peralatan penangkapan ikan sejak sebelum abad
ke-18 dan adanya motorisasi kapal-kapal perikanan, telah mengurangi kebutuhan tenaga
manusia untuk mengoperasikan peralatan perikanan tersebut.
Awal pemikirannya adalah untuk memudahkan penanganan alat penangkap ikan
dengan menggunakan winch, tapi seiring dengan meningkatnya nilai hasil tangkapan dan
meningkatnya biaya untuk membayar tenaga manusia, mesin juga harus dapat
menggantikan tenaga manusia tanpa mengurangi yield. Dalam bentuk pengembangan ini,
motor menggantikan dayung dan layar. Winch yang digerakkan dengan tenaga mesin
mengurangi jumlah tenaga manusia sekaligus meningkatkan keuntungan dan keselamatan.
Hasil tangkap per orang (cetch per man), per kapal, per hari meningkat dengan pesat.
Pengembangan ini menjadi sangat penting dalam peningkatan mekanisasi dalam perikanan
skala besar dan skala kecil. Pengoperasian secara modern dengan trawl dan stern trawl
berukuran besar. Menangani purse seine modern yang sangat besar dengan power block,
diperkenalkannya drum dengan tenaga motor untuk jaring dan tali, reels untuk purse seine
pada purse seining, line thrower dan line arranger pada long line, net hauler pada gillnet,
squid jigger pada penangkapan cumi-cumi, automatic pole & line machine pada
penangkapan cakalang dengan pole & line, atau semua contoh dari metoda penangkapan
ikan yang telah berhasil tidak hanya untuk memfasilitasi lapangan kerja tapi juga sekaligus
mengurangi jumlah tenaga manusia.
Pengurangan jumlah awak kapal dengan penggunaan mesin dianggap penting di
negara-negara industri maju yang notabene kekurangan tenaga kerja, atau sangat mahal.
Tetapi di negara-negara berkembang atau sedang berkembang dan negara-negara industri
yang sedang dilanda krisis ekonomi dengan tingkat pengangguran yang tinggi seperti
halnya Indonesia, mekanisasi kurang disukai, karena negara tersebut mencoba tetap
mempertahankan sebanyak mungkin manusia dapat berkecimpung di perikanan hanya
untuk memberi mereka pekerjaan dan makanan. Dimana kemungkinannya pekerjaan lebih
penting dari metoda penangkapan ikan yang pekerjaannya dilakukan oleh mesin.
Kecenderungan dewasa ini dalam pengembangan alat penangkap ikan adalah
mengubah metoda penangkapan ikan sedemikian rupa yang dioperasikan secara otomatis,
dengan sedikit upaya manusia. Khususnya dalam mengoperaskan hand line, slogannya
adalah: "Push the button and let it fish”. Dalam hal ini komputer digunakan untuk membuat
keputusan dalam mengendalikan alat. Dalam sistem yang baru, operasi secara keseluruhan
alat penangkap ikan dibagi dalam beberapa tahapan, dan setiap tahapan berjalan secara
otomatis. Namun tidak diartikan bahwa robot telah menggantikan tenaga manusia.
Komputer membantu tidak hanya melaksanakan pekerjaan, tapi juga “berpikir" lebih cepat
dari manusia. Dalam beberapa kasus, keputusan terakhir tetap ditangan manusia.
Pengembangan yang terbaru tampaknya adalah dalam penangkapan ikan dengan trawl, yang
seharusnya menjadi sangat berguna dimasa datang. Walaupun adanya kenaikan harga BBM
perkembangan ini tidak akan terhambat. Pada perikanan Skala kecil "mesin pemanen”
(harvesting machine) telah dikembangkan yang juga akan merupakan basis komputerisasi,
seperti yang telah dilakukan di berbagai mesin-mesin pertanian. Namun dernikian, ide ini
adalah untuk masa depan, untuk saat ini untuk perikanan pada umumnya di seluruh dunia,
tenaga manusia, pengalaman, dan pengetahuan mengenai fish behavior masih sangat
diperlukan untuk keberhasilan dalam mengkonstruksi dan mengoperasikan alat penangkap
ikan.
8. Teknologi Penangkapan
Salah satu dari alat penangkap ikan yang sama dapat dioperasikan dalam beberapa
cara yang berbeda. Jika tidak mengetahui metoda penangkapannya jangan harap dapat
rnelakukannya, sebagai contoh pada sebuah jaring yang dapat digunakan untuk seining atau
dragging, untuk drive-in fishery, bahkan untuk gilling dan entangling. Ini merupakan salah
satu alasan klasifikasi alat penangkap ikan dan metoda penangkapan ikan tidak didasarkan
pada konstruksi alat, tapi didasarkan pada berbagai cara dan kadang-kadang harus ditunjang
oleh taktik penangkapan ikan (fishing tactics), yang sebagian besar didasarkan pada metoda
memikat ikan, tanpa harus menakut-nakutinya.
Konstruksi, pengoperasian alat dan taktik penangkapan ikan dianggap sebagai bagian
dari teknologi penangkapan ikan. Namun demikian, teknologi penangkapan ikan
menyertakan bahan dalam konstruksi alat, sejauh hal itu diperlukan disertakan pula kapal
penangkapan ikan. Dikaitkan dengan bahan jarring, serat alami telah digantikan oleh serat
buatan bersamaan dengan ditemukannya serat polyamide (PA), polyester (PES) dan serat
buatan lainnya sesuai kebutuhan masing-masing jenis alat penangkap ikan. Tidak diragukan
lagi bahwa metoda mid-water trawling dan purse seining tidak mungkin dapat dilakukan
tanpa menggunakan benang-benang sintetis yang lebih kuat dan tipis, terpisah dari
berperannya echo sounder. Contoh yang paling baik adalah pada keberhasilan penangkapan
ikan dengan gillnet, tidak mungkin terjadi tanpa menggunakan benang yang memliki daya
tampak yang rendah (low visibility) bahkan transparan, seperti pada monofilament.
Telah dikenal hampir di seluruh dunia bahwa belum ada inovasi yang sensasional
dengan mengecualikan kegunaan serat sintetis dan juga gabungan dari beberapa serat
sintetis menjadi benang atau tali compound. Pengernbangan metoda penangkapan ikan,
khususnya perikanan laut, harus berjalan parallel dengan pengembangan yang terus
menerus dari kapal penangkapan ikan, mesin diesel atau uap yang ditingkatkan tenaganya,
atau siapa tahu suatu saat kapal penangkapan ikan digerakkan dengan tenaga atom.
Beranjak dari kapal yang terbuat dari bambu (masih terdapat di Asia) untuk penangkapan
ikan berjangka sangat pendek (one-day fishing) hingga kapal-kapal pabrik (factory
vessel) yang dioperasikan bersama armada kapal penangkap ikan (catcher fleet) atau
kapal pabrik yang menangkap sendiri (self catching factory ship) yang mampu berada di
tengah laut hingga beberapa bulan entah di samudera mana dan memproses langsung hasil
tangkapannya. Namun demikian, kapal-kapal multi fungsi sudah banyak ditinggalkan orang,
mereka lebih menyukai kapal spesialis dengan berbagai penataan khusus. Dewasa ini,
didalam perikanan laut modern, kapal penangkapan ikan dengan alat penangkap ikan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pengernbangan alat penangkap ikan dan
metoda penangkapan ikan tidak dapat dipisahkan. Keberhasilan dan kemajuan perikanan
didasarkan oleh keharmonisan antar manusia sebagai pemeran utama, dan ikan sebagai
obyeknya, dan ketiga faktor lain yang mempengaruhinya yaitu konstruksi dan
pengoperasian serta kapal penangkapan ikan.
RINGKASAN
1. Sejarah penangkap ikan dan pemburu sama tuanya, keduanya merupakan suatu upaya
memenuhi kebutuhan akan pangan, namun entah kenapa memanah ikan yang berenang
di rawa-rawa dianggap sedang menangkap ikan dengan memanah seekor bebek yang
juga sedang berenang di tempat yang sama dianggap sedang berburu padahal
menggunakan alatyang persis sama.
2. Peralihan dari subsistence fishing ke commercial fishery dan sport fishing disebabkan
adanya peningkatan permintaan pasar kebutuhan akan sumber peternakanan yang tidak
memiliki subtitusi, dan adanya permintaan akan sesuatu yang dapat digunakan sebagai
hiburan untuk mernuaskan kesenangan.
3. Sport fishing digalongkan kedalam perikanan skala kecil yang didisain tidak untuk
memenuhi kebutuhan hidup dari hasil tangkapannya tapi untuk mengkonsentrasikan
keterampilan agar memperoleh kesenangan dan kepuasan.
4. Alat penangkap ikan yang aktif dan pasif adalah penggolongan yang sangat sederhana
ditinjau dari bagaimana ikan tertangkap. Aktif menyatakan bahwa alat penangkap ikan
harus mendekati, memburu ikan, sedangkan pasif ikan mendekati, menabrak,
terperangkap ke alat penangkap ikan yang diam.
5. Buruh adalah orang yang mengerjakan pekerjaan penangkapan ikan yang dibayar atau
digaji oleh pemilik atau nakhoda kapal sesuai dengan volume pekerjaan yang telah
dilaksanakannya.
6. Penangkapan ikan secara kolektif lebih mengarah pada sistem koperasi atau dikenal
dengan istilah pola PIR atau sister.
7. Tenaga kerja di kapal atau Awak Kapal adalah orang yang dibayar untuk melaksanakan
pekerjaan baik berdasarkan kontrak maupun pekerja tetap.
8. Mekanisasi adalah melakukan pekerjaan menggunakan tenaga mekanik, namun rnanusia
masih berperan dalam pekerjaan sebagai pengontrol.
9. Otomatisasi adalah melakukan pekerjaan dengan menggunakan peralatan atau mesin
yang bekerja otomatis
10. Teknologi penangkapan ikan adalah semua cara dalam melaksanakan proses
penangkapan ikan dari mulai ikan ditangkap hingga ikan sampai ke konsumen. Teknik
penangkapan ikan adalah cara atau proses menangkap ikan