pikiran rakyat -...

2
Pikiran Rakyat o Senin o Selasa Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 1 2 3 4 CD .6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 .Jan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes Tua di Jalan Oleh DJASEPUDIN S EBAGAI salah satu kota besar di Indonesia yang berkembang pesat, Bandung sejak baheula hingga ayeuna jadi pu- sat tujuan semua lapis- an masyarakat. Berdu- yun-duyun masyarakat dari pelbagai penjuru kotafkabupaten berkunjung dan mene- tap di Kota Bandung. Dengan tekad mencari ilmu dan pengetahuan di perguruan tinggi, be- lasan ribu (calon) maha- siswa saban tahun membanjiri Ban- dung. Namun, ketika sudah meraih gelar sarjana, para intelektual muda itu tidak segera pulang ke kampung hala- man. Di setiap sudut Kota Bandung menja- mur mal, mart, PKL,dan pasar dadakan yang digelar di seputar taman, jalan, dan pusat pemerintahan. Hal itu me- ngakibatkan Kota Bandung makin sibuk. Meski tidak sesejuk 198o-an, Ban- dung masihjadi primadona wisatawan nusantara dan mancanegara. Wisa- tawan yang hendak melepas lelah dan membuang penat dari rutinitas keseha- rian itu selain datang dengan membawa uangjuga hadir dengan mengemudikan ribuan kendaraan. Dengan julukan anyar kota kreatif, kota mode, kota kuliner, kota musik, dan kota Persib, hampir setiap hari berlangsung kegiatan yang menyedot ribuan warga di berbagai titik. Apalagi para bobotoh Persib. Jangankan per- tandingan resmi, pada latihan sehari-hari saja ratusan bobotoh mah se- lalu mengerubuti Chris- tian Gonzales dan kawan- kawan. Sabaqeur-ba- geurna pu/uhan ribu bobotoh kala datang dan pulang dari stadion, dap- at dipastikan, akan meng- ganggu ketertiban di se- panjang jalan. Fakta-fakta tersebut menjadi beberapa sebab permasalahan kependudukan, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan kenyamanan di Kota Bandung makin pe- lik. Salah satu akibatnya Bandung ayeu- na kian digencet macet. Untuk sebagian besar masyarakat, kemacetan adalah siksaan yang sangat berbahaya dan menyakitkan. Gara-gara macet yang hendak sekolah jadi terlam- bat, transaksi bisnis jadi terhambat, kondisi lingkungan makin buruk, an- tarpengguna jalan sering ribut, kualitas kesehatan warga terus menciut. Ketika kaum muda Bandung selalu digencet macet mereka sering bergu- mam dengan gurauan "Kolot di jalan, yeuh (Tua di jalan, nih)". Meminimal- isasi kuantitaskemacetan dan meningkatkan kualitas ketertiban peng- guna jalan dapat kita wujudkan. Kliplng Humas Onpad 2011 l-

Upload: phungtruc

Post on 05-Mar-2018

228 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyato Senin o Selasa • Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

1 2 3 4 CD .6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1617 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31.Jan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes

Tua di Jalan

Oleh DJASEPUDIN

S EBAGAI salahsatu kota besardi Indonesia

yang berkembang pesat,Bandung sejak baheulahingga ayeuna jadi pu-sat tujuan semua lapis-an masyarakat. Berdu-yun-duyun masyarakatdari pelbagai penjurukotafkabupatenberkunjung dan mene-tap di Kota Bandung.Dengan tekad mencariilmu dan pengetahuandi perguruan tinggi, be-lasan ribu (calon) maha-siswa saban tahun membanjiri Ban-dung. Namun, ketika sudah meraihgelar sarjana, para intelektual muda itutidak segera pulang ke kampung hala-man.

Di setiap sudut Kota Bandung menja-mur mal, mart, PKL,dan pasar dadakanyang digelar di seputar taman, jalan, danpusat pemerintahan. Hal itu me-ngakibatkan KotaBandung makin sibuk.

Meski tidak sesejuk 198o-an, Ban-dung masihjadi primadona wisatawannusantara dan mancanegara. Wisa-tawan yang hendak melepas lelah danmembuang penat dari rutinitas keseha-rian itu selain datang dengan membawauangjuga hadir dengan mengemudikanribuan kendaraan.

Dengan julukan anyar kota kreatif,kota mode, kota kuliner, kota musik,dan kota Persib, hampir setiap hari

berlangsung kegiatanyang menyedot ribuanwarga di berbagai titik.Apalagi para bobotohPersib. Jangankan per-tandingan resmi, padalatihan sehari-hari sajaratusan bobotoh mah se-lalu mengerubuti Chris-tian Gonzales dan kawan-kawan. Sabaqeur-ba-geurna pu/uhan ribubobotoh kala datang danpulang dari stadion, dap-at dipastikan, akan meng-ganggu ketertiban di se-panjang jalan.

Fakta-fakta tersebut menjadi beberapasebab permasalahan kependudukan,sosial, ekonomi, politik, keamanan, dankenyamanan di KotaBandung makin pe-lik. Salah satu akibatnya Bandung ayeu-na kian digencet macet.

Untuk sebagian besar masyarakat,kemacetan adalah siksaan yang sangatberbahaya dan menyakitkan. Gara-garamacet yang hendak sekolah jadi terlam-bat, transaksi bisnis jadi terhambat,kondisi lingkungan makin buruk, an-tarpengguna jalan sering ribut, kualitaskesehatan warga terus menciut.

Ketika kaum muda Bandung selaludigencet macet mereka sering bergu-mam dengan gurauan "Kolot di jalan,yeuh (Tua di jalan, nih)". Meminimal-isasi kuantitaskemacetan danmeningkatkan kualitas ketertiban peng-guna jalan dapat kita wujudkan.

Kliplng Humas Onpad 2011

l-

Upaya Pemkot Bandung menggelarHari Bebas Kendaraan pada setiapMinggu akan lebih baik jika hari, jam,jumlah, dan jarak jalannya ditambah.Sebab, ketika hanya Jalan Dago ter-larang bagi mobil dan motor makapenumpukan kendaraan di sekitar JalanDago tak terelakkan. Dengan demikian,kemacetan hanya pindah tempat.

Upaya lain yang wajib ditempuhadalah kesadaran pengguna jalan danpara aparat berwenang. Permasalahankemacetan akan teratasi jika ada komit-men dan kebersamaan. Misal, dalam su-atu urusan, ketegasan polisi dan parapemangku kepentinganjangan sampaidikalahkan oleh kekuatan uang. Ketikaada pelanggaran sebisa mungkin hin-dari "jalan damai".

Lantas, Dinas Perhubungan dan di-nas-dinas lainnya jangan segan-seganuntuk "mengandangkan" kendaraanpribadi dan umum yang tidak memilikiizin, kualitas hasil pembakaran mesinkendaraannya di bawah standar yangditentukan, dan kendaraan yang parkirsembarangan.

Pelajar, mahasiswa, pekerja, ataupedagang, saya pikir dapat menekantingkat kemacetan. Caranya, J auhi jalanraya! Sumuhun, untuk memenuhi pel-bagai kebutuhan kita jangan terlampausering datang langsung ke kampus, kan-tor, atau pusat perbelanjaan.

Pejabat pemkot, pihak rektorat, ja-jaran manajer, atau para pengelolapusat niaga bekerja sama agarmasyarakat tidak hilir mudik di sepan-jangjalan. Toh teknologi, informasi, dankomunikasi sudah semakin tinggi.

Pembuatan kartu tanda penduduk,kartu keluarga, dan atau transaksi

perdagangan semua dilaksanakan de-ngan sistem online. Masyarakat tak per-lu lagi datang ke pusat pemerintahandan pusat perbelanjaan yang biasanyamenguras energi, uang, dan menggu-nakan banyak kendaraan.

Sekadar mendengarkan materi kuliahpara dosen bukankah mahasiswa tidakperlu harus hadir di ruang-ruang kuli-ah? Makalah dosen atau tugas-tugasmahasiswa juga bisa lebih efektif danefesien jika dikirim menggunakan suratelektronik atau faksimile.

Manajer perusahaan sudah saatnyamemikirkan sejumlah pekerjaan tidakselalu mesti dilakukan di pabrik-pabrik.Untuk beberapa produksi barang,pekerjaan yang biasa terpusat di pabrik-pabrik bisa dilakukan di rumah-rumah.

Lalu,jadikan kendaraan bermotor se-bagai penunjang dan penggunaannyahanya dalam situasi yang sangat mende-sak. Selama bisa ditempuh dengan jalankaki, untuk apa menghabiskan BBM?Bila dirasa agakjauh bukankah kehor-matan kita tidak akan sima jika meng-gunakansepeda? ,

Akhirul kalam, dalam melakukan pel-bagai jenis pekerjaan sudah selayaknyakita tidak tergantung pada jalan raya.Jadikan kendaraan sebagai penunjangdan penggunaannya hanya dalam situa-si yang sangat mendesak. Toh segalanyabisa dilakukan di rumah.

Jika hal itu dilakukan dengan penuhkesadaran dan keikhlasan kita akan ter-hidar dari bahaya tua di jalan. ***

Penulis, alumnus Program StudiSastra Sunda Unpad, guru honorer ba-hasa Sunda di SD Islam Al-Azhar 27Cibinong.