pidato guru

3
Felicia Dewi X Akselerasi '13 Yang saya hormati, Ibu Samhati sebagai Guru bahasa Indonesia, Serta yang saya sayangi, teman-teman seperjuangan di kelas akselerasi angkatan ke 13 ini. Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama, marilah kita mengucapkan syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita semua, kemudian saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menyampakain pidato di depan teman-teman sekalian. Kali ini saya akan membawakan sebuah pidato mengenai dunia kependidikan. Sebelum saya masuk kepada pidato saya, saya ingin bertanya kepada teman-teman sekalian. Apa teman-teman masih ingat mengenai ungkapan “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” ? Ungkapan sederhana tapi padat makna. Sayangnya, banyak di kalangan kita sekarang ini yang tidak mengacuhkannya. Teman-teman sekalian, apa itu guru? Guru dalam arti formal memang orang yang mengajar di suatu instansi sekolah. Tapi guru mempunyai makna yang luas. Guru adalah orang yang telah mengenalkan kita pada hal-hal yang baru dan membimbing kita menuju jalan benar. Perlu diketahui, kebanyakan hal berasal dari guru. Mungkin ada yang bertanya, mengapa tidak dosen? Jawabannya sederhana. Seseorang untuk menjadi dosen harus diajari dulu oleh seorang guru. Setinggi-tinggi apapun jabatan kita, setinggi apapun ilmu yang kita dapatkan sekarang, semuanya adalah hasil dari peran seorang guru. Tanpa adanya profesi seorang guru, mungkin tidak akan lahir benih-benih bangsa yang cerdas, mungkin tidak ada lagi orang yang bisa baca tulis, dan mungkin saya tidak akan maju di depan ini. Tetapi, keagungan seorang guru di mana pelajar jaman sekarang tidaklah seagung dulu. Mengapa? Karena seiringnya waktu, rasa hormat kepada orang yang lebih dewasa semakin berkurang, dan inilah yang disebut dengan krisis moral. Di jaman sekarang, murid sudah bisa menilai guru yang cocok bagi mereka, dan secara jujur saya katakan... murid sudah pandai merencanakan siasat yang tidak karuan terhadap guru yang kurang mereka sukai.

Upload: felicia-dewi

Post on 10-Nov-2014

472 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Merupakan salah satu contoh pidato guru. Saya membuat pidato ini sebagai bahan untuk ulangan B.Indonesia mengenai pidato. Sekiranya pidato saya dapat membantu teman - teman yang membutuhkan referensi.

TRANSCRIPT

Page 1: Pidato Guru

Felicia Dewi X Akselerasi '13

Yang saya hormati, Ibu Samhati sebagai Guru bahasa Indonesia,

Serta yang saya sayangi, teman-teman seperjuangan di kelas akselerasi angkatan ke 13 ini.

Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua.

Pertama-tama, marilah kita mengucapkan syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Tuhan

kepada kita semua, kemudian saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan

kepada saya untuk menyampakain pidato di depan teman-teman sekalian.

Kali ini saya akan membawakan sebuah pidato mengenai dunia kependidikan.

Sebelum saya masuk kepada pidato saya, saya ingin bertanya kepada teman-teman sekalian. Apa

teman-teman masih ingat mengenai ungkapan “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” ?

Ungkapan sederhana tapi padat makna. Sayangnya, banyak di kalangan kita sekarang ini yang tidak

mengacuhkannya.

Teman-teman sekalian, apa itu guru?

Guru dalam arti formal memang orang yang mengajar di suatu instansi sekolah. Tapi guru

mempunyai makna yang luas. Guru adalah orang yang telah mengenalkan kita pada hal-hal yang

baru dan membimbing kita menuju jalan benar. Perlu diketahui, kebanyakan hal berasal dari guru.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa tidak dosen? Jawabannya sederhana. Seseorang untuk

menjadi dosen harus diajari dulu oleh seorang guru. Setinggi-tinggi apapun jabatan kita, setinggi

apapun ilmu yang kita dapatkan sekarang, semuanya adalah hasil dari peran seorang guru. Tanpa

adanya profesi seorang guru, mungkin tidak akan lahir benih-benih bangsa yang cerdas, mungkin

tidak ada lagi orang yang bisa baca tulis, dan mungkin saya tidak akan maju di depan ini.

Tetapi, keagungan seorang guru di mana pelajar jaman sekarang tidaklah seagung dulu.

Mengapa?

Karena seiringnya waktu, rasa hormat kepada orang yang lebih dewasa semakin berkurang, dan

inilah yang disebut dengan krisis moral. Di jaman sekarang, murid sudah bisa menilai guru yang

cocok bagi mereka, dan secara jujur saya katakan... murid sudah pandai merencanakan siasat yang

tidak karuan terhadap guru yang kurang mereka sukai.

Ada beberapa faktor yang mungkin perlu dipahami baik oleh guru yang mengajar maupun murid

yang menimba ilmu dari guru tersebut. Saya akan menyinggung 2 faktor utama yang berpengaruh

akan apresiasi terhadap jasa-jasa guru.

Yang pertama, sifat dari guru tersebut.

Ini adalah teori yang cocok diterapkan dalam menghadapi kepribadian dan sifat keras murid-

murid jaman sekarang.

Sifat dari guru tersebutlah yang menentukan seberapa besar apresiasi seorang murid terhadap

jasa-jasanya. Jika guru tersebut mampu mendekatkan diri dan memahami anak didiknya, maka

sesulit apapun materi yang guru tersebut sampaikan, dan sebelit apapun cara penyampaian guru

tersebut dalam menyampaikan pelajaran... akan dimaklumi oleh anak didik. Mengapa? Karena

secara psikologis di diri seorang murid, rasa perhatian yang diberikan kepada guru akan

menimbulkan perasaan sayang kepada guru tersebut. Dan pada akhirnya, rasa sayang tersebutlah

yang akan membuat murid lebih pengertian, lebih menghargai jasa guru.

Page 2: Pidato Guru

Felicia Dewi X Akselerasi '13

Yang kedua, sifat dari murid dan suasana kelas.

Berdasarkan pengalaman saya sewaktu SMP, yang di mana pada waktu itu suasana kelas betul-

betul ribut dan hanya beberapa anak yang memperhatikan penjelasan guru tersebut. Tetapi, karena

rasa kesal dan ‘capek negur’ dari guru tersebut, ia tetap melanjutkan mengajar HANYA kepada

murid-murid yang memperhatikannya dan ‘cuek’ kepada murid yang tidak menghiraukannya.

Apakah tindakan guru tersebut salah? Tidak. Kalau sudah ada kata ‘capek negur’ berarti itu

adalah kesalahan di diri murid. Secara tidak langsung, kita tidak mengharapkan penjelasan dari guru

tersebut. Hanya saja, murid sering menyalahkan guru tersebut jika mendapatkan nilai yang tidak

sesuai keinginannya.

Kedua faktor tersebut tidak bisa terlaksana secara timpang, harus sejalan pelaksanaannya. Maka

apresiasi terhadap jasa guru akan lebih meningkat. Masalahnya, mampukah kita melaksanakannya

sekaligus?

Dengarkan pernyataan dari Wiliam Arthur :

“Guru yang biasa saja adalah guru yang memberitahu

Guru yang baik adalah guru yang menerangkan

Guru yang hebat adalah guru yang mendemonstrasikannya

Dan Guru sejati adalah guru yang menginspirasi”

Teman yang berbahagia sekalian, layaklah untuk kita sadari betapa pentingnya peran dan jasa

dari seorang guru. Baik buruknya pandangan kita terhadap guru tersebut, tetaplah ilmu yang kita

peroleh dari guru tersebut bukanlah 0 persen. Kita tak pantas meremehkan kemampuan seorang

guru walaupun berbeda tipical. Dan kita belumlah terlambat untuk menyadarinya. Kita bisa

membuktikannya pada ujian yang nantinya akan kita hadapi. Mari kita bersama menunjukkan

keberhasilan guru tersebut dalam mengajari kita.

Keberhasilan kita di ujian nanti bisa menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru.

Sekian dari saya, terima kasih atas perhatian yang diberikan dan mohon maaf jika ada kesalahan

kata.