pewe.docx

74
RONDE KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN METODE KEPERAWATAN PRIMER PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN METODE KEPERAWATAN PRIMER 1. LATAR BELAKANG Dalam memeberikan asuhan keperawatan pada klien perawat sering menemukan permasalahan-permasalahan sehubungan dengan tindakan yang diberikan. Sebagai jalan keluarnya dibutuhkan suatu pemecahan masalah yang membutuhkan kemampuan yang cukup tinggi baik pengetahuan, sikap maupun keahlian. Salah satu metode pemecahan masalah adalah dengan ronde keperawatan. Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan di samping pasien membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala ruangan, perawat asociate yang melibatkan seluruh anggota tim. Adapun kegiatan ini mempunyai karakteristik meliputi klien dilibatkan secara langsung, klien merupakan fokus kegiatan, PA/PP dan konsuler melakukan diskusi, konsuler mengfasilitasi kreatifitas dan konsuler membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah. 2. TUJUAN Tujuan pelaksanaan ronde keperawatan adalah: Menumbuhkan cara berfifir kritis b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien Meningkatkan faliditas data klien Menilai kemampuan jastifikasi Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja Meningkatkan kemampuan memodifikasi renpra 3. PERAN a. PP dan PA - Menjelaskan keadaan dan data demografi klien - Menjelaskan masalah keperawatan utama

Upload: srimutiarahayu

Post on 13-Sep-2015

255 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

RONDE KEPERAWATAN DALAM PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN METODE KEPERAWATAN PRIMER

PROPOSALRONDE KEPERAWATANDALAM PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATANMETODE KEPERAWATAN PRIMER

1. LATAR BELAKANGDalam memeberikan asuhan keperawatan pada klien perawat sering menemukan permasalahan-permasalahan sehubungan dengan tindakan yang diberikan. Sebagai jalan keluarnya dibutuhkan suatu pemecahan masalah yang membutuhkan kemampuan yang cukup tinggi baik pengetahuan, sikap maupun keahlian. Salah satu metode pemecahan masalah adalah dengan ronde keperawatan. Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan di samping pasien membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala ruangan, perawat asociate yang melibatkan seluruh anggota tim. Adapun kegiatan ini mempunyai karakteristik meliputi klien dilibatkan secara langsung, klien merupakan fokus kegiatan, PA/PP dan konsuler melakukan diskusi, konsuler mengfasilitasi kreatifitas dan konsuler membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.2. TUJUANTujuan pelaksanaan ronde keperawatan adalah:a. Menumbuhkan cara berfifir kritisb. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klienc. Meningkatkan faliditas data klien d. Menilai kemampuan jastifikasie. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerjaf. Meningkatkan kemampuan memodifikasi renpra3. PERANa. PP dan PA- Menjelaskan keadaan dan data demografi klien- Menjelaskan masalah keperawatan utama - Menjelaskan intervensi yang belum dan yang sudah dilakukan- Menjelaskan tindakan selanjutnya- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambilb. Peran PP lain dan atau konsuler- Memberikan justifikasi - Memberikan reinforcemen- Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan/rasional- Mengarahkan dan koreksi- Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari4. KEGIATANa. Persiapan Penetapan kasus minimal satu hari sebelum pelaksanaan ronde Memberikan informed Concent kepada klien/keluargab. Pelaksanaan ronde Penjelasan tentang klien oleh PP. Difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan yang menjadi prioritas dan perlu didiskusikan. Diskusi antara anggota tim tentang kasus tersebut Pemberian justifikasi oleh PP atau perawat konsuler/karu tentang masalah klien dan rencana tindakan. Tindakan keperaatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkanc. Paska RondeMendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta cara menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.5. TEMPAT DAN WAKTUa. Tempat : Ruang Kardiologi kelas II .b. Waktu : 30 menit.c. Tanggal : 6 Agustus 2002.6. PENGORGANISASIANPenanggung jawab: Nursalam, M. Nurs (Hons).Pembimbing: Obet Sugiyono, SKM. Siti Guntarlin, SKM. Sumiatun, SST. Arif Wijaya, S.Kp. Sumiati, A.Md.Kep.Ketua: Sekretaris: Bendahara: Anggota: 7. PENDANAANSwadana mahasiswa.8. MATERIMateri ronde terlampir.9. PENUTUPDemikian proposal ini di buat sebagai gambaran kegiatan ronde keperawatan dalam praktek manajemen PSIK angkatan III kelompok I C.

Surabaya, 5 November2002Ketua

Subhan

RENCANA STRATEGI RONDE KEPERAWATANDALAM PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATANDI RUANG KARDIOLOGI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Topik: Askep klien dengan gangguan pertukaran gas.Sasaran: Klien Tn. Sutarjan. Umur 66 tahun.Peserta: PP, PA, PP lain, karu, konselor, perawat ruang Kardiologi.Waktu: 30 menit.Hari/tanggal: Selasa, 5 November 2002.

1. Tujuana. Tujuan Umum Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi b. Tujuan Khusus- Menjustifikasikan masalah-masalah yang belum teratasi- Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan pereawat primer lain2. Sasaran Klien Tn. Sutarjan. Umur 66 tahun di ruang Kardiologi kelas II.3. Metode Ronde keperawatan4. Materi- Teori asuhan keperawatan dengan gangguan pertukaran gas.- Masalah Keperawatan yang muncul pada kasus Tn.Sutarjan. - Intervensi keperawatan klien dengan gangguan suhu tubuh (Hipertermi).5. Media Instrumen ronde

6. Proses rondeNnNoTahapWaktuPenanggungjawab

1Pra Ronde- Menentukan kasus dan topik- Menentukan tim ronde- Informed Consent- Diskusi- Mencari sumber literaturMinggu ITanggal,1 - 2 Agustus 2002.Suko Asri.

2Ronde- Penyampaian masalah & rencana tindakan- Justifikasi dan arahan dari karu/PP lainnya- Intervensi keperawatan- DiskusiMinggu IISelasa, 6-8-02Putrono

3Post Ronde- Evaluasi pelaksanaan ronde- Revisi/perbaikanMinggu IIWahyu Triningsih

7. Kriteria Evaluasi- Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde- Bagaimana peran PP/PA saat ronde- Bagaimana peran PP dan PA dalam pengorganisasian ronde8. Pengorganisasian- Karu: Wahyu Triningsih.- PP1: Putrono- PP2: Pius Selasa- PA: Susi Dwi Harini- PA: Sulansi9. Alur Ronde keperawatan

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangManagemen adalah proses bekerja melalui staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini dituntut tugas manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Gillies, 1996).Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperatan adalah pembenahan manajemen keperawatan karena dengan adanya factor kelola yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid keperawatan dengan melibatkan seluruh tim keperawatan. Karakteristik dari ronde keperawatan meliputi : pasien dilibatkan secara langsung, pasien merupakan fokus kegiatan, perawat yang terlibat melakukan diskusi, konselor memfasilitasi kreatifitas dan membantu mengembangkan kemampuan perawat dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah. B. Tujuan1. Tujuan UmumSetelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi.2. Tujuan KhususSetelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan mampu :a. Menumbuhkan cara berfikir kritisb. Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klienc. Meningkatkan cara berfikir yang sistematisd. Meningkatkan kemampuan validitas data pasiene. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan f. Meningkatkan kemampuan justifikasig. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerjah. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatanC. Manfaat1. Bagi perawata. Terciptanya komunitas perawatan yang professionalb. Terjalin kerjasama antar TIMc. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan benar2. Bagi pasiena. Masalah pasien dapat teratasib. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

BAB 2PERENCANAAN

A. Topik : Perawatan klien dengan Diagnosa Post op. ApendicitisB. Sasaran : Tn AC. Waktu : pukul 09.00-10.00 wibD. Hari/Tanggal : 14 April 2012 E. Tujuan3. Tujuan UmumSetelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi.4. Tujuan KhususSetelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan mampu :i. Menumbuhkan cara berfikir kritisj. Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klienk. Meningkatkan cara berfikir yang sistematisl. Meningkatkan kemampuan validitas data pasienm. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan n. Meningkatkan kemampuan justifikasio. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerjap. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatanF. SasaranKlien Tn. A, Umur 24 th yang dirawat di ruang Bedah RSU Cepat sembuh.G. Materia. Teori Perawatan Dx Apendicitis dan sepsisb. Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan Dx Apendicitis dan sepsis.H. Metode 1. Diskusi2. Bed side teachingI. Media

J. Proses RondeNOTAHAPWAKTUPENANGGUNG JAWAB

1Pra Ronde: Menentukan kasus & topik Menentukan Tim ronde Informed Consent Membuat Pra planning Diskusi Mencari Sumber Literatur5 April 2012

Kepala RuanganKetua TIMPerawat 1Perawat 2Ahli GiziDokter spesialis

2Ronde : Penyampaian Masalah Diskusi Validasi data ke pasien dan keluarga6 April 2012

Seluruh anggota kelompok

3Post Ronde :Evaluasi Pelaksanaan RondeRevisi & Perbaikan9 April 2012

Seluruh anggota kelompok

K. Alur Ronde(cari dibuku manajemen keperawatan)L. Peserta RondeKepala Ruangan : Husein MakhrudyKetua Tim : Rizki Eka A.Perawat 1 : Abdul GovurPerawat 2 : ArliyawatiAhli Gizi : Dina HertantiDokter Spesialis : Nur ItaPasien : Kharis DimyatiKeluarga Px : Noki AnggaNarator : Tri Mentari

M. Evaluasi (Persiapan-proses-hasil)

SURAT PERSETUJUANYang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : No.KTP/SIM/lainnya : Alamat :

Untuk : Diri sendiri Isteri Suami Anak Orang Tua Lainnya Nama Klien : Umur Jenis Kelamin : Alamat :

Ruangan : Rekam Medis No. : Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah : Memberikan Persetujuan dan telah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan dilakukannya Ronde Keperawatan. Demikianlah persetujuan ini diberikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mojokerto, 6 April 2010 Perawat Yang Menerangkan Pasien

PREPLANNING ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN

A. TEMATema : Ronde KeperawatanSub Tema : Ronde Keperawatan di Ruang Penyakit Dalam

B. LATAR BELAKANGManajemen adalah suatu upaca kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah organisasi.Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan tertata rapid an terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian masalah tersebut.Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Perawat professional harus dapat menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak saat bekerja.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional UmumSetelah dilakukan role play mengenai ronde keperawatan, mahasiswa STIKes Kendal diharapkan mampu memahami dan menerapkan ronde keperawatan dengan menggunakan prinsip prinsip yang benar. Tujuan Instruksional Khusus1. Setelah melakukan role play mengenai manajemen keperawatan bangsal, mahasiswa STIKes Kendal diharapkan mampu memahami konsep dasar ronde keperawatan dengan kriteria 85 % benar.2. Setelah melakukan role play mengenai manajemen keperawatan bangsal, mahasiswa STIKes Kendal diharapkan mampu menerapkan dan melakukan ronde keperawatan dengan kriteria 85 % benar.3. Setelah melakukan role play mengenai manajemen keperawatan, mahasiswa STIKes Kendal diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang muncul dalam ronde keperawatan dengan pendekatan teoritis dengan kriteria 85 % benar.

D. STRATEGI PELAKSANAANNOKEGIATANWAKTUTEKNIKKETERANGAN

1.

2.

3.

4.

Pra interaksia. Mempersiapkan naskah dramab. Mempersiapkan mediac. Latihan dramaOrientasia. Mempersiapkan dirib. Membuka pertemuan dengan mengucap salamc. Memperkenalkan nama kelompokd. Kontrak waktuTahap kerjaa. Memainkan drama sesuai dengan perannya masing masing.Terminasia. Membacakan kesimpulan dari drama yang telah dimainkan.b. Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.2 hari

5 menit

25 menit

5 menit Bekerja sama antar anggota kelompok mempersiapkan drama

Persiapan diri Salam Perkenalan anggota kelompok Kontrak waktu

Akting sesuai peran masing - masing

Pembacaan kesimpulan Salam

Drama dilakukan di ruang laboraturium dengan setting tempat yang telah ditentukan, kemudian didokumentasikan dalam bentuk CD.

E. TEMPATTempat yang digunakan untuk pelaksanaan drama adalah ruang laboraturium STIKes Kendal.

F. MEDIAMedia yang digunakan untuk menampilkan drama adalah benda benda sederhana, meliputi : Meja Kursi Alat alat pendukung seperti buku, pena, dan peralatan pendukung lainnya.

G. EVALUASIEvaluasi yang digunakan adalah evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat akhir kegiatan telah selesai dilakukan. Bentuk evaluasi yang dilakukan adalah kesadaran diri, apakah role play sesuai dengan preplanning atau tidak.

H. SCENARIOTokoh drama :1. Arifatul Fitriana sebagai keluarga pasien2. Ariyo Guntoro sebagai pasien3. Asim Maulana sebagai perawat asosiet 14. Asrofikah sebagai perawat asosiet 25. Ayu Setya Asih sebagai narator6. Ayuningtyas Budi Rahayu sebagai perawat primer / ketua tim7. Azizah Rahmah M. sebagai kepala ruang8. Dwi Kurniawati sebagai perawat spesialis

Di ruang penyakit dalam sebuah rumah sakit yang sudah menerapkan model praktik keperawatan professional, akan dilakukan ronde keperawatan. Tahap pre ronde keperawatan..Sebelum ketua tim memberikan tugas kepada perawat asosiet, ketua tim menemui pasien terlebih dahulu untuk memberikan informed concent.Di ruang pasien..Ayu : Assalamualaikum. Pak Ariyo, bagaimana keadaannya?Ariyo : Dada saya masih sakit Sus, saya tidak bisa tidur semalaman.Ayu : Oh, begitu ya.Arifatul : Ariyo juga tidak mau makan Sus.Ayu : Oh, kenapa tidak mau makan Pak? Kan biar cepat sembuh. Begini Pak Ariyo, Bu Arifatul, saya mau meminta persetujuan Pak Ariyo dan bu Arifatul.Arifatul : Persetujuan apa Sus?Ayu : Pak Ariyo akan saya jadikan pasien untuk ronde keperawatan. Lha ronde keperawatan ini adalah suatu kegiatan yang nantinya pasien dan keluarga akan diajak diskusi untuk menyelesakan masalah yang dihadapi pasien.Ariyo : Oh, gitu.. lha terus saya harus bagaimana Sus?Ayu : Bapak Ariyo ya tidak harus bagaimana bagaimana, Pak Ariyo tinggal menyetujui saja. Dengan ronde keperawatan ini, nanti masalah pak Ariyo Insyaalla akan bisa diatasi.Arifatul : Benar begitu Sus?Ayu : Insyaallah Bu. Bagaimana, bersedia ya Pak?Ariyo : Oh, kalau begitu saya bersedia Sus.Ayu : Baik, kalau begitu silakan Pak Ariyo dan Bu Arifatul tanda tangan disini.Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian ketua tim menuju ke ruang perawat untuk memberikan tugas kepada perawat asosiet.Di ruang perawat.Ayu : Assalamualaikum perawat Asim dan perawat Fika. Seperti yang sudah direncanakan, hari ini kita akan melakukan tahap pra ronde keperawatan, dimana pasien yang akan kita pilih adalah bapak Aryo.Asim : Memangnya bapak Ariyo menderita penyakit apa Bu?Ayu : Bapak Ariyo itu memiliki penyakit gagal jantung, tetapi setahu saya beliau juga mengalami gangguan harga diri rendah, soalnya sudah berumur hampir 40 tahun tetapi belum menikah.Fika : Wah, kasihan sekali ya.Ayu : Maka dari itu, nanti tolong ya perawat Asim dan perawat Fika untuk mengkaji lebih lanjut masalah yang ada pada bapak Ariyo.Asim dan Fika : Baik Bu.Kemudian perawat asosiet melakukan pengkajian kepada pasien.Di ruang pasienAsim : Selamat pagi Pak Ariyo? Bagaimana kabarnya?Ariyo : Wah, tidak ada perubahan Pak. Dada saya masih sakit, saya tidak bisa tidur semalam, sama mau makan rasanya tidak enak.Fika : Oh, begitu ya Pak. Baik, kami disini, nama saya Fika dan ini teman saya Asim, akan melakukan pengkajian pada bapak, untuk mengetahui masalah apa yang ada pada bapak. Arifatul : Oh, iya, silakan Suster.Perawat asosiet pun melakukan pengkajian kepada Pak Ariyo. Ternyata didapatkan hasil bahwa Pak Ariyo mengalami nyeri pada dada, gangguan sulit tidur, susah makan dan mengalami gangguan konsep diri, yaitu gangguan citra tubuh dan harga diri rendah.Setelah mendapatkan data yang dirasa cukup, kemudian perawat asosiet melaporkan hasil pengkajiannya kepada ketua tim.Di ruang perawatAsim : Bu, pengkajian sudah kami lakukan.Ayu : Oh, kemuian bagaimana hasilnya?Fika : Ternyata masalah yang dihadapi oleh pasien banyak sekali Bu. (sambil menggeleng gelengkan kepalanya dan membuka hasil pengkajian) Asim : Pasien mengalami nyeri dada, gangguan tidur, susah makan, dan gangguan konsep diri Bu.Ayu : Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan validasi data, langsung ke pasiennya saja ya..Fika : Baik Bu.Kepala tim dan perawat asosiet melakukan validasi data. Setelah selesai melakukan validasi data, ketua tim melakukan kontrak waktu esok hari untuk ronde keperawatanDi ruang pasienAyu : Baik, terima kasih atas kerja samanya. Pak Ariyo dan Bu Arifatul memang orang baik. Kita ketemu laagi besok yan Pak, Bu, untuk melakukan ronde keperawatan.Ariyo : Oh, iya. Terima kasih Sus..Ayu : Iya, sama sama Pak. Kami permisi dulu ya, Wassalamualaikum..Arifatul : Waalaikumsalam.Keesokan harinya, ronde keperawatan pun dimulai.. ronde tersebut dihadiri oleh ketua tim, perawat asosiet, kepala ruang, dan perawat specialis.Di ruang perawat..Azizah ; Assalamualaikum, selamat pagi Bapak dan Ibu. Di pagi hari ini, kita akan melaksanakan ronde keperawatan, sebagaimana yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Langsung saja, silakan Bu Ayu membacakan data pasiennya..Ayu : Baik, terima kasih.. Assalamualaikum.. pasien dalam ronde keperawatan kita kali ini adalah Pak Ariyo, dengan diagnosa medis gagal jantung. Setelah dilakukan pengkajian kemarin oleh perawat Fika dan perawat Asim, didapatkan data bahwa pasien ini mengalami nyeri pada dada, susah tidur, tidak mau makan, dan mengalami gangguan konsep diri.Dwi : Gangguan konsep diri yang bagaimana Bu?Ayu : Jadi dia mengalami gangguan citra tubuh karena dia merasa tubuhnya itu tidak berguna, pasien sakit sakitan sudah sejak lama, jadi dia tidak bisa bekerja. Dia juga sekarang umurnya hampir 40 tahun tetapi belum menikah, jadi sekarang dia merasa minder. Mengalami harga diri rendah juga.Azizah : Iya, terima kasih kepada bu Ayu, sebelum kita melakukan validasi data, ada yang ingin ditanyakan?Asim : Tidak Bu, cukup.Azizah : OK, langsung saja kita ke pasiennya ya..Tim ronde keperawatan menuju ke ruang pasien.Di ruang pasien

Azizah : Assalamualaikum.. Selamat pagi pak Ariyo? Bagaimana? Bisa tidur tadi malam?Ariyo : Wah, masih tidak bisa tidur Bu. Dada saya ini lho sakit banget rasanya.Azizah : Oh, begitu ya..Setelah selesai melakukan validasi data, tim ronde keperawatan kembali ke ruang perawat.Di ruang perawat Azizah : Baik, tadi kita sudah sama sama mengetahui keadaan pasien tersebut, bagaimana sebaiknya? Ada yang punya usul?Dwi : Kita harus melakukan rontgent dulu pada pasien Bu.Ayu : Iya, untuk mengetahui keadaan jantung. Apa perlu melakukan cangkok jantung BuDwi : Saya belum bisa memastikan, kita lihat dulu saja hasilnya, baru saya bisa menentukan.Azizah : Untuk masalah gangguan konsep dirinya, kita diskusi dengan keluarganya saja ya Bu Dwi.Dwi : Iya Bu, Saya rasa itu perlu.Pemecahan masalah pun telah ditemukan. Akhirnya keluarga klien diajak untuk berdiskusi mengenai masalah gangguan konsep diri klien. Keluarga diberi pengarahan bagaimana cara meningkatkan harga diri klien.Setelah dilakukan diskusi dengan klien, tugas didelegasikan kepada perawat asosiet.Ayu : Baik, perawat Asim dan perawat Fika, Anda sudah tahu apa yang akan Anda lakukan?Fika : Sudah Bu. Asim : Sudah.Ayu : OK, bagus.. Kalau begitu silakan nanti Anda lakukan tugas yang harus Anda lakukanAsim : Siap Bu.Azizah : OK, ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Terima kasih atas kerja samanya, semuanya bagus. Semoga masalah pasien kita dapat segera teratasi. Wassalamualaikum.Semua : Waalaikumsalam..Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat asosiet mulai menjalankan tugasnya..

Sekian..Terima kasih (^_^)

I. Tinjauan Pustaka1. Pengertian Ronde KeperawatanRonde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan di samping pasien membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala ruangan, perawat asociate yang melibatkan seluruh anggota tim.Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.

2. Karakteristik Ronde KeperawatanRonde Keperawatan memiliki karakteristik sebagai berikut : Klien dilibatkan secara langsung Klien merupakan fokus kegiatan Perawat pelaksana, Perawat primer & konsuler diskusi bersama Konsuler memfasilitasi kreativitas Konsuler membantu mengembangkan kemampuan Perawat pelaksana & Perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah

3. Tujuan Ronde Keperawatan Menumbuhkan cara berpikir secara kritis anggota tim ronde Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien Meningkatkan validitas data klien Menilai kemampuan justifikasi Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan Menyelesaikan semua masalah keperawatan yang muncul pada klien.

4. Peran Perawat dalam Ronde Keperawatana. Peran Perawat Primer dan Perawat Pelaksana Menjelaskan keadaan dan data demografi klien Menjelaskan masalah keperawatan utama Menjelaskan intervensi yang belum & yang akan dilakukan Menjelaskan tindakan selanjutnya Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambilb. Peran Perawat Primer Lain dan atau Konsuler Memberikan justifikasi Memberikan penguatan (reinforcement) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional Mengarahkan dan koreksi Mengintegrasikan teori & konsep yang telah dipelajari

5. Tahap Pelaksanaan Ronde Keperawatana. Tahap Pra Ronde Keperawatan (persiapan) Penetapan kasus minimal 1 (satu) hari sebelum waktu pelaksanaan ronde oleh ketua tim Pemberian informed consent kepada klien / keluarga. Ketua tim memberikan tugas perawat asosiat untuk mengkaji klien secara komprehensif. Perawat asosiat melaporkan hasil pengkajian kepada ketua tim. Ketua tim bersama dengan perawat asosiat melakukan validasi data.b. Tahap Pelaksanaan Ronde Pembukaan Ronde Keperawatan dilakukan oleh kepala ruang Perawat primer atau ketua tim membacakan data klien Ronde Keperawatan (Penjelasan tentang klien difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan & memilih prioritas yang perlu didiskusikan ) Tim Ronde Keperawatan melakukan validasi data ke pasien Tim Ronde Keperawatan kembali ke ruang perawat Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut. Pemberian justifikasi oleh Perawat primer / perawat konselor/ Kepala ruang tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan. Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan Perawat primer / ketua tim mendelegasikan tugas kepada perawat asosiat Ronde Keperawatan ditutup oleh kepala ruang.

DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, Ratna. 2005. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. EGC : Jakarta http://puskesmassidamulih.blogspot.com/2010/09/ronde-keperawatan.htmlhttp://staff.undip.ac.id/psikfk/muhammadrofii/2011/08/09/ronde-keperawatan/http://sukardjoskmmkes.blogspot.com/2010/11/ronde-keperawatan.html

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

1. Pengkajian Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, di samping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konsulen, kepada ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.Karakteristik :- Klien dilibatakan secara langsung- Klien merupakan fokus kegiatan - Perawat associate, perawat primer dan konsulen melakukan diskusi bersama - Konsulen memfasilitasi kreatifitas - Konsulen membantu mengembangkan kemampuan perawat associate, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

II.Tujuan 2.1 Memudahkan cara berpikir kritis2.2 Menumbuhkan pemikirkan tentang keperawatan yang berasal dari masalah klien2.3 Meningkatkan validitas data klien 2.4 Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja2.5 Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan

III.Tujuan 3.1 Perawat primer dan perawat AssociateDalam melaksanakan pekerjaan perlu adanya sebuah peranan yang dapat memaksimalkan kebersihan antara lain :- Menjelaskan keadaan dan data demografi klien- Menjelaskan masalah keperawatan utama - Menjelaskan intervensi yang belum akan dilakukan - Menjelaskan tindakan selanjutnya - Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

3.2 Peran perawat primer lain dan konsulen- Memberikan justifikasi - Memberikan reinforcement- Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional- Mengarahkan dan koreksi- Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

3.4 SasaranKlien Tn A umur 25 tahun dengan Combustio Gr III 5% Listrik

3.5 MetodeRonde keperawatan (Nursing round)

3.6 Langkah-langkahLangkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :

IV. Pelaksanaan 4.1 Persiapan a. Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanan ronde b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga

4.2 Pelaksanaan Rondea. Penjelasan tentang klien oleh ronde perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana yang akan atau dilakukan dan memiliki priorita yang akan didiskusikanb. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebutc. Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/manajer tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada yang akan ditetapkan

4.3 Pasca Rondea. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.b. Bagaimana peran perawat primer dan perawat associate dalam pelaksanaan pengorganisasian ronde.

PRE PLANNING RONDE KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn ADENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN COMBUSTIO LISTRIK GR III DI RUANG BEDAH PLASTIK RUMAH SAKIT DR.MOH HUSEIN PALEMBANG

Topik: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn A Dengan Kasus Combustio Listrik Gr III Luas 5%Sasaran : Klien dan KeluargaWaktu : 10.00 WIB s.d SelesaiHari / Tanggal: Sabtu / 18 Desember 20101. Tujuana. Tujuan UmumMenyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasib. Tujuan Khusus- Menjustifikasikan masalah yang belum teratasi- Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat

2. Sasaran Klien Tn A umur 25 tahun, dirawat di Ruang Bedah Plastik Kamar 1 Rumah Sakit Dr. Moh Husien Palembang.

3. Materi a. Teori keperawatan pada klien Combustio Listrik Gr III luas 5%.b. Masalah masalah yang muncul pada Combustio Listrik Gr II luas 5%.

4. MetodeRonde Keperawatan.

5. MediaMateri di sampaikan secara lisan.Leaflet.

6. Proses RondeTahap Orientasi - Memperkenalkan tim keperawatan yang melaksanakan ronde pada klien dan keluarga- Memperkenalkan klien pada anggota tim ronde keperawatan Tahap pelaksanaan - Menjelaskan tujuan ronde keperawatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien- Menjawab pertanyaan klien dan keluarga - Menutup kegiatan ronde

7. Kriteria Evaluasi- Bagaimana koordinasi dan persiapan ronde- Bagaimana peran perawat primer dan perawat associate pada saat ronde

8. PengorganisasianTim 1:a. Moderator b. Penyajic. Perawatd. Perawat Assistent e. Fasilitator

f. Tim Perlengkapan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangCombustio (luka bakar) adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,listrik dan radiasi. (Moenajat, 2001).Combustio (luka bakar) adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh sumber panas seperti : api, air panas, zat kimia, ledakan dan sengatan listrik. (R.Sjamsuhidajat dan Wim. De Jong, 1999).Combustio (luka bakar) adalah injury pada jaringan yang disebakan oleh suhu panas (thermal). Kimia, elektrik dan radiasi. (Suriadi SKP dan Rita SKP, 2001).Di Amerika sekitar 2 juta orang menderita luka bakar, tiap tahun dengan 100.000 yang dirawat di rumah sakit dan 20.000 yang perlu dirawat dalam pusat-pusat perawatan luka bakar. Kematian dari luka bakar berkurang sejak 1920 dan dewasa ini penderita luka bakar pada orang dewasa muda terdapar pada umur 20-29 tahun, diikuti oleh anak umur 9 atau lebih muda, luka bakar jarang terjadi pada umur 80 tahun keatas, sekitar 80 % luka bakar terjadi di rumah. Pada anak dibawah umur 3 tahun penyebab luka bakar paling umum adalah kecelakaan jatuh pada kepala, pada umur 3-14 tahun penyebab paling sering adalah nyala api yang membakar baju. Dari umur ini sampai 60 tahun luka bakar paling sering disebabkan oleh kecelakaan industry. Setelah umur ini luka bakar biasanya terjadi karena kebakaran rumah akibat rokok yang membakar tempat tidur atau berhubungan dengan lupa mental, gambaran untuk kelompok umur 14-44 tahun menunjukan banyak perbaikan, penentuan angka kematian karena luka bakar dibuat menurut LASO atau bahwa persentase luas permukaan tubuh dari luka bakar derajat 2x3 yang dapat menimbulkan kematian pada 50% pasien yang mengalaminya, seri pasien luka bakar yang besar dirawat pada 1940 an dan 1950 an menunjukan gambaran LASO sekitar 40% . (David D. Sebastian 1999). Kelompok currel baru ini menunjukan hasil penelitian yang dilakukan lebih dari 16 tahun dan LASO pada kelompok umur 15-44 tahun sebesar 63%. (David D. Sebastian, 1999). Di Athena pada penelitian oleh Madianos MG dkk pada pasien luka bakar angka prevalensi dari seluruh data adalah sebesar 46,6% pada pasien luka bakar, Perry S dkk menemukan angka yang lebih tinggi pada pasien luka bakar yaitu dalam 2 bulan pertama ditemukan 35,3% bulan kenam ditemukan 40% dan bulan kedua belas ditemukan 45,2% Maianos MG dkk menemukan angka 17,8% pada saat pasien dirawat dan 12 bulan kemudian meningkat menjadi 20% Jonathan RT dan Davidson MD menyebutkan bahwa 30%. (http// www geogle. Com// simposium mini luka bakar 2002).Di indonesia perhatian terhadap pasien-pasien luka bakar ini masih sangat kurang, ini dibuktikan dengan tidak adanya laporan atau penelitian pada pasien-pasien luka bakar yang terjadi di indonesia, dimana kita tidak memiliki data-data seberapa besarnya pada pasien luka bakar di indonesia. (http// www geogle. Com// simposium mini luka bakar 2002).1.1 Tujuan1.1.1 Tujuan UmumMahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan medikal bedah pada klien dengan Combustio yang mengalami perubahan fisiologis dengan atau tanpa gangguan truktur pada berbagai sistem tubuh dengan mengaplikasikan ilmu keperawatan, medis dan berbagai ilmu terapan lain yang terkait.

1.1.2 Tujuan Khusus1. Dapat melakukan pengkajian pada Tn.A dengan gangguan sistem Integumen sehubungan dengan Combustio Listrik Gr III luas 5% di Ruang Rawat Bedah Plastik Rumah Sakit Dr.Moh Husein Palembang.2. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan gangguan sistem Integumen sehubungan dengan Combustio Listrik Gr III luas 5% Dapat melakukan tindakan keperawatan pada Tn. A dengan gangguan sistem Integumen sehubungan dengan Combustio Listrik Gr III luas 5% di Ruang Rawat Inap Bedah Plastik Rumah Sakit Dr. Moh Husien Palembang.3. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. A dengan gangguan sistem Integumen sehubungan dengan Combustio Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny. A dengan gangguan sistem Integumen sehubungan dengan Combustio Combustio Listrik Gr III luas 5% di Ruang Rawat Bedah Plastik Rumah Sakit Dr.Moh Husein Palembang.1.2 Manfaat1.2.1 Bagi Mahasiswa1. Sebagai persyaratan menyelesaikan Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada Program Profesi Ners.4. Untuk mendapatkan gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada klien dengan gangguan sistem Integumen : Combustio Listrik Gr III luas 5% di Ruang Rawat Bedah Plastik Rumah Sakit Dr.Moh Husein Palembang.1.2.2 Bagi InstitusiMenerapkan teori secara terpadu untuk praktikan dan akan berguna untuk perbaikan dalam sumbangan pemikiran dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada klien sehingga meningkatkan mutu pendidikan.

1.2.3 Bagi Rumah SakitDapat memberikan informasi dan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada klien dengan gangguan sistem integumen : Combustio Listik Gr III luas 5%1.3 Metode PenulisanMetode penulisan dalam pengumpulan data pada penyusunan Asuhan Keperawatan ini adalah metode deskriftif yakni suatu metode penulisan yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif dan nyata.

1.4 Teknik Pengumpulan Data1. WawancaraUntuk memperoleh data, penulis melakukan tanya jawab langsung dengan klien, keluarga, perawat yang ada diruangan, wawancara dilakukan dengan cepat dan tepat dalam keperawatan bedah. 2. ObservasiDilakukan dengan pengamatan dan pengkajian secara langsung serta berkesinambunagn terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan klien.3. Pemeriksaan fisikUntuk memperoleh data praktikan juga melakukan pemeriksaan dan pengukuran langsung mengenai masalah yang ada pada klien.4. Tinjauan litreraturMetode ini digunakan untuk mmencari, mempelajari, dan mengumpulkan bahan-bahan dari buku ilmiah, majalah bahan kuliah serta catatan lain yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penulisan ini.5. Dokumentasi pelaksanaan tindakanDilakukan dengan cara mendokumentasikan implementasi keperawatan medikal bedah dan evaluasi segera setelah dilakukan tindakan keperawatan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit1. DefinisiLuka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan.Combustion (luka bakar) adalah injury pada jaringan yang disebakan oleh suhu panas (thermal). Kimia, elektrik dan radiasi. (Suriadi SKP dan Rita SKP, 2001).Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Moenajat, 2001).Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).

2.Anatomi dan Fisiologi Fase Luka bakar :a. Fase akutDisebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini, seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life threatening. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik. Problema sirkulasi yang berawal dengan kondisi syok (terjadinya ketidakseimbangan antara paskan O2 dan tingkat kebutuhan respirasi sel dan jaringan) yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih ditingkahi denagn problema instabilitas sirkulasi.b. Fase sub akutBerlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan :1. Proses inflamasi dan infeksi.2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ organ fungsional3. Keadaan hipermetabolisme

c. Fase lanjutFase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur

Gambar 2.1. Luka bakar superficial partial thickness, memucat dengan penekanan,biasanya berkeringat.

Gambar 2.2Luka bakar dangkal (superfisial) pada daerah badan dan lengan kanan, luka bakar jenis ini biasanya memucat dengan penekanan

Gambar 2.3 Luka bakar deep partial thickness. Permukaan putih, tidak memucat dengan penekanan

Gambar.2.3Luka bakar full thickness. Tidak terasa sakit, gambaran putihatau keabu-abuan.

Petunjuk klasifikasi beratnya luka bakar menurut ABA Luka Bakar Berat- 25 % pada orang dewasa- 25 % pada anak dengan usia kurang dari 10 tahun- 20 % pada orang dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun- Luka mengenai wajah, mata, telinga, lengan, kaki, dan perineum yang mengakibatkan gangguan fungsional atau kosmetik atau menimbulkan disabiliti- LB karena listrik voltage tinggi- Semua LB dengan yang disertai injuri inhalasi atau truma yang berat Luka Bakar Sedang- 15-25 % mengenai orang dewasa- 10-20 % pada anak usia kurang dari 10 tahun- 10-20 % pada orang dewasa usia lebih dari 40 tahun

3. Etiologi3.1 Luka Bakar Termal Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.3.2 Luka Bakar Kimia Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.3.3 Luka Bakar Elektrik Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh. 3.4 Luka Bakar Radiasi Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

4. Manifestasi klinis

Superficial (derajat I), dengan ciri-ciri sbb:Hanya mengenai lapisan epidermis. luka tampak pink cerah sampai merah (eritema ringan sampai berat). Kulit memucat bila ditekan. Edema minimal. Tidak ada blister. Kulit hangat/kering. Nyeri / hyperethetic. Nyeri berkurang dengan pendinginan. Discomfort berakhir kira-kira dalam waktu 48 jam. Dapat sembuh spontan dalam 3-7 hari.

Partial thickness ( derajat II), dengan ciri sbb :Partial tihckness dikelompokan menjadi 2, yaitu superpicial partial thickness dan deep partial thickness. Mengenai epidermis dan dermis. Luka tampak merah sampai pink Terbentuk blister. Edema. Nyeri. Sensitif terhadap udara dingin. Penyembuhan luka : Superficial partial thickness : 14 - 21 hari. Deep partial thickness : 21 - 28 hari.Full thickness ( derajat III), dengan ciri sbb :Mengenai semua lapisan kulit, lemak subcutan dan dapat juga mengenai permukaan otot, dan persarafan dan pembuluh darah.Luka tampak bervariasi dari berwarna putih, merah sampai dengan coklat atau hitam. Tanpa ada blister. Permukaan luka kering dengan tektur kasar/keras. Edema. Sedikit nyeri atau bahkan tidak ada rasa nyeri. Tidak mungkin terjadi penyembuhan luka secara spontan. Memerlukan skin graft. Dapat terjadi scar hipertropik dan kontraktur jika tidak dilakukan tindakan preventif

Fourth degree (derajat IV), dengan ciri sbb :Mengenai semua lapisan kulit, otot dan tulang

Luas luka bakara. Metode rule of nineUntuk menentukan persentase luas permukaan tubuh yang mengalami cedera.- Kepala : 9%- Ekstermitas atas kanan: 9%- Ekstermitas atas kiri: 9%- Torso : 36%- Perineum : 1%- Ekstermitas bawah kanan : 18%- Ekstermitas bawah kin: 18% 100%Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram Lund dan Browder sebagai berikut:LOKASIUSIA (Tahun)

0-11-45-910-15DEWASA

KEPALA191713107

LEHER22222

DADA & PERUT1313131313

PUNGGUNG1313131313

PANTAT KIRI2,52,52,52,52,5

PANTAT KANAN2,52,52,52,52,5

KELAMIN11111

LENGAN ATAS KA.44444

LENGAN ATAS KI.44444

LENGAN BAWAH KA33333

LENGAN BAWAH KI.33333

TANGAN KA2,52,52,52,52,5

TANGAN KI2,52,52,52,52,5

PAHA KA.5,56,58,58,59,5

PAHA KI.5,56,58,58,59,5

TUNGKAI BAWAH KA555,567

TUNGKAI BAWAH KI555,567

KAKI KANAN3,53,53,53,53,5

KAKI KIRI3,53,53,53,53,5

b. Rumus tersebut tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif permukaan tubuh anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu, digunakan rumus dan lund and browder untuk anak.c. Luka bakar berat (LB> 20%, pada dewasa, > 10% pada anak)Pantau pols, TD, suhu, keluaran urine, pertimbangan selang NGTBerikan terapi cairan (formula evanis Broke)Untuk 24 jam pertama:1. 13B X % LB X 1 ml (cairan elektrolit)2. BB X % LB X 1 ml (koloid, plasma, darah)3. Insensible water lose (IWL) : 2000 cc (Dextrose 5%)

24 jam pemberian pertama dibagi 2,8 jam pertama diberi setengah kebutuhan kemudian sisanya 16 jam berikutnya.Ex. Jumlah cairan yang diberikan 24 jam pertama- larutan NaC1 (fisiologis) : % luas LB X Kg BB X 1 ml- darah : % luas LB X Kg BB X imi- glukosa : % luas LB X Kg BB X I ml

Jumlah total dibagi 24 jam- Baxter : 4m1X KgBB X %LB

5. Patoflow (Luka Bakar)

6. Komplikasia. Hipoksiab. Syok Hipovolemiac. Ketidakseimbangan Elektrolitd. Asidosis Metabolike. Sindrom Kompartemenf. Paralitik Ileusg. Ulkus Curlingsh. Selulitisi. Septikemia

7. Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan laboratorium dasar akan meliputi pemeriksaan gula darah, BUN (blood ures nitrogen), creatini, elektrolit serum, dan kadar hematokrit. Kadar gas darah arteri (analisa gas darah), COHb juga harus diperiksa, khususnya jika terdapat injuri inhalasi. Tes-tes laboratorium lainnya adalah pemeriksaan x-ray untuk mengetahui adanya fraktur atau trauma lainnya mungkin perlu dilakukan jika dibutuhkan. Monitoring EKG terus menerus haruslah dilakukan pada semua klien dengan LB berat, khususnya jika disebabkan oleh karena listrik dengan voltase tinggi, atau pada klien yang mempunyai riwayat iskemia jantung atau dysrhythmia

8. Penatalaksanaan Medis1. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.2. Resusitasi cairan Dewasa : RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.Anak : jumlah resusitasi + kebutuhan faal:Kebutuhan faal:1 3 tahun : BB x 75 cc3 5 tahun : BB x 50 cc kolf diberikan 8 jam pertama kolf diberikan 16 jam berikutnya.4. Monitor urine dan CVP.5. Topikal dan tutup luka Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik. Tulle. Silver sulfa diazin tebal. Tutup kassa tebal. Evaluasi 5 7 hari, kecuali balutan kotor.6. Obat obatan: Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur. Analgetik : kuat (morfin, petidine) Antasida : kalau perlu

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Aktivitas/istirahat Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan.Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakitGangguan masa otot, perubahan tonus Sirkulasi Tanda: Hipotensi (syok)Dengan cedera luka bakar lebih dan 20 % APTT Penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera, vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik)Takikardia (syok/asietas/ nyeri)Disritmia (syok listri)Pembentukan edema jaringan (semua luka bakar) Integritas Ego Gejala : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Tanda : Ansietas, menangis, ketergantung, menyangkal, menarik diri, marah. Eliminasi Tanda : Haluaran urine menurun/ tak ada selama fase darurat. Warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam.Diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi)Penurunan bising usus/tak ada, khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dan 20% sebagai setres penurunan motilitas/ peristaltik gastrik. Makanan / Cairan Tanda : Edema jaringan umumAnoreksia, mual / muntah Neurosensoris Gejala : Area kebas, kesemutan Tanda :Perubahan orientasi, afek perilakuPenurunan refleks tendon dalam (RTD) pada cedera ekstermitas Nyeri / Kenyamanan Gejala :Berbagai nyeri, contoh luka bakar derajat pertama secara ekstrem sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, dan perubahan suhu, Luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri, sementara respons pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf, luka bakar derajat tiga tidak nyeri.

Pernapasan Gejala : Terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi) Tanda : Serak, batuk mengi, partikel karbon dalam sputum, ketidak mampuan menelan sekresi oral, dan sianosis, indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada.Jalan napas atas stridor/mengi (obstruksi sehubungan dengan laringiospasme, edema laringeal)Bunyi napas : gemericik (edema pam ), stridor (edema laringeal), sekret jalan napas dalam (ronki) Keamanan Tanda :Kulit : umum deksruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trombus mikrovaskuler pada beberapa luka.Area kulit tak terbakar mungkin dingin! lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan / status syok.Cedera api terdapat area cedera campuran dalam sehubungan dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong, mukosa hidung dan mulut kering, merah, lepuh pada faring posterior, edema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.

2. Diagnosa Keperawatana. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan distres saluran pernapasanb. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermerabolikc. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan traumatikd. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit jaringane. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik dan pemasukan nutrisi yang tidak adekuatf. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan tahanan karena kontraktur persendiang. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar dalamh. Ansietas berhubungan dengan mengingat pengalaman traumai. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan atau kecacatanj. Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah interprestasi informasi

3. Intervensi dan Rasionalisasi1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan perpindahan cairan akibat udara panas yang terhirupKriterian hasil:- Bunyi napas normal (vasikuler)- Jalan napas tidak ada sumbatan- Frekuensi napas normal- Tidak terjadi sianosis

IntervensiRasional

1. Kaji refleks gag/menelan, ketidak mampuan menelan, serak, batuk/

2. Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernapasan, perhatikan adanya sianosis/pucat.

3. Auskultasi paru, perhatikan stridor, mengi, penurunan bunyi napas, batuk rejan

4. Perhatikan adanya pucat atau wama merah buah ceri pada kulit yang cedera

5. Dorong batuk/ latihari napas dalam dan ubah posisi sesering mungkin.

6. Kolaborasi dalam pemberian. pelembab O2 melalui cara yang tepat, contoh masker wajah Dugaan cedera inhalasi.

Takipnea, sianosis, menunjukkan terjadi distres pernapasan

Obstruksi jalan napas atau adanya distres pernap dapat terjadi sangat cepat atau lambat

Dugaan adanya hipoksemia atau karbon monoksida

Meningkatkan ekspansi paru, memobilisasi, dan drainase sekret

O2 memperbaiki hipoksemiafasidosis, pelembab menurunkan pengeringan saluran pernapasan dan menurunkan vikositas sputum

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolikKriteria hasil:- Menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan- Haluaran urin normal- Tanda-tanda vital normalIntervensiRasional

1. Awasi tanda vital, perhatikan pengisian kapiler dan kekuatan nadi perifer

2. Awasi haluaran urine dan observasi warna urine

3. Perkirakandrainaselukadan kehilangan yang tak tampak.

4. Pertahankan pencatatan kumulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan.

5. Awasi perubahan mental.

6. Kolaborasi pasang/ pertahankan kateter urin tak menetap.

7. Berikan penggantian cairan IV yang dihitung, elektrolit, plasma, albumin.

8. Awasi pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, elektrolit, dan natium urineMemberi pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaji respon kardiovaskuler

Penggantian cairan hares dititrasi untuk menyakinkan rata-rata atau balance haluaran dan pemasukan

Peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan protein proses inflamasi

Untuk mencegah ketidak seimbangan dan kelebihan caftan.

Penurunan perfusi serebal

Untuk mengobservasi fungsi ginjal

Resusitasicairanmenggantikankehilangan cairan elektrolit dan membantu pencegahan komplikasi .

Mengidentifikasi kehilangan darah atau kerusakan SDM, dan kebutuhan pengganti cairan dan elektrolit

3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan denganjaringan traumatikKriteria hasil- Mencapai penyembuhan luka bekas purulen- Suhu tubuh stabil 36-370C- Tanda-tanda infeksi tidak terJadi

IntervensiRasional

1. Lakukan teknik isolasi yang tepat

2. Lakukan teknik mencuci tangan

3. Ukur tanda-tanda vital (TD, nadi, RR)

4. Ganti balutan clan bersihkan area terbakar.5. Berikan agen topikal sesuai indikasiUntuk menurunkan resiko kontaminasi silang

Mencegah kontaminasi silang

Demam mengidentifikasi indikator sepsis

Mencegah autokontaminasi

Membantu untuk mencegah/ mengontrol infeksi luka dan mencegah luka kering, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan lanjut

4. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit jaringanKriteria hasil:- Nyeri berkurang/terkontrol- Ekspresi wajah atau postur tubuh rileks- Dapat beristirahat dengan tepatIntervensiRasional

1. Tutup luka segera mungkin

2. Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif sesuai indikasi

3. Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat, penutup tubuh hangat

4. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi/ karakter dan intensitas (skala 0-10)

5. Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien diberi obat dan atau pada hidroterapi.

6. Beriakan tindakan kenyamanan dasar contoh pijatan pada daerah yang tidak sakit, perobahan posisi dengan sering7. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh relaksasi, napas dalam, bimbingan imajinasi, dan visualisasi8. Kolaborasi dalam pemberian analgetikSuhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung saraf.

Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan otot tapi tipe latihan tergantung pada lukasi clan luas cedera.Pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar mayor sumber panas eksternal perlu untuk mencegah menggigil.

Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan /kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian balutan dan debridemen.Menurunkan terjadinya distres fisik dan emosi sehubungan dengan pengggantian balutan dan debridemen.

Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot dan kelelahan umum

Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan rasa kontrol, yang dapat

Digunakan untuk menurunkan rasa nyeri

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik dan pemasukan nutrisi yang tidak adekuatKriteria hasil :- Menunjukkan pemasukan nutrisi adekuat- Berat badan stabil- Terjadi regenerasi jaringanIntervensiRasional

1. Pertahankan jumlah kalori ketat. Kaji ulang persen area permukaan tubuh terbuka/luka tiap minggu

2. Awasi massa otot/lemak subkutan sesuai indikasi

3. Berikan makan dan makanan kecil sedikit dan sering

4. Dorong pasien untuk memandang diet sebagai pengobatan

5. Berikan kebersihan oral sebelum makan

6. Awasi pemeriksaan laboratorium seperti albumin serum, kreatinin.

7. Kolaborasi dalam pemberian antasidaPedoman tepat untuk pemasukan kalori tepat, sesuai penyembuhan luka, persentase luka bakar di evaluasi untuk menghitung diet yang diberikan dan penilaian yang tepat dibuat.

Mungkinbergunadalam memperkirakan perbaikan tubuh/ kehilangan dan keefektifan terapi

Membantu mencegah distres gaster/ ketidaknyamanan danmeningkatkan pemasukan.Kalori dan protein diperlukan untuk mempertahankan berat badan, kebutuhan memenuhi kebutuhan metabolikdan meningkatkan penyembuhan

Mulut dan palatum bersih meningkatkan rasa dan membantu napsu makan yang baikIndikator kebutuhan nutrisi dan keadekuatan diet/terapi.

Menurunkan irigasi gaster .

6. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan tahanan karena kontraktur persendianKriteria hasil : - Menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas,- Mempertahankan dan meningkatkan fungsi yang sakit.- Menunjukkan teknik perilaku yang dapat melakukan aktivitas.

IntervensiRasional

1. Lakukan latihan rentang gerak secara konsisten, diawali dengan pasif kemudian aktif.

2. Dukung dan bantuan keluarga / orang terdekat pada latihan rentang gerak.

3. Dorong partisipasi pasien dalam semua aktivitas sesuai kemampuan individual.4. Monitor kekuatan otot

Mencegah secara progresif pengencangan jaringan parut dan kontraktur, meningkatkan, pemeliharaan fungsi otot.

Memampukan keluarga dan orang terdekat untuk aktif dalam perawatan pasien dan memberikan terapi lebih lanjut.Meningkatkan kemandirian, harga diri, dan membantu proses perbaikan.

Mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Jakarta; EGCCorwin, 2001. Patofisiologi Jakarta; EGC

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN YDENGAN MASALAH KEPERAWATAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUHPADA DIAGNOSA MEDIS PPOK,DM,DAN HIPERTENSI(DI RUANG PARU RS X)

Topik : asuhankeperawtan pada pasien dengan masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada diagnose ppok, dm, dan hipertensiSasaran : pasien Y (23 tahun)Hari/Tanggal : kamis, 31 januari 2013Waktu : 60 menit. (pkl 10.00-11.00 Wita)

Tujuan1. Tujuan umum :Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.2. Tujuan khusus :- Menjastifikasi masalah yang belum teratasi;- Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan lain;- Menemukan alas an ilmiah terhadap maslah pasien;- Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai maslah pasien.SasaranPasien y Umur 23 tahun yang dirawat di kelas II no tempat tisur 2 ruang paru RS XMateri1. Teori asuhan keperatan pasien dengan PPOK, DM dan Hipertensi2. Masalah yang muncul pada pasien dengan PPOK, DM, dan Hipertensi dan intervensi keperawatan pada pasien dengan PPOK,DM, dan Hipertensi dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.MetodeDiskusiMedia1. Dokumen/Status pasien2. Sarana diskusi: kertas,bullpen3. Materi yang disampaikan secara lisan.

Kegiatan Ronde KeperawatanwaktuTahapKegiatanPelaksanaKegiatan pasienTempat

1 hari sebelum rondepra-ronde.Praronde1. Menentukan kasus dan topic2. Menentukan tim ronde3. Menentukan literature4. Membuat proposal5. Mempersiapkan pasien6. Diskusi pelaksanaanPenanggung jawab :-Ruang paru RS X

5 menitRondePembukaan1. Salam pembuka2. Memparkenalkan tim ronde3. Menyampaikan identitas dan masalah pasien4. Menjelaskan tujuan rondeKepala runagan (karu)-Nurse Station

30 menitPenyajian masalah1. Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga kepada ti ronde2. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperatan pasien3. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu dilakukan Validasi data4. Mencocokan dan menjelsakan kembali data yang telah disampaikan .5. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan tersebut6. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta renca tindakan yang akan dilakukan.7. Menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan.Pp

Karu,pp, perawat konselor.

Karu,pp, perawat konselor

Karu Mendengarkan

Memberikan respond an menjawab pertanyaanNurse Station

R.perawatan

10 menitPasca ronde1. Evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan2. PenutupKaru,supervisor, perawat konselor, pembimbing.-Nurse Station

Kreteria evaluasi1. Struktur.a. Ronde keperawatan dilaksanakan diruang paru RS Xb. Peserta ronde keperawtan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatanc. Persiapan dilakukan sebelumnya.2. Prosesa. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhirb. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan3. Hasil a. Pasien puas dengan hasil kegiatanb. Masalah pasien dapat teratasic. Perawat dapa :1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperatan, menumbuhkan pemeikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien.4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan5) Meningkatkan kemampuan jastifikasi6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja Pengorganisasian1. Kepala rungang :2. PP I :PP II :3. PA I :PA II :4. Konselor :

5. Pembimbing :6. Suvervisor :

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKANRONDE KEPERAATAN

Yang bertandatangan di bawah ini :Nama :Umur :Alamat :

Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien :

Nama :Umur :Alamat :

Ruang :No. RM. :

Dengan ini menyetakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Banjarmasin,Perawat yang menerangkan Penanggung jawab

Saksi-saksi : Tanda tangan :1. .

2. . ..