petunjuk teknis tata naskah dinas · 2019-02-08 · direktorat jenderal bimas katolik. b. maksud...

82
PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS di lingkungan direktorat jenderal bimbingan masyarakat katolik kementerian agama republik indonesia Direktorat jenderal bimbingan masyarakat katolik kementerian agama republik indonesia 2019

Upload: trinhcong

Post on 29-Mar-2019

300 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINASdi lingkungan direktorat jenderal

bimbingan masyarakat katolikkementerian agama republik indonesia

Direktorat jenderalbimbingan masyarakat katolik

kementerian agama republik indonesia

2019

Page 2: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIKKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 70 TAHUN 2019TENTANG

PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINASDIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan tertib administrasikedinasan serta efisiensi komunikasi dan informasi, perluditetapkan tata naskah dinas pada Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Katolik;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan DirekturJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik tentang PetunjukTeknis Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Katolik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1971 Nomor 32, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 2964) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 152, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5071);

2.

3.

4.

5.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor109, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5035);Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentangLambang Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1951 Nomor 111, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 176);Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentangPenggunaan Lambang Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1958 Nomor 71, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1630);Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5286);

Page 3: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

6.

7.

8.

9.

10

Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentangKementerian Agama (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 168);Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesaia Nomor 7Tahun 2018 tentang Tata Naskah Dinas di LIngkunganArsip Nasional Republik Indonesia;Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor6 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata Naskah DinasElektronik di Lingkungan Instansi Pemerintah;Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal KementerianAgama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012Nomor 851);Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentangPedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 69);

11.

12.

13.

Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495)Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal KementerianAgama;Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor 13/KEP/M.PAN/1/2003 tentang Pedoman UmumPerkantoran Elektronis Lingkup Intranet di LingkunganInstansi Pemerintah;Keputusan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2016 tentangPedoman Tata Naskah Dinas Pada Kementerian Agama;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKATKATOLIK TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINASDIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik sebagaimana tersebutdalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariKeputusan ini.

KEDUA : Melaksanakan Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik sebagaimana dimaksuddalam Diktum KESATU sebagai dasar dalam menyelenggarakantata naskah dinas.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 23 Januari 2019

KATOLIK

Page 4: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMAREPUBLIK INDONESIANOMOR TAHUN 2019TENTANGPETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINASDIREKTORAT JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KATOLIK

PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KATOLIK

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang baik harusdidukung oleh kemampuan tertib ketatalaksanaan yang baik pula,khususnya dalam mengelola setiap bentuk dokumen kedinasan, suratmenyurat, sistem pendokumentasian dan sistem kearsipan suratmenyurat dinas.

Seluruh pelayanan urusan persuratan, perencanaan, kepegawaian,ketata-laksanaan, keuangan, barang milik negara, kerumahtanggaan,kearsipan, data dan dokumentasi direktorat tidak lepas dari tata naskahdinas, sebab tata naskah dinas merupakan salah satu unsuradministrasi yang meliputi pengaturan tentang jenis dan penyusunannaskah dinas, penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas,penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kewenanganpenandatangan, tata surat, dan alur surat.

Dalam pelaksanaan pelayanan urusan tata naskah dinas seringterjadi kesalahan-kesalahan teknis menyangkut penulisan naskah dinasyaitu (1) kurangnya ketelitian dan kecermatan baik dari segi bentuk,susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa, dan penerapan kaidahejaan di dalam pengetikan; (2) kurangnya kejelasan, aspek fisik, danmateri; (3) kurangnya memperhatikan penggunaan bahasa Indonesiayang baik dan benar (bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap)(sama dengan nomor 1); (4) kurangnya ketelitian dalam penggunaan KodeJabatan dalam naskah dinas; (5) kurangnya ketelitian dalampenggunaan dan penyusunan Penomoran naskah dinas; (6) kurangnyaketelitian dalam penerapan jarak spasi; (7) kurangnya ketelitian dalampenggunaan jenis huruf dan ukuran huruf; (8) kurangnya ketelitiandalam penerapan rujukan naskah dinas; (9) kurangnya ketelitian dalampenerapan ruang tanda tangan dan nama jabatan; (10) kurangnya rasaestetik dalam penerapan batas atau ruang tepi naskah dinas; (11)kurangnya ketelitian dalam penerapan melipat naskah dinas; dansebagainya.

Dalam upaya menciptakan kelancaran komunikasi tulis yangefektif dan efisien antarunit kerja pada Kementerian Agama, KementerianAgama menetapkan dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 8 Tahun2016 tanggal 22 Januari 2016 tentang Kode Jabatan, Singkatan danAkronim pada Kementerian Agama dan Keputusan Menteri AgamaNomor 9 Tahun 2016 tanggal 25 Januari 2016 tentang Pedoman TataNaskah Dinas pada Kementerian Agama. Keputusan Menteri Agama

Page 5: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Nomor 9 Tahun 2016 tersebut menyempurnakan Peraturan MenteriAgama Nomor 16 Tahun 2006 tentang Tata Persuratan Dinas diLingkungan Departemen Agama mengacu pada Peraturan Menteri PANdan RB nomor 80 tahun 2012 dan sekarang Pedoman Tata NaskahDinas pada Instansi Pemerintan mengacu pada Peraturan Kepala ArsipNasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014.

Untuk menghindari terjadinya kesalahan teknis pembuatannaskah dinas, maka Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolikperlu ditetapkan Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas di LingkunganDirektorat Jenderal Bimas Katolik.

B. Maksud dan Tujuan

1. MaksudPetunjuk Teknis Penulisan Tata Naskah Dinas di LingkunganDirektorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik ini dimaksudkansebagai acuan dalam pembuatan dan pengelolaan naskah dinas diLingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

2. TujuanTujuan penetapan Petunjuk Teknis Pembuatan Tata Naskah Dinas diLingkungan Direktorat Jenderal Bimas Katolik ini adalah terciptanyakelancaran pelaksanaan pengelolaan tata naskah dinas yang efisiendan efektif.

C. Sasaran

1. Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiranpenyelenggaraan tata naskah dinas;

2. Terjadinya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsurlainnya dalam lingkup administrasi umum;

3. Tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskahdinas; dan

4. Terhindarnya kesalahan, tumpang tindih, salah tafsir, danpemborosan penyelenggaraan tata naskah dinas;

D. AsasAsas kedayagunaan dan keberhasilgunaan adalah bahwa petunjukteknis dibuat karena dibutuhkan dan bermanfaat sebagai acuan dalampembuatan naskah dinas.

E. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas di LingkunganDirektorat Jenderal Bimas Katolik ini meliputi berbagai kegiatan yangmencakup pengaturan tentang jenis dan wewenangpembuatan/penetapan, dan penandatanganan naskah dinas,penyusunan naskah dinas, pengurusan naskah dinas korespondensi,pejabat penandatanganan naskah dinas, penggunaan lambang Negara,lambang Kementerian Agama dan Cap Dinas, bentuk dan format naskahdinas, serta pengendalian naskah di Lingkungan Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Katolik.

F. Pengertian Umum

1. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, selanjutnyadisebut Ditjen Bimas Katolik, adalah Unit Eselon I KementerianAgama yang melaksakan sebagian tugas Kementerian di BidangBimbingan Masyarakat Katolik;

Page 6: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

2. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bimbingan MasyarakatKatolik;

3. Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas di Lingkungan DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik adalah acuan dasarpembuatan Naskah Dinas di Lingkungan Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Katolik.

4. Singkatan adalah bentuk ringkas nama yang terdiri dari palingsedikit dua kata dan disusun dari setiap huruf awal serta semuaditulis dengan huruf kapital.

5. Akronim adalah bentuk ringkas nama yang terdiri dari paling sedikitdua kata dan disusun dengan menggunakan huruf atausuku/bagian kata atau gabungan huruf dan suku/bagian kata darisetiap kata yang diringkas sehingga membentuk kata baru.

6. Gabungan singkatan dan akronim adalah gabungan singkatan danakronim atau akronim dan singkatan.

7. Naskah Dinas adalah informasi tulis sebagai alat komunikasikedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yangberwenang pada Kementerian Agama dalam rangkapenyelenggaraan tugas sesuai tugas dan fungsi Kementerian Agama.

8. Tata Naskah Dinas adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yangmeliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan,pengabsahan, distribusi, dan penyimpanan naskah dinas, sertamedia yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.

9. Cap Dinas adalah tanda pengenal yang sah dan berlaku diLingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik,yang dibubuhkan pada ruang tanda tangan.

10. Logo Kementerian Agama adalah lambang Ikhlas Beramal yaitugambar dan/atau huruf dalam bentuk segi lima yang digunakandalam Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bimbingan MasyarakatKatolik sebagai identitas.

11. Kode Jabatan adalah kode jabatan penandatangan pada naskahdinas, disusun berdasarkan jabatan yang ada di LingkunganDirektorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik yang telahditetapkan oleh Menteri Agama.

12. Satuan Organisasi adalah bagian dari suatu organisasi yangmenyelenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi dalam artiterbatas yang di dalamnya terdapat pejabat-pejabat yang mengurusiadministrasi kepegawaian, keuangan, dan administrasi umum.

13. Unit Kearsipan Ditjen Bimas Katolik adalah satuan kerja yangmempunyai tugas dan tanggung jawab dalampenyelenggaraan kearsipan, pembinaan dan pengevaluasiankearsipan di lingkungannya, dalam hal ini di Subbagian Tata UsahaBagian Umum Sekretariat Ditjen Bimas Katolik.

14. Unit Pengolah Ditjen Bimas Katolik adalah unit kerja yangmempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penciptaan arsip danpengolahan di lingkungannya, dalam hal ini di Subbagian TataUsaha Bagian Umum Sekretariat dan Subbagian Tata UsahaDirektorat Pendidkan.

Page 7: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

BAB IIJENIS DAN WEWENANG PEMBUATAN/PENETAPAN, DAN

PENANDATANGANAN NASKAH DINAS

A. Naskah Dinas Arahan

Naskah dinas arahan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakanpokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dandilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik berupa produk hukum yangbersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan.

Naskah dinas arahan terdiri dari:1. Keputusan Direktur Jenderal

Ketentuan tentang pengertian, kewenangan, format, dan tata carapenulisan Keputusan Direktur Jenderal diatur sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan.

2. Keputusan Kuasa Pengguna AnggaranKetentuan tentang pengertian, kewenangan, format, dan tata carapenulisan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran diatur sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Keputusan Pejabat Pembuat KomitmenKetentuan tentang pengertian, kewenangan, format, dan tata carapenulisan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen diatur sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Instruksi Direktur JenderalInstruksi Direktur Jenderal merupakan naskah dinas yang membuatperintah atau arahan untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakantugas yang bersifat sangat penting.

5. PedomanMerupakan naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat umumyang perlu dijabarkan ke dalam petunjuk operasional danpenerapannya disesuaikan dengan karakteristik Kementerian Agama.

6. Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk TeknisMemuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan pelaksanaan-nyadiatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Standar Operasional ProsedurKetentuan tentang pengertian, kewenangan, format, dan tata carapenulisan peraturan diatur dengan peraturan perundang-undangan.

8. Surat EdaranMerupakan naskah dinas yang memuat penetapan danpemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting danmendesak serta ditujukan kepada lingkungan tertentu.

9. Surat Perintah/Surat TugasSurat perintah/surat tugas adalah naskah dinas yang dibuat olehatasan atau pejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lainyang diperintah/diberi tugas, yang memuat apa yang harus dilakukan.

B. Naskah Dinas KorespondensiNaskah Dinas Korespondensi terdiri dari naskah dinas korespondensiinternal dan eksternal.1. Naskah Dinas Korespondensi Internal: Nota Dinas dan Memorandum

serta Disposisia. Nota Dinas merupakan naskah dinas internal pada satuan

organisasi/kerja yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakantugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan, pernyataan,permintaan, atau penyampaian pendapat kepada pejabat lain.

Page 8: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Nota Dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkasdan lengkap, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi olehpejabat struktural yang dituju.

b. Memorandum merupakan naskah dinas internal pada satuanorganisasi/kerja yang bersifat mengingatkan suatu masalah,menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapatkedinasan.

c. Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut/tanggapan terhadap surat masuk, ditulis secara jelas padalembar disposisi, tidak pada suratnya. Ketika didisposisikan,lembar disposisi merupakan satu kesatuan dengan surat masuk.

2. Naskah Dinas Korespondensi Eksternal: Surat DinasSurat Dinas merupakan naskah dinas pelaksanaan tugas pejabatdalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan,pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang,atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar satuanorganisasi.

3. Surat UndanganMerupakan surat dinas yang memuat undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatuacara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara, dan pertemuan.

C. Naskah Dinas Khusus1. Perjanjian Dalam Negeri dan Perjanjian Internasional

Ketentuan tentang pengertian, kewenangan, format, dan tata carapenulisan peraturan diatur dengan peraturan perundang-undangan.

2. Surat KuasaMerupakan naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepadabadan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain denganatas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangkakedinasan.

3. Berita AcaraMerupakan naskah dinas yang berisi uraian tentang prosespelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihakdan para saksi apabila diperlukan.

4. Surat KeteranganMerupakan naskah dinas yang berisi informasi hal atau seseoranguntuk kepentingan kedinasan.

5. Surat PengantarMerupakan naskah dinas yang digunakan untuk mengantar/menyampaikan barang atau naskah.

6. PengumumanMerupakan naskah dinas yang memuat pemberitaan yang ditujukankepada semua pejabat/pegawai Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Katolik atau perseorangan dan golongan di dalam atau diluar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

D. LaporanMerupakan naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentangpelaksanaan suatu kegiatan/kejadian yang belum diatur oleh petunjukteknis khusus.

E. Telaah StafTelaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabatstruktural atau fungsional yang memuat analisis singkat dan jelasmengenai suatu persoalan dengan memberikan jalan keluar/pemecahanyang disarankan.

Page 9: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

F. FormulirMerupakan bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah untukmencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam bentukkartu atau lembaran tercetak dengan judul tertentu berisi keterangan yangdiperlukan.

G. Naskah Dinas ElektronikMerupakan naskah dinas berupa komunikasi informasi yang dilakukansecara elektronik atau yang terekam dalam multimedia elektronik yangdiatur tersendiri.

H. Wewenang Pembuatan/Penetapan dan Penandatanganan Naskah Dinas1. Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani Surat Edaran

pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik olehDirektur Jenderal dan dapat dilimpahkan pada Sekretaris danDirektur.

2. Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal dandapat dilimpahkan pada Sekretaris dan Direktur sesuai denganlingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

3. Nota Dinas dibuat dan ditandatangani oleh pejabat dalam satulingkungan internal satuan organisasi sesuai dengan lingkup tugas,wewenang, dan tanggung jawab.

4. Memorandum dibuat dan ditandatangani oleh atasan sesuai denganlingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

5. Surat Dinas dan Surat Undangan ditandatangani oleh pejabat yangberwenang sesuai dengan lingkup tugas, fungsi, wewenang, dantanggung jawab.

6. Berita Acara ditandatangani oleh para pihak dan para saksi apabiladiperlukan.

7. Surat Keterangan dan Surat Pengantar dibuat dan ditandatangani olehpejabat yang sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, dan tanggungjawab.

8. Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal ataudilimpahkan pada Sekretaris sesuai dengan lingkup tugas,wewenang, dan tanggung jawab.

9. Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.10. Telaahan Staf dibuat dan ditandatangani oleh pejabat struktural

dan fungsional sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab.11. Surat Perintah dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang sesuai

dengan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawab.12. Disposisi dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan

tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

Page 10: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

BAB IIIPENYUSUNAN NASKAH DINAS

A. Persyaratan PenyusunanSetiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas,

padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalampenyusunannya perlu memperhati-kan syarat-syarat sebagai berikut:1. Ketelitian.

Dalam menyusun naskah dinas harus tercermin ketelitian dankecermatan, dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur,kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan.Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan dalammengurangi kesalahan pengambilan putusan kebijakan.

2. Kejelasan.Naskah Dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik, danmateri.

3. Singkat dan Padat.Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik danbenar (bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap).

4. Logis dan Meyakinkan.Naskah Dinas harus runut dan logis yang berarti bahwa penuangangagasan ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logisdan meyakinkan. Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehinggamemudahkan pemahaman penalaran bagi penerima naskah dinas.

5. Pembakuan.Naskah Dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlakusesuai dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut formatmaupun dari penggunaan bahasanya agar memudahkan danmemperlancar pemahaman isi naskah dinas.

B. Lambang Negara dan Lambang Kementerian Agama pada NaskahDinas.

Untuk mengidentifikasi Naskah Dinas, pada halaman pertamadigunakan Lambang Negara atau Logo Lambang Kementerian Agama.

Pencantuman Lambang Negara atau Lambang Kementerian Agamasebagai berikut:1. Lambang Negara digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani

sendiri oleh Menteri Agama.2. Lambang Kementerian Agama digunakan untuk naskah dinas yang

ditandatangani pejabat struktural yang berwenang pada DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

C. Kode Jabatan dan Penomoran pada Naskah Dinas.1. Kode Jabatan pada Naskah Dinas.

Pemberian kode jabatan diurutkan berdasarkan organisasi dan tatakerja yang ditetapkan oleh Menteri Agama dan diurutkan sesuaidengan struktur organisasi pada organisasi dan tata kerja masing-masing satuan organisasi.Kode Jabatan pada Direktorat Jenderal Bimbingan MasyarakatKatolik mengikuti penyempurnaan dan penetapan kode jabatan yangditetapkan oleh Menteri Agama.

2. Penomoran Naskah Dinas.Nomor pada Naskah Dinas merupakan segmen penting dalamkearsipan. Oleh karena itu, susunannya harus dapat memberikankemudahan penyimpanan, temu balik, dan penilaian arsip.

Page 11: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

a. Susunan penomoran Naskah Dinas Khusus sebagai berikut:1) nomor naskah dinas khusus (nomor urut dalam satu tahun

takwim);2) kode jabatan;3) bulan (ditulis dalam dua digit); dan4) tahun terbit.

Contoh nomor surat keterangan

NOMOR : 09/DJ.V/KS.02/07/2018

09 : Nomor urut dalam satu tahun takwim /kalenderDJ.V : Kode Jabatan Direktorat Jenderal Bimas KatolikKS.02 : Kode klasifikasi Ketatausahaan07 : Bulan ke-7 (Juli)2018 : Tahun 2018

b. Susunan penomoran Surat Dinas mencakup hal-hal sebagaiberikut:1) kode derajat pengamanan surat dinas;2) nomor surat dinas (nomor urut dalam satu tahun takwim);3) kode jabatan;4) kode klasifikasi arsip (KKA);5) bulan (ditulis dalam dua digit); dan6) tahun terbit.

Contoh:

a) Nomor Surat Dinas yang ditandatangani oleh DirekturJenderal

b) Nomor Surat Dinas yang ditandatangani oleh SekretarisDirektur Jenderal:

Page 12: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

c) Nomor Surat Dinas yang ditandatangani Direktur UrusanAgama Katolik:

d) Nomor Surat Dinas yang ditandatangani DirekturPendidikan Katolik:

c. Susunan penomoran nota dinas, memorandum, dan surat undanganterdiri dari:1) nomor nota dinas, memorandum, surat edaran, surat tugas,

dan surat undangan (nomor urut dalam satu tahuntakwim/kalender);

2) kode jabatan;3) kode klasifikasi arsip (KKA);4) bulan (ditulis dalam dua digit); dan5) tahun terbit.

Contoh:

Nomor Nota Dinas yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal

NOMOR : 08/DJ.V/OT.01/06/2018

08 : Nomor urut nota dinas satu tahun takwim/kalenderDJ.V : Kode Jabatan Direktur Jenderal Bimas KatolikOT.01 : Kode Klasifikasi Arsip06 : Bulan ke-6 (Juni)2018 : Tahun 2018

d. Nomor Salinan Surat.Penomoran salinan surat dilakukan untuk menunjukkan bahwa surattersebut dibuat dalam jumlah terbatas dan distribusinya tertentu.Penyebutan nomor salinan surat disusun sebagai berikut:1) Semua surat yang mempunyai tingkat keamanan sangat rahasia

atau rahasia harus diberi nomor salinan pada halaman pertama.2) Jumlah salinan harus dicantumkan meskipun hanya satu salinan

(salinan tunggal).3) Pendistribusian surat yang bernomor salinan harus sama dengan

daftar distribusinya. Daftar distribusi harus dicantumkan sebagailampiran.

Page 13: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Contoh:

SALINAN 1D. Nomor Halaman.

Nomor halaman naskah dinas ditulis dengan menggunakan nomorurut angka Arab dan dicantumkan secara simetris di tengah atasdengan membubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor,kecuali halaman pertama naskah dinas yang menggunakan kop naskahdinas tidak perlu mencantumkan nomor halaman.

Contoh: -2-

E. Ketentuan Jarak Spasi.1. Jarak antara bab dan judul adalah dua spasi. Yang dimaksud dengan

spasi adalah spasi single;2. Jarak antara judul dan subjudul adalah dua spasi; dan3. Jarak antara subjudul dan uraian adalah satu spasi.

Dalam penentuan jarak spasi, hendaknya diperhatikan aspek keserasiandan estetika, dengan menyeimbangkan banyaknya isi naskah dinas.

F. Penggunaan Huruf.Naskah Dinas menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran 11 atau 12,sedangkan Naskah Dinas Pengaturan dan Penetapan diatur sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

G. Lampiran.Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberinomor urut dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakannomor lanjutan dari halaman sebelumnya.

H. Daftar Distribusi.Daftar Distribusi merupakan susunan pejabat yang dibuat oleh pejabatsekretariat dan digunakan sebagai pedoman pendistribusian naskah.Setiap distribusi menunjukkan pejabat yang berhak menerima naskah.

I. Rujukan.Rujukan merupakan naskah atau dokumen lain yang digunakan sebagaidasar acuan penyusunan naskah. Penulisan rujukan dilakukan sebagaiberikut:1. Naskah Dinas yang berbentuk Surat Tugas, Surat Edaran, dan

Pengumuman, rujukan ditulis di dalam konsiderans dasar.2. Surat Dinas memerlukan rujukan, naskah yang menjadi rujukan

ditulis pada alinea pembuka diikuti substansi materi surat yangbersangkutan. Dalam hal lebih dari satu naskah, rujukan harusditulis secara kronologis.

3. Cara menulis rujukan sebagai berikut:a. Rujukan Berupa Naskah

Penulisan rujukan berupa naskah mencakup informasi singkattentang naskah yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagaiberikut: jenis Naskah Dinas, jabatan penandatangan NaskahDinas, nomor Naskah Dinas, tanggal penetapan, dan subjekNaskah Dinas.

b. Rujukan Berupa Surat DinasPenulisan rujukan berupa surat dinas mencakup informasi singkattentang surat dinas yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagaiberikut: jenis surat, jabatan penandatangan, nomor surat,

Page 14: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

tanggal penandatanganan surat, dan perihal.c. Rujukan Berupa Surat Dinas Elektronik

Penulisan rujukan berupa Surat Dinas Elektronik (surat yangdikirimkan melalui sarana elektronik) diatur tersendiri.

d. Rujukan Surat kepada Instansi Non pemerintahRujukan tidak harus dicantumkan pada Surat Dinas yangditujukan kepada instansi non pemerintah.

J. Ruang Tanda Tangan.1. Pengertian.

Ruang tanda tangan merupakan tempat pada bagian kaki naskahdinas yang memuat nama jabatan misalnya, Direktur Jenderal,Sekretaris, Direktur Urusan Agama Katolik dan Direktur PendidikanKatolik.

2. Cara Penulisan.a. Ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah

setelah baris kalimat terakhir.b. Nama jabatan yang diletakkan pada baris pertama tidak boleh

disingkat.c. Nama jabatan yang dilimpahkan wewenangnya sesuai tugas

dan fungsinya diletakkan pada baris kedua dan ketiga bolehdisingkat; misalnya Orpeghum, Kasubdit Pemberdayaan Umat

d. Ruang tanda tangan paling sedikit empat spasi/jarak barise. Nama pejabat yang menandatangani naskah dinas ditulis

dengan huruf awal capital tanpa pencantuman gelar dan NIP.f. Jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas adalah

± 3 cm, sedangkan untuk tepi kiri disesuaikan dengan baristerpanjang.

Contoh 1 Direktur Jenderal,

(tanda tangan)

Eusabius Binsasi

Contoh 2 a.n. Direktur JenderalSekretaris,

(tanda tangan)

Agustinus Tungga Gempa

K. Penentuan Batas/Ruang TepiDemi keserasian dan kerapihan (estetika) dalam penyusunan Naskah Dinas,diatur supaya tidak seluruh permukaan kertas digunakan secara penuh. Olehkarena itu, perlu ditetapkan batas antara tepi kertas dan naskah, baik pada tepiatas, kanan, bawah, maupun pada tepi kiri sehingga terdapat ruang yangdibiarkan kosong. Penentuan ruang tepi dilakukan berdasarkan ukuran yangterdapat pada peralatan yang digunakan untuk membuat Naskah Dinas, yaitu:a. ruang tepi atas : apabila menggunakan kop naskah dinas, 2 spasi di

bawah kop, dan apabila tanpa kop naskah dinas, palingsedikit 2 cm dari tepi atas kertas;

b. ruang tepi bawah : paling sedikit 2,5 cm dari tepi bawah kertasc. ruang tepi kiri : paling sedikit 3 cm dari tepi kiri kertas; batas ruang tepi

kiri tersebut diatur cukup lebar agar pada waktudilubangi untuk kepentingan penyimpanan dalamordner/snelhechter tidak berakibat hilangnya salah satuhuruf/kata/ angka pada naskah dinas tersebut; dan

Page 15: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

d. ruang tepi kanan : paling sedikit 2 cm dari tepi kanan kertas

Catatan

Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atasbersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatuNaskah Dinas. Penentuan ruang tepi (termasuk juga jarak spasi dalamparagraf) hendaknya memperhatikan aspek keserasian dan estetika.

L. Penggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan di dalam naskah harus jelas, tepat, dan menguraikanmaksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaiankata dan kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidahtata bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia dan Kamus BesarBahasa Indonesia.Ejaan yang digunakan di dalam Naskah Dinas adalah Ejaan Bahasa Indonesiasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

M.Media Sarana Naskah Dinas

Media sarana Naskah Dinas merupakan alat untuk merekam informasi yangdikomunikasikan dalam bentuk media konvensional (kertas).

1. Kertas Surat

Penggunaan Kertas1) Kertas yang digunakan adalah HVS maksimal 80 gram.

2) Naskah Dinas yang mempunyai nilai kegunaan dalam waktu lamamenggunakan kertas jenis HVS lebih dari 80 gram atau kertas jenis lainyang memiliki nilai kesamaan tertentu paling rendah harusmenggunakan kertas dengan nilai keasaman (PH) 7.

3) Surat Dinas yang asli menggunakan kertas berwarna putih dengankualitas terbaik white bond.

4) Kertas yang digunakan untuk surat-menyurat adalah A4 yangberukuran 297 x 210 mm (8¼ x 11¾ inci). Di samping kertas A4, untukkepentingan tertentu dapat digunakan kertas dengan ukuran berikut:a) A3 kuarto ganda (297 x 420 mm);b) A5 setengah kuarto (210 x 148 mm);c) Folio (210 x 330 mm); dand) Folio ganda (420 x 330 mm).

2. Sampul SuratSampul surat merupakan sarana kelengkapan penyampaian surat,terutama untuk surat keluar Kementerian Agama. Ukuran, bentuk, danwarna sampul yang digunakan untuk surat-menyurat pada KementerianAgama, diatur sesuai dengan keperluan.

a. Warna dan KualitasSampul surat dinas menggunakan kertas tahan lama (bond) berwarnaputih atau coklat muda dengan kualitas sedemikian rupa sehinggasesuai dengan ukuran dan berat naskah atau surat dinas yangdikirimkan

b. Penulisan Alamat Pengiriman dan TujuanPada sampul surat harus dicantumkan alamat pengirim dan alamattujuan. Alamat pengirim dicetak pada bagian atas dengan susunan danbentuk huruf yang sama dengan yang dicetak pada kepala surat, yaituLambang Negara/Lambang Kementerian Agama, nama KementerianAgama/nama Menteri Agama, dan alamat Kementerian Agama. alinea

Page 16: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

pertama alamat tujuan mulai dicetak atau ditulis pada bagian sampulkanan bawah.

c. Cara melipat dan memasukkan Surat ke dalam amplop

Surat dinas dilipat dengan sudut saling bertemu dan lipatan haruslurus dan tidak kusut. Sebelum surat dinas dilipat harusdipertimbangkan sampul yang akan digunakan. Surat dinas dilipatdengan cara sepertiga bagian bawah lembaran surat dilipat ke depandan sepertiga bagian atas dilipat ke belakang. Selanjutnya, suratdimasukkan ke dalam sampul dengan bagian kepala surat menghadapke depan ke arah penerima/pembaca surat.

Format Melipat Kertas Surat

Lembar kertas surat Pertama, sepertiga bagian bawah lembaran kertassurat dilipat ke depan

Kedua, sepertiga bagian atas lembaran kertas suratdilipat ke belakan

Ketiga, surat dimasukkan ke dalamsampul dengan bagian kepala suratmenghadap ke depan ke arah pembaca surat

Page 17: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

N. Susunan Surat Dinas1. Kop Surat

a) Kop Naskah Dinas Satuan Organisasi Eselon I Pusat(1) Susunan tulisan:

Kop surat dengan nama Kementerian Agama dalam satuanorganisasi eselon I pada Kementerian Agama terdiri dari LambangKementerian Agama yang terletak di margin kiri, baris pertamabertuliskan Kementerian Agama Republik Indonesia, baris keduanama satuan organisasi eselon I, dan di bawahnya diikuti alamatsatuan kerja eselon I.Kertas dengan kepala nama satuan organisasi eselon I padaKementerian Agama digunakan untuk naskah dinas yangditandatangani oleh pejabat Eselon I yang bersangkutan ataupejabat struktural di bawahnya.

(2) Jenis dan Ukuran Huruf(a) tulisan Kementerian Agama Republik Indonesia, dengan huruf

kapital dan jenis font Arial 14;(b) tulisan nama unit organisasi Eselon I, dengan huruf kapital dan

jenis font Arial 12; dan(c) alamat unit organisasi Eselon I, dengan huruf awal kapital dan

jenis font Arial 9.2. Tanggal Surat

Tanggal surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut:a. tanggal ditulis dengan angka Arab;b. bulan ditulis dengan huruf lengkap; danc. tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab.

3. Hal SuratHal merupakan materi pokok surat yang dinyatakan dengan kelompok katasingkat tetapi jelas. Hal perlu dicantumkan dengan alasan berikut:

a. menyampaikan penjelasan singkat tentang materi yangdikomunikasikan dan menjadi rujukan dalam komunikasi;

b. memudahkan identifikasi dalam penyusunan halaman pada surat yangterdiri atas lebih dari satu halaman; dan

c. memudahkan penentuan alur pengiriman surat atau pemberkasan danpenyimpanan surat.

4. Tujuan dan Alamat Suarata. Surat Dinas ditujukan kepada nama jabatan pimpinan satuan

organisasi/satuan kerja yang dituju. Surat Dinas tidak dapat ditujukankepada identitas yang tidak individual, misalnya kantor, kementerian,dan instansi.

b. Surat Dinas yang ditujukan kepada pejabat pemerintah/pejabat negaraditulis dengan urutan sebagai berikut:1) nama jabatan;2) jalan;3) kota; dan4) kode pos.

Contoh:Yth. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi BirokrasiJalan Jenderal Sudirman Kavling 69

Page 18: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Jakarta 12190

5. Paragraf dan Spasi SuratParagraf merupakan sekelompok kalimat pernyataan yang berkaitan satudengan yang lain, yang merupakan satu kesatuan. Fungsi paragraf adalahmempermudah pemahaman penerima, memisahkan, atau menghubungkanpemikiran dalam komunikasi tertulis.Isi surat dinas diketik satu spasi dan diberi jarak 1,5 s.d. 2 spasi di antaraparagraf yang satu dengan paragraf yang lainnya. Surat yang terdiri atassatu paragraf jarak antar barisnya adalah dua spasi. Pemaragrafan ditandaidengan ketuk, yaitu + 6 ketuk atau spasi.

6. Warna TintaTinta yang digunakan untuk penulisan surat berwarna hitam, sedangkanuntuk penandatanganan surat berwarna hitam atau biru tua. Penggunaanwarna tinta cap dinas berwarna ungu.

7. SalinanSalinan surat dinas hanya diberikan kepada yang berhak dan terdapat padatembusan surat, yaitu salinan surat yang disampaikan kepada pejabat yangterkait.

8. Tingkat Keamanana. Sangat Rahasia disingkat (SR), tingkat keamanan isi surat dinas yang

tertinggi sangat erat hubungannya dengan keamanan dan keselamatannegara. Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidakberhak, maka akan membahayakan keamanan dan keselamatan negara.

b. Rahasia disingkat (R): tingkat keamanan isi surat dinas yangberhubungan erat dengan keamanan dan keselamatan negara. Jikadisiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak,maka akan merugikan negara.

c. Biasa disingkat (B): tingkat keamanan isi suatu surat dinas yang tidaktermasuk dalam butir a dan b. Namun itu tidak berarti bahwa isi suratdinas tersebut dapat disampaikan kepada yang tidak berhakmengetahuinya.

Surat yang mengandung materi dengan tingkat keamanan tertentu (SangatRahasia dan Rahasia) harus dijaga keamanannya dalam rangka keamanandan keselamatan negara. Tanda tingkat keamanan ditulis dengan capberwarna merah pada bagian atas sampul surat dan setiap halaman suratdinas. Jika surat dinas tersebut disalin, cap tingkat keamanan pada salinanharus dengan warna yang sama dengan warna cap pada surat asli.

a. b.

9. Kecepatan Penyampaian/Sifat surata. Sangat Segera/Kilat merupakan surat dinas yang harus

diselesaikan/dikirim/disampaikan pada hari yang sama dengan bataswaktu 24 jam.

b. Segera merupakan surat dinas yang harus diselesaikan/dikirimdisampaikan dalam waktu 2 x 24 jam.

c. Biasa merupakan surat dinas yang harus diselesaikan/dikirim/disampaikan menurut urutan yang diterima oleh bagianpengiriman, sesuai dengan jadwal perjalanan caraka/kurir.

R SR

Page 19: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

BAB IVPENGURUSAN NASKAH DINAS KORESPONDENSI

Korespondensi sangat penting untuk mendukung terseleng-garanyatugas fungsi organisasi. Jika pelaksanaannya tidak diatur dengan cermat danteliti, akan diperlukan banyak waktu dan biaya. Pengurusan naskah dinaskorespondensi yang baik akan meningkatkan efektivitas dan efisiensipenyelenggaraan administrasi instansi pemerintah.

A. Naskah Dinas Korespondensi Internal (Nota Dinas/Memorandum).Pengurusan nota dinas/memorandum merupakan pengelolaan notadinas/ memorandum yang diterima dan yang akan dikirim. Pengurusannota dinas/ memorandum itu dipusatkan di sekretariat yaitu sub bagianyang menyelenggarakan fungsi ketatausahaan untuk memudahkanpengawasan dan pengendaliannya.

B. Naskah Dinas Korespondensi Eksternal (Surat Dinas): PersyaratanPenyusunan.

1. Ketentuan Penyusunan Surat Dinas.a. Penyelenggaraan urusan kedinasan melalui surat-menyurat

dinas harus dilaksanakan secara cermat dan teliti agar tidakmenimbulkan salah penafsiran.

b. Koordinasi antar pejabat sebaiknya dilakukan denganmengutamakan metode yang paling cepat dan tepat, sepertidiskusi, kunjungan pribadi, jaringan telepon lokal, dan mediasosial. Koordinasi antar pejabat perlu dilakukan mulai tahappenyusunan draf sehingga perbaikan pada konsep final dapatdihindari.

c. Urusan kedinasan yang dilakukan dengan menggunakantata cara dan prosedur surat menyurat harus menggunakansarana komunikasi resmi.

d. Jawaban terhadap Surat yang Masuk:1) Instansi pengirim harus segera menginfor-masikan

kepada penerima surat atas keterlambatan jawaban dalamsuatu proses komunikasi.

2) Instansi penerima harus segera memberikan jawabanterhadap konfirmasi yang dilakukan oleh instansipengirim.

2. Pengurusan Surat Masuk.Surat masuk merupakan semua surat dinas yang diterima dariluar instansi (eksternal). Untuk memudahkan pengawasan danpengendalian, penerimaan surat masuk dipusatkan di sekretariatatau unit kerja yang menyelenggarakan fungsi ketatausahaan. Jikasurat masuk disampaikan langsung kepada pejabat yangmembidangi urusannya, pejabat tersebut berkewajiban memberitahu kepada pihak sekretariat atau pejabat yang diberi wewenangmelaksanakan penerimaan surat tersebut. Penanganan suratmasuk dilaksanakan melalui tahapan berikut:

a. Penerimaan.Surat masuk yang diterima dalam sampul tertutupdipilah, dipilih dan dikelompokkan berdasarkan tingkatkeamanan (SR, R, dan B) dan tingkat kecepatanpenyampaiannya (Kilat/Sangat Segera, Segera, dan Biasa).

Page 20: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Selanjutnya, surat ditangani sesuai dengan tingkat keamanandan tingkat kecepatan penyampaiannya.

b. Pencatatan.1) Surat masuk yang diterima dari petugas penerimaan

dicatat dan lembar kontrol atau tanda penerimaannyaditandatangani. Pencatatan surat dilaksanakan denganprioritas sesuai dengan tingkat kecepatanpenyampaiannya.

2) Catatan dilaksanakan pada buku agenda menuruttingkat keamanannya.Pencatatan dilakukan pulapada lembar disposisi dan surat mengenai nomoragenda dan tanggal penerimaan.

3) Pencatatan surat dinas yang mempunyai tingkatkeamanan SR dan R dilakukan oleh pimpinankesekretariatan atau pejabat tertentu yangmendapatkan kewenangan dari pimpinan.

4) Pencatatan surat dinas yang mempunyai tingkatkeamanan B dilakukan oleh Tata Usaha Bagian Umum.

5) Pencatatan surat masuk dimulai dari Nomor 1 padabulan Januari dan berakhir pada nomor terakhirdalam satu tahun, yaitu nomor terakhir pada tanggal 31Desember. Jika surat masuk banyak sehingga diperlukanpencatat lebih dari satu orang, pencatatan dilakukandengan pemberian kode tertentu sehingga semua suratmasuk dapat dicatat dengan cepat.

6) Pencatatan surat selalu dilakukan pada setiap terjadipemindahan dan penyimpanan.

7) Surat-surat atau informasi kedinasan yang masukmelalui media online pribadi (email, whatsapps, danlainnya) dicetak (di-print) dan diserahkan kepada TataUsaha Bagian Umum untuk dilakukan pencatatan.

c. Penilaian.1) Kegiatan penilaian surat masuk mulai dilaksanakan pada

tahap pencatatan, yaitu pada waktu menilai sementaraapakah surat masuk termasuk yang harus diberkaskan.Penilaian sementara ini dilakukan untuk memudahkanpenangan-an surat oleh pejabat arsip.

2) Pada tahap penilaian, surat dinilai apakah akandisampaikan oleh pimpinan atau dapat disampaikanlangsung kepada pejabat yang menangani.

3) Selain penilaian penyampaian surat, dilakukan pulapenilaian penanganan surat, apakah surat masuk ituakan diproses biasa atau melalui proses pemberkasannaskah.

4) Surat masuk yang beralamat pribadi (nama orang)dinilai termasuk surat yang harus disampaikan langsungkepada yang bersangkutan dalam keadaan sampultertutup.

5) Penilaian dilakukan dengan berpedoman kepada tingkatkeamanan dan tingkat kecepatan penyampaian surat.

d. Pemilahan.1) Kegiatan pemilahan surat masuk mulai dilaksanakan

pada tahap pencatatan.2) Pada tahap pemilahan, surat akan disampaikan sesuai

tujuan surat.

Page 21: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

3) Surat masuk yang beralamat pribadi (nama orang)disampaikan langsung kepada yang bersangkutan dalamkeadaan sampul tertutup.

e. Pengolahan.1) Pada tahap pengolahan, pimpinan/pejabat memutuskan

tindakan yang akan diambil sehubungan dengan suratmasuk tersebut.

2) Dari hasil pengolahan dapat diputuskan tindaklanjutnya.

3) Pengolahan surat masuk dapat menggunakan prosespemberkasan naskah atau proses administrasi biasasesuai dengan kebutuhan.

f. Penyimpanan.1) Surat dinas harus disimpan sedemikian rupa sehingga

mudah ditemukan kembali jika diperlukan.2) Surat masuk yang melalui proses pemberkasan naskah

disimpan dalam berkas naskah dinas menurut bidangpermasalahan.

3) Surat masuk yang diproses tidak melalui prosespemberkasan disimpan dalam himpunan sesuai dengankebutuhan.Beberapa cara menghimpun surat adalah sebagai

berikut:a) Seri merupakan himpunan satu jenis surat dinas

yang berdasarkan format surat atau jenisNaskah Dinas, misalnya Keputusan, Instruk-si,Petunjuk Pelaksanaan, dan Surat Edaran, disusunsecara kronologis. Himpunan menurut seri selaindibatasi oleh kemampuan map juga dibatasi olehtahun Naskah Dinas.

b) Rubrik merupakan himpunan dari satu macammasalah/hal/pokok persoalan yang disusun secarakronologis, misalnya cuti, kunjungan dinas, kerjalapangan. Himpunan menurut rubrik dibatasidengan tahun atau dibatasi sampai dengan masalahselesai.

c) Dosir merupakan himpunan satu macam kegiatanatau persoalan yang disusun secara kronologisdari awal sampai akhir. Misalnya, file/berkaspegawai merupakan himpunan Naskah Dinas darimulai lamaran sampai dengan pemberhentian.

4) Penyimpanan surat atau himpunan dilakukan sebagaiberikut :a) Lateral merupakan penyimpanan surat/himpunan

yang diletakkan sedemikian rupa sehingga yangterlihat hanya bagian sisi samping, misalnyapenyimpanan dalam ordner, kotak arsip, atau filebox.

b) Vertikal merupakan penyimpanan surat/ himpunanyang diletakkan sedemikian rupa sehingga yangterlihat hanya bagian muka, misalnya penyimpanansurat/map pada lemari berkas (file kabinet).

c) Horizontal merupakan penyimpanan surat/himpunan yang diletakkan sedemikian rupasehingga muka surat/himpunan terlihat di sebelah

Page 22: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

atas, misalnya penyimpanan peta atau gambarkonstruksi.

5) Surat masih aktif, surat tetap berada di unit pengolah.Jika setelah dinilai surat itu menjadi arsip inaktif,penyimpanannya harus sudah dialihkan ke unitkearsipan sesuai dengan ketentuan kearsipan yangberlaku.

g. Sarana Penanganan Surat Masuk.1) Buku Agenda merupakan sarana utama pengendalian

dan pengawasan surat masuk. Semua surat masukpertama kali dicatat pada buku agenda, yang disusundalam kolom catatan sebagai berikut:a) tanggal;b) nomor agenda;c) nomor dan tanggal surat masuk;d) lampiran;e) alamat pengirim;f) hal/isi surat; dang) keterangan.Kolom catatan dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.

2) Pengurusan surat masuk yang tidak melalui prosespemberkasan naskah dinas, selain buku agenda, dapatdigunakan sarana lain yang diatur sesuai dengankebutuhan masing-masing.

3) Sarana pengurusan surat masuk melalui prosespemberkasan naskah, selain buku agenda jugadigunakan sarana lain.

h. Pengurusan Surat Keluar.Surat keluar merupakan semua surat dinas yang akandikirim kepada individu/lembaga yang tercantum padaalamat surat dinas dan sampul surat dinas. Penanganansurat keluar, pencatatan, pemberian nomor/cap danpengiriman surat keluar dilaksanakan oleh unit kerja yangmempunyai tugas dan fungsi pada bagian tata usaha.Penanganan surat keluar dilakukan melalui tahap sebagaiberikut:

a. Pengolahan.1) Kegiatan pengolahan dimulai dari penyiapan

hingga ke penandatanganan surat dinas. Penyiapansurat keluar dilaksanakan, antara lain karena:

a) adanya kebijakan pimpinan;b) reaksi atas suatu aksi; danc) adanya konsep baru.

2) Penyiapan/penyusunan konsep surat keluar sebagaiberikut :a) Penyiapan/penyusunan konsep dilakukan oleh

pejabat/pegawai yang membidanginya, sepertisekretaris/pimpinan sekretariat atau pejabatyang ditunjuk.

b) Setiap konsep yang disiapkan harus didasarkanpada kebijakan dan pengarahan pimpinan.

c) Setiap konsep yang akan diajukan kepadapimpinan terlebih dahulu harus diteliti olehKasubbag Tata Usaha.

Page 23: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

d) Setiap konsep surat dinas sebelumditandatangani oleh pejabat yang berwenangdibubuhi paraf terlebih dahulu oleh dua parapejabat dua tingkat di bawahnya yang bertugasmenyiapkan konsep surat dinas tersebut.

e) Letak pembubuhan paraf diatur sebagai berikut:(1) Paraf pejabat yang berada dua tingkat

di bawah pejabat penanda tangan suratdinas dibubuhkan di sebelah kiri/sebelumnama pejabat penanda tangan surat.

(2) Paraf pejabat yang berada satu tingkatdi bawah pejabat penanda tangan suratdinas dibubuhkan di sebelahkanan/setelah nama pejabat penandatangan.

(3) Setelah surat dinas diparaf oleh pejabatyang bersangkutan dan tidak lagimengandung kekurangan/kesalahan yangperlu diperbaiki, proses selanjutnyaadalah: pengajuan kepada pejabat yang

akan menandatangani surat; penandatanganan oleh pejabat yang

bersangkutan; pemberian nomor; dan pembubuhan cap.

Contoh pemberian paraf:

b. Pencatatan.Semua surat keluar dicatat dalam agenda surat keluar.

c. Penggandaan.1) Penggandaan merupakan kegiatan memperbanyak

surat dinas dengan sarana reproduksi yang tersediasesuai dengan banyaknya alamat yang dituju.

2) Penggandaan hanya dilakukan setelah surat keluarditandatangani oleh pejabat yang berhak.

3) Cap dinas yang dibubuhkan pada hasil penggandaanharus asli (bukan salinan).

4) Jumlah yang digandakan sesuai dengan alamat yangdituju (alamat distribusi).

Page 24: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

5) Penggandaan surat keluar yang tingkat kecepatanpenyampaiannya sangat segera dan segera harusdiprioritaskan.

6) Penggandaan surat keluar yang tingkat keamanannyaSangat Rahasia, Rahasia, dan harus diawasi denganketat.

d. Pengiriman dan Pengamanan.1) Surat keluar yang akan dikirimkan dimasukkan ke

dalam sampul.2) Pada sampul surat keluar yang tingkat keamanannya

Biasa (B), Rahasia (R), dan Sangat Rahasia (SR)dicantumkan alamat lengkap, nomor surat dinas,dan cap yang sesuai dengan tingkat kecepatanpenyampaian (kilat/sangat segera/segera/biasa).

3) Surat yang tingkat keamanannya SR atau R dimasuk-kan ke dalam sampul, dibubuhi alamat lengkap,nomor surat dinas, cap dinas, cap yang sesuai dengantingkat kecepatan penyampaian dan cap tingkatkeamanan.

4) Semua surat keluar yang dikirim dicatat dalam bukuekspedisi sebagai bukti pengiriman atau dibuatkantanda bukti pengiriman tersendiri.

5) Untuk kepentingan keamanan, Bagian Umum danBMN sekretariat mengusahakan keselamatanpengiriman semua surat keluar, khususnya yangtingkat keamanannya SR/R.

6) Waktu Penandatanganan SuratWaktu penandatanganan surat harus memperhatikanjadwal pengiriman surat dan segera dikirim setelahditandatangani.

e. Penyimpanan.1) Semua arsip surat keluar (per tinggal) harus disimpan

sesuai dengan ketentuan kearsipan.2) Naskah asli surat dinas keluar dan naskah yang

diparaf harus disimpan di unit kerja yang mempunyaitugas dan fungsi di bagian tata usaha.

Page 25: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

BAB VPEJABAT PENANDATANGANAN NASKAH DINAS

A. Garis kewenangan dan penandatanganan1. Penggunaan Garis Kewenangan

Pejabat Eselon I, II dan III di Lingkungan Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Katolik bertanggung jawab atas segalakegiatan di unit kerja masing-masing. Tanggung jawab tersebut tidakdapat dilimpahkan atau diserahkan kepada seseorang yang bukanpejabat berwenang. Garis kewenangan digunakan jika surat dinasditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabatyang berwenang sesuai dengan tugas dan fungsi.

2. PenandatangananPenandatanganan surat dinas yang menggunakan garis kewenangandapat menggunakan tiga cara:a. Atas Nama (a.n.)

Atas nama yang disingkat “a.n.” digunakan jika pejabat yangmenandatangani surat dinas telah diberi kuasa oleh pejabatyang bertanggung jawab berdasarkan bidang tugas dantanggung jawab pejabat yang bersangkutan. Susunanpenandatanganan atas nama (a.n.) pejabat lain yaitu namajabatan pejabat yang berwenang ditulis lengkap dengan hurufkapital pada setiap awal kata, didahului dengan singkatan a.n.Pejabat penandatangan surat dinas bertanggung jawab atas isisurat dinas kepada penanggung jawab, tanggung jawab tetapberada pada pejabat yang memberikan kuasa.Contoh:

a.n. Direktur JenderalSekretaris,

Tanda Tangan

Agustinus Tungga Gempa

b. Untuk Beliau yang disingkat “u.b.” digunakan jika yangdiberikan kuasa memberikan kuasa lagi kepada pejabat satutingkat di bawahnya, sehingga untuk beliau (u.b.) digunakansetelah atas nama (a.n.). Pelimpahan wewenang ini mengikutiurutan sampai dua tingkat struktural di bawahnya.Contoh:

a.n. Direktur JenderalSekretaris,u.b.Kabag Orpeghum

Tanda Tangan

Hari

Page 26: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

c. Untuk Perhatian (u.p.) Alamat surat dengan menggunakansingkatan “u.p.” (untuk perhatian) untuk keperluan berikut: 1)untuk mempercepat penyelesaian surat yang diperkirakandilakukan oleh pejabat atau staf tertentu di lingkunganinstansi; 2) untuk mempermudah penyampaian olehsekretariat penerima surat pejabat yang dituju dan untukmempercepat penyelesaiannya sesuai dengan maksud surat;dan 3) untuk mempercepat penyelesaian surat karena tidakmenunggu kebijakan langsung pimpinan instansi.Contoh:

Yth. Sekretaris Jenderal Kementerian Agamau.p.Kepala Biro UmumJalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4Jakarta Pusat 10710

d. Pelaksana Tugas (Plt.)Ketentuan penandatanganan pelaksana tugas yang disingkat“Plt.” sebagai berikut:1) Pelaksana tugas (Plt.) digunakan apabila pejabat yang

berwenang menandatangani naskah dinas belumditetapkan karena menunggu ketentuan bidangkepegawaian lebih lanjut.

2) Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai denganpejabat yang definitif ditetapkan.

Contoh:

a.n. Direktur JenderalPlt. Direktur Urusan Agama Katolik,

Tanda Tangan

Nama Lengkap

e. Pelaksana Harian (Plh.)Ketentuan penandatanganan pelaksana harian yang disingkat“Plh.” sebagai berikut:1) Pelaksana harian (Plh.) dipergunakan apabila pejabat

yang berwenang menandatangani naskah dinas tidakberada di tempat sehingga untuk kelancaran pelaksanaanpekerjaan sehari-hari perlu ada pejabat sementara yangmenggantikannya.

2) Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai denganpejabat yang definitif kembali di tempat.

Contoh:

a.n. Direktur JenderalPlh. Sekretaris,

Tanda Tangan

Nama Lengkap

Page 27: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

B. Kewenangan Penandatanganan1. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani surat dinas

antar/keluar Direktorat yang bersifat kebijakan/keputusan/arahanberada pada pejabat pimpinan tertinggi Direktorat Jenderal.

2. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani surat yangtidak bersifat kebijakan/keputusan/arahan dapat diserahkan/dilimpahkan kepada pimpinan satuan organisasi di setiap tingkateselon atau pejabat lain yang diberi kewenangan untukmenandatanganinya.

3. Penyerahan/pelimpahan wewenang dan penandatanganankorespondensi kepada pejabat kepala/pimpinan dilaksanakan sebagaiberikut:

a) Pejabat eselon II dapat memperoleh pelimpahan kewenangandan penandatanganan surat dinas tentang supervisi, arahanmengenai rencana strategis dan operasional, termasuk kegiatanlain yang dilaksanakan oleh Ditjen Bimas Katolik.

b) Pimpinan Ditjen Bimas Katolik dapat memperoleh penyerahan/pelimpahan wewenang dan penanda-tanganan surat dinas yangberkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai denganbidang masing-masing.

MATRIKS KEWENANGAN PENANDATANGANAN NASKAH DINAS

No Jenis Naskah Dinas Dirjen Sekretaris/Direktur Kabag/Kasubdit Kasubag/Kasi

1 Keputusan √

2 Instruksi √

3 Petunjuk Teknis √

4 Surat Edaran √

5 SOP √ √

6 Surat Perintah/Surat Tugas

√ √

7 Surat Dinas √ √

8 Memorandum √ √ √ √

9 Nota Dinas √ √ √

10 Surat Undangan √ √

11 Surat Perjanjian √ √

12 Berita Acara √ √

13 Surat Keterangan √ √

14 Surat Pengantar √ √ √

15 Pengumuman √ √

16 Laporan √ √ √ √

17 Telaahan Staf √ √ √ √

Page 28: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

BAB VIPENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LAMBANG KEMENTERIAN,

DAN CAP DINAS DIREKTORAT JENDERALBIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

A. Penggunaan Lambang Negara.Ketentuan penggunaan Lambang Negara untuk Tata Naskah Dinassebagai berikut:1. Lambang Negara merupakan lambang garuda yang digunakan

dalam Tata Naskah Dinas sebagai tanda pengenal atau identifikasiyang bersifat tetap dan resmi.

2. Pejabat yang berwenang menggunakan kop naskah dinasjabatan dan cap jabatan dengan Lambang Negara adalah pejabatnegara dalam hal ini Menteri Agama.

B. Penggunaan Lambang Kementerian Agama.1. Ketentuan Penggunaan Lambang Kementerian Agama.

a. Umum.1) Lambang Kementerian Agama yang disebut lambang

Ikhlas Beramal sebagai Keputusan Menteri AgamaNomor 717 Tahun 2006 tentang Lambang DepartemenAgama adalah tanda pengenal atau identitas berupasimbol atau huruf yang digunakan dalam Tata NaskahDinas Kementerian Agama sebagai identitas agar publiklebih mudah mengenalnya.

2) Penggunaan Lambang Kementerian Agama diletakkan disebelah kiri kepala surat.

b. Lambang Kementerian Agama.1) Bentuk Segi Lima sama sisi

Menyiratkan makna simbolik bintang bersudut lima yangmelambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalamPancasila, bermakna bahwa pegawai Kementerian Agamaselalu menaati dan menjunjung tinggi norma-normaagama dalam melaksanakan tugas pemerintahan dalamnegara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

2) 17 (tujuh belas) kuntum bunga kapas, 8 (delapan) baristulisan dalam kitab suci dan 45 (empat puluh lima) butirgabah menyiratkan makna simbolik ProklamasiKemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17Agustus 1945, menunjukkan kebulatan tekad pegawaiKementerian Agama untuk membela kemerdekaannegara kesatuan Republik Indonesia yangdiproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

3) Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk bulatan.Menyiratkan makna simbolik bahwa pegawaiKementerian Agama mengemban tugasnya untukmewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur,dan merata.

4) Kitab Suci.Menyiratkan makna simbolik sebagai pedoman hidupdan kehidupan yang serasi antara kebahagiaan duniawidan ukhrowi (akhirat), materil dan spiritual dengan ridhaAllah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

5) Alas kitab suci.Menyiratkan makna simbolik bahwa pedoman hidup dankehidupan harus ditempatkan pada proporsi yangsebenar-nya sesuai potensi dinamis dari kitab suci.

Page 29: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

6) Semboyan Ikhlas Beramal.Menyiratkan makna bahwa pegawai Kementerian Agamadalam mengabdi kepada masyarakat dan negaraberlandas-kan niat beribadah dengan tulus ikhlas. Halini berarti bahwa dengan iman yang kuat, teguh, danhati yang suci, serta menghayati dan mengamalkanPancasila yang merupakan tuntutan serta peganganhidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,pegawai Kementerian Agama bertekad mengabdi kepadanegara adalah ibadah.

7) Pita.Menyiratkan makna simbolik sebagai ikatan salingkekeluargaan dan persaudaraan yang erat dengan hatibersih dan suci.

8) Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi.Menyiratkan makna simbolik bahwa kerukunan hidupantar umat beragama di Negara Republik Indonesia yangberdasarkan Pancasila dilindungi sepenuhnya sesuaidengan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.

9) Warna dan Maknanya.a) Warna dasar adalah hijau tua, bermakna keadilan.b) Warna bintang, padi, dan Kitab Suci adalah

kuning emas, bermakna keagungan.c) Warna kelopak bunga kapas dan pita adalah putih,

bermakna kesucian.d) Warna batang dan tangkai bunga kapas adalah

hijau muda, bermakna kemakmuran.e) Warna empat baris abstraksi tulisan di sebelah

kanan dan empat baris sebelah kiri kitab suci danalas kitab suci serta semboyan ikhlas beramaladalah hitam, bermakna keteguhan.

f) Warna perisai segi lima sama sisi adalah kuning,bermakna kemulian.

c. Lambang Kementerian Agama wajib digunakan untuk:1) kop naskah dinas;2) cap dinas;3) amplop dinas;4) dokumen resmi yang diterbitkan oleh Kementerian

Agama;5) stop map;6) papan nama kantor;7) kartu tanda pengenal aparatur;8) tanda pengenal pin aparatur;9) label barang milik negara; dan10) situs resmi.

d. Lambang Kementerian Agama dapat digunakan untuk:1) pada gedung kantor;2) pada kartu nama pejabat/aparatur; dan3) untuk hal-hal lain yang memerlukan lambang.

e. Penggunaan Lambang Kementerian Agama untuk hal-halselain yang diatur dalam huruf c dan huruf d, harusmendapatkan izin dari Sekretaris Jenderal KementerianAgama.

2. Penggunaan Lambang Kementerian Agama pada Kop Naskah Dinasa. Pejabat yang berwenang menggunakan kop naskah dinas

Kementerian Agama dengan menggunakan Lambang

Page 30: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Kementerian Agama adalah pejabat berwenang padaKementerian Agama Pusat dan Daerah.

b. Bentuk dan spesifikasi kop Kementerian Agama denganLambang Kementerian Agama sebagai berikut:1) Lambang Ikhlas Beramal pada kop naskah dinas

dicantumkan berdasarkan bentuk, perbandinganukuran, dan warna yang telah diatur sesuai denganketentuan yang berlaku.

2) Contoh bentuk dan spesifikasi kop naskah dinas denganmenggunakan Lambang Kementerian Agama dapatdilihat pada Gambar.

Contoh Gambar:

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

Jalan M.H. Thamrin Nomor 6 Jakarta Pusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

3. Penggunaan Lambang Kementerian Agama dan LambangPendidikan Tinggi Keagamaan Negeri pada Cap KementerianAgama.Bentuk dan spesifikasi cap Kementerian Agama dengan LambangKementerian Agama dan Lambang Pendidikan Tinggi KeagamaanNegeri sebagai berikut:

1) Cap Kementerian Agama berbentuk bundar, terdiri dari tigalingkaran dengan jari-jari R1 = 18,5 mm, R2 = 17,5 mm,dan R3 = 13,5 mm. Tebal garis lingkaran R1 = ± 0,8 mm, R2= R3 = ± 0,2 mm.

2) Lingkaran pertama adalah lingkaran paling luar. Padalingkaran kedua,di bagian atas tercantum tulisan namaKementerian Agama sedangkan di bagian bawah tercantumtulisan Republik Indonesia. Pada lingkaran ketiga, terdapatlambang dengan ukuran 24,5 X 24,5 mm sedangkan dibagian bawah tercantum tulisan nama unit organisasi/Pendidikan Tinggi Keagamaan Negeri. Di antara kedua tulisantersebut, diberi tanda berupa bintang segi lima denganukuran sesuai dengan huruf.

3) Cap Kementerian Agama menggunakan tinta berwarna ungu.4) Penggunaan cap dinas terletak di sebelah kiri tanda tangan

naskah dinas dan mengenai sedikit tanda tangan pejabatyang berwenang.

5) Perubahan bentuk dan spesifikasi Lambang pada PerguruanTinggi Keagamaan Negeri harus mendapat persetujuan dariDirektorat Jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi dibidang pendidikan serta ditetapkan oleh Menteri Agamamelalui Sekretariat Jenderal c.q. Biro Organisasi dan TataLaksana.

6) Bentuk dan spesifikasi cap Kementerian Agama denganlambang Ikhlas Beramal/Pendidikan Tinggi KeagamaanNegeri dapat dilihat sebagai berikut:

Page 31: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

7) Contoh bentuk dan spesifikasi cap Kementerian Agama

BENTUK DANUKURAN ISI CONTOH KET

1 2 3 42 (dua) Lingkaran.Garis tengah:4 cm dan 2,80 cmR1 : 18,5 mmR2 : 17,5 mmR3 : 13,5 mm

a. Tulisan KementerianAgama.

b. Gambar LambangKementerian AgamaRepublik Indonesia/Pendidikan TinggiKeagamaan Negeri.

c. Nama unit organisasi/Pendidikan TinggiKeagamaan Negeri.

d. Tulisan RepublikIndonesia.

e. Dua gambar bintang(sebagai pembatas).

R2a

R1R3

e b e

c d

No CAP KEMENTERIAN AGAMA KETERANGAN

1 2 3

1.Direktorat JenderalBimbingan MasyarakatKatolik

2.

Kantor WilayahKementerian AgamaProvinsi

Page 32: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

C. Penggunaan Cap DinasCap Dinas terdiri dari Cap Jabatan dan Cap Kementerian Agama yangpenggunaan wewenangnya sebagai berikut:1. Pejabat yang berwenang menggunakan cap jabatan dengan

Lambang Negara adalah pejabat negara yaitu Menteri Agama; dan2. Pejabat yang berwenang menggunakan cap Kementerian Agama

adalah pejabat berwenang pada Kementerian Agama Pusat,Daerah, dan Pendidikan Tinggi Keagamaan Negeri.

3.

Kantor Kementerian AgamaKabupaten/Kota

4.Perguruan Tinggi

KeagamaanNegeri

Page 33: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

BAB VIIBENTUK DAN FORMAT NASKAH DINAS

A. Bentuk dan Format Naskah Dinas Arahan.1. Keputusan Direktur Jenderal.

a. Pengertian.Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yangbersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakanpelaksanaan kegiatan, yang digunakan untuk:1) Menetapkan/mengubah status kepegawaian/ personal/

keanggotaan/ material/ peristiwa;2) Menetapkan/mengubah/membubarkan suatu

kepanitiaan/tim; dan3) Menetapkan pelimpahan wewenang.

b. Susunan Keputusan meliputi:1) Kepala terdiri dari:

a) kop keputusan yang ditandatangani sendiri atau atasnama pimpinan tertinggi lembaga menggunakan lambangnegara, yang disertai nama lembaga dengan huruf kapitalsecara simetris;

b) kop keputusan yang ditandatangani oleh pejabat selainpimpinan tertinggi lembaga baik pusat maupun daerahdan sekretariat lembaga negara menggunakan logo, yangdisertai nama lembaga dengan huruf kapital secarasimetris;

c) kata keputusan dan nama jabatan pejabat yangmenetapkan, ditulis dengan huruf kapital secara simetris;

d) nomor keputusan, ditulis dengan huruf kapital secarasimetris;

e) kata penghubung tentang, ditulis dengan huruf kapitalsecara simetris;

f) judul keputusan, ditulis dengan huruf kapital secarasimetris;

g) frasa “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa” ditulisdengan huruf kapital secara simetris; dan

h) nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusanditulis dengan huruf kapital secara simetris dan diakhiridengan tanda baca koma.

2) Konsiderans.Bagian konsiderans keputusan terdiri dari:a) kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat

alasan/ tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perluditetapkannya keputusan; dan

b) kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuatperaturan perundang-undangan sebagai dasarpengeluaran keputusan.

3) Diktum.Bagian diktum keputusan terdiri dari hal-hal sebagai berikut:a) Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis

dengan huruf kapital dan diikuti kata menetapkan di tepikiri dengan huruf awal kapital;

b) Isi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah katamenetapkan yang ditulis dengan huruf awal kapital; dan

c) Untuk keperluan tertentu, keputusan dapat dilengkapidengan salinan dan petikan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

Page 34: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

4) Batang Tubuh.Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuhkeputusan sama dengan ketentuan dalam penyusunanperaturan, tetapi isi keputusan diuraikan bukan dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan bertingkat /diktumkesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya.

5) Kaki.Bagian kaki keputusan ditempatkan di sebelah kanan bawah,yang terdiri dari:a) tempat dan tanggal penetapan keputusan;b) jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan

huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;c) tanda tangan pejabat yang menetapkan keputusan; dand) nama lengkap pejabat yang menandatangani keputusan,

yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkangelar dan NIP.

6) DistribusiKeputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yangberkepentingan.

7) Hal yang Perlu DiperhatikanNaskah asli dan salinan keputusan yang ditandatanganiharus disimpan sebagai arsip.

c. Bentuk dan Format Keputusan Direktur Jenderal, terlampir

2. Petunjuk Teknisa. Pengertian

1) Petunjuk teknis adalah naskah dinas pengaturan yangmemuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutanpelaksanaannya serta wewenang dan prosedurnya;

2) Lampiran petunjuk teknis adalah penjelasan/uraian/keterangan lebih rinci dari materi muatan petunjuk teknisdan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dariperaturan tentang petunjuk teknis tersebut.

b. Susunan Petunjuk Teknis meliputi:1) Kepala petunjuk teknis adalah judul petunjuk teknis, ditulis

dengan huruf kapital secara simetris;2) Batang Tubuh

Bagian batang tubuh petunjuk teknis terdiri dari:a) Pendahuluan, yang memuat latar belakang, maksud dan

tujuan, ruang lingkup dan pengertian;b) Materi petunjuk teknis, dengan jelas menunjukkan

urutan tindakan, pengorganisasian, koordinasi,pengendalian, dan hal lain yang dipandang perlu untukdilaksanakan; dan

c) Penutup.

3) KakiBagian kaki petunjuk teknis ditempatkan di sebelah kananbawah, yang terdiri dari:a) Nama jabatan pejabat yang menandatangani petunjuk

teknis ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengantanda baca koma;

b) Tanda tangan pejabat yang menandatangani petunjukteknis serta cap dinas; dan

c) Nama lengkap pejabat yang menandatangani petunjukteknis ditulis dengan huruf kapital, tanpamencantumkan gelar dan NIP.

Page 35: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

d) DistribusiDistribusi dilakukan dengan menggunakan daftardistribusi yang berlaku. Petunjuk teknis disampaikankepada pihak yang berhak secara cepat dan tepat waktu,lengkap serta aman. Pendistribusian petunjuk teknisdiikuti dengan tindakan pengendalian.

c. Bentuk dan Format Petunjuk Teknis, terlampird. Susunan Lampiran Petunjuk Teknis:

Lampiran petunjuk teknis adalah penjelasan/uraian/keterangan lebihrinci dari materi muatan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis danmerupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari peraturantentang petunjuk teknis tersebut. Tulisan judul lampiran yangditulis di sudut kanan atas dengan huruf kapital seluruhnya, ratakiri dan tanpa diakhiri tanda baca

Bentuk dan Format Lampiran Petunjuk Teknis terlampir

3. Standar Operasional Prosedur (SOP).a. Pengertian.

SOP adalah naskah dinas yang memuat serangkaian petunjuktentang cara dan urutan kegiatan tertentu.

b. Tujuan SOP.SOP bertujuan untuk:1) menyederhanakan, memudahkan, dan mempercepat

penyampaian petunjuk;2) memudahkan pekerjaan;3) memperlancar dan menyeragamkan pelaksanaan kegiatan;

dan4) meningkatkan kerja sama antara pimpinan, staf, dan unsur

pelaksana.c. Susunan SOP meliputi:

1) Halaman Judul (Cover)Halaman judul merupakan halaman pertama sebagai sampulmuka sebuah SOP. Halaman judul ini berisi informasimengenai:a) Judul SOP.b) Nama Unit Kerja.c) Tahun pembuatand) Informasi lain yang diperlukan.

2) Keputusan Pimpinan.Karena SOP merupakan pedoman bagi setiap pegawai, makaharus memiliki kekuatan hukum. Dalam halaman selanjutnyasetelah halaman judul, disajikan keputusan Pimpinan tentangpenetapan SOP.

3) Daftar isi SOP.Daftar isi ini dibutuhkan untuk membantu mempercepatpencarian informasi dan menulis perubahan/revisi yangdibuat untuk bagian tertentu dari SOP terkait.

4) Penjelasan singkat penggunaan.Sebagai sebuah pedoman, maka SOP memuat penjelasanbagaimana membaca dan menggunakannya. Isi dari bagian iniantara lain mencakup:a) Ruang Lingkup, menjelaskan tujuan prosedur dibuat

dan kebutuhan organisasi.b) Ringkasan, memuat ringkasan singkat mengenai

prosedur yang dibuat.5) Bagian Identitas.

Bagian Identitas dari unsur prosedur dalam SOP dapatdijelaskan sebagai berikut:

Page 36: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

a) Logo instansi dan nomenklatur unit kerja pembuat.b) Nomor SOP, diisi dengan nomor secara berurutan dalam

1 (satu) tahun takwim.c) Tanggal Pengesahan, diisi tanggal pengesahan SOP oleh

Pejabat yang berwenang di unit kerja.d) Tanggal Revisi, diisi tanggal SOP direvisi atau tanggal

rencana diperiksa kembali SOP yang bersangkutan.e) Pengesahan oleh pejabat yang berwenang pada unit

kerja. Item pengesahan berisi nomenklatur jabatan,tanda tangan, nama pejabat yang disertai dengan NIPserta stempel/cap dinas.

f) Judul SOP, sesuai dengan kegiatan yang sesuai dengantugas dan fungsi yang dimiliki.

g) Dasar Hukum, berupa peraturan perundang-undanganyang mendasari prosedur yang di buat menjadi SOPbeserta aturan pelaksanaannya.

h) Keterkaitan, memberikan penjelasan mengenaiketerkaitan prosedur yang distandarkan denganprosedur lain yang distandarkan (SOP lain yang terkaitsecara langsung dalam proses pelaksanaan kegiatandan menjadi bagian dari kegiatan tersebut).

i) Peringatan, memberikan penjelasan mengenaikemungkinan yang terjadi ketika prosedur dilaksanakanatau tidak dilaksanakan. Peringatan memberikanindikasi berbagai permasalahan yang mungkin munculdan berada di luar kendali pelaksana ketika prosedurdilaksanakan, serta berbagai dampak lain yangditimbulkan. Dalam hal ini dijelaskan pula bagaimanacara mengatasinya bila diperlukan. Umumnyamenggunakan kata peringatan, yaitu jika/apabila/maka(if-then) atau batas waktu (dead line) kegiatan harussudah dilaksanakan.

j) Kualifikasi Pelaksana, memberikan penjelasan mengenaikualifikasi pelaksana yang dibutuhkan dalammelaksanakan perannya pada prosedur yangdistandarkan.

k) Peralatan dan Perlengkapan, memberikan penjelasanmengenai daftar peralatan utama (pokok) danperlengkapan yang dibutuhkan yang terkait secaralangsung dengan prosedur yang dibuat menjadi SOP.

l) Pencatatan dan Pendataan, memuat berbagai hal yangperlu didata dan dicatat oleh pejabat tertentu. Dalamkaitan ini, perlu dibuat formulir-formulir tertentu yangakan diisi oleh setiap pelaksana yang terlibat dalamproses. Setiap pelaksana yang ikut berperan dalamproses diwajibkan untuk mencatat dan mendata apayang sudah dilakukannya dan memberikan pengesahanbahwa langkah yang ditanganinya dapat dilanjutkanpada langkah selanjutnya. Pendataan dan pencatatanakan menjadi dokumen yang memberikan informasipenting mengenai “apakah prosedur telah dijalankandengan benar”.

d. Bagian Flowchart.Bagian Flowchart merupakan uraian mengenai langkah-langkah kegiatan secara berurutan dan sistematis dariprosedur yang distandarkan, yang berisi:1) Nomor, diisi nomor urut.

Page 37: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

2) Tahap Kegiatan, diisi tahapan kegiatan yang merupakanurutan logis suatu proses kegiatan. Biasanyamenggunakan kalimat aktif dengan awalan me-.

3) Pelaksana, merupakan pelaku (aktor) kegiatan. Simbol-simbol diagram alir sesuai dengan proses yangdilakukan. Keterangan simbol sebagaimana ditentukanpada daftar simbol. Pelaksana diisi dengan nama-namajabatan (Jabatan Fungsional Umum, Jabatan FungsionalTertentu, Jabatan Struktural) yang ada di unit kerja yangbersangkutan yang melakukan proses kegiatan. Urutanpenulisan jabatan dimulai dari jabatan yang terlebihdahulu melakukan tahap kegiatan. Jika dalam SOPtersebut terkait dengan unit lain, maka jabatan unit kerjalain diletakkan setelah kolom jabatan di unit yangbersangkutan.

4) Mutu Baku, berisi kelengkapan, waktu, output danketerangan. Agar SOP ini terkait dengan kinerja, makasetiap aktivitas hendaknya mengidentifikasikan mutubaku tertentu, seperti: waktu yang diperlukan untukmenyelesaikan persyaratan/kelengkapan yang diperlukan(standar input) dan outputnya. Mutu baku ini akanmenjadi alat kendali mutu sehingga produk akhirnya(end product) dari sebuah proses telah memenuhi kualitasyang diharapkan, sebagaimana ditetapkan dalam standarpelayanan. Untuk memudahkan dalampendokumentasian dan implementasi, sebaiknya SOPmemiliki kesamaan dalam unsur prosedur meskipunmuatan dari unsur tersebut akan berbeda sesuai dengankebutuhan unit kerja. Norma waktu bisa dalam hitunganmenit, jam, hari.

e. Bagian Pendukung.Bagian Pendukung berisi uraian, keterangan, atau contoh-contoh formulir yang dapat mendukung penjelasan prosedurkegiatan atau menjadi syarat kelengkapan suatu kegiatan.

e. Bentuk dan Format SOP,terlampir

4. Surat Edarana. Pengertian

Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuantentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak.

b. Susunan Surat Edaran meliputi:a) Kepala terdiri dari:

a) kop naskah dinas, yang berisi logo Kementerian Agamadan nama jabatan Direktur Jenderal, yang ditulis denganhuruf kapital, diletakkan secara simetris;

b) tulisan Surat Edaran, yang dicantumkan di bawah logoKementerian Agama, ditulis dengan huruf kapital dansimetris

c) kata Nomor ditulis dengan huruf capital dan simetris;d) kata Tentang, yang dicantumkan di bawah frasa surat

edaran ditulis dengan huruf kapital secara simetris; dane) rumusan judul surat edaran, yang ditulis dengan huruf

kapital secara simetris di bawah kata tentang.b) Batang Tubuh

Bagian batang tubuh surat edaran terdiri dari:a) alasan tentang perlunya dibuat surat edaran;

Page 38: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

b) peraturan perundang-undangan atau naskah dinas lainyang menjadi dasar pembuatan surat edaran; dan

c) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggapmendesak.

c) KakiBagian kaki surat edaran terdiri dari:a) tempat dan tanggal penetapan;b) nama jabatan pejabat penanda tangan, yang ditulis

dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;c) tanda tangan pejabat penanda tangan;d) nama lengkap pejabat penanda tangan, yang ditulis

dengan huruf kapital; dane) cap dinas.

c. Bentuk dan Format Surat Edaran, terlampir

5. Surat Tugasa. Pengertian

Surat tugas adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan ataupejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yangdiberi tugas, yang memuat apa yang harus dilakukan.Dengan demikian tidak diperlukan undangan untuk narasumberdan peserta internal Ditjen Bimas Katolik

b. Susunan Surat Tugas meliputi:1) Kepala terdiri dari:

a) kop naskah dinas;b) kata Surat Tugas, yang ditulis dengan huruf kapital

secara simetris; danc) Nomor, yang berada di bawah tulisan Surat Tugas

dengan huruf kapital.2) Batang Tubuh

a) Konsiderans meliputi kata:1) Menimbang memuat peraturan/dasar ditetapkan nya

Surat Tugas; dan2) Dasar pertimbangan memuat alasan ditetapkannya

Surat Tugas, dasar memuat ketentuan yang dijadikanlandasan ditetapkannya Surat Tugas tersebut.

b) Diktum dimulai dengan kata memberi tugas, yang ditulisdengan huruf awal kapital dicantumkan secara simetris,diikuti dengan kata:1) Kepada di tepi kiri memuat daftar nama dan

jabatan pegawai yang mendapat tugas; dan2) Untuk di bawah kata kepada memuat substansi

arahan yang ditugaskan.3) Kaki

a) Nama Tempat dan Tanggal memuat nama tempat dantanggal Surat Tugas;

b) Nama Jabatan memuat nama jabatan yangmenandatangani, yang ditulis dengan huruf awal kapitalpada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan tandabaca koma;

c) Tanda Tangan memuat pejabat yang memberi tugas;d) Nama Lengkap memuat nama lengkap pejabat yang

menandatangani Surat Tugas, yang ditulis dengan hurufawal kapital pada setiap awal unsurnya, tanpa gelar danNIP; dan

e) Cap memuat cap Kementerian Agama pada satuanorganisasi yang menandatangani.

Page 39: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

c. Bentuk dan Format Surat Tugas, terlampir

6. Surat Perintaha. Pengertian

Surat Perintah adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan ataupejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yangdiperintah, yang memuat apa yang harus dilakukan.Surat Perintah untuk melaksanakan tugas rutin dibuat untukPelaksana Harian (Plh.) dan Pelaksana Tugas (Plt.)Mandat Pelaksana Harian (Plh.) didapatkan jika pejabat definitifberhalangan sementara, sementara mandat Pelaksana Tugas (Plt.)didapatkan jika pejabat definitif berhalangan tetap.

b. Susunan Surat Perintah meliputi:1) Kepala terdiri dari:

a) kop naskah dinas;b) kata Surat Perintah, yang ditulis dengan huruf kapital

secara simetris; danc) Nomor, yang berada di bawah tulisan Surat Tugas

dengan huruf kapital.2) Batang Tubuh

1. Konsiderans meliputi kata:1) Menimbang memuat peraturan/dasar ditetapkannya

Surat Perintah; dan2) Dasar pertimbangan memuat alasan ditetapkannya

Surat Perintah, dasar memuat ketentuan yangdijadikan landasan ditetapkannya Surat Perintahtersebut.

b) Diktum dimulai dengan kata Memerintahkan, yangditulis dengan huruf kapital secara simetris, diikutidengan kata:1) Kepada di tepi kiri memuat daftar nama dan

jabatan pegawai yang mendapat tugas; dan2) Untuk di bawah kata kepada memuat substansi

arahan yang ditugaskan.

3) Kakia) Nama Tempat dan Tanggal memuat nama tempat dan

tanggal Surat Perintah;b) Nama Jabatan memuat nama jabatan yang

menandatangani, yang ditulis dengan huruf awal kapitalpada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan tandabaca koma;

c) Tanda Tangan memuat pejabat yang memberi perintah;d) Nama Lengkap memuat nama lengkap pejabat yang

menandatangani Surat Perintah, yang ditulis denganhuruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, tanpagelar dan NIP; dan

e) Cap memuat cap Kementerian Agama pada satuanorganisasi yang menandatangani.

c. Bentuk dan Format Surat Perintah, terlampir

c) Naskah Dinas Korespondensi1. Nota Dinas

a. PengertianNota dinas adalah naskah dinas internal berupa laporan,pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaianpendapat yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan tugas danfungsinya di lingkungan lembaga.

Page 40: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Nota dinas dibuatdan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang berdasarkanlingkup fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya yaitueselon I, eselon II, dan eselon III.

c. Susunan Nota Dinas meliputi:1) Kepala Nota Dinas terdiri dari:

a) kop naskah dinas;b) kata Nota Dinas, yang ditulis dengan huruf kapital

secara simetris;c) kata Nomor, yang ditulis dengan huruf kapital secara

simetris;d) kata Yth., yang ditulis dengan huruf awal kapital,

diikuti dengan tanda baca titik;e) kata Dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital;f) kata Hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital; dang) kata Tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital.

2) Batang TubuhBagian batang tubuh Nota Dinas terdiri dari alinea pembuka,isi, dan penutup yang singkat, padat, dan jelas.

3) KakiBagian kaki Nota Dinas terdiri dari tanda tangan, namapejabat tanpa pencantuman gelar dan NIP, dan tembusan (jikaperlu).

d. Hal yang Perlu Diperhatikan:1) Nota dinas tidak dibubuhi cap lembaga.2) Tembusan nota dinas berlaku di lingkungan intern Ditjen

Bimas Katolik.3) Penomoran nota dinas dilakukan dengan mencantumkan kode

klasifikasi arsip, nomor nota dinas, dan tahun.e. Bentuk dan Format Nota Dinas, terlampir

2. Memoranduma. Pengertian

Memorandum merupakan naskah dinas internal yang bersifatmengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan,saran, dan pendapat kedinasan.

b. Susunan Memorandum meliputi:1) Kepala Memorandum terdiri dari:

a. kop naskah dinas;b. kata Memorandum, yang ditulis di tengah dengan huruf

kapital;c. kata Nomor, yang ditulis di bawah kata Memorandum

dengan huruf kapital;d. kata Yth., yang ditulis dengan huruf awal kapital;e. kata Dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital;f. kata Hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital; dang. kata Tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital.

2) Batang TubuhBatang tubuh Memorandum terdiri dari alinea pembuka,alinea isi, dan alinea penutup yang singkat, padat, dan jelas.

3) KakiBagian kaki Memorandum terdiri dari tanda tangan dan namapejabat tanpa pencantuman gelar dan NIP serta tembusan jikadiperlukan

c. Bentuk dan Format Memorandum, terlampir

Page 41: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

3. Disposisia. Pengertian

Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut/tanggapan terhadap surat masuk eksternal, ditulis secara jelaspada lembar disposisi, tidak pada suratnya. Ketika didisposisikan,lembar disposisi merupakan satu kesatuan dengan surat masuk.

b. Bentuk dan Format Disposisi, terlampir

4. Surat Dinasa. Pengertian

Naskah Dinas Korespondensi Eksternal yang selanjutnya disebutsurat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas seorangpejabat dalam menyampaikan informasi kedinasan kepada pihaklain di luar lembaga yang bersangkutan.

b. Susunan Surat Dinas meliputi:1) Kepala Surat Dinas terdiri dari:

a) kop naskah dinas;b) Nomor, Sifat, Lampiran, dan Hal, yang diketik dengan

huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah kop naskahdinas;

c) tanggal pembuatan surat, yang diketik di sebelah kananatas sejajar/sebaris dengan nomor;

d) kata Yth., yang ditulis di bawah Hal, diikuti dengan namajabatan yang dikirimi surat; dan

e) alamat surat, yang ditulis di bawah Yth.

2) Batang TubuhBagian batang tubuh Surat Dinas terdiri dari alinea pembuka,isi, dan penutup.

3) KakiBagian kaki Surat Dinas terdiri dari:a) nama jabatan, yang ditulis dengan huruf awal kapital,

diakhiri tanda baca koma;b) tanda tangan pejabat;c) nama lengkap pejabat/penanda tangan, yang ditulis

dengan huruf awal kapital;d) stempel/cap dinas, yang digunakan sesuai dengan

ketentuan; dane) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima

(jika diperlukan).c. Bentuk dan Format Surat Dinas, terlampir

5. Surat Undangana. Pengertian

Surat undangan adalah surat dinas yang memuat undangankepada pejabat/pegawai di luar instansi Ditjen Bimas Katolikuntuk menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapatdan pertemuan yang diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Katolik.Untuk pejabat dan pegawai Ditjen Bimas Katolik cukup dibuatkanSurat Tugas dengan mencantumkan jabatan dalam rapat danpertemuan tersebut.

b. Susunan Surat Undangan meliputi:1) Kepala terdiri dari:

a) kop naskah dinas;b) Nomor, Sifat, Lampiran, dan Hal, yang diketik di sebelah

kiri di bawah kop naskah dinas;

Page 42: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

c) tempat dan tanggal pembuatan surat, yang diketik disebelah kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor; dan

d) kata Yth., yang ditulis di bawah Hal, yang diikuti dengannama jabatan, dan alamat yang dikirimi surat (jikadiperlukan).

2) Batang TubuhBagian batang tubuh Surat Undangan terdiri dari:a) alinea pembuka;b) isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat,

dan acara; danc) alinea penutup.

3) KakiBagian kaki Surat Undangan terdiri dari nama jabatan yangditulis dengan huruf awal kapital, tanda tangan, dan namapejabat yang ditulis dengan huruf awal kapital.

4) Bentuk LampiranBisa berbentuk Tabel/Tabulasi

c. Bentuk dan Format Surat Undangan, terlampir

d) Naskah Dinas Khusus1. Perjanjian Dalam Negeri dan Perjanjian Internasional

a. PengertianKerja sama antar lembaga di dalam negeri, baik di tingkat pusatmaupun daerah dibuat dalam bentuk kesepahaman bersama atauperjanjian kerja sama.

b. Jenis PerjanjianJenis perjanjian terdiri dari perjanjian dalam negeri dan luar negeri1) Perjanjian Dalam Negeri

Kerja sama antar lembaga di dalam negeri, baik di tingkat pusatmaupun daerah dibuat dalam bentuk kesepahaman bersamaatau perjanjian kerja sama.a) Wewenang dan penandatanganan

Perjanjian yang dilakukan antar lembaga di dalam negeri, baikdi tingkat pusat maupun daerah dibuat dan ditandatanganioleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya.

b) Susunan Surat Perjanjian(1) Kepala terdiri dari :

(a) Lambang negara (untuk pejabat negara)diletakkan secara simetris, atau logo (untuknonpejabat negara) yang diletakkan di sebelahkanan dan kiri atas, disesuaikan dengan penyebutannama lembaga;

(b) judul perjanjian; dan(c) nomor.

(2) Batang TubuhBagian batang tubuh perjanjian kerja sama memuatmateri perjanjian, antara lain tujuan kerjasama, ruanglingkup kerjasama, pelaksanaan kegiatan, pembiayaan,penyelesaian perselisihan, penutup dan hal-hal lainyang menjadi kesepakatan para pihak

(3) KakiBagian kaki perjanjian kerja sama terdiri dari namapenanda tangan para pihak yang mengadakanperjanjian dan para saksi (jika dipandang perlu),dibubuhi meterai sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 43: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

c. Contoh Format Surat Perjanjian, terlampir

2. Surat Kuasaa. Pengertian

Surat kuasa merupakan naskah dinas yang berisi pemberianwewenang kepada badan hukum/kelompok orang/perseoranganatau pihak lain dengan atas namanya untuk melakukan suatutindakan tertentu dalam rangka kedinasan.

b. Susunan Surat Kuasa meliputi:1) Kepala

Bagian Kepala Surat Kuasa terdiri dari:a) kop surat kuasa terdiri dari logo dan nama lembaga, yang

diletakkan secara simetris dan ditulis dengan hurufkapital;

b) judul surat kuasa; danc) nomor surat kuasa.

2) Batang TubuhBagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yangdikuasakan.

3) KakiBagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal,bulan, tahun pembuatan, nama, tanda tangan para pihakyang berkepentingan, dan dibubuhi meterai sesuai denganperaturan perundang-undangan.

c. Bentuk dan Format Surat Kuasa, terlampir

3. Berita Acaraa. Pengertian

merupakan naskah dinas yang berisi uraian tentang prosespelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh parapihak dan para saksi apabila diperlukan.

b. Susunan Berita Acara meliputi:1) Kepala Berita Acara terdiri dari:

a) kop Naskah Dinas;b) kata Berita Acara ditulis dengan huruf kapital secara

simetris; danc) kata Nomor ditulis dengan huruf kapital secara simetris.

2) Batang TubuhBagian batang tubuh Berita Acara terdiri dari:a) tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan jabatan

para pihak yang membuat Berita Acara; danb) substansi Berita Acara.

3) KakiBagian kaki Berita Acara memuat tempat pelaksanaanpenandatanganan nama jabatan/pejabat dan tanda tanganpara pihak dan para saksi/yang mengesahkan.

c. Bentuk dan Format, terlampir

4. Surat Keterangana. Pengertian

Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasimengenai hal, peristiwa, atau tentang seseorang untukkepentingan kedinasan

b. Susunan Surat Keterangan meliputi:1) Kepala

Kepala Surat Keterangan terdiri dari:a) kop Naskah Dinas;

Page 44: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

b) kata Surat Keterangan ditulis dengan huruf kapitalsecara simetris; dan

c) kata Nomor ditulis dengan huruf kapital secara simetris.2) Batang Tubuh

Bagian batang tubuh Surat Keterangan memuat pejabat yangmenerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksuddan tujuan diterbitkannya Surat Keterangan.

3) KakiBagian kaki Surat Keterangan memuat keterangan tempat,tanggal, bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan namapejabat yang membuat Surat Keterangan tersebut. Posisibagian kaki terletak pada bagian kanan bawah.

c. Bentuk dan Format, terlampir

5. Surat Pengantara. Pengertian

Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untukmengantar/menyampaikan barang atau naskah.

b. Susunan Surat Pengantar meliputi:1) Kepala

Kepala Surat Pengantar terdiri dari:a) kop Naskah Dinas;b) kata Nomor ditulis dengan huruf kapital secara simetris;c) tanggal;d) Yth.;e) nama jabatan dan nama alamat yang dituju; danf) kata Surat Pengantar ditulis dengan huruf kapital secara

simetris.2) Batang Tubuh

Bagian batang tubuh Surat Pengantar dalam bentuk kolomterdiri dari:a) nomor urut;b) jenis yang dikirim;c) banyaknya naskah/barang; dand) keterangan.

3) KakiBagian kaki Surat Pengantar terdiri dari:a) pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi:

(1) nama jabatan pembuat pengantar;(2) tanda tangan;(3) nama tanpa gelar dan NIP; dan(4) cap jabatan.

b) penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi:(1) nama jabatan penerima;(2) tanda tangan;(3) nama dan NIP jika penerima adalah PNS;(4) cap dinas;(5) nomor telepon/faksimile dinas; dan(6) tanggal penerimaan.

c. Bentuk dan Format terlampir

6. Pengumumana. Pengertian

Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuantentang suatu hal yang ditujukan kepada semuapejabat/pegawai/perseorangan/lembaga baik di dalam maupun diluar lembaga.

b. Susunan Pengumuman meliputi:

Page 45: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

1) KepalaKepala Pengumuman terdiri dari:a) kop pengumuman terdiri dari logo dan nama lembaga,

yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;b) tulisan pengumuman dicantumkan di bawah logo

lembaga, yang ditulis dengan huruf kapital secarasimetris dan nomor pengumuman dicantumkan dibawahnya;

c) kata tentang, yang dicantumkan di bawah pengumumanditulis dengan huruf kapital secara simetris; dan

d) rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan hurufkapital secara simetris di bawah tentang

2) Batang TubuhBatang tubuh pengumuman hendaknya terdiri dari:a) alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;b) peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman;

danc) pemberitahuan tentang hal tertentu.

3) KakiBagian kaki pengumuman ditempatkan di sebelah kanan,yang terdiri dari:a) tempat dan tanggal penetapan;b) nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis

dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda bacakoma;

c) tanda tangan pejabat yang menetapkan;d) nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan

huruf awal kapital; dane) cap dinas.

c. Bentuk dan Format terlampir

e) Laporana. Pengertian

Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuantentang pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.

b. Susunan Naskah Dinas Laporan meliputi:1) Kepala

Kepala Naskah Dinas Laporan terdiri dari:a) kop Naskah Dinas;b) kata Laporan ditulis dengan huruf kapital secara

simetris;c) kata Tentang ditulis dengan huruf kapital secara

simetris;d) judul laporan yang ditulis dalam huruf kapital dan

diletakkan secara simetris.2) Batang Tubuh

Bagian batang tubuh Laporan terdiri dari:a) Pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud

dan tujuan, serta ruang lingkup dan sistematikaLaporan;

b) Materi Laporan, yang terdiri atas kegiatan yangdilaksanakan, faktor yang mempengaruhi, hasilpelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan hallain yang perlu dilaporkan;

c) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan; dand) Penutup, yang merupakan akhir Laporan, memuat

harapan/permintaan arahan/ ucapan terima kasih.

Page 46: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

3) KakiBagian kaki Laporan terdiri dari:a) tempat dan tanggal pembuatan Laporan;b) nama jabatan pejabat pembuat Laporan, yang ditulis

dengan huruf awal kapital;c) tanda tangan; dand) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital.

c. Bentuk dan Format Laporan, terlampir

f) Telaah Stafa. Pengertian

Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabatatau staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatupersoalan dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yangdisarankan.

b. Susunan Telaahan Staf meliputi:1) Kepala

Kepala Telaah Staf terdiri dari:a) kop Naskah Dinas;b) kata TELAAHAN STAF ditulis dengan huruf kapital secara

simetris;c) kata TENTANG ditulis dengan huruf kapital secara

simetris; dand) judul telaahan staf ditulis dengan huruf kapital secara

simetris.2) Batang Tubuh

Bagian batang tubuh Telaahan Staf terdiri dari:a) Persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas

tentang persoalan yang akan dipecahkan;b) Praanggapan, yang memuat dugaan yang beralasan,

berdasarkan data yang ada, saling berhubungan sesuaidengan situasi yang dihadapi, dan merupakankemungkinan kejadian di masa yang akan datang;

c) Fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yangmerupakan landasan analisis dan pemecahan persoalan;

d) Analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadappersoalan dan akibatnya, hambatan serta keuntungandan kerugiannya, pemecahan atau cara bertindak yangmungkin atau dapat dilakukan;

e) Kesimpulan, yang memuat intisari hasil diskusi, yangmerupakan pilihan cara bertindak atau jalan keluar; dan

f) Tindakan yang disarankan, yang memuat secara ringkasdan jelas saran atau usul tindakan untuk mengatasipersoalan yang dihadapi.

3) KakiBagian kaki Telaahan Staf terdiri dari:a) nama jabatan pembuat telaahan staf, yang ditulis dengan

huruf awal kapital;b) nama atasan penanggung jawab pembuat telaah, yang

ditulis dengan huruf awal kapital;c) tanda tangan;d) nama lengkap; dane) daftar lampiran.

c. Bentuk dan Format Telaah Staf, terlampir

g) FormulirFormulir merupakan bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskahuntuk mencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam

Page 47: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

bentuk kartu atau lembaran tercetak dengan judul tertentu berisiketerangan yang diperlukan.

h) Naskah Dinas ElektronikNaskah Dinas Elektronik merupakan naskah dinas berupa komunikasiinformasi yang dilakukan secara elektronik atau yang terekam dalammultimedia elektronik.

Page 48: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

BAB VIIIPENGENDALIAN NASKAH DINAS

Pengaturan tentang pengendalian naskah dinas merupakan tahapanlanjutan dari penciptaan naskah dinas. Pengendalian naskah dinas harusdiikuti dengan tindakan yang meliputi tahapan sebagai berikut:

A. Naskah Dinas Masuk1. Naskah dinas masuk adalah semua naskah dinas yang diterima dari

orang/lembaga lain. Prinsip penanganan naskah dinas masuk:a. Penerimaan naskah dinas masuk dipusatkan di Unit Kearsipan

Ditjen Bimas Katolik.b. Penerimaan naskah dinas dianggap sah apabila diterima oleh

petugas di Unit Kearsipan Ditjen Bimas Katolik.c. Naskah dinas masuk yang disampaikan langsung kepada

pejabat atau staf harus diregistrasikan di Unit KearsipanDitjen Bimas Katolik.

2. Pengendalian naskah dinas masuk dilaksanakan melalui tahapansebagai berikut:a. Penerimaan

Naskah dinas masuk yang diterima dalam sampul tertutupdikelompokkan berdasarkan kategori klasifikasi keamanan: sangatrahasia (SR), rahasia (R), biasa (B).

b. Pencatatan1) Naskah dinas masuk yang diterima dari petugas penerimaan

dikelompokkan berdasarkan kategori klasifikasi keamanan.2) Pengendalian naskah dinas dilakukan dengan registrasi naskah

dinas pada sarana pengendalian naskah dinas. Registrasinaskah dinas meliputi:a) Nomor urut.b) Tanggal penerimaan.c) Tanggal dan nomor naskah dinas.d) Asal naskah dinas.e) Isi ringkas naskah dinas.f) Unit kerja yang dituju.g) Keterangan.

3) Sarana pengendalian naskah dinas antara lain dapat berupa:a) Buku Agenda Naskah Dinas Masuk.b) Kartu kendali.c) Takah.d) Agenda Elektronik.

c. Pengarahan1) Pengarahan naskah dinas masuk dengan kategori sangat

rahasia dan rahasia disampaikan langsung kepada unitpengolah.

2) Pengarahan naskah dinas masuk dengan kategori biasa/terbuka dilakukan dengan membuka, membaca dan memahamikeseluruhan isi dan maksud naskah dinas untuk mengetahuiunit pengolah yang akan menindaklanjuti naskah dinastersebut.

d. Penyampaian1) Naskah dinas masuk disampaikan kepada unit pengolah sesuai

dengan arahan dengan bukti penyampaian naskah dinas.2) Bukti penyampaian naskah dinas masuk memuat informasi

tentang:a) Nomor urut pencatatan.b) Tanggal dan nomor naskah dinas.

Page 49: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

c) Asal naskah dinas.d) Isi ringkas naskah dinas.e) Unit kerja yang dituju.f) Waktu penerimaan.g) Tandatangan dan nama penerima di unit pengolah.

3) Bentuk bukti penyampaian naskah dinas dapat berupa:a) Buku ekspedisi.b) Lembar tanda terima penyampaian.

B. Naskah Dinas Keluar1. Naskah dinas keluar adalah semua naskah dinas yang dikirim ke

orang/lembaga lain.2. Prinsip pengendalian naskah dinas keluar:

a) Pengiriman naskah dinas keluar dipusatkan dan diregistrasi diunit kearsipan Ditjen Bimas Katolik termasuk naskah dinas yangdikirimkan langsung oleh pejabat atau staf unit pengolah.

b) Sebelum diregistrasi harus dilakukan pemeriksaan terhadapkelengkapan naskah dinas, meliputi:1) Nomor naskah dinas;2) Cap dinas;3) Tandatangan;4) Alamat yang dituju; dan5) Lampiran (jika ada).

3. Pengendalian naskah dinas keluar dilaksanakan melalui tahapansebagai berikut:a. Pencatatan

1) Naskah dinas keluar yang dikirim harus diregistrasi padasarana pengendalian naskah dinas keluar.

2) Pengendalian naskah dinas keluar dilakukan denganregistrasi naskah dinas pada sarana pengendalian naskahdinas keluar. Informasi sarana pengendalian naskah dinaskeluar meliputi:a) Nomor urut.b) Tanggal pengiriman.c) Tanggal dan nomor naskah dinas.d) Tujuan naskah dinas.e) Isi ringkas naskah dinas.f) Keterangan.

b. Penggandaan1) Penggandaan naskah dinas adalah kegiatan memperbanyak

naskah dinas dengan sarana reproduksi yang tersedia sesuaidengan kebutuhan.

2) Penggandaan naskah dinas dilakukan setelah naskah dinaskeluar ditandatangani oleh pejabat yang berhak dandiregistrasi di Subbagian Tata Usaha pada Bagian UmumSekretariat Ditjen Bimas Katolik.

3) Penggandaan naskah dinas keluar yang kategori klasifikasikeamanannya sangat rahasia dan rahasia harus diawasisecara ketat.

c. Pengiriman1) Naskah dinas keluar yang akan dikirimkan oleh unit pengolah

dimasukkan ke dalam amplop dengan mencantumkan alamatlengkap dan nomor naskah dinas sesuai dengan kategoriklasifikasi keamanan: Sangat Rahasia (SR), Rahasia (R), danBiasa (B).

2) Khusus untuk naskah dinas dengan kategori klasifikasikeamanan Sangat Rahasia (SR) dan Rahasia (R) dimasukkan

Page 50: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

ke dalam amplop kedua dengan hanya mencantumkan alamatyang dituju dan pembubuhan cap dinas.

3) Untuk mempercepat proses tindak lanjut naskah dinas dapatdikirimkan secara khusus dengan menambahkan tanda ‘u.p’(untuk perhatian) diikuti nama jabatan yang menindaklanjutidibawah nama jabatan yang dituju.

d. Penyimpanan1) Kegiatan pengelolaan naskah dinas keluar harus

didokumentasikan oleh unit pengolah dan unit kearsipanyang berupa sarana pengendalian naskah dinas danpertinggal naskah dinas keluar.

2) Pertinggal naskah dinas keluar yang disimpan merupakannaskah dinas asli yang diparaf oleh pejabat sesuai denganjenjang kewenangannya.

3) Penyimpanan pertinggal naskah dinas keluar diberkaskanmenjadi satu kesatuan dengan naskah dinas masuk yangmemiliki informasi atau subyek yang sama.

Page 51: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

BAB IXPENUTUP

Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Katolik ini merupakan acuan dalam mengelola Pelaksanaan TataNaskah Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 23 Januari 2019

KATOLIK

Page 52: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIKKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 533 TAHUN 2018TENTANG

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURDIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

DI SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penataan terhadap sistempenyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif, danefisien agar bisa melayani masyarakat secara cepat, tepat,dan profesional, perlu menyelenggarakan PenyusunanStandar Operasional Prosedur Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Katolik di Surabaya;

b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan tersebut perludibentuk Panitia, penunjukan Narasumber, dan Peserta;

c. bahwa mereka yang namanya tersebut dalam LampiranKeputusan ini, cakap, mampu, dan memenuhi syaratuntuk melaksanakan tugas sebagai Panitia, Narasumber,dan Peserta;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5234);

3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2011 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal KementerianAgama;

4. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal KementerianAgama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012Nomor 851);

Lampiran 1: Bentuk dan Format Keputusan Direktur Jenderal

Page 53: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

5. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA TENTANGPENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURDIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKATKATOLIK DI SURABAYA.

KESATU : Menyelenggarakan Penyusunan Standar OperasionalProsedur Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolikdi Surabaya, pada tanggal 2 s.d. 6 April 2018.

KEDUA : Menetapkan dan mengangkat mereka yang namanya tersebutdalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Keputusan ini sebagai Panitia dan NarasumberPenyusunan Standar Operasional Prosedur DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik di Surabaya.

KETIGA : Menetapkan Peserta Penyusunan Standar OperasionalProsedur Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolikdi Surabaya , sebagaimana tersebut dalam Lampiran II yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEEMPAT : 1. Tugas Panitia adalah merencanakan, mempersiapkan,melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmendan Pejabat Pengadaan, melaksanakan kegiatan, danmelaporkan hasil kegiatan tersebut secara tertulis kepadaDirjen Bimas Katolik selaku Kuasa Pengguna Anggarandengan Tembusan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Tugas Narasumber adalah menyiapkan makalah/materi,menyampaikan bahan sebagai masukan untukpertemuan, dan memberikan telaahan kritis ataspertanyaan atau respon peserta.

3. Tugas Peserta adalah mengikuti kegiatan dengansungguh-sungguh dari awal hingga akhir sesuai jadwalyang ada dan memberikan masukan yang konstruktifselama kegiatan berlangsung.

KELIMA : Kepada Panitia dan Narasumber Penyusunan StandarOperasional Prosedur Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Katolik di Surabaya, diberikan honorariumsebagai berikut:1. Ketua : Rp. 400.000,-/orang2. Sekretaris : Rp. 300.000,-/orang3. Anggota : Rp. 300.000,-/orang4. Narasumber Eselon I/

yang disetarakan : Rp. 1.400.000,-/jam5. Narasumber Eselon II/

Page 54: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

yang disetarakan : Rp. 1.000.000,-/jam6. Narasumber Eselon III ke bawah/

yang disetarakan (Bimas dan NonBimas : Rp. 900.000,-/jam

KEENAM : Kepada Panitia dan Peserta diberikan Uang Transport danUang Harian sesuai dengan RKA-KL Tahun Anggaran 2018.

KETUJUH : Segala biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari Keputusanini dibebankan pada DIPA Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Katolik Tahun Anggaran 2018, Nomor : SP DIPA-025.06.1.308077/2018, tanggal 5 Desember 2017.

KEDELAPAN : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 16 Maret 2018DIREKTUR JENDERALBIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

EUSABIUS BINSASI

Page 55: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

LAMPIRAN 1

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KATOLIKKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIANOMOR 533 TAHUN 2018TENTANGPENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURDIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKATKATOLIK DI SURABAYA

I. SUSUNAN PANITIA:

1. Pelindung : Dirjen Bimas Katolik2. Penasihat : Sekretaris Ditjen Bimas Katolik3. Ketua : Baidabah, S.E., M.M.4. Sekretaris : Yustinus Ari Wijaya, S.E.5. Anggota : a. Listyaningsih, S.H.

b. Cecilia Widyawardani, S.Pd.c. Theresia Dian Teksiani, S.E.d. Drs. Slamet

II. NARASUMBER:

1. Drs. Eusabius Binsasi2. Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I.3. Drs. Agustinus Tungga Gempa, M.M.4. Ahmad Syahroni, S.E., M.M.5. Drs. Zulkarnaen, M.A.P6. Drs. Hari, M.Hum.

DIREKTUR JENDERALBIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

EUSABIUS BINSASI

Page 56: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

LAMPIRAN 2

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KATOLIKKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIANOMOR 533 TAHUN 2018TENTANGPENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURDIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKATKATOLIK DI SURABAYA

DAFTAR PESERTA:

NO. NAMA/NIP GOL. JABATAN

1Baron Ferryson Pandiangan, S.Ag.,M.Th.NIP 197402042002121001

IV/a Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov.Aceh

2 Rommel Rafael Rajagukguk, S.E. - Staff Pramubhakti Bimas Katolik padaKanwil Kemenag Prov. Sumatera Utara

3 Henrikus Jomi, S.Ag.NIP 197207012001121004 III/d Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov.

Sumatera Barat

4 Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd.NIP 197212132000031001 III/d Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov.

Riau

5 Petrus Dhanga, S.Ag.NIP 196702202003121001 III/d Penyuluh Agama Katolik Kanwil Kemenag

Prov. Jambi

6 Drs. Alphonsus Supardi, M.M.NIP. 196109271990031001 IV/a Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov.

Sumatera Selatan

7 B. Riyanto, S.Ag.NIP 196812202000031003 IV/a Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov.

Bengkulu

8 Drs. Matheus YarkoniNIP 196107071999031002 IV/a Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov.

Lampung

DIREKTUR JENDERALBIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

EUSABIUS BINSASI

Page 57: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIKKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN ...TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKANAGAMA KATOLIK DALAM JABATAN

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

Menimbang : a. bahwa ......................................................................................;b. bahwa ......................................................................................;c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur JenderalBimbingan Masyarakat Katolik tentang Petunjuk Teknis PembayaranTunjangan Profesi Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Katolik diLingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;

Mengingat : 1. Undang-Undang....................................................................;2. Undang-Undang....................................................................;3. dan seterusnya .....................................................................;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIKKEMENTERIAN AGAMA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARANTUNJUNGAN PROFESI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMAKATOLIK DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KATOLIK.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi Guru danPengawas Pendidikan Agama Katolik di Lingkungan Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Katolik sebagaimana tercantum dalam Lampiranyang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi Guru dan PengawasPendidikan Agama Katolik di Lingkungan Direktorat Jenderal BimbinganMasyarakat Katolik sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATUmerupakan acuan bagi seluruh satuan organisasi/kerja dalammelaksanakan.....(kegiatan,sasaran).

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan .

Ditetapkan di .......pada tanggal .........DIREKTUR JENDERALBIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

tanda tangan dan cap jabatan

EUSABIUS BINSASI

Lampiran 2: Bentuk dan Format Petunjuk Teknis

Page 58: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGANMASYARAKAT KATOLIKKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIANOMOR ..........TAHUN.........TENTANGPETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGANPROFESI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKANAGAMA KATOLIK DI LINGKUNGAN DIREKTORATJENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKANAGAMA KATOLIK DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKATKATOLIK

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................ ......

B. Maksud dan Tujuan......................................................................................................................

C. Sasaran................................................................................................................ ......

D. Asas......................................................................................................................

E. Ruang Lingkup................................................................................................................ ......

F. Pengertian Umum................................................................................................................ ......

BAB IIA. ......................................................................................................................B. dan seterusnya ............................................................................................

BAB IIIA. ................................................................................................................ ......B. dan seterusnya ............................................................................................

DIREKTUR JENDERALBIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK,

tanda tangan dan cap jabatan

EUSABIUS BINSASI

Page 59: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

Nomor SOP Set.IV/4.1.4/2015

Tanggal Pembuatan 15-Mar-13

Tanggal Revisi 7-Aug-15

Tanggal Efektif 10-Jul-14

Disahkan Oleh Sekretaris Ditjen Bimas Katolik

Drs.Agustinus Tungga Gempa,MMNIP.19641018 199003 1 001

SOP PENANGANAN SURAT MASUK

Dasar Hukum:

1.PMA 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama sebagaimana telah diubahpada PMA 80 Tahun 20132. KMA No. 09 Tahun 2016 tentang Tata Naskah Dinas3. KMA No. 44 Tahun 2010 tentang Pedoman Penataan Kearsipan

Keterkaitan:

1. SOP Pelaksanaan Pendistribusian Surat Dinas

Peringatan:

Apabila prosedur tidak dilaksanakan maka akan menghambat proses pengadministrasian surat masuk.

Kualifikasi Pelaksana:

1. Sarjana2. Mampu mengoperasikan komputer3. Memahami Peraturan tentang Tata Persuratan4. Mempunyai ketelitian dan kecermatan5. Dapat berkoordinasi dengan pihak terkait6. Mempunyai Motivasi7. Memahami Pokok Permasalahan

Peralatan/Perlengkapan:

1. Komputer dan perlengkapannya2. Lembar Pengantar Surat3. Lembar Disposis4. Gunting, Steples5. Kartu Kendali

Pencatatan dan Pendataan:

1, Dicatat pada Buku Pengantar Surat.2. Dicatat pada Buku Disposisi.3 .Diinput pada file surat masuk pada komputer.

Lampiran 3: Bentuk dan Format SOP

Page 60: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

1

2

3

5

JFU menerima surat masuk, menelitikebenaran alamat, mengembalikan bilasalah alamat, memisahkan antara suratdinas biasa, rahasia atau surat pribadi/perseorangan, surat rahasia dicatatdilembar penghantar surat rahasia yangsebelumnya dilaporkan ke KasubagTUuntuk diteruskan kepimpinanMembuka surat dinas, membacamaksud dan isi surat, meneliti lampiran,dan mengarahkan sesuai Tusi denganmenuliskan di ujung sebelah kanan atassurat penting (P) atau biasa (B) besertaarahan surat ke Direktur Jenderal (Dir)surat ke sekretaris ditulis (sek) Surat keDidektorat Urusan (Dirura) danDirektorat Pendidikan (Pend) sertamemberi nomor urut surat masuk.

No. Aktivitas JFUPengelola

Surat

Kasubbag TataUsaha

Sespri/TUDirektorat

Disposisi danSurat Masuk yangsudah digolongkan

KeteranganWaktu Output

Mutu Baku

Persyaratan/Perlengkapan

10 menit surat masuk yangsudahdigolongkan dandata surat masukpada agendasurat masuk

5 menit

Disposisi 10 menit Disposisi

Kasubbag Tata Usaha menerima suratdari JFU Pengelola Surat, untu melihatkembali arahan surat dari JFU, danmengadakan pembetulan apabila salahdan menyetujui apabila sudah benarkemudian kembali ke JFU pengelolaSurat untuk dibetulkan yang salah .

JFU pengelola surat memasukkan datake komputer, kemudian mencatat padabuku lembar pengantar surat biasa ataukartu kendali untuk surat penting. Begitujuga untuk surat pribadi ke lembarpengantar sendiri

surat masuk yangsudah digolongkan

surat masuk yangsudahdigolongkan

Mendistribusikan surat rahasia , suratdinas atau maupun surat pribadimelalui Sespri /TU Direktorat masing-masing

Bukti tanda terimapenerimaan surat

10 menit Dokumentasi

Pelaksana

Page 61: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

Jalan M.H. Thamrin Nomor 6 Jakarta Pusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

Yth. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;u.p. Kepala Bidang/Pembimas KatolikSe - Indonesia

SURAT EDARANNOMOR 3 TAHUN 2017

TENTANGTATA CARA PEMBAYARAN

TUNJANGAN PROFESI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

Dengan ini diberitahukan bahwa pembayaran Tunjangan Profesi Guru danPengawas Pendidikan Agama Katolik Tahun Anggaran 2017, agar berpedomanpada Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Nomor 5Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pemberian Tunjangan Guru dan PengawasPendidikan Agama Katolik. Tunjangan profesi diberikan kepada yang memenuhipersyaratan sebagai berikut:

a. memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi nomor registrasi guru olehKementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

b. Lulus penilaian Beban Kerja Guru;c. Guru tetap;d. Lampiran berkas:

1) Fotokopi SK Guru Tetap;2) Fotokopi NPWP;3) Fotokopi buku rekening bank a.n. pribadi;4) Surat referensi rekening masih aktif dari bank;5) Surat Keterangan masih aktif mengajar dari kepala sekolah; dan6) Surat Pernyataan siap mengembalikan tunjangan profesi apabila

membuat laporan kerja palsu/fiktif.

Demikian untuk menjadi maklum.

Ditetapkan di Jakartapada 10 Januari 2017Direktur Jenderal

ttd

Eusabius Binsasi

Lampiran 4: Bentuk dan Format Surat Edaran

Page 62: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

SURAT TUGASNOMOR : /DJ.V/Set.V/.....01/09/2017

Menimbang : bahwa dalam rangka menghadiri rapat tindak lanjut rencana survei tatakelola teknologi dan informasi.

Dasar : Surat dari Biro Humas, Data dan Informasi Setjen Kementerian AgamaNomor : B- 262-05/B.VIII.1/HM.00/9/2017 tanggal 19 September 2017Perihal : Undangan Rapat Tindak Lanjut Rencana Survei Tata KelolaTeknologi dan Informasi.

Memberi Tugas

Kepada : Maria Loek Nama Masang, S.Sos., M.M., NIP 19721121 200312 2 002,Penyusun Bahan Siaran dan Pemberitaan pada Subbag Sistem Informasidan Hubungan Masyarakat Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi.

Untuk : Menghadiri rapat tesebut pada hari Jumat, Tanggal 22 September 2017pukul 09.00 s.d. 11.30 WIB di Ruang Rapat Biro Humas, Data danInformasi, Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3 – 4, Jakarta.

Biaya perjalanan dinas dibebankan pada DIPA/RKAKL Ditjen Bimas Katolik Tahun 2017Nomor SP DIPA-025.06.1308077/2017 revisi 2tanggal2 Juni 2017.

Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, September2017a.n. Direktur Jenderal

Sekretaris,

Agustinus Tungga Gempa

Tembusan:1. Direktur Jenderal Bimas Katolik;2. Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi;3. Kepala Bagian Organisasi, Kepegawaian dan Hukum;4. Kepala Bagian Umum dan BMN.

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi dibawah kop, dan apabila tanpa kop naskab dinas, palingsedikit 2 cm dari tepi atas kertas

Minimal3 cm

2 cm

2,5 cm

4 spasi/jarak baris

Lampiran 5: Bentuk dan Format Surat Tugas

Page 63: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

SURAT PERINTAHNOMOR : 3024/DJ.V/Set.V/KP.07.6/08/2018

Menimbang : bahwa sehubungan dengan Saudara Fransiskus Endang, S.H., M.M., NIP196002221987031001, Direktur Pendidikan Katolik menjadi Narasumber padakegiatan Pembinaan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat DasarRegio Sumatera di Padang pada tanggal 18 s.d. 21 September 2018, maka untukmenjaga kontiunitas pelaksanaan tugas dipandang perlu menunjuk PelaksanaHarian (Plh) Direktur Pendidikan Katolik

Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas,Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama yang telah diubahdengan Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 1998;

2. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan TataKerja Kementerian Agama;

3. Keputusan Menteri Agama Nomor 207 A Tahun 1998 tentang PetunjukPelaksanaan Pendelegasian Wewenang di Lingkungan Departemen Agama;

4. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.26-30/V.20-3/99 tentangKewenangan Pelaksana Harian dan Pelaksana Tugas Dalam AspekKepegawaian;

5. Surat Tugas Nomor 2703/DJ.V/Set.V/KS.01.6/08/2018 tentang PembinaanKompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar Regio Sumatera diPadang pada tanggal 18 s.d. 21 September 2018

MEMERINTAHKAN

Kepada : Saudari Yustina Srini, S.FK., M.M., NIP 196611101994032002, Pembina Tk I – IV/b,Kepala Subdit Pendidikan Menengah

Untuk : 1. Terhitung mulai tanggal 19 September 2018 di samping jabatannya sebagaiKepala Subdit Pendidikan Menengah juga melaksanakan tugas jabatansebagai Direktur Pendidikan Katolik

2. Melaksanakan Perintah ini dengan seksama dan penuh tanggung jawab

Jakarta, September 2018Direktur Jenderal,

Eusabius Binsasi

TembusanKepala Bagian Organisasi, Kepegawaian dan Hukum

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi dibawah kop, dan apabila tanpa kop naskab dinas, palingsedikit 2 cm dari tepi atas kertas

Lampiran 6: Bentuk dan Format Surat Printah

Page 64: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

NOTA DINASNOMOR : /Set.V.3/HM.01/08/2017

Yth. : 1. Pejabat Eselon I dan II2. Pejabat Eselon III dan IV3. Pejabat Fungsional Umum dan Khususdi Lingkungan Ditjen Bimas Katolik

Dari : Kepala Bagian Organisasi Kepegawaian dan HukumHal : Undangan MisaTanggal : Agustus 2017

Dalam rangka Pembinaan Mental Kerohanian Pegawai Ditjen Bimas Katolik,kami mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri Perayaan Ekaristi (Misa Kudus) yangakan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal :Jumat, 4 Agustus 2017Pukul :10.00 – 12.00 WIBTempat :Direktorat Jenderal Bimas Katolik, Gedung Kementerian

Agama Lantai 13, Jalan. M. H. Thamrin Nomor 6 JakartaPusat

Tema : “Menjadi Nabi”Petugas : Sub Direktorat Pemberdayaan Umat.

(Petugas agar mengisi blanko terlampir dan menyerahkan keSubdit Penyuluhan 3 hari sebelum pelaksanaan Misa)

Demikian, atas kehadiran Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.

Hari

TembusanDirektur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi dibawah kop, dan apabila tanpa kop naskab dinas,paling sedikit 2 cm dari tepi atas kertas

2 cmMinimal

3 cm

4 spasi/jarak baris

Nota dinas tidakdibubuhi cap dinas

2,5 cm

Lampiran 7: Bentuk dan Format Surat Nota Dinas

Page 65: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

MEMORANDUMNOMOR : /DJ.V/OT.01.2/07/2017

Yth. : Pejabat Eselon II dan IIIdi Lingkungan Ditjen Bimas Katolik

Dari : Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat KatolikHal : Rapat KoordinasiTanggal : Juli 2017

Agar hadir pada rapat koordinasi untuk membahas materi Evaluasi CapaianKinerja Triwulan II Tahun 2017, pada :

Hari/tanggal : Kamis, 27 Juli 2017Pukul : 16.00 WIB – selesaiTempat : Ruang Rapat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik

Demikian, atas kehadiran Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.

Eusabius Binsasi

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi dibawah kop, dan apabila tanpa kop naskab dinas,paling sedikit 2 m dari tepi atas kertas

Minimal3 cm

2 cm

4 spasi/jarak Barisbaris

2,5 cm

Lampiran 8: Bentuk dan Format Surat Memorandum

Page 66: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan
User
Typewritten text
Lampiran 9: Bentuk dan Format Disposisi
Page 67: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 Jakarta Pusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

Nomor :B- /DJ.V/Set.V/Kp.07.1/08/2017 Agustus 2017Sifat : PentingLampiran : Satu berkasHal : Usul Kenaikan Pangkat

a.n. Norita Lumban Toruan, S.Ap.

Yth. Sekretaris Jenderal Kementerian Agamau.p. Kepala Biro KepegawaianJalan Lapangan Banteng Barat 3 – 4Jakarta 10710

Bersama ini kami sampaikan berkas usulan kenaikan pangkat pegawai diLingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik sebagai berikut:

No Nama/NIP Jabatan Usulan1 Norita Lumban Toruan, S.Ap.

NIP 196102181983032001Penyusun Bahan PembinaanUmat pada Seksi Bina Umatpada Subdit PemberdayaanUmat

III/c ke III/d

Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan:1. Fotokopi SK CPNS;2. Fotokopi SK PNS;3. Fotokopi SK kenaikan pangkat terakhir;4. Fotokopi kartu pegawai; dan5. Fotokopi SKP dua tahun terakhir

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya, disampaikan terima kasih.

a.n. Direktur JenderalSekretaris,

Agustinus Tungga Gempa

TembusanDirektur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

2 cmMinimal3 cm

4 spasi/jarakbaris baris

2,5 cm

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi di bawah kop, danapabila tanpa kop naskab dinas, paling sedikit 2 m dari tepi ataskertas

Lampiran 10: Bentuk dan Format Surat Dinas

Page 68: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

Nomor : B- /DJ.V/Dt.V.II/PP.00.3/09/2017 September 2017Sifat : BiasaLampiran : Dua LembarHal : Undangan Peserta

Yth. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timuru.p. Kepala Seksi Pendidikan Agama KatolikJalan Ile Lewotolok, LarantukaKabupaten Flores Timur – Nusa Tenggara Timur

Dalam rangka pelaksanaan Program Bimbingan Masyarakat Katolik, DirektoratJenderal Bimas Katolik akan menyelenggarakan Pembinaan Kompetensi Tenaga PendidikSekolah Menengah Agama Katolik Regio NTT di Ende pada tanggal 26 s.d.29 September2017. Sehubungan dengan itu dimohon agar Saudara menugaskan peserta untuk mengikutikegiatan tersebut (daftar terlampir) dengan ketentuan :

A. Pelaksanaan : Hari/Tgl : Selasa - Jumat, 26 – 29 September 2017 Tempat : Hotel Flores Mandiri

Jalan Melati Nomor 01 Ende – Flores - NTTTelepon: 0381-2627136

Check in : Pukul 12.00 – 13.30 WITA Acara Pembukaan : Pukul 14.00 WITA

B. Beberapa ketentuan bagi Peserta : Membawa surat tugas dari Pejabat Bimas Katolik/Pimpinan Setempat/Atasan

Langsung; Biaya akomodasi hotel ditanggung Panitia ; Pakaian Acara Pembukaan dan Penutupan: Pria batik lengan panjang, Wanita

menyesuaikan.

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

a.n. Direktur JenderalPlh. Direktur Pendidikan Katolik,

Aloma Sarumaha

TembusanDirektur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi di bawah kop, dan apabilatanpa kop naskab dinas, paling sedikit 2 cm dari tepi atas kertas

2 cmMimimal

3 cm

4 spasi/jarak barisenter

2,5 cm

Lampiran 11: Bentuk dan Format Undangan

Page 69: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Lampiran Surat Undangan peserta/Nomor :Tanggal : September 2017

DAFTAR PEJABAT/PEGAWAI YANG DIUNDANG

1. ............................................................................................................................2. ............................................................................................................................3. .............................................................................................................................4. ............................................................................................................................5. ............................................................................................................................. ..6. ...............................................................................................................................7. ............................................................................................................................. ..8. ...............................................................................................................................9. ............................................................................................................................. ..10. ...............................................................................................................................11. ............................................................................................................................. ..12. ...............................................................................................................................13. ............................................................................................................................. ..14. ...............................................................................................................................15. ............................................................................................................................. ..16. ...............................................................................................................................17. ............................................................................................................................. ..18. ...............................................................................................................................19. .........................................................................................................................20. .........................................................................................................................

a.n. Direktur JenderalSekretaris,

Agustinus Tungga Gempa

Lampiran 11A: Bentuk dan Format Lampiran Undangan

Page 70: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Lampiran 12: Bentuk dan Format Perjanjian Dalam Negeri dan Perjanjian Internasional

Page 71: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan
Page 72: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

SURAT KUASANOMOR : 1653/DJ.V/KS.01.1/05/2018

Yang bertanda tangan di bawah iniNama : Drs. Eusabius BinsasiNIK : xxxxxxxxxxxxxTTL : Kuatnana, xxxxxxxxxxxAlamat : Jalan xxxxxxxxxxxxxxx, JakartaAgama : KatolikJabatan : Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat KatolikAlamat Kantor : Jalan M.H. Thamrin Nomor 6 Jakarta Pusat

Selanjutnya disebut Pemberi Kuasa

Dengan ini memberikan kuasa kepadaNama : Drs. Wilhelmus Yohanes Ndoa, M.Pd.NIK : xxxxxxxxxxxxxTTL : Tara’au, xxxxxxxxxxxAlamat : Jalan xxxxxxxxxxxxxxx, NTTAgama : KatolikJabatan : Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende

Provinsi Nusa Tenggara TimurAlamat Kantor : Jalan Melati Ende 86317 Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya disebu Penerima Kuasa

Untuk melaksanakan serah terima aset dari Yayasan Persekolahan UmatKatolik Ende – Lio (YASUKEL) yang mengelola Sekolah Menengah AgamaKatolik (SMAK) Santo Thomas Morus Ende kepada Pemerintah.

Demikian Surat Kuasa ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimanamestinya

Jakarta, Mei 2018Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa,

Wilhelmus Yohanes Ndoa Eusabius Binsasi

Saksi –Saksi,(jika diperlukan)

Lampiran 13: Bentuk dan Format Surat Kuasa

Page 73: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

BERITA ACARANOMOR : /Set.V/KS.02/09/2017

Pada hari ini Senin, Tanggal Tiga Belas, Bulan Februari, Tahun Dua Ribu TujuhBelas, kami masing – masing :

1. Agustinus Tungga Gempa, NIP XXXXXXXXXXXXX/Sekretaris DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, dalam hal ini bertindak atas nama UnitKearsipan II Ditjen Bimas Katolik selanjutnya disebut Pihak Pertama,dan

2. Helmi Hazim, NIP XXXXXXXXXXXXX /Kasubbag Kearsipan dan TataPersuratan Biro Umum Kementerian Agama, dalam hal ini bertindak atas namaUnit Kearsipan l (Biro Umum) selanjutnya disebut Pihak Kedua, telahmelaksanakan

1. Menyatakan telah menerima arsip-arsip yang dipindahkan dari pihak kesatukepada pihak kedua seperti tercantum dalam daftar terlampir.

2. Menyatakan bahwa arsip yang telah diterima oleh pihak kedua dapat disimpandi Pusat Penyimpanan Arsip.

Berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan pada KeputusanMenteri Agama Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 tentang PedomanPenataan Kearsipan di Lingkungan Kementerian Agama.

Pihak Kedua,

Helmi Hazim

Jakarta, September 2017Pihak Pertama,

AgustinusTunggaGempa

Mengetahui/MengesahkanBiro Umum,

Afrizal

2 cmMinimal3 cm

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi di bawah kop, dan apabilatanpa kop naskab dinas, paling sedikit 2 cm dari tepi atas kertas

4 spasi/jarak baris 4 spasi/jarak baris

4 Spasi/Jarak Baris

2,5 cm

Lampiran 14: Bentuk dan Format Berita Acara

Page 74: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

SURAT KETERANGANNOMOR: DJ.V/Set.V/KP.01.2/07/2017

Yang bertanda tangan di bawah ini,Nama : Agustinus Tungga GempaNIP : XXXXXXXXXXXXXXXXXPangkat/golongan : Pembina - IV/dJabatan : Sekretaris Direktorat Jenderal Bimas Katolik

dengan ini menerangkan bahwa

Nama : Sesanti Winata UtamiNIP : XXXXXXXXXXXXXXXXXPangkat/golongan : Penata Muda - III/aJabatan : Pranata Komputer Pertama

adalah benar nama tersebut merupakan Pegawai Negeri Sipil pada DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 18 Juli 2017a.n. Direktur Jenderal

Sekretaris,

Agustinus Tungga Gempa

4 spasi/jarak baris

2,5 cm

Minimal3 cm 2 cm

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi di bawah kop, dan apabilatanpa kop naskab dinas, paling sedikit 2 cm dari tepi atas kertas

Lampiran 15: Bentuk dan Format Surat Keterangan

Page 75: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 Jakarta Pusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

Yth. Ketua Sekolah Tinggi Pastoral Santo Petrus Maret 2018Jalan Ahmad Yani, Naesleu KefamenanuNusa Tenggara TimurTelepon (0388) 31410

SURAT PENGANTARNOMOR : SP- /Dt.V.II/PP.00.9/03/2017

NO. Naskah/Barang Banyaknya Keterangan

1 Perbaikan Ijazah S1, Akta IV dan Transkrip Nilai

mahasiswa Reguler a.n. Theresia Kolo, dkk (2 orang)

6 ASLI

2 Perbaikan Ijazah S1, Akta IV dan Transkrip Nilai

mahasiswa DMS a.n. Theresia Kolo, dkk (6 orang)

18 ASLI

Diterima tanggal …………

Penerima, Pengirim,Direktur Pendidikan Katolik

…………………………….. Fransiskus EndangNIP NIP 196002221987031001

No. Telepon:No. Faksimile:

Catatan:Setelah diterima, lembar kedua harap dikirimkan kembali kepada pengirim

apabila menggunakan kop naskab dinas, 2 spasi di bawah kop, dan apabilatanpa kop naskab dinas, paling sedikit 2 cm dari tepi atas kertas

Minimal3 cm

2 cm

2,5 cm

4 Spasi/jarak baris4spasi/jarak baris

Lampiran 16: Bentuk dan Format Surat Pengantar

Page 76: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

PENGUMUMANNOMOR : 1/DJ.V/PANSEL-ES.IV/2/2018

TENTANGSELEKSI JABATAN ESELON IV

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIKTAHUN 2017

Dalam rangka pengisian jabatan eselon IV di Lingkungan Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Katolik, dengan ini kami mengundang Pegawai Negeri Sipil yangtelah memenuhi syarat untuk mendaftarkan diri melalui proses seleksi dengan ketentuansebagai berikut:

1. ketentuan Umuma. Jabatan yang akan diisi melalui seleksi adalah sebagai berikut:

No Nama Jabatan Eselon/KelasJabatan

1 Kepala Sub Bagian Verifikasi pada Bagian Keuangan IV-92 Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Bagian Umum dan BMN IV-83 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan IV-84 Kepala Seksi Ketenagaan dan Kemahasiswaan pada Subdit

Pendidikan TinggiIV-9

b. Calon pelamar adalah PNS dengan ketentuan sebagai berikut:1) Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa;2) Mengajukan surat lamaran dengan menyebutkan paling banyak 2 (dua) jabatan

yang dilamar;3) Pangkat minimal III/b, sudah 2 (dua) tahun dalam pangkat tersebut;4) DRH singkat dengan menyebutkan pengalaman jabatan yang pernah diduduki;5) SKP 2 tahun terakhir dengan nilai baik pada semua unsur penilaian prestasi

kerjanya;6) Usia maksimal 54 tahun;7) Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;8) Surat keterangan sehat dari dokter/instansi pemerintah;9) Minimal berijazah S110) Sudah mengikuti asesmen kompetensi

2. Seluruh kelengkapan dokumen disampaikan kepada :Sekretariat panitia seleksi jabatan Eselon IV di Lingkungan Ditjen Bimas Katolik lantai12 Kantor Kementerian Agama, Jalan M.H. Thamrin Nomor 6 Jakarta Pusat

3. Surat lamaran disampaikan kepada panitia seleksi paling lambat 3 Maret 2017 pukul16.00 WIB

4. Hasil seleksi administrasi akan diumumkan tanggal 6 Maret 2017 pukul 09.00 WIB5. Tes wawancara dilaksanakan tanggal 13 s.d. 16 Maret 2017

Jakarta, Februari 2017Ketua Pansel,

Agustinus Tungga Gempa

Lampiran 17: Bentuk dan Format Pengumuman

Page 77: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 Jakarta Pusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

LAPORANTENTANG

PELAKSANAAN RAPAT PEMBAHASAN DAN PERMINTAAN DATA PENDIDIKANKEMENTERIAN AGAMA

A. Pendahuluan1. Umum

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan bertanggungjawabterhadap monitoring dan pemantauan pelaksanaan anggaranKementerian/Lembaga terutama terhadap output-output prioritaspemerintah

2. Maksud dan TujuanTujuan dari rapat pembahasan dan permintaan data pendidikanKementerian Agama adalah menegaskan kembali pengisian datapendidikan yang sebelumnya telah disampaikan oleh Direktur JenderalAnggaran Kementerian Keuangan.

3. Ruang LingkupRapat ini diikuti oleh eselon I Kementerian Agama yang mempunyaianggaran pendidikan

4. DasarSurat Tugas Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Nomor4539/DJ.V/Kp..01.1/09/2017 tanggal 19 September 2017

B. Kegiatan yang dilaksanakanKegiatan rapat pembahasan dan permintaan data pendidikan

kementerian agama dilaksanakan pada tanggal 19 September 2017 di ruangrapat Direktorat Jenderal Anggaran Bidang PMK Lantai 7 KementerianKeuangan. Rapat dimulai pukul 14.20 WIB. Kasi Anggaran II Bapak HeruNovandi menjelaskan bahwa output-output prioritas selalu diminta datanyaterutama anggaran pendidikan. Untuk itu perlu disamakan presepsi untukmenjamin keakuratan datanya. Apa saja output prioritas pendidikan. Ditegaskanbahwa KIP, BOS, Bidik Misi dan Tunjangan Profesi Guru (TPG) adalah outputprioritas. TPG bukan hanya untuk Non PNS tetapi juga PNS. DJA akanmembuat portal APBN khusus untuk output prioritas yang nantinya bisadiakses oleh masyarakat. Untuk itu perlu penyamaan data. Masing-masingeselon I punyai data apa terkait target dan capaian dari tahun 2015 sampaisaat ini.

Selanjutnya adalah masing-masing eselon I menyampaikan data-datayang ada dan kesulitan dalam mendapatkan data terkait dengan capaian.Karena anggaran disebar ke daerah khusus untuk TPG PNS. Kesulitan eselonI adalah tidak ada volume jumlah guru karena TPG PNS melekat di gajidimana satuan adalah bulan layanan.

Lampiran 18: Bentuk dan Format Laporan

Page 78: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

C. Hasil yang DicapaiRapat ini menghasilkan kesepakatan bahwa DJA akan membuat format datapendidikan yang diisi eselon I dari tahun 2015 s.d. 2017.

D. Simpulan dan SaranPerlu disiapkan data KIP, BOS, Bidik Misi dan TPG PNS dan Non PNS mulaitahun 2015 s.d. 2017 baik target maupun capaian per provinsi. Dengan adanyaoutput prioritas pendidikan yang harus disampaikan setiap tahun, maka harusdicari solusi dalam mendapatkan data target dan capaian khususnya volumepada TPG PNS yang tidak terlihat jumlah gurunya di dalam RKA-KL.

E. PenutupDemikian laporan pelaksanaan tugas ini saya buat sebagai bahan laporan hasilpelaksanaan tugas, terima kasih

Dibuat di Jakartapada tanggal 19 September 2018

Nama JabatanTtd dan cap instansi

Ming Suamsuam Cheiya

Page 79: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

JalanM.H. Thamrin Nomor6 JakartaPusat 10340Telepon/Fax: (021) 3802012, 3811441, 3812913, 3920428, 3920437

E-mail: [email protected] Website : bimaskatolik.kemenag.go.id

TELAAHAN STAFFTENTANG

.......................................................................................................................

A. PersoalanBagian persoalan memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalanyang akan dipecahkan

B. PraanggapanPraanggapan memuat dugaan yang beralasan berdasarkan data dan salingberhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi dan merupakan kemungkinankejadian dimasa mendatang.

C. Fakta yang MempengaruhiBagian fakta yang mempengaruhi memuat fakta yang merupakan landasan analisisdan pemecahan persoalan.

D. AnalisisBagian ini memuat analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadappersoalan serta akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, sertapemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan

E. KesimpulanBagian simpulan memuat intisari hasil diskusi dan pilihan dan satu carabertindak atau jalan keluar sebagai pemecahan persoalan yang dihadapi.

F. Saran TindakanBagian saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran tindakanuntuk mengatasi persoalan yang dihadapi.

Nama Jabatan

ttd

(nama lengkap pembuat telaahan)

Lampiran 19: Bentuk dan Format Telaahan Staf

Page 80: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

TELAAHAN STAFFTENTANG

PENGALOKASIAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA MALUKU BARAT DAYA TAHUNANGGARAN 2017

A. PersoalanBerdasarkan surat Kepala Kantor Wilayah Kemeneterian Agama Provinsi MalukuNomor120/KW.M/01/1/2017 tanggal 17 Januari 2017 hal Penyelenggaraan BimbinganMasyarakat Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maluku Barat Daya, revisianggaran antar satuan kerja untuk mengalokasikan anggaran pada Satuan KerjaKabupaten Maluku Barat Daya

B. PraanggapanPermasalahan di atas apabila tidak diselesaikan maka akan berdampak pada tidakterbayarnya gaji beserta tunjangan dan operasional pegawai pada satuan kerjatersebut.

C. Fakta yang Mempengaruhi1. Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun 2015 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja 33 Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;2. Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maluku Barat Daya

Nomor KK. 25. 11.1/04/2017 tanggal 12 Januari 2017 tentang Penunjukan Plt.Penyelenggara Bimas Katolik pada Kantor Kementerian Agama KabupatenMaluku Barat Daya;

3. Kode satuan kerja untuk Kabupaten Maluku Barat Daya program Bimas Katoliksudah diajukan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik ke DirektoratJenderal Anggaran Kementerian Keuangan pada bulan April 2016 dan sudahdikeluarkan kode satuan kerja 418505 oleh Direktorat Anggaran pada bulan Mei2017;

4. Pada penyusunan RKA-KL berdasarkan alokasi anggaran tahun 2017 bulanNovember 2016 Ditjen Bimas Katolik sudah menginformasikan dan memberimasukan ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku Bimas Katolikuntuk mengalokasikan anggaran pada satuan kerja Kabupaten Maluku Barat Dayanamun tidak dialokasikan;

5. Oleh Ditjen Bimas Katolik Pusat alokasi anggaran tahun 2017 untuk operasionalperkantoran satuan kerja Kabupaten Maluku Barat Daya sudah dianggarkan saatmelakukan distribusi pagu alokasi Provinsi Maluku.

D. Analisis1. Karena persoalan di atas akan berdampak pada pembayaran gaji dan

tunjangan-tunjangan kinerja serta operasional perkantoran pada satuan kerjatersebut., maka harus dilakukan revisi anggaran antar satuan kerja untukmengalokasikan anggaran pada satuan Kerja Kabupaten Maluku Barat Daya;

2. Untuk mengetahui kebutuhan anggaran selama satu tahun pada satuan kerjatersebut, perlu dipetakan jumlah pegawai, penyuluh PNS, Guru PNS yangberada di satuan kerja tersebut;

3. Pegawai, Penyuluh PNS, Guru PNS yang terdapat pada satuan kerja tersebutharus dilihat sebelum dibayarkan gaji di satuan kerja mana karena akanberpengaruh pada penghitungan realokasi anggaran;

4. Karena pengangkatan Plt. Kabupaten Maluku Barat Daya mulai tanggal 12Januari 2017, maka untuk pembayaran gaji dan tunjungan, tunjangan kinerja

Lampiran 19A: Bentuk dan Format Contoh Telaahan Staf

Page 81: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

dan operasional apakah tetap dibayarkan dengan anggaran program lain padasatuan kerja tersebut ataukah menjadi terhutang;

5. Ketersedian anggaran pada Provinsi Maluku perlu dilhat terutama untuk gajidan operasional, menyandingkan dengan realisasi tahun anggaran 2016sehingga bisa dilihat proyeksi kebutuhan tiap satuan kerja pada tahun 2017dan kemungkinan adanya anggaran berlebih pada satuan kerja yang ada.

E. KesimpulanBerdasarkan analisa maka kebutuhan anggaran pada satuan kerja Kabupaten MalukuBarat Daya, ketersedian anggaran pada Provinsi Maluku. Realokasi anggaran antarsatuan kerja dan terutama untuk pemindahan gaji pegawai, penyuluh PNS dan guruPNS dari satuan kerja lama ke Kabupaten Maluku Barat Daya perlu dihitung.Kunjungan langsung ke lapangan menjadi perlu dilakukan untuk memudahkan subBagian Perencanaan dan Anggaran untuk berkoordinasi menghitung kebutuhananggaran pada satuan kerja Maluku Barat Daya. Ketersedian anggaran dalam ProvinsiMaluku dan solusi realokasi anggaran yang akan diambil untuk pemecahan masalahtersebut.

F. Saran TindakanAtas dasar uraian di atas, maka diusulkan sebagai bahan pertimbangan, langkah-langkah sebagai tindak lanjut permasalahan di atas:

1. Berkoordinasi dengan Sub Bagian Perencanaan dan Agggaran Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Maluku, Pembimas Katolik Provinsi Maluku,Perencana Kabupaten Maluku Barat Daya, dan Plt. Penyelenggara BimasKatolik Kabupataen Maluku Barat Daya untuk memetakan kebutuhan anggaranuntuk pegawai, guru PNS, penyuluh PNS, dan operasional perkantoran yangdibutuhkan selama satu tahun.

2. Memetakan pegawai, penyuluh PNS, Guru PNS yang ada di Kabupaten MalukuBarat Daya sebelumnya dialokasikan pembayaran gajinya di satuan kerjamana;

3. Melihat distribusi anggaran di tiap satuan kerja di Provinsi Maluku danmelakukan realokasi terhadap anggaran-anggaran yang dapat direvisi untukdialokasikan ke satuan kerja Kabupaten Maluku Barat Daya;

4. Terhadap aset BMN yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugasfungsi pegawai di satuan kerja tersebut perlu dikaji ulang dari mana anggaranini dapat dialokasikan;

5. Karena sebelumnya DIPA satuan kerja Kabupaten maluku Barat Daya belumada pada program Bimas Katolik maka revisi anggaran ini harus dilakukan diDirektorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.

Jakarta, Februari 2017Penyusuna Rencana Program dan Anggaran

ttd

Adriana Damayanti

Page 82: PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS · 2019-02-08 · Direktorat Jenderal Bimas Katolik. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud ... Terjadinya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan

Lampiran 1- A : SURAT EDARAN KEPALA BADANADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARANomor : 08/SE/1983Tanggal : 26 APRIL 1983Yth. Kepala Biro KepegawaianSetjen Kementerian Agama RIdiJalan Lapangan Banteng Barat 3- 4 Jakarta

LAPORAN PERKAWINAN PERTAMA1. Saya yang bertanda tangan di bawah ini :a. Nama :b. NIP / Nomor Identitas :c. Pangkat / Golongan :d. Jabatan / Pekerjaan :e. Satuan Organisasi :f. Instansi :g. Tempat, Tanggal Lahir :h. Jenis Kelamin :i. Agama / Kepercayaan TerhadapTuhan Yang Maha Esa :j. Alamat :Dengan ini saya memberitahukan dengan hormat bahwa :Pada Tanggal :Di :Telah melangsungkan pernikahan pertama dengan wanita/pria sebagai tersebut di bawah ini :a. Nama :b. NIP / Nomor Identitas :c. Pangkat / Golongan : (Hanya diisi apabila ybs PNS)d. Jabatan / Pekerjaan : (Hanya diisi apabila ybs PNS)e. Satuan Organisasi : (Hanya diisi apabila ybs PNS)f. Tempat, Tanggal Lahir :g. Agama / Kepercayaan TerhadapTuhan Yang Maha Esa :j. Alamat :2. Sebagai bukti akan saya lampirkan :a. Salinan sah surat nikah / akta perkawinan dalam rangkap 2 (dua)b. Pas foto istri / suami saya ukuran 3 x 4 sebanyak 4 (empat) lembar3. Berhubungan dengan itu, maka saya mengharap agar :a. Dicatat perkawinan tersebut dalam daftar keluarga sayab. Diselesaikan pemberian KARIS/KARSU bagi istri/suami saya4. Demikian laporan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.Jakarta, ..........................................................Mengetahui Hormat saya,Atasan Langsung

............................................................................... ..............................................................................NIP ................................................................ NIP ................................................................

Lampiran 20: Bentuk dan Format Formulir