petunjuk teknis royalti -...

39

Upload: dinhnhan

Post on 06-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi
Page 2: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

PETUNJUK TEKNIS

PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI

ROYALTI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2014

Page 3: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

PETUNJUK TEKNIS

PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI

ROYALTI

Penyusun:

Istriningsih

Sularno

Toto Sutater

Erizal Jamal

Tata Letak dan Sampul:

Siti Leicha Firgiani

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2014

Page 4: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

i

KATA PENGANTAR

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah melaksanakan kegiatan

alih teknologi dengan baik sesuai amanat PP No. 20/2005 tentang Alih

Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh

Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Sampai awal

tahun 2014 sebanyak 91 teknologi yang dilindungi HKI telah dialihkan kepada

dunia usaha dan sebagian kerjasama alih teknologi telah menghasilkan royalti

dan telah disetorkan ke kas negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak

(PNBP). Penggunaan PNBP untuk kegiatan balitbangtan telah diatur berdasar

Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 426 tahun 2013. Sebagai

implementasi KMK No. 426 tahun 2013 tersebut perlu disusun Petunjuk Teknis

(Juknis) Penggunaan PNBP yang Bersumber dari Royalti. Juknis ini disusun

untuk digunakan sebagai pedoman operasional bagi UK/UPT yang memperoleh

royalti yang telah disetorkan sebagai PNBP guna meningkatkan kapasitas dan

kegiatan penelitian dan pengembangan, memperkuat sumber daya iptek, serta

pengelolaan alih teknologi.

Penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih disampaikan kepada

pihak-pihak yang berkontribusi dalam penyusunan Juknis Penggunaan PNBP

yang Bersumber dari Royalti ini. Dengan terbitnya Juknis Penggunaan PNBP

yang Bersumber dari Royalti ini diharapkan menjadi acuan bagi UK/UPT lingkup

Badan Litbang Pertanian dalam menggunakan PNBP yang bersumber dari

royalti.

Kepala Badan,

Dr. Ir. Haryono, MSc

Page 5: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar…………………………………………………………………. i

Daftar Isi………………………………………………………………………….. ii

I. Pendahuluan ……………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1

1.2 Tujuan ……………………………………………………………………….. 3

II. Prosedur Penggunaan 4

2.1 Penentuan UK/UPT yang Mendapat Alokasi PNBP yang

Bersumber dari Royalti…………………………………………………

4

2.2 Prosedur Pengusulan dan Mekanisme Pencairannya ………. 6

2.3 Pelaporan ………………………………………………………………….. 8

III. Lampiran

3.1 Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2012 Tentang Jenis dan

Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku di

Kementerian Pertanian…………………………………

9

3.2 Peraturan Menteri Pertanian No. 99/Permentan/OT.140/10/2013

Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 06/Permentan/OT.140/2/2012 Tentang Pedoman

Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Pertanian………..

22

3.3 Keputusan Menteri Keuangan No. 426/KMK.02/2013 Tentang

Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara

Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian……………………………………..

29

Page 6: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengacu pada Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014,

berbagai inovasi teknologi telah dihasilkan dalam melaksanakan

penerapan sistem pertanian industrial berbasis sumber daya lokal.

Hingga tahun 2013 Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan

berbagai teknologi yang meliputi varietas tanaman, pupuk, pengolahan

hasil, peternakan, bioteknologi, pestisida, vaksin, alat dan mesin, yang

sebagian telah dimanfaatkan oleh pengguna khususnya dunia usaha.

Penggunaan invensi oleh dunia usaha atau industri mengacu pada

PP No. 20/2005 dimana lembaga litbang wajib mengusahakan alih

teknologi kekayaan intelektual (KI) khususnya yang dilindungi HKI.

Hingga tahun 2013 jumlah perjanjian alih teknologi yang dilakukan

melalui kegiatan lisensi sebanyak 91 perjanjian, dimana pada tahun

2014 sebanyak 20 perjanjian lisensi telah menghasilkan royalti dan telah

disetorkan ke kas Negara sebagai PNBP Balai PATP sesuai Permentan

No. 99/2013.

Besaran tarif royalti tersebut ditetapkan berdasar PP No. 48/2012

dan telah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 99/2013.

Setiap awal tahun BPATP melakukan verifikasi terhadap kegiatan alih

teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi untuk memverifikasi

laporan mitra kerja sama terutama perhitungan jumlah royalti yang

harus disetorkan. Selanjutnya royalti yang diperoleh tersebut disetorkan

Page 7: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

2

ke kas Negara sebagai PNBP melalui rekening Bendahara Penerimaan

Balai PATP.

Berdasar Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 426/2013

tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan

Pendapatan Negara Bukan Pajak Lingkup Badan Litbang Pertanian, PNBP

termasuk yang bersumber dari royalti dapat digunakan paling tinggi

sebesar 94,02%. Dana PNBP tersebut dapat digunakan untuk membiayai

kegiatan-kegiatan sebagai berikut: penelitian dan pengujian

laboratorium, pemeliharaan laboratorium, pembelian/pengadaan bahan

kimia dan bahan penunjang, pengadaan saprodi dan alat pertanian,

pemeliharaan peralatan, gedung dan sarana penunjang kegiatan

penelitian, dan pengembangan pertanian, pengadaan sarana kerja, dan

peningkatan sumber daya manusia. Penggunaan PNBP dari royalti

tersebut dilakukan melalui mekanisme Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasar ketentuan

tersebut di atas maka royalti yang diterima sebagai PNBP belum dapat

digunakan untuk membayar apresiasi inventor, dimana dalam Permentan

No. 99/2013 ditetapkan inventor memperoleh 40%, UK/UPT pelaksana

memperoleh 40% dan Unit Pengelola Alih Teknologi 20% dari nilai

royalti. Oleh karena itu, Petunjuk Teknis (Juknis) Penarikan dan

Pemanfaatan Royalti yang sesuai dengan KMK No. 426/2013 perlu

disusun. Apabila ketentuan mengenai apresiasi untuk inventor sudah

terbit, maka Juknis tersebut akan direvisi.

Page 8: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

3

1.2 Tujuan

Penyusunan Juknis ini bertujuan untuk:

(1) Menyusun petunjuk penggunaan PNBP yang bersumber dari

royalti sesuai KMK No. 426/2013;

(2) Menyusun prosedur pengusulan penggunaan PNBP yang

bersumber dari royalti oleh UK/UPT penemu teknologi yang

menghasilkan royalti;

(3) Menyusun prosedur pertanggungjawaban penggunaan PNBP

yang bersumber dari royalti.

Page 9: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

4

II. PROSEDUR PENGGUNAAN

2.1 Penentuan UK/UPT yang Mendapat Alokasi PNBP yang

Bersumber Dari Royalti

Ketentuan tentang UK/UPT yang akan memperoleh alokasi

anggaran PNBP yang bersumber dari royalti adalah:

(1) UK/UPT yang telah melisensikan teknologi;

(2) Pelaksanaan kerja sama lisensi telah diverifikasi oleh Balai

PATP dan khususnya besarnya royalti yang harus disetorkan

oleh mitra kerja sama lisensi;

(3) Mitra kerja sama lisensi telah menyetorkan royalti melalui

rekening Bendahara Penerimaan Balai Pengelola Alih

Teknologi Pertanian pada nomor rekening BRI

0012.01.001890.30.8.

(4) Alokasi dana PNBP untuk UK/UPT sesuai butir 1 adalah 80%

dari nilai royalti yang telah disetorkan sebagai PNBP.

Atas dasar hal tersebut, Balai PATP akan menghitung jumlah

royalti yang diterima pada tahun berjalan, kemudian melakukan evaluasi

setoran royalti masing-masing perjanjian lisensi dan selanjutnya

membuat tabulasi data royalti berdasar judul teknologi dari UK/UPT

seperti contoh pada Tabel 1.

Page 10: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

5

Tabel 1. Data royalti per judul lisensi pada UK/UPT pemilik teknologi

(contoh)

No. UK/UPT

Pemilik

Teknologi

Judul

Invensi*)

Nilai

Royalti

(Rp.)

Izin

maksimum

penggunaan

Alokasi

dana

royalti

(1) (2) (3) (4) (5)

1 UK/UPT A 1. X

2. Y

3. Z

Jumlah x+y+z 94,02% x

(4)

80% x (5)

2 UK/UPT B Dst Sda Sda Sda

. Sda Sda Sda

. Sda Sda Sda

n UK/UPT n Sda Sda Sda

Total 1 s/d n ∑ (4) 94,02% x ∑

(4)

80% x ∑

(5) *) Judul invensi masing-masing UK/UPT

Berdasar data Tabel 1 di atas, akan ditentukan UK/UPT yang akan

menerima alokasi dana PNBP yang bersumber dari royalti dan nilainya,

kemudian Balai PATP akan memberitahukan secara tertulis kepada

UK/UPT yang mendapat alokasi dana PNBP dengan nilai 80% dari nilai

royalti yang disetorkan sebagai PNBP. Namun demikian model

pembagian dana PNBP sesuai Tabel 1 tidak serta merta dapat

dilaksanakan karena:

(1) nilai PNBP dalam DIPA merupakan nilai yang direncanakan,

bukan yang aktual diterima sehingga realisasi perolehan PNBP

bisa lebih tinggi;

(2) apabila realisasi PNBP melebihi DIPA, maka dana yang

tersedia dalam DIPA harus diserap terlebih dahulu sedangkan

Page 11: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

6

penggunaan kelebihannya dapat dilakukan melalui

mekanisme revisi DIPA.

Pembayaran alokasi PNBP yang bersumber dari royalti akan

dilakukan berdasar kontrak melalui Surat Perintah Kerja (SPK). Atas

dasar nilai kepantasan dalam pengelolaan administrasi keuangan, maka

nilai SPK ditetapkan minimal Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah).

Sedangkan untuk PNBP dari royalti yang diterima UK/UPT yang nilainya

< Rp. 20.000.000,- (setelah dikalikan dengan 94,02%) akan dilakukan

secara swakelola oleh BPATP.

2.2 Prosedur Pengusulan Dan Mekanisme Pencairannya

UK/UPT yang memperoleh alokasi dana PNBP yang bersumber

dari royalti akan memperoleh surat pemberitahuan dari BPATP tentang

jumlah dana yang dapat digunakan untuk membiayai 7 (tujuh) kegiatan

sesuai KMK No. 426/2013 yaitu:

(1) Penelitian dan pengujian laboratorium;

(2) Pemeliharaan laboratorium;

(3) Pembelian/pengadaan bahan kimia dan bahan penunjang;

(4) Pengadaan saprodi dan alat pertanian;

(5) Pemeliharaan peralatan, gedung dan sarana penunjang

kegiatan penelitian, dan pengembangan pertanian;

(6) Pengadaan sarana kerja, dan

(7) Peningkatan sumber daya manusia.

UK/UPT penerima alokasi dana PNBP yang nilainya ≥ Rp.

20.000.000,- harus menyampaikan proposal kepada Balai PATP dengan

format sesuai Permentan No. 44/2011 sbb : (1) Pendahuluan, (2) Tujuan

Page 12: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

7

dan keluaran, (3) Tinjauan pustaka, (4) Metodologi, (5) Analisa resiko,

(6) Perkiraan manfaat dan dampak, (7) Jadwal kerja, (8) Pembiayaan,

dan (9) Personalia.

UK/UPT penerima alokasi dana PNBP yang nilainya ≤

Rp.20.000.000,- harus menyampaikan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

yang berisi rencana kegiatan sesuai KMK No. 426/2013 yang akan

dibiayai, jadwal pelaksanaannya dan perincian biayanya.

Pencairan dana kegiatan yang melalui sistem kontrak akan

dilakukan minimal 2 tahap, yang akan dituangkan dalam perjanjian

antara Balai PATP dengan UK/UPT penerima dana, dimana pembayaran

pertama dilakukan setelah proposal diserahkan dan pembayaran terakhir

setelah laporan akhir diserahkan. Besaran nilai pembayaran per tahap

akan dituangkan dalam surat perjanjian.

UK/UPT yang menggunakan PNBP yang bersumber dari royalti

wajib:

(1) Membuat pertanggungjawaban dana yang berasal dari DIPA

sesuai ketentuan yang berlaku;

(2) Membukukan semua pengeluaran secara tertib;

(3) Membuat laporan keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 13: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

8

2.3 Pelaporan

Pelaporan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pekerjaan dengan sistem kontrak:

(1) Laporan persiapan pada saat mengajukan permintaan

pencairan anggaran Tahap I;

(2) Laporan Kemajuan pada saat mengajukan pencairan

anggaran Tahap II (apabila ketentuan pencairan

dilakukan lebih dari 2 tahap);

(3) Laporan Akhir pada saat mengajukan pencairan dana

tahap akhir.

b. Sistem Swakelola: berdasar mekanisme yang ditentukan oleh

Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, dimana pencairan

pertama akan dilakukan setelah RAB diserahkan, dan sisanya

akan dibayarkan setelah laporan akhir diserahkan.

c. Pelaporan Keuangan: Laporan keuangan diserahkan paling

lambat tanggal 31 Desember tahun berjalan.

Page 14: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

9

III. LAMPIRAN

3.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48

Tahun 2012 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Kementerian Pertanian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

TAHUN 2012

TENTANG

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG

BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 49

Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Pertanian

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang Tarif atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Departemen Pertanian sudah tidak sesuai dengan kondisi

saat ini sehingga perlu menetapkan kembali jenis dan

tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

berlaku pada Kementerian Pertanian;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan

Page 15: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

10

Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang

Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

3. Peraturan . . .

Page 16: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 11

-

11

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis

dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis

dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3760);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JENIS DAN TARIF

ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG

BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERTANIAN.

Pasal 1

(1) Jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian, meliputi penerimaan dari:

a. perolehan dari hasil pertanian; b. jasa perpustakaan, pengolahan data, dan

reproduksi peta;

c. jasa pengembangan diseminasi dan teknologi; d. jasa pemberian hak dan perizinan; e. jasa tindakan karantina hewan dan tumbuhan; f. jasa layanan pengujian, analisis, dan

pengembangan pertanian; g. jasa penelitian, alih teknologi hasil penelitian,

dan pengembangan pertanian yang berasal dari

kerjasama dengan pihak lain;

Page 17: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 12

-

12

h. jasa . . .

Page 18: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 13

-

13

h. jasa penggunaan sarana dan prasarana.

(2) Jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan

Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

sampai dengan huruf f dan huruf h sebagaimana

ditetapkan dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini. (3) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g sebesar

nilai nominal yang tercantum dalam kontrak

kerjasama.

Pasal 2

(1) Dalam hal alih teknologi hasil penelitian dan

pengembangan pertanian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 ayat (1) huruf g telah dilindungi

sebagai Hak atas Kekayaan Intelektual, terhadap

pengguna alih teknologi yang mengembangkan secara

komersial dikenakan royalti. (2) Besaran royalti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan atas dasar persentase dari harga pokok

penjualan selama jangka waktu kontrak kerjasama. (3) Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) paling banyak 10% (sepuluh persen). (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan

besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) diatur dengan Peraturan Menteri Pertanian.

Page 19: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 14

-

14

Pasal 3

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak

pada karantina hewan dan tumbuhan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e dikenakan

atas tindakan dan jenis media pembawa hama dan

penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu

tumbuhan karantina.

(2) Dalam . . .

Page 20: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 15

-

15

(2) Dalam hal dilakukan penolakan atau pemusnahan

terhadap media pembawa hama dan penyakit

hewan atau media pembawa organisme

pengganggu tumbuhan, pemilik media pembawa

tidak dikenakan kewajiban membayar jasa

tindakan karantina hewan atau tumbuhan.

(3) Pelaksanaan penolakan atau pemusnahan media

pembawa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

menjadi tanggung jawab pemilik media pembawa

sesuai peraturan perundang-undangan di bidang

karantina hewan atau tumbuhan.

Pasal 4

(1) Tarif atas jasa tindakan Karantina Hewan Antar

Area berupa pemeriksaan fisik dikenakan di tempat

pengeluaran dan di tempat pemasukan.

(2) Tarif atas jasa tindakan Karantina Hewan Antar

Area berupa pemeriksaan fisik di tempat

pemasukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikenakan sebesar Rp0,00 (nol rupiah).

(3) Tarif atas jasa tindakan karantina selain

pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikenakan ditempat pengeluaran dan /

atau pemasukan sesuai dengan penggunaan

sarana dan/atau tindakan yang dilakukan.

Pasal 5

(1) Tarif atas jasa tindakan karantina hewan dan

tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

ayat (1) huruf e untuk bantuan sosial dikenakan

sebesar Rp0,00 (nol rupiah).

(2) Untuk bantuan social sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus dibuktikan dengan surat pernyataan

yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang

berwenang.

Page 21: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 16

-

16

Pasal 6 . . .

Page 22: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 17

-

17

Pasal 6

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)

huruf f dan huruf g tidak termasuk biaya

akomodasi, konsumsi, dan transportasi dalam hal

pelaksanaannya di luar laboratorium.

(2) Biaya akomodasi, konsumsi, dan transportasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan

kepada Wajib Bayar.

Pasal 7

Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku

pada Kementerian Pertanian wajib disetor langsung

secepatnya ke Kas Negara.

Pasal 8

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,

Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang

Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

berlaku pada Departemen Pertanian (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 92, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4224)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 7 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang Tarif atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku

pada Departemen Pertanian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 3624,Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4362),dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Page 23: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 18

-

18

Pasal 9

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar . . .

Page 24: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

- 19

-

19

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 April 2012 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 12 April 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 94 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Perekonomian, SETIO SAPTO NUGROHO

Page 25: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

20

PENJELASAN ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012

TENTANG

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG

BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERTANIAN

I. UMUM

Dalam rangka mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak guna menunjang pembangunan nasional, Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Pertanian sebagai salah satu sumber penerimaan Negara perlu menetapkan jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Pertanian. Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu ditetapkan jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian dengan Peraturan Pemerintah.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas. Pasal 2

Cukup jelas. Pasal 3

Cukup jelas. Pasal 4

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “pemeriksaan fisik” adalah pemeriksaan klinis untuk media pembawa berupa hewan dan pemeriksaan organolotik.

Ayat (2) . . .

Page 26: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

21

- 2 -

Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “tindakan yang dilakukan” adalah tindakan karantina dan/atau penerbitan dokumen karantina. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5307

Page 27: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

22

3.2 Peraturan Menteri Pertanian No.

99/Permentan/OT.140/10/2013 Tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor

06/Permentan/OT.140/2/2012 Tentang Pedoman

Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Page 28: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

23

Page 29: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

24

Page 30: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

25

Page 31: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

26

Page 32: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

27

Page 33: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

28

Page 34: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

29

3.3 Keputusan Menteri Keuangan No. 426/KMK.02/2013

Tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana

Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 426/KMK.02/2013

TENTANG

PERSETUJUAN PENGGUNAAN SEBAGIAN DANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN

PAJAK PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu, Instansi yang mempunyai Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat menggunakan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersangkutan untuk kegiatan tertentu setelah memperoleh persetujuan Menteri Keuangan;

b. bahwa setelah dilakukan penelitian terhadap permohonan Menteri Pertanian melalui Surat Nomor: 2500/KU.230/A/08/2012 tanggal 31 Agustus 2012, perlu menetapkan kembali persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian yang sebelumnya ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 69/KMK.02/2009;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian;

Page 35: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

30

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3871);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4353);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4500);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5307);

9. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010;

Page 36: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

31

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERSETUJUAN PENGGUNAAN SEBAGIAN DANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN. PERTAMA : Menyetujui penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian, paling tinggi sebesar 94,02% (sembilan puluh empat koma nol dua persen). KEDUA : Penggunaan sebagian dana sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang meliputi:

1. Penelitian dan pengujian laboratorium; 2. Pemeliharaan laboratorium; 3. Pembelian/pengadaan bahan kimia dan bahan penunjang; 4. Pengadaan saprodi dan alat pertanian; 5. Pemeliharaan peralatan, gedung dan sarana penunjang kegiatan

penelitian dan pengembangan pertanian; 6. Pengadaan sarana kerja; dan 7. Peningkatan sumber daya manusia.

KETIGA : Sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA disediakan dalam Daftar isian Pelaksanaan Anggaran.

Page 37: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

32

KEEMPAT : Dalam pelaksanaan penyetoran dan penarikan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, lnstansi pengguna berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. KELIMA : Instansi pengguna yang telah mendapatkan persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, menyampaikan laporan setiap triwulan mengenai seluruh penerimaan dan penggunaan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak kepada Direktur Jenderal Anggaran c.q Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak. KEENAM : Penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali oleh Menteri Keuangan. KETUJUH : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 69/KMK.02/2009 tentang Persetujuan Penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada :

1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 4. Sekretaris Jenderal, Kementerian Keuangan;

Page 38: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi

33

5. Sekretaris Jenderal, Kementerian Pertanian; 6. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan; 7. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan; 8. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian

Pertanian; 9. Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak, Direktorat Jenderal

Anggaran, Kementerian Keuangan; 10. Kepala Biro Hukum, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 November 2013 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ttd. MUHAMAD CHATIB BASRI

Page 39: PETUNJUK TEKNIS ROYALTI - bpatp.litbang.pertanian.go.idbpatp.litbang.pertanian.go.id/.../upload/download/file/Dokumen_85.pdf · teknologi yang dilaksanakan mitra kerja sama lisensi