petunjuk budidaya jagung

2
Mosa Mandiri Corporation Pedoman Budidaya Jagung (Zea mays) 01 I. SYARAT TUMBUH : II. BENIH : III. OLAH TANAH : IV. PENANAMAN : Komoditas ini mempunyai wilayah adaptasi yang cukup luas mulai lahan subur hingga lahan marginal. Dapat dikembangkan mulai agro-ekosistem lahan kering, lahan sawah tadah hujan hingga lahan sawah irigasi Benih yang diperlukan sebanyak 20 kg per hektar dengan daya kecambah minimal 90%. Benih direndam dengan larutan BIO SPF selama 5 menit. Dosis 10 gram BIO SPF dilarutkan dengan 5 liter air. Penyiapan lahan. Lahan diolah dengan bajak dan garu. Lahan bisa juga tanpa olah tanah sempurna apabila lahan termasuk lahan yang gembur. Jarak tanam yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lahan, sifat varietas dan musim. Pada kondisi lahan subur sebaiknya digunakan jarak tanam agak lebar dibanding lahan kurang subur. Pada tanah subur pertumbuhan tanaman lebih besar dibanding tanah kurang subur sehingga membutuhkan ruang tumbuh yang lebih lebar. Selain faktor kesuburan tanah, ada varietas yang secara genetis memiliki kanopi lebar sehingga jarak tanam yang digunakan lebih lebar dibanding varietas yang secara genetis memiliki kanopi sempit. Selain faktor kesuburan lahan dan sifat genetis tanaman, musim juga turut menentukan penggunaan jarak tanam. Pada musim hujan jarak tanam yang digunakan lebih lebar dibanding musim kemarau. Pada musim kemarau jarak tanam yang digunakan lebih rapat dibanding pada musim hujan. Hal ini disebabkan pada musim kemarau penguapan air tinggi dibanding musim hujan sehingga untuk mengurangi penguapan air digunakan jarak tanam rapat. 1. Buat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam : a. Jarak tanaman 75 cm x 40 cm masing-masing 2 biji per lubang tanam dengan populasi : 66.000 - 71.000 tanaman / ha. b. Jarak tanam 75 cm x 20 cm dengan jumlah biji 1 biji per lubang tanam dengan populasi : 66.000 - 71.000 tanaman / ha. c. Bisa juga menggunakan cara tanam legowo 90–40cm x 20cm, 1 tanaman /lubang atau 100–40cm x 40cm, 2 tanaman/lubang dengan populasi : 71.000 - 77.000 tanaman / ha. Penanaman dilakukan dengan tali jarak tanam yang telah diberi tanda sesuai ukuran yang akan digunakan. 2. Benih dimasukan ke dalam lubang tanam dan tutup tipis dengan campuran pupuk kandang dan MOSA GOLD. Pupuk kandang 1 ton sebelumnya di campur dengan 10 botol MOSA GOLD isi 500 gr, campuran keduanya digunakan untuk menutup lubang tanam masing-masing 1 sendok makan setiap lubang. Untuk lahan seluas 1 hektar dibutuhkan 1 - 2 ton pupuk kandang. V. PEMUPUKAN : Pupuk Anorganik (kimia) Pupuk Organik VI. PENYIANGAN : VII. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) : Ulat Tanah (Agrotis sp.) Pemupukan dilakukan agar tanaman tumbuh dengan subur dan berproduksi optimal. Pemupukan didasarkan atas kebutuhan tanaman dan status hara tanah. Pupuk yang umum digunakan adalah pupuk tunggal yaitu Urea sebagai pupuk N, SP-36 sebagai pupuk P dan KCl sebagai pupuk K. Pemupukan dilakukan dua kali yaitu umur tanaman 7-10 hari dan 30 - 35 hari setelah tanam (HST) pada jenis tanah yang didominasi lempungan. a. Takaran pupuk yang dianjurkan untuk jagung hibrida ini adalah 100 kg Urea/Ha,150 kg ZA/Ha, 200 kg SP 36/Ha dan 75 kg KCl/Ha. b. Pemupukan dilakukan secara bertahap,Tahap I 7-10 hari setelah tanam (HST) dengan pupuk yang diberikan 50 kg Urea, 75 kg ZA, SP36 200 Kg/Ha , KCl 75 kg/Ha (SP36 dan KCl seluruhnya diberikan pada pemupukan tahap I. c. Sedangkan pemupukan kedua dilakukan pada 30 – 35 HST dengan pupuk yang diberikan hanya 50 kg Urea/Ha dan 75 kg ZA/Ha. Pemupukan dilakukan pada lubang atau larikan kurang lebih 10 cm di samping tanaman dan ditutup dengan tanah. Pemupukan Organik Cair dan Hormon dilakukan saat umur 1minggu HST, 3 minggu HST, 5 minggu 7 minggu HST. Penyemprotan dilakukan saat pagi hari sebelum jam 9, yaitu saat stomata membuka dan dilakukaan pada sisi daun sebelah bawah. Untuk 1 tangki semprot isi 14 liter air menggunakan 1 tutup HORTECH dan 5 tutup AGRITECH. Kebutuhan 20 – 30 tangki per Ha. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam (HST). Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 28 – 30 hari setelah tanam (HST) pada saat sebelum dilakukan pemupukan kedua. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam (HST). Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 28 – 30 hari setelah tanam (HST) pada saat sebelum dilakukan pemupukan kedua. Hama jenis ini menyerang tanaman jagung muda pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Ulat tanah menyerang batang tanaman jagung muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Pengendalian hama ini dapat dilakukan menggunakan insektisida biologi, yaitu TOP BN yang mengandung Beauveria bassiana. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan. Mosa Mandiri Corporation 02 Pedoman Budidaya Jagung (Zea mays)

Upload: agrokompleksmmc

Post on 02-Feb-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

berikut ini pedoman budidaya jagung dengan teknologi pupuk berimbang

TRANSCRIPT

Page 1: petunjuk budidaya jagung

Mosa Mandiri Corporation

Pedoman Budidaya Jagung (Zea mays)

01

I. SYARAT TUMBUH :

II. BENIH :

III. OLAH TANAH :

IV. PENANAMAN :

Komoditas ini mempunyai wilayah adaptasi yang cukup luas mulai lahan subur hingga lahan marginal. Dapat dikembangkan mulai agro-ekosistem lahan kering, lahan sawah tadah hujan hingga lahan sawah irigasi

Benih yang diperlukan sebanyak 20 kg per hektar dengan daya kecambah minimal 90%. Benih direndam dengan larutan BIO SPF selama 5 menit. Dosis 10 gram BIO SPF dilarutkan dengan 5 liter air.

Penyiapan lahan. Lahan diolah dengan bajak dan garu. Lahan bisa juga tanpa olah tanah sempurna apabila lahan termasuk lahan yang gembur.

Jarak tanam yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lahan, sifat varietas dan musim. Pada kondisi lahan subur sebaiknya digunakan jarak tanam agak lebar dibanding lahan kurang subur. Pada tanah subur pertumbuhan tanaman lebih besar dibanding tanah kurang subur sehingga membutuhkan ruang tumbuh yang lebih lebar.

Selain faktor kesuburan tanah, ada varietas yang secara genetis memiliki kanopi lebar sehingga jarak tanam yang digunakan lebih lebar dibanding varietas yang secara genetis memiliki kanopi sempit.

Selain faktor kesuburan lahan dan sifat genetis tanaman, musim juga turut menentukan penggunaan jarak tanam. Pada musim hujan jarak tanam yang digunakan lebih lebar dibanding musim kemarau. Pada musim kemarau jarak tanam yang digunakan lebih rapat dibanding pada musim hujan. Hal ini disebabkan pada musim kemarau penguapan air tinggi dibanding musim hujan sehingga untuk mengurangi penguapan air digunakan jarak tanam rapat.

1. Buat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam :

a. Jarak tanaman 75 cm x 40 cm masing-masing 2 biji per lubang tanam dengan populasi : 66.000 - 71.000 tanaman / ha.

b. Jarak tanam 75 cm x 20 cm dengan jumlah biji 1 biji per lubang tanam dengan populasi : 66.000 - 71.000 tanaman / ha.

c. Bisa juga menggunakan cara tanam legowo 90–40cm x 20cm, 1 tanaman /lubang atau 100–40cm x 40cm, 2 tanaman/lubang dengan populasi : 71.000 - 77.000 tanaman / ha.

Penanaman dilakukan dengan tali jarak tanam yang telah diberi tanda sesuai ukuran yang akan digunakan.

2. Benih dimasukan ke dalam lubang tanam dan tutup tipis dengan campuran pupuk kandang dan MOSA GOLD. Pupuk kandang 1 ton sebelumnya di campur dengan 10 botol MOSA GOLD isi 500 gr, campuran keduanya digunakan untuk menutup lubang tanam masing-masing 1 sendok makan setiap lubang. Untuk lahan seluas 1 hektar dibutuhkan 1 - 2 ton pupuk kandang.

V. PEMUPUKAN :

Pupuk Anorganik (kimia)

Pupuk Organik

VI. PENYIANGAN :

VII. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) :

Ulat Tanah (Agrotis sp.)

Pemupukan dilakukan agar tanaman tumbuh dengan subur dan berproduksi optimal. Pemupukan didasarkan atas kebutuhan tanaman dan status hara tanah. Pupuk yang umum digunakan adalah pupuk tunggal yaitu Urea sebagai pupuk N, SP-36 sebagai pupuk P dan KCl sebagai pupuk K.Pemupukan dilakukan dua kali yaitu umur tanaman 7-10 hari dan 30 - 35 hari setelah tanam (HST) pada jenis tanah yang didominasi lempungan.

a. Takaran pupuk yang dianjurkan untuk jagung hibrida ini adalah 100 kg Urea/Ha,150 kg ZA/Ha, 200 kg SP 36/Ha dan 75 kg KCl/Ha.

b. Pemupukan dilakukan secara bertahap,Tahap I 7-10 hari setelah tanam (HST) dengan pupuk yang diberikan 50 kg Urea, 75 kg ZA, SP36 200 Kg/Ha , KCl 75 kg/Ha (SP36 dan KCl seluruhnya diberikan pada pemupukan tahap I.

c. Sedangkan pemupukan kedua dilakukan pada 30 – 35 HST dengan pupuk yang diberikan hanya 50 kg Urea/Ha dan 75 kg ZA/Ha.

Pemupukan dilakukan pada lubang atau larikan kurang lebih 10 cm di samping tanaman dan ditutup dengan tanah.

Pemupukan Organik Cair dan Hormon dilakukan saat umur 1minggu HST, 3 minggu HST, 5 minggu 7 minggu HST.

Penyemprotan dilakukan saat pagi hari sebelum jam 9, yaitu saat stomata membuka dan dilakukaan pada sisi daun sebelah bawah.

Untuk 1 tangki semprot isi 14 liter air menggunakan 1 tutup HORTECH dan 5 tutup AGRITECH. Kebutuhan 20 – 30 tangki per Ha.

Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam (HST). Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 28 – 30 hari setelah tanam (HST) pada saat sebelum dilakukan pemupukan kedua.

Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam (HST). Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 28 – 30 hari setelah tanam (HST) pada saat sebelum dilakukan pemupukan kedua.

Hama jenis ini menyerang tanaman jagung muda pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Ulat tanah menyerang batang tanaman jagung muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Pengendalian hama ini dapat dilakukan menggunakan insektisida biologi, yaitu TOP BN yang mengandung Beauveria bassiana. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Mosa Mandiri Corporation 02

Pedoman Budidaya Jagung (Zea mays)

Page 2: petunjuk budidaya jagung

Pedoman Budidaya Jagung (Zea mays)

>

Hama ini menyerang terutama pada bagian daun, daun terlihat rusak karena serangan dari belalang tersebut, jika populasinya banyak dan belalang sedang dalam keadaan kelaparan, hama ini bisa menghabiskan sekaligus dengan tulang – tulang daunnya.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan menggunakan insektisida biologi, yaitu TOP BN yang mengandung Beauveria bassiana dan Nomuraea rileyi. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.

Kemampuan ulat grayak merusak tanaman jagung berkisar antara 5-50%. Ngengat aktif malam hari, sayap bagian depan ber-warna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang ber-warna keputihan.

Penggunaan agensia hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami seperti : Beauveria bassina, Nomuarea rileyi yang terdapat pada TOP BN. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

>

Serangan dari serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung.Pada lubang – lubang bekas gorokan hama ini terdapat kotoran – kotoran yang berasal dari hama tersebut, biasanya hama ini lebih dahulu menyerang pada tangkai bunga.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan menggunakan insektisida biologi, yaitu TOP BN yang mengandung Nomuraea rileyi. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Penggerek batang merupakan salah satu hama utama tanaman jagung yang menjadi momok bagi para petani di kawasan Asia. Bagaimana tidak, hama utama pada tanaman jagung itu mampu merusak sekaligus menghilangkan potensi hasil yang ada hingga 80%.

Tingginya kerusakan hasil yang ditimbulkan tersebut karena titik serangnya bukan hanya pada bagian tertentu saja, namun hampir di semua bagian tanaman jagung bisa menjadi incarannya. Selain itu, hama ini juga menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman jagung.

Pengendalian : (1) Kultur teknis;(2) Waktu tanam yang tepat;(3) Tumpangsari jagung dengan kedelai atau kacang tanah; (4)Pemotongan sebagian bunga jantan (4 dari 6 baris tanaman); (5) menggunakan insektisida biologi, yaitu TOP BN yang mengandung Beauveria bassiana. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Belalang (Locusta sp., dan Oxya chinensis)

Ulat Grayak (Spodoptera sp.)

Penggerek Tongkol (Heliotis armigera, Helicoverpa armigera.)

Penggerek Batang (Ostrinia fumacalis)

Mosa Mandiri Corporation 03

Pedoman Budidaya Jagung (Zea mays)

>

Lalat bibit hanya ditemukan di daerah Jawa dan Sumatera dan dapat merusak pertanaman jagung hingga 80% dan bahkan puso.

Pengendalian : (1) Kultur Teknis: Oleh karena aktivitas lalat bibit hanya selama satu sampai dua bulan pada musim hujan, dengan mengubah waktu tanam, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan jagung, tanam serempak serangan lalat bibit dapat dihindari; (2) menggunakan insektisida biologi, yaitu TOP BN yang mengandung Beauveria bassiana dan Nomuraea rileyi. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Gejala : pada awal terinfeksi maka gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik yang disebut hawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5_15 Cm, bercak muncul dimulai pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau mengering, dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot. Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman pada daun atau pada sisa sisa tanaman di lapang. Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium turcicumPengendalian : (1) Menanam varietas tahan; (2) Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman) yang terinfeksi bercak daun; (3) Penggunaan BIO - SPF pada saat perendaman benih pembenihan sebelum disebar.. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Gejala : adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas yang jelas antara daun sehat. Pada daun permukaan atas dan bawah terdapat warna putih seperti tepung dan ini sangat jelas pada pagi hari. Selanjutnya pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun menggulung dan terpuntir serta bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan. Pengendalian : (1) Menanam varietas tahan; (2) Melakukan periode waktu yang bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai satu bulan; (3) Penanaman jagung secara serempak; (4) Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai keakarnya (Eradikasi tanaman) yang terserang penyakit bulai (5) Penggunaan BIO - SPF pada benih jagung (perlakuan benih). Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Gejala : Tongkol yang terserang/terinfeksi dini, biji akan rusak dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur. Bercak pada ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji, dan tongkol). Pengendalian : (1) Menanam varietas tahan; (2) Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai akarnya (Eradikasi tanaman) yang terinfeksi bercak daun; (3) Penggunaan BIO - SPF pada benih jagung (perlakuan benih). Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Lalat Bibit (Atherigona sp.)

Hawar Daun (Helmithosporium turcicum)

Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)

Bercak Daun (Bipolaris maydis Syn.)

Mosa Mandiri Corporation 04