budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan...

48
BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) Donald Sihombing HP/WA 085233361249

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

76 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN

TANAMAN TERPADU (PTT)

Donald Sihombing

HP/WA 085233361249

Page 2: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

2

Peluang pengembangan jagung

JagungKomoditasstrategis

1. Konsumsi dalam negeri

Pakan ternak (langsung atau

olahan) 50 %, pangan

pokok bagi sebagian

penduduk & jajanan, bahan

baku industri (pati, gula,

pangan olahan), dan energi

(bioetanol).

KebutuhanTahun 2020

24.16 juta ton (PrognosaKementan)

2. Ekspor

Page 3: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Produktivitas masih rendah

( < dr potensi hasil 7 s/d

14 ton)

Madura 1,73 ton 2,23 ton )

Masalah (Hambatan dan Peluang)

Jatim lebih rendah dari

rata2 nasional

Page 4: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Pupuk belum sesuai kebutuhan tanaman dan tidak efisien

Pupuk organik belum populer

Budidaya spesifik lokasi belum berkembang

Penggunaan (pupuk anorganik, pestisida) dosis tdkrasional, cenderung N berlebihan

➨ ketidak-seimbangan hara dalam tanah

Tingkat kesuburan tanah menurun, semakin rendahnyabahan organik dalam tanah (< 2 %)

Cara pemberian pupuk yang salah dan tidak tepat waktu

Penggunaan benih kualitas rendah,

Berkembangnya organisme pengganggu tanaman (OPT)

PENYEBAB

Varietas lokal (Madura) (23,17 % dr luas Jatim) dan turunan hibrida

Penggunaan benih varietasunggul potensi hasil tinggi masih rendah (sekitar 53%)

harga mahal

hanya dapat ditanam sekali

butuh pupuk lebih banyak

biaya produksi menjadi tinggi

umur lebih panjang

menghendaki lahan yang relatif

subur.

Page 5: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

A. Komponen Teknologi Dasar

1) Varietas Unggul Baru (Hibrida atau Komposit)

2) Benih bermutu & berlabel (daya kecambah >

95%, perlakuan benih dengan fungisida

tambahan khusus di wilayah endemik bulai

3) Populasi 66.000–71.000 tanaman/ha, jarak

tanam 70–75 cm x 20 cm (1 biji/lubang) atau

70–75 cm x 40 cm (2 biji/ lubang)

4) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman

dan status hara tanah (spesifik lokasi).

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

SUATU PENDEKATAN INOVATIF DAN DINAMIS DALAM UPAYA

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN PETANI

MELALUI PERAKITAN KOMPONEN TEKNOLOGI SECARA

PARTISPATIF BERSAMA PETANI

Teknologi tersebut mudah diterapkan dan berpengaruh besar terhadap kenaikan hasil dan pendapatan petani.

Pada wilayah tertentu, komponen teknologi pilihan dapat menjadi komponen teknologi dasar

Page 6: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

• Penyiapan lahan (Olahtanah versus Tanpa olahtanah)

• Pembuatan salurandrainase/irigasi

• Pemberian pupukorganik (1 ton/ha) +

• Pembumbunan

• Pengendalian gulma(manual/kimia)

• Pengendalian H/P Terpadu

• Penanganan Panen dan Pascapanen.

6

Page 7: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

- Bersari bebas/komposit : 20 varietas

- Hibrida : > 40 varietas

Varietas Balitbangtan

1. VARIETAS UNGGUL produktivitas tinggi, toleran hama

penyakit terutama bulai dan toleran kekeringan

Page 8: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

VUB jagung komposit

Balitbangtan

Varietas Umur

pane

n

(hari)

Pot

ensi

hasi

l

(t/h

a)

Reaksi thd

penyakit

Bulai Kar

at

Gumarang 82 8,0 AT -

Lamuru 95 7,6 AT T

Kresna 90 7,0 AT -

Palakka 95 8,0 T T

Sukmaraga 105 8,5 T AT

Srikandi

Putih-1

110 8,1 R T

Srikandi

Kuning-1

110 7,9 R T

Anoman-1 103 7,0 R Tol

VUB jagung hibrida Balitbangtan

Varietas Umur

panen

(hari)

Potens

i Hasil

(t/ha)

Reaksi thdpenyakit

Bula

i

Karat

Semar-10 97 9,0 AT ATBima-1 95 9,0 AT TBima-2 100 11,0 AT -Bima-3 100 10,0 T -Bima-4 102 12,5 R TBima-5 103 11,7 AR TBima-6 104 11,9 AR TBima-7 89 12,1 ATol TolBima-8 88 11,7 Tol TolBima-9 95 13,4 T ATol

Bima-10 100 13,1 AR TBima-11 94 13,2 R ATol

Bima-12Q 98 9,3 R -Bima-13Q 103 9,8 AR -Bima-14 95 12,9 T

Bima-15 Sayang 100 13,2 AT -Provit-A1 96 7,4 AR -Provit-A2 98 8,8 R -Bima-16 98 12,4 T TBima-17 95 13,6 T T

Bima Putih-1 100 10,3 R -Bima Putih-2 100 10,4 R -

Bima-18 95 13,6 T TolBima-19 URI 102 12,5 T TBima-20 URI 102 12,8 T TPulut URI-1 85 9,4 AT -Pulut URI-2 85 9,2 AT -

Pulut URI-3 H 85-88 10,68 AT-T -HJ 21 Agritan 82 12,2 T THJ 22 Agritan 80 12,1 T T

JH 234 98 12,6 T T

BIMA 2 BIMA 5

BIMA 6

BIMA 4

BIMA 14 HJ 21BIMA 9

BIMA 3

Page 9: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

9

Contoh benih jagung hibrida produksi perusahaan

swasta nasional dan asing dgn potensi hasil > 10 ton/ha

Page 10: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

2. Benih Bermutu dan bersertifikat

Label biru

Kadar air < 11 %

Kemurnian > 99 %

Daya tumbuh > 95 %

Sebelum ditanamdicampur denganfungisida metalaksil2 gr/kg benih ataudimetomorf (30 cc/7-10 kg benih) dll;

atau Insektisidatiametoksam/ karbofuran saattanam)

Page 11: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

3. PERSIAPAN LAHAN

1. Lahan kering, olah tanah sempurna

2. Lahan sawah, tanpa olah tanah/olah tanah

minimal

3. Membuat drainase

Page 12: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

PENANAMAN

Tugal, 1 – 2 biji per lubang (benih15 – 20 kg/ha)

Monokultur, tugal 75 x 20 cm (1 biji/lubang),

75 x 40 cm (2 biji/lubang)

Alur bajak, antar baris 60 – 75 cm, dalam baris 15 – 25 cm (2 biji/lubang). Sebar mengikuti alurbajak sapi (benih 25 – 30 kg/ha)

Jajar legowo:

120 cm x (60 x 25 cm) ► 2 biji/lubang

90 cm x 50/40 x 20) 1 biji/lubang

Tumpang sari: jagung 150 – 200 cm x 40 cm, padi gogo 20 x 20 cm, kacang-kacangan 50 x 10 cm atau40 x 15 cm

Page 13: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

1. 70-75 cm x 20cm, 1 biji/lubang

atau

70 – 75 cm x 40cm, 2 biji/lubang

2. 90 cm x 50cm x 20cm,

1 biji/lubang atau 90cm x 50 cm x

35 cm, 2 biji/lubang

Monokultur

4. Penanaman populasi 66.000 sd 71.000 tanaman/ha

Page 14: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

14

Pola tanam tumpangsari

Page 15: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

• Alat tanam biji-bijian

(Grains Seeder) : alat

mekanis untuk jagung di

lahan kering. Alur tanam

dapat diatur, yaitu 4 alur

dengan mengatur lebar

alur antara 30-80 cm dg

kedalaman tanam

antara 5-7 cm.

Ditariktraktorroda 2

• Grains seeder dapat ditarik dengan

traktor roda 2 atau roda 4 dan di

desain mampu dipakai pada tanah

bergelombang dengan bobot 1 unit

tanam 20 kg. Kapasitas kerja alat

tanam ini sekitar 0,1 ha/jam (3

baris tanam).

• Denggunakan alat tanam grains seeder maka biaya tanam 40%

lebih murah dibandingkan cara

tanam manual.

Ditariktraktormesin

Page 16: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

16

• Alat tanam suntik bergulir (Rolling Injection Seeder) : alat tanam multi

guna mekanis untuk jagung & kedelai

• Jarak tanam dapat diatur : antar

baris tanam 70-75 cm, sdg antar

benih dlm baris tanam 25-50 cm,

jumlah benih per lubang 1-2 biji

dengan kedalaman tanam 2-3 cm

• Rolling Injection Seeder dapat ditarik

traktor roda dua dg kecepatan 2

km/jam, kapasitas kerja 4,5-5,5

jam/ha, kapasitas kotak benih 3

kg/kotak

Page 17: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

PEMUPUKAN

PUPUK AN-ORGANIK VS ORGANIK

Keduanya

mempunyai

sifat dan

karakteristik

yang berbeda,

mempunyai

keunggulan

dan

kekurangan.

Peranan

pupuk

anorganik

dalam

peningkatan

produksi telah

terbukti,

terdapat efek

samping pada

terganggunya

keseimbangan

hara dalam

tanah.

Peran pupuk

organik

terhadap

kesuburan

tanah sangat

besar, walaupun

pengaruhnya

terhadap

peningkatan

hasil tidak

setajam pupuk

anorganik.

Kandungan C-

organik tanah

yang sangat

rendah dapat

menurunkan

efektivitas

pupuk an-

organik

Penerapan

kombinasi pupuk

anorganik dan

organik dalam dosis

yang proporsional

merupakan

tindakan bijaksana

saat ini, sebelum

mencapai pertanian

organik

sepenuhnya.

Page 18: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

5. PEMUPUKAN

SPESIFIK LOKASI

berdasarkan kebutuhan tanamanbukan keinginan

• Peta status Hara N, P dan K

• KATAM (Kalender Tanam) TerpaduOnline/Smartphone (Android)

• Perangkat Uji Tanah (PUTS, PUTK)

• Pupuk Organik + Agen hayati(Trichoderma dan P.fluorescens, dll

• Pupuk hayati Agrimeth

• ZA diberikan jika tanah kekurangansulfur (S)

Page 19: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Takaran > 1- 2 ton/ha

Aplikasi pada saat tanam, untuk olah tanah

minimum, diberikan sebagai penutup lubang

setelah tanam

Untuk lahan kering, aplikasi pupuk organik pada

lubang sebelum tanam

Page 20: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

20

Page 21: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Penyiapan lahan tanpa

olah tanah atau olah

tanah minimum

Penyiangan dengan

herbisida/manual

Pengendalian hama

penyakit tepat sasaran

(PHT)

Pengairan 5 – 8 kali

Penanganan panen &

pasca panen

Teknologi Pilihan

Page 22: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Dilakukan bersamaan dg pendangiran (umur 30 HST)

Dilakukan dengan manual/herbisida kontak paraquat

takaran 1-1,5 l/ha

Bisa dilakukan dengan mekanisasi

PENGENDALIAN GULMA

Page 23: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

23

Manfaat dan Tujuan Pembumbunan

(Pendangiran)

Untuk memperkokoh

(memperkuat) berdirinya batang

tanaman jagung.

Mendekatkan zat-zat hara/

makanan yang ada di dalam tanah.

Untuk memperbaiki aerasi

(peredaran udara) dan

pengaturan pada tanah yang

terlalu banyak air

Menciptakan kondisi tanah yang

gembur /remah disekitar tanaman

Memberikan lingkungan akar yang

lebih baik, sehingga menutup akar

yang bermunculan di atas

permukaan tanah

Menghindari tanaman dari

kelebihan air akibat genangan air

Page 24: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Pengairan

Kebutuhan air yang utama selama pertumbuhanjagung, yaitu :(1) saat tanam(2) umur 2 minggu (pertumbuhan vegetatif awal)(3) umur 5- 6 minggu (menjelang berbunga)(4) umur 8- 9 minggu (menjelang pengisian biji)

Kekurangan air atau tergenang selamapertumbuhan jagung dapat menghambattranslokasi hara, sehingga fotosintesis menjaditerganggu.

Stres air pada saat vegetatif menyebabkan prosespembungaan menjadi terganggu

Apabila stres air terjadi pada saat pengisian bijidapat menghambat pembentukan biji banyaktongkol yang ompong.

Stres air juga dapat menurunkan vigor benih yangdihasilkan karena bobot benih cenderung menurun

kocor

Tanamanjagung

kekurangan air Selama pertumbuhan perlu pengairan 5-8 kali,

tergantung cuaca Indikator perlu air, jika daun mulai menggulung

sebelum waktu tengah hariPengairan dihentikan 10 hari menjelang panen

pipanisasi

Page 25: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

• Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) == > hama yang bersifat polifag.

• Hama ini telah menyebabkankerusakan berat di India dan Thailand. Tahun 2019 (April) terdeteksi sdh sampai di Indonesia

Hama Penyakit Jagung

HAMA ULAT TENTARA BARU/FALL

ARMY WORM (Spodoptera

frugiperda)

Page 26: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Pertama kali ditemukan di Sumatera Barat Maret 2019

S/d bulan April 2020 serangan ulat grayak Spodoptera

frugiperda pada jagung sudah menyebar di 32 provinsi

(Aceh s/d Papua Barat)

Sumber : BBPOPT

Page 27: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Ciri penting Spodoptera frugiperda

Terdapat4 buahbintikyang besar

(pinacula

Cyber Ext - IPB

Page 28: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

SIKLUS HIDUP ULAT TENTARA BARU

Page 29: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

29

A. 100-200 butir telur diletakkan pada daun bawah dekat

dasar tanaman, dekat batas antara daun dan batang.

Apabila populasi tinggi telur dapat diletakkan di bagian

tanaman yang lebih tinggi atau bahkan tanaman lain

B. Tahap Perkembangan 1-3.

Setelah menetas, larva muda makan di bagian permukaan,

biasanya di bagian bawah daun.

Bagian daun yang dimakan biasanya berwarna

semitransparan

Larva muda dapat memintal benang sehingga larva dapat

berpindah karena terbawa angin.

Larva makan lebih aktif pada malam hari.

C. Tahap Perkembangan 4-6

Larva masuk ke daun muda yang mengulung dan membuat kerusakan, calon daun

akan berlubang.

Larva yang memakan titik tumbuh, menghambat pertumbuhan daun baru dan tongkol.

Biasanya hanya ditemukan 1-2 larva dalam satu bagian, karena bersifat kanibal saat

besar untuk mengurangi kompetisi.

Dapat ditemukan sejumlah besar kotoran yang mirip serbuk kayu.

Saat tanaman menghasilkan tongkol, larva akan memakan lapisan pelindung tongkol

dan mulai memakan bijiyang terbentuk.

Page 30: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

PENGENDALIAN

untuk mengatur agar ketersedian makanan ulat tidak

senantiasa ada dan siklus perkembangan ulat grayak akan

dapat ditekan.

Di lapangan, tingkat serangan tinggi umumnya terjadi di

lokasi pertanaman jagung yang terlambat tanam dari

tanaman sekitar karena tanaman yang terlambat tanam

memiliki umur yang masih muda dibandingkan sekitarnya dan

menjadi sumber makanan

Penanaman secara serempak pada skala yang luas

Lokasi : Gunung Kidul Sumber :Youtube : Net Biro Jogya 2019

Page 31: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

• Deteksi gejala awal ulatgrayak FAW akanmenjadi penentukesuksesan pengendalian terlambat 1 minggu kerusakan tanaman sudahsemakin berat biayapengendalian akansemakin besar

• Monitoring sejak umur 1-2 mst Periode ini ngengatmulai meletakkan telurpada daun jagung yang masih muda

• Pengamatan pada daunke-1 sampai ke-3 daripucuk kelompok telurbiasa diletakkan oleh kupu2 betina

Pengamatan gejalaserangan ulat grayak FAW

sejak dini

Page 32: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

• Kelompok telurdikumpulkan dan dimusnahkan 1 kelompok telur 100-200 butir ( 2 – 3 harimenetas berpencardan memakan epidermis daun)

• Ulat grayak yang masihinstar 1-2 akan sulitditemukan di lapangan

ukurannya sangat kecil kurang dari 5 mm.

• Cara yang tepat untukmendeteksi keberadaanulat grayak di pertanaman

dengan mengenal gejalaserangannya.

Page 33: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Pengendalian yang tepat dan efektif

Secara mekanis

pengumpulan kelompok

telur dan larva hanya

cocok untuk areal yg tidak

terlalu luas

Secara hayati dan nabati

bila serangan masih ringan

dengan agens yang tersedia di

lokasi seperti Metarhizium

rileyi, Bacillus thuringiensis,

dan SfNPV.

Page 34: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Gerakan

pengendalian

(Gerdal) HPT

(ulat grayak)

Page 35: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis)

• Aktif pada malam hari

• Ulat menyerang semua bagian

tan pd semua fase pertumbuhan

• Kehilangan hasil 80 %

Gejala serangan lubang kecil

pada daun; lubang gorokan

pada batang, bunga jantan/

pangkal tongkol; batang & tassel

mudah patah, tumpukan tassel

yang rusak

Page 36: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Musuh alami :

-Parasitoid telur Trichogramma spp.

-Predator ulat & kepompong Euborellia annulata-Cendawan Beauveria bassiana dan Methariziumanisoplae

Kultur teknis : tumpangsari dgn kedelai atau

kacangtanah; pemotongan sebagian bunga

jantan (4 dari 6 baris tanaman)

Komponen pengendalian

1) Pergiliran tanaman,

2) Tanam serempak,

3) Sanitasi inang liar,

4) Pemangkasan bunga jantan 25%,

5) Aplikasi biopesisida Dipel (Bacillus

thuringiensis,

6) Aplikasi insektisida monokrotofos,

Triazopos, dan Karbofuran 3G melalui

pucuk (Anonymous, 1995)

Page 37: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Ulat grayak (Spodoptera litura)

• Menyerang malam hari secara

bergerombol

• Kerusakan mencapai 50 %

• Ulat kecil menyerang daun

• Serangan umumnya terjadi pada musim kemaru

• Tanaman tomat, cabe, buncis, bawang, kubis dll

Pengendalian :

• Kultur teknis : membakar sisa-sisa tanaman

• Mekanis : pemasangan perangkap sex feromon ngengat 40 unit per

ha atau 2 unit per 500 m2 di tengah areal tanaman sejak umur 2 mst

• Insektisida : klorfirifos, triazopos, abamectin, sipermetrin, BPMC dll

Page 38: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

• Gejala : sistemik dan lokal (setempat)

• Gejala sistemik serangan jamur telah mencapai titik

tumbuh (ujung batang) tanaman daun-daun yang muncul

setelah titik tumbuh terserang dengan gejala khas daun

kuning pucat merata atau garis kuning memanjang.

• Daun tampak kaku, agak menutup dan lebih tegak dari

pada biasanya.

Penyakit bulai (jamur Peronosclerospora maydis)

• Akar kurang terbentuk tanaman mudah rebah.

• Tanaman yang terserang masih muda tidak berbuah.

• Tanaman tua buah akan jarang atau ompong dan daun

terdapat garis-garis kuning.

Page 39: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Gejala pada daun

Gejala penyakit bulai pada daun tanaman jagung.

Gambar kiri dan tengah, gejala klorosis pada

daun. Gambar kanan, tanaman terinfeksi kurang

dari 1 bulan mati

Page 40: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Gejala Pada Akar

Gejala penyakit bulai pada akar tanaman jagung.Akar terinfeksi (kanan) tidak normal denganperakaran yang sangat terbatas bila dibandingkandengan yang sehat (kiri)

Page 41: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Gejala pada Tongkol

Gejala penyakit bulai pada tongkol tanamanjagung. A dan C adalah tongkol sehat. B dan D adalah tongkol dari tanaman yang terinfeksipenyakit bulai.

Page 42: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

1). Penanaman varietas jagung rentan bulai ;

2). Penanaman jagung berkesinambungan;

3). Efektivitas fungisida rendah krn dosis dikurangi dipalsukan;

4). Tidak adanya tindakan eradikasi;

5). Adanya resistensi bulai thdp fungisida metalaksil;

6). Peningkatan virulensi bulai thdp tan. inang jagung.

Faktor – faktor yang mempengaruhi penyakit

- Ketinggian tempat banyak ditemukan di dataran rendah &

jarang di dataran tinggi (900 -1200m dpl)

- Hujan penyakit akan berkembang lebih cepat terutama di

tanah tegalan

- Infeksi hanya terjadi bila ada air baik embun, hujan & gutasi

- Penyakit lebih berkembang pada tanah yang berat dan tanaman

sehat kurang mudah terserang

- Tanaman muda lebih peka

Beberapa penyebab mewabahnya penyakit bulai

Page 43: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Avenasativa (oat)

Digitaria spp(jampang

merah)

Euchlaena sppRumput gajah/ meksiko

TANAMAN INANG

Jewawut

Tebu)

Panicum sp.

Page 44: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

44

Periode bebas tanaman

jagung dalam satu

kawasan, minimal satu

bulan;

Tanam serempak

tanam terakhir paling

lama selisih 2 minggu

dari tanam pertama

menekan sumber

inokulum

Tanam varietas toleran

(?) harga lebih mahal

Perlakuan benih

tambahan sebelum

tanam dengan fungisida

al. dimetomorf,

metalaksil,

Pengendalian Penyakit Bulai

Page 45: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

45

Eradikasi tanaman terserang

Waspadai dan sebisa mungkin

tidak menanam bersamaan

dengan tanaman inang bulai

lainnya, spt : tebu, rumput gajah,

gandum, jewawut

Saat endemik penyakit bulai

1). pengairan sebaiknya dengan

cara dikocor dan dianjurkan

tidak dileb sampai umur 30 HST;

2). pemupukan pertama harus

dengan NPK yang dilarutkan

dalam air siraman (dikocor)

Untuk pencegahan dapat

disemprot dengan fungisida al.

dimetomorf, metalaksil,

pyraclostrobin 5% + metiram

55%, difenokonazol +

azoksistrobin, fenamidon

Tanaman tebu

Page 46: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

46

PENGENDALIAN HPT DENGAN PENDEKATAN PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT TERPADU (PHT)

Upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organismepengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari

berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satukesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan

lingkungan hidup.

Komponen PHT

Budidaya tanaman sehat (var tahan HP, pergiliran tanaman atauvarietas, sanitasi dan drainase, tanam serempak, pemupukanberimbang, tanaman perangkap)

Pengendalian fisik/mekanik)

Pengendalian hayati (pelestarian & pemanfaatan musuh alami)

Pengendalian kimiawi (pesitisida secara selektif) pilihan terakhir

berdsrkan hasil pengamatan dan ambang ekonomi

Penggunaan pestisida yang berspektrum sempit dan non-persisten

Page 47: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing

Demfarm PTT (2016) di Probolinggo HJ 21 (8,35 ton) dan di

Nganjuk Bima 14 (7,58 ton/ha) dibanding eksisiting (Pertiwi 3)

dan Bisi-18) yakni 5,22 ton dan 7,57 ton/ha.

Lokasi Bima 3 Bima 9 Bima

14

Bima

15

HJ21

Kab. Porbolinggo 6,26 5,73 6,54 6,88 7,81

Kota Probolinggo 6,48 6,99 6,49 5,20 7,78

Nganjuk 7,15 7,41 7,35 - 8,53

Display varietas

Page 48: BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (ptt) donald sihombing