peta - usaha jasa pariwisata - home pageujp.ucoz.com/4-provinsi_riau.pdf · yang cukup panjang, ......

27
66 Kepariwisataan : Provinsi Riau PETA

Upload: vothuan

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

66 Kepariwisataan : Provinsi Riau

PETA

Page 2: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

67 Kepariwisataan : Provinsi Riau

A. Umum

1. Dasar Hukum

Pembentukan Provinsi Riau ditetapkan dengan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957.Kemudian diundangkan dalam Undang-undang Nomor 61 tahun 1958. Sama halnya dengan Provinsi lain yang ada di Indoensia, untuk berdirinya Provinsi Riau memakan waktu dan perjuangan yang cukup panjang, yaitu hampir 6 tahun (17 Nopember 1952 s/d 5 Maret 1958). Dalam Undang-undang pembentukan daerah swatantra tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, Jo Lembaran Negara No 75 tahun 1957, daerah swatantra Tingkat I Riau meliputi wilayah daerah swatantra tingkat II : Bengkalis, Kampar, Indragiri, Kepulauan Riau, termaktub dalam UU No. 12 tahun 1956 (L. Negara tahun 1956 No.25) Kotaparaja Pekanbaru, termaktub dalam Undang-undang No. 8 tahun 1956 No. 19.

Dengan surat keputusan Presiden tertanggal 27 Februari 1958 No. 258/M/1958 telah diangkat Mr. S.M. Amin, Gubernur KDH Provinsi Riau di lakukan pada tanggal 5 Maret 1958 di Tanjungpinang oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakili oleh Sekjen Mr. Sumarman. Pelantikan tersebut dilakukan ditengah-tengah klimaksnya pemberontakan PRRI di Sumatera Tengah yang melibatkan secara langsung daerah Riau. Dengan demikian, Pemerintah Daerah Riau yang baru terbentuk harus mencurahkan perhatian dan kegiatannya untuk memulihkan keamanan di daerahnya sendiri.Seiring dengan terjadinya pemberontakan PRRI telah menyebabkan kondisi perekonomian di Provinsi Riau yang baru terbentuk semakin tidak menentu. Untuk mengatasi kekurangan akan makanan, maka diambil tindakan darurat, para pedagang yang mampu dikerahkan untuk mengadakan persediaan bahan makanan yang luas.

Dengan demikian dalam waktu singkat arus lalu lintas barang yang diperlukan rakyat berangsur-angsur dapat dipulihkan kembali.Di Riau Daratan yang baru dibebaskan dari pengaruh PRRI, pemerintahan di Kabupaten mulai ditertibkan. Sebagai Bupati Inderagiri di Rengat ditunjuk Tengku Bay, di Bengkalis Abdullah Syafei. Di Pekanbaru dibentuk filial Kantor Gubernur yang pimpinannya didatangkan dari kantor Gubernur Tanjungpinang, yaitu Bupati Dt. Wan Abdurrachman dibantu oleh Wedana T. Kamaruzzaman.

Pemindahan Ibukota

Karena situasi daerah telah mulai aman, maka oleh pemerintah (Menteri Dalam Negeri) telah mulai difikirkan untuk menetapkan ibukota Provinsi Riau secara sungguh-sungguh, karena penetapan Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi hanya bersifat sementara. Dalam hal ini Menteri Dalam Negeri telah mengirim kawat kepada Gubernur Riau tanggal 30 Agustus 1958 No. Sekr. 15/15/6.

Untuk menanggapi maksud kawat tersebut secara sungguh-sungguh dan penuh pertimbangan yang cukup dapat dipertanggung jawabkan, maka Badan Penasehat meminta kepada Gubernur supaya membentuk suatu Panitia khusus. Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Swatantra tingkat I Riau tanggal 22 September 1958 No.21/0/3-D/58 dibentuk panitia Penyelidik Penetapan Ibukota Daerah Swatantra Tingkat I Riau.

Panitia ini telah berkeliling ke seluruh Daerah Riau untuk mendengar pendapat-pendapat pemuka-pemuka masyarakat, penguasa Perang Riau Daratan dan Penguasa Perang Riau Kepulauan. Dari angket langsung yang diadakan panitia tersebut, maka diambillah ketetapan, bahwa sebagai ibukota terpilih Kota Pekanbaru. Pendapatan ini langsung disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri. Akhirnya tanggal 20 Januari 1959 dikeluarkan Surat Keputusan dengan No. Des.52/1/44-25 yang menetapkan Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau.

Page 3: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

68 Kepariwisataan : Provinsi Riau

2. Lambang Provinsi Mata rantai tak terputus sejumlah 45 butir membentuk tameng memberi arti persatuan dan kesatuan bangsa yang telah diproklamasikan sejak tahun 1945. Di dalamnya berisi padi, kapas, gelombang laut, keris dan lancang kuning, jenis kapal layar yang khas dari riau. Padi kapas melambangkan kesejahteraan rakyat, lancang kuning mengandung arti semangat rakyat riau dengan hasil laut yang melimpah. Gelombang lima lapis melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Keris berhulu, kepala burung serindit melambangkan kepahlawanan raiyat riau berdasarkan kebijaksanaan dan kebenaran.

3. Pemerintahan Provinsi Riau terdiri dari 12 kabupaten kota, seperti yang dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

No. Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Bengkalis Bengkalis

2 Kabupaten Indragiri Hilir Tembilahan

3 Kabupaten Indragiri Hulu Rengat

4 Kabupaten Kampar Bangkinang

5 Kabupaten Kuantan Singingi Teluk Kuantan

6 Kabupaten Pelalawan Pangkalan Kerinci

7 Kabupaten Rokan Hilir Ujung Tanjung (de juree), Bagan Siapi-api (de facto)

8 Kabupaten Rokan Hulu Pasir Pengaraian

9 Kabupaten Siak Siak Sri Indrapura

10 Kabupaten Kepulauan Meranti Selatpanjang

11 Kota Dumai -

12 Kota Pekanbaru -

4. Letak Geografis dan Batas Wilayah Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi (luas sesudah pemekaran

Provinsi Kepulauan Riau) yang terdiri dari pulau-pulau dan laut-laut. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15´ Lintang Selatan sampai 4°45´

Page 4: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

69 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Lintang Utara atau antara 100°03´-109°19´ Bujur Timur Greenwich dan 6°50´-1°45´ Bujur Barat Jakarta.

Daerah Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.

Menurut catatan Stasiun Metereologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6 ° Celsius dalam interval 23,4-33,4° Celsius. Kejadian kabut tercatat terjadi sebanyak 39 kali dan selama Agustus rata-rata mencapai 6 kali sebagai bulan terbanyak terjadinya kejadian.

Batas wilayah Provinsi Riau adalah sebagai berikut : a. Utara = Provinsi Kepri dan Selat Malaka b. Selatan = Provinsi Jambi dan Selat Berhala c. Timur = Laut Cina Selatan d. Barat = Provinsi Sumatra Utara

5. Komposisi Penganut Agama Penganut agama di Provinsi Riau adalah mayoritas penganut agama Islam (88%), Kristen 1%, Katolik 5%, Hindu 0,2%, dan Budha 5,8%.

6. Bahasa dan Suku Bangsa Bahasa pengantar masyarakat Provinsi Riau pada umumnya menggunakan Bahasa

Melayu dan Bahasa Indonesia tentunya. Disamping itu penggunaan Bahasa Minang juga banyak digunakan oleh penduduk Provinsi Riau serta bahasa daerah lainnya.

Sementara itu suku bangsa yang berdiam diwilayah Provinsi Riau adalah sebagai berikut : a. Melayu

Suku Melayu merupakan penduduk asli Provinsi Riau dan merupakan suku mayoritas di provinsi ini. Terdapat di seluruh daerah Riau.

b. Jawa Pada umumnya ada di daerah Riau, terutama daerah transmigrasi dan daerah perkotaan. Penduduk Suku Jawa ada yang bekerja sebagai petani, pegawai negeri, anggota TNI, buruh dan sebagainya.

c. Minangkabau Penduduk Suku Minangkabau pada umumnya tinggal di Pekanbaru, Kampar, Kuantan Singingi, Rokan Hulu dan wilayah lainnya. Pada umumnya mereka hidup sebagai pedagang, namun banyak juga yang menjadi pegawai negeri, anggota TNI, dll. Suku Minangkabau merupakan suku yang suka merantau.

d. Tionghoa Penduduk etnis Tionghoa pada umumnya tinggal di daerah pesisir Provinsi Riau seperti di Bagansiapiapi, Selatpanjang, Pulau Rupat dan Bengkalis. Namun sekarang ini banyak juga yang tinggal di daerah perkotaan seperti Pekanbaru dan Dumai.

e. Batak Masyarakat dari Suku Batak kebanyakan tinggal di daerah perkotaan. Banyak diantara mereka yang bekerja sebagai PNS, TNI, pedagang, dll

f. Bugis Banyak terdapat di Indragiri Hilir, seperti di Tembilahan, Enok, Tempuling Gaung anak Serka dan Reteh.

g. dan lain-lain Suku bangsa di Riau lainnya seperti Sunda, Banjar, Flores, suku - suku di pedalaman daerah Riau seperti Suku Akit, Suku Talang Mamak, Suku Laut, dan lainnya

7. Budaya a. Lagu Daerah : Soleram, Lancang Kuning b. Tarian Tradisional : Tari Joget lambak, Tari Tandak dan Tari Rentak c. Senjata Tradisional : Badik Tumbuk Lada, Pedang Jenawi d. Rumah Tradisional : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar e. Alat Musik Tradisional : Rebana f. Makan Khas Daerah : gulai ikan patin

Page 5: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

70 Kepariwisataan : Provinsi Riau

8. Bandara dan Pelabuhan Laut a. Bandara : Sultan Syarif Kasim II b. Pelabuhan Laut : Bengkalis

9. Perguruan Tinggi Negeri : Universitas Riau (UNRI), Universitas Islam Riau, Universitas Islam Negeri SUSKA.

10. Industri dan Pertambangan : Minyak bumi, emas, perak, bauksit dan kertas.

B. Obyek Wisata 1. Wisata Sejarah

a. Masjid Raya Senapelan

Masjid Raya Senapelan pertama kali dibangun oleh Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah (1766-1780 M), Raja keempat Kerajaan Siak Indrapura, sekitar tahun 1762 M. Kemudian

pembangunannya diteruskan oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, Raja kelima Kerajaan Siak Indrapura. Secara historis, pembangunan Masjid Raya Senapelan dimulai seiring dengan berpindahnya ibukota kerajaan dari Mempura Besar di Siak ke Bukit Senapelan atau Kampung Bukit yang sekarang masuk dalam kawasan Kota Pekanbaru. Perpindahan tersebut berdasarkan Traktat Siak yang dibuat pada pertengahan abad ke-17, dimana disepakati bahwa ibukota kerajaan dipindahkan ke Baten Snaplan, nama

Pekanbaru waktu itu. Seiring dengan perkembangan zaman, Masjid Raya Senapelan telah pula mengalami

pergantian nama beberapa kali. Pada awalnya bernama Masjid Alam, yang diambil dari nama kecil Sultan Alamudin, yaitu Raja Alam. Kemudian berganti nama menjadi Masjid Nur Alam. Sekarang, Masjid Raya Senapelan lebih populer di tengah-tengah masyarakat dengan nama Masjid Raya Pekanbaru.

Mengunjungi Masjid Raya Senapelan di Kota Pekanbaru terbilang istimewa. Karena keberadaan masjid ini menjadi saksi sejarah perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura dan cikal bakal berdirinya Kota Pekanbaru. Dengan areal yang begitu luas dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, masjid ini juga dapat dijadikan sebagai tempat wisata religius dan wahana pendidikan Islam.

Di areal masjid terdapat sebuah sumur tua yang cukup dalam dan diyakini dapat menjadi penawar berbagai penyakit. Para pengunjung, baik dari mancanegara maupun domestik, senang berendam di sumur tersebut untuk melepaskan nazar. Bahkan air sumur tua tersebut dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan sanak saudara.

Disamping itu, pengunjung bisa berziarah ke makam pendiri Kota Pekanbaru, yaitu Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah yang bergelar Marhum Bukit. Di areal itu juga terdapat makam sultan keempat Siak, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah yang bergelar Marhum Pekan.

Masjid Raya Senapelan terletak di Jalan Masjid No. 13, Kampung Bandar, Desa Payung Sekaki, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia.

Masjid Raya Senapelan hanya berjarak sekitar 500 meter dari Pasar Bawah, pasar tertua di Kota Pekanbaru. Karena berada di pusat kota, Masjid Raya Senapelan dapat dijangkau dari segala penjuru Kota Pekanbaru.

Page 6: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

71 Kepariwisataan : Provinsi Riau

b. Istana Siak Sri Indrapura

Istana Kerajaan Siak adalah sebuah kerajaan Melayu Islam yang terbesar di Daerah Riau, mencapai masa jayanya pada abad ke 16 sampai abad ke 20. Dalam silsilah Sultan-sultan

Kerajaan Siak Sri Indrapura dimulai pada tahun 1725 dengan 12 sultan yang pernah bertahta. Kini, sebagai bukti sejarah atas kebesaran kerajaan Melayu Islam di Daerah Riau, dapat kita lihat peninggalan kerajaan berupa kompleks Istana Kerajaan Siak yang dibangun oleh Sultan

Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 dengan nama ASSIRAYATUL HASYIMIAH lengkap dengan peralatan kerajaan. Sekarang Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura dijadikan tempat penyimpanan benda-benda koleksi kerajaan antara lain : Kursi Singgasana kerajaan yang berbalut (sepuh) emas, Duplikat Mahkota Kerajaan, Brankas Kerajaan, Payung Kerajaan, Tombak Kerajaan, Komet sebagai barang langka dan menurut cerita hanya ada dua di dunia dan lain-lain. Di samping Istana kerajaan terdapat pula istana peraduan.

c. Candi Muara Takus Terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar atau

jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir sungai Kampar Kanan. Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter, diluar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampai ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan candi Tua, candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber

tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.Selain dari candi Tua, candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya. Kompleks candi Muara Takus, satu-

Page 7: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

72 Kepariwisataan : Provinsi Riau

satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat budhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Budha berkembang di kawasan ini beberapa abad yang silam. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad kesembilan dan sebagainya. Tapi jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan sejarah masa silam.

d. Benteng Tujuh Lapis Terletak di daerah Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. Benteng tanah yang dibuat masyarakat dalu-dalu pada zaman penjajahan Belanda atas petuah Tuanku Tambusai di atas bumbun tanah ditanam bambu atau aur berduri. Bekas benteng tersebut ditinggalkan Tuanku Tambusai pada tanggal 28 Desember 1839. Disekitar daerah dalu-dalu ini juga terdapat beberapa benteng-benteng yang disebut Kubu.

2. Wisata Alam a. Pantai Selat Baru

Pantai Selat Baru merupakan pantai terindah kedua di Bengkalis setelah Pantai Rupat Utara. Nama Pantai Selat Baru sendiri diambil dari nama desa dimana pantai ini berada, Desa Selat Baru, yang juga menjadi Ibukota Kecamatan Bantan. Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menjadikan pantai tersebut sebagai salah satu objek wisata andalan. Terbukti di kawasan itu digelar pesta pantai setiap tahunnya. Pada event tersebut diadakan berbagai perlombaan, seperti lomba perahu jong, gasing, dan layang-layang. Pengunjung juga dapat menyaksikan

berbagai atraksi kesenian dan budaya tradisional daerah setempat.

Pantai Selat Baru memiliki hamparan pantai yang landai dan berpasir halus sepanjang 2 kilometer dengan jarak sekitar 200 meter dari bibir pantai. Gelombang laut di pantai ini relatif stabil, tidak lebih dari 1 meter, kecuali pada musim angin utara. Dari tempat ini membias biru Gunung Ledang di negeri jiran, Malaysia. Konon, di gunung itulah Hang Tuah dan Hang Jebat berkelahi. Sambil menikmati desir angin dan riak gelombang laut dari Selat Malaka, kehadiran elang laut yang terbang sambil memangsa ikan di pinggir pantai, menjadi pemandangan menarik bagi pengunjung.

Terletak di Desa Selat Baru, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia.

Page 8: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

73 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Bagi wisatawan yang berada di Kota Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau, dapat menuju Pantai Selat baru dengan naik kapal feri mengarungi Sungai Siak menuju Pelabuhan Bengkalis. Setibanya di Bengkalis, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bus menuju Pantai Selat Baru. Pantai nan indah tersebut berjarak tujuh kilometer di sebelah utara Kota Bengkalis, Ibu Kota Kabupaten Bengkalis.

b. Air terjun Tujuh Tingkat Batang Koban

Air Terjun ini diberi nama Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban karena jatuhnya air melalui tebing yang bertingkat tujuh. Air terjun ini mengalir ke Sungai Kuantan yang memenuhi kebutuhan sebagian besar masyarakat daerah Kuantan Singingi.

Air Terjun ini mempunyai keunikan tersendiri karena merupakan air terjun yang bertingkat tujuh. Perjalanan yang ditempuh menuju lokasi memberi kesan tersendiri bagi para pengunjung. Di sebelah kanan dan kiri terdapat pemandangan alam yang sangat indah, bukit-bukit terjal dan hutan lindung yang

masih asli. Selain itu, di sepanjang jalan, para pengunjung dapat menyaksikan kera, burung dan binatang hutan lainnya, yang seolah-olah menyambut kedatangan para pengunjung.

Air terjun ini terletak di Kota Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.

Untuk sampai ke lokasi air terjun ini dapat ditempuh dengan kendaraan umum atau pribadi dari Teluk Kuantan menuju kecamatan Hulu Kuantan. Selanjutnya perjalanan ditempuh dengan menggunakan sampan bermesin (pompong) sejauh 4 km melalui aliran sungai.

c. Danau Napangga

Menurut legenda danau dengan luas sekitar 500 hektare ini pada zaman dahulunya merupakan tempat persinggahan raja. Tidak jauh dari kawasan ini tinggal masyarakat Bonai, salah satu suku asli penduduk yang tinggal di Rokan Hilir.

Pesona alamnya sangat indah dan air danaunya tenang membuat pengunjung geram untuk menceburkan diri ke dalamnya. Sangat cocok untuk melepaskan penat atau sekadar mencari inspirasi. Di dalam danau tersebut hidup spesies ikan Arwana Sumatera/Khayangan yang langka dan sangat mahal harganya. Di sana juga

terdapat sumber air panas. Pohon nyiur yang melambai dan pohon rimbun yang khas menambah asri suasana sekitar danau.

Danau Napangga terletak di hulu Sungai Kumuh, Desa Tanjung Medan, Kecamatan Tanah Putih/Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Indonesia.

Berjarak lebih kurang 72 kilo meter dari Ujung Tanjung, ibukota Kabupaten Rokan Hilir.

Page 9: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

74 Kepariwisataan : Provinsi Riau

d. Pantai Solop Pantai Solop merupakan salah satu

obyek wisata pantai yang banyak dikunjungi, khususnya pada saat Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Pemerintah setempat menjadikan pantai ini sebagai obyek wisata unggulan “Dondang Tandak”.

Kawasan Pantai ini setiap harinya dilalui oleh kapal ferry yang menghubungkan Pulau Batam dan Kabupaten Indragiri Hilir, termasuk Jambi dan Kuala Tungkal melalui Kuala Enok.

Pantai ini mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki pantai-pantai lain di dunia. Di sini terdapat kawasan rawa/lumpur yang berpasir putih yang terbentuk dari kulit kerang dan tumbuhan laut yang dibawa ombak ke tepi pantai. Keberadaan hutan mangrove yang mengelilingi Pantai Solop merupakan hutan bakau terindah di Indonesia. Keindahan Pantai ini bertambah karena terdapatnya pulau-pulau kecil di seberang pantai. Pada sore hari pengunjung dapat menyaksikan keindahan terbenamnya matahari (sunset).

Pantai ini terletak di Pulau Cawan, Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri Hilir. Letaknya sangat strategis yakni di jalur pelayaran Tembilahan-Pulau Batam

Dari Kota Tembilahan, untuk menuju lokasi ini, dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 90 menit, atau sekitar 20 menit dari Kecamatan Mandah.

e. Pantai Rupat Pulau Rupat adalah sebuah pulau yang berbatasan dengan Selat Malaka. Kawasan yang mempunyai luas 10.852,77 kilometer persegi itu,tepatnya berada di sebelah barat daya pulau Bengkalis,yang beribukota Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Pulau ini dibagi menjadi dua kecamatan,yaitu Rupat dan Rupat Utara Sebagai salah satu tempat wisata yang ada di negeri ini, Pulau Rupat akan di jadikan tempat wisata andalan di Riau. Hamparan pasir putih Pulau Rupat

ini yang panjangnya sekitar 15 kilometer dengan lebar 30 meter jika air laut surut dan 7 meter bila air pasang menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan objek wisata di Riau di satu sisi kelebihan dari pantai di pulau rupat ini adalah pantai pasir putih yang terpanjang di Indonesia ini.

Pulau Rupat yang terdapat di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau yang lokasinya berdekatan bahkan berbatasan langsung dengan negara jiran Malaysia danSingapura sangat potensial untuk pengembangan pariwisata. Pulau yang memiliki bentangan pantai pasir putih yang memanjang mengelilingi pulau ini dengan letaknya persis menghadap Selat Malaka dan dipisahkan oleh sebuah selat sempit yang ada di dumai.

Keragaman di pulau ini makin diperkaya oleh berbagai macam budaya tradisional masyarakat setempat yang sudah semakin langka ditemukan.Kondisi alam yang begitu indah dan alami dengan gaya hidup yang masih tradisional yang belum terlalu padat penduduknya ini masih terdapat suku Akit yang menjadi suku pribumi yang mendapat

Page 10: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

75 Kepariwisataan : Provinsi Riau

perlindungan dari pemerintah. Yang mana nantinya, budaya tradisional yang sudah mengakar di sini bisa di pertahankan bahkan dilestarikan sebagai ciri khas yang unik dalam kawasan berteknologi modern.

Kondisi angin dan gelombang laut yang mengalir begitu harmonis menjadikan Pulau Rupat Utara ini cocok untuk pengembangan wisata bahari. Sekadar berjemur atau berenang menikmati birunya laut tentu bukan halangan. Sambil menikmati keindahan itu, kita bisa pula menyalurkan hobi petualangan menyelam, memancing, berperahu, bahkan berselancar. Pantai yang datar dengan hamparan pasir putih yang bersih di atasnya bisa dipakai menjadi arena voli pantai yang strategis.Maka, di kala senja, saatnya sang mentari kembali ke peraduan, sayup-sayup terasa mentari menenggelamkan diri di perairan Selat Melaka yang persis berada di depan Pulau Rupat. Di situlah kita melihat betapa indahnya pantai ini di kala suasana “sunset”. kemilau air lautpun seakan berkaca-kaca dengan sinar keemasan mentari hal ini mengingatkan kita ke Pulau Dewata, Bali.

Terkadang hamparan pasir putih di pulau Rupat yang mempunyai keindahan tak terhingga seakan tak berpenghuni. Karna sedikitnya pengunjung yang datang. Namun di waktu-waktu tertentu, wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara ramai berkunjung ke tempat ini.karna di Pulau Rupat utara ini mempunyai tradisi yang sudah ada sejak dahulu, tradisi itu adalah tradisi menyambut bulan Safar.Tradisi mandi bersama yang kononnya untuk mensucikan diri. Tidak saja yang dari daerah setempat bahkan dari malaysia terkadang para wisatawan menyempatkan diri untuk hadir mengunjungi pulau ini. Bahkan tokoh-tokoh masyarakat-pun datang demi meramaikan acara ini.

Untuk kedepannya semoga pulau yang mempunyai daya jual ini bisa kita manfaatkan sebagai salah satu wadah pendapatan negara kita dan sekaligus bisa memperkenalkan kepada dunia bahwa kita juga bisa tampil yang bertaraf Internasional di bidang pariwisata.

f. Taman Rekereasi Stanum

Taman Rekreasi Stanum adalah salah satu objek wisata andalan Kabupaten Kampar. Taman ini ramai dikunjungi pada hari Minggu dan hari-hari libur lainnya. Di taman ini erdapat berbagai jenis bunga. Tempatnya menarik dan strategis karena berada di atas perbukitan yang berhawa sejuk dan pepohonan rindang dengan panorama alam yang indah. Dari taman tersebut pengunjung juga dapat melihat keindahan seantaro kota Bangkinang dan sekitarnya. Taman Rekreasi Stanum terletak di Kecamatan Bangkinang, Kabupaten

Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Berjarak sekitar 63 kilometer arah barat kota Pekanbaru. Sekitar 1 (satu) kilometer saja jaraknya dari kota Bangkinang, ibukota Kabupaten Kampar.

Page 11: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

76 Kepariwisataan : Provinsi Riau

g. Taman Nasional Tesso Nilo Taman Nasional ini diresmikan

pada tanggal 19 Juli 2004 dengan luas sekitar 38.576 hektar. Kawasan Tesso Nilo merupakan salah satu hutan dataran rendah terluas di Sumatera, serta merupakan habitat bagi tiga persen dari seluruh spesies mamalia di dunia.

Pada setiap hektar dari areal Taman Nasional Tesso Nilo terdapat 360 flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia. Taman

Nasional Tesso Nillo merupakan salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi kawasan konservasi dan tempat tinggal sekitar 60-80 ekor gajah. Pengunjung dapat menjelajahi seantaro hutan Tesso Nilo sambil duduk di atas gajah, atau ikut berpatroli bersama tim Flying Squad. Pengunjung yang ingin memacu andrenalinnya dapat turut serta secara langsung menggiring gajah-gajah liar ke habitatnya. Di areal hutan ini pengunjung dapat menjumpai jejak-jejak harimau Sumatera atau satwa liar lainnya, seperti tapir, beruang, macan dahan dan lainnya.

Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo terletak di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, Indonesia.

h. Pantai Pasir Panjang Kawasan Pantai Pasir Panjang terdiri dari kawasan Tanjung Medang, Teluk Rhu sampai

Tanjung Punak. Pemerintah Kabupaten Bengkalis berencana menjadikan Pantai Pasir Panjang sebagai salah satu Kawasan Wisata Utama 1 (KWU-1) yang akan dikembangkan.

Pasir pantainya berwarna putih dan bersih sehingga pengunjung nyaman untuk berjemur dan bermain volly pantai. Air lautnya sangat jernih, seolah mengajak para pengunjung untuk berenang, menyelam dan olah raga air. Sepanjang pantai 12 kilometer ini pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti berperahu dan berselancar. Pemandangan pulau-pulau sekitarnya, seperti Pulau Ketam, Pulau Mentete dan Pulau Baru dengan latar hutan pinus yang tertata rapi, menambah daya eksotik kawasan pantai ini. Pada siang hari, bila cuaca cerah,

pengunjung dapat melihat Malaysia dari kejauhan. Pada sore hari, jelang menyaksikan matahari tenggelam (sunset), pengunjung dapat melihat atraksi ikan terbang di bibir pantai sepanjang 12 (dua belas) kilometer ini. Bila malam hari cerah, pengunjung dapat menyaksikan kerlap-kerlip lampu kapal tangker dan kapal nelayan lalu lalang di Selat Malaka. Di sini pengunjung dapat melakukan transaksi menggunakan mata uang rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia.

Page 12: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

77 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Terdapat di Desa Teluk Rhu, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia.

Karena berhadapan langsung dengan Kota Dumai, pantai ini dapat diakses dengan mudah menggunakan alat transportasi laut seperti motor boat dari Kota Dumai dengan lama perjalanan sekitar 2 (dua) jam. Dari Pekanbaru pengunjung bisa naik kapal penumpang yang menyusuri Sungai Siak dan berhenti di Bengkalis. Kemudian dari Bengkalis, pengunjung bisa menyewa kapal kecil (speed boat) dengan harga sewa perhari sekitar 1 (satu) juta rupiah. Sesampainya di Pulau Rupat, terdapat dua pilihan, langsung ke Teluk Ruh dengan pesona pasir putihnya atau ke Pelabuhan Tanjung Medang, satu-satunya pelabuhan sekaligus pintu masuk utama ke kawasan tersebut. Bila memilih ke Teluk Ruh, pengunjung harus turun di tengah laut, dijemput dengan sampan atau berjalan menuju pantai dengan ketinggian air sepinggang. Jarak dari Teluk Rhu menuju Tanjung Medang ditempuh selama sekitar 15 (lima belas) menit dengan menyewa motor atau ojek.

i. Danau Taga Raja Danau Taga Raja Guntung memiliki luas sekitar 10

(sepuluh) hektare. Menurut cerita, dulunya lokasi tersebut dikenal dengan Kolam Raja karena merupakan tempat pemandian dan sumber air bersih bagi Kerajaan Kateman. Kawasan ini akan dijadikan sebagai kawasan sentra penyediaan air bersih dan kawasan wisata terpadu dengan luas kawasan sekitar 20 (dua puluh) hektare.

Danau Taga Raja Guntung terletak di desa Guntung, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, Indonesia. Dari kota Pekanbaru, ibukota

Provinsi Riau, sebaiknya pengunjung naik travel sampai kota Tembilahan dengan jarak tempuh lebih kurang 6 (enam) jam perjalanan. Kemudian dari Tembilahan, pengunjung bisa naik sampan bermotor (Pancung) menuju Danau Taga Raja Guntung.

j. Taman Alam Mayang

Taman Pemancingan Alam Mayang adalah salah satu objek wisata yang sangat populer dan favorit bagi penduduk Kota Pekanbaru dan sekitarnya. Taman pemancingan ini sangat ramai dikunjungi pada hari Minggu, Idul Fitri, tahun baru, Natal dan hari-hari libur lainnya.

Taman pemancingan yang luasnya mencapai 18.560 meter dan terbagi ke dalam tiga kolam ini dilatari oleh pepohonan yang rindang dan panorama perbukitan yang indah, sehingga membuat pengunjung betah bersantai bersama keluarga atau kolega. Hanya dengan membayar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah), pengunjung dapat memancing sepuasnya dan hasil tangkapannya berupa ikan gurami, ikan lemak, ikan nila dan sepat siam, boleh dibawah pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga. Lebih seru lagi, di tempat ini terdapat lokasi outbond. Bagi pengunjung yang bernyali ditantang untuk meluncurkan diri dari ketinggian dengan seutas tali atau berjalan di atas tali-tali yang diikat dari pohon ke pohon.

Page 13: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

78 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Taman Pemancingan Alam Mayang terletak di Jalan Harapan Raya / Jalan Imam Munandar KM. 8, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia.

Taman Pemancingan Alam Mayang berjarak sekitar 8 (delapan) kilometer dari Kota Pekanbaru. Mengunjungi taman pemancingan ini terbilang mudah karena berada di pinggir kota dan dilalui trayek angkutan kota hingga sore hari.

Untuk masuk ke lokasi yang dibuka dari pukul 08.00 sampai pukul 18.00 WIB ini, pengunjung dipungut biaya sebesar Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah) per orang.

k. Danau Zamrud

Danau Zamrud pada awalnya adalah dua danau yang berdampingan, yaitu Danau Pulau Besar dan Danau Bawah. Karena berada di Desa Zamrud, kedua danau ini lebih populer di

tengah masyarakat dengan nama Danau Zamrud. Sejak tanggal 25 November 1980, kawasan danau dan hutan yang memiliki pemandangan khas hutan rawa primer ini ditetapkan pemerintah sebagai kawasan suaka margasatwa. Belakangan ini warga masyarakat bersama pemerintah daerah setempat mengusulkan kawasan seluas 2.500 hektar tersebut dijadikan sebagai kawasan taman nasional.

Danau Zamrud memiliki panorama alam yang memikat dan

eksotik. Udaranya yang sejuk dan bersih, serta jauh dari hiruk pikuk penduduk dan kebisingan kota, dapat dijadikan sebagai tempat alternatif bagi pengunjung untuk melepas penat atau sekadar untuk mencari inspirasi. Keunggulan kawasan ini terletak pada perpaduan konsep Taman Nasional Ujungkulon di Provinsi Banten dan Danau Toba dengan Pulau Samosirnya yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Di kawasan ini masih ditemukan berbagai jenis satwa yang langka dijumpai di tempat lain, seperti ikan Arwana emas (schleropages formasus), ikan Balido, harimau Sumatera (pantheratigris sumatrensis), beruang merah (helarctos malayanus), serta beraneka jenis ular. Bahkan kicauan burung Serindit (loriculus galgulus), yang menjadi ikon Provinsi Riau, dapat ditemukan di kawasan ini. Bila melihat Danau Zamrud dari udara, pantulan air berwarna hitam yang berada di tengah hutan rawa dan sumur bor minyak bumi hampir menyerupai permata Zamrud. Pada sore hari, saat matahari mulai terbenam, para penghuni kawasan ini, seperti burung elang, kera dan bahkan harimau, mulai menampakan diri satu persatu.

Danau Zamrud terletak di Desa Zamrud, Kecamatan Siak Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia.

Dari Kota Pekanbaru, Danau Zamrud berjarak sekitar 180 kilometer. Bila lalu lintas tidak sedang ramai, dapat dijangkau sekitar tiga jam dari kota Pekanbaru dengan dengan menggunakan bus.

l. Air Terjun Tembulun Rusa Danau Zamrud pada awalnya adalah dua danau yang

berdampingan, yaitu Danau Pulau Besar dan Danau Bawah. Karena berada di Desa Zamrud, kedua danau ini lebih populer di tengah masyarakat dengan nama Danau Zamrud. Sejak tanggal 25 November 1980, kawasan danau dan hutan yang memiliki pemandangan khas hutan rawa primer ini ditetapkan pemerintah sebagai kawasan suaka margasatwa. Belakangan ini warga masyarakat bersama pemerintah daerah setempat mengusulkan kawasan seluas 2.500 hektar tersebut dijadikan sebagai kawasan taman nasional.

Page 14: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

79 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Danau Zamrud memiliki panorama alam yang memikat dan eksotik. Udaranya yang sejuk dan bersih, serta jauh dari hiruk pikuk penduduk dan kebisingan kota, dapat dijadikan sebagai tempat alternatif bagi pengunjung untuk melepas penat atau sekadar untuk mencari inspirasi. Keunggulan kawasan ini terletak pada perpaduan konsep Taman Nasional Ujungkulon di Provinsi Banten dan Danau Toba dengan Pulau Samosirnya yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Di kawasan ini masih ditemukan berbagai jenis satwa yang langka dijumpai di tempat lain, seperti ikan Arwana emas (schleropages formasus), ikan Balido, harimau Sumatera (pantheratigris sumatrensis), beruang merah (helarctos malayanus), serta beraneka jenis ular. Bahkan kicauan burung Serindit (loriculus galgulus), yang menjadi ikon Provinsi Riau, dapat ditemukan di kawasan ini. Bila melihat Danau Zamrud dari udara, pantulan air berwarna hitam yang berada di tengah hutan rawa dan sumur bor minyak bumi hampir menyerupai permata Zamrud. Pada sore hari, saat matahari mulai terbenam, para penghuni kawasan ini, seperti burung elang, kera dan bahkan harimau, mulai menampakan diri satu persatu.

Danau Zamrud terletak di Desa Zamrud, Kecamatan Siak Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia.

Dari Kota Pekanbaru, Danau Zamrud berjarak sekitar 180 kilometer. Bila lalu lintas tidak sedang ramai, dapat dijangkau sekitar tiga jam dari kota Pekanbaru dengan dengan menggunakan bus.

m. Danau Limbungan

Danau Limbungan pada awalnya hanyalah sebuah bendungan air untuk tujuan pengairan. Berhubung letaknya yang dikelilingi perbukitan dengan panorama alam yang indah, danau buatan ini dikembangkan menjadi objek wisata air bagi penduduk Kota Pekanbaru dan sekitarnya. Tempat ini ramai dikunjungi pada hari Minggu dan hari-hari libur lainnya.

Panorama alamnya indah dan berhawa sejuk membuat pengunjung nyaman dan damai berada di sana. Kerangka besi mirip jembatan gantung yang

terletak di atas danau menambah keindahan kawasan tersebut. Pengunjung dapat menggunakan perahu motor atau perahu kayuh untuk mengelilingi danau yang dikelilingi perbukitan hijau ini, sehingga sangat cocok sebagai salah satu tempat tujuan wisata tirta.

Danau Limbungan terletak di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia.

Dari Kota Pekanbaru, Danau Limbungan berjarak sekitar 15 kilometer yang dapat diakses dengan menggunakan bus atau sepeda motor dengan waktu tempuh sekitar 25 menit.

n. Danau Bakuok Danau Bakuok adalah bagian dari anak

Sungai Kampar yang mengelilingi sebuah delta yang hampir berbentuk sebuah pulau. Keliling danau mencapai hampir satu setengah kilometer. Air Danau Bakuok mengalir kembali ke Sungai Kampar. Danau yang berukuran lebih kurang 1.000 meter x 100 meter ini merupakan kawasan yang dilindungi hukum adat. Penduduk sekitar dilarang menangkap ikan kecuali pada musim mauwoo, yaitu tradisi menangkap ikan secara bersama-sama jelang datangnya bulan Ramadhan atau waktu perayaan HUT

Kemerdekan RI. Tradisi mauwoo adalah memanen ikan yang dibesarkan secara alamiah di Danau

Page 15: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

80 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Bakuok. Berbeda dengan tradisi lubuk larangan, seperti yang terdapat di Sumatera Barat dan Sumatera Utara, yang memanen ikan secara bersama-sama dan dibagi rata, ikan tangkapan mauwoo menjadi hak para penangkapnya. Dalam tradisi mauwoo terdapat prinsip, siapa yang banyak menangkap ikan dialah yang akan beruntung.

Danau Bakuok memiliki beragam jenis ikan, seperti patin, baung, dan ikan tawar lainnya. Selain itu, Danau Bakuok juga memiliki jenis fauna khasnya, yaitu ikan motan.

Danau Bakuok terletak di Desa Aur Sati, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia.

Lokasi Danau Bakuok berjarak sekitar 50 kilometer barat daya Kota Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau. Dari Kota Pekanbaru, wisatawan dapat mengunjungi Danau Bakuok dengan menggunakan bus.

o. Hutan Lindung Bukit Suligi Kawasan hutan lindung Bukit Suligi

merupakan hamparan hutan tropis basah, dengan luas areal sekitar 300 hektare. Hutan lindung ini merupakan salah satu surga alam terindah di daerah Riau Daratan dengan beraneka flora dan fauna langkanya. Disamping untuk rekreasi, kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi juga dijadikan tempat penelitian

biologi. Hutan Lindung Bukit Suligi sangat layak

untuk dikunjungi karena di lokasi tersebut terdapat berbagai objek wisata yang menarik. Untuk melepas penat setelah mengelilingi kawasan tersebut, pengunjung bisa berendam atau mandi di sumber mata air panas. Gua alamnya yang indah dan panorama air terjunnya yang rancak menambah daya eksotik kawasan ini. Pengunjung yang tertarik berpetualang, di kawasan ini pun terdapat jalan setapak yang berliku-liku sampai ke tengah hutan belantara. Pengunjung dapat mengarungi sungai-sungai kecil yang berkelok-kelok, seakan tak ada putus-putusnya itu, dengan kepuasan batin yang tak terkatakan bentuknya. Kawasan ini sangat potensial dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai objek wisata alam, wisata buru, camping ground, pembinaan cinta alam, penangkaran satwa tropical rain forest, hiking, rally, wisata tirta, fishing area dan taman hiburan.

Hutan Lindung Bukit Suligi terletak di Kecamatan Tandun dan Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia.

Hutan Lindung Bukit Suligi berjarak sekitar 139 kilometer dari Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau.

p. Pulau Jemur Pulau Jemur adalah salah satu dari

9 (sembilan) pulau yang termasuk dalam gugusan Pulau Arwah. Pulau lainnya adalah Pulau Tekong Mas, Pulau Tekong Simbat, Pulau Labuhan Bilik, Pulau Batu Adang, Pulau Pertandang, Pulau Batu Mandi dan Pulau Batu Belayar. Pada dekade 1960-an kepulauan 3 hektare ini menjadi penghasil ikan terbesar kedua di dunia, setelah Norwegia.

Pulau Jemur memiliki panorana alam yang indah sehingga pengunjung betah berlama-lama di

Page 16: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

81 Kepariwisataan : Provinsi Riau

sana. Pulau ini amat kaya dengan ragam ikan, satwa laut dan terumbu karang yang menggoda pengunjung untuk memancing dan menyelam. Di sana juga terdapat penyu hijau yang konon satu-satunya di Indonesia. Kecuali itu, Pulau Jemur memiliki potensi wisata lainnya, yaitu Goa Jepang, sisa benteng Jepang, menara suar, batu Panglima Layar, taman laut dan pantainya yang berpasir kuning keemasan. Sehingga, sangat cocok bila dikembangkan sebagai kawasan resort.

Pulau Jemur terletak di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Indonesia. Pulau tak berpenduduk ini berjarak lebih kurang 40 mil atau berjarak 72,4 kilometer dari Bagansiapiapi, ibukota Kabupaten Rokan Hilir.

q. Air terjun Guruh Gemurai Nama Guruh Gemurai berasal dari bahasa

daerah setempat. Guruh berarti gemuruh dari suara air terjun. Sedangkan Gemurai adalah suara percikan air yang berserakan. Jadi, Air Terjun Guruh Gemurai adalah air terjun yang curahan airnya bergemuruh. Kawasan ini merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Kuantan Singingi yang ramai dikunjungi pada hari-hari libur.

Air Terjun Guruh Gemurai terletak di Desa Kasang, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Indonesia.

Air Terjun Guruh Gemurai berjarak sekitar 25 kilometer dari Kabupaten Kuantan Singingi. Dari Teluk Kuantan, ibukota Kabupaten Kuantan Singingi, pengunjung naik bus menuju Lubuk Jambi, ibukota Kecamatan Kuantan Mudik. Sekitar 3 (tiga) kilometer dari Lubuk Jambi ke arah Kiliran Jao (Sumatera Barat), pengunjung akan menjumpai jalan mendaki. Sesekali di

daerah yang termasuk dalam kawasan Bukit Barisan ini, ditemui juga jalan berkelok-kelok. Air Terjun Guruh Gemurai terletak persis di tengah jalan mendaki yang dikelilingi bukit-bukit dan lurah-lurah tersebut.

r. Air Panas Pawan Kawasan Air Panas Pawan

merupakan salah satu objek wisata andalan di daerah Riau Daratan. Kawasan tersebut sangat ramai dikunjungi wisatawan pada hari Minggu dan pada hari-hari libur lainnya.

Objek wisata Air Panas Pawan sangat diminati wisatawan/pengunjung karena di lokasi tersebut terdapat dua sumber mata air dari gejala post vulkanik yang berbeda suhu panasnya. Air panas yang berlokasi di sisi kiri memiliki suhu 600 oC dengan debit air sekitar 7.200

mililiter per detik. Sedangkan suhu air panas sebelah kanan berkisar antara 480 oC sampai 580 oC dengan debit air sekitar 1.800 oC mililiter per detik.

Kemudian, air dari dua sumber tersebut disalurkan ke beberapa pancuran yang jatuh di tepi sungai kecil yang airnya dingin, bersih dan jernih dengan suhu berkisar antara 200-250 oC.

Pengunjung bisa melepas penat sehabis bekerja seharian dengan cara mandi atau berendam di air panas yang serasa memijit-mijit sekujur tubuh. Kawasan sekitarnya sangat asri, panorama alamnya indah, areal parkir dan areal campingnya (camping ground) luas, sehingga sangat cocok dijadikan sebagai salah satu objek wisata andalan bersama keluarga.

Page 17: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

82 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Objek wisata Air Panas Pawan terletak di Desa Pawan, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, Indonesia.

s. Taman Nasional Bukit Tigapuluh

Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) merupakan taman nasional yang terletak di perbatasan antara Propinsi Riau dan Propinsi Jambi. Dilihat dari jenisnya, TNBT adalah kawasan hutan tropis dataran rendah dengan ekosistem asli yang masih tersisa di Pulau Sumatra. Semula, kawasan TNBT merupakan hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Meskipun demikian, kondisi hutan dan kekayaan flora dan faunanya relatif masih terjaga.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 607/Kpts-II/2002 tanggal 21 Juni 2002, luas keseluruhan taman

nasional ini adalah 144.223 hektar, yang didominasi oleh kawasan perbukitan yang berjajar rapi di bagian timur Pulau Sumatra. Oleh WWF (World Wildlife Fund), TNBT dianggap sebagai kawasan yang memiliki keragaman flora dan fauna yang paling tinggi di Pulau Sumatra. Dengan potensinya tersebut, Departemen Kehutanan RI menetapkan taman nasional ini sebagai kawasan konservasi bagi flora dan fauna langka. Selain itu, TNBT juga berfungsi sebagai pengendali hidrologi bagi Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Indragiri dan Batanghari.

Taman Nasional Bukit Tigapuluh menyimpan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa. Di dalamnya terdapat sekitar 660 spesies tumbuh-tumbuhan, 246 di antaranya adalah tumbuhan obat-obatan yang sering dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Sebanyak 550 spesies merupakan spesies langka yang sudah didata, dikumpulkan, dan dipelihara. Adapun jenis spesies langka tersebut di antaranya adalah cendawan muka rimau (rafflessia hasselti), jernang (daemonorops draco), pulai (alstonia scholaris), getah merah (palaguyum sopi), jelutung (dyeracosculata), dan lain-lain.

Selain itu, di kawasan taman nasional ini juga terdapat pohon nibung (oncosperma tigilarium), sejenis palem liar, mirip pohon pinang, yang secara spesifik tergolong dari suku palmae. Pohon ini tumbuh secara berumpun, berbatang lurus, yang memiliki ketinggian mencapai 20—30 meter. Habitat tumbuhan jenis ini adalah di hutan-hutan pantai, air payau, dan berkembang secara alami. Bagi masyarakat Riau, pohon nibung memiliki makna tersendiri, yaitu sebagai simbol semangat persatuan dan persaudaraan masyarakat Riau. Oleh Pemerintah Propinsi Riau, pohon ini kemudian dijadikan sebagai maskot Propinsi Riau.

Dilihat dari kekayaan faunanya, TNBT memiliki kurang lebih 59 spesies mamalia, 8 di antaranya adalah jenis primata. TNBT adalah habitat alami bagi harimau sumatra (patheratigris sumatraensis), gajah sumatra (elephus maximus), macan dahan (neofelix nebulasa), serta tapir melayu (tapirus indicus). Sedangkan hewan dari jenis primata yang masih mudah dijumpai di kawasan taman nasional ini adalah siamang (hylobates sydactylus), lutung (presbytis cristata), dan kera jambul (presbytis melalophus) yang memiliki tingkah laku aneh, yaitu sering mengeluarkan suara keras menjerit-jerit sambil bergelantungan dari pohon ke pohon berkejar-kejaran dengan sejenisnya.

Lebatnya pepohonan di kawasan TNBT juga merupakan habitat yang cocok bagi berbagai jenis burung. Beberapa jenis burung yang masih sering dijumpai adalah burung

Page 18: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

83 Kepariwisataan : Provinsi Riau

rangkong perut (antharacoceros convexus), elang (spizateus nanus), burung raja udang, dan burung serindit (loriculus galgolus). Di antara burung-burung tersebut, barangkali yang paling unik dan susah dijumpai di tempat-tempat lain adalah burung serindit. Burung yang terbilang mungil dengan panjang tubuh sekitar 12 cm ini memiliki bulu berwarna-warni yang sangat indah. Bulu kepalanya berwarna hijau terang, dan di atas kepala terdapat jambul berwarna biru. Burung ini memiliki bentuk paruh melengkung dan berwarna hitam pekat. Burung yang memiliki mata bulat berwarna kuning ini adalah burung hutan, yang hidup berkelompok dan berpasang-pasangan. Bagi masyarakat Riau, burung yang sangat lincah dan berani ini adalah lambang dari sifat positif, seperti kebijaksanaan, keberanian, kesetiaan, kerendahan hati, dan kearifan. Untuk itu, burung ini juga ditetapkan sebagai maskot Propinsi Riau, selain pohon nibung.

Keistimewaan lainnya dari kawasan TNBT adalah sebagai tempat tinggal Suku Talang Mamak dan Suku Kubu, dua suku yang dianggap sebagai keturunan ras Proto-Melayu. Menurut data yang dikeluarkan Pemerintah Propinsi Riau pada tahun 2001, jumlah orang Talang Mamak terbilang sangat sedikit, yaitu hanya 164 jiwa, yang tersebar di dusun-dusun seperti Rantaulangsat, Airbaubau, Nanusan, dan Siamang. Sedangkan jumlah Suku Kubu sampai saat ini belum diketahui secara pasti, karena hidupnya yang berpindah-pindah dan berpencar-pencar.

Kehidupan suku-suku asli dikawasan TNBT merupakan daya tarik pariwisata tersendiri. Suku-suku tersebut merupakan fenomena eko-budaya yang menarik untuk dipelajari, terutama bagaimana cara mereka berinteraksi dengan alam. Suku-suku tersebut sangat tergantung dengan hutan, sehingga hutan bagi mereka adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka. Dilihat dari cara mereka berinteraksi dengan alam, suku-suku asli tersebut sangat ramah terhadap ekosistem hutan.

Mereka tidak eksploitatif terhadap sumber daya hutan, dan tahu persis kapan saat yang tepat untuk memanfaatkan hasil hutan, seperti memetik buah, mengambil rotan, dan memanen madu. Untuk membuka lahan baru, mereka juga tidak sembarangan menebang pohon di hutan. Ada pohon-pohon tertentu yang tidak boleh ditebang, dan ada tata-cara tersendiri untuk menebangnya. Kearifan tersebut telah diwariskan secara turun-temurun.

Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh terletak di dua propinsi, yaitu Propinsi Riau dan Propinsi Jambi. Kawasan yang tercakup dalam Propinsi Riau terdapat di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Indragiri Hilir. Sedangkan kawasan yang tercakup dalam Propinsi Jambi terletak di Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

3. Wisata Budaya a. Pacu Jalur

Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur. Upacara adat khas daerah Kuansing ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali untuk merayakan Hari Kemerdekaan

Page 19: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

84 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23—26 Agustus. Panjang perahu/jalur yang digunakan dalam lomba ini berkisar antara 25—40 meter dengan jumlah atlet 40—60 orang tiap perahu. Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Konon, kegiatan lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. Perahu atau jalur, dahulu, sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi atau pun hasil hutan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur. Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina. Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada awalnya, kegiatan Pacu Jalur hanya diikuti oleh segelintir masyarakat di sekitar daerah Kuantan Singingi. Namun, dalam perkembangannya, kegiatan ini banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu, saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah ditetapkan masuk ke dalam Kalender Pariwisata Nasional (Major Event).

Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita, bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi acara tersebut.

Selain sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festival Pacu Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan magis ini dapat dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga acara perlombaan dimulai, yang selalu diiringi

oleh ritual-ritual magis. Pacu Jalur dengan demikian merupakan adu/unjuk kekuatan spiritual antar-dukun jalur. Selain perlombaan, dalam pesta rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan

Page 20: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

85 Kepariwisataan : Provinsi Riau

lainnya, di antaranya Pekan Raya, Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan pementasan kesenian tradisional lainnya dari kabupaten/kota di Riau.

Para wisatawan yang berkunjung ke festival ini juga dapat mengunjungi obyek-obyek wisata lainnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi penyelenggaraan acara ini, seperti Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Desa Lubuk Ambacang, dan Desa Wisata Sentajo yang menyimpan warisan rumat adat tradisional zaman dahulu.

Pacu Jalur diselenggarakan di pinggir Sungai Kuantan (Teluk Kuantan) yang juga terkenal dengan nama Tepian Narosa di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia.

Lokasi Pacu Jalur yang berada di Tepian Narosa berjarak kira-kira 150 km dari Kota Pekanbaru ke arah selatan. Dengan menggunakan kendaraan pribadi roda empat, para wisatawan yang ingin menyaksikan event besar ini, cukup menempuh perjalanan sekitar tiga setengah jam dari Kota Pekanbaru. Alernatif lain untuk menuju lokasi acara pesta rakyat ini adalah menggunakan transportasi umum yang tersedia dari Kota Pekanbaru menuju Kota Kuantan Singingi. Namun, karena belum tersedia angkutan dalam kota di Kabupaten Kuantan Singingi, pengujung disarankan untuk menggunakan jasa ojek dan mobil pick up menuju lokasi pertunjukan.

b. Tradisi Bakar Tongkang Ritual Bakar Tongkang/Perahu (go ge cap lak) merupakan salah satu wisata

budaya tahunan yang menjadi andalan

Kabupaten Rokan Hilir dan Provinsi Riau.

Bahkan telah masuk dalam agenda kunjungan wisata Indonesa 2008. Ritual

khas warga keturunan Tionghoa Bagan

Siapiapi ini digelar setiap tanggal 15 dan 16, bulan kelima Imlek menurut hitungan

kalender Cina.

Sehari sebelum ritual digelar,

tongkang bersama dengan replikanya yang terbuat dari kertas diarak beramai-ramai

menuju klenteng tertua di Bagan Siapiapi

untuk diinapkan semalam. Keesokkan harinya, tongkang dibakar beramai-ramai di lapangan terbuka.

Bagi sebagian orang,

ritual tersebut digunakan untuk melihat peruntungan bisnis pada

tahun berikutnya. Bila tiang

tongkang sesudah prosesi pembakaran menghadap ke

laut, maka bisnis lebih banyak

diarahkan ke laut. Sebaliknya,

bila menghadap ke darat, maka bisnis lebih banyak difokuskan

ke darat. Ada yang berpendapat

bahwa ritual bakar tongkang adalah ekspresi rasa syukur

kepada dewa-dewa yang telah

melimpahkan kebaikan. Pendapat lain mengatakan

bahwa ritual itu merupakan

ekspresi keteguhan hati menjadikan daerah tempatan sebagai tanah air sekaligus bentuk penegasan diri untuk tidak kembali lagi ke tanah asal leluhur.

Ritual Bakar Tongkang di Kota Bagan Siapiapi sangat unik dan

merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia. Pengunjung dapat menyaksikan

berbagai atraksi yang kental dengan pernak-pernik etnis Tionghoa. Dalam acara tersebut, pengunjung dapat menyaksikan tari barongsai, opera, tari-tari tradisional

khas keturunan Tionghoa, dan pertunjukan musik modern dengan

Page 21: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

86 Kepariwisataan : Provinsi Riau

mendatangkan artis-artis terkenal dari ibukota, bahkan ada yang didatangkan dari

luar negeri. Ritual Bakar Tongkang terdapat di Kota Bagan Siapiapi, Kabupaten Rokan

Hilir, Provinsi Riau, Indonesia. Kota Bagan Siapiapi berjarak sekitar 300 kilometer arah

utara Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau.

c. Perahu Baganduang Festival Perahu Baganduang

merupakan sebuah atraksi budaya

khas masyarakat Kuantan Mudik

berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan

warna-warni yang menarik. Festival

menghias sampan tradisional ini diselenggarakan pada saat

memasuki Hari Raya Idulfitri. Perahu

baganduang mempunyai arti dua atau tiga perahu yang

dirangkai/diikat menjadi satu

(diganduang) menggunakan bambu dan dihiasi oleh berbagai simbol adat

yang berwarna-warni. Tiap desa

yang ada di daerah Kuantan Mudik

dalam festival ini biasanya mengirimkan perwakilan perahunya untuk dinilai. Dewan jurinya terdiri dari tokoh adat dan ninik mamak yang akan menilai keindahan dan

kelengkapan adat yang ada pada perahu peserta. Perahu peserta yang memiliki

kriteria lebih, dari sisi keindahan dan adat, akan ditetapkan sebagai pemenang. Festival yang merupakan simbol adat masyarakat Kuantan ini sebenarnya

memiliki sejarah panjang. Konon, tradisi berlayar dengan perahu baganduang telah

ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Lambat laun tradisi berlayar ini kemudian dipakai untuk

mengantar air jeruk (limau) oleh menantu ke rumah mertua dalam tradisi menyambut

Hari Raya Idulfitri. Dalam tradisi masyarakat Kuantan, memang terdapat kebiasaan ritual mandi jeruk (mandi balimau), sebagai simbol perbersihan diri pada pagi hari

menjelang Hari Raya Idulfitri. Nah, kebiasaan menggunakan perahu tersebut dirawat

dan dipelihara masyarakat setempat dan kini diwujudkan melalui Festival Perahu

Baganduang. Festival Perahu Baganduang merupakan acara lomba yang terbilang ramai dan

sekaligus merupakan ritual

yang mencerminkan kebesaran adat masyarakat Kuantan. Hal

ini misalnya dapat dilihat dari

antusiasme kedatangan masyarakat Kuantan serta

pernak-pernik hiasan perahu

yang digunakan dalam festival ini. Wisatawan yang berkunjung

ke festival ini dapat

menyaksikan parade perahu yang di atasnya dibangun

rumah-rumahan yang dihiasi

dengan berbagai simbol adat

yang berwarna-warni, yang sering dinamakan oleh

masyarakat setempat dengan nama gulang-gulang. Rumah-rumahan yang dibangun di

atas perahu tersebut juga dilengkapi dengan umbul-umbul dan peralatan pusaka tradisional yang ikut menambah cita rasa tersendiri bagi perayaan festival ini.

Bagi wisatawan yang menyaksikan Festival Perahu Baganduang ini juga dapat

mengunjungi obyek wisata lain yang tak seberapa jauh dari lokasi penyelenggaraan, seperti Air Terjun Guruh Gemurai dan air terjun lainnya di Desa Cengar.

Page 22: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

87 Kepariwisataan : Provinsi Riau

Festival Perahu Baganduang diadakan di Sungai Kuantan, Kecamatan Kuantan

Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia. Kecamatan Kuantan Mudik, tempat berlangsungnya Festival Perahu

Baganduang, berjarak sekitar 21 km dari Kota Teluk Kuantan. Untuk menuju Kota

Teluk Kuantan wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi/umum dari Kota Pekanbaru. Jarak antara Kota Teluk Kuantan dan Kota Pekanbaru kurang lebih 150 km

dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar tiga jam. Setelah tiba di Kota Teluk

Kuantan, wisatawan dapat menggunakan jalur darat menuju Kuantan Mudik, tempat

berlangsungnya Festival Perahu Baganduang.

d. Ritual Petang Megang Hampir setiap masyarakat memiliki hari-hari atau bulan-bulan tertentu yang

dimuliakan dan disucikan. Sebagai bentuk penghormatan terhadap hari-hari atau

bulan-bulan tersebut, masyarakat biasanya menggelar ritual atau upacara khusus untuk menyambut kedatangannya. Pada umumnya ritual tersebut digelar di masjid,

kuil, makam, gunung, sungai, laut, dan lain sebagainya.

Bagi umat Islam, bulan Ramadhan merupakan

salah satu bulan yang

dimuliakan. Oleh sebab itu, kedatangannya senantiasa

dinanti-nantikan dan

disambut dengan penuh

sukacita. Masyarakat Kota Pekanbaru, Provinsi Riau,

misalnya, menyambut

kedatangan bulan suci ini dengan menggelar ritual

Petang Megang yang

dipusatkan di tepian Sungai Siak sehari sebelum

memasuki bulan suci

Ramadhan. Masyarakat yang bermukim di Riau Daratan

menyebut ritual ini dengan

nama Balimau Kasai, sedangkan masyarakat Riau Kepulauan mengenalnya dengan

nama Mandi Balimau. Istilah Petang Megang terdiri dari dua kata, yaitu “petang” dan “megang”.

“Petang” artinya sore, merujuk pada pelaksanaan ritual tersebut yang digelar pada

sore hari. Sedangkan “megang” berarti memegang sesuatu atau ungkapan untuk memulai sesuatu. Biasanya, seseorang akan memegang sesuatu atau benda tertentu

sebagai tanda dimulainya ritual dan upacara.

Meskipun telah berurat-berakar dan senantiasa diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, ritual ini pernah vakum digelar beberapa waktu. Namun pada

tahun 1997, Pemerintah Kota Pekanbaru bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan,

Kesenian, dan Pariwisata Kota Pekanbaru, berinisiatif menggelar kembali ritual ini. Bahkan belakangan ini, Pemerintah Kota Pekanbaru berupaya sekuat tenaga agar

ritual ini masuk sebagai salah satu event pariwisata tingkat nasional.

Prosesi ritual Petang Megang diawali dengan melaksanakan shalat Ashar berjamaah di Masjid Raya Senapelan (Masjid Raya Pekanbaru). Acara kemudian

dilanjutkan dengan berziarah ke makam pendiri Kota Pekanbaru, Sultan Muhammad

Ali Abdul Jalil Muazzam Syah atau yang lebih populer dengan sebutan Marhum Pekan.

Makam sultan kelima Kerajaan Siak Sri Inderapura (1780-1782 M) ini terletak di sebelah kanan Masjid Raya Senapelan.

Selesai berziarah, masyarakat Kota Pekanbaru dan sekitarnya yang dipimpin

oleh Gubernur Riau dan Walikota Pekanbaru, lalu berbondong-bondong menuju tepian Sungai Siak dengan berjalan kaki sekitar 1,6 kilometer. Di antara arak-arakan yang

dimeriahkan dengan iringan musik kompang (salah satu alat kesenian Melayu Riau)

itu, terdapat barisan ibu-ibu yang menjunjung pulut (kepok) yang diletakkan di atas talam atau baki. Pulut adalah sejenis penganan yang terbuat dari beras ketan yang

Page 23: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

88 Kepariwisataan : Provinsi Riau

terdiri dari warna putih, kuning, dan hitam. Dalam ritual ini, penganan tersebut dibuat

empat tingkat dengan ketinggian mencapai tiga meter. Biasanya, penganan ini juga dilengkapi dengan hiasan 1.000 butir telur.

Sesampainya di Sungai Siak, persisnya di bawah Jembatan Siak I (Jembatan

Leighton) yang berada di Jalan Yos Sudarso, Kota Pekanbaru, diadakan berbagai kegiatan dan perlombaan. Acara berikutnya adalah mendengarkan kata sambutan

Gubernur Riau dan ceramah agama dari seorang ulama. Setelah itu, Gubernur Riau

mengambil ramuan “air limau” yang terdiri dari tujuh jenis tumbuh-tumbuhan, yakni

serai wangi (cymbopogon nardus), daun pandan (pandanaceae), daun limau timun/limau pagar (fortunella polyandra), akar siak-siak (daniella ensifolia), daun

nilam (pogostemon cablin benth), daun seman, dan mayang pinang. Ramuan tersebut

kemudian disiramkan kepada beberapa orang sebagai perwakilan warga. Mandi bersama di tepian Sungai Siak merupakan acara puncak dan sekaligus akhir dari

rangkaian prosesi ritual Petang Megang.

Sebagai sebuah peristiwa budaya Melayu, ritual Petang Megang sarat dengan kandungan nilai-nilai agama dan kultural karena ritual Petang Megang merupakan

ekspresi rasa syukur masyarakat Kota Pekanbaru dan sekitarnya kepada Allah SWT

atas kedatangan bulan suci Ramadhan. Yang menarik dalam

ritual ini adalah digelarnya kegiatan

keagamaan dalam nuansa kebersamaan, seperti shalat bersama

di Masjid Raya Senapelan, berziarah

ke makam pendiri Kota Pekanbaru,

berjalan beriringan menuju Sungai Siak, dan mandi bersama di tepian

Sungai Siak. Dalam rangkaian prosesi

ritual Petang Megang, tidak saja terlihat meleburnya masyarakat Kota

Pekanbaru yang heterogen, antara

orang kaya dengan orang miskin dan antara pemimpin dengan rakyat

biasa, tapi juga menyatunya nilai-

nilai agama dan kultural dalam satu event. Hal lain yang menarik adalah arak-arakan masyarakat memakai pakaian adat

Melayu Riau dan barisan ibu-ibu yang membawa makanan tradisional setempat

sepanjang jalan menuju tepian Sungai Siak. Hal ini mengindikasikan, meskipun hidup

di era globalisasi, masyarakat Kota Pekanbaru dan sekitarnya tetap punya keinginan yang kuat untuk

senantiasa melestarikan khazanah tradisi nenek

moyangnya. Berbagai kegiatan dan perlombaan yang

digelar dalam rangka untuk memeriahkan ritual

Petang Megang, seperti penampilan tari-tarian dan lagu-lagu Melayu di atas panggung terbuka,

perlombaan perahu hias, dan menangkap itik dari

atas perahu, juga menjadi daya tarik pelancong ketika mengikuti prosesi ritual ini.

Ritual Petang Megang dipusatkan di tepian

Sungai Siak, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia.

Dari Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau,

wisatawan dapat mencapai lokasi ritual Petang

Megang di tepian Sungai Siak dengan naik oplet, ojek, atau taksi.

Masyarakat ataupun wisatawan yang ingin menyaksikan ritual Petang Megang

tidak dipungut biaya.

Page 24: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

89 Kepariwisataan : Provinsi Riau

4. Wisata Kuliner

a. Gulai Ikan Patin

Bila Anda berkunjung ke Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau, jangan

lupa menikmati salah satu menu andalan

daerah yang dikenal dengan Bumi Melayu ini, yaitu gulai ikan patin. Karena, gulai

ikan patin telah menjadi ikon wisata

kuliner bagi kota yang juga dijuluki

dengan Kota Bertuah ini, di samping gulai ikan baung tentunya. Oleh sebab

itu, hampir setiap warung, rumah makan,

dan restoran yang terdapat di Kota Pekanbaru selalu menyajikan gulai ikan

patin sebagai menu utama.

Bila dicermati secara seksama, masuk akal kiranya mengapa ikan patin

(pangasius hipothalmus) dan ikan baung

(mystus nemurus) menjadi menu andalan wisata kuliner Kota Pekanbaru.

Secara geografis, Kota Pekanbaru diapit

oleh empat buah sungai besar, yaitu

Sungai Siak, Sungai Indragiri, Sungai Kampar, dan Sungai Rokan. Keberadaan

sungai-sungai tersebut memungkinkan

ikan patin dan ikan baung dapat berkembang dengan baik, apalagi kedua jenis ikan tersebut merupakan spesies ikan air tawar yang biasa hidup di kolam atau sungai.

Meskipun gulai ikan patin sangat terkenal di Kota Pekanbaru, ternyata tidak

semua penduduk kota tersebut menyukainya. Sebagian masyarakat menganggap ikan patin merupakan leluhur atau bagian dari keluarganya. Hal ini berkaitan dengan

sebuah cerita rakyat yang sangat populer di daerah tersebut, yaitu legenda ikan patin,

dengan Awang Gading, Dayang Kumunah, dan Awangku Usop sebagai tokoh utamanya.

Kekhasan gulai ikan patin terletak pada kuahnya yang kuning pekat dipadukan

dengan potongan-potongan ikan patin yang berukuran besar. Aroma daging ikan patin yang khas berbaur dengan aroma bumbu “menyerbu” indera penciuman, menggoda

pengunjung untuk segera menyantapnya. Dagingnya yang empuk dan resapan

bumbunya yang terasa di lidah menambah daya tarik menu ini.

Hal lain yang membedakan gulai ikan patin Kota Pekanbaru dengan gulai ikan patin yang terdapat di daerah lain di Nusantara adalah campuran bunga

kecombrang/bunga kincung (nicolaia speciosa/torch ginger). Bunga kecombrang

dimasukkan ke dalam kuah dan dimasak hingga layu. Selain berfungsi sebagai sayuran yang memberi kesan

lebih segar pada masakan,

bunga kecombrang juga berfungsi sebagai penyedap

rasa gulai ikan patin.

Menu yang biasa disantap pada waktu makan

siang dan makan malam ini

akan terasa lebih spesial

apabila disandingkan dengan menu pendamping lainnya di

atas meja, seperti sambal

jengkol, daun singkong rebus, ikan asin, gulai udang, dan lain

sebagainya. Menyeruput

minuman khas daerah ini di sela-sela makan, seperti

laksamana mengamuk, lancang

Page 25: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

90 Kepariwisataan : Provinsi Riau

kuning, air mata pengantin, atau jus jagung, melengkapi kepuasan Anda menikmati

gulai ikan patin. Sedangkan bagi Anda yang ingin mencicipi masakan ikan patin berkuah

dengan rasa yang berbeda, dapat mencoba asam pedas (sampadeh) ikan patin.

Berbeda dengan gulai ikan patin yang terasa lekat di lidah karena kuahnya yang kuning dan kental, asam pedas ikan patin dengan kuahnya yang bagai “semburat

merah” itu menawarkan rasa yang lebih segar dan pedas ketika disantap.

Bagi wisatawan yang berada di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, dapat dengan

mudah menemukan warung-warung, rumah makan, dan restoran yang menyediakan gulai ikan patin, seperti di kawasan sekitar Arengka, Simpang Tiga (dekat Bandara

Sultan Syarif Kasim II), Jalan Sudirman, dan Jembatan Leighton (Jembatan Siak

I). Harga seporsi gulai ikan patin berkisar antara Rp 40.000-Rp 60.000.

5. Wisata Olahraga a. Permainan Gasing

Gasing adalah permainan rakyat Melayu yang memiliki

keragaman asal usul, di antaranya

(1) Diinspirasikan dari penemuan

buah perepat (sonneratia alba) yang memiliki struktur bulat pipih, licin dan

mudah diputar di atas lantai yang

datar. Kemudian, struktur buah perepat ini diadaptasikan dengan

menggunakan kayu yang lunak agar

mudah dibentuk. (2) Permainan gasing diinspirasikan dari permainan

“adu telur” yang dimainkan anak-

anak dengan cara diputar dan diadu antara satu dengan lainnya. Cara ini akhirnya diadaptasikan pula pada kayu yang

dibentuk seperti telur, di bawahnya ditancapkan paksi (sejenis besi berukuran kecil

seperti paku yang runcing) agar dapat diputar lama dan seimbang di atas lantai. (3)

Ada pula yang berpendapat bahwa permainan gasing terinspirasi dari salah satu jenis alat perburuan yang berbentuk bulat dan pipih. Alat tersebut diikat dengan tali, lalu

dilempar ke arah sasaran buruan, kemudian ditarik lagi. Ketika dilemparkan, alat

tersebut berputar dengan kencang sebelum mengena sasarannya. Alat ini banyak diminati oleh para pemburu, karena sangat akurat mengenai sasaran buruan.

Semenjak itu, perburuan selalu dilengkapi dengan alat ini sehingga menjadi bagian

tak terpisahkan dari kehidupan para pemburu. Rupanya cara seperti ini

memberikan inspirasi kepada para

pemburu untuk membuat sejenis permainan yang pada saat itu sekedar

mengisi waktu luang. Permainan ini

cukup mengasyikkan dan terus

berkembang, hingga akhirnya menjadi salah satu permainan rakyat yang

dikenal dengan permainan gasing.

Dengan demikian, struktur gasing tidak terlepas dari hal di atas, bulat

pipih, bulat telur dan mudah diputar di

atas lantai yang datar. Gasing dibuat dari kayu

dengan ukuran yang sudah

ditentukan, dibentuk bulat sehingga memiliki tiga bagian penting: kepala,

badan dan buritan gasing. Di bagian

bawah kepala gasing dibuat sedikit

Page 26: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

91 Kepariwisataan : Provinsi Riau

lekukan (dikenal juga dengan leher gasing) yang berfungsi sebagai tempat melilit tali

gasing, karena gasing ini diputar dengan tali. Di bagian buritan diberi paksi untuk menjaga keseimbangan ketika diputar di atas lantai. Jenis kayu yang digunakan untuk

membuat gasing ini antara lain merbau (sympetalandra borneensis.), leban tanduk

(vitex quinta), jeruk, bakau, kempas, sepan (gymnopetalum cochinchinensis), keranji (cynoptera polyandra), manggis, jambu batu, ciku (achras zapota) dan kayu asam

jawa. Selain itu, gasing juga dibuat dari pelastik atau bahan-bahan lainya. Permainan

gasing ini juga populer di berbagai daerah kawasan Melayu, seperti Indonesia,

Malaysia, Brunei, Singapura maupun negara lainnya. Ada beberapa jenis gasing yang berkembang dari masa ke masa, antara lain:

Gasing uri yang berbentuk rendah dan agak pipih, beratnya 6 Kg dengan

diameter 60 cm dan tinggi 8 cm. Jenis gasing ini cukup terkenal di Kelantan, Malaysia. Biasanya dibingkai dengan timah, besi atau plumbum (zat logam

berwarna putih kebiru-biruan). Jika bahan dasar gasing ini dibingkai dengan

timah, maka gasing tersebut digunakan untuk pemutaran saja, tetapi jika bahan dasar gasing menggunakan bingkai besi, maka gasing tersebut digunakan untuk

permainan pangkah-memangkah. Gasing kuno yang berbentuk sederhana dan berimbang, beratnya 0.6 kg dengan

diameter 30 cm dan tinggi 8 cm. Jenis gasing ini dapat ditemukan di beberarapa daerah di Malasia, seperti Terengganu, Pahang, Kedah, Selangor, Johor dan

Kelantan. Struktur gasing ini merupakan bentuk lama seperti buah perepat yang

hanya digunakan untuk permainan pangkah- memangkah dan terbuat dari kayu merbau, keranji atau meranti.

Gasing gaba yang berbentuk seperti telur dengan bobot beratnya 0.6 kg dengan

diameter 38 cm dan tinggi 20 cm, dikenal juga dengan gasing wang seringgit. Jenis gasing ini dapat ditemukan di daerah-daerah Pahang, Kelantan, Perlis,

Negeri Sembilan, Malaka dan Selangor. Gasing jantung. Sesuai dengan sebutannya, gasing ini berbentuk seperti jantung

dengan bobot beratnya 0.25 kg yang berdiameter 20 cm dan tinggi 12 cm. Selain di daerah Kelantan, gasing ini ditemukan juga di daerah Kedah, Pahang,

Perak, Negeri Sembilan dan Sarawak, Malaysia. Gasing yang dikenal juga

dengan gasing lundu ini dibuat dari jenis kayu merbau untuk daerah Kelantan, sementara di daerah lain, gasing ini dibuat dari kayu melawis (ramin: gonystylus

bancanus), mengaris dan saga (ormosia parviflora). Gasing tanjung yang tinggi dan berimbang, bobot beratnya 0.6 kg dengan

diameter 30 cm dan tinggi 10 cm. Gasing ini dimainkan oleh orang-orang dari

Muar, Johor Malaysia sebagai gasing pemangkah. Bahan dasar gasing ini adalah

kayu keranji, kempas, cengal dan merbau.

Gasing yang merupakan salah satu permainan tertua dalam masyarakat

Melayu ini pada awalnya dimainkan oleh laki-laki, baik yang tua ataupun yang muda,

bahkan anak-anak hanya untuk hiburan semata. Biasanya, gasing dimainkan di atas

paduk, yakni papan tempat memutar gasing dengan ukuran panjang dan lebarnya 1.30 cm x 60 cm dan ketebalan papan antara 3 cm – 5 cm. Gasing ini bisa juga

dimainkan di atas tanah yang

memiliki struktur keras, sehingga tidak mudah

berlubang ketika gasing diputar.

Berdasarkan Peraturan Permainan Gasing yang

dikeluarkan oleh Asean Gasing

Asociation (AGA) pada tahun 2003 yang lalu, ada beberapa

aspek yang berkaitan dengan

aturan permainan gasing ini, di

antaranya: jumlah pemain, jenis permainan dan jenis

gasing.

Berdasarkan jumlah,

Page 27: PETA - Usaha Jasa Pariwisata - Home pageujp.ucoz.com/4-PROVINSI_RIAU.pdf · yang cukup panjang, ... Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi ... Disamping itu

92 Kepariwisataan : Provinsi Riau

permainan gasing dapat dikelompokkan menjadi tiga: permainan beregu, ganda dan

tunggal. Permainan beregu terdiri dari 4 orang per regu, 1 orang cadangan; permainan ganda terdiri dari 2 orang per regu, 1 orang cadangan; sementara

permainan tunggal dimainkan oleh 1 orang saja. Jenis permainan gasing dapat dibagi

menjadi dua: uri dan pangkah. Jenis uri adalah permainan yang berfungsi untuk melihat seberapa lama gasing berputar; sedangkan pangkah adalah permainan yang

dilakukan dengan cara memangkah gasing lawan yang sudah diputar. Lamanya

permainan beregu dan ganda adalah 20 menit, sementara permainan tunggal 15

menit. Selain itu, berat gasing yang disepakati untuk dimainkan adalah 6-8 gram, ukuran lebar lingkaran 36-46 cm; tinggi 8-12 cm. Gasing yang dibolehkan adalah

yang berbentuk jantung, piring, guci atau rembang.

Gasing dimainkan dengan lima langkah utama, yaitu: Melilit gasing dengan tali yang terbuat dari nylon atau bahan lainnya, berukuran

panjang 3-5 m. Caranya, terlebih dulu tali dililitkan di tangan sebelah kanan, baik

di lengan atau di bagian jari-jari tangan. Setelah itu, ujung tali diletakkan di bagian leher gasing, kemudian dililit hingga bagian badan gasing tertutup dengan

lilitannya. Memutar gasing dengan cara disorong, lalu ditarik, atau dilempar kemudian

ditarik. Cara pertama, posisi badan pemain harus membungkuk kira-kira 45

derajat dan posisi gasing harus tegak serta posisi ibu jari tangan harus

menghadap ke atas. Ketika gasing dilepas, maka tangan pemain harus ditarik

dengan sedikit kuat agar gasing berputar lama. Memindahkan gasing dalam keadaan berputar ke tempat lain, bertujuan untuk

memastikan putarannya tahan lama. Memangkah gasing. Langkah terakhir ini dilakukan pada pertandingan gasing,

biasanya untuk memangkah gasing lawan yang sedang berputar.