pesut mahakam mamalia air paling
TRANSCRIPT
![Page 1: Pesut Mahakam Mamalia Air Paling](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082408/55cf9c4a550346d033a951ef/html5/thumbnails/1.jpg)
PESUT MAHAKAM MAMALIA AIR PALING LANGKA
Salah satu jenis lumba-lumba air tawar terdapat di Sungai Mahakam dan danau-
danau (yang terhubung dengan sungai ini) di Kalimantan Timur, Indonesia, yaitu lumba-
lumba sungai Orcaella brevirostris, yang sering juga disebut Irrawaddy Dolphin (nama
umum) atau Pesut (nama lokal). Spesies ini dapat ditemukan di perairan dangkal, pesisir
pantai daerah tropis dan subtropis Indo-Pasifik serta di sistem sungai utama berikut:
Mahakam, Ayeyarwady dan Mekong, dimana penurunan jumlah dan penyebaran serta
ancaman-ancaman terhadap mereka masih terus berlangsung (Smith et al., 2003).
Spesies yang dilindungi oleh undang-undang di Indonesia dan diangkat sebagai
simbol Kalimantan Timur ini telah dimasukkan ke dalam status “Sangat terancam
punah” pada tahun 2000 berdasarkan hasil program penelitian yang hingga sekarang
masih dilaksanakan (Program Konservasi Pesut Mahakam) (Hilton-Taylor 2000).
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling
langka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja.
Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa
ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak mengherankan
jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Kalimantan
Timur. Pesut merupakan mamalia air yang unik. Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan
paus, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan
danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris)
selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong
(Kamboja, Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-
populasi Malampaya (Filipina). Pesut yang termasuk salah satu satwa dilindungi di
Indonesia ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin
Snubfin.
Pesut Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan
berat mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua
![Page 2: Pesut Mahakam Mamalia Air Paling](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082408/55cf9c4a550346d033a951ef/html5/thumbnails/2.jpg)
dengan bagian bawah berwarna lebih pucat. Bentuk badan pesut hampir mendekati oval
dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut berbentuk bulat
dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan tampak papak dengan
lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di belakang pertengahan
punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek
dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat
juga menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski
pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun
mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan
menggunakan gelombang ultrasonik.
Habitat dan Populasi. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris sub-populasi sungai
Mahakam) hidup di sungai Mahakam pada daerah sekitar 180 km dari muara sungai
hingga 600 km dari daerah hulu. Lokasi yang diduga didiami mamalia air tawar ini
antara lain Kedang Kepala, Kedang Rantau, Belayan, Kedang Pahu, dan anak sungai
Ratah, serta sebagai danau Semayang dan Melintang (Kreb 1999, 2004).
Populasi Pesut Mahakam diperkirakan antara
67 hingga 70 ekor (2005). Ancaman tertinggi
kelangkaan populasi Pesut Mahakam
diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain
itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh
lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun
tingginya tingkat pencemaran air, erosi,
dan pendangkalan sungai akibat
pengelolaan hutan di sekitarnya.
Rendahnya populasi ini membuat lumba-lumba air tawar ini menjadi salah satu
binatang paling langka di Indonesia. Sehingga tidak berlebihan jika kemudian IUCN
Redlist menyatakan status konservasi Pesut Mahakam sebagai Critically
Endangered (Kitis) yaitu tingkat keterancaman tertinggi.
![Page 3: Pesut Mahakam Mamalia Air Paling](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082408/55cf9c4a550346d033a951ef/html5/thumbnails/3.jpg)
Di Indonesia sendiri, pesut Mahakam ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi
berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa. Pesut Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar
dengan habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah
satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun, Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman
kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor saja. Anugerah dan
keunikan yang hanya akan disia-siakan oleh bangsa yang bodoh, tentunya.
Pesut Adalah lumba-lumba Indonesia dgn sebutan Pesut Mahakam/Wersut.
Tubuh tegap, sirip punggung kecil & segitiga serta kepala bulat/tumpul dgn mata yg
kecil. Tergolong lumba-lumba kecil, dgn panjang dewasa 2,0 – 2,75 m, bayi pesut 1,0 m.
Pesut tdk terlalu aktif, terkadang melompat rendah, beranak antara Juni-Agustus, tapi
penangkaran pesut betina melahirkan bulan Agustus (Jefferson, 1993). Makanan pesut
adalah jenis-jenis ikan, mereka memancarkan air dari lubang hidung untuk menggiring
& menangkap ikan. Tersebar dari utara Australia hingga Teluk Benggala, termasuk
Indonesia.
Di Indonesia pesut terdapat di Sungai Mahakam (Kaltim), Teluk Kumai
(Kalteng), Teluk Kendawangan (Kalbar), Segara Anakan (Cilacap) & beberapa perairan
estuaria lain. Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang
hidup di laut, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi
satwa langka yang dilindungi Undang-Undang ini hanya terdapat pada tiga lokasi di
dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawady.
Dahulu pesut pernah ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan,
tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Kecuali di sungai Mahakam, di tempat ini
habitat Pesut Mahakam dapat ditemukan ratusan kilometer dari lautan yakni di wilayah
kecamatan Kota Bangun, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Habitat
hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai di perairan Sungai
Mahakam, danau Jempang (15.000 Ha), danau Semayang (13.000 Ha) dan danau
Melintang (11.000Ha).
Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya
yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh Pesut
![Page 4: Pesut Mahakam Mamalia Air Paling](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082408/55cf9c4a550346d033a951ef/html5/thumbnails/4.jpg)
berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah - tidak ada pola khas.
Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi
dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar membundar.
Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu
tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun
pesut merupakan 'pakar' dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan.
Barangkali mereka menggunakan ultrasonik untuk melakukan lokasi gema seperti yang
dilakukan oleh kerabatnya di laut.
Peneliti pesut mahakam dari Universitas Amsterdam, Belanda yang bekerja sama
dengan Yayasan Konservasi untuk Spesies Air Tawar Langka Indonesia (RASI)
Danielle Kreb menyatakan, jumlah populasi pesut mahakam di pesisir Kalimantan
Timur pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 90 ekor. Namun, kondisi populasinya ini
kian memprihatinkan.
Populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin
sibuknya lalu-lintas perairan sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan
pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut
Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang
dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai.
Eksistensi pesut mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air tawar endemik
Kalimantan Timur, mendapat ancaman tambahan dari pembukaan lahan perkebunan
sawit. Polutan dari kebun-kebun sawit mengakibatkan air tercemar, dan ikan yang
menjadi makanan pesut semakin berkurang.
Habitat hidup pesut terkonsentrasi pada aliran sungai yang dalam, padahal daerah
tersebut merupakan daerah penangkapan ikan, sehingga lalu lintas angkutan sungai pun
semakin ramai. Akibatnya, banyak pesut yang terjerat jaring nelayan atau tertabrak kapal
speedboat, Hal ini diungkapkan oleh Kreb pada lokakarya Pelestarian Pesut Borneo, di
Jakarta (20/3).
Selain itu bahan-bahan kimia dari perusahaan penambangan emas, juga sangat
meracuni ikan. Ditambah lagi sekarang, ujarnya, pupuk serta herbisida dari perkebunan
![Page 5: Pesut Mahakam Mamalia Air Paling](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082408/55cf9c4a550346d033a951ef/html5/thumbnails/5.jpg)
sawit yang memanfaatkan area di tepi sungai ikut mengontaminasi aliran air dan
menyebabkan ikan mati.
Gangguan lain bagi pesut adalah aktivitas tambang batu bara. "Pengangkutan
batu bara dengan kapal ponton menganggu indera pesut. Pesut yang mencari dan
menangkap ikan dengan mengandalkan sonar (echolocation) jika telinganya rusak,
mereka tidak dapat menemukan makanan.
Lumba-lumba dan porpoise sungai termasuk ke dalam jenis mamalia yang paling
terancam punah di dunia. Habitat mereka yang telah banyak berubah dan terdegradasi
oleh aktifitas manusia, seringkali berujung pada penurunan drastis dari jumlah populasi
dan penyebaran mereka (Reeves et al. 2000).
Pesut jarang mengalami konflik dengan para nelayan yang tinggal dan mencari
nafkah di area habitat mereka. Akan tetapi, perusakan habitat seperti pembangunan
bendungan (di Sungai Mekong, Cambodia dan Ayeyarwadi, Myanmar river),
pertambangan, perusakan hutan untuk pendirian industri kayu arang dan bahan baku
pulp oleh perusahaan komersial beserta aktivitas lalu lintas yang tinggi di perairan
tersebut diduga merupakan ancaman utama menurunnya populasi pesut di habitat alam.
Selain itu, di beberapa negara Asia, pesut sengaja ditangkap dan dilatih untuk
melakukan pertunjukkan di akuarium publik. Penampilan kharismatik dan tingkah laku
yang unik membuat spesies ini sangat popular untuk pertunjukkan dolphinariums.
Tingginya motivasi komersial untuk menggunakan pesut di akuarium publik
dikarenakan spesies ini dapat hidup di kolam air tawar, sehingga para pengusaha bisnis
ini dapat menghindari tingginya biaya perawatan sistem akuarium laut.
Populasi adalah kematian langsung. Berdasarkan wawancara dan pengamatan
kami sendiri, sebanyak 51 kematian tercatat antara tahun 1995 hingga 2007. Rata-rata
dan nilai tengah kematian per tahun adalah 4 ekor. Kebanyakan pesut yang mati terdiri
dari dewasa (74%), kemudian remaja (14%) dan bayi yang baru lahir (10%).
Daerah-daerah yang disukai pesut tersedia. Langkah awal dilakukan pada tahun
1999, bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur
(Departemen Kehutanan) berupa upaya meningkatkan kesadaran masyarakat di
sepanjang sungai mengenai status perlindungan Pesut Mahakam melalui penyebaran
![Page 6: Pesut Mahakam Mamalia Air Paling](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082408/55cf9c4a550346d033a951ef/html5/thumbnails/6.jpg)
informasi dan leaflet ke seluruh desa. Pada tahun 2000, didirikan sebuah Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) lokal, Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of
Indonesia) yang memiliki tujuan khusus untuk melindungi Pesut Mahakam dan
habitatnya.
Sejauh ini kegiatan yang telah dilakukan meliputi kampanye kesadaran
lingkungan untuk masyarakat umum dan khusus, seperti sekolah-sekolah dasar dan
menengah, nelayan, pemerintah, dan perusahaan; survei monitoring; survei sosial
ekonomi dan prakiraan sikap masyarakat nelayan terhadap konservasi Pesut Mahakam;
lokakarya bagi para nelayan untuk berlatih cara-cara pelepasan pesut yang terperangkap
rengge dengan aman dan alternatif teknik penangkapan ikan yang lestari; pembatasan
daerah yang penting bagi pesut; membentuk tim patroli untuk melaporkan kegiatan
penangkapan ikan ilegal; mendirikan Pusat Informasi Mahakam (Februari 2006) di
daerah utama pesut yang besar yaitu Muara Pahu untuk menyebarkan informasi kepada
masyarakat lokal dan turis mengenai arti penting dari lokasi pesut ini dan untuk
meningkatkan perhatian pemerintah setempat; memperkenalkan teknik budidaya ikan
yang lestari kepada para nelayan dan membentuk koperasi nelayan untuk mengelola
pinjaman modal; menyusun paket pendidikan lingkungan sebagai muatan lokal atau
ekstra kurikuler bagi sekolah menengah pertama dan atas (masih dalam proses
penyelesaian); lokakarya untuk berbagai stakeholder; pengajuan proposal pembentukan
dua kawasan pelestarian pesut dan daerah perkembangbiakan ikan yang penting di Kutai
Barat dan Kutai Kartanegara.
"
![Page 7: Pesut Mahakam Mamalia Air Paling](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082408/55cf9c4a550346d033a951ef/html5/thumbnails/7.jpg)
Gambar 1. Patung Lembuswana dan 2 pesut mahakam (Orcaella brevirostris)
yang menjadi penanda batas antara Kota Samarinda dengan Kabupaten Kutai
Kartanegara di provinsi Kalimantan Timur.