perwakilan provinsi lampung - bpkp.go.id · pdf fileperwakilan provinsi lampung i kata...

86

Upload: nguyendung

Post on 09-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi
Page 2: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

i

KATA PENGANTAR

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja

Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi

pemerintah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP), oleh sebab itu Perwakilan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung sebagai salah satu

unit eselon II mandiri di Lingkungan BPKP diwajibkan menyusun LAKIP.

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2013 ini merupakan

laporan tahun keempat pelaksanaan Rencana Strategik 2010-2014, yang

memuat kegiatan-kegiatan yang dianggap dominan dalam pencapaian tujuan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Perwakilan sebagaimana diatur dalam

Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2002 yang terakhir

diubah dengan KEP-955/K/SU/2011.

Penyusunan LAKIP dimaksudkan sebagai media bagi Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya kepada stakeholders, serta sarana

untuk evaluasi atas capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung baik

keberhasilan maupun kegagalannya selama tahun 2013

LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi

tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013.

Bagian Renstra akan menguraikan mengenai rencana strategik 2010–

2014 yang meliputi pernyataan visi, misi, tujuan, indikator kinerja utama,

program dan kegiatan, penanggung jawab program dan kegiatan serta

rencana kinerja organisasi tahun 2013. Sedangkan Bagian Akuntabilitas

Kinerja akan menguraikan mengenai metodologi pengukuran capaian,

Page 3: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

ii

capaian kinerja organisasi tahun 2013, analisis capaian organisasi tahun

2013 dan akuntabilitas keuangan.

Kami berharap LAKIP tahun 2013 ini dapat memberikan manfaat bagi

stakeholders dan seluruh pejabat struktural dan fungsional Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung sebagai umpan balik dalam melaksanakan tugasnya di

masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung yang lebih baik.

Kepala Perwakilan,

Iman Achmad Nugraha NIP 19590304 198101 1 001

Page 4: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................iv

I. PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPKP ..................................................................... 1

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ...................................................................................... 2

C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI .................................................. 4

D. STRUKTUR ORGANISASI..................................................................................................... 5

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................................................................. 8

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................................... 10

A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 .................................................................................. 11

1. Pernyataan Visi .................................................................................................................... 11

2. Pernyataan Misi ................................................................................................................... 11

3. Tujuan .................................................................................................................................. 17

4. Sasaran Strategis .................................................................................................................. 18

5. Indikator Kinerja Utama ...................................................................................................... 19

6. Program dan Kegiatan .......................................................................................................... 22

B. PERJANJIAN KINERJA 2013 .......................................................................................... 24

III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................ 28

A. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................................. 28

B. ANALISIS KINERJA ............................................................................................................. 35

Sasaran Strategis1.................................................................................................................... 35

Sasaran Strategis 2 ................................................................................................................... 42

Sasaran Strategis 3 ................................................................................................................... 45

Sasaran Strategis 4 ................................................................................................................... 49 Sasaran Strategis 5 ................................................................................................................... 56

Sasaran Strategis 6 ................................................................................................................... 59

Sasaran Strategis 7 ................................................................................................................... 61

Sasaran Strategis 8 ................................................................................................................... 71

IV. PENUTUP ................................................................................................................................. 73

LAMPIRAN

Page 5: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

1

I. PENDAHULUAN

adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan

Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama

membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan

yang terkait.

Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan

layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika

penyajian Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 lebih lanjut

diuraikan sebagai berikut:

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Berdasarkan pasal 52 Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2011

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 3 Tahun 2013 dinyatakan bahwa BPKP mempunyai tugas melaksanakan

tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan

keuangan dan pembangunan;

2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan

dan pembangunan;

3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

4. Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan

pengawasan keuangan dan pembangunan;

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum,

ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,

kearsipan, hukum, persandian, serta perlengkapan, dan rumah tangga.

B

Page 6: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB I. PENDAHULUAN

2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan

dan pembangunan;

2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan

untuk mendukung pembangunan secara makro;

3. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan;

4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang

meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di

bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga

profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan;

6. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

a. Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat

penimbunan dan sebagainya.

b. Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-

surat bukti, notulen rapat direksi/komisaris/panitia dan sejenisnya, hasil

survey laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang di perlukan

dalam pengawasan;

c. Melakukan pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan

lain-lainnya;

d. Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan baik hasil

pengawasan BPKP sendiri, maupun hasil pengawasan lembaga

pengawasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

B. Aspek Strategis Organisasi

BPKP sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian,yang dibentuk dengan

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 3 Tahun 2013, telah mendapat mandat baru dengan diterbitkannya Peraturan

Page 7: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB I. PENDAHULUAN

| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013

3

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP).

Mandat baru bagi BPKP dimaksud adalah sebagai auditor Presiden yang

memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran sebagai

pembina SPIP berkaitan erat dengan peran pengawasan intern karena dengan

penguatan SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi

semakin terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.

Mandat baru tersebut telah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi

BPKP seperti dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan

Desember 2008. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung harus dapat menunjukkan

paradigma barunya melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden di

daerah sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Adapun strategi

penguatan (reposisi) BPKP ke depan adalah:

1. Product Differences

Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008, maka

penugasan-penugasan BPKP sebagai auditor Presiden akan bersifat spesifik

yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai

tujuan akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat, bersifat strategis,

makro, nasional (lintas sektoral).

2. Market Differences

BPKP perlu mengenali dengan baik siapa market nya, hal ini dimaksudkan agar

produk BPKP menjadi bernilai, memiliki pasar pengawasan yang jelas bagi

shareholders dan stakeholders entitas birokrasi baik eksekutif, legislatif, yudikatif,

organisasi pendidikan dan organisasi profesi di wilayah Provinsi Lampung.

3. Methodology Differences

Pengembangan metodologi pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan

membawa manfaat misalnya program evaluations, policy analysis, forensic audit,

performance audit, internal control review perlu dikembangkan sejalan dengan

paradigma baru BPKP.

Page 8: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB I. PENDAHULUAN

4 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Dengan semakin luasnya cakupan penugasan BPKP sebagaimana amanat

dari PP Nomor 60 Tahun 2008, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan

negara dan pembinaan SPIP, dan paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan

aspek pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu

mencegah kecurangan/penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya

kecurangan/penyimpangan, telah mendorong dilakukannya perubahan visi BPKP.

Dua peran utama yang dapat dilakukan BPKP adalah peran assurance dan

consulting.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Dalam rangka mendukung meningkatkan tata kelola pemerintahan dan

menciptakan iklim pencegahan KKN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

memberikan layanan kepada pengguna sebagai berikut:

1. Pengawasan intern atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2. Pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara (BUN);

3. Pengawasan intern atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

4. Melakukan audit investigatif atas kasus-kasus yang berindikasi terjadinya

kerugian keuangan negara dan memberikan bantuan perhitungan kerugian

keuangan negara kepada instansi penyidik;

5. Melakukan sosialisasi, asistensi dan bimbingan teknis dalam rangka

pembenahan manajemen pemerintah dan BUMN/D;

6. Melakukan kajian-kajian terkait dengan isu-isu aktual yang bersifat strategis,

berdampak luas dan menjadi sorotan publik dalam rangka memberi masukan

untuk pengambilan kebijakan pemerintah.

Pengawasan lintas sektoral yang dilakukan antara lain Audit Kinerja Program

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Audit Kinerja Program Gerakan

Nasional – Rehabilitasi Hutan dan Lahan/GERHAN, Optimalisasi Penerimaan Negara

dari Pajak dan PNBP, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),

Supervisi dan Monitoring Pengadaan Benih Bantuan Petani, Program yang dibiayai

dari Dana Dekonsentrasi pada Kementerian Sosial dan Perpustakaan Nasional, serta

audit kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Page 9: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB I. PENDAHULUAN

| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013

5

Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara meliputi audit atas proyek

yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dan monitoring atas realisasi Dana

Alokasi Khusus (DAK).

Kegiatan pengawasan lainnya yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung, dalam mendukung penugasan BPKP atas penugasan Presiden dilakukan

terhadap beberapa permasalahan yang menjadi atensi Presiden, antara lain kegiatan

lintas sektoral, BUN, permintaan presiden dan Bantuan Operasional Sekolah.

Dalam rangka mendukung pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih

(good and clean governance), Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya

membantu pemerintah untuk mewujudkan sasaran prioritas RPJMN 2010-2014

dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menerapkan strategi

preemtif/edukatif, preventif, dan represif. Kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi

program anti korupsi, konsultasi, koordinasi, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP),

audit investigatif hambatan kelancaran pembangunan, klaim dan ekskalasi, audit

investigatif kasus berindikasi tindak pidana korupsi, bantuan audit investigatif dan

bantuan penghitungan kerugian keuangan negara kepada penyidik, dan pemberian

keterangan ahli dalam tahap penyidikan maupun dalam sidang perkara tindak pidana

korupsi.

Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berkaitan dengan upaya

meningkatkan tata kelola pemerintahan, melakukan kegiatan sosialisasi,

asistensi/bimbingan teknis sistem akuntansi, Good Corporate Governance (GCG) dan

Key Performance Indicators (KPI).

Terkait dengan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berupaya meningkatkan kepedulian

pentingnya SPIP dan penerapannya kepada entitas pemerintah daerah dengan

melakukan sosialisasi, fasilitasi, asistensi.

D. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sesuai

Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 sebagaimana telah

diubah beberapakali, terakhir dengan peraturan Kepala BPKP Nomor PER-

955/K/SU/2011, tampak sebagaimana berikut:

Page 10: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB I. PENDAHULUAN

6 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPKP

Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dipimpin oleh seorang

Kepala Perwakilan yang membawahi 1 (satu) Bagian dan 4 (empat) Bidang,

sebagai berikut:

1. Bagian Tata Usaha

2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

4. Bidang Akuntan Negara

5. Bidang Investigasi

Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh 4 (empat) Kepala Sub Bagian,

yaitu Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Kepala Sub

Bagian Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan.

Tugas Pokok Bagian Tata Usaha dan Bidang-bidang adalah, sebagai berikut:

1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan,

urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan,

serta pelaporan hasil pengawasan.

2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan

Page 11: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB I. PENDAHULUAN

| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013

7

instansi pemerintah pusat, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima

pemerintah pusat, pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi

pemerintah pusat, serta evaluasi hasil pengawasan.

3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana program, pengawasan instansi pemerintah daerah

atas permintaan daerah, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan

akuntabilitas serta evaluasi hasil pengawasan.

4. Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate

governance dan laporan akuntabiltas kinerja badan usaha milik negara,

badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah,

BUMD atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.

5. Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

program, pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang merugikan

keuangan Negara, BUMN dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, audit atas hambatan kelancaran pembangunan,

serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan instansi lainnya.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

didukung oleh sumber daya manusia (SDM), yang terdiri atas:

Tabel 1.1.

Posisi Pegawai Menurut Golongan per 31 Desember 2012

No Uraian Posisi per

1 Januari 2013

Tambah Kurang Posisi per 31 Desember

2013

1 Golongan IV 14 5 2 17

2 Golongan III 84 0 9 75

3 Golongan II 53 3 2 54

4 Golongan I - - - -

Total 151 8 13 146

Page 12: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB I. PENDAHULUAN

8 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Tabel 1.2. Data Pegawai Menurut Jabatan

No Uraian Posisi per

1 Januari 2013

Tambah Kurang Posisi per

31 Desember 2013

1 Pejabat Struktural

- Eselon II 1 - - 1

- Eselon III 5 - - 5

- Eselon IV 4 - - 4

2 Pejabat Fungsional 76 5 10 71

3 Staf 65 3 3 65

Total 151 8 13 146

E. Sistematika Penyajian

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2013 melaporkan

pencapaian kinerja BPKP selama tahun 2013. Capaian kinerja 2013 diukur dan dinilai

berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan

tahunan organisasi. Tapkin sendiri merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung Tahun 2010-2014.

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2013

memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance

gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir

seperti ini, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung Tahun 2013 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini.

Page 13: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB I. PENDAHULUAN

| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013

9

Gambar 1.2.Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung Tahun 2013

Referensi Bab

PENDAHULUAN Bab I

Bab IV PENUTUP

RencanaStrategis

2010-2014

PerjanjianKinerja/Penetapan

Kinerja 2013 Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab III AKUNTABILITAS KINERJA

Page 14: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

10

II. PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian

utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Peningkatan ini terlihat dari

penajaman program pada Renstra 2010–2014. Program pada Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung periode 2010-2014 berbeda dari Renstra

periode sebelumnya yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi

oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam Renstra mencakup satu program

teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua

program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Negara BPKP.

Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun

2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan

dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga

mulai tahun 2013 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.

Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam

Renstra BPKP tahun 2010 – 2014 dimodifikasi dengan menambah secara

implisit jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran

strategis dengan maksud agar dapat melakukan penilaian terhadap pencapaian

tujuan dan sasaran strategis.

M

Page 15: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

11

A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan

salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi,

tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP dalam rangka

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra BPKP merupakan bagian

dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung

pencapaian program-program prioritas Pemerintah.

1. Pernyataan Visi

Struktur Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010-2014

mengacu pada restrukturisasi program dan Pedoman Penyusunan Renstra

Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang

diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010.

Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP

berisi Visi sebagai berikut:

Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi

oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan.

Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.

2. Pernyataan Misi

Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh

seluruh unit untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan

Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas

Keuangan Negara yang Berkualitas di Wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

Page 16: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

12 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan

BPKP semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-

Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 3 Tahun 2013. Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas

Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan

pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Empat misi BPKP adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN

di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal

bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan

intern atas akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden

selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan

MISI 1

Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas

Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang

Baik dan Bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung

Page 17: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

13

yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP

memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan

keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan

balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan

tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara

berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik.

Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara

semakin jelas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2)

dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan

3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan

yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian

negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan

pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan

dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas

pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga

bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.

Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara

diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan

selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang

dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak

dapat diawasi oleh APIP selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-

kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan

selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya.

Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden

merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-

permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai

dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut

Page 18: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

14 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor

Presiden/Pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2

dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif,

efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan

bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektifitas

penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur,

dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing.

Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan

pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI

terhadap seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai

dengan pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP

dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung

berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan

tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.

Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:

1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

2) Sosialisasi SPIP;

3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;

4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta

5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian

kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat

menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi

kedua ini. Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan

MISI 2

Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

Page 19: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

15

penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan

pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh

instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar

diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap

penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi

kepada seluruh instansi pemerintah.

Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan

kemampuan/ kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu

mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten.

Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah,

dan memberikan nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan

kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi kerja

sama yang sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas APIP

dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda

bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk

menugaskan secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda.

Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang

bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan

fungsi masing-masing.

Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai

anggota komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan

sistem pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan

nasional tentunya dilakukan bersama-sama, Inspektorat Jenderal Kementerian,

Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan

Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun dengan Instansi

MISI 3

Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung

Page 20: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

16 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan seperti

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta

Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.

Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP)

baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:

1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor

(pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);

2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2

dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008);

3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;

4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;

5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;

6) Pendukung/fasilitasi pengawasan;

7) Sinergi dengan APIP lain.

Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden

dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan

Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden

(President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini

akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi

akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web,

online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan

informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas

Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi

mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat

melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi

dengan rencana pada saat tertentu.

MISI 4

Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan

yang Andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung

Page 21: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

17

Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia,

masing-masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk

menyusun indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu

Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan

amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs.

Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link)

proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan

sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga

memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk

memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing

program/agenda Pemerintah.

Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk

menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada

Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi.

3. Tujuan

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan,

serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan

penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau

dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam

penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC)

dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai

organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang

berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi

Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi

Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan

pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan

utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada

auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada

pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan

strategis sebagai berikut:

Page 22: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

18 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di Wilayah Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung;

2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di Wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung;

3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;

4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;

5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung;

6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang

dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu

lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan

kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis

merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan

dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah

sebagai berikut:

1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD;

2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;

3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG)

pada 75% BUMN/BUMD;

4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;

5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;

6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;

Page 23: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

19

7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan

kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%;

8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi

pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014

adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan

indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang

menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam

pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan

SPIP.

Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan

ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward

looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang

menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam

pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan

SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi

stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Penetapan indikator

dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan

kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan

untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan

kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output).

Indikator-indikator kinerja utama BPKP dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

Page 24: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

20 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

Page 25: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

21

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

30 Persentase Pemanfaatan asset

31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

Page 26: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

22 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

6. Program dan Kegiatan

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP

menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi

BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.

Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan

oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada

kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik.

Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada

kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program

generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung

pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).

Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh

Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:

� Program Teknis

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan

anggaran sebesar Rp3.548.892.000,00

� Program Generik

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-

BPKP dengan anggaran sebesar Rp11.106.085.000,00

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP

dengan anggaran sebesar Rp1.176.500.000,00

Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang

sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan

kegiatan ini identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka

mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2012 secara ringkas

dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Page 27: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

23

Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Program 1:Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran strategis 1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL

2 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD

3 Pengawasan atas Proyek PHLN

4 Pengawasan lintas sektor

5 Pengawasan atas permintaan presiden

6 Pengawasan atas permintaan stakeholder

7 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD

Sasaran strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Pengawasan BUN

9 Pengawasan Penerimaan Negara

Sasaran strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Pengawasan atas kinerja pelayanan publik

11 Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat

12 Pengawasan atas kinerja BUMD

Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Sosialisasi masalah korupsi

14 Bimtek/asistensi implementasi FCP

15 Kajian pengawasan

16 Audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

17 Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

18 Quality assurance penugasan investigasi

19 Telaahan pengaduan masyarakat

Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Pembinaan penyelenggaraan SPIP

21 Asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 pada Pemerintah Daerah

22 Monitoring Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah

Program 2: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

Page 28: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

24 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah

Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Monitoring realiasi penugasan dalam PKP2T

25 Reviu Penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan

26 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

27 Monitoring Pagu Dana Diblokir dalam DIPA

28 Survey kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

29 Publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

30 Pemanfaatan asset

31 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

32 Tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

33 Masukan topik penelitian kepada puslitbangwas

34 Sosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

35 Survey kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Pemanfaatan Dukungan Sistem Informasi BPKP

B. PERJANJIAN KINERJA 2013

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra

dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini

pengukuran Indikator Kinerja Utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran

strategis ini di tahun 2013 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja.

Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja

antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen

penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang

mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta

target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan

dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap

sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.

Pada tahun 2013, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang

telah dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang

Page 29: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

25

memuat 36 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya

delapan sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3.

Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 80,00

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 85,00

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 80,00

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 100,00

Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 71,25

9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 7,00

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 150,00

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 55,00

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 50,00

Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L,

Page 30: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

3,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 12,00

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 6,00

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 85,00

18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 85,00

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 50,00

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 15,00

22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 2,00

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 33,33

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 80,00

25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 80,00

Page 31: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

27

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,60

27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 90,00

28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

8,00

29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

79,00

30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00

31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

7,90

32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 74,00

33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00

34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

15,00

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,50

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 61,00

Page 32: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

28

III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

engukuran capaian kinerja Tahun 2013 merupakan bagian dari

penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang

diperjanjikan Tahun 2013 dan membandingkannya dengan target yang

diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja Tahun 2013. Sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan

pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih

indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai

signifikan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam mempengaruhi

pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas

realisasi IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih

mendalam dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk

mengenali faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan

kinerja di Tahun 2013 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance

improvement).

Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

Tahun 2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari

berbagai Bidang/Bagian terkait.

Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah

IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan

untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP.

Capaian atas 36 IKU dan perbandingan dengan tahun sebelumnya yang

menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan

PPP

Page 33: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

29

menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 dan

3.2 berikut ini.

Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Target dan Realisasi Tahun 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 80,00 146,15 182,69

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 85,00 86,67 101,96

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00 131,25 160,06

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75 172,22 233,52

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00 166,67 245,10

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 80,00 400,00 500,00

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 100,00 100,00 100,00

Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 71,25 350,00 491,23

9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 7,00 12,19 174,11

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 150,00 222,22 148,15

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 55,00 550,00 1.000,00

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 50,00 125,00 250,00

Page 34: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

30 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

3,00 3,00 100,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 12,00 5,00 41,67

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1,00 1,00 100,00

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00 75,00 89,29

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 85,00 241,94 284,64

18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 85,00 100,00 117,65

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00 100,00 100,00

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 45,00 46,67 103,70

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 15,00 9,00 60,00

22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 2,00 7,00 350,00

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 33,33 60,00 180,02

Page 35: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

31

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 80,00 97,94 122,42

25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 80,00 80,00 100,00

26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,60 9,65 126,93

27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 90,00 100,00 111,11

28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

8,00 8,93 111,64

29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

79,00 106,00 134,18

30 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 100,00 100,00

31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

7,90 7,06 89,39

32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 74,00 82,75 111,82

33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00 1,00 100,00

34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

15,00 4,00 26,67

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,50 7,07 94,27

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 61,00 100,00 163,93

Page 36: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

32 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Tabel 3.2 Ringkasan Perbandingan

Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2012 dan 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA

KENAIKAN/ PENURUNAN 2012 2013

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 104,55 146,15 41,61

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 86,67 86,67 0,00

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 83,78 131,25 47,47

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 108,08 172,22 64,14

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 236,36 166,67 -69,70

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 115,79 400,00 284,21

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 36,67 100,00 63,33

Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 168,66 350,00 181,34

9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 0,07 12,19 12,11

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 300,00 222,22 -77,78

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 266,67 550,00 283,33

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 100,00 125,00 25,00

Page 37: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

33

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA KENAIKAN/

PENURUNAN 2012 2013

Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

3,00 3,00 0,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 9,00 5,00 -4,00

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1,00 1,00 0,00

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 75,00 75,00 0,00

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 140,98 241,94 100,96

18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 100,00 100,00 0,00

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00 100,00 0,00

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 46,67 46,67 0,00

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 11,00 9,00 -2,00

22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 4,00 7,00 3,00

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 33,33 60,00 26,67

Page 38: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

34 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA KENAIKAN/

PENURUNAN 2012 2013

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 96,13 97,94 1,80

25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 100,00 100,00 0,00

26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,50 9,65 2,15

27 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 100,00 100,00 0,00

28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

7,50 8,93 1,43

29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

75,00 106,00 31,00

30 Persentase Pemanfaatan asset % 94,24 100,00 5,76

31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

6,33 7,06 0,73

32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 33,33 82,75 49,41

33 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00 1,00 0,00

34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

12,00 4,00 -8,00

35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,07 7,07 0,00

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 100,00 100,00 0,00

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta

realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3.

Page 39: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

35

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran

strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-

tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara

langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap

perwujudan sasaran strategis serta mengaitkannya dengan kemungkinan

tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014, sebagaimana terinci dalam

Lampiran 3.

Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP

sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra,

disajikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah

Meningkatnya kualitas laporan keuangan, kementerian/lembaga, dan

pemerintah daerah merupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam

rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif

kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sehingga

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat melakukan pendampingan

penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh

K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini

yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”

diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas

laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga,

dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama tujuh IKU lainnya,

realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Page 40: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

36 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Tabel 3.3

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 80,00 146,15 182,69

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 85,00 86,67 101,96

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00 131,25 160,06

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75 172,22 233,52

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00 166,67 245,10

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 80,00 400,00 500,00

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 100,00 100,00 100,00

Tabel 3.4

Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1 Tahun 2012 & 2013

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA

KENAIKAN/ PENURUNAN 2012 2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 104,55 146,15 41,61

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 86,67 86,67 0,00

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 83,78 131,25 47,47

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 108,08 172,22 64,14

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 236,36 166,67 -69,70

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 115,79 400,00 284,21

Page 41: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

37

Dari kedua tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran terlihat

bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis Tahun 2013 tercapai di atas 100%

dibandingkan target Tahun 2013, dan jika dibandingkan dengan capaian Tahun

2012 terdapat peningkatan capaian dalam tujuh IKU. Secara keseluruhan,

dengan ketujuh IKU, rata-rata capaian sasarannya tahun 2013 di atas 100%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusun an laporan

keuangan

IKU tersebut menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis

pertama BPKP yaitu “Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD”

dengan target sebesar 80%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, BPKP

proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU)

dengan instansi vertikal yang ada di daerah, untuk melakukan pendampingan

penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP

menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan antara

jumlah instansi pemerintah yang mendapat pendampingan penyusunan

laporan keuangan dengan target dalam PKP2T.

Dalam Tahun 2013, jumlah Instansi Pemerintah yang mendapat

pendampingan penyusunan laporan keuangan sebanyak 19 Instansi

Pemerintah, sedangkan target dalam PKP2T sebanyak 13 Instansi

Pemerintah atau sebesar 146,15%. Bila dibandingkan dengan targetnya

sebesar 80%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 182,69%, dan

apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat

peningkatan 41,61%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp171.138.000,00 atau 150,27% dari anggaran sebesar Rp113.889.000,00,

realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan

dengan menggunakan SDM sebanyak 925 OH atau 96,25% dari rencana

sebanyak 961 OH.

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 36,67 100,00 63,33

Page 42: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

38 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya

Memperoleh Opini Minimal WDP

Selain IPP yang ada di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga

berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah

(Provinsi/Kabupaten/Kota) di Wilayah Provinsi Lampung ke arah yang lebih

baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang

Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah LKPD yang

laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan

jumlah Pemerintah Daerah yang ada di Wilayah Provinsi Lampung.

Dalam Tahun 2013, LKPD yang laporan keuangannya memperoleh opini

minimal WDP sebanyak 13 atau 86,67% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah

Provinsi Lampung. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 85%, maka

capaian indikator IKU tersebut sebesar 101,96% dan jika dibandingkan

dengan tingkat capain Tahun 2012 masih menunjukan tingkat capaian yang

sama sebesar 86,67%. Secara rinci perkembangan perolehan opini atas

LKPD diuraikan pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuanga n Pemerintah Daerah Per Pemda

Di Wilayah Provinsi Lampung

Tahun Anggaran 2011 dan 2012

No.

Nama Pemda

Opini BPK Atas LKPD

2011 2012

1. Provinsi Lampung WTP WTP

2. Kota Bandar Lampung WTP WTP

3. Kabupaten Lampung Selatan WTP WDP

4. Kabupaten Tanggamus WDP WDP

5. Kota Metro WTP WTP

6. Kabupaten Lampung Tengah WDP WTP

7. Kabupaten Lampung Timur TMP WDP

8. Kabupaten Lampung Utara WDP TW

9. Kabupaten Way Kanan WTP WTP

10. Kabupaten Tulang Bawang WDP WDP

11. Kabupaten Lampung Barat WTP WTP

12. Kabupaten Pesawaran WDP WDP

13. Kabupaten Mesuji TMP WDP

Page 43: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

39

No.

Nama Pemda

Opini BPK Atas LKPD

2011 2012

14. Kabupaten Tulang Bawang Barat WTP WTP

15. Kabupaten Pringsewu WDP TMP

Jumlah 15 15

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak

Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp739.206.000,00 atau sebesar 497,07% dari anggaran sebesar

Rp148.712.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan

dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 2.296 OH atau

135,82% dari rencana sebanyak 1.689 OH.

3. Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN y ang Memperoleh Opini dukungan Wajar

IKU “Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Memperoleh

Opini dukungan Wajar” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran

Strategis pertama. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini dukungan wajar

dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).

Realisasi Tahun 2013 IKU ini adalah sebanyak 21 Laporan atau sebesar

131,25% dari target sebanyak 16 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian

capaian IKU Tahun 2013 sebesar 160,06% dari target sebesar 82,00%. Jika

dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 sebesar 83,73% maka

terdapat kenaikan capaian sebesar 47,47%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp314.114.000,00 atau 676,15% dari anggaran sebesar Rp46.456.000,00,

realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.024 OH atau 102,61% dari rencana

sebanyak 998 OH.

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang dis ampaikan ke Pusat

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada

BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

Page 44: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

40 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan

Peraturan Pemerintah tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih

luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern

yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga

pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan

terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat”

diukur dengan menghitung perbandingan antara jumlah laporan lintas sektor

yang telah dikirim ke pusat dengan target Laporan yang harus dikirim ke

BPKP Pusat. Dalam Tahun 2013, jumlah laporan yang telah dikirim sebanyak

93 laporan atau sebesar 172,22% dari target laporan yang harus dikirim

sebanyak 54 laporan. Jika dibandingkan dengan targetnya sasaran outcome-

nya, maka capaian IKU ini adalah sebesar 233,52% dari target outcome

sebesar 73,75%. Bila diperbandingkan dengan capaian Tahun 2012, maka

terdapat peningkatan sebesar 56,73% dari sebelumnya sebesar 108,08%.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan

dana sebesar Rp878.464.000,00 atau 151,88% dari anggaran sebesar

Rp578.395.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan

dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 3.178 OH atau 72,30%

dari rencana sebanyak 4.408 OH.

5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presid en yang

disampaikan ke Pusat

IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang

disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis

pertama dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan

intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari

Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008

tentang SPIP.

Capaian IKU ini diukur dengan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat

dibandingkan target laporan dari Pusat.

Realisasi laporan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

Tahun 2013 sebanyak 40 laporan atau sebesar 166,67% dari target

sebanyak 24 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi

Page 45: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

41

capaian IKU ini sebesar 245,10% dari target sebesar 68,00%, serta apabila

dibandingkan dengan capaian Tahun 2012 terjadi penurunan sebesar

69,70% disebabkan penurunan target dalam PKP2T tahun 2013.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp232.779.000,00 atau 86,62% dari anggaran sebesar Rp268.726.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.104 OH atau 72,11% dari rencana

sebanyak 1.531 OH.

6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang

Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang

Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU

lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis Pertama dengan target sebesar

80,00%. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan

pengawasan atas permintaan stakeholder yang disampaikan tepat waktu

(sesuai RPL dalam KM4).

Realisasi laporan atas permintaan Stakeholders yang disampaikan ke Pusat

Tahun 2013 sebanyak 8 laporan atau sebesar 400,00% dari target sebanyak

2 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya

sebesar 500,00% dari target sebesar 80%, dan apabila dibandingkan juga

dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat peningkatan sebesar 284,21%

dari realisasi tahun 2012 sebesar 115,79%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp16.498.000,00 atau 62,35% dari anggaran sebesar Rp26.460.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 79 OH atau 73,15% dari rencana

sebanyak 108 OH.

7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyele nggaraan

Akuntansi

Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun

2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang

wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan,

dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.

Page 46: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

42 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada

umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD

di wilayah Provinsi Lampung agar sesuai dengan standar akuntansi yang

berlaku umum.Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung

pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang

mendapat pendampingan penyelenggaraan Akuntansi”.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang mendapat

pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh

BUMD di wilayah kerja perwakilan.

Realisasi jumlah BUMD yang mendapat pendampingan sebanyak 30 BUMD

atau sebesar 100% dari seluruh jumlah BUMD di Wilayah Provinsi Lampung

sebanyak 30 BUMD. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi

capaiannya sebesar 100% dari target sebesar 100%, dan apabila juga

dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat kenaikan capaian

kinerja sebesar 63,33% dari capaian sebelumnya sebesar 36,67%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp240.181.000,00 atau 198,90% dari anggaran sebesar Rp120.755.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.334 OH atau 112,67% dari rencana

sebanyak 1.184 OH.

Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar

87,50%” memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur

keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan BUN yang

disampaikan ke Pusat. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel

3.6.

Page 47: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

43

Tabel 3.6

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALI SASI

% CAPAI

AN

1 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 71,25 350,00 491,23

2 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 7,00 12,19 174,11

Tabel 3.7

Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 2 Tahun 2012 dan 2013

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan k e Pusat

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b menegaskan bahwa

BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk

memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat

tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung membentuk

IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke

Pusat”.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke

Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.

Realisasi laporan pengawasan BUN yang telah disampaikan kepada BPKP

Pusat selama Tahun 2013 sebanyak 196 laporan atau sebesar 350% dari

target sebanyak 56 laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA KENAIKAN/

PENURUNAN 2012 2013

1 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 168,66 350,00 181,34

2 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit

% 0,07 12,19 12,11

Page 48: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

44 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

realisasi capaiannya sebesar 491,23% dari target sebesar 71,25%, dan

apabila dibandingkan juga dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat

kenaikan capaian kinerja sebesar 181,34% dari capaian sebelumnya sebesar

168,66%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp552.352.000,00 atau 98,19% dari anggaran sebesar Rp562.515.000,00

dan menggunakan SDM sebanyak 1.599 OH atau 72,58% dari rencana

sebanyak 2.203 OH.

2. Persentase Penghematan Biaya ( cost saving ) Dibandingkan dengan

Nilai yang Diaudit

IKU “Persentase Penghematan Biaya (cost saving) dibandingkan dengan

Nilai yang Diaudit” dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern

yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam peningkatan

penerimaan negara yang berasal dari pendapatan BUMN atau pihak lainnya

yang terkait dengan BUMN.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah nilai rupiah koreksi audit

(penghematan) dibandingkan dengan nilai rupiah yang diaudit.

Selama Tahun 2013, kegiatan Optimalisasi Penerimaan Negara dari Sektor

Penerimaan Negara Bukan Pajak telah terlaksana namun sampai dengan

saat ini belum ada tindak lanjutnya. Kegiatan audit PNBP untuk Tahun

Anggaran 2013 dilakukan hanya pada dua kementerian/Lembaga yaitu

Kementerian Perhubungan dan Kejaksaan Agung dalam bentuk Audit

Operasional PNBP pada Ditjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan,

dan Verifikasi dan Validasi Piutang PNBP pada Kejaksaan Tinggi Lampung.

Berdasarkan hasil audit tersebut dijumpai adanya kekurangan penyetoran

sebesar Rp158.543.308,18 atau sebesar 12,19% dari nilai PNBP yang telah

diterima sebesar Rp1.300.849.327,00. Apabila dibandingkan dengan target

outcome sebesar 7% maka tingkat capaian IKU tersebut sebesar 174,11%,

serta jika dibandingkan dengan capaian tahun 2012 maka terdapat

peningkatan sebesar 12,11% dari capaian sebesar 0,07%.

Untuk melaksanakan penugasan ini dengan realisasi anggaran pengawasan

sebesar Rp34.990.000,00 atau sebesar 130,21% dari anggaran sebesar

Page 49: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

45

Rp26.873.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 117 OH atau 69,23%

dari rencana sebanyak 169 OH.

Sasaran Strategis 3:

Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah

danTerselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik

Negara/Badan Usaha Milik Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri

atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan

yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan

pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu

pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka

penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah

menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal

(SPM).

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG)

adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan

(Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk

meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai

perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-

undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya

merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban

menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.

Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam

meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung perlu mendorong pemerintah daerah untuk

menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong

BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Page 50: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

46 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan

terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU

dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan

sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dan

BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik.

Tabel 3.8

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALI SASI

% CAPAI

AN

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 150,00 222,22 148,15

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 55,00 550,00 1.000,00

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 50,00 125,00 250,00

Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang

sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun

2013 tercapai diatas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis

ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar

Pelayanan Minimal

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA

KENAIKAN/ PENURUNAN 2012 2013

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 300,00 222,22 -77,78

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 266,67 550,00 283,33

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 100,00 125,00 25,00

Page 51: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

47

mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal.

Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang

mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator

SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada

dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010

juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh

kementerian teknis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan

pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan

intern antara lain melalui audit kinerja.

Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP

mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Presentase IPD

yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini

dihitungberdasarkan jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen

perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.

Dalam tahun 2013, IPD yang telah dilakukan audit pelayanan umum

sebanyak 40 IPD dari target sebanyak 18 IPD, sehingga realisasi IKU ini

pada tahun 2013 sebesar 222,22%. Jika dibandingkan dengan target

outcome realisasi capaiannya sebesar 148,15% dari target sebesar 150%,

dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 terdapat penurunan

capaian kinerja 77,78% dari capaian sebelumnya 300%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp302.752.000,00 atau 159,29% dari anggaran sebesar Rp190.069.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 1.366 OH atau 110,26% dari rencana

sebanyak 1.240 OH.

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi /asistensi

GCG/KPI

BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan

jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI,

dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan menghitung jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI

dibandingkan dengan target PKPT.

Page 52: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

48 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Dalam tahun 2013, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan

sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 22 BUMN/D/BLU/D atau

sebesar 550% dari target sebanyak 4 buah, sehingga realisasi IKU ini pada

tahun 2013 sebesar 1.000% dari target sebesar 55%, dan apabila

dibandingkan dengan capaian tahun 2012 terdapat kenaikan sebesar

283,33% dari capain sebelumnya 266,67%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp144.985.000,00 atau 602,02% dari anggaran sebesar Rp24.083.000,00,

realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan

dengan menggunakan SDM sebanyak 808 OH atau 114,12% dari rencana

sebanyak 708 OH.

3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Penetapan IKU “Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”,

dimaksudkan untuk mengukur tentang tingkat kesehatan BUMD sehingga

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat lebih berperan dalam upaya

membantu meningkatkan kinerja BUMD.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja

dibandingkan target PKPT.

Dalam tahun 2013, jumlah BUMD yang telah dilakukan audit kinerja sebanyak

15 BUMD atau sebesar 125% dari target sebanyak 12 BUMD. Jika

dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 250% dari

target sebesar 50%, dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012

terdapat kenaikan sebesar 25,00% dari capain sebelumnya 100,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp145.806.000,00 atau 138,74% dari anggaran sebesar Rp105.094.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 508 OH atau 84,53% dari rencana

sebanyak 601 OH.

Page 53: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

49

Sasaran Strategis 4:

Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,

BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan

menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan

Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang

Berintegritas”.

Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka

menengah pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu

“Terwujudnya Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung

Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:

1. Pencegahan tindak pidana korupsi;

2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;

3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;

4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;

5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;

6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.

Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan

korupsi, BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi

pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan

dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control

Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi,

BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian

keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak

pidana korupsi.

Sasaran “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan

Usaha Milik Daerah Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi”

diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran

Page 54: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

50 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

dan keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik

Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran

strategis Tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

3,00 3,00 100

2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 12,00 5,00 41,67

3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1,00 1,00 100,00

4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00 75,00 89,29

5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 85,00 241,94 284,64

6 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 85,00 100,00 117,65

7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00 100,00 100,00

Tabel 3.11

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA KENAIKAN/

PENURUNAN 2012 2013

1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

3,00 3,00 0,00

2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 9,00 5,00 -4,00

3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1,00 1,00 0,00

Page 55: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

51

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai

100%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran

sebesar 100,00%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini

adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi P rogram Anti

Korupsi

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik

penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa

peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan

korupsi.

Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas

permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian

kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum

koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan,

pembinaan/quality assurance.

Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)

utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia

pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik

dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan

makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai

dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan

membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan

memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah,

terutama di dunia pendidikan.

Jika dibandingkan dengan target output sebesar 7 kegiatan, maka capaian

output Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) adalah 300% atau

4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 75,00 75,00 0,00

5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 140,98 241,94 100,95

6 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

% 100,00 100,00 0,00

7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00 100,00 0,00

Page 56: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

52 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

terealisasi sebanyak 21, sedangkan jumlah kelompok masyarakat yang

mendapat sosialisai sebanyak 3 kelompok masyarakat atau 100% dari target

outcome sebanyak 3 kelompok masyarakat. Ketiga kelompok masyarakat

tersebut yaitu; mahasiswa baru Universitas Lampung, praktisi kesehatan di

RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung dan RSUD A. Yani Kota

Metro, dan Kelompok Tani. Capaian tahun 2013, sama dengan capaian tahun

2012 yaitu tiga kelompok masyarakat (tercapai 100%)

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp124.135.000,00 atau 166,10% dari anggaran sebesar Rp74.735.000,00,

realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan

dengan SDM sebanyak 250 OH atau 141,24% dari rencana sebanyak 177

OH.

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan

Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas

dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan

pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good

Governance.

FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk

mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari

atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur

Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian

Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,

Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar

Perilaku dan Disiplin.

IKU “IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan

Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP” dalam upaya perbaikan

penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan

hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP.

Realisasi IKU atas Implementasi FCP adalah 5 Instansi Pemerintah yaitu

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Balai Pemberdayaan Masyarakat

Desa, pembekalan personil Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Pesawaran,

Page 57: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

53

RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Bandar Lampung, serta jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 12

instansi/BUMN/BUMD, maka capaian IKU tersebut adalah 41,67%, dana

sama dengan capaian tahun 2012.

Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp4.006.000,00

atau sebesar 18,64% dari anggaran sebesar Rp21.486.000,00 dengan

menggunakan SDM sebanyak 14 OH atau 12,28% dari rencana sebanyak

114 OH.

3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang dilakukan Kajian Per aturan yang

Berpotensi TPK

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern

akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang

mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini

dimaksudkan untuk mengukur instansi/BUMN/BUMD yang

membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-

undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.

Untuk merealisasikan IKU, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan

yang berindikasi KKN dan menyusun/menyempurnakan pedoman

pelaksanaan kegiatan.

Dalam tahun 2013 realisasi IKU sebanyak satu instansi membuat/mengoreksi

kebijakan. Jika dibandingkan dengan target IKU tahun 2013 sebanyak satu

Instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Kegiatan kajian peraturan

yang dilaksanakan yaitu kajian atas Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, sama dengan capaian

Tahun 2012.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp0,00 atau

sebesar 0% dari anggaran sebesar Rp8.611.000,00 dan dengan

menggunakan SDM sebanyak 46 OH atau 83,64% dari rencana sebanyak

55 OH.

Page 58: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

54 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Pe nyesuaian Harga

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian

harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap

peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut

berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. “Persentase pelaksanaan

penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga”.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah dihitung jumlah laporan HKP,

klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP,

klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST).

Dalam tahun 2013 ,jumlah penugasan HKP sebanyak 3 penugasan atau

sebesar 75% dari target yang ditetapkan sebanyak 4 penugasan. Jika

dibandingkan dengan target sebesar 84%, maka capaian IKU ini adalah

sebesar 89,29%.

Kegiatan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran

pembangunan (debottlenecking) yaitu; Permasalahan sewa jaringan listrik

milik KLP Siwo Mego, pembangunan Puskesmas Pembantu Bumi Waras, dan

pembangunan Puskesmas Tanjung Baru.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp10.751.000,00 atau sebesar 27,75% dari anggaran sebesar

Rp38.744.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 207 OH atau

101,97% dari rencana sebanyak 203 OH.

5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara

lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi

KKN yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan

kepada instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase

Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU dominan

BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit

investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan target dalam PKP2T.

Page 59: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

55

Dalam tahun 2013, pelaksanaan audit insvestigasi/PKKN/PKA sebanyak

150 kegiatan atau sebesar 251,61% dari target yang ditetapkan sebanyak

62 kegiatan. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka

capaian IKU ini adalah sebesar 284,64%.

Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp768.264.000,00 atau 113,49% dari anggaran sebesar Rp676.959.000,00

dengan menggunakan SDM sebanyak 3.752 OH atau 121,82% dari rencana

sebanyak 3.080 OH.

6. Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai sta ndar

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah laporan

keinvestigasian yang tidak dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan

keinvestigasian yg disampaikan ke pusat.

Selama periode tahun 2013, laporan keinvestigasian dari Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung sebanyak 156 laporan dan dari jumlah tersebut tidak ada

yang dikembalikan oleh BPKP Pusat, sehingga capaian untuk IKU

“Persentase Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar” telah tercapai

100%. Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 85% maka realisasi

capain atas IKU tersebut sebesar 117,65%, dan apabila

7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap

akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan

pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data

bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat

pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara

langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai

sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang

Ditindaklanjuti.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan investigatif

untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan dengan jumlah

surat pengaduan masuk yang diteruskan ke Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung.

Page 60: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

56 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Realisasi IKU tahun 2013, diukur dari jumlah surat pengaduan yang

ditindaklanjuti dengan penerbitan surat tugas sebanyak surat pengaduan atau

mencapai 100,00% dari seluruh pengaduan telah ditelaah jumlah surat

pengaduan yang diterima selama tahun 2013 sebanyak 11 buah dan

seluruhnya sebanyak 11 buah telah ditindaklanjuti atau ditelaah. Dengan IKU

sebesar 100%, maka capaian IKU pada tahun 2013 adalah 100,00%.

Sasaran Strategis 5:

Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah di 70% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah

Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab

masing-masing menteri/pimpinan lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota.

BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya,

pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan

SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan.

Tabel 3.12 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 45,00 46,67 103,70

2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 15,00 9,00 60,00

3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 2,00 7,00 350,00

Page 61: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

57

Tabel 3.13 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh tiga IKU

dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh

K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik

kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitasnya

birokrasi.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesu ai Peraturan

Pemerintah Nomor 60/2008

Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 melalui tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas

penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda

yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur dengan

menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah

seluruh K/L/Pemda.Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat

mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang

dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem

pengendalian K/L/Pemda.

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA KENAIKAN/

PENURUNAN 2012 2013

1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 46,67 46,67 0,00

2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 11,00 9,00 -2,00

3 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 4,00 7,00 3,00

Page 62: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

58 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah Pemda yanglaporan

keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-

RI dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda.

Dalam tahun 2013, Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung yang

telah memperoleh opini WTP dari pemda sebanyak 7 Pemda dari

15 Pemerintah Daerah atau sebesar 46,67%. Jika dibandingkan dengan

target out come realisasi capaiannya sebesar 103,70% dari target 45%,

capaian tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2012 yaitu sebanyak 7

Pemerintah Daerah yang memperoleh opini WTP.

2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelengg araan SPIP sesuai

PP No 60 tahun 2008

Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain

penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap

pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain

adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan

penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak

lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP

berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal

25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam rangka

perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis

“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah” dan tujuan“ Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan

sistem pengendalian intern pemerintah”.

Jumlah pemerintah Daerah yang telah dilakukan asistensi penyelenggaraan

SPIP sebanyak 9 Pemerintah Daerah atau telah terealiasi sebanyak 60% dari

15 Pemerintah Daerah yang ada di Provinsi Lampung.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana

sebesar Rp382.590.000,00 atau 157,70% dari anggaran sebesar

Rp242.612.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.387 OH atau

150,60% dari rencana sebanyak 921 OH.

Page 63: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

59

3. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pe ngendalian Intern

BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau

perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring

perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan

Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring

Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011.

Realisasi tahun 2013 IKU ini adalah sebanyak 7 Pemda yang telah

memperbaiki Sistem Pengendalian Intern atau sebesar 350% dari target

sebesar 2 Pemda.

Sasaran Strategis 6:

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemerintah Daerah

Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh

pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi

syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern

pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya

fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai

dengan ketentuan tersebut.

Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah

kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor

manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang

kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan

pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar

yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional

adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan

bidang keahliannya.

Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah

K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan

oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang

bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku

Page 64: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

60 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan

kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP.

Uraian capaian IKU sasaran strategis tersebut diuraikan dalam tabel 3.14

sebagai berikut:

Tabel 3.14

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 33,33 60,00 180,02

Tabel 3.15

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

Persentase Pemda yag Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh

pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi

syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi

keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam

program sertifikasi.

Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008

tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan

yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk

melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau

pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil

dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang

berwenang.

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA KENAIKAN/

PENURUNAN 2012 2013

1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 33,33 60,00 26,67

Page 65: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

61

Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA

sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan

intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor

bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku

instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan

kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP.

Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat)

dan Pemda (APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai

dengan tahun berjalan.

Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan

fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu

kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi

auditor.

Dalam periode sampai dengan tahun 2013, sebanyak 9 Pemerintah

Daerah atau 60% dari 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung telah

dilakukan aistensi penerapan JFA atau sebesar 60%. Bila dibandingkan dengan

targetnya sebesar 33,33%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 180,02%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp56.094.000,00 atau 77,36% dari anggaran sebesar Rp20.247.000,00 ,dengan

menggunakan SDM sebanyak 147 OH atau 277,36% dari rencana sebanyak

53 OH.

Sasaran Strategis 7:

Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan

agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur

tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait

langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan

penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan

disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik

Page 66: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

62 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang

terbaik pula.

Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah

mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai

dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina

satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan

tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.

Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU

dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan

kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU

sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.16.

Tabel 3.16

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 80,00 97,94 122,42

2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 80,00 80,00 100,00

3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,60 9,65 126,93

4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 90,00 100,00 111,11

5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

8,00 8,93 111,64

6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

79,00 106,00 134,18

7 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 100,00 100

8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

7,90 7,06 89,39

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 74,00 82,75 111,82

10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00 1,00 100,00

Page 67: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

63

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET

REALISASI

% CAPAI

AN

11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

15,00 4,00 26,67

12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,50 7,07 94,27

Tabel 3.17 Capaian Indikator Utama Sasaran Strategis 7 Tahun 2012 dan 2013

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2012

tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan dua belas IKU, rata-rata capaian

sasaran 96,29%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah

sebagai berikut:

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN

KINERJA KENAIKAN/

PENURUNAN 2012 2013

1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 96,13 97,94 1,80

2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 100,00 100,00 0,00

3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,50 9,65 2,15

4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 100,00 100,00 0,00

5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala likert 1-10

7,50 8,93 1,43

6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

75,00 106,00 31,00

7 Persentase Pemanfaatan asset % 94,24 100,00 5,76

8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-10

6,33 7,06 0,73

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 33,33 82,75 49,41

10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00 1,00 0,00

11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

12,00 4,00 -8,00

12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

7,07 7,07 0,00

Page 68: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

64 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yan g Terealisasi

IKU“Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”

diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap

rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013

sebesar 80%.

Realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T tahu 2013 sebanyak 332 PP

atau sebesar 97,94% dari target sebanyak 339 PP, apabila dibandingkan

dengan target capaian IKU sebesar 80% maka realisasi capaian atas IKU

tersebut sebesar 122,42%. Sedangkan apabila dibandingkan dengan

realisasi tahun 2012 realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T

sebanyak 373 PP atau sebesar 96,13% dari target sebanyak 388 PP.

2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan

SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah

tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap

penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan

Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat

keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan SAP.

Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan

keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80%

apabila ada catatan. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya

kegiatan pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.

Realisasi tahun 2013 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluai

Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung, jika dibandingkan dengan target outcome nilai

capaiannya 100% karena target outcomenya juga 80%. Jika dibandingkan

dengan tahun 2012, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berhasil

mempertahankan tingkat capaian tersebut.

3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Laya nan Kepegawaian

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu

keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan

dapat terpenuhi.Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui

Page 69: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

65

survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-

10.Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan

kepegawaian dan organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran

kuesioner secara uji petik kepada para pegawai dari seluruh unit kerja

dilingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian

dan organisasi” pada tahun 2013 adalah sebesar 9,65 dari skala Likert 1-10

atau sebesar 126,93% dari target sebesar 7,60. Jika dibandingkan dengan

realisasi tahun 2012 sebesar 7,50 maka terdapat peningkatan yang cukup

siginifikan yaitu sebesar 2,15.

Tercapainya target kinerja tersebut, antara lain disebabkan oleh Pelayanan

kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian

gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu.

4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIP A

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan

tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang

menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian

tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan

persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran

(DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data

dukung yang memadai/lengkap.

Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak

diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.

Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2013 sebesar Rp15.831.397.000,00 dan tidak

terdapat dana DIPA yang diblokir. Target IKU sebesar 90%, sedangkan

realisasi capiannya sebesar 100,00 maka tingkat capaian IKU sebesar

111,11%.

5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencaira n Anggaran yang

Diajukan Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat,

Page 70: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

66 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh

para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para

pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima.

Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus

dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu

penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam

penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai

dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna

anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk

membiayai kegiatan yang telah dianggarkan. Realisasi sasaran ini

diukurdengan hasil survei kepuasan pegawai perwakilan atas layanan

keuangan.

Realisasi IKU tersebut tahun 2013 sebesar 8,93 dari skala likert 1-10 atau

mencapai 111,64% dari target sebesar 8,00 dari skala likert 1-10. Jika

dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 sebesar 7,50 maka terdapat

peningkatan sebesar 1,43.

6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa

Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang

terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung yang ditentukan juga oleh citranya di mata

publik.Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu

alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP.

Kinerja IKU ini diukur denganjumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di

media massa.

Jumlah berita yang dipublikasikan selama tahun 2013 sebanyak 106 kegiatan

atau sebesar 134,18% dari target sebanyak 79 kegiatan. Jika dibandingkan

dengan tahun 2012, jumlah berita yang dipublikasikan sebanyak 75 kegiatan

maka terdapat peningkatan sebanyak 31 kegiatan pemberitaan.

Page 71: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

67

7. Persentase Pemanfaatan Asset

IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan

untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%.

Indeks Efektivitas Pengelolaan Asset digunakan untuk mengukur

pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yangdilaksanakan melalui pengelolaan

Asset.

IKU ini diukur dengan cara total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang

baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset.

Realisasi IKU tersebut tahun 2013 sebesar 100,00%, jumlah aset yang

dimiliki oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebesar

Rp29.315.739.815,00, dari jumlah tersebut seluruhnya atau 100% telah

dimanfaatkan dan merupakan aset dengan kondisi baik yang dapat

dimanfaatkan secar optimal guna mendukung pelaksanaan tugas Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012

sebesar 94,24%%, maka terdapat peningkatan capaian sebesar 5,76%.

8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakila terhadap Layan an Sarpras

Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui

penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

IKU “Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Sarpras”

merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan

targetsebesar 7,90 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dari tingkat persepsi

kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan

oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.

Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2013,

capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar

5 dari skala likert 1-10 atau 7,06 atau sebesar 89,39% dari target sebesar

7,90. Jika dibandingkan dengan hasil survei atas persepsi penerima layanan

tahun 2012, sebesar 6,33 maka terdapat peningkatan kepuasan sebesar

0,73.

Page 72: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

68 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung terus berupaya untuk meningkatkan

kepuasan pegawai terhadap layanan sarana prasarana dengan terus

meningkatkan kenyamanan kantor, penyediaan kendaraan operasional, dan

pelayanan kebersihan.

9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit I nspektorat

Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara

lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap

pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Hasil kegiatan

pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi

early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk

mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.

IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP”

merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target

sebesar 74,00. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi

yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit,

dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang

dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit.

Dalam tahun 2013, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak senilai

Rp25.647.400,00 rekomendasi atau 82,75% dari nilai rekomendasi yang

harus ditindaklanjuti sebesar Rp30.995.563,00. Dibandingkan dengan target

IKU pada tahun 2013 sebesar 74%, maka capaian IKU sebesar 111,82%.

Jika dibandingkan dengan tahun 2012, dengan capaian 33,33% maka

terdapat peningkatan yang signifikan.

Untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama ini perlu upaya terus-

menerus untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut, dengan

mengirimkan surat kepada semua pihak-pihak yang masih memiliki

tunggakan tindak lanjut atas rekomendasi tersebut.

10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan k e Puslitbangwas

IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaika ke Puslitbangwas”

merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7.IKU ini diukur

Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas.

Page 73: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

69

Jumlah masukan kepada Puslitbangwas pada tahun 2013 sebanyak satu

masukan atau 100% dari target yang ditetapkan sebanyak satu masukan,

usulan tersebut disampaikan pada tahun 2012.

11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di- assesment

tata kelola APIP

Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor

PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka

Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor

PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008

tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka

Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA

menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja.

Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa

pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi

pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup

kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality

assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan,perlunya penerapan

tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya pemerintahan yang

efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek KKNserta

kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran

(consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,

pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi,

pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern

semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM

auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment

tata kelola APIP” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7

dengan target sebesar 90,00%.

Capaian IKU tahun 2013 sebesar 26,67% atau 4 Pemerintah Daerah dari 15

Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Lampung, yaitu; Pemerintah

Kabupaten Way Kanan, Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah,

Page 74: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

70 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dan Pemerintah Kota Bandar

Lampung.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana

sebesar Rp13.266.000,00 atau 100,00% dari anggaran sebesar

Rp13.266.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 63 OH atau 100%

dari rencana sebanyak 63 OH. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun

2012 sebesar 12 Pemerintah Daerah sehingga terdapat penurunan

sebanyak 8 Pemerintah Daerah.

12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Berse rtifikat

IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor

Bersertifikat” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7,

dengan target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dengan

pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan

instansi pemerintah (BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga Pemerintah

Non- Kementerian dan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).

IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP

selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu

auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan

mutu pengawasan.

Dalam periode tahun 2013, tingkat kepuasan atas auditor bersertifikat

sebesar 7,07 atau sebesar 94,27% dari target sebesar 7,5 dari skala likert 1-

10.

Sasaran Strategis 8:

Terselenggaranya satu Sistem Dukungan Pengambilan KeputusanBagi

Pimpinan

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama

dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitasBPKP

sebagai Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung, sebagai bagian dari integral BPKP juga dituntut untuk memberikan

informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas

Page 75: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

71

permasalahan yang dihadapi pemerintah baik pusat maupun daerah. Selain itu,

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga harus mampu memberikan informasi

untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.

Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan yaitu “Jumlah Sistem

Informasi yang dimanfaatkan secara efektif”untuk mengukur keberhasilan

sasaran strategis. Realisasi IKU dominan tersebut pada tahun 2013 disajikan

dalamTabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.18

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA SATUAN TARGET REALISASI

% CAPAI

AN

1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 61,00 100,00 163,93

Tabel 3.19

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara E fektif

Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau

100% telah secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,

SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG telah dimanfaatkan

secara optimal. Jika dibandingkan dengan target outcome sebesar 61% maka

realisasi capian untuk IKU tersebut sebesar 163,93% hal ini menunjukan

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah berhasil mempertahankan sejak

dari tahun 2012.

Realisasi output laporan dukungan manajemen terkait SI sejumlah

61 Laporan atau sebesar 148,78% dari target sejumlah 41 Laporan, dengan

NO URAIAN INDIKATOR

KINERJA UTAMA SATUAN

KINERJA

KENAIKAN/ PENURUNAN 2012 2013

1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 100,00 100,00 0,00

Page 76: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

72 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

realisasi anggaran sebesar Rp110.947.000,00 atau 46,19% dari anggaran

sebesar Rp240.205.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.263 OH

atau 199,21% dari rencana sebanyak 1.136 OH.

Page 77: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

73

IV. PENUTUP

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008,

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung melakukan pembinaan SPIP dan

pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan

kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan

melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Gubernur dan

Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem

Pengendalian Intern di Wilayah Provinsi Lampung.

Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan

SPIP disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Dalam

pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai

evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk

perbaikan kinerja ke depan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, di

samping merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013, juga

mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa

perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP

yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja,

evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen

renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama.

Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung 2010-2014 telah

ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan

RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam

target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan

kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah

berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator

kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki

hubungan kausalitas dengan sasaran.

Page 78: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB IV. PENUTUP

74 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2013

Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme

pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan

melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun

berjalan.

Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai

kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun

eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.

Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan

termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam

tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU, telah

dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun

2013, seluruh sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak

delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%. Dari 12 IKU dominan

yang tercapai dapat dirinci sebagai berikut.

Sasaran 1: Dari 7 IKU dominan, tercapai 7 IKU, capaian 100%

Sasaran 2: Dari 2 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100%

Sasaran 3: Dari 3 IKU dominan, tercapai 2 IKU, capaian 100%

Sasaran 4: Dari 7 IKU dominan, tercapai 5 IKU, capaian 100%

Sasaran 5: Dari 3 IKU dominan, tercapai 2 IKU, capaian 100%

Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100%

Sasaran 7: Dari 12 IKU dominan, tercapai 8 IKU, capaian 100 %

Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100%

Walau pencapaian kinerja kegiatan utama pada umumnya telah

menunjukkan capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah

strategi untuk peningkatan kinerja perlu dilakukan, sebagai berikut:

1. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin

kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung;

2. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan secara

tepat waktu seperti realisasi dana penugasan dan alasan penyimpangan dari

RMP dan RPL;

3. Meningkatkan identifikasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan

pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung;

Page 79: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BAB IV. PENUTUP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2013

75

4. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindak lanjut atas temuan hasil audit

yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut dan

kegiatan monitoring serta evaluasi tindaklanjut temuan hasil pengawasan;

5. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan,

rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja

dapat disusun tepat waktu dan akurat.

Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan

informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas

fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, sehingga dapat memberikan umpan

balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal

LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi

terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan

BPKP Provinsi Lampung dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.

---o0o---

Page 80: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

DOKUMENTASI KEGIATAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG

Pelantikan Kepala BPKP Provinsi Lampung

Sinergisitas BPKP dan BPK Lampung

Koordinasi BPKP dengan Polda Lampung sebagai mitra kerja

Koordinasi BPKP dengan Kejati Provinsi Lampung sebagai mitra kerja

Pendatanganan MoU BPKP Lampung dengan RSUD Provinsi Lampung

Pendatanganan MoU BPKP Lampung dengan RSJD Provinsi Lampung

Page 81: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

Lampiran 5/1

Audit Keuangan atas Proyek PHLN di Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2012

No.

Nama Kegiatan

Simpulan

atas

Penyajian

LapKeu

1. Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan

7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410

PNPM Generasi pada Kabupaten Way Kanan Tahun 2011

Wajar

2. Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Kab. Lampung Selatan Wajar

3. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA Kabupaten

Mesuji Tahun 2011

Wajar

4. Audit Keuangan ADB Loan 1964-INO SF SCBD Sekda Kab. Lampung

Selatan

Wajar

5. Audit keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan

7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410

PNPM Generasi pada Kabupaten Lampung Selatan

Wajar

6. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB

2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA Kab.Lampung Timur

Wajar

7. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB

2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab. Lampung

Timur

Ada Catatan

8. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB

2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung Timur

Wajar

9. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas PNPM

Mandiri Perkotaan Kota Bandar Lampung

Wajar

10. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan

7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410

PNPM Generasi pada Kabupaten Mesuji Tahun 2011

Wajar

11. Audit Laporan Keuangan Satker BBWS Mesuji Sekampung IBRD Loan

No.7669 -ID DOISP pada Ditjen SDA Kementerian PU

Wajar

12. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Health Profesional Education

Quality Project Universitas Lampung (LOAN IBRD 7737-ID) Tahun 2011

Wajar

13. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA

Kab.Lampung Selatan

Wajar

14. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.

Wajar

Page 82: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

Lampiran 5/2

No.

Nama Kegiatan

Simpulan

atas

Penyajian

LapKeu

Lampung Selatan

15. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung

Selatan

Ada Catatan

16. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA

Kabupaten Pesawaran Tahun 2011

Wajar

17. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /

Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/

Grant 97410 PNPM Generasi Kabupaten Lampung Utara

Wajar

18. Audit Keuangan IBRD Loan No. 4789 IND, IDA Credit 4077 IND

(IMHERE) Univ. Lampung

Wajar

19. Audit Keuangan IBRD 7737-ID Health Proff. Educ. Quality Proj.

Univ. Malahayati Lampung

Ada Catatan

20. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /

Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/

Grant 97410 PNPM Generasi pada Prov. Lampung Tahun 2011

Wajar

21. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA

Kab.Pesawaran

Wajar

22. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.

Pesawaran

Wajar

23. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda

Kab.Pesawaran

Wajar

24. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA

Kabupaten Way Kanan

Wajar

25 Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA

Kabupaten Pringsewu Tahun 2011

Wajar

26. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas

PNPM Mandiri Perkotaan Prov. Lampung

Wajar

27. Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas Wajar

Page 83: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

Lampiran 5/3

No.

Nama Kegiatan

Simpulan

atas

Penyajian

LapKeu

PNPM Mandiri Perkotaan Kota Metro

28. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA

Prov.Lampung

Ada Catatan

29. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian

Provinsi Lampung

Ada Catatan

30. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Provinsi

Lampung

Ada Catatan

31. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA

Kab.Lampung Tengah

Wajar

32. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.

Lampung Tengah

Wajar

33. Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan

ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung

Tengah

Wajar

34. Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA

Kabupaten Tanggamus Tahun 2011

Wajar

35. Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /

Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/

Grant 97410 PNPM Generasi pada Kabupaten Tanggamus Tahun

2011

Wajar

36. Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational

Education Strengthening Project (INVEST) SMKN Bandar

Lampung

Wajar

37. Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational

Education Strengthening Project (INVEST) SMKN 2 Metro Kota

Metro

Wajar

Page 84: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

Lampiran 5/ 1 - 2

1 Meningkatnya Kualitas 1

LKPP, 95% LKKL, dan 95%

LKPD

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan

LKKL

Laporan 34.00 90.00 (62.22)

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan

LKPD

Laporan 57.00 44.00 29.55

Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 21.00 38.00 (44.74)

Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 93.00 107.00 (13.08)

Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 40.00 26.00 53.85

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 8.00 22.00 (63.64)

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan

LKBUMD

Laporan 30.00 21.00 42.86

2 Tercapainya Optimalisasi

Penerimaan Negara

sebesar 87,50%

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan 2.00 2.00 0.00

Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 196.00 113.00 73.45

3 Terselenggaranya SPM

pada 300 IPD dan

terselenggaranya GG pada

75% BUMN/BUMD

Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan 41.00 27.00 51.85

Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 22.00 36.00 (38.89)

Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 0.00 0.00 #DIV/0!

4 Meningkatkan Kesadaran

dan Keterlibatan K/L,

Pemda, BUMN/BUMD

Dalam Upaya Pencegahan

dan Pemberantasan

Korupsi Menjadi 80%

Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 15.00 19.00 (21.05)

Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 21.00 10.00 110.00

Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 5.00 3.00 66.67

Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan

Penyesuaian Harga

Laporan 1.00 9.00 (88.89)

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian

negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan

Instansi Penyidik

Laporan 3.00 2.00 50.00

5 Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP di 70%

K/L/Pemda

Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Laporan 156.00 86.00 100.00

CAPAIAN KINERJA KEGIATAN

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

TAHUN 2013

No. SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan Realisasi

2013

2012

Realisasi

2012

2011

% Kenaikan

(Penurunan)

Page 85: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

Lampiran 5/ 2 - 2

No. SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan Realisasi

2013

2012

Realisasi

2012

2011

% Kenaikan

(Penurunan)

6 Meningkatnya kapasitas

aparat pengawasan intern

pemerintah yang

profesional dan kompeten

pada 80% K/L/Pemda

Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP

Daerah

Kegiatan 5.00 0.00 #DIV/0!

7 Meningkatnya efektifitas

perencanaan pengawasan

sebesar 90% dan kualitas

pengelolaaan keuangan

sebesar 100%.

Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 77.00 30.00 156.67

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP

Daerah

Kegiatan 9.00 2.00 100.00

Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan 19.00 51.00 (62.75)

8 Terselenggaranya 1 sistem

dukungan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP (Terkait

SI)

Laporan 2.00 15.00 100.00

Jumla

h

857.00 753.00 13.81

Page 86: PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG - bpkp.go.id · PDF filePERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG i KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

Jalan Basuki Rahmat Nomor 33 Bandar Lampung Telepon (0721) 483129 Faksimile (0721) 481550

E-mail : [email protected] Website : www.bpkp.go.id