perubahan rencana pembangunan jangka ......rencana pembangunan jangka menengah daerah (rpjmd) 2014 -...
TRANSCRIPT
-
[Type the document title]
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Kabupatenbanyuasin 2014 – 2018
-
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar ix
BAB I PENDAHULUAN I –
1
1.1. LatarBelakang I –
1
1.2. DasarHukumPenyusunan I –4
1.3. Pokok – PokokPerubahan I -
8
1.4. HubunganAntarDokumen I –
11
1.5. SistematikaPenulisan I –
14
1.6. MaksuddanTujuan I –
17
BAB IIGAMBARANUMUMKONDISIDAERAH II–
1
2.1. AspekGeografidanDemografi II–
1
2.1.1. Letak, Luasdan Batas Wilayah II–
1
2.1.2. KondisiTopografi II–
5
2.1.3. KondisiHidrologi II–
7
2.1.4. KondisiKlimatologi II–
11
2.1.5. KondisiGeologi II–
13
2.1.6. PotensiPengembangan Wilayah II–
16
2.1.7. Wilayah RawanBencana II–
21
2.1.8 AspekDemografi II–
27
2.2. AspekKesejahteraanMasyarakat II–
29
2.2.1. FokusKesejahteraandanPemerataanEkonomi II–
29
-
v
2.2.2. FokusKesejahteraanSosial II–
37
2.2.3. FokusSeniBudayadanOlahraga II–
42
2.3. Aspek Pelayanan Umum II–
44
2.3.1. FokusLayananUrusanWajib II–
44
2.3.2. FokusLayananUrusanPilihan II–
63
2.4. Aspek Daya Saing Daerah II–
70
BAB IIIGAMBARAN KEUANGAN DAERAH III
– 1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu III
– 5
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD III
– 6
3.1.2. Neraca Daerah III
–
12
3.2. KebijakanPengelolaanKeuanganMasaLalu III
–
19
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran III
–
22
3.2.2. Analisis Pembiayaan III
–
25
3.3. KerangkaPendanaan III
–
27
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama
III
–
27
3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan III
–
27
BAB IVPERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH IV
–1
4.1. Permasalahan Pembangunan IV
–4
4.2. IsuStrategis IV
–8
-
vi
BAB VVISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V –
1
5. 1. Visi V –
4
5. 2. Misi V –
7
5. 3. TujuandanSasaran V –
7
BAB VI. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH VI
– 1
6. 1. StrategidanArahKebijakan VI
–1
6. 2.
6. 3. StrategidanArahKebijakanPengembangan Wilayah
KabupatenBanyuasin
VI
–12
6. 4. StrategidanArahKebijakanPengembangan Wilayah
KabupatenBanyuasindalamRencana Pembangunan
JangkaMenengahNasional (RPJMN) 2015 - 2019
VI
–18
6. 4.1. PengembanganKawasanStrategis VI
–18
6. 4.2. PengembanganKawasanPerkotaandanPerdesaan VI
–21
6. 4.3. PengembanganDaerah
TertinggaldanKawasanPerbatasan
VI
–26
6. 4.4. PenanggulanganBencana VI
–28
6. 4.5. PenataanRuang Wilayah Sumatera VI
–29
6. 4.6. Tata KelolaPemerintahandanOtonomi Daerah VI
–35
6. 5. Prioritas Program Pembangunan Nasional VI
–36
6. 6. Program Pembangunan KabupatenBanyuasin VI
–38
BAB VII. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH VII
– 1
BAB VIII. KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH VIII
– 1
BAB IX. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN IX
– 1
9.1. PedomanTransisi IX
– 1
-
vii
9.2. KaidahPelaksanaan IX
– 2
BAB X. PENUTUP X–
1
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
2.1.
Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas wilayah per Kecamatan di Kabupaten
Banyuasin sampai Tahun 2013
II–3
Tabel
2.2.
Jaringan Sungai Dalam DAS Banyusin II –10
Tabel
2.3.
Jumlah Penduduk Tahun 2009 - 2013 II –28
Tabel
2.4.
ProdukDomestik Regional BrutodenganMigas
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013
II –30
Tabel
2.5.
ProdukDomestik Regional BrutoTanpaMigas
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013
II – 31
Tabel
2.6.
Share PDRB dengan MIGAS
atasdasarhargaberlakumenurutlapanganusahaKabupatenBanyuasinTahun
2009 – 2013
II –32
Tabel
2.7.
PertumbuhanEkonomiKab.BanyuasinTahun 2009 – 2013 II –32
Tabel
2.8.
PDRB Per
KapitadenganMigasKabupatenBanyuasindanPertumbuhannyaTahun 2009
– 2013
II –33
Tabel
2.9.
PDRB Per
KapitatanpaMigasKabupatenBanyuasindanPertumbuhannyaTahun 2009 –
2013
II – 34
Tabel
2.10.
LajuInflasidanPertumbuhanEkonomi
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013
II – 35
Tabel
2.11.
PerkembanganIndikatorBidangPendidikan
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2012
II – 39
Tabel
2.12.
PerkembanganIndikatorBidangKesehatan
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013
II – 41
Tabel
2.13.
PersentasePendudukBerumur 15 keatasmenurutJenisKegiatanUtama,
Tahun 2012
II – 42
Tabel
2.14.
KompetisiOlahraga Tingkat Kabupaten/Kota yang
DiikutiKabupatenBanyuasin Tahun 2009-2012
II –44
Tabel
2.15.
AngkaPartisipasiSekolahKabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II – 46
Tabel IndikatorBidangKesehatanKabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II – 48
-
viii
2.16.
Tabel
2.17.
TenagaKesehatanKabupatenBanyuasinTahun 2012 II – 49
Tabel
2.18.
PanjangJalanKabupatenMenurutJenis
di KabupatenBanyuasin Tahun 2009-2012
II –50
Tabel
2.19.
Tingkat PartisipasiAngkatanKerjadan Tingkat Pengangguran Terbuka
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013
II – 55
Tabel
2.20.
Realisasi Penempatan Transmigrasi di Kabupaten BanyuasinTahun 2009 -
2012
II – 57
Tabel
2.21.
JumlahKoperasiaktifKabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II –57
Tabel
2.22.
Jumlah PMDN KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II –58
Tabel
2.23.
Penanaman Modal Asing di KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013 II – 58
Tabel
2.24.
JumlahSaranadanPrasaranaKearsipan di KabupatenBanyuasinTahun 2010-
2012
II –62
Tabel
2.25.
ProduktifitasPertanianTanamanPangan
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013
II –63
Tabel
2.26.
NamaCerita Rakyat / Legenda Rakyat di KabupatenBanyuasin II –64
Tabel
2.27.
KontribusiSektorPariwisataterhadap PDRB
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013
II – 66
Tabel
2.28.
NamaObjekWisatadan Usaha Pariwisata di KabupatenBanyuasin, 2013 II – 67
Tabel
3.1.
AnggaranPendapatandanBelanja Daerah
KabupatenBanyuasinTahun 2009 – 2013
III – 6
Tabel
3.2.
PertumbuhanRealisasi Pendapatan Daerah
KabupatenBanyuasinTahun2009 s/d Tahun 2013
III –8
Tabel
3.3.
Persentase PAD Terhadap Total Pendapatan III –12
Tabel
3.4.
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah KabupatenBanyuasin III –
14
Tabel
3.5.
AnalisisRasioKeuanganKabupatenBanyuasin 2011 - 2013 III - 16
Tabel
3.6.
RealisasiPendapatanKabupatenBanyuasin
Tahun 2009 – 2013
III –23
Tabel
3.7.
RealisasiBelanjaKabupatenBanyuasin
Tahun 2009 – 2012
III– 24
Tabel
3.8.
DefisitRiilAnggaranKabupatenBanyuasin III –
26
Tabel
3.9.
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
KabupatenBanyuasin
III –
26
Tabel
3.10.
Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta
PrioritasUtamaKabupatenBanyuasin
III –
27
Tabel ProyeksiPendapatan Daerah KabupatenBanyuasinTahun 2014 - 2018 III –
-
ix
3.11. 28
Tabel
5.1.
Visi, Misi, TujuandanSasaranJangkaMenengahKabupatenBanyuasin 2014 -
2018
V – 10
Tabel
6.1.
Visi, Misi, Tujuan, SasarandanStrategiKabupatenBanyuasin VI – 6
Tabel
6.2.
ArahKebijakan Pembangunan KabupatenBanyuasin VI –
10
Tabel
6.3.
Kawasan Strategis KabupatenBanyuasin VI –
17
Tabel
6.4.
Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
KabupatenBanyuasin
VI –
25
Tabel
6.5.
Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan di Kawasan Tanjung Api-
Api KabupatenBanyuasin
VI –
25
Tabel
6.6.
Indeks Kerawanan dan Indeks Resiko Bencana KabupatenBanyuasin VI –
29
Tabel
6.7.
Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Nasional di Pulau Sumatera
terkait Wilayah KabupatenBanyuasin
VI –
35
Tabel
6.8.
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional (2015-2019) VI –
36
Tabel
6.9.
Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif
KabupatenBanyuasinTahun 2014 -2018
VI –
63
Tabel
7.1.
IndikasiRencana Program Prioritas yang
disertaiKebutuhanPendanaanKabupatenBanyuasinTahun 2014 – 2018
VII –
13
Tabel
8.1.
PenetapanIndikatorKinerjaUtamaKabupatenBanyuasinTahun2014 – 2018 VIII –
6
Tabel
8.2.
PenetapanIndikatorKinerja Daerah KabupatenBanyuasinTahun 2014 –
2018
VIII –
9
Tabel
8.3.
Indikator SDG’s KabupatenBanyuasin VIII–
24
Tabel
8.4.
IndikatorStandarPelayanan Minimal (SPM) KabupatenBanyuasin VIII –
59
Tabel
9.1.
PenetapanIndikatorKinerja Daerah
KabupatenBanyuasintahun 2014 – 2018
IX – 5
-
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Hubungan RPJM Daerah
KabupatenBanyuasinTahun 2014 - 2018
I –14
Gambar 2.1. Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin II – 4
Gambar 2.2. Peta Tofografi Kabupaten Banyuasin II – 7
Gambar 2.3. Peta Hidrologi Kabupaten Banyuasin II – 9
Gambar 2.4. Peta Gambaran Klimatologi Kabupaten Banyuasin II – 13
Gambar 2.5. Peta Geologi Kabupaten Banyuasin II – 16
Gambar 2.6. PetaRawanBencanaKabupatenBanyuasin II – 27
Gambar 2.7. Pertumbuhan Jumlah PendudukKabupaten
Banyuasin Tahun 2009 – 2012
II – 29
Gambar 2.8. Tingkat KemiskinanKabupaten Banyuasin
Tahun 2009 – 2012
II – 36
Gambar 2.9. Indeks Pembangunan
ManusiaKabupatenBanyuasinTahun 2009 - 2013
II – 38
Gambar 2.10. Rata-rata Lama SekolahKabupatenBanyuasin
Tahun 2009 – 2013
II – 39
Gambar 2.11. UsiaHarapanHidupKabupatenBanyuasin 2009 –
2013
II –40
Gambar 2.12. AngkaPartisipasiKasarKabupatenBanyuasin, 2009
– 2013
II – 46
Gambar 2.13. Jumlah Guru dan Murid Menurut Tingkatan
Sekolah
di Kabupaten Banyuasin (orang),
TahunAjaran2011/2012
II – 47
Gambar 2.14 Tingkat KetahananPangandi Kabupaten Banyuasin
2009 – 2013
II – 60
Gambar 2.15. KontribusiSektorPariwisataterhadap PDRB
di Kabupaten Banyuasin 2009 - 2013
II – 67
Gambar 2.16. StrukturEkonomiKabupatenBanyuasinTahun 2013 II –71
Gambar 3.1. PendapatanAsli Daerah (PAD)
KabupatenBanyuasin
Tahun 2009 – 2013
III – 11
Gambar 3.2. Asset Daerah KabupatenBanyuasinTahun 2009 –
2013
III – 13
Gambar 3.3. Target danRealisasiPendapatan Daerah
KabupatenBanyuasinTahun 2009 - 2013
III – 24
Gambar 3.4. Target danRealisasiBelanja Daerah
KabupatenBanyuasinTahun 2009 - 2013
III – 25
Gambar 6.1. SinkronisasiterhadapPrioritasNasionaldanProvinsi
Sumatera Selatan
VI – 2
-
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
BAB I.
PENDAHULUAN
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mengamanatkan kepada daerah untuk
menyusun Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah
(RPJMD).
Dokumen RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan
memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Provinsi Sumatera
Selatan, serta memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi
Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Dan Program Satuan
Kerja Perangkat Daerah, Lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan
Program Kewilayahan Disertai dengan Rencana Kerja dalam
Kerangka Regulasi dan Kerangka Pendanaan yang bersifat
indikatif.
RPJMD Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018 disusun
bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan
BAB I
PENDAHULUAN
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
kewenangan masing-masing, mengintegrasikan rencana tata ruang
dengan rencana pembangunan daerah, serta dilaksanakan
berdasarkan kondisi permasalahan dan potensi yang dimiliki
Kabupaten Banyuasin sesuai dinamika perkembangan daerah
provinsi dan nasional.
RPJMD Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018 telah
memasuki tahun pelaksanaan ketiga, yaitu tahun 2016, dan RPJMD
Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018, dalam perjalananya
banyak sekali perubahan dan dinamika lingkungan, baik
lingkungan eksternal (provinsi, nasional, dan bahkan regional dan
internasional) maupun lingkungan internal Kabupaten Banyuasin,
yang mau tidak mau tetap harus direspon dan diakomodir dalam
berbagai penyesuaian perencanaan pembangunan di
lingkungan Kabupaten Banyuasin. Beberapa perubahan dan
dinamika lingkungan eksternal yang perlu direspon antara lain :
Adanya pergantian kepemimpinan nasional, yang membawa
perubahan penting pada strategi serta arah dan kebijakan
pembangunan nasional dengan Trisaktinya dan 8 (delapan) agenda
program pembangunan “Nawa Cita” dari presiden dan wakil
presiden terpilih, Ir H. Joko Widodo dan Drs. H.
Muhammad Jusuf Kalla
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
Telah terbitnya dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 - 2019, yang merupakan
terjemahan dan operasionalisasi dari strategi dan agenda program
presiden dan wakil presiden terpilih; Beberapa dinamika kondisi
internal Kabupaten Banyuasin yang juga perlu direspon dan
diakomodasikan antara lain :
• Penentuan Indikator Tujuan dari Visi dan Misi Kabupaten
Banyuasin untuk memberikan tolok ukur keberhasilan dalam
pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Banyuasin dan
penajaman pada sasaran dari visi dan misi, sehingga lebih
SMART (Specifik, Measureable, Akuntable, Relevant dan
Timely) sehingga sasaran Visi dan Misi lebih berorientasi
kepada Hasil (outcome) Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2015.
• Penentuan Prioritas Pembangunan Kabupaten Banyuasin dalam
rangka memperhatikan prioritas nasional dan provinsi Sumatera
Selatan. Mengingat perbedaan waktu RPJMN 2015 – 2019
dengan RPJMD Kabupaten Banyuasin 2014 – 2018;
• Perincian Indikator Kinerja Utama didalam Bab IX RPJMD
sebagai bentuk komitmen Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
terhadap pelaksanaan program prioritas di Kabupaten
Banyuasin.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
• Penajaman program dan kegiatan yang benar- benar
menghasilkan nilai tambah pembangunan (added value)
Kabupaten Banyuasin (Evaluasi terhadap program-program
yang telah dilaksanakan, program-program yang belum
dikondisikan, termasuk beberapa program baru yang pelu
diakomodir seperti pemberlakuan program BLUD di RSUD
Kabupaten Banyuasin dan lain-lain;
Revisi terhadap RPJMD Kabupaten Banyuasin dilakukan
dalam upaya untuk meningkatkan kualitas perencanaan
pembangunan Kabupaten Banyuasin. Untuk itulah dokumen
RPJMD Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2018 ini perlu
direview agar memenuhi kebutuhan pembangunan Kabupaten
Banyuasin.
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Perubahan RPJMD Tahun 2014 - 2018 disusun atas dasar :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
4. Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
Sebagaimana telah diubah beberapa kali terahir dengan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 3);;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar
Pelayanan Minimal;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Derah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
15. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 16 Tahun
2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten Banyuasin Tahun 2006-2025;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 7 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2014 – 2018;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 18 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2016 Nomor
18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun
2016 Nomor 063).
1.3. POKOK POKOK PERUBAHAN
Penerapan Undang-undang 23 Tahun 2104 dan Perbedaan masa
penetapan RPJMD dan RPJMN merupakan salah satu alasan perlu
dilakukannya perubahan RPJMD Kabupaten Banyuasin, RPJMD Kabupaten
Banyuasin tahun 2014 – 2018 ditetapkan pada tahun 2014 sedangkan
RPJMN ditetapkan pada tahun 2015, untuk itu guna melakukan
sinkronisasi dengan prioritas pembangunan nasional dan provinsi perlu
dilakukan beberapan perubahan, disamping itu dalam perjalananya
banyak sekali perubahan dan dinamika lingkungan, baik lingkungan
eksternal (provinsi, nasional, dan bahkan regional dan internasional)
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
maupun lingkungan internal Kabupaten Banyuasin, yang harus direspon
dan diakomodir dalam berbagai penyesuaian perencanaan antara lain :
1. Penyesuaian nomenklatur perangkat daerah yang sesuai
Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten
Banyuasin.
2. Mematuhi Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ
Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dalam
poin kedua untuk segera melakukan penyesuaian Dokumen
Rencana Pembangunan Daerah sesuai dengan kelembagaan
Perangkat Daerah Yang dibentuk berdasarkan PP Nomor 18
Tahun 2016.
3. Menindaklanjuti surat Gubernur Sumatera Selatan Nomor 050/
1769/Bappeda-V/2017 perihal Penyesuaian RPJMD Kabupaten/
Kota, untuk seluruh Kabupaten / Kota dalam wilayah Provinsi
Sumatera Selatan untuk segera melakukan revisi RPJMD dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
4. Menindaklanjuti Hasil Konsultasi dengan pihak Kementerian
Aparatur dan RB , Kementerian Bappenas dan Hasil Reviu
Laporan Kinerja (LKj) dari Inspektur Kabupaten Banyuasin
Nomor 700/697/Irkab/2015, yang antara lain meliputi :
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
- Menambahkan Indikator Kinerja Tujuan dari Visi dan Misi
untuk memberikan arah bagi tujuan pembangunan di
Kabupaten Banyuasin tahun 2014 - 2018.
- Mencantumkan hasil review terhadap sasaran visi dan misi
RPJMD Kabupaten Banyuasin agar lebih SMART.
- Review prakiraan kebutuhan pendanaan sampai dengan
tahun 2018 per tahun per program sesuai dengan hasil
pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan RPJMD
Tahun 2014 – 2018;
- Memperjelas definisi setiap pernyataan indikator kinerja
daerah dan Indikator Kinerja Utama;
- Mengintegrasikan indikator SPM dan indikator SDGs
dalam indikator kinerja daerah dan Indikator Kinerja
Utama sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
- Mencantumkan Indikator Kinerja Utama ke dalam Bab
RPJMD
- Menyelaraskan target-target tahunan indikator kinerja
daerah dengan perkembangan hasil pembangunan.
- Menyesuaikan Startegi dan Arah kebijakan
pembangunan
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
- Menyesuaikan prediksi keuangan daerah dengan asumsi-
asumsi keuangan terkini;
1.4. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
1.4.1. Hubungan RPJMD dengan RPJMN
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, RPJMD harus mengacu dan selaras
dengan RPJP dan RPJM Nasional karena keberhasilan
pembangunan di daerah seperti yang direncanakan akan
menjadi bagian dari keberhasilan pembangunan nasional.
Rencana Pembangunan Nasional dalam kurun waktu 5 tahun
(2015 - 2019) yang tertuang dalam RPJM Nasional menjadi
perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam
merancang pembangunan di daerah sesuai kondisi daerah.
Substansi tujuan pembangunan nasional lima tahunan
untuk kesejahteraan rakyat menjadi inti dari rencana
pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun
2014-2018 yang selanjutnya dirinci dalam rencana tahunan
dalam RKPD.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
1.4.2. Hubungan RPJMD dengan RPJPD
RPJMD Tahun 2014 – 2018 merupakan RPJMD Ketiga dari
tahapan pelaksanaan RPJPD Tahun 2006-2025. Oleh sebab
itu, penyusunan RPJMD selain menjabarkan visi, misi dan
program Kepala Daerah periode Tahun 2014-2018, juga
berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang
termuat dalam RPJPD Tahun 2006-2025.
1.4.3. Hubungan RPJMD dan RTRW
Penyusunan RPJMD memperhatikan dan
mempertimbangkan struktur dan pola penataan ruang
yang sesuai dengan Peraturan Daerah No 12 tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
Tahun 2011-2031 sebagai dasar untuk menetapkan lokasi
program pembangunan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Banyuasin.
1.4.4. Hubungan RPJMD dengan Renstra SKPD
RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra
SKPD. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD
yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis
operasional dalam menentukan arah kebijakan serta
indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang
dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima)
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD di bawah
koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Banyuasin.
1.4.5. Hubungan RPJMD dengan RKPD
Pelaksanaan RPJMD Tahun 2014 – 2018 setiap tahun
dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu dokumen
perencanaan tahunan daerah yang memuat prioritas
program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD
menjadi acuan dalam pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang
dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten.
Selanjutnya SKPD dengan berpedoman pada Renstra
SKPD dan RKPD menyusun rencana kerja tahunan berupa
Rencana Kerja (Renja) SKPD.
Gambaran tentang hubungan antara RPJMD dengan
dokumen perencanaan lainnya sebagai kesatuan sistem
perencanaan pembangunan dan sistem keuangan adalah
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
Ped
oman
Dia
cu
Pedom
an
Diacu
Pem
erin
tah
Pu
sa
t P
em
erin
tah
Dae
rah
Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang
UU No. 25 Tahun 2004 ttg Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No. 17 Tahun 2003 ttg
Keuangan Negara
Dia
cu
Ped
oman
Pem
erin
tah
Pu
sa
t P
em
erin
tah
Dae
rah
Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang
Dia
cu
Diacu
Ped
oman
Pem
erin
tah
Pu
sa
t P
em
erin
tah
Dae
rah
Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang
Dia
cu
Pedoman Pedoman
Pedoman Dijabarkan Pedoman
doman Pedoman Dijabarkan Pedoman
Dijabarkan Pedoman Pedoman
Gambar 1.1.
Hubungan RPJM Daerah Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2018
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan RPJMD Tahun 2014 – 2018 didasarkan pada visi,
misi Kepala Daerah terpilih yang diawali dengan analisis kondisi
masa lalu dan saat ini, yang menyangkut hasil yang telah dicapai
dan masalah serta tantangan yang dihadapi, kemudian dilakukan
identifikasi lingkungan strategik internal dan eksternal. Perumusan
visi dan misi, analisis kondisi yang diharapkan, strategi dan arah
Renstra Rincian
APBN
RKA Renja
Renstra Renstra Renstra RPJP
Nasional
APBN
RPJMD
DAERAH
APBD RAPBD RKPD
Renstra RKA
SKPD
Renja
SKPD
RPJP
Daerah
Rincian
APBD
RPJMD
DAERAH
Renstra Rincian
APBN
RKA Renja
Renstra Renstra RPJP
Nasional
APBN
Renstra Rincian
APBN
RKA Renja
Renstra Renstra RPJP
Nasional
APBN
Renstra Rincian
APBN
RKA Renja
Renstra
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
kebijakan pembangunan daerah serta program pembangunan
dilakukan dengan mengacu hasil analisis lingkungan strategik dan
tahapan lima tahunan dalam RPJPD.
1.5.1. Sistematika Penulisan
RPJMD Tahun 2014 – 2018 disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan,
Berisi tentang latar belakang serta maksud dan
tujuan penyusunan Perubahan RPJMD, landasan hukum,
hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya,
kerangka pikir, dan sistematika penulisan.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah,
Berisi tentang kondisi fisik, perekonomian daerah, sosial
budaya, prasarana dan sarana, dan pemerintahan umum.
BAB III Gambaran Keuangan Daerah
Berisi tentang pengelolaan pendapatan daerah,
pengelolaan belanja daerah, pengelolaan pembiayaan
daerah, dan kebijakan umum anggaran.
BAB IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis
Berisi tentang rumusan permasalahan, isu strategis dan
proyeksi pada setiap urusan yang dikelompokkan ke dalam
9 fungsi.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 16
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Berisi tentang dasar fisolofis, visi, misi, prinsip-prinsip dan
nilai- nilai dari tujuan dan sasaran.
BAB VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program
Pembangunan Daerah
Berisi tentang strategi, arah kebijakan dan Program
prioritas pembangunan daerah.
BAB VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan
Program Perangkat Daerah
Berisi tentang rencana program Perangkat Daerah yang
disertai kebutuhan pendanaan selama 5 tahun.
BAB VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
Berisi tentang penetapan indikator kinerja daerah
menurut sasaran strategis, indikator dan capaian kinerja
pembangunan makro daerah serta indikator dan capaian
kinerja menurut misi serta Indikator KInerja Utama
BAB XI Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Berisi kaidah-kaidah pelaksanaan dan pedoman transisi
BAB X Penutup
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n Bab I - 17
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
1.6. MAKSUD DAN TUJUAN
1.6.1. Maksud
Penyusunan Perubahan RPJMD dimaksudkan untuk
memberikan arah dan kebijakan penyelengaraan
pemerintahan dan menjamin keterpaduan dan
kesinambungan pembangunan berkelanjutan. RPJMD
digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan Rencana Strategis Organisasi
Perangkat Daerah (Renstra OPD) lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan meningkatkan
keselarasan rencana pembangunan daerah dengan
rencana pembangunan nasional dan provinsi.
1.6.2. Tujuan
RPJMD disusun dengan tujuan untuk :
1. Menciptakan kesamaan pandangan, arah dan
gerak pembangunan baik yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan.
2. Meningkatkan pelaksanaan pemerintahan dan
pembangunan serta pelayanan masyarakat yang
lebih berdaya guna dan berhasil guna.
-
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
BAB II.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 1
BAB II.
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah
Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu wilayah di
Provinsi Sumatera Selatan, Letak Geografis Kabupaten
Banyuasin terletak pada posisi antara 1,30° - 4,0° Lintang
Selatan dan 104° 00’ - 105° 35’ Bujur Timur yang terbentang
mulai dan bagian tengah Provinsi Sumatera Selatan sampai
dengan bagian Timur dengan luas wilayah seluruhnya
11.832,99 Km2 atau 1.183.299 Ha.
Secara administratif, Kabupaten Banyuasin mempunyai
batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Provinsi Jambi dan Selat
Bangka.
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan
Pampangan dan Air Sugihan Kabupaten
Ogan Komering Ilir.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 2
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Jejawi
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota
Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan
Talang Ubi Kabupaten Muara Enim.
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Sungai
Lilin, Sungai Lais dan Bayung Lincir
Kabupaten Musi Banyuasin.
Pada awal terbentuk Kabupaten Banyuasin terdiri atas 15
kecamatan yang terdiri dari 272 desa dan 16 kelurahan dan
sampai dengan tahun 2013 Kabupaten Banyuasin terbagi
menjadi 19 kecamatan yang terdiri dari 288 desa dan 16
kelurahan, dimana jumlah desa terbanyak dimiliki oleh
Kecamatan Pulau Rimau yaitu berjumlah 29 Desa. Sedangkan
kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan
wilayah seluas 3.632,40 Km2 atau sekitar 30,70% dari luas
wilayah sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah
Kecamatan Sumber Marga Telang dengan wilayah seluas
174,89 Km2 atau sekitar 1,48 %dari luas wilayah Kabupaten
Banyuasin. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 3
Tabel 2.1
Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas wilayah per Kecamatan
di Kabupaten Banyuasin sampai Tahun 2013
No Kecamatan Pusat
Pemerintahan
Jumlah Desa
/Kelurahan Luas Wilayah (Km2)
Desa Kel Luas %
1 2 3 4 5 6 7
1. Banyuasin I Mariana 11 2 186,69 1,58
2. Banyuasin II Sungsang 17 - 3.632,40 30,70
3. Banyuasin III Pangkalan Balai 21 5 294,20 2,49
4. Pulau Rimau Telung Betung 29 - 888,64 7,51
5. Tungkal Ilir Sido Mulyo 14 - 648,14 5,48
6. Betung Betung 9 2 354,41 3,00
7. Rantau Bayur Tebing Abang 21 - 556,91 4,71
8. Talang Kelapa Sukajadi 6 6 439,43 3,71
9. Tanjung Lago Tanjung Lago 15 - 802,42 6,78
10. Muara Telang Telang Jaya 16 - 341,57 2,89
11. Makarti Jaya Makarti Jaya 11 1 300,28 2,54
12. Muara Padang Sumber Makmur 15 - 917,60 7,75
13. Muara
Sugihan Tirto Harjo 22 -
696,40 5,89
14. Air Saleh Saleh Mukti 14 - 311,57 2,63
15. Rambutan Rambutan 19 - 450,04 3,80
16. Sembawa Sembawa 11 - 196,14 1,66
17. Suak Tapeh Lubuk Lancang 11 - 312,70 2,64
18. Sumber Marga
Telang Muara Telang 10 - 174,89 1,48
19. Air Kumbang Cinta Manis Baru 16 - 328,56 2,78
J u m l a h 288 16 11.832,99 100,00
Sumber : Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin, 2013
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Wilayah er ecamatan
Letak Geo rafis abu aten Banyuasin yan emikian
yang menem atkan abu aten Banyuasin a a osisi otensial
dan strate is alam hal er a an an an in ustri, mau un
pertumbuhan sektor
posisi Kabu aten Banyuasin en an ibukota Pan kalan Balai
yang terletak i Jalur Lintas Timur.Selain itu abu aten
Banyuasin meru akan aerah enyelen ara ertumbuhan
Kota Palemban terutama untuk sektor in ustri. Disisi lain bil
dikaitkan en an rencana awasan In ustri an elabuhan
Tanjung A i
bagi kabu aten i sekitarnya seba ai usat in ustri hilir, jasa
Talang
Kelapa;
439,43
Tanjung Lago;
802,42
Muara Telang;
341,57
Makarti Jaya;
300,28
Muara Padang;
917,6
Muara
Sugihan;
696,4
Air Saleh;
311,57
Rambutan;
450,04
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Gambar 2.1
ilayah per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Letak Geografis Kabupaten Banyuasin yan emikian
yan menempatkan Kabupaten Banyuasin pada osisi otensial
an strategis dalam hal perdagangan dan in ustri, mau un
ertumbuhan sektor-sektor pertumbuhan baru. on isi ini an
osisi Kabupaten Banyuasin dengan ibukota Pan kalan Balai
yan terletak di Jalur Lintas Timur.Selain itu abu aten
Banyuasin merupakan daerah penyelenggara ertumbuhan
ota Palembang terutama untuk sektor industri. Disisi lain bil
ikaitkan dengan rencana Kawasan Industri an elabuhan
Tanjung Api-api Kabupaten Banyuasin sangat besar eranannya
ba i kabupaten di sekitarnya sebagai pusat in ustri hilir, jasa
Banyuasin
I; 186,69
Banyuasin II;
Tungkal Ilir;
648,14Betung; 354,41Rantau Bayur;
556,91
Sembawa;
196,14
Suak Tapeh;
312,7
Sumber Marga
Telang; 174,89Air
Kumbang;
328,56
2014 - 2018
Bab II - 4
i abu aten Banyuasin
Letak Geo rafis abu aten Banyuasin yang demikian
yan menem atkan abu aten Banyuasin ada posisi potensial
an strate is alam hal er a an an an industri, maupun
uhan baru.Kondisi ini dan
osisi abu aten Banyuasin en an ibukota Pangkalan Balai
yan terletak i Jalur Lintas Timur.Selain itu Kabupaten
Banyuasin meru akan aerah enyelen ara pertumbuhan
ota Palemban terutama untuk sektor in ustri. Disisi lain bila
ikaitkan en an rencana awasan In ustri dan pelabuhan
a i abu aten Banyuasin san at besar peranannya
ba i kabu aten i sekitarnya seba ai usat industri hilir, jasa
Banyuasin
I; 186,69
Banyuasin II;
3.632,40
Banyuasin III;
294,2
Pulau Rimau;
888,64
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 5
distribusi produk sumber daya alam baik pertanian, kehutanan,
perikanan dan kelautan, dan pertambangan.
2.1.2. Kondisi Topografi
Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi
ketinggian dan kontur wilayah Kabupaten Banyuasin. Selain
berisikan penjelasan, juga didukung oleh peta ketinggian dan
kontur wilayah dengan skala peta 1:50.000.
Kondisi topografi Kabupaten Banyuasin didominasi oleh
daerahyang relatif datar atau sedikit bergelombang, yaitu
terdiri dari 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir
pantai, rawa pasang surut dan lebak serta 20% luasan
merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan
kisaran ketinggian 0 – 60 M di atas permukaan laut. Topografi
datar atau sedikit bergelombang 0-12 dan 13-24 Mpdl
menyebar di seluruh kecamatan sedangkan topografi
berombak sampai bergelombang 25-36 dan 37-48 Mdpl berada
di sebagian kecil Banyuasin dua, Tungkal Ilir serta selatan
bagian timur Kabupaten Banyuasin serta sebagian kecil wilayah
Betung dan Banyuasin III untuk 49-60 Mdpl.
Dilihat dari kelerengannya, daratan Kabupaten Banyuasin
berada pada kisaran kemiringan lereng 0-2% seluas 1.181.610
Ha dan 2-5% seluas 1.689 Ha.Beberapa wilayah yang berada
pada dataran rendah dengan kisaran kemiringan lereng 0-2%
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 6
berupa lahan rawa pasang surut tersebar di sepanjang Pantai
Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara
Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau,
Air Salek Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa,
Betung dan Tungkal Ilir. Selanjutnya berupa lahan rawa lebak
terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan
Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan
lahan kering dengan topografi agak bergelombang dan kisaran
kemiringan lereng 2-5% terdapat di sebagian besar Kecamatan
Betung, Sembawa, Banyuasin III, Talang Kelapa, Rantau Bayur
dan sebagian kecil Kecamatan Muara Sugihan, Rambutan dan
Kecamatan Tungkal Ilir. Gambaran kondisi topografi dan
kemiringan lahan di Kabupaten Banyuasin dapat di lihat pada
Gambar 2.2.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 7
Gambar 2.2.
Peta Tofografi Kabupaten Banyuasin
2.1.3. Kondisi Hidrologi
Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan
penggunaan air tanah, dan wilayah DAS secara deskriptif
dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS
dengan skala peta 1:50.000.
Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah
Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran
kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh
pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah datarah basah pola
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 8
alirannya rectangular dan di daerah dataran kering pola
alirannya dendritic.
Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai
Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan
yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air berupa
alur pelayaran pedalaman yang dapat menghubungkan pusat
kegiatan wilayah, pusat kegiatan lingkungan, antar pusat
pelayanan lokal serta antar pusat pelayanan lingkungan. Pola
aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang
surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah yang
dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah
subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering
dijumpai genangan air yang cukup luas.
Terkait kondisi hidrologi, Kabupaten Banyuasin terbagi
kedalam 5 wilayah daerah aliran sungai yang masing-masing
Das Bangke meliputi Kawasan Taman Nasional Sembilang, Das
Banyuasin yang merupakan Das terbesar meliputi Kecamatan
Tungkal Ilir, Pulau Rimau, Suak Tapeh, Sembawa, Betung,
Banyuasin III, Tanjung Lago dan bagian selatan Banyuasin II,
Das Benawang meliputi sepanjang wilayah timur Kecamatan
Muara Sugihan, Sumber Marga Telang dan Muara Padang, Das
Sembilang yang meliputi bagian utara kawasan Taman Nasional
Sembilang dan Das Musi yang meliputi Kecamatan Rambutan,
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 9
Banyuasin I, Air Kumbang, Talang Kelapa, Makarti Jaya, Muara
Telang, Air Salek, Tanjung Lago, Rantau Bayur serta sebagian
wilayah di Kecamatan Banyuasin II. Pembagian daerah aliran
sungai di Kabupaten Banyuasin di ilustrasikan pada Gambar
2.3.
Gambar 2.3.
Peta Hidrologi Kabupaten Banyuasin
Menurut Keputusan Menteri PU Nomor 11A/PRT/M/2006,
tertanggal 26 Juni 2006 dan berdasarkan kriteria Sungai
Strategis pasal 3 Kepmen PU tentang Penetapan Wilayah
Sungai, maka berdasarkan uraian diatas Sungai Banyuasin
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 10
adalah Sungai Lintas Provinsi dan Wilayah Sungai Strategis.
Berikut ini sungai – sungai dalam wilayah Kabupaten Banyuasin.
Tabel 2.2
Jaringan Sungai Dalam DAS Banyusin
Nama Sungai CA (km2) L (m)
A. Banyuasin 9,197.05 75.00
A. Banyuasin hilir 875.00 12.50
1.1 A. Beringin 37.50 15.00
1.2 A. Lalang (utama) 187.50 25.00
1.2.1 A. Lalang (cabang) 8,097.05
A. Cawang 28.13 7.50
S. Cubu 40.00 10.00
S. Semuring 30.00 7.50
S. Buaya 42.75 8.75
S. Merebu 16.50 7.50
S. Terusan Tiung 16.50 8.00
S. Meranti/Berayan 315.00 22.50
S. Pinangabang 42.75 8.75
S. Meranti Besar 39.81 17.50
S. Petaling1 27.89 8.50
S. Kerau 27.34 8.75
S. Petaling2 28.82 8.50
S. Kepahiyang 140.00 20.00
S. Merang 961.22 37.50
S. 1 133.59 16.25
S. Beruhun 125.00 15.00
S. Bowo 18.75 7.50
S. 2 39.38 6.50
S. Buring 223.25 22.50
S. 4 75.00 5.00
S. 5 70.00 13.75
S. Merang hulu 276.25 32.50
S. Bakung 87.50 17.50
S. Perlampin 82.03 12.50
S. Mangsang 91.88 17.50
S. Bayung 16.50 7.50
Nama Sungai CA (km2) L (m)
S. Panelasan 28.13 10.50
S. Benangsa 42.19 11.25
S. Kenawang 65.63 16.25
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 11
S. Terpanji 42.75 8.75
S. Bahu 42.75 8.25
1.2.2 A. Calik 300.00 40.00
S. Mukul 137.50 20.00
S. Puyuh 37.50 10.00
A. Hitam 125.00 12.50
1.3 S. Puntian ↔ 164.06 26.25
1.4 S. Paimanen Besar 93.75 28.75
1.5 A. Limau (utama) 328.13
1.5.1 S. Bengi 81.25 17.50
1.5.2 A. Limau (cabang) 87.50 20.00
1.5.3 S. Ibul 65.63 18.75
1.5.4 A. Pangkalan Balai 93.75 15.00
1.6 A. Senda ↔ 181.25
1.6.1 A. Bentung 125.00 30.00
S. Kating kiri 56.25 17.50
1.6.2 A. Teluk Tenggulung 1,291.55
S. Betung / Bungin 171.88 30.00
S. Tumbuan 125.00 28.75
S. Ibul 247.50 31.25
S. Supal 139.45 28.75
S. Biduk 607.73 37.50
S. Tungkal 945.35 62.50
Sumber : Pola Pengelolan WS Banyuasin dalam RTRW Kab. BA
2012-2032
2.1.4. Kondisi Klimatologi
Gambaran klimatologi menjabarkan mengenai iklim
wilayah Kabupaten Banyuasin, curah hujan, temperatur serta
peta rawan air, baik dalam bentuk narasi dan tabel.
Seperti kebanyakan kondisi klimatologi di wilayah
Indonesia, Kabupaten Banyuasin memiliki dua musim, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan, dengan suhu rata-rata
26,100 – 27,400 Celcius serta kelembaban rata-rata dan
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 12
kelembaban relatif 69,4 % - 85,5 % sepanjang tahun. Kondisi
iklim Kabupaten Banyuasin secara umum beriklim tropis basah
dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun. Secara lebih
rinci dari pengamatan enam stasiun klimatologi yaitu Stasiun
Hujan Sungai Lilin, Sungsang, Sembawa dan Betung, Air
Sugihan, Mariana serta Badaruddin, sebaran tipe iklim di
Kabupaten Banyuasin terbagi menjadi 4 (tiga) yaitu tipe iklim
B2, tipe iklim B, tipe iklim B1 dan tipe iklim C2.
- Tipe Iklim B2, meliputi Sebagian besar Kecamatan
Banyuasin II, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Betung, Sembawa,
Makarti Jaya bagian utara, Suak Tapeh bagian barat serta
bagian timur Banyuasin III dengan curah hujan rata-rata
2521-2683 mm/tahun.
- Tipe Iklim B, dengan curah hujan rata-rata 2359-2521
mm/tahun, meliputi sebagian besar Kecamatan Muara
Sugihan, Air Salek, Makarti Jaya, Muara Telang, Air Marga
Telang, Tanjung Lago, Rantau Bayur, Talang Kelapa dan
bagian utara Kecamatan Sembawa.
- Tipe Iklim B1, dengan curah hujan rata-rata 2197-2359
mm/tahun, meliputi sebagian besar Kecamatan Muara
Padang, Talang Kelapa, bagian selatan Makarti Jaya dan
Muara Telang serta bagian barat Tanjung Lago
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 13
- Tipe Iklim C2, dengan curah hujan rata-rata 1872-2197
mm/tahun meliputi sebagian besar Kecamatan Banyuasin I,
Air Kumbang, Rambutan, Muara Padang dan bagian selatan
Talang Kelapa.
Gambaran kondisi Klimatologi di Kabupaten Banyuasin terlihat
pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4.
Peta Gambaran Klimatologi Kabupaten Banyuasin
2.1.5. Kondisi Geologi
Gambaran geologi menjabarkan jenis tanah serta
penjelasan mengenai daerah rawan bencana yang ada di
wilayah Kabupaten Banyuasin. Pada gambaran geologi tidak
hanya dijelaskan secara deskriptif tetapi juga didukung oleh
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 14
peta jenis tanah, dan peta rawan bencana dengan skala peta
1:50.000.
Kondisi geologi di Kabupaten Banyuasin akan di
gambarkan melalui stratigrafi penyusunnya yang terdiri dari
aluvium, batu lempung, batu pasir, batu sabak, endapan rawa,
filit dan granit.
1. Aluvium endapan danau dan pantai : tersebar di seluruh
Kecamatan
2. Batu Lempung, Batu Lanau, Batu Pasir : tersebar di sebagian
Kecamatan Banyuasin Dua, Pulau Rimau, Tungkal Ilir,
Betung, Banyuasin Tiga, Rantau Bayur dan Suak Tapeh
3. Batu Pasir, batu lumpur dan batu bara : tersebar di sebagian
Kecamatan Pulau Rimau
4. Batu Sabak, Filit dan Batu Lumpur : tersebar di sebagian
Kecamatan Tanjung Lago
5. Endapan Rawa : tersebar di selatan bagian timur Kabupaten
Banyuasin yaitu Kecamatan Betung, Suak Tapeh, Banyuasin
III, Talang Kelapa dan Rantau Bayur
6. Filit dan Batu pasir : tersebar di sebagian kecil wilayah
perbatasan Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau
Rimau
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 15
7. Granir, Granodiorit, Diorit : tersebar di sebagian
Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin II, Tanjung Lago dan
Rambutan
Dari jenis stratigrafi tersebut yang paling mendominasi
adalah jenis aluvium yang terbentuk dari endapan danau dan
pantai. Selanjutnya adalah jenis endapan rawa yang tersebar di
selatan bagian timur Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan
Betung, Suak Tapeh, Banyuasin III, Talang Kelapa dan Rantau
Bayur dan persebaran paling sedikit yaitu jenis filit yang hanya
terdapat di sebagian kecil wilayah perbatasan Kecamatan
Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau Rimau. Sebaran kondisi
geologi berdasarkan stratigrafi penyusunnya dalam Kabupaten
Banyuasin seperti pada Peta Geologi Gambar 2.5.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 16
Gambar 2.5.
Peta Geologi Kabupaten Banyuasin
2.1.6. Potensi Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah Kabupaten Banyuasin terutama
pada kawasan-kawasan strategis wilayah Kabupaten
Banyuasin,kawasan strategis wilayah Kabupaten Banyuasin
merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya
diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya,
dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten
lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 17
kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata
ruang kawasan strategis.
Dalam upaya mengurangi disparitas pembangunan antara
kawasan pusat pertumbuhan (Kota Metropolitan Palembang)
dengan kawasan-kawasan di sekitarnya dan upaya optimalisasi
potensi kawasan, maka diperlukan strategi pengembangan
wilayah pada kawasan-kawasan yang memiliki peran strategis
sebagai motor penggerak bagi pembangunan kawasan-
kawasan di sekitarnya, baik dalam aspek ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan keamanan dan lingkungan.
Penetapan kawasan strategis harus didukung oleh tujuan
tertentu daerah sesuai pertimbangan aspek strategis masing-
masing kabupaten.Kawasan strategis yang ada di kabupaten
memiliki peluang sebagai kawasan strategis nasional dan
provinsi.Penetapan kawasan strategis kabupaten didasarkan
pada kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan
yang ditetapkan.
Pada bab ini menjelaskan Kawasan Strategis Kabupaten
dari sudut kepentingan pada Aspek EkonomiMerupakan
kawasan-kawasan yang dapat berperan mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah secara makro dengan
memanfaatkan potensi wilayah yang ada. Rencana
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 18
pengembangan kawasan strategis bagi pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut :
a. Kawasan Pendukung Perkotaan Metropolitan
Palembang
Kawasan strategis ini merupakan kawasan di wilayah
Kabupaten Banyuasin yang difungsikan untuk mendukung
kawasan strategis Provinsi Sumatera Selatan yaitu kawasan
perkotaan metripolitan Palembang. Delineasi kawasan
tersebut menjadi kewenangan Kabupaten yang meliputi :
• Kota Terpadu Mandiri (KTM) Telang,
• Kawasan Perdagangan Betung.
• Kawasan Pusat Pemerintahan Pangkalan Balai
• Kawasan Pusat Permukiman Perkotaan
b. Kawasan Strategis Pertanian
Kawasan ini merupakan kawasan strategis yang kegiatan
utamanya pada sektor pertanian meliputi agropolitan,
pertanian pangan, perkebunan berbasis industri dan migas
serta perikanan.
• Kawasan Agropolitan
• Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (Kimbun)
• Kawasan Sentra Produksi Beras Pertanian Pasang Surut
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 19
c. Kawasan Sentra Pertambangan dan Migas
• Kawasan Sentra Pertambangan Migas
d. Kawasan Strategis Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api.
Kebijakanpembangunan kawasan
strategisekonomidiarahkan menjadipusat-
pusatpertumbuhanekonomi
yangmemilikiskalaekonomidenganorientasidayasaingnasio
naldan
internasionalberbasisproduksidanpengolahanhasilbumisert
amenjadi lumbungenerginasional.Kawasan Strategis
Ekonomi Khusus Tanjung Api-api merupakan salah satu
kawasan strategis di wilayah Sumatera Selatan.
KawasanEkonomiKhususKhusus Tanjung Api-
Apimenjadisentrapengolahan kelapasawitdankaret
sehingga memiliki nilai yang yang lebih tinggi juga
sebagaipusat logistik;juga untuk pengembangan industri
pengolahan kelapa sawit, karet,sertaperikanan
dansumberdayalautbernilaitambah tinggiagar mampu
berorientasiekspor; dan upaya terpenting adalah
penyiapansarana dan prasarana perdagangan dan
pelabuhan bebas.
e. Kawasan Strategis Industri
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 20
Selain pengembangan kawasan industri di kawasan tanjung
Api-api, pengembangan kawasan industri kabupaten
Banyuasin yakni di kawasan industri Gasing kecamatan
Talang Kelapa.
f. Kawasan Minapolitan
Pengembangan Kawasan Minapolitan, yang telah
ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
terhadap kawasan-kawasan yang potensial dan prospektif
yang menjadi kawasan Minapolitan, dalam Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
KEP.35/Kepmen-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan
Minapolitan, sebanyak 101 Kabupaten/Kota ditetapkan
sebagai daerah pengembangan Kawasan Minapolitan.Di
Provinsi Sumatera Selatan terdapat 9 (sembilan) Kawasan
Minapolitan, dan salah satunya adalah Kabupaten
Banyuasin. Di Kabupaten Banyuasin ada 2 (dua) kecamatan
yang ditetapkan sebagai kawasan inti minapolitan yaitu
Kecamatan Banyuasin II dan Kecamatan Talang Kelapa
berdasarkan Keputusan Bupati Banyuasin Nomor
520/KPTS/PERIK/2015.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 21
2.1.7. Wilayah Rawan Bencana
Potensi bencana akan selalu berkaitan dengan tingkat
kerentanan dan tingkat kerawanan bencana pada masing-
masing kawasan tertentu sesuai dengan karakteristik morfologi,
geologi, klimatologi dan topografi kawasan. Selain itu
peningkatan suhu global telah pula menjadi perhatian serius
karena mengakibatkan lapisan es di Antartika dan Greenland
semakin menipis dan menyebabkan kenaikan permukaan laut.
Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kawasan pesisir
yang di miliki Kabupaten Banyuasin. Penanganan dampak
pemanasan global semakin menjadi prioritas nasional, bukan
hanya disebabkan timbulnya kenaikan permukaan laut tetapi
pemanasan global itu telah menyebabkan perubahan iklim.
Perubahan ini dapat kita lihat dari fenomena cuaca yang
semakin tidak menentu, intensitas curah hujan yang tinggi,
ombak semakin besar, banjir, kebakaran hutan,dan kekeringan
yang dapat saja berpengaruh terhadap wilayah Kabupaten
Banyuasin.
Kebijakan dan program strategis terkait adaptasi dan mitigasi
pemanasan global perlu segera diambil pemerintah. Strategi
yang kita lakukan sekarang dalam menghadapi pemanasan
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 22
global akan menentukan kualitas lingkungan kita di masa
depan. Beberapa bentuk kerawanan bencana yang dapat
terjadi di wilayah Kabupaten Banyuasin diantaranya sebagai
berikut :
• Daerah Rawan Genangan
Topografi Kabupaten Banyuasin yang 80% merupakan
dataran rendah basah dengan kemiringan 0 - 8% terletak
sepanjang aliran sungai sampai dengan wilayah pesisir.
Dari hasil kajian risiko dan adaptasi perubahan iklim
Sumatera Selatan oleh Kementerian Lingkungan Hidup,
Kabupaten Banyuasin yang wilayahnya berbatasan
langsung dengan pantai timur Sumatera Selatan yaitu Selat
Bangka memiliki risiko sangat tinggi terhadap
penggenangan pesisir mengingat wilayah Banyuasin
tergolong dataran rendah (lowland) sehingga mempunyai
tingkat keterpaparan tinggi terhadap perubahan iklim
khususnya bahaya penggenangan pesisir yang disebabkan
oleh kombinasi kenaikan air laut, gelombang badai dan
fenomena La-Nina pada saat air pasang maksimum.
Tren kenaikan suhu permukaan laut di sekitar pantai timur
Sumatera Selatan berkisar 0,0200C/tahun yang setara
dengan nilai rata-rata di seluruh perairan Indonesia.
Sedangkan untuk kenaikkan muka air laut, berdasarkan
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 23
hasil estimasi altimeter, model dan data pasang surut
berkisar antara 0,5-0,7 cm/tahun. Proyeksi kenaikkan muka
air laut pada tahun 2030 sebesar ±13,5-15,6 cm, dinatara
nilai tersebut sekitar 6-15 cm merupakan hasil kontribusi
pencairan es yg di estimasi dengan model. Kejadian
ekstrem juga berpengaruh terhadap kenaikan muka air laut
yaitu fenomena La-Nina (Pengaruh dari Samudera Pasifik)
yang dapat menimbulkan kenaikkan sebesar 15 cm
terhadap muka air laut dalam keadaan normal.Gelombang
signifikan pada pantai timur Sumatera Selatan meninggi
sekitar bulan Desember – Januaridan menurun pada bulan
Mei.
Kondisi tersebut mengakibatkan Kabupaten
Banyuasin memiliki luasan daerah genangan tahunan
dengan total luasan genangan sekitar 914.164,7 Ha. Luasan
tersebut terbagi dalam 4 tipe luapan mulai dari genangan
dengan tipe A yaitu lahan yang selalu terluapi air pasang
baik pasang besar maupun pasang kecil, tipe genangan ini
terutama tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Makarti
Jaya, Muara Padang, Banyuasin II, dan Muara Sugihan.
Selanjutnya tipe genangan B dimana lahan terluapi saat
pasang besar, kondisi ini terdapat di sebagian wilayah
Kecamatan Muara Sugihan, Muara Telang, Sumber Marga
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 24
Telang dan Makarti Jaya. Tipe genangan C yaitu dalam
kondisi tidak tergenang tetapi kedalaman air tanah pada
waktu pasang surut kurang dari 50 cm dan genangan tipe D
yaitu dalam kondisi tidak tergenang pada waktu pasang air
tanah lebih dari 50 cm, tetapi pasang surutnya air masih
terasa atau tampak pada saluran tersier. Untuk Sebaran
daerah genangan C dan D cukup merata hampir di seluruh
kecamatan Kabupaten Banyuasin.
Pada kondisi normal genangan yang ada merupakan
kondisi alami yang ada di Kabupaten Banyuasin, akan tetapi
perlu diambil langkah ke depan terkait kenaikan suhu
global yang akan berpengaruh terhadap kawasan yang
secara alami merupakan daerah genangan berkala,
terutama di kawasan pesisir.
• Kawasan Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung
Badai dan topan serta angin puting beliung adalah salah
satu diantara pengaruh pemanasan suhu global.Turbalensi
suhu mengakibatkan perbedaan tekanan udara yang sering
terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan
selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan
dengan khatulistiwa.
Sebagian besar sebaran kawasan rawan bencana
angin puting beliung terletak di wilayah pesisir. Berikut
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 25
sebaran kawasan Kabupaten Banyuasin yang memiliki
daerah Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung
diantaranya adalah Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan
Banyuasin II, Kecamatan Betung, Kecamatan Pulau
Rimau,Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Tungkal Ilir,
Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek, dan
Kecamatan Tanjung Lago.
• Kawasan Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Potensi bencana kebakaran hutan di Kabupaten Banyuasin
disebabkan oleh Faktor kesengajaan antara lain
pembakaran lahan untuk keperluan pertanian, dan faktor
alam yaitu disebabkan oleh musim kemarau
mengakibatkan vegetasi semak belukar, lahan basah dan
bergambut yang kering mudah terbakar. Faktor
kesengajaan dalam pembakaran lahan masih merupakan
budaya sebagian masyarakat di beberapa kecamatan di
Kabupaten Banyuasin, dimana pada musim kemarau
panjang masyarakat mencari kawasan semak belukar
dengan ketebalan bahan organik tinggi untuk sengaja
dibakar lalu ditebari benih padi (sistem sonor) yang
kemudian di biarkan dan datang kembali saat musim
panen.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 26
Berdasarkan sebaran hot spot hasil pantauan Satelit SSMFP,
potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi di
Kabupaten Banyuasin,tersebar di Kecamatan Pulau Rimau,
Banyuasin I, Muara Padang , Tungkal Ilir dan Muara Sugihan
serta kawasan lain yang memiliki Lahan gambut cukup
tebal seperti di daerah Taman Nasional (TN) Sembilang dan
sekitarnya.
• Kawasan Rawan Kekurangan Air (Kekeringan)
Perubahan iklim menjadi salah satu pertimbangan dasar
dalam pengelolaan air, misalnya dalam pengembangan
infrastruktur air mengenai kualitas dan kuantitas air.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Kekeringan yang
dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(PNPB) Tahun 2010 dan Kajian Risiko Kekurangan Air oleh
Kementerian Lingkungan Hidup, Kabupaten Banyuasin
termasuk dalam tingkat risiko tinggi untuk bencana
kekeringan. Bencana kekeringan di Kabupaten Banyuasin
terutama terjadi di musim kemarau, dimana sumber-
sumber air warga baik itu sumur maupun sungai kecil
kering.Kondisi tersebut yang mengakibatkan hampir di
setiap kecamatan mengalami kekurangan air bersih untuk
air minum, memasak, mandi, dan mencuci maupun air
untuk kebutuhan irigasi.
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 27
Dari hasil kajian, risiko kekurangan air di Kabupaten
Banyuasin termasuk dalam 2 zona utama dari 4 zona yang
diklasifikasikan berdasarkan Daerah Aliran Sungai dan
susunan sungai, Kabupaten Banyuasin tergolong tingkat
risiko menengah sampai sangat tinggi yang tersebar di
kawasan DAS Musi serta tingkatan risiko dari sangat rendah
sampai sangat tinggi di kawasan Das Banyuasin
Gambar 2.6.
Peta Rawan Bencana Kabupaten Banyuasin
2.1.8. Aspek Demografi
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 28
Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi sumber daya
manusia yang cukup besar di Sumatera Selatan.Sumber daya
manusia yang relatif besar ini merupakan modal dasar bagi
pembangunan suatu daerah.Kabupaten Banyuasin rata-rata
setiap tahunnya memiliki jumlah penduduk laki-laki yang lebih
banyak dari penduduk perempuan, tercatat pada tahun 2013
penduduk Kabupaten Banyuasin sebesar 785.624 orang, angka
ini meningkat dari tahun 2012 sebesar 773.878 Orang. Adapun
besaran jumlah penduduk dari tahun 2009 sampai tahun 2013
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Tahun 2009 - 2013
Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)
2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Penduduk 739.626 750.110 762.482 773.878 785.624
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banyuasin 2013
Dari gambaran jumlah penduduk di Kabupaten Banyuasin
dapat dikatakan rata-rata pertahun Kabupaten Banyuasin
mengalami pertumbuhan penduduk sekitar 1,5 persen. Untuk
gambaran pertumbuhan penduduk secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar berikut :
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Pertumbuhan Jumlah P
2.2. Aspek Kesejahteraa Masyarakat
2.2.1. Fokus Keseja teraa a Pemerataa Eko omi
Kon isi makro erekonomian i abu aten Banyuasin
berdasarkan in ikator PDRB cen erun semakin
dibandin kan tahun sebelumnya.A anya kebijakan
pemerintah i bi an ekonomi ihara kan memberikan
pengaruh terha a erbaikan ekonomi aerah.Nilai Pro uk
Domestik Re ional Bruto (PDRB) seba ai salah satu in ikator
ekonomi abu aten
tahun ke tahun. Hal ini terlihat ari enin katan nilai PDRB
berdasarkan har a berlaku en an Mi as
sebesar R .
710.000
720.000
730.000
740.000
750.000
760.000
770.000
780.000
790.000
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Gambar 2.7
Pertumbuhan Jumlah PendudukKabupaten Banyuasin
Tahun 2009 – 2012
As ek Kesejahteraan Masyarakat
Fok s Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kondisi makro perekonomian di Kabupaten Banyuasin
ber asarkan indikator PDRB cenderung semakin
iban ingkan tahun sebelumnya.Adanya kebijakan
emerintah di bidang ekonomi diharapkan memberikan
en aruh terhadap perbaikan ekonomi daerah.Nilai Pro uk
Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu in ikator
ekonomi Kabupaten Banyuasin menunjukkan penin katan ari
tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai PDRB
ber asarkan harga berlaku dengan Migas dari tahun 2009
sebesar Rp. 10.496.719 sampai dengan tahun 201
710.000
720.000
730.000
740.000
750.000
760.000
770.000
780.000
790.000
2009 2010 2011 2012
739.626
750.110
762.482
773.878
2014 - 2018
Bab II - 29
en u uk abu aten Banyuasin
Fok s Keseja teraa a Pemerataa Ekonomi
on isi makro erekonomian i abupaten Banyuasin
ber asarkan in ikator PDRB cen erun semakin membaik bila
iban in kan tahun sebelumnya.A anya kebijakan – kebijakan
emerintah i bi an ekonomi ihara kan memberikan
en aruh terha a erbaikan ekonomi aerah.Nilai Produk
Domestik Re ional Bruto (PDRB) seba ai salah satu indikator
Banyuasin menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal ini terlihat ari eningkatan nilai PDRB
dari tahun 2009
sam ai en an tahun 2013sebesar Rp.
2013
773.878
785.624
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 30
16.834.657, selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan
Rp. 6.337.938, untuk PDRB atas dasar harga konstan dengan
migas tahun 2009 sebesar sebesar Rp. 4.481.569 dan meningkat
sampai tahun 2013 menjadi sebesar Rp. 5.695.934 atau terjadi
peningkatan sebesar Rp. 1.214.365.
PDRB berdasarkan harga berlaku dengan tanpa Migas
dari tahun 2009 sebesar Rp. 7.520.534 sampai dengan tahun
2013 sebesar Rp. 13.042.357, selama kurun waktu 5 tahun
terjadi peningkatan Rp. 6.337.938, untuk PDRB atas dasar
harga konstan dengan migas tahun 2009 sebesar sebesar Rp.
4.481.569 dan meningkat sampai tahun 2013 menjadi sebesar
Rp. 5.695.934 atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 1.214.365.
Rincian perkembangan PDRB dengan Kabupaten
Banyuasin dari tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.4
Produk Domestik Regional Bruto dengan Migas
Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013
Tahun
Harga Berlaku dengan
Migas
Harga Konstan Dengan
Migas
Juta
Rupiah
Pertumbuhan
(%)
Juta
Rupiah
Pertumbuha
n (%)
2009 10.496.719
4.481.569
2010 11.928.617 13,64 4.754.731 6,10
2011 13.484.257 13,04 5.046.652 6,14
2012 15.051.955 11,63 5.361.021 6,23
2013 16.834.657 11,84 5.695.934 6,25
Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 31
Untuk gambaran PDRB Kabupaten Banyuasin tanpa perhitungan
migas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.5
Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas
Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013
Tahun
Harga Berlaku tanpa
Migas
Harga Konstan tanpa
Migas
Juta
Rupiah
Pertumbuhan
(%)
Juta
Rupiah
Pertumbuhan
(%)
2009 7.520.534 3.648.584
2010 8.603.791 14,40 3.938.005 7,93
2011 9.909.916 15,18 4.228.515 7,38
2012 11.389.095 14,93 4.541.067 7,39
2013 13.042.357 14,52 4.874.050 7,33
Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014
Menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku PDRB
Kabupaten Banyuasin tahun 2013 masih terbesar disumbang
dari sektor Pertanian sebesar 30,25 persen, diikuti sektor
Industri pengolahan sebesar 24,25 persen, perdagangan, hotel
dan Restoran sebesar 13,74 persen dan sektor pertambangan
dan penggalian sebesar 13,49 persen yang diikuti oleh sektor
Bangunan sebesar 9,73 persen, Jasa-jasa sebesar 7 persen,
Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 0,78
persen, pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,71 persen
dan listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,05 persen. Tabel
berikut rincian peranan masing-masing sector dalam PDRB
Kabupaten Banyuasin dari tahun 2009 – 2013 :
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 32
Tabel 2.6
Share PDRB dengan MIGAS atas dasar harga berlaku menurut
lapangan usaha Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013
Sektor Lapangan
Usaha
PDRB menurut Harga Berlaku
dengan Migas (%)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 31,34 30,48 30,76 30,35 30,25
2 Pertambangan dan
Penggalian 14,28 15,17 15,27 14,39 13,49
3 Industri Pengolahan 27,20 27,11 25,65 24,89 24,25
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05
5 Bangunan 8,15 8,10 8,48 9,19 9,73
6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 11,96 11,97 12,39 13,05 13,74
7 Pengangkutan dan
komunikasi 0,57 0,58 0,61 0,66 0,71
8 Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan 0,75 0,73 0,72 0,74 0,78
9 Jasa-jasa 5,66 5,82 6,08 6,68 7,00
Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014
Laju pertumbuhan ekonomi dengan migas di Kabupaten
Banyuasin pada tahun 2009 sebesar 5,47% dan meningkat
sampai tahun 2013 sebesar 6,25%. Rincian pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Banyuasin per tahun dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 dalam rincian tabel berikut :
Tabel 2.7
Pertumbuhan EkonomiKab.Banyuasin Tahun 2009 – 2013
Tahun Dengan Migas (%) Tanpa Migas (%)
2009 5,47 6,15
2010 6,10 7,93
2011 6,14 7,38
2012 6,23 7,39
2013 6,25 7,33
Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 33
Pendapatan perkapita yang ditunjukkan dengan nilai
PDRB perkapita adalah salah satu angka yang dipakai untuk
melihat keberhasilan pembangunan dari aspek perekonomian
suatu wilayah. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten
Banyuasin atas dasar harga berlaku maupun harga konstan
menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.
PDRB per kapita berdasarkan harga konstan dengan
migas tahun 2009 nilainya sebesar Rp. 4.998.870menjadi
sebesar Rp. 5.981.418 pada tahun 2013. Sedangkan PDRB
perkapita Kabupaten Banyuasin berdasarkan harga berlaku
dengan migas dari Rp 11.470.287 pada tahun 2009 menjadi Rp
17.485.566 pada tahun 2013. Dan PDRB per Kapita perhitungan
harga konstan tanpa migas pada tahun 2009 sebesar Rp.
4.069.735 dan menjadi sebesar Rp. 5.118.341 pada tahun 2013.
Sedangkan PDRB perkapita Kabupaten Banyuasin berdasarkan
harga berlaku tanpa migas dari Rp 9.166.473 pada tahun 2009
menjadi Rp 14.966.046 pada tahun 2013.
Tabel 2.8
PDRB Per Kapita dengan Migas Kabupaten Banyuasin dan
PertumbuhannyaTahun 2009 – 2013
Tahun Harga Berlaku dengan Migas Harga Konstan Dengan Migas
Rupiah Pertumbuhan (%) Rupiah Pertumbuhan (%)
2009 11.470.287
4.998.870
2010 12.976.432 13,13 5.229.437 4,61
2011 14.430.706 11,21 5.460.441 4,42
2012 15.701.970 8,81 5.654.218 3,55
2013 17.485.566 11,36 5.981.418 5,79
Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 34
Tabel 2.9
PDRB Per Kapita tanpa Migas Kabupaten Banyuasin dan
Pertumbuhannya Tahun 2009 – 2013
Tahun
Harga Berlaku dengan
Migas
Harga Konstan Dengan
Migas
Rupiah Pertumbuhan
(%) Rupiah
Pertumbuhan
(%)
2009 9.116.473 4.069.735
2010 10.340.240 13,42 4.331.170 6,42
2011 11.716.722 13,31 4.575.223 5,63
2012 13.125.807 12,03 4.789.420 4,68
2013 14.966.046 14,02 5.118.341 6,87
Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014
Laju inflasi dengan migas di Kabupaten Banyuasin pada
tahun 2013 sebesar 5,27 %, nilai ini lebih besar dibanding
tahun 2012sebesar 5,08 persen, namun masih dibawah inflasi
pada tahun 2011 yang mencapai 6,50%. Sedangkan
perhitungan laju inflasi tahun 2013 tanpa migas sebesar 6,69
dibandingkan tahun 2012 sebesar 7,02 persen, hal ini
menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik di
Kabupaten Banyuasin.
Tabel Berikut ini rincian laju inflasi dan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Banyuasin sepanjang lima tahun terakhir :
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 35
Tabel 2.10
Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013
Tahun Laju Inflasi (%)
Dengan Migas Tanpa Migas
2009 -0,21 5,07
2010 8,14 6,00
2011 6,50 7,27
2012 5,08 7,02
2013 5,27 6,69
Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014
Sedangkan salah satu tolok ukur pemerataan ekonomi
adalah gini rasio, nilai dari gini rasio berkisar antara 0 sampai
1, semakin mendekati 0 dikatakan bahwa tingkat ketimpangan
antar kelompok pengeluaran semakin rendah, dan semakin
mendekati angka 1 maka ketimpangan pengeluaran antar
kelompok pengeluaran semakin tinggi. Tahun 2012 indeks gini
kabupaten Banyuasin sebesar 0,311 angka ini cenderung
meningkat dibandingkan tahun 2011 yakni sebesar 0,303.
Perkembangan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk
Miskin di Kabupaten Banyuasin dalam kurun tahun 2003 – 2012
mengalami penurunan tingkat kemiskinan dari tahun 2009
sebesar 13,72 persen menjadi 11,27 persen pada tahun 2012.
Gambaran berikut ini :
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Dibi an keamanan
kejahatan yan berkaitan en an en aniayaan,
pencurian/ eram okan, embunuhan, kesusilaan, an
pelanggaran lainnya yan a a i abu aten Banyuasin a a
tahun 2012 men alami enin katan ari tahun sebelum
Pada tahun 2012 ter a at 527 kasus kriminalitas tercatat i
Kabupaten
perampokan, namun an ka ini lebih se ikit iban in kan
tahun 2010 imana tin kat kriminalitas i abu aten Banyuasin
tercatat sebesar
ancaman stabilitas hankam i suatu aerah. emam uan suatu
daerah alam menurunkan tin kat kriminalitas akan
berdampak besar alam mewuju kan rasa aman
masyarakat. Ter eliharanya keamanan yan iin ikasikan
0,00
5,00
10,00
15,00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Gambar 2.8
Tingkat Kemiskinan Kabupaten Banyuasin
Tahun 2009 – 2012
Dibidang keamanan Secara umum, jumlah tin ak
kejahatan yang berkaitan dengan en aniayaan,
encurian/perampokan, pembunuhan, kesusilaan, an
elan garan lainnya yang ada di Kabupaten Banyuasin a a
tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelum
Pa a tahun 2012 terdapat 527 kasus kriminalitas tercatat i
abu aten Banyuasin dengan kasus terbanyak a alah kasus
erampokan, namun angka ini lebih sedikit iban in kan
tahun 2010 dimana tingkat kriminalitasdi Kabupaten Banyuasin
tercatat sebesar 1.094 kasus. Tingginya kriminalitas meru akan
ancaman stabilitas hankam di suatu daerah. Kemam uan suatu
aerah dalam menurunkan tingkat kriminalitas akan
ber ampak besar dalam mewujudkan rasa aman
masyarakat. Terpeliharanya keamanan yang iin ikasikan
0,00
20092010
2011
13,72
12,3911,66
2014 - 2018
Bab II - 36
abu aten Banyuasin
Secara umum, jumlah tindak
kejahatan yan berkaitan en an penganiayaan,
encurian/ eram okan, embunuhan, kesusilaan, dan
elan aran lainnya yan a a i abu aten Banyuasin pada
tahun 2012 men alami enin katan ari tahun sebelumnya.
Pa a tahun 2012 ter a at 527 kasus kriminalitas tercatat di
rbanyak adalah kasus
eram okan, namun an ka ini lebih se ikit dibandingkan
tahun 2010 imana tin kat kriminalitas i abupaten Banyuasin
Tin inya kriminalitas merupakan
ancaman stabilitas hankam i suatu aerah. Kemampuan suatu
aerah alam menurunkan tin kat kriminalitas akan
ber am ak besar alam mewuju kan rasa aman pada
masyarakat. Ter eliharanya keamanan yang diindikasikan
2012
11,27
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018
K a b u p a t e n B a n y u a s i n
Bab II - 37
rendahnya tingkat kriminalitas juga merupakan sebuah modal
untuk memancing investor asing. Semua kegiatan masyarakat
hanya akan dapat terwujud efektif jika masyarakat merasa
aman. Oleh karena itu penting kedepannya pemerintah
kabupaten Banyuasin untuk bersinergi dengan aparat terkait,
baik kepolisian maupun TNI untuk meningkatkan keamanan di
Kabupaten Banyuasin, disamping upaya meningkatkan jumlah
personil dan kualitas aparat polisi pamong praja.
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Salah satu indikator ukuran keberhasilan pencapaian dalam
kontes kesejahteraan sosial ditunjukkan dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), IPM mencerminkan gambaran
akumulatif dari hasil pembangunan lintas sektor.Hal ini
mengingatkomponen IPM adalah indeks komposit yang
merupakan rata-rata gabungandari 3 (tiga) komponen penilai
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).Jikaketiga komponen
tersebut memiliki kualitas yang baik, maka secara
otomatissumber daya manusianya memiliki kualitas yang baik
pula.Masing-masingindeks dari komponen IPM
memperlihatkan seberapa besar tingkat pencapaianyang telah
dilakukan sela