perubahan. pelapukan batu dapa maupun eksternal. salah

10
Dampak Pemanasan Global ferhadap Keterawatan Candi Borobudur A. Latar Belakang Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia berada di alam terbuka dan struktur bangunannya berdiri di atas bukit, sehingga faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelestariannya. Candi Borobudur dibangun dengan material sebagian besar' terbuat dari batu andesit. Keberadaan benda cagar budaya mi tidak akan mungkin terlepas dan kondisi lingkungannya. Interaksi antara benda cagar budaya dengan lingkungannya akan terjadi secara alami dan tidak akan dapat ditanggulangi. Sebagai akibatnya akan terjadi proses adaptasi dengan lingkungannya, dampak yang ditimbulkan berwujud proses degradasi berupa kerusakan maupun pelapukan. Kerusakan dan pelapukan mempunyai pengertian yang hampi sama, akan tetapi secara teknis terdapat perbedaan. Kerusakan material adalah suatu proses perubahan bentuk yang terjadi pada suatu benda di mana jenis, sifat fisik, dan sifat kimiawinya masih tetap. Sementara pelapukan adalah suatu proses penguraian dan perubahan dari bahan asli ke material lain di mana jenis, sifat fisik ser a kimiawinya sudah perubahan. Pelapukan batu dapa disebabkan nlcb faktnr mterna maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah iklim, ^^^angk^ faktor iklim antara lam air bu|an da panas matabari. .„|oh Candi Borobudur ttlah men^alami kerusakan dan pelapukan yang disebabkan oleh faktor internal meliputi struktur, tanab dasar, material, tlan beban. Oleh : Wiwit Kasiyati, S.S dan Brihmantara, S.T Balai Konservasi Peninggalnn Borobudur serta faktor eksternal rneliputi iklim, air, pertumbuhan mikrobiologi, ulah manusia, dan bencana alam. Faktor internal sebagian besar sudah dapat ditangani dalam pemugaran Candi Borobudur yang berlangsung dari tahun 1973 1983 yaitu perbaikan struktur, pemasangan ''concrete slaU" pada dasar bangunan serta melaksanakan konservasi material bangunan. Namun untuk faktor eksternal sangat sulit ditangani secara tuntas karena Candi Borobudur berada di alam terbuka sehingga faktor iklim sangat berpengaruh terhadap material bangunannya. Faktor eksternal diantaranya perubahan suhu dan kelembapan yang tinggi dan selalu berubah-ubah setiap saat akan menyebabkan kondisi batu tidak stabil yang akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya keretakan, pecah, dan sebagainya. Air hujan yang mernbasahi material dapat menyebabkan kelembapan material menjadi dnggi. Keadaan tersebut dap^t memicu pertumbuhan jasad (ganggang, lumut, jamur kerak) pada permukaan material. Akibat selanjutnya material tersebut akan mengalami kerapuh^n, berlubang, memmsut, pecah, patah, dan lain sebagainya. Oleh karen^ itu diperlukan beberapa usaha p^nanggulangan untuk mcnghindari ^edini mungkin proses kerusakan ^an pelapukan bangunan (.andi B^^fobudur. Salah satunya dengan haelaksanakan kcgiatan monitoCHg kerusakan batu, usaha pe^'awatan demi kelestahan (.andi ^^orobudur, dan monitoring ikhn"* melalui data klimatologi untuk mengetahui kondisi makro dan mikro Candi Borobudur beserta kawasannya. Dengan adanya pemanasan global yang dirasakan oleh seluruh dunia termasuk Indonesia yang berakibat adanya perubahan iklim global, maka perlu dilakukan evaluasi secara serius terhadap ikhm di kawasan Borobudur pada umumnya dan Candi Borobudur khususnya untuk mengantisipasi sedini mungkin apabila perubahan iklim tersebut berdampak pada kerusakan batu- batu Candi Borobudur. Hal ini perlu dilakukan karena Candi Borobudur merupakan Warisan Budaya Dunia sehingga hal-hal yang berdampak negatif terhadap kelestariannya segera ditangani. B. Pengertian Klimatologi Menurut pengertian umum klimatologi adalah ilmu pengetahuan alam y 2. ng mempelajari tentang iklim. Pengertian iklim adalah deskripsi dari keadaan cuaca rata-rata atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah atau kawasan. Cuaca adalah keadaan fisik atmosfer pada saat yang pendek dan pada daerah tertentu. Iklim dan cuaca merupakan salah satu unsur lingkungan hidup yang sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Unsur-unsur cuaca dapat berinteraksi dengan faktor vang lain dan menimbulkan proses kerusakan terhadap benda cagar budava. Klimatologi dapat dibagi menjadi beberapa c a b a n g diantaranva vaitu makrc^ klimatologi dan mikro klimatologi. Pengertian makro klimatologi adalah ilmu \ ane mempelaiari kondisi iklim dalam

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

Dampak Pemanasan Global ferhadap KeterawatanCandi Borobudur

A. Latar BelakangCandi Borobudur sebagai

Warisan Budaya Dunia berada dialam terbuka dan strukturbangunannya berdiri di atas bukit,sehingga faktor lingkungan sangatberpengaruh terhadapkelestariannya. Candi Borobudurdibangun dengan material sebagianbesar' terbuat dari batu andesit.Keberadaan benda cagar budaya mitidak akan mungkin terlepas dankondisi lingkungannya. Interaksiantara benda cagar budaya denganlingkungannya akan terjadi secaraalami dan tidak akan dapatditanggulangi. Sebagai akibatnyaakan terjadi proses adaptasi denganlingkungannya, dampak yangditimbulkan berwujud prosesdegradasi berupa kerusakanmaupun pelapukan.

Kerusakan dan pelapukanmempunyai pengertian yang hampisama, akan tetapi secara teknisterdapat perbedaan. Kerusakanmaterial adalah suatu prosesperubahan bentuk yang terjadi padasuatu benda di mana jenis, sifat fisik,dan sifat kimiawinya masih tetap.Sementara pelapukan adalah suatuproses penguraian dan perubahandari bahan asli ke material lain dimana jenis, sifat fisik ser akimiawinya sudahperubahan. Pelapukan batu dapadisebabkan nlcb faktnr mternamaupun eksternal. Salah satu faktoreksternal adalah iklim, ^^^angk^faktor iklim antara lam air bu|an dapanas matabari. .„|oh

Candi Borobudur ttlahmen^alami kerusakan danpelapukan yang disebabkan olehfaktor internal meliputi struktur,tanab dasar, material, tlan beban.

Oleh :

Wiwit Kasiyati, S.S dan Brihmantara, S.TBalai Konservasi Peninggalnn Borobudur

serta faktor eksternal rneliputi iklim,air, pertumbuhan mikrobiologi,ulah manusia, dan bencana alam.Faktor internal sebagian besar sudahdapat ditangani dalam pemugaranCandi Borobudur yang berlangsungdari tahun 1973 1983 yaituperbaikan struktur, pemasangan''concrete slaU" pada dasar bangunanserta melaksanakan konservasimaterial bangunan. Namun untukfaktor eksternal sangat sulitditangani secara tuntas karena CandiBorobudur berada di alam terbukasehingga faktor iklim sangatberpengaruh terhadap materialbangunannya.

Faktor eksternaldiantaranya perubahan suhu dankelembapan yang tinggi dan selaluberubah-ubah setiap saat akanmenyebabkan kondisi batu tidakstabil yang akhirnya dapatmengakibatkan terjadinyakeretakan, pecah, dan sebagainya.Air hujan yang mernbasahi materialdapat menyebabkan kelembapanmaterial menjadi dnggi. Keadaantersebut dap^t memicupertumbuhan jasad (ganggang,lumut, jamur kerak) padapermukaan material. Akibatselanjutnya material tersebut akanmengalami kerapuh^n, berlubang,memmsut, pecah, patah, dan lainsebagainya.

Oleh karen^ itu diperlukanbeberapa usaha p^nanggulanganuntuk mcnghindari ^edini mungkinproses kerusakan ^an pelapukanbangunan (.andi B^^fobudur. Salahsatunya dengan haelaksanakankcgiatan monitoCHg kerusakanbatu, usaha pe^'awatan demikelestahan (.andi ^^orobudur, danmonitoring ikhn"* melalui data

klimatologi untuk mengetahuikondisi makro dan mikro Candi

Borobudur beserta kawasannya.Dengan adanya pemanasan globalyang dirasakan oleh seluruh duniatermasuk Indonesia yang berakibatadanya perubahan iklim global,maka perlu dilakukan evaluasi secaraserius terhadap ikhm di kawasanBorobudur pada umumnya danCandi Borobudur khususnya untukmengantisipasi sedini mungkinapabila perubahan iklim tersebutberdampak pada kerusakan batu-batu Candi Borobudur. Hal ini perludilakukan karena Candi Borobudur

merupakan Warisan Budaya Duniasehingga hal-hal yang berdampaknegatif terhadap kelestariannyasegera ditangani.

B. Pengertian KlimatologiMenurut pengertian umum

klimatologi adalah ilmupengetahuan alam y 2. ngmempelajari tentang iklim.Pengertian iklim adalah deskripsidari keadaan cuaca rata-rata atau

keadaan cuaca jangka panjang padasuatu daerah atau kawasan. Cuaca

adalah keadaan fisik atmosfer padasaat yang pendek dan pada daerahtertentu. Iklim dan cuaca

merupakan salah satu unsurlingkungan hidup yang sangat besarpengaruhnya terhadap kehidupanmanusia. Unsur-unsur cuaca dapatberinteraksi dengan faktor vang laindan menimbulkan proses kerusakanterhadap benda cagar budava.

Klimatologi dapat dibagimenjadi beberapa c a b a n gdiantaranva vaitu makrc^ klimatologi

dan mikro klimatologi. Pengertianmakro klimatologi adalah ilmu \ ane

mempelaiari kondisi iklim dalam

Page 2: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

lingkup yang luas pada suatu daerahdengan radius +10 km dari stasiunklimatologi, sedangkan mikroklimatologi adalah ilmu yangmempelajari iklim dalam lingkupyang sempit pada lapisan udaraterdekat dengan permukaan bumi.Unsur iklim makro meliputi suhuudara, kelembapan udara, tekananudara, hujan, penyinaran matahari,penguapan air, dan angin,sedangkan unsur iklim mikromeliputi suhu udara, kelembapanudara, dan suhu batu.

Untuk pemantauan kondisiiklim di lingkungan CandiBorobudur, sejak prapemugaranyaitu pada tahun 1970 dibangunstasiun klimatologi Borobudur.Stasiun klimatologi ini berlokasi disebelah Tenggara Candi Borobudur.Pemantauan dan perekaman dataiklim telah dilakukan secara intensifsejak berdirinya stasiun sampaisekarang. Hasil pengumpulan dataklimatologi telah banyak menunjangjalannya kegiatan perawatan CandiBorobudur selama pemugaransampai sekarang. Evaluasi data yangdiperoleh digunakan untukmembuat prakiraan sifat iklim dikawasan Borobudur dan sekitarnya.Kegiatan pengamatan klimatologikawasan Borobudur dilakukan ataskerjasama BMG (BadanMeteorologi dan Geofisika) Jakartadan Stasiun Klimatologi Semarangguna menunjang evaluasi iklimglobal secara nasional.

Sekarang ini pemantauan

iklim mikro di sekitar CandiBorobudur menggunakan dua

stasiun klimatologi. Stasiunklimatologi pertama berada di bukitjaten yang telah terpasang sejaktahun 1970 yang sistempengoperasiannya secara manual,Sejak tahun 2005 Balai KonservasiPeninggalan Borobudur mendapatbantuan alat klimatologi baruberh)kasi di Balai Konservasipeninggalan B(jrobudur yang sistem

pengoperasiannya sudahmenggunakan digitalisasi. Alattersebut bantuan dari BMG dengannama AWS (Automatic WeatherSystem). Namun alat AWS tersebutkondisi sekarang sering mengalamikerusakan, sehingga data yangdipakai untuk penelitian ini hanyamenggunakan data manual daristasiun klimatologi di bukit jaten.Kondisi iklim di Borobudur

dibedakan menjadi dua yaitu iklimmakro (kondisi iklim dalam lingkupyang lebih luas di suatu kawasandengan radius ± 10 km di manastasiun klimatologi Borobudursebagai titik pusatnya) dan iklimmikro (kondisi iklim dalam lingkupkecil dalam hal ini adalah Candi

Borobudur).

C. Pengaruh Iklim TerhadapPertumbuhan Jasad

Keberadaan CandiBorobudur yang terletak di alamterbuka, kondisi batu candi sangatdipengaruhi oleh iklim setempat.Unsur-unsur iklim yangmempengaruhi kerusakan batucandi adalah suhu udara, angin,kelembapan udara, hujan, danpenyinaran matahari. Amplitudosuhu udara yang tinggi pada siangdan malam hari yang berlangsungdalam waktu lama akanmengakibatkan batu menjadi retak.Angin juga dapat menimbulkankerusakan karena angin membantupenyebaran spora-spora jasadtingkat rendah (lumut/ woss^ganggang/ algae dan jamur kerak/lichen) ke permukaan batu sehinggaakan muncul pertumbuhan jasad.

Kelembapan udaramerupakan pemacu pertumbuhanjasad pada batu, di mana jasadtersebut merupakan faktorpenyebab kerusakan batu. Dari dataklimatologi curah hujan di kawasanCandi Borobudur tergolong tinggitiap tahunnya sehingga air hujanmempengaruhi dalam proses

kerusakan batu. Kerusakan yangditimbulkan oleh air hujan yaitupenggaraman {ejflorenscence), erosi(pengikisan) pada permukaan batu,dan pemacu populasi jasad. Sinarmatahari dapat merusak batu danpemacu pertumbuhan jasad tingkatrendah, di mana jasad-jasad tersebutmemerlukan sinar matahari secara

langsung maupun tidak langsungdalam proses kehidupannya.

Sinar matahari

dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk

berfotosintesis. Fotosintesis adalah

suatu proses biokimia yangdilakukan tumbuhan, algae, danbeberapa jenis bakteri untukmemproduksi energi terpakai(nutrisi) dengan memanfaatkanenergi cahaya. Hampir semuamakhluk hidup bergantung darienergi yang dihasilkan dalamfotosintesis. Akibatnya fotosintesismenjadi sangat penting bagikehidupan di bumi. Fotosintesisjuga berjasa menghasilkan sebagianbesar oksigen yang terdapat diatmosfer bumi. Organisme yangmenghasilkan energi melaluifotosintesis (photos berarti cahaya)disebut sebagai fototrof.Fotosintesis merupakan salah satucara asimilasi karbon karenadalam fotosintesis karbon bebasdari CO, diikat (difiksasi) menjadigula sebagai molekul penyimpanenergi (http://id.wikipedia.org/wild/fotosintesa).

D. Kondisi Iklim Mikro danMakro Borobudur (19702007)

a. Suhu udara (minimum,maksimum, rata-rata)Berdasarkan data klimatologi,suhu udara minimum 10,0 °Cpada tahun 1970, suhu udatamaksimum 37,0 padatahun 1972, 1980, dan 1993.Suhu udara rata-rata tercndah24,9 °C pada tahun 1976 dan

Page 3: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

dan tertinggi 26,4 °C pada tahun1998. Di bawah ini grafik suhuudara minimum, maksimum,

dan rata-rata.

b. Kelembapan udara rata-rataBerdasarkan data klimatologi,kelembapan udara selamapemugaran berkisar 75% - 83%dengan rata-rata 79%. Secaraglobal kelembapan udara dalammasa pascapemugaran berkisar75%) - 83% dengan rata-rata80%. Di bawah ini grafikkelembapan udara rata-rata.

c. JumlahcurahhujanBerdasarkan data klimatologi,curah hujan tertinggi pada bulanNovember 1995 sebesar 621

mm. Dengan mengukur jumlahcurah hujan dapat diketahuiperubahan musim yang terjadi.Curah hujan di sekitarBorobudur termasuk dalam tipeiklim tropis agak basah. Datacurah hujan dapat digunakandalam membuat perencanaanpenentuan pelaksanaantindakan konservasi dalam

perawatan Candi Borobudur.Di bawah ini grafik jumlahcurah hujan.

d. Arah dan kecepatan anginBerdasarkan data klimatologi,arah dan kecepatan angin tahun1970 1983 tidak ada data yangterekam oleh alat klimatologi.Baru pada tahun 1984 2007terdata kecepatan angintertinggi 4,2 m/s pada tahun1984 dan terendah tahun 2007

1,4 m/s. Di bawah ini grafik arahdan kecepatan angin.

••raa kec«pjtan an<(n

siun C >ndi 6 orobudur

1984 s.d 2007

e. Lama penyinaranBerdasarkan data klimatologi,rata-rata penyinaran mataharitahunan berkisar 58%.

Penyinaran matahari padaumumnya antara bulan Aprils/d November pada umumnyamelebilii 50%o sedangkan padabulan Desember s/d Maretumumnya lebih kecil dari 50%.Posisi geografis Borobudur yangberada pada bagian Selatankatulistiwa menyebabkandistribusi penyinaran matahariterhadap dinding-dinding canditidak merata. Dinding candisebelah Utara lebih banyakmenerima sinar matahari

dibandingkan sisi Selatan,sedangkan sisi Timur dan Baratsama menerima sinar matahari.

Di bawah ini grafik lamapenyinaran.

F. Jumlah penguapan airBerdasarkan data klimatologi,jumlah penguapan air tertinggiterjadi tahun 2006 mencapai1533,8 mm dengan rata-rata127,8 mm. Jumlah penguapanterendah terjadi tahun 1970mencapai 437,7 mm denganrata-rata 43,8 mm. Di bawah ini

grafik jumlah penguapan air.

U

Intensitas penyinaran matahariBerdasarkan data klimatologi,tidak banyak data terekam daritahun 1970 1980 dan tahun

1998 2007 dikarenakan

peralatan yang ada rusak. Datayang dapat diperbandingkanhanya dari tahun 1981 199"^.Intensitas penvinaran tertinggipada tahun 1984 rata-rata 450g.cal/ menit dan terendah rata-rata 180 g.cal/ / menit padatahun 1997. Intensitas

penyinaran yang tinggikemungkinan akan berpengaruhpada terjadin\"a prosespenggaraman dan retakan mikropada batu candi. Di bawah inigrafik intensitas penvinaranmatahari.

PtnyioAnn Uiarwri

un 1«70 sd ?M7

, , ■ . . .

'1

— 1 . . .

i

E. Kondisi Kerusakan Batu-

Batu Candi Borobudur (19842007)

Proses kerusakan dan

pclapLikan terhadap benda cagarbudava dapat disebabkan olehfaktor internal dan ek^ternal.

Page 4: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

ICerusakan dan pelapukan akibatfaktor internal diantaranya material

yang digunakan, beban, struktur,tanah dasar, sedangkan pengaruheksternal diantaranya ulah manusia,bencana alam, dan cuaca atau iklim.

Diantara faktor tersebut di atas,

cuaca atau iklim sampai saat ini tidakdapat dikendalikan oleh manusia.Unsur-unsur cuaca dapatberinteraksi dengan faktor yang laindan menimbulkan suatu prosesyaitu kerusakan fisis atau mekanis,pelapukan kimiawi, dan pelapukanbiologi.

Data kerusakan dan

pelapukan terhadap batu-batuCandi Borobudur yaitu:a. Pertumbuhan jasad

Air hujan yang membasahi batudapat menyebabkankelembapan material menjaditinggj. Pertumbuhan jasad(lumut/ moss, ganggang/ algae,jamur kerak/ lichen), disebabkanoleh kelembapan yang tinggisehingga lumut, ganggang, danjamur kerak dengan cepat akanrumbuh pada permukaan batu.Posisi Candi Borobudur beradadi sebelah Selatan katulistiwasehingga bagian batu candi yangberada di sisi Utara akan lebihban^'ak terkena sinar mataharidaripada sisi Selatan, demikianpula sebaliknya. Pada bagianbatu candi }'ang terkena sinarmatahari suhu menjadi tinggi,sedangkan yang ternaungi di sisiSelatan suhu menjadi rendah,penguapan air semakin kecil,sehingga kelembapan menjaditinggi - Dengan adanyaperbedaan tersebut, makametode peiaksanaan konservasipada masing-masing sisi jugaakan her bed a. Datapertumbuhan jasad dapat dilihatpadagrafik di bawah ini:

GRAFJK PERTUMBUHAN JASAD 1984-2007

Lurrtjl < Mow)

Odnggang (Ateae)

□ Jan^f koraX (Uchen)

tahun

Sumbcr : Pcnditian tim kajian

B. Postule dan lubang alveolPostule atau bisul-bisul padabatu merupakan assosiasi antaralumut dan algae. Penyakit batuini banyak dijumpai pada daerahendapan garam yang pecah danmembentuk lubang alveol. Datapostule dan lubang alveol dapatdilihat pada grafik di bawah ini:

Sumbcr: BKP Borobudur

Sumbcr : BKP Borobudur

GRAFIK POSTULE DAN LUBANG ALVEOL

iPoslule

|AJ««Ol

2004 2005 2006 2007

lahun

Sumbcr : Pcndiii.'in urn kaiian

c. PengelupasanPengelupasan batu merupakan

proses alami yang sampai saat inimasih terus berlangsung.Pengelupasan, disebabkan olehfluktuasi suhu sehingga terjadipenjTjsutan dan pengembangan.Pengelupasan terbanyak terjadipada batu yang beroker danterdapat lapisan endapan garam.Untuk menangani pengelupasansampai saat ini belum dapatdiatasi. Salah satu tindakanpreventif yang dilakukan adalahmembersihkan endapan garamdan menangani kebocoran padadinding candi . Datapengelupasan dapat dilihat padagrafik di bawah ini:

INCRCASIHG OF 9UP£RFICtAL SCALING OFTHE BOROBUDUR lEMPLf

tk' y. 'f J 3

Sumbcr liKP Borobudur

GRAFIK PENGELUPASAN 1984 • 2007

2000000

1500000

1000000

500000

0

I pengelupasan

11

tahun

Sumbcr : Pcncliii;in urn kii|i;in

Penggaraman dan sementasiProses penggaraman dansementasi (endapan garam yangmengeras) pada nat-nat batudisebabkan oleh air rembesanyang membawa mineral terlarutkemudian menguap dipermukaan meninggalkanendapan. Peng gat" a man,disebabkan oleh a d a n apeiarutan unsur-unsur kimia

Page 5: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

dan diikuti proses penguapan.Proses ini dipicu oleh kondisinat batu yang sangat rapatsehingga terjadi stagnasi air danpertumbuhan mikroorganismeyang menyebabkan air tidakdapat mengalir dengan lancar.Data sementasi dan

penggaraman dapat dilihatpada grafik di bawah ini:

e. Retakan

Retakan terjadi disebabkan olehadanya proses adaptasi daristruktur bangunan {stress) danfaktor lingkungan klimatologi.Data retakan dapat dUihat padagrafik di bawah ini:

Prases terjadlnyi retakanakibal faklor Internal

Gambar 2.e.l Sutnber: BKP Borobudur

Sumbcr; DKP Borobudur

Sumber; BKP Borobudur

GRAFIK RETAKAN 2001-2007

Sumbcr; BKP Borobudur

: DEVELOPMEMI OF CEMENT I

E WILT OF The BOROSUOUR

1984•}fiOS

' 9

45

40

35

30

% 25a 20

15

10

5

0

Sumber: BKP Borobudur

GRAFIK ENOAPAN GARAM DAN SEMENTASI 200S-2QG7

<2 200

tahun

iBEnaapangaram

I □Sementasi

F. Data Kualitas UdaraData kualitas dan

kandungan terdiri dari kadar SO ,,COzdanNO, diudara.Pengambilan sampel udara untukkandungan SO2, CO dan NOdilakukan pada empat tidk , 1 titikpada area zona 2 disekitar loketmasuk (PXTWCB) ke candi, 2 titikdi area zona 1 pada halaman candidan 1 titik di sekitar stupa pusatcandi.

Pengambilan sampel padamasing-masing lokasi dilakukanselama 30 menit untuk satuparameter.

Tabel. Hasil analisa Kualitas Udara cfi area Zona 1 dai Zona 2Candi Borebudur Tahun 2009

Sumber • Peneiman um kaiian

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

tahun

Sumbcr : Penelirian tim kajian

Keausan

Batu yang terdapat penyakitapabila tidak dilakukan tindakankonservasi maka kerusakannyaakan terus meningkat menjadiaus. Untuk batu yang berelieflama kelamaan tonjolanbentuknya akan hilang. Datakeausan tahun 2008 dapatdilihat pada tabel di bawah ini;

Jumlah batu yang mengalami keausanDinding Tk I Ik II Tk III Tk IV Jumlah

Utara 7 10 10 7 34Tmur 5 8 11 4 28Selatan 3 11 7 3 24Barat 1 5 8 5 19

No Lokas Paaneter BAWJMUTU Hasil Anaiisa

1 Lcket NO2 316 36,55

7£ina2 SCfe 632 92,43CO 15.000,00 110.33

2 Ss) Umir Laut NOi. 316 65,58Zonal SOj 632 132

CO 15.000,00 334,453 Sisi Barat Laut NOj 316 50.45

Hataman SCfe 632 107,86Zona 1 CO 15.000,00 826,4

4 Silvia Pusat NOs 316 38.39

Zonal S02 632 77.93CO 15.000.00 1.552,15

SiFtnter: Tim k%lan, anaiisa data bala Hpetkes yogyakata

G. Data Jumlah PengunjungCandi Borobudur

Dari hasil pengumpulandata pengunjung dari tahun 1984sampai 2007 diketahui bahwajumlah pengunjung yang datangsebesar 43.328.414 orang denganrincian jumlah pertahunnva adaiahsebagai berikut:

JurTtahPengiriunsCand8orctuclircla1t2»uiig6«.2007

Na Tshun Juiiah Na Tahun JuTlah PenguriisTg

1 1964 1082.363 B 1996 22S22E42 1965 1.080.568 9 1997 22752223 1966 1.178.668 10 1996 1.394.7694 1987 1.060.303 11 1999 1.»1.132S 1968 1.017.052 12 20cn 2673.9676 1989 1.149298 13 2001 25817837 1990 1.805.923 14 2002 21063278 1991 1.834.420 15 20O3 2068.093g 1992 1.990.016 16 2004 2026.44210 1993 Z053.12e 17 2005 199277611 1994 2161.902 18 2006 1243.06212 1995 2834.866 19 2007 isaozo

SuTtw.daBbase PT TWCB

16 34 36 19 105

Page 6: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

Ill i.r

H. Pengertian PemanasanGlobal

Pemanasan global {globalwarming adalah adanya prosespeningkatan suhu rata-rataatmosfer, laut, dan bumi dari tahunke tahun. Menurut para ahli baiknasional maupun internasionalmenyatakan bahwa peningkatantemperatur rata-rata globaldisebabkan oleh meningkatnyakonsentrasi gas-gas rumah kacaakibat aktivitas manusia melalui efekrumah kaca {greenhouse effect).Meningkatnya suhu globaldiperkirakan akan menyebabkanperubahan-perubahan yang lainseperti naiknya permukaan air laut,meningkatnya intensitas fenomenacuaca yang ekstrim, serta perubahanjumlah dan pola presipitasi. Akibatpemanasan global yang laindiantaranya adalah terpengaruhnyahasil pertanian dan mencairnyagletser, misalnya di pegununganHimalaya. Literatur menunjukkankenaikan temperatur global terjadipadakisaranl,5'r 40"Cpadaakhirabad21 (httpiZZgeomgm.ac.id).

Terjadinya proses ini di

bumi dimulai dari kenyataan bahwaenergi panas yang dipancarkanberasal dari dari matahari yangmasuk ke bumi menciptakan cuacadan fklim serta panas padapermukaan bumi secara global,Pemanasan global terjadi ketika adakonsentrasi gas-gas tertentu yangdikenal dengan gas rumahkaca, ygterus bertambah di udara, Haltersebut disebabkan oleh tindakanmanusia, kegiatan industri,khususn)'a C02 danchlorofluorocarbon. Yang terutamaadalah karbon dioksida, yangumumnya dihasilkan olehpenggunaan batubara, minyakbumi, gas dan penggundulan hutansertapembakaran hutan. Asamnitrat dihasilkan oleh kendaraan danemisi industri, sedangkanemisimetan disebabkan oleh

aktivitas industri dan pertanian.Segala sumber energi yang

terdapat di bumi berasal darimatahari. Sebagian besar energitersebut dalam bentuk radiasi

gelombang pendek termasukcahaya. Ketika energi ini mengenaipermukaan bumi, terjadi perubahandari cahaya menjadi panas. Bumiakan menyerap sebagian panas danmemantulkan kembali sisanya.Sebagian dari panas ini sebagairadiasi infra merah gelombangpanjang ke angkasa luar. Akan tetapisebagian panas tetap terperangkapdi atmosfer bumi akibat

menumpuknya jumlah gas rumahkaca antara lain uap air,karbondioksida (CO,), metana(CH,), dinitrooksida (N,0), danCFC yang menjadi perangkapgelombang radiasi ini. Gas-gas inimenyerap dan memantulkankembali radiasi gelombang yangdipancarkan bumi sehingga panastersebut akan tersimpan dipermukaan bumi. Hal tersebutterjadi berulang-ulang danmengakibatkan suhu rata-ratatahunan bumi terus meningkat(http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global).

Sebenarnya efek rumahkaca sangat dibutuhkan oleh semuamakhluk hidup di bumi ini, karenabumi ini akan menjadi sangat dingin.Namun karena jumlah gas-gastersebut telah berlebih di atmosfer,sehingga pemanasan global menjadiakibatnya. Pemanasan globalmengakibatkan dampak yang luasbagi lingkungan bio-geofisik danaktivitas sosial-ekonomimasyarakat. Perubahan ikkm akibatpemanasan global secara generaldirasakan oleh seluruh dunia padasaat mi yaitu terjadinya perubahanpola misalnya pergeseran iklimsehingga makin panjang musimpanas dan maldn pendek musimhujan, hal ini berdampak turunnyaproduksi pertanian. Selain itu

naiknya permukaan air laut,meningkatnya cuaca secara ekstrim,misalnya pada suatu daerah yangdahulunya sejuk dan dingin kondisisekarang semakin hari semakinpanas. Meningkatnya suhu jugamenimbulkan wabah penyakitendemik lama dan baru secara

merata dan terus bermunculan

(http://www.walhi.or.id).

(iimbA/ II I PreJiksi global NsanrnngOaurri* IPCC.

I. Pencemaran Udara

PenyebabSecara umum pencemaranudara disebabkan oleh 2 faktor

{ivardbana,2001) yaitu:a. Faktor Internal (alamiah)

contohnya:1. Debu

2. Debu/abu akibat letusangunung berapi

3. Proses pembusukansampah

b. Faktor Eksternal (manusia):1. Hasil pembakaran bahan

baker

Sampah }' angdisebabkan karena

faktor industri (asap,debu, dU)Pemakaian zat kimiayang disebarkan ke udara

2.

3.

Komponen PencemaranUdara

Menurut VC^ardhana 2001komponen pencemaran udaraterdiri dari:

a. Karbon Monoksida (CO)b. Nitrogen Oksida (NC)Jc. BelerangC-lksida (SOx)d. Hidrokarbon (HC.-)e. Partikel

f. Timah Hitam

20

Page 7: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

T!rvciificii!

PENDIDIKAN DAN KEBUDA^AAN

BALAI KCNSERVASI

B0RC3UDJR

J. Dampak Pemanasan GlobalTerhadap Batu CandiBorobudur

1. Terjadinya Trend danVariabilitas Iklim

Berdasarkan data

klimatologi suhu udara,kelembapan udara, curahhujan dan hari hujan, arahdan kecepatan angin, lamapenyinaran, jumlahpenguapan air, danintensitas penyinaranmatahari, menunjukkanbahwa terjadinya trend(kecenderungan atau arahgejala) adanya kenaikangrafik serta adanyavariabilitas iklim. Indikasisecara umum dampakpemanasan globaldiantaranya yaitu kenaikansuhu yang eksterm di atas 37"C dan terjadinya pergeseraniklim. Kenaikan suhu yangterjadi di kawasanBorobudur belum signifikankarena lajuperkembangannya belummenunjukkan kenaikan suhusecara terus menerus setiaptahunnya. Namunberdasarkan data suhu udaramaksimum harus cermatisecara seksama karenapernah mencapai 37 C.Berikut ini pengamatan datasuhu udara maksimum dantahun 1970 2007 sebagaiberikut:

1) Pada tahun 1972, 1980,dan 1993 suhu udaramaksimum berada padaangka 37,0 "C. Siklusnyadari tahun 1972 ke 1980adalah 8 tahun dan dari1980 ke 1993 adalah 13tahun

2) Pada tahun 1994 199'suhu udara maksimummencapai 35,.3 (. 36,5 (.

3) Pada tahun 1998 2003suhu maksimum antara

34,0"C 35,5 °C4) Pada tahun 2004 2005

suhu maksimum antara

32,8''C 33,4 "C5) Pada tahun 2006 suhu

maksimum antara 35,5

"C 36,5 "C6) Pada tahun 2007 suhu

maksimum antara 33,0

"C 35,0 "C

Berdasarkan pengamatandata suhu udara maksimum

dari tahun 1970 2007

menunjukkan bahwa angkatertinggi suhu udaramaksimum adalah 37,0 "C.Suhu udara maksimum 37,0

''C belum menunjukkanmasuknya iklim kawasanBorobudur dalam kriteria

pengaruh pemanasan iklimglobal. Namun apabiladilihat siklusnya terdapatindikasi terjadinya kenaikandari tahun ke tahun semakin

meningkat antara 36,5 "C37,0 "C, hal ini sudah dapatdijadikan petunjuk bahwaadanya dampak pemanasanglobal terhadap iklim dikawasan Borobudur,meskipun belum signifikan.Dengan demikian, dalamjangka panjang pengamataniklim dari stasiun

Idimatologi harus dipantausecara terus menerus dandievaluasi terhadapperubahan-perubahan yangterjadi sebagai antisipasiterhadap kerusakan batu-batu Candi Borobudur.Berdasarkan pengamatan

data jumlah curah hujan daritahun 1 9 ~ (I 201)"'

menunjukkan bahwa padabulan lanuari s/d Marctcurah hujan cukup tinggikarena musim penghuian.

kemudian jumlah curahhujan menurun sampaibulan Mei. Mulai bulan Junis/d September curah hujansemakin turun karena

memasuki musim kemarau.

Pada bulan September curahhujan mulai meningkat lagikarena memasuki musim

penghujan, puncaknya padabulan November s/d

Desember curah hujanmencapai angka tertinggi621 mm pada bulanNovember 1995. Dari data

jumlah curah hujan tertinggidi atas 500 mm selama 37

tahun dapat diamati sebagaiberikut:

1) Tahun 1979 jumlah

curah hujan tertinggi534 mm jatuh pada bulanMei

2) Tahun 1982 jumlah

curah hujan tertinggi573 mm jatuh pada bulanJanuari

3) Tahun 1986 jumlahcurah hujan tertinggi565 mm jamh pada bulanMaret

4) Tahun 1987 jumlahcurah hujan tertinggi600 mm jatuh pada bulanJanuari

5) Tahun 1989 jumlahcurah hujan tertinggi566 mm jatuh pada bulanFebruari

6) Tahun 1994 jumlahcurah hujan tertinggi616 mm jatuh pada bulanMaret

7) Tahun 1995 jumlah

curah hujan tertinggi621 mm jatuh pada bulanNovember

8) Tahun 2004 jumlah

curah hugm tertinggi

585 mm jatuh pada bulanDecember

Page 8: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

Berdasarkan data

klimatologi Borobudurtersebut di atas tampakadanya perubahan polaatau pergeseran iklim,musim kemarau lebih

panjang daripada musimhujan, pergeseranpuncak musim hujan,sehingga perludiperhatikan dan diamatisecera teliti pergeseraniklim tersebut denganjumlah angkakenaikannya. Adanyaperubahan iklim globalyang telah dialami dibeberapa wilayah diIndonesia, meskipun dikawasan Borobudur

belum tampak signifikanperubahan iklimnya,namun petunjuk adanyatanda-tanda dampakpemanasan global sudahterlihat dari data stasiun

klimatologi.Perubahan iklim globalberupa terjadinyaperubahan pola ataupergeseran iklim juganampak pada datapengamatan klimatologi diBorobudur. Berdasarkan

laporan MonitoringDampak Lingkungan tahun2007, tercatat data curah

hujan sepanjang 6 tahunterakhir, menunjukkanadanya pergeseran puncakmusim hujan dalam siklus 2tahunan. Pada tahun 2002

dan 2003 puncak musimhujan terjadi pada bulanFebruari, tahun 2004 dan

2005 pada bulan Desember,tahun 2006 pada bulanJanuari, dan tahun 2007curah hujan tertinggi terjadipada bulan Desember.Musim kemarau terpanjangterjadi pada tahun 2006,

dimulai dari bulan Junisampai November.Berdasarkan data

kelembapan dantemperatur udara daritahun 2002 2007 belum

menunjukkan perubahanyang berarti (AriSwastikawati, 2007:19).

2. Analisa Kualitas udara

Dari basil pengambilan datakualitas udara di lokasi zona

1 dan 2 serta perbandingandengan kualitas udara padatahun 2000 dan 2005 ada

beberapa korelasi data yaitu:a. kadar NO, di zona 2 (

areal parkir ; loket) danzona 1 ( stupa pusat ;teras candi) mengalamipenurunan

dibandingkan dengantahun- tahunsebelumnya. Dari 72,261ppm pada tahun 2000 ke36,55 ppm pada tahun2009

b. Kadar SO, di zona 2

(areal parkir) mengalamikenaikan, tetapi masihberada di bawah standarbaku mutu.

c. Kadar SO, di zona 1

(stupa pusat dan teras)mengalami kenaikan dari8,43 ppm pada tahun2000 ke 77,93 ppm padatahun 2009

d. Kadar CO, baik di zona

1 maupun zona 2 masihdi bawah standar baku

mutu.

3. Korelasi Antara TingkatKerusakan Batu DenganIklim

Berdasarkan parametertingkat kerusakan pada batuC.,andi Borobudur yangterdiri dari pertumbuhanjasad, postule dan lubang

alveol, pengelupasan,endapan garam dansementasi, retakan, sertakeausan dari tahun 1984

2007 tampak pada grafikjumlah kerusakannyamengalami kenaikan cukupsignifikan antara tahun 19842004. Grafik kenaikan yang

cukup signifikan tersebutyaitu endapan garam daritahun 1998 2000,pengelupasan antara tahun1995 2000, sementasiantara tahun 2003 2004,alveol antara tahun 19982002, dan retakan antaratahun 1994 1997. Adaprediksi bahwapenambahan jumlahkerusakan yang cukupsignifikan tersebutdikarenakan adanyapengaruh iklim global.Namun da l amperkembangan selanjutnya,sesudah tahun 2000 grafiktingkat kerusakan ternyatamengalami penurunan danada pula pada posisi stabiltidak terdapat jumlahkerusakan yang signifikan.Data jumlah kerusakan yangmengalami penurunantersebut yaitu:1) Pertumbuhan jasad

mulai tahun 2004 2007grafik t ingkatkerusakann\'a

mengalami penurunan2) Postule dan lubang

alveol mulai tahun 20052007 grafik tingkatkerusakannya

mengalami penurunan3) Pengelupasan mulai

tahun 2004 2007 grafiktingkat kcrusakann\ amengalami penurunan

4) Hndapan garam dansementasi mulai tahun2005 2007 grafik tingkat

22

Page 9: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

kerusakannyamengalami penurunan

5) Retakan mulai tahun2004 2007 grafik tingkatkerusakannyamengalami penurunandibandingkan sebelumtahun 2000, kemudian

pada posisi stabil antaratahun 2004 2007

Hasil observasi kerusakan

batu candi kemudiandirekomendasikan untuk

ditangani kerusakannyamelalui kegiatan konservasibaik secara mekanis maupunkimiawi (tentunyadisesuaikan dengan tingkatkerusakannya).

Keberhasilan penanganan

konservasi tergantung padaaspek metodepenanganannya dan kualitasbahan kimia yang

digunakan.

K. Kesimpulan1. Berdasarkan penyajian data

klimatologi dari tahun 19702007 menunjukkan bahwaterjadinya trend atau adanyakecenderungan kenaikangrafik serta adanyavariabilitas iklim. Secaraumum kriteria adanyadampak pemanasan globaldiantaranya yaitu kenaikansuhu yang eksterm di atas 37"C dan terjadinya pergeseraniklim. Sehubungan dengansuhu udara maksimumkawasan Borobudur pernahmencapai 37 C maka harusdicermati secara seksamadan perlu dievaluasiperubahan-perubahan yangterjadi. Suhu udaramaksimum 37,0 C yangpernah terjadi di kawasanBorobudur b e 1 u mmenunjukkan adan\a

pengaruh pemanasan iklimglobal, namun apabila diMhatdari siklusnya terdapatindikasi terjadinya kenaikandari tahun ke tahun semakin

meningkat antara 35,5 °C36,5 °C. Hal ini sudah dapatdijadikan petunjuk bahwaadanya dampak pemanasanglobal terhadap iklim dikawasan Borobudur.

2. Berdasarkan data jumlahcurah hujan dari tahun 19702007 tampak adanyaperubahan pola ataupergeseran iklim, musimkemarau lebih panjangdaripada musim hujan,pergeseran puncak musimhujan, sehingga perludiperhatikan dan diamatisecera teliti pergeseran iklimtersebut. Puncak curah

hujan tertinggi terjadi padabulan November 1995

mencapai angka tertinggi621 mm. Adanya perubahaniklim global yang telahdialami di beberapa wilayahdi Indonesia, meskipun dikawasan Borobudur belumtampak signifikanperubahan iklimnya, namunpetunjuk adanya tanda-tanda dampak pemanasanglobal sudah terlihat daridata stasiun klimatologi.

3. Kondisi keterawatan batuancandi borobudur mengalamipenurunan hal ini dapatdiketahui dari datamonitoring kerusakan padabatuan candi Borobuduryang dilakukan sejakpemugaran kedua (1983)sampai sekarang (2009).Dari semua parameter

monitoring kerusakanbatuan candi borobudur

(scal l ing, al\eole,penggaraman/semen tasi,r e t a k a n ) r a t a r a t a

mengalami kenaikan yangcukup signifikan. Faktorpenyebab kerusakan batuanmempunyai kecenderungandisebabkan oleh perubahanklimatologi Ungkungan .Curah hujan dan radiasisinar matahari memicu

adanya pertumbuhanmikroorganisme padapermukaan batu sebagaihasil dari proses fotosintesa.Adanya unsur air pada batucandi kemudian mengalamiproses kimia karena adanyapengaruh penyinaranmatahari menimbulkan

kerusakan lainnya misalnyapenggaraman, retakan,terjadinya postule danlubang alveol, keausan,pengelupasan, dan lainsebagainya.

4. Dari data kualitas udara di

sekitar candi Borobudur

diketahui bahwa komponenpencemaran udara yangmengalami tingkat kenaikanadalah unsur So2- Kadar

diarea Zona 1 dan 2 candi

Borobudur mengalamikenaikan dari 8,43 ppm padatahun 2000 ke 77,93 ppmpada tahun 2009 ( masihdibawah standart baku

mutu). Untuk komponenlainnya yaitu N<,: dan C,,.tidak mengalami kenaikan.

5. Kenaikan kadar pencemaranudara SO. di sekitar candi

Borobudur bisa disebabkan

karena asap kendaraan,pembusukan sampah ,pemakaian zat kimia yangtersebar di udara dan

berkurangnva lahan hiiau.untuk faktor asap kendaraanbisa dikorelasikan dengan

naiknva jumlah kendaraanuntuk jenis mobil vang

berada di area! parkir candiBorobudur, vaitu sehesvir

Page 10: perubahan. Pelapukan batu dapa maupun eksternal. Salah

133,704 pada tahun 2000naik menjadi 136.717 padatahun 2009.

L. Saran

1. Peningkatan danpengembangan metodemonitoring klimatologi danmonitoring keterawatanbatu candi Borobudur

untuk menghasilkan datayang lebih lengkap danakurat yang dapat digunakansebagai analisis padapenelitian penelitianlainnya.

2. Penanaman pohonpohon/tanaman disekitarcandi Borobudur sebagaiusaha perluasan lahan hijauuntuk menyerapkomponen-komponenpencemaran udara yang ada.

3. Meminimalisir penggunaanbahan kimia untuk

penanganan kerusakaanbatu candi borobudur,terutama yang tersebar diudara.

4. Mengembangkan metodekonservasi batu candi

Borobudur secara

tradisional dan ramah

lingkungan.5. Membuat metode sistem

pengolahan sampah yangtidak mempunyai dampakterhadap kelestarianlingkungan.

6. Berkoordinasi denganpemerintah daerahsetempat dalam rangkamengatur dan mengontro]perkembangan sektorsektor industri yang beradadi Zona 3 candi Borobudur.

DaftarPustaka

Anonim. 21)05. Pedoman Perawatan

dan Pewna^aran Bcnda CagarB It d ay a B a h a n Batu.

Kementerian Kebudayaandan Pariwisata, DeputiBidang Sejarah danPurbakala, Asisten DeputiUrusan Kepurbakalaan danpermuseuman.

. 2008. Penianasau

Global. Wikipedia Indonesia,ensiklopedia bebas berbahasaI ndon e s i a .

Http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global.

2007. Pemanasan

Global Fakultas GeografiUGM.

Ari Swastikawati, dkk. 2007. LaporanM 0 n 2 tori ng DampakUtigkwigan. Borobudur: BalaiKonservasi PeninggalanBorobudur, DepartemenKebudayaan dan pariwisata.

Aris Munandar. 2004. Observasi

Kli?}2atologj dan Kegitnaannyadalam Konse}-vasi BCB. Makalah

Diklat Konservasi dan

Pemugaran TingkatMener.gah, Balai KonservasiPeninggalan Borobudur.

. 2002. LaporanKonservasi Candi Borobudur

Pascape0ugaran. Bagian ProyekPemanfaatan PeninggalanSejarah dan Purbakala CandiBorobudur.

Dukut SantQSo. 2000. PemantapanStandar Konservasi 11 Peramatandan Monitoring Pasca KonservasiBangunaa Cagar Budaja. BalaiStudi dan Konservasi

Borobudur, Direktorat

Perlindungan dan pembinaanPenin^rgalan sejarah danPurbakala.

Hr. Sadirin. 1991. Lvaluasi Data

Iklim Borobudur. ProyekKonservasi (i a n d i

Borobudur, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan,Jakarta.

Sudibyo, dkp. 1996/ 1997. IkJi/nBorobudur. Balai Studi dan

K o n s t \' a s i B (> r o!:) u d u r,

Departemen Pendidikan danKebudavaan.

Sudjono. 1987. Pokok-PokokPengolahan Data Klimatologi.Lembaga Metcorologi danGeofisika, DepartemenPerhubungan, Jakarta.

Sukronedi, dkk. 2000. Studi DampakLingkungan Candi Borobudur.Balai Studi dan Konservasi

Borobudur, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Tjasyono, B.HK. 1986. Ikli/t/ danLingkungan. Cendekia jayaUta/2/a, Bandung.

Warvono, R. Ali dan D.H. Gunawan.

1987. Pengantar Aleteorologi danKlimatologi. PT. Bina Ilmusurabava.

nSnlB

74