aspek eksternal

67
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan societal ataupun faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri) organisasi. Variabel-variabel eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ancaman dan peluang, yang mana memerlukan pengendalian jangka panjang dari manajemen puncak organisasi. Ada dua lingkungan yang berpengaruh disini, yaitu lingkungan societal dan lingkungan kerja. Lingkungan societal meliputi tekanan- tekanan umum yang mempengaruhi secara luas, misalnya tekanan di bidang ekonomi, teknologi, politik, hukum, dan sosial budaya. Tekanan ini terutama sering berpengaruh pada keputusan jangka panjang organisasi. Sementara itu, lingkungan kerja memasukkan semua elemen yang relevan dan mempengaruhi organisasi secara langsung. Elemen-elemen tersebut dapat berupa pemerintah, kreditur, pemasok, karyawan, konsumen, pesaing, dan lainnya. Hill (2007:5) dalam bukunya International Business menjelaskan globalisasi sebagai pergeseran menuju ekonomi dunia yang lebih terintegrasi dan saling bergantung satu sama lain. Globalisasi dapat berupa globalisasi pasar dan globalisasi produksi. Faktor utama pendorong globalisasi adalah menurunnya halangan untuk perdagangan dan investasi dan perubahan teknologi. Perusahaan PT. Certis Cisco yang mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1997 dan terus berkembang dan melebarkan sayapnya dengan membuka sejumlah kantor cabang di beberapa kota besar di Indonesia. Sebelumnya perusahaan bernama Cisco Mas yang mana pada tahun 2008 perusahaan yang dulunya bernaung dalam Sinar Mas Group melakukan “joint venture” dengan perusahaan IT besar dari Singapore yaitu Cisco Goup. Tak mudah pada awal dimana kedua perusahaan ini melakukan joint venture dimana berbagai aspek-aspek internal dan eksternal perusahaan harus saling menyesuaikan diri . Keputusan strategik pada perusahaan yang beroperasi di negara sendiri sangat berbeda dengan apabila ia beroperasi di negara lain. Setiap negara 1

Upload: robby-redlycious

Post on 19-Jun-2015

1.146 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

By Robby Awalludine-mail: [email protected] tinggalkan KOMENTAR anda ya...=)

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek Eksternal

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum dan tren di dalam lingkungan societal ataupun faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri) organisasi. Variabel-variabel eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ancaman dan peluang, yang mana memerlukan pengendalian jangka panjang dari manajemen puncak organisasi.Ada dua lingkungan yang berpengaruh disini, yaitu lingkungan societal dan lingkungan kerja. Lingkungan societal meliputi tekanan-tekanan umum yang mempengaruhi secara luas, misalnya tekanan di bidang ekonomi, teknologi, politik, hukum, dan sosial budaya. Tekanan ini terutama sering berpengaruh pada keputusan jangka panjang organisasi. Sementara itu, lingkungan kerja memasukkan semua elemen yang relevan dan mempengaruhi organisasi secara langsung. Elemen-elemen tersebut dapat berupa pemerintah, kreditur, pemasok, karyawan, konsumen, pesaing, dan lainnya.

Hill (2007:5) dalam bukunya International Business menjelaskan globalisasi sebagai pergeseran menuju ekonomi dunia yang lebih terintegrasi dan saling bergantung satu sama lain. Globalisasi dapat berupa globalisasi pasar dan globalisasi produksi. Faktor utama pendorong globalisasi adalah menurunnya halangan untuk perdagangan dan investasi dan perubahan teknologi.

Perusahaan PT. Certis Cisco yang mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1997 dan terus berkembang dan melebarkan sayapnya dengan membuka sejumlah kantor cabang di beberapa kota besar di Indonesia. Sebelumnya perusahaan bernama Cisco Mas yang mana pada tahun 2008 perusahaan yang dulunya bernaung dalam Sinar Mas Group melakukan “joint venture” dengan perusahaan IT besar dari Singapore yaitu Cisco Goup. Tak mudah pada awal dimana kedua perusahaan ini melakukan joint venture dimana berbagai aspek-aspek internal dan eksternal perusahaan harus saling menyesuaikan diri . Keputusan strategik pada perusahaan yang beroperasi di negara sendiri sangat berbeda dengan apabila ia beroperasi di negara lain. Setiap negara berbeda dalam hal budaya, sistem politik, sistem ekonomi, sistem hukum, dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Semua ini menjadikan pengkajian lingkungan eksternal perusahaan tugas yang semakin rumit karena perusahaan memerlukan praktik dan pendekatan yang berbeda-beda di tiap negara.

1

Page 2: Aspek Eksternal

I.2 Tujuan Penyusunan Makalah

1. Mengetahui berbagai aspek eksternal apa saja yang dapat mempengaruhi kondisi suatu perusahaan.

2. Membahas masing-masing aspek-aspek tersebut.

3. Memahami kajian tentang berbagai pengaruh lingkungan-lingkungan eksternal

I.3 Ruang Lingkup Pembahasan

1) Lingkungan Pendidikan

2) Lingkungan Perbankan

3) Lingkungan Pasar

4) Lingkungan Suplyer

5) Lingkungan Pemerintah

1

Page 3: Aspek Eksternal

BAB II

Gambaran Umum dan Tinjauan Teori

II.1 Gambaran Umum

II.1.1 Sejarah singkat berdirinya perusahaan

PT. Certis Cisco (formerly known as PT. Cisco Mas Sekurititama) ialah perusahaan

gabungan antara PT. Sinar Mas Muliartha Tbk dan Certis Cisco Security Pte, Singapore’s .

Selama tahun 1930-an, selama 7 tahun Oei Ek Tjhong, penuh harapan, mendarat di

Makassar dari daratan Cina. Pada pertengahan abad ke-20, ketika Indonesia baru saja

berangkat di jalan untuk mendapatkan kemerdekaan dari pemerintahan asing, Oei muda

telah tumbuh menjadi dikenal sebagai Eka Tjipta Widjaja.

Selama tahun 1950-an, Eka Tjipta memulai pandangannya dengan awal yang rendah hati

dengan memulai sebuah perusahaan perdagangan kecil di Makassar, Indonesia yang

diperdagangkan di minyak sawit dan komoditas lainnya. Kemudian ia masuk ke dalam

bidang produksi minyak goreng. Selama hari-hari awal, Eka Tjipta mengalami berbagai

tantangan, mengembangkan jaringan bisnis dan yang paling penting, memperoleh

dukungan dan kredibilitas dari rekan-rekan pengusaha. Investasi awal kepercayaan, dan

bukan uang, membantunya tumbuh usahanya bahkan di masa-masa sulit. Kerja keras dan

ketekunan membantunya dalam menumbuhkan bisnis yang terdiversifikasi dengan

pandangan multinasional yang sekarang kemudian dikenal sebagai Sinar Mas.

Sinar Mas berfokus pada beberapa komoditas penting yang juga membantu dalam

pembangunan bangsa dan pertumbuhan ekonomi negara. Pengalaman dalam

perdagangan minyak kelapa sawit mendorong awal agribisnis dan makanan. Peluang

pertumbuhan di sektor pulp dan kertas mendorong usaha ke industri kertas pada tahun

1974. Perbankan dan keuangan yang membantu dalam menangani instrumen keuangan

untuk bisnis yang berkembang, serta perumahan dan properti adalah ekstensi yang logis

untuk memperkuat keyakinan.

1

Page 4: Aspek Eksternal

II.1.2 Jati Diri Perusahaan

Perusahaan Perseroan (Persero)

PT. Certis Cisco Tbk

Berkedudukan di Jakarta

Alamat:

Kantor Pusat

Certis Cisco Center

Jl Yos Sudarso Kav. 8 b Sunter

Jakarta 14350, Indonesia

Bidang Usaha:

1. Security Consulting

2. Security Guarding Services

3. Cash and Valuables Services

4. Security Technology

5. Alarm Monitoring and Response

Visi Perusahaan:

Visi kami adalah pendekatan yang seimbang terhadap tiga pilar keberlanjutan;

sosial, lingkungan dan ekonomi. Praktek bisnis kami didasarkan pada akuntabilitas,

transparansi, penghormatan terhadap kepentingan stakeholder dan perilaku etis

komitmen setiap saat. Kami menghormati hukum tanah serta hak asasi manusia

dan berfokus untuk mencapai pola pertumbuhan yang positif, untuk menjadi

terkemuka, sangat kompetitif dan menguntungkan badan usaha dalam skala

global, menikmati kesetiaan yang kuat dari pelanggan - alasan untuk keberadaan

kita.

1

Page 5: Aspek Eksternal

Misi Perusahaan:

Customer Focus - kami telah menutup, membuka hubungan dengan pelanggan

kami yang menghasilkan kepercayaan dan kita bekerja dalam kemitraan untuk

saling menguntungkan organisasi kita.

Keahlian - kita mengembangkan dan menunjukkan keahlian kami melalui inovatif

dan pendekatan terdepan untuk menciptakan dan memberikan solusi yang tepat.

Kinerja - kami menantang diri kita sendiri untuk meningkatkan kinerja pada tahun-

tahun dan untuk menciptakan kesinambungan jangka panjang.

Terbaik People - kita selalu berhati-hati untuk mempekerjakan orang-orang

terbaik, mengembangkan kompetensi mereka, memberikan kesempatan dan

mengilhami mereka untuk hidup nilai-nilai kita.

Integritas - kita selalu dapat dipercaya untuk melakukan hal yang benar.

Kolaborasi & Teamwork - kami bekerja sama untuk kepentingan secara

keseluruhan.

1

Page 6: Aspek Eksternal

II.2 Tinjauan Teori Tentang Pengaruh Lingkungan Eksternal Sebuah Perusahaan

Lingkungan Eksternal secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan, sedangkan Kontrol Eksternal meskipun secara langsung berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan tetapi secara tidak langsung (melalui Strategi Diversifikasi) pengaruhnya tidak signifikan. Hasil studi juga mengungkapkan bahwa :

1. Dalam kondisi perekomian yang belum stabil, Lingkungan internal yang kuat menjadi faktor panting dalam mempertahankan keberadaan perusahaan.

2. Ditemukannya pengaruh yang tidak signifikan dari Kontrol Eksternal terhadap Strategi Diversifikasi berarti menolak teori Agensi yang dikemukakan oleh Berle dan Means (1932) dan dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) serta peneliti-peneliti sesudahnya. Hal ini ditunjukkan dengan kenyataan bahwa meskipun kepemilikan saham oleh manajemen tergolong kecil dan proporsi wakil pemilik dalam Dewan Direksi juga tergolong kecil, tetapi perusahaan tetap melaksanakan strategi diversifikasi. Implikasi temuan ini adalah bahwa belum ada pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan kontrol pada perusahaan-perusahaan yang diteliti serta kuatnya dominasi keluarga pendiri dalam kebijakan strategis perusahaan.

3. Dalam kondisi perekonomian yang masih kurang kondusif, strategi diversifikasi tetap dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan yang diteliti meskipun tergolong ke dalam Diversifikasi Konsentris yang memiliki keterkaitan teknologi antara produk yang satu dengan lainnya.

4. Meskipun konsentrasi saham di tangan pemilik cukup besar tetapi kinerja yang diperoleh rendah. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu bahwa lebih besar tingkat konsentrasi saham, lebih besar profitabilitas. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa iklim usaha saat itu masih belum kondusif.

Adapun beberapa aspek lingkungan eksternal yang dibahas adalah sebagai berikut:

a) Lingkungan Pendidikan

b) Lingkungan Perbankan

c) Lingkungan Pasar

d) Lingkungan Supplyer

e) Lingkungan Pemerintahan

1

Page 7: Aspek Eksternal

II.2.1 Lingkungan Pendidikan

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih moderan. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing "sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

1

Page 8: Aspek Eksternal

II.2.1.1 Pendidikan Formal

Teori pendidikan adalah suatu teori yang mengemukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, misalnya mengenai kurikulum, kegiatan belajar, proses pengajaran, sistem belajar dan lain-lain.

Dalam hal ini kurikulum memiliki keterkaitan yang erat dengan teori pendidikan. Ada empat macam teori pendidikan, seperti berikut ini :

1. Pendidikan Klasik2. Pendidikan Pribadi3. Teknologi Pendidikan4. Pendidikan Interaksiona

1. Pendidikan Klasik

Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, yang memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada prosesnya. Isi pendidikan atau bahan pengajaran diambil dari sari ilmu pengetahuan yang telah dietmukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidangnya dan disusun secara logis dan sistematis. Misalnya teori fisika, biologi, matematika, bahasa, sejarah dan sebagainya.

2. Pendidikan Pribadi

Teori pendidikan ini berasal dari sebuah asumsi bahwa anak telah memiliki potensi-potensi tertentu semenjak dia dilahirkan. Pendidikan yang didapat oleh anak selanjutnya harus disesuaikan dengan latar belakang dan minat si anak sebagai pelaku utama pendidikan. Guru hanya bersifat membimbing dan pendorong semangat belajar anak. Ada anak yang tidak suka belajar dalam kelas tapi sekali dia melihat guru sedang menerangkan pasti langsung terserap dalam otaknya. Tanpa perlu penjelasan terlalu dalam dia bisa menyerap semua pelajaran dengan mudah.

3. Teknologi dalam Pendidikan

Dalam proses pendidikan tentunya ada proses penyampaian informasi dari seorang guru kepada muridnya. Dalam hal ini teknologi berperan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dalam menyampaikan informasi itu. Teori pendidikan dalam teknologi lebih mengutamakan pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis. Jadi dalam teknologi pendidikan budaya lama dalam pendidikan itu sendiri akan berkembang atau berubah menjadi baru. Teknologi dalam pendidikan bertujuan untuk mengembangkan cara baru dalam proses pembelajaran sehingga anak akan terbatu dengan lebih cepat dalam mencapai tujuan pendidikan. Misalnya melalui, buku atau elektronik seperti newsletter atau email.

1

Page 9: Aspek Eksternal

4. Pendidikan interaksional

Teori pendidikan interaksional adalah suatu konsep pendidikan yang memiliki latar belakang pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Dalam pendidikan juga terdapat proses interaksi yang terjadi antara guru, anak didik dan lingkungan tempat pembelajaran itu terjadi. Pendidikan interaksional menjadi sumber utama untuk menghadapkan anak didik pada kurikulum yang bersifat tantangan, hambatan dan gangguan yang dihadapi oleh manusia. Anak akan bekerjasama mencari pemecahan masalah yang tepat bersama dengan anak lain dan lingkungannya.

Berdasarkan teori pendidikan yang telah disebutkan , pihak perusahaan bisa mendapatkan acuan dalam hal pendidikan tentang bagaimana menempatkan para karyawannya menurut jenjang pendidikan formalnya

II.2.1.2 Inovasi Pendidikan

Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat.

Sayangnya, inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang bersifat top down, dalam arti, inisiatif dalam melakukan inovasi selalu datang dari pihak pemerintah.

Misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan model-model inovasi pendidikan dalam berbagai bidang antara lain : usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan.

Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia. Beberapa contoh inovasi antara lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.

Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby 1967 ada empat hal, yaitu:

1

Page 10: Aspek Eksternal

Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.

Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan

Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.

Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).

Keempat hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada poin sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen.

Saat ini, sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program yang ditawarkan pada masyarakat, baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya.

Yang jelas, perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desain pendidikan, mempunyai kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Inovasi merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.

II.2.1.3 Pendidikan Moral

Dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwa orang harus cekatan dalam menyimak, memahami dan mengambil keputusan di bidang ekonomi agar lebih mudah dalam mengambil keputusan dan mampu bertahan hidup. Oleh sebab itu Pendidikan moral berperanan dalam menciptakan tanggungjawab terhadap norma/hukum yang berlaku dalam masyarakat. Terbinanya dan terpeliharanya sikap tanggung jawab menjadi salah satu jaminan bagi kehidupan yang tentram, sejahtera. Sikap tanggung jawab perlu dimunculkan secara khusus dalam proses sosialisasi dan interaksi dari pendidikan moral, karena kita telah melihat betapa rawannya kehidupan ini karena perilaku, tindakan, perbuatan, sikap yang tidak terpuji atau tidak bertanggung jawab setelah setiap individu memperoleh pengetahuan/intelektual. Peranan pendidikan moral terhadap kemampuan ekonomis individu diarahkan mengembangkan bidang ekonomi, industri, iptek, dengan mewujudkan SDM berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berlandaskan imtaq atau berdasarkan norma-norma/moral yang berlaku pada masyarakat itu sendiri.

1

Page 11: Aspek Eksternal

Dalam Pidato selasa 12 Januari 2010 di televise Presiden Yudhoyono juga menyinggung masalah korupsi. Dari sana dapat dibaca betapa pentingnya pendidikan moral. Kehebohan yang sedang terjadi sekarang menunjukkan betapa buruknya dekadensi moral kita, khususnya di sebagian kalangan penegak hukum, sebagai akibat perilaku sebagian kalangan bisnis. Maka kalau kita bercita-cita mencetak sebanyak mungkin pebisnis, hal-hal demikian juga harus menjadi perhatian dan diwaspadai.

Francis Fukuyama, sarjana sosial senior, dalam karyanya, Trust (1995), antara lain berpendapat bahwa manusia tidak selalu memanfaatkan kesempatan sebesar-besarnya untuk mendapatkan keuntungan. Sebaliknya mereka melalukan kegiatan ekonomi dengan banyak nilai-nilai moral yang terdapat dalam kehidupan sosial yang lebih luas. Di Jepang, ini terjadi ketika samurai atau kelas prajurit melepas status sosial mereka untuk terjun ke bidang bisnis. Mereka menjalankan bisnis dengan tetap mempertahankan hampir seluruh spirit etika bushido. Proses itu terjadi juga di hampir semua masyarakat industri yang menggunakan kesempatan menjadi entrepreneur untuk menyalurkan energi orang-orang yang ambisius yang di masa lalu mungkin hanya akan mendapat pengakuan jika mereka memulai perang atau membangkitkan revolusi.

II.2.1.4 Kurikulum Pendidikan

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan direncanakan pada tahun perubahan 2004. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

Rentjana Pelajaran 1947, yang menjadi kurikulum pendidikan masa itu masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.

Ia bisa dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan, maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.

Pada tahun 1952, kurikulum pendidikan mengalami penyempurnaan, dengan nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

1

Page 12: Aspek Eksternal

Menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia, dengan nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran yang menjadi cirinya adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

Kurikulum pendidikan 1975 menggunakan pendekatan-pendekatan di antaranya sebagai berikut

1. Berorientasi pada tujuan

2. Menganut pendekatan integratif

3. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).

5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon dan latihan.

Kurikulum ini kemudian dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan diubah kembali menjadi kurikulum pendidikan 1984 dengan ciri:

1. Berorientasi kepada tujuan instruksional.

2. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).

3. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.

4. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

5. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.

6. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

1

Page 13: Aspek Eksternal

II.1.5 Isu Pendidikan

Isu Pendidikan adalah suatu hal penting dalam pendidikan yang selalu menjadi bahan pembicaraan hangat saat ini. selalu menjadi topic pembahasan yang menarik akhir-akhir ini.Terutama bagi para orangtua murid yang anaknya sedang melaksanakan pembelajaran di sekolah.

Para orangtua merasa khawatir dengan kelanmgsungan dan kualitas sekolah serta pendidikan yang diperoleh oleh anak mereka di sekolah terkait dengan beberapa isu pendidikan seperti kurikulum, kualitas pendidik, metode pembelajaran dan manajemen sekolah.

Tidak lupa juga bahan ajar yang kurang baik serta alat bantu pembelajaran yang kurang maksimal penyediaannya. Semua factor yang tersebut itu saling memiliki keterkaitan yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Namun yang menjadi isu pendidikan terhangat saat ini adalah pendidik alias guru. Mengapa begitu? Karena guru sangat menentukan tinggi rendahnya kualitas pendidikan murid.

Jumlah guru yang lebih sedikit dari murid sangat berpengaruh pada proses belajar dan kemampuannya mengajar. Penguasaan materi dan metodologi pengajaran juga termasuk dalam isu pendidikan sekarang ini.

Guru mengajar bukan pada bidang yang dikuasai juga menjadi sebuah isu pendidikan yang patut diperhatikan lebih besar lagi. Karena kompetensi yang dimiliki guru untuk mengjaar di bidang selain keahliannya akan menurunkan kualitas kegiatan belajar. Isu pendidikan seperti ini harus dicari jalan keluarnya.

Program penyetaraan jenjang pendidikan menjadi salah satu cara untuk memperbaiki kualitas guru. Tetapi upaya ini akan semakin berhasil jika kesejahteraan guru juga diperhatikan dan ditingkatkan. Pemberian insentif atas hasil kerja kerasnya mengajar akanmembuat para guru semakin bersemangat dan meningkatkan prestasinya.

Pemerataan pendidikan merupakan isu pendidikan yang paling kritis karena berkaitan dengan isu sensitive yang selalu menjadi masalah utama di mayarakat yaitu, memperoleh akses pendidikan secara adil dan merata di semua kalangan masyarakat.

Soal pendidikan ini juga hak setiap warga Negara sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan dijamin oleh konstitusi. Oleh sebab itu pemerintah wajib memberikan merupakan pelayanan pendidikan yang baik pada seluruh masyarakat Indonesia.

Dengan demikian isu pendidikan yang satu ini tidak akan menjadi sebuah isu pendidikan yang sangat kritis. Masyarakat berharap pemerintah dapat segera merealisasikan pemerataan pendidikan ini.Selain itu yang menjadi isu pendidikan yang selalu hangat

1

Page 14: Aspek Eksternal

dibicarakan adalah rendahnya alokasi anggaran pendidikan dari pemerintah. Alokasi anggaran pendidikan ini wajib dinaikkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan serta tercapainya tujuan pendidikan bangsa Indonesia.

Dengan adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan anggaran secara bertahap sebanyak 20% dari APBN diharapkan isu pendidikan akan semakin berkurang dan berganti dengan berita pendidikan yang bersifat positif.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam meningkatkan alokasi anggaran pendidikan adalah:

1. Efisiensi pemanfaatan dana untuk membiayai berbagai macam program pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan.

2. Menekan biaya operasional organisasi sekecil mungkin sehingga dana yang diberikan oleh pemerintah dapat mencapai target yaitu sampai pada yang benar-benar membutuhkan.

3. Disiplin penggunaan anggaran yang ketat.

Isu pendidikan seperti diatas yang perlu diperhatikan dan menjadi focus perhatian bagi para pejabat pemerintahan. Dengan majunya pendidikan Indonesia tentunya juga akan mempercepat kemajuan negara kita

1

Page 15: Aspek Eksternal

II.2.2 Lingkungan Perbankan

Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual bank system, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

1

Page 16: Aspek Eksternal

II.2.2.1 Stabilitas Sistem Keuangan

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) sebenarnya belum memiliki definisi baku yang telah diterima secara internasional. Oleh karena itu, muncul beberapa definisi mengenai SSK yang pada intinya mengatakan bahwa suatu sistem keuangan memasuki tahap tidak stabil pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan menghambat kegiatan ekonomi. Di bawah ini dikutip beberapa definisi SSK yang diambil dari berbagai sumber:

” Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan.”

” Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.”

” Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”

Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan. Ketidakstabilan sistem keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan kombinasi antara kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku. Kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal (internasional) dan internal (domestik). Risiko yang sering menyertai kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.

Meningkatnya kecenderungan globalisasi sektor finansial yang didukung oleh perkembangan teknologi menyebabkan sistem keuangan menjadi semakin terintegrasi tanpa jeda waktu dan batas wilayah. Selain itu, inovasi produk keuangan semakin dinamis dan beragam dengan kompleksitas yang semakin tinggi. Berbagai perkembangan tersebut selain dapat mengakibatkan sumber-sumber pemicu ketidakstabilan sistem keuangan meningkat dan semakin beragam, juga dapat mengakibatkan semakin sulitnya mengatasi ketidakstabilan tersebut.

Identifikasi terhadap sumber ketidakstabilan sistem keuangan umumnya lebih bersifat forward looking (melihat kedepan). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi risiko yang akan timbul serta akan mempengaruhi kondisi sistem keuangan mendatang. Atas dasar hasil identifikasi tersebut selanjutnya dilakukan analisis sampai seberapa jauh risiko berpotensi menjadi semakin membahayakan, meluas dan bersifat sistemik sehingga mampu melumpuhkan perekonomian.

1

Page 17: Aspek Eksternal

II.2.2.2 Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive PolicyAdalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar

2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive PolicyAdalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu)

1

Page 18: Aspek Eksternal

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

II.2.2.3 Inflasi

1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistik www.bps.go.id]

Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari

1

Page 19: Aspek Eksternal

paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:

2. dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

Disamping pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental.

Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi:

1. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:

o Interaksi permintaan-penawaran

o Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang

o Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen

2. Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari :

o Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) :Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.

o Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices) : Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.

Determinan Inflasi

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.

Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor

1

Page 20: Aspek Eksternal

ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan ekonominya.

Ekspektasi inflasi tersebut apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan penentuan upah minimum regional (UMR). Meskipun ketersediaan barang secara umum diperkirakan mencukupi dalam mendukung kenaikan permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari komdisi supply-demand tersebut. Demikian halnya pada saat penentuan UMR, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan. 

II.2.2.4 Tingkat Suku Bunga

Perekonomian Indonesia seakan menghadapi babak baru setelah diumumkannya inflasi Oktober 2005. Inflasi yang secara year on year mencapai 17,89 persen itu memicu perdebatan tentang suku bunga.

Bank Indonesia (BI) sudah melakukan langkah pre-emptive yang cukup bijak dengan menaikkan suku bunga BI Rate menjadi 12,25 persen, dengan melakukan kenaikan tertinggi sebesar 125 basis points.

1

Page 21: Aspek Eksternal

Kenaikan itu baru akan terwujud dalam bentuk perubahan suku bunga saat hari pertama kerja sesudah libur Lebaran, yaitu saat dilakukan lelang SBI hari Rabu, 9 November 2005.

Sebagaimana pengalaman sebelumnya, hasil lelang SBI akan menghasilkan tingkat bunga yang tak terlalu berbeda dari BI Rate.Yang menjadi perdebatan kemudian, langkah apa lagi yang harus dilakukan pemerintah dan BI untuk menghadapi perkembangan terakhir ini. Harian Kompas beberapa waktu lalu memuat artikel berisi desakan agar BI Rate dinaikkan lebih tinggi lagi guna ”mengimbangi inflasi akhir tahun yang bisa mencapai 16 persen”. Artikel itu cukup provokatif sehingga bukan tidak mungkin akan memancing perdebatan lebih lanjut.

”One shot inflation”

Pada hari yang sama, harian Kompas juga memuat pernyataan Jusuf Kalla yang mengatakan, inflasi yang terjadi saat ini lebih banyak diwarnai inflasi yang terjadi sekali saja, atau diistilahkan one shot inflation.

Meski tetap pahit, pernyataan Kalla itu memiliki kebenaran. Inflasi bulan Oktober sebesar 8,75 persen lebih banyak disumbang oleh kenaikan harga BBM sebesar 3,47 persen dan kenaikan tarif transportasi sebesar 2,08 persen.

Kedua faktor itu telah menyumbang 5,55 persen. Selebihnya, yaitu 3,20 persen, disumbangkan oleh kenaikan harga barang-barang lain, karena Lebaran secara tradisional merupakan siklus naik dari tingkat inflasi.

Selain itu, kenaikan harga barang-barang lain juga didorong kontribusi kenaikan tarif transportasi untuk barang-barang atau sering disebut biaya distribusi.Tekanan kenaikan harga pada bulan-bulan mendatang tentu masih akan ada meski dalam skala relatif lebih kecil. Yang mungkin agak besar adalah penyesuaian tarif listrik. Untuk bidang terakhir ini, pemerintah diharapkan cukup bijak menanganinya, karena inflasi yang tinggi menyebabkan berkurangnya daya beli bagi pendapatan yang tidak berubah.Maka, pada bulan November dan Desember 2005 ini diharapkan inflasi bulanan tidak melebihi bulan yang sama tahun 2004. Jika itu terjadi, inflasi tahun 2005 secara keseluruhan diharapkan akan berada di bawah 17,89 persen.Meski demikian, inflasi yang sudah terjadi dengan yang akan terjadi tentu berbeda. Inflasi yang sudah terjadi memang amat tinggi dalam ukuran perekonomian empat tahun terakhir ini. Dan angka itu secara statistik masih akan ”bersama” kita hingga bulan September 2006.

Jika angka inflasi bulanan Oktober 2006 mendatang rendah, maka secara mendadak akan terjadi penurunan inflasi secara year on year pada Oktober 2006 mendatang. Karena itulah Bank Indonesia meyakini, inflasi pada akhir 2006 akan berada pada level 7-8 persen.Sementara itu, pergerakan harga yang akan terjadi akan lebih terkonsentrasi pada penyesuaian harga barang sebagai second round impact kenaikan harga BBM yang lalu. Proses ini akan berhadapan dengan kenyataan lapangan, yaitu melemahnya permintaan karena menurunnya daya beli.Karena itu, hasil akhir pergerakan inflasi diharapkan tidak terlalu tinggi lagi sehingga tidak perlu berakhir pada keadaan yang mengkhawatirkan. Pergerakan inflasi ke depan sebetulnya memiliki kemiripan dengan inflasi inti yang

1

Page 22: Aspek Eksternal

dikembangkan Bank Indonesia yang dewasa ini masih berada pada tingkat 7-8 persen.

Kebijakan suku bunga

Dengan latar belakang semacam itu, ”memerangi” inflasi dengan menaikkan suku bunga setinggi-tingginya bukan tidak mungkin justru akan menjadi kontraproduktif.Inflasi yang tinggi sudah terjadi, sudah lewat, sedangkan tekanan inflasi berikutnya rasanya akan menjadi lebih lemah. Karena itu, yang perlu dicermati justru dampak inflasi dan kenaikan suku bunga tersebut pada perekonomian secara keseluruhan.

Kenaikan inflasi yang diumumkan pekan lalu memang membuat kita semua terkejut (meski sebetulnya sebagian terbesar sudah bisa dihitung sebelumnya). Langkah yang diambil BI dengan menaikkan BI Rate rasanya amat tepat dilakukan dalam keadaan demikian.Libur Lebaran sesudahnya, tanpa sempat mewujudkan kenaikan BI Rate dalam tingkat bunga SBI, juga ikut memberi ruang untuk mencerna perkembangan terakhir dengan lebih baik.

Karena itu, kenaikan suku bunga SBI pekan ini diharapkan dapat mengisi kevakuman yang ada sekaligus dapat memuaskan.Suku bunga 12,25 persen pada hakikatnya sudah lebih tinggi dibanding inflasi inti 7-8 persen. Kita tidak perlu membandingkannya lagi dengan inflasi sebesar 17,89 persen (atau yang sering disebut head line inflation) karena yang harus dipandang adalah tekanan ke depan.

Memang mungkin ada unsur ketidakadilan di sini, karena para pemilik dana di perbankan seakan dirugikan karena nilai dana mereka menurun. Namun, keadaan semacam ini akan terkompensasi lagi ke depan dengan suku bunga yang jauh lebih tinggi dibanding di luar negeri.

Sementara itu, untuk ”memerangi” inflasi, pandangan Bank Indonesia mestinya lebih ke depan, lebih forward looking.

II.2.2.5 BI Rate dan Operasi Moneter

Penjelasan BI Rate sebagai Suku Bunga Acuan

Definisi : BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

1

Page 23: Aspek Eksternal

Fungsi : BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah standar.

Dalam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter, Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter melalui pengendalian suku bunga (target suku bunga). Suku bunga kebijakan, yang dikenal dengan istilah BI Rate, ditetapkan melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Dalam tataran operasional, BI rate tercermin dari pergerakan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight O/N.

PUAB atau Pasar Uang Antar Bank adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu Bank dengan Bank Lainnya. Suku bunga PUAB merupakan harga yang terbentuk dari kesepakatan pihak yang meminjam dan meminjamkan dana. Kegiatan di PUAB dilakukan melalui mekanisme over the counter (OTC) yaitu terciptanya kesepakatan antara peminjam dan pemilik dana yang dilakukan tidak melalui lantai bursa. Jangka waktu PUAB yaitu antara satu hari kerja (overnight) sampai dengan satu tahun.

Agar pergerakan suku bunga PUAB O/N tidak terlalu melebar dari anchor-nya (BI Rate), Bank Indonesia selalu berusaha untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang sehingga terbentuk suku bunga yang wajar dan stabil. Kebutuhan likuiditas perbankan diestimasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor autonomus seperti operasi pemerintah, jatuh waktu instrument OPT dan Standing Facilities serta mutasi dari uang kartal. Faktor-faktor tersebut dapat berdampak ekspansi maupun kontraksi likuditas di pasar uang.

1

Page 24: Aspek Eksternal

II.2.3 Lingkungan Pasar

Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.

Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.

Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses, pengolahan, dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih. Faktor- Faktor produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja, tanah, dan modal. Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya akan menyebabkan kenaikan harga faktor produksi tersebut.

II.3.1 Sistem Pemasaran

Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan

saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan

sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran

barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan

membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.

Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu

mencakup :

1. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.

2. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.

3. Target pasar.

4. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).

5. Kendala lingkungan (environmental constraints).

1

Page 25: Aspek Eksternal

Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling

berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah

sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja

secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.

Macam – Macam Sistem Pemasaran

a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal

Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.

Tujuan :

§ Mengendalikan perilaku saluran

§ Mencegah perselisihan antara anggota saluran

b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal

Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang

bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.

c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda

Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi

distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara

sentral.

1

Page 26: Aspek Eksternal

II.2.3.2 Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran

a. Lingkungan makro ekstern.

Lingkungan makro tersebut ialah:

a. Demografi (kependudukan).

b. Kondisi ekonomi.

c. Teknologi.

d. Kekuatan sosial dan budaya.

e. Kekuatan politik dan legal.

f. Persaingan.

b. Lingkungan mikro eksternal

a. Pasar (market)

b. Pemasok

c. Pialang (marketing intermediaries)

c. Lingkungan Non- – Pemasaran Intern

Kekuatan non – pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan,

ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern bersifat

menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen.

1

Page 27: Aspek Eksternal

II.3.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya

pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan

keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi

pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi

dalam pemasaran yaitu :

1. Daur hidup produk

Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan,

tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.

2. Posisi persaingan perusahaan di pasar

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam

persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil

sebagian kecil dari pasar.

3. Situasi ekonomi

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan

pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi

tinggi.

Macam-Macam Strategi Pemasaran

macam strategi pemasaran diantaranya:

1. Strategi kebutuhan primer

Strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuah primer yaitu:

1. Menambah jumlah pemakai dan

2. Meningkatkan jumlah pembeli.

1

Page 28: Aspek Eksternal

2. Strategi Kebutuhan Selektif

Yaitu dengan cara :

a. Mempertahankan pelanggan misalnya:

1. Memelihara kepuasan pelanggan;

2. Menyederhanakan proses pembelian;

3. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk;

b. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier)

1. Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning)

2. Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)

Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:

1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.

2. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian.

3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada.

4. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.

1

Page 29: Aspek Eksternal

II..2.3.4 Segmentasi Pasar

b.Dapat dicapai

c. Cukup besar atau cukup menguntungkan

d.Dapat dibedakan

e. Dapat Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi

kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik,

atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran

pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar

adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk,

menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.

1. Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar

Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi

dasarnya yaitu:

1. Dasar – dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen

a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran

kota, dan kepadatan iklim.

b. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup,

pendapatan, pendidikan, dll

c. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya hidup, dan

kepribadian.

d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari,

status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada

produk.

2. Dasar – dasar segmentasi pada pasar industri

1

Page 30: Aspek Eksternal

a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai

akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.

b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian,

kualitas produk, dan pelanggan.

2. Syarat segmentasi Pasar

Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif yaitu :

a. Dapat diukur

dilaksanakan

3. Tingkat Segmentasi Pasar

Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap

pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar

dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.

a. Pemasaran massal

Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan

promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh

konsumen.

b. Pemasaran segmen

Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan,

persepsi, dan perilaku pembelian.

c. Pemasaran ceruk

Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam

segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih

sempit.

1

Page 31: Aspek Eksternal

d. Pemasaran mikro

Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan

citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah

pemasaran lokal dan pemasaran individu.

4. Manfaat Segmentasi Pasar

Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah:

a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih

kesempatan- kesempatan pemasaran.

b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap

respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan

anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.

c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik

pemasarannya

II.2.3.5 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

1. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan meliputi :

1

Page 32: Aspek Eksternal

a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada

keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling

mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.

b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih

kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan

pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi:

kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.

c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur

kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif

permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai,

kepentingan dan perilaku yang sama.

Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti

kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga

merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.

Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti

umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan

kepribadian serta konsep diri.

2.Faktor-faktor Psikologis

Faktor-faktor tersebut adalah:

Motivasi

Persepsi

Pengetahuan dan

Keyakinan serta sikap

1

Page 33: Aspek Eksternal

II.2.4 Lingkungan Pemerintah

II.2.4.1 Perizinan Usaha

Usaha berizin tentu saja memiliki nilai plus apabila dibandingkan dengan usaha yang tidak berijin. Namun, sebelum berbicara mengenai keuntungan,kita harus mempertimbangkan bahwa mengurus ijin usaha merupakan sebuah kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai warga negara yang baik dan taat hukum. Perijinan usaha telah diatur dalam Undang- Undang dan merupakan peraturan resmi dari pemerintah yang harus dijalankan oleh siapapun. Sebagai produk hukum, tentu saja peraturan mengenai ijin usaha tersebut berfungsi untuk menjaga kepentingan bersama masyarakat dan tidak merugikan pihak manapun. Karenanya, ijin usaha akan membuat kejelasan usaha dan menjamin hak dari pemilik usaha tersebut untuk dilindungi secara hukum dan juga menjamin hak masyarakat luas agar tidak dirugikan dengan hadirnya usaha tersebut.

Pada dasarnya izin usaha memiliki nilai plus dalam hal jaminan hak hukum. Selain mengurus ijin usaha merupakan kewajiban, pemegang ijin juga memiliki hak-hak yang diatur dalam undang- undang. Salah satu yang terpenting adalah jaminan hukum untuk mendapat perlindungan dari pemerintah apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya pungutan-pungutan diluar pungutan resmi atau pengakuan hak paten merek milik kita oleh orang lain, dan lain-lain. Pemegang izin usaha berhak melaporkan dan mendapat perlindungan dari aparat penegak hukum. Selain itu, apabila anda memiliki ijin dalam menjalankan usaha, berarti anda tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. Karena, apabila anda menjalankan usaha yang tidak berijin, maka sama saja anda melakukan aktifitas ilegal yang melanggar hukum dan dapat diperkarakan. Tentu saja hal ini akan merugikan pelaku usaha.

Selain itu jika suatu usaha yang memiliki ijin yang lengkap dan sah maka yang tadinya misalnya merupakan usaha informal dapat menjadi usaha yang formal dan akan lebih mudah untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan, sehingga dengan dukungan permodalan yang lebih kuat bukan tidak mungkin usaha anda akan semakin berkembang dan besar.

SIUP adalah Izin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan. SIUP digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha dibidang Perdagangan Barang/Jasa di Indonesia sesuai dengan KLUI “Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia".

PENGGOLONGAN SIUP

Berdasarkan besarnya jumlah Modal dan Kekayaan Bersih di luar tanah dan bangunan atau jumlah modal disetor dalam akta pendirian/perubahan, maka penggolongan SIUP dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :

SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah).

SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas Rp.200.000.000,- (duartus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah).

1

Page 34: Aspek Eksternal

SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai sampai dengan Rp.200.000.000- (duartus juta rupiah).

PROSEDUR PERMOHONAN

Perusahaan mengambil formulir, mengisi dan mengajukan permohonan SIUP beserta persyaratannya melalui Kantor Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan untuk permohonan SIUP Menengah dan SIUP Kecil.

Sedangkan untuk permohonan SIUP-BESAR diajukan melalui Kanwil Perindustrian dan Perdagangan Kota/Propinsi sesuai domisili perusahaan

PERSYARATAN

Copy Akta pendiran (asli diperlihatkan) Copy Akta perubahannya & Laporannya, jika ada (asli diperlihatkan)

Copy SK. Menteri Hukum & HAM RI (asli diperlihatkan) atau Bukti PNBP untuk PT-Baru

Copy Surat Keterangan Domisili perusahaan, (asli diperlihatkan)

Copy SITU-Surat Izin Tempat Usaha (bagi perusahaan yang dipersyaratan)

Copy Kontrak/Sewa T.Usaha/Surat Keterangan dari pemilik gedung

Copy NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak (asli diperlihatkan)

Copy KTP Pemegang Saham atau NPWP jika Badan Usaha

Copy KTP Pengurus Perseroan (Direksi & Komisaris)

Copy KK jika Pimpinan/Penanggung Jawab perusahaan adalah Wanita

Pas Photo Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan (3 x 4) 2 lembar

Copy Neraca Awal Perusahaan

MASA BERLAKU

SIUP berlaku selama perusahaan masih menjalankan kegiatan usaha perdagangan barang/jasa sejak tanggal dikeluarkan.

BIAYA PENGURUSAN SIUP

GOLONGAN BIAYA PROSES BIAYA SUDAH TERMASUK 

BESARMENENGAHKECIL

 

 Rp. 2.750.000Rp. 1.750.000Rp. 850.000

 10 Hari Kerja10 Hari Kerja10 Hari Kerja

 Pengambilan Formulir & PersyaratannyaPersiapan dan Pemeriksaan Pengajuan Permohonan SIUPBiaya Administrasi & Fee Jasa KamiLegalisir Copy SIUP oleh NotarisPas Photo 3 x 4= 2 lembar

1

Page 35: Aspek Eksternal

II.2.4.2 Kebijakan Pemerintah

Kondisi perekonomian Indonesia dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator, misalnya pendapatan nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB). pendapatan nasional dan PDB yang tinggi menandakan kondisi perekonomian suatu negara sedang bergairah , pemerintah mempunyai berbagai kebijakan untuk menjaga atau memperbaiki kualitas perekonomian Indonesia , antara lain:

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN). kebijakan fiskal mempunyai berbagai bentuk. salah satu bentuk

kebijakan fiskal yang sedang marak adalah BLT. banyak orang melihat BLT hanya bantuan

kepada orang yang kurang mampu. sebenarnya di balik itu ada tujuan khusus dari

pemerintah. BLT diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. dengan

meningkatnya pendapatan masyarakat, daya beli masyarakat juga meningkat. dengan

demikian permintaan dari masyarakat juga meningkat. meningkatnya permintaan dari

masyarakat akan mendorong produksi yang pada akhirnya akan memperbaiki kondisi

perekonomian Indonesia.

contoh lain dari kebijakan fiskal adalah proyek-proyek yang diadakan oleh

pemerintah. katakanlah pemerintah mengadakan proyek membangun jalan raya. dalam

proyek ini pemerintah membutuhkan buruh dan pekerja lain untuk menyelesaikannya.

dengan kata lain proyek ini menyerap SDM sebagai tenaga kerja. hal ini membuat

pendapatan orang yang bekerja di situ bertambah. dengan bertambahnya pendapatan

mereka akan terjadi efek yang sama dengan BLT tadi.

kebijakan fiskal juga dapat berupa kostumisasi APBN oleh pemerintah. misalnya

dengan deficit financing. defcit financing adalah anggaran dengan menetapkan pengeluaran

> penerimaan. deficit financing dapat dilakukan dengan berbagai cara. dahulu pemerintahan

Bung Karno pernah menerapkannya dengan cara memperbanyak utang dengan meminjam

dari Bank Indonesia. yang terjadi kemudian adalah inflasi besar-besaran (hyper inflation)

karena uang yang beredar di masyarakat sangat banyak. untuk menutup anggaran yang

defisit dipinjamlah uang dari rakyat. sayangnya, rakyat tidak mempunyai cukup uang untuk

memberi pinjaman pada pemerintah. akhirnya, pemerintah terpaksa meminjam uang dari

luar negeri.

1

Page 36: Aspek Eksternal

Tidak hanya Indonesia, tetapi Amerika Serikat juga pernah menerapkan deficit

financing dengan mengadakan suatu proyek. proyek tersebut adalah normalisasi sungan

Mississipi dengan nama Tenesse Valley Project. proyek ini dimaksudkan agar tidak terjadi

banjir. proyek ini adalah contoh proyek yang menerapkan prinsip padat karya. dengan

adanya proyek ini pengeluaran pemerintah memang bertambah, tetapi pendapatan

masyarakat juga naik. pada akhirnya hal ini akan mendorong kegiatan ekonomi agar menjadi

bergairah.

Kebijaka Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan dengan sasaran mempengaruhi jumlah uang yang beredar. jumlah uang yang beredar dapat dipengaruhi oleh Bank Indonesia. selain dengan langsung menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar, mengatur jumlah uang yang beredar juga bisa menggunakan BI Rate. BI rate adalah instrumen dari pemerintah untuk acuan seberapa besar bunga simpanan jangka pendek, misalnya Surat Berharga Indonesia. biasanya bank-bank umum akan menaikkan atau menurunkan suku bunganya seiring dengan naik atau turunnya BI Rate. maka dari itu, saat BI Rate diturunkan, suku bunga kredit juga turun, sehingga biaya investasi ikut turun. dari sini, diharapkan investasi meningkat.

Kebijakan Sektoral

kebijakan ini menitikberatkan pada satu dari sembilan sektor perekonomian di Indonesia. misalnya, di sektor pertanian pemerintah memberikan subsidi pupuk. subsidi ini diberikan agar harga pupuk murah. dengan demikian pupuk akan terdorong untuk dipakai. contoh lainnya adalah kebijakan di sektor industri. di sektor ini pemerintah membuat kebijakan kawasan ekonomi khusus. kawasan ekonomi khusus adalah kawasan yang khusus digunakan untuk pendirian industri. misalnya, kawasan industri Cilacap. kawasan ini mempunyai hak khusus, misalnya di Batam impor bahan mentah tidak terkena pajak, sehingga hal ini akan mendorong produksi di sana.

1

Page 37: Aspek Eksternal

II.2.4.3 Kondisi Politik Pemerintahan

Ketika perusahaan yang berada dalam kondisi politik yang berkecamuk ingin melakukan kegiatan ekspor , maka perusahaan akan berpikir dua kali untuk melakukan niatnya tersebut , karena mungkin saja barang yang akan diekspor dari gudang penjual tidak aman karena terjadi huru-hara.Kalaupun berhasil lolos siapa juga yang akan melakukan kegiatan tersebut jika para pekerja di bidang pekapalan , bea cukai tidak ada satupun karena jiwanya terancam. Seberapa besar resiko barang yang hilang serta kerugian yang diterima jika perusahaan melakukan kegiatan ekspor.

Di dalam negri seberapa banyak konsumen yang akan membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan sedangkan mereka dirumahkan dan pendapatan berkurang akaibat dari kondisi poloitik yang tidak pasti. Perusahaan dalam menangani kondisi politik yang tak menentu harus pandai mencari peluang yang ada. Misalnya dengan meluncurkan produk berharga ekonomis dengan skala produk yang minimalis serta mengurangi iklan-iklan dimedia cetak. Perusahaan dapat pula memberikan potongan harga untuk menarik kembali permintaan konsumen di pasar

Hiruk-pikuk pemilihan umum legislatif sudah usai. Calon jadi atau pengusaha pendukungnya sudah mulai menghitung dividen yang akan didapatkan dari investasi politik mereka.Bagi pengusaha dan sektor swasta, yang harus diwaspadai adalah agar keterlibatan dalam politik mereka tidak akan menghilangkan kompetensi kewirausahaan mereka, malah sebaliknya akan mendidik untuk mengintegrasikan strategi bisnis dan politik secara cerdik.

Sejarah perkembangan kapitalisme di Asia Tenggara, menurut ahli ekonomi politik Yoshihara Kunio (1988), ditandai dengan berkembangnya ersatz capitalism atau kapitalisme semu, jenis kapitalisme yang berbeda dengan yang berkembang di Jepang atau Barat yang mengagungkan kompetisi dan efisiensi.

Kapitalisme semu ini didominasi oleh pencari rente, yang selalu mencari perlindungan penguasa agar aman dari kompetisi, dan seringkali bisnisnya bergantung pada proyek konsesi, lisensi, monopoli dan subsidi pemerintah.

Mereka adalah yang mendapatkan perlakuan khusus dari penguasa (kapitalis kroni), pejabat yang menjadi pengusaha (kapitalis birokrat), pengusaha yang menjadi politisi (capitalist-turned-politician), juga keluarga para pemimpin politik.

Hal ini menjadikan bentuk kapitalisme di Asia Tenggara bercirikan keterbelakangan teknologi dan inovasi (karena pengusaha enggan berinvestasi pada teknologi, penelitian dan pengembangan, memilih mengekspor bahan mentah, serta upah buruh murah demi keuntungan cepat).

Selain itu ditandai dengan rendahnya kualitas intervensi pemerintah (alokasi sumber daya tidak berjalan optimal karena anggaran dan kebijakan diarahkan untuk menguntungkan pihak tertentu), dan diskriminasi etnis China (dieskploitasi kewirausahaan mereka asal mau mendukung pemimpin politik yang memberi konsesi).

1

Page 38: Aspek Eksternal

II.2.4.4 Beban Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang —sehingga dapat

dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa

berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa

kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah Direktorat

Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang ada di bawah

naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia

Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang dikemukakan oleh

para ahli diantaranya adalah :

Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang

dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum

(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas

Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra

prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan

dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan

untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R,

pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran

hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat

imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk

menjalankan pemerintahan.

Target penerimaan negara Indonesia di sektor pajak tahun 2006 secara nasional sebesar Rp

362 trilyun atau mengalami peningkatan 20 persen dari 2005 lalu. Angka tersebut terdiri Rp 325

trilyun dari pajak dan Rp 37 trilyun dari Pajak Penghasilan (PPh) Migas.

1

Page 39: Aspek Eksternal

Target penerimaan negara dari perpajakan dalam APBN 2006 mencapai Rp.402,1 triliun.

Target penerimaan itu antara lain berasal dari:

Pajak Penghasilan (PPh) Rp.198,22 triliun

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) Rp.126,76 triliun

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp.15,67 triliun

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp.5,06 triliun

penerimaan pajak lainnya Rp.2,76 triliun.

Pendapatan pajak itu sudah termasuk pendapatan cukai Rp.36,1 triliun, bea masuk Rp.17,04

triliun dan pendapatan pungutan ekspor Rp.398,1 miliar. Total penerimaan pajak dalam lima tahun

terakhir (2001-2005) sudah mencapai 1.040 triliun

II.2.4.5 Dunia Akademis

Hubungan segitiga antara akademis-bisnis-pemerintah telah menjadi isu utama dalam

kebijakan publik. Dalam hal ini, secara ideal, komunitas akademik harus membantu menguatkan

hubungan antara bisnis dengan pemerintah. Salah satu yang bisa dilakukan adalah menyediakan

sumber daya manusia yang berpengetahuan dan terampil untuk memenuhi kebutuhan dua

pihak. Berikut ungkapan oleh Menristek Kusmayanto Kadiman dalam pidato pembukaan seminar

sehari Ideas from Giants: Lasting Success in Business Practices and Personal Life di Mercantile Club,

Wisma BCA, Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (7/12/06).

“Kemampuan untuk men-supply SDM yang berkualitas tinggi dan sesuai kebutuhan merupakan salah satu kriteria yang bersifat entrepreneur yang harus dimiliki universitas,” hemat Menristek, seperti dituturkan Benjamin.

Ditekankan pula, dunia akademis juga harus mampu menyediakan data dan informasi yang akurat dan up to date mengenai berbagai sumber daya. Tidak hanya manusia, tapi juga alam dan infrastruktur yang diperlukan oleh komunitas bisnis dan pemerintah sebagai dasar perencanaan pengembangan mereka. Oleh karenanya, institusi-institusi akademik harus selalu siap sedia menyalurkan para penelitinya.

“Pada sisi yang lain, itu berarti, pemerintah juga harus siap dengan dukungan finansialnya dan institusi bisnis juga diharapkan kontribusinya dalam hal ini,” tambah Benjamin. Secara praktis, namun tentu saja dengan “pesan” yang akademis, universitas dituntut untuk memberikan nasihatnya, terutama dalam usaha mempertahankan hubungan yang seimbang dan saling menguntungkan antara bisnis dan akademis.

1

Page 40: Aspek Eksternal

Tak kalah penting, Menristek melalui staf ahlinya dalam kesempatan yang sama juga menggarisbawahi pentingnya komunitas akademik secara aktif mendidik public. Tidak hanya melalui kelas-kelas formal atau pun seminar umum, melainkan juga secara langsung melakukan kunjungan dan tatap muka dengan komunitas-komunitas lokal. “Ini sangat dianjurkan, berdialog langsung, dan ini salah satu tanggung jawab utama dari institusi pendidikan tertinggi.”

II.2.5 Suplier

II.2.5.1 Kemampuan Pemenuhan Order

Peningkatan pelayanan kepada customer merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh perusahanan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Untuk menjadi kompetitif perusahaan harus meningkatkan kesanggupan pelayanan kepada customer yaitu dengan peningkatan kualitas produk dengan harga yang kompetitif dan proses pemenuhan order customer yang cepat. Untuk dapat memenuhi permintaan tepat waktu dan memenuhi kepuasan customer, harus dilakukan perbaikan proses aliran fisik dan informasi dalam internal supply chain.

Sistem pemenuhan order konsumen yang efektif dan efisien mutlak diperlukan untuk mencapai kepuasan konsumen. Namun dengan adanya waste dapat menghambat optimalisasi proses produksi, sehingga perlu dilakukan upaya efisiensi dengan penerapan konsep Lean Six Sigma yang merupakan gabungan dari metode lean dan metode six sigma. Metode lean memperbaiki aliran proses dan mereduksi waste sedangkan six sigma meningkatkan kapabilitas proses dan mereduksi variasi. Pada tahap analyze diketahui bahwa yang menjadi penyebab timbulnya waste adalah (a) tidak adanya sistem pengendalian kualitas berbasis statistik pada proses pengujian pompa, (b) kesalahan proses akibat kurang terlatihnya operator dan kurang informatifnya work instruction, (c) lokasi penyimpanan bahan baku yang kurang memadai, dan (d) kesalahan proses pada proses bor akibat tidak ada pra-kondisi material.

II.2.5.2 Kontinuitas Supply

Berikut adalah beberapa factor yang mempengaruhi sebuah perusahaan dalam mempertahankan usahanya antara lain :

Kemempuan daya saing untuk menciptakan harga Kualitas

Ragam Produk

Kontinuitas Produk yang kompetitif

Dari uraian di atas dijelaskan bahwa kontinuitas Produk yang kompetitif merupakan salah satu factor dalam mempertahankan suatu perusahaan. Guna menghadapi masalah yang kompleks diperlukan strategi perencanaan kontinuitas bisnis untuk mengantisipasi sekaligus menghindari gangguan yang akan timbul akibat berkurangnya workforce, keahlian dan kapabilitas. Untuk menavigasi tantangan workforce dibutuhkan pendekatan mitigasi risiko tiga fase berikut:

1. menyelaraskan strategi bisnis dan strategi workforce.

1

Page 41: Aspek Eksternal

Sebuah organisasi harus dapat mengidentifikasi workforce kritikal yang memberikan perbedaan terbesar dalam kinerja bisnis. Hal ini disebabkan permasalahan dari perubahan workforce mempunyai potensi implikasi bisnis terbesar bagi suatu perusahaan. Informasi yang lebih detail dapat diperoleh dengan menilai risiko pensiun dan attrition dalam workforce kritikal. Tersedia tool baru untuk melakukan penilaian ini, yang memungkinkan penggambaran supply dan demand terhadap keahlian workforce. Berdasarkan analisis itu, organisasi dapat memperhitungkan keseluruhan implikasi finansial sebagai antisipasi perubahan workforce.

2. penilaian dan diagnosis atas kemampuan workforce.

berdasarkan strategi dan analisis workforce, organisasi dapat mendiagnosis untuk mengevaluasi potensi risiko workforce, dan menetapkan suatu arahan yang umum ke mitigasi risiko. Salah satu tool diagnosis yang efektif adalah Accenture Human Capital Development Framework, sebagai hasil riset terhadap bisnis high performance. Framework ini merupakan pendekatan diagnostik untuk menilai kemampuan human capital dan proses pemicunya, serta mengaitkan aset dan pendekatan human capital dengan hasil kinerja bisnis.

3. membangun rangkaian solusi yang terintegrasi

Setelah perusahaan secara efektif menerjemahkan strategi bisnis menjadi strategi workforce, dan telah melakukan penilaian terhadap gap kemampuan workforce, selanjutnya perusahaan harus fokus dalam mengintegrasikan secara tepat empat solusi berikut.

II.2.5.3 Supply Chain

Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur adalah tidak cukup.Peran serta supplier, perusahaan contohnya transportasi dan jaringan distributor adalah dibutuhkan.Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, sertu perusahaan pendukung seperti jasa logistik.

Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu

aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir

aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu

1

Page 42: Aspek Eksternal

II.2.5.4 Supply Chain Management

Kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya.Pendekatan yang ditekankan dalam SCM adalah terintegrasi dengan semangat kolaborasi.Supply chain manajement tidak hanya berorientasi pada urusan internal melainkan juga eksternal perusahaan yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner.

Tantangan dalam Mengelola Supply Chain:

Kompleksitas struktur Supply Chain

Adanya kompleksitas yang melibatkan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.Internal perusahaan contoh : antara bagian marketing dengan produksi, marketing seringkali membuat kesepakatan dengan pelanggan tanpa mengecek secara baik kemampuan produksi, perubahan jadual produksi secara tiba-tiba karena marketing menyepakati perubahan order dengan pelanggan. Disisi lain bagian produksi sering resistant dengan perubahan mendadak.Dengan eksternal misalnya antara supplier yang menginginkan pemesanan produknya jauh-jauh hari sebelum waktu pengiriman dan sedapat mungkin pesanan tidak berubah. Supplier juga menginginkan pengiriman segera setelah produksinya selesai.

Ketidakpastian

ketidakpastian menimbulkan ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang dibuat. Sebagai akibatnya, perusahaan sering menciptakan pengaman di sepanjang supply chain. Pengaman ini bisa berupa safety stock, safety time, atau kapasitas produksi maupun transportasi.

Sumber ketidakpastian yaitu :

1

Page 43: Aspek Eksternal

1. ketidakpastian pembeli,

2. ketidakpastian dari supplier yaitu terkait dengan pengiriman, harga, kualitas maupun kuantitas,

3. ketidakpastian internal yang bisa disebabkan kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, tenaga kerja serta waktu maupun kualitas produksi

II.2.5.5 Electronic Fullfillment

Fulfilement adalah pemenuhan pesanan pelanggan. Menerima order dari pelanggan, bisa melalui email atau web based ordering

Mengelola transaksi.

Manajemen gudang yang meliputi pengendalian persedian produk dan kegiatan administrasi gudang secara umum.

Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan, dukungan teknis dsb.

Kegitan reverse logistics yang berupa pengembalian produk ke bagian supply chain akibat pengembalian dari pelanggan

1

Page 44: Aspek Eksternal

BAB III

Pembahasan

III.1 Lingkungan Pendidikan

Pada bagian Tinjauan teori telah disampaikan berbagai macam landasan tentang teori pendidikan. Pada perusahaan PT. Certis Cisco sangat memperhatikan masalah pendidikan dimulai dari latar perekrutan pegawai yang berawal dari latar belakang pendidikan , prestasi pendidikan dan sebagainya. Ketika seseorang menjadi karyawan perusahaan , perusahaan juga membekali mereka dengan pendidikan tentang bagaimana diskripsi job yang akan dijalankan oleh karyawan tersebut agar dapat menjadi ahli dalam menangani pekerjaanya tersebut.

Perusahaan juga memberikan dukungan terhadap dunia pendidikan di Indonesia , seperti memberikan bantuan material , infrastuktur sekolah , program beasiswa , sarana kegiatan ekstrakulikuler siswa , serta orang tua asuh. Perusahaan juga tenaga pengajar sukarela yang memberikan pelajaran tambahan seperti bahasa Inggris ,Komputer music dan seni. Hal tersebut sudah terlaksana pada Sekolah Menengah Yayasan Mayang Mangurai , Tebing Tinggi , Jambi. Tak hanya itu,perusahaan juga mempedulikan pendidikan pada karyawannya sendiri dengan memberikan beasiswa untuk karyawan yang berprestasi , serta perusahaan mengadakan event tahunan yaitu APP Best Employee (All Perfect People) dimana para kandidat yang terpilih merupakan perwakilan dari masing-masing kantor cabang yang dibagi dalam 3 katagori yaitu Manager , Supervisor dan Officer.

III.2 Lingkungan Perbankan

Lingkungan perbankan sangat berpengaruh pads kinerja PT. Certis Cisco hal ini disebabkan kerena dunia kerja perusahaan yang harus berinteraksi dg dunia perkembangan perbankan. Membaiknya perekonomian Indonesia akan memberikan peluang kepada para investor untuk kembali bermain di Bursa. Bagi perusahaan yang mencari dana segar, pasar modal memberikan peluang untuk mencari dana yang murah selain dari sektor perbankan, seperti yang kita kenal selama ini. Dalam menjalankan kegiatan operasinya suatu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari pihak internal maupun eksternal perusahaanDengan adanya proporsi yang tepat antara modal pinjaman jangka panjang dan modal sendiri yang ada dalam perusahaan, maka diharapkan nilai perusahaan akan menjadi maksimal terutama dalam aspek finansialnya.

Pada waktu terjadi krisis keuangan Global beberapa saat lalu perusahaan menganalisis dampak pengaruh krisis keuangan global terhadap sector financial dan hasilnya sebagai berikut:

Angka kerugian di sector financial dilaporkan lebih besar dari pada di sector manufaktur,di Amerika serikat krisis global telah mendorong sector financial merugi dengan hilangnya asset mereka hingga 50 triliun dolar AS. Keadaan Indonesia tidak jaug dari AS dimana,krisis global telah menggerus laba BUMN dan menyebabkan konglomerat Indonesia kehilangan sekitar 60% kekayaannya dan mengakibatkan kurang lebih 30.000 pekerja kehilangan pekerjaan/penghasilan

Pasar saham dan pasar modal Indonesia pun mengalami kelesuan. Akibat terpuruknya harga saham, kerugian yang dialami investor di pasar modal, seperti dilaporkan Infobank, sudah mencapai Rp 457,31 triliun hanya dalam kurun Oktober 2007-September 2008 karena kapitalisasi pasar anjlok dari Rp 1.464,32 triliun menjadi Rp 1.007,01 triliun..Dalam setahun (akhir 2008 dibandingkan dengan akhir 2007), kerugian mencapai Rp911,83 triliun (Kompas, 4 April 2009).

1

Page 45: Aspek Eksternal

Keadaan sektor finansial makin memburuk ketika banyak perbankan mengalami keketatan likuiditas. Terdapat penurunan kepercayaan kepada perbankan akibat banyak kasus yang menimpa sejumlah bank seperti yang terjadi pada Bank Century dan Bank IFI. Hal inilah yang menyebabkan perbankan lebih berhati-hati sehingga cenderung memilih yang paling aman dengan menjaga likuiditas lebih tinggi dari yang dibutuhkan dan memilih menaruh dana di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ketimbang meminjamkan kepada bank lain yang kekurangan likuiditas atau melakukan ekspansi kredit ke nasabah

III.3 Lingkungan Pasar

Certis CISCO yang berdiri diIndonesia sejak tahun 1997 adalah perusahaan keamanan yang merupakan a total security service providerdan telah menyediakan jasa keamanan antara lain Security Transportation & Cash Management, Security Technology dan Protection Services.

CertisCISCO Centre yang didukung oleh fasilitas IOC ( Integrated Operation Centre ) dan Cash Processing Money, mengacu kepada pendekatan M3 ( diucapkan sebagai m-cube ) yaitu Man, Machine dan Method adalah suatu kesatuan keamanan yang terkait antara pengamanan teknologi terkini, sumber dayayang terlatih dan profesional serta metodologi operasionalyang akurat dan maksimal untuk melindungi asset para konsumennya

Adapun konsumen Certis CISCO antara lain Bank Lippo, Bank Danamon, OCBC NISP, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Halim, Deutche Bank, United Overseas Bank ( UOB ), BNI, Bank Sinarmas, bii , DBS, Standard Chartered Bank, HSBC, Bank Niaga, Citibank, Microsoft, Starbuck, Hypermart, dan berbagai perusahaan financial maupun non financial di Indonesia.Total aktiva perusahaan per 30 September 2009 tercatat sebesar Rp. 85,5 miliar,-dengan total penjualan sebesar Rp. 65,9 miliar,-

Dari penjelasan tersebut jelaslah kalau Certis Cisco membidik pada pangsa pasar Perbankan yang mulai terdiri dari Replenishment ATM , First Line Maitenance , Cash In Transit hingga pengiriman benda-benda berharga.Menurut catatan perusahaan pangsa pasar perusahaan ini terus berkembang , hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah nasabah yang bergabung untuk mencapai jasa perusahaan.

III.4 Lingkungan PemerintahUntuk menjaga pertumbuhan ekonomi seimbang dan stabil, peran pemerintah pada pasar

tidak dapat dihilangkan (Stiglitz, 2003). Untuk mencapai keseimbangan yang tepat, diperlukan penguatan peran pemerintah pada sejumlah bidang dan pengurangan pada bidang lainnya. Keseimbangan itu berarti, melakukan restrukturisasi subsidi, penghapusan dana talangan pemerintah terhadap korporasi besar, dan penghapusan intervensi pasar yang membatasi kompetensi. Di samping itu, keseimbangan juga berarti bahwa pemerintah harus berperan aktif dalam melindungi rakyat sebagai konsumen dan melindungi investor dari berbagai penyimpangan yang merugikan. Hal ini berarti pula bahwa pemerintah harus mendukung riset dan pendidikan serta mengupayakan perlindungan yang lebih baik kepada lingkungan hidup. Keseimbangan diharapkan dapat mengurangi risiko kegagalan pasar yang lebih jauh akan menpengaruhi kesejahteraan masyarakat sebuah pemerintahan.

Menurut Chapra (1995), peran negara sangat diharapkan dalam sebuah ekonomi,namun bukan berupa intervensi kepada kapitalisme atau pun kolektivitas yangmemasung kebebasan dan inisiatif individu untuk berusaha. Peran yang diharapkanadalah sebuah peran positif yang berupa kewajiban moral untuk membantumewujudkan kesejahteraan semua orang dengan menjamin keseimbangan antarakepentingan privat dan social; memelihara roda perekonomian pada jalur yangbenar; mencegah pengalihan arah pembangunan untuk kepentingan kelompok berkuasa.Namun demikian, apa pun peran pemerintah tidak boleh digunakan secara acak.Peran pemerintah harus dilaksanakan dalam batas-batas peraturan yang dibuatmelalui saluran demokratis.

1

Page 46: Aspek Eksternal

Berikut pandangan Perusahaan dan pemerintah jika dilihat dari sudut pandang CSR (Corporate Social Resposibility). Hari ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari suatu perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).

Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian bea siswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik dimata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.

Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal

1

Page 47: Aspek Eksternal

III.5 Lingkungan Supplier

Bagi sebagian industri, Supplier ataupun Vendor hanyalah perusahaan penyuplai produk ataupun jasa yang berada diluar organisasi yang perannya terkadang kurang diperhitungkan. Tetapi dengan semakin ketatnya kompetisi global, maka peran supplier ataupun vendor adalah hal yang begitu esensial bagi kesuksesan organisasi.

Dalam era standarisasi sekarang, menuntut Vendor untuk selalu lebih baik tidaklah cukup. Super Vendor yaitu vendor yang mampu menunjukan kinerja terbaiknya tidaklah datang dengan tiba-tiba, diperlukan suatu sistem yang komprehensif yang mampu mengukur dan mengembangkan kinerja Vendor sehingga kinerja Vendor selalu menjadi lebih baik dan akhirnya menjadi Super Vendor.

Supplier merupakan mitra yang penting dalam menunjang strategi perusahaan dan harga bukan merupakan faktor penentu dalam memilih supplier. Maka dalam Purchasing dibutuhkan teknik-teknik untuk membangun relationship dengan mereka. Oleh karenanya perusahaan selalu berusaha untuk membangun best relation dengan pihak supplier dan dari hal inilah diharapkan dengan adanya simbiosis mutualisme antar dua instansi ini.

1

Page 48: Aspek Eksternal

BAB IV

Penutup

IV.1 Kesimpulan

Ditinjau dari aspeknya pengaruh eksternal perusahaan dibagi menjadi 5 kelompok antara lain:

Lingkungan Pendidikan

Permasalahan latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi kinerja karyawan pada suatu perusahaan , sehingga ketika memasuki dunia perusahaan ,perusahaan harus ikut serta dalam mengembangkan pendidikan para karyawannya tersebut.

Lingkungan Perbankan

Kebijakan Bank Indonesia dalam mengambil keputusan untuk mengendalikan Inflasi , penurunan besaran suku bunga bank ,kebijakan moneter bisa mempengaruhi keadaan financial perusahaan.

Lingkungan Pasar

Sasaran utama marketing perusahaan adalah pasar , untuk itu perusahaan harus jeli dalam memilih pangsa pasarnya.

Lingkungan Pemerintah

Perijinan usaha , kebijaksanaan pemerintah , kondisi polotik pemerintahan beban pajak dan dunia akademis menjadikan factor-faktor tersebut sebagai factor yang menjadi tolak ukur perkembangan binis suatu perusahaan.

Lingkungan Supplier

Peran serta spupplier juga sangat mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga kerjasama dengan pihak supplier harus berjalan dengan kompak agar target keberhasilan perusahaan dapat tercapai.

IV.2 Saran

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan sebaiknya perusahaan lebih jeli dalam memandang perkembangan kondisi perekonomian akhir-akhir ini sehingga perusahaan paling tidak bisa meminimalisir dampak negative dari kondisi keuangan yang labil saat ini , apa lagi disaat kondisi perpolitikan saatini yang mulai bergejolak dengan isu-isu parlementer pemerintahan.

1

Page 49: Aspek Eksternal

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah dan Imam Hardjanto, 2009. Pengantar Bisnis

Artikel Indonesian SCM:

http://indonesianscm.web44.net/index.php? option=com_content&task=view&id=14&Itemid=1

Artikel Wikipedia Indonesia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Supplier

Artikel Organisasi.Org:

http://organisasi.org/pengantar-manajemen-ringkasan-rangkuman-resume-mata- kuliah-ekonomi-manajemen

http://organisasi.org/ bentuk_jenis_macam_badan_usaha_organisasi_bisnis_perusahaan_pengertian_dan_definisi_ilmu_sosial_ekonomi_pembangunan?destination=node/171

http://www.madani-ri.com/2009/04/18/dividen-pemilu-dan-strategi-bisnis- perusahaan-juga-berkompetisi-dalam-lingkungan-nonpasar/

Imam Sukoco & Basu Swasa. 2 0 0 0 . Pengantar Bisnis modern : Nusa Indah

Agus Sartono , 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi) ,BPFE , Yogyakarta

Bambang Riyanto , 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan , BPFE , Yogyakarta

Laporan Keuangan Tahunan (Anual Report) PT.Certis Cisco tahun 2007-2009

Moh.Nasir,Ph.D , 2003. Metodologi Penelitian , Ghalia , Jakarta

1