perubahan fungsi dan peran media di indonesia
DESCRIPTION
PemerintahanTRANSCRIPT
Nama : M Dzaki Aziz/6670142678Ilmu Pemerintahan
Perubahan fungsi dan peran media di Indonesia
Media merupakan hal yang penting dalam sebuah demokratisasi, media massa atau
pers merupakan pilar keempat bagi demokrasi dan memiliki peran yang penting dalam
membangun kepercayaan,kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah (R Eep Sefulloh Fatah)
dengan namun dewasa ini telah terjadi pergeseran fungsi dan peran media itu sendiri yang
dimana pada awalnya media merupakan alat informasi berubah menjadi alat komunikasi
politik.Dimana banyaknya para politisi yang menggunakan media massa sebagai
alatkekuassan. Perkembangan teknologi kominikasi, liberalisasi, dankomersialisasi telah
memunculkan pergeseran (Subiakto,2012:104). Pergeseran tersebut dipengaruhi beberapa hal,
namun hal yang sangat dominan dimana mediamassa dijadikan alat kekuasaan yaitu dengan
kepemilikan media massa oleh para politisi atau elit-elit politik
Pada awal masa kolonial belanda media massa pada saat itu lahir dan hanya befungsi
sebagai alat untuk membantu pemerintahan kolonial belanda, lalu pada masa pendudukan
jepang di Indonesia surat kabar Indonesia yang semula berusaha berdiri sendiri dipaksa
bergabung menjadi satu dengan tujuang temtara jepang untuk memenangi perang asia timur
raya dan kabar-kabar yang diberitakan hanya pro-jepang semata. Setelah masa penjajahan
berakhir mulailah masa demokrasi liberal yang dimana media massa yang pada umumnya
mewakili aliran politik yang saling bertentangan,menyalah guanakan kebebasan pers, yang
terkadang melampaui batas kesopanan .
Dan puncaknya adalah ketika pada masa orde baru dimana media masa pada saat itu
peran dan fungsi sebagai salah satu pilar demokrasi di kebiri habis oleh rezim soeharto yang
dimana pada masa demokrasi pancasila media terkekang dan rezim yang berkuasa menjadi
penghalang bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak asasinya
melalui media dalam artian media tidak lagi menjadi alatu ntuk mengontrol pemerintahan
dan wadah untuk aspirasi masyarakat namun hanya menjadi alat pemerintah untuk
melanggengkan kekuasaan dan secara tidak langsung pengontrol daya berfikir masyarakat
agar selalu melihat bahwa pemerintah yang berkuasa menjalankan pemerintahannya dengan
baik dengan memberitakan berita-berita yang selalu pro terhadap rezim soeharto , seperti
zaman jepang yang dimana media menyebarkan kabar kabar yang pro terhadap yang
berkuasa .
Pada masa orde baru, segala penerbitan di media massa berada dalam
pengawasan pemerintah yaitu melalui departemen penerangan. Bila ingin tetap
hidup, maka media massa tersebut harus memberitakan hal-hal yang baik tentang
pemerintahan orde baru. Pers seakan-akan dijadikan alat pemerintah untuk
mempertahankan kekuasaannya, sehingga pers tidak menjalankan fungsi yang
sesungguhnya yaitu sebagai pendukung dan pembela masyarakat.
Pada masa reformasi khususnya saat ini terjadi perubahan fungsi yang cukup
besar dari peran media massa itu sendiri yang berawal dari kebasan yang di inginkan
oleh masyarakat pada reformasi dahulu yaitu kebebasan pers namun saat ini
faktanya di Indonesia sendiri media masa cenderung tidak professional dalam
memberitakan sebuah masalah ataupun saat ini dipakai untuk kepentingan elit
penguasa untuk mendapatkan pencitraan yang baik dan yang lebih buruk lagi adalah
kepemilikan dari media tersebut adalah para elite elite politik itu sendiri . Saat
ini sudah mulai banyaknya kepemilikanmedia di dunia bahkan Indonesi yang
pemiliknya merupakan elit politik. Para pemiliknya mencoba untuk mengontrol, pem-
beritaan dan informasi melalui perusaahan media yang mereka miliki demi
kepentinganya.
Pemberitaan tentang si pemilik media yang sedang bersaing dalam pemilihan
umun, pasti akan diberitakan positif. Beda halnya dengan rival politiknya,yang bisany
a diberitakan secara biasa bahkan tak kadang dijelek jelekan oleh warta berita. Dari
hal tersebut terlihat perbedaan yang sangat menonjol, dan media massa saat ini sudh
tidak bersikap netral dalam pemberitaan yang disampaikannya.