pertumbuhan ikan patin siam (pangasianodon …digilib.unila.ac.id/21690/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus)PADA SISTEM BIOFLOK DENGAN PEMBERIAN Feeding Rate (FR)
YANG BERBEDA
(Skripsi)
Oleh
ANGGUN SAVITRI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRACT
THE GROWTH SIAM catfish (Pangasianodon hypopthalmus) BIOFLOCSYSTEM USING THE PROVISION OF Feeding Rate (FR) DIFFERENT
By
Anggun Savitri 1) Qadar Hasani2) Tarsim2)
Catfish require feed with protein content 28-30%. The feeding rate of catfish hasrange between 2-5% per day of bimass. However, the whole feed that given to thefish, only 25% that coverted as biomass and the rest is discarded as waste(ammonia and feces). It is cause degradation of water quality so the fish growth.Biofloc is the alternatives to solved the problem of water quality. By using abilityof hetetrophic bacteria, the waste in the wate cultivation is converted intoadditional natural food that useful as a source of energy and enchance the fishgrowth. The differences in the amount of feed given to fish thought to lead to thedifferences of density of biofloc in water cultivation. This study aimed todetermine the effect of different FR and the amount of feed that is optimal for thegrowth of Siamese catfish that are cultured in the biofloc system. This study usedcompletely randomized design with four treatments and three replications. Thetreatments were feeding with different FR (1%, 3%, 5%, 5%+non biofloc). Theresults showed that administration of different FR affect the growth of fish. Thehighest growth of fish was in the media shown in using biofloc system with FR of5% and the lowest fish using FR of 1%.
Keywords: Siamese catfish, feeding rate, biofloc, the growth
ABSTRAK
PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus)MENGGUNAKAN SISTEM BIOFLOK DENGAN PEMBERIAN Feeding
Rate (FR) YANG BERBEDA
Oleh
Anggun Savitri
Ikan patin membutuhkan pakan dengan kandungan protein 28-30%, dan Feedingrate berkisar antara 2–5% perhari. Namun keseluhuran pakan yang diberikanhanya 25% dikonversi sebagai biomasa dan sisanya terbuang sebagai limbah(amoniak dan feses). Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas air sehinggapertumbuhan ikan terganggu. Bioflok salah satu alternatif mengatasi masalahkualitas air. Dengan memanfaatkan kemampuan bakteri heterotrof untukmemanfaatkan limbah dalam air budidaya diubah menjadi pakan alami tambahanyang bermanfaat sebagai sumber energi dan meningkatkan pertumbuhan ikan.Perbedaan jumlah pakan yang diberikan diduga mengakibatkan perbedaan jumlahkepadatan bioflok dalam suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh Feeding Rate yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan patin siam yangdipelihara dalam sistem bioflok. Rancangan penelitian yang digunakan adalahrancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuanberupa pemberian pakan dengan FR yang berbeda (1%, 3%, 5%, 5% + nonbioflok). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian FR yang berbedaberpengaruh terhadap pertumbuhan ikanpatin siam. Pertumbuhan ikan tertinggiditunjukkan pada pemeliharaan dengan menggunakan sistem bioflok pada FR 5%dan pertumbuhan ikan terendah diperoleh pada pemeliharaan ikan menggunakansistem bioflok dengan FR 1%.
Kata kunci: Patin siam, feeding rate, Bioflok, Pertumbuhan,
PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus ) PADASISTEM BIOFLOK DENGAN PEMBERIAN Feeding Rate (FR) YANG
BERBEDA
OlehANGGUN SAVITRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Budidaya PerairanFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 21 November
1992 sebagai anak kedua dari lima bersaudara pasangan bapak
Nawawi dan ibu Mastinar.
Penulis memulai pendidikan formal dari Taman Kanak-Kanak (TK)
TUT WURI HANDAYANI yang diselesaikan pada tahun 1999,
dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Langkapura
diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 Bandar
Lampung diselesaikan pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 16
Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang
S1 di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi negeri (SBMPTN) pada tahun 2011 dan
menyelesaikan studinya pada tahun 2016.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa budidaya
Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Pengabdian Masyarakat pada tahun
2012/2013 dan menjadi sekretaris Bidang Pengabdian masyarakat pada tahun 2013/2014
serta sebagai staff ahli Pengabdian Masyarakat BEM U pada tahun 2013/2014. Penulis
melaksanakan Praktik Umum di Balai Besar Pengembangan budidaya Air Tawar Sukabumi,
Jawa Barat denag Judul “Pembenihan Ikan Mas Koki (Carrasius auratus) di Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat” pada bulan Agustus-
September 2014. Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari
yaitu dari Bulan Januari – Maret 2015 di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Gunung Labuhan,
Kabupaten Way Kanan.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum dua tahun berturut-turut pada mata kuliah
Ikhtiologi pada tahun 2012/2013 dan pada tahun 2013/2014, asisten praktikum mata kuliah
Oceanografi pada tahun 2012/2013 dan 2013/2014, asisten praktikum Ekologi Perairan pada
tahun 2012/2013 dan pada tahun 2013/2014. Penulis melaksanakan penelitian akhir di
Laboratorium Perikanan Budidaya Perairan Universitas Lampung dengan judul
“Pertumbuhan Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypopthalmus) Pada Sistem Bioflok
Dengan Pemberian Feeding Rate (FR) Yang Berbeda” pada tahun 2015.
Bila anda ingin mendapat sesuatu, belajarlah denganmemberi dan bila anda ingin kebahagiaan, berikanlah
kebahagian itu kepada orang lain.(Anonim)
Segeralah laksanakan rencana keberhasilanmu di hariini, jangan tunda lagi dan jangan buang-buang waktu,
karena waktu tidak bisa menunggu.(Anonim)
Jadi diri sendiri, cari jati diri, dan dapatkan hidupyang mandiri. Optimis, karena hidup terus mengalir dan
kehidupan terus berputar. Sesekali ihat kebelakanguntuk melanjutkan perjalanan yang tiada berujung
(Anonim)
Tdak semua masalah harus ditemukan solusinya.Terkadang, kita memang hanya perlu bersabar dan
berserah diri.(Ibnu Ayu)
Dengan rasa syukur kepada AllahSWT. Kupersembahkan karya terbaikdalam hidupku kepada kedua orangtuaku
(Ayah dan Emak) yang selalumendoakan, mendidik dan memberi
semangat yang tiada henti
Kakakku Duka dan Adik-Adikku Yuni,Amri dan Rohim, serta keluarga besar
tercinta yang senantiasa memberikantawa, semangat dan dukungan di setiap
hari
Seseorang yang terkasih dan Sahabatyang selalu menemani dan memberikan
semangat selama ini
Almamater tercinta “UniversitasLampung”
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pertumbuhan
Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypopthalmus) Pada Sistem Bioflok
Dengan Pemberian Feeding Rate (FR) yang Berbeda” yang merupakan salah
satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
(1) Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
pembuatan usul penelitian terselesaikan dengan baik.
(2) Kedua orang tuaku ayah dan emak, atas kasih sayang, cinta, pengorbanan,
motivasi, semangat, doa yang tiada henti-hentiya, dan bantuan baik moril
ataupun materiil sehingga penyusun dapat menyelesaikan masa studinya.
(3) kakakku duka, dan adik-adikku yuni, amri dan rohim serta keluarga besar
yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, do’a, pengorbanan, semangat,
dan dukungan yang tidak ada henti-hentinya demi kelancaran keselamatan,
dan kesuksesan penyusun.
(4) Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
(5) Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
(6) Bapak Limin santoso S.Pi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang memberikan motivasi dan saran selama penulis aktif dalam
perkuliahan.
(7) Bapak Qadar Hasani, S.Pi., M.Si.dan Bapak Tarsim, S.Pi., M.Si.selaku
Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan serta saran dalam melaksanakan penelitian.
(8) Bapak Ir. Suparmono, M.T.A. selaku Dosen Pembahas yang telah
memberikan kritik serta saran dalam penulisan skripsi penelitian.
(9) Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi
Budidaya Perairan.
(10) Imam Sodikin yang selalu memberikan waktu, semangat dan motivasi serta
selalu menemani dalam suka dan duka, susah maupun senang untuk penulis
dari awal perkuliahan sampai akhir.
(11)Cindy, Melinda, Kiki, Utami, Indah, Restu, Benedikta yang selalu
menemani, dan memberikan motivasi, saran, dan semangat kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi.
(12)Sahabat-sahabatku Besta, Hafsha, Glycine dan Ristin atas kebersamaannya
selama ini. Semoga kita tetap menjadi sahabat yang tak saling melupakan
walaupun jauh.
(13)Bang Jamet, Bang Robert, Bang Yuti, Bang Anggi atas saran dan motivasi
untuk penulis selama masa perkuliahan.
(14)Bapak, atas bantuan dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama
penulis mengalami kesulitan.
(15)Teman-teman Budidaya Perairan 2011 yang tak terlupakan
kebersamaannya.
(16)Kakak-kakak dan Adik-adik tingkat angkatan 2010, 2012, dan 2013, atas
bantuan, semangat dan motivasinya ke penyusun selama ini.
(17)Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan
dukungannya.
Penyusun menyadari dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk kesempurnaan usul penelitian ini.
Bandar Lampung,Februari 2016Penulis,
Anggun Savitri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.3 Manfaat ................................................................................................... 3
1.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 3
1.5 Hipotesis ................................................................................................. 5
II. METODE PENELITIAN ........................................................................... 6
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 6
2.2 Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 6
2.3 Rancangan Penelitian .............................................................................. 6
2.4 Prosedur Penelitian ................................................................................. 7
2.4.1 Pembuatan Bioflok........................................................................ 7
2.4.2 Persiapan Wadah dan Ikan Uji...................................................... 8
2.4.3 Pemeliharaan Ikan Uji................................................................... 8
2.4.4 Pengukuran Kualitas Air ............................................................... 8
2.4.5 Sampling Pertumbuhan ................................................................. 9
2.5 Pengambilan Data .................................................................................... 9
2.5.1 Pertumbuhan Berat Mutlak.......................................................... 9
2.5.2 Laju Pertumbuhan Harian............................................................ 9
2.5.3 Laju Pertumbuhan Berat Relatif .................................................10
2.5.4 Kelangsungan Hidup ...................................................................10
2.5.5 FCR..............................................................................................10
2.6 Analisis Data ............................................................................................11
III. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................12
3.1 Pertumbuhan Ikan Pada Sistem Bioflok..................................................12
3.2 Pertumbuhan Ikan Pada Sistem Bioflok dan Non Bioflok ......................16
3.3 Hubungan antara Feeding Rate (FR) dengan Pertumbuhan....................19
3.4 Hubungan Antara Feeding Rate (FR) Dengan Sistem Bioflok ...............20
3.5 Feed Convertion Ratio (FCR) .................................................................22
3.6 Kelangsungan hidup ................................................................................24
3.7 Kualitas Air..............................................................................................26
IV. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................30
4.1 Kesimpulan..............................................................................................30
4.2 Saran ........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
1. Diagram Kerangka Pikir Penelitian ............................................................ 5
2. Tata Letak Kolam Pemeliharaan.................................................................. 7
3. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Patin Siam ................................................. 13
4. Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Patin Siam................................................ 15
5. Pertumbuhan Berat Ikan Patin Siam ............................................................ 16
6. Laju pertumbuhan berat Ikan Patin Siam antara sistem bioflok dan nonbioflok .......................................................................................................... 17
7. Laju pertumbuhan harianIkan Patin Siam antara sistem bioflok dan nonbioflok .......................................................................................................... 18
8. Regresi antara Pertumbuhan Berat dan FRyang Berbeda ............................ 19
9. FCR Ikan Patin Siam ................................................................................... 23
10. Kelangsungan hidup Ikan Patin Siam .......................................................... 26
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan Penelitian............................................................................. 6
2. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Patin Siam................................................... 12
3. Pertumbuhan Berat Ikan Patin Siam ............................................................. 14
4. Kepadatan Bioflok Selama Masa Pemeliharaan Pada Ikan Patin Siam........ 20
5. Nilai FCR Ikan Patin Siam............................................................................ 22
6. Kelangsungan Hidup Ikan Patin Siam .......................................................... 25
7. Pengukuran Kualitas Air Ikan Patin Siam .................................................... 28
I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan salah satu
komoditas ikan konsumsi air tawar yang bernilai ekonomis penting. Produksi ikan
patin menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Tahun 2012 produksi ikan
patin mencapai 651.000 ton per tahun dan pada tahun 2013 meningkat menjadi
972.778 ton per tahun (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013). Ikan Patin
juga memiliki beberapa kelebihan seperti pertumbuhan yang cepat, mudah
dibudidayakan dan dapat dipelihara pada perairan dengan kandungan oksigen
yang rendah. Keunggulan ini menyebabkan ikan patin diminati para pembudidaya
untuk dibudidayakan (Muslim et al., 2009).
Penyebaran geografis ikan patin cukup luas, hampir di seluruh wilayah
Indonesia terutama di Wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Ikan ini
ditemukan di lokasi-lokasi tertentu di bagian sungai, seperti lubuk (lembah
sungai) yang dalam (Agribisnis & Aquacultures, 2009). Ikan patin bersifat
nocturnal atau melakukan aktivitas dimalam hari sebagaimana umumnya ikan
catfish lainnya. Patin suka bersembunyi di dalam liang-liang tepi sungai dan
termasuk ikan dasar, hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang condong
kebawah (Susanto dan Amri, 2002).
Ikan patin mampu bertahan hidup pada perairan yang kondisinya sangat
buruk dan akan tumbuh normal di perairan yang memenuhi persyaratan ideal
sebagaimana habitat aslinya. Kandungan oksigen (O2) yang cukup baik untuk
kehidupan ikan patin berkisar 2-5 ppm dengan kandungan karbondioksida (CO2)
tidak lebih 12,0 ppm. Nilai pH adalah 7,2-7,5, konsentrasi ammonia (NH3) yang
masih dapat ditoleransi oleh ikan patin yaitu 1 ppm. Keadaan suhu air yang
optimal untuk kehidupan ikan patin antara 280C-290C (Djariah, 2001).
Feeding rate adalah jumlah pakan ikan yang diberikan setiap hari pada
ikan yang dibudidayakan dan biasanya diekspresikan dalam persen biomas ikan.
Feeding rate pada pemberian pakan ikan berkisar antara 2–5% perhari. Budidaya
ikan patin, khususnya pendederan pakan yang digunakan adalah pelet komersial
2
dengan kandungan protein 28-30%. Jumlah pakan yang diberikan setiap hari pada
ikan yang berukuran besar semakin berkurang dan semakin kecil ukuran ikan
jumlah pakan yang diberikan semakin banyak. Hal ini karena ikan yang berukuran
kecil mempunyai masa pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan ikan
berukuran besar (Cholik. et al., 2005). Dalam pemberian pakan yang perlu
diperhatikan adalah feeding habit atau kebiasaan makan dari ikan yang
dibudidayakan. Ikan patin termasuk jenis ikan nokturnal yaitu aktif pada malam
hari oleh karena itu pemberian makan ikan patin lebih banyak dilakukan pada
malam hari (Nugraha, 2007).
Pakan merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan
tingkat pertumbuhan ikan, namun sebagian pakan yang diberikan hanya 25% yang
dikonveri sebagai hasil produksi dan yang lainnya terbuang sebagai limbah (62%
berupa bahan terlarut dan 13% berupa partike lterendap). Hal ini berdampak
secara signifikan terhadap penurunan kualitas air budidaya. Dampak ekologi yang
dapat ditimbulkan dari buangan ini adalah terjadinya pengkayaan nutrien
(eutrofikasi), perubahan pola rantai dan jarring makanan, dan meningkatnya
tingkat kebutuhan oksigen sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
terganggu (Schneider et al., 2005).
Teknologi bioflok merupakan salah satu alternative baru dalam mengatasi
masalah kualitas air dalam akuakultur yang diadaptasi dari teknik pcngolahan
limbah domestic secara konvensional. Prinsip utama yang diterapkan dalam
teknologi ini adalah manajemen kualitas air yang didasarkan pada kemampuan
bakteri heterotrof untuk memanfaatkan N organik dan anorganik yang terdapat di
dalam air (Avnimelech, 2007; De Schryveret al., 2008).
Senyawa tak terlarut (particulated waste) seringkali dibuang begitu saja
dalam jumlah besar sebagai bahan yang tak termanfaatkan. Bakteri heterotrofik
dapat mengubah nutrien-nutrien tersebut menjadi biomass bakteri yang potensials
ebagai bahan pakan alami ikan. Apabila hal ini dapat berlangsung dengan baik,
maka buangan limbah budidaya ikan akan dapat berkurang secara drastis. Kendala
utama agar proses ini berlangsung adalah rendahnya perbandingan karbon dengan
3
nitrogen (C/N ratio) di dalam air limbah. Melalui pemberian suplementasi karbon
maka produksi bacteria dapat dipicu pada sistem akuakultur (Avnimelech, 2007).
Flok bakteri tersusun atas campuran berbagai jenis mikroorganisme
(bakteri pembentuk flok, bakteri filamen, fungi), partikel-partikel tersuspensi,
berbagai koloid dan polimerorganik, berbagai kation dan sel-sel mati(Verstraete,
et al., 2007; De Schryver et al., 2008) dengan ukuran bervariasidengan kisaran
100 - 1000 µm (Azim et al., 2007; De Schryveret al., 2008). Selain flok bakteri,
berbagai jenis organisme lain juga ditemukan dalam bioflok seperti protozoa,
rotifer dan oligochaeta (Azimet al., 2007; Ekasari, 2008). Komposisi organism
dalam flok akan mempengaruhi struktur bioflok dan kandungan nutrisi bioflok
(Izquierdo, et al., 2006; Ju et al., 2008). Bioflok yang didominasi oleh bakteri dan
mikro alga hijau mengandung protein yang cukup tinggi (38 dan 42% protein) (Ju
et al., 2008).
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh pemberian feeding rate (FR) yang berbeda terhadap
pertumbuhan ikan patin siam yang dipelihara pada sistem bioflok.
2. Mengetahui jumlah pemberian pakan yang optimal untuk budidaya ikan patin
siam yang dipelihara pada sistem bioflok.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
baru kepada masyarakat tentang pemberian pakan yang optimal pada ikan patin
siam yang dipelihara pada sistem bioflok sehingga dapat menekan biaya produksi
budidaya.
1.4 Kerangka Pemikiran
Ikan patin merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang
cukup menjanjikan karena ikan ini memiliki banyak peminat dan penggemar.
Tekstur daging ikan patin ini tidak seperti ikan mas atau ikan nila yang lebih keras
4
dan berbau lumpur/tanah, daging ikan patin lebih lembut dan tidak berbau lumpur
atau tanah yang menyebabkan ikan ini diminati banyak orang.
Ikan patin merupakan jenis ikan pemakan segala/omnivora. Namun
ketersediaan pakan alami di alam/kolam budidaya tidak mencukupi sehingga
sumber pakan ikan patin hanya berasal dari satu sumber yaitu pakan komersil. Hal
ini menyebabkan kebutuhan pakan dalam budidaya ikan patin cukup tinggi.
Sehingga biaya produksi yang dibutuhkan untuk budidaya ikan patin cukup besar.
Pakan yang diberikan pada ikan patin hanya 25% yang diubah menjadi
energi dan daging sedangkan sisanya dikeluarkan dalam bentuk limbah budidaya.
Limbah yang banyak dan jika dibiarkan terlalu lama dalam kolam budidaya dapat
menjadi toksin/racun bagi ikan itu sendiri sehingga menyebabkan kematian. Hal
inilah yang menyebabkan sering terjadinya kematian massal pada budidaya ikan
patin.
Teknologi bioflok merupakan salah satu alternative baru dalam mengatasi
masalah kualitas air dalam akuakultur yang diadaptasi dari teknik pcngolahan
limbah yang dihasilkans elama proses budidaya. Pembentukan bioflok oleh
bakteri heterotrof bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan nutrien. Prinsip
dasar bioflok yaitu mengubah senyawa anorganik yang mengandung senyawa
Carbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N) dan posfor (P) menjadi masa bioflok yang
bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan budidaya.
Bioflok yang dihasilkan selama proses budidaya dapat bermanfaat sebagai
pakan alami ikan karena mengandung protein dan senyawa polimer seperti
polyhydroxybutyrat yang bermanfaat sebagai cadangan energy bagi ikan, dapat
terurai dalam pencernaan, meningkatkan asam lemak, serta mampu meningkatkan
pertumbuhan ikan
Kandungan nutrisi yang cukup tinggi dalam bioflok memilikipotensi yang
cukup besar untuk dijadikan sebagai pakan tambahan pada budidaya ikan patin
siam (Pangasianodon hypopthalmus) sehingga biaya produksi budidaya yang
dikeluarkan dapat berkurang dan pertumbuhan ikan dapat berjalan secara optimal.
Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
5
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 ; µ0 = 0 : Tidak ada pengaruh pemberian FR yang berbeda terhadap
pertumbuhan Ikan Patin Siam yang dipelihara menggunakan
sistem bioflok pada selang kepercayaan 95%.
H1 ; µ0 ≠ 0 : Ada pengaruh pemberian FR yang berbeda terhadap pertumbuhan
Ikan Patin Siam yang dipelihara menggunakan sistem bioflok
pada selang kepercayaan 95%.
Budidaya ikan patin siam
Limbah N anorganik(NH3, NH4, NO2, NO3)
bioflok
Sumber karbonorganik
Air limbahbudidaya lele
Protein BakteriPHB
Pakan tambahan
Pertumbuhan Ikan Patindan FCR rendah
FR
Gambar 1.Diagram kerangka pikir penelitian
II. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada Bulan Juni-Juli
2015, di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
2.2 Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Tabel Alat dan Bahan PenelitianNo. Alat Bahan1 Kolam beton berukuran 190x110x100cm
dengan volume air 1200 l air.Benih ikan patin siam berukuran 5-7cm sebanyak 360 ekor
2 Kolam tepal berukuran 0,5x0,5x0,5mdengan volume air 60 l sebanyak 12 buah.
Pakan komersil
3 Timbangan digital. Molase4 Blower Air tawar5 Termometer Air limbah budidaya6 DO meter Larutan Hippoklorit7 pH meter Larutan phenol8 Scoop net Aquades9 Alat tulis Larutan MnSO4
10 Ember plastik11 Tabung reaksi, cuvet12 Kertas saring13 Pipet tetes14 spektofotometer
2.3 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak
lengkap (RAL), yang terdiri atas empat perlakuan dengan tiga kali ulangan.
Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut :
(1) Perlakuan A = benih ikan patin siam yang dipelihara pada sistem bioflok
dengan pemberian FR sebanyak 1%
(2) Perlakuan B = benih ikan patin siam yang dipelihara pada sistem bioflok
dengan pemberian FR sebanyak 3%
7
(3) Perlakuan C = benih ikan patin siam yang dipelihara pada sistem bioflok
dengan pemberian FR sebanyak 5%
(4) Perlakuan D = benih ikan patin siam yang dipelihara pada air bukan bioflok
dengan pemberian FR sebanyak 5%
Model linear yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji
ANOVA yang digunakan adalah sebagai berikut :
( Yij = µ + τi + ∑ij )
Keterangan :i : Perlakuan A, B, C dan Dj : Ulangan 1, 2 dan 3Yij : Nilai pengamatan dari penambahan bioflok dengan dosis yang sama
terhadap pemberian FR yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan ikan padaulangan ke-j
µ : Nilai tengah umumτi : Pengaruh penambahan bioflok dengan dosis yang sama terhadap
pemberian FR yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan ikan patin∑ij : Pengaruh galat percobaan pada penambahan bioflok dengan dosis yang
sama terhadap pemberian FR yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhanikan patin pada ulangan ke-j.
Adapun tata letak kolam yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
Gambar 2. Tata Letak Kolam Pemeliharan Ikan Patin Siam
A3 B1 C3
B2 A2 D1
C2 B3 D2
C1 A1 D3
8
2.4 Prosedur Penelitian
2.4.1 Pembuatan Bioflok
Pembuatan bioflok dilakukan dengan menggunakan wadah kolam semen
berukuran 190 x 110 x 100 cm yang disi air dengan volume 1.200 liter. 500 gram
pakan ditambah dengan 500 gram molase dimasukkan ke dalam kolam semen dan
diaerasi menggunakan blower. Air limbah budidaya yang didapat dari
pembudidaya ikan lele sebagai starter sebanyak 12 liter dimasukkan ke dalam
kolam semen tersebut kemudian diaerasi. Proses pembentukan bioflok
berlangsung selama kurang lebih 15 hari.
2.4.2 Persiapan Wadah dan Ikan uji
Wadah pemeliharaan yang akan digunakan adalah kolam terpal berkuran
0,5 x 0,5 x 0,6 m dan tinggi air 0,5 m dengan volume air suspen bioflok 60 liter
sebanyak 12 unit. Aerasi dilakukan selama 24 jam agar bioflok tidak mengendap
di dasar kolam dan menjaga agar kandungan DO lebih dari 4 mg/L. Benih ikan
patin siam yang digunakan berukuran 5-7 cm/ekor dengan masing-masing kolam
berisi 30 ekor, sehingga benih yang digunakan yaitu sebanyak 360 ekor. Kondisi
benih ikan harus dalam keadaan sehat yaitu tidak terdapat luka atau cacat pada
tubuhnya serta dapat berenang aktif. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah
pemeliharaan benih ikan terlebih dahulu diaklimatisasi.
2.4.3 Pemeliharaan Ikan Uji
Pemeliharaan ikan uji dilakukan selama empat puluh hari dengan
pemberian pakan secara rutin yaitu diberikan dua kali sehari yaitu pagi hari pukul
08.00 WIB dan malam hari pukul 20.00 WIB. Dalam budidaya ikan patin
khususnya pendederan pakan yang digunakan adalah pellet komersial dengan
kandungan protein 28-30%. Dalam pemberian pakan yang perlu diperhatikan
adalah feeding habit atau kebiasaan makan dari ikan yang dibudidayakan. Ikan
patin termasuk jenis ikan nokturnal yaitu aktif pada malam hari oleh karena itu
pemberian makan ikan patin lebih banyak dilakukan pada malam hari. Pemberian
pakan dilakukan sesuai dengan FR yang telah ditentukan sebelumnya per masing-
masing perlakuan.
9
W = Wt - Wo
2.4.4 Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas air yang diamati selama penelitian meliputi suhu, pH
dan DO yang dilakukan setiap tiga hari sekali dan uji amoniak pada hari pertama,
hari ke dua puluh, dan hari ke empat puluh pemeliharaan.
2.4.5 Sampling Pertumbuhan
Sampling pertumbuhan dilakukan setiap tujuh hari sekali dengan
mengambil sepuluh ekor sampel ikan pada masing-masing unit percobaan.
Sampling dilakukan dengan menggunakan wadah timbangan digital dan scoop
net. Metode sampling ini yaitu dengan mengkalibrasi terlebih dahulu berat wadah
lalu ikan diambil dengan scoop net kemudian ditimbang.
2.5 Pengambilan Data
2.5.1 Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak ditetapkan berdasarkan pertambahan berat mutlak
ikan uji pada setiap unit percobaan. Menurut Effendi (1979) Pertumbuhan berat
mutlak dapat di hitung dengan rumus :
Keterangan:W = pertumbuhan berat mutlakWt = berat ikan uji pada akhir pemeliharaanWo = berat ikan uji pada awal pemeliharaan
2.5.2 Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Purnomo, 2012) :
Keterangan :GR : Laju pertumbuhan harian (g/hari)Wt : Bobot rata-rata ikan pada hari ke-t (g)
t
WoWtGR
10
SR = x 100 %
Wo : Bobot rata-rata ikan pada hari ke-0 (g)T : Waktu pemeliharaan (hari)
2.5.3 Laju Pertumbuhan Berat Relatif
Laju pertumbuhan berat relatif ikan dihitung dengan menggunakan rumus
Jauncey (1998):
= − 1 x 100%
Keterangan :: Laju Pertumbuhan Berat Relatif (%)
Wt : Berat rata-rata akhir ikan (gr)Wo : Berat rata-rata awal ikan (gr)t : Waktu pemeliharaan (hari)
2.5.4 Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup adalah tingkat perbandingan jumlah ikan yang hidup
dari awal hingga akhir penelitian. Kelangsungan hidup dapat dihitung dengan
rumus (Purnomo, 2012) :
Keterangan :SR : Kelangsungan hidup (%)Nt : Jumlah ikan akhir (ekor)No : Jumlah ikan awal (ekor)
2.5.5 Feed Convertion Ratio (FCR)
Rasio konversi pakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
(Aryanto et al., 2007) :
FCR = Jumlah Pakan yang Diberikan (g)Pertambahan Bobot (g)
11
2.6 Analisis Data
Pengaruh perlakuan terhadap variabel pengamatan dianalisis menggunakan
analisis ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95%. Perlakuan yang diuji
ANOVA antara lain Laju Pertumbuhan Harian, Pertumbuhan Berat Mutlak, FCR,
dan Kelangsungan hidup Ikan patin Siam. Apabila hasil uji antar perlakuan
berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Duncan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu:
1. Pemberian Feeding Rate (FR) yang berbeda memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan Ikan Patin siam yang dipelihara menggunakan sistem bioflok.
2. Jumlah pemberian pakan yang optimal untuk pemeliharaan Ikan Patin Siam
pada sistem bioflok adalah sebesar 5%
4.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan penelitian
lanjutan dengan jenis ikan dan FR yang berbeda.
31
DAFTAR PUSTAKA
Agribisnis & Aquacultures. 2008. Prospek Usaha Ikan Patin Menjanjikan. Citrakaryanusantara.com (15 Juli 2015)
Aiyushirota. 2009. Konsep Budidaya Udang Sistem Hetetroph Dengan Bioflok.Biotechnology consulting and Trading Komp. Bandung. Jawa Barat: 1-15
Aryanto, D., B, Gunadi dan Sularto. 2007. Pendugaan Mutu Genetik Induk IkanPatin Siam (Pangasius hypopthalmus) dari Beberapa Sentra Produksi BenihBerdasarkanKeragaman Anakan. Jurnal Perikanan (9) (1): 49 − 55.
Avnimcleeh,Y., 2007, Feeding With Microbial Flocs By Tilapia In MinimalDischarge Bio-Flocs Technology Ponds. Aquaculture (264):140-147.
Avnimelech, Y. 2009. Biofloc Technology. A Pratical Guide Book. WorldAquacultur Society. Technion Israel Institute of Technology. 145-167
Azim, M.E., Little, D.C., Bron, .I.E., 2007. Microbial protein production inactivated suspension tanks manipulating C/N ratio in feed and implicationsfor fish culture. Bioresource Technology (99):3590-3599.
Baidya AR, Seno S. 2002. Observations of oocyte final maturation and eggs onAfrican Catfish Pangasius hypopthalmus Under Artificial RearingConditions. Suisanzoshoku (50). 415-422
Bossier, P., Verstraete, W., 1996. Triggers for Microbial Aggregation In ActivatedSludge Appl Microbiol Biotechnol (45):1-6.
Badan Standarisasi Nasional. 2000., Standar Produksi Induk Ikan Patin Siam(Pangasius hypophthalmus) Kelas Induk Pokok (Parent Stock)StandarNasional Indonesia (SNI) 01-6483.3-2000.
Cholik, F., Jagatraya, A.G., Poernomo, R.P. dan Jauzi, A. 2005. AkuakulturTumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan Nusantaradan Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta. 415hal
Crab, R., Avnimelech, Y, Defoirdt,T. Bossier, P &Verstraete,W. 2007.NitrogenRemoval Techniques In Aquaculture for a Sustainable Production.Aquaculture, (270):1-14.
Dawes, E.A. 1988. Polyhydroxybutyrate : an Intriguing Biopolymer. BioscienceReports, 8 (6) : 537-547.
32
Day, D., dan Ediwarman. 2009. Optimalisai Padat Penebaran Pada PembesaranPatin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) di Kolam Rawa DenganPengelolaan Lingkungan di Propinsi Jambi. News Letter Balai Budidaya AirTawar Jambi Ditjen Perikanan Budidaya Mei-Agustus 2009.
De Schryver P, Crab R, Defoirdt T, Boon N., Verstraete W. 2008. The basics ofbio-flocs technology: the Added Value For Aquaculture. Aquaculture(277):125-137.
de Schryver, P. 2010. Nitrogen removal from Aquaculture Pond Water byHeterotrophic Nitrogen Assimilation In Lab-Scale Sequencing BatchReaktors. Bioresource Technology (100):1162-1167.
Djariah, A.S. 2001. Budi Daya Ikan Patin. Kanisius. Yogyakarta. 87 hal.
Effendi, M. S. 1979. Metode Biologi Perikanan. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 163 hal.
Ekasari, J. 2008. Bioflocs technology: The Effect Of Different Carbon Source,Salinity And The Addition Of Probiotics On The Primary Nutritional ValueOf The Bioflocs. Thesis. Faculty Of Bioscience Engineering. GhentUniversity. Belgium.
Ekavianti, R. 2004. Laju Pertumbuhan Benih Ikan Botia (Botia macracanthusBleeker) yang Dipelihara Dalam Sistem Resirkulasi Dengan FrekuensiPemberian Pakan yang Berbeda. Skripsi. Program Studi Teknologi danManajemen Akuakultur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. InstitusiPertanian Bogor. Bogor.
FAO Fisheries and Aquaculture Department. 2006. State of the World's Fisheriesand Aquaculture. Rome, FAO Italy. FAO Fisheries Report No. 572. Rome. 31p.
Gunadi, B.& Hafsaridewi, R. 2007. Pemanfaatan Limbah Budidaya Ikan Lele(Clarias gariepenus) Intensif Dengan Sistem Heterotrofik UntukPemeliharaan Ikan Nila. Laporan Akhir Kegiatan Riset 2007: Loka RisetPemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air tawar. Sukamandi. 40 hal.
Gustiano, R., 2003. Taxonomy and phylogeny of pangasiidae catfishes from Asia(Ostariophysi, Siluriformes). Ph.D. Thesis. Katholieke Universiteit Leuven.304 p.
Herwono.2001.Pembenihan Ikan Patin Skala Kecil dan Besar, Solusi,Permasalahan. Penebar Swadaya. Jakarta. 66 hal
33
Izquierdo, M., Forster, L, Divakaran, S., Conquest, L., Decamp, O., Tacon, A.,2006. Effect of green and clear water and lipid source on survival, growth andbiochemical composition of Pacific white shrimp Litopenaeus vannamei.Aquaculture Nutrition (12):192 - 202.
Jauncey, K. 1998. Tilapia Feed and Feeding. Pisces Press. England.
Jenie, L.S.B. & Rahayu P. W. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan.Yogyakarta : Kanisius. 31-59.
Ju ZY, Forster I, Conquest L, Dominy W, Kuo WC, Horgen F.D. 2008.Determination of microbial community structures of shrimp floc cultures bybiomarkers and analysis of floc amino acid profiles. Aquac Res (39):118-133.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. KKP Targetkan Produksi Patin 1,1Juta Ton. Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jakarta. (15 Juli 2015)
Khairuman, dan D. Sudenda. 2002. Budidaya Patin Secara Intensif. Agro MediaPustaka. Jakarta.hal 18-20
Kordi. 2005. Budidaya Ikan Patin. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 324hal.
Kordik, M.G.H. 2005. Budidaya Ika Patin, Biologi, Pembenihan dan Pembesaran.Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 170 hal.
Maulina, N. 2009. Aplkasi Teknologi Bioflok Dalam Budidaya Udang Putih(Litopenaeus vannamei Boone). Tesis School of Life Science and Technology,ITB. Bandung.
Muslim, M.P. Hotly dan H. Widjajanti. 2009. Penggunaan Ekstrak Bawang Putih(Allium sativum) untuk Mengobati Benih Ikan Patin Siam (Pangasiushypophthalmus) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophylla. JurnalAkuakultur Indonesia, 8(1): 91-100.
Nasrudin. 2010. Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Penerbit AgromediaPustaka, Jakarta. 150 hal.
Nugraha, 2007. Kebiasaan Makan Ikan Patin Siam. Penebar Swadaya. Jakarta.125 hal.
Purnomo, P.D. 2012. Pengaruh Penambahan Karbohidrat pada MediaPemeliharaan terhadap Produksi budidaya Intensif Nila (Oreochromisniloticus). Skripsi. Universitas Diponegoro. 89 pp.
34
Schneider, O., V. Sereti, E.H. Eding.&Verreth, J.A.J. 2005. Protein Production byHeterotrophic Bacteria Using Carbon Supplemented Fish Waste. Paperpresented in World Aquaculture 2005, Bali. Indonesia. (Abstract).
Suguna, P., C. Binuramesh, P. Abirami, V. Saranya, K. Poornima, P. Rajeswari,and R. Shenbagarathai. 2013. Immunostimulation by polyhydroxy-butyrate-hydroxyvalerate from Bacillus thuringiensis in Oreochromis mossambicus.Fish and Shellfish Immunology 36 (1) :90-97.
Susanto, H dan Amri, K. 2002. Budi Daya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.90 hal.
Supono. 2014. Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya Perairan. Buku Ajar.Universitas Lampung. Bandar Lampung. 105 pp.
Taw, N., Fuat, J., Tarigan, N. and Sidabutar, K. 2008. Partial harvest/bioflocsystem promising for Pacific white shrimp. Global Aquaculture AdvocateMagazine. 84 – 86.
Verstraete, W., De Schryver, P., Deroirdt, T., Crab, R. 2007. Added Value OfMicrobial Life In Flocs. Presented in World Aquaculture Society Meeting,San Antonio, Texas, USA. February 26 to March 2. 2007. 125-137
Widiyati, A., Praseno,O. 2002. Peranan vitamin C Dalam Mencegah danMengurangi Stres Pada Benih Ikan. Warta Penelitian Pwerikanan Indonesia,8(1):853-894.