pertemuan pelatihan kepemimpinan sedunia

27
GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia Mendukung Keluarga 11 FEBRUARI 2006

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG

SUCI ZAMAN AKHIR

Pertemuan PelatihanKepemimpinan SeduniaMendukung Keluarga

1 1 F E B R U A R I 2 0 0 6

Page 2: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

DITERBITKAN OLEH

GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR

SALT LAKE CITY, UTAH© 2006 oleh Intellectual Reserve, Inc.Hak cipta dilindungi undang-undang

Dicetak di Indonesia

Persetujuan bahasa Inggris: 8/04Persetujuan terjemahan: 8/04

Page 3: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Daftar Isi

Pernikahan Adalah Penting bagi Rencana Kekal-Nya. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1Penatua David A. Bednar

Tanggung Jawab Kudus untuk Mengasihi dan Memelihara Satu Sama Lain . . . 8Panatua L. Tom Perry

Orang Tua Memiliki Sebuah Tugas Kudus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13Bonnie D. Parkin

Rumah Tangga Surgawi, Keluarga Kekal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18Presiden Thomas S. Monson

“Keluarga: Pernyataan kepada Dunia” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24

Page 4: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Gagasan Ideal mengenaiPernikahan yang Bersifat Ajaran

K ita telah dinasihati dengan kerasoleh Presidensi Utama untukmengabdikan upaya terbaik kita

dalam memperkuat pernikahan danrumah tangga. Petunjuk semacamitu tidak pernah lebih dibutuhkan didunia daripada dewasa ini, karena ke-kudusan pernikahan diserang dan pen-tingnya rumah tangga diremehkan.

Meskipun Gereja dan program-programnya mendukung pernikahandan keluarga, serta secara umumberhasil dalam melakukannya, kitahendaknya senantiasa mengingat ke-benaran dasar berikut: tidak ada sara-

na atau organisasi lainnya yang dapatmenggantikan rumah tangga atau me-menuhi fungsi pentingnya.1 Sebagaihasilnya, hari ini saya akan berbicarakepada Anda terutama sebagai parapria dan wanita, sebagai suami danistri, serta sebagai ibu dan ayah––danselanjutnya sebagai para pemimpinimamat dan organisasi pelengkap diGereja. Tugas saya adalah untuk mem-bahas pentingnya peranan pernikah-an kekal dalam rencana kebahagiaanBapa Surgawi kita.

Kita akan berfokus pada gagasanideal mengenai pernikahan yangbersifat ajaran. Harapan saya adalahbahwa sebuah tinjauan tentang ke-mungkinan-kemungkinan kekal kitadan sebuah pengingat tentang siapadiri kita dan mengapa kita ada di sinidalam kefanaan akan menyediakanarahan, penghiburan, serta harapanyang berkesinambungan bagi kita se-mua, terlepas dari status pernikahanatau keadaan pribadi kita saat ini.Perbedaan antara gagasan idealmengenai pernikahan yang bersifatajaran dan kenyataan hidup sehari-harikadang-kadang tampak begitu besar,namun Anda secara bertahap melaku-kannya dan menjadi jauh lebih baikdaripada yang mungkin Anda sadari.

Saya mengajak Anda untuk mengi-ngat pertanyaan-pertanyaan berikut

sewaktu kita membahas asas-asas yangberkaitan dengan pernikahan kekal.

Pertanyaan 1: Dalam kehidupansaya sendiri, apakah saya berusahauntuk menjadi suami atau istriyang lebih baik, atau mempersiap-kan diri untuk menjadi suami atauistri, dengan memahami serta mene-rapkan asas-asas dasar ini?

Pertanyaan 2: Sebagai pemimpinimamat atau organisasi peleng-kap, apakah saya membantuorang-orang yang saya layaniuntuk memahami serta menerap-kan asas-asas dasar ini, sehinggamemperkuat pernikahan danrumah tangga?

Sewaktu kita dengan doa yangsungguh-sungguh merenungkan per-tanyaan-pertanyaan ini dan memikir-kan hubungan pernikahan kita sendiriserta tanggung jawab kita di Gereja,saya bersaksi Roh Allah akan mene-rangi pikiran kita dan mengajarkankepada kita hal-hal yang perlu kita la-kukan dan untuk berkembang (lihatYohanes 14:26).

Mengapa Pernikahan Penting?Dalam “Keluarga: Pernyataan kepa-

da Dunia,” Presidensi Utama danDewan Dua Belas Rasul menyatakan,“bahwa pernikahan antara seorangpria dan seorang wanita ditetapkanoleh Allah dan bahwa keluarga meru-pakan inti dalam rencana SangPencipta bagi tujuan kekal anak-anak-Nya.”2 Kalimat kunci dari pernyataanini banyak mengajari kita mengenaikepentingan yang bersifat ajaran daripernikahan dan menekankan keuta-maan pernikahan serta keluarga da-lam rencana Bapa. Pernikahan yangsaleh merupakan sebuah perintahdan langkah penting dalam prosesmenciptakan hubungan keluarga yangpenuh kasih yang dapat dilanjutkansetelah kematian.

Dua alasan kuat yang bersifat ajar-an membantu kita memahami menga-

2

Pernikahan AdalahPenting bagi RencanaKekal-NyaP E N AT U A D A V I D A . B E D N A RDari Kuorum Dua Belas Rasul

FOTO

SAM

PUL

DEP

AN O

LEH

CRA

IG D

IMO

ND

; FO

TO O

LEH

WEL

DEN

C. A

ND

ERSE

N D

AN J

OH

N L

UKE

, KEC

UAL

I SEB

AGAI

MAN

A D

ISEB

UTK

AN;

FOTO

PAS

ANG

AN D

I AYU

NAN

DAN

CIN

CIN

KAW

IN O

LEH

RO

BERT

CAS

EY, D

ILAR

ANG

MEN

YALI

N

Page 5: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

pa pernikahan kekal pentingbagi rencana Bapa.

Alasan 1: Kodrat roh priadan wanita saling melengkapiserta menyempurnakan dan,oleh karenanya, pria dan wanitadimaksudkan untuk maju bersama-sama menuju permuliaan.

Sifat kekal dan pentingnya perni-kahan dapat dipahami sepenuhnyahanya dalam konteks tertinggi me-ngenai rencana Bapa bagi anak-anak-Nya. “Seluruh umat manusia––priadan wanita––diciptakan menurut ru-pa Allah. Masing-masing adalah putraatau putri roh terkasih dari orangtua surgawi, dan …. masing-masingmemiliki kodrat dan tujuan yangilahi.”3 Rencana kebahagiaan yangbesar memungkinkan para putra danputri roh Bapa Surgawi untuk mem-peroleh tubuh jasmani, memperolehpengalaman duniawi, dan maju kearah kesempurnaan.

“Jenis kela-min merupakan cirimutlak dari identitas dan tujuanprafana, kehidupan fana, dan kehi-dupan kekal setiap orang”4 serta seca-ra luas menjelaskan siapa diri kita,mengapa kita ada di bumi ini, dan apayang akan kita lakukan serta akanmenjadi apa kita. Untuk tujuan-tujuanilahi ini, roh pria dan wanita adalahberbeda, unik, dan saling melengkapi.

Setelah bumi diciptakan, Adamditempatkan di Taman Eden. Namun,yang terpenting, Allah berfirman “ti-daklah baik bahwa manusia itu sendi-rian” (Kejadian 2:18; Musa 3:18), danHawa menjadi rekan serta penolongbagi Adam. Perpaduan unik akan ke-mampuan rohani, jasmani, mental,dan emosi dari pria dan wanita ini

dibutuhkan untuk mene-rapkan rencana kebaha-giaan. Sendirian, baikpria maupun wanita tidakdapat memenuhi tujuan

penciptaannya.Melalui rancangan ilahi, pria dan

wanita dimaksudkan untuk maju ber-sama-sama ke arah kesempurnaan dansuatu kegenapan kemuliaan. Karenakeunikan sifat dan kemampuan mere-ka, pria dan wanita masing-masingmembawa ke dalam hubungan perni-kahan sudut pandang dan pengalam-an-pengalaman yang unik. Pria danwanita memberi kontribusi secara ber-beda namun setara bagi keutuhan dankesatuan yang tidak dapat dicapai de-ngan cara lain. Pria melengkapi danmenyempurnakan wanita, dan wanitamelengkapi serta menyempurnakanpria sewaktu mereka belajar dan mem-perkuat serta memberkati satu samalain. “Dalam Tuhan tidak ada perem-

FEBRU AR I 2 0 0 6 3

Page 6: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

puan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan” (1 Korintus11:11; cetak miring ditambahan).

Alasan 2: Melalui rancangan ila-hi, baik pria maupun wanita perlumendatangkan anak-anak ke da-lam kefanaan dan menyediakansuasana terbaik untuk mendidikserta mengasuh anak-anak.

Perintah pertama yang diberikankepada Adam dan Hawa untuk bera-nak cucu dan memenuhi bumi tetapberlaku pada zaman sekarang. “Allahtelah memerintahkan agar kuasa pen-ciptaan yang kudus ini digunakan ha-nya antara pria dan wanita, yang telahdinikahkan secara resmi sebagai sua-mi dan istri …. Alat melalui mana ke-hidupan fana diciptakan secara ilahitelah ditetapkan.”5 Oleh karena itu,pernikahan antara seorang pria danseorang wanita merupakan jalur yangdiwenangkan melalui mana roh-rohprafana memasuki kefanaan.Penahanan nafsu seks sepenuhnya se-belum pernikahan dan kesetiaan mut-lak di dalam pernikahan melindungikesucian saluran yang kudus ini.

Sebuah rumah tangga dengan sua-mi dan istri yang penuh kasih dansetia merupakan lingkup tertinggitempat anak-anak dapat dididik dalamkasih serta kebenaran––dan kebutuh-an rohani serta jasmani anak-anak da-pat dipenuhi. Sama seperti sifat-sifatunik pria dan wanita yang menambahkeutuhan hubungan pernikahan, de-mikian pula sifat-sifat yang sama itupenting untuk mendidik, mengasuh,serta mengajar anak-anak. “Anak-anakberhak dilahirkan dalam ikatan perka-winan, dan untuk dibesarkan olehseorang ayah dan seorang ibu yangmenghormati perjanjian pernikahandengan kesetiaan mutlak.”6

Asas-Asas PembimbingDua alasan yang bersifat ajaran yang

telah kita tinjau mengenai pentingnyapernikahan kekal dalam rencana keba-

hagiaan Bapa menyarankan asas-asaspembimbing bagi mereka yang mem-persiapkan diri untuk menikah, bagimereka yang telah menikah, dan bagipelayanan kita di Gereja.

Asas 1: Pentingnya pernikahankekal dapat dipahami hanya dalamkonteks rencana kebahagiaanBapa.

Kita seringkali berbicaradan me-

negaskan mengenai pernikahan seba-gai unit dasar masyarakat, sebagaidasar dari sebuah bangsa yang kuat,dan sebagai lembaga masyarakat sertabudaya yang penting. Namun Injilyang dipulihkan membantu kita me-mahami bahwa ada jauh lebih banyaklagi dari itu!

Apakah kita mungkin membahasmengenai pernikahan tanpa secaramemadai mengajarkan pentingnyapernikahan dalam rencana Bapa?Dengan menekankan pernikahantanpa mengaitkannya dengan ajaransederhana dan dasar dalam rencanakebahagiaan tidak dapat menyediakanarahan, perlindungan, atau harapan

yang cukup di dunia yang berkem-bang semakin kacau dan jahat. Kitasemua pastilah akan mengingat de-ngan baik ajaran Alma––bahwa “Allahmemberi [anak-anak manusia] perin-tah setelah memberitahukan kepadamereka rencana penebusan” (Alma12:32; cetak miring ditambahkan).

Penatua Parley P. Pratt mengung-kapkan dengan indahnya berkat-ber-kat yang datang kepada kita sewaktukita belajar tentang, memahami, sertaberusaha menerapkan dalam kehi-dupan kita gagasan ideal mengenaipernikahan yang bersifat ajaran:

“Joseph Smithlah yang mengajarisaya bagaimana menghargai hubung-an yang manis antara ayah dan ibu,suami dan istri; saudara lelaki dan pe-rempuan, anak lelaki dan perempuan.

Dari dialah saya memahami bahwaistri tercinta saya dapat dipersatukandengan saya untuk waktu fana dankekekalan; dan bahwa perasaan sertaemosi yang murni yang membuat ka-mi saling menyayangi memancar darisumber kasih kekal ilahi ….

Saya telah mengasihi sebelumnya,namun saya tidak mengetahuialasannya. Namun sekarang sayamengasihi––dengan suatu kemurni-an––kekuatan perasaan yang luhurdan mulia, yang akan mengangkatjiwa saya dari hal-hal fana di duniayang fana ini dan meningkatkannyaseluas samudra …. Singkatnya, sayasekarang dapat mengasihi denganroh dan juga dengan pemahaman.

Namun, pada saat itu, saudara sayayang terkasih, Joseph Smith, hanya …menyingkapkan sudut tabir itu danmemberi saya pandangan sekilas kedalam kekekalan.“7

Sebagai pria dan wanita, sebagaisuami dan istri, dan sebagai pemim-pin Gereja, dapatkah kita melihatbetapa pentingnya pernikahan kekalyang dapat dipahami hanya dalamkonteks rencana kebahagiaan Bapa?Ajaran rencana itu menuntun para

4

Penatua Parley P. Pratt menyatakanberkat-berkat yang datang ketika kita

mempelajari mengenai, memahami,dan berusaha menerapkan gagasan

ideal mengenai pernikahan yangbersifat ajaran.

Page 7: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

pria dan wanita pada harapan danpersiapan bagi pernikahan kekal,dan itu mengalahkan ketakutan sertamengatasi ketidakpastian yang mung-kin menyebabkan sejumlah individumenunda atau menghindari pernikah-an. Pemahaman yang benar akan ren-cana itu juga memperkuat keputusankita untuk dengan konsisten meng-hormati perjanjian pernikahan kekal.Pembelajaran pribadi, pengajaran kita,serta kesaksian kita di rumah dan diGereja akan ditingkatkan sewaktu kitamerenungkan dan lebih sepenuhnyamemahami kebenaran ini.

Asas 2: Setan menginginkan agarsemua pria dan wanita dapat seng-sara seperti dirinya.

Lusifer tak henti-hentinya menye-rang dan mengubah ajaran-ajaranyang paling berarti bagi kita secara in-dividu, bagi keluarga kita, dan bagidunia. Di mana musuh memfokuskanserangannya yang paling langsungdan kejam? Setan bekerja terus-mene-rus untuk mengacaukan pemahamanmengenai jenis kelamin, untuk me-ningkatkan penggunaan secara dinidan tidak benar akan kuasa pencipta-an, dan untuk menghalangi pernikah-an yang saleh tepatnya karena

pernikahan ditetapkan oleh Allah dankeluarga merupakan inti dalam renca-na kebahagiaan. Serangan musuh ter-hadap pernikahan kekal akan terusmeningkat dalam intensitas, frekuen-si, dan kerumitannya.

Karena dewasa ini kita terlibat da-lam suatu peperangan demi kesejahte-raan pernikahan dan rumah tangga,dalam pembacaan Kitab Mormon sayabaru-baru ini saya menaruh perhatiankhusus pada cara-cara bangsa Nefimempersiapkan diri bagi pertempur-an mereka melawan bangsa Laman.Saya melihat bahwa bangsa Nefi “me-nyadari niat [musuh mereka] dan,oleh karena itu, mereka mempersiap-kan diri untuk menghadapi mereka”(lihat Alma 2:12; cetak miring ditam-bahkan). Sewaktu saya membaca danmempelajarinya, saya mengetahuibahwa memahami niat musuh meru-pakan prasyarat kunci menuju persiap-an yang efektif. Demikian juga kitahendaknya memikirkan niat musuh ki-ta dalam peperangan zaman akhir ini.

Rencana Bapa dirancang untuk me-nyediakan arahan bagi anak-anak-Nya,untuk membantu mereka menjadi ba-hagia, dan membawa mereka pulangdengan selamat kepada-Nya. Serangan

Lusifer terhadap rencana itu dimak-sudkan untuk membuat para putradan putri Allah bingung dan tidak ba-hagia dan untuk menghambat kema-juan kekal. Tujuan utama dari bapasegala kedustaan itu adalah agar kitasemua akan “menjadi sengsara sepertidirinya” (2 Nefi 2:27), dan dia bekerjauntuk menyimpangkan unsur-unsurdalam rencana Bapa yang amat diabenci. Setan tidak memiliki tubuh, diatidak dapat menikah, dan dia tidakakan memiliki keluarga. Dan dia terusberusaha untuk mengacaukan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secarailahi mengenai jenis kelamin, perni-kahan, serta keluarga. Di seluruh du-nia, kita melihat bukti mengenaisemakin meningkatnya keefektifanupaya-upaya Setan.

Belum lama berselang, iblis telahberusaha menggabungkan dan secararesmi dan sah mengacaukan perihaljenis kelamin dan pernikahan.Sewaktu kita melihat ke kefanaan danke kekekalan, adalah mudah untukmembedakan bahwa alternatif-alter-natif palsu yang musuh sodorkan ti-dak pernah dapat menuntun padakeutuhan yang dimungkinkan melaluipemeteraian bersama antara seorangpria dan seorang wanita, pada kebaha-giaan pernikahan yang saleh, pada su-kacita anak cucu, atau pada berkatkemajuan kekal.

Setelah mengetahui apa yang kitaketahui tentang niat musuh kita, kitamasing-masing khususnya harus was-pada dalam mencari ilham pribadiseperti bagaimana kita dapat melin-dungi dan menjaga pernikahan kitasendiri––serta bagaimana kita dapatbelajar dan mengajarkan asas-asasyang benar dalam rumah tangga dantugas-tugas Gereja kita mengenaikeabadian pentingnya jenis kelamindan peranan pernikahan dalam ren-cana Bapa.

Asas 3: Berkat tertinggi akan ka-sih dan kebahagiaan diperoleh mela-

FEBRU AR I 2 0 0 6 5

FOTO

BU

NG

A D

AN K

ELU

ARG

A O

LEH

STE

VE B

UN

DER

SON

, DIL

ARAN

G M

ENYA

LIN

; FO

TO P

ARLE

Y P.

PRAT

T D

ILAR

ANG

MEN

YALI

N

Page 8: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

lui hubungan perjanjian pernikahankekal.

Tuhan Yesus Kristus merupakan ti-tik pusat dalam perjanjian hubunganpernikahan. Mohon perhatikan bagai-mana Juruselamat diposisikan pada ti-tik tertinggi dalam segitiga ini, denganwanita berada di satu sudut dan priadi sudut lainnya. Sekarang pikirkanapa yang terjadi dalam hubungan an-tara pria dan wanita sewaktu merekasecara individu dan bertahap “datangkepada Kristus” serta berusaha untuk“disempurnakan di dalam Dia”(Moroni 10:32). Oleh karena dan me-lalui Penebus, pria dan wanita menjadilebih dekat bersama-sama.

Sewaktu suami dan istri saling men-dekatkan diri kepada Tuhan (lihat3 Nefi 27:14) sewaktu mereka belajaruntuk saling melayani serta menghor-mati, sewaktu mereka membagikanpengalaman-pengalaman hidup dantumbuh bersama-sama serta menjadisatu, dan sewaktu mereka diberkati de-ngan mempersatukan sifat-sifat mere-ka yang berbeda, mereka mulaimenyadari pemenuhan yang dikehen-daki Bapa Surgawi bagi anak-anak-Nya.Kebahagiaan akhir, yang merupakantujuan utama rencana Bapa, diterimadengan membuat serta menghormatiperjanjian-perjanjian pernikahan kekal.

Sebagai pria dan wanita, sebagaisuami dan istri, dan sebagai pemim-pin Gereja, salah satu tanggung jawabutama kita adalah membantu para re-maja putra dan putri belajar mengenaiserta mempersiapkan diri bagi perni-kahan kekal melalui teladan pribadikita. Sewaktu para remaja putra danputri menjalankan kelayakan, kesetia-an, pengurbanan, serta menghormatiperjanjian-perjanjian dalam pernikah-an kita, maka para remaja itu akanberusaha mengikuti asas-asas yang sa-ma dalam hubungan pacaran dan per-nikahan mereka. Sewaktu para remajamelihat bahwa kita telah menjadikanketenangan dan kenyamanan dalam

kerekanan kekal kita sebagai prioritastertinggi, maka mereka tidak akanmementingkan diri dan lebih mampuuntuk memberi, melayani, serta men-ciptakan hubungan yang setara danlanggeng. Sewaktu para remaja putradan putri mengenali rasa hormat,kasih sayang, kepercayaan, dan kasihbersama di antara suami dan istri,maka mereka akan berusaha untukmengembangkan sifat-sifat yang samadalam kehidupan mereka. Anak-anakdan para remaja kita di Gereja akanbelajar terutama sekali dari apa yangkita lakukan dan siapa kita––bahkan

jika mereka relatif sedikit mengingatapa yang kita katakan.

Sayangnya, banyak anggota remajaGereja dewasa ini takut dan gagal da-lam kemajuan mereka ke arah perni-kahan kekal karena mereka melihatterlalu banyak perceraian di dunia danperjanjian-perjanjian yang dilanggardalam rumah tangga mereka dan diGereja

Pernikahan kekal bukan sekadarperjanjian resmi yang dapat dihenti-kan kapan saja untuk hampir alasanapa pun. Tetapi, itu merupakan per-janjian kudus dengan Allah yang dapatmengikat dalam waktu fana dan se-panjang segala kekekalan. Kesetiaandan keteguhan dalam pernikahan se-harusnya bukan merupakan kata-kata

menarik yang semata-mata diucapkandalam khotbah-khotbah; tetapi, halitu seharusnya merupakan asas-asasyang telah dibuktikan dalam perjanji-an hubungan pernikahan kita.

Sewaktu kita memikirkan penting-nya teladan pribadi kita, apakah Andadan saya mengenali bidang-bidangyang perlu kita perbaiki? Apakah RohKudus mengilhami pikiran kita danmelembutkan hati kita––serta mendo-rong kita untuk melakukan dan men-jadi lebih baik? Sebagai parapemimpin imamat dan organisasi pe-lengkap, apakah kita memfokuskanupaya-upaya kita dalam memperkuatpernikahan dan rumah tangga?

Para suami dan istri membutuhkanwaktu bersama-sama untuk memben-tengi diri mereka sendiri dan rumahtangga mereka terhadap serang-se-rangan musuh. Sewaktu kita berusahauntuk meningkatkan pemanggilan ki-ta di Gereja, apakah kita tanpa sengajamenghalangi para suami dan istri ser-ta ibu dan ayah dalam memenuhitanggung jawab kudus mereka di da-lam rumah tangga? Misalnya, apakahkita kadang-kadang menjadwalkanpertemuan-pertemuan dan kegiatan-kegiatan yang tidak penting sedemiki-an rupa sehingga menggangguhubungan penting antara suami danistri dan hubungan mereka dengananak-anak?

Sewaktu kita dengan sungguh-sungguh merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini, saya yakin Roh bahkansaat ini pun membantu dan akan te-rus membantu kita masing-masingmempelajari hal-hal yang seharusnyakita lakukan di rumah dan di Gereja.

Sumber-Sumber Rohani yang KitaPerlukan

Tanggung jawab kita untuk belajardan memahami ajaran rencana itu,menjunjung dan menjadi teladan daripernikahan yang saleh, serta menga-jarkan asas-asas yang benar dalam

6

Suami dan istri menjadi lebih dekatsatu sama lain ketika mereka secaraindividual dan secara terus-menerus

datang kepada Kristus.

RIN

CIA

N D

ARI D

IA B

ANG

KIT,

OLE

H D

EL P

ARSO

N, D

ILAR

ANG

MEN

YALI

N;

FOTO

OLE

H D

EREK

ISRA

ELSE

N, D

ILAR

ANG

MEN

YALI

N

Page 9: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

FEBRU AR I 2 0 0 606 7

rumah tangga dan di Gereja dapatmembuat kita bertanya-tanya apakahkita mampu dalam tugas tersebut.Kita adalah manusia biasa yang harusmenyelesaikan sebuah pekerjaan yangamat penting.

Beberapa tahun yang silam, SisterBednar dan saya sibuk dengan upayauntuk memenuhi banyaknya tuntutanyang menantang dari sebuah keluargamuda dan penuh semangat––dan daritanggung jawab Gereja, karier, sertamasyarakat. Suatu malam setelahanak-anak tidur, kami bicara panjanglebar mengenai seberapa efektif kamimemenuhi semua prioritas pentingkami. Kami menyadari bahwa kamitidak akan menerima berkat-berkatyang dijanjikan dalam kekekalan jikakami tidak menghormati lebih sepe-nuhnya perjanjian yang kami buatdalam kefanaan. Kami bertekad bersama-sama untuk melakukannyadan untuk menjadi suami dan istriyang lebih baik. Pelajaran yang kamipelajari bertahun-tahun yang silam itutelah membuat perbedaan yang luarbiasa dalam pernikahan kami.

Ajaran yang manis dan sederhanamengenai rencana kebahagiaan me-nyediakan sudut pandang kekal yangberharga––dan membantu kita mema-hami pentingnya pernikahan kekal.Kita telah diberkati dengan semuasumber rohani yang kita butuhkan.Kita memiliki kegenapan ajaranYesus Kristus. Kita memiliki Roh

Kudus serta wahyu. Kita memiliki tatacara-tata cara yang menyelamatkan,perjanjian-perjanjian, serta bait suci.Kita memiliki imamat dan para nabi.Kita memiliki tulisan suci serta kuasafirman Allah. Dan kita memiliki GerejaYesus Kristus dari Orang-Orang SuciZaman Akhir.

Saya bersaksi bahwa kita telah di-berkati dengan semua sumber rohaniyang kita butuhkan untuk belajarmengenai, mengajar, memperkuat,serta melindungi pernikahan yangsaleh––dan bahwa sesungguhnya kita

dapat hidup bersama-sama dalam ke-bahagiaan sebagai suami dan istri ser-ta keluarga dalam kekekalan. Dalamnama kudus Yesus Kristus, amin.

CATATAN1. Lihat Surat Presidensi Utama tertanggal

11 Februari 1999; lihat Liahona, Desember1999, 1.

2. “Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,”Liahona, Oktober 2004, 49.

3. Liahona, Oktober 2004, 49.4. Liahona, Oktober 2004, 49.5. Liahona, Oktober 2004, 49.6. Liahona, Oktober 2004, 49.7. Autobiography of Parley P. Pratt, diedit

oleh Parley P. Pratt Jr. (1938), 297–298.

Salah satu tugas tertinggi kita adalah untuk membantu para remaja putra danputri kita belajar mengenai dan mempersiapkan diri bagi pernikahan yang salehmelalui teladan pribadi kita.

Page 10: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Menyeimbangkan TanggungJawab Kita

Pokok bahasan yang ditugas-kan kepada saya adalah kali-mat berikut dari pernyataan

mengenai keluarga: “Suami dan istrimemiliki tanggung jawab kudus un-tuk mengasihi dan memelihara satusama lain dan anak-anak mereka.”1

Saya ingin mendekati masalah inidengan cara yang sangat berbedadaripada yang mungkin telah Andaterima, yang digunakan dalam perte-

muan-pertemuan pelatihan lainnya.Saya tidak akan mengutip banyakdari buku pegangan; melainkan, sa-ya ingin berbicara kepada Anda darihati ke hati mengenai pelayananAnda di dalam kerajaan BapaSurgawi kita. Tujuannya adalah un-tuk melihat apakah kita bersama-sa-ma dapat memahami dengan lebihbaik bagaimana menyeimbangkantanggung jawab-tanggung jawab kitauntuk mengasihi dan memeliharakeluarga kita dengan pemanggilankhusus lainnya yang Bapa Surgawitelah berikan kepada kita.

Saat Gereja diorganisasi pada tang-gal 6 April 1830, Nabi Joseph Smithmenerima sebuah wahyu yang seka-rang tercatat dalam Bagian 21 Ajarandan Perjanjian. Sebagian dari wahyutersebut berbunyi:

“Lihatlah, hendaknya ada sebuahcatatan yang di simpan di antara ka-mu; dan di dalamnya kamu akan dise-but seorang pelihat, penerjemah, nabi,rasul Yesus Kristus, penatua Gerejamelalui kehendak Allah Bapa dan ka-sih karunia Tuhanmu, Yesus Kristus.

Yang diilhami Roh Kudus untukmeletakkan dasar daripadanya dan

untuk membangunnya bagi keperca-yaan yang paling kudus ….

Oleh karena itu, para jemaat Gereja,kamu harus mengindahkan segalaperkataannya dan perintah yang akandiberikannya kepadamu sewaktu iamenerimanya dalam segala kekudusanini di hadapan-Ku;

Karena perkataannya akan kamuterima, seolah-olah dari mulut-KuSendiri, dalam segala kesabaran daniman” (A&P 21:1–2, 4–5).

Di antara petunjuk pertama yangdiberikan pada Gereja yang baru di-organisasi ini adalah untuk mengikutiilham dan wahyu yang datang dariTuhan, melalui nabi-Nya, dalam me-menuhi tanggung jawab kita untukmembangun kerajaan-Nya. Dia telahberjanji untuk membimbing kita dijalan yang hendaknya menjadi jalankita untuk melaksanakan pekerjaanyang besar ini.

Nasihat NabiSaya pikir Presiden Gordon B.

Hinckley, Nabi kita saat ini, memberikita kunci untuk menyeimbangkantanggung jawab kita dalam suatu per-temuan pelatihan kepemimpinansedunia sebelumnya, yang diadakanpada tanggal 21 Juni 2003. Dalamsiaran itu dia menyatakan:

“Tanggung jawab Anda … merupa-kan kesempatan istimewa dalam me-wakili Penebus dunia sewaktu kitamelaksanakan pekerjaan ini. Adalah ke-sempatan bagi Anda untuk mengung-kapkan indahnya darah penebusanTuhan Yesus Kristus mewakili para put-ra dan putri-Nya. Adakah kesempatanistimewa yang lebih besar daripada ini?

Bersukacitalah dalam kesempatanistimewa yang diberikan kepada Anda.Kesempatan Anda tidak akan bertahanselamanya. Tidak lama lagi pengalam-an besar yang sekarang Anda alamihanya akan menjadi kenangan.

Tidak ada di antara kita yang sang-gup memenuhi apa yang kita harap-

8

Tanggung JawabKudus untuk Mengasihidan Memelihara SatuSama LainP E N AT U A L . T O M P E R R YDari Kuorum Dua Belas Rasul

Page 11: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

kan. Tetapi marilah kita melakukanyang terbaik semampu kita. Saya puasbahwa Penebus kemudian akan me-ngatakan, ‘Baik sekali perbuatanmuitu, hai hamba-Ku yang baik dan setia’(Matius 25:21).“2

Seperti yang Anda ingat, dalam si-aran itu dia menjelaskan empat bagi-an tanggung jawab kita. Yang pertamaberlaku bagi pokok persoalan yang ki-ta bicarakan dalam siaran ini. Dia me-nyatakan:

“Pertama, adalah penting sekaliagar Anda tidak mengabaikan keluargaAnda. Tidak ada, dari apa yang Andamiliki, yang lebih berharga. Istri sertaanak-anak Anda layak mendapatkanperhatian dari suami dan ayah mereka.Ketika semuanya telah dikatakan dandilakukan, hubungan keluarga inilahyang akan kita bawa dalam kehidupanyang akan datang. Tulisan suci menya-takan, ‘Apa gunanya seorang melayaniGereja dengan setia tetapi kehilangankeluarganya?’ (lihat Markus 8:36).”3

Ini telah menjadi pesan yang terus-menerus dari para nabi kita sejak masaawal pengorganisasian Gereja. Tempat

paling penting bagi pengajaran Injil dankepemimpinan adalah di dalam keluar-ga dan di rumah. Jika kita mengikutipetunjuk ini, kita akan memberikanpenugasan dan merencanakan prog-ram-program, kegiatan-kegiatan, dankelas-kelas yang akan menyeimbang-kan dan mendukung keluarga kita.

Menetapkan Prioritas yang TepatBagaimana kita menggunakan wak-

tu kita dan menjaga hidup kita seim-bang adalah penting bagi bagaimanakita akan melaksanakan tanggung ja-wab keluarga dan pelayanan Gerejakita. Disiplinkanlah diri Anda sendiriuntuk mengikuti nasihat nabi me-ngenai bagaimana Anda memprioritas-kan penggunaan waktu Anda.

Rekan Kekal AndaMulailah dengan membahas, bersa-

ma rekan kekal Anda, berapa banyakwaktu yang Anda butuhkan bersama-sama untuk memperkuat pernikahanAnda, untuk saling menunjukkan ka-sih sayang yang Anda miliki satu samalain. Itu adalah prioritas utama Anda.

Gereja ada untuk membantu setiapindividu dan keluarga datang kepadaKristus serta memperoleh kehidupankekal. Kehidupan kekal adalah karuniaterbesar Allah bagi anak-anak-Nya, danhal itu diperoleh hanya melalui sebuahhubungan keluarga. Hubungan ini ha-rus dimulai dengan persatuan antarasuami dan istri, yang kudus kepadaTuhan dan bukan merupakan sesuatuyang boleh dianggap remeh. Perjanjianpernikahan adalah penting bagi renca-na Tuhan dan merupakan tujuan un-tuk mana Dia menciptakan langit danbumi. Dalam seluruh periode sejarah, Dia telah memberikan hukum ilahi-Nyauntuk membentengi dan melindungipersatuan kudus antara suami dan istri.

Anak-Anak AndaKedua, pikirkanlah kebutuhan ro-

hani anak-anak Anda. Berapa banyakwaktu yang diperlukan untuk memas-tikan bahwa Anda menjadi dekat de-ngan mereka? Adalah tanggung jawabAnda sebagai para ayah dan ibu untukmenyediakan waktu yang cukup da-lam mengajar mereka, karena penga-

FEBRU AR I 2 0 0 6 9

Di sepanjang sejarah, Allah telah memberikan hukum ilahi-Nya untuk melindungi dan menjaga persatuan kudus antarasuami dan istri.

FOTO

OLE

H R

OBE

RT C

ASEY

, DIL

ARAN

G M

ENYA

LIN

Page 12: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

jaran yang paling penting yang akananak-anak terima hendaknya datangdari orang tua mereka. Kita perlu me-ngenali apa yang Gereja ajarkan kepa-da anak-anak kita sehingga kita dapatmenjadi selaras dengan ajaran terse-but di dalam pengajaran-pengajarankita kepada setiap anak. Misalnya,pamflet Untuk Kekuatan Remaja,yang mengutip pernyataan mengenaikeluarga, memberi para remaja nasi-hat berikut mengenai keluarga:

“Kebahagiaan dalam kehidupan ke-luarga paling mungkin dicapai bila di-dasarkan pada ajaran-ajaran TuhanYesus Kristus. Pernikahan dan keluar-ga yang berhasil ditegakkan dan di-pertahankan dengan asas-asas iman,doa, pertobatan, pengampunan, rasahormat, kasih, kasih sayang, kerja,dan kegiatan rekreasi yang sehat.”4

Pamflet itu melanjutkan:“Menjadi bagian dari sebuah keluar-

ga merupakan suatu berkat yang besar.Keluarga Anda dapat menyediakan ba-gi Anda penemanan serta kebahagiaan,menolong Anda mempelajari asas-asasyang benar dalam suasana yang penuhkasih, dan menolong Anda mempersi-apkan diri untuk kehidupan kekal.

Tidak semua keluarga adalah sama,tetapi masing-masing keluarga adalahpenting dalam rencana Bapa Surgawi.

Lakukanlah bagian Anda untukmembangun rumah tangga yang baha-gia. Bersikaplah riang, suka menolong,serta penuh timbang rasa terhadap se-sama. Banyak masalah di dalam rumahtangga tercipta karena para anggotakeluarga berbicara dan bertindak seca-ra egois atau tidak ramah. Libatkan diriAnda dalam kebutuhan para anggotakeluarga yang lainnya. Berusahalah un-tuk menjadi pembawa damai daripadamenggoda, berkelahi, dan bertengkar.Ingatlah bahwa keluarga adalah unitGereja yang paling kudus.”5

Menyediakan Kebutuhan bagiKeluarga Anda

Prioritas ketiga kita adalah menye-diakan kebutuhan bagi unit keluargakita. Kembali dari pernyataan me-ngenai keluarga:

“Berdasarkan rancangan ilahi, paraayah hendaknya memimpin keluargamereka dengan kasih dan kebenaran,serta bertanggung jawab untuk me-nyediakan kebutuhan hidup dan per-lindungan bagi keluarganya.”6

Kita perlu mempertahankan kete-rampilan-keterampilan yang baik agardapat memperoleh pekerjaan denganpenghasilan yang baik. Di dunia yangsedang berubah, kita harus mening-katkan keterampilan kita jika kita ti-dak menghendaki keterampilan ituketinggalan zaman. Meskipun kita si-buk dalam tugas-tugas Gereja, kitahendaknya tidak melewatkan kesem-patan-kesempatan untuk meningkat-kan perkembangan kita danmemperbaiki kesejahteraan keluargakita. Ini mengharuskan agar kita me-luangkan waktu serta pikiran yang di-perlukan untuk mempersiapkan diribagi masa depan.

Nasihat ini berlaku bagi para sisterjuga brother. Meskipun tanggung ja-wab untuk menyediakan kebutuhankeluarga terutama menjadi tanggungjawab para ayah, pernyataan tersebutmengisyaratkan bahwa “cacat, kemati-an, atau keadaan lainnya”7 juga dapatmengharuskan Anda, para sister, un-tuk menggunakan dan mengembang-kan keterampilan-keterampilan Andadalam membantu menyediakan kebu-tuhan keluarga Anda.

10

Petunjuk terpenting yang akan anak-anak terima hendaknya datang dari orang tua mereka.

FOTO

OLE

H S

TEVE

BU

ND

ERSO

N, K

ECU

ALI S

EBAG

AIM

ANA

DIS

EBU

TKAN

, DIL

ARAN

G M

ENYA

LIN

; N

ABI A

MER

IKA,

OLE

H D

EL P

ARSO

N;

FOTO

KER

ETA

© P

HO

TOSP

IN;

FOTO

PAR

A W

ANIT

A O

LEH

DAN

NY

SOLE

TA

Page 13: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Pelayanan GerejaYang keempat dalam prioritas kita

adalah komitmen kita pada waktuyang kita luangkan dalam kegiatan-ke-giatan Gereja. Keluarga Orang SuciZaman Akhir yang aktif menghargaiwaktu Gereja mereka dan membuatpilihan-pilihan dalam kehidupan kelu-arga mereka untuk meluangkan wak-tu untuknya.

Para pemimpin perlu menjadi sa-ngat peka terhadap keadaan keluargayang berbeda-beda saat mereka me-nyampaikan pemanggilan dan meng-utarakan harapan-harapan. Keluargayang mempunyai anak-anak yangmasih kecil dan kedua orang tuanyamemiliki pemanggilan yang menun-tut yang menjauhkan mereka darirumah tangga paling cenderung me-rasa bahwa kegiatan-kegiatan Gerejamengganggu kehidupan keluargamereka. Para pemimpin Gereja dapatmembantu dengan mengenali danmendukung upaya-upaya para anggo-ta untuk menyeimbangkan pelayananGereja dengan tanggung jawab kelu-arga mereka.

Melibatkan Para AnggotaKeluarga

Ada cara-cara untuk me-ningkatkan kebersamaankita dengan keluarga kitaketika kita melayani dalampemanggilan Gereja kita dengan me-nyertakan keluarga kita, jika pantas,dalam pelayanan Gereja kita. Izinkansaya memberikan kepada Anda satucontoh pribadi.

Ayah saya melayani sebagai uskupsaya selama tahun-tahun awal kehi-dupan saya. Dia adalah orang yangsibuk dengan tuntutan pekerjaansebagai pengacara. Dia juga aktif da-lam urusan kemasyrakatan dan dalamtuntutan sebagai pembicara publik.Dan, tentu saja, dia adalah ayah darienam orang anak. Saya selalu bersyu-kur bahwa ayah saya menempatkanprioritasnya dengan benar. Ibu selalumerupakan prioritas pertamanya. Halitu terbukti dari cara dia memperlaku-kannya. Ini diikuti dengan sebuahpengabdian nyata bagi setiap anaknya.

Ketika saya berusia sekitar enam ta-hun, saya menerima kereta berwarnamerah sebagai hadiah Natal––keretaitu persis seperti bentuk miniatur ini.Kereta merah kecil itu menyediakan

ikatan sejati antara ayah sa-ya dan saya. Dalam kehi-dupannya yang sibuk, dia

harus mencari cara un-tuk keterlibatan kelu-

arganya dalamkegiatan tanpa me-

ngurangi produk-tifitasnya sendiri.

Kebanyakan pelayan-annya berlangsung sela-ma masa Depresi Besarpada tahun 1930-an.Banyak dari para anggotalingkungan kami berada

dalam kebutuhan yang mendesak.Sebagai uskup, dia bertanggung ja-wab menyediakan bahan-bahan un-tuk menopang kehidupan mereka.Ini tampaknya menjadi kegiatan yangbaik bagi seorang uskup, putranya,dan kereta kecil merah itu.

Saya akan pulang ke rumah dari se-kolah dan menemukan tumpukan disamping garasi––tepung, gula, gan-dum dan bahan lainnya. Saya tahubahwa malam itu ayah saya dan sayaakan berkesempatan untuk beradabersama.

Saat dia tiba di rumah, kereta me-rah kecil itu dimuati dengan barang-barang yang harus dibawa ke sebuahkeluarga. Kami berdua, sambil berja-lan dan saling bercakap-cakap, akanmenyelesaikan tugas kesejahteraankami dengan mengirim bahan-bahantersebut kepada mereka yang mem-butuhkan.

Saya dapat menyaksikan secaralangsung kasih serta kepedulian yangseorang pemimpin imamat yang baikmiliki bagi para anggota lingkungan-nya. Yang lebih penting, saya memilikikesempatan meluangkan waktu yangberharga bersama ayah saya.

Berfokus pada Prioritas DasarIzinkanlah saya mengimbau Anda

untuk melakukan apa yang kami ajar-kan dalam pertemuan pelatihan kepe-mimpinan sedunia yang pertama.Kami mengingatkan Anda bahwa selu-ruh unit Gereja berada pada tahapperkembangan yang berbeda, dan se-mua unit memiliki kebutuhan berbe-da. Ketika kita merencanakanprogram-program Gereja kita, keluar-ga harus dipertimbangkan.

Kita dapat meningkatkan hubungankita dengan keluarga kita ketika kitamelayani dalam pemanggilan Gereja.

FEBRU AR I 2 0 0 6 11

Page 14: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Sekali lagi, kami memperingatkanAnda untuk tidak membebani keang-gotaan Anda dengan lebih dari satupemanggilan, ditambah tugas penga-jaran ke rumah dan pengajaran ber-kunjung. Disiplinkanlah diri Andauntuk tetap pada prioritas yang men-dasar, dan Anda akan tekejut padabagaimana ilham dari Tuhan akanmembimbing Anda sewaktu Anda me-laksanakan tanggung jawab Anda un-tuk menjadi seorang pelayan di dalamkerajaan-Nya.

Fokus utama Injil yang dipulihkanadalah untuk memfasilitasi dan mem-beri kesempatan bagi kita untuk mem-bantu Tuhan dalam pekerjaan-Nyauntuk mendatangkan kebakaan sertahidup yang kekal bagi manusia. Kitamelakukan ini terutama dengan mem-perkuat keluarga. Di zaman kemero-sotan moral, ketidakpastian politik,kecemasan internasional, dan keti-dakstabilan ekonomi, fokus kita dalammemperkuat serta menstabilkan kelu-arga harus ditingkatkan dan diperbe-sar. Tujuan utama Gereja adalah

membantu keluarga untukmemperoleh keselamatandan permuliaan dalam ke-rajaan surga yang kekal.

Buku Petunjuk KeluargaBeberapa tahun yang lalu kami me-

nerbitkan sebuah buku khusus: BukuPetunjuk Keluarga. Buku itu untukdigunakan oleh para anggota, teruta-ma mereka yang baru dipertobatkanatau memiliki pengalaman Gereja yangterbatas. Kami mengimbau Anda untukmenggunakannya. Buku itu dimulaidengan sebuah pernyataan:

“Keluarga merupakan unit dasarGereja Yesus Kristus dari Orang-OrangSuci Zaman Akhir serta unit yangpaling penting dalam kehidupan inidan kekekalan. Allah telah membentukkeluarga untuk mendatangkankebahagiaan kepada anak-anak-Nya,memperkenankan mereka untukmempelajari asas-asas yang benardalam suasana yang penuh kasih,serta mempersiapkan mereka bagikehidupan kekal.

Rumah merupakantempat terbaik untukmengajar, belajar, danmenerapkan asas-asasInjil.”8

Sekali lagi, kami mengimbau Andauntuk merujuk pada ajaran-ajaranyang bermanfaat dari buku kecil ini.

Teladan JuruselamatTuhan dan Juruselamat kita secara

pribadi melayani orang-orang, meng-angkat mereka yang teraniaya, mem-berikan pengharapan kepada merekayang patah hati, serta mencari merekayang hilang. Melalui firman dan tin-dakan-Nya, Dia menunjukkan kepadaorang-orang bahwa Dia mengasihidan memahami serta menghargai me-reka. Dia menyadari sifat ilahi dan ni-lai kekal setiap orang. Bahkan ketikamemanggil orang-orang pada perto-batan, Dia mengutuk dosa tanpa me-ngutuk pendosanya.

Seperti Juruselamat kita, sebagaipara pemimpin Gereja kita hendak-nya mengasihi orang-orang yang kitalayani, menunjukkan kepedulian sertaperhatian bagi setiap orang secara pri-badi. Semoga Tuhan memberkati kitadalam tanggung jawab kudus yangtelah Dia berikan kepada kita adalahdoa saya, dalam nama Yesus Kristus,amin.

CATATAN1. “Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,”

Liahona, Oktober 2004, 49.2. “Bersukacita dalam Kesempatan Istimewa

untuk Melayani,” Pertemuan PelatihanKepemimpinan Sedunia, 21 Juni 2003, 24.

3. Pertemuan Pelatihan KepemimpinanSedunia, 21 Juni 2003, 22.

4. Liahona, Oktober 2004, 49.5. Untuk Kekuatan Remaja (pamflet, 2001),

10.6. Liahona, Oktober 2004, 49.7. Liahona, Oktober 2004, 49.8. Buku Penuntun Keluarga (2001), 1.

Buku Penuntun Keluarga (nomor bahan31180 299) dapat diperoleh melalui pusatdistribusi Gereja dan kantor pusatlayanan.

12

KRIS

TUS

DAN

AN

AK-A

NAK

,OLE

H H

ARRY

AN

DER

SON

; FO

TO O

LEH

BU

SATH

PH

OTO

GRA

PHY

Page 15: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Tanggung Jawab Keluarga

Seandainya saya menginginkan sa-tu hal terjadi kepada para orangtua dan pemimpin Gereja ini, hal

itu adalah agar mereka merasakan ka-sih Tuhan dalam kehidupan merekasetiap hari sewaktu mereka merawatanak-anak Bapa Surgawi. Mungkin bu-kanlah sesuatu yang saya katakan yangmenyentuh hati Anda, namun apa yangRoh bisikkan kepada Anda. Ikutilahdorongan-dorongan manis itu.

Saya ingat betul ketika pernyataanmengenai keluarga diberikan, tanggal23 September 1995. Saya duduk didalam Tabernakel dalam pertemuanumum Lembaga Pertolongan. PresidenHinckley adalah pembicara terakhir.Dia mengetengahkan “Keluarga,Pernyataan kepada Dunia.” Keheninganmenyelimuti jemaat namun juga sebu-

ah suasana kegembiraan; reaksi akan,“Ya––kami membutuhkan bantuan un-tuk keluarga kami!”

Saya ingat merasakan hal itu sa-ngatlah benar. Air mata membasahipipi saya. Sewaktu saya melihat parasister yang duduk di dekat saya, me-reka tampak merasakan perasaanyang sama. Ada banyak hal dalamPernyataan [kepada Dunia] tersebutsehingga saya tidak sabar lagi inginmemperoleh salinannya serta mem-pelajarinya. Pernyataan [kepadaDunia] itu menegaskan martabatpara wanita. Dan mengingat bahwapernyataan itu pertama kali diberi-kan kepada para wanita Gereja padapertemuan umum LembagaPertolongan—saya tahu PresidenHinckley menghormati kaum wanita.

Kita semua berada di sini sebagaipara pemimpin Gereja. Kita sibuk.Namun saya harus ingat––sepertiyang Anda lakukan––bahwa tanggungjawab utama kita adalah kepada kelu-arga kita sendiri. Ingatlah, merekaadalah salah satu dari sekian berkatyang kita peroleh yang akan kita bawake kekekalan!1 Newel K. Whitney ada-lah uskup pada masa awal Gereja diKirtland. Seperti Anda, para uskup,dewasa ini dia pastilah sibuk melaku-kan banyak hal yang baik. Namun diaditegur oleh Tuhan dan diperintahkanuntuk “menertibkan keluarganya ….”(A&P 93:50; cetak miring ditambah-kan). Sister dan brother sekalian, nasi-hat ini berlaku bagi kita semua.

Banyak di antara Anda adalahorang tua dan kakek nenek, atau ke-lak Anda pun akan demikian. Namunmenikah atau tidak, kita semua adalahanggota keluarga. Luangkan sejenakdan pikirkan tentang keluarga Andasendiri. Apa yang Anda sukai dari ke-luarga Anda? Satu hal yang saya sukaidari keluarga saya adalah saya gembirabahwa keempat anak lelaki saya se-nang berkumpul bersama.

Ajaran apa, mengenai keluarga, yangpernyataan [kepada Dunia] itu ajarkan?Saya ingin berfokus pada satu alinea:“Berdasarkan rancangan ilahi, para ayahhendaknya memimpin keluarga merekadengan kasih dan kebenaran, serta ber-tanggung jawab untuk menyediakan ke-butuhan hidup dan perlindungan bagikeluarganya. Para ibu terutama bertang-gung jawab untuk mengasuh anak-anakmereka. Dalam tanggung jawab kudusini, para ayah dan ibu berkewajiban un-tuk saling membantu sebagai pasanganyang setara.”2

Saya menyukai kalimat,“Berdasarkan rancangan ilahi.” Peranorang tua merupakan bagian dari ran-cangan ilahi Bapa Surgawi bagi anak-anak-Nya. Sebagai orang tua, kitamemiliki tanggung jawab ilahi untukmenyediakan kebutuhan, melindungi,serta mengasuh keluarga kita.

Bagaimana petunjuk—untuk menye-diakan kebutuhan, melindungi, danmengasuh ini—membantu kita dalammembesarkan anak-anak yang saleh?

Menyediakan Kebutuhan HidupPernyataan [kepada Dunia] terse-

but mengatakan bahwa para orangtua menyediakan “kebutuhan hidup.”Namun apa saja kebutuhan hidup itu?Ya, hal itu adalah tempat berlindungdan makanan di atas meja. Namun ka-rena rencana Injil, kita tahu ada lebihbanyak dari itu. Hal itu mencakup ke-terampilan-keterampilan––hal-halyang membangun karakter. Mari kitalihat beberapa di antaranya.

FEBRU AR I 2 0 0 6 13

Orang Tua MemilikiSebuah Tugas KudusB O N N I E D. PA R K I NPresiden Umum Lembaga Pertolongan

Page 16: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Kita menyediakan kebutuhan bagianak-anak kita sewaktu kita mengajarimereka cara bekerja. Izinkan sayamenceritakan kepada Anda tentangcucu lelaki saya, Jacob. Dia tidak maupergi ke sekolah. Ibunya harus menco-ba banyak hal. Akhirnya ibunya men-dudukkannya dan berkata, “Pekerjaanayah adalah pergi bekerja dan mencariuang. Pekerjaan ibu adalah tinggal dirumah dan merawat kamu serta sau-dara-saudaramu. Dan pekerjaanmu,Jacob, adalah pergi ke sekolah.” KetikaJacob memahami asas itu, dia meneri-manya serta pergi ke sekolah.

Kita juga mengajari anak-anak kitauntuk bekerja dengan mengharapkanmereka melakukan pekerjaan di ru-mah dan, pada saatnya, bekerja di luarrumah. Kita membantu anak-anak kitamenyediakan kebutuhan sepanjanghidup mereka dengan mengajari me-reka nilai bekerja. Mulailah sejak dini!Suami saya mengatakan bahwa karu-nia terbesar yang ayahnya berikan ke-padanya adalah kemandirian––karenadia mengajarinya untuk bekerja.

Mengelola keuangan kita jugamembantu kita menjadi penyedia ke-butuhan yang baik. Sebagai orang tua,rencanakan bersama-sama untuk hi-dup sesuai dengan anggaran belanja.Ajari anak-anak Anda perbedaan

antara keinginandan kebutuhan.

Jangan membebankantuntutan keuangan yang tidak masuk

akal pada pasangan Anda. KetikaPresiden Hinckley menasihati kita un-tuk keluar dari utang, seorang ayahyang saya kenal duduk bersama anak-anaknya yang telah menikah dan me-nanyakan kepada mereka mengenaikeuangan mereka. Dia terperangahmendapati bahwa dua di antara anak-nya terjerat utang serius. Kemudiandia menanyakan kepada merekaapakah dia dapat membantu merekamembuat sebuah rencana.

Pendidikan dan pelatihan me-mungkinkan para orang tua untukmenyediakan kebutuhan. Imbaulahanak-anak Anda untuk mendapatkansemua pendidikan semampu mereka.Di sejumlah negara, kaum remaja ti-dak dapat memenuhi syarat bagi pin-jaman Dana-tetap Pendidikan karenamereka belum menyelesaikan pendi-dikan menengah. Di dunia zaman se-karang, adalah sangat penting agarpara orang tua terus belajar.

Menyediakan PerlindunganPetunjuk kedua yang ingin saya bi-

carakan adalah menyediakan perlin-dungan. Perlindungan dari apa? Daribahaya––baik jasmani maupun rohani.Kita melindungi ketika kita mengajarianak-anak kita bahwa mereka memilikinilai ilahi, ketika kita pergi ke Gerejasebagai sebuah keluarga, ketika kitamengadakan malam keluarga, ketikakita mengadakan doa keluarga, ketikakita mempelajari tulisan suci bersama.Itu semua merupakan hal yang cukup

sederhana, namun sayabersaksi kepada Anda bah-wa itu menyediakan perlin-dungan yang ampuh.

Pernyataan [kepadaDunia] tersebut mengajar-kan bahwa orang tua me-miliki tugas kudus untukmelindungi anak-anak me-

reka. Perundungan dapat berupa halemosi, seperti meremehkan pasanganatau seorang anak, memperlakukanmereka sebagai sesuatu yang tidak ber-arti atau tidak memberikan kasih danperhatian. Para ayah tidak melindungikeluarga mereka apabila mereka me-mukul atau menampar istri atau anak-anak mereka. Seorang sister dari AfrikaBarat menuturkan bahwa sebelumbergabung dengan Gereja, ayahnyamemukul ibunya dan anak-anak.“Sekarang,” ujarnya, “Dia memperlaku-kan kami dengan hormat dan kelem-butan karena dia memahami kamiadalah anak-anak Allah.”

Para orang tua melindungi anak-anak mereka dengan mengetahuipilihan mereka akan teman-temanmereka. Seorang remaja putri marahketika ayahnya menanyakan kepada-nya tentang kegiatan malamnya. Siayah menjelaskan bahwa Pernyataan[kepada Dunia] menyatakan dia hen-daknya menjadi pelindung bagi kelu-arganya dan bahwa dia mengasihiputrinya dan itulah sebabnya dia inginmemastikan putrinya selamat.

Kita juga harus melindungi anak-anak kita dari pengaruh-pengaruh me-dia. Ketahuilah apa yang anak-anakAnda tonton di televisi, di bioskop, dandi rumah teman-teman mereka. JikaAnda memiliki komputer di rumahAnda, pastikan komputer itu menjadialat bagi hal-hal yang “bajik, yang indahatau terhormat atau patut dipuji.”(Pasal-Pasal Kepercayaan ke-13).

Kita dilindungi sewaktu kita mengi-kuti nabi yang hidup. Bagaimana Andatelah dilindungi sebagai keluargadengan mengikuti nasihat Presiden

14

Page 17: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Hinckley untuk membaca KitabMormon? Saya baru saja menerimasurat dari seorang sister di Inggris.Dia menulis:

“Keluarga saya telah berjuang tahunlalu karena seorang ayah yang memilihuntuk tidak hadir ke Gereja lagi. Diatelah aktif sepanjang hidupnya danmenjadi anggota keuskupan. Hati sayamenjerit kepada Tuhan mengenai apayang dapat saya lakukan agar tidak me-rasa marah dan sedih. Saya mengada-kan malam keluarga dan doa keluargabersama anak-anak saya sendiri. Ketikadi bait suci saya merasa terbisiki, kare-na tantangan untuk membaca KitabMormon, untuk tidak saja meluangkanwaktu membaca tulisan suci bersamaanak-anak namun membawa anak-anakdan tulisan suci tersebut kepada suamisaya, di mana pun dia berada di dalamrumah. Jadi kami pergi bersama, setiapmalam pukul 9.00 untuk menemukan-nya. Dia membaca bersama kami––pa-da awalnya tidak, namun sekarang diamelakukannya. Dia datang ke Gereja,bergabung bersama kami dalam malamkeluarga, dan memimpin pembahasan

Injil. Anak-anak kamiadalah hamba Tuhandan membawa firmankasih penebusan kepada suami saya.Hal ini telah menjadi berkat besar bagikeluarga saya.”

MengasuhPetunjuk ketiga dan yang terakhir

adalah mengasuh. Seperti apa menga-suh itu kelihatannya? Seperti apa rasa-nya? Seperti apa kedengarannya?Mengasuh terlihat seperti, terasakanseperti, dan terdengar seperti tulisansuci berikut: “Oleh bujukan kesabaran,kebaikan dan kelemahlembutan sertaoleh kasih sayang yang sejati” (A&P121:41–42). Izinkan saya membagikanbeberapa contoh saja.

Saya pikir mengasuh terlihat se-perti mendisiplinkan dengan kasih.Seorang ibu muda menghentikananaknya ketika dia tidak patuh.Dia memegang muka anaknya de-ngan kedua tangannya, menatapmatanya, danmengatakan,

“Dengarkan ibu.” Kita harus menga-jari anak-anak kita untuk membuatpilihan-pilihan yang bijak, namunkita tidak dapat menghilangkan aki-bat-akibat dari tindakan mereka.Ingatlah, dasar dari rencana BapaSurgawi adalah hak pilihan.

Seperti apa rasanya mengasuh?Kebanyakan ajaran dan membangunhubungan dalam keluarga terjadi disaat-saat yang sangat singkat dan takterencana selama rutinitas sehari-harikita. Meja makan adalah tempat untuksaling mendekatkan diri, membagikan

kegiatan sehari-hari kita,mendengarkan sertamendorong satu samalain, dan bahkan tertawabersama. Saya tahu can-da tawa meringankan be-ban. Para ibu dan ayahyang terkasih, buatlahwaktu makan yang tera-tur bagi orang-orangyang Anda kasihi.

Apakah Anda telah selesai melaku-kan peran sebagai orang tua ketikaanak-anak Anda telah tumbuh dewasadan menjalani kehidupan merekasendiri? Tidak, perjanjiannya adalahbahwa Anda tidak akan pernah selesaimelakukannya. Namun kita berada

FEBRU AR I 2 0 0 6 15

FOTO

OLE

H S

TEVE

BU

ND

ERSO

N, R

OBE

RT C

ASEY

, CRA

IG D

IMO

ND

, DAN

MAT

THEW

REI

ER

Page 18: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

dalam urusan menciptakan keluargayang kekal ini. Ketika suami saya dansaya melayani misi di Inggris, salah se-orang anak lelaki kami dan keluarga-nya datang berkunjung. Saya ingat diamengatakan, “Kami datang karena ka-mi perlu diasuh.” Sekali orang tua, te-taplah orang tua. Tidakkah itu yangterbaik?! Sewaktu saya membawaKitab Mormon pada bulan Desember,saya terkejut dengan kesadaran bah-wa bahkan Mormon menasihati putra-nya yang telah dewasa, Moroni:“Putraku, setialah dalam Kristus … se-moga Kristus mengangkat engkau …dan belas kasihan-Nya serta panjangsabar-Nya dan harapan akan kemulia-an-Nya dan akan kehidupan yang ke-kal, tetap berada dalam ingatanmuuntuk selama-lamanya” (Moroni 9:25).

Seperti apakah kedengarannyamengasuh itu? Kadang-kadang sulituntuk memperoleh jawaban lebih darisatu kata dari seorang remaja. Berikutadalah pertanyaan yang telah sayatemukan yang amat bermanfaat dalammengubah hal itu: “Tantangan ataupergumulan terbesar apa yang kamumiliki saat ini?” Pertanyaan ini membu-ka pintu bagi para remaja untuk berba-gi. Dan ketika mereka melakukannya,dengarkanlah! Jangan menghakimiatau menasihati atau yang lainnya.Dengarkan saja. Anda akan tercengangpada hubungan dan ikatan yang akanterbentuk. Para uskup dan penasihat,pertanyaan yang sama ini dapat berpe-ngaruh sewaktu Anda mewawancaraipara remaja di lingkungan Anda.

Mengasuh terdengar seperti doa ke-luarga. Salah satu kenangan paling aba-di tentang ayah saya adalah berlututbersama saudara-saudara lelaki danperempuan saya di sisi tempat tidurorang tua saya di kamar mereka yangkecil dan mendengarkan ayah saya me-mohon kepada Bapa Surgawi untukmemberkati ibu kami, yang tengah di-rawat di rumah sakit. Mendengar ayahsaya mencurahkan hatinya membantusaya mengetahui bahwa ada SeorangAllah di surga yang mendengarkan.

Berdoalah bagi anak-anak Anda ten-tang tugas sekolah mereka dan untukperlindungan mereka selama hari itu.Anak-anak kita mengetahui kasih danapa yang kita harapkan ketika merekamendengar kita berdoa bagi mereka.

Memperkuat KeluargaSebagai pemimpin, bagaimana

Anda memperkuat dan menyokongkeluarga orang-orang yang Andalayani? Anda dapat menggunakan pe-tunjuk yang sama itu––menyediakankebutuhan, melindungi, dan menga-suh––untuk memperkuat keluarga-keluarga di lingkungan Anda.

Para pemimpin menyokong paraorang tua dengan menghormati me-reka, bukan dengan mengambil alihtempat orang tua bagi seorang anak.Anda dapat menjadi seorang mentor,Anda dapat membagikan hal-halseperti apa yang diminati, namuntunduk pada bagaimana orang tuamenginginkan hal-hal dilakukan.Seorang ibu membagikan: “Sering ka-li tampak bagi saya bahwa orang tera-khir yang ingin didengar anak-anaklelaki remaja saya adalah suami sayadan saya. Kadang-kadang, anak-anaklelaki saya, menyerah pada tekananteman sebaya, tidak mendengarkankata-kata orang tua. Saya bersyukuruntuk para pemimpin Gereja yang bi-jaksana yang telah menasihati anak-anak lelaki saya. Mereka tidak pernahmenggantikan peran kami sebagaiorang tua. Mereka mendengarkan,namun memberikan dukungan padabimbingan kami, dan mengarahkankembali mereka kepada kami.”

Sebagai keluarga, kita semua me-miliki kebutuhan. Hanya beberapa ka-ta yang menyentuh hati mengenaipara ibu yang menjadi orang tua tung-gal: Izinkan saya membagikan kepadaAnda kisah tentang seorang ibu darilima anak yang suaminya ditugaskanke luar negeri. Dia menuturkan:

“Ketika suami saya pergi pada awalbulan Februari, kami memiliki kenda-raan yang dapat diandalkan. Tetapi,

pada bulan November, kendaraan iturusak, dan kami tidak mampu mem-perbaikinya. Selama waktu yang samaini, anak lelaki saya yang berusia 17 ta-hun memberitahu saya bahwa dia ti-dak berencana untuk melayani sebagaimisionaris karena dia tidak yakin apa-kah Injil benar. Jika ada saat di dalamkehidupan saya dimana saya membu-tuhkan berkat keimamatan, itulahsaatnya. Saya tidak ingat semua perin-ciannya atau tentang kapan dan di ma-na, namun saya ingat betul menerimalebih dari satu berkat dari para peme-gang imamat yang peduli selama masaitu. Saya senantiasa tahu bahwa sayadapat meminta bantuan kepada parapengajar ke rumah saya dan merekaakan membantu. Tidak seorang pundapat memperbaiki mobil saya, na-mun mereka dapat memberi saya ber-kat keimamatan yang lebih banyakdibutuhkan, dan mereka menemukanseseorang yang dapat memperbaikimobil saya.”

Pengajar ke rumah yang berpe-ngabdian membuat perbedaan bagikeluarga ini, dan mereka dapat mem-buat perbedaan bagi semua keluargayang memiliki orang tua tunggal se-waktu mereka mengenali mereka,memperoleh kepercayaan merekaserta menyediakan berkat-berkat kei-mamatan. Para uskup, pemimpin ke-lompok imam besar, dan presidenkuorum penatua, para ibu ini membu-tuhkan berkat-berkat keimamatan dirumah mereka, demikian juga parasister lajang kita yang luar biasa.

Presiden Hinckley memperingat-kan tentang “noda-noda dunia” 10tahun yang silam ketika pernyataan[kepada Dunia] tersebut dikeluarkan.Pernyataan kenabian ini meneguhkankembali “standar, ajaran, serta kebia-saan sehubungan dengan keluarga.”3

Sebaliknya dunia berusaha mengaturperan sebagai wanita dan ibu. Kaumwanita dewasa ini diberitahu bahwamereka membutuhkan sebuah karieryang maju, organisasi yang harus dii-kuti, dan, jika mereka memiliki

16

Page 19: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

sumber-sumber, anak-anak. Peran ter-hormat ibu semakin ketinggalan za-man. Izinkan saya memperjelas halitu: kita seharusnya tidak membiarkandunia membahayakan apa yang kitaketahui diberikan kepada kita melaluirancangan ilahi.

Sister sekalian, izinkanlah saya ber-bicara secara langsung kepada Andabeberapa menit saja. Sebagai paraanggota Lembaga Pertolongan GerejaYesus Kristus dari Orang-Orang SuciZaman Akhir, adalah berkat kita dantanggung jawab kita untuk mengasuhdan menyokong unit keluarga kita.Setiap orang menjadi bagian dari se-buah keluarga, dan setiap keluargaperlu dikuatkan serta dilindungi.

Bantuan terbesar saya dalam men-jadi seorang ibu rumah tangga datangpertama kali, dari ibu dan nenek sayasendiri dan berikutnya, dari para sisterLembaga Pertolongan di lingkungan-lingkungan yang berbeda di mana ka-mi pernah tinggal. Saya mempelajariketerampilan-keterampilan; saya meli-hat teladan sukacita yang datang darimenciptakan sebuah rumah tanggayang orang lain inginkan. Efektif bulanJanuari 2006, ada petunjuk baru bagipertemuan serta kegiatan pemerkaya-an rumah tangga, keluarga, dan priba-di. Hal itu menyediakan fleksibilitasyang lebih meningkat agar semua

sister dapat berperan serta di dalamLembaga Pertolongan. Sekarang, parapemimpin Lembaga Pertolongan, pas-tikanlah bahwa pertemuan-pertemu-an dan kegiatan-kegiatan yang Andarencanakan akan memperkuat rumahtangga dari semua sister Anda.

Pengajaran berkunjung adalah sara-na lainnya untuk menyokong keluarga.Saya berharap Anda semua memilikikesempatan untuk menjadi pengajarberkunjung. Para pengajar berkunjungbukan hanya memperkuat seorang sis-ter secara rohani namun juga dalamposisi yang unik untuk memeliharaserta memperkirakan kebutuhan. Parapemimpin Lembaga Pertolongan, jadi-lah proaktif dalam pertemuan komitekesejahteraan Anda, dan laporkan me-ngenai kebutuhan rohani serta jasmaniyang dikenali oleh para pengajar ber-kunjung Anda.

Kasih Murni KristusBagi Anda yang telah menikah, pi-

kirkan kembali. Apa yang membuatAnda jatuh cinta terhadap pasanganAnda? Ingatlah hal ini dapat memberiAnda hati yang mengampuni. Nyatakankasih Anda kepada satu sama lain.Seorang istri dapat membuat suatuperbedaan dalam kehidupan suaminyasewaktu dia membangun keyakinandiri suaminya. Seorang suami dapat

mencerahkan bahkan hari yang palingsuram dengan tiga kata sederhana:“Saya mengasihi kamu.” Salah satu ka-runia terbesar yang dapat orang tuaberikan kepada anak-anaknya adalahdengan menunjukkan kepada merekabahwa mereka saling mengasihi.

Peran kita sebagai orang tua dalammendidik anak-anak yang saleh adalahuntuk menyediakan nafkah, melin-dungi, serta memelihara dan kita mela-kukan hal itu sebagai pasangan yangsetara. Kita melakukan hal yang samasebagai para pemimpin. Menjadi pe-mimpin adalah pekerjaan yang sulit.Menjadi orang tua adalah pekerjaanyang sulit. Kita mengalami keputusasa-an, namun kita tetap maju terus. Sayapikir kita belajar sangat banyak me-ngenai kasih suci Kristus di dalam kelu-arga kita dan melalui pelayanan Gereja.

Sebagai orang tua dan pemimpinkita perlu memberi anak-anak kita ka-sih Bapa Surgawi kita yang diulurkankepada kita. Dalam Moroni 8:17, kitamembaca “Aku dipenuhi dengan ka-sih yang murni, yaitu kasih abadi.”Tambahkan bagi firman Tuhan ini:“Kenakanlah pada dirimu, seperti se-buah jubah, ikatan kasih yang murni,yaitu ikatan kesempurnaan dan keda-maian” (A&P 88:125). Saya mengajakAnda, dalam semua urusan Anda, un-tuk mengenakan jubah kasih yangmurni, untuk melindungi keluargaAnda dalam kasih murni Kristus.

Sebagai keluarga dan sebagai pe-mimpin, semoga Tuhan memberkatiAnda untuk melingkari orang-orangyang Anda kasihi dengan jubah kasihyang murni, agar kita semua dapatkembali ke hadirat Bapa kita di Surgadan hidup bersama Dia selamanya.Dalam nama Yesus Kristus, amin.

CATATAN1. Lihat Gordon B. Hinckley, “Bersukacita da-

lam Kesempatan Istimewa untuk Melayani,”Pertemuan Pelatihan KepemimpinanSedunia, 21 Juni 2003, 24.

2. “Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,”Liahona, Oktober 2004, 49.

3. “Stand Strong agains the Wiles of theWorld,” Ensign, November 1995, 100.

FEBRU AR I 2 0 0 6 17

Para pemimpin mendukung orang tua dengan cara menghormati mereka, bukan dengan cara menyerobot untuk mengambil alih seorang anak.

FOTO

OLE

H D

EREK

SM

ITH

Page 20: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Membangun Sebuah Rumah Tangga Kekal

A dalah dalam semangat keren-dahan hati bahwa saya mewa-kili Presidensi Utama sebagai

pembicara kunci untuk pertemuanini. Kita telah diilhami dan diteguh-kan melalui ceramah-ceramah dariPenatua Bednar, Penatua Perry, danSister Parkin. Pikiran kita telah terpu-sat pada rumah tangga dan keluargasebagaimana kita telah diingatkanbahwa “rumah tangga adalah landas-an dari kehidupan yang saleh, dantidak ada sarana lain yang dapatmenggantikannya atau memenuhifungsi pentingnya.”1

Sebuah rumah tangga adalah jauhlebih dari sekadar rumah yang diba-ngun dari kayu, batu bata atau batu.

Sebuah rumah tangga dibangun darikasih, pengurbanan, serta rasa hor-mat. Kita bertanggung jawab bagi ru-mah tangga yang kita bangun. Kitaharus membangun dengan bijaksana,karena kekekalan bukanlah perjalananyang singkat. Akan ada kesejukan danangin, sinar matahari dan keteduhan,sukacita serta kesedihan. Namun jikakita sungguh-sungguh berusaha, ru-mah tangga kita dapat menjadi sebagi-an dari surga di bumi ini. Pikiran yangkita pikirkan, tindakan yang kita laku-kan, hidup yang kita jalani tidak hanyamemengaruhi keberhasilan perjalananduniawi kita, hal-hal ini juga menandaijalan menuju gol-gol kekal kita.

Beberapa keluarga Orang SuciZaman Akhir yang terdiri dari ibu,ayah, dan anak-anak, seluruhnya bera-da di rumah, sementara keluarga lain-nya telah menyaksikan kepergianyang memilukan dari satu orang, ke-mudian yang lainnya, dan yang lain-nya lagi di antara anggota keluargamereka. Kadang-kadang satu individumembentuk sebuah keluarga. Apapun komposisinya, keluarga terus ber-lanjut––karena keluarga dapat kekal.

Kita dapat belajar dari sang peran-cang agung––yaitu Tuhan. Dia telahmengajar kita bagaimana kita seha-rusnya membangun. Dia menyata-kan, “Setiap … rumah tangga yangterpecah-pecah tidak dapat berta-han” (Matius 12:25). Kemudian Diamemperingatkan, “Lihatlah, rumahku

adalah rumah yang tertib … dan bu-kan rumah yang kacau” (A&P 132:8).

Dalam sebuah wahyu yang diberi-kan melalui Nabi Joseph Smith diKirtland, Ohio, tanggal 27 Desember1832, Sang Guru menasihati, “Aturlahdirimu; persiapkanlah segala hal yangperlu dan bangunlah sebuah rumah,yaitu rumah untuk berdoa, rumah un-tuk berpuasa, rumah dengan iman,rumah pengetahuan, rumah kemulia-an, rumah ketertiban, rumahAllah”(A&P 88:119; lihat juga 109:8).

Di manakah salah seorang dari kitadapat menempatkan sebuah cetak bi-ru yang lebih pantas agar dia dapatmembangun dengan bijaksana dantepat? Rumah semacam itu akan me-menuhi syarat pembangunan yangdiuraikan dalam Matius, yaitu rumahyang dibangun “di atas batu,” (Matius7:24, 25; lihat juga Lukas 6:48; 3 Nefi14:24, 25), sebuah rumah yang mam-pu menahan hujan kemalangan,banjir pertentangan, serta angin kera-guan yang terdapat di mana-mana didunia kita yang sedang berubah danmenantang.

Beberapa orang mungkin bertanya,“Tetapi wahyu itu adalah untuk mem-berikan bimbingan bagi pembangun-an bait suci. Apakah masih relevansaat ini?”

Saya akan menjawab, “ApakahRasul Paulus tidak menyatakan, ‘Tidaktahukah kamu, bahwa kamu adalahbait Allah dan bahwa Roh Allah diamdi dalam kamu?’ ” (1 Korintus 3:16).

Biarlah Tuhan menjadi kontraktorumum untuk proyek pembangunankita. Maka kita masing-masing dapatmenjadi subkontraktor yang bertang-gung jawab untuk sebuah bagianyang penting dari keseluruhan pro-yek itu. Karena itu kita semua adalahpara pembangun. Selain untuk mem-bangun rumah kita sendiri, kita jugamemiliki tanggung jawab untukmembantu membangun kerajaanAllah di bumi ini dengan melayani

18

Rumah Tangga Surgawi,Keluarga KekalP R E S I D E N T H O M A S S . M O N S O NPenasihat Pertama dalam Presidensi Utama

Page 21: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

dengan setia dan efektif dalam pe-manggilan Gereja kita. Izinkanlah sa-ya memberikan petunjuk dari Allah,pelajaran dari kehidupan, sertapokok-pokok untuk direnungkansewaktu kita mulai membangun.

Berlututlah untuk Berdoa.“Percayalah kepada Tuhan dengan

segenap hatimu, dan janganlah ber-sandar kepada pengertianmu sendiri.Akuilah Dia dalam segala lakumu,maka Ia akan meluruskan jalanmu”(Amsal 3:5–6). Demikianlah perkata-an Salomo yang bijaksana, putraDaud, raja Israel.

Di sini, di Benua Amerika, Yakub,saudara lelaki Nefi, menyatakan,“Pandanglah Allah dengan keteguh-an hati, dan berdoalah kepada-Nya

dengan iman yang sangat besar”(Yakub 3:1).

Nasihat yang diilhami secara ilahiini datang kepada kita saat ini bagai-kan air jernih ke tanah yang kering.Kita hidup di zaman yang sulit.

Hanya beberapa generasi singkatsebelumnya, seseorang tidak dapatmembayangkan dunia dimana kitahidup saat ini dengan persoalannyayang ada. Kita dikelilingi oleh hal-halyang tidak bermoral, pornografi, keke-rasan, narkoba, serta sejumlah besarpenyakit lainnya yang merusak masya-rakat zaman modern. Bagian kita ada-lah tantangan, bahkan tanggungjawab, bukan hanya untuk menjagadiri kita “tidak bercacat dari dunia,”(Yakobus 1:27) tetapi juga untukmembimbing anak-anak kita dan

FEBRU AR I 2 0 0 6 19

Sang Guru menasihati, “Aturlahdirimu; persiapkanlah segala hal yangperlu dan bangunlah sebuah rumah,yaitu rumah untuk berdoa, rumahuntuk berpuasa, rumah dengan iman.

FOTO

OLE

H B

USA

TH P

HO

TOG

RAPH

Y D

AN M

ATTH

EW R

EIER

; RU

PA K

RIST

US,

OLE

H H

EIN

RIC

H H

OFM

ANN

, AT

AS IZ

IN D

ARI C

. HAR

RISO

N C

ON

ROY

CO

.

Page 22: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

orang lain yang kepadanya kita mem-punyai tanggung jawab untuk mele-wati dengan selamat lautan dosaberbadai yang mengelilingi kita se-mua, agar kita kelak dapat kembali un-tuk hidup bersama Bapa Surgawi kita.

Pelatihan keluarga kita sendirimembutuhkan kehadiran, waktu, ser-ta upaya terbaik kita. Untuk menjadiefektif dalam pelatihan kita, kita harusteguh dalam teladan-teladan kita ke-pada anggota keluarga kita serta me-nyediakan waktu khusus bersamasetiap anggota, juga waktu untukmemberikan nasihat dan bimbingan.

Kita sering merasa kewalahan de-ngan tugas-tugas di hadapan kita.Meskipun demikian, bantuan selalutersedia. Dia yang mengenal setiapanak-Nya akan menjawab doa kitayang sungguh-sungguh dan tulus se-waktu kita mencari bantuan dalammembimbing mereka. Doa sepertiitu akan menyelesaikan lebih banyakmasalah, meringankan lebih banyakpenderitaan, mencegah lebih banyak

pelanggaran, serta mendatangkan ke-damaian dan kepuasan yang lebih be-sar dalam jiwa manusia daripada caralain apa pun.

Selain membutuhkan bimbingansemacam itu untuk keluarga kita sen-diri, kita telah dipanggil pada posisidimana kita memiliki tanggung jawabbagi orang lain. Sebagai uskup ataupenasihat, atau sebagai pemimpinkuorum imamat atau pemimpin orga-nisasi pelengkap, Anda memiliki ke-sempatan untuk membuat perbedaandalam kehidupan orang lain. Mungkinada mereka yang berasal dari keluargayang sebagian anggota atau tidak ak-tif; beberapa mungkin telah berpalingdari orang tua mereka, dengan tidakmenghargai bujukan serta nasihatmereka. Kita dapat menjadi alat dalamtangan Tuhan untuk membuat perbe-daan dalam kehidupan orang yangberada dalam situasi seperti itu.Bagaimanapun juga, tanpa bimbingandari Bapa Surgawi kita, kita tidak da-pat melakukan semua hal yang de-

ngannya kita telah dipanggil untukmelakukannya. Bantuan semacamitu datang melalui doa.

Seorang hakim terkemukaAmerika ditanyai apa yang kita laku-kan sebagai warga negara di dunia,untuk menurunkan kejahatan danketidakpatuhan pada hukum sertamembawa kedamaian dan kepuas-an dalam kehidupan kita dan kepa-da bangsa kita. Dia dengan penuhpemikiran menjawab, “Saya akanmenyarankan untuk kembali padakebiasaan kuno doa keluarga.”

Sebagai sebuah umat, apakahkita tidak bersyukur bahwa doa ke-luarga bukan merupakan kebiasaanyang ketinggalan zaman bagi kita?Ada sebuah makna sejati di balikungkapan yang sering dikutip,“Keluarga yang berdoa bersamaakan tetap utuh.”

Tuhan Sendiri, memerintahkanagar kita mengadakan doa keluarga

20

ketika Dia berfirman, “Berdoalah da-lam keluargamu kepada Bapa, selaludalam nama-Ku, supaya istri dan anak-anakmu diberkati” (3 Nefi 18:21).

Sebagai para orang tua, guru, danpemimpin dalam kapasitas apa pun,kita tidak mampu berusaha melaku-kan perjalanan yang memiliki potensibahaya ini melalui kefanaan tanpabantuan surgawi untuk membantukita dalam membimbing mereka yangmenjadi tanggung jawab kita.

Sewaktu kita menyampaikan kepa-da Allah doa-doa keluarga kita sertadoa-doa pribadi kita, marilah kita mela-kukannya dengan iman dan keyakinankepada-Nya. Berlututlah untuk berdoa

Majulah untuk MelayaniUntuk teladan kita, kita berpaling

pada kehidupan Tuhan. Bagaikan ca-haya teranglah kebaikan kehidupanYesus sewaktu Dia melayani di antaramanusia. Dia membawa kekuatan pa-da lengan yang lumpuh, penglihatanpada mata yang buta, pendengaranpada telinga yang tuli, serta hidup pa-da tubuh yang telah mati.

Perumpamaan-perumpamaan-Nyamemperlihatkan kekuasaan-Nya.Dengan orang Samaria yang murahhati, Dia mengajarkan, “Kasihilahsesamamu manusia” (lihat Lukas10:30–35). Melalui kebaikan-Nya kepa-da wanita yang kedapatan berbuatzina, Dia mengajarkan pemahamanyang penuh perasaan (lihat Yohanes8:3–11). Dalam perumpamaan-Nyatentang talenta, Dia mengajar kita un-tuk memperbaiki diri kita serta beru-saha mencapai kesempurnaan (lihatMatius 25:14–30). Dia telah memper-siapkan kita untuk peran kita dalammembangun keluarga kekal.

Kita masing-masing––apakah seo-rang pemimpin imamat atau pejabatdalam sebuah organisasi peleng-kap––bertanggung jawab pada pang-gilan kudus kita. Kita telah ditetapkanpada pekerjaan dimana kita telah di- FO

TO O

LEH

RO

BERT

CAS

EY

Page 23: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

panggil. Dalam Ajaran dan Perjanjian107:99, Tuhan berfirman, “Oleh kare-na itu, maka biarlah setiap orang bela-jar akan kewajibannya dan memangkujabatan yang telah ditetapkan baginyadengan penuh ketekunan.” Sewaktukita membantu untuk memberkatidan menguatkan mereka kepadasiapa kita memiliki tanggung jawabdalam pemanggilan Gereja kita, sebe-narnya kita akan menjadi berkat danmemperkuat keluarga mereka.Dengan demikian, pelayanan yang ki-ta lakukan dalam keluarga dan dalampemanggilan Gereja kita dapat memi-liki pengaruh kekal.

Bertahun-tahun yang lalu, sebagaiseorang uskup di sebuah lingkunganyang besar dan beragam dari lebih se-ribu orang anggota yang terletak dikota Salt Lake City, saya menghadapibanyak tantangan.

Pada suatu sore di hari Minggu,saya menerima telepon dari pemiliktoko obat yang terletak dalam bataslingkungan kami. Dia menyatakanbahwa pada pagi itu, seorang anak le-laki datang ke tokonya dan membelisemangkuk es krim dari tempat minu-man bersoda. Dia telah membayarpembelian itu dengan uang yang di-ambilnya dari sebuah amplop, dan ke-mudian, sewaktu dia pergi, dia lupaamplop itu. Sewaktu pemilik tokoberkesempatan memeriksa amplopitu, dia menemukan bahwa amplopitu adalah amplop persembahan pua-sa dengan nama dan nomor teleponlingkungan kami tertera di atasnya.Sewaktu dia menjelaskan kepada sayatentang anak lelaki yang telah datangke tokonya, saya dengan segera me-ngenali anak itu––seorang diaken mu-da di lingkungan kami yang berasaldari keluarga tidak aktif.

Reaksi pertama saya adalah terke-jut dan kecewa memikirkan bahwasalah seorang dari diaken kami meng-ambil uang persembahan puasa yangdimaksudkan untuk mereka yang

membutuhkan dan pergi ke toko pa-da hari Minggu serta membeli makan-an dengan menggunakan uang itu.Saya memutuskan untuk mengun-jungi anak lelaki tersebut sore itu un-tuk mengajari dia tentang dana kudusGereja serta tugasnya sebagai diakenuntuk mengumpulkan dan melin-dungi dana tersebut.

Sewaktu saya berkendara kerumah itu, saya berdoa dalamhati memohon petunjuk me-ngenai apa yang akan sayakatakan untuk menenangkansituasi. Saya tiba dan mengetukpintu. Pintu dibuka oleh ibuanak lelaki tersebut, dan sayadipersilakan masuk ke ruangkeluarga. Meskipun ruangan itubercahaya redup, saya dapatmelihat betapa kecil dan seder-hananya ruangan itu. Beberapaperabotan sudah usang. Si ibusendiri pun tampak lelah.

Rasa kesal saya pada tindakan anaklelakinya pagi itu lenyap dari pikiransaya sewaktu saya menyadari bahwadi sinilah sebuah keluarga dalam ke-adaan yang sungguh-sungguh mem-butuhkan. Saya merasa terkesanuntuk menanyakan kepada si ibuapakah ada makanan di rumah itu.Dengan berlinang air mata dia menga-kui bahwa tidak ada makanan. Diamemberitahu saya bahwa suaminyatidak bekerja lagi selama beberapawaktu dan bahwa mereka dalam ke-butuhan yang mendesak tidak hanyadalam hal makanan namun juga uanguntuk membayar sewa agar mereka ti-dak diusir dari rumah yang kecil itu.

Saya tidak pernah mengungkit ma-salah sumbangan persembahan puasaitu, karena saya menyadari bahwaanak lelaki itu tampaknya benar-benarlapar saat dia berhenti di toko obat itu.Melainkan, saya dengan segera menga-tur bantuan untuk keluarga itu, agarmereka dapat memiliki makanan un-tuk dimakan serta tempat untuk ber-

teduh. Selain itu, dengan bantuan daripara pemimpin imamat di lingkunganitu, kami mampu mengatur pekerjaanbagi suaminya agar dia dapat menyedi-akan kebutuhan bagi keluarganya dimasa yang akan datang.

Sebagai para pemimpin imamatdan organisasi pelengkap, kita berhakatas bantuan Tuhan dalam meningkat-

kan pemanggilan kita serta memenuhitanggung jawab kita. Carilah bantuan-Nya, dan ketika ilham datang kepadaAnda, bertindaklah sesuai dengan il-ham itu yang berkenaan dengan kemana harus pergi, siapa yang akan di-kunjungi, apa yang akan dikatakan,serta bagaimana mengatakannya. Kitadapat saja secara terus-menerus me-mikirkan suatu gagasan, namun hanyaketika bertindak sesuai dengan gagas-an itulah kita memberkati kehidupanmanusia.

Semoga kita dapat menjadi gembalasejati bagi mereka yang menjadi tang-gung jawab kita. John Milton menulisdalam puisinya, “Lycidas,” “Dombayang lapar memandang, dan tidak di-beri makan” (baris 125). Tuhan Sendiriberfirman kepada Nabi Yehezkiel,“Celakalah gembala-gembala Israel,yang … domba-domba itu sendiri

FEBRU AR I 2 0 0 6 21

Pelayanan yang kita lakukan dalamkeluarga dan dalam pemanggilanGereja kita dapat memiliki pengaruhkekal.

Page 24: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

tidak kamu gembalakan” (Yehezkiel34:2–3).

Bagian kita adalah tanggung jawabuntuk memelihara domba-domba, ka-rena domba yang berharga, anak-anakdomba yang manis ini, terdapat di ma-na-mana––di rumah dalam keluargakita sendiri, di rumah-rumah keluargabesar kita, dan sedang menantikankita dalam pemanggilan Gereja kita.Yesus adalah Teladan kita. Firman-Nya,“Akulah gembala yang baik dan Akumengenal domba-domba-Ku”(Yohanes 10:14). Kita memiliki sebuahtanggung jawab penggembalaan.Semoga kita maju untuk melayani.

Mengulurkan Tangan untukMenolong.

Dalam perjalanan hidup ini,terdapat banyak kurban. Beberapaorang menyimpang dari markah ja-lan yang menuju pada kehidupankekal, hanya untuk menemu-kan bahwa jalan pintas yangdipilih akhirnya menun-tun pada jalan buntu.Sikap acuh tak acuh,semborono, memen-tingkan diri, dan dosatelah mengambil sesuatuyang berharga dari kehidupanmanusia. Ada orang yang, untuk alas-an yang tidak jelas, berjalan mengikutiirama yang berbeda, yang kemudianmenyadari bahwa mereka sedangmengikuti rayuan yang membawa du-ka dan nestapa.

Pada tahun 1985 Presidensi Utamamembuat catatan tentang merekayang telah tersesat dari kandangdomba Kristus serta mengeluarkanpernyataan khusus yang berjudul“Sebuah Undangan untuk Kembali.”Pesan tersebut berisi permohonanberikut:

“Kepada Anda yang karena alasanapa pun menemukan diri Anda di luarpenggembalaan Gereja, kami berkatakembalilah. Kami meminta Anda un-

tuk kembali dan mengambil bagiandari kebahagiaan yang pernah Andaketahui. Anda akan menemukan ba-nyak tangan yang terulur untuk me-nyambut Anda, membantu Anda,serta menghibur Anda.

Gereja membutuhkan kekuatan,kasih, kesetiaan, dan pengabdianAnda. Jalan telah ditetapkan dan pastimelalui mana seseorang dapat kemba-li pada kegenapan berkat-berkat ke-anggotaan Gereja, dan kami berdirisiap untuk menerima semua orangyang ingin melakukannya.”

Barangkali pemandangan yang se-ring terulang akan mendekatkan ke

kan. Dia meninggalkan ibunya yangmenangis di depan pintu.

Saat meninggalkan halaman, diahampir saja melewati gerbang saatdia mendengar ayahnya memanggil-nya, “Jack, ayah tahu bahwa sebagianbesar alasan kepergianmu terletakpada ayah. Untuk ini ayah benar-benar minta maaf. Ayah ingin kamutahu bahwa jika kamu ingin kembalike rumah, kamu akan selalu disam-but. Dan ayah akan berusaha untukmenjadi ayah yang lebih baik bagi-mu. Ayah ingin kamu tahu, bahwaayah mengasihimu, dan ayah akanselalu mengasihimu.”

Jack tidak berkata apa-apa tetapipergi ke stasiun bus dan membeli ti-

ket ke tempat yang jauh. Sewaktudia duduk di bus mengamati

jarak-jarak yang terlewati,pikirannya beralih pada

kata-kata ayahnya. Dia mulaimenyadari betapa sangat bera-

ni, betapa sangat besar kasihyang dibutuhkan oleh ayahnya un-

tuk mengatakan apa yang telah di-katakannya. Ayah telah meminta

maaf. Dia memintanya untuk kembalidan telah meninggalkan kata-katayang terngiang-ngiang di udara mu-sim panas, “Ayah mengasihimu.”

Jack mengetahui bahwa tindakanselanjutnya bergantung padanya.Dia menyadari satu-satunya cara diadapat menemukan kedamaian didalam dirinya adalah menunjukkankepada ayahnya kedewasaan, keba-ikan, serta kasih yang sama yang te-lah ayah tunjukkan kepadanya. Jackturun dari bus. Dia membeli tiketpulang dan memulai perjalanan pu-lang ke rumah.

Dia tiba sedikit lewat tengah ma-lam, memasuki rumah, dan menyala-kan lampu. Di sana di kursi goyangayahnya duduk, kepalanya tertunduk.Ketika dia memandang dan melihatJack, dia bangkit dari kursi; merekasaling berpelukan. Jack kemudian

22

rumah kesempatan pribadi Anda un-tuk mengulurkan tangan untuk me-nolong. Marilah kita memandangpada sebuah keluarga dengan seo-rang putra yang bernama Jack.Selama masa muda Jack, dia danayahnya sering berbantahan secaraserius. Suatu hari sewaktu dia beru-mur 17, mereka berbantah dengansengitnya. Jack berkata kepada ayah-nya, “Ini sesuatu yang tidak dapat lagisaya terima. Saya akan meninggalkanrumah, dan saya tidak akan pernahkembali!” Dia masuk ke kamarnyadan mengemasi tasnya. Ibunya me-mintanya untuk tetap tinggal, namundia terlalu marah untuk mendengar- FO

TO O

LEH

RO

BERT

CAS

EY;

TUH

AN G

EMBA

LAKU

,OLE

H S

IMO

N D

EWEY

, DIL

ARAN

G M

ENYA

LIN

Page 25: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

Semoga kita dapat menjadi gembala sejati bagi mereka yang menjadi tanggung jawab kita.

berkata, “Tahun-tahun terakhir ketikasaya berada di rumah merupakan ta-hun-tahun yang paling membahagia-kan dalam kehidupan saya.”

Di sinilah seorang ayah yang mene-kan perasaan dan menahan kesom-bongan, mengulurkan tangan untukmenolong anaknya sebelum dia men-jadi salah seorang dari “sejumlah be-sar orang hilang” yang diakibatkanoleh keluarga yang berantakan danrumah tangga yang pecah. Kasih ada-lah ikatan yang menyatukan, balsampenyembuh; kasih begitu sering dira-sakan, begitu jarang dinyatakan.

Dari Gunung Sinai menggema ditelinga kita, “Hormatilah ayahmu danibumu” (Keluaran 20:12), dan kemu-dian, dari Allah yang sama, perintah,“Kamu harus hidup bersama dalamkasih” (A&P 42:45).

Mengikuti Cetak Biru TuhanBerlututlah untuk berdoa. Majulah

untuk melayani. Ulurkanlah tanganuntuk menolong. Masing-masing me-rupakan halaman yang penting daricetak biru Allah untuk membangunsebuah rumah, rumah tangga, danrumah di surga.

Keseimbangan adalah kunci bagikita dalam tanggung jawab kita yangkudus dan serius dalam rumah tanggakita sendiri dan dalam pemanggilanGereja kita. Kita harus menggunakankebijaksanaan, ilham serta penilaianyang cerdas sewaktu kita memeliharakeluarga kita dan memenuhi pemang-gilan Gereja kita, karena masing-ma-sing sangat penting. Kita tidak dapatmengabaikan keluarga kita; kita tidakboleh mengabaikan pemanggilanGereja kita.

Marilah kita membangun denganketerampilan, tidak mengambil jalan

pintas, serta mengikuti cetak biru-Nya. Maka Tuhan, yaitu pengawas ba-ngunan kita, dapat berkata kepadakita, seperti yang Dia firmankan keti-ka Dia menampakkan diri kepadaSalomo, pembangun pada zaman da-hulu, “Aku telah menguduskan rumahyang kau dirikan ini untuk membuatnama-Ku tinggal di situ sampai sela-ma-lamanya” (1 Raja-Raja 9:3).Kemudian kita akan memiliki rumahsurgawi dan keluarga kekal serta akanmampu membantu, menguatkan danmemberkati keluarga lainnya juga.

Saya berdoa dengan rendah hatidan ketulusan terdalam agar berkat-berkat ini dapat datang kepada kitamasing-masing. Dalam nama YesusKristus, amin.

CATATAN1. Surat Presidensi Utama, 11 Februari 1999;

lihat Liahona, Desember 1999, 1.

FEBRU AR I 2 0 0 6 23

Page 26: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

KE LUARGA

Pernyataan ini dibacakan oleh Presiden Gordon B. Hinckley sebagai bagian dari pesannya pada Pertemuan Lembaga Pertolongan Umum yang diadakan pada tanggal 23 September 1995, di Salt Lake City, Utah.

PRESIDENSI UTAMA DAN DEWAN DUA BELAS RASUL

GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR

K AMI, PRESIDENSI UTAMA dan Dewan Dua Belas RasulGereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir,dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa pernikah-an antara seorang pria dan seorang wanita ditetapkanoleh Allah dan bahwa keluarga merupakan inti dalamrencana Sang Pencipta bagi tujuan kekal anak-anak-Nya.

SELURUH UMAT MANUSIA—pria dan wanita—diciptakanmenurut rupa Allah. Masing-masing adalah putra atauputri roh terkasih dari orang tua surgawi, dan, karenanya,masing-masing memiliki sifat dan tujuan yang ilahi. Jeniskelamin merupakan ciri mutlak dari identitas dan tujuanpradunia, kehidupan fana, dan kekal setiap orang.

DALAM ALAM PRADUNIA, para putra dan putri roh me-ngenal dan memuja Allah sebagai Bapa Surgawi merekadan menerima rencana-Nya melalui mana anak-anak-Nya dapat memperoleh tubuh jasmani dan mendapatkanpengalaman duniawi untuk maju ke arah kesempurnaandan pada akhirnya mencapai tujuan ilahinya sebagaiseorang ahli waris kehidupan kekal. Rencana kebahagia-an yang ilahi memungkinkan hubungan keluarga untukdilanjutkan setelah kematian. Tata cara dan perjanjiankudus yang tersedia di bait-bait suci yang kudusmemungkinkan setiap orang kembali ke hadirat Allahdan keluarga disatukan secara kekal.

PERINTAH PERTAMA YANG diberikan Allah kepada Adamdan Hawa berkaitan dengan potensi mereka untuk men-jadi orang tua sebagai suami dan istri. Kami menyatakanbahwa perintah Allah bagi anak-anak-Nya untuk ber-anak cucu dan memenuhi bumi tetap berlaku. Kamiselanjutnya menyatakan bahwa Allah telah memerintah-kan agar kuasa penciptaan yang kudus ini digunakanhanya antara pria dan wanita, yang telah dinikahkansecara resmi sebagai suami dan istri.

KAMI MENYATAKAN cara dengan mana kehidupan fanadiciptakan telah ditetapkan secara ilahi. Kami mene-gaskan kekudusan dan pentingnya dalam rencanakekal Allah.

SUAMI DAN ISTRI memiliki tanggung jawab kudus untukmengasihi dan memelihara satu sama lain dan anak-anakmereka. ‘Anak-anak ... adalah milik pusaka daripadaTuhan’ (Mazmur 127:3). Orang tua memiliki kewajibankudus untuk membesarkan anak-anak mereka dalam

kasih dan kebenaran, menyediakan kebutuhan fisik danrohani mereka, mengajar mereka untuk saling mengasihidan melayani, untuk mematuhi perintah-perintah Allahdan menjadi penduduk yang mematuhi hukum di manapun mereka tinggal. Para suami dan istri—para ibu danayah—akan bertanggung jawab di hadapan Allah ataspelaksanaan kewajiban-kewajiban tersebut.

KELUARGA DITETAPKAN oleh Allah. Pernikahan antarapria dan wanita adalah mutlak bagi rencana kekal-Nya.Anak-anak berhak dilahirkan dalam ikatan perkawinan,dan untuk dibesarkan oleh seorang ayah dan seorangibu yang menghormati perjanjian pernikahan dengankesetiaan mutlak. Kebahagiaan dalam kehidupan kelu-arga paling mungkin dicapai bila didasarkan pada ajar-an-ajaran Tuhan Yesus Kristus. Pernikahan dan keluargayang berhasil, ditegakkan dan dipertahankan denganasas-asas iman, doa, pertobatan, pengampunan, rasahormat, kasih, kasih sayang, kerja, dan kegiatan rekreasiyang sehat. Berdasarkan rancangan ilahi, para ayah hen-daknya memimpin keluarga mereka dengan kasih dankebenaran, serta bertanggung jawab untuk menyediakankebutuhan hidup dan perlindungan bagi keluarganya.Para ibu terutama bertanggung jawab untuk mengasuhanak-anak mereka. Dalam tanggung jawab kudus ini,para ayah dan ibu berkewajiban untuk saling membantusebagai pasangan yang setara. Cacat, kematian, atau kea-daan lainnya mungkin mengharuskan penyesuaianperan. Kerabat lain hendaknya memberikan dukunganbila dibutuhkan.

KAMI MEMPERINGATKAN bahwa orang yang melanggarperjanjian kemurnian akhlak, yang menganiaya pasang-an atau keturunan, atau yang gagal memenuhi tanggungjawab keluarga, pada suatu hari akan bertanggung jawabdi hadapan Allah. Lebih lanjut, kami memperingatkanbahwa pecahnya keluarga akan mendatangkan bencanakepada perorangan, masyarakat, dan bangsa, bencanayang dinubuatkan oleh para nabi zaman dahulu danzaman modern.

KAMI MENGIMBAU PARA penduduk dan pejabat pemerin-tahan yang bertanggung jawab di mana pun untukmenganjurkan hal-hal tersebut yang dirancang untukmempertahankan dan menguatkan keluarga sebagai unitdasar dari masyarakat.

Page 27: Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia

4 02262 40299 6

INDONESIAN

26240 299