pertanyaan no. 7

2
Arvilia Humsari 230110120097 – B 7. Jelaskan apa yang dimaksud garam dengan impuritas tinggi dan bagaimana efek penggaraman terhdap mikroba pembusuk? Garam dengan impuritas tinggi merupakan garam yang mengandung kotoran dengan kadar yang tinggi. Kotoran yang dimaksud adalah kotoran berupa senyawa atau ion-ion selain NaC. Impuritas yang terdapat dalam larutan garam meliputi senyawa yang bersifat higroskopis yaitu MgCl, MgSO4 dan CaSO. Selain itu, ion seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Keberadaan kedua jenis ion ini menyebabkan produk garam mempunyai kadar NaCl yang cukup rendah. Contoh dari garam yang memiliki impuritas tinggi adalah garam muda yang didapatkan dari proses penguapan/kristalisasi. Garam muda adalah proses penguapan air laut pada meja-meja kristalisasi yang dilakukan secara total (hampir tidak ada sirkulasi air) dengan waktu yang relatif pendek, sehingga hanya diperoleh garam dengan kadar NaCl yang rendah dan mengandung kadar Ca dan Mg yang relatif tinggi serta cenderung kotor (impuritas tinggi). Sedangkan berdasarkan tingkat kepekatan larutan dan proses kristalisasi akan diperoleh Garam Kualitas III, merupakan sisa larutan kepekatan di atas pada kondisi >35° Be dengan kadar NaCl <94,7%. Pada kondisi ini akan diperoleh garam dengan kadar impuritas yang cukup tinggi sehingga garam menjadi kotor karena unsur-unsur ikutan seperti bromida, magnesium, kalium dan sulfat, pada larutan semakin sulit terpisahkan dari senyawa NaCl. Kandungan air yang cukup tinggi pada tubuh ikan merupakan media yang cocok untuk kehidupan bakteri pembusuk atau mikroorganisme lain, sehingga ikan sangat cepat mengalami proses pembusukan (Perishable food). Oleh karena itu, untuk mencegah proses pembusukan perlu dikembangkan berbagai cara pengawetan dan pengolahan yang cepat dan cermat agar sebagian besar ikan yang diproduksi dapat dimanfaatkan. Salah satu metode pengawetan ikan yang sering dilakukan adalah penggaraman yang diikuti dengan pengeringan, hasilnya

Upload: arvilia-humsari

Post on 05-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

7

TRANSCRIPT

Page 1: Pertanyaan No. 7

Arvilia Humsari230110120097 – B

7. Jelaskan apa yang dimaksud garam dengan impuritas tinggi dan bagaimana efek penggaraman terhdap mikroba pembusuk?Garam dengan impuritas tinggi merupakan garam yang mengandung kotoran dengan

kadar yang tinggi. Kotoran yang dimaksud adalah kotoran berupa senyawa atau ion-ion selain NaC. Impuritas yang terdapat dalam larutan garam meliputi senyawa yang bersifat higroskopis yaitu MgCl, MgSO4 dan CaSO. Selain itu, ion seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Keberadaan kedua jenis ion ini menyebabkan produk garam mempunyai kadar NaCl yang cukup rendah.

Contoh dari garam yang memiliki impuritas tinggi adalah garam muda yang didapatkan dari proses penguapan/kristalisasi. Garam muda adalah proses penguapan air laut pada meja-meja kristalisasi yang dilakukan secara total (hampir tidak ada sirkulasi air) dengan waktu yang relatif pendek, sehingga hanya diperoleh garam dengan kadar NaCl yang rendah dan mengandung kadar Ca dan Mg yang relatif tinggi serta cenderung kotor (impuritas tinggi). Sedangkan berdasarkan tingkat kepekatan larutan dan proses kristalisasi akan diperoleh Garam Kualitas III, merupakan sisa larutan kepekatan di atas pada kondisi >35° Be dengan kadar NaCl <94,7%. Pada kondisi ini akan diperoleh garam dengan kadar impuritas yang cukup tinggi sehingga garam menjadi kotor karena unsur-unsur ikutan seperti bromida, magnesium, kalium dan sulfat, pada larutan semakin sulit terpisahkan dari senyawa NaCl.

Kandungan air yang cukup tinggi pada tubuh ikan merupakan media yang cocok untuk kehidupan bakteri pembusuk atau mikroorganisme lain, sehingga ikan sangat cepat mengalami proses pembusukan (Perishable food). Oleh karena itu, untuk mencegah proses pembusukan perlu dikembangkan berbagai cara pengawetan dan pengolahan yang cepat dan cermat agar sebagian besar ikan yang diproduksi dapat dimanfaatkan.

Salah satu metode pengawetan ikan yang sering dilakukan adalah penggaraman yang diikuti dengan pengeringan, hasilnya biasa dikenal dengan nama ikan asin. Ikan asin merupakan ikan yang menjadi asin dan kering melalui proses penggaraman dan penjemuran (pengeringan) (Singgih, 2000).

Prinsip utama penggaraman adalah pembubuhan garam yang dapat mereduksi kadar air daging ikan sehingga menghambat kegiatan pembusukan bakteriologis dan enzimatis (Ilyas, 1972). Ikan yang telah mengalami proses penggaraman, sesuai dengan prinsip yang berlaku, akan mempunyai daya simpan yang tinggi karena garam dapat berfungsi menghambat atau menghentikan sama sekali autolisis dan membunuh bakteri yang terdapat di dalam tubuh ikan. Cara kerja garam menjalankan fungsi kedua ini adalah garam menyerap cairan tubuh ikan sehingga proses metabolisme bakteri terganggu karena kekurangan cairan bahkan akhirnya mematikan bakteri. Selain menyerap cairan tubuh ikan, garam juga menyerap cairan tubuh bakteri sehingga bakteri akan mengalami kekeringan dan akhirnya mati (Afrianto dan Liviawaty, 1989).

Setelah penggaraman kemudian ikan dijemur di bawah sinar matahari langsung sampai kering. Proses pengeringan ini dilakukan untuk membantu menurunkan kadar cairan di dalam tubuh bakteri. Dengan demikian, aktivitas bakteri yang tahan terhadap garam berkonsentrasi tinggi dapat dihambat, bahkan bakteri dapat terbunuh (Afrianto dan Liviawaty, 1989).