pertanyaan dk1 ikk

8
1. Jelaskan mengenai konsep Mandala of health! 1,6,9 Di mandala , individu adalah inti dari serangkaian lingkungan termasuk keluarga , masyarakat , lingkungan buatan manusia , budaya dan biosfer . Model ini juga menunjukkan empat faktor utama yang mempengaruhi kesehatan baik individu dan keluarga : biologis manusia , perilaku pribadi , lingkungan psiko - sosial - ekonomi dan lingkungan fisik . Istilah ' gaya hidup ' digunakan untuk istilah' perilaku pribadi yang dipengaruhi, diubah dan dibatasi oleh faktor tertentu, proses sosialisasi ini berlangsung seumur hidup , dan dipengaruhi oleh lingkungan psiko - sosial - ekonomi , termasuk nilai-nilai dan standar budaya dan masyarakat ( Hancock dan Perkins , 1985) . Hancock, T. and Perkins, F. (1985). The mandala of health: a conceptual model and teaching tool. Health Education, 23, 8–10.

Upload: ardi-firtz-zhouu

Post on 17-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

diskusi ikakom

TRANSCRIPT

1. Jelaskan mengenai konsep Mandala of health! 1,6,9

Di mandala , individu adalah inti dari serangkaian lingkungan termasuk keluarga , masyarakat , lingkungan buatan manusia , budaya dan biosfer . Model ini juga menunjukkan empat faktor utama yang mempengaruhi kesehatan baik individu dan keluarga : biologis manusia , perilaku pribadi , lingkungan psiko - sosial - ekonomi dan lingkungan fisik . Istilah ' gaya hidup ' digunakan untuk istilah' perilaku pribadi yang dipengaruhi, diubah dan dibatasi oleh faktor tertentu, proses sosialisasi ini berlangsung seumur hidup , dan dipengaruhi oleh lingkungan psiko - sosial - ekonomi , termasuk nilai-nilai dan standar budaya dan masyarakat ( Hancock dan Perkins , 1985) .

Hancock, T. and Perkins, F. (1985). The mandala of health: a conceptual model and teaching tool.Health Education,23,810..

2. Apa saja kriteria diagnosis holistik? 2,7,103. Bagaimana kriteria diagnosis holistik pada kasus? 3,8,114. Apa saja kriteria diagnosis okupasi? 4,9,15. Bagaimana kriteria diagnosis okupasi pada kasus? 5,10,86. Jelaskan mengenai pencegahan primer, sekunder, tersier dan bagaimana aplikasi pada kasus! 6,11,9

pencegahan merupakan mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian.pencegahan penyakit secara umum ada 4 tingkatan, yaitu :1. pencegahan tingkat dasarbisa dikatakan dengan primordial prevention, yaituusaha mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.tujuan dari pencegahan primordial adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang diketahui mempunyai kontribusi untuk meningkatkan risiko penyakit. contoh: upaya primordial dari penyakit jantung koroner dapat berupa kebijaksanaan nasional nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan, impor dan ekspor makanan, promosi aktivitas fisik/olahraga. contoh lain adalah adanya peraturan dilarang merokok pada wilayah-wilayah tertentu. dilapangan, pencegahan primordial yang efektif itu memerlukan adanya peraturan yang ketat dari pemerintah.2. pencegahan tingkat pertamadisebut juga denganprimary prevention, yaitu suatu usaha pencegahan penyakit melalui usaha mengatasi atau mengontrol faktor-faktor risiko dengan sasaran utamanya orang sehat melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara umum (promosi kesehatan) serta usaha pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu. contoh pencegahan primer : penggunaan kondom untuk mencegah infeksi HIV, pengurangan kadar paparan hingga ke dalam kadar yang tidak dapat menyebabkan sakit untuk industri-industri,dll.pencegahan primer terdiri dari :a. peningkatan derajat kesehatan (health promotion)yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab serta derajat risiko, juga meningkatkan secara optimal lingkungan yang sehat.b. perlindungan khusus (spesific protection)yaitu pencegahan khusus untuk meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu.pencegahan primer meliputi 2 buah strategi yang saling melengkapi, yaitu :a. strategi populasistrategi ini difokuskan kepada populasi secara keseluruhan dengan tujuan untuk mengurangi risiko rerata. keuntungan dari strategi ini adalah tidak membutuhkan identifikasi atas kelompok yang mempunyai risiko tinggi. kerugiannya adalah memberikan sedikit keuntungan kepada para individu, karena risiko absolut dari penyakit benar benar rendah. contoh: hampir semua orang akan memakai helm saat mereka mengendarai sepeda motor di sepanjang hidupnya, tetapi risiko untuk mengalami kecelakaan tidak sama besarnya pada setiap orangb. strategi individualstrategi individual adalah strategi pada individu yang mempunyai risiko tinggi sebagai akibat dari adanya paparan yang tertentu. keuntungan dari strategi individual adalah mempunyai kecenderungan untuk mengurangi adanya efek-efek yang merugikan bagi individu tersebut. sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan program penyaringan guna mengidentifikasi kelompok risiko tinggi.3. pencegahan sekundermerupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosis dini serta pemberian pengobatan yang cepat dan tepat. tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi. contoh: kegiatan penyaringan(screening) untuk kanker leher rahim, pengukuran tekanan darah dan pengobatan tekanan darah tinggi pada usia pertengahan dan usia lanjut, dll.4. pencegahan tersiermerupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program rehabilitasi.tujuannya adalah menurunkan kelemahan dan kecacatan, memperkecil penderitaan, dan membantu penderita-penderita untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang tidak dapat diobati lagi. contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita poliomielitis, stroke dll. pencegahan tersier terdiri dari : pembatasan kecacatan dan rehabilitasi.

Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008Penyakit tuberculosis adalah menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang aerobik, ramping lurus dengan ukuran panjang 0,4 x 3 mm. Kuman ini ditandai dengan sifat tahan asam yang sangat tertgantung selubung berlilin, oleh karena itu kuman TB menyerang paru, akan tetapi juga mengenai organ tubuh yang lain. Cara penularan TB paru terjadi karena kuman di batukkan atau dibersihkan keluar dalam bentuk percikan sputum. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama 1-2 jam tergantung ada tidaknya sinar ultra violet, kelembaban, dan ventilasi yang baik. Orang terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan (Depkes RI, 2002).Dalam pencegahan penyakit TB paru dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Cara pencegahan penularan penyakit TB adalah:1. Mengobati pasien TB Paru BTA positif, sebagai sumber penularan hingga sembuh, untuk memutuskan rantai penularan.2. Menganjurkan kepada penderita untuk menutup hidung dan mulut bila batuk dan bersin.3. Jika batuk berdahak, agar dahaknya ditampung dalam pot berisi lisol 5% atau dahaknya ditimbun dengan tanah.4. Tidak membuang dahak di lantai atau sembarang tempat.5. Meningkatkan kondisi perumahan danlingkungan.6. Penderita TB dianjurkan tidak satu kamar dengan keluarganya, terutama selama 2 bulan pengobatan pertama.b. Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit TB:1. Meningkatkan gizi.2. Memberikan imunisasi BCG pada bayi.3. Memberikan pengobatan pencegahan pada anak balita yang tidak mempunyai gejala TB tetapi mempunyai anggota keluarga yang menderita TB Paru BTA positif.Keberhasilan upaya penanggulangan TB diukur dengan kesembuhan penderita. Kesembuhan ini selain dapat mengurangi jumlah penderita, juga mencegah terjadinya penularan. Oleh karena itu, untuk menjamin kesembuhan, obat harus diminum dan penderita diawasi secara ketat oleh keluarga maupun teman sekelilingnya dan jika memungkinkan dipantau oleh petugas kesehatan agar terjamin kepatuhan penderita minum obat (Idris & Siregar, 2000).Dewasa ini upaya penanggulangan TB dirumuskan lewat DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse = pengobatan disertai pengamatan langsung). Strategi ini terbukti keberhasilannyadiberbagai tempat. Di Indonesia, konsep strategi DOTS mulai diterapkan tahun 1995 (Depkes RI,1999). Pelaksanaan strategi DOTS dilakukan di sarana-sarana Kesehatan Pemerintah dengan Puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaan program. Pengobatan ini dilakukan secara gratis kepada golongan yang tidak mampu.Secara garis besar srategi DOTS, terdiri dari lima komponen, yaitu (WHO, 1998) :1. KomitmenKomitmen bersama untuk mengibati penerita TB (terutama komitmen politik). Dalam hal ini pemerintah membentuk gerakan terpadu nasional penanggulangan tuberculosis (Depkes RI, 2000).Gerakan terpadu Nasional penanggulangan tuberculosis (Gerdunas TB) adalah gerakan multi sektor dalam multi komponen dalam masyarakat yang terkait. Tujuan GerdunasTB adalah mengkoordinasikan manajemen program pemberantasan tuberculosis (P2TB) secara lintas bidang dan elibatkan sektor lain yang bersedia aktif dalam P2TB (Depkes RI, 2000).Adapun struktur organisasi Gerdunas TB adalah sebagai berikut:Sumber : Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberculosis (Depkes RI,1999)2. Diagnosis dengan pemeriksaan sputumDalam program nasional penanggulangan tuberculosis, pemeriksaan diagnosis dengan sputum untuk penemuan tersangka TB dilakukan secara pasif (passive casefinding), yaitu penjaringan tersangka dilaksanakan pada penderita yang berobat keunit pelayanan kesehatan dengan penyuluhan secara aktif oleh petugas kesehatan dan masyarakat. Semua yang kontak dengan penderita TB Paru BTA positif dan memiliki gejala yang sama harus segera diperiksa sputumnya (Depkes RI,2000).3. Pengawas Menelan ObatPermasalahan utama dalam program eliminasi TB adalah ketidak patuhan penderita untuk minum obat. Untuk mengatasi permasalahan ini, WHO mengembangkan metode DOT (directly observed treatment) atau pengawas menelan obat (Grange & Zumlah, 1999).DOTS pada prinsipnya menekankan upaya mengawasi secara langsung penderita menelan obat setiap harinya oleh DOT atau pengawasan menelan obat (PMO). PMO inilah yang bertanggungjawab kelangsungan minum obat. PMO adalah orang pertama yang selalu berhubungan dengan penderita sehubungan dengan pengobatannya. PMO yang mengingatkan untuk minum obat, mengawasi sewaktu menelan obat, membawa kedokter untuk kontrol berkala, dan menolong pada saat ada efek samping (Depkes RI,2000).4. Jaminan Ketersediaan ObatPanduan obat yang efektif merupakan elemen pokok dari strategi DOTS yang dapat menjamin kesembuhan penderita TB dan mencegah MDR. Untuk itu diperlukan jaminan kelangsungan ketersediaan obat (Nunn & Enarson, 1994). Panduan obat yang dorekomendasikan oleh WHO, IULTD,The British Thoracic Assosiation End The American Thoracic Soceityadalah regimen pengobatan jangka pendek (Chanet al.,1993; Manaloet al.,1990).Secara umum pengelolaan obat anti tuberculosis (OAT) untuk program digambarkan sebagai berikut :Pemantauan yang baik dalam hal deteksi kasus, manajemen kasus dan hasil pengobatan merupakan faktor penting untuk menjamin kualitas P2TB (Lonnorth,2000). Untuk melaksanakan pemantauan, diperlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan buku yang dilaksanakan dengan baik dan benar. Hasil pemantauan sangat diperlukan untuk mengevaluasi kinerja dari P2TB. (Depkes RI 2000) menetapkan indikator-indikator nasional yang dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja P2TB, yaitu; angka penemuan penderita (case detection rate, angka kesembuhan (cure rate), angka konversi(conversion rate) dan angka kesalahan laboratorium (error rate).

7. Jelaskan prinsip penatalaksanaan komunitas menurut teori Blum! 7,108. Apa saja hal yang perlu diedukasi pada kasus ini dan bagaimana cara penyampaiannya? 8,29. Bagaimana lingkungan perawatan yang sesuai untuk pasien Tb? 9,310. Aspek apa saja yang bisa menjadi faktor risiko tb? 10,411. Bagaimana syarat-syarat rumah sehat? 11,5,212. Bagaimana kriteria jamban yang baik? 1,7,6

Syarat Jamban Sehat Jamban keluarga yang sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Depkes RI, 2004). 1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air minum. 2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamah oleh serangga maupun tikus. 3) Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah sekitar. 4) Mudah di bersihkan dan aman penggunannya. 5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan warna. 6) Cukup penerang 7) Lantai kedap air 8) Ventilasi cukup baik 9) Tersedia air dan alat pembersih.Pemeliharaan Jamban Jamban hendaklah selalu dijaga dan di pelihara dengan baik. Adapun cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI 2004 adalah sebagai berikut : 1. Lantai jamban hendaklah selalu bersih dan kering. 2. Di sekeliling jamban tidak tergenang air 3. Tidak ada sampah berserakan 4. Rumah jamban dalam keadaan baik 5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat 6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada 7. Tersedia alat pembersih 8. Bila ada yang rusak segera di perbaiki. Selain itu di tambahkan juga pemeliharaan jamban keluarga dapat di lakukan dengan (Simanjuntak, P : 1999) : 1. Air selalu tersedia dalam bak atau ember 2. Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus di siram bersih agar tidak bau dan mengundang lalat 3. Lantai jamban usahakan selalu bersih dan tidak licin agar tidak membahayakan pemakai 4. Tidak memasukan bahan kimia dan detergen pada lubang jamban 5. Tidak ada aliran masuk kedalam lubang jamban selain untuk membilas tinja.Pembagian1. Bang Algi2. Ayu3. Ica4. Guntur5. Siska6. Izza7. Chelsia8. Ardi9. Hendri10. Woris11. Kinan