personal+management

20
PERSONAL MANAGEMENT (STRESS MANAGEMENT, CONFLICT MANAGEMENT & WISDOM MANAGEMENT) I. PENGANTAR Personal Management merupakan bagian dari proses character building yang harus dimiliki seluruh komponen bangsa, terutama generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan. Kehancuran suatu bangsa tidak lepas dari adanya ketidakmampuan seseorang mengelola stress dan konflik yang menimpa setiap individu. Stress dan konflik akan selalu menghadang siapapun, kapan dan dimanapun, apalagi ditengah persaingan global seperti sekarang ini. Dalam konteks ini, Gerakan Pramuka memiliki tanggung jawab moral untuk membentengi peserta didiknya agar memiliki personal management yang tangguh, sehingga kelak akan menjadi pribadi yang tegar, tabah, sabar, ulet, bahkan bijaksana dalam mengambil keputusan sesuai dengan kode kehormatan. II. MATERI POKOK STRESS MANAGEMENT PENGERTIAN STRESS Menurut Kozier (1989): Stress adalah segala sesuatu yang memberi dampak secara total terhadap individu meliputi fisik, emosi, social, spiritual. Menurut Dadang Hawari (2000): Stress adalah suatu bentuk ketegangan yang mempengaruhi fungsi alat-alat tubuh Menurut Dafis(1988): Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari yang disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian SUMBER STRESS: 1. Stress dari faktor lingkungan. Dalam pengertian ini, stress merupakan akibat dari sesuatu yang eksternal dari diri orang itu sendiri. BAHAN SERAHAN: 9.4.

Upload: shinta-elshintzloviizamoree

Post on 23-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PERSONAL MANAGEMENT

(STRESS MANAGEMENT, CONFLICT MANAGEMENT & WISDOM MANAGEMENT)

I. PENGANTARPersonal Management merupakan bagian dari proses character building yang harus dimiliki seluruh komponen bangsa, terutama generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan. Kehancuran suatu bangsa tidak lepas dari adanya ketidakmampuan seseorang mengelola stress dan konflik yang menimpa setiap individu. Stress dan konflik akan selalu menghadang siapapun, kapan dan dimanapun, apalagi ditengah persaingan global seperti sekarang ini.

Dalam konteks ini, Gerakan Pramuka memiliki tanggung jawab moral untuk membentengi peserta didiknya agar memiliki personal management yang tangguh, sehingga kelak akan menjadi pribadi yang tegar, tabah, sabar, ulet, bahkan bijaksana dalam mengambil keputusan sesuai dengan kode kehormatan.

II. MATERI POKOKSTRESS MANAGEMENT

PENGERTIANSTRESS Menurut Kozier (1989): Stressadalah segala sesuatuyangmemberi dampak secara total terhadap individu meliputi fisik, emosi, social, spiritual.Menurut Dadang Hawari (2000): Stressadalah suatu bentuk keteganganyangmempengaruhi fungsi alat-alat tubuhMenurut Dafis(1988): Stressadalah realitas kehidupan setiap hariyangtidak dapat dihindariyang disebabkan oleh perubahanyangmemerlukan penyesuaian

SUMBER STRESS:

1. Stress dari faktor lingkungan. Dalam pengertian ini, stress merupakan akibat dari sesuatu yang eksternal dari diri orang itu sendiri. 2. Stress dilihat dari respon subjektif seseorang. Dalam pengertian ini, stress merupakan sesuatu yang internal dalam diri manusia. Seseorang dapat membuat stress tersebut menjadi hal yang baik maupun buruk.

3. Stress berdasarkan fisiologis yang terjadi.

JENIS STRESS

1. Stress positif (eustress): merupakan stress yang tidak berdampak buruk pada orang yang mengalaminya. Eustress dapat mendorong seseorang untuk meningkatkan kemampuan beradaptasinya. Pada saat mengalami eustress, berubah menjadi distress, yang tentunya merugikan performa seseorang dapat menjadi lebih optimum. Jika stress berkelanjutan, maka eustress ini dapat bagi orang yang bersangkutan.

2. Stress negative (distress): dapat menimbulkan dampak-dampak yang negatif pada seseorang, seperti sakit, daya tahan tubuh menurun, kesulitan konsentrasi, ataupun masalah-masalah lainnya. PENYEBAB STRESS (STRESSOR)

1. Stressor Bioekologis:a. Bioritme adalah ritme-ritme tubuh manusia. Salah satu ritme tubuh manusia tersebut adalah ritme circadian, yaitu ritme tubuh manusia dimana tekanan darah, temperature dan beberapa substansi dalam tubuh manusia dapat meningkat dan menurun secara teratur seiring berjalannya waktu.

b. Kebiasaan makan dan minum juga dapat menjadi stressor. Makan makanan yang tidak sehat dapat memicu penyakit dan membuat orang mudah stress.

c. Obat-obatan. Orang yang mengalami stress seringkali lari ke alkohol, rokok, ataupun narkoba. d. Polusi udara. Polusi udara dapat menstimulasi system saraf simpatetis, menimbulkan perasaan tidak senang, dan mengganggu aktifitas.

e. Iklim dan keadaan lingkungan. Perubahan cuaca memaksa proses tubuh manusia berubah. Perubahan ini terkadang membuat seseorang stress karena sulit menyesuaikan diri. Bencana alam juga dapat menjadi stressor yang kuat. Setelah terjadinya suatu bencana, biasanya ada orang-orang yang terganggu secara fisik maupun psikologis. Bencana yang besar dapat menyebabkan seseorang kehilangan harta, keluarga, dan lain-lain yang membuat hidupnya berubah total. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menyebabkan depresi, ataupun upaya bunuh diri.

2. Stressor psikososial:

a. adaptasi, hal yang paling menyebabkan stress adalah kematian pasangan, kemudian dilanjutkan dengan perceraian, dan seterusnya hingga terakhir pelanggaran hukum ringan. Salah satu hal yang dapat membuat seseorang lebih kuat dalam menghadapi stress adalah perceived control, yaitu keyakinan bahwa seseorang dapat mempengaruhi lingkungan dalam menentukan pengalaman positif ataupun negative yang dialami orang tersebut .

b. frustrasi, Frustrasi dialami seseorang ketika kesempatannya mencapai tujuan terhambat. Frustrasi dapat terjadi karena padatnya stimulus yang harus diterima (overcrowding), karena diskriminasi, kondisi sosial ekonomi, dan birokrasi yang berlarut-larut.

c. overload, Overload tersebut dapat terjadi pada pekerjaan (occupation overload), bidang pendidikan (academic overload), pekerjaan rumah sehari-hari (domestic overload), dan kehidupan kota besar (Urban overload).d. deprivasi Deprivasi relatif adalah perbedaan apa yang kita inginkan dengan apa yang kita dapatkan

3. Stressor kepribadian Contohnya kepribadian tipe A. Kepribadian tipe A adalah kepribadian dimana orang yang bersangkutan selalu merasa dikejar-kejar waktu. Kepribadian seperti ini dapat menimbulkan stress karena setiap kejadian dalam hidupnya dapat dianggap sebagai sesuatu yang menghambat dan ketika keinginan terhambat, maka terjadilah frustrasi. Tipe kepribadian lain yang juga mudah mengalami stress adalah depression prone personality. Orang-orang dengan tipe kepribadian ini mudah (rawan) depresi jika bertemu dengan stressor. Gangguan yang biasa dialami oleh orang-orang seperti ini adalah jumlah tidur yang menjadi sangat banyak dan aktivitas sehari-hari yang terganggu saat depresinya muncul.

Konsep diri dapat memicu stress. Orang yang memiliki konsep diri yang buruk, dimana orang yang bersangkutan seringkali berbicara pada dirinya sendiri mengenai hal-hal buruk tentang dirinya sendiri, mudah mengalami stress.

Kepribadian cemas reaktif dapat menimbulkan stress bagi orang yang bersangkutan. Orang yang memiliki kecemasan cukup parah akan cenderung menunjukan kecemasan terus menerus walaupun stressor sudah berlalu. Orang dengan kepribadian seperti ini juga seringkali memandang stressor sebagai ancaman yang lebih besar daripada ancaman yang sebenarnya.

Kebutuhan seseorang akan kontrol dapat mempengaruhi tingkat stress seseorang. Orang yang kehilangan kontrol dapat mengalami stress yang berat. Semakin seseorang yakin dapat mengontrol situasi, semakin orang tersebut terhindar dari stress. Self-efficacy yang tinggi dapat mengurangi masalah pada kebutuhan akan kontrol ini. Self efficacy itu sendiri merupakan keyakinan seseorang bahwa segala kemampuannya dapat mempengaruhi hasil dari segala sesuatu yang ingin dicapainya.

PELUANG PENANGANAN STRESSOR

1. Stressor yang penanganannya hanya membutuhkan sedikit upaya seperti misalnya kebiasaan belajar; waktu bangun pagi, diet, dst dimana upaya menanganinya dengan cara mengubah kebiasaan, membiasakan kebiasaan baru, maka dalam waktu satu-dua minggu dapat berubah.

2. Stressor yang untuk menanganinya membutuhkan upaya yang lebih sungguh-sungguh, seperti contohnya soal kepercayaan diri, persoalan hubungan, dst, dimana diperlukan bantuan teknikal untuk menanganinya, seperti percakapan kalbu, skill komunikasi, manajemen konflik, dst.

3. Stressor yang memang tidak dapat ditangani sepeti kematian orang yang dikasihi. Maka penanganannya, perlu belajar berdamai dengan diri menerima kenyataan tersebut, lalu diatasi dengan relaksasi, dan upaya spiritual.

INDIKASI/GEJALA STRESS

(a) gejala fisiologik, antara lain : denyut jantung bertambah cepat, banyak berkeringat (terutama keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung, dst

(b) gejala psikologik , antara lain : resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan (exhausted) dsb

(c ) Tingkah laku, antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, gemetaran, berubah nafsu makan (bertambah atau berkurang).

MEKANISME TERJADINYA STRESS

Secara sederhana stress dapat digambarkan sebagai berikut:

Stressor Internal: Dampak Stress:

Lingkungan fisik

Hubungan Peran STRESS Fisiologik

Interpersonal Behavioral

Organizational Psychological

Perbedaan

Stressor Eksternal Individual

Diagram 1: Mekanisme Stress

Persepsi Tekanan dan Daya Tahan.

Stress baru nyata dirasakan apabila keseimbangan diri tergangu. Artinya kita baru mengalami stress manakala kita mempersepsi tekanan dari stressor melebihi daya tahan yang kita miliki untuk menghadapi tekanan tersebut. Jadi selama kita memandang diri kita masih bisa menahankan tekanan tersebut (yang kita persepsi lebih ringan dari kemampuan kita menahannya) maka cekaman stress belum nyata. Akan tetapi apabila tekanan tersebut bertambah besar (dari stressor yang sama atau dari stressor lain secara bersamaan) cekaman menjadi nyata, kita kewalahan dan merasakan stress.

Persepsi Tekanan

Diri `

Persepsi Daya Tahan

Diagram 2: Persepsi Individual atas tekanan dan daya tahan

DAMPAK AKIBAT STRESSDampak Fisiologik : Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius seperti cardiovasculer, hypertensi, dst.

Dampak Psikologik:

Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran sentral bagi terjadinya burn out

Terjadi depersonalisasi; Dalam keadaan stress berkepanjangan, seiring dengan kewalahan /keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang bersangkutan memperlakuan orang lain sebagai sesuatu ketimbangsesorang.

Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses

Dampak Perilaku

Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat. Level stress yang cukup tinggi berdampak negativ pada kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.

Pramuka yang over-stressed ~ stress berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan/ latihan.

STRATEGI MENANGANI STRESS MENURUT ISLAM

Sabar

Jika stress menghadapi masalah yang sukar diputuskan salah atau benarnya sesuatu maka Al-Quran memberi petunjuk fa shabrun jamil ( Maka bersabar itu lebih indah ). Dan hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan. (QS. Yusuf :18) (: )

18. Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; Maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku). dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan."

Dzikrullah:

Mengingat Allah (dzikrullah) termasuk dapat mengatasi stres. Dengan mengingat dan mengembalikan segalanya dari dan untuk Allah, maka stres akan dapat diatasi, sesuai Al-Quran, tathmain al-qulub (Mengingat Allah, hati akan tenang) (QS. Al-Rad 28 ). ( : )

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Shalat:

(: )

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', Optimisme: Meyakini kebenaran ayat Al-Quran yang berbunyi inna maal usri yusra (Sesungguhnya setelah kesulitan, ada kemudahan. Setelah kesulitan, ada kemudahan). (Q.S. Al-Insyirah: 5-6 ). Menurut ulama tafsir, karena kata kesulitan (Al-usri), menggunakan al dan kemudahan (Yusra) tidak menggunakan al , itu artinya kesulitan itu cuma satu macam, tapi ada beberapa solusi kemudahan. Berarti dua alternative kemudahan dalam satu kesulitan. Misalnya berkonsultasi dengan dokter mencari pengobatan lahir dan batin ialah menggunakan petunjuk Al-Quran sebagai Syifa.

Qonaah, Iffah dan Syukur Qana'ah adalah merasa cukup dengan apa yang telah diterima dari Allah SWT : 'iffah berarti suci, jauh dari sifat yang tidak baik, dan menahan diri dari meminta kepada sesama manusia.

Di antara teknis menanamkan jiwa qanaah adalah memandang kepada orang yang berada di bawahnya (lebih miskin darinya dalam urusan dunia), agar ia menyadari nikmat Allah kepadanya. Sebagaimana di sebutkan dalam hadits:

Perhatikanlah kepada orang yang di bawah kamu (dalam urusan dunia) dan janganlah kamu memperhatikan kepada orang yang di atasmu. Maka ia lebih pasti bahwa kamu tidak menghinakan nikmat Allah kepadamu.

Sifat qana'ah adalah merupakan gambaran syukur dan ridha yang tertinggi:

"Dan jadilah engkau orang yang bersifat qana'ah, niscaya engkau menjadi manusia paling bersyukur."

MENGHINDARI STRESS

1. Mengeluarkan energi positif, yaitu optimis dalam menghadapi setiap permasalahan. Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri. Bahwa setiap rencana, ada hambatan tapi ada juga solusi. Sebab itu, harus bersikap lebih fleksibel, sehingga dapat menikmati hidup. 2. Menjaga kesehatan. Dengan cara olahraga yang teratur, tidur yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Olahraga dapat membuat manusia nyaman. Makanan bergizi membangkitkan vitalitas hidup. Sebab itu Islam memerintahkan mengkonsumsi halalan thayiban atau yang bergizi. 3. Banyak minum air putih, terutama saat diambang kemarahan. Air putih, dapat menenangkan perasaan, dan berpikir lebih jernih. Rasulullah menganjurkan kalau marah, hendaklah berwudu dan mendinginkan badan (HR.Muslim).

4. Meluangkan waktu sedikit, untuk setiap minggu, keluar dari rutinitas, dengan berkumpul bersama keluarga. Atau berkunjung kepada teman-teman. Nabi mengajarkan hubungkan silaturahim, sebab dapat menambah rezeki dan memperpanjang umur (HR.Muslim).5. Meningkatkan rasa humor. Nabi SAW dan teman-temannya juga menikmati humor, bermain dan olahraga.Hal ini memungkinkan mereka untuk bersantai baik secara fisik dan mental, dan membantu merekasecara rohani.Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,"Fikiran lelah, seperti halnya badan, jadi tolong perlakukan mereka dengan humor."Demikian pula, Abu al-Darda r.a berkata, "Aku menghibur hatiku dengan sesuatu yang sepeledalam rangka untuk membuatnya lebih kuat dalam pelayanan kebenaran."

6. Istirahat siang; keutamaan istirahat siang adalah untuk relaksasi tubuh sehingga membuat tubuh lebih santai dan membantu tidur pada malam hari menjadi lebih baik. Hal ini dapat dipraktekkan dengan berbaring selama waktu tertentu untuk istirahat santai, bukan tidur sepanjang siang. Waktu yang dianjurkan antara 15-20 menit7. Posisi tidur; Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu ingin ke tempat tidur, berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana kamu berwudhu untuk sholat. Kemudian berbaringlah di atas lambung kanan. Dalam hal ini, wudhu membuat tubuh segar, bersih dan siap istirahat. Posisi miring ke kanan merupakan posisi yang membuat tubuh dapat berpindah dari satu sisi ke sisi lain dengan lebih mudah tanpa melakukan gerakan besar yang dapat mengurangi kenyamanan waktu tidur.

8. Bersedekah; kehidupan yang serba materialistik dan indivudualis banyak melahirkan gangguan mental. Berawal dari kecemasan akan kepemilikan harta benda, status sampai ke penampilan akhirnya berujung pada depresi hingga gangguan jiwa. Terapi terbaik adalah dengan tidak menjadikan harta sebagai Tuhan dan kebebasan individu sebagai raja dan melatih diri untuk bersedekah.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud, Shahih Sunan Abu Daud, kitab zakat, bab ke-24, no. 1435/1629.Abul Abbas Ahmad Muhammad Zaruz, Qawa'idus Shufiyyah, tahqiq Muhammad Zuhri An-Najjar (Kairo: Maktabatul Kulliyyatil Azhariyyah, 1396 H/1986 M), cet. II,.

Ariyanto D. 2006. Psikoterapi dengan Doa. Jurnal Suhuf vol XVIII no 1

Aronson, Elliot, Wilson, Timothy D., & Akert, Robin M. (. Social Psychology (4th ed.). (New Jersey: Prentice Hall, 2004).

Ath-Thusi, Al-Luma'

Girdano, Daniel A., Dusek, Dorothy E., & Everly, George S. Controlling Stress and Tension (7th ed.). (San Fransisco: Pearson Education, Inc., 2005)

Hambal, Imam Ahmad bin, Musnad Ahmad, Hadits ke 8595

Hawari, Dadang,. Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri. (Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 2002)

Isa, Dr. Abdul Qodir , Haqoiq an al-Tasawuf,Jauziyah, Ibnu al-Qayyim Al-, Al-D wa al-Daw (Kairo: Dar al-Hadits, 1992)

Khazandar, Mahmud Muhammad al-, Shifat al- Qanah wa al-Iffah, (Riyad: al-Maktabat al-Taawuni lidawati wa tawiyat a-jaliyyat bi al-rabwati, 2008).

Langgulung, Hasan, Teori-teori Kesehatan Mental (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1986)

Lings, Martin, What is Sufism? Membedah Tasawuf (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987)

Qusyairi, Al-, Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, jld. II

Razi, Al-, Pengobatan Ruhani, Terj. MS. Nasrullah dan Hilman (Bandung: Mizan, 1994)

Shahih Muslim, kitab zakat, bab ke-35, no. 1041.

Rice, Philip L., Stress and Health (2nd ed.). (California: Wadsworth, Inc. 1992)

Sina, Ibnu, Al-Syif al-Ilhi (t.tp., Le Cairo, 1966).

Syaraf, Muhammad Jalal dan Abdurrahman Isawi, Saikologit al-Hayt al-Rhiyat fi al-Masihiyat wa Al-Islm (Iskandariyah: Al-Maarif, 1972)

Wortman, Cammile B., Loftus, Elizabeth F., & Weaver, Charles. Psychology (5th ed.). (New York: McGraw Hill, 1999)

Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Peranannya Dalam Pendidikan dan Pengajaran (Jakarta: IAIN, 1978)

MANAJEMEN KONFLIK Perbedaan-perbedaan di antara orang-orang adalah lumrah dan alami Perbedaan-perbedaan : pendapat, tujuan, kebutuhan, keinginan, kebiasaan, nilai, interpretasi atas fakta, dan sebagainya Perbedaan-perbedaan itu merupakan sumber konflik Konflik antar anggota organisasi tidak dapat dihindari, walau usaha-usaha integrasi sudah dilaksanakan secara optimal. Ciri kelompok yang sudah matang: mempunyai kemampuan dan kemauan dalam mengangkat konflik yang latent ke permukaan untuk dibicarakan agar dapat memberikan alternatif solusi. Konflik berpotensi destruktif, sehingga harus dikelola dengan baik, meskipun tidak mungkin dapat dihilangkan Definisi Konflik:

Ketidaksesuaian atau perbedaan antara tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau metoda yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut (Davis dan Newstrom) Konflik terjadi bila seseorang atau suatu kelompok mempunyai dua atau lebih kebutuhan/keinginan yang tak dapat dipenuhi secara bersamaan (McCarty dan Stone)

Pandangan Tentang Konflik:

Traditional View :Konflik harus dihindari karena bersifat negatif. Human Relations View :Konflik bersifat alamiah dan tidak dapat dielakkan serta bukan sesuatu yang negatif, bahkan punya potensi yang positif. Interactionist Approach :Konflik justru harus didorong, sebab suatu kelompok yang harmonis, damai, tenteram, dan kooperatif cenderung menjadi statis, apatis, dan tidak tanggap terhadap kebutuhan akan perubahan dan inovasi. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONFLIK DENGAN KINERJA ORGANISASI

JENIS-JENIS KONFLIK

Berdasarkan Sifatnya:

Konflik Realistik : Terjadi karena adanya perbedaan/pertentangan kebutuhan, tujuan, nilai, kepentingan, peran, atau cara kerja.

Di antara mereka terlibat suatu perbedaan yang nyata. Konflik Nonrealistik : Terjadi karena adanya perbedaan persepsi terhadap suatu fakta. Sumbernya berasal dari ketidaktahuan, kesalahan, tradisi, prasangka, permusuhan, struktur organisasi yang tidak jelas, ketegangan, dan persaingan kalah-menang. Berdasarkan orang yang terlibat:

Konflik Antarpribadi : Sangat dipengaruhi oleh emosi. Bersumber dari kebutuhan melindungi citra diri (self-image) dan harga diri (self-esteem) dan dipicu oleh kegagalan komunikasi dan perbedaan persepsi. Konflik Antarkelompok :Terjadi karena perbedaan pandangan, loyalitas kelompok, dan persaingan dalam memperoleh sumber daya yang terbatas. Berdasarkan Kemanfaatannya Konflik Fungsional : Konflik yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja kelompok. Konflik Disfungsional : Konflik yang menghambat kinerja kelompok. PENYEBAB TERJADINYA KONFLIKFaktor Organisasional Persaingan memperoleh sumber daya organisasi yang terbatas. Ketidakjelasan tanggung jawab dan wewenang. Pengaruh dari saling ketergantungan (interdependensi). Orang akan cenderung menyalahkan unit , kelompok atau individu lain dalam suatu kerja sama yang saling tergantung. Ketidakadilan sistem kompensasi. Perasaan superior antarunit atau kelompok Faktor Antarpribadi:

Perasaan iri hati atau dendam. Salah anggapan terhadap perilaku orang lain. Orang yang merasa kepentingannya dihalangi orang lain menganggap orang itu telah dengan sengaja berbuat demikian; walaupun sebenarnya belum tentu. Praktek komunikasi yang buruk. Suatu kritik yang tidak tepat; walaupun maksudnya baik. Ketidakpercayaan, kecurigaan, dan prasangka. Karakteristik pribadi. Orang yang berkepribadian antagonistik, dan atau cepat tersinggung cenderung mudah terlibat konflik.METODA-METODA MANAJEMEN KONFLIK (1)Metoda Stimulasi Konflik Kondisi : Konflik terlalu rendah mengakibatkan para karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif. Terjadi toleransi tinggi terhadap kelemahan dan kejelekan pelaksanaan kerja. Metoda Yang Digunakan : Memasukkan orang luar ke dalam kelompok Reorganisasi Mendorong persaingan dengan menawarkan bonus, insentif, dan memberikan penghargaan Memilih manajer-manajer yang tepat. Perlakuan yang berbeda dari kebiasaan Metoda Pengurangan Konflik (2) Kondisi : Terjadi antagonisme akibat adanya konflik. Tingkat konflik terlalu tinggi, maka perlu pendinginan. Metoda Yang Digunakan : Mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih dapat diterima kedua kelompok. Menciptakan musuh atau ancaman yang sama bagi kelompok yang bertentangan. Metoda Penyelesaian KonflikKondisi :

Konflik secara umum telah terjadi dan perlu segera diselesaikan.Metoda Yang digunakan :

- Dominasi dan Penekanan: Kekerasan (forcing): penekanan otokratik. Penenangan (smoothing): dengan cara lebih diplomatis. Penghindaran (avoidance): manajer menghindar untuk mencari posisi yang tegas. Aturan Mayoritas (majority rule): melalui voting. Kompromi : Pemisahan (separation): masing-masing dilerai. Perwasitan (arbitration): diundang pihak ketiga. Kembali ke peraturan: peraturanlah yang memberi vonis bagi yang benar dan salah. Penyuapan (bribing): salah satu pihak menerima kompensasi untuk mau mengalah. Pemecahan Masalah Integratif : Konsensus: kesepakatan menyelesaikan konflik dan bukannya mencari menang-kalah atau benar-salah. Konfrontasi: masing-masing berargumentasi untuk mencari siapa yang benar. Superordinate Goals: menggunakan tujuan-tujuan yang lebih tinggi atas kesepakatan bersama.METODA METODA PENYELESAIAN KONFLIK

Menang-Kalah, salah satu pihak memaksa pihak lain untuk menyerah. Menarik Diri, mundur dari perbedaan pendapat. Diam adalah emas. Menghaluskan, perbedaan menjadi kurang penting. Kita adalah satu keluarga besar. Mengutamakan Tujuan, kedua pihak untuk sementara menghentikan perselisihan untuk sesuatu yang lebih penting. Tidak mogok di masa perang. Mengkompromikan, memisahkan perbedaan, dan berunding untuk mencari posisi-posisi antara yang dapat diterima. Mewasiti, menyerahkan kepada pihak ketiga dari luar untuk mengambil keputusan sebagai wasit. Menengahi, mengundang pihak ketiga dari luar untuk menengahi dan membantu kedua pihak mencapai penyelesaian. Memecahkan Masalah, mengadakan konfrontasi melalui pertukaran informasi terbuka untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan, sehingga kedua pihak merasa menang.

WISDOM MANAGEMENT

(MANAJEMEN KEARIFAN)PENGERTIAN:

Wisdom :hikmat n. 1 akal sehat, pertimbangan, kearifan, alasan, kebijaksanaan, wawasan, pemahaman, rasionalitas, kecerdasan, jelas, persepsi, intelijen, ketajaman, kecerdasan.

2 pengetahuan, pembelajaran, pengetahuan, pengetahuan, pencerahan.

hikmat1: pengeluaran atau ilmu pengetahuan atau pencerahan 2: dengan sifat yang memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman. 3: kemampuan untuk menerapkan pengetahuan atau pengalaman atau pengertian atau common sense dan wawasan [syn:(

HYPERLINK "http://id.w3dictionary.org/index.php?q=kebijaksanaan" kebijaksanaan

HYPERLINK "http://id.w3dictionary.org/index.php?q=kebijaksanaan" )] 4: kualitas yang bijaksana dan sensible [syn:(

HYPERLINK "http://id.w3dictionary.org/index.php?q=wiseness" wiseness

HYPERLINK "http://id.w3dictionary.org/index.php?q=wiseness" ), kekukuhan.

DEFINISI:

Kearifan adalah keahlian mendasar dari kehidupan (dalam ranah pragmatika), seperti misalnya perencanaan, pengelolaan dan peninjauan-ulang terhadap kehidupan.

Orang yang arif dipandang memiliki wawasan luar biasa dalam perkembangan manusia dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan, serta mempunyai penilaian yang tepat, nasihat serta komentar-komentar yang luar biasa mengenai masalah-masalah hidup yang sulit.

Orang arif yang adalah orang yang memiliki kepribadian yang seimbang dan terintegrasi (Erikson).

Kearifan merujuk pada cara-cara berfungsinya orang dewasa.

Kearifan dipandang dapat memberikan akses kepada tipe-tipe tertentu dari pengetahuan pragmatis dan pengetahuan berdasarkan pengalaman.

CIRI MANUSIA ARIF:

Manusia yang arif ada 5 faktor berdasarkan 'principal components analysis : (a) Pemahaman istimewa (exceptional understanding); (b) Keterampilan Menilai dan Berkomunikasi (judgement and communication skills; (c) Kompetensi- kompetensi umum (general competencies); (d) Keterampilan-keterampilan interpersonal (interpersonal skills); (e) Penuh pertimbangan secara sosial (social unobtrusiveness).

Kearifan, adalah pengetahuan yang multidimensional dengan faktor-faktor mendasar yang secara jelas merupakan kemampuan psikologis.

Kearifan berbeda dengan : cerdas (intelligent), perseptif (perceptive), lihai/cerdik (shrewd) dan spiritual.

Berbeda antara individu yang arif dari individu-individu yang hanya cerdas, perseptif, spiritual atau lihai semata.

Kearifan itu secara relatif jarang terdapat, karena kearifan tidak hanya memerlukan perkembangan kepribadian yang luar biasa, tetapi juga fungsi-fungsi kognitif yang istimewa.

Oleh karenanya, perkembangan kognitif tingkat atas memang diperlukan, namun tidak mencukupi untuk menampilkan suatu kearifan. Individu yang arif, tidak hanya pandai tapi juga memiliki struktur kepribadian yang memungkinkannya untuk mentransendensikan kebutuhan-kebutuhan, pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan pribadinya. (Orwoll dan Perlmutter (1993), Birren dan Fisher (1993).

Kearifan merupakan suatu konstruk yang multidimensional, merupakan paduan dari elemen-elemen kognitif, afektif dan konatif. Mereka menjelaskan bahwa sepanjang kehidupan seseorang, kearifan berkembang sebagai suatu keseimbangan antara kognisi, konasi (volition) dan afek. Proses kearifan menghasilkan produk-produk arif, seperti misalnya perencanaan, keputusan-keputusan dan nasihat.

Karakteristik Kearifan:

Faktor I Kondisi Spiritual-Moral

1. Bertakwa

2. Religius/beriman

3. Saleh

4. Tawakal

5. Sederhana, bersahaja kehidupannya

6. Tutur kata halus, lemah lembut, sopan santun

7. Tabah

8. Tegas

9 .Berdisiplin

10. Sabar

11. Berdedikasi pada tugas

12. Jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain

Faktor II Kemampuan Hubungan Antar Manusia

1. Murah hati

2. Mau berkorban

3. Penyayang pada semua

4. Tulus ikhlas

5. Mengayomi, melindungi

6. Pemaaf

7. Penuh pengertian

8. Dapat menempatkan diri sesuai kondisi

9. Peduli dan peka terhadap orang lain dan kondisi sekitar

10. Berterus terang dalam mengutarakan diri

Faktor III Kemampuan Menilai dan Mengambil Keputusan

1. Meninjau permasalahan dari berbagai sudut pandang

2. Lebih memperhatikan kepentingan orang banyak daripada pribadi

3. Mampu memutuskan secara tepat

4. Filosofis, berpandangan menyeluruh terhadap kehidupan

5. Adil

6. Bertenggang rasa

7. Berwibawa

8. Bersedia mendengarkan orang lain

Faktor IV Kondisi Personal

1. Mawas diri

2. Bertanggung jawab

3. Konsekuen

4. Percaya diri

5. Mau belajar dari berbagai sumber dan pengalaman

6. Tidak mudah terpengaruh

7. Demokratis

Faktor V Kemampuan Khusus /Istimewa

1. Cerdas/kompeten

2. Intuitif

3. Berpengetahuan dan berwawasan luas

4. Berempati

5. Lugas, langsung pada pokok persoalan

Kearifan Lokal: Delapan Watak Pemimpin

Konsep yang disebut Astabratha itu menilai pemimpin antara lain harus memiliki sifat ambek adil paramarta atau watak adil merata tanpa pilih kasih (Ki Kasidi Hadiprayitno, 2004). Secara rinci konsep ini terurai dalam delapan (asta) watak: bumi, api, air, angin, angkasa, matahari, bulan, dan bintang atau dalam bahasa Jawa disebut bumi, geni, banyu, angin, langit, surya, candra, dan kartika.

1. Watak bumi yang harus dimiliki seorang pemimpin mendorong dirinya untuk selalu memberi kepada sesama. Ini berdasarkan analog bahwa bumi merupakan tempat untuk tumbuh berbagai tumbuhan yang berbuah dan berguna bagi umat manusia.

2. Geni atau api. Pemimpin harus memiliki sifat api. Api adalah energi, bukan materi. Api sanggup membakar materi apa saja menjadi musnah. Namun, api juga bisa mematangkan apa saja.Api dalam konteks ini bukan dalam pengertian yang destruktif, melainkan konstruktif. Semangat api yang konstruktif yang harus dimiliki pemimpin, antara lain, adalah kesanggupan atau keberanian untuk membakar atau melenyapkan hal-hal yang menghambat dinamika kehidupan, misalnya sifat angkara murka, rakus, keji, korup, merusak dan lainnya.

3. Air/banyu, adalah watak yang menggambarkan pemimpin harus selalu mengalir dinamis dan memiliki watak rendah hati, andhap asor dan santun. Tidak sombong. Tidak arogan. Sifat mengalir juga bisa diartikan bahwa pemimpin harus mampu mendistribusikan kekuasaannya agar tidak menumpuk/menggumpal yang merangsang untuk korupsi. Selain itu, seperti air yang selalu menunjukkan permukaan yang rata, pemimpin harus adil dalam menjalankan kebijakan terkait hajat hidup orang banyak.

4. Watak angin atau udara, watak yang memberikan hak hidup kepada masyarakat. Hak hidup, antara lain, meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak (sandang, pangan, papan, dan kesehatan), mengembangkan diri, mendapatkan sumber kehidupan (pekerjaan), berpendapat dan berserikat (demokrasi), dan mengembangkan kebudayaan.

5. Surya atau matahari adalah watak di mana pemimpin harus mampu menjadi penerang kehidupan sekaligus menjadi pemberi energi kehidupan masyarakat.

6. Watak bulan/candra. Sebagaimana bulan yang memiliki kelembutan menenteramkan, pemimpin yang bijak selalu memberikan rasa tenteram dan menjadi sinar dalam kegelapan. Ia harus mampu memimpin dengan berbagai kearifan sekaligus visioner (memiliki pandangan jauh ke depan); bukan memimpin dengan gaya seorang tiran (otoriter) dan berpikiran dangkal.

7. watak bintang/kartika. Sebagaimana bintang menjadi panduan para musafir dan nelayan, pemimpin harus mampu menjadi orientasi (panutan) sekaligus mampu menyelami perasaan masyarakat.

8. watak langit/angkasa. Dengan watak ini, pemimpin pun harus memiliki keluasan hati, perasaan, dan pikiran dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa dan negara. Tidak sempit pandangan, emosional, temperamental, gegabah, melainkan harus jembar hati-pikiran, sabar dan bening dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bukankah inti atau substansi pemimpin adalah pelayan? Pemimpin yang berwatak juragan adalah penguasa yang serba minta dilayani dan selalu menguasai pihak yang dipimpin.

BAHAN SERAHAN: 9.4.

EMBED PBrush

EMBED PBrush