hermeuneutika personal

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari sejak jaman dahulu kala manusia telah menciptakan berbagai macam benda bisa itu tulisan, bangunan, buku, puisi, produk dan banyak lagi. Dan tentu pada setiap benda tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti buku fiktif dan non- fiktif itu sangatlah berbeda walaupun ada juga beberapa yang memiliki fungsi hampir sama atau malah identik sama. Tetapi pada semua benda tersebut pasti memiliki satu kesamaan yaitu pasti memiliki pesan dari si pembuat yang ingin disampaikan kepada orang yang melihat, merasakan, mendengarkan benda tersebut seperti sebuah lagu yang bila kita mendengarkan kita terkadang bisa mengerti apa yang ingin disampaikan sang pembuat lagu tersebut, bagaimana kesedihan seseorang yang gagal meraih mimpinya, kebahagiaan seorang anak kecil yang bermain bersama teman-temannya dan masih banyak lagi yang bisa ditafsirkan dan itu bukan hanya pada lagu bisa juga pada sebuah tulisan dalam buku, pada bangunan, pada produk yang didesain oleh seseorang dan lain-lain. Hermeneutika dalam arti sebenarnya adalah sebuah metode, seni dalam menafsirkan, menjelaskan dan menterjemahkan teks atau bisa juga disebut interpretasi. Pada perkembangannya hermeneutik tidak hanya menjelaskan teks tapi menjadi meluas pada banyak bidang, arsitektur, psikologi, desain dan lain- lain. Dengan memahami hermeneutika manusia akan mampu memahami pesan apa yang ingin disampaikan si pembuat benda kepada semua Filsafat Desain 2012|1

Upload: alfiandipi5949

Post on 24-Jul-2015

85 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hermeuneutika Personal

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGDari sejak jaman dahulu kala manusia telah menciptakan berbagai macam benda

bisa itu tulisan, bangunan, buku, puisi, produk dan banyak lagi. Dan tentu pada setiap benda

tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti buku fiktif dan non-fiktif itu sangatlah

berbeda walaupun ada juga beberapa yang memiliki fungsi hampir sama atau malah identik

sama. Tetapi pada semua benda tersebut pasti memiliki satu kesamaan yaitu pasti memiliki

pesan dari si pembuat yang ingin disampaikan kepada orang yang melihat, merasakan,

mendengarkan benda tersebut seperti sebuah lagu yang bila kita mendengarkan kita

terkadang bisa mengerti apa yang ingin disampaikan sang pembuat lagu tersebut,

bagaimana kesedihan seseorang yang gagal meraih mimpinya, kebahagiaan seorang anak

kecil yang bermain bersama teman-temannya dan masih banyak lagi yang bisa ditafsirkan

dan itu bukan hanya pada lagu bisa juga pada sebuah tulisan dalam buku, pada bangunan,

pada produk yang didesain oleh seseorang dan lain-lain.

Hermeneutika dalam arti sebenarnya adalah sebuah metode, seni dalam

menafsirkan, menjelaskan dan menterjemahkan teks atau bisa juga disebut interpretasi.

Pada perkembangannya hermeneutik tidak hanya menjelaskan teks tapi menjadi meluas

pada banyak bidang, arsitektur, psikologi, desain dan lain-lain. Dengan memahami

hermeneutika manusia akan mampu memahami pesan apa yang ingin disampaikan si

pembuat benda kepada semua orang dan dengan hermeneutika ini kita juga bisa lebih

mengerti lebih dalam tentang si pembuat benda tersebut.

Boncengan anak bukan merupakan sebuah gear yang wajib dipakai untuk semua

pengendara sepeda maupun sepeda motor, tapi lebih merupakan alat keselamatan

tambahan untuk menambah keamanan si pengguna yaitu anak sebagai yang dibonceng dan

pengendara sepeda motor sebagai pembonceng. Tetapi mulai meningkatnya tingkat

kecelakaan lalu lintas terutama sepeda motor membuat eksistensi produk ini semakin

dibutuhkan dan mulai bermunculan orang-orang yang menciptakan boncengan untuk anak.

Bentuk yang dibuatpun tidak ada yang benar-benar sama meskipun tetap memiliki fungsi

serupa. Dan seperti yang dikatakan diatas, walaupun benda tersebut memiliki fungsi dan

kegunaan yang sama tetap ada perbedaan tentang pesan yang diberikan oleh sang pembuat

benda tersebut.

Filsafat Desain 2012|1

Page 2: Hermeuneutika Personal

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Pengertian Hermeneutika?

b. Pengertian dan fungsi dari boncengan anak?

c. Bagaimana penafsiran hermeneutika pada Dabon?

1.3 TUJUAN

a. Memahami hermeneutika dan sejarahnya

b. Mengetahui apa boncengan anak itu

c. Mengetahui apa saja yang bisa ditafsirkan dalam produk Dabon

BAB II

Filsafat Desain 2012|2

Page 3: Hermeuneutika Personal

LANDASAN TEORI

2.1 DesainMenurut KBBI, pengertian desain adalah :

de·sain /désain/ n 1 kerangka bentuk; rancangan: -- mesin pertanian itu dibuat oleh mahasiswa fakultas teknik; 2 motif; pola; corak: -- batik Indonesia banyak ditiru di luar negeri;

-- bangunan 1 kerangka bentuk suatu bangunan (rumah, taman, dsb); 2 motif bangunan; pola bangunan; corak bangunan;

ber·de·sa·in v bermodel; berbentuk; bermotif;

men·de·sa·in v membuat desain; membuat rancangan pola dsb: perancang mode itu sedang ~ pakaian musim panas;

pen·de·sa·in n orang yg membuat rancangan; orang yg merancang model pakaian dsb; pembuat model; desainer; pembuat pola; pembuat model

2.2 HermeneutikaMenurut Oxford Dictionary, Hermeunetika adalah

Pronunciation: /ˌhəːmɪˈnjuːtɪk/

adjective

concerning interpretation, especially of the Bible or literary texts.

noun

a method or theory of interpretation.

2.2.1 Konsep Dasar Hermeneutika

Hermeneutika dalam arti yang sebenarnya adalah seni menafsirkan,

menjelaskan, dan menerjemahkan teks. Kunci untuk memahami ini

adalah interpretasi.

Hermeneutika berasal dari bahasa Yunani Ερμηνεύω hermēneuō:

menafsirkan) adalah aliran filsafat yang bisa didefinisikan sebagai teori

interpretasi dan penafsiran sebuah naskah melalui percobaan. Biasa

dipakai untuk menafsirkan Alkitab, terutama dalam studi kritik mengenai

Alkitab.

Filsafat Desain 2012|3

Dewa Hermes

Page 4: Hermeuneutika Personal

Kata Yunani tersebut berhubungan dengan dewa Hermes, dewa dalam mitos orang

Yunani, yang bertugas menyampaikan berita dari para dewa kepada manusia. Dewa ini juga

dewa ilmiah, penemuan, kefasihan bicara, seni tulis dan kesenian.

Hermeneutika dapat diterapkan pada hampir semua konteks kehidupan :

• Tindakan & gerakan

• Ilmu pengetahuan

• Sastra

• Seni

• Peristiwa sejarah

Sebagai sebuah teori, hermeneutika menjelaskan refleksi kondisi dan norma pengertian

dan menyatakan mereka dalam bahasa.

Hermeneutika memiliki dua akar sejarah kuno:

Filsafat Yunani - Plato, misalnya, menggunakan konsep technehermeneutike, yang

berarti seni menafsirkan dan menjelaskan teks

Dan di sisi lain, penafsiran Alkitab dalam Yudaisme. Misalnya, penafsiran teks-teks Kitab

Suci pada jaman Pencerahan cenderung optimistik terhadap kebebasan manusia dan

memuat nilai-nilai moral yang juga bersifat optimistis. Dalam arti ini, hermeneutika adalah

cara ataupun metode sang penafsir untuk menemukan makna tersembunyi di dalam teks.

Tiga makna hermeneutis yang mendasar yaitu :

a). Mengungkapkan sesuatu yang tadinya masih dalam pikiran melalui kata-kata sebagai

medium penyampaian.

b). Menjelaskan secara rasional sesuatu sebelum masih samar- samar sehingga

maknanya dapat dimengerti

c). Menerjemahkan suatu bahasa yang asing ke dalam bahasa lain.

Tiga pengertian tersebut terangkum dalam pengertian ”menafsirkan” – interpreting,

understanding.

Dengan demikian hermeneutika merupakan proses mengubah sesuatu atau situasi

ketidaktahuan menjadi mengerti. Definisi lain, hermeneutika metode atau cara untuk

menafsirkan simbol berupa teks untuk dicari arti dan maknanya, metode ini

mensyaratkan adanya kemampuan untuk menafsirkan masa lampau yang tidak dialami,

kemudia di bawa ke masa depan.

Filsafat Desain 2012|4

Page 5: Hermeuneutika Personal

Menurut Carl Braathen hermeneutika adalah ilmu yang merefleksikan bagaimana

satu kata atau satu peristiwa di masa dan kondisi yang lalu bisa dipahami dan menjadi

bermakna di masa sekarang sekaligus mengandung aturan – aturan metodologis untuk

diaplikasikan dalam penafsiran dan asumsi-asumsi metodologis dari aktivitas

pemahaman.

Semula hermeneutika berkembang di kalangan gereja dan dikenal sebagai gerakan

eksegegis (penafsiran teks-teks agama) dan kemudian berkembang menjadi filsafat

penafsiran.

Sebagai sebuah metode penafsiran, hermeneutika memperhatikan tiga hal sebagai

komponen pokok dalam kegiatan penafsiran yakni teks, konteks dan kontekstualisasi.

Dengan demikian setidaknya terdapat tiga pemahaman mengenai hermeneutika yakni :

1. Sebagai teknik praksis pemahaman atau penafsiran, dekat dengan eksegegis, yakni

kegiatan memberi pemahaman tentang sesuatu atau kegiatan untuk

mengungkapkan makna tentang sesuatu agar dapat dipahami.

2. Sebagai sebuah metode penafsiran, tentang the conditions of possibility sebuah

penafsiran. Hal – hal apa yang dibutuhkan atau langkah-langkah bagaimana harus

dilakukan untuk menghindari pemahaman yang keliru terhadap teks.

3. Sebagai penafsiran fisafat.

2.2.2 Cara Kerja Hermeneutika

Pada dasarnya semua objek itu netral, sebab objek adalah objek. Arti atau makna

diberikan kepada objek oleh subjek, sesuai dengan cara pandang subjek.

Untuk dapat membuat interpretasi, lebih dahulu harus memahami atau mengerti.

Mengerti dan interpretasi menimbulkan lingkaran hermeneutik. Mengerti secara

sungguh-sungguh hanya akan dapat berkembang bila didasarkan atas pengetahuan yang

benar.

Hukum Betti tentang interpretasi”Sensus non est inferendus sed efferendus” makna

bukan diambil dari kesimpulan tetapi harus diturunkan. Penafsir tidak boleh bersifat

pasif tetapi merekonstruksi makna. Alatnya adalah cakrawala intelektual penafsir.

Filsafat Desain 2012|5

Page 6: Hermeuneutika Personal

Penagalam masa lalu, hidupnya saat ini, latar belakang kebudayaan dan sejarah yang

dimiliki.

2.2.3 Hermeneutika Dalam Pandangan Filosofi

1. Friedrich Ernst Daniel Schleiermarcher

Hermeneutika sebagai metode interpretasi dan menganggap semua teks dapat menjadi

objek kajian hermeneutika.

Hermeneutika adalah sebuah teori tentang penjabaran dan interpretasi teks

menangani konsep-konsep tradisional kitab suci dan dogma.

Makna bukan sekedar isyarat yang dibawa oleh bahasa, sebab bahasa dapat

mengungkapkan sebuah realitas dengan jelas, tetapi pada saat yang sama dapat

menyembunyikan rapat-rapat.

Schleiermacher menawarkan sebuah metode rekonstruksi historis, objektif dan

subjektif terhadap sebuah pernyataan, membahas dengan bahasa secara keseluruhan.

Tugas utama hermeneutika adalah memahami teks sebaik atau bahkan lebih baik

daripada pengarangnya sendiri dan memahami pengarang teks lebih baik daripada

memahami diri sendiri.

Model hermeneutika Schleiermacher meliputi dua hal :

1. Pemahaman teks melalui penguasaan terhadap aturan-aturan sintaksis bahasa

pengarang sehingga menggunakan pendekatan linguistic.

2. Penangkapan muatan emosional dan batiniah pengarang secara intuitif dengan

menempatkan diri penafsir ke dalam dunia batin pengarang.

Dengan demikian, terdapat makna autentik dari sebuah teks, sebua teks tidak mungkin

bertujuan (telos).

2. Wilhelm Dilthey

Hermeneutika pada dasarnya bersifat menyejarah, makna tidak pernah berhenti

pada satu masa, tetapi selalu berubah menurut modifikasi sejarah.

3. Martin Heidgger

Pemikiran filsafat Heidgger meliputi dua periode sebagai berikut :

Filsafat Desain 2012|6

Page 7: Hermeuneutika Personal

1. Periode 1 meliputi hakikat tentang “ada” dan “waktu”. Manusia adalah satu-satunya

makhluk yang menanyakan tentang “ada”. Sebab, manusia pada hakikatnya”ada”

tetapi tidak begitu saja ada, melainkan senantiasa secara erat berkaitan dengan

“adanya” sendiri.

2. Periode 2 Menjelaskan pengertian”kehre” yang berarti “pembalikan”.

Ketidaktersembunyian ”ada” merupakan kejadian asli. Berpikir pada hakikatnya adalah

terikat pada arti. Oleh karena itu, manusia bukanlah pengauasa atas apa yang ”ada”

melainkan sebagai penjaga padanya.

Bahasa bukan sekedar alat untuk menyampaikan dan memperoleh informasi. Bahasa

pada hakikatnya adalah”bahasa hakikat” artinya berpikir adalah suatu jawaban, tanggapan

atau respons dan bukan manipulasi ide yang hakikatnya telah terkandung dalam proses

penuturan bahasa dan bukan hanya sebagai alat belaka. Dalam realitas, bahasa lebih

menentukan daripada fakta atau perbuatan. Bahasa adalah tempat tinggal ” sang ada”.

Bahasa merupakan ruang bagi pengalaman yang bermakna. Pengalaman yang telah

diungkapkan adalah pengalaman yang telah mengkristal, sehingga menjadi semacam

substansi dan pengaaman menjadi tak bermakna jika tidak menemukan rumahnya dalam

bahasa. Sebaliknya, tanpa pengalaman nyata, bahasa adalah ibarat ruang kosong tanpa

kehidupan.

Pemahaman teks terletak pada kegiatan mendengarkan lewat bahasa manusia

perihal apa yang dikatakan dalam ungkapan bahasa. Bahasa adalah suatu proses, suatu

dinamika, atau suatu gerakan.

4. Hans-Georg Gadamer

Konsep Gadamer yang menonjol dalam hermeneutika adalah menekankan apa yang

dimaksud ”mengerti”. Lingkaran hermeneutika – hermeneutic circle , bagian teks disa

dipahami lewat keseluruhan teks hanya bisa dipahami lewat bagian- bagiannya. Setiap

pemahaman merupakan sesuatu yang bersifat historis, dialetik dan peristiwa kabahasaan.

Hermeneutika adalah ontologi dan fenomologi pemahaman.

5. Jurgen Habermas

Hermeneutika bertujuan untuk memahami proses pemahaman – understanding the

process of understanding. Pemahaman adalah suatu kegiatan pengalaman dan pnegertian

Filsafat Desain 2012|7

Page 8: Hermeuneutika Personal

teoritis berpadu menjadi satu. Tidak mungkin dapat memahami sepenuhnya makna suatu

fakta, sebab selalu ada juga fakta yang tidak dapat diinterpretasikan.

Bahasa sebagai unsur fundamental dalam hermeneutika. Sebab, analisis suatu fakta

dilakukan melalui hubungan simbol-simbol dan simbol-simbol tersebut sebagai simbol dari

fakta.

6. Paul Ricoeur

Teks adalah otonom atau berdiri sendiri dan tidak bergantung pada maksud

pengarang. Otonomi teks ada tiga macam sebagai berikut :

a). Intensi atau maksud pengarang.

b). Situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks.

c). Untuk siapa teks dimaksud.

Tugas hermeneutika mengarahkan perhatiannya kepada makna objektif dari teks itu

sendiri, terlepas dari maksud subjektif pengarang ataupub orang lain. Interpretasi dianggap

telah berhasil mencapai tujuannya jika ”dunia teks” dan ” dunia interpreter” telah berbaur

menjadi satu.

7. Jacques Derrida

Dalam filsafat bahasa – dalam kaitan dengan hermeneutika, membedakan antara

”tanda” dan ”simbol”. Setiap tanda bersifat arbitrer. Bahasa menurut kodratnya adalah

”tulis”Objek timbul dalam jaringan tanda, dan jaringan atau rajutan tanda ini disebut ”teks”.

Segala sesuatu yang ada selalui ditandai dengan tekstualitas. Tidak ada makna yang

melebihi teks. Makna senantiasa tertenun dalam teks.

2.2.4 Kaidah Hermeneutika

a). Dibutuhkan keterlibatan atau partisipasi

b). Setiap usaha penafsiran, tidak bisa dihindari adanya akibat ikutan dari partisipasi dan

latar belakang penafsir.r

c). Upaya penafsiran harus dilihat sebagai proses pendekatan – approximation kepada

makna sejati.

Filsafat Desain 2012|8

Page 9: Hermeuneutika Personal

d). Walaupun ada wilayah perbedaan karena partisipasi dan latar belakang penafsir,

niscaya ada pula wilayah yang mempertemukan atar penafsir, pamahaman bersama –

shared understanding, mutual understanding yang melahirkan cross cutting affiiation.

2.2.5 Varian Hermeneutika

Hermeuntika Romantis (Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher (bapak hermeneutik))

a) Makna hermeuneutika berubah dari sekedar kajian teleologis – teks bible

menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat.

b) Bagaimana pemahaman manusia dan bagaimana ia terjadi.

c) Dua teori pemahaman pertama pemahaman ketatabahasaan – grammatical

understanding, terhadap semua ekspresi, kedua pemahaman psikologis

terhadap pengarang – dikembangkan menjadi intuitive understanding yang

operasionalisasi merupakan rekonstruksi – merekonstruksi pikiran

pengarang.

d) Tujuan pemahaman lebih merupakan makna yang muncul dalam pandangan

pengarang yang telah direkonstruksi.

e) Tidak hanya melibatkan pemahaman konteks kesejarahan dan budaya

pengarang tetapi juga pemahaman terhadap subjektivitas pengarang.

f) Ada lima unsur dalam pemahaman penafsir, teks, maksud pengarang,

konteks historis dan konteks kultural.Hasil interpretasi akan lebih baik jika

penafsir mengatahui latar belakang sejarah pengarang teks.

Bagan Hermeneutika Romantisme

Konteksi Historis

Penafsir Teks Maksud Pengarang

Konteks Kultural

Hermeneutika Metodis (Willhelm Dilthey)

a). Manusia sebagai makhluk eksestensial.

Filsafat Desain 2012|9

Page 10: Hermeuneutika Personal

b). Manusia adalah makhluk yang memahami dan menafsirkan dalam setiap aspek

kehidupan.

c). Makna teks harus ditelusuri dari subjektif pengarangnya.

d). Merupakan metode pemahaman – interpretative method.

e). Hermeneutika adalah teknik memahami ekspresi tentang kehidupan yang tersusun

dalam bentuk tulisan.

f). Hermeneutika historis.

Hermeneutika Fenomenologis (Edmund Husserl)

a). Pengetahuan dunia objektif bersifat tidak pasti.

b). Proses pemikiran harus kembali pada data, bukan pada pemikiran, yakni pada halnya

sendiri harus menanmpakan diri.

c). Pengetahuan sejati adalah kehadiran data dalam kesadaran budi, bukan rekayasa

pikiran untuk membentuk teori.

d). Membebaskan diri dari prasangka, yakni membiarkan teks berbicara sendiri.

e). Teks merefleksikan kerangka mentalnya sendiri dan penafsir harus netral dan

menjauhkan diri dari unsur-unsur subjektifnya atas objek.

f). Menafsirkan teks berarti secara metodologis mengisolasi teks dari semua hal yang

tak ada hubungannya – termasuk bias –bias subjek penafsir dan membiarkannnya

mengkomunikasikan maknanya sendiri pada subjek.

g). Ada tiga langkah yang harus dilakukan :

1. Reduksi fenomenologis, dengan menempatkan dunia dalam tanda

kurung.

2. Reduksi eiditik yang dikerjakan dengan memusatkan perhatian dan

pengamatan pada esensi sesuatu yang coba dipahami.

3. Rekonstruksi dengan menghubungkan hasil reduksi fenomenologis

dengan hasil reduksi eidetik.

Hermeneutika Dialektis (Martin Heidegger)

a). Prasangka historis atas objek merupakan sumber pemahaman, karena prasangka

adalah bagian dari eksistensi yang harus dipahami.

b). Pemahaman adalah sesuatu yang muncul dan sudah ada mendahului kognisi.

c). Keragaman makna dan dinamika eksistensial.

d). Memahami teks yang sama secara baru dengan makna baru.

Filsafat Desain 2012|10

Page 11: Hermeuneutika Personal

Hermeneutika Dialogis (Hans-Georg Gadamer)

a). Pemahaman dimulai dengan pra-penilaian – pre-judgement.

b). Pemahaman yang benar adaah pemahaman yang mengarah pada tingkat ontologis.

c). Kebenaran dapat dicapai melalui dialektika dengan mengajukan beberapa

pertanyaan.

d). Bahasa menjadi medium penting bagi terjadinya dialog.

e). Pembangkitan kembali makna teks.

f). Proses pemahaman adalah proses peleburan horizon-horizon.

Hermeneutika Kritis (Jurgen Habermas)

a).Merupakan teori kritis, menemukan kesalahan dan kekurangan pada kondisi yang

ada.

b).Mempertautkan antara beragam domain realitas, antara partikular dan universal,

antara kulit dan isi dan antara teori dan praktek.

c). Pemahaman didahului kepentingan, kepentingan sosial dan kepentingan kekuasaan.

d). Merupakan refleksi kritis penafsir.

e). Penafsir mengambil jarak atau melangkah keluar dari tradisi dan prasangka.

f). Setiap penafsiran dipastikan ada bias-bias dan unsur-unsur kepentingan politik,

ekonomi, sosial termasuk bias strata kelas, suku dan gender.

Hermeneutika Integrasi Dialektis (Paul Ricoeur)

a). Integrasi daliketis antara penjelasan – explanatory dan pemahaman – understanding.

b). Merupakan perbedaan fundamental antara paradigma interpretasi teks tertulis dan

wacana – discourse dan percakapan – dialogue.

c). Berbagai interpretasi yang dapat diterima menjadi mungkin.

Hermeneutika Dekonstruksionis (Jacques Derrida)

a). Bahasa merupakan sistem yang tidak stabil.

b). Makna tulisan – teks, selalu mengami perubahan, tergantung pada konteks

pembacanya.

c). Menolak makna esensial yang tunggal dan utuh.

d). Lebih menekankan pencarian makna eksistensial.

Perkembangan hermenetika dapat disimpulkan sebagai berikut :

Filsafat Desain 2012|11

Page 12: Hermeuneutika Personal

1. Scheleiermacher, mengubah makna hermenetika dari sekedar kajian teks keagamaan –

bible menjadi kajian pemikiran filsafat.

2. Wilhelm Dilthey, makna herneneutika menjadi kajian sejarah.

3. Edmund Husserl, pengetahuan dunia objektif bersifat tak pasti, karena pengetahuan

sesungguhnya diperoleh dari apparatus sensor yang tak sempurna.

4. Martin Heidegger, Hermeneutika sebagai kajian ontologis.

5. Hans –Georg Gadamer, Menekankan dialektika – dialogis.

6. Jurgen Habermas, Menggeser makan hermeneutika kepada pemahaman yang diwarnai

oeh kepentingan.

7. Paul Ricoeur, Aspek pandangan hidup interpreter sebagai faktor utama.

8. Jacques Derrida, Tidak ada makna yang tunggal dan utuh.

2.2.6 Interpretasi

Interpretasi adaah proses memperantarai dan menyampaikan pesan yang secara

eksplisit dan implisit termuat dalam realitas. Interpretator ádalah jurubahasa,

penerjemah pesan realitas, pesan yang tidak segera jelas, tidak segera dapat

diartikulasikan, yang sering diliputi misteri, yang dapat diungkap hanya sekelumit demi

sekelumit, tahap demi tahap.

Proses memperantarai dan menyampaikan pesan agar dapat dipahami mencakup

tiga arti yang terungkap di dalam tiga kata Kerja yang saling berkaitan satu dengan yang

lain :

1. Mengkatakan,

2. Menerangkan

3. Menerjemahkan (dalam arti membawa dari tepi satu ke tepi yang lain.

2.2.7 Sense and Reference

Konsep dari acuan yang digunakan di sini hampir sama dengan konsep semantic yang

digunakan dalam semiotic. Akan tetapi, penting untuk membedakan acuan dari konsep

sense (atau pengertiannya). Keller (1986) menggunakan contoh bahasa untuk menjelaskan

perbedaanya : Salah satu mengetahui acuan kata atau salah satunya tidak tahu, yang

kapanpun memahami bagaimana ekspresi yang digunakan (sesuai dengan persetujuan atau

peraturan). “Memahami sense” maksudnya memahami tujuan yang serupa untuk bisa

Filsafat Desain 2012|12

Page 13: Hermeuneutika Personal

mengklasifikasikan langkah seperti strategi pada permainan catur. Contoh ini jelas tidak

sampai pada interpretasi, dalam hal ini melalui pengenalan aturan-aturan -- sense (langkah

catur) dapat menyimpulkan dari acuan (bidak catur).

2.2.8 Dalam Penerapan Hermeneutika

Teori-teori dalam sebuah naskah maupun teks dapat diterjemahkan dengam

hermeneutika. Penerapan hermeneutika dapat dilakukan sesuai dengan proses yang ada.

Yaitu dengan persepsi, interpretasi, serta pemahaman arti dari teori tersebut.

Namun pada beberapa tingkat pemahaman yang lebih dalam dan jelas. Kita bisa

menambahakan aplikasi. Seperti yang telah dijelaskan dalam tradisi dari kedelapan belas,

proses hermeneutik sudah diatur sebagai berikut:

- Subtilitas intelligendi (pemahaman),

- Subtilitas explicandi (eksposisi),

- Subtilitas applicandi (aplikasi).

Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas dan mendalam, ketiga elemen tersebut

harus ada dalam proses hermeneutika.

Filsafat Desain 2012|13

Page 14: Hermeuneutika Personal

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Boncengan Anak

3.1.1 Pengertian

Sebuah benda atau alat yang berguna sebagai pengaman untuk anak-anak pada saat

dibonceng di sebuah kendaraan. Biasanya boncengan ini dibuat untuk sepeda motor dan

sepeda. Dan memiliki banyak bentuk ada yang berbentuk kursi atau berbentuk seperti

boncengan atau hanya sebuah jaringan tali.

Dengan bentuk yang berbeda juga memiliki konsep yang berbeda-beda.

3.1.2 Fungsi

Secara umum boncengan anak ini memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Membonceng anak agar aman dan nyaman

2. Melindungi anak dari terjatuh karena banyak bergerak atau tertidur

3. Menambah konsentrasi pengendara karena anak telah dilindungi oleh boncengan

3.1.3 Produk Eksis

Dan dibawah ini adalah beberapa produk boncengan anak untuk sepeda motor yang

beredar dipasaran Indonesia:

A. Helmiat Bonceng Bocah (HBB)

Filsafat Desain 2012|14

Page 15: Hermeuneutika Personal

Boncengan anak untuk sepeda motor, berbentuk kursi dilengkapi dengan seatbelt

yang dipasang semi-permanen menggunakan mur & baut pada bagian belakang motor.

Sehingga anak tidak akan jatuh apabila tertidur dan tetap merasa nyaman dengan bantalan

yang dipasang dibagian punggung boncengan. Dibuat oleh

pasutri Helmi-Iat dan menjadi nama produk itu sendiri. Dengan

desain form follow function sehingga bentuk menjadi sederhana.

Hanya saja saat pemasangan pertama kali itu sulit bila harus

dikerjakan sendiri karena harus dilakukan fitting letak HBB ini

dengan cara mengebor bagian belakang motor/behel motor

untuk menentukan letak mur & bautnya.

Dengan menggunakan besi profil O, memberikan kesan kokoh pada produk ini,

ditambah bantalan yang empuk dan berwarna cerah membuat pemakai atau si anak tidak

akan menolak untuk memakai boncengan ini. kuncian semi-permanen menggunakan mur &

baut serta seatbelt yang disediakan juga menambah nilai keamanan.

B. Hammada Belt

Boncengan anak dengan yang lebih sederhana

dibandingkan Helmiat, hanya terdiri dari belt-belt yang

dirangkai menjadi pengikat anak ke pemboncengnya

sehingga anak akan aman meskipun tertidur di tengah

perjalanan, dan tidak akan jatuh walaupun si anak tidak

berpegangan pada si pembonceng.

Dengan tali-tali yang dirangkai ditambah

ukuran tali yang cukup lebar menciptakan sebuah

kesan yang kuat dan kokoh. Dan lebih sederhana

dibandingkan Helmiat yang harus melakukan fitting

Hammada belt setelah membeli dapat langsung

dipakai dengan cara pakai yang

cukup mudah pula.

3.1.4 DABON

Filsafat Desain 2012|15

Page 16: Hermeuneutika Personal

Produk boncengan untuk anak dengan nama yang merupakan perpaduan dari 2 kata,

yaitu Da dan bon, Da merupakan pun (kata-kata plesetan) dari The serta bon dari kata

“boncengan” diambilnya nama ini juga agar mudah diingat karena unik dan mengandung

campuran huruf konsonan dan vokal yang mudah diucapkan oleh lidah orang Indonesia.

Desain dibuat untuk tugas perancangan produk 3 dan memiliki konsep sebagai berikut:

1. Untuk anak berusia 6-11 tahun

2. Semua jenis kelamin/gender

3. Untuk jenis kendaraan sepeda motor dan sepeda

4. Menggunakan bahan kain

Penafsiran yang dapat diambil dari konsep diatas:

1. Boncengan untuk anak, dibutuhkan dimensi yang kecil untuk penyesuaian dengan

tubuh anak-anak yang kecil

2. Semua gender, harus dipilih warna dan bentuk yang universal dan diterima oleh anak

laki-laki maupun perempuan

3. Untuk sepeda motor dan sepeda, berarti untuk bentuk boncengan seperti kursi

menjadi sulit karena bentuk sepeda motor dan sepeda itu berbeda jadi dipilihlah

bentuk belt

4. Bahan kain, merupakan benda yang ekonomis dan mudah untuk diolah sehingga biaya

produksi menjadi berkurang, karena mayoritas pembonceng anak juga merupakan

orang dengan tingkat ekonomi menengah sampai menengah kebawah.

Dan dalam pembuatan setiap produk dibutuhkan sebuah proses yang biasa disebut proses desain, dimulai ketika telah menemukan masalah.

Filsafat Desain 2012|16

Mind Mapping Pemilihan Konsep

Mencari data existing sebagai refrensi

Pembuatan sketsa awal berdasarkan konsep

(brainstorming sketsa ide)

Pembuatan alternatif

Pemilihan Sketsa awal

Penyempurnaan desain terpilih (pembuatan detailing, pemilihan

Page 17: Hermeuneutika Personal

Setelah melewati proses desain diatas didapatlah prototype Dabon dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Memakai bentuk seperti tas ransel biasa, dikarenakan bentuk yang paling mungkin untuk melindungi punggung pengguna adalah bentuk seperti tas ransel.

2. Pada bagian punggung terdiri dari 3 lapisan yaitu:a. lapisan paling luar yang berguna untuk melindungi dari gesekan bila terjatuh

menggunakan kain kanvas karena kekuatan dan daya tahan untuk menahan gesekan serta tidak berat,

b. lapisan tengah yang berisi busa untuk meningkatkan kenyamanan dan, c. lapisan dalam dan lapisan dalam untuk menutupi busa dengan kain yang

lembut dan nyaman di pengguna menggunakan kain kaos karena nyaman ketika dipakai dan berwarna abu-abu untuk karena merupakan warna yang calm ,

3. Pada bagian tali digunakan campuran tali kain yang biasa ada di tas ransel dengan tali karet agar hampir semua ukuran anak-anak dari kurus hingga gemuk dapat menggunakan Dabon ini.

4. Digunakan buckle atau gesper sebagai sambungan agar mudah saat dipakai dan dilepas.

5. Dan diberikan hiasan lingkaran kuning cerah di bagian luar untuk memberikan keceriaan khas anak-anak.

6. Membuat bentuk pelindung punggung dengan geometri-geometri sederhana yang mudah dipahami dan ditangkap oleh anak-anak.

Filsafat Desain 2012|17

Pembuatan alternatif Penyempurnaan desain terpilih (pembuatan detailing, pemilihan

Proses desain

Page 18: Hermeuneutika Personal

Filsafat Desain 2012|18

Page 19: Hermeuneutika Personal

BAB IVKESIMPULAN

Boncengan anak bukan merupakan sebuah gear yang wajib dipakai untuk semua pengendara sepeda maupun sepeda motor, tapi lebih merupakan alat keselamatan tambahan untuk menambah keamanan si pengguna yaitu anak sebagai yang dibonceng dan pengendara sepeda motor sebagai pembonceng. Tetapi mulai meningkatnya tingkat kecelakaan lalu lintas terutama sepeda motor membuat eksistensi produk ini semakin dibutuhkan dan mulai bermunculan orang-orang yang menciptakan boncengan untuk anak.Karena alasan itulah Dabon dibuat, sebuah boncengan untuk anak dengan konsep:

1. Untuk anak berusia 6-11 tahun

2. Semua jenis kelamin/gender

3. Untuk jenis kendaraan sepeda motor dan sepeda

4. Menggunakan bahan kain

Dan dengan kajian hermeneutik pada Dabon dapat ditemukan beberapa hal, yaitu:

1. Ukuran produk yang kecil yang menyesuaikan dimensi tubuh anak-anak yang lebih

kecil dari orang dewasa kebanyakan;

Filsafat Desain 2012|19

Gambar ketika Dabon digunakan

Page 20: Hermeuneutika Personal

2. Menggunakan bahan kain yang berbeda-beda pada lapisannya karena setiap lapisan

memiliki fungsi yang tidak sama;

3. Dengan bahan yang lentur Dabon dapat disimpan di tempat yang lebih kecil dari

dimensi produk ini;

4. Meskipun warna bahan utama yang tersedia dan dapat ditemukan dipasar tidak

sesuai dengan warna anak-anak tetap diberikan tambahan sebagai pemanis untuk

menarik minat anak dan bentuk yang sederhana namun mudah dicerna oleh anak-

anak;

5. Digunakan tali karet agar hampir semua ukuran anak-anak dari kurus hingga gemuk

dapat menggunakan Dabon ini;

6. Cara pakai yang sederhana sehingga semua orang mudah dalam memakai Dabon;

7. Arti nama yang terinspirasi dengan fungsi produk ini, DABON = DA BON (The

Boncengan).

DAFTAR PUSTAKA

Bürdek's, Bernhard E. 2005. History, Theory and Practice of Product Design. Birkhäuser

Verlag, Berlin

http://en.wikipedia.org/wiki/Hermeneutics

http://www.helmiat.com/

Filsafat Desain 2012|20