persepsi tentang kebahagiaan dalam novel le voyage d

32
Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur Karya François Lelord SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Oleh: VIKA PRATIWI F311 13 005 DEPARTEMEN SASTRA PRANCIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

Persepsi Tentang Kebahagiaan

dalam novel Le Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur

Karya François Lelord

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:

VIKA PRATIWI

F311 13 005

DEPARTEMEN SASTRA PRANCIS

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

Page 2: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

ii

SKRIPSI

PERSEPSI TENTANG KEBAHAGIAAN DALAM NOVEL

LE VOYAGE D’HECTOR OU LA RECHERCHE DU BONHEUR

KARYA FRANÇOIS LELORD

Disusun dan diajukan oleh:

VIKA PRATIWI

F311 13 005

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi

Pada tanggal 14 November 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Page 3: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

iii

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Pada hari selasa 14 November 2017, Panitia Ujian Skripsi menerima dengan baik

skripsi yang berjudul PERSEPSI TENTANG KEBAHAGIAAN DALAM

NOVEL "LE VOYAGE D’HECTOR OU LA RECHERCHE DU BONHEUR"

KARYA FRANÇOIS LELORD, yang diajukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Departemen

Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.

Makassar, 14 November 2017

Panitia Ujian Skripsi:

1. Drs. Hasbullah, M.Hum. Ketua

2. Dra. Irianty Bandu, M. M. Sekretaris

3. Dr. Ade Yolanda Latjuba, M.A. Penguji I

4. Masdiana, S.S., M.Hum. Penguji II

5. Dr. Prasuri Kuswarini, M.A. Pembimbing I

6. Drs. Hasbullah, M.Hum. Pembimbing II

Page 4: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

iv

KATA PENGANTAR

AlhamdulillahiRabbilAlamin. Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Tentang

Kebahagiaan dalam Le Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur” karya

François Lelord sebagai salah satu syarat kelulusan dalam jenjang perkuliahan

Strata I pada program studi kesusastraan, Departemen Satra Prancis, Fakultas

Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin.

Berkat usaha dan doa serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung, akhirnya skripsi ini mampu terselesaikan

sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Lelaki terhebat bapak Rais dan wanita terhebat ibu ST Nurhaeni. Orang

tua yang tak pernah bosan memberi dukungan, doa serta kasih sayang

yang luar biasa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Semoga pretasi kecil ini mampu membuat kalian bangga.

2. Dr. Prasuri Kuswarini.,MA selaku pembimbing I dan Drs. Hasbullah.,

M.Hum selaku pembimbing II, terima kasih yang sebesar-besarnya atas

segala kesabaran dan arahannya dalam membimbing penulis sehingga

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 5: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

v

3. Terima kasih kepada seluruh dosen Jurusan Sastra Prancis atas ilmu yang

telah dibagikan kepada penulis, dan staf jurusan (Bu Uga, dan K’Kama)

yang selalu bersedia direpotkan.

4. Kepada adikku satu-satunya Diva Savitri terima kasih untuk selalu

mendukung dan mendoakan.

5. Kepada tante (Hasria) dan om (Arfin) terima kasih atas perhatian juga

kasih sayang yang kalian berikan selama empat tahun lebih, selama

penulis berada jauh dari kedua orang tua.

6. Terima kasih kepada sepupu-sepupuku Nuni, Desi, Syawal dan Meyla

yang selalu menghibur.

7. Terima kasih kepada dia yang tercinta, yang selalu bersedia menjadi

tempat menumpahkan segala keluh kesah, dan tak pernah lelah memberi

arahan dan motivasi (Ahmad Fadhil) selama proses penulisan skripsi ini.

8. Untuk teman seperjuanganku MONTESQIEU 13, Restu, Pebi, Lulu,

Nanda, Pipo, Iting, David, Cece, Fina, Ratna, Sofi, Rial, Reza, Dian dan

Bayu. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. I LOVE YOU ALL

!!!

9. Untuk kakak-kakak senior HIMPRA serta adik-adik angkatan 2014,

2015, 2016, terima kasih untuk bantuannya selama masa kuliah.

10. Seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya namun tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Page 6: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

vi

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu berbagai saran dan kritik membangun senantiasa diharapkan di masa datang.

Akhir kata semoga skripsi ini memberi manfaat bagi kita semua, terlebih bagi

penulis sendiri.

Makassar, 20 November 2017

Penulis

Vika Pratiwi

Page 7: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

ABSTRAK ..................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5

C. Batasan Masalah .................................................................................. 5

D. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

E. Tujuan Penulisan ................................................................................. 6

F. Metodologi Penilitian .......................................................................... 6

G. Prosedur Kerja ..................................................................................... 8

H. Komposisi Bab .................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA .................... 9

A. Landasan Teori .................................................................................... 9

1. Teori Tokoh dan Penokohan ........................................................ 10

2. Teori Sudut Pandang .................................................................... 11

3. Fokalisasi ...................................................................................... 13

B. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 15

1. Tentang Pengarang: François Lelord ........................................... 15

2. Pendapat Pembaca ........................................................................ 16

3. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 19

Page 8: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

viii

BAB III ANALISIS ....................................................................................... 21

A. Analisis Tokoh dan Persepsinya Mengenai Kebahagiaan .................. 22

1. Gambaran Tokoh Hector .............................................................. 22

2. Gambaran Tokoh Charles ............................................................. 26

3. Gambaran Tokoh Édouard ........................................................... 30

4. Gambaran Tokoh Ying Li ............................................................ 33

5. Gambaran Tokoh Biksu Tua ........................................................ 36

6. Gambaran Tokoh Marie-Louise ................................................... 38

7. Gambaran Tokoh Jean-Michel ..................................................... 41

8. Gambaran Tokoh Eduardo ........................................................... 44

9. Gambaran Tokoh Djamila ............................................................ 47

10. Gambaran Tokoh Agnès ............................................................... 51

11. Gambaran Tokoh Professor .......................................................... 55

B. Kesimpulan Tokoh Hector mengenai Kebahagiaan ............................ 58

1. Kelompok Kebahagiaan Pertama ................................................. 58

a) Kebahagiaan adalah mensyukuri nikmat Tuhan ................... 59

b) Kebahagiaan adalah berkumpul besama orang-orang yang

kita cintai ............................................................................... 62

2. Kelompok Kebahagiaan Kedua .................................................... 63

a) Kebahagiaan adalah memiliki dan melakukan hal yang

disenangi ............................................................................... 64

b) Kebahagiaan adalah masa depan yang baik dan mapan......... 65

3. Kelompok Kebahagiaan Ketiga ................................................... 66

a) Kebahagiaan adalah hidup apa adanya ................................. 67

b) Kebahagiaan adalah hal yang tak terduga ............................. 69

c) Kebahagiaan adalah hidup dengan damai dan tentram ......... 71

4. Kelompok Kebahagiaan Keempat ................................................ 72

a) Kebahagiaan bukanlah suatu tujuan hidup ............................ 73

5. Kelompok Kebahagiaan Kelima .................................................. 74

a) Kebahagiaan adalah membahagiakan keluarga dan orang lain 75

Page 9: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

ix

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 85

LAMPIRAN ................................................................................................... 87

Page 10: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sinopsis novel Le Voyage d’Hector ou La Recherche du

Bonheur Karya François Lelord

Page 11: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

xi

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel

Le Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur karya François Lelord, yang

berceritakan tentang seorang psikiater yang merasa tidak terlalu puas dengan

dirinya sendiri. Karena itu, dia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke

seluruh penjuru dunia untuk berusaha memahami apa yang membuat orang

merasa bahagia atau tidak. Penelitian ini bertujuan menjelaskan persepsi tentang

kebahagiaan dari tiap-tiap tokoh yang ditemui Hector dan kesimpulan tokoh Hetor

mengenai makna kebahagiaan.

Teori yang digunakan ialah teori tokoh penokohan, sudut pandang dan

fokalisasi. Kesimpulan penelitian ini memperlihatkan bahwa tokoh Hector

membagi kebahagiaan dalam lima kelompok; pertama, kebahagiaan meluap-luap,

kedua, kebahagiaan melakukan hal yang disenangi hingga mencapai hal yang

diinginkan, Ketiga, kebahagiaan hidup apa adanya dan damai. Keempat,

kebahagiaan yang tenang, kelima, kebahagiaan yang didapatkan dari orang lain.

Kata kunci: persepsi, kebahagiaan, penokohan, sudut pandang, fokalisasi.

Page 12: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

xii

RÉSUMÉ DE MÉMOIRE

Le titre de cette étude est La Perception du Bonheur dans Le Voyage

d'Hector ou La Recherche du Bonheur par François Lelord, qui raconte l'histoire

d'un psychiatre qui se sent moins satisfait de lui-même. Donc, il a décidé de

voyager autour du monde pour mieux comprendre ce qui rend les gens heureux ou

malheureux. Cette étude vise à expliquer la perception du bonheur de chaque

personnage qu'Hector rencontre et la conclusion d’Hector sur le sens du bonheur.

Les théories utilisées sont la théorie des caractérisations, du point de vue et

de la focalisation. Les conclusions de cette étude montrent que Hector divise

le bonheur en cinq groupes; d'abord, le bonheur temporaire transitoire.

Deuxièmement, le bonheur en faisant la faveur et atteint le but. Troisièmement, le

bonheur de vivre comme il est et en paix. Quatrièmement, le bonheur tranquille.

Cinquièmement, le bonheur des autres.

Mots-clés: perception, bonheur, caractérisation, point de vue, focalisation.

Page 13: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

xiii

ABSTRACT

The title of this study is Happiness Perception in Le Voyage d'Hector ou

La Recherche du Bonheur by François Lelord, which tells the story of a

psychiatrist who feels less satisfied with himself. Therefore, he decided to travel

all over the world to have a better understanding on what makes people feel either

happy or unhappy. This study aims to explain the happiness perception from each

character that Hector met and Hector’s conclusion about the meaning of

happiness.

The Theories used are the theory of characterizations, point of view and

focalization. The conclusions of this study show that Hector divided the happiness

into five groups; first, the temporary superstition happiness. Second, happiness in

doing the favor and achieves the goal. Third, the happiness of living as it is and

peacefully. Fourth, quiet happiness. Fifth, the happiness gained from others.

Key Words: perception, happiness, characterization, point of view, focalization.

Page 14: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai

dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau

kegembiraan yang intens. Sehingga, kebahagiaan adalah suatu keadaan yang

berlangsung, bukanlah suatu perasaan atau emosi yang berlalu. Secara etimologis

kebahagian berasal dari kata sansekerta, yaitu “bhagya” yang berarti jatah yang

menyenangkan. Bahagia juga diartikan dengan keberuntungan. Dengan demikian,

kebahagiaan berarti suatu kondisi sejahtera, yang ditandai dengan keadaan yang

relatif tetap, dibarengi keadaan emosi yang secara umum gembira, mulai dari

sekedar rasa suka sampai dengan kegembiraan alamiah untuk melanjutkan

keadaan ini. Dalam perspektif ini bahagia pada dasarnya adalah berkaitan dengan

kondisi kejiwaan manusia (https://id.wikipedia.org/wiki/Kebahagiaan).

Menurut Aristoteles (Bertens, 1999:108), kebahagiaan itu dapat dibagi

menjadi lima bagian, yaitu: Pertama, kebahagiaan yang terdapat pada kondisi

sehat badan dan kelembutan indrawi. Kedua, kebahagiaan karena mempunyai

sahabat. Ketiga, kebahagiaan karena mempunyai nama baik dan termasyhur.

Keempat, kebahagiaan karena sukses dalam berbagai hal. Kelima, kebahagiaan

karena mempunyai pola pikir yang benar dan punya keyakinan yang mantap.

Dengan tercapainya kelima hal ini, menurut Aristoteles barulah manusia akan

mencapai bahagia yang sempurna.

Page 15: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

2

Sedangkan bagi filsuf sebelum Aristoteles, seperti Phytagoras, Sokrates

dan Plato (Bertens, 1999), kebahagiaan hanya bisa dicapai di dalam jiwa saja.

Oleh karenanya, ketika mengklasifikasikan bahagia mereka hanya membatasi

pada fakultas-fakultas jiwa saja; seperti kearifan, keberanian, kesederhanaan dan

keadilan. Kebahagiaan hanya akan berkurang jika manusia mempunyai pikiran

yang lemah. Dengan demikian, kemiskinan, nama baik, wibawa ataupun

kekurangan lain diluar badan tidak akan merusak nilai kebahagiaan.

Dari hasil penelitian para ahli yang di tulis dalam artikel majalah The New

Scientist edisi lawas 4 Oktober 2003, ditemukan bahwa di masyarakat berlatar

budaya barat kebahagiaan biasanya datang dari sukses pribadi, ekspresi pribadi,

kebanggaan diri dan penghargaan diri yang tinggi. Sebaliknya di negara-negara

Asia kebahagiaan datang dari pemenuhan harapan keluarga dan masyarakat, dari

pemenuhan kewajiban sosial, disiplin diri, kerja sama dan persahabatan. Sehingga

bisa dikatakan bahwa di masyarakat barat orang mencapai kebahagiaan dengan

mengejar kebahagiaan diri, sedangkan di budaya timur orang mencapai

kebahagiaan dengan mengekang diri (https://www.newscientist.com/article/

mg18024155-100-the-pursuit-of-happiness/).

Namun hingga kini kebahagiaan masih belum dapat di definisikan secara

pasti dan juga belum dapat diukur, karena setiap orang mengartikan dan

mengukur kebahagiaan dengan pengalaman yang berbeda-beda. Sebagai contoh,

pengalaman pribadi penulis yakni bahagia adalah bila kita dapat berkumpul

bersama keluarga besar di rumah nenek. Hal ini terasa sangat membahagiakan

Page 16: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

3

karena momen berkumpul bersama keluarga besar tidak sering dilaksanakan

melainkan hanya dapat terjadi sekali setahun pada perayaan Idul Fitri.

Lain halnya yang terjadi pada tokoh “Hector” dalam novel Le Voyage

d’Hector ou La Recherche du Bonheur (François Lelord, 2015). Di dalam Novel

tersebut diceritakan tentang tokoh “Hector” seorang psikiater muda, yang merasa

tidak terlalu puas dengan dirinya sendiri. Karena itu, dia memutuskan untuk

melakukan perjalanan ke seluruh penjuru dunia. Kemana pun dia pergi, dia

berusaha memahami apa yang membuat orang merasa bahagia atau tidak bahagia.

Hector berpetualang dari Paris ke Cina, kemudian ke Afrika, hingga ke Amerika

Serikat, dan di sepanjang perjalanan, dia mencatat hasil observasi mengenai arti

kebahagiaan bagi setiap orang. Hasil perjalanan tersebut, memberikan pencerahan

kepada Hector bahwa tiap orang memiliki sudut pandang berbeda mengenai

kebahagiaan.

Berdasarkan pemaparan diatas, terlihat bahwa semua tokoh yang pernah

dia jumpai mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda mengenai kebahagiaan.

Dalam dunia fiksi, aspek sudut pandang menjadi salah satu unsur yang paling

penting dan menentukan (Nurgiyantoro, 2007:250). Tidak dapat di pungkiri

bahwa tidak ada cerita tanpa sudut pandang. Dibutuhkan sebuah perspektif naratif

untuk digunakan dalam menyajikan sebuah cerita. Goldenstein menggaris bawahi

peran aspek sudut pandang dengan mengatakan bahwa “peristiwa imajiner tidak

dapat menceritakan dirinya sendiri. Seorang pengarang harus memutuskan

memilih sudut pandang tertentu. Ia harus mengambil sikap naratif, antara

Page 17: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

4

mengemukakan cerita yang dikisahkan oleh seorang tokoh atau oleh seorang

narator di luar cerita itu sendiri (Genette, 1981:244).

Lebih lanjut mengenai sudut pandang, Genette dalam Lanser mengatakan

bahwa:

“As many critis have not between voice (“who speaks”) and vision

(“who sees”). The concept of voice encompasses distinctions about

the narrator’s relation of the story, the time of narration, and

narrative level”.

Genette membedakan antara (voice) siapa yang berbicara dan (vision)

siapa yang melihat. Konsep (voice) meliputi perbedaan tentang hubungan narator

cerita, waktu penceritaan, dan tingkat penceritaan (LANSER, 1981:31).

Sedangkan menurut Todorov, sudut pandang adalah ciri khas dalam memandang

suatu cerita. Dua sudut pandang yang berbeda membuat suatu peristiwa yang

berbeda pula. Semua aspek yang menyajikan sebuah objek ditentukan oleh sudut

pandang (1985:311).

Dari beberapa penjelasan para ahli di atas dan cerita dalam novel Le

Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur diketahui bahwa sudut pandang

setiap tokoh adalah suatu hal yang penting dalam penyampaian sebuah cerita,

karena tidak ada cerita tanpa sudut pandang. Maka dari pemaparan di atas penulis

terinspirasi untuk membuat karya Ilmiah dalam format skripsi mengenai

“Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d’Hector ou La

Recherché du Bonheur” karya François Lelord.

Page 18: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

5

B. Identifikasi Masalah

Setelah membaca novel Le Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur

karya François Lelord ditemukan beberapa masalah. Masalah-masalah tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Tokoh Hector yang merasa tidak puas dengan dirinya sendiri.

2. Latar budaya yang ditampilkan dalam Le Voyage d’Hector ou la

recherche du bonheur.

3. Persepsi tentang kebahagiaan dalam Le Voyage d’Hector ou la

recherche du bonheur.

C. Batasan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah-masalah dari Le Voyage d’Hector ou La

Recherche du Bonheur karya François Lelord, penulis memberikan batasan

masalah yang akan diteliti lebih lanjut yakni: Persepsi Tentang kebahagiaan

dalam novel Le Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur karya François

Lelord.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran tokoh ditampilkan dalam karya ini ?

2. Bagaimana konsep kebahagiaan menurut sudut pandang tiap-tiap

tokoh yang ditemui Hector ?

3. Bagaimana pendapat tokoh Hector mengenai kebahagiaan setelah ia

bertemu berbagai tokoh dengan pandangan yang berbeda tentang

kebahagiaan?

Page 19: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

6

E. Tujuan Penulisan

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai adalah:

1. Mengidentifikasi identitas tiap-tiap tokoh beserta peran dan

kedudukan mereka.

2. Menjelaskan sudut pandang tiap-tiap tokoh mengenai konsep

kebahagiaan.

3. Menganalisis pendapat/pandangan tokoh Hector dalam perjalanannya

mencari makna kebahagiaan.

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif deskriptif artinya data yang di analisis dan hasil analisisnya berbentuk

deskripsi yang penerapannya bersifat menuturkan, memaparkan, menganalisis dan

menafsirkan. Metode kerja menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan

diambil dalam melakukan analisis terhadap masalah yang telah ditentukan dalam

penulisan. Untuk membantu di dalam mengembangkan tulisan ini, maka

dilakukan pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data digunakan metode penelitian pustaka,

yaitu mengumpulkan data-data berupa:

1. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari novel Le

Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur karya François

Lelord, yang berhubungan dengan konsep kebahagiaa, dalam

Page 20: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

7

pernyataan-pernyataan para tokoh dan narator diterbitkan pada

tahun 2002, membaca novel secara teliti, mencatat hal-hal penting

yang sehubungan dengan tema penelitian.

2. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pembelajaran

dengan mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan tema

penelitian dan juga dari buku-buku antara lain: Pengantar Filsafat,

Teori-teori Kebahagiaan, Teori Pengkajian Fiksi dan segala

referensi yang dianggap relevan dan dapat mendukung penelitiaan

ini, berupa teori kebahagiaan, artikel-artikel dari situs-situs

internet dan biografi serta karir François Lelord.

b. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data diperlukan teknik analisis data yang

digunakan melalui pendekatan instrinsik dan ekstrinsik dari karya

tersebut.

1. Pendekatan instrinsik adala salah satu pendekatan dalam

menganalisis karya sastra atas unsur-unsur yang membangun

karya sastra itu sendiri. Dalam hal ini penulis mencoba

memahami dan mengkaji tokoh-tokoh dalam novel Le Voyage

d’Hector ou La Recherche du Bonheur.

2. Pendekatan ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya

sastra dari luar, dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan

dengan masalah yang akan dijelaskan. Adapun teori yang

digunakan dalam penelitiaan ini adalah teori kebahagiaan.

Page 21: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

8

G. Prosedur Kerja

1. Membaca secara teliti untuk menemukan data-data yang

dibutuhkan.

2. Mengidentifikasi masalah yang ada dan mengklasifikasikan data

yang berkaitan dengan rumusan masalah yang akan diteliti.

3. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek yang akan

dikaji.

4. Menganalisis masing-masing masalah yang dirumuskan dan

menguraikannya secara deskriptif.

5. Membuat kesimpulan dari semua masalah yang telah diuraikan.

H. Komposisi Bab

Pada penelitian ini akan diberikan penjelasan mengenai penulisan ini,

dengan susunan kerangka sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan terdiri atas Latar Belakang, Identifikasi

Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penulisan, Metodologi Penulisan, Prosedur Kerja, dan

Komposisi Bab.

Bab II : Mencakup Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka, yang

berisikan penjabaran teori yang digunakan.

Bab III : Analisis yang memuat seluruh tahapan yang dikemukakan

pada Bab I dan Bab II.

Bab IV : Kesimpulan dari seluruh pembahasan yang berisikan

kesimpulan penulis berdasarkan analisisnya.

Page 22: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Dalam sebuah analisis diperlukan teori yang disesuaikan dengan fakta atau

data sebagai dasar dari suatu penelitian agar penelitian jelas dan terarah.

Penelitian ini berlandaskan metode stuktural, suatu pendekatan analisis sastra

yang telah sering digunakan. Metode ini juga disebut dengan pendekatan objektif

(Teew, 1983:84) atau pendekatan analitik yang objek kajiannya hanya meliputi

unsur intrinsik karya sastra seperti plot, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang

dan menjadikan teks sastra sebagai yang otonom. Hal-hal yang bersifat ekstrinsik

seperti pembaca, penulis, atau lingkungan sosial budaya harus tersampingkan

karena tidak punya kaitan langsung dengan stuktural karya tersebut.

Salah satu ahli kesusatraan yang merupakan tokoh Stukturalis adalah

Todorov, mencetuskan pandangannya mengenai teks sastra. Todorov dalam buku

Tata Sastra, mengatakan bahwa telaah teks sastra meliputi:

1) Aspek semantik: hubungan sintagmatik dan paradigmatik

2) Aspek verbal: modus, kala, sudut pandang, penuturan, dan

3) Aspek sintaksis: strukturalis teks, sintaksis naratif, kekhususan dan

relasi (Todorov, 1985:23).

Aspek Verbal yang dipaparkan oleh Todorov meliputi beberapa bagian

salah satunya adalah sudut pandang yang akan menjadi objek kajian. Dalam

analisis sudut pandang pada penelitian ini akan digunakan teori dari berbagai ahli

Page 23: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

10

kesusatraan mengenai sudut pandang beserta tipenya masing-masing dan akan

dilengkapi dengan teori tokoh dan penokohan.

1. Teori Tokoh dan Penokohan

Dalam membicarakan sebuah karya fiksi, sering digunakan istilah-istilah

seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan atau karakter dan

karakteristik secara berrgantian dengan merujuk pengertian yang hampir sama.

Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2000: 265), tokoh cerita adalah

orang orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh

pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti

yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai tindakan

psikologis. Dia adalah “eksekutor” dalam karya. Jutaan rasa akan hadir lewat

tokoh karena aspek psikologis ini tak terbatas (Suwardi, 2008; 179).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah

orang atau pelaku yang ditampilkan dalam sebuah cerita atau karya sastra yang

memiliki peranan yang sangat penting karena tanpa adanya tokoh dalam suatu

cerita fiksi bisa dikatakan cerita tersebut tidak akan menjadi sebuah cerita yang

diminati oleh orang-orang dan tidak akan menarik untuk dibaca.

Setiap tokoh memiliki wataknya sendiri-sendiri. Tokoh ini berpribadi,

berwatak, dan memiliki sifat-sifat khas. Sama halnya dengan manusia yang ada

dalam dunia nyata, yang bersifat tiga dimensi, maka tokoh juga memiliki dimensi

yang sama yaitu dimensi fisiologi, sosiologi dan psikologi (Wiyatami, 2006:30).

Page 24: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

11

Dimensi fisiologis berhubungan dengan ciri-ciri badan, misalnya usia,

jenis kelamin, keadaan tubuhnya, ciri-ciri wajah, dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan fisik. Dimensi sosiologis meliputi ciri-ciri kehidupan

masyarakat, misalnya status sosial, pekerjaan, jabatan atau peranan dalam

masyarakat, tingkat pendidikan, agama, aktivitas sosial, dan keturunan. Dimensi

psikologis adalah latar belakang kejiwaan, misalnya mentalitas sikap, ukuran

moral, keinginan, perasaan pribadi, pandangan hidup dan tingkat kecerdasan.

2. Teori Sudut Pandang

Sudut pandang atau Point de vue, merujuk pada sesuatu yang diceritakan.

Ia merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana

untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa yang membentuk cerita

dalam sebuah karya fiksi (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007 : 250).

Sudut pandang menurut Todorov adalah dari mana kita mengamati objek,

dan kualitas pengamatan itu bisa benar atau salah, sebagian atau menyeluruh”

(1985:25-26). Dan untuk objek pengamatan itu sendiri, Pouillon dan Todorov

membedakan ke dalam tiga kategori : vision from behind, vision with, dan vision

from without, yang masing-masing menyaran pada pengertian narrator lebih tahu

dari pada tokoh, narrator sama tahu dengan tokoh, dan narrator kurang tahu dari

tokoh, (Nurgiyantoro,2007:249).

Sedangkan menurut Schmmit dan Viala dalam bukunya Savoir Lire

dikatakan bahwa sudut pandang adalah pandangan-pandang yang dijadikan sarana

Page 25: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

12

untuk menceritakan peristiwa-peristiwa di dalam cerita” (1982:55). Selain

menjabarkan definisi dari sudut pandang, Viala dan Schmmit juga menjelaskan

mengenai beberapa teknik sudut pandang dalam panyajian cerita.

Berikut adalah penjabaran mengenai beberapa teknik penyampaian sudut

pandang yang dipaparkan oleh Schmmit dan Viala.

1. Le mode de visión externe (teknik sudut pandang dari luar)

Sudut pandang ini termasuk ke dalam jenis sudut pandang terbatas

narrator non-tokoh. Cerita disajikan dari sudut pandang seorang

pengamat peristiwa di luar tokoh yang terdapat dalam cerita.

2. Le mode de visión interne (teknik sudut pandang dari dalam)

Cerita disampaikan dari sudut pandang tokoh dalam cerita, baik melalui

subjek orang pertama maupun orang ketiga.

3. Le mode de visión par en-dessus (teknik sudut pandang mahatahu)

Cerita disampaikan melalui sudut pandang seorang narator yang

mengetahui segala tindakan, pikiran, dan perasaan para tokoh sehingga

dapat menceritakan berbagai tindakan dalam waktu dan tempat yang

berbeda dengan bebas.

4. Les modes de visión mêlés (teknik sudut pandang campuran)

Teknik ini merupakan teknik sudut pandang yang menggabungkan

teknik le mode de visión interne, dan le mode de visión par en dessus.

Page 26: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

13

3. Fokalisasi

Istilah fokalisasi dipinjam dari pengertian focus of narration, yang ditahun

1934 diperkenalkan oleh ahli ilmu sastra Brooks and Warren dan di tahun 1972

diambil alih oleh Genette untuk menunjukkan dari titik pandang siapa, dari visi

siapa cerita atau bagian cerita diceritakan.

Genette pertama-tama membuat perbedaan antara siapa yang berbicara dan

siapa yang melihat, atau antara pencerita dan fokalisator dari suatu cerita.

Meskipun kedua fungsi ini bisa bersama-sama – yaitu ketika pencerita

menceritakan segalanya dari sudut pandangnya sendiri – sering juga terjadi bahwa

pencerita menyampaikan visi dari seorang atau lebih tokoh.

Berdasarkan pengertian fokalisasi, Genette membedakan 3 tipe cerita,

yang sebelumnya memiliki kesamaan dengan situasi bercerita Stanzel (auctorial,

personal dan netral), yaitu:

1. Cerita yang difokalisasi, dimana pencerita sendiri yang mengendalikan

cerita.

2. Cerita yang difokalisasi secara intern, dimana pencerita mengikuti visi

dari seorang atau lebih tokoh.

3. Cerita yang difokalisasi secara ektern, dimana hanya “bagian luar” atau

wajah luar yang nampak dari tokoh yang digambarkan.

Mieke Bal, yang setelah Genette menggarap dan menetapkan pengertian

fokalisasi lebih jauh, menunjukkan pandangan yang tidak seimbang terhadap

pembagian ini. Tipe 1 dan 2 dikarakterisasi berdasarkan subyek yang

memfokalisasi (siapa yang melihat), sementara tipe 3 dikarakterisasi berdasarkan

Page 27: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

14

objek yang difokalisasi (siapa atau apa yang dilihat). Utuk penggambaran yang

memadai dari suatu cerita perlu dipertimbangkan baik subyek fokalisasi maupun

objek fokalisasi, juga karena objek fokalisasi amat tergantung pada subyek

fokalisasi; apa yang dapat difokalisasi dalam suatu cerita tergantung pada siapa

yang memfokalisasi.

Ketika fokalisasi misalnya berada ditangan pencerita ekstern, maka obyek

fokalisasi tidak terbatas, karena pencerita/ fokalisator demikian pada prinsipnya

maha tahu dan ada dimana-mana. Sebaliknya bila fokalisasi berada pada seorang

personage dalam dunia yang diceritakan, maka obyek fokalisasi terbatas pada

pandangan dan pengetahuannya. Dan bila pada akhirnya dunia yang diceritakan

seolah-olah dijelaskan oleh mata dari suatu kamera, jadi sebenarnya tidak ada

fokalisator dalam pengertian dari visi subyektif seorang personage maupun

seorang pencerita, maka obyek fokalisasi terbatas pada apa yang mata kamera bisa

tangkap, yakni sisi luar yang nampak dari dunia itu. Perasaan dan pemikiran yang

ada pada personage merupakan obyek fokalisasi penting, tipe ketiga ini

merupakan fokalisator netral.

Teknik-teknik penyampaian sudut pandang yang telah dijabarkan di atas

secara tidak langsung mengarah pada penjelasan bahwa sudut pandang memiliki

banyak macam dilihat darimana si juru bicara atas narrator itu berada, seperti yang

diungkapkan oleh Friedman. Friedman (dalam Nurgiyantoro,2007:256)

menjelaskan bahwa sudut pandang memiliki banyak macamnya tergantung dari

sudut pandang mana ia dipandang dan seberapa rinci ia dibedakan.

Page 28: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

15

Demikianlah pemaparan mengenai tipe-tipe sudut pandang yang sering

dipakai pada penceritaan teks-teks naratif. Sering dijumpai dalam suatu roman

penyajian ceritanya memakai sudut pandang yang konsisten hingga akhir cerita.

Namun terkadang penceritaan dalam sebuah roman memakai beberapa sudut

pandang dalam menyampaikan penceritaannya, dan hal-hal tersebut dapat

ditemukan dalam analisis pada novel Le Voyage d’Hector ou La Recherche du

Bonheur.

B. Tinjauan Pustaka

1. Tentang pengarang : François Lelord

François Lelord, merupakan seorang psikiater dan penulis yang lahir di

Paris, Prancis pada tanggal 2 Juni 1953. Ia memiliki karir yang cemerlang sebagai

seorang psikiater di Prancis dan Amerika Serikat, tempat dia menyelesaikan gelar

pasca doctoral (di UCLA). Dia adalah penulis pendamping sejumlah buku self-

help laris dan pernah menjadi konsultan pada perusahaan-perusahaan yang ingin

mengurangi tingkat stress karyawan mereka. Ketika sedang bepergian ke

Hongkong dengan menyimpan pertanyaan mengenai kehidupan pribadi dan

karirnya, karakter Hector tiba-tiba muncul dibenaknya. Dia kemudian menuliskan

kisah Hector dan pencarian kebahagiaan tanpa mengetahui dengan pasti buku

seperti apa yang sedang ditulisnya. Sukses besar yang diraup oleh Hector, pertama

di Prancis, kemudian di Jerman dan Negara-negara lain, mendorongnya

meluangkan waktu lebih banyak lagi untuk menulis dan bepergian. Dia sedang

berada di Vietnam ketika epidemik penyakit SARS berada dititik puncaknya. Di

Page 29: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

16

sana dia menjalankan praktik ilmu psikiatri untuk sebuah lembaga swadaya

masyarakat (LSM) Prancis yang semua keuntunganya disalurkan untuk biaya

tindakan operasi jantung bagi anak-anak Vietnam yang kurang mampu. Saat

berada di Vietnam itulah dia bertemu dengan calon istrinya, Phuong; sekarang

mereka tinggal di Thailand.

François Lelord telah menulis empat buku lainnya mengenai 4 kisah

perjalanan Hector: Hector et les secrets de l’amour (2005), Hector et le temps

(2006), Petit Hector apprend la vie (2010), dan Hector veut changer de vie

(2014).

2. Pendapat Pembaca

Berikut ini dipaparkan beberapa review pendapat dari pembaca novel Le

Voyage d’Hector ou La Recherche du Bonheur yang dikutip dari situs

http://www.babelio.com/livres/Lelord-Le-voyage-dHector-ou-la-recherche-du-

bonheur/6313.

a) Ladyoga

Un roman qui donne le sourire tout au long de sa lecture, un moment de

bonheur bienvenu pour faire oublier l'hiver! Oh c'est fini me suis-je

exclamée à la dernière page, presque déçue de ne pas rester plus longtemps

en compagnie de cet Hector.

Conte philosophique raconté sous une forme quasi enfantine (un peu

lassante à mi-parcours j'avoue), mais tellement de vérités transmises par ce

biais.

Sebuah Novel yang membawa senyuman di sepanjang waktu membacanya,

rasa bahagia yang datang membuat lupa akan datangnya musim dingin!

“Yahh tamat..” aku berkata pada diriku sendiri saat membaca lembaran

terakhirnya, sedikit kecewa tidak dapat lagi menghabiskan waktu lebih lama

bersama Hector.

Page 30: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

17

Kisah filosofis yang disampaikan dengan cara kekanakan (kuakui sedikit

membosankan dibagian tengahnya), tapi sangat banyak kebenaran yang

disampaikan dengan cara ini.

b) NATB

Deuxième lecture de ce livre que j'avais lu il y a déjà 10 ans. Un livre très

agréable à lire,une écriture fluide, un langage simple, accessible à

tous.L'histoire du voyage autour du monde d'un psychiatre qui essaye de

trouver des réponses à la question : qu'est-ce que le bonheur ?

Les réponses sont déclinées en 23 leçons, simple retour vers l'essentiel.Un

livre qui fait du bien.

Kedua kalinya membaca buku ini sejak 10 tahun yang lalu. Sebuah buku

yang sangat baik untuk dibaca, penulisan yang cair, bahasa yang mudah

dipahami, dapat diaksws oleh semua. Kisah tentang perjalanan keliling

dunia oleh seorang Psikiater yang mencoba menemukan jawaban dari

pertanyaan: apakah kebahagiaan itu ?

Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut dibagi dalam 23 ajaran/nasihat.

Cara kembali yang baik kedasar-dasar kehidupan. Sebuah buku yang baik.

c) Tuclasakoi

Livre initiatique et philosophique, écrit comme une histoire, un conte. le ton

est parfois enfantin, ce qui rend le propos limpide.

Ce propos est la recherche du sens du bonheur à travers un voyage en Asie,

en Afrique, en Amérique, voyage effectué par un psychiatre qui traverse une

crise dans sa vie professionnelle et sentimentale. Il est le narrateur et sur ce

ton simpliste, il nous emmène dans une réflexion de plus en plus profonde et

passionnante sur le bonheur.

A lire absolument!

Buku yang inisiatoris dan filosofis, ditulis seperti cerita, dongeng. Gaya

penceritaannya terkadang kekanak-kanakkan, yang membuat pernyataannya

jelas.

Ini adalah sebuah kisah tentang perjalanan mencari makna kebahagiaan

melalui perjalanan ke Asia, Afrika, dan Amerika, perjalanan yang dilakukan

oleh seorang psikiater yang melewati sebuah krisis dalam kehidupan

professional dan asmaranya. Dia adalah narrator (pencerita) dengan gayanya

yang sederhana. Dia membawa kita ke dalam refleksi mendalam mengenai

kebahagiaan.

Sangat dianjurkan untuk dibaca!

Page 31: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

18

d) Scrambledspirit

Pourquoi des gens qui ont tout pour être heureux ne le sont pas ? c'est la

question que se pose notre brave Hector, un psychiatre qui décide de savoir,

de comprendre ce qui rend les gens heureux. Un petit conte pour adulte,

c'est vraiment ça! le narrateur vous prends par la main pour vous raconter

son voyage. Hector un personnage touchant et drôle qui aime son métier et

écoute vraiment ses patients, mais aussi les gens qu'il rencontre.

Une jolie histoire qui vous fera mieux voir comment on peut trouver le

bonheur, d'où proviens le bonheur cette petite chose simple et parfois toute

bête qui nous aide à mieux vivre jour après jour.

Mengapa seseorang yang memiliki segalanya untuk bahagia justru merasa

tidak bahagia? Ini adalah pertanyaan yang disampaikan oleh Hector kita

yang pemberani, seorang psikiater yang memutuskan untuk mengetahui,

memahami apa yang membuat orang-orang bahagia. Sebuah dongeng

pendek untuk orang dewasa, itulah ! Sang narrator (pencerita) mengulurkan

tangannya untuk memberitahumu mengenai perjalanannya. Hector seorang

tokoh yang menyentuh dan lucu yang menyukai pekerjaannya dan

mendengarkan para pasiennya, dan juga orang-orang yang ditemuinya.

Sebuah kisah yang indah yang akan membuatmu melihat lebih baik

bagaimana seseorang dapat menemukan kebahagiaan, darimana datangnya

kebahagiaan yang membantu kita untuk hidup lebih baik dari hari ke hari.

e) HarperValley

Voilà un livre atypique écrit à la manière d'un conte, l'auteur parle ainsi à

l'enfant qui est en nous. Cela peut finir par être agaçant mais c'est tout le

talent de l'auteur, ces phrases pleines de naïveté dénoncent certains travers

de notre société, ça nous fait sourire, réfléchir et nous retournons avec

bonheur voyager avec Hector!

Ini adalah buku yang tidak biasa yang ditulis dengan gaya bahasa sebuah

dongeng. Pengarangnya berbicara kepada anak kecil yang berada dalam diri

kita. Ini bisa menjadi sangat mengganggu tapi inilah bakat dari penulis ini.

Kalimat-kalimat penuh kenaifan yang terkadang mengecam masyarakat kita,

hal inilah yang dapat membuat kita tersenyum, merenung dan kitapun

kembali dengan rasa bahagia untuk berpetualang bersama Hector!

Page 32: Persepsi Tentang Kebahagiaan dalam novel Le Voyage d

19

Dari kutipan-kutipan pendapat pembaca di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa secara umum novel Le Voyage d’Hector ou la recherche du Bonheur

merupakan novel yang unik karena François Lelord menulis novel dengan gaya

penulisan yang tidak biasa, yang disampaikan dengan cara seperti mendongeng

dengan bahasa penulisan yang sederhana. Para pembaca sangat menikmati sensasi

membaca novel ini sampai mereka tersenyum dan merasa bahagia dan bahkan

tercerahkan untuk menjalani hidup yang lebih baik setelah membaca novel ini.

3. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang persepsi atau sudut pandang dalam sebuah karya sastra

sudah cukup sering dibuat. Khusus di Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin,

teori sudut pandang dari Todorov dan Viala yang dipakai penulis dalam penelitian

ini sudah banyak yang menggunakannya, dan teori fokalisasi oleh Mieke Bal dan

Genette. Beberapa penelitian yang menggunakan teori tersebut adalah sebagai

berikut:

Skripsi Hasbullah, angkatan 1993, jurusan sastra Barat Roman, judul

skripsi: Peralihan Sudut Pandang di dalam Roman Madame Bovary

karya Gustave Flaubert. Teori sudut pandang yang digunakan disini

untuk menjelaskan peralihan sudut pandang dari tipe terbatas ke tipe tak

terbatas dan dari tipe tidak terbatas ke tipe terbatas.