persepsi masyarakat terhadap biduan dangdut organ …digilib.unila.ac.id/55588/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BIDUAN
DANGDUT ORGAN TUNGGAL
(Studi Kasus di Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura,
Kota Bandar Lampung)
(SKRIPSI)
Oleh
M. Kanigoro Esa Ridho S.
1216011056
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BIDUAN DANGDUT ORGAN
TUNGGAL DI KELURAHAN GUNUNG TERANG KECAMATAN
LANGKAPURA KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Muhammad Kanigoro Esa Ridho S
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengidentifikasi, menjelaskan,
menafsirkan persepsi masyarakat terhadap biduan dangdut organ tunggal dan
untuk mengetahui penampilan dan motivasi biduan dangdut organ tunggal di
Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung. Tipe
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Informan
penelitian ini terdiri dari tujuh orang dengan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi
dengan jenis data primer dan sekunder. Teknik analisis data menggunakan reduksi
data, penyajian data setelah data terkumpul dianalisis dan ditarik sebuah
kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa persepsi masyarakat
di kelurahan gunung terang kecamatan langkapura bandar lampung terhadap
biduan dangdut organ tunggal yang meliputi persepsi positif dianggap sebagai
hiburan, untuk melestarikan musik dangdut melalui biduan dan untuk persepsi
negatif, masyarakat melihatnya dari sisi luarnya seperti pakaian yang dikenakan
oleh biduan yang terlihat seksi dapat menimbulkan pelecehan seksual. Dan
sebagai biduan dangdut organ tunggal, penampilan biduan saat benyanyi
sangatlah penting. Berpenampilan seksi untuk menarik lebih banyak penonton,
jika penonton banyak maka saweran yang didapat semakin banyak, itu merupakan
salah satu cara untuk dapat memperbanyak saweran, yang dikarenakan saweran
menjadi sumber pendapatan lain dari biduan. Motivasi biduan beraneka ragam
dari mulai ingin terkenal, menjadi profesi utama untuk mencari nafkah, serta
sebagai ajang diri dalam bernyanyi.
Kata kunci: persepsi masyarakat, biduan dangut, organ tunggal
ABSTRACT
PUBLIC PERCEPTIONS OF SINGERS DANGDUT ORGAN TUNGAL IN
GUNUNG TERANG SUB DISTRICT, LANGKAPURA DISTRICT,
BANDAR LAMPUNG CITY
By
M. Kanigoro Esa Ridho S.
The purpose of this study was to find out, identify, explain, interpret community
perceptions of singular dangdut singers and to find out the appearance and
motivation of dangdut singles in a organ tunggal in Gunung Terang Village,
Langkapura District, Bandar Lampung City. Type of this research is qualitative
technique. The informant of this study consisted of seven people with a purposive
sampling technique. Data collection techniques used are interview, observation
and documentation with primary and secondary data types. The data analysis
technique uses data reduction, data presentation after the collected data is
analyzed and a conclusion is drawn. Based on this results of the study it was
found that the public perception in Gunung Terang Distric, Langkapura Bandar
Lampung sub-district towards singular dangdut singers which included positive
perceptions was considered merely entertainment, and preserve dangdut music
from singers dangdut and for negative perceptions, the community saw it from the
outside like clothes worn by singers and it can make sexual haassment. And as a
singer dangdut organ tunggal, the performance of singers when singing is very
important. Looking sexy to attract more viewers, if there are a lot of spectators,
there will be more saweran, which is one way to be able to increase saweran,
because Saweran is another source of income from singers. Motivation of diverse
singers from starting to want to be famous, became the main profession for
earning a living, as well as a place for themselves in singing.
Keywords: community perceptions, singers dangdut, organ tunggal
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BIDUAN DANGDUT ORGAN
TUNGGAL
(Studi Kasus di Kelurahan Gunung Terang , Kecamatan Langkapura, Kota
Bandar Lampung)
Oleh
M. Kanigoro Esa Ridho S.
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai
GELAR SARJANA SOSIOLOGI
pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Muhammad Kanigoro Esa Ridho
Suprapto dilahirkan di Sleman, Yogyakarta pada tanggal 18
Maret 1994. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan alm.
Giyono Suprapto dan Ibu Norani Khodaryati. Jenjang akademis
yang pernah ditempuh oleh penulis :
1. Taman Kanak-Kanak di TK Al- Itihad Yogyakarta Lulus pada Tahun 2000
2. Sekolah Dasar (SD) di SDN Catung Tunggal III Sleman Yogyakarta dan
lulus pada tahun 2006
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 11 Yogyakarta dan lulus
pada tahun 2009
4. Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Mutiara Baru Bekasi dan lulus
pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Lampung pada tahun 2012. Penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Januari sampai Februari tahun 2015 di
Lampung Tengah. Pada semester akhir tahun 2018 penulis menyelesaikan skripsi
yang berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Biduan Dngdut Organ Tunggal.
MOTO
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat (Q.S Al-Baqarah: 214)
Jangan hanya bermimpi tapi bertindaklah untuk menggapai
mimpimu
Lebih baik gagal setelah mencoba dari pada gagal sebelum
melakukan apa – apa karena gagal itu ketika kamu berhenti
mencoba
(M. Kanigoro Esa R. S. )
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan kekuatan, kesehatan, kesabaran, serta kelancaran untukku dalam
mengerjakan skripsi ini.Sholawat dan salam kita limpahkan kepada junjungan
nabi kita, nabi akhir zaman, Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan
syafaatnya di Yaumil Akhir. Ku persembahkan Skripsi Ini kepada:
Ibu dan Ayahku tersayang dan tercinta, terima kasih atas do’a dan kasih sayang
yang telah diberikan. Tak ada yang bisa menggantikan pengorbanan kalian,
semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan kesehatan pada kalian.
Semua keluarga besarku, yang selalu memberikan semangat, dan nasihat-
nasihatnya demi kelancaran Skripsi ini.
Semua teman-temanku, semua teman-teman Insurgent Army Lampung, Rumah
gaming, terimakasih untuk kebersamaan yang selama ini masih terjaga dengan
baik.
Semua teman-taman Sosiologi 2012, Terimakasih atas perhatian, bantuan, dan
dukungan kalian semua semoga Allah melancarkan usaha kita
Almamater Tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Persepsi Masyarakat Terhadap Biduan Dangdut Organ Tunggal” sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik di Universitas Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan,
dukungan dan motivasi kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung, serta PD I, PD II dan PD III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Damar Wibisono, S.sos, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, sekaligus
menjadi Dosen Pembahas yang terlah memberikan banyak masukan, kritik
dan arahan yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skipsi ini.
Semoga Allah membalas kebaikan bapak. Aaamiin.
4. Drs. Pairul Syah, M.H. selaku Pembimbing Mahasiswa, terimakasih atas
waktu, bimbingan, nasihat, motivasi dan kesabarannya dalam proses
penulisan skripsi ini, sehingga penulis dapat meraih gelar Sarjana
Sosiologi (S.Sos) di Universitas Lampung. Semoga Allah membalas
kebaikan bapak. Aaamiiin
5. Seluruh dosen di Jurusan Sosiologi dan di Unila yang telah membekali
ilmu dan pengetahuan serta motivasi baru yang penulis peroleh selama
kuliah.
6. Seluruh staf administrasi dan karyawan di FISIP Unila yang membantu
dan melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.
7. Ketiga orang tuaku, Ibu dan Ayahku yang sekarang serta alm. Ayahanda
ku tercinta yang selalu memberikan semangat, pengorbanan yang mungkin
tidak akan bisa kubalas kebaikan serta jasa- jasa mereka. Dan dengan doa
mereka yang tiada hentinya, aku dapat menyelesaikan karya ilmiah ku
yang menjadi syarat ku untuk mendapatkan gelar sarjana dan mendapatkan
ilmu bermanfaat.
9. Untuk kedua Adik ku terimakasih telah memberi semangat dan doanya,
udah jadi moodbosternya mas lewat mas sering isengin adek. Maaf ya dek
hehe.
10. Keluarga besarku Alm. Kakung dari keluarga mbah uti , dan Almh. Uti
dari keluarga alm. Ayah, serta Alm. Kakek dari ayahku yang sekarang
maaf kalo aku kelamaan kuliah nya, dan gak sempet liat aku menjadi
wisudawan. Serta untuk uti jogja, lampung yang selalu baik dan sabar
dengan cucu nya, terima kasih atas doa nya.
11. Untuk Sahabat-Sahabatku IA Lampung, Rumah gaming, Bang Rino, Nay,
Badia, Ewin, mbak eva, Tedi, Sandi, Yadi, Bayu, Si Om, Rasyid, Andre
dan teman teman yang lain yang tidak bisa kesebutkan satu persatu, terima
kasih telah menciptakan lingkungan pertemanan yang baik, menimba ilmu
bersama, sakit bersama senang pun bersama, kebersamaan kita sampai saat
ini sangat berharga.
12. Untuk Tim sukses ku, Pipit ndut, Arum, Ita, Juanda, Ola, Beny, Bejo a,
Bejo b, Danil, Conny, Puspita, Intan. Thankyou buat support kalian selama
ini.
13. Untuk noe, dan chia thankyou buat perhatian, semangat , dan support
kalianselama ini.
14. Keluarga Besar Sosiologi 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
dengan adanya kalian saya bertemu dengan teman baru dan punya
pengalaman baru, terima kasih untuk itu semua.
15. Kepada para informan dalam penelitian ini, terima kasih atas waktu dan
informasi dalam penelitian ini.
16. Seluruh pihak yang berperan besar dalam perjalanan penulis dalam
menulis skripsi ini, terima kasih banyak . Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga menjadi
lebih baik, namun penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Persepsi Masyarakat ............................................... 9
1. Pengertian Persepsi ....................................................................... 9
2. Pengertian Masyarakat ................................................................. 13
3. Pengertian PersepsiMasyarakat .................................................... 14
2.2 Tinjauan Musik Dangdut ..................................................................... 15
1. Pengertian Musik........................................................................... 15
2. Jenis-jenis Musik... ........................................................................ 16
2.3 Pengertian Musik Dangdut ................................................................... 31
2.4 Tinjauan Tentang Biduan Dangdut .. ................................................... 35
1. Pengertian Biduan Dangdut ........................................................... 35
2. Tampilan Biduan Dangdut ..... ....................................................... 36
3. Motivasi Biduan Dangdut .............................................................. 37
2.5 Tinjauan Tentang Organ Tunggal .. ..................................................... 38
1. Pengertian Organ Tunggal .. .......................................................... 38
2. Strategi Pemasaran Organ Tunggal ... ............................................ 39
2.6 Teori Interaksionisme Simbolik .......................................................... 40
2.7 Kerangka Pikir .................................................................................... 44
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian ..................................................................................... 45
3.2 Fokus Penelitian ................................................................................... 46
3.3 LokasiPenelitian ................................................................................... 46
3.4 Teknik Penentuan Informan ................................................................. 47
3.5 Sumber Data ......................................................................................... 48
3.6 TeknikPengumpulan Data .................................................................... 48
ii
3.7 TeknikAnalisis Data ............................................................................. 50
3.8 Teknik Keabsahan Data ... ................................................................... 51
IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah Singkat Kelurahan Gunung Terang … .................................... 54
4.2 Letak Keadaan Geografi ...................................................................... 56
4.3 Keadaan Penduduk .............................................................................. 57
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Profil Informan ...................................................................................... 62
5.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Biduan Dangdut ................................... 66
1. Persepsi Positif Masyarakat Terhadap Biduan Dangdut .................... 66
2. Pesepsi Negatif Masyarkat Terhadap Biduan Dangdut ...................... 67
5.3 Motivasi dan Cara Berpenampilan Biduan Dangdut Organ Tunggal ... 70
1. Motivasi Biduan Dangdut OrganTunggal .......................................... 70
2. Cara Berpenampilan Biduan Dangdut Organ Tunggal ....................... 72
5.4 Dampak Cara Berpakaian dan Aksi Panggung Biduan Dangdut
Organ Tunggal ........................................................................................ 77
1. Mendapat Perlakuan Yan Tidak Senonoh Dari Para Penyawer
dalam sebuah pementasan................................................................. 77
2. Sering dianggap Sebagai Wanita Bokingan ..................................... 77
5.5 Pembahasan ........................................................................................... 78
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 82
6.2 Saran ...................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Periode Kepala Kelurahan............................................................................ 56
2. Batas - Batas Wilayah Kelurahan Gunung Terang ...................................... 57
3. Jumlah Penduduk kelurahan Gunung Terang berdasarkan Jenis Kelamin .. 57
4. Keadaan Penduduk berdasarkan Agama ...................................................... 58
5. Keadaan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................. 59
6. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian ........................................ 60
7. Sarana dan Prasarana Kelurahan Gunung Terang ........................................ 61
8. Identitas Informan ........................................................................................ 65
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Proses Terjadinya Persepsi ........................................................................... 11
2. Skema kerangka pikir ................................................................................... 44
3. Analisis Data Model Interaktif ..................................................................... 51
4. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Gunung Terang .................... 55
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Napsirudin (2002) “seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan
oleh manusia”. Berbicara seni berarti kita akan berbicara tentang sesuatu yang
indah, yang bisa dinikmati oleh individu maupun orang banyak. Selain itu juga
seni bisa mengelitik emosi kita yang mengakibatkan, bisa marah, senang, sedih
serta bisa menimbulkan kesan yang berbagai macam perasaan dariseni itu sendiri.
Seni diciptakan untuk membawa kenikmatan, keindahan, kedamaian dari apa yang
telah kita lihat, dengar dan rasakan. Kesenian tersebut adalah sebagai sarana
ekspresi yang selalu mengalamai perkembangan dari masa dulu sampai sekarang.
Kesenian tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, dan akan
diwariskan kegenerasi berikutnya. Semua kesenian tersebut akan tetap hidup
apabila masyarakat penggunanya selalu eksis menjalankannya, kesenian tersebut
meliputi tari, teater, musik, lukisan dan lainya
Berbagai macam jenis kesenian yang hidup tumbuh dalam masyarakat, akan
selalu bergandengan dengan rutinitas dan kebiasaan masyarakat, sebagai
contohnya terkait dengan upacara adat dan agama, kesenian tersebut dapat kita
lihat salah satunya adalah musik. Menurut Djohan (2010) musik adalah aktivitas
budaya yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Musik merupakan salah
2
satu dari cabang seni yang berorientasi kepada bunyi. Musik sebagai sebuah karya
seni yang lahir melalui ekspresi para senimannya yang lahir melalui berbagai
macam media, seperti vokal dan instrument.
Jamalius dalam Sasrawan (2015), juga mengemukakan bahwa musik adalah suatu
hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur pokok
musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi
sebagai sumber kesatuan. Namun saat ini terdapat bentuk sajian musik yang lebih
diminati, yang dimaksud musik disini adalah musik organ tunggal yang pada saat
ini merajalela kemana-mana. Bentuk penyajian musik yang belakangan ini sangat
dinikmati oleh kawula muda adalah pertunjukan musik organ tunggal yang
banyak diselenggarakan dan hampir disetiap wilayah Indonesia.
Menurut Eka Titi Andaryani (2011) pada dasarnya bangsa Indonesia kaya akan
karya seni, budaya dan ragam musik. baik musik tradisional seperti:
karawitan/gamelan, rebana, gambang kromong dan lain-lain, maupun musik
internasional seperti : jazz, rock, pop, dan lain-lain. Dari keragaman musik
tersebut yang cukup mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia adalah musik
dangdut, karena dangdut kita ketahui merupakan musik yang sangat merakyat
bagi bangsa Indonesia.
Bentuk musik dangdut berakar dari musik melayu pada tahun 1940-an. Irama
melayu sangat kental dengan unsur aliran musik dari India dan gabungan dengan
irama musik dari arab. Nama dangdut sendiri bermula dari suara gendang yang
terdengar seperti “Dang” dan “Dut”. Unsur Tabuhan Gendang yang merupakan
3
bagian unsur dari Musik India digabungkan dengan Unsur Cengkok Penyanyi dan
harmonisasi dengan irama musiknya merupakan suatu ciri khas dari Irama Melayu
merupakan awal dari mutasi dari Irama Melayu ke Dangdut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Organ (musik) adalah alat musik
seperti piano yang menghasilkan nada dari udara yang dihembuskan ke dalam
pipa yang berbeda bentuk dan ukuran, alat musik yang nadanya dihasilkan melalui
dawai elektronik. Organ (keyboard electrik), organ ini dikatakan tunggal, karena
hanya menggunakan keybord tanpa menggunakan alat musik lain, organ ini
disambungkan kespeaker sehingga menghasilkan bunyi yang keras dan bisa
terdengar dari jarak yang cukup jauh.
Menurut Setiawan (2014), sejarah musik dangdut bermula pada tahun 1970- an,
musik berbasis India yang dimainkan orkes Melayu mengkristal menjadi dangdut.
Anggapan tentang dangdut sebagai music rakyat muncul di era ini. Semenjak itu
menjadi subjek yang tidak pernah pudar. Dangdut kemudian mendapat stigma
sebagai musik rakyat, dalam perkembangannya hal ini menjurus pada cap dangdut
sebagai musik asli Indonesia. Cap tersebut muncul dengan pertimbangan sebagian
besar penikmat musik dangdut adalah golongan menengah-kebawah yang sering
mendapat cap sebagai rakyat. Memasuki era ’90-an, Indonesia kembali dilanda
musik dari luar negeri seperti Reggae, Hip hop, dan mandarin. Meskipun begitu
dangdut tidak begitu saja musnah, justru dangdut menunjukkan kefleksibelannya
dengan melebur ke aliran-aliran musik baru tersebut tanpa menghilangkan unsur
asli musik dangdut. Dari tahun-ketahun musik dangdut mengalami perubahan
4
dari segi irama dan penampilan, itu terlihat dari cara berbusana bahkan goyangan
penyanyi dangdut koplo sekarang sangat menarik perhatian masyarakat.
Perkembangan musik dangdut kian terasa bahwa saat ini musik dangdut telah
menjadi salah satu bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Munculnya
beragam jenis musik dangdut yang menghiasi dunia hiburan lokal, menjadikan
dangdut sebagai salah satu identitas budaya lokal khas Indonesia. Pesatnya
perkembangan musik dangdut yang dikemas sedemikian rupa di berbagai media
elektronik maupun media cetak,seperti yang dapat kita saksikan saat inimaraknya
acara hiburan musik dangdut yang muncul dan menghiasi beberapa stasiun
televisi nasional.
Menurut Djohan (2009) “Persepsi adalah proses pengindraan atau menerima
kesan melalui indra”. Sedangkan menurut Slameto (2010) “Persepsi adalah proses
yang menyangkut masukkan pesan atau informasi ke dalam otak manusia”.
Melalui persepsi manusia bisa terus-menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan oleh indranya, yaitu indra penglihat,
pendengar, peraba, perasa dan pencium. Dengan adanya berbagai masalah di atas,
peneliti tertarik untuk memfokuskan penelitian ini pada persepsi masyarakat di
Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung
terhadap biduan dangdut organ tunggal.
Hampir semua pertunjukan organ tunggal menampilkan penyanyi wanita yang
biasanya disebut dengan “biduan”. Terkadang dalam penyajian organ tunggal ini
tidak mengutamakan suara yang merdu, namun lebih kepada postur tubuh serta
ditambah dengan kemampuan gerakan tubuh yang energik sesuai dengan irama
5
lagu atau musik serta dengan aksi panggung yang memukan penonton, aksi di atas
pentas tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang menyaksikanya.
Namun dibalik hiburan yang disuguhkan oleh orgen tunggal itu terdapat begitu
banyak efek negatif yang ditimbulkan oleh orgen tunggal itu sendiri. Dalam
aksinya orgen tunggal tidak hanya menyuguhkan lagu dangdut dan lagu daerah
tetapi juga menyuguhkan lagu-lagu remix, house, R N B, dan DJ yang bersifat
panas dan dinyanyikan oleh biduan berpakaian seksi dan disuguhkan dengan
goyangan yang panas.
Menurut pra riset yang peneliti lakukan di Kelurahan Gunung Terang Kecamatan
Langkapura Kota Bandar Lampung. Pada acara malam hari hanya dihadiri oleh
kaum pria saja yang mendominasi adalah remaja-remaja muda yang belum
berumah tangga dan para kaum laki-laki yang sudah berkeluarga, acara tersebut
dimulai pada jam 20.00 s./d. selesai. Semakin malam para biduan wanita sudah
mulai bernyanyi dengan tarian dalam bentuk goyangan masih biasa saja, namun
menjelang jam 23.00 sampai selesai pertunjukan semakain memanas, para biduan
biasanya mengganti pakaian yang lebih sexy dengan tarian serta goyangan
tubuhnya semakain erotis, yang tentu saja dapat menggugah hasrat para kaum
laki-laki.
Setiap ada pertunjukan organ tunggal yang biduannya terlihat cantik dan sexy,
penulis mengamati banyak sekali para penonton yang menyaksikan dan ikut
menari-nari di depan panggung. Penonton biasanya memberikan saweran, atau
uang untuk para biduan. Pada saat itu terjadi pelecehan seksual yang dilakukan
penonton kepada sang biduan dengan menyentuh bagian tubuh biduan dengan
6
sengaja, seperti menyentuh bagian pinggang bahkan dada biduan, sementara sang
biduan tidak mempermasalahkan tindakan tersebut. Apakah ini sudah dianggap
wajar pada setiap pertunjukan.
Bukan hanya itu, yang dulunya organ tunggal tersebut adalah sebagai hiburan
untuk para tamu undangan sekarang juga berfungsi sebagai salah satu hiburan
yang digunakan ajang berkumpulnya kaula muda untuk melakukan hal yang tidak
pantas dilakukan, seperti mabuk-mabukan, hal ini dikarenakan masyarakat yang
sudah salah mengartikan fungsi dari kesenian organ tunggal tersebut.
Kesenian organ tunggal digunakan sebagai hiburan masyarakat dan dinilai sebagai
salah satu bentuk pertunjukan musik yang bisa menghibur semua lapisan
masyarakat yang dapat membuat orang senang serta menikmatinya. Karena
pertunjukan organ ini lain dengan pertunjukan musik lain seperti campursari yang
hanya dapat mengiringi lagu-lagu tradisional Jawa sedangkan organ tunggal yang
hanya menggunakan sebuah alat musik saja yaitu sebuah organ kita dapat
mendengarkan berbagai jenis genre/aliran musik mulai dangdut, pop, keroncong
hingga musik dj yang sangat digemari oleh kaula muda maupun orang yang sudah
tua atau pertunjukan organ tunggal ini adalah pertunjukan musik yang mencakup
semua usia dari anak-anak hingga orang yang sudah berumah tangga. Karena
musiknya yang sangat energik dan semua aliran musik ini sudah terprogram di
dalam organ/keyboard itu sendiri. Kehadiran musik organ tunggal tersebut yang
sedikit demi sedikit telah menggeser keberadaan kesenian tradisional, seperti
kesenian tradisonal jathilan/ kuda lumping yang ada di Kelurahan Gunung Terang
Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung dan merubah jiwa para generasi
7
muda yang mulai meninggalkan kesenian tradisional yang sudah lama
dipertahankan oleh nenek moyang terdahulu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap biduan dangdut organ tunggal di
Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung
2. Bagaimana penampilan dan motivasi biduan dangdut organ tunggal pada
Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui, mengidentifikasi, menjelaskan, menafsirkan persepsi
masyarakat terhadap biduan dangdut organ tunggal di Kelurahan Gunung
Terang Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui penampilan dan motivasi biduan dangdut organ tunggal di
Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara akademik
a. Memberikan sumbangan pemikiran dan praktek ilmu Sosiologi
b. Hasil penelitian ini dapat memperkaya koleksi hasil penelitian dan
dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian yang serupa bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian.
8
2. Secara praktis
a. Dapat memberikan sumbangan saran dan informasi alternatif yang
dapat digunakan oleh pihak terkait.
b. Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan
penulisan skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan,
pengalaman dan menambah wawasan mengenai persepsi masyarakat
terhadap biduan dangdut organ tunggal.
c. Menumbuhkan sikap positif bagi remaja terhadap biduan dangdut
organ tunggal.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang Persepsi Masyarakat
1. Pengertian Persepsi
Menurut Djohan (2009) “Persepsi adalah proses pengindraan atau menerima
kesan melalui indra”. Sedangkan menurut Slameto (2010) “Persepsi adalah proses
yang menyangkut masukkan pesan atau informasi ke dalam otak manusia”.
Melalui persepsi manusia bisa terus-menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan oleh indranya, yaitu indra penglihat,
pendengar, peraba, perasa dan pencium.
Menurut Rackhmat (2011) persepsi merupakan pengalaman tentang obyek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Walgito (2002) persepsi
merupakan suatu proses yang didahului penginderaan yaitu proses stimulus oleh
individu melalui proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja,
melainkan stimulus tersebut diteruskan dan diproses selanjutnya merupakan
proses persepsi.
Manusia tidak lepas dari kegiatan berpersepsi, hampir setiap hari manusia
berpersepsi seperti persepsi ketika berkomunikasi dengan masyarakat, menguus
10
perizinan, bertemu dengan petugas instansi dan sebagainya. Mulyana (2005)
menyebutkan secara garis besar persepsi manusia dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Persepsi terhadap obyek (lingkungan fisik); sifat-sifat luar, sedangkan
persepsi terhadap orang menaggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan,
motif, harapan, dan sebagainya). Orang akan mempersepsi anda pada saat
anda mempersepsi mereka. Dengan kata lain, persepsi terhadap manusia
bersifat interaktif.
b. Persepsi terhadap manusia; melalui lambing-lambang fisik, sedangkan
persepsi terhadap orang melalui lambing-lambang verbal dan nonverbal.
Orang lebih aktif daripada kebanyakan obyek dan leih sulit diramalkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi, sebagai berikut
menurut Rakhmat (2011), yaitu:
a. Faktor-faktor fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut
sebagai faktor-faktor personal. Krech dan Crutchfiel (dalam Rakhmat, 2011)
merumuskan dalil persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti
bahwa obyek-obyek yang mendapat tekanan dalam persepsi biasanya obyek-
obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
b. Faktor-faktor struktural Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi
berasal dari luar individu, seperrti lingkungan, budaya, hukum yang berlaku,
nilai-nilai dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam
mempersepsikan sesuatu.
11
Adapun proses terjadinya persepsi secara umum dapat dilihat pada skema
dibawah ini:
Gambar 1. Proses Terjadinya Persepsi
Sumber :Data Olahan Dari Hamka(2002)
PROSES FISIK
Proses ditangkanya
stimulus oleh indera
manusia
PROSES FISIOLOGIS
Proses diteruskannya
stimulus yang diterima
oleh reseptor (alat
indera)melalui saraf-saraf
sensoris
PROSES PSIKOLOGIK
Proses timbulnya
kesadaran individu
tentang stimulus yang
diterima reseptorsensoris
PROSES PERSEPSI
Tanggapan dan
Perilakusensoris
12
Keadaan mempersepsi yang terbentuk dalam proses tersebut akan terus menerus
dipengaruhi arus informasi baru dari lingkungannya, yang di dalamnya
menyangkut proses penginderaan yang perifeer terhadap sekitarnya dan
selanjutnya melahirkan suatu bentuk yang holistik dan dalam konstansi tinggi,
yang berlaku juga pada tempat dan obyek lain (Osgood dalam Simanuhuruk,
2003).
Menurut Robbins (2002) Persepsi bisa dibedakan menjadi 2 :
a. Persepsi Positif
Persespsi positif merupakan penilaian individu terhadap suatu objek atau
informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan
dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.
b. Persepsi Negatif
Persepsi negatif merupakan persepsi individu terhadap objek atau informasi
tertentu dengan pandangan yang negatif , berlawanan dengan yang
diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi
sebagai suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui
alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memberikan
pandangan, memahami dan dapat mengartikan tentang stimulus yang diterimanya.
Proses menginterpretasikan ini biasanya dipengaruhi oleh pengalaman dan proses
belajar individu.
13
2. Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan istilah yang sangat lazim digunakan untuk menyebut suatu
kesatuan-kesatuan manusia yang berasal dari bahasa Arab yaitu Syaraka yang
berarti ikut serta, berpartisipasi, yang kemudian mengalami perubahan dalam
bahasa Indonesia menjadi masyarakat. Masyarakat adalah suatu system adat
istiadat tertentu yang bersifat continue dan saling terikat oleh suatu rasa dan
identitas yang sama dalam dirinya (Koentjoroningrat, 2000)
Pengertian lain muncul dari August Comte (dalam Syani, 2002) yang
mendefinisikan masyarakat sebagai sutau kelompok-kelompok makhluk hidup
dengan realitas-realitas yang baru yang berkembang menurut hokum-hukumnya
seniri dan berkembang menurut pola perkembangan sendiri. Manusia terikat
kelompok karena rasa sosial yang serta merta dan kebutuhannya. Sedangkan
menurut Mac Iver dan Page (dalam Basrowi, 2005) mengatakan bahwa
masyarakat merupakan suatu system dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang
serta kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan
tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Masyarakat merupakan jalinan
hubungan sosial yang bersifat selalu berubah.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang
cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
14
3. Pengertian Persepsi Masyarakat
Persepsi Masyarkat adalah proses dimana seseorang memperoleh informasi dari
lingkungan sekitar. Persepsi merupakan suatu hal yang aktif. Persepsi
memerlukan pertemuan nyata dengan suatu benda dan juga membutuhkan proses.
kognisi serta afeksi. Persepsi membantu individu untuk menggambarkan dan
menjelaskan apa yang dilakukan oleh individu (Halim, 2005)
Persepsi Masyarakat merupakan pengalaman mengenai objek, peristiwa, atau
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan yang
melibatkan sensasi, atensi, ekspetasi, motivasi dan memori (Rakhmat dalam Setia
Budi, 2005)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat menurut Robbins
(2001), yaitu:
a) Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu.
b) Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang diamati dapat
mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Target tidak dipandang dalam keadaan
terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi
persepsi seperti kecendrungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang
berdekatan atau yang mirip
c) Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa
sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita.
15
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat
adalah tanggapan atau pengetahuan lingkungan dari kumpulan individu-individu
yang saling bergaul berinteraksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma,
cara-cara dan prosedur merupakan kebutuhan bersama berupa suatu sistem adat-
istiadat yang bersifat kontinue dan terikat oleh suatu identitas bersama yang
diperoleh melalui interpretasi data indera.
2.2 Tinjauan tentang Musik Dangdut
1. Pengertian Musik
Menurut Djohan (2010) musik adalah aktivitas budaya yang sangat akrab dengan
kehidupan manusia. Musik merupakan salah satu dari cabang seni yang
berorientasi kepada bunyi. Musik sebagai sebuah karya seni yang lahir melalui
ekspresi para senimannya yang lahir melalui berbagai macam media, seperti vokal
dan instrument.
Jamalius dalam Sasrawan (2015), juga mengemukakan bahwa musik adalah suatu
hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur pokok
musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi
sebagai sumber kesatuan. Namun saat ini terdapat bentuk sajian musik yang lebih
diminati, yang dimaksud musik disini adalah musik organ tunggal yang pada saat
ini merajalela kemana-mana. Bentuk penyajian musik yang belakangan ini sangat
dinikmati oleh kawula muda adalah pertunjukan musik organ tunggal yang
banyak diselenggarakan dan hampir disetiap wilayah Indonesia.
16
2. Jenis-Jenis Musik
Menurut Husnah, 2011 ada beberapa jenis-jenis musik, diantaranya :
a. Musik Klasik
Musik klasik biasanya merujuk pada musik klasik Eropa, tapi kadang juga
pada musik klasik Persia, India, dan lain-lain. Musik klasik Eropa sendiri
terdiri dari beberapa periode, misalnya barok, klasik, dan romantik. Musik
klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat
di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra,
mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.
Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik
populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak
sekitar abad ke-16. Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk
memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan,
metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini
membatasi adanya praktek-praktek seperti improvisasi dan ornamentasi ad
libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan
musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer.
Dahulu musik klasik di Eropa terutama digunakan untuk keperluan lagu di
Gereja ataupun lagu untuk pengiringan Raja. Sejalan dengan perkembangan,
mulai juga bermunculan musik klasik yang digunakan untuk keperluan lain,
seperti misalnya musik klasik yang menggambarkan visual secara audio,
contohnya lagu Cat and Mouse yang menggambarkan kucing mengejar tikus.
17
b. Blues
Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik
yang diciptakan terutama dalam Afrika-Amerika masyarakat di Deep South
Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dari spirituil, lagu kerja, hollers
lapangan, teriakan, dan narasi sederhana berirama balada. The blues di mana-
mana dalam bentuk jazz, R&B, dan rock n roll dicirikan oleh progresif kord
tertentu dengan bar blues dua belas progresi akord yang paling umum dengan
catatan biru, mencatat bahwa untuk tujuan ekspresif yang dinyanyikan atau
dimainkan secara bertahap rata atau menekuk (minor 3 untuk 3 besar)
sehubungan dengan lapangan dari skala besar.
Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain
seperti lirik tertentu, garis bass dan instrumen. Blues dapat dibagi menjadi
beberapa subgenre mulai dari negara untuk blues perkotaan yang lebih atau
kurang populer selama periode yang berbeda dari abad ke-20. Paling dikenal
adalah Delta, Piedmont, dan gaya blues Chicago. Perang Dunia II menandai
transisi dari akustik ke electric blues dan pembukaan progresif musik blues ke
khalayak yang lebih luas. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terbentuk suatu
hibrida yang disebut revolusi blues rock.
Istilah "blues" mengacu pada "Blues Devil", yang berarti melankolis dan
kesedihan, penggunaan awal istilah dalam pengertian ini ditemukan pada
George Colman s 'satu babak sandiwara Blue Devils (1798). Meskipun
penggunaan frase dalam musik Amerika Afrika mungkin lebih tua, telah
dibuktikan sejak tahun 1912, ketika Hart Wand s '" Dallas Blues "menjadi hak
18
cipta pertama komposisi blues. Lyrics frase sering digunakan untuk
menggambarkan suasana hati tertekan. Musik blues berangkat dari musik-
musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas mantan budak-budak
Afrika di AS. Penggunaan blue note dan penerapan pola call-and-response (di
mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan
kalimat keduanya bisa dianggap sebagai "jawaban" bagi kalimat pertama)
dalam musik dan lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang
berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues Lovers lahir. Mereka
menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin album.
Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer
Amerika dan Barat yang baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz,
"blues rock", "electric blues", bluegrass, rhythm and blues, rock and roll, hip-
hop, dan country, "reggae", serta musik rock konvensional.
c. Keroncong
Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga
sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen
musik keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Asal-usul Akar
keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang
diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad
ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali
di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku.
Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan
serta-merta berarti hilang pula musik ini.
19
Bentuk awal musik ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti
polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun
kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik
dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu.
Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara,
seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar
abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di
Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini
berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat
masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak
1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga
sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan
dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga
sekarang.
d. Jazz
Jazz bisa sangat sulit untuk menentukan karena membentang dari waltz
Ragtime untuk fusi era tahun 2000-an. Meskipun banyak upaya telah
dilakukan untuk menentukan jazz dari sudut pandang di luar jazz, seperti
menggunakan sejarah musik Eropa atau musik Afrika, kritikus jazz Joachim
Berendt berpendapat bahwa semua upaya tersebut tidak memuaskan. Salah
satu cara untuk berkeliling masalah definisi adalah untuk mendefinisikan jazz
"istilah" lebih luas. Berendt mendefinisikan jazz sebagai bentuk "seni musik
yang berasal dari Amerika Serikat melalui konfrontasi orang kulit hitam
dengan musik Eropa", ia berpendapat bahwa jazz berbeda dari musik Eropa
20
dalam jazz yang memiliki hubungan "khusus untuk waktu, yang didefinisikan
sebagai 'ayunan' "," sebuah spontanitas dan vitalitas produksi musik di mana
improvisasi memainkan peran ", dan" kemerduan dan cara ungkapan yang
cermin individualitas dari musisi jazz melakukan ".
Travis Jackson juga mengusulkan definisi yang lebih luas dari jazz yang
mampu mencakup seluruh era yang berbeda secara radikal: ia menyatakan itu
adalah musik yang mencakup kualitas seperti "berayun", improvisasi, interaksi
kelompok, mengembangkan sebuah" suara individu, dan menjadi 'terbuka'
untuk kemungkinan musik yang berbeda Krin Gabbard mengklaim bahwa"
jazz adalah membangun "atau kategori yang, sementara buatan, masih berguna
untuk menunjuk" sejumlah musics dengan cukup umum harus dipahami
sebagai bagian dari sebuah tradisi yang koheren ". Sementara jazz mungkin
sulit untuk menentukan, improvisasi jelas salah satu elemen kunci. Awal blues
pada umumnya terstruktur sekitar pola panggilan-dan-respon yang berulang,
unsur umum dalam tradisi lisan Afrika Amerika. Suatu bentuk musik rakyat
yang meningkat di bagian dari lagu kerja dan bidang hollers Hitam pedesaan,
blues awal juga sangat improvisasi.
Fitur-fitur ini mendasar dengan sifat jazz. dalam unsur-unsur musik klasik
Eropa interpretasi, ornamen dan pendampingan kadang-kadang kiri ke
kebijaksanaan yang berprestasi itu, tujuan utama adalah pemain memainkan
komposisi seperti yang tertulis. Dalam jazz, Namun, pemain ahli akan
menafsirkan sebuah lagu dengan cara yang sangat individu, tidak pernah
memainkan komposisi yang sama persis dengan cara yang sama dua kali.
21
Tergantung mood pemain dan pengalaman pribadi, interaksi dengan sesama
musisi, atau bahkan anggota audiens, seorang musisi jazz / pemain dapat
mengubah melodi, harmoni atau waktu penandatanganan di akan. musik klasik
Eropa telah dikatakan media komposer. Jazz, namun, sering ditandai sebagai
produk kreativitas egaliter, interaksi dan kolaborasi, menempatkan nilai yang
sama pada kontribusi dari komposer dan pelaku, 'tangkas berat [ing] klaim
masing-masing komposer dan improvisasi.
e. Rock
Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum
pada pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik
country dari tahun 40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya,
musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk
musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.
Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar
akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section
dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an,
synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika bergaya
blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk
murninya, musik rock "mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan
mencolok dan melody yang menarik". Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an,
musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan
musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues
menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion.
22
Pada tahun 70an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik
latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-
kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive
rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk
New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat
grunge, Britpop, indie rock dan nu metal. Sebuah kelompuk pemusik yang
mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock
group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar,
penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum),
membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua
posisi diatas dan/atau menggunakan pennyanyi utama sebagai pemain alat
musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya
memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang
keyboardist (pemain kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik
bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti saksofon, trompet atau
trombon.
f. Country
Musik country adalah campuran dari sejumlah unsur musik Amerika yang
berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia.
Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik gospel,
dan berkembang sejak tahun 1920-an. Istilah musik country mulai dipakai
sekitar tahun 1940-an untuk menggantikan istilah musik hillbilly yang
berkesan merendahkan. Pada tahun 1970-an, istilah musik country telah
menjadi istilah populer. Istilah lain untuk genre musik ini adalah country and
23
western, namun sudah semakin jarang dipakai kecuali di Britania Raya dan
Irlandia.
Karier Elvis Presley berawal dari musik berirama country sebelum menjadi
raja rock and roll. Salah satu julukan baginya adalah The Hillbilly Cat. Elvis
juga pernah menjadi bintang tamu tetap di acara radio milik Louisiana Hayride
salah seorang penyanyi country, Garth Brooks tercatat sebagai artis solo
terlaku dalam sejarah industri rekaman AS. Ia telah menjual lebih dari 200 juta
rekaman. Taylor Swift adalah musisi country yang paling dikenal di Dunia &
Indonesia saat ini. asalmulanya, Imigran yang tiba di Amerika Utara dan
menetap di selatan Pegunungan Appalachia membawa serta alat musik dari
Eropa berikut irama musik yang telah dikenal mereka selama 300 tahun.
Orang Irlandia membawa fiddle (biola), orang Jerman membawa alat musik
petik dulcimer, orang Italia membawa mandolin, orang Spanyol membawa
gitar, dan orang Afrika membawa banjo. Interaksi antarmusisi dari berbagai
kebangsaan menghasilkan musik khas Amerika Utara. Di awal abad ke-20,
grup musik Appalachia menggunakan alat musik seperti fiddle, gitar, dan
banjo. Bentuk awal musik country dan rekaman musik jenis ini sering disebut
musik rakyat Amerika Utara (old-time music)
g. Reggae
Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut
"Burru" yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut "talking drums" (drum
yang bicara) yang asli dari Africa Barat. "Jonkanoo" adalah musik budaya
campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle
24
(alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi
penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang
belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan
drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago
datang membawa Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan
diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran
baru yang disebut Mento.
Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo,
tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian
populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika
pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa
dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an
sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh
Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band
dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat "bop". Ska
kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian "skankin"
pada awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the
Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai
pencipta "ska". Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya
pada pertengahan 60an memunculkan "Rock Steady" yang punta tune bass
berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan menjadi
musik dance Jamaika pertama di 60an.
25
Bob Marley tentunya adalah bintang musik "dunia ketiga" pertama yang jadi
penyanyi group Bob Marley &The Wailers dan berhasil memperkenalkan
reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang
sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley.
Ditambah lagi dengan hadirnya "The Harder they Come" pada tahun 1973,
Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian
memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti
Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita
Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah
jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk
menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari
ska yang menjadi elemen style American R&B dan Carribean.
Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music, musik gereja
Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu kerja tanam, dan
bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling alami yang sering
dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum
tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di Mystic Revelation of
Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh
paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia
dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962,
buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan Black Power di US
kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun
terjadi seiring perkembangan.
26
Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal
dari New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari
New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik
lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas -
pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi
populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik,
merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya
diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi sekuat
Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam dari
Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada
dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum,
tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan
mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik
bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai,
kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.
h. R&B
R&B (ditulis juga RnB, singkatan dari rhythm and blues) adalah genre musik
populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan blues, yang pertama kali
diperkenalkan oleh pemusik Afrika-Amerika. Istilah ini pertama kali dipakai
sebagai istilah pemasaran dalam musik di Amerika Serikat pada tahun 1947
oleh Jerry Wexler yang bekerja pada majalah Billboard. Istilah ini
menggantikan istilah musik ras dan kategori Billboard Harlem Hit Parade
pada Juni 1949. [2] Tahun 1948, RCA Victor memasarkan musik kulit hitam
dengan nama Blues and Rhythm. Frasa tersebut dibalik oleh Wexler di
27
Atlantic Records, yang menjadi perusahaan rekaman yang memimpin bidang
R&B pada tahun-tahun awal.
Sejarah Pada tahun 1948, perusahaan rekaman RCA Victor memasarkan
musik kaum kulit hitam yang disebut Blues and Rhythm. Pada tahun yang
sama, Louis Jordan mendominasi lima besar tangga lagu R&B dengan tiga
lagu, dan dua dari lagunya berdasar pada ritme boogie-woogie yang terkenal
pada tahun 1940-an. Band Jordan, Tympany Five (1938) terdiri dari dirinya
sebagai vokal dan pemain saksofon beserta musisi-musisi lain sebagai pemain
trompet, saksofon tenor, piano, bas, dan drum.
i. Ska
Ska adalah genre musik yang berasal di Jamaika pada akhir 1950-an, dan
merupakan pendahulu rocksteady dan reggae. Ska menggabungkan unsur-
unsur musik mento dan musik kalipso dari Karibia dengan jazz dan rhythm
and blues dari Amerika Serikat. Ciri khas musik ini adalah jalur bass berjalan
dengan aksentuasi pada ritme upbeat. Pada awal 1960-an, ska adalah genre
musik yang dominan di Jamaika dan popular di kalangan para mod di Britania
Raya. Musik ini kemudian populer di kalangan skinhead. [Sejarah ska
umumnya dibagi menjadi tiga periode: ska asli Jamaika dari tahun 1960-an
(gelombang pertama), kebangkitan ska 2 Tone Inggris pada akhir 1970-an
(gelombang kedua), dan gerakan ska gelombang ketiga yang dimulai pada
1980-an, dan meraih kepopuleran di Amerika Serikat pada 1990-an. Ada
berbagai teori yang berbeda-beda menganai asal usul kata ska. Ernest Ranglin
mengklaim bahwa istilah ska diciptakan oleh musisi untuk menyebut suara
28
petikan gitar yang digaruk, "skat!skat! skat!"Menurut penjelasan lainnya,
dalam sesi rekaman tahun 1959 di bawah produser Coxsone Dodd, pemain
dobel bass Cluett Johnson menginstruksikan kepada gitaris Ranglin untuk
"memainkannya seperti ska, ska, ska. " Meskipun penjelasan ini disangkal
sendiri Ranglin yang membantah "Instruksi itu tidak cukup untuk memberi
tahu apa yang harus kumainkan!" Teori lebih lanjut mengatakan ska berasal
dari kata skavoovie yang sering diucapkan Cluett Johnson ketika menyambut
rekan-rekannya. Jackie Mittoo bersikeras bahwa musisi ska menyebut ritme
yang mereka mainkan sebagai Staya Staya, dan Byron Lee adalah tokoh yang
memperkenalkan istilah 'ska'.
j. Funk
Funk adalah sebuah aliran musik yang mengandung unsur musik tarian
Afrika-Amerika. Umumnya musik funk dapat dikenali lewat ritme yang sering
terpotong singkat, bunyi gitar ritme yang tajam, perkusi yang dominan,
pengaruh jazz yang kuat, irama-irama yang dipengaruhi musik Afrika, serta
kesan gembira yang didapati saat mendengarnya. Akar funk dapat ditelusuri
hingga jenis rhythm and blues dari daerah Louisiana pada tahun 1960-an.
Aliran musik ini terkait dekat dengan musik soul serta jenis musik turunan
lainnya seperti P-Funk dan Funk Rock.
k. Heavy metal
Heavy metal adalah sebuah aliran musik rock yang berkembang pada 1970-an.
Aliran musik ini mengutamakan gitar yang cukup banyak. Sejarahnya, Nama
Heavy metal digagas oleh Band Hard Rock Tahun 60'an Steppenwolf, dalam
29
lagu mereka yang berjudul 'Born To Be Wild' (ada di baris kedua bait kedua).
"I like smoke and lightning Heavy metal thunder Racin' with the wind And the
feelin' that I'm under". Tapi istilah itu belum dipakai secara tepat sampai pada
tahun 1970, ketika Black Sabbath merilis album debut album mereka yang
berjudul ' Black Sabbath'. Dari tahun 1960-an atau bisa disebut Blues Rock
seperti Led Zeppelin, AC/DC Classic metal dan disekitar 60an sampai 70'an
atau disebut Classic Rock seperti Black Sabbath, Blue Oyster Cult, Deep
Purple, Alice Cooper. Permainan Classic metal. Musiknya dikendalikan
olehriff yang lebih bluesy.
Heavy Metal awal 70'an digawangi oleh band-band seperti Led Zepplin, Black
Sabbath, dan Deep Purple, Heavy Metal pada era tersebut masih dipengaruhi
oleh elemen Blues yang kental. Judas Priest mengembangkan genre ini dengan
menghilangkan unsur blues dan lebih mengandalkan distorsi, beat yang lebih
cepat, dan harmoni. Pada akhir 70'an munculah New Wave oF British Heavy
Metal yang dipelopori Motorhead, NWOBHM menggabungkan Punk dan
Heavy Metal. Band-band NWOBHM lainya adalah Iron Maiden, Saxon,
Venom, Diamond Head, dan lain lain.
l. Hip Hop
Hip Hop adalah bentuk ekspresi musik dan subkultur artistik yang berasal dari
masyarakat Afrika-Amerika dan Hispanik-Amerika selama tahun 1970 di New
York City, khususnya dalam Bronx. Istilah ini sering merujuk pada pinggul
hop, yang terdiri dari puisi yang diucapkan - bukan sung - lebih baik berperan
rekaman asli atau dicampur dengan sampel suara asli baru dari drum mesin,
30
dan / atau instrumen lainnya. Namun, budaya telah berkembang jauh
melampaui akar aslinya, dan sekarang dianggap sebagai subkultur rap di
seluruh dunia yang terdiri, DJing, tari hip hop, dan seni grafiti - yang dikenal
secara kolektif sebagai "Four Pillars of Hip Hop".
Pihak Blok DJ Kool Herc di 1520 Sedgwick Avenue, di mana Herc akan
mencampur sampel dari catatan yang ada dengan teriakan sendiri kepada
orang banyak dan penari, umumnya dianggap tempat kelahiran hip hop. Kool
Herc dikreditkan sebagai 'ayah' dari bentuk seni. DJ Afrika Bambaataa Bangsa
Zulu hip-hop kolektif diuraikan empat pilar budaya hip hop. MCing, DJing, B-
boying dan menulis grafiti Sejak kemunculannya pada Bronx Selatan, budaya
hip hop telah menyebar ke kedua komunitas perkotaan dan pinggiran kota di
seluruh dunia. musik Hip hop pertama kali muncul dengan Kool Herc dan
disc jockey kontemporer dan penurut membuat ketukan ritmis dengan istirahat
perulangan (porsi kecil lagu menekankan perkusif sebuah pola) pada dua
turntable, lebih sering disebut sebagai sampling. Ini kemudian disertai dengan
"rap", gaya berirama nyanyian atau puisi disajikan dalam 16 bar atau tindakan
frame waktu, dan beatboxing, teknik vokal terutama digunakan untuk meniru
elemen perkusif musik dan efek teknis berbagai hip hop DJ. Sebuah bentuk
asli dari gaya menari dan tertentu dari gaun muncul di kalangan penggemar
dari musik baru. Elemen-elemen ini mengalami perbaikan yang cukup besar
dan pengembangan selama sejarah budaya.
31
m. Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di
Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an.
Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-
unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok
dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an
membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya
penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an
dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer.
Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk
musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop,
bahkan house musik.
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan
tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) musik India. Putu Wijaya
awalnya menyebut dalam majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu
Boneka dari India adalah campuran lagu Melayu, irama padang pasir, dan
"dang-ding-dut" India. Sebutan ini selanjutnya diringkas menjadi "dangdut"
saja, dan oleh majalah tersebut digunakan untuk menyebut bentuk lagu
Melayu yang terpengaruh oleh lagu India.
2.3 Pengertian Musik Dangdut
Menurut Andaryani (2011), Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik
yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada
tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk
32
pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab
(pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun
1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya
penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an
dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer.
Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik
lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house
music. Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu,
meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya.
Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla
(dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi
dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel
majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan
masyarakat kelas pekerja saat itu.
Musik dangdut adalah jenis irama musik yang cukup merakyat berpengaruh dalam
musik Indonesia. Ciri khas irama musik ini ditandai oleh permainan gendang
kembar yang menghasilkan bunyi dang dan dut. Pukulan tetap bunyi kendang
rangkap yang memberikan bunyi dang pada hitungan 4 dut pada hitungan 1 dari
birama berikut. Diperkirakan irama musik ini merupakan paduan irama Melayu
Deli, musik kasidah dan irama tabla dari India (Suharto, 1992). Lebih lanjut Pono
Banue (2003), menjelaskan bahwa dangdut adalah cemooh atau kata ejekan bagi
Orkes Melayu dengan gaya Hindustan yang mengikutkan suara tabla (gendang
India) dengan cara membunyikan tertentu sehingga terdengar suara “dangduut”,
33
dikenal sebagai Orkes Melayu gaya baru guna membedakan dengan Orkes
Melayu asli dari pantai timur Sumatra (Deli, Riau, dan sekitarnya di samping
Malaysia). Pengganti alat musik tabla menggunakan bongo atau kendang
tradisional setempat.
Ciri khas utama musik dangdut yang paling menonjol adalah berupa hentakan-
hentakan yang dinamis dan hentakan-hentakan tersebut dihasilkan dari bunyi
kendang atau ketipung. Ciri lainnya yaitu pada pembawaan yang selalu
menggunakan cengkok mendayu-ndayu serta menggunakan unsur irama Melayu
yang selalu diikuti detak gendang. Tema lagu dangdut mengangkat kenyataan
hidup masyarakat sehari-hari yang disampaikan secara lugas dan tidak
ditutuptutupi sehingga dapat diterima khalayak dan terasa lebih dekat dengan
masyarakat. (Andaryani, 2011)
Dalam perkembangannya, musik dangdut mulai terkenal pada tahun 1960- an
dengan munculnya seorang penyanyi asal Jakarta bernama Ellia Khadam yang
mengembangkan suatu gaya nyanyian yang “setia” pada produk Orkes Melayu,
dan menciptakan suatu irama dan suara baru (dengan instrumen India, Arab, dan
gendang Indonesia, suling bambu) yang meminjam dari musik dalam film-film
India yang membanjir pada masa itu. Ia (Ellia Khadam) memasukkan suatu
dinamisme dan sensualitas yang unik ke dalam musiknya, dan denyutannya dalam
sebuah lagu hits “boneka dari India” (syairnya ditulis oleh Hussein Bawafie tahun
1956).
Lagu “boneka dari India” yang dipopulerkan oleh Ellia Khadam ini merupakan
tonggak cikal bakal musik dangdut asli Indonesia (Dloyana Kesumah 1995) meski
34
kala itu nuansa unsur India masih sangat mendominasi. Di akhir tahun 1960- an,
bermunculan berbagai kelompok musik yang mengadakan inovasi terhadap musik
Melayu (musik dangdut). Mereka memasukkan beberapa elemen musik Melayu
Deli dan keroncong tradisional dalam karya mereka. Tahun 1973, Rhoma Irama
dengan kelompok Sonetanya membuat perombakan baik dalam hal syair maupun
instrumen musik dangdut, yaitu berupa paket da‟wah dengan tujuan selain musik
dangdut sebagai pelepas lelah dan hiburan, juga digunakan sebagai media untuk
menyampaikan pesan. Tahun 1980- an bergerak mengikuti kemajuan jaman yang
menuntut manusia lebih dinamis, maka bermunculan bintang-bintang dangdut
yang membuat karya musiknya sesuai dengan latar belakang pemusiknya, seperti
Reynold Panggabean membaurkan disco ke dalam musik dangdutnya, dan Rhoma
Irama yang terus menciptakan karyanya dengan menghadirkan rock dangdut yang
semakin mampu membius masyarakat di seluruh Indonesia. Tentunya
keberhasilan karya-karya pemusik dangdut tersebutsemakin mempopulerkan
musik dangdut dan semakin menunjukan bahwa musik dangdut adalah musik
yang diinginkan masyarakat Indonesia.
Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik yang
lain. Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang
didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam
arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari
Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya:
tarlingdut. Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik
dangdut. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti
jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai suatu
35
bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi
Kempot), atau zapin. Mudahnya dangdut menerima unsur „asing‟ menjadikannya
rentan terhadap bentukbentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap
lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi Dangdut, misalnya,
adalah “bajakan” lagu yang populer dari Venezuela.
2.4 Tinjauan tentang Biduan Dangdut
1. Pengertian Biduan Dangdut
Dalam organ tunggal selalu menampilkan penyanyi wanita yang biasanya disebut
„biduan‟ sebagai pengisi acara. Dalam organ tunggal biasanya biduan tidak harus
dituntut untuk mempunyai suara yang bagus, namun lebih kepada paras yang
cantik, tubuh yang seksi, dan mempunyai goyang tubuh yang menarik perhatian
bagi para penontonnya. Aksi goyangannya itu yang menjadi daya tarik tersendiri
bagi penonton yang turut menyaksikanya. Biduan muncul sebagai salah satu
bagian dari pengisi acara hiburan yang diadakan oleh masyarakat, biasanya
dengan mengundang orkes melayu. Pada kampanye politik,pesta pernikahan
seringkali biduan dihadirkan sebagai salah satu pengisi acara agar dapat
meramaikan suasana. Lagu dangdut yang dibawakan oleh biduan disertai dengan
goyangan yang enerjik dapat membuat para penonton gembira dan ikut terbawa
untuk turut berjoget bersama.
Rudy MY (2008) yang menjelaskan dalam definisi umum, bahwa penyanyi adalah
orang yang melantunkan lagu atau nyanyian. Namun, pada era sekarang definisi
penyanyi adalah “jenderal pementasan” yang memimpin sebuah acara pementasan
musik. Karenanya, penyanyi sekarang dituntut harus menguasai berbagai teknik
36
yang berhubungan dengan pementasan, seperti teknik komunikasi yang dapat
menarik perhatian penonton.
Dalam paparan diatas dapat diartikan bawwa biduan adalah penyanyi yang
bermain bersama dengan organ tunggal atau orkes melayu. Biasanya biduan tidak
harus dituntut untuk mempunyai suara yang bagus, namun lebih kepada paras
yang cantik, tubuh yang seksi, dan memiliki goyangan yang menarik perhatian
bagi para penontonnya.
2. Tampilan Biduan Dangdut
Musik dangdut merupakan musik khas Indonesia yang digandrungi oleh banyak
orang. Namun esensi dari musik dangdut itu kerap tercederai atas tindakan
penyanyinya yang berpenampilan seksi dengan bergoyang seronok. Biduan
dangdut harus tampil untuk menarik perhatian, serta tidak mengesampingkan
keindahan suara saat bernyanyi.
Pakaian biduan dangdut yang seksi seringkali untuk menghibur khalayak.
Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dari banyak orang, tak sedikit pula
artis dangdut yang berlebihan hingga berpenampilan sangat seksi. Para biduan itu
bahkan rela menunjukkan lekuk tubuhnya, berpakaian tipis dan ketat yang bikin
gerah penonton.
Sejumlah penyanyi dangdut menyampaikan, penampilan seksi dan goyang nakal
yang ditampilkan semata-mata atas permintaan. Baik permintaan langsung dari
tuan rumah atau pimpinan kelompok musik. Selain itu, pertimbangan lain
berpenampilan seksi atas permintaan pasar.
37
Sampai saat ini jurus jitu memikat pasar selain mengandalkan kualitas bermain
musik para personilnya, penampilan para penyanyi pun menjadi magnet tersendiri.
Tak jarang pertunjukan musik dangdut dengan kualitas suara penyanyinya pas-
pasan, tetapi karena berani bergoyang dan tampil seksi, maka semakin laris
tanggapan kelompok musik tersebut. Namun, penampilan yang melewati batas
dapat memicu permasalahan sosial lainnya muncul, seperti kekerasan, pencabulan,
dll. Oleh sebab itu diperlukan pembinaan dan peraturan yang mengikat terhadap
biduan dangdut.
3. Motivasi Biduan Dangdut
Beragam alasan seseorang dalam menentukan masa depannya untuk lebih baik.
Begitu juga dialami oleh seorang biduan dangdut, terdapat berebagai alasan yang
membuat nya mempertahankan profesinya. Mulai dari ingin menjadi terkenal
(artis) sampai hanya ingin menambah pemasukan (keuangan) harian saja. Mereka
memiliki alasan yang berbeda setiap individunya. Oleh sebab itulah motivasi ini
menarik diteliti lantaran mempengaruhi penilaian orang lain terhadap profesi
biduan dangdut, khususnya biduan dangdut organ tunggal.
Bayaran mementas (tampil) yang diperoleh para biduan relatif berbeda satu sama
lain. Bayaran ini dipengaruhi oleh kualitas biduan dangdut dalam mengemas
penampilannya. Biduan dituntut memiliki suara dan goyangan yang khas untuk
menarik minat penonton. Semakin dikenal suara dan goyangannya maka akan
membuat biduan semakin terkenal. Oleh sebab itu bayaran sekali mementas
(tampil) akan semakin besar bila penonton merasa senang dengan penampilannya.
38
Biduan dangdut mencari saweran untuk menambah pemasukannya dalam sekali
mementas. Saweran dilakukan oleh penonton kepada biduan dangdut agar bisa
bernyanyi dan bergoyang bersama. Saweran dapat meningkatkan semangat biduan
dalam berpentas. Dengan adanya saweran pendapatan biduan dangdut dapat
bertambah.
2.5 Tinjauan tentang Organ Tunggal
1. Pengertian Orgen Tunggal
Menurut Rezaliansyah (2013), orgen tunggal adalah pentas musik di atas
panggung dengan menggunakan organ yakni alat musik besar seperti piano yang
nadanya dihasilkan melalui awai elektronis yang suaranya biasanya diperkuat
dengan seperengkat alat sound system tergantung kebutuhan sesuai lapangan
sebuah acara.
Embie Cnoer (dalam Rezaliansyah, 2013), organ tunggal adalah pertunjukkan
music dipanggung yang menampilkan musik hiburan jenis pop dan dangdut.
Organ tunggal adalah pertunjukan musik panggung yang mengandalkan iringan
organ (jenis keyboard yang dapat memprogram dan memainkan ulang aransemen
lagu). Dengan kemampuan organ tersebut dalam merekam secara lengkap seluruh
instrument musik; gendang, gitar, biola, terompet, dan sebagainya. Maka hiburan
organ tunggal dapat tampil dipanggung hanya seorang diri, seorang pemain organ
dan para penyanyi. Organ tunggal bisa disebut sebagai jenis industri yang “padat
modal”
39
2. Strategi Pemasaran Organ Tunggal
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis
diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran
terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan,
bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran. Strategi pemasaran dapat dinyatakan
sebagai dasar tindakan yang mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari
suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah
agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Menerapkan Strategi pemasaran di awali dengan menganalisa secara keseluruhan
dari situasi perusahaan Pemasar harus melakukan analisis SWOT (SWOT
analysis), di mana ia menilai kekuatan (strengths [S]), kelemahan (weaknesses
[W]), peluang (opportunities [O]), dan ancaman (threats [T]) perusahaan secara
keseluruhan
a. Kekuatan (Strengths) meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor
situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya
dan mencapai tujuannya ;
b. Kelemahan (Weaknesses) meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional
negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan ;
c. Peluang (Opportunities) adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada
lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan ;
d. Ancaman (Threats) adalah faktor pada lingkungan eksternal yang tidak
menguntungkan yang menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan.
40
Strategi pemasaran organ tunggal dibuat dalam rangka menarik penonton dan
penyewa organ tunggal. Strategi yang dilakukan mulai dari pengorganisasian
hingga pemilihan pemain organ handal dan biduan yang menarik. Oleh sebab itu
strategi pemasaran organ tunggal ini tidak terlepas dari penampilan biduan
dangdut dan penilaian masyarakat yang baik. Maka peneliti tertarik dalam
menelaah bagaimana strategi yang tepat dilakukan oleh management organ
tunggal untuk mempertahankan eksistesinya.
2.6 Teori Interaksionisme Simbolik
Teori interaksionisme simbolik adalah teori yang dibangun sebagai respon
terhadap teori-teori psikologi aliran behaviorisme, behaviorisme, etnologi, serta
struktural-fungsionalis. Teori ini sejatinya dikembangkan dalam bidang psikologi
sosial dan sosiologi dan memiliki seperangkat premis tentang bagaimana seorang
diri individu (self) dan masyarakat (society) didefinisikan melalui interaksi dengan
orang lain dimana komunikasi dan partisipasi memegang peranan yang sangat
penting. Dalam tradisi pendekatan dalam penelitian ilmu komunikasi, teori
interaksi simbolik berakar pada semiotika dan fenomenologi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa interaksionisme simbolik merupakan sebuah teori yang paling
berpengaruh dalam sejarah bidang studi komunikasi.
Sebagaimana yang telah kita pahami bersama bahwa komunikasi adalah proses
pembentukan makna melalui pesan, baik pesan verbal maupun pesan nonverbal
yang berupa simbol-simbol, tanda-tanda, dan perilaku. Makna sebagai
pemahaman pesan yang diberikan oleh orang lain tidak dapat terjadi kecuali kedua
41
belah pihak atau para partisipan komunikasi dapat memperoleh makna yang sama
bagi setiap kata, frasa, atau kode verbal yang ada.
Dari ulasan singkat di atas, terlihat bahwa sebagai suatu proses pembentukan
makna, komunikasi memiliki beberapa prinsip-prinsip komunikasi diantaranya
adalah bahwa komunikasi diawali dengan diri (the self) dan komunikasi selalu
melibatkan orang lain misalnya masyarakat (society) dalam konteks luas. Hal
inilah yang coba dijelaskan oleh George Herbert Mead yang dikenal sebagai
penggagas utama teori interaksi simbolik. Dengan demikian, teori interaksi
simbolik merupakan teori yang menekankan pada peran komunikasi dalam
membentuk dan mengelola hubungan interpersonal dan kelompok sosial.
Interaksionisme simbolik sebagai perspektif sosiologi dapat kita runut asal
muasalnya saat idealisme Jerman atau pre-Sokratik, dan mulai berkembang pada
akhir abad 19 dan awal abad 20 yang ditandai dengan berbagai tulisan dari
beberapa tokoh seperti Charles S. Peirce, William James, dan John Dewey.
Interaksionisme simbolik lahir ketika diaplikasikan ke dalam studi kehidupan
sosial oleh para ahli sosiologi seperti Charles H. Cooley, W. I. Thomas, dan
George Herbert Mead. Dari sekian banyak ahli sosiologi yang menerapkan
interaksionisme simbolik, Mead-lah yang secara khusus melakukan sistematisasi
terhadap perspektif interaksionime simbolik.
Teori interaksi simbolik memiliki tiga konsep utama, yaitu :
a. Pentingnya makna bagi perilaku manusia
Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa makna diciptakan melalui
interaksi dan dimodifikasi melalui interpretasi. Teori ini juga
42
mengasumsikan bahwa bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia
lainnya tergantung pada makna yang diberikan oleh oleh manusia lainnya.
Komunikasi yang efektif tidak akan terjadi tanpa adanya makna yang
dibagikan. Kita akan mudah berkomunikasi dengan mereka yang memiliki
kesamaan bahasa dengan kita dibandingkan dengan jika kita
berkomunikasi dengan mereka yang tidak memiliki kesamaan bahasa
dengan kita.
Misalnya dalam konteks komunikasi antar budaya. Orang jawa
menggunakan kata “jangan” untuk merujuk kata “sayur”. Namun jika
orang Betawi ketika sedang makan ditawari sayur oleh orang jawa dengan
menyebut “jangan” maka orang Betawi tersebut justru merasa tidak boleh
mengambil sayur tersebut. Akibatnya komunikasi menjadi tidak efektif.
b. Pentingnya konsep diri
Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa konsep diri dikembangkan
melalui interaksi dengan orang lain dan memberikan motif dalam
berperilaku. Menurut William D. Brooks, konsep diri merupakan persepsi
tentang diri kita yang bersifat psikologi, sosial, dan fisik yang diperoleh
melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
Memiliki konsep diri memaksa orang untuk membangun tindakan dan
pikiran mereka secara positif dibandingkan hanya sekedar
mengekspresikannya kepada orang lain. Tema ini mempertimbangkan pula
validitas self-fulfilling prophecy atau kepercayaan bahwa orang akan
berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi harapan mereka sendiri.
43
c. Hubungan antara individu dan masyarakat
Teori ini juga mengasumsikan bahwa budaya dan proses sosial
mempengaruhi manusia dan kelompok dan karenanya struktur sosial
ditentukan melalui jenis-jenis interaksi sosial. Teori ini
mempertimbangkan bagaimana norma masyarakat dan budaya menjadi
perilaku individu.
Berdasarkan penjelasan diatas, teori interaksionisme simbolik yang digunakan
peneliti adalah konsep bangunan teori oleh Charles Horton Cooley (1864-
1929)yaitukonsep cermin diri [looking-glass self] dan kelompok primer, dimana
dalam individu senantiasa terjadi suatu proses yang ditandai dengan 3 tahap
terpisah yaitu:
a. Persepsi, dalam tahap ini kita membayangkan bagaimana orang melihat
kita.
b. Interpretasi dan definisi, disini kitamembayangkan bagaimana orang lain
menilai penampilan kita.
c. Respon, berdasarkan persepsi dan interpretasi idividu tersebut menyusun
respon terhadap rspon kita.
Kelompok primer dianggap penting oleh Cooley sebab:
a. Kelompok ini memiliki pengaruh yang sangat mendasar dan merupakan
tempat pembentukan watak diri.
b. Kelompok ini merupakan utama dalam hubungan anatr ias dengan
masyarakat yang lebih luas.
44
c. Kelompok memberikan kepada individu pengalaman tentang kesatuan iasl
yang paling awal dan paling lengkap dan juga dalam pengertian bahwa
kelompok ini tidak mengalami perubahan derajat yang sama seperti pada
hubungan yang luas tetapi merupakan sumber yang dari mana struktur iasl
itu muncul.
2.7 Kerangka Pikir
Biduan dangdut memilki ciri khas yang membedakan dengan penyanyi lainnya
dalam berpentas (tampil) di setiap pertunjukan seni musik dan memiliki motivasi
diri untuk menjadi individu yang lebih baik. Ciri khas biduan dangdut dengan
goyangan dan pakaiannya menuai penilaian masyarakat, terdapat penilaian yang
baik dan penilaian yang buruk. Baik dan buruknya penilaian masyarakat memiliki
pengaruhnya kepada biduan dangdut dan kesenian organ tunggal, baik pengaruh
secara tidak langsung dan secara langsung.
Gambar 2 : Skema kerangka pikir
Sumber : diolah oleh peneliti tahun 2017
Biduan Dangdut
Persepsi Masyarakat
Terhadap Biduan Dangdut
Persepsi Positif
Persepsi Negatif
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
pendekatan yang dilakukan dengan cara menggambarkan kata-kata atau kalimat
dengan berdasarkan fenomena yang dilihat sehingga dapat menghasilkan suatu
kesimpulan. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002) metode kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan suatu data berupa kata tertulis
atau pun lisan dari perilaku orang-orang yang dapat diamati.
Nurul Zuriah (2006) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif mengkaji perspektif
partisipan dengan multi strategi. Strategi-strategi yang bersifatinteraktif, seperti
observasi langsung, observasi partisipan, wawancara mendalam, dokumen-
dokumen, teknik-teknik perlengkapan seperti foto, rekaman, dan lain-lain.
Peneliti berusaha mencari tahu tentang bagaimana persepsi masyarakat terhadap
biduan dangdut pada pertunjukan organ tunggal di Kelurahan Langkapura,
Kecamatan Langkapura, KotaBandar Lampung. Alasan peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif adalah sangat dibutuhkannya informasi atau data yang
rinci dan mendalam dalam proses penelitian agar tujuan dari penelitian ini
46
tercapai. Metode kualitatif merupakan metode yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan mengenai persepsi masyarakat terhadap biduan dangdut.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus merupakan masalah atau hal yang membingungkan akibat adanya
keterkaitan terhadap beberapa faktor. Sehingga pengambilan fokus sangat
diperlukan di dalam suatu penelitian agar dapat menjelaskan sesuatu hal yang
biasa karena pengambilan fokus secara efektif dapat menetapkan kriteria inklusi-
eksklusi sehingga dapat menyaring informasi yang masuk. (Moleong, 2001)
Berdasarkan penjelasan diatas, maka fokus penelitian diantaranya sebagai berikut:
a. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap biduan dangdut organ tunggal,
meliputi persepsi masyarakat negatif dan persepsi masyarakat positif dari
penampilan dan motivasi biduan dangdut di Kelurahan Gunung Terang
Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung.
b. Bagaimana penampilan dan motivasi biduan dangdut organ tunggal,
meliputi cara berpakaian, aksi-aksi panggung, goyangan, pendapatan dan
motivasi diri di Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura Kota
Bandar Lampung.
3.3 Lokasi Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan
Langkapura Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung. Penentuan lokasi
penelitian sangat penting karena untuk mempermudah mendapatkan data yang
sesuai peneliti butuhkan. Alasan dalam pemilihan lokasi ini adalah karena terdapat
47
banyak pertunjukan organ tunggal, banyaknya peminat musik organ tunggal dan
dangdut, serta lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti berdekatan
sehingga memudahkan dalam proses penelitian.
3.4 Teknik Penentuan Informan
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2000). Informan
adalah orang yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak peneliti.
Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang
akan diteliti.
Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive
sampling dimana pemilihan informan dipilih secara sengaja berdasarkan criteria
yang telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Adapun
criteria dari informan yang ditunjuk atau dipilih dalam penelitian ini adalah:
1. Masyarakat yang pro dan kontra terhadap Biduan dangdut yang ada di
Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.
2. Biduan dangdut yang berkecimpung dalam kesenian organ tunggal.
3. Pemilik organ tunggal.
4. Rentan usia 20 – 55.
5. Masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut.
Dari penelitian ini, informan terdiri dari lima orang yang dirasa peneliti sesuai
dengan kriteria diatas, dan bisa memerikan informasi yang cukup kepada peneliti
mengenai biduan dangdut organ tunggal di Kelurahan Gunung Terang Kecamatan
Langkapura kota Bandar Lampung.
48
3.5 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data
sekunder. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung. Adapun data primer yang didapat dalam penelitian ini yaitu hasil
wawancara menggunakan panduan wawancara yang disusun oleh peneliti
guna mendapatkan data terhadap informan di Kelurahan Langkapura,
Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat melalui dokumentasi peneliti
terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian, serta data yang
didapat dari media elektronik maupun cetak, literatur, skripsi, buku-buku.
3.6 Teknik Pengupulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa metode
observasi ataupengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang
terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Adapun observasi ilmiah
adalah perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala atau sesuatau dengan
maksud untuk menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya,
49
dan menemukan kaedah-kaedah yang mengatrnya. Sehingga menjadiR data
yang menjelaskan keadaan penelitian dengan dukungan dokumentasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti melakukan observasi secara langsung
(observasinon-participant). Observasi ini dilakukan dengan mengamati
Perilaku Warga Kelurahan Langkapura, Kecamatan Langkapura, Kota Bandar
Lampung. observasi peneliti lakukan berdasarkan waktu yang telah
ditetapkan dengan batasan-batasan waktunya. Sehingga hasil observasi
dipengaruhi oleh waktu saat melakukan observasi.
2. Wawancara Mendalam
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2006) wawancara mendalam merupakan
pertemuan dua orang untuk dapat bertukar informasi dan ide malalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan bantuan pedoaman
wawancara terstruktur.
Dengan menggunakan metode wawacara secara mendalam peneliti dapat bisa
mendapatkan gambaran yag lebih jelas guna mempermudah dan menganilis
data selanjutnya. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan pedoman
wawancara yang telah dibuat peneliti. Hal ini dimaksudkn agar pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti dapat terarah dan juga mendalam.
3. Studi Dokumentasi
Tekhnik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi melalu
pencatatan data dan foto yang berhubungan dengan penelitian. Peneliti
50
mencari dan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
fokus permasalahan yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2006) Studi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini
berupa undang-undang, dokumen-dokumen, peraturan-peraturan kebijakan,
rekaman suara, dan foto-foto.
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk melakukan analisis atas fakta-fakta yang ditemukan dilapangan, dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data, yaitu bagian integral dalam analisis data. Pada
penelitian ini peneliti melalukan dengan menggunakan observasi,
dokumentasi, dan wawancara.
b. Reduksi data, yaitu melakukan pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstraksian, dan pentransformasikan data-data yang
diperoleh, kemudian ditemukan data-data yan berkorelasi secara signifikan
dengan objek penelitian melalui pengklasifikasian
c. Penyajian data, yaitu penyusunan sekumpulan informasi yang kompleks
kedalam kesatuan bentuk (gestalt) yang disederhanakan, selektif dan
menggunakan konfigurasi yang mudah dipahami, untuk kepentingan
penarikan kesimpulan dan pengabilan tindakan.
51
d. Penarikan kesimpulan, yaitu menarik suatu kesimpulan dari konfigurasi
data yang telah diperoleh. Penarikan kesimpulan akhir tidak terlepas dari
kesimpulan-kesimpulan yang senantiasa dilakukan sejak awal hingga akhir
Gambar 3.
Analisis Data Model Interaktif
Sumber: Miles dan Huberman dikutip oleh Moleong (2011)
3.8 Teknik Keabsahan Data
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sehingga, data yang
valid merupakan data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif meliputi :
1. Derajat Kepercayaan (Credibility)
Derajat kepercayaan menunjukkan bahwa hasil-hasil penemuan dapat
dibuktikan dengan cara peneliti melakukan pengecekan dalam berbagai
sumber yaitu dengan mewawancarai lebih dari satu informan yang berasal
dari elemen yang berbeda. Untuk menguji credibility untuk hasil penelitian
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
52
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa tehnik permeriksaan,
yaitu:
a. Triangulasi
Menurut Moleong (2011) triangulasi adalah tehnik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi
berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan
data yang diperoleh dengan sumber lainnya. Menurut Denzin dalam
Moleong (2011) ada empat macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber,
metode, penyidik, dan teori.
b. Kecukupan Referensial
Kecukupan referensial yaitu, dengan memanfaatkan bahan-bahan tercatat
atau terekam sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis
dan penafsiran data. Kecukupan referensial ini peneliti lakukan dengan
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan penelitian, baik melalui
literatur buku, arsip, catatan lapangan, foto dan rekaman yang digunakan
untuk mendukung analisis dan penafsiran data.
2. Kebergantungan atau Reliabilitas (Dependability)
Kebergantungan merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian
yang non-kualitatif. Uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti
tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi dapat memberikan data.
53
3. Kepastian (Confirmability)
Pengujian kepastian dalam penelitian kualitatif hampir sama dengan uji
kebergantungan, sehingga pengujiannya dilakukan peneliti dengan
mendiskusikannya kepada dosen pembimbing dan dosen pembahas. Menguji
kepastian berarti menguji hasil penelitian yang sudah dilakukan. Apabila hasil
penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka
penelitian tersebut telah memenuhi standar kepastian.
4. Pengujian Keteralihan (transferability)
Peneliti ini mendeskripsikan atau memaparkan data yang telah diperoleh, baik
berupa hasil wawancara, hasil dokumentasi maupun observasi secara
transparan dan mengguraikan secara rinci. Pemaparan ini dirincikan pada bab
hasil dan pembahasan. Pemaparan secara keseluruhan data dilakukan agar
pembaca dapat benar-benar mengetahui permasalahan yang terjadi terkait
dengan penelitian.
IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah Singkat Kelurahan Gunung Terang
Dalam penelitian ini lokasi penelitian berada di kecamatan Langkapura dan lokasi
kelurahan yang dipilih adalah kelurahan Gunung Terang. Keluarahan Gunung Terang
merupakan bagian dari Kecamatan Langkapura. Kelurahan Gunung Terang
sebelumnya bergabung dengan kelurahan Segalamider. Pada tahun 1989 diadakannya
pemekaran kelurahan dan salah satunya terbentuk kelurahan Gunung Terang.
Kelurahan Gunung Terang juga sebelumnya masuk kedalam kecamatan Tanjung
Karang Barat, akan tetapi pada 1 Agustus 2012 diadakannya pemekaran kecamatan
dan kelurahan Gunung Terang masuk kedalam kecamatan Langkapura
Lokasi penelitian ini berada di kecamatan Langkapura dan lokasi kelurahan yang
dipilih adalah kelurahan Gunung Terang. Jumlah Rukun Tetangga (RT) dan Kepala
Lingkungan di kelurahan Gunung Terang yang dibuat pada tahun 2014 yaitu 27 RT
dan 3 Kepala Lingkungan. Struktur pemerintahan yang dibentuk pada tahun 2014
sampai dengan sekarang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
55
Gambar 4
Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Gunung Terang
Sumber : Profil Kelurahan Gunung Terang 2014
LURAH Tukimo
Seksi Pemerintahan dan Pelayanan Umum
-
Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Eka Sari
Seksi Ketentraman dan Ketertiban
Rifki
Seksi Pembangunan Edwin Putra Manaha
SEKRETARIS Hadiri, S.E
56
Sejak tahun 1989 sampai saat ini telat dijabat oleh kepala kelurahan berturut-turut
antara lain :
Tabel 1. Periode Kepala Kelurahan
No. Periode Tahun Nama Pejabat Lurah
1. 1989 – 2002 Yus
2. 2002 – 2005 Junaidi
3. 2005 – 2008 Adam
4. 2008 – 2011 Sukimin
5. 2011 – 2013 Arifin
6. 2013 – 2014 Ikhsan
7. 2014 – 2015 Usman
8. 2015 – 2017 Tukimo
9. 2017 Iwan Gozali
10. 2017 s/d sekarang Edwin Manaha
Sumber : Profil Kelurahan Gunung Terang tahun 2014
4.2 Letak dan Keadaan Geografi
Keadaan geografi kelurahan Gunung Terang sebagian besar daerahnya adalah dataran
berombak dan berombak berbukit. Sedangkan, daerah kelurahan Gunung Terang
mempunyai luas 220 Ha dan tinggi rata-rata dari permukaan laut 300 m. Adapun
jarak dari kelurahan Gunung Terang menuju Kecamatan yaitu 2,30 km dan menuju
ibukota Bandar Lampung yaitu 8,00 km.
Menurut data monografi Kelurahan Gunung Terang, kelurahan ini mempunyai batas-
batas wilayah, seperti dijabarkan pada tebel dibwah ini secara terperinci dapat dilihat
sebagai berikut:
57
Tabel 2. Batas - Batas Wilayah Kelurahan Gunung Terang
No. Batas Desa / Kelurahan
1. Utara Rajabasa
2. Selatan Segalamider
3. Timur Labuhan Ratu
4. Barat Langkapura
Sumber : Profil Kelurahan Gunung Terang 2016
4.3 Keadaan Penduduk
1. Keadaan Umum Penduduk
Jumlah penduduk di kecamatan Langkapura kelurahan Gunung Terang pada
tahun 2016 adalah sebesar 8602 jiwa. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin,
jumlah penduduk laki-laki sebesar 4328jiwa dan perempuan sebesar 4274 jiwa,
dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2000 KK. Jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin secara terperinci dapat dilihat ditabel berikut:
Tabel 3. Jumlah Penduduk kelurahan Gunung Terang berdasarkan Jenis
Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Presentase (%)
1 Laki-laki 4328 50,4%
2 Perempuan 4274 49,6%
Jumlah Penduduk 8602 100%
Sumber : Profil Kelurahan Gunung Terang 2016
Berdasarkan tabel 3 diatas, hasil dari persentase antara jumlah laki-laki dan
perempuan di kelurahan Gunung Terang tidak begitu jauh, yaitu laki-laki 50,4%
dan perempuan 49,6%. Selisih dari hasil persentase tersebut adalah sebesar 0,8%.
Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah laki-laki dan perempuan di kelurahan
58
Gunung Terang dalam keadaan seimbang, tetapi jumlah laki-laki lebih banyak
0,8% dibandingkan dengan jumlah perempuan.
2. Keadaan Penduduk berdasarkan Agama
Keadaan penduduk berdasarkan agama di keluarahan Gunung Terang dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Keadaan Penduduk berdasarkan Agama
No. Agama Jumlah Persentase (%)
1. Islam 8409 98 %
2. Kristen 64 0,7 %
3. Katholik 51 0,5 %
4. Hindu 51 0,5 %
5. Budha 27 0,3%
Jumlah Keseluruhan 8602 100%
Sumber : Profil Kelurahan Gunung Terang 2016
Pada tabel 4 diatas, menunjukkan bawah penduduk di kelurahan Gunung Terang
yang beragama Islam ada sebesar 98%, Kristen 0,7%, Katholik 0,5%, Hindu
0,5%, dan Budha 0,3%. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk di
kelurahan Gunung Terang banyak yang menganut agama Islam dengan hasil
persentase sebesar 98%.
3. Keadaan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di keluarahan Gunung
Terang dapat dilihat pada tabel berikut :
59
Tabel 5. Keadaan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)
1. Belum Sekolah 1983
2. Sedang Sekolah 1239
3. Pernah SD tetapi Tidak Tamat 14
4. Tamat SD 1600
5. Tamat SMP 1457
6. Tamat SMA 1507
7. Tamat D-1 28
8. Tamat D-2 149
9. Tamat D-3 228
10. Tamat S-1 397
11. Tamat S-2 44
12. Tamat S-3 -
Jumlah Penduduk 8602
Sumber : Profil Kelurahan Gunung Terang 2016
Pada tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di
kelurahan Gunung Terang yang pernah SD tetapi tidak tamat 1239 orang, tamat
SD 1600 orang, tamat SMP 1457 orang, tamat SMA 1507 orang, tamat D-1 28
orang, tamat D-2 149 orang, tamat D-3 228 orang, S-1 397 orang, S-2 44 orang.
Sedangkan penduduk yang belum sekolah ada 1983 orang dan yang sedang
sekolah ada 1239 orang
4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian
Adapaun mata pencarian masyarakat di kelurahan Gunung Terang dapat dilihat
ditabel berikut :
60
Tabel 6. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1. PNS 356
2. TNI/ POLRI 111
3. Pedagang Keliling 58
4. Tani 321
5. Tukang 170
6. Buruh 635
7. Pensiun PNS/ TNI/ POLRI 166
8. Montir 2
9. Pengusaha kecil dan menengah 26
10. Dokter Swasta 1
11. Bidan Swasta 2
12. Dosen Swasta 7
Jumlah Keseluruhan 1855
Sumber : Profil Kecamatan Langkapura 2012 dan Profil Kelurahan Gunung
Terang 2016
Berdasarkan tabel diatas, jumlah keseluruhan masyarakat di kelurahan Gunung
Terang yang bekerja sebanyak 1855 orang. Jenis mata pencarian masyarakat di
Gunung Terang yang bekerja sebagai PNS ada 356 orang, TNI/POLRI 111
orang, pedagang keliling 58 orang, tani 321 orang, tukang 170 orang, buruh 635
orang, pensiun PNS/ TNI/ POLRI 166 orang, montir 2 orang, pengusaha kecil
dan menengah 26 orang, dokter swasta 1 orang, bidan swasta 2 orang, dan dosen
swasta 7 orang. Dalam tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas mata
pencarian penduduk di kelurahan Gunung Terang adalah buruh sebanyak 635
orang.
5. Sarana dan Prasarana Kelurahan Gunung Terang
Adapun sarana dan prasarana yang ada di kelurahan Gudung Terang dapat dilihat
pada tabel berikut:
61
Tabel 7.Sarana dan Prasarana Kelurahan Gunung Terang
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Gedung Play Group 3
2. Gedung TK 4
3. Gedung SD 3
4. Gedung SMP/ SLTP 1
5. Gedung SMA/ SLTA 1
6. Rumah Sakit -
7. Poliklinik -
8. Puskesmas -
9. Pusekesmas Pembantu 1
10. Rumah Bersalin 6
11. Praktek Dokter 1
12. Poskeskel 1
13 Posyandu 6
14. Masjid 11
15. Musholla 6
16. Gereja -
17. Pura -
18. Vihara -
19 Lapangan Olahraga 2
20 Pos Kamling 24
Sumber : Profil Kelurahan Gunung Terang 2016
Berdasarkan tabel diatas sarana dan prasarana yang sudah tersedia di kelurahan
Gunung terang yaitu 3 gedung play group, 4 gedung TK, 3 gedung SD, 1 gedung
SMP, 1 gedung SMA, 1 puskesmas pembantu, 6 rumah bersalin, 1 tempat
praktek dokter, 1 poskeskel, 6 tempat posyandu, 11 masjid, 6 musholla, 2
lapangan olahraga, dan 24 pos kamling. Sedangkan sarana dan prasarana yang
belum ada atau belum tersedia adalah rumah sakit, poliklinik, puskesmas, gereja,
pura dan vihara. Dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana di kelurahan Gunung Terang sudah hampir lengkap walaupun masih
ada beberapa sarana yang belum tersedia.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan mengenai Persepsi Masyarkat Terhadap Biduan Dangdut Organ
Tunggal adalah sebagai berikut:
1. Persepsi Masyarakat di Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung terhadap biduan dangdut organ tunggal yang meliputi
persepsi positif dianggap sebagai hiburan yang menghibur melalui suara,
penampilan, serta goyangan yang membuat penonton ikut benyanyi serta
bergoyang, serta melalui biduan dapat melestarikan musik dangdut yang
dimana merupakan musik asli asal Indonesia agar tetap terjaga di lingkungan
masyarakat Indonesia, dan untuk persepsi negatif, masyarakat melihatnya dari
sisi luarnya seperti pakaian yang dikenakan, karena biduan yang dimana
memperlihatkan aurat mereka sehingga dapat menimbulkan terjadinya
pelecehan seksual.
2. Sebagai biduan dangdut organ tunggal, penampilan biduan saat benyanyi
sangatlah penting. Berpenampilan seksi untuk menarik lebih banyak
penonton, jika penonton banyak maka saweran yang didapat semakin banyak,
itu merupakan salah satu cara untuk dapat memperbanyak saweran, yang
83
dikarenakan saweran menjadi sumber pendapatan lain dari biduan. Motivasi
biduan beraneka ragam dari mulai ingin terkenal, menjadi profesi utama
untuk mencari nafkah, serta sebagai ajang diri dalam bernyanyi.
6.2 Saran
Dari penelitian mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Biduan Dangdut Organ
Tunggal dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Masyarakat seharusnya menilai biduan dangdut dengan berbagai sudut
pandang misalkan menilai dengan motivasi mereka menjadi biduan itu untuk
apa, serta menilai karena penampilan mereka yang bagus serta dapat
menghibur penonton. Tidak hanya dalam satu sudut pandang yang dimana
biduan itu mengenakan pakaian yang seksi.
2. Biduan sebaiknya dapat menyesuaikan pakaian dengan tempat yang akan
dihadiri untuk bernyanyi agar tidak menimbulkan stigma buruk di masyarkat
serta selalu menjaga perilaku dengan memberikan batasan-batasan tertentu,
agar mengurangi kemungkinan terjadinya pelecehan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Banue, Pono. 2003. Kamus Musik. Jakarta : Penerbit Kanisius.
Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Galia Indonesia
Djohan. 2009. Pisikologi Musik. Cetakkan ke III. Yogyakarta: Best publiser.
Djohan. 2010. Respons emosi musikal. Bandung: Lubuk Agung
Koentjoroningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Napsirudin, dkk. 2002. Pendidikan Seni. Cetakkan kelima. Jakarta: Yuidhistira
Rakhmat, Jalaludin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: RINEKA
CIPTA.
Suharto, M. 1995. Kamus Musik Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia.
Syani, Abdul. 2002. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. 2008. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Walgito, Bumi. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Internet :
Sasrawan, Hedi. 2015. “12 Pengertian Musik Menurut Para Ahli”. Diunduh dari :
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2015/12/12-pengertian-musik-menurut-para-
ahli.html.
Husnah, Hidayatul. 2011. “Jenis-Jenis Musik”. Diunduh dari :
http://hidayatul-husnah.blogspot.co.id/2011/12/jenis-jenis-musik.html
Endika,Bagus.2016.“Musik HipHop”.Diunduh dari:
http://bagasendika.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-hiphop-dan-elemen-
elemen.html?m=1
Rezaliansyah, Achmad. 2013. “Pengertian Organ Tunggal”. Diunduh dari:
organtunggalsewa.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-organ-tunggal.html
Jurnal :
Indaryani, Eka Titi. 2011. “Persepsi Masyarakat Terhadap Pertunjukan Musik
Dangdut Orgen Tunggal”. Semarang : PGSD Universitas Negeri Semarang.