persepsi masyarakat tentang program promosi …

15
eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (1): 125-139 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKEMAS TANJUNG ARU KECAMTAN TANJUNG HARAPAN KABUPATEN PASER Abdul Razak 1 Abstrak Sebagian besar masalah kesehatan khususnya di Indonesia terjadi karena kuranya kepedulian serta pemahaman masyarakat terkait informasi kesehatan selain karena perilaku masyarakat yang kurang perduli akan masalah kesehatan permasalahan lainnya yaitu kebudayaan yang salah yang samapai saat ini masih tertanam di dalam kehidupan masayarakat Indonesia khususnya di wilayah pedesaan ini menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian di Desa Tanjung Aru, di Kecamatan Tanjung Harapan, Kabupaten Paser keadaan Desa yang jauh dari pusat kota serta keadaan pedasaan yang masih susah untuk mengakses informasi, membuat warganya tertinggal akan informasi kesehatan selain itu tingkat kepercayaan masyarakat yang masih percya akan pengobatan dengan bantuan paranormal hal ini membuat peneliti yakin untuk melakukan penelitian tentang “Persepsi Masyarakat Tentang Program Promosi Kesehatan di Desa Tanjung Aru”. Tujuan dari penelitian ini. Untuk menjelaskan pemahaman masyarakat tentang informasi kesehatan dan untuk memberikan gambaran tanggapan masyarakat tentang metode penyampaian informasi kesehata. Penelitian ini teori dan konsep persepsi sosial, promosi kesehatan, tujuan promosi kesehatan, ruang lingkup promosi kesehatan dan Puskesmas. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengam menggabungkan metode kualitatif dan kuantitaif, penentuan subyek menggunakan metode populasi dan sampel dan teknik purposive sampling. metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, dokumentasi dan tinjauaan pustaka dan membuat interpretasi menuju pada kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pemahaman masyarakat terkait informasi kesehatan masuk katagori baik untuk pemahamn informasi tentang Imunisasi dan program KB namun untuk informasi GERMAS pemaham masyarakat masuk dalam katagori tidak baik hal ini terjadi berdasarkan pandangan masyarakat tidak meratanya penyampaian informasi tersebut sehingga ada beberapa masyarakat yang tidak mengerti tentang informasi tersebu untuk tanggapan masyarakat tentang metode penyampaian informasi untuk metode penyuluhan masuk dalam katagori baik dan metode dengan menggunakan sepanduk juga masuk dalam katagori baik sedangkan brosur dan media sosial masuk dalam katagori tidak baik. Kata Kunci : Persepsi sosial, program promosi kesehatan. 1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (1): 125-139 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI

KESEHATAN DI PUSKEMAS TANJUNG ARU KECAMTAN

TANJUNG HARAPAN KABUPATEN PASER

Abdul Razak1

Abstrak

Sebagian besar masalah kesehatan khususnya di Indonesia terjadi karena

kuranya kepedulian serta pemahaman masyarakat terkait informasi kesehatan selain

karena perilaku masyarakat yang kurang perduli akan masalah kesehatan permasalahan

lainnya yaitu kebudayaan yang salah yang samapai saat ini masih tertanam di dalam

kehidupan masayarakat Indonesia khususnya di wilayah pedesaan ini menjadi alasan

peneliti untuk melakukan penelitian di Desa Tanjung Aru, di Kecamatan Tanjung

Harapan, Kabupaten Paser keadaan Desa yang jauh dari pusat kota serta keadaan

pedasaan yang masih susah untuk mengakses informasi, membuat warganya

tertinggal akan informasi kesehatan selain itu tingkat kepercayaan masyarakat yang

masih percya akan pengobatan dengan bantuan paranormal hal ini membuat peneliti

yakin untuk melakukan penelitian tentang “Persepsi Masyarakat Tentang Program

Promosi Kesehatan di Desa Tanjung Aru”. Tujuan dari penelitian ini. Untuk

menjelaskan pemahaman masyarakat tentang informasi kesehatan dan untuk

memberikan gambaran tanggapan masyarakat tentang metode penyampaian informasi

kesehata. Penelitian ini teori dan konsep persepsi sosial, promosi kesehatan,

tujuan promosi kesehatan, ruang lingkup promosi kesehatan dan Puskesmas.

Penelitian ini menggunakan metode campuran dengam menggabungkan metode

kualitatif dan kuantitaif, penentuan subyek menggunakan metode populasi dan

sampel dan teknik purposive sampling. metode pengumpulan data yang digunakan

adalah kuesioner dan wawancara, dokumentasi dan tinjauaan pustaka dan membuat

interpretasi menuju pada kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk

pemahaman masyarakat terkait informasi kesehatan masuk katagori baik untuk

pemahamn informasi tentang Imunisasi dan program KB namun untuk informasi

GERMAS pemaham masyarakat masuk dalam katagori tidak baik hal ini terjadi

berdasarkan pandangan masyarakat tidak meratanya penyampaian informasi tersebut

sehingga ada beberapa masyarakat yang tidak mengerti tentang informasi tersebu untuk

tanggapan masyarakat tentang metode penyampaian informasi untuk metode

penyuluhan masuk dalam katagori baik dan metode dengan menggunakan sepanduk juga

masuk dalam katagori baik sedangkan brosur dan media sosial masuk dalam katagori

tidak baik.

Kata Kunci : Persepsi sosial, program promosi kesehatan.

1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 125-139

126

Pendahuluan

Pada era sekarang perkembangan dalam dunia medis sangatlah pesat baik dari

segi tindakan maupun pemberian edukasi atau informasi terkait kesehatan, sesuai dengan

kemajuan zaman dimana teknologi yang sangat pesat perkembangannya untuk

perkembangan dalam dunia medis saat ini yang sangat mengikuti kekuatan zaman salah

satunya ialah dalam pemberian edukasi tentang kesehatan kepada seluruh masyarakat

dimana dalam pemeberian edukasi tentang kesehatan ini terangkum dalam suatu

program yaitu program promosi kesehatan yang dimana program ini sudah ada

sejak tahun 1948 dan mulai diterapannya di Indonesia pada sekitar tahun 1960 Adapun

alasannya mengapa diadakannya program promosi kesehatan yaitu untuk membuat

masyarakat lebih cerdas dan dapat memahami tentang masalah-masalah kesehatan

khususnya dalam menjega kesehatan dan mencegah penyakit menular khususnya atau

dengan kata lain suatu upaya intervensi yang ditunjukkan pada prilaku.

Salah satu contoh kahsus yang ada di Indonesia khususnya dalam bidang

kesehatan berdasarkan artikel dimana Gizi buruk merupakan permasalahan

kesehatan yang paling mengerikan di Indonesia mengapa? Berikut kutipannya

menurut Databoks.com Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdes)

kementrian kesehatan menunjukkan17,7% bayi usia dibawah 5 tahun (balita) masih

mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri atas balita yang mengalami gizi buruk

sebesar 3,9% dan yang menderita kekurangan gizi sebesar 13% Permasalahan gizi

buruk secara umum di alami anak-anak kekurangan gizi atau istilah dalam kedokteran

yaitu stunting. Stunting merupakan suatu kondisi dimana seorang anak memiliki

ukuran tubuh yang kecil dibandingkan dengan anak seusianya bukan hanya badan

stunting memiliki resiko kegagalan dalam perkembangan otaknya.

Kemudian masalah kesehatan yang ada dinegara kita saat ini yaitu kematian ibu

saat melahirkan bahkan Indonesia tercatat sebagai negara asia tenggara dengan

kematian ibu saat melahirkan yang tertinggi. WHO mencatat banyaknya kematia

ibu saat melahirkan dikarenakan pengetahuan masyarakat yang masih rendah.

Kebanyakan warga Indonesia masih memegang teguh kebudayaan daerah masing-

masing dan salah satu kebudayaanya ialah melahirkan dengan bantuan dukun

beranak. Beberapa penyebabnya ibu melahirkan meninggal ialah pendarahan yang

parah, eclampsia (kejang pada ibu hamil), infeksi, serta banyaknya aborsi yang tidak

aman”. Hal ini pun kembali dibahas oleh kementrian kesehatah republik Indonesia

meskipun beda kasus tapi salah satu factor terhambatnya program promosi kesehatan

ialah kebudayaan yang masih kental dimasyarakat yang mana kebudayan tersebut

berdampak buruk Seperti yang dilansir Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (6

Maret 2018) perilaku dan kebudayaan, menurut mentri kesehatan pada saat rapat kerja

kesehatan nasiona (Rakerkesnas) pada tahun 2018 di Tanggerang dimana masih ada

suatu perilaku dan kebudayaan yang tidak sesuai dan berdampak tiadak baik untuk

kesehatan contoh kecil saja menguyah makanan bermaksud untuk melumatkan

makanan kepada bayi. Hal ini tidak dibenarkan dalam dunia kesehatan karena dalam

Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

Persepsi Masyarakat tentang Promosi Kesehatan di Puskemas (Abdul Razak)

127

mulut orang dewasa berkembang kuman dan sangat membahayakan si bayi tersebut.

Hal ini terjadi karena kurangnya pengtahuan dan pemahaman masyarakat terkait

tentang informasi kesehatan yang baisanya disampaikan oleh pemerintah terkait.

Pada dasaranya untuk mencegah semua masalah kesehatan yang seperti dikutip

diatas ialah dengan menanamkan tingakat kepedulian yang tinggi terhadap penting

mengetahui dan memahami serta melaksanakan apa yang disampaikan melalui program

promosi kesehatan karena dengan adanya program promosi kesehatan yang sudah

dilaksanakan oleh pemerintah khususnya dinas kesehatan merupakan informasi penting

tentang permasalahan kesehatan yang dialami bangsa Indonesia khususnya.

Adapun yang menjadi factor penghambat dari perkembanganya program

promosi kesehatan ialah prilaku dari masyarakat sendiri dimana kesadaran dan

kepedulian lah yang membuat program promosi kesehatan ini bisa sukses untuk

mewujudkan meningkatkan drajat kesehatan masyarakat serta mengurangi kematian

akibat dari prilaku dan pola hidup yang tidak sehat.

Hal ini lah yang menjadi sudut pandang peneliti untuk melakukan penelitian

tentang program promosi kesehatan dengan melihat dari sudut pandang masyarakat

dimana seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kesuksesan program promosi

kesehatan ini ialah dari kepedulian masyarakat bagaimana dalam memahami

informasi yang ada di program promosi kesehatan serta aktif dalam

mengaplikasikannya di kehidupan setiap individu dalam masyarakat sehingga terciptalah

komunitas masyarakat dengan pola hidup sehata agar bisa mencapai masyarakat sejahter

khususnya dalam kesehatan.

Dengan melihat fenomena seperti yang tertera diatas menjadi landasan peneliti

untuk melakukan penelitian tersebut didesa Tanjung Aru, letak desa Tanjung Aru yang

cukup jauh dari pusat kota Tanah Grogot tentu saja menjadi hambatan bagi program

kesehatan baik dari segi fasilitasnya dan juga dari penyampaian informasinya kemudian

keadaan desa yang cukup tertinggal tentunya membuat akses untuk mendapatkan

informasi tentang masalah-masalah kesehatan juga tertinggal di bandingkan dengan

daerah lain kemudia fasilitas yang di miliki Puskesmas Tanjung Aru juga cukup

terbatas tidak semoderen dengan Puskesmas yang ada di daerah perkotaan,

kemudian melihat dari masyarakatnya yang masih memiliki kebudayaan serta

kepercayaan terhadap ajaran leluhur terdahulu juga masih sangat tinggi. Tentunya hal-hal

seperti ini yang membuat keberhasilan dalam program promosi kesehatan minim sekali

maka dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

penelitiannya ialah “Persepsi Masyarakat Tentang Program Promosi Kesehatan di

Desa Tanjung Aru, Kecamatan Tanjung Harapan, Kabupaten Paser.”

Kerangka Dasar Teori

Persepsi Sosial

Perspsi Poerwodarminta (2008:21) menurut KBBI “Kamus Besar Bahas

Indonesia” “perspsi adalah suatu tanggapan (penerima) langsung dari suatu serapan.

Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 125-139

128

Sedangkan untuk perspsi masyarkat atau juga bisa diartikan dengan perspsi sosial

dimana suatu hal didalam kehudipan bermasyarakat atau bersosialisasi akan ada

pendapat, tangapan serta pandangan dari masyarakat terhadap suatu individu atau pun

kepada suatu kelompok di dalam bermasyarakat seperti yang di kemukakan”.

Brehm dan Kassin (1989): “Perspsi sosial adalah suatu penilaian-penilaian yang

terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Persepsi pada dasarnya

merupakan suatu proses pemahaman terhadap apa yang terjadi di lingkungan

bermasyarakat, orang yang sedang berpersepsi dan berhubungan dengan manusia serta

tingkah lakunya yang berada dilingkungannya adalah suatu hubungan timbal balik

saling terkait dan mempengaruhi seperti yang di kemukakan. Sarwono (2011):

“Persepsi sosial adalah membentuk kesan. Kesan ini dibentuk berdasarkan pada

informasi tersedia dilingkunagn, sikap terdahulu tentang rangsangan-rangsangan

yang relevan. Kesan tentang orang lain ini dapat berupa keramahan, baik hati,

judes, pelit, pemarah, pintar dan sebagainya. Proses persepsi dimulai dari pengenalan

terhadap tanda-tanda nonverbal atau tingkah laku yang di tampilkan oleh orang lain”.

Promosi kesehatan

Promosi kesehatan pada hakekatnya adalah suatu bentuk kegiatan atau

usaha dari lembaga kesehatan negara dalam menyampaikan suatu informasi atau pesan

terkait kesehatan kepada masyarakat, kelompok, ataupun individu agar dapat

pengetahuan tentang kesehatan yeng lebih baik tentunya. Pengetahuan tersebut pada

akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dengan kata lain

dengan adanya promosi kesehatan diharapkan dapat mengakibatkan suatu perubahan

didalam masyarakat yang sebelumnya tidak tau tentang masalah-masalah yang

menyebabkan gangguan kesehatan menjadi tau dan mengerti apa yang harus

dilakukan dalam pencegahan penyakit tersebut. Depkes, (2005) “promosi kesehatan

adalah suatu upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan

melindungi kesehatan diri dan lingkungannya melalui pembelajaran dari, oleh, untuk

dan bersama masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan

kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan

dukungannya oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”.

Definisi dari Departemen kesehatan tersebut lebih menggambarkan bahwa

promosi kesehatan adalah gabungan antara pendidikan kesehatan yang didukung oleh

kebijakan public berwawasan kesehatan, karena disadari bahwa gabungan kedua

upaya ini akan memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengawasi terkait

perilaku masyarakat tentang kesehatan.

Puskesmas

Puskesmas merupakan salah satu tipe dari organisasi yaitu organisasi yang

bersifat formal dan juga suatu lembaga pemerintah dalam bidang kesehatan yang

berada di masyarakat perdesaan maupun di kecamatan, Puskesmas adalah sarana

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

Persepsi Masyarakat tentang Promosi Kesehatan di Puskemas (Abdul Razak)

129

kesehatan tingkat pertama dan tulang punggung pelayanan kesehatan masyarakat

khususnya masyarakat di pedesaan. Entjang (1997:154) Mengatakan bahwa

“Puskesmas adalah suatu organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan

secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam

bentuk usaha-usaha kesehatan pokok”.

Depkes (2011) “Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu

organisasi fungsional kesehatan yang merupakan pusat pengembangan kesehatan

masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memeberikan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok”.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian campuran

(mixed methodology) yang intinya adalah untuk menyatukan data kuantitatif dan data

kualitatif agar memperoleh analisis yang lebih lengkap.

Hasil Penelitian

Bentuk-Bentuk Promosi Kesehatan

Bentuk-bentuk Promosi Kesehatan ialah suatu alat yang dipakai untuk

menyampaikan program promosi kesehatan baik yang dilakukan secara tatap muka

ataupun dengan menggunakan media baik secara cetak maupun dalam bentuk elektronis.

Peromosi Kesehatan Dengan Penyuluhan

Berikut gambaran dari bentuk-bentuk promosi kesehatan dengan

menggunakan metode penyuluhan atau sosialisasi langsung ke masyrakat Desa

Tanjung Aru berdasarkan persepsi masyarakat menunjukkan bahwa sebagian

responden yang menyatakan sangat baik sebesar 4% di ikuti dengan pernyatan baik

sebesar 52% serterusnya diikuti dengan pernyataan tidak baik sebesar 44% dan

pernyataan sangat tidak baik sebesar 0% rata-rata nilai persepsi yang diper oleh

adalah 2,60 berdasarkan Skala persepsi, interval, interval konversi, mutu, dan nilai

maka indikator promosi kesehatan melalui penyuluhan dikatakan tidak baik, karena

berada pada interval 1,76-2,50 dengan perhitungan nilai sebesar 65 termasuk kedalam

interval 62,51-81,25 dan masuk kedalam indikator baik, berikut pernyataan

masyarakat terkai penyampaian informasi dengan penyuluhan:

Bapak Dahlan 42 Tahun:

“menurut saya penyampaian informasi dengan penyuluhan itu sangat baik

soalnya kita langsung bertemu dengan pihak puskesmas yang kasih

informasi dan juga kalo kami tidak mengerti kan langsung bisa tanya terus

kalo habis penyuluhan biasanya ada cek kesehatan geratis”

Ibu Siah 47 Tahun

“untuk penyampaian informasi dengan penyuluhan sudah baik menurut saya

terus juga informasi terus pembelajaran yang kita terima semakin gampang

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 125-139

130

di pahami jadi untuk penyuluhan kalo bisa lebih sering lagi di laksanakan

akhir- akhir ini jarang soalnya ada penyuluhan lagi”

Berdasarkan pendapat masyarakat diatas sebagian masyarakat merasa di

untungkan untuk penyampaian informasi menggunakan metode penyuluhan selain

mendapatkan informasi setelah pelaksanaanya biasa langsung diadakan cek kesehatan

geratis ini merupakan trik dari pihak Puskesmas untuk menarik masyarakat agar

datang ke acara penyampaian informasi dengan penyuluhan, namun meskipun

demikian masih ada warga yang beranggpan metode penyampaian informasi dengan

penyuluhan tidak baik berikut alasannya:

Ibu Diah 31 Tahun:

“pendapat saya tentang penyuluhan kesehatan di desa sini yah tidak baik

karena acara penyuluhannya selalu ada di waktu kerja sedangkan beberapa

orang di sini ada yg kerja di prusahan sawit jadi buruh jadi kami sore baru

pulang, kalo ada informasi tentang kesehatan yah warga nasipnya kaya

saya pasti tidak tau kalo pun tau juga dari tetangga”

Bapak Bain 45 Tahun:

“pendapat saya tidak baik tentang penyuluhan kesehatan disini karena

kegiatannya selalu di pesisir di gedung kalo nda di Puskesmas sedangkan

kami di sini susah untuk ke pesisir jalanan jelek harus jalan kaki jadi yah

susah kalo mau bagus yah sekali-kali pihak puskesmasnya suruh penyuluhan

kesini”

Permosi Kesehatan Dengan Media Masa

Sepanduk

Berdasarkan hasil tanggapan masyarakat menunjukkan bahwa sebagian

responden yang menyatakan sangat baik sebesar 0% di ikuti dengan pernyatan baik

sebesar 68% serterusnya diikuti dengan pernyataan tidak baik sebesar 32% dan

pernyataan sangat tidak baik sebesar 0% rata-rata nilai persepsi yang diper oleh

adalah 2,68 berdasarkan Tabel 3.1 maka indikator promosi kesehatan melalui

sepanduk dikatakn baik, karena berada pada interval 2,51-3,25 dengan perhitungan

nilai sebesar 67 termasuk kedalam interval 62,51-81,25 dan masuk kedalam indikator

baik, berikut tanggapan masyarakat tentang penyampain informasi dengan

menggunakan sepanduk:

Ibu Sima 38 Tahun:

“menurut saya pemberian informasi dengan sepanduk di puskesmas ini

sudah baik bisa dilihat banyak orang pas lagi lewatin Puskesmas kalo bisa di

perbanyak lah sepanduknya biar nda di depan Puskesmas aja ada sepanduk

kaya gitu”

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

Persepsi Masyarakat tentang Promosi Kesehatan di Puskemas (Abdul Razak)

131

Bapak Iwan 49 Tahun:

“menurut saya untuk penggunaan sepanduk sudah cukup baik tapi dan juga

terpampang begitu besar tapi kalo bisa informasinya bisa di ganti-ganti

lebih bagus jadinya”

Berdasarkan pendapat responden di atas penyampaian informasi dengan

menggunakan sepanduk dirasa sudak cukup baik meskipun ada beberapa masukan dari

warga dan ada beberapa responden beranggapan metode penyampain informasi dengan

menggunakan sepanduk tidak baik berikut alasannya:

Bapak Diming 49 Tahun:

“penyampaian infromasi menggunakan sepanduk dari puskesmas sini saya

rasa tidak baik soalnya sepanduknya cuman satu dan kita bisa liat itu kalo

ke Puskesmas atau cuman lewat seharusnya di taroh lah juga di tempat

rame-rame kaya di dekat lapangn bola atau depan gedung ondro sipulung

kan bisa lebih dilihat banyak orang”

Ibu Biyah 38 Tahun:

“menurut saya kalo ikalan kesehatan pake sepanduk itu tidak baik kalo yang

di pake sama Puskesmas, itu sepanduk sudah lama nda diganti-ganti sudah buruk

sekali soalnya warna sudah nda ada itu kalo untuk di baca sudah kabur-kabur

tulisannya”

Brosur

Respon menunjukkan bahwa sebagian responden yang menyatakan dangat

baik sebesar 0% di ikuti dengan pernyatan baik sebesar 39% serterusnya diikuti

dengan pernyataan tidak baik sebesar 53% dan pernyataan sangat tidak baik

sebesar 5% rata-rata nilai persepsi yang diper oleh adalah 2,30 berdasarkan Tabel 3.1

maka indikator promosi kesehatan melalui sepanduk dikatakn baik, karena berada

pada interval 1,76-2,50 dengan perhitungan nilai sebesar 57,5 termasuk kedalam

interval 43,76-62,50 dan masuk kedalam indikator tidak baik, berikut tanggapan

masyarakat terkait penyampaian informasi menggunakan brosur:

Ibu Nur 34 Tahun:

“untuk infromasi kesehatan pake brosur saya kira cukup baik soalnya kalo

saya ke Puskesmas sering ambil brosur buat di baca-baca sambal nunggu

kada juga ada warga yang bawa pulang buat di baca-baca”

Bapak Sarul 28 Tahun:

“saya rasa penyampaian informasi dengan menggunakan brosur cukup baik

yang di sedikan oleh Puskesmas di sini selain jadi bahan bacaan saat lagi

nunggu pas di puskesmas jadi tidak bosan”

Seperti pernyataan diatas penyampain informasi menggunakan brosu masih

dikatakan cukup baik oleh masyarakat meskipun demikian kebanyakn responden

mengatakn penyampain informasi menggunakan brosur yang di sampaikan oleh pihak

Puskesmas tidak baik berikut alasannya:

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 125-139

132

Bapak Awal 41 Tahun:

“menurut saya informasi kesehatan menggunakan tidak cukup baik yang

sudah dilakukan sama Puskesmas sini seharusnya lebih baik brosur itu di

bagi-bagikan kewarga jadikan nda harus ke Puskesmas dlu baru dapat

brosur”

Ibu Umy Kalsum 26 Tahun:

“menurut saya kalo informasi kesehatan pake brosur tidak begitu baik yah

disini karena itu brosurnya kadang nda ada di Puskesmas kalo saya kesana

jarang ada lah gitu terus tampilannya itu-itu aja ga ada farisinya jadi

membosankan”

Sosial Media Berikut gambaran dari bentuk-bentuk promosi kesehatan dengan

menggunakan metode sosial media seperti facebook untuk menyampaikan

informasi dan jadwal kegiatan langsung dengan masyrakat Desa Tanjung Aru,

responden yang menyatakan dangat baik sebesar 1% di ikuti dengan pernyatan baik

sebesar 47% serterusnya diikuti dengan pernyataan tidak baik sebesar 52% dan

pernyataan sangat tidak baik sebesar 0% rata-rata nilai persepsi yang diperoleh adalah

2,49 berdasarkan Tabel 3.1 maka indikator promosi kesehatan melalui sepanduk

dikatakn baik, karena berada pada interval 1,76-2,50 dengan perhitungan nilai

sebesar 62,25 termasuk kedalam interval 43,76-62,50 dan masuk kedalam

indikator tidak baik, berikut tanggapan masyarakat terkait penyampain informasi

menggunakan media sosial:

Bapak Sahrul 28 Tahun:

“menurut pendapat saya untuk penyapaian informasi dengan media sosial

cukup baik karena mengikuti era sekarang tentunya lebih mudah di akses

semua warga yang punya HP tentunya”

Ibu Lia 30 Tahun:

“pendapat saya kalo masalah informasi pake media sosial kaya facebook

cukup baik yah soalnya saya juga bisa liat informasin yah walaupun jaran

ada informasi tapi dari facebook Puskesmas kadang ada juga

pemberitahuan kalo ada mau kegiatan di situ”

Berdasarkan pendapat diatas warga berpendapat bahwa penyampaian informasi

dengan media sosial sudah cukup baik karena lebih mempermudah masayarakat untuk

tahu hal penting yang ada di Puskesma tentunya hal ini membantu masyarakat untuk

mendapatkan informasi dari puskesmas meskipun demikian ada beberapa masyarakat

yang beranggapan penyampain informasi dengan media sosial tidak baik berikut

alasannya:

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

Persepsi Masyarakat tentang Promosi Kesehatan di Puskemas (Abdul Razak)

133

Bapak Bain 45 Tahun:

“menurtu saya penyampain informasi dengan facebook tidak baik karena

tidak semua orang disini punya facebook dan juga disinikan susah sinyal

jadi kurang pas aja kalo mau kasih informasi pake facebook soalnya yang

bisa liat informasinya yah cuman orang-orang yang bisa main facebook itu

aja”

Ibu Sima 38 Tahun:

“untuk penyampain informasi pake media sosial kalo disini kurang tepat

kayanya terus informasi yang dikasih sama Puskesmas juga sangat jarang di

facebook dia lebih banyak posting kegiatannya aja untuk informasi kurang”

Berdasarkan pernyataan diatas dimana masih ada warga yang merasa bahawa

penyampaian informasi menggunakan media sosial tidak begitu tepat sasaran dimana

warga di desa Tanjung Aru tidak semua memiliki HP yang bisa mengakses media sosial

selain itu keadaan dimana jaringan di daerah sini cukup susah hanya wilayah-wilayah

pesisir yang terkena jaringan sebagian wilayah hulu tidak ada jaringan internet.

Persepsi Masyarakat Tentang Informasi Kesehatan

Informasi Tentang GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

Menurut (Kemenkes), GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan

untuk memasyarakatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat serta

meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.

Dalam mendskripsikan indikator dari informasi tentang GERMAS yang

disampaikan oleh Puskesmas Tanjung Aru maka dapat dilihat bahwa sebagian

responden menyatakan bawah informasi yang diberikan oleh Puskesmas tentang

informasi GERMAS kepada masyarakat Desa Tanjung Aru masih ada masyarakat yang

tidak memahami akan informasi tersebut yaitu sebanyak 47% di ikuti dengan pernyataan

masyarakat yang memahami bahwa informasi tentang GERMAS yang diberikan oleh

pihak Puskesmas sangat paham sebanyak 0% serta pernyataan Paham saja

sebanyak 48% dan pernyataan sangat tidak Paham sebanyak 5%. Maka jika dilihat

berdasarkan tabel 3.1 indikator dari tanggapan masyarakat termasuk dalam

indikator yang baik karena termasuk dalam Nilai interval 1,76-2,50 kemudaian

hasil perhitungan selanjutnya yaitu dengan nilai sebesar 61 termasuk kedalam interval

konversi 43,76- 62,50 dan termasuk kedalam indikator yang Tidak Baik. Tabel di atas

adalah merupakan hasil dari tanggapan masyarakat Desa Tanjung Aru tentang informasi

GERMAS yang di selenggarakan oleh pihak Puskesmas selama priode 2018. Berikut

kutipan hasil wawancara kepada masyarakat Desa Tanjung Aru.

Menurut (Bapak Sahrul 28 Tahun):

“GERMAS setau saya yang sudah disampaikan sama pihak Puskesmas

seperti rutin berolahraga, makan-makanan yang sehat dan bergizi dan rutin

cek kesehatan aja itu aja yang saya ingat sih”

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 125-139

134

Menurut (Bapak Hamdan 52 Tahun):

“kalo sepemahaman saya GERMAS sebuah kegiatan aja untuk menjaga

kesehatan diri dan juga lingkungan bair terhindar dari macam-macam

penyakit lah apa lagi yang tua kaya saya harus rajin cek kesehatan ke

Puskesmas”

Menurut (Ibu Nur 32 Tahun):

“sepengatahuan saya GERMAS yang yang pernah juga disampaikan sama

petugas puskesmas pas penyuluhan waktu itu kita di kasih arahan untuk cek

kesehatan rutin trus rajin olah raga sama makan makanana yang 4 sehat

lima sempurna ada ikan ayam sayur nasi sama buah-buahan dan juga harus

menjaga lingkungan agar bersih selalu supaya jauh dari penyakit”

Seperti pendapat masyarakat yang sudah dijabarkan diatas bahwa masyarakat

yang sering mengikuti kegitan dari promosi kesehatan memahami informasi dan

kegiatan GERMAS namun masih ada beberapa masyarakat yang kurang mengerti

dan tidak tahu khususnya masyarakat yang tinggal cukup jauh dari Puskesmas namun

masih termasuk daerah desa Tanjung Aru berikut tanggapannya.

Menurut (Bapak Awal 41 Tahun)

“Saya kira masalah infromasi GERMAS ini kan bagus sebenarnya tapi kan

penyampaiannya yang kurang bagus karena yah masyarakat seperti saya

yang tinggalnya nda dipesisir jauh dari Puskesmas jadi kurang tau, tapi ini

bukan saya saja mungkin tetangga-tetangga saya juga ada yang nda tau

juga kali yah”

Menurut (Bapak Sudding 45)

“masyarakat sini jarang tau informasi seperti ini karena selain sibuk kerja

waktu tidak ada dan juga jalan ke puskesmas dari sini juga jauh nda bisa

pake kendaraan harus jalan kaki”

Berdasarkan persepsi masyarakat di atas memang pemberian informasi tentang

GERMAS belum merata untuk wilayah desa Tanjung Aru sehingga warga-warga yah

tempat tinggalnya jauh dari wilayah Puskesmas tidak terjamah informasi tentang

GERMAS.

Informasi Tentang Imunisasi Imunisasi menurtu Kemenkes RI, (2013) “suatu upaya untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,

sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau

hanya mengalami sakit ringan saja”.

Adapun pemahaman masyarakat terkait informasi tentang imunisai yang

diberikan Puskesmas Tanjung Aru kepada masyarakat Desa Tanjung Aru yaitu

responden yang masih tidak paham akan informasi tentang imunisasi, responden yang

sangat paham 0% orang diikuti sebanyak 58% responden yang paham akan

informasi tentang imunisasi serta responden yang tidak paham sebanyak 41% dan

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

Persepsi Masyarakat tentang Promosi Kesehatan di Puskemas (Abdul Razak)

135

responden yang sangat tidak paha sebanyak 0% jika dilihat berdasarkan tabel 3.1

indikator dari tanggapan masyarakat termasuk dalam indikator yang baik karena

termasuk dalam interval 2,51-3,25 kemudaian hasil perhitungan selanjutnya yaitu

dengan nilai sebesar 64,5 termasuk kedalam interval 62,51-81,25 dan masih termasuk

kedalam indikator yang baik. Tabel di atas adalah merupakan hasil dari tanggapan

terkait pemahaman masyarakat Desa Tanjung Aru tentang informasi Imunisasi yang di

selenggarakan oleh pihak Puskesmas selama priode 2017-2018. Berikut kutipan hasil

wawancara kepada masyarakat Desa Tanjung Aru.

Menurut (Ibu Suheda 51 tahun):

“Informasi tentang imunisasi kalo menurut saya yah sering di kasih tau

sama pegawai puskesmas karena yah saya sering ikut kalo ada sosialisasi

dari puskesmas jadi kalo ada program imunisasi saya tau saya aktif apa lagi

masalah kesehatan buat anak-anak kalo sekarangkan yang imunisasi

campak sama rubella saya juga tau dan anak-anak saya sudah suntik semua

saya rasa puskesmas cukup baik yah kalo untuk pemberian informasi kalo

bagi saya paham aja pentingnnya imunisasi buat anak-anak.

Menurut (Umi Kalsum 26 Tahun)

“imunisasi menurut saya itu penting anak-anak saya semua imunisasi

lengkap kalo ditanya kenapa penting kan imunisasi biar anak-anak jauh lah

dari penyakit terus daya tahan tubuhnya bagus kalopun ada demam biasa

nda lama dan nda sampe kejang-kejang juga kalo masalah tau kan saya

sering sering sama bidan-bidan di Puskesmas soalnya saya rutin ikut

kegiatan di Puskesmas kadang ada senam pagi tiap jumaat warga-warga di

ajak buat ikut tapi yah sedikit yang ikut”

Sebagian besar orang tua mengerti tentang pentingnya Imunisasi namun masih

ada orang tua masih beranggapan Imuniasi bukan lah suatu hal yang penting dan bahkan

menolak dan mengabaikan informasi tentang imunisasi adapun beberapa alasanya

seperti yang di utarakan oleh masyarakat berikut ini”

Menurut (Ibu Jume 38 tahun):

“saya tau informasi tentang imunisasi tapi yah taunya dari tetangga aja jadi

kurang paham karena saya juga jarang ikut kegitan sibuk bekerja di kebun

jadi selama ini keluarga kami nda ada yang di imunisasi alhamdulilah

sehat-sehat aja semua jadi saya rasa juga tidak perlu imunisasi soalnya kata

tetangga saya anaknya yang di imunisasi malah demam malamnya habis di

imunisasi.

Menurut (Pak Abdulah 42 Tahun)

“dari dulu kami tidak mengikuti program imunisasi bahkan semua anak

saya tidak melakukan imunisasi saya pun tidak pernah imuniasi menurut

saya imunisasi tidak begitu penting malah menyiksa anak-anak belum lagi

sekrang ada berita kalo yang disuntik kan di Imunisasi itu mengandung

hewan gitu kan malah kami jadi takut nanti anak-anak malah jadi sakit”

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 125-139

136

Dari persepsi masyarakat diatas dapat di ketahui bahwa ada masih sebagian

masyarakat yang menolak program dan informasi tentang Imuniasi dengan beberapa

alasan terutama factor dari kebudayan atau kebiasaan yang turun temurun dan

pemahaman yang kurang dari masyarakat tentang informasi Imunisasi.

Informasi Tentang Program KB

Keluarga Berencana (KB) menurut UU RI No. 52 Tahun 2009 KB merupakan

bentuk usaha dalam mengatur dalam mengatur jarak maupun angka kelahiran anak,

dan usia yang ideal ketika melahirkan, mengatur waktu kehamilan melalui promosi,

perlindungan serta bantuan yang sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga

yang berkualitas.

Pemahaman masyarakat tentang informasi program KB yang di sampaikan

oleh Puskesmas Tanjung Aru kepada Masayarakat Desa Tanjung Aru sebagian

responden memahami informasi tentang Imunisasi kepada masyarakat Desa Tanjung

Aru masyarakat, sekita 3% responden menjawab sangat paham dan sebanyak 75%

responden paham akan informasi tentang KB diikuti dengan tanggapan tidak paham

sebanyak 22% orang sebanyak 0% orang menjawab sanagt tidak paham jika dilihat

berdasarkan Skala persepsi, interval, interval konversi, mutu, dan nilai, maka

indikator dari tanggapan masyarakat termasuk dalam indikator yang baik karena

termasuk dalam interval 2,51- 3,25 kemudaian hasil perhitungan selanjutnya yaitu

dengan nilai sebesar 70,2 termasuk kedalam interval 62,51-81,25 dan masih

termasuk kedalam indikator yang baik.

Menurut (Ibu Umy Kalsum 26 tahun):

“Menurut saya kalo informasi tentang program KB sudah baik karena

bidannya menyampaikan dengan baik sehingga saya paham saya juga sering

ikut program KB tapi saya ikut program KB bukan untuk mengikuti program

2 anak cukup tetapi untuk memberi jarak saja antara kelahiran anak saya

nanti karena kalo menurut keluarga saya terdahulu lebih banyak anak baik

untuk kita nanti tua soalnya kalo anak banyak nanti kalo kita tua mereka

yang urus kita kalo cuman dua aja kalo tua nanti kita sakit kalo yang dua

itu bisa bantu kita mau rawat kita kalo tidak apa lagi kalo sudah semua

berkeluarga mungkin waktu buat rawat kita tidak ada”

Menurut (Ibu Nur 32 tahun):

“Kalo menurut saya program KB itu ya penting soalnya kalo banyak anak

susah juga ngurusnya apa lagi kalo sekrang semua serba mahal sekolah juga pake

uang beli baju beli buku sama uang sangunya kan pake uang kalo untuk

penyampaian program KB dari Puskesmas saya rasa cukup baik dan bisa di

mengerti karena ada biasa dia jelaskan kami tidak mengerti bahasanya terlalu

berat juga tapi kalo untuk informasi tentang KB saya paham bu bidannya baik

soalnya kalo dia ngomong nda terlalu berat bahasanya”

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

Persepsi Masyarakat tentang Promosi Kesehatan di Puskemas (Abdul Razak)

137

2.3

2.5 2.49 2.44

2.68 2.6 2.58

2.81

3

2.8

2.6

2.4

2.2

2

Grafik Indikator Penelitian

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa banyak masyarakat yang mengerti dan

juga mengikuti program KB tetapi masih ada masyarakat yang tidak mengikuti

dan tidak tertarik dengan program keluarga berencana tersebut adapun alasannya

berikut hasil wawancara

Menurut (Ibu Salmiah 30)

“Saya tidak pernah mau tau sih masalah KB soalnya menurut keluarga saya

dari orang tua saya dulu melarang ikut KB alasannya yah menolak rejeki

tuhan kalo memang mau punya anak yah berapapun itu rejeki soalnya

orang tua saya juga anaknya 11 ko alhamdulilah namanya rejek yah jagan

di tolak kalo Allah SWT mau kasih anak berarti Allah SWT percaya sama

kita rejeki umur jodoh tuhan yang atur”

Menurut (Pak Salman 47)

“menurut saya program KB itu bertentangan dalam al-quran dan bahkan

menurut saya itu suatu program yang menghambat pertumbuhan umat islam

bahkan negara-negara kaya Israel aja nda pake program KB padahal dia

yang captain itu alat-alat KB makanya kalo ada pihak Puskesmas datang

mau kasih penyuluhan tentang KB kita tolak haram hukumnya itu KB”

Berdasarkan hasil wawancara dari informan diatas factor penghambat dari

program maupun tidak di terimanya informasi tentang KB ialah dari pemahaman yang

kurang dari masyarakat dan juga adanya berita-berita yang kurang baik dimasyarakat

tentang program KB ini sehingga beberapa masyarakat menghindarinya.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

a. Dalam penyampaian informasi dengan menggunakan teknik promosi seperti

penyuluhan, sepanduk, brosusr dan medias sosial untuk niai tertinggi yaitu

promosi kesehatan dengan metode sepanduk dengan nilai interval 67 dan untuk

promosi kesehatan denagn nilai terdenah yaitu penyuluhan dengan nilai interval 57

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 125-139

138

disini dapat dilihat bahwa promosi paling diminati yaitu promosi dengan sepanduk,

hal ini dikernakan mudah dilihat masyarakat saat berjalan-jalan khususnya

kewilayah Puskesmas

b. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti menujukkan bahwa perspsi

masyarakat tentang informasi kesehatan mengenai GERMAS (Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat), Imunisasi dan Program KB ( Keluarga Berencana), serta

persepsi masyarakat mengenai metode atau bentuk-bentuk penyampaian informasi

kesehatan yang dilaksanakan pihak Puskesmas Tanjung Aru seperti bentuk

penyampaian informasi dengan penyuluhan, bentuk penyampain informasi

dengan media massa seperti sepanduk brosur dan sosial media masuk dalam

katagori baik meskipun demikian ada beberapa program promosi kesehatan

yang masih masuk dalam indikator tidak baik seperti pemahaman masyarakat tentang

informasi GERMAS hal ini dikarenakan banyak masayarakat yang belum

mengetahui informasi tersebut secara mendalam dan juga penyampaian informasi

yang kurang merata.

Saran

c. Selain memberikan informasi sebaiknya pihak Puskesmas juga melaksanakan

promosi kesehatan dengan mengunjungi tiap rumah-rumah warga yang sekiranya

sulit untuk berkunjung langsung ke Puskesmas terutama untuk para lansia

sebaiknya diberikan kemudahan dalam pemberian informasi kesehatan dengan

cara mengunjunginya langsung kerumah yang bersangkutan.

d. Untuk strategi dalam promosi kesehatan sebaiknya lebih diperluas lagi untuk

penyampaian informasinya seperti penyuluhan untuk lebih merata sehingga

masyarakat yang berada jauh di daerah sebelum dusun Ipi mendapatkan informasi

yang mendalam juga terkait program promosi kesehatan

e. Untuk promosi kesehatan dengan menggunakan penyuluhan sebaiknya waktunya

diubah kesore hari karena untuk pagi hari kebanyakan masyarakat pergi bekerja.

f. Serta untuk tidak memberikan informasi kesehatan melalui media sosial saja hal

ini dikarenakan tidak semua masyarak memiliki akses informasi melalu media

sosial karena tidak semua masyarakat memiliki HP canggih dan juga jaringan

internet yang kurang baik.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Aneka

Karya

Brehm,S.S.,Kassin,S.M.(1989). Social psychology. USA: Houghton Mifflin

company. Depkes RI, 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI

, 2011, Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Entjang. I., 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung: Citra Aditya Bakti

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM PROMOSI …

Persepsi Masyarakat tentang Promosi Kesehatan di Puskemas (Abdul Razak)

139

Hanurawan, Fatah. 2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.p

KEMEKES RI, 2011, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI.

Nasir, Moh. 2009. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Notoadmodjo S.

2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta:Rineka Poerwadarminta,

W.J.S., 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sarwono, S. Psikologi Remaja, Jakarta: PT Raja Grafindo.2011

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Metode). Bandung:

Alfabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen.

Bandung: Alfabeta

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: UNS.

Dokumen-dokumen:

Peraturan Kementerian Keshetan, Nomer 75 Tahun 2014. Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat.

Undang-undang Republik Indonesi, Nomer 52 Tahun 2099. Tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pebangunan Keluarga

Internet:

https://databoks.katadata.co.id/datapublis/2019/01/25177-balita-indonesia-masih-

mengalami- masalah-gizi.

http://Promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan.

https://pusdatin.kemnkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-data-pusat-data-dan-

informasi.htm.

https://www.who.int/iris/handle/10665/107835.