persepsi laki-laki terhadap kepemimpinan...

131
PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MILITER (Studi Kasus di Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.sos) Oleh Kuntum Chairum Ummah 109032200002 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014M.

Upload: truongcong

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM

MILITER

(Studi Kasus di Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Gelar Sarjana Sosial (S.sos)

Oleh

Kuntum Chairum Ummah

109032200002

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./2014M.

Page 2: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:
Page 3: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

ii

ABSTRAK

KUNTUM CHAIRUM UMMAH. Persepsi Laki-laki Terhadap Kepemimpinan Perempuan

dalam Militer. Skripsi, Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

Skripsi ini membahas mengenai persepsi laki-laki terhadap kepemimpinan perempuan

dalam militer. Kepemimpinan perempuan pada saat ini merupakan isu yang sangat sentral dan

dipandang sebagai sesuatu hal yang menarik untuk dikaji. Banyak organisasi yang memiliki

perspektif patriarkal, hal ini dapat terlihat dari terdapatnya dominasi oleh laki-laki. Salah satu

bukti bahwa terdapatnya dominasi laki-laki adalah dari jumlah komposisi laki-laki yang bertugas

di Kodam Jayakarta dengan total 13.000 anggota. Sedangkan, perempuan yang bertugas di

Kodam Jayakarta hanya berjumlah total 200 anggota.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi laki-laki terhadap

kepemimpinan perempuan. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik penelitian

menggunakan pertanyaan terbuka. Informan dipilih berdasarkan pada informasi yang tersedia

seperti informan yang pernah memiliki pengalaman memiliki pemimpin perempuan. Analisis

data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa permasalahan kepemimpinan perempuan

dalam militer bersandar pada bekal keilmuan dan pengalaman, jabatan fungsional atau

kepangkatan merupakan tolak ukur utama dalam menentukan standarisasi calon pejabat

struktural dan kendala yang terdapat pada pemimpin perempuan adalah waktu dan fasilitas.

Peluang seorang perempuan dalam memimpin terhalang oleh persepsi bahwa perempuan dalam

bertugas haruslah mendapatkan izin dari keluarga. Dalam pandangan militer, posisi seorang

perempuan sangatlah terhormat hal ini tercantum dalam delapan wajib TNI bahwa seorang

prajurit haruslah menjunjung tinggi kehormatan seorang wanita.

Hasil wawancara menunjukkan tidak ada perbedaan kesempatan yang diberikan kepada

prajurit laki-laki dan perempuan serta tidak adanya larangan bagi prajurit perempuan untuk

menjadi pimpinan selama mampu dan memiliki kualifikasi untuk menjadi pimpinan dan tidak

mengabaikan tugas dalam keluarga sebagai seorang istri dan seorang ibu. Dalam militer

kelebihan pemimpin dengan sifat keibuannya dalam memimpin bawahan sedangkan

kekurangannya terdapat pada tingkat emosional yang dianggap kurang tegas. Penelitian ini

menunjukkan perlunya pemberian dukungan bagi kesetaraan perempuan dalam memimpin serta

perlunya kesadaran dari pemimpin perempuan untuk mau dan mampu bersaing dengan sesama

kowad maupun dengan prajurit laki-laki.

Page 4: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:
Page 5: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Persepsi

Laki-laki terhadap Kepemimpinan Perempuan dalam Militer”.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen

Pembimbing Cucu Nurhayati, M.Si dan Ahmad Abrori, M.Si yang telah meluangkan waktu dan

tenaga, secara sabar dan teliti dalam memberikan arahan, nasihat, serta bimbingan selama

penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Segenap Dosen Program Studi Sosiologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan bekal selama menempuh pendidikan sarjana.

5. Pangdam Jaya/Jayakarta yang telah memberikan izin tempat penelitian ini.

6. Asisten Personel Kodam Jaya/Jayakarta yang telah memberikan izin tempat penelitian ini.

7. Seluruh Staf Binpers Kodam Jaya/Jayakarta yang telah membantu segala keperluan selama

peneliti melakukan penelitian di tempat penelitian.

Page 6: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

v

8. Mama dan Papa tercinta serta kakak dan adik tersayang Meli dan Eca yang telah memberikan

kasih sayang, dukungan serta do’anya dalam penyusunan skripsi ini.

9. Sepupu-sepupu terbaik yang selalu mendoakan keberhasilanku.

10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat angkatan Edelweiss Resimen Mahasiswa ”Wira

Dharma” tercinta (Syawal, Helmi, Harisman, Dzikri, Qudsi, Ristya, Ryani, Iir, Rima dan

Dora) yang telah rela memberikan bantuan materil maupun non materil dalam penyusunan

skripsi ini, sehingga dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal.

11. Terima Kasih kepada angkatan Wira Chandra tersayang (Maryury, Fatma, Dian, Indah dan

Fathur) yang senantiasa membantu dan mendo’akan keberhasilan penulisan penelitian ini.

12. Semua rekan-rekan mahasiswa Program Studi Sosiologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

13. Terima kasih juga kepada semua pihak baik langsung maupun tidak langsung memberikan

dukungan dan apresiasi dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga bantuan, dukungan dan motivasi yang telah diberikan menjadi amal baik. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna

menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi semua pembaca dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dunia pendidikan kita.

Jakarta, Mei 2014

Kuntum Chairum Ummah

Page 7: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Pernyataan Masalah ...................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6

E. Kerangka Teori .............................................................................. 9

1. Persepsi ...................................................................................... 9

a. Konsep persepsi .................................................................... 9

b. Proses terjadinya persepsi ..................................................... 12

2.Kepemimpinan ........................................................................... 13

a. Konsep Kepemimpinan ......................................................... 13

b. Pendekatan teori kepemimpinan ........................................... 16

c. kepemimpinan militer ........................................................... 17

Page 8: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

vii

F. Metode Penelitian .......................................................................... 18

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 20

BAB II GAMBARAN UMUM ....................................................................... 22

A. Gambaran Umum Kodam Jayakarta ............................................ 22

B. Gambaran Umum Korps Wanita Angkatan Darat ........................ 29

BAB III ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............. 32

A. Persepsi laki-laki .......................................................................... 32

B. Kepemimpinan perempuan dalam militer .................................... 48

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 61

A. Kesimpulan ................................................................................... 61

B. Saran ............................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63

LAMPIRAN .......................................................................................................... 65

Page 9: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pertanyaan Penelitian .................................................................65

Lampiran 2 Hasil Wawancara ........................................................................ 68

Lampiran 3 Daftar Informan ..........................................................................121

Lampiran 4 Struktur Organisasi ..................................................................... 122

Lampiran 5 Surat-surat ................................................................................ 123

Page 10: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Laki-laki dan perempuan memiliki pengalaman yang berbeda dan proses

sosialisasi yang berbeda. Proses sosialisasi inilah yang pada akhirnya dapat menyebabkan

pengalaman yang berbeda dalam melihat diri mereka masing-masing, antara diri mereka

dengan komunitas dan hubungan keduniaan serta interaksi yang melandasi kemampuan

setiap individu untuk menerjemahkan dan menerima apakah simbol-simbol serta hukum-

hukum yang dikonstruksi sedemikian rupa otentik atau tidak (Siti Ruhaini Dzuhayatin,

2002: 6).

Stereotype yang ada tentang feminim dan maskulin. Feminim digambarkan secara

positif dengan tidak suka menggunakan kata kasar, suka bicara, halus, lembut, peka

terhadap rangsangan orang lain, religius, sangat memperhatikan penampilan, rapi,

membutuhkan pengamanan diri, dan bicara pelan. Namun, feminim juga digambarkan

dengan negatif dengan tidak mandiri (tergantung laki-laki), tidak percaya diri, tidak

agresif, sangat emosional, sangat subjektif, sangat mudah dipengaruhi, pasif, tidak

kompetitif, tidak logis, orientasi dunia domestik, tidak tegas, sulit mengambil keputusan

dan sulit menjadi pemimpin. Gambaran stereotype maskulin justru kebalikan dari

stereotype feminim

Terdapat beberapa alasan mengapa saya mengambil judul ini.Pertama, konstruk

sosial yang membedakan antara pekerjaan laki-laki (sektor publik) dan pekerjaan

perempuan (sektor domestik).Kedua, penggunaan simbol-simbol yang melekat pada diri

Page 11: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

2

perempuan dan laki-laki.Misalnya, militer pada saat ini identik dengan sikap kuat, keras,

rasional, berani dan agresif.Dalam konstruksi sosial dikenal dengan istilah

maskulin.Sedangkan, perempuan diidentifikasikan simpatik, halus, lemah, lembut, peduli

dan perasa atau yang dikenal dengan istilah feminim.

Secara legal tidak ada perbedaan kesempatan bagi prajurit laki-laki maupum

perempuan dalam mengembangkan karier namun terdapat fenomena dari sejumlah

pejabat struktural di militer perempuan yang jumlahnya sangat sedikit.Kalaupun ada,

jumlahnya sangat tidak berimbang (kurang dari 50%) dibandingkan dengan jumlah

pejabat struktural laki-laki dalam militer.Mayoritas perempuan dalam militer juga tidak

memegang jabatan struktural karena tanggung jawab keluarga dan domestik yang

ditanggungnya sehingga tidak semua perempuan bersedia memegang jabatan struktural

dalam institusi tempat mereka bekerja.

Ada perempuan yang mampu menduduki jabatan tertinggi dalam Angkatan Darat

namun hanya sampai pangkat Brigadir Jenderal sedangkan untuk wilayah Kodam Jaya

prajurit perempuan hanya mampu sampai pangkat Kolonel dengan jabatan Kepala Ajudan

Jenderal itupun pada jabatan yang sangat identik dengan perempuan seperti administrasi

dan logistik. Idealnya perempuan haruslah juga dapat diangkat pada posisi yang tidak

hanya identik dengan perempuan tetapi juga pada posisi yang dianggap hanya mampu

diisi oleh prajurit laki-laki.Hambatan karir dan tanggung jawab yang sering dihadapi

perempuan adalah banyaknya proporsi perempuan yang berada pada posisi rendah atau

junior, perempuan kurang dipromosikan dibandingkan dengan laki-laki, rata-rata

penghasilan perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, dan hanya sedikit

perempuan yang menduduki posisi yang tinggi atau senior. Belum adanya prajurit

Page 12: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

3

perempuan yang lulusan akmil pun menjadi faktor yang membedakan prajurit perempuan

dengan laki-laki.Namun, setahun yang lalu tepatnya 2013 sudah dibuka sekolah taruni

masih dengan angkatan pertama dengan jumlah total 16 orang taruni. Walaupun dari

jumlah masih berbeda jauh dengan jumlah taruna namun hal ini menunjukkan bahwa

militer sudah membuka kesempatan bagi calon prajurit perempuan untuk dapat

menduduki jabatan strategis setelah lulus dan berkarir minimal 20 tahun setelah lulus

sebagai taruni.

TNI dinilai kurang memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berperan lebih

banyak sebagai prajurit. Saat ini jumlah prajurit perempuan di Mabes TNI baru sebanyak

10 hingga 15 persen dari seluruh jumlah prajurit TNI (situs: web.tni.mil.id). Idealnya

jumlah prajurit perempuan sebanyak 30 persen dari jumlah prajurit TNI.Keterbatasan

penempatan penugasan pun juga terjadi pada kalangan prajurit TNI.Prajurit perempuan

hanya diletakkan pada jabatan-jabatan yang dianggap kurang strategis seperti

administrasi, logistik, perbekalan dan kesehatan.Perbedaan mencolok tampak dari jumlah

anggota yang bertugas di Kodam Jaya.Prajurit laki-laki yang bertugas di Kodam jaya

berjumlah kurang lebih 13.000 sedangkan prajurit perempuan hanya berjumlah 200

orang.

Tabel I.1 Jumlah anggota yang bertugas di Kodam Jaya

No Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4

Perwira 1500 90 1590

Bintara 6000 110 6110

Tamtama 5500 - 5500

Total 13000 200 13200

Sumber data: Pembinaan Personalia Kodam Jaya, 2014

Page 13: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

4

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bagaimana kurangnya keterwakilan dan

peran perempuan dalam militer karena dibutuhkannya perempuan-perempuan yang mau

masuk TNI dan terdapatnya beberapa aturan-aturan khusus serta setiap perempuan yang

mau masuk TNI haruslah perawan sebagai salah satu aturan yang tidak dapat diganggu

gugat serta diberlakukan tes keperawanan. Setelah seorang prajurit perempuan selesai dan

lulus dari lembaga pendidikan (lemdik) maka akan terdapat perbedaan dalam hal

memimpin karena faktor kurangnya pengalaman dalam hal kepemimpinan lapangan.

Prajurit perempuan biasanya kurang terlatih dalam wilayah operasi dan pertempuran hal

ini menyebabkan perbedaan yang sangat mencolok antara kepemimpinan prajurit laki-

laki dan prajurit perempuan jika menjadi pimpinan.

Dominasi laki-laki dalam dunia militer adalah sebuah produk dari perkembangan

sosial.Laki-laki mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Proses seleksi dan promosi dalam

dunia militer menempatkan laki-laki lebih menguntungkan dibandingkan dengan

perempuan. Terdapat anggapan bahwa kinerja perempuan lebih rendah dibanding laki-

laki.Kurang mampu bersaing serta tidak adanya dukungan dari lingkungan memperburuk

kondisi kerja yang harus dihadapi oleh perempuan.Sepanjang sejarah kowad yang

menjadi perwira tinggi hanya ada 8 orang dan hanya sampai brigjen tidak lebih dari itu. 8

orang tersebut yaitu:

1. Brigjen TNI (Purn) Kartini Hermanus (Jabatan terakhir: staf ahli Panglima TNI bidang

Inbang)

2. Brigjen TNI (Purn) Hermawati (Jabatan terakhir: Pati staf khusus KASAD )

3. Brigjen TNI (Purn) Yulia Ganawati (Jabatan terakhir: Kepala Biro Keuangan Setjen

Wantannas)

Page 14: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

5

4. Brigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir: Sahli TK-II, Kawasan Eropa dan

Amerika Serikat, Sahli Hubint Panglima TNI )

5. Brigjen TNI Theresia S Abraham, SH (Jabatan terakhir: Oditur Jenderal TNI )

6. Brigjen TNI Dr. Nur Azizah, SH,MH (Jabatan terakhir: Kepala Biro Hukum Kemhan RI )

7. Brigjen TNI A.A.A Putu Oka Dewi Iriani, SH,MH (Jabatan terakhir: Kepala Kelompok

Hakim Militer utama Pengadilan Militer Utama)

8. Brigjen TNI Dra Purwanti SH,MH (Jabatan terakhir: Direktur Hukum TNI Angkatan Darat).

Berdasarkan data diatas jelas bahwa perempuan belum pernah ada yang

menempati jabatan strategis dalam militer.Perempuan kalaupun menjadi pemimpin hanya

dapat berada pada bidang-bidang selain tempur (non-combat).Dalam hal kualitas

professional dalam bidang keahlian tidak ada perbedaan antara prajurit laki-laki dengan

prajurit perempuan hanya saja perbedaan pengalaman antara lapangan dan administratif

menyebabkan perempuan tidak mampu menduduki jabatan strategis.Dalam studi ini akan

dikaji bagaimana persepsi laki-laki terhadap kepemimpinan perempuan dalam milliter.

Kajian ini sangat menarik karena pada zaman modern seperti ini tidak dapat dipungkiri

lagi bahwa perempuan memberikan kontribusi yang sangat besar hampir di seluruh aspek

kehidupan.Penelitian ini bermula dari ketimpangan kesempatan dan prospek karir antara

laki-laki dengan perempuan sebagai pejabat struktural dalam militer.Terdapat perbedaan

penerimaan personel yang dilakukan antara perempuan dan laki-laki.Begitupun

penempatan posisi antara laki-laki dan perempuan yang sering tidak setara.Secara legal,

prajurit perempuan disejajarkan dengan prajurit laki-laki namun dalam kenyataannya

marginalisasi terhadap prajurit perempuan tetap saja terjadi.Saya rasa diperlukan sistem

yang lebih baik untuk memperbaiki jumlah penerimaan sekaligus memperluas peran

kaum perempuan, termasuk peran tempur.

Page 15: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

6

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan Pernyataan Masalah diatas, maka pertanyaan penelitian adalah

Bagaimana laki-laki mempersepsikan kepemimpinan perempuan dalam militer?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk menjelaskanpersepsi laki-laki terhadap

kepemimpinan perempuan dalam militer. Adapun manfaaat penelitian adalah:

1. Manfaat teoritis:

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat berkontribusi dan dimanfaatkan bagi

perkembangan ilmu sosiologi khususnya sosiologi organisasi.Serta dapat digunakan

sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. Khususnyatopik tentang militer maupun

mengungkapkan topik lain yang lebih kompleks yang ada hubungan dengan

kepemimpinan perempuan di militer.

2. Manfaat praktis:

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi perempuanyangingin

mempertahankan eksistensinya diantara hubungan interaksi sosial yang didominasi

oleh budaya patriarkal. Bagi para pembuat kebijakan hasil penelitian ini dapat

memberi kontribusidalam membuat kebijakan-kebijakan pembangunan nasional.

D. Tinjauan Pustaka

Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Kholis Fatahillah Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2006

Page 16: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

7

yang berjudul “Sistem Dakwah di Lingkungan Militer Pada Batalyon Artileri Pertahanan

Udara Sedang-6/1 Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya)”

Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara kepada pejabat Yon

Arhanudse-6/1 Dam Jaya dengan menggunakan pendekatan kualitatif secara deskriptif.

Menggunakan teori sosialisasi dan media massa. Hasil temuannya adalah dasar dakwah

pada Yon Arhanudse-6/1 adalah dasar perintah yaitu bahwa sudah menjadi kewajiban

staf bintal untuk membimbing prajurit di batalyon dalam proses pembinaan prajurit

batalyon yang berada di bawah nauangan Kodam Jaya. Dasar ibadah yaitu sebagai

manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari semata-mata hanya mencari ridho

Tuhan dan untuk ibadah semata. Dasar kemanusiaan bahwa sudah menjadi kodrat

manusia untuk saling tolong menolong serta dasar ukhuwah untuk menjalin persaudaraan

sesama prajurit

Kedua, Skripsi Universitas Negeri Semarang yang ditulis oleh Adi Abasaki Prodi

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial pada Tahun 2011 yang berjudul “Persepsi Santri

Terhadap Kepemimpinan Perempuan di Sector Publik (Studi Kasus di Pondok Pesantren

Durrotu ASWAJA, Semarang) ”. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari

subjek yang diteliti. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam

dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan sebagai istri masih

dipandang sebagai pelayan suami dan mempunyai tugas untuk mengurus anak-

anak.Namun, dalam pandangan santri perempuan dianggap sebagai seorang ibu yang

sangat terhormat posisinya. Tidak ada pelarangan bagi perempuan untuk menjadi

pemimpin di sector public, santri beranggapan bahwa selama perempuan memiliki

Page 17: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

8

kapasitas, bakat dan kemampuan dalam memimpin, perempuan boleh saja menjadi

pemimpin selama tidak mengabaikan tugasnya dalam keluarga dan seijin suami.

Ketiga, Tesis Universitas Indonesia yang ditulis oleh Dwitularsih Sukowati pada

tahun 2002 yang berjudul “Persepsi Anggota Organisasi Isteri Terhadap Peran

Organisasi Dalam Meningkatkan Kualitas Anggota Sebagai Sumber Daya Manusia

(Studi Kasus: Organisasi Isteri TNI-AD Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus

Daerah VII/ Wirabuana, Makassar)”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,

sifat penelitiannya adalah studi evaluatif yaitu evaluasi terhadap program-program

organisasi dengan unit analisisnya adalah anggota organisasi.Populasi penelitian ini

adalah seluruh anggota Persit Kartika Chandra Kirana PD VII/Wirabuana.Penarikan

sampel dilakukan secara acak, tetapi tetap sesuai dengan kriteria persyaratan yang

proporsional antara anggota biasa dengan pengurus, sedangkan informannya adalah

anggota persit Kartika Chandra Kirana.Pengambilan sampel dilakukan dengan sistem

sampel acak berlapis atau disebut juga sampling berstrata.Tekhnik pengumpulan data

menggunakan kuesioner yang disebarkan berisi pertanyaan tertutup secara selektif.

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa faktor-faktor yang menjadi kendala dalam

meningkatkan kualitas SDM adalah anggota yang kurang berpartisipasi atau apatis

terhadap program, ketidak pedulian terhadap organisasi walaupun persentasenya kecil

dibandingkan anggota yang mendukung program dan berpartisipasi aktif. Faktor

golongan pangkat suami juga merupakan kendala, hal ini membuat anggota yang

potensial dari segi pendidikan tidak bisa mengembangkan potensinya karena golongan

pangkat suami rendah.

Page 18: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

9

E.Kerangka Teoretis

1. Persepsi

a. Konsep persepsi

Persepsi merupakan cara pandang seseorang atau masyarakat mengenai suatu

hal. Individu mengenal lingkungannya melalui proses sosialisasi. Proses sosialisasi

yang berbeda inilah yang menentukan persepsi seseorang terhadap suatu hal. Dalam

proses interaksi orang belajar memahami simbol-simbol sehingga mampu

memahami peranan aktor-aktor lainnya. Menurut Blumer, seseorang tidak langsung

memberi respon pada tindakan orang lain, tetapi didasari oleh pengertian yang

diberikan kepada tindakan itu, dengan demikian interaksi manusia dijembatani oleh

penggunaan simbol-simbol, oleh penafsiran, oleh kepastian makna dari tindakan-

tindakan orang lain (Margareth M Poloma, 2003:263).

Simbol digunakan seseorang untuk mempersepsikan sesuatu. Misalnya,

simbol militer dengan penggunaan atribut seperti seragam, cara berjalan, cara

bersikap dan beretika dengan sesamanya. Simbol ini identik dengan maskulin

dimana pemimpin dalam militer harus memiliki sifat-sifat dan sikap yang keras,

tangguh, kuat dan bersuara lantang.Hal ini berbeda dengan stereotype feminim yang

identik dengan lembut, halus dan bersuara pelan.Stereotype inilah yang berpengaruh

besar terhadap bagaimana reaksi kita terhadap suatu objek.

Persepsi merupakan tahap kedua perbuatan dimana aktor mencari dan

bereaksi terhadap stimulus yang terkait dengan impuls. Aktor juga secara aktif

memilah dan memilih stimulus mana yang akan diambil dan mana yang akan

diabaikan. Mead menolak memisahkan orang dari objek yang mereka

Page 19: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

10

persepsikan.Menurutnya, objek dan persepsi tidak dapat dipisahkan karena satu

dengan yang lain saling terkait (Ritzer, 2004: 380). Persepsi seseorang tidak bisa

serta merta ada begitu saja tapi perlu adanya objek untuk dipersepsikan.

Persepsi adalah proses manusia dalam menanggapi objek baik benda maupun

fenomena sosial di sekelilingnya (Elly M Setiadi, 2011: 175). Dengan melihat dan

mempelajari gejala sosial yang ada di sekelilingnya maka manusia memahami dan

menafsirkan pemahaman yang berbeda terhadap suatu objek yang

dipahaminya.Terdapat unsur yang mempengaruhi seseorang seperti unsur

pengetahuan, unsur perasaan dan unsur dorongan hati.Unsur pengetahuan meliputi

akal dan budi untuk untuk mengenali sesuatu hal yang ada di sekitarnya.Unsur

perasaan adalah keadaan dan kesadaran manusia yang karena pengaruh

pengetahuannya dinilai sebagai keadaan baik atau buruk, enak atau tidak enak, benar

atau salah.Sedangkan, unsur dorongan hati adalah kemauan yang merupakan

kecenderungan pada setiap manusia untuk menanggapi stimulus (rangsangan)

dengan pola yang teratur seperti dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan

seks dan dorongan untuk bergaul.

Menurut Horton dan Hunt, nilai adalah gagasan tentang apakah pengalaman

itu berarti atau tidak. Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku atau

pertimbangan seseorang, tetapi ia tidak meghakimi apakah sebuah perilaku tertentu

salah atau benar. Suatu tindakan dianggap sah jika sesuai dengan nilai-nilai yang

dianggap sah oleh masyarakat (Elly M Setiadi, 2011: 119). Nilai dan norma

memiliki hubungan yang saling terkait dimana nilai merupakan sesuatu yang

dianggap hal yang baik dan benar. Sedangkan, norma merupakan perwujudan nilai

Page 20: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

11

yang di dalamnya terdapat aturan. Bagi seseorang yang melanggar norma maka ia

akan mendapatkan sanksi atau hukuman baik oleh negara melalui penegak hukum

ataupun masyarakat.

Weber mendefinisikan bahwa kepemimpinan merupakan seseorang yang

bertanggung jawab atau dikenal dengan otoritas. Weber menguraikan kedalam tiga

bagian utama yaitu otoritas legal, otoritas tradisional dan kharismatik. Otoritas legal

dapat memiliki beragam bentuk struktural. Weber menggambarkannya dalam tipe

ideal birokrasi. Ciri-ciri utamanya adalah terdiri dari rangkaian organisasi fungsi-

fungsi resmi (badan) yang terikat oleh aturan, memiliki kompetensi yang spesifik,

membawa serangkaian kewajiaban untuk melakukan berbagai fungsi, terorganisasi

kedalam sistem hierarki, administratif dirumuskan dan dicatat secara tertulis.

Otoritas tradisional tumbuh dari legitimasi sistem yang telah berusia tua sedangkan,

otoritas karismatik didapatkan berdasarkan kemampuan karisma yang dimiliki oleh

pemimpin tersebut. (Ritzer, 2004: 140-145).

Dengan demikian persepsi tentang kepemimpinan perempuan dalam militer

bagi tentara laki-laki kemungkinan berbeda satu sama lain. Hal ini karena

pengetahuan, pengalaman, nilai dan norma yang dianut serta latar belakang kondisi

tertentu yang tidak sama. Namun, sangat besar kemungkinan terdapat kesamaan

persepsi diantara tentara laki-laki, terutama karena pengaruh lingkungan atau

kelompok militer. Kelompok militer yang menganut sistem korsa yang sangat kuat

antar anggota merupakan hasil sosialisasi nilai-nilai dan norma militer yang sudah

ditanamkan sejak awal seseorang menjadi calon anggota tentara nasional Indonesia.

Page 21: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

12

b. Proses Terjadinya Persepsi

Persepsi individu terjadi karena adanya interaksi sosial.Interaksi

sosialmerupakan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antar individu,

kelompok dan masyarakat.Interaksi sosial merupakan kegiatan manusia dengan

manusia. Dalam interaksi sosial antar manusia menghasilkan respon dari pihak lain.

Respon dari pihak lain disebut dengan tindakan. Tindakan manusia tidak akan jauh

dari aktivitas saling memberikan antar aksi dan reaksi. Tindakan yang berkaitan

dengan aktivitas memilih dan dipilih dalam suatu kepemimpinan disebut tindakan

politik. Interaksi sosial antar manusia menghasilkan kekuasaan yang dapat

mempengaruhi pihak lain.

Dalam proses interaksi sosial, akan memungkinkan individu memiliki

persepsi yang berbeda mengenai objek yang sama. Suatu objek akan menimbulkan

rangsangan atau respon dari suatu individu, sehingga individu dapat menyadari apa

yang dia terima sebagai suatu bentuk akibat dari rangsangan yang diterimanya. Lalu,

individu memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Skema diatas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

L---S---A---R---L

L=Lingkungan

S=Stimulus/rangsangan

A=Aktor /individu

R= Respon/reaksi

Dengan demikian, apa yang dipersepsikan oleh individu selain tergantung

pada rangsangannya juga tergantung pada faktor yang terdapat dalam diri individu

Page 22: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

13

itu sendiri. Ada individu yang suka memperhatikan suatu hal sekalipun hal itu kecil

atau bahkan tidak berarti, tetapi sebaliknya ada individu yang mempunyai sifat acuh

terhadap lingkungan sekitarnya.Hal ini terkait dengan kepribadian aktor tersebut.

Terdapat hubungan yang erat antara kepribadian dan proses sosialisasi. Kepribadian

terbentuk melalui hubungan sosial di mana ia berada dan tergantung pada kebiasaan

yang diterapkan di lingkungannya.

2. Kepemimpinan

a. Konsep Kepemimpinan

Pemimpin adalah orang yang mempengaruhi perilaku, pendapat, sikap orang

lain. Bahkan kelompok teman sekalipun memiliki pemimpin.Pada dasarnya yang

menjadi pemimpin dipersepsikan sebagai orang yang dapat mewakili nilai-nilai

suatu kelompok dan mampu memimpin suatu kelompok.Kelompok memiliki dua

tipe pemimpin yaitu pemimpin instrumental dan pemimpin ekspresif.Pemimpin

instrumental adalah pemimpin yang berorientasi pada tugas dan berupaya agar

kelompoknya tetap bergerak kea rah tujuan bersama. Sedangkan, pemimpin

ekspresif adalah pemimpin yang biasanya tidak diakui sebagai seorang pemimpin

tetapi ia nyatanya seorang pemimpin dan cenderung merangsang ikatan pribadi,

meningkatkan kerukunan dan membatasi konflik (James M Henslin, 2007: 137-138).

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan,

dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu (Abi Sujak, 1990: 1). Kepemimpinan

merupakan seni memberdayakan orang lain. Dalam kepemimpinan seorang

pemimpin menciptakan visi dan lingkungan yang memotivasi bawahannya untuk

Page 23: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

14

berprestasi melalui harapan. Dalam hal ini, bawahan merasa percaya, kagum, loyal,

dan hormat kepada pimpinannya sehingga mereka termotivasi untuk melakukan

lebih dari apa yang mereka dapat lakukan. Menurut Keating kepemimpinan adalah

suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang

untuk mencapai tujuan (Keating, 1986: 9).

Seorang pemimpin untuk mencapai tujuan dengan efektif harus mempunyai

wewenang untuk meminpin para bawahannya dalam usaha untuk mencapai

tujuannya.Weber mendefinisikan kepemimpinan berdasarkan wewenang (authority)

yang dimiliki yaitu legal-rasional, tradisional dan kharismatik.Kepemimpinan

birokratik mendapatkan kontrol melalui birokrasi yang bersifat hierarkis, sesuai

aturan administratif dan tercatat secara tertulis.Kepemimpinan tradisional didasarkan

pada kepercayaan pada pemimpin dan keyakinan para pengikutnya dalam kesucian

aturan dan kekuasaan.Sedangkan, kepemimpinan kharismatik didasarkan pada

kepribadian menonjol yang dimiliki oleh seorang pemimpin. (Ritzer, 2009: 139-

145).

Kepemimpinan sering dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan

dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial (Soerjono Sukanto, 1990: 318).

Sebagai kedudukan kepemimpinan merupakan hak-hak dan kewajiban yang dapat

dimiliki oleh seseorang atau badan. Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan

meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan yang

menyebabkan gerak dari masyarakat.

Dari berbagai macam pendapat tentang pengertian kepemimpinan terdapat

dua kata utama yaitu pengaruh dan mempengaruhi. Cara untuk mempengaruhi dapat

Page 24: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

15

bermacam-macam antara lain dengan memberikan perintah, memberikan imbalan,

melimpahkan wewenang, mempercayai bawahan, memberikan penghargaan,

memberikan tanggung jawab, meminta pendapat, memberi motivasi, mengobarkan

semangat, memberikan keyakinan dan dorongan untuk maju serta menciptakan

hukuman dan lain-lain. Berdasarkan pendapat dari para ahli maka dapat disimpulkan

beberapa aspek penting dari berbagai definisi kepemimpinan, antara lain:

1. Adanya seni, cara, upaya, kekuatan dan kemampuan untuk mempengaruhi

perilaku orang lain. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu memberikan

contoh kepada bawahannya, perbuatan pemimpin yang konsisten lebih penting

daripada sekedar kata-kata

2. Adanya proses yang dilakukan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau

pengikut. Pemimpin dalam hal ini diharapkan dapat memberikan motivasi

lebih kepada pengikutnya dalam menghadapi situasi yang menantang.

3. Adanya kerjasama. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang percaya bahwa

keberhasilan yang diraih merupakan hasil kerja tim. Melalui kepercayaan dan

percaya diri maka individu akan berani mengambil resiko dan melakukan

perubahan untuk menjaga organisasi tetap hidup. Melalui hubungan ini, para

pemimpin mengubah pengikutnya menjadi pemimpin pula.

4. Adanya tujuan tertentu yang hendak dicapai melalui upaya mempengaruhi

orang lain. Tujuan bersama diwujudkan dalam bentuk visi, pemimpin berupaya

untuk menciptakan kegairahan dalam kelompok melalui kepercayaan dan

antusiasme terhadap tujuan bersama.

Page 25: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

16

5. Penghargaan terhadap hasil yang sudah dicapai oleh suatu kelompok.

Merayakan keberhasilan-keberhasilan yang telah diraih merupakan salah satu

bentuk pengakuan dan kontribusi pengikut. Dengan adanya perayaan-perayaan

kecil maka akan tercipta semangat kolektif yang kuat dan dapat menjadi

investasi semangat dalam melalui masa-masa sulit.

b. Pendekatan Teori Kepemimpinan

Terdapat berbagai macam pendekatan teori kepemimpinan seperti

pendekatan karakter, pendekatan perilaku dan pendekatan situasional.Pendekatan

karakter menekankan bahwa salah satu unsur penting dalam kepemimpinan adalah

sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Karakter pemimpin yang efektif adalah

kemampuan memimpin, percaya diri, agresif, butuh akan prestasi, berambisi untuk

maju dan rasa tanggung jawab. Pendekatan perilaku menggabungkan potensi

maskulin dan sentuhan feminim serta lebih siap untuk berubah dan melakukan

perubahan serta lebih baik dalam bernegosiasi. Sedangkan, pendekatan situasional

menekankan bahwa kepemimpinan yang paling efektif adalah sedapat mungkin

fleksibel sesuai dengan yang dibutuhkan dalam waktu dan tempat tertentu (Abi

Sujak,1990: 12-16).

Gaya kepemimpinan terbagi menjadi tiga gaya dasar yaitu pemimpin otoriter

(authoritarian leader), pemimpin demokratis (democraticleader), dan pemimpin

laissez-faire (laissez-faire leader). Pemimpin otoriter cenderung memberikan tugas

tanpa memberitahu apa yang seharusnya dilakukan oleh pengikutnya dan

menghasilkan pengikut yang tergantung pada pada pemimpin mereka dan memiliki

solidaritas internal yang tinggi. Sedangkan pemimpin demokratis berdiskusi dan

Page 26: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

17

membantu anak buah untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan.Sedangkan,

kepemimpinan laissez faire bersifat pasif dan menghasilkan kinerja yang rendah

(James M Henslin, 2007: 138-139).

c. Kepemimpinan Militer

Sesuai dengan peraturan dalam militer terdapat beberapa hal pokok yang

harus dilaksanakan seorang pemimpin agar mampu melaksanakan tugas dan

kewajibannya sebagai alat negara. Kepemimpinan militer adalah suatu proses untuk

menciptakan kondisi yang kondusif bagi organisasi dalam mencapai tujuan dan

tujuan pokoknya. Karena dengan kepemimpinanlah yang akan membawa bangsa dan

negara kearah tujuan pencapaian perjuangan (Nasdep kepemimpinan TNI NO 19-07-

02-A2-A.01).

Kepemimpinan dalam militer tercermin dalam 11 azas kepemimpinan yaitu:

1. Taqwa

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepada-Nya.

2. Ing Ngarsa Sung Tulada

Memberi suri tauladan di hadapan anak buah.

3. Ing Madya Mangun Karsa

Ikut bergiat serta menggugah semangat di tengah-tengah anak buah.

4. Tut Wuri Handayani

Mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buah.

5. Waspada Purba Wisesa

Selalu waspada mengawasi, serta sanggup dan memberi koreksi kepada anak

buah.

6. Ambeg Parama Arta

Dapat memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.

7. Prasaja

Tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.

8. Satya

Sikap loyal yang timbal balik, dari atasan terhadap bawahan dan dari bawahan

terhadap atasan dan ke samping.

Page 27: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

18

9. Gemi Nastiti

Kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala

sesuatu kepada yang benar-benar diperlukan.

10. Belaka

Kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan-

tindakannya.

11. Legawa

Kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung

jawab dan kedudukan kepada generasi berikutnya.

Norma-norma yang tercantum dalam 11 azas kepemimpinan TNI merupakan

suatu sistem nilai yang harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota

TNI.Seorang pemimpin haruslah memiliki moril yang baik.Moril adalah keadaan jiwa

dan emosi yang berhubungan dengan tugas khusus yang meliputi kemauan untuk

melakukan apapun yang harus dilakukan.Ciri-ciri moril yang baik adanya perhatian

yang besar, kegembiraan, perasaan taat yang mendalam, sungguh dalam

melaksanakan kewajian dan kerjasama dengan ikhlas.

F. Metodologi Penelitian

1.Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

menggunakan logika induktif (Arief subyantoro dan fx suwarto, 2007:

78).Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bersifat deksriptif dan menggunakan

analisis deskriptif. Data yang digunakan merupakan data hasil wawancara.Dalam

penelitian ini menggunakan peneliti sebagai instrumen kunci. Metode yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang

disajikan dalam bentuk sedemikin rupa sehingga informan dapat memberikan

jawaban secara mendalam sesuai dengan karakteristik dirinya. Tujuannya adalah

untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari informan.

Page 28: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

19

2.Proses pengumpulan data

Peneliti bukanlah berasal dari kalangan dan lingkungan keluarga besar

militer.sebelum turun lapangan untuk melakukan penelitian peneliti menyiapkan

administrasi yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian

dari Pangdam Jaya Peneliti diarahkan ke bagian Bindik lalu peneliti menyampaikan

apa saja yang ingin dan akan dilakukan dalam pengumpulan dataserta menyerahkan

daftar informan yang akan dituju dan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada

informan selanjutnya dijadwalkan untuk melakukan wawancara dan menjelaskan

penggunaan alat perekam sebagai alat untuk dapat mengumpulkan data dan berapa

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan wawancara. Setelah mendapatkan surat

jadwal wawancara dari Bindik peneliti langsung menuju ke kantor informan, sebelum

bertemu langsung dengan informan peneliti terlebih dahulu menghadap ke piket

dalam setiap bagian dan menyerahkan surat yang diberikan dari Bindik untuk

disampaikan kepada para pejabat militer yang dituju sebagai informan. Pemilihan

informan didasarkan pada informasi yang tersedia dan diambil karena adanya

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang diambil oleh peneliti adalah

pada bagian-bagian dimana terdapat perempuan dalam bidang tersebut dan bagian-

bagian yang pernah dipimpin oleh seorang prajurit perempuan. Informan yang

diperoleh sebanyak 11 orang dengan komposisi prajurit laki-laki sebanyak 7 orang

dan 4 orang perempuan dengan melakukan wawancara terhadap perempuan yang

memiliki jabatan tertinggi di Kodam Jaya yaitu Letkol Yonaria Goeltom serta 3 orang

perempuan dalam 1 waktu yaitu Kapten Taat, Mayor Eka dan Mayor Marni. Tidak

Page 29: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

20

ada informan yang tidak bersedia memberikan informasi selama pertanyaan-

pertanyaan penelitian tidak menyangkut rahasia negara (Lihat lampiran hal 121).

3.Teknik Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif

berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk

penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena sosial yang

terjadi.Penelitian deskriptif bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara

sistematik, faktual dan teliti.

4.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kodam Jayakarta. Lokasi ini diplih karena lokasinya

yang merupakan pusat kegiatan komando Jayakarta dan letaknya yang strategis bagi

peneliti. Kodam jayakarta merupakan komando tertinggi yang terdapat di wilayah

jayakarta. Kodam merupakan memiliki tugas pokok menyelenggarakan pembinaan

kesiapan operasional atas segenap komandonya dan operasi pertahanan aktif di darat

sesuai kebijakan Panglima TNI. Sebuah Kodam dipimpin oleh seorang Panglima

Kodam atau disingkat Pangdam.

Kodam terdiri dari Komando Resort Militer (Korem), Komando Distrik Militer

(Kodim), Komando Rayon Militer (Koramil), dan Bintara Pembina Desa (Babinsa).

Kodam juga menyelenggarakan pendidikan bagi pembentukan dan pengembangan

untuk tingkat tamtama dan bintara yang operasionalnya dilaksanakan oleh Resimen

Induk Daerah Militer (Rindam).

Page 30: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

21

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan; memuat pernyataan masalah yang akan diteliti;

didalamnya menguraikan tentang masalah aktual ketimpangan kesempatan

dan kepemimpinan khususnya kepemimpinan perempuan serta alasan

pemilihan judul, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, kerangka teoretis; yang memuat tentang konsep persepsi

dan konsep kepemimpinan serta metode penelitian; yang memuat tentang

pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data

serta lokasi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran Umum; memuat tentang sejarah kodam jayakarta, visi misi

serta motto kodam jayakarta, tugas, kekuatan, sumpah prajurit, sapta

marga, delapan wajib TNI, serta gambaran Kowad TNI-AD.

Bab III :Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan; memuat tentang analisis

data hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian

Bab IV :Kesimpulan dan Saran;memuat tentang kesimpulan dari seluruh

rangkaian hasil penelitian beserta saran-saran atau rekomendasi atas hasil

penelitian.

Page 31: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

22

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta

1. Sejarah Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta

Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta merupakan Komando Kewilayahan

Pertahanan yang wilayahnya meliputi DKI Jaya, Tangerang dan Bekasi.Kata Jaya berasal

dari bahasa sansakerta yang memiliki arti menang dan karta berarti sempurna.Jadi,

Jayakarta memiliki makna kemenangan yang sempurna. Pada tanggal 24 Desember 1949

berdiri Komando Militer Kota Besar Djakarta Raya (KMKB-DR) rangka menerima

tanggungjawab di bidang keamanan kota Jakarta dari Angkatan Perang Belanda.

Selanjutnya pada tanggal 24 Oktober 1959 KMKB-Djakarta Raya berubah nama menjadi

Komando Daerah Militer V/Jayakarta (Kodam Jaya) setelah dikeluarkan Keputusan Kasad

Nomor : 952/10/1959 tentang pelaksanaan penyempurnaan pembagian wilayah kodam-

kodam sedangkan pelaksanaan peresmian Kodam Jaya jatuh pada tanggal 18 Januari 1960

pukul 09.00 wib di Lapangan Banteng. Walaupun peresmian Kodam Jaya pada tanggal

tersebut namun untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kodam Jaya adalah pada tanggal

lahirnya KMKB-Djakarta Raya yaitu pada tanggal 24 Desember 1949.(Dinas sejarah

militer TNI-AD 1945-1973, 1978).

2. Motto, Visi dan Misi Kodam Jaya

Motto yang digunakan oleh Kodam Jaya adalah ANEKA DAYA TUNGGAL

BHAKTI yang memiliki arti Beraneka Macam Kekuatan Satu Pengabdian. Suatu kodam

memiliki kekuatan yang bermacam-macam namun hanya terdapat satu tujuan yaitu untuk

Page 32: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

23

mengabdi kepada bangsa dan negara. Kerja sama sangat penting untuk mengetahui

bagaimana keadaan dan situasi kondisi negara. Jelas terlihat bagaimana seluruh personel

anggota senantiasa bersatu menggalang kekuatan untuk mengabdi kepada bangsa dan

negara tanpa memandang jenis kelamin apakah ia laki-laki ataupun perempuan, seorang

personel dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya tujuan bersama.

Visi dari Kodam Jaya adalah Disiplin, Solid, Profesional, Tangguh, Berwawasan

Kebangsaan dan Mencintai dan Dicintai Rakyat. Sedangkan, misi Kodam Jaya adalah

menegakkan kadaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara sesuai dasar

tanggung jawab yang meliputi DKI, Tangerang, Bekasi dan Depok.Dalam visi dan misi

jelas bahwa setiap anggota baik laki-laki maupun perempuan harus memiliki kesiapan fisik

dan mental serta selalu siap untuk menunaikan tugas dan kewajiban sebagai alat

negara.Kodam jaya memiliki tugas utama sebagai alat pertahanan negara yang memiliki

tugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia secara professional agar

dapat mencintai dan dicintai rakyat.

3. Tugas Kodam Jaya/Jayakarta

Kodam Jaya adalah bagian dari keluarga besar Tentara Nasional Indonesia

(TNI).Dulunya disebut ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).TNI merupakan

alat Negara yang berperan sebagai alat Pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

TNI sebagai alat pertahanan Negara, memiliki tugas pokok menegakkan kedaulatan

Negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara 1945, serta melindungi segenap bangsa dan

Page 33: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

24

seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa

dan Negara. (Pola dasar bintal TNI Nomor Skep/64/III/2005 tentang peran TNI: 4).

Wilayah operasional Kodam Jaya mencakup Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya,

Tangerang, dan Bekasi. Tugas pokok Kodam Jaya adalah menyelenggarakan pembinaan

kesiapan operaFsional yang mencakup pembinaan teritorial wilayah. Melakukan operasi

pertahanan dan fungsi kegarnisunan sesuai petunjuk panglima TNI.Tugas lain Kodam

Jaya adalah sebagai penjaga pengamanan instalasi objek vital TNI dan non TNI. Objek

vital tersebut mencakup sarana infrastruktur publik seperti SPBU, bandara, dermaga,

terminal, dan BUMN. Kodam Jaya juga melaksanakan kegiatan kenegaraan seperti

menjaga Pejabat Penting Negara/Very Important Person (VIP) dan Tamu Negara.

Termasuk di antaranya pejabat perwakilan negara sahabat yang berada di wilayah Kodam

Jaya. (situs:www.kodam-jaya.mil.id)

4. Kekuatan kodam

Sebagai pusat komando daerah Jakarta raya dalam rangka mendukung tugas

kodam pokok, kodam jaya memiliki satuan pelaksana yang meliputi:

a. Komando Resort Militer (Korem)

Korem adalah Komando pembinaan dan kewilayahan yang berada

langsung dibawah Kodam.Sebuah korem dipimpin oleh seorang Komandan

Korem (Danrem).Tugas pokok korem adalah menyelenggarakan tugas dan

menyelenggarakan pembinaan kemampuan, kekuatan dan gelar kekuatan serta

penyelenggaraan pembinaan territorial untuk menyiapkan wilayah pertahanan di

darat dan menjaga keamanan wilayah dalam rangka mendukung tugas

Page 34: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

25

kodam.Terdapat dua korem dalam satuan kewilayahan kodam jaya yaitu Korem

051/Wijayakarta dan Korem 052/Wijayakrama.

b. Komando Distrik Militer (Kodim)

Kodim adalah Komando pembinaan dan operasional yang berada dibawah

korem.Sebuah Kodim dipimpin oleh seorang Dandim.Kodim membawahi

beberapa Koramil.Tugas pokok kodim adalah menyelenggarakan tugas dan

menyelenggarakan pembinaan kemampuan, kekuatan dan gelar kekuatan serta

penyelenggaraan pembinaan territorial untuk menyiapkan wilayah pertahanan di

darat dan menjaga keamanan wilayah dalam rangka mendukung tugas

Korem.Terdapat 4 Kodim yang berada dibawah Korem 051/Wijayakarta yaitu

Kodim 0504/Jakarta Selatan, Kodim 0505/Jakarta Timur, Kodim 0507/Bekasi,

dan Kodim 0508/Depok.Sedangkan Korem 052/Wijayakrama membawahi Kodim

0502/Jakarta Utara, Kodim 0503/Jakarta Barat dan Kodim

0506/Tangerang.Khusus Kodim 0501/Jakarta Pusat merupakan Kodim yang

berdiri sendiri (BS) yang merupakan salah satu satuan kewilayahan yang

mempersiapkan aspek kondisi sosial, geografi dan demografi wilayah sehingga

dapat melaksanakan fungsi pembinaan territorial yang diupayakan secara

bersama-sama dengan komponen masyarakat.Kantor Makodim terletak di area

PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat dan membawahi 8 Koramil. Kodim melaksanakan

tugas-tugas seperti Pertama, pertempuran untuk pembinaan ruang pertempuran

dalam rangka menyiapkan pasukan di darat dalam rangka operasi militer untuk

perang maupun operasi militer selain perang, pembinaan daya tempur, pembinaan

kesiapan operasi dalam rangka menyiapkan dan mendukung operasi militer.

Page 35: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

26

Kedua, Pembinaan Teritorial melalui binter yang digunakan untuk

menyelenggarakan pembinaan kemampuan territorial, pembinaan perlawanan

wilayah, pembinaan komunikasi sosial dan pembinaan bakti TNI.Ketiga,

Melaksanakan fungsi organik militer yang meliputi pekerjaan intelijen, operasi,

personel, logistik, territorial, serta pengawasan dan perencanaan.

c. Komando Rayon Militer (Koramil)

Koramil adalah satuan tingkat kecamatan TNI yang berhubungan langsung

dengan pejabat dan masyarakat sipil.Koramil dipimpin oleh seorang

Danramil.Tugas pokok koramil adalah melaksanakan sistem keamanan yang

melibatkan seluruh masyarakat sipil.Serta menyelenggarakan Pembinaan

Teritorial dan Perlawanan Rakyat yang meliputi pembinaan geografis, demografis

dan kondisi sosial.

d. Satuan Tempur dan Satuan Bantuan Tempur

1. Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibukota/ Jayasakti yang terdiri dari

Batalyon Infanteri 201/Jaya Yudha, Batalyon Infanteri 202/Tajimalela,

Batalyon Infanteri 203/Arya Kemuning dan Batalyon Kavaleri 9/ Penyerbu.

2. Resimen Arhanud 1/ Falatehan yang terdiri dari Batalyon Arahudse-6,

Batalyon Arhanudse-10 dan Detasemen Rudal 003.

3. Batalyon Kavaleri 7/ Panser Khusus. Satuan ini merupakan satuan tempur

khusus di darat yang terdiri dari materiil dan personil yang disusun dan

dilatih secara khusus serta dilengkapi denga kendaraan berlapis baja beroda

ban (panser V-150) dan alat-alat untuk melaksanakan tugas pengamanan,

pengintaian dan evakuasi.

Page 36: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

27

4. Batalyon Artileri Medan 7/Bring Galih. Batalyon ini secara khusus berada di

Cikiwul, Bekasi.

5. Detasemen Zeni Tempur 3 yang mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan konstruksi dan dekonstruksi guna memperbesar daya

gerak sendiri, memperkecil daya gerak musuh, dan nubika pasif serta

mempertinggi kelangsungan hidup dan kemampuan operasi satuan manuver

kodam jaya.

e. Rindam (Resimen Induk Daerah Militer)

Rindam adalah salah satu komando pelaksana kodam yang bertugas

menyelenggarakan pendidikan, pelatihan serta menyiapkan peserta didik yang

meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan jasmani. Rindam merupakan

wadah untuk membentuk dan melatih prajurit untuk menghasilkan angkatan

bersenjata yang professional dan militan serta kejuangan guna menghadapi setiap

ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. Rindam Jaya membawahi Satuan

Dodiklatpur, Satuan Dodik Kejuruan, Satuan Sekolah Calon Bintara (Secaba),

Sekolah Calon Tamtama (Secata), dan Dodik Bela Negara.

5. Santiaji

Santiaji adalahmetode pembinaan mental untuk mendapatkan kemantapan

mental melalui pemberian ilmu dan pengetahuan. (Pola dasar bintal TNI Nomor

Skep/64/III/2005: 3).

a. Sumpah Prajurit

1. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945.

Page 37: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

28

2. Tunduk kepada hokum dan memegang teguh disiplin keprajuritan.

3. Taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan.

4. Menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada

Tentara dan Negara Republik Indonesia.

5. Memegang segala rahasia tentara sekeras-kerasnya.

b. Sapta Marga

1. Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.

2. Kami patriot Indonesia pendukung serta pembela ideologi negara yang

bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah

3. Kami ksatria indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

membela kejujuran kebenaran dan keadilan.

4. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Adalah Bhayangkari Negara dan

Bangsa Indonesia.

5. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Memegang Teguh Disiplin, Patuh

dan Taat Kepada Pimpinan Serta Menjunjung Tinggi Sikap dan Kehormatan

Prajurit.

6. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Mengutamakan Keperwiraan di

Dalam Melaksanakan Tugas Serta Senantiasa Siap Sedia Berbakti Kepada

Negara dan Bangsa.

7. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia Setia dan Menepati Janji Serta

Sumpah Prajurit ()

c. Delapan Wajib TNI

1. Bersikap Ramah terhadap rakyat.

Page 38: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

29

2. Bersikap sopan-santun terhadap rakyat.

3. Menjunjung tinggi kehormatan perempuan.

4. Menjaga kehormatan diri di muka umum.

5. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaanya.

6. Tidak sekali-kali merugikan rakyat.

7. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.

8. menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan

rakyat sekelilingnya. (situs:www.tni.mil.id).

B. Gambaran Umum Korps Perempuan Angkatan Darat

1. Korps Perempuan Angkatan Darat (KOWAD)

a. Sejarah dan Pembentukan KOWAD

Pembentukan Kowad berawal dari gagasan Kolonel dr. Sumarno yang

pada saat itu menjabat sebagai Asisten 3/ Personil Kasad yang menginginkan Tenaga

perempuan dalam bidang tertentu. Dahulu para perawat perempuan sangat berjasa

dalam membantu tugas tentara tapi mereka bukanlah militer, di saat damai mereka

menjadi pegawai rumah sakit angkatan darat biasa. Lalu dibentuklah gagasan yang

bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 30 bahwa setiap warga negara

wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara. Terbentuknya Korps Perempuan

Angkatan Darat dalam pertemuan di markas besar angkatan darat pada tanggal 8

september 1959.

Pada tanggal 29 september 1959 gagasan ini dikemukakan dalam forum

Majelis Permusyawaratan Kongres Perempuan Indonesia. Hasil dari forum ini adalah

adanya dukungan dari kaum perempuan, karena hal ini dianggap sebagai kemajuan

Page 39: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

30

bagi suatu bangsa pada umumnya dan perempuan pada khususnya.Selain pemberian

dukungan bagi terbentuknya Korps Perempuan Angkatan Darat juga disampaikan

saran bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat keperempuanannya.

Menjadi suatu hal yang menarik bagi peneliti jika berbicara tentang sifat-sifat

keperempuanan yang dimiliki oleh Kowad.Sifat-sifat keperempuanan ini menjadi

wilayah abu-abu serta terkadang menjadi alasan pembenaran bahwa perempuan

sebaiknya tidak melakukan tugas-tugas yang berat dan hal ini memberikan dampak

pada sulitnya perempuan untuk mengembangkan karier khususnya sebagai alat

negara.Dalam lingkungan kodam jaya sendiri tidak ada perempuan yang menempati

posisi sebagai unsur pimpinan suatu komando, baik itu dari tingkat kodam sampai

dengan batalyon.Hal ini dapat terlihat jelas dalam struktur organisasi bahwa sangat

sedikit perempuan yang berada pada posisi pembuat kebijakan secara struktural.

b. Semboyan-semboyan KOWAD

Bukan mawar penghias taman tapi melati pagar bangsa. Semboyan ini

memiliki arti bahwa Kowad tidak berfungsi sebagai penghias lingkungan kerja tetapi

merupakan prajurit perempuan yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bersih

hati, jujur, mempunyai sikap kemandirian yang tinggi, bertanggung jawab, dan

menjunjung tinggi kodrat keperempuananya serta penuh pengabdian terhadap Negara,

Nusa, dan Bangsa Indonesia.(situs: www.pusdikkowad.mil.id)

Mengabdi secara penuh kepada bangsa dan negara dapat diwujudkan

dengan tidak membatasi kemampuan dan kesempatan yang diberikan baik itu kepada

prajurit perempuan maupun prajurit laki-laki.Setiap prajurit diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang besar bagi pertahanan kedaulatan NKRI berdasarkan

Page 40: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

31

kemampuan bukan berdasarkan pertimbangan jenis kelamin dan tidak hanya menjadi

penghias lingkungan kerja.

2. Pendidikan Korps Perempuan Angkatan Darat (KOWAD)

Pusat pendidikan Kowad ada di Lembang, setelah calon kowad dinyatakan

telah memenuhi persyaratan seperti seleksi kesehatan, kesamaptaan, Mental Ideologi,

Fisik, Kesehatan Jiwa dan Postur. Selama masa pendidikan calon kowad akan dibina

dan dibentuk menjadi pribadi militer yang siap menjalankan tugas dan harus siap

ditempatkan dimana saja. Pendidikan yang dilaksanakan di Pusdik Kowad sama

dengan yang dilaksanakan oleh tentara laki-laki seperti merayap, junkir, jalan

jongkok, binsik, naik turun gunung, halang rintang, menembak, dan sebagainya.

Page 41: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

32

BAB III

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persepsi Laki-laki

1. Persepsi Tentang Perempuan Dalam Militer

Kodam jaya merupakan komando pertahanan wilayah angkatan darat tertinggi

di lingkungan DKI Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Kehidupan Tentara Nasional

Indonesia tercermin dengan jelas dalam sapta marga, sumpah prajurit dan delapan

wajib TNI yang merupakan jati diri TNI. Sikap dan mental prajurit TNI Angkatan

Darat terbentuk dalam pembinaan selama seorang prajurit tersebut berada dalam

lembaga pendidikan (lemdik) lalu dilanjutkan selama prajurit tersebut mengabdi

dalam kesatuan. Namun terdapat perbedaan dalam pembentukan sikap, mental dan

karakter antara prajurit laki-laki dan prajurit perempuan. Seperti yang diungkapkan

oleh informan Kaajendam Jaya bapak Ferdy yang menyatakan:

“Terdapat periode-periode untuk seseorang dalam pembentukkan karakter.

Setelah di didik dalam lembaga pendidikan maka pembentukkan karakter

awal itu dari 10 tahun pertama dia bertugas. Jika 10 tahun pertama

terbentuk bagus maka selanjutnya akan bagus, begitupun sebaliknya.

Khusus di militer kepemimpinan itu terbentuk di lapangan (daerah

operasi). Disanalah kita akan menemukan teori dan aplikasinya di

lapangan. Tapi tentara perempuan tidak ke daerah operasi hanya di

lingkungan staf. Sehingga, pembentukannya tidak seperti tentara laki-laki.

Kalaupun ada perempuan yang menjadi jenderal itupun tidak terbentuk

dari lapangan tetapi dari kegiatan sehari-hari sebagai staf.” (wawancara, 8

April 2014)

Terdapat anggapan bahwa perempuan adalah makhluk yang tidak logis karena

cenderung menggunakan hati. Hanya saja perempuan dalam lingkungan militer

haruslah bersikap logis dalam menjalankan perannya sebagai seorang kowad dalam

Page 42: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

33

lingkungan institusi. Logis dalam interaksi sosial militer adalah kemampuan untuk

dapat memimpin dengan akal sehat dan dapat berfikir jernih dalam menyelesaikan

masalah. Perempuan dalam militer berbeda dengan perempuan pada umumnya.

Perempuan dalam militer dituntut untuk dapat melihat bahwa segala sesuatu yang di

lakukan baik itu oleh pimpinan maupun oleh atasan sudah melalui pertimbangan yang

matang dan merupakan keputusan yang terbaik. Untuk itu seorang prajurit perempuan

dalam memahami segala sesuatu haruslah menggunakan akal sehat dan logika tidak

menggunakan perasaannya apalagi jika perempuan tersebut sebagai pimpinan

haruslah memiliki sifat-sifat yang logis dan tidak menggunakan perasaan dan

emosional dalam memimpin anak buah. Seperti yang diungkapkan informan Ferdy

yang menyatakan:

“Agak-agak tidak logis, hatinya yang berbicara tetapi jika seorang

perempuan sudah masuk kedalam suatu institusi dia harus berperilaku

logis sesuai dengan tugasnya.” (wawancara, 8 April 2014)

Terdapat pula pemahaman yang sedikit berbeda seperti ungkapan dari

informan Kakudam Jaya bapak Syaiful azhar yang menyatakan bahwa perempuan

dalam lingkungan militer memiliki sifat-sifat logis dikarenakan tingkat pendidikan

formal yang pernah ditempuh oleh perempuan tersebut, beliau menyatakan:

“Ya, tergantung dari tingkat pendidikannya. Karena perempuan yang

berpendidikan tinggi kerangka berfikirnya akan lebih baik. Rata-rata

perempuan pendidikan diatas SMA sudah bagus” (wawancara, 8 April

2014)

Pendapat serupa juga diungkapkan bapak Choirul sebagai Kabintaldam Jaya

bapak Choirul yang menyatakan bahwa:

“Iya logis. Sesuai dengan tingkat pendidikannya”(wawancara, 8 April

2014)

Page 43: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

34

Perempuan dalam lingkungan TNI dapat dikatakan sebagai perempuan yang

memiliki karakter hanya saja terdapat perbedaan dalam hal memaknai kepemimpinan

staf dan administrasi dengan kepemimpinan lapangan seorang perempuan. Seorang

perempuan dalam lingkungan staf dan administrasi banyak yang memiliki karakter

yang kuat dan logis hanya saja untuk pemimpin perempuan dalam lingkungan

pertempuran belum pernah ada semenjak terbentuknya Kodam Jaya/Jayakarta. Jika

dibandingkan dengan jumlah prajurit laki-laki maka jumlah prajurit perempuan yang

berkarakter sangat sedikit sekali. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan Mayor

Slamet yang mengungkapkan bahwa:

“Ada prajurit perempuan yang berkarakter hanya saja jumlahnya sangat

sedikit” (wawancara, 10 April 2014)

Terdapat pula informan yang mengatakan bahwa selama ia bertugas sebagai

prajurit khususnya di lingkungan Kodam Jaya belum pernah ada menemukan

perempuan sebagai pemimpin yang memiliki karakter yang kuat, seperti yang

diungkapkan informan Kakesdam Jaya drg. N. Husni Lubis sebagai berikut:

“Sampai sekarang saya belum lihat ada yang bagus. Perempuan di

lingkungan TNI-AD khususnya Kodam Jaya jika sudah menikah maka dia

akan ikut suami sangat sedikit sekali yang benar-benar memiliki karakter

yang kuat dan tangguh. Ambil resiko ikut latihan dan ke perbatasan iya

sama dengan laki-laki tapi begitu menikah ‘no’. Dalam militer saya belum

pernah melihat perempuan yang tangguh. Pernah saya melihat perempuan

sebagai kepala atau pimpinan biasa-biasa saja tidak terlalu menonjol”

(wawancara, 8 April 2014)

Sedangkan, sebagai seorang kowad (komando perempuan angkatan darat)

yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai prajurit haruslah memiliki

kepribadian yang bagus dan biasanya terinsiprasi dari senior sesama kowad yang

Page 44: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

35

memiliki karakter yang kuat dan tangguh seperti yang dinyatakan Letkol Yonaria

gultom bahwa:

“Pernah ada senior saya Letkol eka karena memiliki kepribadian yang

bagus, dalam bertutur kata juga bagus begitupun dalam memberikan

inspirasi juga bagus, dalam berpenampilan juga bagus” (wawancara, 8

April 2014)

Seorang pemimpin dalam suatu institusi khususnya militer haruslah

mendapatkan dukungan dari keluarga.Karena tidak memungkinkan seorang

pemimpin perempuan dapat membentuk karakter yang kuat dan mengembangkannya

tanpa dukungan dari keluarga terutama suami dan anak-anak. Seperti pendapat yang

dinyatakan oleh informan Kabintaldam Jaya bapak Choirul:

“Ada (perempuan yang berkarakter).Hanya saja untuk menjadi perempuan

yang kuat haruslah di dukung oleh keluarga” (wawancara, 8 April 2014)

Posisi perempuan yang memiliki jabatan yang lebih tinggi daripada laki-laki

dituntut untuk dapat memiliki kemampuan dan keterampilan dan tidak

mengutamakan perasaan emosional serta sudah mampu dan lulus seleksi untuk

menjadi pimpinan. Sepanjang sejarah kepemimpinan Kodam Jaya sudah banyak

perempuan yang menjadi pemimpin hanya saja mereka belum ditempatkan pada garis

depan dalam wilayah operasi dan pertempuran. Terdapat beberapa informan yang

mendukung perempuan berada pada posisi yang lebih tinggi daripada laki-laki selama

perempuan tersebut dapat menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan akal

sehat. Seperti informan Kaajendam Jaya bapak Ferdy yang menyatakan”

“Boleh. Selama perempuan itu mumpuni, terampil, cakap dan mampu

tidak hanya nangis saja. Perempuan itu perasa ketika ada masalah bukan

menyelesaikan masalah tapi nangisnya dulu” (wawancara, 8 April 2014)

Page 45: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

36

Pendapat ini senada dengan yang disampaikan Kabintaldam Jaya bapak

choirul bahwa terdapat beberapa seleksi yang harus dapat dilalui oleh seorang

perempuan yang ingin menjadi pimpinan dalam lingkungan militer dan kemampuan

perempuan tersebut untuk bersaing dengan prajurit laki-laki ataupun sesama prajurit

kowad.

“Tidak masalah selama sesuai dengan kemampuannya karena setiap

jabatan ada seleksinya. Selama itu melalui seleksi yang benar ya tidak ada

masalah” (wawancara, 8 April 2014)

Sebagai kowad informan Letkol Yonaria gultom dan Kapten Taat setuju

dengan posisi perempuan sebagai pimpinan selama perempuan tersebut mampu

melakukan tugas dan tanggung jawabnya serta memiliki keahlian, pengetahuan dalam

memegang jabatan tersebut. Seperti dalam pernyataannya berikut ini:

“Saya setuju.Karena menurut saya kalau perempuan itu mampu mengapa

tidak.Apalagi zaman sekarang. Selama kita melakukan tugas dan tanggung

jawab kita dan perilaku kita baik dan tidak membuat orang jengkel itu

dimanapun kita berada mereka akan menghargai” (wawancara, 10 April

2014)

Informan Kasetumdam Jaya bapak Handaka menambahkan unsur kemampuan

perempuan dalam menempatkan posisi sebagai pimpinan dan sebagai ibu rumah

tangga serta istri tetap dilaksanakan maka akan bagus jika perempuan juga menjadi

pimpinan dalam militer. Seperti pernyataan berikut ini:

“Bagus dong, tidak masalah selama dalam urusan rumah tangga masih

bisa menempatkan diri sebagai istri tidak dilupakan” (wawancara, 10

April 2014)

Page 46: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

37

Militer yang dikenal identik dengan simbol-simbol maskulin seperti tangguh,

kuat, keras dan tegas. Menyebabkan perempuan dengan nilai-nilai keibuan dan lemah

lembut dianggap kurang cocok menjadi pimpinan dalam militer. Pembentukkan

simbol-simbol ini sudah terbentuk pada saat awal penerimaan anggota prajurit dimana

kesehatan merupakan unsur utama dalam pertimbangan penerimaan. Seperti

pernyataan Kaajendam Jaya bahwa:

“Sudah dari dulu ketika awal latihan maka akan terbentuk dengan

sendirinya. Dan dalam mencari prajurit salah satu syaratnya badannya

harus proporsional dan harus sesuai dengan kriteria, tidak bisa jika ada

kelainan seperti postur tubuh yang miring atau sebagainya” (wawancara, 8

April 2014)

Penggunaan simbol-simbol maskulin sebenarnya merupakan hasil dari

pembentukkan fisik dan mental selama berada dalam lembaga pendidikan dan

disesuaikan dengan tugas dan fungsi utama TNI sebagai alat pertahanan negara. Hal

ini terlihat dalam pendapat informan Kabintaldam Jaya yang menyatakan bahwa:

“Iya hal itu (simbol-simbol maskulin) disesuaikan dengan tugas pokok

tentara yaitu berperang dan bertempur” (wawancara, 8 April 2014)

Hanya saja terdapat perbedaan pendapat antara pemimpin laki-laki dan

perempuan dalam memandang nilai-nilai maskulin ini. Pemimpin perempuan

cenderung lebih mampu menggabungkan nilai-nilai feminim yang dimiliki dengan

nilai-nilai maskulin yang sudah diajarkan sejak awal pembentukkan seorang prajurit

kowad. Seperti pendapat Letkol Yonaria gultom:

“Tergantung situasinya. Jika situasinya memerlukan kita keras ya keras.

Kapan kita harus lembut atau keras.” (wawancara, 8 April 2014)

Hal ini senada dengan ungkapan kowad lainnya yaitu Kapten Taat yang

menyatakan bahwa nilai-nilai feminim tetaplah ada dalam diri seorang perempuan

Page 47: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

38

yang memiliki sifat keibuan hanya saja diperlukan penggunaan maskulin pada saat-

saat tertentu sesuai kebutuhan. Kapten Taat mengungkapkan bahwa:

“Tidak selalu maskulin, karena kowad disesuaikan dengan kodratnya

bagaimanapun perempuan adalah seorang perempuan.” (wawancara, 10

April 2014).

2 .Nilai- nilai dan norma yang mempengaruhi persepsi

Nilai-nilai dan norma-norma yang dianut merupakan salah satu unsur

pembentuk persepsi seorang individu. Terdapat perbedaan dasar nilai-nilai

keagamaan yang dianut oleh prajurit yang beragama Islam dengan prajurit yang

beragama Kristen. Prajurit yang beragama islam memiliki pandangan sebaiknya

perempuan tidak menjadi pimpinan walaupun dalam peraturan militer boleh-boleh

saja selama nilai-nilai tersebut tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah di dalam

agama dan masyarakat. Sesuai dengan kemajuan peradaban, Pemimpin perempuan

dalam lingkungan militer sah saja selama professional dan tidak melupakan

kewajiban sebagai seorang ibu dan istri walaupun perempuan tersebut merupakan

pemimpin dalam suatu organisasi. Sedangkan bagi prajurit yang beragama Kristen

tidak ada masalah baik itu dalam konteks agama maupun dalam konteks kehidupan

militer. Seperti yang diungkapkan Kaajendam Jaya yang mengatakan:

“Dalam agama saya tidak masalah. Bahkan banyak pemimpin yang

perempuan seperti bunda teresa, ia dilihat orang sebagai pemimpin dengan

kesederhanaannya” (wawancara, 8 April 2014)

Hal ini sama dengan pernyataan kowad yang beragama Kristen Letkol

Yonaria Gultom bahwa:

“Tidak masalah.Dalam agama kita juga sudah ada pendeta perempuan.

Jadi, menurut agama saya hal itu tidak terlalu kaku selama perempuan itu

bisa menjadi panutan ” (wawancara, 8 April 2014)

Page 48: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

39

Nilai-nilai yang dianut militer merupakan jati diri Tentara Republik

Indonesia.Salah satunya adalah delapan wajib TNI.Dalam delapan wajib TNI pada

poin ketiga menyatakan bahwa seorang prajurit TNI menjunjung tinggi kehormatan

perempuan.Kehormatan perempuan yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa

dalam keadaan apapun baik dalam kondisi perang ataupun dalam kondisi damai

seorang prajurit haruslah selalu menjaga kehormatan seorang perempuan dan tidak

meremehkan dan merendahkan seorang perempuan.Seorang prajurit haruslah

menempatkan seorang perempuan bagaikan ibunya. Pernyataan ini diungkapkan oleh

Kaajendam Jaya yang mengungkapkan:

“Perempuan itu makhluk yang berbeda dengan laki-laki.dalam agama saya

ada sebutan bunda seperti bunda Theresa yang berarti lebih mulia daripada

ibu-ibu. Oleh karena itu, kita harus menjunjung tinggi kehormatan

perempuan di manapun berada.Seorang prajurit di manapun berada harus

menggunakan delapan wajib TNI itu.Dia harus menempatkan seorang

perempuan seperti ibunya.” (wawancara, 8 April 2014)

Kabintaldam Jaya yang membawahi bagian pembinaan rohani (binroh)

menyatakan bahwa dalam sudut pandang agama islam yang dimaksud menjunjung

tinggi kehormatan perempuan adalah bahwa dalam islam setelah adanya Nabi

Muhammad SAW, kedudukan seorang perempuan disejajarkan dan adanya bayi

perempuan bukanlah sebuah aib. Untuk itu, militer menganut nilai-nilai keagamaan

untuk dijadikan dasar pembentukan sikap bagi prajurit.Seluruh peraturan yang ada

dalam militer tidaklah boleh bertentangan dengan umat beragama.Menjunjung tinggi

kehormatan perempuan dianggap sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

harkat, martabat serta peradaban bangsa Indonesia.

“Menjunjung tinggi kehormatan perempuan itu merupakan lambang

peradaban. Zaman jahiliyah dahulu perempuan sangat rendah

kedudukannya seiring perkembangan zaman harkat dan martabat

Page 49: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

40

perempuan itu dihargai. Jika kita belum bisa menghargai perempuan

berarti peradaban kita masih rendah terutama dihadapkan dengan nilai-

nilai kemanusiaan dan sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.” (wawancara,

8 April 2014)

Kerancuan pemahaman antara perbedaan alami dengan perbedaan yang

dikonstruk oleh budaya masyarakat yang dikenal dengan istilah gender menyebabkan

perbedaan secara gender dibentuk dan dikonstruksi ulang secara terus-menerus. Sejak

awal pembentukan komando perempuan (kowad) disarankan bahwa

pembentukkannya harus memperhatikan sifat-sifat keperempuanan.Terdapat

perbedaan dalam memahami sifat-sifat keperempuanan tersebut.Terdapat pemahaman

sifat-sifat keperempuanan adalah segala sesuatu hal yang hanya dapat terjadi pada

tubuh seorang perempuan seperti melahirkan dan menyussui namun terdapat pula

yang nenyatakan bahwa sifat-sifat keperempuanan disini adalah lemah lembut, halus,

keibuan dan penuh kasih sayang. Seperti penyataan yang dinyatakan oleh Kakudam

Jaya bahwa sifat keperempuanan adalah sifat secara biologis dan merupakan

perbedaan alami yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang laki-laki, Kakudam

menyatakan bahwa:

“Sifat-sifat keperempuanan yang dimaksud yaitu yang tidak dimiliki laki-

laki seperti melahirkan, menyusui dan sebagainya. Dalam hal ini dalam

pemilihan tugas harus diperhatikan karena terdapat beberapa hal tugas dan

jabatan yang tidak bisa ditinggalkan ketika izin cuti dan sebagainya. Tapi

jika sudah selesai masa suburnya saya rasa bisa diletakkan dalam posisi

tersebut.” (wawancara, 8 April 2014)

Terdapat pula pendapat lain yang mengatakan bahwa sifat-sifat

keperempuanan adalah konstruksi gender yang dilekatkan kepada seorang perempuan

dan berdampak pada ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan. Seperti

pernyataan Kakesdam Jaya yang menyatakan bahwa:

Page 50: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

41

“Lemah lembut, meladeni, melayani, kasih sayang.Mengurus anak dan

kasih sayang kepada anak. Itu saja sudah mengurangi poin-poin seorang

perempuan untuk menjadi seorang panglima atau kasdam yang setiap hari

kerjanya di kantor.” (wawancara, 8 April 2014).

3. Perbedaan Lingkungan Kerja Antara Prajurit Laki-laki dan Prajurit Perempuan

Perbedaan pendapat seperti diatas disebabkan karena terjadinya proses

sosialisasi yang berbeda dalam setiap institusi seperti keluarga, agama, adat dan

lingkungan. Perempuan dianggap belum mampu menjadi seorang panglima atau

pangdam karena adanya sifat-sifat keperempuanan yang menghambat

tersebut.Karena, memperhatikan sifat-sifat keperempuanan tersebut maka sejak awal

pembentukkan seorang perempuan menjadi prajurit sudah dibedakan dan perempuan

hanya ditempatkan pada posisi staf dan administrasi bukan di wilayah pertempuran

atau wilayah operasi.Sehingga, berdampak terhadap kemampuan perempuan tersebut

untuk menduduki jabatan-jabatan strategis karena memang tidak memiliki kualifikasi

dan memenuhi syarat untuk menduduki jabatan tersebut.

Lingkungan militer membagi perbedaan tugas dan peran antara laki-laki dan

perempuan.Perempuan tidak diwajibkan melakukan patroli, piket dan jaga

malam.Begitupun dalam pembagian tugas dalam suatu wilayah operasi.Perempuan

diletakkan dalam bagian-bagian seperti kesehatan, logistik dan perbekalan. Kalaupun

ada perempuan yang ikut dalam suatu wilayah operasi maka ia tidak akan diletakkan

pada garis depan. Seorang prajurit perempuan biasanya hanya diletakkan pada posisi-

posisi yang dianggap enak dan biasanya tidak ikut ke wilayah pertempuran dan hanya

diletakkan di wilayah perkotaan untuk membantu warga dalam pemulihan kesehatan

dan mental. Sesuai dengan pernyataan Kabintaldam Jaya bahwa:

Page 51: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

42

“Pembagian tugas dan peran disesuaikan dengan situasi karena terdapat

beberapa tugas yang tidak mungkin dilakukan oleh perempuan seperti

piket. Perempuan diletakkan dibantuan administratif seperti kesehatan

termasuk bagian bintal ini. Sesuai hukum militer internasional bahwa

bagian kesehatan dan rohani tidak boleh diserang karena berada dalam

bagian pemulihan fisik dan pembinaan mental serta pemulihannya. Karena

tuntutan tugas tidak memungkinkan perempuan untuk bertugas sampai

malam. Jika di pasukan sebaiknya tidak. Jika menurut agama pun harus

seizin suami. Salah satu pertimbangan dasarnya adalah apakah sudah betul

untuk meninggalkan keluarga, perempuan diberikan jabatan yang enak-

enak. “(wawancara, 8 April 2014)

Pendapat yang dikemukakan oleh Kabintaldam Jaya sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Kakesdam Jaya yang menyatakan bahwa:

“Dalam militer masih berlaku bagi perempuan tidak diberlakukan jaga

malam, Tugas ikut suami. Apa yang mau disamakan. Jika masih terdapat

perbedaan seperti itu maka mustahil akan adanya kesetaraan dengan laki-

laki. Dalam militer perempuan ikut dalam pertempuran tapi misalnya

karena dia dokter bukan diletakkan digaris depan.” (wawancara, 8 April

2014)

Dari sudut pandang seorang kowad, terdapat anggapan bahwa penempatan

perempuan dalam posisi staf dan administrasi merupakan pertimbangan dan

keputusan yang terbaik bagi seorang kowad karena perempuan adalah seorang ibu

yang harus memberikan perhatian kepada anak dan suami. Perempuan pun akan

berfikir jika akan ditempatkan dalam posisi tempur. Hal ini terdapat dalam pernyataan

Letkol Yonaria yang menyatakan bahwa:

“Biasanya perempuan berada pada bagian administrasi selalu ingin

memberikan yang terbaik. Namun, jika dalam hal pertempuran pasti masih

mempertimbangkan keluarga terutama anak. Karena itu banyak

perempuan yang berfikir untuk di posisikan pada daerah tempur tapi jika

dalam urusan administrasi tetap selalu berusaha memberikan yang terbaik.

Dari sejak kowad lahir hanya sedikit yang sampai bintang jadi kita juga

harus mampu mengukur diri tidak usah terlalu berharap sekali menduduki

jabatan yang strategis. Dengan menduduki jabatan kita yang tidak

strategispun asalkan mampu menjalankan tugas kita dengan baik itu sudah

sangat luar biasa.” (wawancara, 8 April 2014)

Page 52: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

43

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh kowad lain Kapten Taat yang

menyatakan bahwa tidak memungkinkannya seorang perempuan berada pada jabatan

yang memegang wilayah pertempuran seperti batalyon karena tidak mampunya

seorang perempuan dalam mengatur pasukan dalam jumlah banyak di suatu wilayah

operasi. Padahal jika sejak awal pembentukkan perempuan diberikan bekal dan

pengalaman yang sama dengan laki-laki sebagai seorang prajurit. Hal ini

memungkinkan untuk perempuan menempati jabatan-jabatan strategis. Berikut

pernyataan Kapten Taat mengenai pembagian tugas dan peran dalam lingkungan

militer:

“Pada dasarnya walaupun kami militer perempuan tetapi kami juga militer

yang diberikan kesempatan yang sama dengan militer laki-laki.Hanya saja

tidak memungkinkan perempuan berada dalam jabatan satuan tempur

misalnya perempuan menjadi komandan batalyon untuk saat ini belum

ada.Perempuan sebagai komandan batalyon tidak memungkinkan

perempuan karena harus membawahi sekitar 800-1000 anggota.Karena

tugas operasi laki-laki semuanya.Kecuali dandim dan danramil yang

langsung ke masyarakat jadi masih memungkinkan perempuan untuk

memimpin.Tapi jika di batalyon dalam kondisi perang melawan seperti

GAM dan OPM sepertinya perempuan belum.” (wawancara, 10 April

2014)

Lingkungan militer yang terkenal dengan sistem komando dan mewajibkan

bawahan untuk patuh dan taat terhadap pimpinan menghasilkan anak buah yang

senantiasa melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan petunjuk dan arahan dari

pimpinan. Seluruh informan menyatakan bahwa sesungguhnya lingkungan militer

justru lebih demokratis jika dibandingkan dengan organisasi lain selain militer karena

dalam suatu instruksi dari atasan selalu melalui pertimbangan staf yang disebut

dengan prosedur komandan dan staf seperti pernyataan yang disampaikan informan

Kakudam Jaya, beliau menyatakan bahwa:

Page 53: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

44

“Saya dulu ketika mahasiswa juga menganggap tentara harus taat dan

patuh, setelah saya bergabung ternyata dalam militer lebih demokratis.

Segala sesuatu sebelum komandan memutuskan pasti ada rapat saran

dengan para stafnya. Jadi tidak semata-mata suatu persoalan langsung

diputuskan oleh komandan. Namanya prosedur komandan dan staf, dalam

rapat itu kita bebas menyampaikan apapun kepada komandan baik dari

segi untung, kerugian dan alternatif apa saja yang dapat dilakukan. Tapi

jika sudah menjadi keputusan sebagai hasil kesepakatan terbaik harus

dilaksanakan. Pihak luar biasanya tidak tahu proses ini sehingga

menganggap bahwa seolah-olah demokrasi tidak ada dalam militer bahkan

dalam keadaan perang yang mendesak juga ada demokrasi hanya saja

lebih cepat.” (wawancara, 8 April 2014)

4. Pengalaman Terdahulu Kepemimpinan Perempuan Dalam Militer

Secara umum, memungkinkan perempuan menjadi pimpinan dalam

lingkungan militer dan tidak ada informan yang keberatan jika perempuan menjadi

pimpinan hanya saja permasalahannya bagaimana kemampuan perempuan tersebut

untuk dapat mengikuti pembinaan karir. Hingga saat ini perempuan yang menduduki

jabatan sebagai kepala dalam bidangnya sudah banyak hanya saja untuk sementara

belum ada yang menjadi pangdam atau kasdam. Kabintaldam Jaya menyatakan

bahwa seorang perempuan boleh saja menjadi pemimpin selama hal itu tidak

bertentangan dengan agama, beliau menyatakan:

“Sangat boleh. Selama tidak bertentangan dengan nilai agama. Karena

tidak pantas perempuan sebagai ibu yang melahirkan dalam bertugas harus

membunuh dan apakah akan mendapatkan izin dari suami. Karena jangan

sampai menentang nilai-nilai keagamaan lalu berdosa.” (wawancara, 8

April 2014)

Saat ini memang belum ada perempuan yang menjadi pangdam atau kasdam

angkatan darat. Setahun yang lalu sudah dibuka sekolah bagi taruni perempuan untuk

dapat sekolah seperti taruna membuka kesempatan dan bekal materi bagi perempuan

untuk mendapatkan ilmu dan kesempatan yang sama dengan taruna setelah lulus

sebagai taruni baik dari ilmu administrasi maupun ilmu pertempuran. Setelah taruni

Page 54: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

45

tersebut lulus maka akan terbuka kesempatan yang sama untuk mengembangkan

karier yang sama seperti prajurit laki-laki. Hal ini dinyatakan oleh Letkol Yonaria,

yang menyatakan:

“Boleh, kenapa tidak. Termasuk menjadi pangdam atau kasdam selama

perempuan itu mampu hanya saja untuk sekarang belum nanti mungkin

sekitar 10-20 tahun lagi setelah adanya taruni” (wawancara, 8 April 2014)

Perbedaan pendapat terdapat dalam pernyataan Kakesdam Jaya yang

menyatakan bahwa:

“Jika menjadi pangdam atau kasdam tidak.Karena dari pendidikan militer

saja sudah berbeda.Lalu dari karakter saja sudah berbeda. Kita tidak butuh

perempuan yang lembek, kita tidak butuh perempuan yang judes tapi

perempuan yang tegas.” (wawancara, 8 April 2014)

Perbedaan pendapat ini terjadi karena adanya proses pengalaman yang

berbeda antara sesama prajurit TNI selama proses terlibat kerjasama dengan

perempuan. Seorang perempuan jika ingin menjadi seorang pimpinan dalam

lingkungan militer haruslah memenuhi kriteria-kriteria pemimpin dalam lingkungan

militer.Kriteria tersebut tercermin dalam 11 Azas kepimimpinan. Penjabaran kriteria

tersebut antara lain adalah kemampuan seorang pemimpin untuk bertindak sebagai

orang tua, sebagai guru, sebagai manager, sebagai sahabat, sebagai teman dan sebagai

komandan. Seperti yang diungkapakan Letkol Yonaria bahwa kriteria pemimpin yang

baik adalah:

“Memiliki sifat yang perwira.Yaitu dapat sebagai bapak atau ibu, sebagai

komandan, sebagai teman, sebagai sahabat.” (wawancara, 8 April 2014)

Pernyataan lain kriteria pemimpin yang baik selain mampu melaksanakan

tugas pokoknya ialah lebih kepada kemampuan personal pemimpin dalam

Page 55: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

46

mengayomi anggota seperti kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan

kemampuan untuk memberikan kesejahteraan bagi anggotanya. Kemampuan dalam

memberikan kesejahteraan adalah termasuk dalam menjamin kesejahteraan keluarga

bawahan.Seorang pemimpin juga bertanggung jawab tidak hanya kepada bawahan

tetapi juga kepada istri dan anak yang dimiliki oleh bawahan. Seperti yang dinyatakan

oleh Kabintaldam Jaya, yang menyatakan bahwa:

“Kriteria pemimpin yang baik adalah dapat melaksanakan tugas pokok

dan memperhatikan dan menjamin kesejahteraan anak buah” (wawancara,

8 April 2014)

Pernyataan diatas diperkuat oleh penyataan yang diberikan oleh kowad yaitu

Kapten Taat yang menyatakan kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer

adalah:

“Tegas, tanggung jawab, bijaksana, professional, bisa mengayomi anggota

dan mengutamakan kesejahteraan anggotanya” (wawancara, 10 April

2014)

Serta Kasetumdam Jaya yang menyatakan bahwa seorang pemimpin harus

mampu:

“Pertama, bisa memberikan contoh jangan hanya bisa memberikan

perintah saja kepada bawahan (suri tauladan). Kedua, memberikan

kesejahteraan kepada anggotanya” (wawancara, 10 April 2014)

Sepanjang sejarah militer khususnya Kodam Jaya belum pernah terdapat

perempuan yang menduduki jabatan strategis seperti pangdam jaya.Tetapi,

perempuan yang berada pada jabatan yang tertinggi dalam bidang keilmuannya

banyak.Mereka biasanya terbentuk dari kegiatan kestafan ataupun dari bidang yang

memang keahliannya seperti bidang kesehatan, bidang hukum dan bidang keuangan.

Seperti pernyataan Kaajendam Jaya:

Page 56: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

47

“Pernah, kaajen sebelum saya itu perempuan tapi jika sebagai pangdam

belum ada. Sekitar 1-2 tahun belakang ini sudah ada sekolah taruni, ke

depannya terdapat kemungkinan akan ada pimpinan perempuan yang lebih

mumpuni untuk jadi panglima. Karena, seorang panglima dalam suatu

situasi tertentu ia harus menjadi panglima dalam suatu operasi jika

terdapat gangguan keamanan. Permasalahannya sekarang apakah sanggup

seorang perempuan menjadi pimpinan dalam suatu daerah operasi dengan

seluruh masalah yang ada di dalamnya baik itu menyangkut musuh

ataupun anggota sendiri.Kalau saya secara pribadi perempuan belum

sanggup untuk memimpin satuan satuan yang ada di lapangan.”

(wawancara, 8 April 2014)

Hanya saja jika diasah sejak muda maka tidak akan tertutup kemungkinan

perempuan untuk menjadi seorang pangdam seperti kesempatan yang diberikan

kepada taruni yang telah beroperasi selama kurang lebih satu tahun. Seperti yang

dinyatakan oleh Kakesdam Jaya yaitu:

“Belum ada perempuan menjadi setingkat pangdam tapi jika diasah dari

muda bisa saja hanya yang optimal paling hanya beberapa gelintir saja

tidak semuanya.” (wawancara, 8 April 2014)

Pengalaman terdahulu menjelaskan bagaimana terbentuknya perasaan suka

dan tidak suka.Kesan-kesan yang didapatkan selama bekerjasama dengan perempuan

merupakan dasar bagaimana seseorang melihat perempuan dan kinerja seseorang

perempuan dalam memimpin.Perempuan dalam militer dianggap kurang mampu

dalam menyelesaikan masalah karena jika ada suatu masalah bukan diselesaikan

malah nangis dan tingkat kehati-hatian perempuan dalam mengambil keputusan

menyebabkan dari segi waktu lebih lama jika dibandingkan dengan yang laki-laki.Hal

ini menyebabkan banyak memberikan kesan dan anggapan bahwa seorang perempuan

sebaiknya tidak menjadi pimpinan apalagi seorang pangdam yang harus memimpin

pasukan dan harus memberikan keputusan dengan cepat.Terdapat banyak informan

Page 57: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

48

yang lebih menyukai perempuan berada dalam posisi staf.Karena perempuan yang

berada dalam kondisi staf lebih teliti dan mampu melayani dan bekerja sesuai

keinginan atasan serta lebih rajin dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Seperti

pernyataan Kaajendam Jaya yang lebih banyak memiliki anggota perempuan:

“Suka nangis, lebih teliti dan lebih sabar dibandingkan yang laki-laki serta

lebih ulet terhadap pekerjaan yang belum selesai tanpa diperintah maka ia

akan lembur dan memiliki tanggung jawab yang besar.” (wawancara, 8

April 2014)

Dalam sudut pandang kowad pun merasa bahwa dalam menyelesaikan tugas

selalu berusaha memberikan yang terbaik sesuai dengan instruksi atasan.Serta selalu

bersikap teliti dan halus dalam bertutur kata. Seperti yang dinyatakan oleh Letkol

Yonaria:

“Lebih sabar, lebih teliti, lebih halus dalam menyampaikan sesuatu.Kalau

saya pribadi sebagai seorang perempuan ialah saya selalu mengerjakan

tugas sampai tuntas.” (wawancara, 8 April 2014)

B. Pengalaman Kepemimpinan Perempuan dalam Militer

1. Kemampuan Perempuan dalam Memberikan Teladan

Perbedaan pengalaman bertugas antara prajurit perempuan dengan prajurit

laki-laki menyebabkan adanya perbedaan pemimpin perempuan dengan pemimpin

laki-laki dalam menghadapi masalah baik itu dari eksternal ataupun dari internal

seperti masalah dengan bawahan sebagai suatu tim kerja. Teladan seorang pemimpin

sangatlah penting untuk memberikan contoh kepada bawahan. Pemimpin yang tidak

mampu memberikan teladan bukanlah pemimpin yang dapat dijadikan panutan bagi

bawahan. Perbuatan pemimpin yang sesuai dengan ucapannya lebih penting dari

Page 58: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

49

sekedar instruksi yang diberikan kepada bawahan. Perbedaan dalam menyikapi

bawahan diungkapkan Kaajendam Jaya yaitu:

“Hanya saja prajurit perempuan yang tidak terlatih di lapangan lebih

banyak berbicara tentang teori sedangkan prajurit laki-laki biasanya lebih

mampu berbicara sesuai dengan pengalaman tidak hanya teori saja.

Biasanya kemampuan itu diasah setelah lulus akmil dari pangkat letnan

sampai kapten. Secara fisik perempuan suka bersolek tetapi kalau dalam

keseharian sama saja. Pemimpin dimanapun harus dapat menepati janji

apakah dia perempuan ataupun laki-laki.”(wawancara, 8 April 2014)

Perbedaan pengalaman dan kemampuan dalam memimpin lapangan

menyebabkan bawahan lebih menyukai memiliki pemimpin laki-laki daripada

pemimpin perempuan.Pelabelan yang digunakan pada pemimpin perempuan yang

lebih suka bermain perasaan pun menjadi kendala terutama jika sedang memiliki

masalah pemimpin perempuan menjadi dianggap kurang professional dalam bekerja

dan memberikan teladan yang kurang baik kepada bawahan. Kabintaldam Jaya

menyatakan:

“Tergantung karakter perorangan. Tapi anggota banyak yang berkata lebih

enak dipimpin laki-laki daripada perempuan. Terdapat kecenderungan

perempuan dalam memimpin kadang-kadang lebih main perasaan. Jika

ada masalah biasanya terbawa berbeda dengan laki-laki yang jika ada

masalah dirumah maka dikantor biasanya sudah lupa.”(wawancara, 8

April 2014)

Sedangkan, kowad Letkol Yonaria menyatakan bahwa seorang pemimpin

terlepas dari apakah dia perempuan ataupun laki-laki harus mampu memberikan

teladan yang baik kepada bawahannya minimal dengan tidak pernah bolos. Begitupun

dalam berpenampilan seorang kowad sudah ada peraturannya. Iya karena sudah diatur

dalam berpenampilan sehingga tidak memungkinkan bagi seorang kowad untuk

Page 59: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

50

berpenampilan secara berlebihan walaupun sudah mendapatkan tunjangan pribadi

bagi prajurit perempuan. Berikut pernyataan Letkol Yonaria:

“Mampu. Menurut saya sudah dapat memberikan teladan dengan cara

tidak pernah bolos. Karena seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh

bagi bawahannya walaupun dia adalah seorang perempuan. Saya rasa

tidak ada perbedaan antara pemimpin laki-laki dan perempuan karena

seorang pemimpin haruslah memberikan teladan yang baik kepada

bawahannya. Saya agak otoriter. Maksudnya kerjakan sesuai dengan

keinginan saya. Saya menghargai mereka karena tanpa mereka (anggota)

saya gak bisa apa-apa.”(wawancara, 8 April 2014)

Penyataan Letkol Yonaria senada dengan pernyataan Letkol Handaka bahwa:

“Pimpinan itu baik dia perempuan ataupun laki-laki sama saja.Jika

seorang pimpinan maka ia harus berbicara sesuai dengan tindakannya.

Misalnya, memerintahkan bawahan tidak boleh terlambat maka pimpinan

pun tidak boleh terlambat.Dalam berpenampilan misalnya perempuan

pakai eyeshadow tidak boleh berlebihan, tidak boleh cat kuku,

menggunakan celana yang ketat atau rambut disemir.Terdapat aturan yang

mengatur bagaimana kowad dalam berpenampilan seperti berapa panjang

rambut.Bahkan, kowad diberikan tunjangan kecantikan dan ada juga

pembagian pakaian dalam bagi kowad.”(wawancara, 10 April 2014)

Kemampuan seorang pemimpin menginspirasikan visi bersama yang baik

dapat dilakukan dengan menciptakan semangat kolektif ditengah anak

buah.Kemampuan mengkomunikasikan visi organisasi dengan jelas kepada bawahan

dan fleksibilitas dalam mengkomunikasikan segala sesuatu hal dengan bawahan serta

pemberian kontribusi yang berguna bagi organisasi.Pemimpin perempuan biasanya

lebih fleksibel dan luwes dalam penyampaian tugas. Pernyataan ini didukung oleh

ungkapan Kakudam Jaya, beliau menyatakan:

“Secara prinsip tetap (tidak ada perbedaan antara pemimpin laki-laki dan

perempuan) hanya mungkin cara dalam menyampaikannya yang sedikit

berbeda. Perempuan biasanya lebih luwes, perempuan biasanya lebih

banyak berbicara dengan bawahan.”(wawancara, 8 April 2014)

Page 60: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

51

Dalam lingkungan militer pemberian tugas kepada bawahan ada yang secara

lisan ataupun tulisan. Tingkat pencapaian target kerja juga dipengaruhi oleh faktor

kinerja bawahan. Terdapat perbedaan dalam kontribusi-kontribusi perempuan dalam

kegiatan militer karena berbedanya pengalaman lapangan yang dimiliki. Pernyataan

ini diungkapkan Kaajendam Jaya yang menyatakan:

“Biasanya (pencapaian target kerja) tergantung apakah bawahan memiliki

etos kerja atau tidak.Pada umumnya ada perintah secara lisan dan tertulis,

jika tidak dilaksanakan dengan batas waktu yang diberikan berarti tidak

bisa melaksanakan perintah kedinasan.Biasanya terdapat keterbatasan

perempuan dalam mengatur.Kemampuan dalam pengaplikasian ilmu

perempuan sangat terbatas.Sedangkan, laki-laki yang diasah di lapangan

kreativitas dan inovasi lebih banyak.Karena keterbatasan tadi pasti

terdapat perbedaannya.Karena dalam militer ini prajurit perempuan belum

banyak diberikan tugas-tugas lapangan.”(wawancara, 8 April 2014)

Kontribusi perempuan yang berada dalam bidang keahliannya sebagai

professional banyak hanya saja karena adanya keterbatasan pengalaman lapangan

maka hampir tidak ada kontribusi yang nyata kowad dalam dinasnya sebagai seorang

prajurit. Hal ini dikemukakan oleh Kakesdam Jaya:

“Karena kita dibidang kesehatan, ya sumbangan terhadap bidang

pengetahuan kesehatan pasti ada sebagai dokter tentara tapi tidak dalam

bidang kemiliteran. Misalnya, ketika di wilayah timor-timur dokter yang

masuk ke hutan adalah dokter laki-laki sedangkan dokter yang perempuan

hanya di wilayah kotanya saja.”(wawancara, 8 April 2014)

Sebagai seorang kowad, dalam memimpin dan menciptakan semangat kolektif

anak buah lebih menggunakan pendekatan keagamaan dan selalu berorientasi kepada

atasan serta senantiasa memberikan pujian kepada bawahan agar bawahan senantiasa

merasa dihargai hasil kerjanya. Letkol Yonaria menyatakan bahwa:

Page 61: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

52

“Saya lebih suka dengan pendekatan dan agama seperti berkata kepada

bawahan kamu kalau memang tidak bisa kamu berdo’a dong lama-lama

tanpa kamu sadari kamu pasti bisa. Itulah yang selalu saya sampaikan

karena saya juga selalu begitu berdo’a kepada tuhan. Itulah yang selalu

saya berikan kepada bawahan saya. Saya selalu berorientasi kepada atasan

sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan keinginan atasan

maunya seperti apa. Bekerja dengan baik saja pun sudah bagus tanpa

melakukan kesalahan apalagi zaman sekarang yang banyak godaan dan

gangguan dengan gaji yang sedikit apalagi hidup di Jakarta. Bekerja bagus

saja sudah luar biasa seperti tidak membuat kesalahan dan berbuat

semena-mena, melakukan kekerasan, korupsi dan sebagainya. Minimal

membuat perubahan seperti meja kaca yang tadinya tidak berkaca kita

kasih kaca. Awalnya dinding kotor kita cat kembali. Minimal itu yang

kecil saja. Saya senantiasa memberikan pujian seperti iya kamu pintar atau

oh ya bagus-bagus. Dan selalu meminta pendapat mereka (bawahan) dan

selama sesuai dan masuk akal mari kita kerjakan.”(wawancara, 8 April

2014)

2. Proses Perempuan Mendapatkan Jabatan Dalam Militer

Perempuan yang ingin menjadi pimpinan dalam lingkungan haruslah lulus

seleksi dan dianggap mampu menjadi pimpinan dalam lingkungan militer. Proses

yang harus dilewati antara lain adalah proses berdasarkan segi pendidikan militer,

pengalaman selama bekerja dan penempatan penugasan selama berkarier. Setelah itu

akan dirapatkan dan dibicarakan dalam dewan pertimbangan. Kaajendam

menyatakan:

“Jika di 10 tahun pertama prajurit tidak terasah maka akan sulit memimpin

banyak orang. Karena tidak adanya kesempatan itu maka seorang

perempuan harus lebih banyak belajar dari sejarah bagaimana memimpin

dan harus dapat mengaplikasikannya di lapangan minimal hanya melihat

walaupun tidak bisa turun langsung ke lapangan.Dirinya sendiri yang

harus mengembangkan diri. Tapi jika dalam pembinaan karier sama saja

antara laki-laki dan perempuan hal itu sudah ada peraturannya. Semua

diberi kesempatan yang sama. Tergantung apakah mampu melewati

prosesnya seperti tes psikologinya, tes kesamaptaan, tes kesehatan dan

sebagainya sebelum sekolah dan pendidikan untuk menduduki jabatan dan

posisi tertentu selama masih bisa melewatinya, maka bisa-bisa

saja.Poinnya harus seimbang antara pendidikan dan pengalaman bertugas

dimana saja.”(wawancara, 8 April 2014)

Page 62: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

53

Pendapat Kaajendam Jaya senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh

Letkol Edi bahwa “Melalui sekolah dan pendidikan militer, prestasi, pengalaman

lapangan, pendukung lapangan.” (wawancara, 10 April 2014). Sedangkan untuk

menjadi pimpinan setingkat pangdam menurut Kakesdam perempuan belum mampu.

Beliau menyatakan bahwa:

“Proses (menjadi pimpinan) bisa sama. Namun, jika menjadi panglima

dalam militer belum karena panglima itu bertugas dalam menentukan

nyawa tidak hanya nyawa anggota saja tapi juga nyawa seluruh yang ada

dalam negara ini harus dia tanggung semuanya. Negara beserta isinya

harus dikuasai sedangkan perempuan biasanya banyak bermain dengan

perasaan. Perasaannya dulu baru dia mikir.”(wawancara, 8 April 2014)

Hambatan-hambatan yang dihadapi seorang perempuan dalam proses menjadi

pimpinan dalam lingkungan militer antara lain adalah kemampuan perempuan itu

sendiri untuk memenuhi syarat untuk menjadi pimpinan. Terdapat pula faktor lain

seperti izin dari suami jika ingin mengikuti pendidikan militer dan dalam penempatan

tugas. Seperti pernyataan yang dinyatakan oleh Kabintaldam Jaya:

“Misalnya suaminya terkadang tidak menerima seharusnya lembur tapi

terhambat seperti karena faktor anak yang rewel. Tapi kita memberikan

toleransi dalam negara pancasila ini sangat menghargai hal ini seperti

perempuan tidak ikut piket malam. Hambatannya biasanya dirinya sendiri

(perasaan pribadi).”(wawancara, 8 April 2014)

Pendapat Kabintaldam sama dengan yang disampaikan Kakesdam Jaya bahwa

faktor kendala adalah urusan rumah tangga serta izin dari suami. Beliau menyatakan:

“Sifat keperempuanannya yang menghambat. Salah satu yang bisa

menghambat seperti menyusui dan melahirkan anak dan yang kedua

adalah budaya seperti pola-pola hidup. Militer tidak pernah menghambat

seorang perempuan untuk maju, pantas atau tidaknya itu berasal dari diri

perempuan itu sendiri. Pertimbangan lain ya suami dan keluarga, terutama

jika sudah menikah seperti izin karena ikut suami ataupun izin kepada

atasan karena tidak diberikan izin oleh suami untuk bertugas. Setahu saya

belum pernah ada suami ikut istri bertugas.”(wawancara, 8 April 2014)

Page 63: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

54

Sedikit berbeda dengan Kasetumdam Jaya yang lebih menekankan kepada

faktor kesehatan individu yang dapat menjadi penghambat karir karena seorang

perempuan harus mampu untuk menjaga tubuh agar prima secara kesehatan untuk

lulus tes kesamaptaan. Beliau menyatakan bahwa:

“Kesehatan, misalnya ingin pendidikan maka harus lulus tes semapta.

Harus cek jantungnya, overweight atau tidak.Setiap naik pangkat dan

jabatan harus ada tes nya.Lalu, suami keberatan misalnya ngapain sekolah

harus sampai setahun, anak bagaimana tidak ada yang urus.Tapi kalau

secara kesempatan yang diberikan sama saja antara prajurit laki-laki dan

prajurit perempuan.”(wawancara, 10 April 2014)

Pendapat lain dikemukakan oleh Kakudam bahwa permasalahan domestik

rumah tangga bukanlah sebuah masalah. Karena sejak awal sebelum pernikahan

sudah ada komunikasi dengan calon suami kowad yang ingin menikah.Sehingga,

resiko-resiko tersebut sudah dipahami. Kakudam menyatakan bahwa:

“Sebenarnya bukan hambatan melainkan pertimbangan jika seorang

perempuan masih berada dalam masa subur (reproduksi). Tapi jika sudah

selesai dengan masa melahirkan dan sebagainya tidak ada masalah.

Sedangkan untuk permasalahan domestik tidak masalah karena memang

sejak awal sudah berkomitmen siap dan sudah ada pemberitahuan dari

atasan kepada suami dan penjelasan dari konsekuensi bahwasanya istrinya

adalah seorang tentara. Namun, selama ini anak saya perhatikan sangat

kecil dalam menghambat karier seorang kowad. Dengan komunikasi dan

pemberian izin dari keluarga. Rata-rata biasanya selama ini semua

(kowad) semangat. Biasanya sudah ada aturan jika perempuan ingin

melanjutkan pendidikan biasanya anaknya sudah harus berusia diatas 2

tahun.”(wawancara, 8 April 2014)

Sedangkan dalam sudut pandang kowad yang menjadi penghambat dalam

mengembangkan karir selain faktor keluarga adalah faktor kekuatan fisik yang

berbeda antara laki-laki dengan perempuan. Kapten Taat menyatakan bahwa:

“Apabila terdapat tugas di medan yang cukup berat karena fisik

perempuan yang tidak sama dengan laki-laki dan melaksanakan tugas

dalam waktu yang cukup lama dengan alasan keluarga. Dalam tentara

Page 64: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

55

kedudukan laki-laki dan perempuansama, kita dibedakan berdasarkan

pangkat bukan jenis kelamin.”(wawancara, 10 April 2014)

Solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi perempuan dalam

lingkungan militer antara lain adalah dengan mengkomunikasikan kendala yang

dihadapi dan mencari solusi bersama dengan keluarga terutama suami dan anak.

Dapat pula dengan berkoordinasi dengan rekan sesama dan berbagi dengan yang

sudah terlebih dahulu berpengalaman untuk mendapatkan solusi terbaik.Beberapa

solusi dinyatakan oleh Letkol edi, yaitu “Perempuan tersebut harus mampu memilih

yang harus didahulukan dan mampu mengatasi seperti menunda memiliki anak.”

(wawancara, 10 April 2014)

Kasetumdam Jaya juga menyatakan bahwa seorang perempuan haruslah

mampu mengatur dan menjaga kondisi tubuhnya lalu kemudian mampu

mengkomunikasikan kepada suami.“Jaga kesehatan dan jaga badan lalu beri

pengertian kepada suami.” (wawancara, 10 April 2014). Sedangkan Kapten Taat

sebagai seorang kowad solusi yang biasanya dilakukan antara lain adalah:

“Untuk perempuan sebaiknya tidak ditugaskan di satuan tempur tapi di

satuan administrasi. Jika suatu saat diperintahkan kami tetap siap.

Biasanya jika harus berangkat kerja saya sudah menyiapkan anak-anak

saya dan sejauh ini belum ada kowad yang kariernya terhambat karena

alasan keluarga. Biasanya dalam rumah pasti dibutuhkan adanya seorang

pembantu yang membantu mengurus urusan rumah tangga.”(wawancara,

10 April 2014)

Sistem pembagian kerja dalam struktur militer membedakan pekerjaan yang

tidak bisa dilakukan oleh perempuan. Perempuan tidak ditugaskan ke wilayah

pertempuran. Kalaupun berangkat ke wilayah operasi itupun tidak diletakkan di garis

depan. Hampir seluruh informan menyatakan bahwa sistem yang membedakan tugas

dan peran perempuan dalam pertempuran merupakan pilihan terbaik. Karena adanya

Page 65: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

56

faktor-faktor seperti pertimbangan yang diputuskan dari atasan merupakan keputusan

terbaik dan adanya sikap dan mental bawahan yang harus patuh dan taat kepada

atasan. Serta pertimbangan dari perempuan itu sendiri yang tidak menginginkan

meninggalkan keluarga. Kaajendam Jaya menyatakan bahwa tidak perlunya dibentuk

sistem yang mengatur pembagian tugas tanpa membedakan jenis kelamin, beliau

menyatakan:

“Tidak perlu (dibentuk aturan tersebut). Tentara perempuan tidak perlu

berada di pasukan. Karena harus naik turun hutan, membawa tank berhari-

hari dan memimpin pasukan laki-laki semua. Karena itu tentara

perempuan hanya bisa di staf tidak di lapangan.”(wawancara, 8 April

2014)

Pertimbangan meninggalkan keluarga dan izin suami dinyatakan oleh

Kabintaldam Jaya, beliau menyatakan bahwa:

“Bukan tidak mendukung. Hanya saja sangat mempertimbangkan prinsip

dasar seperti agama. Jangan sampai ditentang oleh umat.Karena tuntutan

tugas tidak memungkinkan perempuan untuk bertugas sampai malam. Jika

di pasukan sebaiknya tidak. Jika menurut agama pun harus seizin suami.

Salah satu pertimbangan dasarnya adalah apakah sudah betul untuk

meninggalkan keluarga, perempuan diberikan jabatan yang enak-

enak.”(wawancara, 8 April 2014)

Pendapat senada juga dinyatakan oleh Kakesdam bahwa:

“Tidak usahlah (dibuat peraturan yang tidak membedakan pembagian

tugas berdasarkan jenis kelamin). Perempuan kan hanya mau ditempatkan

di bagian yang enak-enak. Apalagi ketika sudah menikah banyak sekali

pertimbangannya. Selama perempuannya mau saya mendukung saja tapi

kan sekarang permasalahannya apakah perempuan tersebut mau

melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki.”

(wawancara, 8 April 2014)

Kowad pun menyatakan bahwa perbedaan tugas dan peran yang terjadi dalam

militer bukanlah suatu bentuk pengekangan terhadap kemajuan seorang prajurit

perempuan. Seperti yang dinyatakan Letkol Yonaria, yaitu:

Page 66: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

57

“Menurut saya antara penugasan laki-laki dan perempuan tidak berbeda

hanya saja alam lah yang membuat seperti itu. Karena bangsa Indonesia

yang masih kental dengan sifat ketimuran yang masih menghargai

perempuan. Dan bukan sebagai bentuk pengekangan terhadap perempuan.

Saya merasa sama dengan yang lain tidak ada perbedaan.”(wawancara, 8

April 2014)

Pendapat senada kowad lain yaitu Kapten Taat juga sama dengan yang

dinyatakan oleh Letkol Yonaria, Kapten Taat menyatakan bahwa:

“Untuk di militer tidak bisa (dibuat peraturan yang tidak membedakan

tugas dan peran berdasarkan jenis kelamin).Karena untuk di militer yang

mengutamakan kemampuan fisik dan mental perlu adanya perlakuan yang

berbeda antara laki-laki dan perempuan di dalam melaksanakan suatu

tugas. Misalnya, jabatan di satuan tempur untuk sementara belum

memungkinkan dipimpin oleh perempuan”(wawancara, 10 April 2014)

Penyelesaian target kerja antara prajurit laki-laki dan perempuan terdapat

perbedaan. Kemampuan perempuan dalam menyelesaikan target kerja cenderung

rendah karena terkendala urusan rumah tangga seperti anak sehingga prajurit

perempuan lebih banyak izin. Kabintaldam menyatakan bahwa:

“Itulah kelemahannya karena perempuan sulit lembur maka kinerjanya

biasanya lebih lambat. Namun, biasanya dapat dibantu oleh anak

buahnya.”(wawancara, 8 April 2014)

Kakesdam pun menyatakan pendapat yang sama dengan Kabintaldam, bahwa:

“Memang perermpuan lebih teliti dibandingkan laki-laki. Tapi misalnya

jika izin cuti selama 3 bulan pasti kinerjanya akan berkurang lalu baru

masuk sudah izin lagi karena anak sakit.”(wawancara, 8 April 2014)

Pernyataan berbeda diungkapkan oleh Kakudam bahwa baik itu prajurit laki-

laki ataupun prajurit perempuan haruslah dapat menyelesaikan pekerjaan dan

bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut.

“Militer sudah ada program kerja, siapapun yang ditunjuk sebagai

pimpinan baik itu laki-laki atau perempuan harus dapat memenuhi target

kerja tersebut. Kunci keberhasilan organisasi adalah solid.”(wawancara, 8

April 2014)

Dalam lingkungan militer tidak memungkinkan bagi bawahan untuk memilih

pada posisi mana ia akan ditempatkan. Penempatan posisi dan jabatan sesuai dengan

Page 67: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

58

kebijakan atasan serta melalui pertimbangan-pertimbangan staf dan kualifikasi

pendidikan yang bersangkutan. Pernyataan ini dinyatakan oleh Kakudam Jaya:

“Pimpinan sudah tahu sebaiknya anggota diletakkan dimana sesuai dengan

kemampuannya dan disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi.”(wawancara, 8 April 2014)

Kasetumdam Jaya juga senada dengan Kakudam Jaya, bahwa:

“Tidak boleh begitu (memilih dan memberikan kebebasan bawahan dalam

penempatan kerja), semua sudah ditentukan oleh atasan baik bagi

perempuan maupun laki-laki sesuai dengan kemampuannya.”(wawancara,

8 April 2014)

Penghargaan terhadap hasil yang telah dicapai dalam lingkungan militer

dilakukan dengan cara memberikan pujian kepada bawahan yang memiliki kinerja

yang baik. Pemimpin baik itu laki-laki ataupun perempuan memberikan hadiah

kepada bawahan yang berprestasi mulai dari pemberian cuti, promosi jabatan, hingga

pemberian hadiah berupa barang ataupun bonus pribadi dari pimpinan.Seluruh

informan menyatakan bahwa mereka terlibat secara aktif merayakan keberhasilan

bersama dengan anak buah. Bahkan ada yang memang sudah dilakukan secara rutin

seperti perayaan ulang tahun dan kumpul bersama keluarga anak buah untuk terus

memelihara kerja tim. Pernyataan ini disampaikan oleh Kaajendam Jaya:

“Ya bagi bawahan yang berprestasi akan diberikan, kalau saya biasanya

selalu merayakan ulang tahun bawahan. Biasanya ada acara rutin kumpul

bersama untuk terus memelihara teamwork.” (wawancara, 8 April 2014)

Terdapat dua informan yang menyatakan bahwa biasanya pemimpin

perempuan lebih perhatian dan peduli seperti yang dinyatakan oleh Mayor Slamet

bahwa:

“Sama saja (tidak ada perbedaan antara pemimpin perempun dan laki-laki)

hanya biasanya pemimpin perempuan lebih perhatian. Pemberian hadiah

biasanya seperti melakukan kegiatan bersama atau bahkan pemberian cuti

Page 68: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

59

bagi bawahan. Sedangkan dalam pemberian teguran selalu melalui proses

dari penelitian tindakan pelanggaran yang dilakukan sampai pada

penjatuhan hukuman bagi seorang prajurit yang melanggar hal itu sudah

diatur.”(wawancara, 10 April 2014)

C. Analisis Sosiologis Kepemimpinan Perempuan dalam Militer

Perempuan yang berada pada lingkungan militer tertahan oleh persepsi bahwa

perempuan dalam nilai-nilai tradisional haruslah mengurusi urusan domestik rumah

tangga dan bertanggung jawab secara penuh kepada keluarga baik itu secara waktu

ataupun ikatan emosional.Nilai-nilai agama yang menyatakan istri selama bertugas

haruslah mendapatkan izin suami dan beban untuk mengurus anak menjadi bahan

pertimbangan utama seorang perempuan untuk turut serta ke wilayah operasi.Dalam

penempatan tugas bagi seorang prajurit perempuan pun haruslah memperhatikan

sifat-sifat keperempuanannya karena tidak memungkinkannya seorang prajurit

perempuan untuk ditempatkan di wilayah operasi dalam keadaan tertentu seperti

hamil.

Weber menyatakan kepemimpinan terbagi menjadi kepemimpinan legal-

rasional, kepemimpinan kharismatik dan kepemimpinan tradisional. Kepemimpinan

perempuan dalam militer diperoleh melalui cara legal rasional yaitu melalui proses

panjang selama perempuan tersebut lulus dari lembaga pendidikan dan

pengalamannya selama bertugas yang akan menentukan hirarki jabatan yang akan

diperoleh. Semakin banyak perempuan tersebut mengikuti pendidikan lanjutan dan

pengalaman bertugas makaakan semakin besar kesempatan perempuan tersebut

memperoleh jabatan yang lebih tinggi. Perempuan yang berada pada lingkup Kodam

Jaya hanya mampu sampai pada posisi Kepala seperti Kepala Ajudan Jenderal ,

Page 69: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

60

kepala Keuangan atau Kepala Hukum yang berada pada lapisan Ketiga setelah

Pangdam (Panglima Kodam) dan Kasdam (Kepala Staf Kodam). Perempuan kurang

mampu menjadi pimpinan dalam jabatan strukturalhal ini disebabkan oleh belum

adanya perempuan yang lulusan akmil serta kemampuan kompetisi perempuan yang

masih minim. Sebenarnya kepemimpinan perempuan dalam militer memiliki

kesempatan yang sama dengan kepemimpinan laki-laki hanya saja perempuan tidak

mampu memenuhi aspek pengalaman bertugas kepemimpinan lapangan.

Cara untuk mendapatkan kekuasaan dalam militer sudah diatur secara jelas

dalam seperangkat aturan dan kualifikasi secara resmi serta melalui prosedur

komandan dan stafsebelum meletakkan seorang prajurit pada posisi tertentu seorang

pimpinan melakukan rapat untuk mencari keputusan yang menghasilkan apakah

mampu seorang prajurit untuk menempati posisi tersebut. Jadi, dalam pengambilan

keputusan seorang komandan tidak pernah melakukan kesewenang-wenangan tetapi

sudah melalui proses prosedur yang ada secara aturan yang jelas dan sesuai dengan

kualifikasi prajurit bukan berdasarkan karisma yang dimiliki ataupun berdasarkan

nilai-nilai atau kepercayaan terhadap tradisi terdahulu.

Page 70: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

61

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian tentang persepsi laki-laki terhadap kepemimpinan perempuan dalam

militer di Komando Daerah Militer Jayakarta ini menemukan beberapa hal yakni:

Pertama, persepsi laki-laki terhadap kepemimpinan perempuan dalam militer

bersandar pada bekal pendidikan dan pengalaman militer selama bertugas.Hanya saja

peluang seorang perempuan dalam memimpin terhalang oleh persepsi bahwa perempuan

dalam bertugas haruslah mendapatkan izin dari keluarga.Hal ini menunjukkan bahwa

untuk menjadi seorang pejabat struktural dalam komando selain memenuhi standar umum

yaitu pendidikan dan pengalaman militer juga dibutuhkan komitmen waktu untuk

menyelesaikan tanggung jawab pada tugas baik sebagai pimpinan dalam militer maupun

baik sebagai seorang ibu dan istri.

Kedua,kesempatan yang diberikan dalam militer tidak ada perbedaan antara

perempuan dan laki-lakimengembangkan karier dan pendidikan serta untuk

memimpin.Pada kenyataannya menunjukkan bahwa perempuan tidak ada yang menjadi

unsur pimpinan seperti pangdam atau kasdam.Perempuan yang berada pada bagian

kepala pun hanya sedikit jumlahnya dan perempuan hanya dapat menjadi pimpinan pada

bagian bagian tertentu seperti Kaajendam dan Kakudam dan belum dapat menjabat

bagian yang strategis.Hal ini menunjukkan bahwa seorang kowad dalam berkarier

haruslah mampu bersaing dengan sesama kowad dan bersaing dengan prajurit laki-laki.

Page 71: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

62

B. Saran

Penelitian ini merekomendasikan dua hal yang perlu menjadi catatan bagi

kesetaraan antara komposisi prajurit laki-laki dan kowad dan dalam peningkatan

kesempatan bagi kowad untuk menjadi pimpinan struktural dalam TNI (Tentara Nasional

Indonesia) khususnya Kodam Jayakarta:

Pertama, mulai direncanakanpemberian pendidikan, kesempatan dan fasilitas

untuk memudahkan dan pemberdayaan bagi kowad agar memberikan kesetaraan dan

kesempatan sebagai pejabat struktural tanpa menghambat tugas sebagai seorang ibu dan

istri.Serta pemberian pengetahuan kepada para kowad tentang pentingnya kesetaraan

dalam komposisi penugasan baik pada bagian administratif maupun pada wilayah

operasi.

Kedua, kepedulian dari berbagai pihak baik keluarga, pemerintah, lembaga non

pemerintah dan akademisi untuk terus mendorong dan memberikan kesempatan bagi

sosok kowad sebagai melati pagar bangsa untuk menggali potensi dan memaksimalkan

karakteristik kepribadian dan kepemimpinan dalam militer.

Ketiga, bagi kalangan akademis khususnya sosiologi yang tertarik dengan dunia

militer dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan judul yang berbeda

misalnya seperti penelitian komparasi kepemimpinan perempuan dalam militer antara

Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, dan kepemimpinan Persit

(Persatuan Istri Tentara) TNI-AD atau bahkan kegiatan-kegiatan sosial pengabdian yang

dilakukan oleh TNI-AD kepada masyarakat serta dapat pula melakukan penelitian

kegiatan keagamaan di lingkungan militer.

Page 72: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

63

DAFTAR PUSTAKA

Afrida, Tjut. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kemampuan Manajerial dan

Kepemimpinan terhadap Efektivitas Kerja Kepala Sekolah SMA Negeri

se Provinsi Banten (2006). Disertasi. Jakarta: PPs UNJ. 2006

Ahmed, Leila. Perempuan dan Gender Dalam Islam. London: Yale

University Press, 1992.

Anggoro, Toha. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

Broderick, Elizabeth “Kaum wanita kesulitan untuk mengembangkan karier

di militer Australia”. Jurnas, 08 Oktober 2012.

Bush T dan M coleman. Manajemen strategis kepemimpinan. Jogjakarta:

Ircisod, 2006.

Buku Panduan dan Modul Diklat TKSK Depsos RI Dirjen Pemberdayaan

Sosial Direktorat Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat,

2009.

Dzuhayatin, Siti Ruhaini. Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan

Gender Dalam Islam. Yogyakarta: PSW IAIN Sunan Kalijaga, 2002.

Emzir. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. 2008.

Henslin, James. Sosiologi (Dengan Pendekatan Membumi). Jakarta:

Erlangga, 2006.

Halford, Susan dan Savage, Mike. Gender, Careers and Organisations.

London: MacMillan Press Ltd, 1997.

I, Visser, Prototypes Of Gender: Conceptions of Feminime and Masculine.

Women’s Studies international forum, vol 25, 2002.

Jennings, Emmerson. Kepemimpinan. Semarang: Dahara Prize, 1992

Kodam Jaya. Pengabdian Kodam V/Jaya dalam tiga dasa warsa. Jakarta:

Pusat sejarah TNI-AD,1979

Kodam Jaya. Empat puluh lima tahun dalam pengabdian. Jakarta: Pusat

sejarah TNI-AD,1994

Kuntjara. E. Gender, Bahasa dan Kekuasaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2004.

Page 73: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

64

Mar’at. Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1984.

Maropean Simbolon. Jurnal Kepemimpinan dan Bisnis.

Muang, Mubha Kahar. Perempuan, Politik Dan Kepemimpinan. Jakarta:

Yayasan Pena Indonesia, 2008.

Nasdep kepemimpinan TNI no: 19-07-A2-A. 01 Kep Danrindam V/BRW no.

Kep/206/IX/2008 tgl 6 September 2008

Nicolson, Paula. Gender, Power and Organisation. London: Great Britain,

1996.

Noerdin, Edriana. dkk. Potret Kemiskinan Perempuan. Women Research

Institute, 2006.

Robbins, Stephens P. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo, 1996.

Reinharz, Shulamit. Metode-Metode Feminis Dalam Penelitian Sosial.

Oxford University Press, 1992.

Ritzer, George. Teori sosiologi dari teori klasik sampai teori sosial

postmodern. Yogyakarta: kreasi wacana, 2004

RM. Steers. Motivation and Leadership at Work. Singapore: Mc Graw Hill,

1996.

Schermerhorn, Hunt, Osborn. Organizational Behavior. Amerika: John

Willey & sons, 2005.

Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta

dan Gejala Permasalahan Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2011

Sujak, Abi. Kepemimpinan manajer: Eksistensinya dalam perilaku

organisasi. Jakarta: Rajawali Press, 1990.

Sunarijati, Ari. Perempuan di Riuh Buruh. Ashoka Indonesia, 2000.

Subyantoro, Arief dan Suwarto, fx. Metode dan Tekhnik Penelitian Sosial.

Yogyakarta: ANDI off seT, 2007.

Usman, Husaini Metodologi penelitian sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Page 74: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

65

Lampiran 1: Pertanyaan penelitian

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan logis?

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang lebih

tinggi daripada laki-laki?

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang menjunjung

tinggi kehormatan wanita?

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan dalam

militer bersifat demokratis?

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan yang

menjadi pimpinan?

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Page 75: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

66

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi kepada

bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan visi yang

jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi pada

bawahan?

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam memilih

mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki

dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Page 76: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

67

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk kebebasan

dan peluang untuk memilih tugas?

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai bawahan?

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan kepada

bawahan yang melanggar aturan?

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Page 77: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

68

Lampiran 2: Hasil wawancara

Hasil Wawancara

Nama responden : Ferdy

Pangkat : Kolonel

Jabatan : Kaajendam Jaya

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan Terakhir : Akademi Militer, Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Agak-agak tidak logis, hatinya yang berbicara tetapi jika seorang wanita sudah masuk

kedalam suatu institusi dia harus berperilaku logis sesuai dengan tugasnya.

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis? bagaimana pembentukannya?

Terdapat periode-periode untuk seseorang dalam pembentukkan karakter. Setelah di

didik dalam lembaga pendidikan maka pembentukkan karakter awal itu dari 10 tahun

pertama dia bertugas. Jika 10 tahun pertama terbentuk bagus maka selanjutnya akan

bagus, begitupun sebaliknya. Khusus di militer kepemimpinan itu terbentuk di

lapangan (daerah operasi). Disanalah kita akan menemukan teori dan aplikasinya di

lapangan. Tapi tentara wanita tidak ke daerah operasi hanya di lingkungan staf.

Sehingga, pembentukannya tidak seperti tentara laki-laki. Kalaupun ada perempuan

yang menjadi jenderal itupun tidak terbentuk dari lapangan tetapi dari kegiatan

sehari-hari sebagai staf. Sehingga, terdapat kecenderungan seseorang wanita

memimpin lebih banyak hatinya yang memimpin. Dalam melaksanakan tugas tidak

boleh menggunakan hati tetapi harus sesuai dengan prosedur-prosedur yang sudah

ada sehingga tugas-tugas dapat terlaksana. Selama saya bertugas belum pernah ada

perempuan di garis depan.

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Page 78: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

69

Boleh. Selama perempuan itu mumpuni, terampil, cakap dan mampu tidak hanya

nangis saja. Perempuan itu perasa ketika ada masalah bukan menyelesaikan masalah

tapi nangisnya dulu.

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Bukan maskulin sebenarnya, sudah dari dulu ketika awal latihan maka akan terbentuk

dengan sendirinya. Dan dalam mencari prajurit salah satu syaratnya badannya harus

proporsional dan harus sesuai dengan kriteria, tidak bisa jika ada kelainan seperti

postur tubuh yang miring atau sebagainya.

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Dalam agama saya tidak masalah. Bahkan banyak pemimpin yang perempuan seperti

bunda teresa, ia dilihat orang sebagai pemimpin dengan kesederhanaannya.

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Wanita itu makhluk yang berbeda dengan laki-laki. dalam agama saya ada sebutan

bunda yang berarti lebih mulia daripada ibu-ibu. Oleh karena itu, kita harus

menjunjung tinggi kehormatan wanita di manapun berada. Seorang prajurit di

manapun berada harus menggunakan delapan wajib TNI itu. Dia harus menempatkan

seorang wanita seperti ibunya.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Ada sifat lemah lembutnya, ada keibuannya. Harus dibedakan antara prajurit laki-laki

dan wanita dan tidak bisa disamakan. Misal, jika prajurit laki-laki gendong ransel 20

kilo, prajurit perempuan cukup 2 kilo saja. Yang terpenting tidak merusak badannya.

Jika laki-laki merayap sampai luka sebisa mungkin perempuan jangan walaupun dia

tentara. Tetapi terkadang karena pimpinannya kowad juga biasanya lebih galak

daripada kita yang laki-laki ini.

C. Lingkungan

1. Bagaimana pembagian peran dan tugas dalam lingkungan kerja militer?

Page 79: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

70

Pembentukkan tugas dan peran dalam militer sesuai dengan tes psikologi. Hasil

pemeriksaan inilah yang mengarahkan kita akan bertugas di bagian mana. Misalnya,

hasil psikologi saya berada di pasukan masa saya akan diarahkan kesana. Jika hasil

psikologi saya di staf maka saya akan diarahkan ke bagian staf. Demikian juga

terhadap wanita, hasil tes psikologi yang menentukan. Jika hasil psikologi dia lebih

sayang sama orang maka dia akan ditempatkan di bagian kesehatan untuk merawat

orang.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Perintah atau komando yang diberikan tidak akan lepas dari ketentuan yang berlaku

dan tidak ada kesewenang-wenangan di dalamnya. Malah lingkungan militer ini lebih

demokratis dibandingkan sipil seperti perusahaan swasta.

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Boleh. Asalkan dia tegas, cakap memimpin dan harus dilihat dari tingkat

profesionalnya.

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

Pengetahuan dalam berfikir dan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Karena

pemimpin itu pada dasarnya harus sebagai orang tua dalam suatu lingkungan yang di

pimpinnya.

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Pernah, kaajen sebelum saya itu perempuan tapi jika sebagai pangdam belum ada.

Sekitar 1-2 tahun belakang ini sudah ada sekolah taruni, ke depannya terdapat

kemungkinan akan ada pimpinan perempuan yang lebih mumpuni untuk jadi

panglima. Karena, seorang panglima dalam suatu situasi tertentu ia harus menjadi

panglima dalam suatu operasi jika terdapat gangguan keamanan. Permasalahannya

sekarang apakah sanggup seorang perempuan menjadi pimpinan dalam suatu daerah

operasi dengan seluruh masalah yang ada di dalamnya baik itu menyangkut musuh

ataupun anggota sendiri. Kalau saya secara pribadi perempuan belum sanggup untuk

memimpin satuan satuan yang ada di lapangan.

Page 80: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

71

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Suka nangis.

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Lebih teliti dan lebih sabar dibandingkan yang laki-laki serta lebih ulet terhadap

pekerjaan yang belum selesai tanpa diperintah maka ia akan lembur dan memiliki

tanggung jawab yang besar.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Hampir sama. Hanya saja prajurit perempuan yang tidak terlatih di lapangan lebih

banyak berbicara tentang teori sedangkan prajurit laki-laki biasanya lebih mampu

berbicara sesuai dengan pengalaman tidak hanya teori saja. Biasanya kemampuan itu

diasah setelah lulus akmil dari pangkat letnan sampai kapten.

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Secara fisik perempuan suka bersolek tetapi kalau dalam keseharian sama saja.

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Pemimpin dimanapun harus dapat menepati janji apakah dia perempuan ataupun laki-

laki.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Iya, lebih halus. Tapi dalam tentara ini akan dibentuk menjadi satu karakter prajurit.

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Sama saja. Biasanya tergantung dengan hal yang dibicarakan apakah bisa nyambung

atau tidak.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Page 81: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

72

Sama. Biasanya tergantung apakah bawahan memiliki etos kerja atau tidak. Pada

umumnya ada perintah secara lisan dan tertulis, jika tidak dilaksanakan dengan batas

waktu yang diberikan berarti tidak bisa melaksanakan perintah kedinasan.

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Sama saja. Biasanya terdapat keterbatasan perempuan dalam mengatur. Kemampuan

dalam pengaplikasian ilmu perempuan sangat terbatas. Sedangkan, laki-laki yang

diasah di lapangan kreativitas dan inovasi lebih banyak.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Terbatas. Karena keterbatasan tadi pasti terdapat perbedaannya. Karena dalam militer

ini prajurit wanita belum banyak diberikan tugas-tugas lapangan.

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

Biasa saja.

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

Biasa saja.

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

Sama saja

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Sama saja dengan prajurit pria.

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Jika di 10 tahun pertama ia tidak terasah maka akan sulit memimpin banyak orang.

Karena tidak adanya kesempatan itu maka seorang perempuan harus lebih banyak

belajar dari sejarah bagaimana memimpin dan harus dapat mengaplikasikannya di

lapangan minimal hanya melihat walaupun tidak bisa turun langsung ke lapangan.

Dirinya sendiri yang harus mengembangkan diri. Tapi jika dalam pembinaan karier

sama saja antara laki-laki dan perempuan hal itu sudah ada peraturannya. Semua

diberi kesempatan yang sama. Tergantung apakah mampu melewati prosesnya seperti

Page 82: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

73

tes psikologinya, tes kesamaptaan, tes kesehatan dan sebagainya sebelum sekolah dan

pendidikan untuk menduduki jabatan dan posisi tertentu selama masih bisa

melewatinya, maka bisa-bisa saja. Poinnya harus seimbang antara pendidikan dan

pengalaman bertugas dimana saja.

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Kodratnya dan kemampuannya. Karena jenjang karier yang ditempuh tidak

dibedakan. Jadi seorang perempuan harus bersaing dengan sesama tentara laki-laki.

Jika dalam rumah tangga tidak hanya perempuan saja, tetapi itu juga terjadi pada

prajurit laki-laki. Seperti anak yang selalu harus berpindah-pindah sekolah.

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Dengan ketegaran hati. Karena ketentuan memang sudah ada seperti itu.

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Tidak perlu. Tentara perempuan tidak perlu berada di pasukan. Karena harus naik

turun hutan memimpin pasukan laki-laki semua. Karena itu tentara perempuan hanya

bisa di staf tidak di lapangan.

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Tidak perlu

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Sama saja

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Terbuka. Tapi jika dalam masalah biasa tertutup.

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Page 83: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

74

Iya

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Sama saja dengan prajurit yang laki-laki.

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Ya bagi bawahan yang berprestasi akan diberikan, kalau saya biasanya selalu

merayakan ulang tahun bawahan.

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Iya, biasanya ada acara rutin kumpul bersama untuk terus memelihara teamwork.

Page 84: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

75

Nama responden : Syaiful Azhar

Pangkat : Kolonel

Jabatan : Kakudam Jaya

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Ya, tergantung dari tingkat pendidikannya. Karena wanita yang berpendidikan tinggi

kerangka berfikirnya akan lebih baik. Rata-rata perempuan pendidikan diatas SMA

sudah bagus.

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis?

Ada, tergantung pendidikan akhirnya.

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Selama dia mampu sesuai dengan jabatannya tidak masalah. Selama ini juga sudah

banyak yang dipimpin oleh perempuan.

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Sebenarnya lebih tepat kalau disebut dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan

nilai-nilai kejuangan, semangat kejuangan dan kepahlawanan. Ada anggapan bahwa

yang berperang itu harus laki-laki padahal tidak, seorang kowad pun harus memiliki

nilai-nilai kepahlawanan dan semangat.

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Page 85: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

76

Dalam agama islam memang ada ayat yang menyatakan laki-laki merupakan

pemimpin dalam agama namun ada pada saat tertentu perempuan juga dapat menjadi

pemimpin.

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Tidak hanya di lingkungan militer saja harus menjunjung kehormatan wanita tapi di

seluruh tempat. Sesuai dengan haknya sebagai makhluk tuhan, harus dilindungi, harus

kita hargai misalnya dalam keadaan berperang anak-anak dan wanita harus kita

lindungi. Itu dalam keadaan berperang apalagi dalam keadaan berdamai. Jika

perempuan dalam militer sebagai pimpinan walaupun dia perempuan tetap harus kita

hormati.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Yaitu yang tidak dimiliki laki-laki seperti melahirkan, menyusui dan sebagainya.

Dalam hal ini dalam pemilihan tugas harus diperhatikan karena terdapat beberapa hal

tugas dan jabatan yang tidak bisa ditinggalkan ketika izin cuti dan sebagainya. Tapi

jika sudah selesai masa suburnya saya rasa bisa diletakkan dalam posisi tersebut.

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

Sama saja, dari sisi kebijakan personil pemberian kesempatan itu sama saja tidak ada

perbedaan.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Saya dulu ketika mahasiswa juga menganggap tentara harus taat dan patuh, setelah

saya bergabung ternyata dalam militer lebih demokratis. Segala sesuatu sebelum

komandan memutuskan pasti ada rapat saran dengan para stafnya. Jadi tidak semata-

mata suatu persoalan langsung diputuskan oleh komandan. Namanya prosedur

komandan dan staf, dalam rapat itu kita bebas menyampaikan apapun kepada

komandan baik dari segi untung, kerugian dan alternatif apa saja yang dapat

dilakukan. Tapi jika sudah menjadi keputusan sebagai hasil kesepakatan terbaik harus

dilaksanakan. Pihak luar biasanya tidak tahu proses ini sehingga menganggap bahwa

Page 86: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

77

seolah-olah demokrasi tidak ada dalam militer bahkan dalam keadaan perang yang

mendesak juga ada demokrasi hanya saja lebih cepat.

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Boleh saja, semua terbuka. Mungkin saat ini belum ada tapi dalam hal pembinaan

karier, pendidikan dan sebagainya sama saja baik dalam teori maupun praktek bahkan

dalam wilayah operasi perempuan pun ikut serta dalam kegiatan.

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

11 azas kepemimpinan.

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Ada, jika dalam bidang saya ada bahkan sekarang sudah bintang satu. Ia juga

memegang jabatan struktural dan komando.

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Dalam mengambil keputusan lebih teliti dan hati-hati sehingga dari segi waktu

biasanya lebih lama jika dibandingkan dengan yang laki-laki.

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Dalam hubungan teritorial biasanya lebih luwes.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Sama saja.

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Karena dalam penampilan dalam militer ini sudah ada peraturannya jadi semua sama

saja.

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Ya, apalagi sebagai atasan harus on time dan disiplin kecuali jika ada urusan yang

sangat mendadak.

Page 87: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

78

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Sama saja tidak ada perbedaannya. Mungkin wanita biasanya agak luwes daripada

laki-laki biasanya bicara lebih sedikit.

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Secara prinsip tetap hanya mungkin cara dalam menyampaikannya yang sedikit

berbeda. Perempuan biasanya lebih luwes.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Sama saja hanya perempuan biasanya lebih banyak berbicara dengan bawahan.

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Ada, sesuai dengan jabatannya.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Sama, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hanya cara bicaranya saja

mungkin sedikit berbeda.

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

Sama saja

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

Sama, namun biasa perempuan lebih bersemangat

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

sama saja karena biasanya sudah diatur sesuai dengan prosedur yang ada dalam

militer.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Sama saja. Biasanya sesuai dengan peraturan kedisiplinan prajurit.

Page 88: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

79

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Biasanya dilihat dari segi pendidikan militer, track record selama berkarier dan sisi

kesehatan. Lalu dirapatkan dan dibicarakan dalam dewan.

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Sebenarnya bukan hambatan melainkan pertimbangan jika seorang perempuan masih

berada dalam masa subur (reproduksi). Tapi jika sudah selesai dengan masa

melahirkan dan sebagainya tidak ada masalah. Sedangkan untuk permasalahan

domestik tidak masalah karena memang sejak awal sudah berkomitmen siap dan

sudah ada pemberitahuan dari atasan kepada suami dan penjelasan dari konsekuensi

bahwasanya istrinya adalah seorang tentara. Namun, selama ini anak saya perhatikan

sangat kecil dalam menghambat karier seorang kowad.

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Dengan komunikasi dan pemberian izin dari keluarga. Rata-rata biasanya selama ini

semua semangat. Biasanya sudah ada aturan jika perempuan ingin melanjutkan

pendidikan biasanya anaknya sudah harus berusia diatas 2 tahun.

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Tidak perlu, karena sebenarnya sama saja tidak ada perbedaan.

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Secara kesempatan sama saja begitupun dengan sumber daya manusianya.

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Militer sudah ada program kerja, siapapun yang ditunjuk sebagai pimpinan baik itu

pria atau wanita harus dapat memenuhi target kerja tersebut. Kunci keberhasilan

organisasi adalah solid.

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Page 89: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

80

Pimpinan sudah tahu sebaiknya anggota diletakkan dimana seseorang sesuai dengan

kemampuannya dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Biasa perempuan lebih terbuka tapi tetap sesuai prosedur yang ada.

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Walaupun perempuan lebih luwes namun biasanya dalam memegang prinsip-prinsip

tertentu lebih tegas. Jadi dalam tentara itu semuanya diajarkan termasuk dalam

menghadapi bawahan dalam militer dikenal dengan CMI (cara memberikan

instruksi).

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Iya biasanya dalam bentuk promosi.

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Iya, walaupun hal itu tidak mesti harus tapi adalah beberapa kali seperti makan

bersama dengan bawahan.

Page 90: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

81

Nama : Choirul

Pangkat : Kolonel

Jabatan : Kabintaldam Jaya

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : Akademi Militer, Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Iya logis. Sesuai dengan tingkat pendidikannya.

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis?

Ada. Hanya saja untuk menjadi perempuan yang kuat haruslah didukung oleh

keluarga.

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Tidak masalah selama sesuai dengan kemampuannya karena setiap jabatan ada

seleksinya. Selama itu melalui seleksi yang benar ya tidak ada masalah

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Iya hal itu disesuaikan dengan tugas pokok tentara yaitu berperang dan bertempur.

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Dalam agama pemimpin dalam keluarga suami, tapi sesuai kemajuan peradaban tetap

tidak melupakan kewajiban perempuan sebagai ibu rumah tangga walaupun

perempuan itu merupakan pemimpin dalam suatu organisasi.

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Menjunjung tinggi kehormatan wanita itu merupakan lambang peradaban. Zaman

jahiliyah dahulu wanita sangat rendah kedudukannya seiring perkembangan zaman

Page 91: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

82

harkat dan martabat wanita itu dihargai. Jika kita belum bisa menghargai wanita

berarti peradaban kita masih rendah terutama dihadapkan dengan nilai-nilai

kemanusiaan dan sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Contohnya jika hamil diberikan cuti dan jaga malam tidak dilibatkan

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

Iya, disesuaikan dengan situasi karena terdapat beberapa tugas yang tidak mungkin

dilakukan oleh perempuan seperti piket. Perempuan diletakkan dibantuan

administratif, kesehatan termasuk bagian bintal ini. Sesuai hukum militer

internasional bahwa bagian kesehatan dan rohani tidak boleh diserang karena berada

dalam bagian pemulihan fisik dan pembinaan mental serta pemulihannya.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Sebenarnya khususnya TNI-AD kepemimpinannya sangat demokratis karena

didasarkan demokrasi pancasila. Jadi yang namanya perintah itu sudah melalui

prosedur hubungan komandan dan staf. Sebelum perintah itu keluar sudah

dimusyawarahkan. Tidak ada perintah yang mendadak. Hanya saja mungkin didaerah

operasi pertempuaran memang yang diperintahkan harus dijalankan karena jika tidak

bisa mati konyol karena jika tidak membunuh ya dibunuh jadi harus mengikuti

perintah tapi dalam keseharian sangat demokratis.

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Sangat boleh. Selama tidak bertentangan dengan nilai agama. Karena tidak pantas

perempuan sebagai ibu yang melahirkan dalam bertugas harus membunuh dan apakah

akan mendapatkan izin dari suami. Karena jangan sampai menentang nilai-nilai

keagamaan lalu berdosa.

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

Dapat melaksanakan tugas pokok dan memperhatikan dan menjamin kesejahteraan

anak buah.

Page 92: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

83

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Banyak jika dalam spesialisasinya, tapi untuk bagian pangdam dan kasdam belum

karena terbatas dan kalah seleksi. Seleksinya banyak seperti pendidikan, karier.

Seorang pangdam harus mampu memegang pasukan dalam hal ini saja kowad sudah

kalah karena hanya berada dalam bagian administratif karena belum pernah dalam

bagian combat (tempur). Namun, sekarang sudah mulai ada taruni sekitar 2 tahun

belakangan ini.kemungkinan taruni ini mungkin bisa masuk satuan tempur seperti

infanteri. Sekarnag zaman sudah berubah seorang calon pangdam tidak harus selalu

lulusan akmil namun lulusan sekolah perwira pun diberikan kesempatan yang sama.

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Kita harus toleransi dalam hal seperti penugasan piket secara umum tidak masalah

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Relatif. Bisa berlaku bagi laki-laki ataupun perempuan. Kalau kurangnya misalnya

tidak bisa piket.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Tergantung karakter perorangan. Tapi anggota banyak yang berkata lebih enak

dipimpin laki-laki daripada perempuan.

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Sama saja tergantung pribadinya

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Sama saja

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Page 93: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

84

Terdapat kecenderungan kadang-kadang lebih main perasaan. Jika ada masalah

biasanya terbawa berbeda dengan laki-laki yang jika ada masalah dirumah maka

dikantor biasanya sudah lupa.

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Tidak ada masalah. Sama saja

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Sama saja

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Tidak ada.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Yang jelas lebih banyak izinnya. Seperti izin anak sakit, daftar sekolah, izin ambil

raport dan sebagainya mungkin karena suaminya fokus bekerja.

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

Relatif

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

Relatif

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

Relatif

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Relatif

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Pastinya pendidikan dan harus lulus karena kalau tidak ya tidak bisa naik pangkat.

Page 94: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

85

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Misalnya suaminya terkadang tidak menerima seharusnya lembur tapi terhambat

seperti karena faktor anak yang rewel. Tapi kita memberikan toleransi dalam negara

pancasila ini sangat menghargai hal ini seperti perempuan tidak ikut piket malam.

Hambatannya biasanya dirinya sendiri (perasaan pribadi).

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Jangan menutup diri, sering-sering berkoordinasi dengan sesama dan berbagi

pengalaman dalam mencari solusi terbaik

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Karena tuntutan tugas tidak memungkinkan perempuan untuk bertugas sampai

malam. Jika di pasukan sebaiknya tidak. Jika menurut agama pun harus seizin suami.

Salah satu pertimbangan dasarnya adalah apakah sudah betul untuk meninggalkan

keluarga, perempuan diberikan jabatan yang enak-enak.

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Bukan tidak mendukung. Hanya saja sangat mempertimbangkan prinsip dasar seperti

agama. Jangan sampai ditentang oleh umat.

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Itulah kelemahannya karena perempuan sulit lembur maka kinerjanya biasanya lebih

lambat. Namun, biasanya dapat dibantu oleh anak buahnya.

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Relatif sama

Page 95: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

86

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Relatif sama

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Sama saja sesuai prosedur yang sudah ditetapkan

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Pemberian izin, rekomendasi promosi atas saran dan masukan staf dan anggota pantas

atau tidaknya diberikan tidak bisa berdasarkan keinginan pimpinan saja.

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Pasti.

Page 96: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

87

Nama : Drg. N. Husni Lubis

Pangkat : Kolonel

Jabatan : Kakesdam Jaya

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Biasa saja. Perempuan dimanapun tetap perempuan. Dalam konteks militer tidak

dapat disamakan dengan pria.

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis?

Sampai sekarang saya belum lihat ada yang bagus. Perempuan di lingkungan TNI-AD

khususnya Kodam Jaya jika sudah menikah maka dia akan ikut suami sangat sedikit

sekali yang benar-benar memiliki karakter yang kuat dan tangguh. Ambil resiko ikut

latihan dan ke perbatasan iya sama dengan pria tapi begitu menikah ‘no’.

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Mendukung saja, tapi dalam militer saya belum pernah melihat perempuan yang

tangguh. Pernah saya melihat perempuan sebagai kepala atau pimpinan biasa-biasa

saja tidak terlalu menonjol. Emansipasi itu bohong hanya ada “emansipasi untuk yang

enak-enak saja”. Seperti belajar, sekolah, persamaan dalam pekerjaan yang enak-enak

tapi pekerjaan yang kasar ‘no’ kecuali di daerah bali disana terdapat perempuan yang

kerjanya membangun rumah sama dengan laki-laki. Jika memang ingin emansipasi

yang sebenarnya seharusnya segala sesuatu yang dikerjakan oleh laki-laki juga harus

dikerjakan oleh perempuan.

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Ya, itu dituntut harus prima kesehatannya.

Page 97: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

88

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Saya tidak pernah tahu dalam al-Qur’an adanya perempuan memimpin sebagai imam.

Dan saya tidak pernah lihat perempuan menjadi pemimpin.

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Wanita harus kita hormati dalam bentuk apapun harus kita hargai dan disanjung.

Seperti ibu kita harus kita hargai dan hormati.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Lemah lembut, meladeni, melayani, kasih sayang. Mengurus anak dan kasih sayang

kepada anak. Itu saja sudah mengurangi poin-poin seorang perempuan untuk menjadi

seorang panglima atau kasdam yang setiap hari kerjanya di kantor.

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

Dalam militer masih berlaku bagi wanita tidak diberlakukan jaga malam, tugas ikut

suami. Apa yang mau disamakan. Jika masih terdapat perbedaan seperti itu maka

mustahil akan adanya kesetaraan dengan laki-laki. Dalam militer perempuan ikut

dalam pertempuran tapi misalnya karena dia dokter bukan diletakkan digaris depan.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Lihat situasinya. Untuk beberapa hal tugas memungkinkan bersifat demokratis dalam

pengambilan keputusan namun untuk yang bersifat militer dalam daerah operasi pasti

komandonya keluar. Tidak mungkin dalam pertempuran melakukan diskusi dulu

sebelum menyerang. Keburu dibunuh kita, mati duluan. Dalam operasi harus gerak

cepat. Komando hanya dalam pekerjaan yang berkaitan dengan tempur.

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Jika menjadi pangdam atau kasdam tidak. Karena dari pendidikan militer saja sudah

berbeda. Lalu dari karakter saja sudah berbeda. Kita tidak butuh perempuan yang

lembek, kita tidak butuh perempuan yang judes tapi perempuan yang tegas.

Page 98: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

89

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

Banyak. Termasuk salah satu diantaranya 11 azas kepemimpinan. Dalam militer ada

matakuliahnya yang berjudul kepemimpinan.

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Belum. Jika diasah dari muda bisa saja hanya yang optimal paling hanya beberapa

gelintir saja tidak semuanya.

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Saya paling senang bekerjasama dengan perempuan. Karena mereka teliti, dalam

mengingatkan bagus. Sebagai unsur staf perempuan bagus tapi tidak sebagai unsur

pemimpin.

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Biasa saja hanya saja dalam bertugas lebih teliti.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Itu tergantung individu. Kalau dalam militer tidak pernah ada perbedaan karena

berdasarkan pangkat tidak melihat apakah jenis kelaminnya perempuan ataupun laki-

laki.

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Biasa saja. Bedanya unsur yang tidak dapat dihilangkan perempuan adalah bersolek.

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Sama saja.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Sama saja tergantung watak. Perempuan yang judes-judes juga banyak.

Page 99: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

90

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Gak juga, sama saja dalam hal pekerjaan.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Sama saja

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Karena kita dibidang kesehatan, ya sumbangan terhadap bidang pengetahuan

kesehatan pasti ada sebagai dokter tentara tapi tidak dalam bidang kemiliteran.

Misalnya, ketika di wilayah timor-timur dokter yang masuk ke hutan adalah dokter

laki-laki sedangkan dokter yang perempuan hanya di wilayah kotanya saja.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Sama saja

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

Tergantung karakter individu sebagai seorang pemimpin.

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

Itu tergantung individu. Ada perempuan yang bisa ada yang tidak begitupun dengan

yang laki-laki.

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

Itu tergantung individu

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Karakteristik itu dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Sehingga tidak bisa dijawab.

Hal itu tergantung individu perempuannya sebagai pimpinan.

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Page 100: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

91

Prosesnya bisa sama. Namun, jika menjadi panglima dalam militer belum karena

panglima itu bertugas dalam menentukan nyawa tidak hanya nyawa anggota saja tapi

juga nyawa seluruh yang ada dalam negara ini harus dia tanggung semuanya. Negara

beserta isinya harus dikuasai sedangkan wanita biasanya banyak bermain dengan

perasaan. Perasaannya dulu baru dia mikir.

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Sifat kewanitaannya yang menghambat. Salah satu yang bisa menghambat seperti

menyusui dan melahirkan anak dan yang kedua adalah budaya seperti pola-pola

hidup. Militer tidak pernah menghambat seorang perempuan untuk maju, pantas atau

tidaknya itu berasal dari diri wanita itu sendiri. Pertimbangan lain ya suami dan

keluarga, terutama jika sudah menikah seperti izin karena ikut suami ataupun izin

kepada atasan karena tidak diberikan izin oleh suami untuk bertugas. Setahu saya

belum pernah ada suami ikut istri bertugas.

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Wanita tersebut harus smart dan militer tidak pernah menghambat seorang wanita.

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Tidak usahlah, perempuan kan hanya mau ditempatkan di bagian yang enak-enak.

Apalagi ketika sudah menikah banyak sekali pertimbangannya.

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Selama perempuannya mau saya mendukung saja tapi kan sekarang permasalahannya

apakah perempuan tersebut mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh

pria.

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Page 101: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

92

Memang perermpuan lebih teliti dibandingkan laki-laki. Tapi misalnya jika izin cuti

selama 3 bulan pasti kinerjanya akan berkurang lalu baru masuk sudah izin lagi

karena anak sakit.

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Dalam tentara tidak boleh memilih. Sebagai pimpinan harus melihat kinerja

seseorang (anak buah).

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Kalau saya orang kerjanya bagus ya saya bilang bagus. Kalau perempuan saya belum

tahu karena saya belum pernah dipimpin perempuan namun kalau dalam

bersosialisasi pasti ada perempuan yang memuji kinerja bawahannya.

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Tergantung kepribadiannya

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Dalam konteks kecil misalnya pujian dalam konteks besar biasanya diberikan hadiah.

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Iya saya rayakan depan seluruh anak buah saya yang berada dalam bagian kesehatan.

Page 102: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

93

Nama : Yonaria Goeltom

Pangkat : Letnan Kolonel

Jabatan : Pabandya Lurja Spersdam Jaya

Agama : Kristen

Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Iya. Sebagai seorang perempuan haruslah berfikiran jernih dalam membimbing anak

dan mengurus keluarga begitupun dalam pekerjaannya. Kadang-kadang dalam militer

jika anak buah pekerjaannya tidak sesuai dengan perintah boleh dong sesekali

emosional masa mau lurus-lurus saja. Kalau kita lurus-lurus saja anak buah kita nanti

tidak mengerti apa yang harus dilakukannya.

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis?

Pernah. Ada senior saya sama-sama letkol yaitu letkol eka karena dia kepribadiannya

bagus, dalam bertutur kata juga bagus begitupun dalam memberikan inspirasi juga

bagus, dalam berpenampilan juga bagus.

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Saya setuju. Karena menurut saya kalau perempuan itu mampu mengapa tidak.

Apalagi zaman sekarang. Selama kita melakukan tugas dan tanggung jawab kita dan

perilaku kita baik dan tidak membuat orang jengkel itu dimanapun kita berada mereka

akan menghargai dan belum pernah terjadi gesekan. Jadi bagaimana kita dalam

membawakan diri. Jangan merasa sombong atau sok pintar.

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Tergantung situasinya. Jika situasinya memerlukan kita keras ya keras. Kapan kita

harus lembut atau keras.

Page 103: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

94

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Tidak ada masalah. Dalam agama kita juga sudah ada pendeta perempuan. Jadi

menurut agama saya hal itu tidak terlalu kaku selama perempuan itu bisa menjadi

panutan.

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Ada hal-hal dalam pekerjaan yang memang tidak layak dikerjakan oleh wanita.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Yaitu selalu dibagian staf.

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

Biasanya perempuan berada pada bagian administrasi selalu ingin memberikan yang

terbaik. Namun, jika dalam hal pertempuran pasti masih mempertimbangkan keluarga

terutama anak. Karena itu banyak perempuan yang berfikir untuk di posisikan pada

daerah tempur tapi jika dalam urusan administrasi tetap selalu berusaha memberikan

yang terbaik. Dari sejak kowad lahir hanya sedikit yang sampai bintang jadi kita juga

harus mampu mengukur diri tidak usah terlalu berharap sekali menduduki jabatan

yang strategis. Dengan menduduki jabatan kita yang tidak strategispun asalkan

mampu menjalankan tugas kita dengan baik itu sudah sangat luar biasa.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Sampai saat ini militer bersifat netral. Memungkinkan untuk demokratis nanti

mungkin namun untuk sekarang belum. Untuk saat ini masih patuh dan taat terhadap

aturan sesuai dengan sapta marga.

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Page 104: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

95

Boleh, kenapa tidak. Termasuk menjadi pangdam atau kasdam selama perempuan itu

mampu hanya saja untuk sekarang belum nanti mungkin sekitar 10-20 tahun lagi

setelah adanya taruni.

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

Memiliki sifat yang perwira. Yaitu dapat sebagai bapak atau ibu, sebagai komandan,

sebagai teman, sebagai sahabat.

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Sampai saat ini belum tapi saya tidak tahu 10-20 tahun mendatang

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Lebih sabar, lebih teliti, lebih halus dalam menyampaikan sesuatu.

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Kalau saya pribadi sebagai seorang perempuan ialah saya selalu mengerjakan tugas

sampai tuntas.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Menurut saya sudah dengan cara tidak pernah bolos

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Iya karena sudah diatur dalam berpenampilan

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Saya rasa kepada siapapun harus seperti itu.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Saya agak otoriter. Maksudnya kerjakan sesuai dengan keinginan saya. Saya

menghargai mereka karena tanpa mereka (anggota) saya gak bisa apa-apa.

Page 105: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

96

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Saya lebih suka dengan pendekatan dan agama seperti berkata kepada bawahan kamu

kalau memang tidak bisa kamu berdo’a dong lama-lama tanpa kamu sadari kamu

pasti bisa. Itulah yang selalu saya sampaikan karena saya juga selalu begitu berdo’a

kepada tuhan. Itulah yang selalu saya berikan kepada bawahan saya.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Saya selalu berorientasi kepada atasan sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai

dengan keinginan atasan maunya seperti apa.

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Bekerja dengan baik saja pun sudah bagus tanpa melakukan kesalahan apalagi zaman

sekarang yang banyak godaan dan gangguan dengan gaji yang sedikit apalagi hidup

di Jakarta. Bekerja bagus saja sudah luar biasa seperti tidak membuat kesalahan dan

berbuat semena-mena, melakukan kekerasan, korupsi dan sebagainya. Minimal

membuat perubahan seperti meja kaca yang tadinya tidak berkaca kita kasih kaca.

Awalnya dinding kotor kita cat kembali. Minimal itu yang kecil saja.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Saya senantiasa memberikan pujian seperti iya kamu pintar atau oh ya bagus-bagus.

Dan selalu meminta pendapat mereka dan selama sesuai dan masuk akal mari kita

kerjakan.

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

Iya misalnya jika ada anggota yang sakit tidak boleh masa bodo minimal jika sudah

masuk ditanyakan kabarnya. Itu tidak sekedar formalitas tapi dari hati agar bawahan

juga merasa bahwa saya sebagai atasan juga merupakan bagian dari mereka

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

Page 106: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

97

Iya misalnya jika mereka terlihat letih ya sudah istirahat dulu nanti kalau sudah

enakan dilanjutkan lagi.

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

Iya. Saya senantiasa bertanya apa yang sedang dikerjakan dan melihat kebutuhan

mana yang lebih mendesak. Dan yang lebih mendesak biasanya saya akan selesaikan

terlebih dahulu. Harus mengetahui mana yang harus didahulukan

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Saya suka bilang hati-hati besok-besok jangan seperti itu lagi sebaiknya dicatat apa

yang sudah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan sehingga tidak terlewat.

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Kemampuan dan pengalaman yang bersangkutan. Nanti mungkin setelah 20 tahun

mendatang mungkin tidak akan ada perbedaan tugas antara laki-laki dan perempuan.

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Nah itulah bijak-bijaknya kita sebagai perempuan dan sebagai seorang ibu.

Bagaimana agar anak tetap sehat sehingga dapat tenang ketika bekerja di kantor.

Untuk suami kita sebagai istri harus lebih banyak berkomunikasi, lebih banyak

laporan karena terkadang suami tidak sempat bertanya lho kenapa kok istriku tidak

dirumah, nah sebelum suami bertanya seperti itu makanya harus laporan terlebih

dahulu agar tidak khawatir. Sampai saat ini suami saya tidak keberatan karena saya

lebih banyak laporan dan sejak awal menikah saya sudah banyak menyampaikan

tentang pekerjaan saya. Pimpinan pun biasanya sudah mempertimbangkan bahwa

tidak akan memisahkan antara istri dan suami itulah tadi yang disebut dengan kodrat

wanita dan tidak akan ditugaskan jauh dari suami dan keluarganya.

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Dengan berkomunikasi dan saling terbuka.

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Page 107: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

98

Menurut saya antara penugasan laki-laki dan wanita tidak berbeda hanya saja alam

lah yang membuat seperti itu. Karena bangsa Indonesia yang masih kental dengan

sifat ketimuran yang masih menghargai wanita. Dan bukan sebagai bentuk

pengekangan terhadap wanita. Saya merasa sama dengan yang lain tidak ada

perbedaan.

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Mendukung.

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Sampai saat ini saya selalu bertekad menyelesaikan tugas saya dan selalu berusaha

sesuai target dan berusaha tidak ada yang tertinggal.

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Itu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah jabatan sesuai dengan kemampuannya.

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Iya, secukupnya.

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Kalau teguran saya biasanya nada suara saya agak tinggi. Kalau pemimpin

perempuan dalam menegur bawahan biasanya lebih bisa ditahan karena masih ada

hati nurani jika dibandingkan dengan laki-laki. Pembawaan dan perlakuannya

berbeda.

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Iya, saya memuji dan mengapresiasi dan sesekali makan bersama dengan bawahan

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Saya ikut sebentar saja secukupnya.

Page 108: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

99

Nama : Taat

Pangkat : Kapten

Jabatan : Minvet Jaya

Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Ya. Karena perempuan memiliki kemampuan dan keinginan seperti laki-laki

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis?

Pernah.

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Sangat setuju. Selama perempuan tersebut memiliki kemampuan, keahlian dan

pengetahuan dalam memegang tanggung jawab tersebut.

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Tidak selalu maskulin, karena kowad disesuaikan dengan kodratnya bagaimanapun

perempuan adalah seorang wanita.

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Menurut pendapat saya tidak masalah selama wanita tersebut memiliki kemampuan

yang mumpuni, profesional di bidangnya dan yang bersangkutan dapat memposisikan

dirinya sebagai wanita dan tahu kaidah-kaidah di dalam agama dan masyarakat.

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Berada dalam posisi situasi dan kondisi apapun seorang prajurit harus senantiasa

menghargai seorang wanita dan tidak meremehkan dan merendahkan wanita.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Page 109: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

100

Memang awalnya pada era kemerdekaan wanita bahu-membahu berjuang bersama

kaum pria untuk untuk kemerdekaan bangsa terutama dalam hal membantu para

korban perang serta membantu logistik. Selanjutnya setelah kemerdekaan dibutuhkan

wanita-wanita yang bertugas di lingkungan keseharian, perbekalan, administrasi dan

logistik. Hingga saat ini keberadaan komando wanita khususnya kowad mendapatkan

peluang yang sama dengan militer tetapi tetap memperhatikan sifat kewanitaannya

seperti melahirkan.

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

Ya. Pada dasarnya walaupun kami militer wanita tetapi kami juga militer yang

diberikan kesempatan yang sama dengan militer pria. Hanya saja tidak

memungkinkan perempuan berada dalam jabatan satuan tempur misalnya perempuan

menjadi komandan batalyon untuk saat ini belum ada. Perempuan sebagai komandan

batalyon tidak memungkinkan perempuan karena harus membawahi sekitar 800-1000

anggota. Karena tugas operasi laki-laki semuanya. Kecuali dandim dan danramil yang

langsung ke masyarakat jadi masih memungkinkan perempuan untuk memimpin.

Tapi jika di batalyon dalam kondisi perang melawan seperti GAM dan OPM

sepertinya perempuan belum.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Ya. Dalam hal-hal tertentu militer justru besifat lebih demokratis. Dengan lingkungan

kerja yang demokratis kita dapat memberikan masukan dan pendapat kepada atasan.

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Boleh. Selama memiliki kemampuan untuk mengisi posisi dan jabatn tersebut. Dalam

lingkungan angkatan darat kowad diberikan kesempatan yang sama memperoleh

pendidikan di lingkungan angkatan darat. Bahkan sekarang sudah ada seorang

danramil yang dipimpin oleh seorang perempuan.

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

Tegas, tanggung jawab, bijaksana, professional, bisa mengayomi anggota dan

mengutamakan kesejahteraan anggotanya.

Page 110: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

101

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Sepanjang sejarah militer sudah banyak perempuan yang menjadi pimpinan. Dan

untuk kodam jaya sudah ada perempuan yang menjadi pimpinan seperti kakudam dan

kaajendam.

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Tegas dan disiplin

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Memiliki perasaan yang halus dan keibuan.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Mampu. Karena seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh bagi bawahannya

walaupun dia adalah seorang perempuan. Saya rasa tidak ada perbedaan antara

pemimpin laki-laki dan perempuan karena seorang pemimpin haruslah memberikan

teladan yang baik kepada bawahannya.

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Sebenarnya pemimpin baik laki-laki maupun perempuan sama saja. Hanya saja

pemimpin perempuan memiliki rasa keibuan yang lebih dibandingkan dengan yang

laki-laki.

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Setiap pemimpin baik itu laki-laki atau perempuan haruslah dapat menepati janji

kepada bawahannya.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Page 111: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

102

Setiap pemimpin baik laki-laki maupun perempuan di dalam organisasi militer

haruslah bersikap santun dan saling menghormati agar anak buah merasa dihargai

oleh pimpinannya.

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Pada prinsipnya sama bisa fleksibel bisa tidak hanya pemimpin perempuan lebih

bersifat keibuan dan rasa kasihan serta masih menggunakan hati nurani.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Pada prinsipnya sepanjang berpedoman pada peraturan yang ada maka tidak akan ada

masalah dalam mencapai visi organisasi.

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Biasanya dalam melaksanakan tugas kami lebih teliti dan keibuan.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Dapat. Karena pada prinsipnya seorang pemimpin harus dapat memberikan semangat

kepada bawahan yang dipimpinnya.

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

Ya. Seorang pemimpin harus aktif mengikuti perkembangan yang terjadi pada

bawahannya.

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

Seorang pemimpin haruslah memiliki seni atau cara mempengaruhi bawahan serta

memberikan motivasi kepada bawahan.

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

Pada prinsipnya keputusan yang sudah ditetapkan merupakan keputusan yang terbaik.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Page 112: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

103

Kadang-kadang ya, karena biasanya pemimpin perempuan lebih teliti dari pemimpin

pria.

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Melalui jenjang karier yang sudah ditentukan oleh organisasi.

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Apabila terdapat tugas di medan yang cukup berat karena fisik wanita yang tidak

sama dengan pria dan melaksanakan tugas dalam waktu yang cukup lama dengan

alasan keluarga. Dalam tentara kedudukan laki-laki dan wanita sama, kita dibedakan

berdasarkan pangkat bukan jenis kelamin.

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Untuk perempuan sebaiknya tidak ditugaskan di satuan tempur tapi di satuan

administrasi. Jika suatu saat diperintahkan kami tetap siap. Biasanya jika harus

berangkat kerja saya sudah menyiapkan anak-anak saya dan sejauh ini belum ada

kowad yang kariernya terhambat karena alasan keluarga. Biasanya dalam rumah pasti

dibutuhkan adanya seorang pembantu yang membantu mengurus urusan rumah

tangga.

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Untuk di militer tidak bisa. Karena untuk di militer yang mengutamakan kemampuan

fisik dan mental perlu adanya perlakuan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan

di dalam melaksanakan suatu tugas. Misalnya, jabatan di satuan tempur untuk

sementara belum memungkinkan dipimpin oleh perempuan.

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Untuk jabatan-jabatan tertentu saya setuju.

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Pada prinsipnya sama saja antara perempuan dan laki-laki dalam menyelesaikan

target kerja yang dicapai.

Page 113: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

104

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Pemberian tugas biasanya sudah melalui pertimbangan antara staf dan komadan.

Sehingga, dalam penempatan tugas sudah melalui saran-saran dari para staf dan

melalui pertimbangan yang matang.

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Setiap bawahan yang berprestasi harus mendapatkan pujian dari atasan atau

pemimpinnya baik itu perempuan maupun laki-laki.

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Ya. Karena di satuan militer setiap anggota yang melakukan pelanggaran harus

mendapatkan tindakan atau teguran dari para atasan atau pimpinannya.

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Ya. Setiap anggota yang berprestasi harus mendapatkan hadiah berupa penghargaan

dari pimpinannya.

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Ya.

Page 114: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

105

Nama : Slamet

Pangkat : Mayor

Jabatan : Binkar spersdam Jaya

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : Akademi militer, Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Tergantung dari situasi

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis?

Ada. Hanya saja jumlahnya sangat sedikit

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Wajar saja selama mampu

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Iya, karena terbentuk selama dalam lembaga pendidikan

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Selama mampu secara professional sah-sah saja

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Menempatkan wanita sesuai dengan kodratnya dan tidak merendahkan wanita.

Menjaga martabat wanita dengan tidak menganggap remeh wanita.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Diberikan hak sebagai seorang wanita misalnya cuti hamil dan kegiatan disesuaikan

sebagai seorang perempuan

Page 115: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

106

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

Sama. Tidak ada perbedaan. Semua berdasarkan pendidikan yang sudah ditempuh

baik itu laki-laki maupun perempuan.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Jika dalam wilayah operasi tidak memungkinkan. Hanya dalam kegiatan keseharian

menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan perempuan diletakkan pada bagian

administrasi sedangkan untuk satpur (satuan tempur) dan satbanpur (satuan bantuan

tempur) belum

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Boleh saja

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

Mau belajar dan mengetahui masalah anak buah, kemampuan dalam memberikan

solusi, dan dekat dengan bawahan.

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Ada sebagai kepala atau pimpinan seperti kaajen hanya saja sebagai pangdam atau

kasdam belum.

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Sama saja. Hanya saja dalam melakukan pertimbangan lebih lama karena adanya

perasaan sensitif dan berhati-hati dalam berbicara.

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Teliti, telaten, sabar dan bawel.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Sama saja.

Page 116: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

107

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Sama saja.

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Sama.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Lebih sabar, bawel, banyak bicara, lebih sabar daripada laki-laki karena perempuan

lebih dapat menahan jika berhadapan dengan laki-laki.

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Lebih kaku jika dalam melaksanakan perintah, namun dalam keseharian lebih luwes.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Sama saja

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Biasanya perempuan ada kelebihannya seperti dalam seni menari, seni suara bahkan

ada juga yang berprestasi dalam atletik.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Sama saja.

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

Sama

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

sama

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

Sama saja

Page 117: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

108

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Lebih teliti, lebih detail dan lebih kritis.

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Melalui pendidikan militer dan riwayat jabatan. Setelah seorang prajurit selesai

pendidikan maka itu akan menjadi bahan pertimbangan di bagian mana prajurit

tersebut akan ditempatkan sesuai dengan hasil pendidikannya.

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Selama ini tidak ada masalah. Karena siapapun pemimpin kita segala sesuatu yang

diperintahkan sesuai dengan aturan yang ada dalam militer terlepas dari apakah

pemimpin itu laki-laki ataupun perempuan.

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Saya rasa setiap pemimpin memiliki seni yang berbeda dalam mengatasi masalah.

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Tidak perlu

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Tidak.

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Tidak. Sama saja

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Tidak. Penempatan bawahan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh bawahan

bukan berdasarkan kebebasan dalam memilih tugas.

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Page 118: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

109

Sama saja hanya biasanya pemimpin perempuan lebih perhatian.

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Dalam pemberian teguran selalu melalui proses dari penelitian tindakan pelanggaran

yang dilakukan sampai pada penjatuhan hukuman bagi seorang prajurit yang

melanggar hal itu sudah diatur.

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Jelas. Seperti melakukan kegiatan bersama atau bahkan pemberian cuti bagi bawahan.

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Ya. Ikut secara aktif.

Page 119: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

110

Nama : Edi matadinata

Pangkat : Letnan Kolonel

Jabatan : Asterdam Jaya (Pabandya)

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : Sepawamil (sekolah perwira wajib militer), Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Logis. Sama antara laki-laki maupun perempuan.

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis?

Pernah. Seperti kaajen dan kakudam

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Bagus. Karena hal itu sebagai bentuk eksisitensi diri

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Dituntut seperti itu tetapi sesuai dengan persyaratan penerimaan prajurit misalnya

seperti tes kesehatan

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Tidak masalah.

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Menghargai wanita dalam segala hal termasuk melindungi dan menjaga wanita baik

dalam situasi perang maupun damai.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Sebagai perempuan tetap diperhatikan sifat-sifatnya yang tidak dimiliki oleh laki-laki

misalnya ketika haid atau menstruasi dan melahirkan.

Page 120: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

111

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

Antara laki-laki dan perempuan sama saja. Dalam situasi tempur pun perempuan tetap

dilibatkan hanya saja tidak diletakkan di garis depan hanya sebagai pendukung.

Perempuan tidak menjadi masalah ataupun menghambat.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Tetap demokratis. Terdapat saran-saran staf lalu dimusyawarahkan info-info yang

diberikan oleh staf lalu dipertimbangkan sehingga menghasilkan suatu keputusan.

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Boleh, selama perempuan tersebut bisa mengikuti jalurnya.

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

Disiplin, wawasan luas, visi misi jelas dan berintegritas tinggi.

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Ada, seperti kaajen dan kakudam pernah dipimpin oleh perempuan. Hanya saja untuk

setingkat pangdam dan kasdam belum untuk saat ini.

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Teliti, rajin, komunikatif, luwes dan rasional karena sudah memenuhi syarat sebagai

prajurit dan terdidik sama dengan prajurit yang laki-laki, tidak ada perbedaan.

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Luwes dan sabar.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Sama. Karena sudah diajarkan dan terdidik.

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Page 121: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

112

Sama saja. Hanya saja perempuan lebih feminim.

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Sama.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Biasanya lebih open (terbuka), keibuan dan lebih lembut.

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Lebih fleksibel.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Karena perintah, sama saja. Semuanya sudah sesuai dengan tuntunan

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Sama saja. Sesuai standar.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Iya. Karena lebih kekeluargaan dan cara mengajak.

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

aktif

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

Semangat.

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

Karena saya belum pernah dipimpin perempuan menurut saya sama saja karena sama-

sama terlatih.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Page 122: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

113

Lebih teliti dan lebih correct.

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Melalui sekolah dan pendidikan militer, prestasi, pengalaman lapangan, pendukung

lapangan.

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Pertama, karena melahirkan seharusnya berangkat pendidikan jadi tertunda. Kedua,

punya anak yang menuntut tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ketiga, cenderung

lebih ke keluarga seperti izin suami.

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Perempuan tersebut harus mampu memilih yang harus didahulukan dan mampu

mengatasi seperti menunda memiliki anak.

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Untuk sementara masih ada perbedaan. Kedepannya bagus jika ada yang seperti itu.

Mungkin karena bangsa Indonesia yang masih menjaga kultur timur.

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Iya, bagus.

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Sama.

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Tugas diberikan sesuai kemampuan bawahan.

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Sama.

Page 123: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

114

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Sama.

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Perempuan lebih peduli. Seperti, pemberian pujian, cuti dan barang.

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Ya, bersama-sama.

Page 124: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

115

Nama : Handaka

Pangkat : Letnan Kolonel

Jabatan : Kasetumdam Jaya

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : akademi militer, Perguruan Tinggi

I. Persepsi

A. Objek

1. Apakah menurut anda perempuan adalah makhluk yang logis?

Ada perbedaan antara perempuan pada umumnya dengan perempuan di militer. Kalau

perempuan pada umumnya misalnya dikerasin akan menggunakan perasaan mungkin

akan nangis tapi kalau perempuan dalam militer jika disuruh jungkir akan berfikir oh

ya itu bagus untuk saya karena saya salah dan harus diingatkan tidak menggunakan

perasaan. Jika dikatakan perempuan dalam militer logis, ya sangat logis.

2. Apakah anda pernah menemukan perempuan yang memiliki karakter yang kuat dan

logis?

Banyak. Bahkan ada yang sudah sampai menjadi bintang satu.

3. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang memiliki posisi atau jabatan yang

lebih tinggi daripada laki-laki?

Bagus dong, tidak masalah selama dalam urusan rumah tangga masih bisa

menempatkan diri sebagai istri tidak dilupakan.

4. Apakah benar militer identik dengan simbol-simbol maskulin (stereotype)?

Kalau dalam bertugas kita memang harus seperti itu.

B. Nilai- nilai dan norma

1. Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang menjadi pemimpin dalam sudut

pandang agama?

Kalau agama saya tidak berani komentar karena hukumnya wajib. Dalam konteks

militer, tidak masalah selama mampu. Banyak perempuan yang menjadi pimpinan

dalam militer.

2. Bagaimana pendapat anda tentang poin ke-3 dari delapan wajib TNI tentang

menjunjung tinggi kehormatan wanita?

Page 125: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

116

Misalnya, kalau di bis kita duduk kita mempersilahkan perempuan. Perempuan harus

dihargai.

3. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah pembentukan komando wanita disarankan

bahwa dalam penugasan tetap diperhatikan sifat-sifat kewanitaannya?

Perempuan dalam militer sama dengan laki-laki. Jika laki-laki latihan menembak

mereka juga latihan, jika laki-laki jungkir mereka juga. Hanya saja ada beberapa hal

yang harus dijaga misalnya wanita disuruh manjat pohon ya tidak boleh, hal-hal

seperti itu harus kita jaga ataupun harus buka baju ketika latihan ya tidak boleh hal

itulah yang membedakan hal itu dengan prajurit laki-laki.

C. Lingkungan

1. Bagaimanakah pembagian tugas dan peran dalam militer?

Dalam kestafan tidak masalah, hanya saja perempuan tidak berada dalam fungsi

combat (tempur) tidak berada dalam tataran seperti komandan batalyon. Kowad yang

infanteri atau armed tidak ada mereka (kowad) berada dalam fungsi non combat.

2. Militer dikenal dengan lingkungan kerja yang komando, apakah memungkinkan

dalam militer bersifat demokratis?

Kita demokratis. Maksudnya komando itu misalnya atasan memerintahkan besok

semua masuk maka itu harus dilaksanakan. Demokratis itu jika kita sedang

membicarakan segala sesuatu yang sifatnya bukan perintah kita pasti demokratis.

Contohnya, ulang tahun kodam jaya kita mengadakan rapat dan apa saja masukkan

dari para staf. Cuma kalau perintah tidak bisa ditolerir. Yang dikatakan demokrasi itu

berbeda dengan perintah masa iya dalam keadaan medan perang atau wilayah operasi

harus diskusi terlebih dahulu, kalaupun ada biasanya keputusan itu diambil dengan

cepat oleh pimpinan.

3. Menurut anda apakah boleh perempuan menjadi pemimpin di lingkungan militer?

Selama itu dalam batas kebenaran dan kewajaran kenapa tidak. Kalau pangdam

belum ada, tapi kalau kepala sudah banyak.

4. Menurut anda apa saja kriteria pemimpin yang baik dalam lingkungan militer?

Pertama, bisa memberikan contoh jangan hanya bisa memberikan perintah saja

kepada bawahan (suri tauladan). Kedua, memberikan kesejahteraan kepada

anggotanya.

Page 126: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

117

D. Pengalaman terdahulu

1. apakah sepanjang sejarah militer dan khususnya kodam jaya pernah ada perempuan

yang menjadi pimpinan?

Selevel pangdam belum ada, tapi kalau kepala banyak seperti kepala ajen dan kepala

keuangan.

2. selama terlibat kerja sama dengan perempuan, kesan apa yang paling anda ingat jika

berhadapan dengan pemimpin perempuan?

Dalam penempatan tugas. Walaupun dalam pelatihan sama kita bawa bedil mereka

juga bawa, kita gendong ransel mereka juga hanya saja beban ranselnya tidak seberat

prajurit laki-laki. Mereka tidak piket lalu tugas-tugas yang membahayakan seperti

operasi.

3. Menurut anda, apa saja yang menjadi kelebihan seorang pemimpin perempuan?

Lebih teliti dan lebih hati-hati seperti dalam penggunaan dana lebih tidak boros.

II. Kepemimpinan Perempuan

A. Teladan

1. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan mampu memberikan contoh pribadi

kepada bawahannya? Apakah terdapat perbedaan dengan laki-laki?

Pimpinan itu baik dia perempuan ataupun laki-laki sama saja.

2. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih sederhana dan tidak berlebihan?

Misalnya perempuan pakai eyeshadow tidak boleh berlebihan, tidak boleh cat kuku,

menggunakan celana yang ketat atau rambut disemir. Terdapat aturan yang mengatur

bagaimana kowad dalam berpenampilan seperti berapa panjang rambut. Bahkan,

kowad diberikan tunjangan kecantikan dan ada juga pembagian pakaian dalam bagi

kowad.

3. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu menepati janji kepada

bawahan?

Jika seorang pimpinan maka ia harus berbicara sesuai dengan tindakannya. Misalnya,

memerintahkan bawahan tidak boleh terlambat maka pimpinan pun tidak boleh

terlambat.

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan melakukan bawahan dengan santun dan

saling menghormati?

Page 127: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

118

Itu tergantung perorangan. Secara umum, sifat itu harus dimiliki oleh setiap prajurit.

B. Menginspirasikan visi bersama

1. Menurut pendapat anda, apakah pemimpin perempuan lebih fleksibel dalam

membicarakan nilai-nilai dan prinsip kerja?

Sama-sama saja. Hanya perbedaan dialek saja sesuai dengan kepribadian.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kemampuan pemimpin dalam mengembangkan

visi yang jauh ke depan dan mengkomunikasikannya dengan bawahan?

Sama tidak mengenal perempuan atau laki-laki. Setiap pimpinan harus mengenal visi

dan misi organisasi.

3. Bagaimana pengaruh (kontribusi) pemimpin perempuan dalam militer?

Perempuan lebih rapi. Misalnya, kantor dari tidak ada bunga menjadi lebih rapi. Tapi

kalau secara peraturan memang sudah ada sesuai dengan prosedur tetap yang sudah

diatur dalam undang-undang.

4. Apakah menurut anda pemimpin perempuan dapat menciptakan semangat kolektif?

Sama saja, yang berbeda gaya kepemimpinannya misalnya intonasi berbicara.

Berbeda antara orang yang sudah pernah memimpin pasukan dengan yang tidak

pernah memimpin pasukan (non combat). Karena, memimpin dalam pasukan itu ada

yang namanya pikir cepat yaitu dalam waktu sepersekian detik kita harus sudah dapat

mengambil keputusan dan tindakan yang benar dan tepat. Contohnya, tiba-tiba

diserang apa yang harus kita lakukan masa iya tengak-tengok dulu melongo, kan

tidak mungkin seperti itu. Tidak hanya antara laki-laki dan perempuan bahkan sesama

laki-laki pun akan berbeda.

C. Proses

1. Apakah pemimpin perempuan turut serta aktif mengikuti perkembangan yang terjadi

pada bawahan?

Relatif kembali pada kemampuan perempuan tersebut.

2. Apakah pemimpin perempuan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan

memberikan dorongan motivasi kepada bawahan?

Baik dia perempuan ataupun laki-laki kemampuan sebagai seorang pimpinan sudah

diuji, cocok serta sudah lulus pendidikan maka bisa menjadi pimpinan.

Page 128: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

119

3. Dalam membuat keputusan apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam

memilih mana yang lebih tepat untuk didahulukan?

Tergantung kemampuan individu

4. Menurut anda, apakah pemimpin perempuan lebih mampu dalam mengawasi dan

memberikan koreksi kepada bawahan?

Sama saja jika atasan memerintahkan push-up pasti bawahan jawab siap bu, tidak

lantas karena atasan seorang perempuan maka bawahan tidak menerima. Bukan

dilihat dari perempuannya melainkan dari pangkatnya.

5. Bagaimana proses jika seseorang perempuan ingin menjadi pimpinan dalam militer?

Harus memiliki pendidikan dan pengalaman.

6. Hambatan-hambatan apa saja yang mungkin dihadapi oleh perempuan jika menjadi

pimpinan dalam militer?

Kesehatan, misalnya ingin pendidikan maka harus lulus tes semapta. Harus cek

jantungnya, overweight atau tidak. Setiap naik pangkat dan jabatan harus ada tes nya.

Lalu, suami keberatan misalnya ngapain sekolah harus sampai setahun, anak

bagaimana tidak ada yang urus. Tapi kalau secara kesempatan yang diberikan sama

saja antara prajurit laki-laki dan prajurit perempuan.

7. Bagaimana mengatasi hambatan yang mungkin terjadi (solusi)?

Jaga kesehatan dan jaga badan lalu beri pengertian kepada suami.

D. Pembagian kerja (kerja sama)

1. Menurut anda apakah perlu dibuat sistem yang mengatur pembagian tugas antara

laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis kelamin?

Tidak perlu. Karena masih banyak laki-laki yang mampu

2. Apakah anda mendukung sistem yang mengatur pembagian tugas antara laki-laki dan

wanita tanpa membedakan jenis kelamin?

Tidak perlu.

3. Apakah pemimpin perempuan lebih mampu menetapkan target kerja dan melakukan

perencanaan pembagian tugas untuk mencapai target?

Sama mau laki-laki maupun perempuan.

4. Apakah pemimpin perempuan memberikan kesempatan bagi bawahan untuk

kebebasan dan peluang untuk memilih tugas?

Page 129: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

120

Tidak boleh begitu, semua sudah ditentukan oleh atasan baik bagi perempuan maupun

laki-laki sesuai dengan kemampuannya.

E. Penghargaan terhadap hasil yang dicapai

1. Apakah pemimpin perempuan secara terbuka memuji hasil yang telah dicapai

bawahan?

Sama saja. Pimpinan dilihat sebagai pemegang jabatan bukan karena laki-laki atau

perempuan.

2. Apakah pemimpin perempuan secara tegas memberikan teguran atau peringatan

kepada bawahan yang melanggar aturan?

Tergantung kemampuan leadership.

3. Apakah pemimpin perempuan memberikan reward (hadiah) kepada bawahan yang

berkontribusi aktif pada organisasi?

Pasti dong. Seperti pemberian izin.

4. Apakah pemimpin perempuan turut serta merayakan keberhasilan-keberhasilan yang

dicapai?

Iya.

Page 130: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

121

Lampiran 3: Daftar informan

DAFTAR INFORMAN

No. Nama Jenis Kelamin Jabatan Pendidikan Agama Pelaksanaan Wawancara

Tanggal Waktu

1 Kolonel Ferdy L Kaajendam Jaya Akmil

Perguruan Tinggi Kristen 8 April 2014 Pkl. 09.00-09.20

2 Kolonel Syaiful Azhar L Kakudam Jaya Perguruan Tinggi Islam 8 April 2014 Pkl. 10.00-10.20

3 Kolonel Choirul L Kabintaldam Jaya Akmil

Perguruan Tinggi Islam 8 April 2014 Pkl. 11.00-11.20

4 Kolonel Drg. N Husni Lubis L Kakesdam Jaya Perguruan Tinggi Islam 8 April 2014 Pkl. 13.00-13.20

5 Letkol Yonaria Gultom P Pabandya Lurja Spersdam Jaya Perguruan Tinggi Kristen 8 April 2014 Pkl. 14.00-14.20

6 Mayor Taat P Minvetdam Jaya Perguruan Tinggi Islam 10 April 2014 Pkl. 14.00-14.20

7 Mayor Slamet S L Binkar spersdam Jaya Akmil

Perguruan Tinggi Islam 10 April 2014 Pkl. 15.00-15.20

8 Letkol Edi M L Pabandya sterdam Jaya Perguruan Tinggi Islam 10 April 2014 Pkl. 16.00-16.20

9 Letkol Handaka L Kasetumdam Jaya Akmil

Perguruan Tinggi Islam 10 April 2014 Pkl. 17.00-17.20

Page 131: PERSEPSI LAKI-LAKI TERHADAP KEPEMIMPINAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40494/4/KUNTUM... · Wantannas) 5 4.rigjen TNI Dra. Sri Parmini,MM (Jabatan terakhir:

Lampiran 4: Struktur Organisasi Kodam Jaya/Jayakarta

122

PANGDAM JAYA

Mayjen TNI E Hudawi Lubis

ASINTEL

Kol.Inf Adrian

Ponto

ASOPS

Kol.inf. Eko

Margiono

ASPERS Letkol.inf.

Judi Paragina

ASLOG

Letkol.Arh.

Suroso

ASTER

Kol. Inf. Arief

Subekti

KASDAM JAYA Brigjen TNI Agung Rishdiyanto

KASPRI Mayor Arm Reza

Nur Patria

PAMEN AHLI Kol.Inf Heri Purnomo

IRDAM

Kol.Inf Sukron

Hambali

Asren

Kol.Inf Ariswan

Boer

PALO Kol. Bambang

Utoyo

KASETUMDAM

Let.kol.inf. Handaka KASANDIDAM

Let.kol.inf. Sudiharto

KAPUSKOPALDAM Kol.Inf. Frisky Jusuf

KAINFOLAHTADAM Kol.Inf. Gugun Gumilar

DANDENMADAM Letkol.Inf. Ruddy Hermawan

KAPENDAM Let.kol. Inf. Mukhtar

KABINTALDAM Kol.Inf. Choirul Mustofa

KAJASDAM Kol.Inf. Catur Gunanto

KABABINMINVETCADDAM Letkol.Inf. R Agung Suwarsono

DANPOMDAM Kol.CPM Dedy Iswanto

KAAJENDAM Kol. Caj Freddy FF

KAKESDAM Kol.CKM.drg.nirwan

KAPALDAM Kol.Cpl Subagyo

KAZIDAM Letkol. Czi Budi Irawan

KAHUBDAM Kol.Chb. Iswan Amri

KABEKANGDAM Kol.Cba. Diding Ahmad

KAKUNDAM Kol.CHK. I Nyoman Supartha

KAKUDAM Kol. CKU. Hamzah

KATOPDAM Letkol. Ctp. Sudarmadji

DANMEN ARHANUD 1/F

Kol Arh Canra W

DANYON ARMED 7/105 GS

Letkol Arm Rama H

DANYONKAV 7/SERSUS Mayor Kav Taswin D

DANBRIGIF 1/PIK

Kol Inf Andi Perdana

DANRINDAM Kol.Inf Suko

Basuki

DANDEN RUDAL 003/1/F

DANMEN INTELDAM Letkol Inf

Zainul Bahar

DANREM 051/WKT Kol. Inf Nugroho

Budi W

DANDENZIPUR 3 Mayor Czi Fauzan

Fadli

DANDIM 0501/JP BS

Letkol Inf Tarsono

DANREM 052/WKR Kol Kav Wawan

Ruswandi

Danyon Arhanud

se-10

Danyon Arhanud

se-6

DANDIM 0505/JT

DAN YONIF 203/ AK

DAN YONIF 201/

JY

DANDENMA

BRIGIF 3

DANYON KAV 9/BU

DAN YONIF 202/ TM

DANDIM 0504/JS

DANDIM 0507/ BKS

DANDIM 0508/DPK

DANDIM 0509/

Kab. BKS

DANDIM 0502/JU

DANDIM 0503/JB

DANDIM 0506/BGR