persepsi konsumen terkait bauran pemasaran dan … · ulang sop duren lodaya adalah benar karya...

45
PERSEPSI KONSUMEN TERKAIT BAURAN PEMASARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG SOP DUREN LODAYA EDELIA MARSELINA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: ngothuan

Post on 06-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PERSEPSI KONSUMEN TERKAIT BAURAN PEMASARAN

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN ULANG SOP DUREN LODAYA

EDELIA MARSELINA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persepsi Konsumen

Terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian

Ulang Sop Duren Lodaya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Edelia Marselina

NIM H24100074

ABSTRAK

EDELIA MARSELINA. Persepsi Konsumen Terkait Bauran Pemasaran dan

Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sop Duren Lodaya.

Dibimbing oleh Dr. Mukhamad Najib, STP, MSi.

Sebagai upaya mempertahankan keberlanjutan usahanya, Sop Duren Lodaya

perlu menstimulus pembelian ulang oleh konsumennya, dengan menerapkan

bauran pemasaran yang sesuai dengan karakteristik dan persepsi konsumen.

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen,

menganalisis persepsi konsumen terkait bauran pemasaran 7p, serta menganalisis

pengaruh persepsi konsumen terkait bauran pemasaran 7p terhadap keputusan

pembelian ulang Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung. Hasil penelitian

menunjukkan persepsi baik untuk seluruh aspek bauran pemasaran terutama aspek

harga dan partisipan. Hasil Uji F menunjukkan bahwa persepsi konsumen

terhadap bauran pemasaran 7p secara simultan mempengaruhi keputusan

pembelian ulang Sop Duren Lodaya. Hasil uji T menunjukkan bahwa persepsi

konsumen terhadap variabel produk, harga, tempat, promosi, partisipan, dan

proses berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang,

sementara pada variabel bukti fisik berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap keputusan pembelian ulang konsumen.

Kata kunci: bauran pemasaran 7p, persepsi konsumen, keputusan pembelian ulang.

ABSTRACT

EDELIA MARSELINA. Consumer’s Perceptions Associated to Marketing Mix

and Influence on Repeat Purchase Decision Sop Duren Lodaya. Supervised by Dr.

Mukhamad Najib, STP, MSi.

As an effort to maintain their sustainability business, Sop Duren Lodaya

need to stimulate consumer’s repeat purchase through implemented marketing

mix according to characteristics and consumer’s perceptions. The purpose of this

research are to identify the consumers characteristic, analyze consumer’s

perceptions associated to the 7p marketing mix, and its influence on repeat

purchase decision Sop Duren Lodaya Bangbarung branch. The results showed a

good perception of 7p marketing mix mainly price and people aspect. The F test

result indicated that consumer’s perception of 7p marketing mix simultaneously

affected to repeat purchase decision Sop Duren Lodaya. The T test results showed

that consumer’s perceptions of the product, price, place, promotion, people, and

process’s variables has positive and significant effect on repeat purchase decisions,

while the physical evidence’s variables has positive effect but not significant on

consumer’s repeat purchase decision.

Keywords : consumer’s perception, 7p marketing mix, repeat purchase decision.

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

PERSEPSI KONSUMEN TERKAIT BAURAN PEMASARAN

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN ULANG SOP DUREN LODAYA

EDELIA MARSELINA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Judul Skripsi : Persepsi Konsumen Terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya

Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sop Duren Lodaya

Nama : Edelia Marselina

NIM : H24100074

Disetujui oleh

Dr. Mukhamad Najib, STP, MSi.

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Mukhamad Najib, STP, MSi.

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian ini ialah persepsi konsumen, dengan judul Persepsi

Konsumen Terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan

Pembelian Ulang Sop Duren Lodaya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah banyak

memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pihak Sop

Duren Lodaya yang telah mengizinkan penelitian ini serta membantu dalam

pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada mama, papih,

kakak, abang, dan dek uti, serta keluarga besar Manajemen dan Centre of

Management atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

Edelia Marselina

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

METODOLOGI PENELITIAN 3

Kerangka Pemikiran 3

Lokasi dan Waktu Penelitian 4

Pengumpulan Data 5

Penarikan Sampel 5

Pengolahan dan Analisis Data 5

Uji Validitas dan Realibilitas 6

Uji Asumsi Klasik 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Gambaran Umum Perusahaan 8

Karakteristik Konsumen 11

Persepsi Konsumen terkait Bauran Pemasaran 12

Analisis Regresi Linier Berganda 17

Implikasi Manajerial 19

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 23

RIWAYAT HIDUP 33

DAFTAR TABEL

Jumlah Unit Usaha UKM di Kota Bogor 1

Uji Multikolinieritas 7

Daftar Menu dan Harga Sop Duren Lodaya 9

Karakteristik Konsumen 12

Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Produk Sop Duren Lodaya 13

Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Harga Sop Duren Lodaya 14

Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Tempat Sop Duren Lodaya 14

Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Promosi Sop Duren Lodaya 15

Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Partisipan Sop Duren Lodaya 16

Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Bukti Fisik Sop Duren Lodaya 16

Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Proses Sop Duren Lodaya 17

Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat 17

Uji F 18

Uji T 18

DAFTAR GAMBAR

Kerangka Pemikiran Penelitian 4

Uji Normalitas 6 Uji Heterokedastisitas 7

Produk, Tagline, dan Logo Sop Duren Lodaya 8 Sop Duren Lodaya Cabang Bangbarung 9

Aktivitas Promosi Sop Duren Lodaya 10

Karyawan Sop Duren Lodaya 11

Dekorasi dan suasana Sop Duren Lodaya 11

DAFTAR LAMPIRAN

Kuisioner 23 Uji Validitas dan Reliabilitas 27

Contoh Perhitungan Skor Persepsi Konsumen 29

Hasil Pertanyaan Terbuka 30

Uji T 32

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha kecil dan menengah atau biasa dikenal dengan UKM merupakan

salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu daerah, begitu juga di Kota

Bogor. Selain peranannya terhadap perluasan lapangan kerja melalui penciptaan

unit bisnis baru, UKM juga terkenal tahan terhadap goncangan krisis ekonomi

dibanding dengan bisnis besar. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008,

usaha kecil dan menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang-perorangan atau badan usaha atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha lainnya. Kriteria yang digunakan oleh Kementrian

Koperasi dan UKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah

berdasarkan omset yang dihasilkan sebuah usaha dalam satu tahun, dimana usaha

kecil merupakan usaha dengan kisaran omset lebih dari 300 juta rupiah sampai

2.5 milyar rupiah sementara usaha menengah memiliki kisaran omset antara 2.5

milyar rupiah sampai 50 milyar rupiah. UKM di Kota Bogor sendiri terus

mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu, khususnya untuk kategori makanan

dan minuman atau sektor kulinari. Seperti data yang tercatat oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor tahun 2013, jumlah usaha kecil dan

menengah formal atau usaha yang telah memiliki ijin dari pemerintah dalam

mendirikan usahanya, didominasi oleh sektor kulinari serta terus mengalami

pertumbuhan sampai akhir tahun 2012. Data tersebut tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah unit usaha UKM di Kota Bogor

Jenis Usaha (Formal) 2010 2011 2012

Makanan dan minuman 347 380 403

Kayu olahan/rotan 133 134 137

Pulp dan kertas 105 113 119 Bahan kimia 32 35 37

Bahan Galian/Non Logam 39 39 39

Kimia 80 87 91

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2013)

Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa usaha makanan dan

minuman atau kulinari merupakan sektor paling potensial. Selain memiliki

kuantitas tertinggi, sektor kulinari juga mengalami peningkatan paling signifikan

dibanding sektor lainnya dimana sejak tahun 2010 sampai 2012 terjadi

peningkatan sebesar 4.95 persen. Berdasarkan kriteria omsetnya, salah satu UKM

kuliner yang berhasil memperkaya persaingan di Kota Bogor yaitu Sop duren

Lodaya. Dalam waktu relatif singkat yakni kurang dari satu tahun, usaha yang

bermula dari kios kecil di Jalan Lodaya dan membuka cabang keduanya berbentuk

café di Jalan Bangbarung kini telah berhasil memiliki lima cabang yang tersebar

di Kota Bogor, dengan kisaran omset antara 2.5 milyar rupiah sampai 50 milyar

rupiah sehingga masuk dalam kategori usaha menengah. Rata-rata konsumen yang

datang per bulan yaitu sebanyak 30.000 konsumen, dengan kisaran 1000

2

konsumen per hari pada hari kerja dan 2000 konsumen per hari pada hari libur.

Di satu sisi, hal ini menunjukkan usaha Sop Duren Lodaya berhasil mendapat

sambutan baik dari konsumennya. Namun di sisi lain, hal tersebut juga dapat

menjadi lampu kuning agar Sop Duren Lodaya lebih berhati-hati, mengingat

usaha ini memiliki perpindahan siklus hidup produk yang cenderung cepat. Dalam

waktu kurang dari satu tahun usaha ini telah berada pada fase dewasa yang

dicirikan dengan tingginya keuntungan dan munculnya banyak pesaing (Kotler

2009). Sop Duren Lodaya tidak hanya bersaing dengan usaha kuliner yang lebih

dulu terkenal seperti Sop Buah Pak Ewok, tetapi kini bermunculan pesaing

langsung yang menawarkan produk sejenis seperti Sop Durian Rancamaya dan

Sop Durian Rafi. Kondisi persaingan yang ketat membuat konsumen rentan

melakukan perpindahan merek, sehingga demi menjaga keberlanjutan usaha di era

marketing 3.0 ini, perusahaan tidak sekedar dituntut menyajikan produk yang

sesuai need and want konsumen tetapi juga memahami anxieties and desire

konsumen untuk dapat memuaskan konsumen secara berkelanjutan (Kartajaya

2008). Untuk itu, usaha ini perlu kiranya memberi perhatian lebih terhadap

konsumennya, salah satunya dengan memahami karakteristik dan persepsi

konsumen. Persepsi konsumen sendiri merupakan pandangan seseorang dalam

melihat realitas di luar dirinya menurut Sumarwan (2011), konsumen seringkali

memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya, sehingga

memahami persepsi konsumen adalah penting bagi pemasar. Dalam merespon

persaingan pasar, perusahaan perlu memiliki bauran pemasaran yang merupakan

variabel-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan

yang diharapkan dari pasar sasarannya (Kotler 2009), meliputi 7p atau produk,

harga, tempat, promosi, partisipan, bukti fisik, dan proses, mengingat usaha ini

tidak hanya berfokus pada produk yang ditawarkan tetapi juga melibatkan aspek

jasa dalam kegiatan pemasarannya. Bauran pemasaran sendiri menurut Kotler

(2009) merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya. Sop Duren Lodaya perlu

memastikan bahwa kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan sesuai dengan

yang dipersepsikan konsumennya, karena menurut Suryani (2008), usaha sebesar

apapun yang dilakukan pemasar tidak akan memiliki arti bila konsumen tidak

mempersepsikan secara tepat seperti yang dikehendaki pemasar.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan

sebagai upaya mempertahankan posisi Sop Duren Lodaya di tengah persaingan

usaha kulinari di Kota Bogor yang semakin ketat. Hasil penelitian ini dapat

menjadi rujukan bagi Sop Duren Lodaya dalam memahami persepsi konsumennya

terhadap bauran pemasaran yang diterapkan, serta pengaruhnya terhadap

keputusan pembelian ulang. Pemahaman tersebut pada akhirnya dapat menjadi

masukan positif bagi Sop Duren Lodaya dalam menerapkan kegiatan pemasaran

secara lebih efektif atau sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.

Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat disusun

permasalahan yang akan diteliti, yaitu: 1.) Bagaimana karakteristik konsumen Sop

Duren Lodaya?, 2.) Bagaimana persepsi konsumen terkait bauran pemasaran Sop

3

Duren Lodaya?, 3.) Bagaimana pengaruh persepsi konsumen terkait bauran

pemasaran terhadap keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.) Mengidentifikasi karakteristik

konsumen Sop Duren Lodaya, 2.) Menganalisis persepsi konsumen terkait bauran

pemasaran Sop Duren Lodaya, 3.) Menganalisis pengaruh persepsi konsumen

terkait bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi

pengelola Sop Duren Lodaya, untuk dapat menerapkan bauran pemasaran yang

lebih sesuai dengan persepsi konsumennya, agar usaha ini dapat sustain dalam

jangka panjang. Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai data dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi karakteristik konsumen Sop

Duren Lodaya menggunakan analisis deskriptif dalam software SPSS 22,

kemudian penilaian persepsi konsumen terkait bauran pemasaran 7p yaitu

product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process dihitung

dengan menggunakan Microsoft Excell, selanjutnya persepsi tersebut bertindak

sebagai variabel bebas yang pengaruhnya terhadap variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu keputusan pembelian ulang diuji pengaruhnya dengan alat

analisis regresi linear berganda dan diolah dengan menggunakan software SPSS

22.Sampel dalam penelitian ini yaitu konsumen Sop Duren Lodaya cabang

Bangbarung. Lokasi ini dipilih karena merupakan cabang Sop Duren Lodaya

dengan konsep café yang paling awal berdiri di antara cabang lainnya di Bogor,

yakni pada bulan Agustus 2013.

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

Model penelitian ini dikembangkan berdasarkan permasalahan dan tujuan

penelitian yang sudah ditetapkan sebelumnya. Model penelitian ini dijelaskan dalam Gambar 1.

4

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Dalam memandang faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang,

persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 7p menjadi fokus dalam penelitian

ini, dimana menurut Sumarwan (2011) konsumen seringkali memutuskan

pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya, sehingga memahami persepsi

konsumen adalah penting bagi pemasar. Pengumpulan data dilakukan melalui

pengisian kuesioner oleh responden serta wawancara langsung, kemudian data

diolah menggunakan Microsoft Excell dan SPSS dengan metode analisis

deskriptif serta regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya

mempertahankan posisi Sop Duren Lodaya di tengah persaingan usaha kulinari di

Kota Bogor yang semakin ketat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi

bagi perusahaan dalam memahami variabel dalam bauran pemasaran mana yang

paling memiliki penilaian positif dalam persepsi konsumennya, serta memberikan

pengaruh lebih signifikan dalam keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya.

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung, Jl.

Bangbarung Raya No. 69, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013

sampai Maret 2014.

Keputusan pembelian ulang

Regresi linier berganda

Karakteristik konsumen

Rekomendasi

Analisis deskriptif

Persepsi Konsumen terkait bauran pemasaran 7P (Product, Price,

Place, Promotion, People, Physical

Evidence, Process)

Tingginya tingkat pertumbuhan UKM

makanan dan minuman sebagai

peluang usaha kulinari di Kota Bogor

Upaya keberlanjutan usaha Sop Duren Lodaya

5

Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah yang

bersifat kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu angka. Sumber data yang

digunakan oleh penulis yaitu data primer dengan penyebaran kuesioner dan

wawancara dengan responden dan pihak Sop Duren Lodaya, serta data sekunder

yang didapat melalui studi pustaka berbagai literatur seperti buku, artikel,

penelitian terdahulu, dan internet.

Penarikan Sampel

Populasi penelitian ini adalah konsumen Sop Duren Lodaya cabang

Bangbarung dengan penentuan sampel melalui teknik non probability sampling

yaitu purposive sampling dimana responden yang menjadi sampel sudah pernah

mengkonsumsi produk lebih dari sekali. Kuisioner dibagikan selama satu minggu

sehingga sampel yang digunakan mewakili hari kerja dan hari libur, kuisioner

dapat dilihat pada lampiran 1. Ukuran sampel didapatkan menggunakan rumus

slovin dengan tingkat kepercayaan 90 persen dengan nilai error (e) adalah sebesar

10 persen (0.1), berikut rumus slovin:

𝑛 =𝑁

1+𝑁𝑒2 ……………………………………………………….…… (1)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

Jumlah sampel diproyeksikan dari jumlah porsi sop duren yang terjual

selama bulan Desember 2013 yaitu sebesar 33.788, dengan asumsi satu porsi

sama dengan satu konsumen. Jumlah sampel (n) minimum yang dibutuhkan

adalah 100 responden dengan perhitungan sebagai berikut:

33788

1+(33788 ∗0.12 )= 99,71 ≈ 100 responden

Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan program Microsoft

Excel untuk mengetahui persepsi konsumen terkait bauran pemasaran dan SPSS

untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan pembelian ulang. Alat analisis

yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Uji awal

dilakukan dengan uji validitas dan uji realibilitas untuk mengukur ketepatan serta

keandalan atribut yang digunakan dalam kuisioner.

6

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Hasil Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas merupakan uji statistik yang digunakan untuk menguji

seberapa valid item-item pertanyaan kuesioner mengukur variabel yang diteliti,

menurut Trihendradi (2009). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap

data yang didapat dari 30 sampel atau responden. Dengan jumlah responden 30

orang dan tingkat signifikansi 0.1, maka diperoleh r tabel sebesar 0.306. Hasil uji

validitas menunjukkan bahwa enam dari 44 pertanyaan pada kuesioner memiliki r

hitung lebih kecil dari 0.306 atau dapat dikatakan tidak valid, sehingga item

tersebut tidak diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya. Hasil uji validitas dapat

dilihat pada lampiran 2.

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Menurut Trihendradi (2009), uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya dalam mendapatkan data penelitian, baik pada

waktu sekarang maupun yang akan datang. Teknik yang digunakan dalam uji

reliabilitas adalah teknik alpha cronbach dimana kuisioner dianggap reliabel jika

nilai alpha cronbach atau r hitung > 0.7. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa

seluruh item kuesioner memiliki nilai r alpha hitung > 0.7 sehingga item-item

seluruh pertanyaan telah dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat

pada lampiran 2.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Pada grafik Normal P-P Plot, residu yang normal adalah data memencar

mengikuti fungsi distribusi normal yaitu menyebar seiring garis diagonal. Hasil

uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Uji normalitas

Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa data menyebar beriringan dengan

garis diagonal, sehingga dapat dikatakan data yang dihasilkan menyebar normal.

Uji Multikolinieritas

Uji regresi mengasumsikan variabel-variabel bebas tidak memiliki

hubungan linier satu sama lain (Baroroh 2013). Dalam regresi linier berganda,

7

masalah multikolinieritas ini ditunjukkan pada kolom toleransi dan kolom VIF

(Variance Inflated Factors), dimana toleransi adalah indikator seberapa banyak

variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Hasil Uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Uji multikolinieritas

Variabel Toleransi VIF

X1 0,484 2,067

X2 0,459 2,177

X3 0,626 1,596

X4 0,777 1,287

X5 0,834 1,199

X6 0,480 2,083

X7 0,450 2,224

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada Tabel 2, terlihat bahwa seluruh

variabel bebas memiliki nilai toleransi >0.10 yang menandakan korelasi berganda

satu variabel bebas dengan variabel bebas lainnya adalah rendah, sementara nilai

VIF <10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antara

variabel bebas dalam penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika terdapat titik-titik yang memiliki pola

tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit.

Penelitian yang baik adalah ketika terjadi homoskedastisitas yakni kondisi dimana

varians dari data adalah sama pada seluruh pengamatan, sehingga varians dari

residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah tetap (Baroroh 2013).

Hasil uji heteroskedastisitas tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3 Uji heterokedastisitas

Berdasarkan Gambar 3, terlihat lingkaran-lingkaran yang membentuk sebuah garis

dengan jelas. Hal tersebut menunjukkan adanya gejala heterokedastisitas atau

ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain.

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sop Duren Lodaya merupakan salah satu alternatif wisata kuliner di Bogor

yang menawarkan produk olahan durian asli yang dikirim langsung dari Medan,

tanpa pengawet, dan tanpa penguat rasa. Keberadaan usaha ini terhitung sejak

April 2013, berawal dari sebuah kios kecil di Jalan Lodaya, berselang tiga bulan

Sop Duren Lodaya membuka cabang keduanya yang berbentuk café dengan

kapasitas lebih besar di Jalan Bangbarung Raya No. 69, serta dalam waktu kurang

dari satu tahun usaha ini telah memiliki lima cabang yang tersebar di Kota Bogor.

Hingga bulan Januari 2014, omset Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung telah

mencapai kisaran Rp 400.000.000 per bulan. Sebanyak lebih dari 20 pegawai

dipekerjakan di cabang ini, didukung oleh karyawan yang khusus menangani

fungsi manajerial, serta bantuan pegawai paruh waktu, usaha yang digagas oleh

Ikhwan Rauf ini terus berupaya memantapkan posisinya di tengah kompetisi pasar.

Salah satunya melalui bauran pemasaran berikut ini:

1. Produk (product)

Sop Duren Lodaya tidak sekedar menawarkan buah durian yang

dicampur es, tetapi juga divariasikan dengan berbagai topping seperti

brownies, strawberry, kacang hijau, ketan putih, roti, dan yang terbaru

ketan hitam dan anggur. Informasi terkait produk Sop Duren Lodaya

tersaji dalam Gambar 4.

Gambar 4 Produk, tagline, dan logo Sop Duren Lodaya

Beragam menu tersebut ditawarkan dalam porsi pas ataupun porsi mabok,

serta tersedia kemasan take away. Tagline Sop Duren Lodaya yaitu “berani

coba?”. Sop Duren Lodaya menggunakan buah yang segar tanpa pengawet

dan pemanis buatan serta disajikan dengan taburan keju.

2. Harga (price)

Menurut Umar (2001), harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan

konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk

9

barang atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual

melalui tawar-menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga

yang sama terhadap seorang pembeli. Daftar harga produk Sop Duren

Lodaya tersaji dalam Tabel 3.

Tabel 3 Daftar menu dan harga Sop Duren Lodaya

Menu Porsi Pas (Rp) Porsi Mabok (Rp) SDL kacang ijo+ketan putih 12.000 15.000 SDL kacang ijo + roti 12.000 15.000 SDL kacang ijo + ketan putih + roti 13.000 16.000 SDL brownies+ strawberry 13.000 16.000 SDL ketan hitam 13.000 17.000 SDL anggur 15.000 20.000 SDL special 20.000 25.000

Kisaran harga yang ditawarkan Sop Duren Lodaya bervariasi antara Rp

12.000 sampai Rp 25.000, dengan menu SDL spesial merupakan menu

favorit. Produk ini dinikmati berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga

orang dewasa yang telah berpenghasilan, sehingga tentunya persepsi harga

yang muncul akan relatif berbeda.

3. Tempat (place)

Sop Duren Lodaya memiliki lima cabang yang tersebar di Kota

Bogor, yakni Jl. Lodaya, Jl. Bangbarung, Jl. Pahlawan, Jl. Gunung Batu,

dan Jl. Sukasari. Kelima lokasi tersebut memiliki perbedaan kapasitas

namun lokasi-lokasi tersebut sama-sama merupakan kawasan wisata

kuliner di Bogor. Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung sendiri terletak

di Jl. Bangbarung No.69. Berikut gambaran lokasi Sop Duren Lodaya

cabang Bangbarung pada Gambar 5.

Gambar 5 Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung

Cabang Bangbarung merupakan cabang pertama yang berkonsep café,

karena cabang pertama yaitu cabang Lodaya lebih berupa gerai dengan

ruko kecil yang memanjang ke dalam serta kapasitas cabang ini terbilang

minim. Cabang Bangbarung berupa rumah yang didesain menjadi café

dengan menggunakan dua konsep yaitu indoor dan outdoor, yang terletak

di tepi jalan raya serta berdekatan dengan sekolah dasar, sekolah

menengah atas, salon kecantikan, dan rumah makan.

10

4. Promosi (promotion)

Promosi merupakan berbagai aktivitas guna mengomunikasikan

keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya

(Kotler 2009). Berikut gambaran aktivitas promosi Sop Duren Lodaya.

Gambar 6 Aktivitas promosi Sop Duren Lodaya

Dalam bidang promosi, keberhasilan Sop Duren Lodaya tidak lepas dari

word of mouth atau rekomendasi yang menyebar dari konsumen ke

konsumen selanjutnya. Hal tersebut difasilitasi Sop Duren Lodaya dengan

memanfaatkan media sosial khususnya akun twitter @SopDurenLodaya

sebagai ujung tombak bagi aktivitas promosinya saat ini. Hal ini terlihat

dari berbagai aktivitas promosi yang dijalankan, mulai dari penyebaran

word of mouth, membangun hubungan dengan konsumen, sampai

pemberian informasi terkait promosi penjualan seperti discount dan

voucher, serta sosialisasi liputan kuliner Sop Duren Lodaya oleh stasiun

televisi, hampir seluruhnya dikomunikasikan melalui akun twitter ini.

Menurut Tan (2011) antara produk dan promosi tidak dapat dipisahkan

dan harus ada keseimbangan, produk baik sesuai dengan selera konsumen,

dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan meningkatkan penjualan.

5. Partisipan (People)

Aspek people adalah semua pelaku yang terlibat secara langsung

maupun tidak langsung dalam penyajian produk maupun jasa, dan dalam

hal ini mempengaruhi persepsi pembeli. Berikut gambaran aktivitas

karyawan sebagai partisipan Sop Duren Lodaya.

Gambar 7 Karyawan Sop Duren Lodaya Bangbarung

11

Dalam usaha Sop Duren Lodaya sendiri aspek tersebut dapat dinilai dari

pelayanan yang diberikan karyawan terhadap konsumen, baik yang terlibat

kontak secara langsung seperti pelayan atau kasir, serta tidak langsung

seperti divisi media sosial yang berinteraksi dengan konsumennya.

6. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Physical evidence yaitu lingkungan tempat jasa disampaikan dan

tempat perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, beserta semua

komponen tangible yang memfasilitasi kinerja jasa (Kotler 2009).

Gambar 8 Dekorasi indoor - outdoor Sop Duren Lodaya Bangbarung

Cabang Bangbarung berupa rumah yang didesain menjadi café dengan

menggunakan dua konsep yaitu indoor dan outdoor. Sisi indoor dilengkapi

dengan sofa mini, meja kaca, kipas angin, televisi, serta pemutar musik

untuk membangun suasana nyaman seperti di rumah sendiri. Sedangkan,

sisi outdoor dengan lampu durian, meja dan kursi bambu, air mancur mini

serta satu kursi bambu panjang yang disediakan bagi konsumen yang

menunggu antrian. Dekorasi dan bukti fisik yang ditonjolkan membentuk

suasana seperti ruang tamu dan pekarangan rumah sendiri, sehingga

konsumen diharapkan dapat merasa nyaman dalam aktivitas konsumsinya.

7. Proses (Process)

Proses merupakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk

produk dan layanan yang baik kepada pelanggan. Sop Duren Lodaya

menggunakan konsep dapur terbuka sehingga konsumen dapat melihat

langsung proses penyajian produknya, hal ini dilakukan sebagai upaya

menjamin kepercayaan konsumennya terhadap penggunaan bahan yang

segar dan berkualitas.

Karakteristik Konsumen

Karakteristik konsumen dalam penelitian ini ditinjau dari kategori jenis

kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhir atau yang sedang

dijalani, dan pendapatan per bulan, frekuensi pembelian per bulan, serta media

sosial yang dimiliki. Berikut karakteristik konsumen tersaji dalam Tabel 4.

12

Tabel 4 Karakteristik Konsumen

Kategori Karakteristik Presentase (%)

Jenis kelamin Pria 31

Wanita 69

Usia (tahun)

< 15 4

15 – 20 33

21 – 25 39 26 – 30 17

>30 7

Pekerjaan

Pelajar/mahasiswa 42 PNS 9

Pegawai swasta 37

Wiraswasta 5

Ibu RT 7

Pendidikan

SMP 4

SMA 28

Diploma 18 Sarjana 48

Pasca Sarjana 2

Pendapatan (Rp)

500.000-1.500.000 35

1.500.001-2.500.000 18 2.500.001-3.500.000 21

3.500.001-4.500.000 7

4.500.001-5.500.000 12 >5.500.000 7

Frekuensi pembelian

per bulan

1-3 39

4-6 42

7-9 11 >10 8

Media sosial

Facebook 71

Twitter 88

Blog 29 Path 59

Instagram 57

Berdasarkan data dalam Tabel 4, diperoleh hasil dimana karakteristik

konsumen Sop Duren Lodaya didominasi oleh konsumen wanita dengan kisaran

usia 21 sampai 25 tahun, berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa dengan

pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani sebagai sarjana, serta memiliki

penghasilan per bulan dalam kisaran Rp 500.000 sampai Rp 1.500.000, dengan

frekuensi pembelian empat sampai enam kali dalam sebulan, dan mayoritas

memiliki media sosial terutama twitter.

Persepsi Konsumen terhadap Bauran Pemasaran

Persepsi konsumen merupakan pandangan seseorang dalam melihat

realitas di luar dirinya, (Sumarwan 2011). Penelitian ini menunjukkan bagaimana

pandangan konsumen terhadap bauran pemasaran yang telah diterapkan Sop

13

Duren Lodaya cabang Bangbarung dari sisi produk, harga, tempat, promosi,

pelayanan, bukti fisik, serta proses. Dari hasil penelitian didapat hasil seluruh

aspek bauran pemasaran mendapatkan persepsi baik, dengan penilaian tertinggi

jatuh kepada aspek harga dan partisipan Sop Duren Lodaya. Penilaian tersebut

masih dapat ditingkatkan kinerja indikator-indikatornya agar mencapai kategori

sangat baik. Berikut uraian persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran,

dengan contoh perhitungan skor dapat dilihat pada lampiran 3.

Persepsi Konsumen Terhadap Produk

Penelitian ini menunjukkan bagaimana pandangan konsumen terhadap

atribut-atribut dalam aspek produk seperti kualitas dan keamanan bahan baku, rasa

dan aroma durian, penyajian, varian rasa, dan diferensiasinya dengan produk

pesaing. Persepsi konsumen terhadap aspek produk Sop Duren Lodaya dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Persepsi konsumen terhadap aspek produk Sop Duren Lodaya

No. Pernyataan Skor

1. SDL menggunakan bahan berkualitas 4,23 2. SDL menggunakan bahan yang aman dikonsumsi 4,19 3. Rasa duren SDL lebih manis 3,93 4. Aroma produk SDL menggugah selera konsumen 4,18 5. SDL disajikan dengan tampilan menarik 4,05 6. SDL memiliki beragam pilihan rasa 4,31 7. Produk SDL berbeda dengan yang ditawarkan merek lain 3,99

Jumlah 28,88

Rata-rata 4,13

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa produk Sop Duren Lodaya

dipersepsikan positif oleh konsumen dengan nilai rata-rata 4.13 yang

mengindikasikan penilaian baik. Keseluruhan faktor-faktor tersebut tentunya

menentukan kualitas produk yang dirasakan konsumen. Penilaian tertinggi

diberikan konsumen kepada faktor varian menu yang dimiliki Sop Duren Lodaya,

sementara nilai terkecil namun masih dalam kategori baik diberikan pada persepsi

konsumen terkait rasa durian Sop Duren Lodaya yang dianggap tidak terlalu

manis. Varian menu yang dimiliki Sop Duren Lodaya yang inovatif, serta

menunjukkan ciri khas yang membedakan produknya dengan pesaing yang

banyak mengikuti seolah mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar. Selain

itu, berdasarkan pertanyaan terbuka terkait atribut produk yang dimuat dalam

lampiran 4, sebanyak 45 responden menyatakan kualitas buah merupakan atribut

produk terpenting dan diikuti oleh 34 responden lain yang mengutamakan rasa.

Persepsi Konsumen Terhadap Harga

Harga yang ditetapkan Sop Duren Lodaya dianggap dapat terjangkau oleh

konsumennya. Hal tersebut terlihat dari penelitian yang dilakukan guna

mengetahui pandangan konsumen terhadap keseuaian harga dengan kualitas

produk, keterjangkauan harga, kemudahan variasi harga yang ditawarkan,

kompetisi harga dengan pesaing, serta kesesuaian nominal yang dikeluarkan

14

konsumen untuk mendapatkan sejumlah manfaat. Persepsi konsumen terhadap

atribut-atribut dalam aspek harga dapat dilihat dalam Tabel 7.

Tabel 7 Persepsi konsumen terhadap aspek harga Sop Duren Lodaya

No. Pernyataan Skor 1. Harga SDL sesuai dengan kualitas produknya 4,12 2. Harga SDL dapat dijangkau oleh konsumen 4,22 3. SDL memiliki harga bervariasi yang memudahkan memilih 4,18 4. Harga SDL terbilang kompetitif dibandingkan produk sejenis 4,13 5. Uang yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang dirasakan 4,05

Jumlah 20,70

Rata-rata 4,14

Berdasarkan penelitian penilaian konsumen terhadap aspek harga terbilang baik

dengan nilai rata-rata 4.14, dan penilaian tertinggi diberikan konsumen pada

indikator keterjangkauan harga dan diikuti dengan variasi harga. Dibandingkan

produk kuliner lain, kisaran harga yang ditawarkan Sop Duren Lodaya dengan

variasi porsi pas dan mabok dapat dikatakan relatif terjangkau, sehingga

konsumen yang didominasi pelajar dengan penghasilan terbatas pun mampu

melakukan pembelian sebanyak empat sampai enam kali dalam sebulan. Namun,

belum seluruh konsumen yakin dengan kesesuaian antara sejumlah uang yang

dikeluarkan dan manfaat yang didapat dari mengkonsumsi Sop Duren Lodaya, hal

ini mengindikasikan konsumen membutuhkan manfaat tambahan dalam aktivitas

konsumsinya (Anisa 2013). Dari pertanyaan terbuka terkait atribut harga yang

dimuat dalam lampiran 4, diketahui sebanyak 63 responden menyatakan harga

yang ditetapkan Sop Duren Lodaya telah sesuai dengan manfaat yang didapat,

sementara 37 lainnya menyatakan masih belum sesuai, salah satunya karena porsi

es dalam produk dirasa semakin mendominasi dibanding porsi duriannya.

Persepsi Konsumen Terhadap Tempat

Penempatan produk mencakup aktivitas perusahaan untuk membuat

produk tersedia bagi konsumen sasaran. Persepsi konsumen terhadap aspek

tempat Sop Duren Lodaya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Persepsi konsumen terhadap aspek tempat Sop Duren Lodaya

No. Pernyataan Skor 1. Lokasi SDL mudah diakses konsumen 4,12 2. Kepekaan terhadap kebersihan lokasi SDL 4,20 3. Nyaman berlama-lama di SDL ketika membeli 3,97 4. Tidak keberatan menunggu untuk mendapat tempat di SDL 3,34 5. Puas dengan fasilitas yang tersedia di SDL 3,79 6. SDL memiliki cabang lain di Bogor 3,78 7. Cabang SDL tersebar di lokasi strategis 3,67

Jumlah 26,87

Rata-rata 3,84

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, rata-rata persepsi konsumen bernilai

positif yaitu 3.84 dan dapat dikategorikan baik. Kebersihan lokasi Sop Duren

Lodaya mendapat penilaian terbesar dari keseluruhan aspek tempat, yang

15

dianggap konsumen juga merepresentasikan kebersihan dan keamanan produk

yang dikonsumsinya. Mayoritas konsumen tidak menikmati aktivitas menunggu

sehingga membutuhkan perluasan kapasitas ruang, hal ini sesuai dengan hasil

pertanyaan terbuka terkait atribut tempat yang dimuat dalam lampiran 4, dimana

faktor kapasitas ruang dan lokasi yang strategis merupakan faktor terpenting yang

diharapkan konsumen

Persepsi Konsumen Terhadap Promosi

Promosi merupakan serangkaian aktivitas guna mengomunikasikan

keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya, baik

melalui rekomendasi, promosi media massa, promosi penjualan, maupun promosi

media sosial. Persepsi konsumen terhadap aspek promosi tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9 Persepsi konsumen terhadap aspek promosi Sop Duren Lodaya

No. Pernyataan Skor 1. Rekomendasi menstimulus pembelian ulang 3,66 2. Ulasan SDL di media massa meningkatkan keinginan pembelian 3,29 3. Promosi twitter mempengaruhi untuk membeli SDL kembali 3,58 4. Pengetahuan terhadap promosi penjualan SDL (voucher, diskon) 3,56

Jumlah 14,09

Rata-rata 3,52

Berdasarkan Tabel 9, penilaian tertinggi dalam persepsi konsumen yaitu indikator

promosi word of mouth yang menstimulus terjadinya pembelian ulang. Word of

mouth dianggap sebagai media promosi paling jujur karena berdasarkan

pengalaman yang dirasakan konsumen lain, meskipun sulit lepas dari unsur

subjektif (Sefnedi 2013). Hal ini sejalan dengan hasil pertanyaan terbuka terkait

atribut promosi yang dimuat dalam lampiran 4 yang menunjukkan sebanyak 66

responden menyatakan bersedia merekomendasikan Sop Duren Lodaya kepada

keluarga dan teman. dengan Selain itu, tingginya pengguna media sosial juga

dimanfaatkan sebagai media promosi melalui akun twitter @SopDurenLodaya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan konsumen menilai promosi yang

dilakukan bernilai baik, yaitu dengan nilai rata-rata 3.52 yang menunjukkan

promosi yang dilakukan Sop Duren Lodaya menstimulus pembelian ulang

konsumen dengan baik.

Persepsi Konsumen Terhadap Partisipan

Penelitian ini menunjukkan bagaimana pandangan konsumen terhadap

atribut-atribut dalam aspek partisipan seperti keramahan, kesopanan, dan

responsivitas karyawan, serta kepuasan dan kenyamanan konsumen terhadap

pelayanan. Berdasarkan penelitian, penilaian konsumen terhadap aspek partisipan

terbilang baik dengan nilai rata-rata 4.14. Secara umum konsumen Sop Duren

Lodaya puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh karyawan, hal tersebut

terlihat dari indikator kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang mendapatkan

penilaian tertinggi. Persepsi konsumen terhadap aspek partisipan tersaji pada

Tabel 10.

16

Tabel 10 Persepsi konsumen terhadap aspek partisipan Sop Duren Lodaya

No. Pernyataan Skor 1. Pelayanan SDL ramah dan sopan 4,14 2. Puas dengan pelayanan yang diberikan SDL 4,21 3. Respon cepat dari pelayanan SDL memberi kemudahan 4,13 4. Pelayanan SDL membuat nyaman mengkonsumsi di lokasi 4,07

Jumlah 16.55

Rata-rata 4,14

Berdasarkan hasil pertanyaan terbuka dalam lampiran 4, beberapa konsumen atau

sebanyak 39 konsumen mengharapkan pelayanan lebih diperhatikan tidak sekedar

ketika melayani pesanan dan mengantarkan makanan, tetapi juga dalam aspek

detail lainnya seperti kesediaan menyampaikan informasi yang dibutuhkan

konsumen, sehingga dibutuhkan karyawan yang tidak hanya terlatih tapi juga

terdidik dengan standard operational procedure yang jelas.

Persepsi Konsumen Terhadap Bukti Fisik

Physical evidence yaitu lingkungan tempat jasa disalurkan dan tempat

perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, beserta semua komponen tangible

yang memfasilitasi kinerja dan komunikasi jasa (Kotler 2009). Bukti fisik yang

dimiliki Sop Duren Lodaya diantaranya yaitu warna dinding yang sengaja untuk

menciptakan nuansa hijau, lampu-lampu berbentuk durian, café berkonsep indoor

dan outdoor beserta fasilitas dan dekorasinya ini rupanya meningkatkan

kenyamanan konsumen untuk berlama-lama di lokasi. Persepsi konsumen

terhadap aspek bukti fisik tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11 Persepsi konsumen terhadap aspek bukti fisik Sop Duren Lodaya No. Pernyataan Skor 1. Dekorasi SDL representatif dengan produk 4,19 2. Fasilitas SDL menciptakan suasana nyaman di lokasi 4,23 3. Dekorasi dan aksesoris SDL unik dan istimewa 3,72 4. Dekorasi dan atribut di cafe SDL membuat ingin kembali ke café 4,11

Jumlah 16,25

Rata-rata 4,06

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat nilai tertinggi yang didapat dari persepsi

konsumen terhadap aspek bukti fisik yaitu 4.23 untuk fasilitas Sop Duren Lodaya

yang mnciptakan suasana nyaman bagi konsumen seperti di rumah sendiri. Hal ini

sejalan dengan hasil wawancara dimana 59 konsumen menyatakan nyaman di

lokasi dengan dekorasi dan suasananya, meskipun 41 konsumen menyatakan

kurang merasakan keunikan dan diferensiasi dalam dekorasi café Bangbarung

tersebut. Namun secara keseluruhan persepsi konsumen dapat dikatakan baik

dengan nilai rata-rata 4.06 untuk bukti fisik yang dimiliki Sop Duren Lodaya

cabang Bangbarung ini.

Persepsi Konsumen Terhadap Proses

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pandangan konsumen terhadap

aspek proses yang merupakan suatu metode pengoperasian atau serangkaian

17

tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada

pelanggan. Persepsi konsumen terhadap aspek proses dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Persepsi konsumen terhadap aspek bukti fisik Sop Duren Lodaya No. Pernyataan Skor 1. Proses pembuatan SDL aman dan hygienis 4,21 2. Proses pembuatan SDL sulit untuk ditiru 4,15 3. Proses penyajian SDL membuat percaya terhadap kualitas produk 4,04 4. Proses penyajian SDL menstimulus untuk mencoba rasa lainnya 3,33 5. Konsep dapur terbuka menstimulus konsumen kembali 3,58

Jumlah 19,31

Rata-rata 3,86

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa aspek proses Sop Duren Lodaya

dipersepsikan positif oleh konsumen dengan nilai rata-rata 3.86 yang

mengindikasikan penilaian baik. Dengan mengedepankan konsep dapur terbuka,

Sop Duren Lodaya berhasil meraih penilaian tertinggi dari konsumennya untuk

indikator kepercayaan terhadap keamanan dan kebersihan proses yaitu sebesar

4.21. Dari hasil pertanyaan terbuka terkait atribut proses yang dimuat dalam

lampiran 4, juga menunjukkan 74 konsumen menyatakan tertarik dengan konsep

dapur terbuka Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung dimana konsumen bisa

melihat langsung proses pembuatan produk yang dipesannya sehingga tidak hanya

menimbulkan ketertarikan tetapi juga kepercayaan terhadap bahan baku yang

digunakan serta proses penyajian produknya.

Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu persepsi konsumen

terhadap tujuh aspek bauran pemasaran yakni produk, harga, tempat, dan promosi,

partisipan, bukti fisik, dan proses dengan variabel terikat keputusan pembelian

ulang. Kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13 Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

Model R R Square Adjusted R Square

1 0,936a 0,877 0,867

Dilihat dari Tabel 13, kolom R memiliki nilai 0.936 yang mendekati satu sehingga

dapat dikatakan variabel bebas dalam penelitian ini sangat kuat memprediksikan

variabel terikatnya. Ketepatan nilai R ini lebih disempurnakan oleh kolom

adjusted R square yang merupakan koreksi atas nilai R, yang juga berfungsi

menjelaskan apakah sampel penelitian mampu mencari jawaban yang dibutuhkan

dari populasinya (Janie 2012). Kisaran nilai adjusted R square adalah 0 hingga 1.

Nilai adjusted R square yang diperoleh yaitu 0.867 masuk ke dalam kategori

sangat tepat. Selain itu, ada nilai R square yang digunakan untuk mengetahui

besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari penelitian ini,

nilai R square yang diperoleh adalah sebesar 0.877. Angka R square ini

menunjukkan bahwa kontribusi semua variabel bebas terhadap keputusan

18

pembelian ulang adalah sebesar 87.70 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh

variabel lain di luar penelitian ini.

Uji F

Uji F digunakan untuk melihat terjadinya pengaruh signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Uji F dapat dilakukan

dengan membandingkan nilai signifikansi hitung dengan signifikansi penelitian.

Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Signifikansi 1 Regression 53,967 7 7,710 93,565 0,000

b Residual 7,581 92 0,082

Total 61,547 99

H0 :persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 7P secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang.

H1 :persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 7P secara bersama-sama

berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang.

Sig. hitung < Sig. Penelitian : tolak H0 dan terima H1

Sig. hitung > Sig. Penelitian : terima H0 dan tolak H1

Karena nilai Sig (0.000) < alpha 0.05 maka H1 diterima, sehingga dinyatakan

semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini berupa persepsi

konsumen terhadap produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi (X4),

partisipan (X5), bukti fisik (X6), dan proses (X7) berpengaruh secara bersama-

sama terhadap keputusan pembelian ulang (Y) Sop Duren Lodaya.

Uji T

Uji T menunjukkan adanya pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat secara individual. Dengan menggunakan alpha 0.05, maka untuk

menentukan pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat

dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai alpha tersebutHasil uji T dapat

dilihat pada lampiran 5, sementara secara singkat dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Uji T

Model B Signifikansi

Constant -6,153 0,000

X1 0,291 0,015 X2 0,478 0,000 X3 0,220 0,004 X4 0,559 0,000 X5 0,353 0,000 X6 0,090 0,416 X7 0,552 0,000

Dari hasil uji T, persepsi konsumen terhadap bukti fisik berpengaruh

positif namun tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan persepsi

19

konsumen terhadap produk, harga, tempat, promosi, partisipan, dan proses

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang Sop

Duren Lodaya. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya yang lebih kecil dari

alpha 0.05. Persamaan linier yang terbentuk dari hasil perhitungan pada Tabel 15

adalah sebagai berikut:

Y = -6.153 + 0.291X1 + 0.478X2 + 0.220X3 + 0.559X4 + 0.353X5 + 0.552X7

………….…. (2) dengan:

Y : keputusan pembelian ulang

X1 : persepsi konsumen terhadap produk

X2 : persepsi konsumen terhadap harga

X3 : persepsi konsumen terhadap tempat

X4 : persepsi konsumen terhadap promosi

X5 : persepsi konsumen terhadap partisipan

X7 : persepsi konsumen terhadap proses

Dari persamaan 2, dapat dijelaskan bahwa persepsi konsumen terhadap

bauran pemasaran (X) yang memberikan pengaruh tertinggi berturut-turut yaitu

promosi, proses, harga, partisipan, produk, dan tempat, dimana setiap penambahan

satu satuan terhadap variabel tersebut akan menambah keputusan pembelian ulang

(Y) sebesar 0.559, 0.552, 0.478, 0.353, 0.291, dan 0.220 satuan, dengan asumsi

ceteris paribus. Sementara jika usaha tersebut tidak memiliki enam variabel bebas

yang berpengaruh signifikan tersebut maka variabel terikat (Y) bernilai negatif

atau dapat dikatakan tidak akan terjadi pembelian berulang oleh konsumen.

Variabel bukti fisik meskipun memiliki pengaruh positif tetapi tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian ulang, hal ini

dikarenakan secara keseluruhan penilaian konsumen terhadap indikator-indikator

variabel tersebut dianggap telah terpenuhi sebagai standar minimal (Sukotjo

2012), sehingga dapat dikatakan pembelian ulang konsumen tidak ditentukan dari

sarana fisik yang dimiliki Sop Duren Lodaya.

.

Implikasi Manajerial

Dalam menstimulus pembelian berulang pada konsumennya, Sop Duren

Lodaya perlu menerapkan aspek-aspek bauran pemasaran yang sesuai dengan

karakteristik dan persepsi konsumennya. Dari hasil penelitian ini, karakteristik

konsumen Sop Duren Lodaya didominasi oleh konsumen wanita, berusia muda

dan merupakan pengguna media sosial. Aspek bauran pemasaran yang perlu

menjadi fokus Sop Duren Lodaya untuk mendapatkan hasil lebih signifikan dalam

meningkatkan pembelian ulang adalah persepsi konsumen terhadap variabel

promosi, proses, serta harga. Dari sisi promosi, penilaian tertinggi yang

dipersepsikan konsumen yakni promosi word of mouth dan media sosial yang

dianggap dapat menstimulus pembelian ulang. Berdasarkan hasil penilaian dan

karakteristik konsumen tersebut Sop Duren Lodaya dapat menerapkan aktivitas

promosi yang menarik dan lebih tepat sasaran. Dengan mengadakan tweet bertema

khusus pada jam prime time sebagai upaya perluasan rekomendasi melalui media

sosial serta diakhiri dengan kuis berhadiah sebagai umpan balik di akhir segmen,

20

selain itu Sop Duren Lodaya juga dapat memberikan promosi penjualan yang

ditujukan khusus bagi pelajar atau konsumen wanita, misalnya potongan harga

bagi konsumen yang berstatus pelajar dengan menunjukkan kartu pelajarnya, atau

bagi konsumen wanita yang membawa pasangan atau kerabat, juga menerapkan

ladies day atau ladies spot untuk memberikan keistimewaan lebih pada konsumen

wanita. Di era marketing 3.0, perusahaan tidak sekedar dituntut menyajikan

produk yang sesuai need and want konsumen tetapi juga memahami anxieties and

desire konsumen untuk dapat memuaskan konsumen secara berkelanjutan, hal

tersebut yang akan menjadikan konsumen loyal terhadap perusahaan, bahkan

konsumen dapat menjadi aset potensial yang tidak hanya tertarik melakukan

pembelian ulang, tetapi juga secara sukarela merekomendasikan produk tersebut

kepada sekitarnya, inilah yang disebut konsumen sebagai agen pemasaran dalam

konsep new wave marketing (Kartajaya 2010).

Variabel proses penting karena konsumen kini semakin cerdas sehingga

membutuhkan keyakinan terhadap kualitas produk yang dikonsumsinya. Penilaian

konsumen tertinggi jatuh pada kepercayaannya terhadap proses produksi dan

penyajian Sop Duren Lodaya yang dianggap aman dan hygienis. Hal tersebut

diindikasikan berkat penggunaan konsep dapur terbuka, maka dari itu Sop Duren

Lodaya perlu mengedepankannya sebagai salah satu keunikan dan diferensiasi

dari kompetitor. Dapur terbuka yang dapat dilihat langsung tidak hanya membuat

konsumen Sop Duren Lodaya terstimulus untuk merasakan berbagai topping dan

varian rasanya tetapi juga menimbulkan kepercayaan terkait kualitas dan

keamanan bahan baku yang digunakan, proses yang hygienis, serta menjadi hal

yang menarik ketika konsumen menunggu pesanan. Sop Duren Lodaya juga dapat

memanfaatkan dapur terbuka tersebut untuk menimbulkan impulse buying agar

menjaring konsumen potensial dan tentunya menjamin pembelian berulang

konsumen lama.

Variabel harga juga perlu diutamakan mengingat karakteristik konsumen

Sop Duren Lodaya yang didominasi oleh konsumen usia muda sehingga

cenderung sensitif terhadap harga. Sesuai dengan hasil penilaian konsumen

terhadap indikator harga, Sop Duren Lodaya perlu memastikan keterjangkauan

harga bagi konsumennya dengan riset berkelanjutan, serta meningkatkan

kesesuaian harga yang dibayarkan dengan manfaat yang diterima salah satunya

melalui peningkatan kualitas produk. Peningkatan manfaat juga dapat dilakukan

dengan memberikan nilai tambah baik dengan promosi yang menarik, tempat

yang nyaman, maupun pelayanan yang berkesan. Sehingga konsumen merasa

layak mengeluarkan sejumlah harga tersebut untuk mendapatkan produk, tempat,

dan pelayanan yang berkualitas. Jika bauran pemasaran tersebut dijalankan sesuai

dengan karakteristik dan persepsi konsumennya, maka diharapkan penilaian

konsumen terkait bauran pemasaran akan meningkat dan pada akhirnya

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya.

21

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Konsumen Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung didominasi oleh

konsumen wanita, berusia muda dengan kisaran usia 21 sampai 25 tahun,

berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa dengan pendidikan terakhir atau

yang sedang dijalani sebagai sarjana, serta memiliki penghasilan per bulan

dalam kisaran Rp 500.000 sampai Rp 1.500.000, dengan frekuensi

pembelian empat sampai enam kali dalam sebulan, dan mayoritas

memiliki media sosial terutama twitter.

2. Seluruh variabel dalam bauran pemasaran 7p yaitu produk, harga, tempat,

promosi, partisipan, bukti fisik, dan proses mendapatkan persepsi baik.

Penilaian tertinggi secara berturut-turut jatuh kepada aspek harga,

partisipan, produk, bukti fisik, proses, tempat, dan promosi.

3. Keputusan pembelian ulang konsumen Sop Duren Lodaya secara berturut-

turut dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran

yaitu promosi, proses, harga, partisipan, produk, dan tempat. Sementara

jika Sop Duren Lodaya tidak memiliki enam variabel bebas yang

berpengaruh signifikan tersebut maka tidak akan terjadi pembelian

berulang oleh konsumen.

Saran

Saran bagi pengusaha Sop Duren Lodaya, perlu dilakukan penyesuaian

terhadap aktivitas bauran pemasaran yang diterapkan dengan karakteristik dan

persepsi konsumennya. Jika Sop Duren Lodaya menginginkan konsumen untuk

terus melakukan pembelian ulang yang tinggi sebagai upaya menjaga usaha ini

tetap sukses di tengah kompetisi pasar, Sop Duren Lodaya perlu menitikberatkan

konsentrasinya pada peningkatan indikator-indikator persepsi konsumen terhadap

variabel promosi, proses, dan harga yang memberikan pengaruh tertinggi pada

keputusan pembelian ulang konsumen. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan

perluasan lokasi penelitian di cabang lain Sop Duren Lodaya mengingat adanya

kemungkinan perbedaan karakteristik dan persepsi konsumen di cabang baru Sop

Duren Lodaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa. 2013. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Alas

Kaki Yongki Komaladi[Skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Baroroh A. 2013. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21. Edisi

kesatu. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo.

22

Janie DNA. 2012. Statistika Deskriptif dan Regresi Linier Berganda dengan

SPSS. Semarang (ID): Semarang University Press.

Kartajaya H. 2008. New Wave Marketing. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka

Utama.

Kartajaya H, Darwin W. 2010. CONNECT! Surfing New Wave Marketing. Jakarta

(ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi kedua belas. Jilid 1.

Jakarta (ID): PT Indeks.

Kotler P. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi ketiga belas. Jilid 2. Jakarta (ID):

Erlangga.

Sefnedi. 2013. Analisis Service Marketing-Mix dan Pengaruhnya Terhadap

Keputusan Pemilihan Jasa Pendidikan Program Pascasarjana. E-Jurnal

Apresiasi Ekonomi[internet]. [diunduh 2014 Maret 7]; 1(2): 64-76.

Tersedia pada http://www.stie-yappas.ac.id/e-jurnalapresiasiekonomi/

1sefnedi64-76.pdf

Sukotjo H, Sumanto R.A. 2010. Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price,

Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap

Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal

Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis[internet]. [diunduh 2014 Maret 7];

1(2): 216-228. Tersedia pada

http://www.scribd.com/doc/77552514/Jurnal-Analisa-Marketing-Mix

Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen. Edisi kedua. Jilid 1. Bogor (ID):

Penerbit Ghalia Indonesia.

Suryani T. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran.

Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Tan ER. 2011. Pengaruh Harga, Promosi dan Pelayanan Terhadap Keputusan

Konsumen Untuk Belanja di Alfamart Surabaya. Jurnal

Kewirausahaan[internet]. [diunduh 2014 Maret 7]; 5(2): 22-29. Tersedia

pada lp3m.widyakartika.ac.id

Trihendradi C. 2009. SPSS 21 Step by Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta

(ID): Penerbit Andi.

Umar H. 2001. Strategic Management in Action. Edisi kesatu. Jakarta(ID): PT.

Gramedia Pustaka.

23

Lampiran 1

Kuisioner Penelitian

Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin:

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Frekuensi Pembelian dalam sebulan:

a.1-3 kali c.7-9kali

b.4-6kali d. >10 kali

4. Usia :

a. < 15 tahun c. 21-25 tahun e. >30 tahun

b. 15-20 tahun d. 26-30 tahun

5. Status Pernikahan :

a.menikah b. belum menikah

6. Pekerjaan :

a.pelajar/ mahasiswa d.wiraswasta

b.PNS e. Ibu RT

c.pegawai swasta f. Lainnya…………..

7. Pendidikan terakhir/ yang sedang dijalani :

a.SMP c. diploma e. pascasarjana

b. SMA d. sarjana

8. Pendapatan rata-rata per bulan :

a.Rp 500.000- Rp 1.500.000

b.Rp 1.500.001- Rp 2.500.000

c.Rp 2.500.001- Rp 3.500.000

d.Rp 3.500.001- Rp 4.500.000

e.Rp 4.500.001- Rp 5.500.000

f. >Rp 5.500.000

9. Media Sosial yang dimiliki (boleh pilih lebih dari satu)

a. facebook d.path

b. twitter e.instagram

c.blog

PERTANYAAN TERTUTUP

Produk

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya yakin SDL menggunakan

bahan berkualitas

2. Ketika membeli, saya yakin SDL

aman dikonsumsi

3. Menurut saya, rasa duren SDL

lebih manis

4. Menurut saya, tekstur duren SDL

lebih legit

5. Aroma produk SDL menggugah

selera konsumen

24

6. Menurut saya, SDL disajikan

dengan tampilan menarik

7. SDL memiliki beragam pilihan

rasa

8. Produk SDL berbeda dengan yang

ditawarkan merek lain

Harga

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya yakin harga SDL sesuai dengan

kualitas produknya

2. Harga SDL dapat dijangkau oleh saya

3. SDL memiliki harga bervariasi yang

memudahkan saya memilih

4. Harga SDL terbilang kompetitif dibandingkan produk sejenis

5. Saya yakin, uang yang saya

keluarkan sebanding dengan manfaat yang saya rasakan

6. Saya bersedia membayar lebih

untukmendapat kuallitas lebih

Tempat

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Lokasi SDL mudah diakses

konsumen

2. Saya memastikan kebersihan

lokasi SDL sebelum membeli

3. Ketika membeli, saya nyaman

berlama-lama di SDL

4. Saya tidak keberatan menunggu

untuk mendapat tempat di SDL

5. Saya nyaman dengan fasilitas yang

tersedia di SDL

6. Saya mengetahui SDL memiliki

cabang lain di Bogor

7. Menurut saya, cabang SDL

tersebar di lokasi strategis

Promosi

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Menurut saya rekomendasi

menstimulus saya untuk melakukan

pembelian SDL

2. Ulasan SDL di media massa meningkatkan keinginan pembelian

3. Promosi twitter mempengaruhi saya

untuk membeli SDL kembali

4. Promosi penjualan SDL meningkatkan keinginan saya dalam

25

pembelian produk

5. Saya mengetahui SDL ada dalam

liputan kuliner di media massa (Tv,

radio, Koran, dll)

6. Saya mengetahui adanya promosi

penjualan SDL (voucher, diskon)

Partisipan

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Karyawan SDL ramah dan sopan

dalam melayani konsumen

2. Saya puas dengan pelayanan yang diberikan SDL

3. Karyawan SDL cepat tanggap

dalam bekerja

4. Saya merasakan kemudahan dari respon cepat yang diberikan

karyawan SDL

5. Pelayanan SDL membuat saya nyaman mengkonsumsi SDL di

lokasi

6. Karyawan SDL siap memberikan

informasi yang saya butuhkan

Bukti Fisik

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Dekorasi dan atribut SDL Bangbarung representative dengan

produk yang dijual

2. Fasilitas (Tv, musik, kipas angin, lampu-lampu, air mancur, dll)

menciptakan suasana nyaman di

café SDL

3. Dekorasi SDL unik dan menarik

4. Dekorasi SDL membuat saya ingin

kembali ke cafenya

Proses

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya percaya proses pembuatan

SDL aman dan hygienis

2. Menurut saya, proses pembuatan SDL sulit untuk ditiru

3. Proses penyajian SDL dengan

konsep dapur terbuka membuat

saya percaya terhadap kualitas produknya

4. Proses penyajian SDL dengan

konsep dapur terbuka menstimulus saya untuk mencoba rasa lainnya

5. Proses penyajian SDL dengan

26

konsep dapur terbuka membuat

saya ingin kembali ke café tsb

Keputusan Pembelian Ulang

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Setelah saya mengkonsumsi SDL saya tertarik untuk

mengkonsumsinya kembali.

2. Setelah mencoba SDL, saya tertarik merekomendasikannya

kepada orang lain.

Pertanyaan Terbuka

1. Dari tujuh bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi, partisipan,

bukti fisik, dan proses), manakah yang paling menjadi pertimbangan anda

ketika akan membeli Sop Duren Lodaya?

2. Apakah Anda puas dengan pembelian yang Anda lakukan dan tertarik

merekomendasikan pada kerabat anda?

3. Setelah mengkonsumsi produk SDL, apakah anda tertarik untuk

mengkonsumsinya kembali? Mengapa?

4. Apa atribut produk apa yang paling penting bagi anda? (kualitas buah,

rasa, aroma, topping, penyajian, dll)

5. Bagaimana pendapat anda terkait kesesuaian harga yang dikenakan untuk

dapat mengkonsumsi produk SDL?

6. Bagaimana pendapat anda tentang lokasi SDL cabang Bangbarung terkait

suasana serta fasilitas cafenya?

7. Bagaimana pendapat anda terkait promosi yang dilakukan SDL baik via

twitter, televisi maupun promosi penjualan seperti voucher, diskon, dll?

8. Bagaimana pendapat anda terkait pelayanan SDL ?

9. Bagaimana dekorasi dan atribut café SDL cabang Bangbarung?

10. Bagaimana pendapat anda terkait proses penyajian SDL?

TERIMA KASIH

27

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji Validitas

Variabel Indikator R Hitung R Tabel Hasil

Produk

p1 0.384 0.306 Valid

p2 0.543 0.306 Valid

p3 0.436 0.306 Valid

p4 0.304 0.306 Tidak Valid

p5 0.476 0.306 Valid

p6 0.388 0.306 Valid

p7 0.442 0.306 Valid

P8 0.392 0.306 Valid

Harga

h1 0.534 0.306 Valid

h2 0.486 0.306 Valid

h3 0.566 0.306 Valid

h4 0.574 0.306 Valid

h5 0.582 0.306 Valid

h6 0.301 0.306 Tidak Valid

Tempat

l1 0.420 0.306 Valid

l2 0.375 0.306 Valid

l3 0.480 0.306 Valid

l4 0.419 0.306 Valid

l5 0.529 0.306 Valid

l6 0.331 0.306 Valid

l7 0.438 0.306 Valid

Promosi

r1 0.340 0.306 Valid

r2 0.361 0.306 Valid

r3 0.432 0.306 Valid

r4 0.255 0.306 Tidak Valid

r5 0.272 0.306 Tidak Valid

r6 0.371 0.306 Valid

Pelayanan

o1 0.308 0.306 Valid

o2 0.381 0.306 Valid

o3 0.105 0.306 Tidak Valid

o4 0.376 0.306 Valid

o5 0.358 0.306 Valid

o6 -0.133 0.306 Tidak Valid

Bukti fisik

e1 0.524 0.306 Valid

e2 0.544 0.306 Valid

e3 0.352 0.306 Valid

e4 0.587 0.306 Valid

28

Proses

s1 0.406 0.306 Valid

s2 0.366 0.306 Valid

s3 0.341 0.306 Valid

s4 0.467 0.306 Valid

s5 0.314 0.306 Valid

Keputusan pembelian

ulang

kp1 0.464 0.306 Valid

kp2 0.367 0.306 Valid

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.853 27

29

Lampiran 3

Contoh Perhitungan Skor Persepsi Terkait Bauran Pemasaran

No. Pernyataan Presentase Jawaban Konsumen (%)

Skor SS S KS TS STS

1. Saya yakin SDL

menggunakan bahan berkualitas

25 73 2 - -

4.23

Skor = (25% x 5) + (73% x 4) + (2% x 2) + (0% x 2) + (0% x 1)

= 1.25 + 2.92 + 0.06 + 0 + 0

= 4.23

Keterangan:

1 – 1.8 : Sangat Tidak Baik

1.81 – 2,6 : Tidak Baik

2.61 – 3.4 : Kurang Baik

3.41 – 4.2 : Baik

4.21 – 5.0 : Sangat Baik

30

Lampiran 4

Hasil Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan

terbuka

Kategori Presentase

(%)

Pertanyaan Kategori (%)

Bauran pemasaran

terpenting

Produk 22

Harga 15

Tempat 20

Promosi 14 Pelayanan 10

Bukti fisik 6

Proses 13

Kepuasan dalam

pembelian

Puas 79 Kesediaan

rekomendasi

Bersedia

66

Tidak 21 Tidak

34

Keinginan konsumsi

ulang

Tertarik 67 Alasan

Rasanya enak

32

Menu beragam

4

Kualitas

terjamin

8

Suka durian

20

Harga

terjangkau

3

Tidak 33 Alasan

Kualitas turun 5

Kurang puas 18

Bosan 3

Coba merk lain 4

Lokasi jauh 3

Atribut

produk terpenting

Kualitas buah

29

Rasa 28

Tekstur 3

Aroma 7

Topping 9

Penyajian 13

Kuantitas 11

Kesesuaian

harga dan manfaat

Sesuai 63

Tidak 37 Alasan

Kualitas turun

5

Komposisi

kurang sesuai

20

Tempat kurang nyaman

8

Pelayanan

kurang

memuaskan

4

31

Penilaian terkait lokasi

Kapasitas

kurang

21

Lokasi

strategis

18

Suasana

nyaman

15

Fasilitas baik

12

Fasilitas

kurang

19

Semuanya

baik

15

Penilaian

terhadap

promosi

Menarik 58

Kurang menarik

42

Penilaian

terhadap

pelayanan

Respon cepat

38

Kurang

memuaskan

39

Sangat

membantu

23

Penilaian

terhadap bukti

fisik

Menarik 22

Kurang menarik

41

Biasa saja 37

Penilaian

terhadap proses

penyajian

Unik dan

menarik

31

Kualitas

terjamin

43

Biasa saja 26

32

Lampiran 5

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 Constant -6,153 0,478 -12,865 0,000 X1 0,291 0,117 0,130 2,479 0,015 0,484 2,067 X2 0,478 0,094 0,275 5,093 0,000 0,459 2,177 X3 0,220 0,074 0,138 2,987 0,004 0,626 1,596 X4 0,559 0,064 0,362 8,712 0,000 0,777 1,287 X5 0,353 0,065 0,218 5,444 0,000 0,834 1,199 X6 0,090 0,110 0,043 0,818 0,416 0,480 2,083 X7 0,552 0,093 0,325 5,947 0,000 0,450 2,224

33

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 12 Juli 1992. Penulis merupakan

anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan beda suku, Sunda-Cina, dengan

limpahan cinta dari ibu yang luar biasa serta kakak dan abang yang selalu

mengajarkan kemandirian. Penulis memulai pendidikan di SDN Papandayan 1

Bogor pada tahun 1998, sempat menjalani pendidikan di SDN 11 Pagi Jakarta

Timur pada tahun 2002 selama satu tahun dan kembali ke sd semula sampai lulus

pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2

Bogor dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan ke SMA Negeri 7 Bogor, dan pada tahun 2010 penulis berhasil

mewujudkan tantangan ayahnya untuk meraih juara 1 dan menjadi satu-satunya

siswa di kelas yang berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

USMI (undangan) pada departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen.

Selama kuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik internal maupun

eksternal kampus. Di internal kampus, penulis memulai debut organisasinya

sebagai staf di direktorat Public Relation Centre of Management periode 2011-

2012 dan berhasil menjadi staf terbaik selama masa jabatan, di tahun berikutnya

penulis dipercaya menjadi Direktur Public Relation di organisasi yang sama dan

berhasil membawa direktorat tersebut menjadi direktorat terbaik sekaligus dengan

program kerja terbaik. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan di luar organisasi,

baik sebagai kepala divisi, staf, maupun sebagai moderator, pembicara, dan mc.

Penulis bersama beberapa mahasiswa Manajemen 2009, membangun sebuah

komunitas bagi mahasiswa manajemen IPB yang memiliki minat dalam dunia

marketing khususnya debat, bernama Bogor Agricultural Community of

Marketing (BacotMarketing) dan berhasil mengasah serta menyalurkan

kemampuan mahasiswa Manajemen lintas angkatan untuk mengukir lebih banyak

prestasi bagi Departemen Manajemen IPB di tingkat nasional. Penulis bersama

mahasiswa IPB lintas fakultas juga merintis komunitas peminat dunia humas di

tingkat IPB termasuk diploma, bernama Public Relation Community sebagai

Direktur Marketing Communication. Di eksternal kampus, penulis juga dipercaya

menjadi Direktur Public Relation di Himpunan Mahasiswa Manajemen

Jabodetabek yang membawahi lebih dari 20 Universitas di dalamnya. Penulis juga

aktif dalam mengikuti kompetisi tingkat nasional khususnya di bidang bisnis dan

marketing, baik itu marketing debate, business case, maupun business plan, dan

syukurnya berhasil menoreh prestasi di kompetisi tersebut dengan tetap

mempertahankan prestasinya di bidang akademik. Penulis juga dipercaya menjadi

asisten praktikum Dasar-dasar Komunikasi pada tahun ajaran 2012-2013. Melalui

beberapa pencapaian tersebut, penulis berupaya menginspirasi dan mengajak

teman-teman lain agar berani mengembangkan potensi dan bersama menggapai

prestasi. Karena yang menjadi fokus penulis tidak sekedar berapa banyak yang

dapat ia raih, tetapi seberapa banyak yang dapat ia bagi. Sampai hari ini penulis

percaya, sebaik-baiknya manusia adalah ia yang paling bermanfaat bagi

sekitarnya. Semoga penelitian akhirnya ini juga dapat bermanfaat bagi pihak yang

terkait serta pembelajar lainnya.