evaluasi program mtbs kecamatan duren sawit jakarta timur

28
Evaluasi Program MTBS di Puskesmas Pembina Kecamatan Duren Sawit Tahun 2015 Kelompok 16 Andi William Denisa W Felicia Harrison P Jonathan Odilo Lily Raudah P M Iskandarsyah A R Nurcholis Shofiyah A Zharifah

Upload: zharifah-fauziyyah-nafisah

Post on 13-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

MTBS adalah Manajemen Terpadu Balita Sakit yang penting untuk balita

TRANSCRIPT

Evaluasi Program MTBS di Puskesmas Pembina Kecamatan Duren Sawit

Tahun 2015Kelompok 16

Andi William

Denisa W

Felicia

Harrison P

Jonathan Odilo

Lily Raudah P

M Iskandarsyah A R

Nurcholis

Shofiyah A

Zharifah

Pendahuluan

• Evaluasi: penilaian, suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau standard yang telah ditetapkan

• Evaluasi dapat dilakukan pada berbagai program, salah satunya adalah program kesehatan melalui pendekatan sistem

• Evaluasi program kesehatan dengan pendekatan sistem adalah suatu penilaiain pencapaian program dibandingkan dengan target program pada unsur keluaran dari suatu sistem program kesehatan, bila ditemukan kesenjangan dicari penyebab masalahnya untuk diperbaiki

PuskesmasFasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Peraturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014

• Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota

• Bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

• Berperan mengadakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

• Unit pelaksana tingkat pertama

• Puskesmas berperan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

• Puskesmas memiliki standar wilayah kerja satu kecamatan

Prinsip Puskesmas • Paradigma Sehat

• Pertanggungjawaban Wilayah

• Kemandirian Masyarakat

• Pemerataan

• Teknologi Tepat Guna

• Keterpaduan Dan Kesinambungan

Kategori Puskesmas

Berdasarkan karakteristik

wilayah kerja

Kawasan Perkotaan

Kawasan Pedesaan

Kawasan T/ST

Berdasarkan kemampuan

penyelenggaraan

Puskesmas non

rawat inap

Puskesmas rawat

inap

Standar Puskesmas

• Standar Pelayanan minimal

• Standar SDM Kesehatan minimal

• Standar Alat Kesehatan – Obat minimal

• Standar Sarana & Prasarana minimal

Upaya Puskesmas

UKM Tingkat Pertama

UKM Esensial

UKM Pengembang

an

UKP Tingkat Pertama

Upaya Puskesmas

Organisasi Puskesmas

Kepala Puskesmas Kasubag TU

Penanggungjawab UKM dan Perkesmas

Penanggungjawab UKP,

kefarmasian dan laboratorrium

Penanggungjawab jaringan

pelayanan dan jejaring

fasyankes

Puskesmas

Kesehatan ibu dan anak (KIA)

• KIA poin MDGs• Indonesia AKI 228/100.000 KH; AKB 34/1.000 KH

Pelayanan bumil Pelayanan ibu bersalin Ibu nifas

Ibu dengan komplikasi kebidanan

KB BBL Bayi dan balita

Indikator KIA/KBKunjungan Antenatal• ANC memberikan

pelayanan dan mendeteksi adanya kelainan

• Dilihat dari kontak 1 (K1) dan kontak 4 (K4)

• Minimal 4x kunjungan• 1x 0-12 minggu• 1x 12-24 minggu• 2x 24-26 minggu

• Sasaran:1,10 X angka kelahiran kasar (CBR) X jumlah

penduduk

Deteksi Risiko Tinggi • Dilakukan oleh tenaga

kesehatan (bidan, dokter) dan non-tenaga kesehatan (kader posyandu)

• diberikan buku KIA dan stiker P4K

• Resti:• Anemia berat (Hb < 8%)• hipertensi (> 140/90 mmHg)• riwayat pernyakit tertentu• letak sungsang kehamilan

pertama• letak lintang saat usia kehamilan

32 minggu atau lebih• edema yang jelas• kehamilan ganda• janin kecil atau besar,

Penanganan Komplikasi Neonatal

• komplikasi kelahiran:• Perdarahan• persalinan macet• Abortus• preeklampsia dan

eklampsia• infeksi seperti

malaria, HIV/AIDS, tuberkulosis, dan sifilis

• kurang energi kronik (KEK)

• diabetes mellitus• hipertensi• anemia zat besi

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

• Ditangani oleh dokter, dokter spesialis Obs-Gyn, serta bidan

• Aspek yang diperhatikan

• pencegahan infeksi• metode persalinan

berdasarkan standar• pengrujukan kasus ke

tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

• pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD)

• pemberian salep mata dan injeksi vitamin K

Kunjungan Ibu Nifas• Kunjungan nifas min 3 x:

• KF1 6 jam-3 hari pasca bersalin

• KF2 4-28 hari pasca bersalin

• KF3 29-42 hari pasca bersalin.

• Hal yang dilakukan:• pemeriksaan tanda vital, • tinggi fundus uteri, • pengeluaran per vaginam, • payudara dan program

ASI eksklusif, • pemberian kapsul vitamin

A, • pelayanan KB pasca

persalinan

Kunjungan Neonatus• Ketentuan kunjungan:

• KN1 6-48 jam setelah lahir• KN2 3-7 hari setelah lahir• KN3 8-28 hari setelah lahir.

• Kunjungan neonatus ini mencakup

• pemeriksaan dan perawatan bayi setelah lahir

• mencakup perawatan tali pusat,

• ASI eksklusif, • pemberian salep mata, • vaksin hepatitis B, • vitamin K

• Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

• pemeriksaan tanda bahaya, • pemberian imunisasi hepatitis

B jika belum diberikan• konseling dan rujukan.

Kunjungan KB Aktif• Tujuan pelayanan KB

• menurunkan angka kematian ibu dan tingkat fertilitas

• serta memberikan kesempatan bagi mereka yang belum memiliki anak.

• Indikator: Contraceptive Prevalence Ratio (CPR) = perbandingan peserta KB baru dan lama aktif dengan jumlah pasangan usia subur

Kunjungan Bayi• Kunjungan dilakukan antara

usia 29 hari-2 bulan, 3-5 bulan, 6-8 bulan, dan 9-11 bulan

• Cakupan program:• pemberian imunisasi dasar

lengkap dan vitamin A, • stimulasi deteksi intervensi

dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK)

• konseling ASI dan MP ASI, • rujukan

Kunjungan Balita dan MTBS

MTBS bersifat cost-effective untuk mencegah berbagai jenis penyebab kematian balita dan bayi seperti ISPA, diare, malaria, campak, kurang gizi, atau kombinasiCakupan:• pemantauan pertumbuhan min. 8 kali dalam setahun dengan buku KIA atau KMS• SDIDTK minimal 2 kali dalam setahun, • pemberian vitamin A, • MTBS untuk balita yang sakit

Puskesmas Pembina Kecamatan Duren Sawit

Kecamatan Duren Sawit

Luas 2.264,96 Ha: 7 kelurahan, 95 RW, & 1101 RT

Jumlah Penduduk (2014) 393.079 laki-laki 198.772 & perempuan 194.357 Balita: 30.318Jumlah kepala keluarga 113.711 KK

Jenis Pelayanan yang Tersedia Puskesmas Kecamatan Duren Sawit

BP Umum, BPJS

Poli Lansia

 Poli KB Keur

Kesehatan

(Haji dan

Umum )

Poli DM USG/EKG Radiologi

BP Gigi

UGD / Poli

Pelayanan

24 Jam

Poli MTBS

dan

Imunisasi

Poli Gizi Poli IVA Laboratoriu

m

Harm

Reduction

Poli Penyakit Dalam

Poli

Kesehatan

Ibu ( KI )

Poli TB

Paru dan

Kusta

Poli Keswa

dan Napza

Rumah

Bersalin

( RB )

Kamar

Obat /

apotik

PKPR

Jumlah Tenaga KesehatanTENAGA SDM SEKECAMATAN DUREN SAWIT

TAHUN 2014No JENIS TENAGA PNS NON PNS JUMLAH

    PKC PKL PKC PKL  1 Dokter spesialis 1 1

2 Dokter Umum 12 10 4 3 29

3 Dokter Gigi 8 12 20

4 Perawat 11 19 5 3 385 Perawat Gigi 2 3 1 6

6 Bidan 6 16 8 12 427 Apoteker 2 2

8 Asisten Apoteker 3 5 4 12

9 Analis Farmasi 1 2 2 5

10 Kesmas (S1) 3 3

Upaya Kesehatan Wajib

• Upaya Promosi Kesehatan, terdiri dari: Penyuluhan dan PHBS

• Upaya Kesehatan Lingkungan

• Upaya KIA dan KB

KIA:

- Kunjungan K1 - Kunjungan K4

- Deteksi Resti oleh Nakes - Penanganan komplikasi maternal

- Kunjungan persalinan - Pencapaian persalinan

- Kunjungan Bu Nifas - Kunjungan CPR ( KB Aktif )

- Kunjungan KN1 - Kunjungan MTBS

• Upaya perbaikan gizi masyarakat

• Upaya Pencegahan Penyakit Menular

• Upaya Pengobatan

Tujuan

• Tujuan umum: untuk mengetahui pelaksanaan dan tingkat keberhasilan program MTBS di Kecamatan Duren Sawit pada tahun 2014

• Tujuan khusus: • Menemukan prioritas masalah program MTBS• Menentukan penyebab masalah program MTBS• Menentukan penyelesaian penyebab masalah MTBS• Merumuskan pemecahan masalah bagi pelaksana program,

yaitu puskesmas di kecamatan Duren Sawit.

Kecamatan Duren Sawit• Terdapat 12 puskesmas: 11 kelurahan, 1 kecamatan.

• Program KIA banyak yang memiliki kesenjangan: K1, penanganan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan, persalinan oleh tenaga kesehatan, ibu nifas, crp (KB aktif), komplikasi neonatal, dan manajemen terpadu balita sakit

Pencapain Program KIAProgram Targe

tKunjungan

Persentase

Indikator

Kesenjangan

Kunjungan Bumil K1 7764 7739 99.6 100 0.32

Kunjungan Bumil K4 7764 7624 98.2 97 -1.2

Deteksi Risisko Risiko Tinggi oleh Nakes

7766 641 8.3 11 2.7

Penanganan Komplikasi Maternal

1553 1480 95.3 95 -0.3

Persalinan oleh Nakes 7411 7165 96.7 97 0.3

Ibu Nifas 7411 7043 95.0 96 0.96KB Aktif 6870

657359 83.5 90 6.5

Kunjungan KN1 7057 7163 110.5 97 -13.5

Kunjungan KN 7057 7043 99.8 88 -11.8

Penanganan Komplikasi Neontal

1058 844 79.8 80 0.2

Kunjungan Bayi 7057 6853 97.1 97 -0.1

Pelayanan Anak Balita 29114

26195 90 90 0

Pelayanan MTBS 29114

20210 69.4 90 20.6

Pencapaian Kunjungan MTBS

No

Puskesmas Kelurahan

Sasaran

PencapaianAbsolut

Persen

1 P. Kopi 1 894 1419 158,72 Klender 1 1445 1893 131,03 Malaka Jaya 2005 1395 69,64 Malaka Sari 1892 1197 63,35 P. Kopi 2 1990 1140 57,36 P. Bambu 2 2382 1267 53,27 Klender 3 2760 1131 41,08 P. Kelapa 5616 2303 41,09 P. Bambu 1 2686 995 37,010

Klender 2 2366 741 31,3

11

Duren Sawit 5078 1336 26,3

12

Kec DS   5393  

  TOTAL PKC DS

29114 20210 69,4

Prioritas Masalah

Keterangan:P = Prevalence = besarnya masalahS = Severity = akibat yg ditimbulkan.RI = Rate of Increase = kenaikan besarnya masalahDU = Degree of unmeetneed = derajat keinginan masyarakat yg tidak terpenuhi.SB = Social Benefit = keuntungan sosial karena selesainya masalah.PB = Public Concern = rasa prihatin masyrakat terhadap masalah.PC = Political Climate = Suasana politik.I = Importancy = Pentingnya Masalah.T = Technical feasibility = kelayakan teknologi.R = Resources availability = Ketersediaan Sumber daya.*I = PxSxRixDuxSbxPbxPc

Komponen Penyebab Masalah: Diagram Tulang Ikan (1)MAN

Kuantitas:• Petugas kesehatan di kecamatan Duren Sawit adalah 139 orang (di PKC 60 orang, sisanya di

PKL – 11 Puskesmas).• Poli MTBS PKC: 3 dokter, 1 perawat.

• SDM di PKL tidak mencukupi (pasien tidak hanya pasien MTBS)

Kualitas:• Pelatihan dilakukan oleh DKI Jakarta satu

tahun sekali dengan kuota peserta bagi setiap kecamatan.

• Kecamatan Duren Sawit hanya memperoleh kuota untuk 1 -2 orang sehingga masih banyak

tenaga kesehatan yang belum memperoleh pelatihan (baik di PKC maupun PKL)

• Kurangnya kesadaran petugas kesehatan akan pentingnya MTBS sehingga form tidak diisi

MoneySumber dana: Subsidi (dari DPA) dan BLUD• Dana untuk UKP Rp

1.133.850.000,00 (tidak ada anggaran khusus untuk MTBS)

• PKL: tidak ada alokasi khusus untuk

MTBS• Tenaga kesehatan

sejahtera

METHODPasien checklist MTBS di loket

Loket mengonfirmasi tujuan Pasien menunggu

perawat melakukan pemeriksaanTB, BB,

Suhu, Nafas dan mengisi form MTBS atau MTBM

langsung ke dokter Dokter mengisi form lanjutan (tidak selalu

dilakukan) à terkadang hanya ditangani

berdasarkan keluhan Tatalaksana Data setiap

bulandilaporkan (MTBS +

MTBM)

Proses Sistem

 PENGAWASAN

• Suku Dinas Kesehatan melakukan pengawasan dan

pembinaan:6 bulan sekali.

• Internal:• Perawat melakukan laporan

ke koord. KIA lapor ke Sudin ke Dinkes

• Penerapan ISO• Audit internal dan eksternal untuk laporan ke Suku dinas

• PKL Duren Sawit:• Internal tidak ada

• Sudah ada pengawasan dari dinas kesehatan dan

kecamatan

INPUTBalita Sakit

OUTPUT•Mengapa nilai kunjungan tidak sesuai target indikator?•Mengapa nilai pencapaian mengalami penurunan?

Komponen Penyebab Masalah: Diagram Tulang Ikan (2)

MATERIALPeralatan khusus MTBS:

• Formulir MTBS• Stetoskop dewasa

• Timbangan berat badan• Alat pengukur tinggi badan

• Alat pengukur frekuensi napas• Termometer telinga

• PKC: ruangan digabung dengan USG sehingga terasa sesak dan tidak

terdapat pojok oralit beserta bed• PKL: tidak ada ruangan khusus

MTBS• Sistem pencatatan manual yang

dilakukan oleh 1 orang risiko human error

MARKET• Sasaran tepat karena balita di Kecamatan Duren Sawit banyak• Masyarakat antusias dengan program MTBS

TIME• Pelayanan Poli MTBS 08.00 – 12.00• Diluar waktu tersebut, maka akan masuk ke Poli Umum (formulirMTBS seharusnya tetap diisi)• PKL BP 08.00-12.00

PELAKSANAAN• Sosialisasi posyandu

• PKC:: Dipisahkan dari loket ketemu perawat untuk

PF ketemu dokter• Persepsi masyarakat “dokter spesialis anak}

• PKL Duren Sawit:• Alur: loket BP

dijaring apakah perlu pakai MTBS atau tidak untuk gizi dirujuk ke KIA

• Tidak ada sosisalisasi ke masyarakat

PERENCANAAN• Perencanaan dilakukan oleh

Suku Dinas• PKL: langsung dari PKC

Proses Sistem

 

INPUTBalita Sakit OUTPUT

•Mengapa nilai kunjungan tidak sesuai target indikator?•Mengapa nilai pencapaian mengalami penurunan?

Hasil dari Puskesmas KelurahanKeterangan

Man Tenaga kesehatan yang kurang dan tidak ada tenaga kesehatan khusus MTBS

Money Tidak ada alokasi dana untuk MTBS

Method Menggunakan borang dan panduan MTBS

Minute Jam 08.00-12.00

Material Panduan MTBS, borang MTBS, timbangan dan pengukur tinggi badan, dan penghitung laju pernapasan

Perencanaan Dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan

Pengorganisasian Tidak memiliki poli MTBS khusus. Program MTBS berada di bawah Balai Pengobatan Umum

Pelaksanaan Di jaring dan dikerjakan oleh dokter umum bekerjasama dengan KIA

Pengawasan Diawasi oleh Puskesmas Kecamatan dan oleh dinas kesehatan

Prioritas Penyebab Masalah

Man Method

Time

Identifikasi Penyebab Masalah

Sumber Daya

Manusia [Man]

Kualitas Kuantitas

Solusi Pemecahan MasalahNo. Daftar Alternatif Jalan

Keluar

Efektivitas Efisiensi Prioritas

M I V C (MxIxV)/C

1. Mengadakan pelatihan

MTBS secara rutin pada

tenaga kesehatan

puskesmas

5 5 3 3 25

2. Memberikan insentif

pada tenaga kesehatan

yang menjalankan

program MTBS

1 1 5 5 1

3. Sosialisasi ke

masyarakat mengenai

program MTBS

3 3 1 1 9

Kesimpulan1. Masalah utama yang bisa diselesaikan adalah program Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS).

2. Dari seluruh penyebab masalah, ditentukan bahwa penyebab masalah

utama adalah kurangnya kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan di

Puskesmas Kecamatan Duren Sawit

3. Penyelesaian masalah yang dapat dilakukan adalah mengadakan

pelatihan MTBS secara rutin di internal Puskesmas Kecamatan Duren Sawit

SaranUntuk Puskesmas:1. Mengadakan pemantauan mutu secara berkala pada puskesmas kelurahan2. Meningkatkan komunikasi antar pelaksana program Untuk Masyarakat:1. Inisiatif dalam menyelenggarakan usaha preventif dan promotif sendiri di komunitas Untuk Institusi Pendidikan:1. Bekerja sama dengan puskesmas untuk mengadakan penelitian-penelitian dan evaluasi program berkala

Daftar Pustaka

• Peraturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014• Keputusan Menteri Kesehatan no. 128 tahun 2004

tentang Kebijakan Dasar Puskesmas• Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019• Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kota Administrasi

Jakarta Timur. Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014. Jakarta: Dinas Kesehatan; 2015. p. 3-7, 35.