persembahan perempuan untuk desa - ireyogya.org perempuan_oke.pdf · ting, mengingat konstruksi...

190
Persembahan Perempuan untuk Desa Sebuah Pendahuluan

Upload: halien

Post on 07-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

PersembahanPerempuanuntuk Desa

Sebuah Pendahuluan

Page 2: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,
Page 3: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

PersembahanPerempuanuntuk Desa

Sebuah Pendahuluan

Borni KurniawanDina Mariana

The Asia Foundation

Australian Community Development and Civil SocietyStrengthening Scheme (ACCESS) Phase II

Page 4: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

Persembahan Perempuan untuk Desa Sebuah Pendahuluan

Penulis: Borni Kurniawan & Dina Mariana

Penyelaras Akhir: Borni KurniawanPenata Letak: Candracoret

Desain Cover: Ipank

Cetakan Pertama: April 2013

Diterbitkan atas kerjasamaIRE, TAF dan ACCESS Phase II

IRE YOGYAKARTAJl. Palagan Tentara Pelajar Km. 9.5, Dusun Tegalrejo,RT. 01/RW 09, Desa Sariharjo, Kec. Ngaglik, Sleman

Yogyakarta 55581Telp 0274-867686, 7482091Email: [email protected]

Copyleft © Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan buku ini untuk kepentingan pendidikan dan bukan untuk kepentingan

komersial dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen ini secara lengkap.

14 x 20 cm, xxx +156 hlm.ISBN 978-979-98181-7-7

©

Page 5: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

vUcapan Terima Kasih |

Terima Kasih

Kami sengaja menulis buku ini karena terdorong ke-inginan kami untuk menampilkan narasi-narasi kecil di desa tentang inisiatif perempuan membangun keman-dirian desa. Kami meyakini, sekecil apapun inisiatif perlu diapresiasi. Menganggap kecil terhadap emansi-pasi perempuan dalam pandangan kami adalah awal dari ketimpangan gender. Meminjam istilahnya Pra-mudya, pandangan seperti itu menandakan bahwa kita sudah tidak adil sejak dalam pikiran.

Cara pandang ini kemudian kami biaskan pada pe-nga laman kami sendiri melakukan kerja-kerja peneli-tian. Benar adanya, lembaga tempat kami berkiprah, IRE Yogyakarta memiliki banyak ragam penelitian sosial yang didukung oleh lembaga-lembaga seperti The Asia Foundation, ACCESS, Tifa Foundation, dan UNDEF. Tapi membenamkan diri pada suatu sikap dan perilaku yang lebih arif dan menghargai terhadap

Page 6: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

vi | Persembahan Perempuan untuk Desa

karya-karya atau inisiatif lokal, utamanya yang diper-ankan perempuan masih perlu dipupuk. Karena itu, kami memberanikan diri membuka dan membaca ul-ang berbagai dokumen hasil penelitian kami serta lit-eratur dan hasil penelitian dari lembaga lain. Memang tidak semua cerita mampu kami hadirkan dalam buku ini, terlebih mampu kami cerna sehingga menampilkan bahan-bahan pembelajaran yang baik untuk kita terap-kan dalam keseharian kita. Meskipun demikian, besar harapan kami, kehadiran buku ini dapat menyegarkan kepekaan kita pada perempuan sebagai pihak yang se-lama ini banyak terpinggirkan baik dalam konteks bu-daya maupun pembangunan.

Buku ini sengaja kami tempatkan sebagai pendahuluan dari buku-buku lanjutan yang akan kami tulis untuk mengabadikan berbagai praktik inovasi yang dilaku-kan perempuan di sektor kehidupan, pada tempo yang berbeda serta dari perspektif yang berbeda. Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada; pertama, seluruh perempuan di desa-desa Indonesia yang telah memberikan warna perubahan sosial dari bawah (en-dogenous change), sehingga mampu menggedor kon-sepsi pembangunan yang secara jamak banyak diper-ankan oleh pemerintah dan pasar. Barangkali mereka pantas kita sebut sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Sekalipun kiprah mereka tidak dikenal di tingkat na-sional, bahkan internasional, tapi kemanfaatan aksi

Page 7: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

viiUcapan Terima Kasih |

mereka tetap dirasakan oleh sesame. Bukankan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama?.

Kedua IRE Yogyakarta, utama pada pengurus Mas Su-kasmanto selaku Direktur IRE, Mas Abdur Rozaki se-laku Deputi Program dan Mbak Hesti Rinandari selaku Deputi Adiministrasi dan Keuangan, yang telah mem-berikan banyak kesempatan kepada seluruh staf un-tuk terus berkarya. Serta kepada seluruh peneliti yang banyak memberikan sumbangan pemikiran, kritik dan gagasan atas penulisan buku ini. Tak lupa pula pada teman-teman administrasi dan keuangan yang telah sa-bar mendampingi proses pengadaan buku ini.

Ketiga, The Asia Foundation (TAF) yang telah mem-berikan kesempatan kepada kami untuk menuliskan cerita-cerita lokal yang diperankan oleh perempuan se-bagai aktor penting perubahan di desa. Dukungan TAF kepada IRE untuk pengembangan manajemen penge-tahuan menjadi salah satu pemicu semangat kami un-tuk berkarya lebih banyak lagi untuk penguatan jagad pengetahuan maupun perubahan sosial melalui kerja-kerja penelitian dan menulis buku.

Keempat, ACCESS Tahap II yang telah member kesem-patan kepada IRE melaksanakan Program Stock Take Study di 16 Kabupaten/kota di wilayah Timur Indo-nesia, yang akhirnya memberikan sumbangan besar bagi kami dalam mengumpulkan cerita-cerita peruba-

Page 8: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

viii | Persembahan Perempuan untuk Desa

han serta untaian pembelajaran inovasi dan emansipasi lokal yang diperankan perempuan. Kelima, TIFA, Ford Foundation, UNDEF, dan lembaga-lembaga donor lain-nya, yang telah memberikan dukungan kepada IRE dalam berjuang mewujudkan kemandirian desa.

Terakhir, harapan kami, semoga buku ini dapat mem-beri kemanfaatan tidak hanya bagi perempuan, tapi juga bagi pembaca yang bergender laki-laki. Kami, memang bukan aktivis yang tergolong progresif revo-lusioner karena kecakapan advokasi dan perlawanan pada penindasan di lapangan. Kami juga bukan intele-ktual organik yang cerdas bergerak di medan tempur pemberdayaan dan gerakan sosial. Tetapi, besar hara-pan kami, kata-kata yang terangkai dalam buku ini da-pat turut serta memasok energi perubahan sosial.

Yogyakarta, 06 April 2013

Borni Kurniawan-Dina Mariana

Page 9: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

ixBelajar Dari Kisah Gerakan Perempuan Lokal |

Belajar Dari KisahGerakan Perempuan Lokal

Arie Sujito

Peneliti IRE; [email protected]

BEGITU banyak kisah berserak terkait gerakan perem-puan dalam memperjuangkan keadilan gender. Bukan saja terekam dalam narasi global, atau dinamika poli-tik perempuan di level nasional. Namun, kita dapat cer mati dan perhatikan peran aktif kaum perempuan dalam ragam bentuk di aras lokal. Kisah ketangguhan pe rem puan beraktivitas ekonomi, pemberdayaan so-sial, peran politik, atau kreasi budaya begitu banyak dila koninya. Rangkaian fakta dan pengalaman diko-munitas menunjukkan, bahwa mereka adalah subjek-subjek berdaya dalam menyiasati arus perubahan, yang telah membuktikan dirinya berprestasi tidak kalah de-ngan kaum laki-laki. Penekanan “tidak kalah” ini pen-ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih me nyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini, masih saja menyimpan praktik penindasan atas

Page 10: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

x | Persembahan Perempuan untuk Desa

nama budaya. Sekalipun begitu dinamis dan cenderung secara bertahap berubah.

Kita memang akui, sejak era reformasi yang mendorong demokratisasi, suasana politik memberikan sinyal po-sitif. Perempuan kian berkesempatan untuk terlibat ak-tif di area publik, di bidang apapun. Tidak ada alasan bagi siapa saja untuk melakukan diskriminasi, karena spirit keadilan gender telah mengilhami demokrasi In-donesia. Dalam bidang politik misalnya, pemilu dan parpol telah diafirmasi dengan konsep kuota 30% seba-gai syarat kekuasaan yang adil gender.

Itupun tidak cukup. Negara telah juga mengharuskan agar tata kelembagaan pemerintahan sensitif pada isu keadilan gender. Cerminan nyata komitmen itu dianta-ranya adalah terbentuknya Kementrian Pembedayaan Perempuan di tingkat nasional sampai daerah-daerah yang masuk dalam dinas-dinas satuan kerja perang-kat daerah (SKPD) dari propinsi sampai kabupaten/ kota. Lalu kita kenal Komnas Perempuan yang ber-fungsi mengadvokasi kebijakan strategis agar meng-upayakan perlindungan perempuan dan memberdaya-kan mereka dalam kegiatan-kegiatan strategis, bahkan melakukan edukasi sosial. Begitu pula ragam regulasi dan kebijakan pembangunan yang sebagian besar ada upaya mainstreaming keadilan gender. Lepas dari se-gala keterbatasan implementasinya, namun komitmen

Page 11: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xiBelajar Dari Kisah Gerakan Perempuan Lokal |

dan arah perubahan itu begitu penting dicatat sebagai bentuk kemajuan dibanding era-era dulu jaman orde baru. Bahkan dunia pendidikan, mulai dari pendekatan pembelajaran atau metode yang dipakai, materi atau kontennya, serta kultur yang dibangun senantiasa sen-sitif pada keadilan gender.

Meski berlangsung perubahan positif yang demikian, kita tidak bisa pungkiri pula bahwa beban dan tan-tangan perjuangan keadilan gender masih berat. Masih perlu kerja keras agar konsistensi kebijakan dari nor-matif sampai implementatif. Karena kita juga masih saksikan kisah-kisah sedih tentang peristiwa penin-dasan dialami perempuan seperti kekerasan dalam ru-mah tangga (KDRT), traficking, pelecehan seksual, ke-matian ibu melahirkan, kemiskinan keluarga, maupun pola-pola eksploitasi tubuh perempuan yang mengeks-presikan penindasan tiada henti. Itulah masalah se rius yang juga menjadi perhatian dalam advokasi demi memperjuangan keadilan gender.

Atas dasar itulah, penting kiranya demi upaya dan per -juangan keadilan gender itulah kita perlu pelajari ba-gaimana caranya terus mendorong agar perempuan kian berdaya, berkemampuan dan makin aktif sebagai warga negara dan komunitas yang diperhitungkan. Pe-rempuan berdaya artinya, mereka memiliki kapasitas dan kesadaran kritis, mengisi dan memanfaatkan ke-

Page 12: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xii | Persembahan Perempuan untuk Desa

sempatan untuk menegosiasi kepentingannya dalam arus perubahan. Tujuannya, mereka harus benar-benar menjadi subjek yang diperlakukan sekaligus berperan aktif, dalam membangun kehidupan yang beradab.

Apakah kita bisa lihat praktik perjuangan dan cita-cita semacam itu? Kita tidak boleh menyepelekan, bahkan harus mengapresiasi atas pengalaman otentik perem-puan di aras lokal bagaimana mereka bergeliat bangkit memberi makna atas kesempatan perubahan. Peneli-tian yang dilakukan oleh Institute for Research and Em-powerment (IRE) atas pengalaman kerja pemberdayaan civil society organisation (CSO) pada komunitas warga lokal sejauh ini mengindikasikan hal itu. Begitu banyak kisah yang bisa dipetik sebagai pengalaman berharga hasil anyaman dan analisis kreatif peneliti IRE tertuang dalam buku, dimana sidang pembaca nikmati ini.

Nampak, pengalaman inisiatif perempuan saat mem-bangun organisasi warga, menumbuhkan partisipasi kelompok marginal di desa, serta daya aktif mereka de-ngan berangkat dari kesederhanaan. Begitu kuat pesan yang tertuang dari untaian kisah buku ini bahwa, ke-mampuan perempuan menegosiasi dan mengatasi te-kanan kultur patriarki sekaligus membuktikan dirinya sebagai subjek perubahan, bukan objek kultur patriarki.

Cerita-cerita menarik mengenai Community Center, Pe-rem puan Usaha Kecil, Jaringan Perempuan Usaha Ke-

Page 13: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xiiiBelajar Dari Kisah Gerakan Perempuan Lokal |

cil, dan Kelompok Tani Wanita begitu serta pengalaman menarik lainnya tersaji beruparangkaian tulisan demi tulisan dalam buku ini. Ragam pengalaman empirik di tingkat lokal itu bahkan bermakna sebagai ruang alter natif baru bagi perempuan, khususnya bagaimana mereka mampu berorganisasi untuk memperjuangkan kesetaraan gender dalam praktik nyata pembangunan.

Dalam perjalanan sejauh ini, bahwa organisasi-organi-sasi warga tersebut telah berfungsi dan dikonstruksi ibarat aksi kolektif masyarakat. Fungsinya menjembata-ni aspirasi warga yang selama ini tidak bersuara, mere-ka direpresentasikan dalam rangka memperbaiki dan mengontrol tanggung pemerintah atau negara terha-dap warganya. Pengalaman tokoh perempuan lokal di bidang pendidikan, lingkungan, kegiatan ekonomi, ke se hatan serta pelayanan publik lokal misalnya saat menjalani program-program pemberdayaan begitu me-narik dan membanggakan. Sekalipun masih tergolong mikro, namun ternyata kisah-kisah semacam itu justru otentik dan bahkan memiliki nilai begitu besar pemben-tuk semangat mendobrak. Mereka bangkit dari pinggi-ran melawan patriarkhi dan penindasan dalam struktur sosial.

Belajar dari kisah-kisah gerakan perempuan lokal seba-gaimana disajikan dalam buku ini, makin menyubur-kan semaian harapan perjuangan keadilan gender saat

Page 14: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xiv | Persembahan Perempuan untuk Desa

ini dan dimasa mendatang. Saya yakin, di luar apa yang berhasil diceritakan sebagai narasi kecil oleh para penu-lis buku ini, tentu masih banyak pula kisah-kisah lain yang perlu dieksplorasi, dikembangkan serta digan-dakan pelajaran berharganya. Itu menjadi tantangan peneliti dan para aktivis untuk terus menggalinya agar menjadi pengetahuan yang bisa dipelajari banyak orang, sehingga bisa menggerakkan kesadaran publik.

Tiap sebuah karya pasti ada kekurangannya. Begitupun buku ini,tidak luput dari sejumlah keterbatasan subs-tansi maupun teknis. Semoga menjadi bahan refleksi buat mengembangkan pengetahuan kelak. Silahkan di-baca, selamat menikmati yang tersaji semoga bermanfaat.

Page 15: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xvMenembus Batas Patriarki (Sekapur Sirih Sambutan) |

Menembus Batas Patriarki(Sekapur Sirih Sambutan)

Tidak sedikit kearifan lokal yang hidup di bumi Nu-santara mengandung pesan dan makna penghayatan atas penghormatan terhadap keagungan peran seorang perempuan. Dalam mitologi Jawa, kita mengenal Dewi Sri, lambang kesuburan dan keberkahan bagi komuni-tas petani. Komunitas-komunitas petani di sepanjang kawasan pantai utara Jawa, misalnya di kabupaten In-dramayu, hingga saat ini masih telaten melestarikan budata lokal Mapag Sri. Budaya lokal ini diselenggara-kan setiap kali menjelang musim panen tiba. Inti dari ritual Mapag Sri ini tidak lain simbolisasi rasa syukur para petani kepada Tuhan atas anugerah dan keberkah-an yang mereka terima atas jerih payah petani mena-nam padi. Lalu, apa makna dan pesan yang terkandung dalam mitologi tersebut? Ya, perempuan ditempatkan sebagai satu sosok makhluk yang memiliki makam ting-

Page 16: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xvi | Persembahan Perempuan untuk Desa

gi dan harus dihormati. Karena by nature pe rempuan diyakini memiliki potensi lebih sehingga dapat me -lin dungi, menebarkan kesuburan alam sehingga men -jamin keberlangsungan hidup jagad manusia di dunia.

Menarik pembelajaran luhur mitologi Jawa diatas ke dalam belantara politik kebijakan pembangunan, ter-nyata perempuan tidak mendapatkan tempat yang se-tara dengan laki-laki. Sebagaimana disinggung dalam buku ini, pembangunan sebagai konsep perubahan yang akan membawa suatu kondisi yang sebelumnya tidak baik menjadi baik, dari kondisi yang semula be-lum peka terhadap kesetaraan gender menjadi lebih peka dan berkeadilan gender, dan lain sebagainya. Tapi faktanya, pembangunan masih condong memperkuat dominasi laki-laki, sedangkan perempuan dinomordu-akan. Penebangan hutan, proyek industrilisasi, sampai dengan globalisasi teknologi dan informasi di satu sisi melambungkan tingkat pertumbuhan dan pendapatan ekonomi suatu negara. Akan tetapi dampak eksternali-tas yang ditimbulkannya terhadap perempuan nyaris tidak pernah dihitung. Bagaimana tidak. Para kong-lomerat yang mendapat konsesi HPH dari pemerintah dengan seenaknya menggunduli hutan, karena mereka dapat mengestimasi seberapa besar revenue keuntung-an yang akan mereka dapatkan dari luasan hutan serta jumlah tanaman industri didalamnya. Tapi, mereka tidak pernah menghitung, bahkan mengabaikan dam-

Page 17: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xviiMenembus Batas Patriarki (Sekapur Sirih Sambutan) |

pak negative yang ditimbulkan kepada masyarakat di-sekitarnya terutama perempuan.

Kenapa perempuan? Tidakkah pernah kita bayangkan bahwa penggundulan hutan akan membawa ancaman bencana. Tidak hanya ancaman tanah longsor, kekering-an dan banjir, tapi juga ancaman ketersediaan sumber daya yang tidak ramah pada generasi mendatang. De-mikian pula dengan proyek indiustrialisasi juga mem-bawa kerentanan tersendiri bagi masyarakat di sekitar pabrik. Dari mana datangnya kerentanan itu? Ya, tidak lain dari berbagai macam polusi yang lahir dari pro ses produksi suatu perusahaan. Bukan tidak mungkin su-ngai yang mengalir disekitar kita mengandung berbagai macam zat-zat kimia berbahaya. Air sungai kemudian kita manfaatkan untuk konsumsi harian rumah tangga. Apakah kemudian pihak perusahaan memikirkan se-cara lebih dini atas ancaman eksternalitas yang ditim-bulkannya? Demikian pula dengan pemerintah, apakah telah menaruh perhatian yang serius dampak proyek pembangunan tersebut terhadap warganya, terutama perempuan? Padahal, bukan tidak mungkin Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Kematian Bayi dan balita (AKB) akar penyebabnya adalah konsep pembangunan yang tidak memikirkan sejak dini dam-paknya terhadap perempuan, sehingga tidak menaruh perhatian yang serius kepada perempuan. Isi buku yang ada ditangan pembaca semua, kiranya sangat

Page 18: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xviii | Persembahan Perempuan untuk Desa

menarik untuk direnungkan. Buku ini memang tidak memiliki pretensi kuat untuk berdialog dengan naras-narasi besar pembangunan dan feminisme. Buku ini, menurut penulis yang saat ini adalah pegiat dan pene-liti IRE Yogyakarta, berupaya mengangkat cerita-cerita kecil yang berserak di desa tentang peran perempuan dalam pembangunan (Women in Development), sehingga dapat membuktikan bahwa perempaun sekalipun di desa mempunyai andil besar dalam upaya-upaya pem-bangunan.

Menyimak narasi-narasi kecil peran perempuan dalam pembangunan sebagaimana tertampil dalam buku ini, sepintas dapat dikerucutkan pada konsep emansipasi. Seperti apa yang dilakukan Kartini dimana ia berjuang untuk membangun kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan, cerita-cerita di dalam buku ini juga hendak menyuarakan bahwa kanal-kanal kelembagaan yang di bangun, khususnya pada zaman Orde Baru masih me miliki daya responsive yang rendah pada perem-puan. Salah satu pangkal persoalannya terletak pada kekerasan sifat pemerintah Orde Baru yang lebih ba-nyak menyemai organisasi-organsiasi korporatis seka-ligus menahan akses tumbuhnya organsasi-organisasi warga. PKK, nampak menjadi satu-satunya ruang or-ganisasi bagi perempuan sekaligus mewadahi aspirasi politik perempuan. Sayangnya, fungsi kritis organisasi tersebut tidak begitu jalan. Malahan menjadi ladang

Page 19: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xixMenembus Batas Patriarki (Sekapur Sirih Sambutan) |

bagi pemerintah untuk melanggengkan bekerjanya pro yek-proyek hegemonik pembangunan.

Budaya patriarki yang masih kental menyelubungi ke-hidupan masyarakat desa juga acapkali berdampak pada keaktifan perempuan di ranah publik. Dalam konteks pemberdayaan paling tidak ada dua tantangan yang harus ditembus oleh seorang wali masyarakat. Sedikit meminjam istilah Tania Murray Li dalam buku-nya The Will to Improve, wali masyarakat adalah pihak-pihak (peneliti, aktivis, organisasi masyarakat, organ-isasi war ga, pemerintah, partai politik, LSM, lembaga donor dll.) yang memiliki kehendak untuk memper-baiki. Jadi, untuk memperbaiki hubungan yang setara antara laki-laki dan perempuan, seroang atau pihak-pihak yang memiliki the will to improve harus dapat menembus sekat budaya patriarki baik di ranah do-mestik (rumah tangga) maupun di ruang publik (public sector). Pengalaman gerakan perempuan membangun organisasi warga yang diangkat dari berbagai daerah sebagaimana dieksplorasi dalam buku ini kiranya hen-dak mengatakan kemampuan perempuan menembus budaya patriarki yang selama ini mengekang kreativi-tas dan emansipasi mereka.

Community Center, Perempuan Usaha Kecil, Jaringan Perempuan Usaha Kecil, dan Kelompok Tani Wanita yang dibahas pada Bab II seolah menjadi ruang alterna-

Page 20: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xx | Persembahan Perempuan untuk Desa

tive baru bagi perempuan khususnya dalam berorga-nisasi untuk memperjuangkan kesetaraan gender dalam pembangunan. Organisasi-organisasi warga tersebut juga menjadi simbol aksi kolektif masyarakat dalam rangka menjembatani aspirasi masyarakat dalam rang-ka memperbaiki peran dan fungsi negara bagi warga negaranya. Buku ini memang masih belum secara men-dalam melakukan kajian emansipasi lokal perempuan melalui aksi kolektif membangun organisasi warga dengan pisau-pisau analisis sosial seperti teori feminism maupun gender analysis. Meskipun demikian, semoga pembaca semua dapat memetik pembelajaran berharga dari buku ini. Selamat membaca..!

Sukasmanto

Direktur Eksekutif IRE Yogyakarta

Page 21: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxiMenghargai Secercah Perubahan Sosial di Desa

Kata PengantarMenghargai Emansipasi

Perempuan-perempuan dari Desa

Sebagaimana diamanahkan dalam konstitusi, perhatian pemerintah terhadap peranan perempuan dalam pem-bangunan terus meningkat dan semakin nyata. Komit-men nasional dan internasional membuka kesem patan dan peluang bagi perempuan untuk berperan aktif di semua bidang kehidupan baik berkeluarga, berma-syarakat, berbangsa dan bernegara. Komitmen tersebut diwujudkan antara lain melalui UU No. 7 Tahun 1984 yang meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-bang-sa tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of all forms of Discrimination Against Women- CEDAW), ke-mudian diperkuat dengan keberadaan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional dan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2008 tentang Pedoman

Page 22: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxii | Persembahan Perempuan untuk Desa

Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Di Dae-rah yang telah di sempurnakan dengan Peraturan Men-teri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011. Pemerintah juga telah menetapkan UU Nomor 23 Tahun 2004 ten-tang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, untuk melindungi hak azazi perempuan dalam rumah tangga.

Globalisasi informasi, komunikasi, transportasi dan teknologi merupakan peluang yang dapat dimanfaat-kan secara optimal untuk mendukung pembangunan pemberdayaan perempuan. Otonomi daerah merupa-kan peluang bagi pemerintah daerah untuk menyusun berbagai kebijakan, program dan kegiatan bagi pening-katan dan peluang perempuan untuk berperanserta. dan berpartisipasi dalam pengelolaan pembangunan di daerah. Otonomi dalam penyusunan kebijakan, peneta-pan program dan pengalokasian penganggaran harus tetap memperhatikan responsifitas gender.

Pelaksanaan program ACCESS tahap II yang dirancang untuk mendukung pengentasan kemiskinan di Indone-sa melalui pemberdayaan masyarakat dan penguatan masyarakat miskin, dimulai pada bulan Juli 2008 di 16 kab/kota di 4 provinsi, dalam perkembangannya pada bulan Juli 2011 program diperluas ke 4 (empat) kabu-paten baru yakni Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Kepu-lauan Selayar, Kab. Lombok Utara, dan Kab. Sumba

Page 23: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxiiiMenghargai Secercah Perubahan Sosial di Desa

Tengah sehingga seluruhnya menjadi 20 kab/kota. Sumbangan pembelajaran dari program ACCESS Ta-hap II adalah semakin meningkatnya peran perempuan dalam pembangunan. Kaum perempuan di wilayah kerja program ACCESS Tahap II menunjukkan keakti-fannya mendukung perbaikan ekonomi keluarga dan ekonomi perdesaan diantaranya dengan mengelola sumberdaya alam yang berada di lingkungannya.

Buku kecil ini, menyuarakan cukup lantang bahwa pe-rempuan-perempuan Indonesia memiliki potensi yang luar biasa sehingga mampu membangun emansipasi dalam pembangunan. Dalam pandangan kritis analisis gender, perempuan selalu dipetakan sebagai kelompok yang terpinggirkan dalam pembangunan. Tapi dengan membaca buku ini, dapat diketahui bahwa perempuan tidak membuat frontperlawanan terhadap pembangu-nan secara diametral, melainkan membangun emansi-pasi dan partisipasi yang kuat dari lokal. Bentuk-bentuk emansipasi perempuan dalam pembangunan tersebut, dapat dilihat dari munculnya kelembagaan kelembagaan lokal berbasis perempuan yang ternyata tidak secara ek-sklusif hanya memperjuangkan persoal an yang terkait dengan hak perempuan semata, namun memperjuang-kan hak publik tanpa ada pembedaan gender.

Dari cerita-cerita yang di tampilkan, tersirat sebuah pesan bahwa perempuan berpotensi menjadi sosok yang

Page 24: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxiv | Persembahan Perempuan untuk Desa

sukses di ranah publik, tapi tetap care terhadap keseim-bangan peran dalam rumah tangga. Padahal,kalau kita simak lebih jauh, budaya patriarki dalam rumah tangga secara umum masih cukup dominan menghiasi keluar-ga-keluarga di desa. Terlebih pada pembagian peran da-lam rumah tangga, urusan domestik seringkali ba nyak di be bankan pada perempuan, hanya karena laki-laki me rasa dirinya paling berjasa dalam aspek penga daan ekonomi rumah tangga. Karenanya,laki-laki ja rang se-kali menyentuh tugas-tugas kerumahtanggaan yang ber sifat domestik.

Selanjutnya, kami patut mengapresiasi kepada ACCESS Tahap II yang telah mendokumentasikan banyak pem-be lajaran berharga dari lokal sebagaimana termanifes dalam buku ini.

Akhirulkalam, saya sampaikan terimakasih atas sum-bang an yang berharga ini dan semoga menjadi suluh bagi jiwa putera-puteri bangsa Indonesia.

Ir. Diah Indrajati, M.ScDirektur Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya masyarakat

Ditjen PMD, Kementerian Dalam Negeri

Page 25: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxvDaftar Singkatan |

Kata Pengantar ACCESS Tahap IIMenghargai Secercah Perubahan Sosial

dari Desa

Kehadiran buku berjudul “Persembahan Perempuan untuk Desa” bertujuan mengangkat pengalaman pe-rem puan yang layak kita ambil pembelajaran berhar-ga karena perjuangan di tengah-tengah masyarakat di pedesaan. Meskipun mereka beraksi pada lingkup lokal, pengalaman mereka memperjuangkan perubah-an di lingkup mereka ini luar biasa.

Cerita-cerita kecil, atau oleh penulis disebut narasi ke-cil dari desa, dalam pandangan kami patut disejajarkan dengan deretan cerita-cerita prestisius dari perempuan-pe rempuan yang biasa diangkat di tingkat nasional mau pun internasional melalui berbagai media maupun ma jalah terkenal. Cerita ini menyampaikan kesaksian yang tulus atas munculnya inovasi dan emansipasi pe-rem puan dalam khasanah besar pembangunan.

Dengan membaca buku ini, kita diajak untuk berkun-jung dan membenamkan diri sejenak dengan kehidupan

Page 26: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxvi | Persembahan Perempuan untuk Desa

perempuan-perempuan desa untuk mereguk pembela-jaran berharga dari mereka. Pembelajaran menyangkut baik perubahan pada diri mereka sendiri maupun pada masyarakat sekitarnya sebagai dampak dari perjuangan mereka. Kegigihan mereka memanfaatkan sumber daya lokal, kemampuan mereka membangun komunikasi dengan berbagai pihak dan komitmen mereka terhadap perjuangan perempuan dan kelompok marjinal lainnya membuktikan bahwa mereka mampu memanfaatkan ruang dan peluang yang diraih demi sebuah kehidupan yang lebih layak.

Buku ini memaparkan pengalaman perempuan-perem-puan desa membangun inovasi diberbagai bidang ke-hidupan. Beberapa contoh diantaranya, di bidang pen-didikan ada Ibu Musdalifah yang gigih membangun yayasan pendidikan sebagai jawaban atas lambatnya akses pendidikan yang diselenggarakan pemerintah di desa Langkomu, Buton Utara. Di sector perlindungan lingkungan hidup, ada Ibu Saidah barangkali dapat disetarakan dengan seorang motivator karena kesuka-relawanannya yang tinggi menyelamatkan terumbu karang teluk Langkomu, Buton, hingga akhirnya desa mengakuinya dengan membuat Peraturan Desa untuk melindungi kerusakan terumbu karang dan ekosistem teluk Langkomu. Perempuan-perempuan di desa Ke-keri, Lombok Barat, menjembatani ketidakberdayaan warga menyampaikan kritik atas buruknya layanan

Page 27: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxviiDaftar Singkatan |

pu blik yang mereka terima kepada pemerintah kabupa-ten melalui sebuah wadah yang disebut Community Center (CC). Persoalan layanan publik tersebut misal-nya terkait dengan mahalnya biaya pendidikan, ren-dah nya akses ibu-ibu rumah tangga terhadap program pe ningkatan gizi masyarakat dan rendahnya perhatian pe me rintah terhadap perlindungan TKW. Perempuan-pe rempuan di desa-desa sekitar kawasan hutan Sesaot, Lom bok Barat, juga memperlihatkan aktivitas yang pro-gre sif. Mereka mengorganisasikan diri ke dalam wadah kelompok wanita tani. Singkat cerita, kelompok-kelom-pok tani ini berhasil memperoleh hak penge lolaan hu-tan dengan skema Hutan Kemasyarakatan (HKm) di te-ngah sistem perijinan pengelolaan hutan yang panjang dan pro pemodal.

Buku ini juga mengajak untuk menaruh penghargaan yang tulus kepada kelembagaan lokal yang dibangun oleh kaum perempuan sebagai bagian dari upaya pe-rubahan sosial. Disinilah kiranya kelebihan dari buku ini. Penulis mengajak pembaca menghargai perempuan dari perspektif gerakan sosial. Pemikiran feminisme yang menjadi salah satu pisau analisis penulis, meli-hat bahwa gerakan lokal yang digagas oleh perempuan desa tidak lain adalah bentuk negosiasi perempuan atas perlakuan sistem pembangunan yang menafikan po-ten si dan peran perempuan secara utuh. Dalam sudut pan dang ini kami jadi teringat pada pendapat almar-

Page 28: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxviii | Persembahan Perempuan untuk Desa

hum Mansur Fakih (2001) yang mengatakan bahwa feminism merupakan sekumpulan pemikiran, pendi-rian, dan aksi yang berangkat dari kesadaran, asumsi dan kepedulian terhadap ketidakadilan, ketidakseta-ra an, penindasan atau diskriminasi terhadap kaum pe rem puan, serta merupakan gerakan yang berusaha untuk menghentikan segala bentuk ketidakadilan atau dis kri minasi terhadap perempuan. Maka ada benarnya ke tika buku ini mengatakan bahwa pembangunan yang diperkenalkan paska perang dunia ke-2 syarat dengan ke tidak adil an terhadap perempuan.

ACCESS Tahap II, sebagai salah satu program pe ngem-ba ngan kapasitas warga yang didukung oleh AusAID, ber upaya mendukung kerja-kerja pemberdayaan yang menghargai aspek lokalitas dan menempatkan perem-pu an sebagai subyek pembangunan yang memiliki po-sisi setara dengan laki-laki.

Terakhir, kami sampaikan terima kasih kepada IRE Yog ya karta yang telah menghimpun cerita dan gerakan per ubahan sosial yang dimotori perempuan, termasuk pe nga laman ACCESS Tahap II dalam buku ini.

Semoga terbitnya buku ini dapat menjadi inspirasi para pembaca.

Paul Boon

Direktur Program ACCESS Tahap II

Page 29: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxixDaftar Singkatan |

Daftar Singkatan

ACCESS Australian Community Development and Civil Strengthening Scheme

AKB Angka Kematian Bayi/BalitaAKI Angka Kematian IbuAPBD Anggaran Pendapatan dan Belanja

DaerahAPBDes Anggaran Pendapatan dan Belanja

DesaASPPUK Asosiasi Pendamping Perempuan

Usaha KecilBKAD Badan Kerjasama Antar DesaBKM Badan Keswadayaan MasyarakatBPS Badan Pusat StatistikBUMDes Badan Usaha Milik DesaCBO Community Based OrganizationCC Community CenterCEDAW Convention on the Elimination of

Page 30: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxx | Persembahan Perempuan untuk Desa

All Forms of Discrimination Against Women

CPNSD Calon Pegawai Negeri Sipil DaerahCSR Corporate Social Responsibility DPR RI Dewan Perwakilan Rakyat Repu-

blik IndonesiaDPRD Dewan Perwakilan Rakyat DaerahFPPD Forum Pengembangan Pembaha-

ruan DesaGapoktan Gabungan Kelompok TaniGEM Gender Empowerment Measurement GNP Gross National ProductHK Hutan Konservasi HKm Hutan KemasyarakatanHL Hutan LindungHP Hutan Produksi HPH Hak Pengelolaan HutanIDG Indeks Pembanguan GenderIPM Indeks Pembangunan ManusiaIRE Institute for Research and Empo­

wermentJarPUK Jaringan Perempuan Usaha KecilJMS Jaringan Masyarakat SipilKB Keluarga BerencanaKDRT Kekerasan Dalam Rumah TanggaKMPH Kelompok Masyarakat Pengelola

Hutan

Page 31: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxxiDaftar Singkatan |

KPPMD Kader Perempuan Pemberdayaan Masyarakat Desa

KPUK Kelompok Perempuan Usaha KecilKTP Kartu Tanda PendudukLED Lembaga Ekonomi DesaLKM Lembaga Keuangan MikroLP2DER Lembaga Pengembangan Partisipa-

si Demokrasi dan Ekonomi RakyatMusrenbangdes Musyawarah Perencanaan Pem-

bangunan DesaNGOs Non Government OrganizationP2KP Program Penanggulangan

Kemiskinan di Perkotaan PDB Produk Domestik BrutoPHBS Perilaku Hidup Bersih dan SehatPIR Perkebunan Inti RakyatPKK Pemberdayaan Kesejahteraan Ke-

luargaPNPM Program Nasional Pemberdayaan

MasyarakatPUG Pengarus Utamaan GenderPUK Perempuan Usaha KecilRKP Rencana Kerja PemerintahRPJMD Rencana Pembangunan Jangka

Menengah DaerahRT Rukung TanggaRUU Desa Rancangan Undang Undang Desa

Page 32: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxxii | Persembahan Perempuan untuk Desa

SD Sekolah DasarSK Surat KeputusanSKTM Surat Keterangan Tidak MampuSLTA Sekolah Lanjutan Tingkat AtasSLTP Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSPP Simpan Pinjam untuk PerempuanTAF The Asia FoundationTBC TuberculosisTKI Tenaga Kerja IndonesiaTKW Tenaga Kerja WanitaYLBH Yayasan Lembaga Bantuan Hukum

Page 33: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxxiiiDaftar Isi |

Daftar Isi

Ucapan Terima Kasih ....................................................... vKata PengantarBelajar Dari Kisah Gerakan Perempuan Lokal ............ ixMenembus Batas Patriarki(Sekapur Sirih Sambutan) .............................................. xvMenghargai Emansipasi Perempuan-perempuandari Desa .......................................................................... xxiKata Pengantar ACCESS Tahap IIMenghargai Secercah Perubahan Sosialdari Desa ......................................................................... xxvDaftar Singkatan ........................................................... xxixDaftar Isi ......................................................................xxxiii

Bab I Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan Perempuan .......................................1

Perempuan dalam Kilasan Literatur danPeradaban ...............................................................1Menyembunyikan Perempuan ..........................13Pembagian Peran dan Pengkotak-kotakanPerempuan ...........................................................30Perempuan dalam Emansipasi Lokal ...............44

Page 34: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

xxxiv | Persembahan Perempuan untuk Desa

Bab II Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa ............................................55

Community Center: Meningkatkan Aksesdan Kualitas Pelayanan Publik .........................58Melahirkan Kelompok Perempuan UsahaKecil (KPUK) .......................................................69Berpengetahuan dan Berjejaring: StrategiKeluar dari Kemiskinan .....................................83Partisipasi Politik berdampak Ekonomi ..........85Peningkatan Pendapatan PenenunSukarare, Lombok Tengah .................................90Pengalaman Mengakses Modal untukKPUK-KUB, Kabupaten Kupang ......................91Harmoni dengan Alam .......................................94Hutan Sesaot, Penghidupan KaumPerempuan .........................................................101Melawan Patriarki dengan Air ........................107Pelopor Desa Sehat ............................................111Reformasi Adat untuk Keadilan Gender .......116Awig-awig untuk Perlindungan Sosial..........125Khasiat Buah Belimbing untuk Si Miskin ......130Partisipasi Perempuan dalam Perencanaandan Penganggaran Desa ...................................138

Bab III Menyibak Makna Dibalik Cerita .................143Kebangkitan Organisasi Perempuan ..............144Tantangan Menjawab Kemiskinan .................146Mendorong Kesetaraan dan KeadilanGender .................................................................148

Daftar Pustaka ................................................................151Tentang Penulis ..............................................................155

Page 35: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

1Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Bab I

Memajang KemajuanMenyembunyikan Kerentanan

Perempuan

Perempuan memiliki kemampuan luar biasa dalam dirinya. Namun kemampuan tersebut seringkali terpendam, bahkan

terabaikan.

(Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Farid Moeloek, SpM (K))

Perempuan dalam Kilasan Literatur dan Peradaban

Tidak sedikit cerita fiksi rakyat maupun cerita legenda, ide ceritanya berpangkal pada kehidupan dan karakter so sok perempuan. Kisang bawang merah dan bawang putih, kisah klenting kuning, klenting abang (merah) dan klenting hijau, cerita radio Misteri Gunung Mera-pi, Misteri Gunung Lawu dan masih adalah beberapa contohnya. Pada umumnya perempuan digambarkan se bagai sosok yang berperangai buruk. Kisah Misteri

Page 36: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

2 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Gunung Lawu maupun Misteri Gunung Merapi, se-lalu menampilkan seorang nenek berilmu hitam yang mempunyai watak jahat. Tidak kalah banyak juga ide ceritanya yang mengetengahkan kelakuan buruk para lelaki. Sebut saja seperti kisah Sangkuriyang, dan Ma-lin Kundang. Kedua kisah tersebut di satu sisi menje-laskan kedurhakaan anak kepada ibunya dan hendak menyampaikan pesan betapa mustajab doa seorang ibu. Jangankan doa yang berpretensi baik, kutukan untuk anaknya pun terkabul.

Dalam literatur-literatur keagamaan juga kita temukan cerita-cerita yang mengisahkan kemuliaan perempuan. Dalam Al Quran misalnya ada sejumlah cerita seperti kisah Siti Hajar dan Sarah, istri Nabi Ibrahim AS dan Maryam (Maria) ibu Nabi Isa AS. Mereka adalah sosok-sosk perempuan hebat yang mampu mendidik putra-putra mereka hingga menjadi tokoh besar yang dikenal kekal hingga saat ini. Jadi, mereka bukanlah sekadar perempuan pendamping suami belaka. Siti Hajar, saat anaknya Ismail merengek-rengek menangis karena ke-hausan, beliau rela berlarian puluhan kilo dari bukit Shofa ke bukit Marwah untuk mencari sumber air. Per-juangan dan jerih payahnya, pada akhirnya berbuah manis yakni dengan mengalirnya air dari sumber air yang sekarang dikenal dengan sumur Zam Zam. De-mikian pula Siti Khatijah, seorang janda kaya raya, di-rinya menjadi penopang ekonomi suaminya yang tidak

Page 37: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

3Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

lain adalah Nabi besar umat Islam sedunia (Muham-mad SAW), sehingga proses dakwah yang diperankan suaminya berjalan baik.

Dalam konteks kekinian, kebijakan pembangunan juga mulai dikaji dari sudut pandang keberpihakan kepa-da perempuan. Kebijakan publik yang tidak responsif gender biasanya banyak merugikan kaum perempuan, tidak hanya dari segi proses pembuatan kebijakan, tapi sampai formula dan implementasinya. Penerapan ke-bijakan dan program pembangunan yang bias gender ini memiliki relasi yang cukup kuat dengan akar sosial dan budaya dimana para pembuat kebijakan hidup. Sekadar menjelajah peradaban dunia, bentuk-bentuk peradaban manusia secara tidak langsung menjusti-fikasi ketertindasan perempuan. Pertama, pada pun-cak peradaban Yunani, perempuan merupakan alat pemenuhan naluri seks laki-laki. Kaum laki-laki diberi kebebasan sedemikian rupa untuk memenuhi kebutu-han dan selera tersebut, dan perempuan dipuja untuk itu. Karenanya, tidaklah mengherankan kalau patung-patung perempuan telanjang dari Yunani yang masih dikagumi hingga sekarang adalah bagian dari bukti adanya cara pandang masyarakat Yunani terhadap perempuan. Kedua, dalam sejarah Romawi, kultur so-sial yang ada mem-fetakompli bahwa perempuan sepe-nuhnya berada di bawah kekuasaan ayahnya. Setelah kawin kekuasaan pindah ke tangan suami. Kekuasaan

Page 38: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

4 | Persembahan Perempuan untuk Desa

itu mencakup kewenangan menjual, emngusir, meng-aniaya hingga membunuh. Kultur yang hampir sama juga hinggap dalam tradisi jahiliyah di jazirah Arab dimana anak laki-laki menjadi kebanggaan keluarga daripada anak perempuan. Saking malunya memiliki anak perempuan, Sayyidina Umar Khatab saat belum mengenal Islam tega membunuh anak perempuannya sendiri. Ketiga, dalam peradaban Yahudi, perempuan disamakan dengan pembantu. Masyarakat Yahudi berkeyakinan perempuan adalah sumber laknat. Kare-na perempuanlah Adam diusir oleh Tuhan dari surga. Demikian pula dengan pandangan masyarakat Kristen masa lalu, tidak lebih baik dari peradaban-peradaban diatas. Keempat, dalam budaya Jawa, cara pandang ter-hadap perempuan terdapat pada akar kultural historis-nya yang menempatkan perempuan sebagai the second class. Pemeo swarga nunut neraka katut yang berarti bahwa kebahagiaan atau penderitaan istri bergantung pada suami.1 Dalam konteks peradaban diatas dapat kita maknai bahwa perempuan pada umumnya ditem-patkan sebagai pelengkap (konco wingking) kaum laki-laki saja. Yang di depan ya suami, bagian perempuan di belakang.

Dalam sudut lensa yang lain, perdaban Indonesia se-benarnya mencatat bahwa perempuan memegang pe-

1 Nugroho, Riant. 2008. Gender dan Strategi Pengarusutamaan di Indone-sia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 40-44.

Page 39: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

5Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

ranan penting bahkan dalam bidang politik sekalipun. Kasultanan Buton, sekarang kabupaten Buton, pernah diperintah oleh serorang sultan perempuan. Di Jawa, nama-nama seperti Ratu Sima Sanggranawijaya Dhar-maprasodotunggadewi dikenal adalah tangan kanan Prabu Erlangga. Kemudian dalam babad Singasari, ada Ken Dedes yang menjadi otak penyusunan strategi un-tuk memperlancar langkah Ken Arok menduduki kursi raja Tumapel yang kala itu diduduki suaminya sendiri Tunggul Ametung. Pada zaman Majapahit ada tokoh yang bernama Rajapatni ibu dari Ratu Tribuwana. Raja-patni merupakan penghubung dinasti wangsa Singasa-ri dan Majapahit. Dialah yang menggantikan kakak laki-lakinya tirinya pada tahun 1329 dan memerintah seluruh kerajaan Majapahit seorang diri sampai tahun 1350.2 Ketika Indonesia dijajah oleh para kolonialis, kita mengenal beberapa pahlawan perempuan seperti Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Christina Martha Tia Hahu, Nyi Ageng Serang dan R.A. Kartini.

Menyimak peradaban saat ini, Indonesia telah menam-pilkan banyak perempuan-perempuan yang berpresta-si, hampir disegala bidang. Di ranah politik, jelas Indo-nesia pernah memiliki presiden perempuan. Amerika Serikat, sekalipun mendaulatkan diri sebagai negara demokrasi terbesar di dunia dan menjunjung nilai ke-

2 Handayani, Christina S., dan Ardhian Novianto. 2004. Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: LKiS. hlm. 29-31.

Page 40: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

6 | Persembahan Perempuan untuk Desa

setaraan gender, ternyata 200 tahun lebih belum pernah dipimpin seorang presiden perempuan. Tidak hanya di level pusat, perempuan kini juga banyak meng-hiasi struktur pemerintahan daerah baik sebagai gu-bernur maupun bupati. Demikian pula untuk anggota legislative baik di level pusat (DPR RI) maupun daerah (DPRD) juga sudah banyak dihiasi perempuan, sekali-pun belum memenuhi kuota 30%. Di level desa, tidak sedikit pula perempuan yang berhasil menduduki po-sisi kepala desa.

Ukuran kemajuan perempuan tentu tidak bisa kita sandarkan pada prestasi-prestasi di ranah sosial, politik, maupun ekonomi dalam kontestasi kelas nasional atau internasional. Di level lokal, perempuan-perempuan desa juga tidak kalah kiprahnya membangun keber-dayaan masyarakat. Hanya, karena levelnya desa, se-ringkali mata hati kita tidak mengakuinya sebagai bagi-an dari prestasi perempuan yang patut kita banggakan dan petik pembelajarannya. Berikut ini kami mengajak pembaca sekalian untuk menyelami prestasi seorang perempuan bernama Musdalifah dari desa Tomoahi, di kabupaten Buton Utara. Musdalifah memang tidak kesohor atapun perempuan yang memiliki akses luas terhadap sumber-sumber ekonomi dan politik. Namun keberadaannya di desa memberi manfaat pada sesama. Semoga dengan sedikit meluangkan perhatian kita un-tuk memaknai hidup seorang ibu rumah tangga beri-

Page 41: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

7Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

kut, kita dapat pembelajaran berharga (I’tibar) se hingga pengakuan kesuksesan menjadi hak paten pe rempuan-perempuan yang mungkin saat ini mengklaim diri se-bagai public figure3.

La Oti adalah warga desa Tomoahi. Lelaki ini berusia sekitar 46 tahun. Istrinya berna-ma Musdalifah, berusia 40 tahun dan berasal dari Surabaya. Keduanya dikaruniai 5 anak. Anak yang terakhir diasuh orang lain se-hingga sekarang hanya menanggung 4 jiwa yang tinggal bersama. Dari keempat anak yang hidup bersamanya, satu orang anak pe rempuan dan tiga orang anak laki-laki. Masing-masing bernama Mukdianti, Dawan Raharjo, Dasrianto dan Fadil Latifa.La Oti sejak tahun 2004 mengabdi di SD 29 dengan menjadi tenaga guru agama islam. Setiap kali ada penerimaan CPNSD, La Oti selalu tidak melewatkannya. Sayangnya, sekalipun ia sudah mengantongi gelar sar-jana agama Islam, setiap kali mendaftar, tidak lolos-lolos selalu diraihnya. Sekarang, La Oti sudah tidak mengajar akibat kelebih-an guru dan memilih berkebun. Kebun, di-

3 Kalau kita menyimak acara-acara infotainment yang menyajikan berita-berita seputar selebriti (penyanyi, pemain film, pesinetron atau secara umum sering disebut artis) tidak jarang mereka me-nyebut dirinya public figure. Apakah public figure adalah mereka, yang hanya karena sering masuk TV kemudian menjadi pub­lic figure?. Tapi kenyataannya tidak sedikit dari sisi kehidupan mereka yang tidak layak dicontoh.

Page 42: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

8 | Persembahan Perempuan untuk Desa

tanaminya dengan berbagai jenis tanaman tumpang sari seperti tanaman pisang dise-lingi dengan beragam jenis tanaman ubi se perti ubi kayu, ubi jalar dan keladi. Bi-asanya dalam satu bulan mereka bisa panen pisang tiga sampai empat kali. Penerimaan yang bisa dibawa pulang biasanya berkisar Rp 60.000,-/tandan. Dalam satu bulan, jika diakumulasikan, pendapatan rumah tang-ga dari penjualan pisang bisa mencapai Rp 150.000. Sedangkan dari penjualan ubi kayu, karena musim panennya tidak menentu, bi-asanya La Oti hanya mengantongi untung sampai Rp.500.000,-. Itupun kalau ubi kayu tidak diserang babi hutan. Selain pisang dan ubi, jambu mete juga men-jadi komoditi lain yang member nilai tambah pada pendapatan rumah tangga La Oti. Per sekali panen bisa mencampai 50 Kg. Namun kalau tiba musim hujan jambu mete tidak berproduksi maksimal. Maka pada saat itu-lan pemasukan dari jambu mete menurun. Pemasukan lainnya berasal dari usaha ko-pra. Tapi lain dengan komiditas sebelumnya yang ia dapatkan dari kebun sendiri, untuk kopra ia peroleh dari usaha bagi hasil de-ngan pemilik kebun kelapa. Dalam satu ta-hun La Oti bisa mengumpulkan pendapatan ber sih Rp 200.000,- setelah sebelumnya diba-gi dengan pemilik kelapa.

Page 43: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

9Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Sadar pemasukan keluarga yang kurang dari cukup, istri La Oti, Ibu Musdalifa, melaku-kan banyak upaya agar income per kapita keluarganya bertambah. Pertama, ia berjua-lan keripik. Sayangnya, ketika permintaan naik, modal usaha menjadi kendala sehing-ga dia tidak mampu memenuhi permintaan pasar tersebut. Padahal di sisi lain dia sadar, keter sediaan pisang di desanya sangat men-janjikan. Jika diproduksi menjadi makanan ringan, lalu dipasarkan, kebutuhan pasar pasti bisa tercukupi. Ibu Musdalifah kemudian mencoba berjual-an cendol. Kendalanya, kini muncul dari warga di sekitarnya yang mengatakan kalau cendol adalah makanan anjing. Hal ini disa-darinya karena cendol lebih banyak dikenal di Jawa daripada di Sulawesi. Tidak cukup berhasil mengembangkan usaha cendol, Ibu Musdalifa beralih usaha membuat pisang ijo. Lagi-lagi Ibu Musdalifah mendapatkan tekanan dari masyarakat yang mengatakan kalau Pisang Ijo buatannya memakai pema-nis buatan. Akhirnya Ibu Musdalifah pun berhenti berjualan pisang ijo. Ibu Musdalifah kemudian beralih usaha jualan kue. Kali ini, usahanya berkembang dan mendapat sam-butan baik dari konsumen. Karenanya, keti-ka dimata masyarakat usaha Musdalifah mu-lai berbuah keuntungan, banyak masyarakat Tomoahi mengikuti jejaknya berjualan kue.

Page 44: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

10 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Salah satu kunci kendala sekaligus pembuka sehingga usahanya berkembang dengan baik adalah bahasa. Diakui Ibu Musdalifah, pada awalnya tidak tidak capak berbahasa Ereke. Maklum karena dia berasal dari Surabaya. Mungkin karena kelemahannya berbahasa Ereke, pada awal-awal usaha daganya ser-ing kandas karena kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Kini setelah lancar berbahasa Ereke, usaha dagang kue Musdalifah tidak mengalami kendala pe-masaran lagi.Peran Ibu Musdalifah ternyata tidak hanya di sekitar urusan rumah tangga (domestik), termasuk menambah jumlah penerimaan ru-mah tangga. Pada Tahun 1999 Ibu Musdali-fah bersama ibu-ibu desa Tomoahi mendi-rikan yayasan Taman Kanak-Kanak. Balai desa dijadikannya sebagai tempat belajar. Pada tahun yang sama, Ibu Musdalifah me-rintis kelompok Majelis Taklim sebagai wa-dah pertemuan ibu-ibu rumah tangga desa Tomoahli. Selain diisi pengajian, majelis taklim dirancangnya sebagai ruang sirkulasi dan transfer pengetahuan serta informasi antarwarga. Yayasan Taman Kanak-Kanak yang didiri-kan Ibu Musdalifah sampai sekarang masih berkembang dengan baik. Gedung tempat belajar mengajar yang semula numpang di

Page 45: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

11Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

kantor desa, kini sudah mempunyai gedung sendiri bantuan dari PNPM. Dulu, tenaga pe-ng ajarnya hanya dua orang, sekarang sudah ada 6 orang tenaga pengajar honorer dan 1 orang Pegawai Negeri Sipil yang bertugas sejak tahun 2009. Di tengah-tengah kesibuk-annya mengurus Taman Kanak-Kanak, Ibu Musdalifah masih menyempatkan diri ak-tif di PKK dan aktivitas paguyuban sosial seper ti arisan. Untuk menjaga kesinambungan pendidik-an anak-anaknya, semua penghasilan yang Ibu Musdalifah dapatkan ditabung di Bank swasta setempat. Bahkan atas hasil musya-warah bersama suaminya, Ibu Musdalifah memasukan anak-anaknya ke dalam asu-ransi pendidikan. Tiap 6 bulan Keluarga La Oti menyetor Rp 290.000. Sedangkan pen-dapatan suaminya dari membuat kopra dan hasil kebun dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika ada kelebihan, ditabung untuk berjaga-jaga jika ada kebu-tuhan mendesak. dan yang mengatur se-mua jalannya keuangan keluarga adalah Ibu Musdalifah.

Ada beberapa pembelajaran yang dapat kita petik dari pe ngalaman hidup ibu Musdalifah. Pertama, pandang-an awam kepala sebuah rumah tangga adalah suami. Padahal kalau kita lihat apa yang diperankan ibu Mus-da lifah adalah jenis-jenis pekerjaan yang selama ini

Page 46: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

12 | Persembahan Perempuan untuk Desa

dila be lisasikan secara salah kaprah pada suami seba-gai kepala keluarga. Jadi, yang namanya kepala rumah tangga kerjanya mencari nafkah untuk anak dan istri di rumah. Ibu Musdalifah tetap bekerja mencari pen-dapatan untuk menghidupi keluarganya. Di sisi lain Ibu Musdalifah juga tetap memerankan fungsinya se-bagai ibu yang mengerjakan tugas-tugas sebagaimana layaknya istri dan ibu dari anak-anak yang butuh pen-didikan dari orang tua. Jadi, dalam konteks ini, dalam pandangan hemat kami, sebutan kepala rumah tangga tidak bisa dimonopoli satu sama lain baik oleh suami maupun istri. Kepala rumah tangganya adalah suami dan istri. Kedua, manifestasi suami-istri adalah kesatuan kepala rumah tangga dalam keluarga Ibu Musdalifah diatas tercermin pada sistem pengambilan keputusan kebijakan rumah tangga yang selalu dimusyawarah-kan. Dalam budaya patriarkhi, maka kebijakan rumah tangga berada ditangan seorang suami, sedangkan sang istri dan anak harus mengikuti apa yang digariskan suami. Jadi, model pengambilan keputusan yang terapkan dalam keluarga Ibu Musdalifah merupakan tindakan yang bijak dimana satau sama lain (suami-istri) memiliki hak yang sama untuk bersuara, menyampaikan usul hingga akhirn-ya dicapai kesepakatan bersama. Dengan cara seperti ini, maka dominasi informasi bisa diminimalisasi.

Ketiga, Ibu Musdalifah menerapkan managemen rumah tangga yang baik. Hal ini ditunjukan pada kegiatan

Page 47: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

13Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

ekonomi rumah tangganya yang tidak menyia-nyiakan aset pekarangan yang dimiliki serta penyediaan asu-rani (tabungan) untuk pendidikan anak-anak mereka. Optimalisasi potensi ekonomi dari pekarangan yang di milikinya secara tidak langsung dapat menambah in­come per kapita rumah tangga dan mengurangi pengelu-aran konsumsi rumah tangga. Barangkali strategi inilah yang kemudian menolong Ibu Musdalifah menyedia-kan anggaran untuk investasi pendidikan anak-anak-nya. Keempat, di tengah tugas domestiknya sebagai ibu rumah tangga, Ibu Musdalifah masih menyempatkan diri untuk berkiprah di ranah publik, misalnya mendi-rikan yayasan pendidikan bersama warga desa. Dalam konteks ini, dapat dimaknai bahwa Ibu Musdalifah da-pat mematahkan mitos bahwa perempuan-perempuan desa sulit berkembang karena selalu direpotkan urusan rumah tangga seperti mencuci, masak, melayani suami dan lain-lain. Jadi, kata kuncinya ada pada bagaimana pembagian peran antara suami, istri dan anggota kelu-arga lainnya dapat disepakati dan saling mendukung satu sama lain bukan pada penguasaan atas peran.

Menyembunyikan Perempuan

Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses pe-rubahan menuju kualitas kehidupan yang lebih baik. Konsep “Pembangunan” semakin jamak dikenal usai

Page 48: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

14 | Persembahan Perempuan untuk Desa

perang dunia ke-2. Sebagaimana kita ketahui dalam lintasan sejarah peradaban dunia, paling tidak ada dua kekuatan besar yang saling bertentangan yaitu aliran kapitalisme dan sosialisme. Dua aliran tersebut mem-punyai negara-negara pendukungnya sendiri-sendiri. Pertentangan yang semula berakar pada pebedaan cara pandang (world view) ternyata berlanjut pada praktik kolonialisme dan perang fisik. Karenanya, dunia kemu-dian terbelah menjadi dua yaitu negara-negara penjajah dan negara terjajah.

Usai perang dunia ke-2, kedua belah pihak ternyata sama-sama mengalami kerugian, terutama dari segi ekonomi. Untuk memulihkan kondisi ekonomi yang porak poranda karena perang, hampir semua negara baik kelompok kapitalis maupun kelompok sosialis me-nerapkan konsep pembangunan. Paling tidak ada dua model strategi pemulihan ekonomi yang diterapkan oleh masing-masing kelompok yaitu model pembangu-nan yang bermadzhab Keynesian dan welfarisme di satu sisi dan model pembangunan bermadzhab sosialisme dan marxisme di sisi yang lain. Ternyata, dari segi ke-cepatan pencapaian hasil, lebih tepatnya pertumbuhan ekonomi, kubu kapitalis lebih cepat. Salah satu kunci keberhasilanya, karena sejak awal konsep pembangu-nan yang dijalankan negara-negara kapitalis berorien-tasi pada pertumbuhan ekonomi (growth based) dengan bertumpu pada proyek industralisasi.

Page 49: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

15Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Keberhasilan proyek industrialisasi negara-negara maju tidak lain karena ditopang oleh komoditas prim-er dan tenaga kerja murah dari negara-negara jajahan. Mengapa? Karena pada dasarnya kapitalisme tidak bisa mengembangkan kapitalnya di negerinya sendiri (Se-tiawan, 2003). Oleh karena itu, ia harus mencari negeri lain. Negara-negara bekas jajahan yang pada umumnya berlimpah sumber daya alam namun miskin sumber daya manusia yang berkualitas menjadi sasaran empuk negara-negara kapitalis sebagai tempat menyemai serta mengembangbiakkan modal.

Di satu sisi, kebijakan pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan selalu menggunakan peningkatan income perkapita dan Gross National Product (GNP) seba-gai indikator ukur capaian pembangunan.4 Namun di sisi yang lain, kita tidak dapat melihat secara lebih de-tail dampak positif dari proyek pembangunan terhadap kualitas hidup manusianya. Dalam perkembangannya, praktik-praktik pembangunan yang idealnya melahir-kan perbaikan taraf hidup manusia, ternyata melahir-kan kesenjangan dan kemiskinan di berbagai belahan dunia. Pembangunan yang berorientasi pertumbuhan ekonomi telah meninggalkan esensi dari tujuan pem-bangunan itu sendiri. Salah satu dampak negatif pem-bangunan yang nyaris tidak dikalkulasi yaitu bahwa

4 Di Indonesia GNP disebut dengan PDB (Produk Domestik Bru-to).

Page 50: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

16 | Persembahan Perempuan untuk Desa

pembangunan melahirkan praktik peminggiran terha-dap perempuan.

Menurut Vandana Shiva (1993) pembangunan bertu-juan menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua masyarakat di Dunia Ketiga. Untuk beberapa wilayah dan beberapa masyarakat, tujuan pemba-ngunan yang dijanjikan tersebut memang mewujud, akan tetapi di sebagian besar wilayah dan sebagian besar masyarakat dunia yang lain, pembangunan jus-tru menyebabkan degradasi lingkungan dan kemiskin-an. Shiva kemudian berpendapat bahwa letak kesala-han paradigma pembangunan ada pada beberapa hal. Pertama, pembangunan semata-mata dititikberatkan pada model kemajuan ekonomi industri Barat, de-ngan asumsi bahwa kemajuan model Barat itu bisa diterapkan di semua negara. Pembangunan yang telah berhasil mengangkat derajat ekonomi negara-negara pelaku kolonialisme, diintrodusir secara terus menerus kepada negara-negara bekas jajahan agar pengalaman pembangunan negara-negara Barat diadopsi pula oleh negara-negara bekas jajahan mereka. Padahal konteks sosial, politik, budaya dan kebutuhan pokok negara-negara bekas jajahan sama sekali berbeda dengan ne-gara-negara pemegang kekuasaan koloni. Bahkan kita patut menaruh curiga jikalau globalisasi pembangunan yang dilakukan negara-negara pertama atas negara dunia ketiga mengandung kepentingan memperpan-

Page 51: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

17Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

jang praktik hegemoni sehingga tercapai kolonisasi permanen. Melalui kolonialisasi permanen, maka pusat kendali dan penguasaan aset negara-negara ketiga akan selalu berada dibawah ketiak negara-negara maju. Bu-kan tidak mungkin, dibalik ide pembangunan yang di-kembangkan negara-negara penjajah menyimpan agen-da penghancuran ekonomi negara ketiga secara alamiah.

Kedua, pembangunan secara khusus ditikberatkan pada indikator-indikator finansial seperti GNP. Dalam prak tik pembangunan yang berorientasi pada GNP di satu sisi berhasil memajang ukuran keberhasildan pembangunan dengan menghitung margin keuntung-an dan kerugian transaksi barang dan jasa dari sektor rumah tangga, investasi dan government expenditure. Tapi pada sisi yang lain, pembangunan mengabaikan ukuran-ukuran kerugian sebagai akibat kemajuan in-dustri tidak tertampilkan. Model pertumbuhan ekono-mi tersebut tidak pernah menyajikan hitungan berapa besaran kerugian masyarakat yang kehilangan akses air bersih, berapa besar kerusakan lingkungan dan eko-sistem hutan karena aktivitas produksi yang diseleng-garakan sebuah perusahaan kayu. Privatisasi air yang mengizinkan komersialisasi air sehingga menjamur pe-rusahaan-perusahaan air mineral kemasan, di satu sisi berhasil menyerap tenaga kerja dan menambah GNP namun tidak pernah menampilkan berapa petani yang harus kehilangan akses air untuk produksi padi mereka.

Page 52: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

18 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Ketiga, indikator-indikator ekonomi sebagaimana ter-tampil dari model penghitungan pertumbuhan GNP hanya menghitung aktivitas-aktivitas yang terjadi mel-alui mekanisme pasar, tidak peduli apakah aktivitas tersebut produktif, non-produktif atau justru destruktif. Dalam ekonomi pasar, prinsip pemanfaatan terhadap dumber daya alam adalah memaksimalkan keuntung an dan akumulasi kapital. Bertemunya kepentingan alam dengan kebutuhan manusia diatur melalui mekanisme transaksi (permintaan dan penawaran). Permintaan terhadap sumber daya alam yang tinggi, maka dengan mekanisme pasar, akan dipenuhi dengan cara memaksa atau mengeksploitasi alam sedemikian rupa sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi. Sekalipun generasi mendatang kehilangan cadangan kebutuhan sumber daya alam, maka pasar akan mengabaikannya. Dalam konteks keberlanjutan generasi, maka secara bio logis dan kodrati, perempuan adalah manusia yang akan melahirkan generasi-generasi baru yang akan meng-huni bumi. Terjadinya gangguan pada perempuan akan berdampak luas pada kualitas generasi mendata-ng. Maka kegiatan pembangunan yang berfokus pada pendapatan dan aliran uang tunai dalam GNP semata, sama dengan mengabaikan dan tidak mem prioritaskan kualitas perempuan, anak dan lingkungan.5

5 Lihat Shiva, Vandana dan Maria Mies. 2005. Ecofeminisme: Pers­pektif Gerakan Perempuan dan Lingkungan. Yogyakarta: IRE Press. hlm, 79-84.

Page 53: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

19Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Contoh kasus lama yang dapat menggambarkan bagai-mana pendekatan ekonomi pasar yang diterapkan pe-me rintah yang di satu sisi menawarkan kemajuan tapi di sisi yang lain mengabaikan dampaknya terhadap pe-rem puan yaitu kebijakan politik pembangunan industri ke hutanan di era Orde Baru. Kebijakan ini memberi-kan konsesi HPH (Hak Pengelolaan Hutan) sejumlah konglo merat. Pemberian HPH salah satunya ditujukan kepada PT. Indorayon yang memperoleh konsesi HPH seluas 269.000 hektar di kabupaten Simalungun. Dalam waktu tiga tahun (1984-1988), Indorayon mampu mem-babat hutan seluas 3.000 hektar. Dampak ikutan dari kebi jakan ini adalah terancamnya desa-desa seperti di kecamatan Porsea, dan kecamatan Habinsaran dari an-caman bencana (misalnya tanah longsor, kekeringan dan banjir) akibat penebangan ribuan pohon yang di-lakukan perusahaan pulp tersebut. Sekitar 43 KK warga desa Sianipar I dan II harus kehilangan 15 hektar sawah akibat tanah longsor. Demikian pula dengan warga desa Natumingka kecamatan Habinsaran harus mengikhlas-kan 17 warganya tewas karena tanah longsor.6

Kerugian yang harus diterima warga sebenarnya tidak hanya dalam bentuk kerusakan karena bencana yang berakar pada buruknya tata kelola hutan, tapi juga

6 Lihat Silaen, Victor. 2006. Gerakan Sosial Baru: Perlawanan Komu­nitas Lokal pada Kasus Indorayon di Toba Samosi. Yogyakarta: IRE Press. hlm. 110-112.

Page 54: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

20 | Persembahan Perempuan untuk Desa

karena pemaksaan pembebasan tanah yang dijalan-kan PT. Indorayon. Salah satu korbannya adalah desa Sugapa, kecamatan Silaen kabupaten Toba Samosir. Dalam Silaen (2006) PT. Indorayon, pada tahun 1987, lewat perantaraan Kepala Desa dan Camat Silaen (de-ngan cara disuap)7 berhasil membujuk beberapa warga untuk menyerahkan tanah adat Parsibarungan selaus 51,36 hektar. Indorayon akan menjadikannya sebagai kawasan PIR (Perkebunan Inti Rakyat) yang akan di-tanami pohon ekaliptus sebagai bahan dasar pembuat bubur kertas. Sekitar 36 ibu-ibu (bahasa batak inang­inang) yang akhirnya mengerucut menjadi 10 inang me lakukan gerakan perlawanan kepada Indorayon de-ngan mencabuti tanaman industri Indorayon sebagai pilihan terakhir karena voice mereka sama sekali tidak digubris baik oleh pemerintah kecamatan maupun pemerintah kabupaten, berikut DPRD-nya. Gerakan tersebut dipimpin oleh Nai Marsinta Sibarani. Kesepu-luh inang tersebut dipenjarakan oleh Indorayon mela-lui kaki tangan kelembagaan kepolisian yang bertugas menangkap kesepuluh inangi dan lembaga Pengadilan Negeri Taruntung yang menjatuhkan vonis 6 bulan pen jara dengan alasan, kesepuluh inang tersebut telah me lakukan tindakan pidana yaitu mencabuti 16.660 pohon ekaliptus milik Indorayon. Singkat cerita, atas

7 Dalam bahasa batak disebut pago­pago atau uang damai, bisa juga uang ungkapan terima kasih.

Page 55: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

21Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

ad vo kasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Medan, hukuman diperingan menjadi 3 bulan penjara.8

Perlawanan ibu Saida dari desa Langkomu kabupaten Buton bisa kita sepadankan dengan dengan gerakan perempuan para inang dari desa-desa di Toba Samo-sir diatas, terutama dalam hal penyelamatan akses ekonomi perempuan. Ibu Saida adalah salah satu sosok perempuan dari desa Langkomu yang resah dengan kerusakan ekosistem teluk di desa tersebut. Aktivitas pencarian ikan yang dilakukan para nelayan dengan cara yang destruktif (misalnya menggunaan pukat hari-mau dan bom-bom ikan lainnya) telah merusak habitat terumbu karang, merusak ekosistem hutan bakau se-hingga mengganggu perkembangbiakan ikan dan kep-iting. Padahal ikan dan kepiting merupakan komoditas unggulan warga nelayan desa tersebut. Ibu Saida be-rani vis a vis dengan para nelayan dipastikan semuanya maskulin untuk mengingatkan agar aktivitas penang-kapan ikan dengan bom dihentikan. Bahkan tak segan-segan Ibu Saida melaporkan para nelayan kepada polisi dengan membawa alat bukti “ikan-ikan mati” akibat bom ikan. Melalui berbagai ruang sosial, Ibu Saida juga tak lelah melakukan gerakan penyadaran kepada masyarakat. Lambat laun, perjuangannya mendapat dukungan masyarakat, organisasi kelompok tani dan pemerintah desa Langkomu. Bahkan pemerintah desa

8 Ibid. hlm. 244-251.

Page 56: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

22 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Langkomu telah mengeluarkan Peraturan Desa yang melarang aktivitas pencarian ikan dengan cara-cara yang merusakan ekosistem teluk.9

Menyimak perjuangan dan gerakan kesepuluh inang Toba Samosir melawan gurita korporasi perusahaan pemegang HPH dan perjuangan ibu Saida diatas da-pat ditarik pembelajaran bahwa perempuan ternyata memiliki kepekaan yang sangat tinggi. Bahkan bisa dikatakan mereka memiliki pemikiran jauh ke depan. Pemerintah Desa, pemerintah kecataman dan kabu-paten di Toba Samosir yang dikepalai seorang masku-lin (laki-laki) ternyata malah menjadi agen perusahaan yang dengan mudah menerima uang pelicin dan turut menghilangkan kepemilikan tanah warga. Pemerintah desa Langkomu juga demikian, bergerak dan menga-kui bahwa apa yang diperjuangkan Ibu Saida adalah tindak an penyelamatan lingkungan yang harus didu-kung, setelah Ibu Saida bergerak. Dengan kata lain, mun culnya kepekaan dan kepedulian pemerintah atas hak masyarakat terhadap akses sumber daya alam se-lalu terlambat dari masyarakat.

Tanah adalah aset jangka panjang yang tidak hanya mem beri kemanfaatan pada satu, dua generasi saja.

9 Lihat Haryanto, Titok dan Wa Ode Fitri. 2012. Melawan Kemiskin­an Berbasis Potensi Lokal: Pelajaran Berharga dari Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Stock Taking Study: Pembelajaran dari ACCESS Tahap II Terhadap Kemandirian Desa dan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia. Yogyakarta: IRE-ACCESS.

Page 57: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

23Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Tanah adalah sumber kehidupan yang harus diper-juangkan. Indorayon yang menghilangkan secara sepi-hak kepemilikan tanah para inang sama dengan meng-hancurkan akses perempuan terhadap kebutuhan dasar mereka dan keluarganya. Demikian pula dengan aksi nelayan ikan di teluk Langkomu yang menggunakan bom ikan sama dengan mengurangi hak ibu-ibu ru-mah tangga di desa Langkomu. Bagaimana tidak, ke-tika sumber-sumber kehidupan laut hilang, sementara anak-anak mereka membutuhkan asupan makanan bergizi, padahal ikan mengandung kadar protein dan asam amino tinggi, maka tidak menutup kemungkinan anak-anak tumbuh dalam kondisi “kurang gizi” menja-di ancaman. Pembelajaran lain yaitu kebijakan pembe-rian HPH kepada para konglomerat merupakan upaya yang berorientasi pengejaran angka pertumbuhan (growth oriented). Pemerintah ingin dalam waktu cepat segera meraih pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi tidak mempedulikan hilangnya kepemilikan tanah warga ne-garanya. Pemerintah juga tidak menghitung biaya so-sial yang harus ditanggung masayarakat sebagai akibat hilangnya tanah, mata pencaharian, dampak polusi ser-ta ancaman-ancaman bencana karena hilangnya cagar alam yang selama ini diperankan oleh hutan.

Menggunakan GNP sebagai alat ukur kemajuan ekono-mi suatu negara memang tidaklah buruk. Tapi meng-abaikan kemajuan kualitas hidup warga negara akan

Page 58: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

24 | Persembahan Perempuan untuk Desa

mendorong indikator ekonomi semakin tidak bermak-na. Ditinjau dari laju pertumbuhan ekonomi, kinerja perekonomian sampai dengan tahun ketiga Repelita VI dari orde pemerintahan Soeharto memperlihatkan perkembangan ekonomi yang cukup baik. Laju pertum-buhan ekonomi pada periode 1993-1996 berturut-turut adalah 7,3 persen, 7,5 persen, 8,2 persen dan 8 persen. Data statistik ini tentu sangat menakjubkan. Namun pada pertengahan 1997, seperti yang dialami Negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara pada umumnya, Indonesia mengalami krisis ekonomi. Pertumbuhan eko nomi kemudian berbalik melambat menjadi 4,7 per-sen. Nilai GNP atas dasar harga konstan naik dari Rp. 354.640,80 miliar pada tahun 1994 menjadi Rp. 376,374,9 pada tahun 1998. Sedangkan nilai PDB per kapita atas dasar harga berlaku baik dari Rp. 1,76 juta pada tahun 1993 menjadi Rp. 4,76 juta pada tahun 1998.10

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada per te-nga h an 1997 tersebut menyebabkan kegiatan ekono-mi me ngalami kemunduran dan menyebabkan ting-kat ke sejah teraan penduduk merosot. Tidak hanya itu, krisis ekonomi juga menohok aktivitas produksi, distri busi, ketersediaan pangan dan tingkat nilai tu-kar mata uang Indonesia labil. Kurs rupiah yang selalu

10 Lihat AR, Mustopadidjaja. 2012. Bappenas dalam Sejarah Peren­canaan Pembangunan Indonesia 19945­2025. Jakarta: LP3ES-Pegu-yuban Alumni Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappe­nas).

Page 59: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

25Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

melemah mengakibatkan harga-harga barang kebu-tuhan hi dup (sembako) naik melambung.11 Pengang-guran yang me luas karena banyak perusahaan yang merumah kan tenaga kerjanya, pada akhirnya menu-runkan daya beli masyarakat. Menurunnya pendapa-tan penduduk berpotensi kuat menurunkan kondisi sosial serta meningkat kan jumlah warga yang miskin. Krisis ekonomi yang me nerpa Indonesia tersebut, pada akhirnya membuka tabir kerentanan ekonomi nasional. Secara statistik capaian ekonomi sebelum krisis mem-perlihatkan angka-angka agregat kemajuan yang baik tapi didalamnya masya rakat mengalami kekeroposan ketahanan ekonomi. Menurut laporan BPS, jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 1996-2008 ber-fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 1996-1999 jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 19,96 juta karena krisis ekonomi yaitu dari 34,01 juta pada tahun 1996 menjadi 47,97 juta pada tahun 1999. Persentase penduduk miskin meningkat dari 17,47 persen men-

11 Dalam Laporan Mingguan (Weekly Report) Bank Indonesia No-mor 2002-2018 Tahun 1998 disebutkan pada 1994, 1995, dan 1996 pendapatan per kapita berturut-turut adalah 928 dolar AS, 1,044 dolar AS, dan 1,155 dolar AS. Namun pada tahun 1997, turun menjadi 1.089 dolar AS. Antara lain karena disebabkan oleh me-lemahnya nilai tukar rupiah. Sejak Agustus 1997, kurs tengah mata uang asing (USD) terhadap rupiah tercatat terus mening-kat dan pada minggu ketiga Januari 1998 mencapai Rp. 12.900. Selanjutnya menurun sejalan dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian nasional.

Page 60: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

26 | Persembahan Perempuan untuk Desa

jadi 23,43 per sen pada tahun yang sama.12 Kejatuhan ekonomi karena krisis moneter ini kiranya menyampai-kan pesan bahwa orientasi pertumbuhan ekonomi yang berorientasi pada penumpukan uang mengabaikan as-pek pemberdayaan dan pemuliaan manusia sebagai su-byek utama pembangunan. Di era reformasi, khususnya selama kurun waktu 2005-2008 perekonomian Indonesia semakin membaik. Tan-danya, pertumbuhan ekonomi dari 5,7 persen pada 2005 menjadi 6,1 persen pada 2008. Bahkan pada tahun 2007 pernah mencapai 6,3 persen. Tidak hanya itu, di tengah melemahnya perekonomian dunia pada semester pertama tahun 2009 perekonomian Indonesia ternyata masih mam-pu tumbuh positif sebesar 4,2 persen. Dalam perhitungan BI, pada tahun 2011, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia secara umum meningkat mencapai 3.543 dolar AS. Dengan tingkat kurs dolar Rp. 9.625, maka dalam satu tahun, pendapatan per kapita penduduk senilai dengan Rp. 34.101.375. Pada tingkat belanja pemerintah, pertum-buhannya juga meningkat sebesar 3,2%, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 0,3% pada tahun 2010. Se-dangkan untuk kinerja investasi, pada tahun 2011 menun-jukkan trend yang membaik dengan tingkat pertumbuh-an 8,8%. Angka agregat ini naik dari persentase tahun sebelumnya yang hanya 8,5%.

12 Prayitno, Ujianto Singgih. 2010. Memerangi Kemiskinan Dari Orde Baru sampai Reformasi. Jakarta: P3DI Sekretariat Jendral DPR RI. hlm. 86.

Page 61: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

27Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Posisi Indonesia saat ini menduduki peringkat sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia, yang ditandai dengan 45 juta anggota kelas konsumen, 53% penduduk tinggal diperkotaan dan menghasilkan 74% PDB, serta memiliki 55 juta tenaga kerja terampil dalam perekonomian Indonesia, pada tahun 2030. Pada tahun 2030, Indonesia diproyeksikan akan mencapai pertum-buhan ekonomi PDB tahunan hingga level 7 persen. Pada tahun tersebut, maka anggota kelas konsumen meningkat menjadi 135 juta, penduduk yang tinggal di perkotaan menurun menjadi 71% dan menghasil-kan 86% PDB. Untuk jumlah tenaga terampilnya me-ningkat hingga 113 juta dengan tingkat peluang pasar dalam jasa konsumen, agrikultur dan perikanan, sum-ber daya energi dan pendidikan sebanyak 1,8 triliun dolar AS dari jumlah saat ini yang hanya mencapai 0,5 triliun dolar AS. Dengan posisi ekonomi yang de-mikian, tidak sedikit kalangan yang memprediksikan bahwa Indonesia akan menduduki peringkat ke-7 du-nia sebagai negara paling leading dalam pertumbuhan ekonominya. Salah satu lembaga yang memprediksi kejayaan ekonomi Indonesia di masa mendatang yakni McKinsey&Company (2012). Lembaga penelitian yang bermarkas di Amerika Serikat ini optimis kalau Indone-sia akan menjadi negara terbesar ke-7 di dunia setelah Cina, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil dan Rusia, bahkan melampaui Jerman dan Inggris.

Page 62: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

28 | Persembahan Perempuan untuk Desa

TabelAngka Kematian Ibu di Beberapa Negara

Negara Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran

1995 2000 2005 2008Malaysia 46 39 34 31China 82 60 44 38Sri Lanka 73 59 45 39Vietnam 120 91 66 56Filipina 140 120 110 94India 470 390 280 230Myanmar 350 290 250 240Indonesia 440 350 270 240Korea Utara 270 260 250 250Papua Nugini 300 290 270 250

Sumber: (Budiantoro, et all, 2012)

Terlepas terbukti tidaknya ramalan diatas, yang jelas dibalik angka agregat pertumbuhan ekonomi nasional, negara Indonesia masih dibayang-bayangi buruknya kualitas hidup warga negaranya. Merujuk pada tabel diatas, maka dari sector kesehatan terlihat dengan je-las bahwa angka kematian ibu dan balita masih cukup tinggi. Dalam hal Angka Kematian Ibu (AKI) melahir-kan, Indonesia masuk peringkat 9 besar dari 11 negara yang menyumbang 65 persen AKI dunia pada tahun 2008 kemarin. Indonesia masih tertinggal dari Myan-

Page 63: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

29Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

mar dan berada sedikit diatasnya Korea Utara. Bahkan Indonesia berada jauh di bawah Malaysia. Demikian pula dengan kematian balita dan bayi, Indonesia juga masih tinggi dibanding dengan negara-negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, Thailand dan Viet-nam. Laju penurunan angka kematian balita dan bayi dari tahun ke tahunnya juga masih kalah jauh. Dengan Malaysia misalnya, pada tahun 1990 kematian balita di Indonesia mencapai 86, sementara di Malaysia hanya mencapai 18. Pada tahun 2008, kematian balita di In-donesia turun menjadi 41, tapi Malaysia turun hingga pada angka 6. Demikian pula dengan kematian bayi. Kematian bayi di Indonesia pada tahun 1990 sebanyak 56 kemadian pada tahun 2008 turun menjadi 31/100.000 kelahiran, sementara Malaysia turun dari 16 pada tahun 1990 menjadi 6/100.000 kelahiran pada tahun 2008.13 Secara tersirat menunjukkan bahwa intervensi program yang diselenggarakan Indonesia masih kalah disban-ding Malaysia. Simak tabel dibawah ini:

13 Lihat Prasetyantoko, A, Setyo Budiantoro, Sugeng Bahagi-jo (Eds.). 2012. Pembangunan Inklusif Prospek dan Tantangan Indonesia. Jakarta: LP3ES. hlm. 294-296.

Page 64: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

30 | Persembahan Perempuan untuk Desa

TabelAngka Kematian Bayi dan Balita di Beberapa Negara

Asia Tenggara

Negara Kematian Balita Kematian BayiIndonesia 86 41 56 31Malaysia 18 6 16 6Filipina 61 32 42 26Thailand 32 14 26 13Vietnam 56 14 39 12

Sumber: (Budiantoro, et all, 2012)

Pembagian Peran dan Pengkotak-kotakanPerempuan

Menyitir kembali pendapat Vandana Shiva diatas, pe-rem puan memiliki posisi penting dalam proses rege-nerasi sebuah bangsa. Namun pada saat yang sama, jika proses pembangunan yang diselenggarakan suatu ne-gara abai terhadap perempuan, jangan harap generasi mendatang dapat menikmati kesejahteraan dan kualitas hidup yang lebih baik dari generasi saat ini. Menelusuri jejak-jejak proyek pembangunan di berbagai belahan dunia, perempuan diketahui sebagai kelompok yang kalah atau selalu mengalah terhadap laki-laki. Fakta so-sial hingga kajian agama cenderung mendukung suatu sistem atau prinsip-prinsip pemerintahan atau pengua-saan suatu negara, kelompok-kelompok pekerja atau kelompok lainnya berdasar pengelolaan hubu ngan

Page 65: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

31Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

seperti ayah dan anak (Webster, 1991, dalam Ange-ningsih, 2005). Dalam pola hubungan seperti ini, se-orang ayah secara authoritative memerintahkan semua tingkah laku dan pengambilan keputusan yang penting bagi anak-anaknya. Semua dilakukan atas keyakinan baik sang ayah dan demi kepentingan serta kebaikan anak-anaknya. Penerapan perintah berbuat baik dari seorang ayah kepada anaknya berdasarkan pada suatu pemikiran bahwa sang anak belum matang atau tidak memiliki moral yang sama dengan ayahnya.

Contoh gamblang penerapan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada analogi hubungan ayah dengan anak yaitu program keluarga berencana (KB). Secara normatif program ini dirancang untuk meningkatkan keberlanjutan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Dapat dipastikan pula bahwa program ini berangkat dari kekhawatiran laju pertumbuhan pen-duduk lebih cepat daripada laju pertumbuhan ekono-mi. Dengan kata lain jika terjadi ledakan penduduk, maka kapasitas ekonomi nasional tidak akan mampu memenu hi kebutuhan pangan nasional. Karenanya, program yang berakar pada teori Robert Maltus ini, akhirnya memutuskan untuk menekan laju pertumbuh-an penduduk. Perempuan miskin kemudian menjadi target group utama yang “dipaksa” untuk mengikuti program KB. Para perempuan dipaksa memakai ber-bagai jenis alat kontrasepsi. Sekalipun program ini me-

Page 66: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

32 | Persembahan Perempuan untuk Desa

nuai keberhasilan dimana laju pertumbuhan penduduk Indonesia turun dari 2,3 persen pada 1971-1980 menjadi 2,0 persen pada 1980-1990. Akan tetapi keberhasilan ini pada sisi yang lain telah menempatkan perempuan sebagai obyek pembangunan, tepatnya sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas terjadinya ledakan penduduk. Pemerintah malah tidak memeriksa sejauh mana kebijakan ekonomi berselaras dengan kebijakan demografi. Padahal kita tahu, pemerintah acapkali ga-gal membangun keberdayaan ekonomi serta peme ra-taan hasil-hasil pembangunan nasional.

Kebijakan lain yang dapat kita setarakan memarginalkan perempuan adalah kebijakan impor sapi, bawang me-rah, bawang putih, dan beberapa bahan pangan lainnya. Dalam catatan Tempo, edisi 24 Maret 2013, tiga pekan ter-akhir pada bulan Maret harga bawang merah dan bawang putih yang biasanya berkisar antara Rp 10.000-40.000 per kg-nya naik hingga pada level Rp 80.000-90.000, bahkan menembus hingga Rp 100.000 per kg. Sampai bulan April 2013 harga bawang merah dan bawang putih masih ber-tahan. Harga bawang merah di Pontianak, Kalimantan Barat mencapai Rp 30.000 per kg. Padahal satu pekan se-belumnya hanya Rp 20.000. Di Padang, Sumatra Barat, harga cabai naik dari Rp 16.000 per kg menjadi Rp 18.000-20.000 per kg-nya. Di jember, Jawa Timur harga bawang merah di tingkat grosir mencapai Rp 45.000-50.000 per kg. Di tingkat eceran mencapai harga Rp 60.000 per kg.

Page 67: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

33Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Menurut Hendri Saparini; Ekonom AEPI, kenaikan har ga pangan yang memicu inflasi sangat berdampak ter hadap masyarakat bawah yang sebagian besar pe-nge luaran mereka adalah untuk pangan. Sementara, menurut Henry Saragih; Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, dengan memanfaatkan momentum kebija-kan impor bahan pangan, dengan perhitungan lonjakan harga bawang Rp 20.000 per kg dan impor Rp 160.000 ton, maka para pemburu rente komoditas bawang dapat mengumpulkan uang dari rakyat sebesar Rp 3,2 triliun.

Selain tidak memberi manfaat tambahan terhadap pen-dapatan nasional, kebijakan perdagangan impor bahan pangan ini jelas tidak memikirkan resikonya terhadap perempuan. Apalagi rumah tangga-rumah tangga pe-tani itu sendiri dan warga miskin pada umumnya.

Pandangan masyarakat tentang laki-laki dan peremuan yang ideal menurut pandangan budaya masyarakat, sering menjadi hambatan (Moeloek, 2013). Cara pan-dang yang bias gender seringkali membias juga pada kebijakan publik yang timpang gender. Pada umumnya perempuan menjadi aktor yang paling dirugikan. Keru-gian yang diderita perempuan biasanya berupa ren-dahnya pelibatan masyarakat pada level perencanaan program pembangunan, serta pada penguasaan level pengambil kebijakan dalam struktur organisasi. Mi-nimnya keterlibatan perempuan dalam dua ruang ini akan berdampak pada rendahnya gender mainstreaming

Page 68: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

34 | Persembahan Perempuan untuk Desa

dalam formula kebijakan publik. Berdasarkan data BPS (2011), 63% penduduk miskin berada di desa. Bicara soal kemiskinan di desa, perempuan menjadi kelom-pok paling rentan. Secara umum, dilihat dari perspek-tif IPG (Indeks Pembangunan Gender), menurut badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA), IPG Indonesia mengalami peningkatan. Namun jika dili-hat dari indikator-indikator komposit penyusun IPG sendiri, masih terdapat kesenjangan yang cukup curam antara laki-laki dan perempuan, khususnya dalam hal pendapatan karena jumlah upah yang diterima pekerja perempuan hanya berkisar 50 persen dari jumlah upah pekerja laki-laki.

Dilihat dari Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) atau Gender Empowerment Measurement (GEM) nilainya me-ningkat setiap tahun, namun tidak signifikan. GEM diukur berdasarkan angka partisipasi perempuan di bidang ekonomi, politik, dan pengambilan keputusan. Berdasarkan catatan BPS dan KPP&PA, GEM Indo-nesia meningkat dari 0,623 pada tahun 2008 menjadi 0,635 pada tahun 2009. Walaupun demikian, dalam pandangan pemerintah sendiri, angka tersebut masih mengindikasikan bahwa peningkatan kesetaraan gen-der di bidang ketenagakerjaan, ekonomi dan politik belum naik secara berarti. Ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja pada umumnya

Page 69: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

35Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

terlihat dari aspek, pembagian unit kerja, dan sistem pengupahan.

Di bidang ketenagakerjaan praktik subordinasi perem-puan masih kental terlihat. Pembagian peran dalam se-buah rantai produksi secara umum masih didominasi pekerja laki-laki. Dominasi laki-laki atas perempuan dalam area kerja formal tersebut pada umumnya dipen-garuhi kualitas pendidikan dan keterampilan pekerja perempuan yang lebih rendah dibanding pekerja laki-laki. Masih sedikit perempuan yang menduduki posi-si-posisi penting dalam sebuah mata rantai produksi, termasuk juga struktur organisasi perusahaan tempat mereka bekerja. Hasil studi Cifor (2008) tentang pemba-gian peran dalam mata rantai produksi industri mebel di Jepara antara pekerja laki-laki dan perempuan mem-perlihatkan adanya ketimpangan. Tepatnya, dominasi peran laki-laki atas perempuan. Simak bagan dibawah ini;

Page 70: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

36 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Bagan 1Pembagian Peran Pekerja Laki-laki dan Perempuan dalam

Rantai Produksi Industri Kayu

Dalam rantai produksi kayu di Jepara sebagaimana ter-gambar pada figur diatas, sangat terlihat bahwa pekerja perempuan menduduki posisi pada dua unit produk-si saja yakni unit pengukiran dan finishing. Padahal pekerja perempuan memiliki potensi dan hak yang sama dengan pekerja laki-laki. Perempuan memiliki ke-mampuan untuk melakukan tugas pembelian kayu. Pe-

Pembelian Kayu

Penggergajian

Pengukiran Pengerjaan Komponen

Penyetelan

Finishing

Ngemal dan Pemotongan

Sumber: Gender Study Cifor Presentation, 8 Desember 2009, dalam Legowo, et all, 2011

Page 71: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

37Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

rempuan bahkan juga mempunyai kemampuan untuk menggergaji kayu. Relasi pembagian kerja yang sudah berlangsung lama di sektor industri kayu di Jepara ini menunjukkan adanya ketimpangan relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan didalamnya. Padahal, jenis pekerjaan tidak memiliki jenis kelamin. Artinya, laki-la-ki dan perempuan memiliki potensi dan hak yang sama untuk mengerjakan jenis pekerjaan apapun.

Ketimpangan relasi laki-laki-perempuan dalam sek-tor industri ini juga berlaku pada alokasi waktu kerja. Kesimpulan ini dapat kita telusuri pada hasil penelitian Murdianto (1999, dalam Hasanaudin, 2009). Hasanudin, melakukan studi gender dalam rumah tangga peng rajin gula aren lahan kering di Jawa Barat. Perempuan (istri) kebanyakan terlibat pada pada proses produksi yang banyak membutuhkan energi. Dengan menghitung alokasi waktu kerja, Hasanudin menyimpulkan bahwa curahan waktu total perempuan di sektor industri gula aren mencapai 2,5 kali lipat laki-laki. Di sektor industri tembaga kuning di desa Cepogo, Boyolali menunjuk-kan kondisi sebaliknya. Surahan waktu dari pekerja laki-laki mencapai 6 jam, sedangkan pekerja perem-puan hanya 2 jam. Namun di sisi lain, perempuan harus mengerjakan semua urusan domestik rumah tangga, seperti mencuci, momong anak, memasak, mengambil air dan lain sebagainya.

Page 72: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

38 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Program-program masuk desa yang membawa misi pemberdayaan perempuan juga masih belum berhasil mengangkat posisi perempuan setara dengan laki-laki. Studi Sa’adah (2012) terhadap Program Nasional Pem-ber dayaan Masyarakat (PNPM) dan Program Penang-gulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) di desa Kem baran kabupaten Kebumen memperlihatkan trend dominasi laki-laki dalam struktur organisasi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Ketua BKM dipe gang laki-laki, dari delapan anggota BKM, hanya ada tiga ang-gota perempuan. Jika dalam suatu pengambilan keputu-san dengan cara voting, maka suara perempu an bisa di-pastikan selalu kalah daripada suara anggota laki-laki.

Bagan 2Struktur Pengurus BKM Desa Kembaran Kec. Kebumen

Kab. Kebumen

(sumber: Sa’adah 2012)

Kepala Desa/Lurah

Koord. BKM (L)

Anggota (L) Anggota (P) Anggota (P) Anggota (L)

Anggota (L) Anggota (L) Anggota (P) Anggota (L)

UPS (L) UPL (P) UPK (P)

Sekretaris (P)

Page 73: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

39Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Sistem pembagian kerja juga berlangsung di rumah tangga masyarakat nelayan. Studi pembagian kerja pada masyarakat nelayan di kabupaten Takalar yang dilakukan Ikhsan (2012) menemukan fakta lapangan bahwa pembagian jenis pekerjaan masih didominasi oleh laki-laki.14 Simak tabel 3 dibawah.

Dari segi kuantitas atau bobot pekerjaan, memang laki-laki lebih padat dari pada perempuan. Tapi dari sudut pandang besaran curahan energi yang dibutuhkan, maka kelompok laki-laki lebih memungkinkan untuk mengerjakan jenis-jenis pekerjaan yang membutuh-kan tenaga lebih serta memiliki tingkat resiko tinggi. Sedangkan kelompok perempuan mengerjakan jenis-jenis pekerjaan yang relative ringan dan beresiko ren-dah, terutama dari aspek keselamatan kerja. tenaga dan tingkat resiko menjadi indikator pembatas yang jelas antara pekerjaan laki-laki dan perempuan. Dari sudut pandang lain dapat kita maknai bahwa pembagian ker-ja yang ada dalam komunitas nelayan yang demikian, merupakan upaya mereka untuk menjaga kelompok

14 S, Ikhsan. 2012. Analisis Peran Kelompok Perempuan Pesisir dalam Upaya Pengembangan Kemandirian Ekonomi Berbasis Rumput Laut di Kabupaten Takalar. Makassar: Mahasiswa Pro-gram Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Uni-versitas Hasanuddin. Penelitian Ikhsan ini mendapat support dari IRE Yogyakarta yang bekerjasama dengan ACCESS Tahap II dalam kegiatan Sayembara Penelitian tahun 2012. Dokumen ini tidak dipublikasikan.

Page 74: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

40 | Persembahan Perempuan untuk Desa

perempuan terperangkap dalam domain pekerjaan yang mambahayakan keselamatan serta rentan terha-dap kualitas kesehatan reproduksi perempuan.

Tabel 3Sistem Pembagian Kerja Masyarakat Pesisir di Kabupaten

Takalar

No Jenis pekerjaan SL BL L+P BP SP

1. Mencari Ikan +

2. Membuat dan memper baiki perahu

+

3. Memperbaiki mesin perahu +

4. Membuat dan memper baiki jaring

+

5. Mengikat pancing pada senar

+

6. Membuat/memasang sarang ikan

+

7. Meminggirkan dan menen-gahkan perahu

+

8. Membeli bahan bakar perahu +9. Mangangkut hasil ikan +10. Membudidayakan rumput

laut+

11. Mengikat bibit rumput laut +12. Berdagang ikan +13. Mengelola warung atau toko +14. Beternak +15. Mengadakan arisan atau

simpanan+

16. Membuat ikan kering +Sumber: Ikhsan, 2012

Page 75: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

41Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Keterangan: SL = Selalu Laki-lakiBL = Biasanya Laki-lakiL+P = Laki-laki dan PerempuanBP = Biasanya PerempuanSP = Selalu Perempuan

Sketsa pembagian kerja dalam rumah tangga ma sya-rakat pembudidaya rumput laut mencerminkan pola yang berbeda dengan yang berlaku pada keluarga ne la-yan. Kerja-kerja domestik seperti membersihkan ru mah, belanja rumah tangga, mengasuh anak, mencuci paka-ian dan lain sebagainya merupakan bagian kesehari-an dari perempuan. Sementara untuk laki-laki berada pada posisi urusan-urusan domestik yang sifatnya bisa dikatakan lebih ringan misalnya memberi sum bangan, menerima tamu dan menghadiri rapat kelurahan. Ikh-san (2012) menggambarkan pola pembagian kerja laki-laki dan perempuan pada rumah tangga pembudidaya rumput laut tersebut dapat disimak pada tabel dibawah ini;

Page 76: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

42 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Tabel 4Pembagian Kerja Rumah Tangga Pembudidaya Rumput

Laut di Kabupaten Takalar

No Jenis Pekerjaan SL BL L+P BP SP

1. Membersihkan rumah +

2. Memperbaiki kerusakan per-alatan dapur

+ +

3. Berbelanja konsumsi +

4. Memasak +5. Mengambil air/mengisi bak

mandi+

6. Memelihara/mengasuh anak +7. Menjahit pakaian yang rusak +8. Mencuci pakaian +9. Mancari pinjaman uang,

barang dsb+

10. Memberi sumbangan sosial +11. Mengelola keuangan rumah

tangga+

12. Menerima tamu +13. Menyuruh anak bekerja +14. Memperbaiki kerusakan

bagian-bagian rumah+

15. Memperbaiki perabot rumah tangga (meja, kursi, lemari, tempat tidur)

+

16. Menghadiri rapat kelurahan +17. Mengundang tetangga untuk

selamatan+

Sumber: Ikhsan (2012)

Page 77: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

43Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Keterangan:SL = Selalu Laki-lakiBL = Biasanya Laki-lakiL+P = Laki-laki dan PerempuanBP = Biasanya PerempuanSP = Selalu Perempuan

Potret pembagian peran antara laki-laki dan perempu-an dalam rumah tangga ini sejatinya bermanfaat bagi pihak-pihak yang hendak melakukan suatu intervensi atau program pembangunan. Hampir semua pendekat-an program-program pembangunan dan penguatan masyarakat menjadikan keluarga sebagai target pene-rima manfaat. Program penanggulangan kemiskinan misalnya, mulai data, aktivitas hingga penerima manfaat kegiatannya adalah keluarga. Tantangannya kemudian, program-program tersebut tidak menjadikan dinamika hubungan gender dalam suatu keluarga se ba gai bahan refleksi untuk memaksimalkan kerja-kerja logical frame work yang sudah disiapkannya. Penulis sendiri pernah menemukan pengupahan yang sangat rendah bagi tena-ga kerja yang terlibat dalam sebuah proyek pembuatan rabat beton di sebuah desa terpencil di Kupang. Waktu itu, program pemberdayaan ini hahnya mengalokasi-kan upah sebesar Rp 6000 s/d Rp 7000 per hari. Jumlah ini tentu tidak hanya kecil dilihat dari standar pengupa-han, tapi juga sama sekali tidak meng hargai bagaiman perempuan-perempuan yang terlibat didalamnya ada-

Page 78: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

44 | Persembahan Perempuan untuk Desa

lah ibu-ibu ruamh tangga yang merelakan waktu yang mungkin seharunya ia utamakan untuk mendidik dan mengasuh anak-anak mereka. Penghargaan dalam ben-tuk “upah” seharusnya tidak hanya disandarkan pada pertimbangan standar minimum atau maksimum yang berlaku, tapi perlu melihat pada besaran waktu yang disediakan perempuan se hingga merelakan sebagian perannya di rumah tangga sebagai ibu rumah tangga. Perlakuan system pengupah an seperti ini sangat mung-kin berkaitan dengan cara pandang yang menempatkan pekerjaan domestik se per ti mengasuh anak, memandi-kan anak, memasak di dapur, dan lain-lain sebagai “bu-kan pekerjaan”, se hingga kehilangan waktu tersebut tidak mempengaruhi nilai tambah bagi perempuan.

Perempuan dalam Emansipasi Lokal

Emansipasi bukanlah konsep yang asing bagi orang In-donesia. Ia dikaitkan dengan gerakan seorang Kartini yang memperjuangkan persamaan hak, peran dan dera-jat kaum kaum perempuan di hadapan kaum laki-laki. Jauh sebelum itu, emansipasi telah menjadi salah satu butir pemikiran para filsuf Yunani Kuno yang mereka kaitkan dengan konsep kewargaan (citizenship). Warga pada dasarnya merupakan individu yang dianggap se-bagai pribadi yang utuh, yang menempatkan politik sebagai kegiatan sosial alami, dan yang menempatkan

Page 79: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

45Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

negara dan pemerintah – atau polis – bukan merupakan wujud yang asing dan jauh dari dirinya sendiri. Prinsip emansipasi telah diperkenalkan untuk semua warga di dalam polis, yaitu persamaan semua warga yang berhak berbicara dalam majelis pemerintahan (isegoria) dan persamaan di depan hukum (isonomia). [Raphael Sea-ley, 1976, dalam Mariana, et.al. 2012.].

Memasuki era modern, emansipasi menjadi jantung pe-mikiran dalam ilmu-ilmu sosial dan teori kritis. Karl Marx sebagai soko guru teori kritis berujar sebagai berikut:

Setiap emansipasi merupakan suatu restora-si dunia manusia dan juga merupakan per-baikan relasi manusia dengan sesamanya. Emansipasi akan sempurna ketika seorang individu berhasil mengintegrasikan ‘insan abstraknya’ ke dalam dirinya sendiri; ketika sebagai seorang individu, dalam kehidupan sehari-harinya, dalam pekerjaannya, dan dalam relasi-relasinya, manusia menjelma sebagai insan; dan ketika menyadari dan mengorganisir kekuatan diri sebagai kekua-tan sosial, manusia tidak lagi membedakan kekuatan sosialnya yang juga sebagai kekua-saan politik.

Pada dasarnya emansipasi merupakan sebuah anti-tesis atas bekerjanya kekuasaan yang menciptakan do minasi, subordinasi, alienasi dan marganisasi ter-hadap individu maupun kelompok seperti kaum pe-

Page 80: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

46 | Persembahan Perempuan untuk Desa

rempuan, budak, buruh, dan lain-lain. Kendati ada tot alitas kekuasaan menindas yang bekerja lewat relasi dominansi dalam masyarakat, namun para pemikir kritis masa kini bersikeras bahwa orang tetap dapat dimerdekakan lewat emansipasi. Emansipasi memerlu-kan pembebasan, baik bebas dari ideologi, relasi kekua-saan, paradigma yang membelenggu, dan epistimologi yang membatasi, serta memerlukan pemberdayaan le-wat kombinasi antara teori dan praktik yang transfor-matif, yang merupakan cerminan kritis atas masyarakat setempat maupun masyarakat luas (Fay, 1987; Fromm, 1976, dalam Mariana dan Eko. 2012.).

Dengan demikian “emansipasi” adalah konsep rumit yang mensyaratkan tiadanya dominansi, sebuah kekua-saan, yang pernah menolak individu dan kemampuan untuk menerapkan kemampuan tertentu (misalnya, menggunakan metode yang sudah ada tetapi belum siap untuk memproduksi hasil akhir yang dikehendaki, untuk mentransformasi wacana dan praktik yang men-dominansi, untuk berkembang menjadi wacana dan praktik yang emansipatoris). Singkatnya, “emansipasi” membebaskan orang untuk menggunakan kekuatan pada proses pemikiran, kehidupan-dunia dan mem-bebaskan dari siapapun yang mengganggunya, seraya memberdayakan mereka secara individu dengan ke-mampuan yang diperlukan untuk mewujudkan kepen-tingan yang sesungguhnya.

Page 81: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

47Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

Tidak seperti kaum laki-laki, perempuan harus mela-lui beberapa tahap dan pos-pos penjagaan yang cukup menghambat laju optimalisasi potensi perempuan berkembang dengan baik sehingg dapat berkiprah se-cara bebas dan positif serata dengan laki-laki. Persoa-lan-persoalan perempuan secara struktural, berakar dari system budaya patriarkis yang membuat hubun-gan laki-laki dan perempuan tidak setara. Dalam ke-bijakan ekonomi, Negara lebih memilih memberikan perlindungan kepada pemilik modal daripada menjaga sumber daya alam dan mensejahterakan perempuan. Pemiskinan secara struktural berakibat pada sulitnya perempuan mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan dasar. Termasuk juga air dan tanah. Perem-puan secara sistematis telah dikondisikan untuk tidak berpeluang memikirkan wilayah publik dan mengam-bil keputusan yang sebenarnya, termasuk menentukan keberlangsungan hidupnya serta tidak memiliki posisi sebagai pengambil keputusan bersama di sektor publik.

Terhadap hambatan struktural ini, sekelompok aktivis perempuan secara nasional pernah berkumpul hingga akhirnya mengeluarkan manifesto untuk mendorong Negara lebih serius memberikan perlindungan pada perempuan. Dalam manifesto tersebut para aktivis pe-rempuan menuntut negara untuk melakukan beberapa hal berikut; 1) dapat menjamin perlindungan terhadap perempuan dan kelompok minoritas dan segala ben-

Page 82: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

48 | Persembahan Perempuan untuk Desa

tuk ancaman dan sub-ordinasi gender berdasarkan ras, agama, etnis, kelas, usia, diffability, preferensi poli-tik dan orientasi seksual, 2) membuat kebijakan yang sensi tive gender serta mengamandemen kebijakan yang me rugikan perempuan, 3) mengoptimalkan kebi-jakan pengarusutamaan gender dan penanggulangan kemiskinan serta menolak pembangunan berbasis hu-tang, dan 4) mengalokasikan anggaran yang sensitif gen der dan berpihak kepada rakyat untuk peningkatan ke sejahteraan.

Hambatan yang ditemui perempuan untuk berkembang sebenarnya tidak hanya di level struktural (makro). Di internal keluarga perempuan harus berdialog, bernego-siasi bahkan bertarung dengan budaya patriakis yang melingkupi kehidupan keluarga. Domestifikasi perem-puan adalah salah satu hambatan terbesarnya. Pagi-pa-gi seorang istri sudah disibukkan dengan tugas mema-sak, membuatkan secangkir the/kopi untuk suaminya, memandikan anak hingga menyiapkan segala sesuatu untuk kebutuhan anak-anaknya yang hendak berang-kat sekolah. Peran-peran perempuan dalam rumah tangga yang menganut budaya patriarkis, kadang tidak dilihat sebagai peran (emansipasi). Pembagian peran yang tidak seimbang dan tanpa dilandasi kesadaran untuk saling memberdayakan sumber-sumber daya manusia dalam suatu rumah tangga (laki-laki maupun perempuan) adalah tantang terberat bagi perempuan

Page 83: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

49Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

berkiprah di ranah publik. Berkaca pada pengalaman gerakan para inang di Toba Samosir ataupun pengalam-an Ibu Saidah, Ibu Musdalifah dan perempuan-perem-puan yang akan dituturkan pada Bab II dari buku ini, maka secara skematis gerakan sosial akan lebih kuat karena ditopang oleh kemampuan perempuan melaku-kan penyadaran/penetrasi budaya patriarki di dalam keluarga itu sendiri.

Bagan 3Posisi Keluarga dalam Interaksi Negara,

Modal dan Gerakan Sosial

(diadaptasi dan dimodifikasi dari Aditjondro, dalam Silaen, 2006)

Aparat eksekutif

Aparat Represif

Aparat ideologis

Parlemen & parpol

Modal asing

Modal dalam negeri

BUMN/UKM

Aktivis gerakan-

gerakan sosial

Keluarga/Rumah Tangga

Page 84: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

50 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Sekali lagi, kiprah perempuan di ranah publik mempu-nyai kaitan erat dengan keberdayaannya mengelola se-buah rumah tangga. Baik di ranah publik maupun do-mestik, perempuan sama-sama menghadapi tantangan patriarki. Kemampuan perempuan membangun har-moni dialogis antara budaya patriarki dengan budaya matrilinear akan turut menentukan dukungan bagi seorang perempuan dari suami untuk berkiprah lebih luas di level publik tanpa hambatan domestifikasi. Pe-rempuan di pedesaan, kalau kita cermati memiliki ke-cerdasan luar biasa dalam konteks ini. Pembagian pe-ran antara laki-laki dan perempuan ditempatkan secara lentur. Antarsuami-istri bisa saling tukar peran. Tidak jarang pula kita temui, suami-suami di desa momong anak. Banyak pula kita temui, para perempuan desa be kerja keras bak layaknya seorang suami. Catatan pe-ngalaman hidup Wa Emasi berikut ini mungkin mem-berikan pembelajaran tersebut.

Wa Emasi tidak tamat SD. Maklum, karena dahulu ia berasal dari keluarga miskin. Wa Emasi tinggal di desa Parida Kec. Lasa-lepa, Kab. Muna. Sejak remaja, Wa Emasi sudah terjun sebagai pekerja penggali dan pemecah batu. Kini, setelah berkeluarga, ia masih menekuni pekerjaan tersebut bersama suami nya. Buat apa lagi kalau bukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jika di-hitung, sudah dua puluh tahun lebih beliau

Page 85: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

51Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

bekerja sebagai penggali dan pemecah batu gunung di desa Parida.Pada tahun 2004, Wa Emasi meniup peluit akselerasi untuk mengejar ketertinggalan ekonominya. Cita-citanya adalah beralih dari sekadar menjadi penggali dan pemecah batu, melainkan menaikkan levelnya menja-di wirausahawan. Wa Emasi memberanikan diri mengadu nasib ke kota. Bukan bermak-sud urbanisasi, tapi melakukan pemetaan peluang usaha dagang batu. Dengan kata lain mencari peluamg pasar. Berjalan kaki dari rumah ke rumah mencari pembeli pun ia jalani. Untuk satu rit batu ukuran 4 kubik dijualnya dengan harga Rp 400.000. Dalam sehari beliau dapat mengangkut 4 rit. Dalam perkembangannya, Wa Emasi tidak hanya menjual batu, tapi juga beberapa jenis bahan bangunan lainnya seperti semen.Setelah 3 tahun berjalan, usahanya me nga -lami peningkatan dan banyak dikenal se-hing ga pelanggannya pun bertambah. Kini, ia sudah memiliki tempat usaha resmi yang memiliki surat izin. Usaha Dagang yang did-irikannya, ia beri nama UD. Makmur Jaya. Sesuai dengan surat izinnya, UD ini ber-alamat di Desa Parida Kec.Lasalepa. Surat Izin Usaha berlaku sejak tanggal 25 Agus-tus 2008 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2013. UD. Makmur Jaya kemudian menam-bah jumlah layanannya dengan menyedia-

Page 86: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

52 | Persembahan Perempuan untuk Desa

kan fasilitas mobil, untuk kali pertama, satu unit truk yang digunakan untuk mengang-kut berbagai jenis pesanan material bangu-nan dari para pelanggan. Dengan cara ini semua urusan pengiriman material menjadi lancar. Dalam waktu singkat beliau dapat menambah fasilitas mobil truk menjadi 2 unit yang dikemudikan oleh suami dan adik Wa Emasi.Sekalipun Wa Emasi telah meraup keber-hasilan dari usaha dagangnya, dan jam ter-bangnya pun bertambah, ia tetap tidak me-lupakan perannya sebagai ibu rumah tangga.Apalagi kalau sudah menyangkut pendidi-kan anak-anaknya, Wa Emasi menaruh per-hatian besar. Posisinya sebagai pendiri UD. Makmur Jaya tidak kemudian menjadikan-nya dominan dalam hal pengambilan kepu-tusan rumah tangga. Berkait dengan arah ke-bijakan pendidikan anak-anaknya, ia selalu memusyawarahkannya dengan sang suami. Hanya, kalau sudah menyangkut urusan ke-bijakan usaha dagang, Wa Emasi memegang kendali pengambilan keputusan. Tidak lain karena dari segi kapasitas pengetahuan dan pengalaman menjalankan usaha dagang, ia lebih cakap dibanding suaminya.

Pengalaman hidup seperti yang dialami Ibu Musdali-fah ataupun Wa Emasi diatas, justru agak berbalikan, ketika kita menyimak pemberitaan perceraian anggota

Page 87: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

53Memajang Kemajuan Menyembunyikan Kerentanan...|

parlemen, poligami para pejabat dan lain sebagainya yang seharusnya secara ekonomi, intelektualitas lebih mapan. Mungkin bisa dikatakan disini, bahwa dalam keluarga yang seperti mengalami disharmoni, sistem pembagian peran dan komunikasi antar perempuan dan laki-laki didalamnya tidak bekerja dengan baik se-hingga satu sama lain merasa paling berhak menentu-kan kebijakan rumah tangga, bahkan mengarah pada penundukan hak atas suami kepada istri atau istri ke-pada suami. Maka tidak ada salahnya kita belajar pada perempuan-perempuan desa. Sekalipun kiprah mereka tidak seluas aktivis nasional, tidak menasional seperti bupati, gubernur, menteri ataupun presiden, namun kiprah mereka di lokal, tapi memberikan makna yang dalam bagi kehidupan disekitarnya.

Page 88: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,
Page 89: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

55Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Bab II

Dari Perempuanuntuk Kemandirian Desa

Siapa yang tidak kenal PKK? Kepanjangan dari Pember-dayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dulu bernama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. Ini ada-lah satu-satunya organisasi perempuan yang mengakar kuat dari tingkat pusat hingga desa, bahkan RT. Akan tetapi meskipun secara kelembagaan organisasi ini ter-bilang kuat, namun tidak sedikit kritik tajam diarahkan karena kiprahnya yang dinilai tidak mampu menjawab banyak persoalan perempuan dan keluarga utamanya di desa. PKK juga kerap dikritik sebagai lembaga yang eksklusif mengingat pengurus dan anggotanya biasa diisi oleh istri dari elite pemerintahan sebagaimana in-struksi dari Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga dan Permendagri No. 28 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberdayaan dan Kesejahte-raan Keluarga dalam Membantu Meningkatkan dan Mewujudkan Tertib Administrasi Kependudukan.

Page 90: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

56 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Di tingkat desa, kiprah PKK cukup beragam, ada yang aktif menjalankan 10 program pokok PKK, namun tidak sedikit juga yang keberadaannya antara ada dan tiada, artinya secara kelembagaan masih ada, namun hanya terjebak pada rutinitas saja, seperti arisan. Upaya mela-kukan revitalisasi terhadap PKK pun terus dilakukan, diawali dengan merubah namanya dari “Pembinaan” menjadi “Pemberdayaan”, selain itu kerap dilakukan kegiatan-kegiatan training dalam rangka meningkat-kan kapasitas anggota PKK agar dapat mencapai tujuan kesejahteraan, PKK pun sudah mulai terlibat dalam perencanaan pembangunan, dan yang paling sering kita lihat adalah bagaimana anggota PKK berusaha meng hidupkan Posyandu di tingkat lokal (Ani: 2013).

Organisasi korporatis di desa selain PKK, sebagaimana diakui secara legal dalam PP No. 72 Tahun 2005 ada-lah Rukun Tetangga, Rukun Warga, Karang Taruna dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Secara tidak langsung, pengakuan secara yuridis terhadap organi-sasi korporatis ini, telah mengarahkan negara hanya mengakui lima organisasi tersebut. Oleh karenanya, hanya organisasi korporatis yang bisa memperoleh dukungan alokasi anggaran baik yang bersumber dari APBD ataupun APBDes. Jika ditilik dari sudut pandang politik kebijakan, organisasi warga yang notabenenya diinisiasi dari dalam diri masyarakat desa, cenderung diacuhkan pemerintah desa. Dengan kata lain, tidak

Page 91: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

57Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

ada kewajiban bagi pemerintah desa membina apalagi menyediakan anggaran untuk organisasi nonkorpora-tis tersebut. Meski kurang mendapat pengakuan dari negara, keberadaan organisasi-organisasi warga, dalam perkembangan saat ini, memberi makna yang cukup baik bagi penguatan kapasitas warga desa dalam mem-bangun demokrasi di arasy lokal. Demikian pula dam-pak secara tidak langsung bagi penciptaan tata kelola kebijakan pembangunan desa. Organisasi-organisasi warga mampu mendorong kepekaan organisasi korpo-ratis dan pemerintah desa untuk membuka ruang par-tisipasi masyarakat desa dalam pembangunan.

Secara kronologis, organisasi-organisasi warga pada umumnya merupakan kristalisasi dari infiltrasi gera-kan pemberdayaan yang diperankan organisasi masya-rakat sipil semacam LSM. Menurut Antlov (2002, da-lam Li, 2012) LSM adalah organisasi kemasyarakatan yang memprakarsai berbagai program penguatan ma syarakat sipil yang berupaya keras melawan main­stream pemikiran orde baru dalam pembangunan. Bagi lem baga-lembaga bantuan pembangunan LSM dipan-dang sebagai sarana untuk menyuarakan keinginan masyarakat serta mendorong demokratisasi. Namun karena tidak memiliki karakter kesadaran yang sejati sebagai masyarakat sipil, upaya-upaya penumbuhan organisasi warga menjadi bagian dari strategi yang dilakukannya untuk menghasilkan organisasi warga

Page 92: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

58 | Persembahan Perempuan untuk Desa

yang kritis sehingga dapat mengimbangi peran domi-nasi negara dan pasar.15

Bab II ini mencoba mengangkat khasanah gerakan or-ga nisasi warga yang dalam konteks kelahirannya tidak bisa dilepaskan dari kiprah perempuan desa sebagai ini siator. Dengan berselancar dari satu organisasi war-ga ke organisasi warga tersebut, kita akan melihat di-as pora inisiatif dan emansipasi perempuan yang se-lama ini hanya terkanalisasikan dalam satu wadah yang bernama PKK saja. Diaspora gerakan perempuan di desa saat ini dapat dikatakan menunjukkan animo yang cukup kuat dan tumbuh dari dalam perempuan-pe rempuan di desa. Berawal dari kesadaran pribadi, kemudian tumbuh menjadi kesadaran kolektif, perem-puan-perempuan desa kini semakin getol membangun kontestasi politik lokal yang selama didominasi lemba-ga-lembaga desa yang cenderung berwatak maskulin.

Community Center: Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Publik

Cerita tentang Community Center, selanjutnya dising-kat “CC”, kami temukan di Kabupaten Lombok Barat, salah satu kabupaten yang berdasarkan catatan BPS, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya masih terbi-

15 Lihat Li, Tania Murray. 2012. The Will to Improve Perencanaan, Kekuasaan, dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Marjin Kiri.

Page 93: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

59Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

lang rendah, jauh dari rata-rata IPM NTB terlebih-lebih lagi IPM Nasional. Rendahnya IPM Lombok Barat ini dipengaruhi oleh tiga indikator sebagai tolak ukur, yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Pelayanan publik bidang pendidikan dan kesehatan memang di-rasakan oleh masyarakat masih jauh dari yang mereka harapkan. Puskesmas yang seharusnya mampu men-jalankan empat fungsi, yaitu: promotif (promosi kesehat-an), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan), faktanya tidak banyak meme-rankan diri untuk hadir di tengah-tengah masyarakat. Begitu pula dengan pendidikan, banyak sekolah didiri-kan akan tetapi masih membatasi akses masyarakat un-tuk bersekolah karena biayanya yang tinggi serta kuali-tasnya yang masih jauh dari harapan. Selain persoalan pendidikan dan kesehatan, ada juga masalah pelayanan publik lainnya yaitu pencatatan sipil. Pemerintah desa seringkali mengalami kesulitan mengingat masih ba-nyak warga yang belum memiliki kesadaran akan pen-tingnya pencatatan identitas, baik berupa KTP maupun Kartu Keluarga (KK).

Problem pelayanan publik inilah yang membuat ma-sya rakat khususnya kaum perempuan menjadi resah, kenapa perempuan? Jelas, karena perempuan khusus-nya kaum ibulah yang terbilang paling direpotkan de-ngan masalah pendidikan dan kesehatan, karena sistem patriarki menempatkan perempuan seolah menjadi

Page 94: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

60 | Persembahan Perempuan untuk Desa

sosok yang paling bertanggungjawab terhadap urusan domestik, termasuk didalamnya harus mengurus pe n-didikan dan kesehatan keluarganya.

Meski sudah mulai banyak yang sadar dengan masalah ini, namun belum ada upaya yang sistemik untuk bisa memahami akan pentingnya memperbaiki kualitas pe-layanan publik, akan tetapi pengetahuan yang terbatas serta ruang komunikasi yang belum tersedia membuat masalah yang ada tidak terselesaikan, sehingga kasus kekerasan pada TKW/TKI terus terjadi, kualitas pen-didikan dan pelayanan kesehatan masih terbilang ren-dah. Berangkat dari persoalan pela yanan publik inilah lahir banyak gerakan perempuan yang melakukan ad-vokasi untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik di tingkat desa, salah satunya community center (CC). CC memilih dialog sebagai strategi ad vo kasi. Dialog ditempuh dengan cara mempertemukan warga den-gan instansi pemberi layanan publik, seper ti dengan Puskesmas, lembaga pendidikan Sekolah, pemerintah desa, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Pemer-intah Daerah Kabupaten Lombok Barat. Pe mer intah daerah pun bersedia berdialog sekaligus me la kukan sosialisasi beberapa program misalnya jaminan sosial kesehatan (Askeskin). Terbukanya ruang dialog an tara penyedia layanan dengan pengguna la yanan dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat. Sekitar 47 persen penduduk desa Kekeri yang selama ini tergo long mis-

Page 95: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

61Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

kin merasakan adanya ruang dialog yang sela ma ter-tutup oleh sekat pembangunan yang ber sifat terbuka diatas tapi tertutup dibawah.

Pembentukan CC memang tidak dapat dilepaskan dari peran 3 orang perempuan, yaitu: Kustiyah, Sri Rah-madani dan Johra dari Desa Kekeri, Lombok Barat. Di-mana awalnya mereka prihatin akan kondisi kesehatan masyarakat, terutama perempuan dan keluarga miskin yang mengalami Gizi Buruk. Community Center seba-gai pusat layanan informasi, pengaduan dan pemb-elajaran yang mudah diakses warga, serta menjadi alat kontrol efektif bagi unit-unit pelayanan publik proses kelahirannya difasilitasi oleh Jaringan Masyarakat Sipil (JMS), sebuah NGO yang menjadi mitra ACCESS. JMS melakukan proses pengorganisasian di tingkat lokal sehingga membongkar kesadaran warga akan hak-hak mereka, terutama kaum perempuan. Pendekatan yang ditempuh oleh JMS tergambar pada gambar berikut:

Gambar 4.Rute Advokasi JMS di Tingkat Desa

Page 96: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

62 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Pertama, proses membangun kesadaran warga terma-suk kaum perempuan dilakukan dengan menampilkan data-data empiris mengenai masih rendahnya kualitas pelayanan publik serta pengenalan tentang hak-hak warga negara. Kedua, melakukan pembelajaran dan pengorganisasian warga. Ketiga, melembagakan organi-sasi warga dalam wadah community center di beberapa desa.

Desa Kekeri adalah satu diantara 15 desa di Kecamatan Gunung Sari. Desa Kekeri terdiri dari 3 dusun yaitu du-sun Dusun Kekeri, Dusun Gegutu Dayan Aik dan du-sun Kekeri Timur. Penduduk desa ini berjumlah 4.465 orang dengan komposisi perempuan 2.273 orang dan laki-laki 2.192 orang. Jumlah KK keseluruhan adalah 1.204 KK, dimana 574 KK masuk dalam kategori Ru-mah Tangga Miskin (RTM). Mata pencaharian utama masyarakat adalah petani, buruh lepas (baik buruh tani maupun bangunan), dan banyak juga yang menjadi Tenaga Kerja di luar negeri, terutama Saudi Arabia dan Malaysia.

Ada beberapa peran advokasi kebijakan layanan publik berhasil dilakukan CC antara lain: Pertama, menjadi wa-dah dan sarana penyampaian complain atas publik ser­vice delivery dari warga terhadap pelayanan publik. CC memodifikasi Gawe rapah menjadi media komunikasi antara warga dengan instansi pemberi layanan publik.

Page 97: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

63Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Gawe rapah sendiri merupakan wadah bermusyawa-rah antara pemerintah dengan warga sekaligus sebagai ikhtiar untuk optimalisasi fungsi kedua aktor utama ini da lam pembangunan secara setara, terbuka dan siner-gis.16 Kedua, CC diperankan sebagai wadah ber bagi ilmu dan keterampilan antarwarga. Meskipun awal ke beradaannya CC lahir untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik, namun dalam perkembangannya CC mampu menjadi arena bersama untuk saling mem-perkuat pengetahuan, termasuk soal pentingnya mem-perkuat partisipasi warga dalam perencanaan dan pe -nganggaran di tingkat desa hingga kabupaten. Selain itu, dikenalkan juga pentingnya perempuan memper-kuat posisi dan perannya dalam ranah publik maupun domestik.

Ketiga, menjadi representasi masyarakat sipil untuk me-ngontrol dan meningkatkan kualitas pelayanan pu blik. Dalam konteks ini, CC berhasil membangun kesepakat-an bersama dengan Dinas Kesehatan, ditandai dengan penandatanganan MoU Kesehatan ditingkat Kabupa-ten. MoU ini bertujuan mengontrol kualitas layanan Puskesmas. Keempat, CC telah memfasilitasi penyelesai-an masalah-masalah terkait dengan TKI, yang bekerja-sama dengan pihak-pihak terkait. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ibu Kustiah, di desanya lebih dari 50

16 Tim JMS Lobar, Gawe Rapah Warga, Menilik Masa Lalu, Menata Hari ini, Merangkai Masa Depan, JMS-IDSS-AIP.

Page 98: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

64 | Persembahan Perempuan untuk Desa

persen perempuan memilih bekerja sebagai TKI. Sa-yangnya, banyak dari mereka tidak mengetahui infor-masi seputar TKI, sehingga seringkali pulang dengan membawa persoalan. Karena itu, CC mengambil peran untuk melakukan transformasi pengetahuan sehingga pilihan untuk menjadi TKI bisa menjadi pilihan yang rasional serta seorang TKI sebelum berangka sudah harus mengetahui hak-haknya juga. CC di desa Kekeri juga melakukan advokasi kepada pemerintah desa agar turut memberikan perlindungan kepada warganya se-hingga tidak terjebak pada bentuk-bentuk kecurangan dalam pengurusan administrasi calon TKI, seperti pe-malsuan umur.

Bicara soal sejarah relasi antara CC dengan Pemerin-tah Desa, awalnya keberadaan CC dipandang sebelah mata oleh pemerintah desa, mengingat anggotanya mayoritas adalah perempuan, ujar Kustiyah. Bahkan ketika CC pernah mengajukan diri untuk turut berpar-tisipasi dalam proses perencanaan pembangunan desa (Musrenbang Desa), kepala desa bahkan berkomentar seakan meragukan kapasitas CC. Akan tetapi perlahan-lahan pengakuan atas eksistensi CC pun mulai muncul ketika pemerintah desa dan masyarakat merasakan manfaat yang cukup besar dari kehadiran CC, terle-bih-lebih ketika CC berhasil memperjuangkan usulan desa dalam proses musrenbang di tingkat kabupaten, se hingga desa mendapatkan anggaran pembangunan

Page 99: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

65Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

yang cukup. Hingga tahun 2012, keberadaan CC di Ke-keri meluas hingga mencapai 13 Community Center di 6 kecamatan (Batulayar, Gunung Sari, Narmada, Kediri, Kuripan, Gerung) dan 1 yang sedang terinisiasi (desa Giri Sasak) di Kabupaten Lombok Barat.

Tabel 2.1.Community Center di Kabupaten Lombok Barat serta isu

yang ditangani

Ke-camatan

Desa Nama Pendeka-tan Pem-bentukan

Isu Advokasi

Batula-yar

Senteluk CC Pade Angen

Tokoh Masyarakat dan kelom-pok tani

KDRT, SKTM, KTP.

Sandik CC Saling Anton

Kelompok Perempuan

KDRT, La-yanan Puskes-mas

Gunung Sari

Kekeri CC Mandiri Kelompok Perempuan

KDRT, Trafik-ing, Layanan puskesmas, SKTM, Akta nikah, Jamkes-mas/Jamkesda

Mamba-lan

Lembaga Adat Paer Desa Mambalan (awalnya bernama Titisan Gempeng Bumi Mam-bal)

Lembaga Adat

SKTM, KTP, Akta Nikah, Jamkesmas/Jamkesda

Page 100: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

66 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Nar-mada

Nyur-lembang

CC Banyu Gentar

Kelompok Warga dan PKK

Akta Nikah, Pilkades, Jamkesmas/Jamkesda

Tanah Beak

Forum Kadus

Kadus KTP, KK

Suranadi Kelompok Warga

Laki –laki dan perem-puan

SKTM, KTP

Kediri Ombe Baru

LKM Maju Bersama

Lembaga Keuangan Mikro

Akta Nikah

Mon-tong Are

Forum Kadus

Kadus Akta Nikah dan KTP

Kuripan Kuripan Selatan

Kelompok Kader

Kader desa (Posyan-du)/Natu-ral Leader

Layanan Rumah Sakit, Jamkesmas/Jamkesda

Kuripan Utara

Kelompok Pemuda

Kelompok Tukang Ojek

KTP

Giri Sasak

Sedang terinisiasi

Tokoh Masyarakat

RPJM Desa, KTP, Jamkes-mas/Jamkesda

Gerung Gerung Selatan

CC Peduli Masyrakat

Kelompok Laki-laki dan perem-puan

KDRT, Trafik-ing, pene-lantaran Anak, SKTM, KTP

Babus-salam

CC Imbas Bersinar

Kelompok laki-laki dan Perem-puan

KDRT, Komite Sekolah, Jam-ksesmas/Jam-kesda, KTP, Akta Nikah, Layana Rumah Sakit

Sumber: Jaringan Masyarakat Sipil (JMS)

Page 101: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

67Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Kehadiran CC di desa telah memberikan manfaat yang cukup besar, diantaranya: Pertama, membongkar kesa-daran kognitif warga khususnya perempuan, dengan memberikan pemahaman akan hak-hak warga negara. CC juga memberikan banyak informasi kepada kaum perempuan desa yang akan menjadi TKW, sehingga mereka tidak mudah ditipu dan memiliki posisi tawar yang kuat. Begitu pula munculnya kesadaran akan pent-ingnya hak-hak pencatatan sipil sebagai warga negara, sehingga tidak ada lagi keluarga miskin yang terhalang aksesnya untuk mendapatkan Akte Kelahiran karena biaya pembuatannya yang mahal. Kedua, CC menjadi penyambung lidah masyarakat yang tidak berani men-yampaikan kritik atas penyelenggaraan layanan publik. Pengalaman CC desa Kekeri yang melakukan advokasi kebijakan bidang pendidikan di kabupaten Lombok Barat kiranya membuktikan kemanfaatan kedua ini. CC membuka pos-pos pengaduan masyarakat yang merasa mengalami kesulitan untuk bersekolah karena mahalnya biaya pendidikan. Penga duan ini pun ditin-daklanjuti dengan advokasi kepada pihak sekolah dan Dinas Pendidikan dan Olah Raga.

Advokasi ini telah berhasil memaksa Dinas Pendidik an dan Olah Raga kabupaten Lombok Barat mengeluarkan surat No 821/101/Dikpora/2011 tertanggal 24 Mei 2011 tentang larangan pungutan biaya pendaftaran dan pun-gutan lainnya dalam bentuk apapun. Ketiga, di bidang

Page 102: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

68 | Persembahan Perempuan untuk Desa

kesehatan, yang terpenting adalah proses advokasi CC kepada Puskesmas mendorong perbaikan layanan kes-ehatan untuk warga desa. Akhirnya Puskesmas mau berbenah diri untuk memperbaiki pelayanannya. Bah-kan Puskesmas Penimbung menjadi lembaga penyedia layanan kesehatan terbaik di Kabupaten Lombok Barat dengan kategori sebagai penyedia dokter teladan, pen-anganan malaria terbaik, layanan suster teladan dan pelayanan puskesmas teladan. Diakui oleh dr.I.Made Arimbawa selaku Kepala Puskesmas Penimbung, bahwa prestasi Puskesmas tersebut berkat adanya dukungan CC mela lui proses advokasi kesehatan ter-hadap Puskesmas Penimbung.

Kemanfaatan ketiga, secara tidak langsung CC menjadi ruang belajar bagi warga desa sehingga meningkat ka-pasitasnya tidak hanya dalam pengetahuan organisasi tapi juga menjadi ruang pengembangan jiwa kerelawa-nan sosial. Kemanfaatan tersebut paling tidak terung-kap dari testimoni ST. Hawa, Ketua CC desa Jambu ka-bupaten Dompu berikut ini;

Satu tahun lebih saya menjadi pengurus sekaligus sebagai ketua CC Desa Jambu. Be-lum banyak yang bisa dilakukan selama ini, tetapi saya sudah berusaha untuk memban-tu masyarakat merasakan pelayanan publik yang optimal di desa Jambu. Hingga hari ini saya bersama CC tetap menjadi mitra petu-

Page 103: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

69Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

gas kesehatan alias bidan di desa. Satu ke-berhasilan yang saya harus sebut berulang-ulang adalah sukses mendorong Pemerintah Desa mengeluarkan Perdes Persalinan yang mengharuskan setiap ibu hamil melibatkan bidan dalam proses melahirkan. (sumber: _____, 2012. Kumpulan Cerita Perubahan Kepem­impinan Perempuan di Kabupaten Bima & Dompu. Solo: Gita Pertiwi)

Kembali mengenal posisi CC dalam relasi struktur poli-tik lokal, organisasi tersebut adalah organisasi nonkor-poratis yang secara legal formal belum diakui negara. Sekalipun politik lokal belum membuka ruang kon-testasi yang seimbang bagi CC, ternyata CC di Lombok Barat ini telah menjadi trigger lahirnya kepekaan layan-an publik dari pemerintah desa kepada warganya. Se-lain itu, CC berpotensi memicu organisasi-organisasi kor poratis desa lainnya menghidupkan kembali visi dan misi awalnya pada saat didirikan oleh negara.

Melahirkan Kelompok Perempuan Usaha Kecil (KPUK)

Jika pembaca sekalian hendak mengetahui wajah ke-mis kinan di negeri kita, ketiklah kalimat “Kemiskinan Berwajah Perempuan” misalnya di laman google search engine. Dalam waktu sekejap kita akan menemukan banyak tulisan yang mengangkat tema tersebut. Kes-

Page 104: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

70 | Persembahan Perempuan untuk Desa

impulan akhir dari tulisan-tulisan yang nantinya kita temukan, kira-kira hendak mengatakan bahwa baik dari segi subyek penyelenggara pembangunan, formu-la maupun subyek penerima pembangunan itu sendiri menunjukan ketimpangan gender.17 Kemiskin an begitu dekat dengan perempuan. Dengan kata lain, dalam ke-seharian perempuan lebih banyak mendapatkan dam-pak pemiskinan dari pada laki-laki. Perempuan me-ngalami kesulitan mengatur uang belanja, karena harus bernegosiasi dengan jenis kebutuhan rumah tangga yang kian beragam dan banyak dari hari ke hari. Akhir nya, depresi psikologis acapkali menghampiri kehidupan rumah tangga. Kasus ibu dan anak bunuh diri sebagai akibat ketidakmampuan perempuan menanggung be-ban ekonomi, yang muncul akhir-akhir ini merupakan in di kator pembangunan ini belum adil pada perempuan.

“Perempuan memegang peranan penting dalam se­luruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dan salah satu peran penting perempuan yang sering di abaikan adalah di bidang pengembangan ekonomi, padahal kenyataannya 46,23% perempuan meru­pakan pelaku ekonomi, akan tetapi hak­hak ekonomi perempuan masih kurang terfasilitasi”18

17 Beberapa tulisan diantaranya bisa diakses di; http://eckapu-nyacerita.blogspot.com/2008/09/kemiskinan-berwajah-perem-puan.html, http://kaffahmedia.com/mienmuntoro/?ci=2&csi=3&cai=1,http://radiosahabat.blogspot.com/2009/07/kemiskin-an-di-ntt-berwajah-perempuan.html

18 Presentasi Success Story JARPUK-PUK di Lombok Tengah, Pra-ya, 29 November 2011.

Page 105: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

71Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Kutipan di atas menggambarkan bahwa perempuan memiliki potensi yang sangat besar dalam pengem-bangan ekonomi di tingkat lokal, akan tetapi fasilitasi negara masih terbilang lemah. Berangkat dari kepri-hatinan terhadap nasib perempuan ini lahir gagasan pemberdayaan bagi perempuan yang memiliki usaha ekonomi kecil. Pada tanggal 29 September 2001 bertem-pat di BLK Tampar-ampar kabupaten Lombok Tengah, sekitar 30 orang perempuan yang bergerak di bidang usaha kecil menggagas terbantuknya jaringan perem-puan usaha kecil yang diberi nama Jaringan Perempuan Usaha Kecil (JarPUK) ”Rindang”.

Di Kabupaten Kupang, Pendirian JarPUK diawali pada Tahun 2003 dengan nama Ina Fo’a dan disusul JarPUK Feto Hamutuk di Tahun 2006. Di dua kabupaten terse-but terdapat banyak perempuan yang tergabung dalam berbagai kelompok yang disebut Kelompok Perem-puan Usaha Kecil (KPUK). Anggotanya, memiliki ba-nyak ragam jenis usaha. Organisasi ini bersifat terbuka. Jadi perempuan yang tidak memiliki usaha dapat ber-gabung dengan organisasi tersebut. Mengapa, karena organisasi ini memang bertujuan member bekal pada perempuan agar berdaya dari segi ekonomi. Menjadi pengusaha adalah bagian dari harapan akhirnya.

Sebagaimana peran JMS, keberadaan KPUK tidak dapat dilepaskan dari peran ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil) sebagai organisasi yang sela-

Page 106: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

72 | Persembahan Perempuan untuk Desa

ma ini melakukan pendampingan dan pemberdayaan terhadap JarPUK. ASPPUK memiliki visi “terwujudnya Perempuan Usaha Kecil-Mikro (PUK-Mikro) yang kuat dan mandiri dalam masyarakat sipil yang demokratis, sejahtera, setara dan berkeadilan gender”. Selain itu, untuk merealisasikan visi tersebut, ASPPUK mengem-bangkan dan memberdayakan anggotanya melakukan beberapa kegiatan diantaranya;

1. Memfasilitasi dan menguatkan-Ornop anggota aso-siasi dan advokasi, networking dan fund raising

2. Penguatan Perempuan Usaha Kecil-Mikro3. Membangun dan Menguatkan - Jaringan Pasar bagi

Produk PUK-Mikro4. Advokasi Kebijakan untuk - Memperjuangkan Hak

dan Kepentingan PUK-Mikro 5. Publikasi6. Jaringan kerjasama

Tahun 2009 adalah awal kebangkitan ASPPUK di Ka-bupaten Lombok Tengah. Kebangkitannya, ditandai dengan upayanya menggandeng banyak pihak untuk mendukung program yang diinisiasinya, seperti peme-rin tah daerah dan ACCESS. Kemajuan yang cukup pe-sat dari sisi kuantitas akhirnya mulai dirasakan. Semula ang gotanya hanya terdiri dari 160 PUK, paling tidak hing ga 2012 anggotanya sudah mencapai 2.609 PUK se-bagaimana tergambar pada gambar 2.2 berikut ini.

Page 107: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

73Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Gambar 2.2.Perkembangan jumlah PUK dan KPUK Lombok Tengah

2009-2011

Bukan hanya jumlah PUK yang terus bertambah, pe-nyebarannya pun semakin luas. Hal ini dikarenakan pembangunan jaringan sehingga semakin banyak per-empuan yang tertarik untuk bergabung dengan hara-pan adanya perbaikan taraf hidup mereka.

Gambar 2.3. Coverage Wilayah PUK di Tingkat Kabupaten Lombok

Tengah

Page 108: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

74 | Persembahan Perempuan untuk Desa

KPUK tidak membatasi dengan ketentuan-ketentuan yang ketat pada pihak-pihak yang hendak bergabung. Siapa saja boleh menjadi PUK. Bahkan mereka yang be-lum memiliki usaha sekali pun, namun berkeinginan untuk memiliki keterampilan dan usaha, bisa berga-bung. Ditilik dari segi emansipasi, KPUK memiliki peran dalam pembangunan yaitu, mengisi ruang ko-song yang selama ini kurang diperhatikan pemerintah. Ruang kosong yang mana, yaitu dalam aspek transfer know ledge dan skill bagi masyarakat perempuan. Selama ini, profesi atau kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat tum buh secara alamiah. Pengetahuan dan keterampilan yang tidak memadai seringkali menjadi kendala bagi perempuan untuk memulai usaha. Nah, dalam konteks ini, KPUK mencoba hadir sebagai starting point men-dorong keberanian perempuan untuk mengembangkan diri di sektor ekonomi. Gambar berikut ini memperli-hatkan persebaran anggota KPUK yang beragam.

Anggota KPUK memang memiliki latar belakang yang beragam. Banyak anggota yang sudah memiliki usaha, namun ada pula yang belum atau baru akan merintis. Jenis usaha yang dikembangkan PUK, diantaranya: Kerajinan tenun tradisional Loteng, kerajinan ketak, ingke, rotan, peternakan (sapi, kerbau, kambing, ayam, itik), pertanian, pedagang kecil (pengumpul, warungan, pedagang Keliling, jualan di pasar, kios, jual pulsa), art

Page 109: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

75Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

shop, menjahit, tata rias, katering, warung/rumah ma-kan, dan lain-lain.

Gambar 2.4.Persentase Komposisi PUK berdasarkan Jenis Usaha dan

Latar Belakang Profesi Anggota

KPUK-KPUK di kemudian hari memiliki perkem-bangan yang cukup progresif dan kian beragam dari segi kelembagaannya. Dari 156 KPUK yang ada, sudah ada 4 kelompok yang membentuk koperasi. Masing-masing koperasi pun memiliki perkembangan yang berbeda-beda. ASPPUK memfasilitasi koperasi-kope-rasi yang telah tumbuh di dalam jaringan advokasinya, dengan menjembatani terbangunnya kemitraan antara pelaku/perempuan usaha kecil dengan pemerintah daerah, utamanya melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Dalam konteks ini sebenar-nya dapat kita lihat adanya gerakan politik warga yang

Page 110: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

76 | Persembahan Perempuan untuk Desa

melakukan perimbangan atas peran negara dalam sek-tor ekonomi, terutama pada segmen penguatan potensi tenaga kerja (labor).

Di Kabupaten Kupang, JarPUK telah beranggotakan 13 KPUK yang tersebar di empat kecamatan. Masing-ma-sing PUK terdiri dari 10-15 PUK. Hingga saat ini tercat-at JarPUK Ina Fo’a beranggotaka 500 PUK yang terga-bung dalam 20 KPUK. Sebagaimana kegiatan ekonomi di KPUK Lombok Tengah, KPUK di Kupang juga me-miliki keragaman jenis usaha, seperti ternak babi dan ayam, pengolahan makanan lokal, kerajinan tenun, per-tanian, dan lain-lain. Sedangkan JarPUK Feto Hamutuk memiliki anggota 11 KPUK atau 109 PUK yang seba-gian besar adalah pedagang kecil di Pasar Oesao.

Terkesan sederhana memang, jika sekitar 10-15 orang perempuan, berkumpul membentuk kelompok, dan se-lanjutnya membicarakan apa yang menjadi kebutuhan mereka serta menyusun strategi untuk mengatasi ber-bagai persoalan yang mereka hadapi. Akan tetapi bagi banyak perempuan desa di Lombok Tengah, kegiatan ini merupakan kemajuan yang luar biasa, di tengah se-gala ketidakberdayaan yang dimiliki. Apabila awalnya kumpul bersama yang mereka lakukan hanya sekadar berkeluh kesah saja, saat ini sudah ada kemajuan de-ngan mulai mendiskusikan langkah-langkah konkret yang bisa ditempuh untuk mengurai benang kusut

Page 111: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

77Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

kemiskinan yang sudah berpuluh-puluh tahun menje-rat mereka. Isu-isu publik seringkali lebih sulit menjadi tema obrolan harian masyarakat, namun keberadaan KPUK secara tidak langsung membiasakan warga un-tuk berbincang tema-tema publik, sehingga terbangun kesadaran kewargaanegaraan di kalangan pelaku usa-ha kecil desa.

Dari Social Capital menuju Economic Capital

Banyak perempuan yang bekerja di ranah domestik, se-hingga mereka lebih memiliki waktu untuk bersosiali-sasi dengan sesama perempuan lain di kampungnya. Ini mungkin yang bisa disebut bahwa perempuan me-miliki networking yang sangat kuat bila dibandingkan laki-laki. Networking adalah modal sosial bagi mereka. Perempuan-perempuan yang manfaatkan ajang so-sialisasi serta memanfaatkannya sebagai ruang untuk berbagi persoalan yang dekat dengan mereka, lebih mudah menerima satu sama lain sehingga secara tidak langsung telah merajut jejaring social. Sayangnya, ke-tika para perempuan berkumpul, acapkali distigmakan “penggosip” alias menu diperbincangkan adalah tema-tema yang lebih bersifat individualistis dari pada isu publik.

Meski demikian, kemampuan perempuan untuk ber-sosialisasi satu sama lain adalah modal sosial yang

Page 112: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

78 | Persembahan Perempuan untuk Desa

bernilai. Modal sosial menurut Putnam19 diartikan se-bagai gambaran organisasi sosial, seperti jaringan, nor-ma, kepercayaan sosial yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama yang saling menguntungkan. Modal so-sial seperti ini, dalam masyarakat desa memang masih sangat kuat. Terlebih bagi mereka yang memiliki ban-yak persamaan, termasuk sama-sama terbelit oleh per-soalan kemiskinan. Gotong-royong, tolong menolong, pinjam meminjam adalah kegiatan yang sangat lumrah terjadi di desa. Gap ekonomi yang tidak terlalu jauh mengakibatkan tingginya rasa solidaritas diantara war-ga desa, karenanya meski hidup dalam kondisi yang serba terbatas, banyak orang miskin di desa yang lebih bisa bertahan hidup daripada mereka yang berada di perkotaan.

Bagi perempuan-perempuan pelaku usaha kecil di desa, persoalan utama yang paling sulit mereka pecahkan se-lama ini adalah keterbatasan modal produksi ekonomi, terutama uang. Untuk mendapatkan modal uang bukan pekerjaan yang mudah. Untuk mendapatkan modal se-cara mandiri, perempuan-perempuan yang memiliki usaha kecil melakukan beberapa terobosan. Pertama, mengembangkan model keuangan alternative melalui kegiatan jimpitan. Sedikit demi sedikit, lama-lama men-jadi bukit. Inilah peribahasa yang kiranya cukup pas

19 Putnam, R.D. “The prosperous community: Social capital and publik life”. The American Prospect.1993, Vol.4, no. 13

Page 113: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

79Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

untuk menggambarkan upaya perempuan-perempuan ini dalam menghimpun modal yang sangat mereka bu-tuhkan untuk pengembangan ekonomi produksi mere-ka. Beras yang terkumpul kemudian diuangkan. Sekali-pun lambat, dengan cara seperti ini, modal usaha bisa didapatkan tanpa harus menggantungkan diri pada lembaga keuangan komersial.

Kedua, membangun kesepakatan untuk melakukan ke-giatan produksi secara bersama-sama, dan menabung keuntungan yang diperoleh guna memperkuat modal. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang kemudian, se-pertinya tepat digunakan untung menggambarkan usa-ha penguatan modal kelompok jenis ini. Dalam kegiatan produksi, tidak ada laba yang mereka bagikan kepada anggota kelompok untuk beberapa waktu lamanya. Ke-untungan yang diperoleh dari usaha bersama tersebut, selanjutnya ditabung.

“ekonomi keluarga saya selama ini tergantung pada upah suami sebagai buruh tani dan juga keuntungan saya sendiri

yang tidak seberapa dari menjual makanan kecil di areal sekolah SD Mangkung. Kondisi ekonomi yang sulit sering

memaksa saya untuk meminjam dana sebagai tambahan modal untuk berjualan pada “Bank Nyengkeng” dengan

bunga yang mencekik leher”

(Inaq Muhaddis, anggota KPUK)

Kisah Inaq Muhaddis diatas, mungkin dialami oleh hampir semua perempuan di desa, dimana kebutuhan

Page 114: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

80 | Persembahan Perempuan untuk Desa

hidup yang begitu besar serta keterbatasan modal untuk usaha seringkali memaksa perempuan untuk ber utang, baik pada saudara, tetangga, ataupun Bank. Tidak ja-rang juga yang meminjam hutang kepada rentenir. Hutang kepada rentenir ini lah yang dirasakan paling mu dah dilakukan apabila dalam keadaan mendesak, me ngingat prosesnya yang relatif mudah tanpa agu-nan. Dengan modal KTP saja, uang bisa segera cair seketika. Padahal, meminjam uang kepada rentener adalah ka tegori ekonomi biaya tinggi. Mengapa, karena dari segi bunga pinjaman yang dijual, jatuhnya sangat tinggi. Akhirnya tidak jarang ibu-ibu rumah tangga yang kuwa lahan mengangsur dari pada mengumpul-kan keuntungan atau laba dari usahanya.

Kehadiran Bank Deoq/Bank Nyengkeng/Bank Subuh20 di

20 Bank Deoq/Bank Nyengkeng/Bank Subuh adalah sebutan lain untuk koperasi-koperasi liar (berpraktek nyaris seperti rentenir) yang banyak tumbuh di Lombok Tengah. Dikatakan sebagai Bank Deoq karena dalam menagih angsuran kepada klien biasanya seperti orang main kucing­kucingan. Hal ini terjadi karena klien seringkali sembunyi ketika waktu untuk menyetor angsuran tiba, meng-ingat bunga yang ditetapkan sangat tinggi sehingga banyak klien yang tidak mampu melunasi pinjamannya sesuai dengan waktu yang disepakati bersama. Kenyataan lain adalah, penundaan waktu pembayaran tagihan akan membuat pihak bank menghi-tung tunggakan tersebut sebagai pinjaman baru yang harus di-setor berikut bunganya. Dengan demikian keterlambatan dalam membayar angsuran pada bank deoq sesungguhnya justru mem-persulit keadaan klien. Semakin sering menunggak pembayaran, maka jumlah pinjamannya pada bank deoq akan terus mem-bengkak. Dikatakan bank Nyengkeng, karena untuk dapat men-

Page 115: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

81Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

pedesaan secara umum telah disadari warga mengan-dung implikasi kerentanan bagi pelaku usaha kecil. Akan tetapi karena keterdesakan ekonomi dan keter-batas an aset, akhirnya tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan kebutuhan modalnya pada bank-bank tersebut. Skema perbankan resmi memang tidak me mungkinkan bisa diakses oleh masyarakat miskin dengan segala keterbatasannya.

Ragnar Nurkse (1953)21 dalam konsepnya “the vicious circles of poverty (lingkaran setan kemiskinan)” meng-ungkapkan bahwa adanya keterbelakangan, ketidak-sempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebab-kan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka diterima pelaku usaha. Pendapatan yang rendah akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya seperti lingkaran yang tidak berujung. Fenomena kemiskinanstruktural dan kultural semacam ini menggambarkan bagaimana penduduk miskin

gakses dana dari bank tersebut tidak membutuhkan persyaratan dan prosedur yang rumit. Cukup menemui petugas bank dan masyarakat mengutarakan niatnya untuk meminjam, dana pun cair. Hatta sambil duduk jongkok (nyengkeng) proses tersebut dapat diselenggarakan. Dikatakan bank subuh, karena juru tagih tidak segan datang ke rumah klien pada pagi buta untuk menge-jar klien yang dianggap bengel dalam melunasi pinjaman.

21 Ragnar Nurkse, “Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Ma-syarakat”, 1953. http://www.geocities.com

Page 116: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

82 | Persembahan Perempuan untuk Desa

tetap menjadi miskin karena keadaan awal miskin, dan demikian terus berlaku secara terus-menerus. Pendu-duk miskin akan semakin terjerat dalam “kubangan ke-mis kinan” karena mereka mendapatkan pinjaman uang dari lintah darat/rentenir yang menagih cicilan dengan bunga tinggi.

Keberadaan KPUK mendorong model ke uang an alter­native, telah membawa perubahan yang cukup signifi-kan bagi banyak perempuan di desa. Dengan ma na-gemen yang sederhana, KPUK dapat memanfaat kan uang yang mereka kumpulkan untuk modal simpan pinjam. Bunga pinjamannya pun lebih ringan dan da-pat dipastikan akan kembali juga dalam bentuk sisa hasil usaha untuk kepentingan anggota kelompok, la-yak nya konsep koperasi. Masing-masing KPUK me-miliki aturan main yang berbeda, misalnya soal batas mak simum pinjaman serta bunganya. Batas maksimum dan minimum memang berbeda antar KPUK tapi tetap memperhatikan prinsip-prinsip social yang kuat seperti “bunga tidak memberatkan dan terpenting bisa meno-long anggota untuk mengembangkan usahanya”. Se-lain itu, untuk menjaga kemanfaatan pinjaman modal yang telah diberikan kepada anggota, organisasi KPUK berupaya memberikan pendidikan dan keterampilan ke pada anggota kelompoknya, sehingga modalnya da-pat memacu rantai produksi dengan baik.

Page 117: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

83Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Sekalipun dalam skala kecil, inisiatif KPUK mencari te robosan pengadaan modal usaha untuk anggota-nya, dapat menunjukkan adanya kemampuan jejaring eko nomi lokal memotong mata rantai rentenir yang selama ini tumbuh marak di pedesaan. Dari segi me to-do logi pengembangan kemampuan produksi eko nomi, KPUK secara tidak langsung membuktikan ke ber daya-an ekonomi dengan model koperasi. Sebagai mana kita ketahui bersama, koperasi adalah satu model soko guru ekonomi Indonesia yang diyakini oleh pendiri bangsa (terutama Mohammad Hatta), merupakan model pe-ngem bangan ekonomi yang paling tepat dikembangkan di Indonesia. Dengan berkoperasi maka kesejahteraan dapat diperoleh bersama-sama tanpa menjadikan ang-gota yang lainnya menderita. Sebaliknya dengan ber-koperasi antar anggota akan saling berkembang karena ditopang oleh kekuatan solidaritas sosial yang tinggi.

Berpengetahuan dan Berjejaring: Strategi Keluar dari Kemiskinan

Para PUK memiliki cukup banyak cerita tentang penga-lamannya selama menjadi anggota KPUK dan JarPUK. Bagi mereka, pengetahuan dan keterampilan diyakini sebagai modal dasar untuk menghasilkan kelembagaan ekonomi yang kuat dan berproduksi secara optimal. Ka renanya, ASPPUK memfasilitasi berbagai bentuk

Page 118: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

84 | Persembahan Perempuan untuk Desa

pelatihan, baik yang diselenggarakan secara formal mau pun informal. Pertama, memperkuat kelembagaan de ngan pelatihan managemen organisasi. Beberapa pe nge tahuan dan keterampilan yang disampaikan da-lam agenda pelatihan misalnya seperti managemen ke-uangan, pembuatan kebijakan organisasi serta penyu-sunan program kerja dan strategi usaha.

Gambar 2.5.Salah satu aktifitas KPUK yang saling bertukar pengeta-

huan tentang cara membuat ingke (piring dari rotan)

Sumber foto: dokumen IRE 2012

Page 119: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

85Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Kedua, ASPPUK memberikan asistensi dan pembekal-an bagi anggotanya dengan tujuan pengetahuan dan mo dal keuangan yang dimiliki para perempuan peng-u saha kecil dapat berputar dengan baik dalam rangka mendorong turbin produksi ekonomi. Ketiga, pelatihan berikutnya memperkuat kapasitas produksi yang lebih krea tif dan inovatif. Salah satu kelemahan sektor indus-tri kecil daya inovasi dan kreasi produk yang lemah. Tidak seperti pelaku-pelaku usaha di dunia pertama, selalu berhasil menciptakan produk-produk baru pada waktu yang relative cepat. Karenanya, pengetahuan tentang wawasan teknik industry penting ditularkan kepada anggota ASPPUK. Keempat, memberikan pe-nge tahuan tentang jaringan pemasaran. Ketersediaan pasar sering kali menjadi kendala produksi yang di-jalankan pelaku usaha kecil. Melalui pengetahuan ini diharapkan, jaringan dan pasar yang sudah terbentuk kuat akan membantu proses pemasaran lebih baik dan berkelanjutan.

Partisipasi Politik berdampak Ekonomi

Kata “pemberdayaan” memang tidak selalu identik dengan penguatan ekonomi saja. Tapi meggerakkan sumber daya perempuan dalam banyak bidang, ter-masuk memperkuat posisi tawar perempuan dalam ranah publik bagian dari pemberdayaan. Jargon par-tisipasi banyak dipakai dalam arena perencanaan dan

Page 120: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

86 | Persembahan Perempuan untuk Desa

penganggaran pembangunan sehingga menyemarak-kan kontestasi politik kebijakan paska reformasi 1998. Dalam konteks ini, perempuan mulai diberikan ruang lebih luas, agar bisa terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan. Harapannya, keterlibatan kelompok perempuan dalam arena politik kebijakan menghasil-kan balance of power yang selama ini dominan berada pada kutub kelompok maskulin. Akibatnya voice pe-rempuan minor terdengar di atas panggung politik ke-bijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musren-bang) adalah salah satu wadah deliberasi masyarakat, termasuk perempuan untuk menyampaikan aspirasi-nya. Sayangnya, banyak praktik musrenbang selama ini, yang tidak memperhatikan komposisi gender tidak hanya dalam proses musrenbang, tapi juga substansi usulan didalamnya. Akhirnya, tidak jarang pembangu-nan yang diselenggarakan masih abai terhadap kepent-ingan-kepentingan perempuan.

Banyak regulasi yang sebenarnya mendukung partisi-pasi perempuan untuk terlibat dalam proses musren-bang seperti UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Ada pula kebija-kan-kebijakan yang melindungi dan menjamin partisi-pasi perempuan dalam Musrenbang seperti UU Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapus-

Page 121: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

87Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

an Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW); Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pelaksana-an Pengarus Utamaan Gender (PUG) dan Pembangun-an Nasional; Permendagri No. 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di Daerah; Perpres No. 21 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2010; Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014; Peraturan Menteri Keuangan No-mor 104/PMK 02/2010 tentang Petunjuk penyusunan dan Penelaahan (Rencana Kerja dan Anggaran-Kemen-terian/Lembaga (RKA-KL) dan Pengesah an Pelaksana-an DIPA TA. 2011.

Banyaknya regulasi yang membuka peran terhadap partisipasi perempuan dalam proses pembangunan ini lah yang harus dimanfaatkan oleh perempuan untuk mengambil haknya agar terjadi peningkatan kapasitas, pemberdayaan, penguatan ekonomi, politik dan sosial perempuan. Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan politik perempuan, ASPPUK mendorong partisipasi perempuan dalam proses musrenbang dari level desa hingga kabupaten. Perempuan yang tergabung dalam KPUK-KPUK dibekali dengan pengetahuan dasar ten-tang arti penting keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan tersebut. Banyak keman-faatan yang pada akhirnya didapatkan perempuan dari keterlibatan mereka dalam siklus perencanaan dan penganggaran pembangunan. Setidaknya, suara

Page 122: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

88 | Persembahan Perempuan untuk Desa

mereka kini sudah mulai didengar sebagai masukan bagi perumusan kebijakan. Kue pembangunan dari pos program ekonomi yang sebelumnya banyak tercerap untuk kelompok ekonomi kelas atas, kini mulai ada alokasi yang mengalir pada pos belanja pengembangan usaha kecil.

Selain itu, melalui kegiatan penguatan Lembaga Ekono-mi Desa (LED), ASPPUK menularkan kepada PUK materi-materi yang berkaitan dengan advokasi peren-canaan dan penganggaran. Materi ini dirasa memberi-kan dampak yang luar biasa bagi PUK, terutama PUK perajin tenun. Berawal dari pengetahuan itulah, mere-ka mengetahui tentang berbagai kebijakan pemerintah kabupaten. Salah satunya PUK menjadi tahu bahwa dalam formula perencanaan pembangunan mengand-ung peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan. Salah satunya tentang rencana pemerintah kabupaten untuk pengadaan pakaian dinas untuk PNS dari bahan tenun lokal. Terhadap peluang ini, mereka pun mulai koordi-nasi dan konsolidasi untuk mematangkan advokasi agar peluang pasar domestik tersebut tidak diambil kelom-pok ekonomi pragmatis. Dalam pengalaman program procurement daerah jarangan sekali member peluang bagi keikutsertaan kelompok usaha kecil. Karenanya, demi memuluskan kepentingan tersebut hearing dengan anggota dewan dan eksekutif dilakukan agar memper-oleh ijin terlibat dalam proses pengadaan barang dan

Page 123: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

89Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

jasa pemerintah. Advokasi yang dilakukan oleh PUK, akhirnya memberikan hasil yang sangat menggemberi-kan. Pemerintah berkenan mengeluarkan SK Bupati No. 06/2011 tentang penggunaan kain tenun tenun kedogan bagi PNS Lombok Tengah yang pe nga daannya dengan cara membeli pada pelaku usaha kecil lokal.

Meskipun tidak mungkin datang setiap tahun, pe luang procurement barang dan jasa yang diselenggarakan pemerintah daerah dengan melibatkan pelaku usaha kecil lokal membawa berkah tersendiri bagi keberlan-jutan usaha ekonomi lokal. Pada umumnya peluang pasar yang datang kepada para pelaku usaha kecil di daerah datang secara alamiah. Seperti pengalaman para pengrajin tudung (caping) bambu di desa-desa di Ke-camatan Petanahan, Kebumen. Bangunan relasional pe-masaran tudung yang dimiliki para pengrajin bermula dari banyaknya penduduk yang merantai ataupun ber-transmigrasi ke lain daerah. Karena bermatapencahari-an sebagai petani, akhirnya tudung banyak didatang kan dari Kebumen. Daerah-daerah pemasaran yang hingga hari ini masih menjadi langganan diantaranya Sumate-ra, Lampung, dan Jawa.

Keberkahan pelibatan PUK dalam procurement daerah tersebut tentu berdampak pada meningkatnya penda-patan pelaku usaha. Berdasarkan riset yang dilakukan ASPPUK secara kuantitatif terdapat peningkatan pen-

Page 124: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

90 | Persembahan Perempuan untuk Desa

dapatan anggota PUK yang cukup fantastis. Dalam kurun waktu tiga tahun, peningakatan pendapatan anggota KPUK rata-rata mencapai 30 persen. Pengala-man Misnawati sebagaimana dieksplorasi dalam box dibawah ini, kiranya dapat menjelaskan salah satu dampak positif tersebut.

Peningkatan Pendapatan Penenun Sukarare,Lombok Tengah

Misnawati adalah PUK dari Dusun Belong Daye, Desa Sukarare Kec. Jonggat Kab. Lombok Tengah. Kesehariannya bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sekaligus penenun dan pengumpul dengan penghasilan awalnya sekitar Rp. 300.000/bulan. Misna mengenal ASPPUK melalui acara pameran yang kebetulan diselenggarakan di desanya, dan kemudian ia juga mengikuti kegiatan sosialisasi tentang JarPUK, lalu terbentuklah 2 kelompok yaitu kelompok Bahri, dimana ia menjabat sebagai ketua dan Kelompok Nirmala yang anggotanya masing-masing 10 orang perempuan penenun. Sejak bergabung dengan JarPUK, Misna bercerita bahwa ia dili-batkan dalam berbagai kegiatan, seperti: pelatihan pengorganisa-sian, pengelolaan usaha, advokasi dan pameran. Melalui jaring-an pemasaran yang difasilitasi oleh ASPPUK dan Pemerintah, penghasilan Misna sekarang menjadi meningkat hingga 1 juta per bulan, akunya. Bahkan apabila mengikuti pemarena, peng-hasilannya bisa mencapai 3-4 juta perhari.Hal serupa juga terjadi pada penenun lainnya, dimana sela-ma ini mereka hanya produksi 1 lembar kain perbulan dengan penghasilan kotor Rp. 60.000,-. Sekrang setelah banyak pesanan, penghasilan mereka bertambah karena dalam satu bulan mereka bisa memproduksi sampai 4 lembar dengan upah perlembar Rp. 80.000, - 100.000,-, artinya minimal

Page 125: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

91Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Pengalaman Mengakses Modal untuk KPUK-KUB,Kabupaten Kupang

Salah satu KPUK di Kabupaten Kupang ada di Desa Oemasi, yang bernama Kelompok Usaha Baru (KUB) yang dibentuk pada Ta-hun 2004 dengan jumlah anggota 16 orang. Saat ini KUB memiliki modal sebesar Rp 8.500.000,- yang berasal dari iuran pokok dan iuran wajib anggota. Selain mengumpulkan uang dari anggota, KUB juga meminjam dana dari SPP PNPM sebesar Rp 11.500.000,- yang dimanfaatkan untuk modal usaha. Selain berproduksi, KUB juga aktif mengikuti proses perencanaan dan penganggaran di tingkat desa, sehingga mereka difasilitasi mesin jahit dan mesin obras dengan anggaran sebesaar Rp 2.250.000,- dari APBDes.

Dari segi pendekatan, sepintas, pendekatan penguat-an ekonomi yang ditempuh KPUK dengan model SPP (Simpan Pinjam untuk Perempuan) ada kemiripan. Keduanya sama-sama menjadikan perempuan kelom-pok penerima manfaat program pembangunan ekono-mi. Namun secara substansi, kedua kelompok ini se-benarnya memiliki perbedaan yang sangat mendasar, yaitu dari aspek strategi yang dibangun menuju ka-pasitas organisasional kelompok. Secara linear strategi penguatan kelompok yang diperankan masing-masing pendekatan dapat disimak pada gambar 2.5. dibawah ini.

Page 126: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

92 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Gambar 2.5.Strategi Penguatan Kelompok

Untuk mengetahui titik perbedaan strategi penguatan kapasitas dalam konstruksi SPP dengan KPUK dapat disimak pada tabel berikut.

Tabel 2.2.Perbedaan Pendekatan Penguatan Masyarakat Model

ASPPUK dan SPP

Indikator KPUK SPPPendekatan Community Driven

DevelopmentMoney Driven De-velopment

Motovasi dalam pem-bentukan kelompok

Didorong oleh adanya kebutuhan untuk menyelesaikan persoalan ekonomi atau kemiskinan (kelompok memben-tuk modal)

Didorong oleh keinginan untuk mengakses modal untuk usaha atau kebutuhan lainnya (Modal membentuk kelompok)

Anggota kelompok

Perempuan yang sudah maupun belum memiliki usaha. Kebanyakan anggota kelompok adalah per-empuan dari keluarga miskin

Perempuan yang sudah memiliki usaha.Tidak sedikit anggota kelompok justeru dari elite desa atau kelas me-nengah di desa

Page 127: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

93Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Kekuatan Modal

Modal usaha biasanya dari Iuran anggota, namun ada juga yang berasal dari:1. Jimpitan2. Laba dari usaha

bersama3. Dana bergulir dari

Pihak IIIPinjaman yang diberikan kepada anggota kelompok bi-asanya di awal belum terlalu besar karena terbatasnya modal kelompok.

Modal usaha berasal dari UPK PNPM-MP. Pinjaman yang diberikan kepada kelompok bervariasi, tergantung proposal yang diajukan. Rata-rata dana berkisar antara 500 ribu – 1 juta.

Proses men-gakses modal

Diskusi atau rembug anggota kelompok karena terbatasnya modal yang dimiliki kelompok

Modal diakses den-gan cara mengikuti kompetisi. Proposal yang dinilai layak maka akan diberikan pinjaman modal dari UPK

Bunga pinja-man

Besaran bunga diten-tukan berdasarkan hasil rembug kelom-pok

Bunga pinjaman sesuai aturannya, 15% untuk UPK dan tidak lebih dari 5% untuk kelompok.

Jenis usaha Tidak ada batasan usaha, dan kalau pun ada, tergantung kebijakan di tingkat kelompok.

Diutamakan bagi warga yang ingin membuka usaha, tapi banyak yang tidak berhasil.

Page 128: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

94 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Pengelolaan Keuangan

Bunga pinjaman dikelola untuk pen-guatan modal dan sebagian untuk SHU bagi anggota kelom-pok

Bunga pinjaman untuk UPK dan untuk kelompok. Untuk kelompok biasa dipergunakan untuk administrasi, transportasi desa-kecamatan.

Pola pember-dayaan

Antar anggota atau antar kelompok dalam jaringan PUK saling bertukar pengetahuan untuk memperkuat kapasi-tas PUK. ASPPUK juga mel-akukan pendampin-gan dan membangun jaringan baik antar kelompok mupun dengan pihak luar seperti pemerintah daerah, swasta mau-pun pasar.

Terdapat fasilitator sosial yang sebe-narnya diperankan untuk membantu memperkuat kelom-pok, akan tetapi faktanya proses pendampingan dan penguatan kelom-pok tidak banyak dilakukan.

Fokus gera-kan

Gerakan ekonomi dan keadilan gender

Gerakan ekonomi

Harmoni dengan Alam

Indonesia adalah negeri yang kaya dengan sumber daya alam, seperti hutan, laut, bahan tambang, pertanian, perkebunan, dan lain-lain. Kekayaan itu pastinya harus dikelola dengan baik dalam rangka pemenuhan hajat hidup orang banyak, sebagaimana yang diamanatkan

Page 129: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

95Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

oleh konstitusi. Namun dalam prakteknya, alam kita semakin hari semakin hancur. Penyebab kehancuran tersebut dikarenakan kebijakan lingkungan yang tidak tepat, seperti pemberian ijin eksploitasi dan eksplorasi alam yang tidak proporsional kepada pihak swasta. Walaupun, ada juga kontribusi masyarakat yang turut merusak alam. Dua cerita berikut ini akan menggam-barkan bagaimana perempuan berusaha menjaga har-moni dengan alam dalam rangka meningkatkan kese-jahteraan mereka sekaligus menjaga kelestarian alam termasuk hutan.

Hutan memiliki fungsi ekonomi yang dapat memberi-kan penghidupan bagi masyarakat desa. Hutan juga mempunyai fungsi sebagai penyangga kehidupan yai-tu untuk menjaga kelestarian sumber air, memelihara kesuburan tanah, mencegah banjir, erosi dan juga se-bagai tempat bernaung beraneka flora dan fauna. Oleh karenanya menjaga kelestariaannya mutlak harus di-lakukan untuk menjaga keberlanjutan hidup manusia terutama warga masyarakat yang bermukim di desa pinggir hutan. Hutan juga merupakan sumber daya alam yang keberadaannya banyak terdapat di desa. Se-belum penguasaan hutan banyak diambil oleh negara, dulu masyarakat desa hidup harmonis dengan alam, sehingga hutan dapat memanfaatkan sumber dayanya tanpa harus merusak. Namun ketika hutan sudah ban-yak dikuasai oleh negara, akses rakyat terhadap hutan

Page 130: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

96 | Persembahan Perempuan untuk Desa

pun semakin kecil. Bahkan tidak jarang rakyat hanya menjadi penonton ketika hutan mereka dieksploitasi oleh para pemodal dari luar. Ironis memang, rakyat yang seharusnya hidup hormonis dengan hutan, seka-rang justru hanya menerima dampak dari pengrusakan hutan, seperti banjir dan longsor.

Pengembangan ekonomi desa pinggir hutan harus menitikberatkan pada pengelolaan hutan untuk me-ningkatkan kesejahteraan yang dirancang sesuai den-gan kondisi dan kebutuhan komunitas atau wilayahn-ya. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Untuk mencapai tu-juan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat desa harus secara bersama-sama mengambil inisiatif dalam pengembangan ekonomi lokal. Salah satunya, dengan program pemberdayaan masyarakat. Selama ini yang dapat mengambil keuntungan terbesar dari kekayaan hutan justru para pemegang HPH yang memberikan kontribusi besar pada semakin menyempitnya areal hutan di Indonesia. Terlebih lagi para pemegang HPH yang dapat mengelola hasil hutan dari hulu sampai dengan hilir. Dalam banyak kasus, sepak terjang para pengusaha di bidang kehutanan ini meninggalkan kerusakan lingkungan hutan yang tentu saja menim-bulkan akibat-akibat serius di bidang lingkungan. Se-cara umum akibat-akibat kerusakan lingkungan itu di-rasakan secara luas, namun para penduduk di sekitar

Page 131: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

97Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

hutanlah yang sebenarnya merasakan langsung. Teru-tama mereka yang selama ini menggantungkan hidup dari hutan, yang harus kehilangan lahan penghidupan.

Bagaimana peran negara dalam hal ini pemerintahan pu-sat, pemerintahan daerah maupun pemerintahan lokal desa dalam pengelolaan dan pelestarian sumberdaya hutan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyatnya? Per-tanyaan ini justru dijawab dengan fakta-fakta memperi-hatinkan yaitu semakin maraknya praktik pene bangan hutan yang mendapatkan izin dari pemerintah dengan dalih investasi dengan segala akibatnya sebagai mana diuraikan di atas. Bagaimana pula de ngan pember-dayaan masyarakat sekeliling hutan dalam mengopti-malkan pemanfaatan hasil hutan? Dalam hal ini pun be-lum terlihat adanya upaya yang serius, sehingga dalam banyak kasus para penduduk di sekeliling hutan masih saja bekerja dalam batas-batas ekstraktif saja tanpa ada nilai tambah dari hasil kerja mereka secara ekonomi. Keadaan ini mengakibatkan nilai ekonomi hasil hutan yang dihasilkan oleh para penduduk di sekitar hutan cenderung stagnan. Ketiadaan kapasitas masyarakat yang memadai untuk melakukan pemberian nilai tam-bah pada produk hasil hutan turut serta memberikan kontribusi pada kemiskinan penduduk desa sekitar hu-tan yang secara geografis terpencil. Karenanya diperlu-kan upaya-upaya terobosan untuk meningkatkan nilai ekonomi hasil hutan.

Page 132: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

98 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Di Indonesia ada sekitar 48 juta orang yang tinggal di dalam dan sekitar hutan, dimana sekitar 15 persen-nya masih tergolong dalam kerentanan hidup yang tinggi secara ekonomi. Pada sisi lain, laju deforestasi cukup tinggi, dengan rata-rata 1 juta ha/pertahun, de ngan tingkat laju kerusakan tertinggi mencapai 2,5 juta per tahun pada tahun 1998-2000 (CIFOR: 2006). Dua persoal an inilah yang menyebabkan Kementerian Kehutanan mencari strategi terobosan baru dalam pe-ngelolaan hutan, yang salah satunya melalui Program Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Mendorong kehutanan masyarakat pada dasarnya ada-lah upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan kehu-tanan yang baik (good forestry governance), di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur keadilan, kesetaraan, transparansi, dan demokratisasi. Upaya mendorong kehutanan masyarakat tidak hanya sebatas untuk me-nangani kendala-kendala kehutanan seperti deforesta-si, mengingat deforestasi sendiri sesungguhnya tidak sesuai dengan pandangan-pandangan ortodoks yang menyebutkan bahwa itu terjadi secara bertahap, de-ngan penyebab utama pertambahan penduduk dan ak-tivitas ekonomi masyarakat lokal yang berbasis lahan. Deforestasi tidak hanya dikendalikan oleh faktor-faktor lokal (semacam populasi), tetapi juga oleh faktor ekstra lokal yang lebih bersifat struktural, dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan politik ekonomi (Eko: 2012).

Page 133: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

99Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Titik terang bagi masyarakat desa adalah ketika la-hirnya Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hu-tan Serta Pemanfaatan Hutan. Regulasi ini memberikan peluang akses masyarakat terhadap sumber daya hutan melalui kebijakan CBFM (Community Base Forest Man­agement), seperti hutan kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman rakyat dan kemitraan. Peraturan Peme-rintah ini juga menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat setempat dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat mendapatkan manfaat dari sumber daya hutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya dan kelestarian hutan. Pasal 84 PP ini menyebutkan pula tiga skema pola pemberdayaan masyarakat sekitar yang dapat dilakukan, yaitu hutan kemasyarakatan, pola kemitraan, dan hutan desa. Le-bih jelasnya mengenai model pemberdayaan dalam pe-ngelolaan hutan sebagai berikut:

Page 134: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

100 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Tabel 2.3.Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan

Hutan

Model Jenis Hak/izin

Jangka waktu

Pem-beri izin

Pen-erima izin

Fung-si

Hutan

Jenis Ke-giatan

Hutan Kema-sya ra-kat an (HKm)

Ijin peman-faatan

35 thn dan dapat diper-panjang

Menteri Untuk kayu dan Bupati untuk non kayu

Kelom-pok dan kope-rasi

HP, HL, dan HK1

Pe mu ngu-tan kayu dan non kayu; pe-man faatan kawasan, jasa lingkung-an, non kayu untuk HL dan pe-manfaatan kayu untuk HP

Hutan Desa (HD)

Hak pengelo-laan

35 thn dan dapat diper-panjang

Menteri Kayu dan Gu-bernur untuk non kayu

Lemba-ga desa dan atau BUM-Des

HP dan HL

Idem dengan HKm

Hutan Tana-man Rakyat (HTR)

Ijin peman-faatan

60 thn dan dapat diper-panjang

Menteri dan dil-impah-kan ke Bupati

Pero-rangan dan kope-rasi

HP Peman-faatan kayu

Kemi-traan

MoU Tergan-tung MoU

Pemeg-ang ijin/konsesi

Kelom-pok dan kope-rasi

HP, HL, dan HK

Tergan-tung MoU

Sumber: Naskah Akademik IRE­FPPD untuk RUU Desa

Page 135: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

101Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Hutan Sesaot, Penghidupan Kaum Perempuan

Secara secara normatif keempat model pemberdayaan masyarakat desa hutan sebagaimana dijelaskan pada tabel 2.3. diatas memberikan ruang yang besar atas pengelolaan sumber daya hutan. Namun dalam prak-tiknya masih sangat banyak kasus pengajuan ijin yang terbentur pada jalur birokrasi yang panjang dan san-gat merepotkan bagi masyarakat desa. Mengingat be-sarnya arti hutan bagi masyarakat desa, maka banyak masyarakat desa dan pemerintah desa yang menempuh jalan birokrasi itu untuk memperoleh ijin, termasuk yang dilakukan oleh masyarakat di kawasan Hutan Sesaot, Lombok Barat.

Sesaot banyak dikenal oleh masyarakat Lombok dan luar Lombok sebagai kawasan wisata alam yang cukup menarik untuk dikunjungi. Di kawasan ini terdapat banyak pohon-pohon yang kokoh dan tinggi dengan di-ameter pangkal batang utama tidak kurang dari 100 cm. Selain itu terdapat juga fasilitas pemandian berupa sun-gai yang penuh bebatuan. Sesaot memang tidak hanya dikenal karena hutan dan sungainya yang lestari saja, melainkan di kawasan ini terdapat struktur masyarakat dan sistem sosial yang unik. Masyarakat Sesaot adalah masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hu-tan, yang selama ini memperoleh hak pengelolaan hu-tan dengan pola Hutan Kemasyarakatan (HKm). Hu-

Page 136: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

102 | Persembahan Perempuan untuk Desa

tan kemsyarakatan adalah sebuah konsep pengelolaan hutan sesuai dengan fungsinya yang melibatkan pe-ran serta masyarakat. Mereka warga masyarakat desa Sesaot adalah masyarakat hutan yang mencari nafkah lewat apa saja yang ada di dalam hutan kecuali kayu-kayu penting di areal lahan garapan mereka yang tidak boleh terjamah.

Dalam rangka membentuk tatanan sosial yang berkelan-jutan dan menjamin kelestarian alam dan manusia, masyarakt desa hutan Seaot mengatur diri di dalam beberapa perangkat hukum yang disebut awig­awig.22 Awig­awig tingkat pertama yaitu Forum Kawasan yang merupakan gabungan dari empat kelompok besar yaitu KMPH, Wana Abadi, Wana Dharma dan Wana Lesari berikut awig­awig dari masing-masing kelompok terse-but sebagai awig­awig tingkat kedua dengan aturan yang lebih spesifik. Lalu, berikutnya ada kelompok-kelompok kecil yang ada di masing-masing dari keem-pat kelompok besar tersebut juga memiliki aturan yang lebih spesifik lagi, akan tetapi biasanya tidak tertulis. Hal-hal yang diatur di dalam Forum Kawasan me-nyangkut persoalan-persoalan yang sifatnya umum. Pengaturan digelontorkan melalui mekanisme awig­

22 Awig-awig adalah aturan tidak tertulis yang disepakati bersama oleh masyarakat setempat. Namun dalam perkembangannya, ada pula awig-awig yang sengaja ditulis, dengan harapan agar terdokumentasi dan dapat dijaga konsistensinya hingga generasi berikutnya.

Page 137: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

103Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

awig untuk mempertahankan status lahan hutan yang berdampingan dengan individu-individu yang hidup di antara hutan dan non-hutan.

Hal-hal yang di atur di dalam awig-awig Forum Kawasan adalah:

1. Lahan kelola kelompok adalah hutan Negara yang tidak boleh dijadikan Hak milik. dan tidak boleh diperjualbelikan maupun digantirugikan/gantirugi lahan garapannya.

2. Penggarap bersama kelompok dan Forum kawasan wajib menjaga dan memelihara lahan kelola kelompok dari tin-dakan-tindakan yang Merusak Kelestarian Hutan seperti mengupas kulit pohon, mengambil akar, menebang, mem-bakar, dll. dan melakukan Perlindungan Kawasan serta mengamankan Kawasan huta.

3. Penggarap adalah warga masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan sesaot yang dikuatkan dengan Keterangan dari desa yang bersangkutan (Desa Sesaot, Lebah Sempage, Sedau, Suranadi, Selat, Batu Mekar dan Batu Kumbung).

4. Bagi penggarap yang berada pada batas garis limit wilayah kelola, berkewajiban menjaga batas tersebut dengan mena-nam pohon-pohon pinang,pada jarak tertentu guna meng-hindari perambahan baru dan memelihara tanaman tersebut dengan melibatkan semua penggarap dan ketua-ketua blok.

5. Batas antar lahan garapan harus jelas, dengan tanda yang disepakati bersama disetiap kelompok dan tidak boleh dipindah-pindah.

6. Komposisi tanaman dilahan garapan dalam blok pen-gelolaan adalah 70% MPTs dan 30% kayu-kayuan dengan jenis yang disepakati oleh kelompok dan setiap penggarap dalam blok tersebut berkewajiban menjaga dan mengaman-kan semua tanaman tersebut dan semua tanaman dijaga bersama

Page 138: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

104 | Persembahan Perempuan untuk Desa

7. Jarak tanam adalah 6 x 6 meter untuk tanaman MPTs dan jarak tanam kayu-kayuan 20 x 10 meter minimal 265 po-hon/Ha atau 64 pohon/25 are dengan sebaran yang merata dengan komposisi MPTs dan Kayu sesuai dengan kondisi lapangan.

8. Penggarap tidak boleh menelantarkan lahannya dengan tidak menanam MPTs dan kayu-kayuan sesuai aturan yang disepakati atau tidak memelihara tanamannya sama sekali.

9. Dilarang mengganggu, merusak, mencuri tanaman dan hasil-hasilnya yang berada dilahan kelola kelompok yang akan mengakibatkan kerusakan kawasan atau merugikan penggarap

10. Dilarang memindahkan lahan kelola kepada pihak lain tanpa melalui mekanisme kelompok dan Pemindahan hak kelola lahan dari orang tua kepada anaknya harus dilaku-kan melalui kesepakatan dan mekanisme kelompok.

11. Tidak boleh tinggal menetap di dalam kawasan hutan dan membuat pondok permanen dalam kawasan hutan.

12. Dilarang beternak didalam kawasan hutan.13. Untuk Penggarap yang lokasinya dekat mata air, dae-

rah tebing, terjal, maka berkewajiban menanam tanaman pelindung mata air dan pelindung tebing untuk melindu-ngi mata air dan menghindari longsor dengan tanaman yang telah disepakati

14. Dilarang melakukan galian C dalam kawasan hutan.15. Bagi masyarakat yang menyaksikan pelanggaran di dalam

kawasan, berkewajiban melaporkan hal tersebut pada ke-lompok dan pelapor diberikan perlindungan dan identi-tasnya dirahasiakan.

16. Seluruh penggarap bersedia mematuhi awiq­awiq yang telah disepakati bersama dalam kelompok.

Page 139: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

105Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Yang menarik dari cerita pengelolaan hutan Sesaot ini adalah, aktor yang banyak terlibat aktif mengoptimal-kan kemanfaatan hutan bagi kehidupan yaitu perem-puan, mulai dari penanaman, pemeliharaan, panen hingga pemasaran. Kaum laki-laki hanya mencangkul dan jenis-jenis pekerjaan tertentu saja. Ada beberapa kelompok perempuan yang cukup aktif diantaranya:

1. Kelompok Hidup Baru, kelompok ini terdiri dari 32 perempuan yang memiliki keingainan kuat un-tuk mengelola hutan dengan alasan kesejahteraan. Mengingat raraknya koperasi-koperasi yang masuk ke kampung Bajur menawarkan pinjaman dengan proses cepat dan bunga tinggi yang dalam perjala-nananya justeru menjebak mereka pada hutang ka-rena bunganya yang tinggi.

2. Kelompok Perempuan Ale-Ale. Pembentukan ke-lom pok perempuan Ale-Ale didasarkan atas kese-pakatan anggota yang tergabung dalam satu ka-wasan hutan sesaot yang terdiri dari 3 desa. Alasan yang mendasari pembentukan kelompok ini pun tidak jauh berbeda dengan Kelompok Hidup Baru, yaitu alasan ekonomi.

3. Kelompok Dahlia. Kelompok Dahlia berdiri pada tanggal 21 januari 2006 dengan jumlah anggotanya 11 orang yang dilatarbelakangi dengan kebutuhan untuk mencari peluang usaha terutama dibidang pembibitan tanaman buah-buahan dan tanaman

Page 140: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

106 | Persembahan Perempuan untuk Desa

kayu-kayuan, disamping itu kumpulam perempu-an ini memiliki keterampilan sejak dulu dibidang pembibitan. Sedangkan wilayah kerja kelompok ini ada di wilayah Desa Suranadi.

4. Kelompok Perempuan Pade Mele Baru. Berdiri-nya Gabungan kelompok Pade Mele Baru berdasar-kan hasil pertemuan yang dilaksanakan pada tang-gal 8 maret 2011 yang dihadiri oleh 4 kelompok perempuan (kelompok Melati, kelompok Ale-Ale, Kelompok Hidup Baru dan kelompok pade doang) yang berada diwilayah Desa Sesaot. Adapun yang menjadi latarbelakangnya, yaitu: pertama, tidak me-ratanya kelompok-kelompok perempuan punya kesempatan dalam mengakses program-program baik dari pemerintah maupun dari pihak lain,dan disamping itu banyaknya program yang tumpang tindih ke salah satu kelompok. Kedua, banyaknya po tensi komoditi hutan yang belum bisa diolah se-cara maksimal. Ketiga, usaha yang dikembang se-lama ini masih bersifat usaha perorangan.

Di dalam kelompok-kelompok kecil baik perempuan maupun kaum laki-laki mengadakan arisan untuk saling membantu permodalan dalam pengelolaan la-han yang dikenal dengan istilah “besiru”. Besiru pada dasarnya adalah sebuah sistem yang dibangun antara pemegang hak kelola hutan untuk saling membantu se-cara bergantian dengan jadwal yang disepakati bersama.

Page 141: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

107Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Masyarakat melalui kebudayaannya memang memiliki cara-cara tersendiri dalam menjaga harmoni kehidup-an dengan alam, bukan sekadar mengambil hasil hu-tannya saja, tetapi juga bertanggung jawab agar men-jaga hutan tetap lestari. Kemanfaatan ekonomis yang mereka dapat dari hutan selama ini bermanfaat menge-luarkan mereka dari jerat hutang karena kemiskinan. Pemanfaatan hutan memang bukanlah sumber pen-dapatan yang secara regular mengalirkan pemasukan bagi rumah tangga penduduk desa sekitar hutan. Tapi, dalam konteks neraca pendapatan rumah tangga, ak-tivitas ekonomi yang dijalankan oleh perempuan me-lalui kelompok petani hutan diatas dapat mengurangi ke tergantungan keluarga pada pendapatan aktiv yang biasanya banyak mengandalkan sektor formal.

Melawan Patriarki dengan Air

Lombok, memang tidak dapat dilepaskan dengan bu-daya patriarkinya, terutama masyarakat suku Sasak. Demikian kira-kira kesimpulan yang kami dapatkan saat melakukan wawancara dengan pak Raden, salah seorang tokoh adat dari Desa Mambalan, Lombok Barat. Menurutnya budaya ini harus dirubah, agar pe-rempuan mendapat posisi yang terhormat dan setara dengan laki-laki. Di Lombok dan banyak daerah lain di Indonesia, perempuan adalah aktor yang seringkali dilekatkan dengan kewajiban-kewajiban domestik.

Page 142: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

108 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Masyarakat suku Sasak menempatkan laki-laki pada struktur yang lebih tinggi dibandingkan posisi kaum perempuan. Dalam kehidupan rumah tangga, posisi tawar seorang istri lebih rendah. Dampak tidak lang-sungnya adalah kasus-kasu KDRT baik fisik maupun psikis yang menimpa perempuan Sasak. Mayoritas para suami di dusun Duduk Bawah sehari-harinya bek-erja sebagai petani. Pagi-pagi sekali mereka berangkat ke sawah atau ladang yang cukup jauh dengan berjalan kaki sekitar 30-90 menit dari rumah mereka. Sedang-kan para istri juga membantu pekerjaan suami-suami mereka, meski tidak selama suami yang bekerja hingga sore. Perempuan-perempuan tersebut bekerja di sawah hingga siang hari saja, mengingat mereka memiliki ke-wajiban lain yaitu mengurus rumah, anak-anak hingga menyiapkan kebutuhan suami mereka, baik makan maupun air untuk mandi.

Bicara soal ketersediaan air, di kawasan pesisir Lombok Barat memang terbilang cukup sulit untuk mendapat-kan akses air bersih. Terbilang hanya ada satu mata air yang letaknya cukup jauh dari pemukiman warga. Banyak kaum perempuan harus jalan kaki berkilo-kilo meter dengan medan yang cukup berat untuk sekadar mendapatkan air bersih. Sudah demikian, para perem-puan harus merelakan tubuhnya untuk memikul air tersebut dengan ember atau jrigen yang pasti bobot-nya tidak ringan. Perempuan biasa mengambil air dari

Page 143: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

109Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

sumber mata air di pagi dan sore hari, ketika suami dan anak-anak mereka hendak memulai dan usai beraktifitas.

Terkesan sederhana, tapi faktanya rumah tanpa air ser-ingkali memicu terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga, terutama ketika suami pulang dari sawah dalam keadaan lelah dan kotor, sedangkan di bak penampun-gan air atau masyarakat lokal biasa menyebutnya bong tidak tersedia air untuk mandi. Pertengkaran tersebut tidak jarang berujung dengan tindak kekerasan atau bahkan perceraian yang dilakukan oleh suami terhadap istri, ujar ibu Djumilah salah satu nara sumber kami. Tingginya tingkat kekerasan yang dipicu oleh persoa-lan “sumur” inilah yang memaksa perempuan berfikir keras keluar dari persoalan air yang cukup merepot-kan mereka selama ini, mengingat jarak tempuh yang jauh untuk mendapatkan air bersih juga cukup menyita waktu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan-peker-jaan domestik lainnya.

Berangkat dari beratnya beban perempuan serta dam-pak yang mereka rasakan dari masalah air bersih inilah, para perempuan dusun Duduk, akhirnya melakukan pertemuan-pertemuan untuk sekadar berbagi persoal-an hidup de ngan sesama. Akhirnya, pertemuan-perte-muan tersebut melahirkan ide bagaimana strategi agar mata air yang berada jauh di punggung bukit desa da-pat menjangkau rumah tangga penduduk desa tanpa

Page 144: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

110 | Persembahan Perempuan untuk Desa

harus menguras energi. Para perempuan itu pun mu-lai menginisiasi sumbangan dalam bentuk uang sebe-sar 20 ribu/orang sehingga terkumpul dana Rp 8 juta. Uang tersebut selanjutnya mereka manfaatkan untuk membeli pipa sepanjang 3.000 meter dan membuat bak penampungan air di hulu dengan luas 2 m2 dengan ket-inggian 1 m. Selanjutnya mereka pun berswadaya un-tuk menyalurkan ke rumah masing-masing. Pastinya mereka pun mengajak para suami mereka untuk bek-erjasama membangun saluran air ini. Secara teknis, air yang keluar melalui mata air di tampung dengan bak penampungan hulu. Kemudian dari bak penampungan dihubungkan de ngan pipa utama yang mengalir dari hulu ke areal pemukiman warga. Para perempuan itu pun bersepakat untuk membuat saluran air bersih den-gan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

Saat ini, air sudah bukan lagi menjadi persoalan rumit bagi perempuan di dusun Duduk Bawah. Hanya di saat-saat kemarau saja, terkadang mata air debit airnya me nyusut. Pembelajarannya, gerakan 20 ribu dari war-ga perempuan untuk air bersih ini merupakan bentuk ino vasi kemandirian perempuan menjawab kebutuhan dasar mereka yang selama ini kurang terperhatikan oleh negara. Inisiatif pembangunan saluran air terse-but memang bukan sekadar upaya perempuan untuk memi nimalisir terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan. Akan tetapi yang tidak kalah penting ada-

Page 145: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

111Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

lah perempuan menjadi lebih banyak memiliki waktu un tuk diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat publik.

Pelopor Desa Sehat

Kemiskinan seringkali berimplikasi pada persoalan kesehatan. Seseorang yang jatuh sakit rentan mengala-mi kemiskinan karena mahalnya biaya pengobatan. Artinya kemiskinan dan kesehatan adalah dua hal yang begitu dekat dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Masalah layanan kesehatan kepada penduduk miskin selalu menjadi isu dari waktu ke waktu, meski terdapat perdebatan atas perbedaan indikator dalam mengukur kemiskinan.

Masalah kesehatan sangat menonjol terutama pada golongan masyarakat miskin. Pendapatan dan kesejah-teraan yang rendah menyebabkan mereka lebih mem-fokuskan sumber penghasilannya pada pemenuhan ke-butuhan makanan daripada kesehatan. Di samping itu, kemiskinan telah memaksa mereka tinggal di lingkung-an perumahan yang tidak sehat. Sebagian dari pen-duduk miskin tinggal di pemukiman kumuh, dengan sanitasi yang sangat buruk. Lingkungan hidup yang demikian sudah jelas membuat rentan kehidupan war-ga miskin dari berbagai serangan penyakit. Rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga juga mengakibatkan

Page 146: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

112 | Persembahan Perempuan untuk Desa

ketidakmampuan rumah tangga mengkonsumsi ma-kanan yang bergizi dalam jumlah yang cukup. Belum lagi perilaku hidup yang rendah dari masyarakat mis-kin kian memperkuat ancaman tersebut.

Pelayanan kesehatan adalah salah satu bentuk pelayan-an publik yang harus diberikan oleh negara kepada warganya. Di level kecamatan kita mengenal lembaga pelayanan beranama Puskesmas. Tujuannya sudah pasti untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada ma syarakat desa. Sedangkan di level desa, kita men-genal lembaga layanan kesehatan beranama Posyandu atau Poskesdes. Kedua lembaga ini secara hierarkis tidak bertanggungjawab kepada Puskesmas ataupun Dinas Kesehatan, sekalipun secara programatik sering-kali dijadikan obyek kebijakan dan program kesehat-an. Pos yandu dan Poskesdes yang tersebar di setiap desa memiliki tugas memberikan pelayanan kesehatan khususnya kepada ibu dan anak. Biasanya setiap desa terdapat beberapa Posyandu yang buka setiap jangka waktu tertentu. Operasionalisasi layanan Posyandu pada umumnya diperankan oleh kader-kader Posyan-du yang tidak lain adalah warga perempuan dari desa setempat. Kebanyakan dari mereka adalah ibu-ibu ru-mah tangga.

Posyandu di masa orde baru cukup berjaya, karena sis-tem yang sentralistik bisa memaksakan program hing-

Page 147: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

113Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

ga dilevel bawah. Namun paska reformasi, Posyandu pun mulai redup. Pemerintahan SBY kemudian meng-hidupkan kembali Posyandu, seiring keikutsertaan Indonesia dalam penandatanganan kesepakatan inter-nasional yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs) yang harus berhasil menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi pada tahun 2015. Di ban-yak desa, Posyandu digerakkan oleh kaum perempuan yang umumnya disebut Kader Posyandu (KP). Perem-puan dengan loyalitas yang sangat tinggi ini begitu ber-semangat menjaga kesehatan, bukan hanya kesehatan ibu dan anak melainkan juga kesehatan lingkungan.

Posyandu memang tidak dibebani dengan tugas yang berat, akan tetapi tidak sedikit Posyandu yang justeru mampu melakukan tugasnya atau memiliki inovasi yang luar biasa dalam layanan kesehatan. Studi kami menda-pati beberapa daerah di kawasan Indonesia timur me-miliki posyandu yang didukung oleh kader-kader yang secara sukarela memelihara kegiatan pos yandu. Sekali-pun hanya mendapatkan honor sebesar Rp 10.000,- per bulan atau bahkan tidak mendapatkan honor sekali-pun. Namun mereka tetap bekerja tanpa pamrih. Di Desa Kopang Rembiga, Lombok Tengah misalnya, para kader Posyandu dan kader Pemberdayaan Masyarakat bekerjasama untuk menjaga kesehatan lingkungan. Kerjasama tersebut juga berupaya membudayakan pro-gram Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), guna

Page 148: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

114 | Persembahan Perempuan untuk Desa

mengubah pola hidup masyarakat yang awalnya sering buang air besar di sembarang tempat, perlahan-lahan bersedia membangun toilet yang bersih dan buang air pada tempatnya. Upaya ini tentu bukan pekerjaan mu-dah. Para relawan psoyandu bertandang dari rumah ke rumah warga dalam rangka sosialisasi hidup sehat, hingga akhirnya kesadaran hidup bersih di masyarakat pun mulai tumbuh dari setiap rumah tangga. Pelan tapi pasti kesadaran itu tertampil dalam bentuk kesediaan ibu-ibu hamil atau mereka yang mempunyai balita se-cara teratur memeriksakan kesehatan baik ke posyandu maupun puskesmas terdekat.

Hal serupa juga disajikan oleh beberapa desa lain, se-per ti di Desa Pao dan Desa Julubori, Kabupaten Goa. Begitu pula di Desa Loli, Kabupaten TTS. Meski kondisi infrastruktur masih buruk serta pelayanan yang belum intensif, para kader posyandu tetap bekerja keras men-jaga kesehatan lingkungan desa dan masyarakat. Setiap bulan mereka tetap menyelenggarakan kegiatan Pos-yandu meski hanya menumpang di rumah salah satu kader saja. Tapi semangat untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik tetap dilakukan walau kondisi kesejahteraan mereka pun tidak banyak yang memper-hatikan.

Berbeda dengan desa-desa sebelumnya, cerita lain yang cukup maju berasal dari Gonda Baru, Kota Bau-bau.

Page 149: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

115Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Kader-kader posyandu di kelurahan ini semula terjebak pada rutinitas kegiatan Posyandu saja, seperti pemerik-saan kesehatan ibu dan anak, penimbangan balita dan sesekali ada penyuluhan dari tenaga kesehatan yang ahli. Kader di Gonda Baru mengembangkan kegiat-an posyandu menjadi lebih beragam. Sebagai ruang koordinasi antarkader arisan dipilih menjadi kegiatan yang dipandang paling efektif. Melalui forum arisan ini, proses tukar menukar informasi dan pengetahuan berlangsung, sehingga mendorong kreasi-kreasi baru dalam upaya-upaya pengembangan fungsi posyandu sebagai wadah untuk penyehatan masyarakat. Salah satu inisiatif yang cukup menonjol adalah pembu-dayaan gerakan menanam tanaman obat-obat tradisi-onal. Kader-kader posyandu digerakkan untuk meman-faatkan lahan kosong menjadi warung hidup. Sedikit lebih maju lagi dari Gonda Baru, Posyandu di Kelu-rahan Bugi, masih di Kota Baubau, mengorientasikan model penguatan kesehatan masyarakat dengan cara mengembangkan keberdayaan ekonomi lokal. Ibu-ibu rumah tangga digiatkan untuk memanfaatkan jahe dan kunyit menjadi produk minuman instan alami.

Beberapa kisah di atas dapat memberikan pemaha-man bahwa Posyandu sejatinya merupakan kelemba-gaan lokal yang berpotensi sebagai modal sosial yang cukup signifikan mendorong terwujudnya kesehatan masyarakat dari dalam. Kesadaran para kader Posyan-

Page 150: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

116 | Persembahan Perempuan untuk Desa

du menjadi semacam energy kinetic yang mampu meng-gerakkan mindset dan cara pandang baru masyarakat dalam menghayati kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat. Ibu-ibu rumah tangga menjadi lebih care merawat kesehatan ibu hamil, bayi yang dilahirkan, balita yang diasuh para perempuan, serta menjalankan kehendak pemerintah nasional untuk mensukseskan KB. Di posyandulah masyarakat dapat mengoptimal-kan berbagai kreasi layanan kesehatan secara mandiri.

Reformasi Adat untuk Keadilan Gender

Di banyak negara berkembang termasuk Indonesia ke adil an gender sering dikaitkan dengan masalah bu-daya dan agama. Budaya dan adat yang berkembang di masyarakat dunia ketiga seringkali menempatkan pe rem puan pada posisi yang subordinat. Budaya yang ber kembang di masyarakat menempatkan laki-laki se-bagai pemimpin bagi perempuan yang berimplikasi pada keharusan perempuan untuk patuh dan taat pada laki-laki sebagai suami di konteks keluarga. Ketidakadi-lan gender sebagai akibat dari budaya patriarkhi sa ngat kuat melekat di masyarakat. Budaya patriarki yang kian terlanggengkan melalui nilai budaya, sosial dan norma kehidupan telah membawa dampak pada pembe daan akses, peminggiran dan kekerasan terhadap perem-puan.

Page 151: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

117Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Adat yang berkembang pada umumnya tidak berpihak kepada perempuan. Salah satunya dalam hal pemba-gian hak waris dalam sebuah rumah tangga. Di desa Mambalan kabupaten Lombok Barat, ada beberapa atur-an adat yang merugikan perempuan, mi salnya dalam pembagian waris dan model pernikahan. Data yang ada menunjukkan bahwa perempuan berada pada posisi yang lebih dirugikan daripada laki-laki. Model perni-kahan yang berjalan selama ini, banyak merugikan pe-rempuan karena banyak dilakukan dengan perempuan di bawah umur, terutama di daerah pedesaan. Dampak ikutannya yakni banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga, karena secara psikologis belum matang. Ke-bia sa an poligami yang cukup jamak mentradisi dalam kaum lelaki di Lombok pada umumnya membawa kerentanan tersendiri atas munculnya kekerasan fisik dan psikis pada perempuan dan anak-anak. Di sektor lapangan kerja, adanya segmentasi jenis kelamin dalam praktek penerimaan karyawan dan promosi jabatan sangat merugikan perempuan.

Ketidakadilan gender yang berlangsung di masyarakat akan menghambat perkembangan kesejahteraan ma-sya rakat karena perempuan yang memiliki potensi andil dalam membangun kesejahteraan langkahnya masih tertahan oleh budaya patriarki. Oleh karena itu perlu ada dekonstruksi pada tataran nilai sosial, yang pada gilirannya diharapkan akan memberikan perubah-

Page 152: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

118 | Persembahan Perempuan untuk Desa

an pola hubungan sosial yang lebih adil gender. Hasil studi IRE di Lombok Barat menemukan restorasi adat yang cukup progresif di desa Mambalan.

Desa Mambalan secara kasat mata tidak jauh berbeda dengan desa-desa lainnya di Lombok. Keunikan desa ini adalah terletak pada upayanya tetap bertahan de-ngan status desa adat. Desa dengan penduduk 4.573 jiwa dan luas 384,85 ini konon merupakan desa tua de ngan nilai-nilai adat yang kuat. Desa yang berdiri sekitar tahun 1650-an ini awalnya terdiri dari 11 dusun. Sselanjutnya pada tahun 2010 mengalami penyusutan jumlah dusunnya, karena kebijakan pemekaran desa.

Kata Mambalan berasal sendiri berasal dari kata Meam­bal­ambal yang artinya bersama-sama atau patuh-patuh, Menurut tokoh-tokoh masyarakat setempat dan para le-luhur desa, kata “Mambalan” ini sinonim dengan kata Rembitan (Reme Bi Entan) yang dapat diartikan dengan patuh. Masyarakat Mambalan sampai sekarang masih mempertahankan identitas atau jati dirinya sebagai masyarakat adat, Identitas tersebut dapat dilihat de ngan masih berlakunya status sosial dalam masyarakat seper-ti; Datu, Raden, Lalu, dan Jajar Karang, namun ini bukan berarti antara mereka tidak saling menghargai, tetapi kerukun an selalu dikedepankan karena motto mengam-bal–ambal itu tetap menjadi pegangan utama yaitu ke-bersamaan, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

Page 153: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

119Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Desa Mambalan cukup dikenal di Lombok maupun di luar Lombok karena upayanya tetap mempertahankan nilai-nilai adat yang kuat. Desa Mambalan memang tergolong memiliki banyak penduduk miskin, tercatat dari 1.299 KK, 896 diantaranya adalah rumah tangga miskin. Masyarakat desa Mambalan kebanyakan ber-penghasilan dari sektor buruh, baik buruh lepas, buruh tani maupun buruh tukang. Selain itu masih banyak juga penduduk yang belum bekerja, dan berdasarkan data pemerintah desa, tercatat 1.430 jiwa yang belum bekerja. Di bidang pendidikan tercatat 1.481 penduduk tidak bersekolah atau tidak tamat SD, 1.232 tamat SD, dan hanya 320 penduduk yang tamat SLTP, 337 tamat SLTA, 30 orang yang tamat program diploma, dan 18 orang tamat S1. Pendidikan masih dirasakan sebagai persoalan penting bagi desa. Meskipun pemerintah su-dah menyediakan sejumlah sekolah, namun persoalan ekonomi dan budaya dinilai masih menjadi pengham-bat akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan.Sedangkan untuk bidang kesehatan, pemerintah desa juga masih cukup tergopoh-gopoh dalam menyelesai-kan masalah-masalah kesehatan, perilaku hidup sehat yang masih rendah mengakibatkan ada banyak wabah penyakit yang sering muncul di desa, baik TBC, demam berdarah dan lain-lain.

Desa Mambalan tidak jauh berbeda dari sisi kapasitas keuangan dengan desa-desa lainnya di Lombok. Ta-

Page 154: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

120 | Persembahan Perempuan untuk Desa

hun 2010 tercatat penerimaan dalam APBDes sebesar Rp. 1.487.367.000, Namun hanya sebagian kecil saja yang dikelola oleh desa, selebihnya hanya berupa ban-tuan yang peruntukan dan pengelolaannya diluar tang-gung jawab pemerintah desa, seperti PNPM dan raskin. Pemerintah desa masih memiliki setumpuk pekerjaan rumah terkait dengan agenda pengurangan kemiski-nan, misalnya masalah pengangguran dan tingkat pen-dapatan penduduk yang masih rendah. Termasuk de-ngan masalah pendidikan, kesehatan, lingkungan dan lain-lain.

Selain itu, pengaruh adat yang kuat juga membawa per-masalah tersendiri, dimana banyak persoalan sosial yang dipengaruhi budaya patriarki. Pertama, banyak nya perni-kahan perempuan di bawah umur. Banyak pe rempuan di Desa Mambalan yang dipaksa oleh orang tua untuk menikah sebelum waktunya. Dan, tidak jarang pula di-antara perempuan desa Mambalan yang menikah dengan status sebagai istri kedua, ketiga dan seterusnya. Orang tua seringkali tidak memikirkan soal masa depan anak perempuan, dan tidak jarang mereka dipaksa meninggal-kan sekolah hanya karena dipaksa untuk menikah. Masa depan anak perempuan seringkali tidak banyak diperha-tikan oleh para orang tua, dan oleh sebagian orang tua be-rangapan bahwa ketika anak mereka dinikahkan dengan seorang laki-laki, maka itu lah masa depan mereka.

Page 155: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

121Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Kedua, banyaknya pernikahan yang tidak tercatat atau pernikahan di bawah tangan. Di desa Mambalan, perkawinan siri itu dianggap lumrah atau wajar oleh sebagian besar penduduk, dan banyak dari mereka yang belum menyadari resiko-resiko dari pernikahan yang tidak disahkan oleh negara tersebut. Pernikahan tidak tercatat pun kemudian akan rentan dengan resiko perceraian yang tidak tercatat, dan suami bebas memi-liki istri lebih dari satu. Angka kawin cerai pun terbi-lang cukup tinggi sebagai resiko dari perkawinan tidak tercatat. Peluang laki-laki melakukan poligami menjadi besar, mengingat perempuan menjadi aktor yang pa-ling dirugikan dari perkawinan tidak tercatat ini.

Ketiga, tingginya angka kekerasan dalam rumah tang-ga. RPJM Desa juga mencatat persoalan KDRT sebagai masalah sosial yang banyak terjadi di Desa Mambalan. Budaya petriarki memang turut menyumbang pada tingginya angka KDRT mengingat perempuan yang bertugas menyelesaikan urusan domestik seringkali di-posisikan lebih rendah dari pada laki-laki yang bekerja di ranah publik, sehingga memicu terjadinya perselisih-an dalam rumah tangga yang berujung pada tindak kekerasan baik fisik maupun psikis.

Keempat, banyaknya TKI yang bermasalah. Sebagaima-na diketahui bersama, bahwa Lombok merupakan salah satu daerah yang menyumbang TKI yang cukup

Page 156: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

122 | Persembahan Perempuan untuk Desa

besar ke luar negeri, salah satunya berasal dari Desa Mambalan. Angka kemiskinan yang tinggi dan sulitnya mendapatkan pekerjaan memaksa banyak perempuan di Desa Mambalan memilih untuk hijrah menjadi TKI di luar negeri. Akan tetapi pilihan tersebut ternyata tidak cukup mampu menjadi solusi bagi persoalan ru-mah tangga mereka.Terkadang yang terjadi justru se-baliknya, banyak TKI yang pulang dengan membawa persoalan, baik yang dipulangkan paksa karena persoa-lan administrasi hingga ada pula yang pulang karena mendapat tindak kekerasan dari majikan.

Dalam adat suku Sasak, perempuan seringkali men-dapat perlakuan tidak adil tidak hanya dalam urusan publik, melainkan juga private. Dalam urusan publik, akses perempuan seringkali dibatasi. Perempuan tidak memperoleh kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan maupun kesempatan untuk tampil dalam ruang-ruang publik. Sedangkan dalam hal private, pe-rempuan selalu mendapatkan waris yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Selain itu juga, terkait dengan perkawinan, adat Sasak tidak memper-kenankan anak perempuan suku sasak dari kelas bang-sawan mendapatkan laki-laki dengan kasta yang lebih rendah, dan apabila hal tersebut sampai terjadi, artinya aka nada sanksi keras, dimana anak perempuan bisa “dibuang” dari keluarga.

Page 157: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

123Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak orang tua yang sudah mulai gelisah dengan aturan hukum adat yang menomorduakan perempuan tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang memikirkan khawatir pada nasib anak perempuan mereka. Akan tetapi sering-kali para orang tua pun tidak bisa berbuat banyak me-lawan hukum adat yang dinilai diskriminatif. Hukum pada dasarnya memiliki dua sifat pokok, yaitu bersifat mengatur (regelen/anvullen recht) dan bersifat memaksa (dwingen recht). Yang diatur oleh kaidah hukum adalah perilaku masyarakat untuk menciptakan suasana ke-teraturan, ketertiban, ketentraman dan kedamaian. Se-dangkan sifat memaksa suatu kaidah hukum tercermin dari penerapan sanksi oleh penegak hukum dari semua pelanggaran yang dilakukan.23

Sistem hukum di Indonesia cukup majemuk. Hukum negara bukan satu-satunya hukum yang ada di ma sya-rakat, tapi ada hukum adat dan hukum agama yang tum buh dan berkembang di suatu komunitas. Hu kum adat dan hukum agama seringkali lebih mendapat per-hatian dari masyarakat daripada hukum negara. Hal serupa terjadi pula pada implementasi awig­awig di desa Mambalan, dimana awig­awig lebih mendapatkan pengakuan dan ditaati oleh masyarakat dari pada hu-

23 Rachmat Syafa’at, dkk., Negara, Masyarakat Adat dan Kearifan Lo­kal, In-Trans Publishing dan ANA Konsultan Hukum, Malang, 2008, hlm. 55.

Page 158: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

124 | Persembahan Perempuan untuk Desa

kum negara dikarenakan beberapa alasan: Pertama, dari sisi substansi awig-awig berisi nilai-nilai konkret yang bertujuan untuk menata harmonisasi antar manusia dengan manusia dalam komunitas serta antara manu-sia dengan alam atau lingkungannya. Dalam perkem-bangannya, awig­awig mulai bergeser yang awalnya hanya mengatur soal-soal private dan komunitas, kini mulai mengatur hal-hal yang berkaitan dengan wacana publik sebagaimana yang terjadi di desa Mambalan.

Kedua, dari sisi proses perumusan atau pembuatannya, awig­awig disusun oleh masyarakat secara kolektif, de-ngan tetap memperhatikan kebutuhan komunitas. De-ngan kata lain tingkat partisipasi yang tinggi dalam proses perumusan awig­awig membuat masyarakat me-rasa memiliki aturan tersebut. Hal ini berbeda de ngan hukum negara yang cenderung bersifat sentralistik me-lalui implementasi politik yang universal, dimana kodi-fikasi hukum diberlakukan bagi seluruh rakyat dalam teritori negara, sehingga jarang memperhatikan kearif-an-kearifan lokal. Ketiga, adanya paksaan berupa sanksi sosial bagi setiap pelanggaran yang dilakukan. Sanksi yang diberikan oleh awig­awig terhadap berbagai jenis pelanggaran merupakan bentuk ancaman nyata bagi masyarakat karena akan berakibat semakin ter asingnya si pelanggar hukum dari lingkungan sosialnya. Keem­pat, layaknya hukum adat yang lain, awig-awig relatif adaptatif dengan perkembangan zaman, dimana awig­

Page 159: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

125Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

awig sangat fleksibel untuk dilakukan perubahan me-nyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, tidak kaku dan tidak melalui mekanisme yang rumit untuk proses revisinya, asalkan sudah mendapat kesepakatan ber-sama.

Awig-awig untuk Perlindungan Sosial

Awig­awig sebagai instrumen hukum masyarakat suku Sasak telah mengalami pergeseran dari awalnya meng-atur norma-norma yang terkait dengan persoalan pri­vate dan community yaitu relasi antar orang dalam ko-munitas maupun antara manusia dengan alam. Saat ini sudah mulai merambah ke persoalan publik yang menjadi ranah negara. Atas musyawarah bersama para tokoh adat dan masyarakat termasuk kaum perem-puan, Awig­awig mulai diarahkan untuk mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah seperti soal-soal pela-yanan publik. Urusan pendidikan dan kesehatan sudah tidak hanya dimaknai sebagai tanggung jawab negara saja, melainkan sudah mulai dirasakan menjadi tang-gung jawab bersama, dimana warga harus turut terlibat dalam mengurus soal-soal publik tersebut.

Awig­awig di desa Mambalan disahkan dan terdoku-mentasi mulai pada bulan November 2009. Pengesah-an awig­awig tersebut dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya menghidupkan dan mempertahankan

Page 160: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

126 | Persembahan Perempuan untuk Desa

nilai-nilai kearifan lokal. Dengan sedikit memodifikasi awig­awig agar dapat selaras dengan zaman-nya, maka para tokoh penting (stakeholder) di desa Mambalan ber-sepakat untuk mengabadikannya dalam wujud doku-men tertulis layaknya sebuah Peraturan Desa.

Dusun Mambalan adalah salah satu dusun yang me-lakukan adaptasi awig­awig terhadap isu dan tantangan kekinian. Sebagai pranata lokal, awig­awig mengalami transformasi, yang selama ini hanya berkutat pada isu-isu komunal, lalu berkembang sebagai instrumen untuk me wujudkan keadilan sosial dan mampu melin-dungi kelompok-kelompok rentan. Pak Raden adalah salah satu tokoh penting yang mengawali reform ini. Ia ingin pembaharuan awig-awig dapat menata de ngan selaras atas kondisi lingkungan sosial, bebas dari prak-tik diskriminasi terhadap perempuan karena kental nya budaya patriarki pada suku Sasak. Karena itulah pak Raden secara perlahan menata awig­awig, agar nilai-nilai adat lebih berkeadilan gender. Saat ini hampir se-luruh dusun di desa Mambalan sudah memiliki awig­awig yang tertulis dan berisi pengaturan tentang isu-isu publik, se perti pendidikan dan kesehatan.

Point penting dari pengaturan awig­awig yang telah ter-barukan antara lain: Pertama, dalam bidang pendidikan diatur tentang ke wa jiban bagi orang tua untuk mema-sukkan anak me reka pada institusi pendidikan formal.

Page 161: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

127Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Anak pe rem puan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk me nge nyam pendidikan hingga 9 tahun. Peng-aturan ini dirasakan penting mengingat selama ini hak anak pe rempuan untuk memperoleh pendidikan seringkali terabaikan (berbeda dengan anak laki-laki). Dulunya anak perempuan hanya disekolahkan hingga tamat SD saja, berbeda dengan anak laki-laki yang bisa menge nyam pendidikan hingga sekolah lanjutan. Ren-dahnya pendidikan anak perempuan berdampak pada tingginya perkawinan usia muda dan juga memicu tingginya tingkat kekerasan dalam rumah tangga mau-pun perceraian. Awig­awig yang ada saat ini mengatur tentang pengaturan hak anak untuk mengenyam pen-didikan minimal hingga SLTP, dan ada sanksi bagi orang tua yang tidak menjalankan perintah awig­awig tersebut berupa teguran dari kepala dusun maupun ketua RT. Awig­awig meletakkan pendidikan sebagai tanggung jawab semua pihak, bukan hanya kewajiban orang tua saja. Awig­awig mengharuskan setiap warga desa turut serta memperhatikan pendidikan anak-anak usia sekolah di lingkungan. Termasuk memperhatikan anak-anak yang memiliki kelainan fisik/mental.

Kedua, dalam bidang kesehatan, awig­awig memberi-kan perlindungan kepada perempuan terutama yang terkait dengan kesehatan reproduksi. Perempuan yang hamil diwajibkan untuk memeriksakan kesehatan ke Posyandu, Polindes, Bidan maupun Dokter praktek

Page 162: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

128 | Persembahan Perempuan untuk Desa

sesuai kemampuan masing-masing. Selain itu, proses persalinan pun harus ditolong oleh tenaga medis guna menekan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan. Awig­awig juga menjadi instrumen untuk menekan an-gka angka gizi buruk yang dulunya terbilang tinggi, karena awig­awig mewajibkan orang tua untuk me-meriksakan balitanya ke Posyandu. Di Posyandu setiap bayi dikontrol kesehatannya sehingga perlahan-lahan mulai memperbaiki kualitas gizi balita. Serupa dengan pengaturan dalam bidang pendidikan, dalam bidang ke sehatan pun diatur sanksi bagi setiap pelanggaran yang dilakukan untuk menimbulkan efek jera karena adanya hukuman sosial bagi yang tidak mentaati per-aturan. Diakui oleh kepala dusun Mambalan, awig­awig ini terbukti efektif mengikat perilaku publik mengarah pada satu kesepakatan bersama diatas seperti upaya-upaya pengurangan angka kematian ibu melahirkan dan balita.

Ketiga, awig­awig tentang “aji krame” yang mengatur rela-si perempuan dan laki-laki dalam hubungan perka win-an maupun waris. Dalam adat suku Sasak, perempuan dari golongan bangsawan dilarang menikah dengan laki-laki yang tidak memiliki status yang sama. Sanksi atas pelanggaran tersebut, maka anak perempuan akan dibuang dari keluarganya. Anak perempuan tersebut juga akan kehilangan seluruh haknya. Begitu juga nilai adat yang mengatur tentang pembagian waris, dimana

Page 163: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

129Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

anak perempuan seringkali mendapatkan bagian yang jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan anak laki-laki. Keberadaan awig­awig ini pun selanjutnya dituju-kan untuk memberikan perlindungan bagi kaum pe-rem puan, dimana nilai-nilai adat yang diskriminatif terhadap perempuan harus segera dirombak. Bukan hal yang mudah untuk melakukan reformasi atas nilai-nilai adat. Akan tetapi proses penyadaran terus di-lakukan dengan melakukan pendekatan kepada para tokoh-tokoh adat, mengingat banyak juga orang tua yang sudah berpikiran maju dan tidak sepakat dengan nilai adat yang diskriminatif terhadap anak perempuan mereka. Hingga akhirnya warga pun bersepakat untuk melakukan perombakan atas nilai-nilai adat yang tidak ber keadilan gender tersebut.

Pergeseran sifat awig­awig dari yang awalnya tidak ter-tulis menjadi tertulis lebih dikarenakan tujuan agar masyarakat mengetahui secara utuh isi dari awig­awig ter sebut. Disamping itu keberadaan awig­awig tertulis bisa menjadi secara jelas diketahui tidak hanya oleh generasi saat ini, melainkan juga untuk generasi yang akan datang. Awig­awig yang bersifat tertulis ini sudah 4 tahun berlaku di masing-masing dusun, dan per -lahan-lahan masyarakat pun mulai merasakan dam-paknya, misalnya yang terkait dengan awig­awig aji krame, se hingga saat ini prosesi membuang anak pe-rempuan yang dinilai melanggar adat pun sudah mulai

Page 164: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

130 | Persembahan Perempuan untuk Desa

ditinggalkan. Melihat perkembangan awig­awig yang manfaat nya mulai dirasakan secara nyata oleh ma sya-rakat, pemerintah desa pun kemudian merasa penting untuk mendorong dusun yang lain mempunyai awig­awig yang serupa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Saat ini seluruh dusun di desa Mam-balan telah memiliki awig­awig yang serupa, dan diya-kini oleh pemerintah desa bahwa keberadaan awig­awig tersebut telah berhasil meninkatkan derajat kesehatan masyarakat serta membuat masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan bagi putra putri mereka.

Khasiat Buah Belimbing untuk Si Miskin

Pengalaman berharga lainnya yang tidak kalah pen-ting untuk disampaikan adalah saat IRE mendukung salah satu CBO lokal bernama Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Surya Abadi yang menjalankan program di desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojo negoro Jawa Timur. Perempuan kembali menjadi ak tor penting dalam program ini, dimana ide kreatif pe rem puan untuk memanfaatkan buah belimbing yang me limpah di desanya menjadi bermacam-macam pro-duk olahan ternyata merupakan upaya kunci yang me-reka la kukan untuk menjawab kemiskinan.

Masyarakat setempat banyak yang mananam buah belim bing dalam jumlah yang cukup besar. Setiap 1 Ha

Page 165: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

131Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

la han perkebunan terdapat 500 pohon dengan kapasitas produksi 80 Kg/Pohon/Tahun. Dari lahan perkebun an tersebut terdapat potensi ekonomi yang sangat signifi-kan, dimana dari 8500 pohon belimbing menghasilkan produksi 660.000 Kg (660 Ton)/Tahun. Jika harga jual rata – rata Rp. 3.000,- maka hasil perkebunan menca-pai Rp. 1.980.000.000,- per tahun. Tetapi selama ini ting-kat pendapatan dan kesejahteraan para petani belim-bing stagnan karena penghasilan mereka terkadang tidak sebanding dengan biaya produksi yang telah mereka keluarkan. Biaya produksi yang mereka keluar-kan meliputi pengairan, pemupukan, pendangiran, penyem protan, pembungkusan, dan penjarangan buah. Selama ini petani belimbing menjual hasil panennya langsung dalam bentuk buah segar dengan harga yang bervariatif. Mulai Rp. 1.500,- sampai Rp. 4.000,-/Kg dan harga mengikuti musim. Dari permasalahn terse-but diatas, maka BKAD Surya Abadi sebagai Lembaga Sosial yang salah satu tujuannya untuk pemberdayaan ma syarakat, mencoba melakukan inovasi untuk men-golah buah belimbing segar menjadi produk – produk kemasan (sirup, sari buah, keripik, selai, manisan dan jelly) yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.

Langkah pertama yang dilakukan BKAD Surya Abadi adalah memberikan pelatihan bagi para ibu rumah tang-ga supaya mereka mempunyai pengetahuan, keahlian, dan keterampilan untuk mengembangkan diversifikasi

Page 166: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

132 | Persembahan Perempuan untuk Desa

produk olahan dari buah belimbing. Selanjutnya mere-ka juga melakukan pendampingan kepada para pe-rempuan tersebut agar kualitas hasil makanan olahan bisa baik. Selain itu, ada upaya juga untuk membuka jaringan pasar sehingga produk yang dihasilkan bisa segera terjual dan mereka mendapatkan keuntungan yang cukup guna memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dengan diolahnya belimbing menjadi aneka panganan olahan, seperti sirup, sari buah, manisan, keripik, dan lain-lain, ternyata mampu memberikan nilai lebih bagi perempuan-perempuan kreatif ini.

Kreatifitas lain perempuan mengembangkan potensi ekonominya juga dapat kita baca pada pengalaman pe-rempuan di pesisir kabupaten Gunungkidul Yogyakar-ta. Gunungkidul hingga 2011 lalu masih identik dengan daerah miskin, gersang dan sulitnya akses terhadap air bersih. Namun disisi lain, masyarakat Gunungkidul memiliki semangat kerja yang kuat dan solidaritas yang tinggi. Penelitian IRE di Gunungkidul tentang livelihood menunjukkan cukup banyak pelajaran, bagaimana pe-rempuan justeru menjadi penyangga dan penyelamat ekonomi rumah tangga, sebagaimana yang kami temui di desa Kemadang, Gunungkidul.

Desa ini banyak dikenal karena wisata pantainya, di-mana terdapat 6 pantai, dua diantaranya yang terkenal adalah Pantai Kukup dan Pantai Baron. Berkembang-

Page 167: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

133Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

nya objek wisata di desa ini mengakibatkan banyak masyarakat yang kemudian menggantungkan hidup dari sektor pariwisata maupun kelautan. Ada yang bekerja sebagai pedagang, pemilik homestay, pengolah makanan hasil laut. Banyak pula warga laki-laki desa yang bekerja sebagai nelayan. Yang tak kalah menarik dari desa ini adalah banyak kelompok yang diinisiasi pembentukannya oleh dinas terkait, dalam rangka mengakses bantuan modal maupun alat kerja serta kegiatan-kegiatan pelatihan dalam rangka program pemberdayaan. Salah satu kelompok disana bernama Kelompok Mina Mandiri. Kelompok ini awalnya ter-bentuk dari kelompok nelayan Pantai Baron dan Drini (Kelompok Badri), kelompok ini berkembang menjadi kelompok simpan pinjam dan penjualan peralatan ne-layan beranggota 30 orang dengan aset saat ini menca-pai 5 M. Namun tidak hanya anggota kelompok yang boleh meminjam, yang bukan anggota juga dapat mem-injam dengan aturan tertentu.

Kehidupan masyarakat pesisir sangat tergantung pada musim, baik musim yang dipengaruhi oleh alam mau-pun musim libur. Hal ini jelas berbeda dengan mereka yang bekerja pada sektor formal maupun primer, ke-bijakan pemerintah atas penataan kawasan pantai, kondisi alam maupun konflik atau persaingan dagang menjadi kerentanan yang mengancam sustainable liveli­hood mereka.

Page 168: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

134 | Persembahan Perempuan untuk Desa

“Jualan di pantai seperti ini hasilnya musiman, kalau pas musim libur, saya bisa dapat hingga 800 ribu, untung bersih

mencapai 200 ribu per hari, tapi kalau lagi sepi mau dapat untung 50 ribu saja sulit, bahkan kalau bulan puasa begini

malah sehari bisa gak dapat apa­apa.”

(Mbak Yum, Pedagang warung di Pantai Baron)

Berdagang memang ada kalanya ramai dan tidak ja-rang juga sepi. Apa yang diungkapkan oleh Mbak Yum ini adalah gambaran penghidupan pedagang di Pantai Baron dan Kukup pada umumnya. Mbak Yum sendiri berjualan di Pantai Baron sudah cukup lama, ba ginya tidak ada pilihan pekerjaan lagi selain berjualan, meng-ingat ia tidak memiliki keahlian lebih. Berjualan me-mang tidak dapat menjanjikan keuntungan yang be-sar, mengingat ada banyak kebutuhan seperti modal dagang dan biaya sewa tempat yang terbilang mahal. Selain biaya sewa tahun sebesar 1,75 juta, ia juga harus mengeluarkan biaya perpanjangan sewa sebesar 86 ribu per 3 bulan dan biaya retribusi harian dengan hitungan 200 rupiah per meter, dimana tokonya memiliki luas sekitar 15 meter artinya setiap hari ia harus membayar 3.000 per meter.

Cerita serupa juga dialami oleh pedagang-pedagang lain yang berjualan di sekitar pantai, seperti yang dike-luhkan oleh Situm, seorang pedagang souvenir, mau-pun kios-kios pengolahan ikan. Artinya, biaya sewa tempat yang terbilang cukup mahal ternyata menjadi

Page 169: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

135Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

beban tersendiri dalam mengembangkan usaha. Pada-hal di sisi lain, mereka juga memiliki kebutuhan yang cukup besar seperti biaya sosial di dusun, iuran dan simpan pinjam di kelompok masing-masing, maupun biaya hidup yang tidak sedikit. Biaya hidup ditengarai sebagai komponen pengeluaran terbesar rumah tangga, diakui mereka dalam sehari minimal pasti keluar uang 25 ribu untuk kebutuhan makan dan jajan anak.

Penghasilan para istri nelayan yang menggantungkan hidup dari berdagang memang terbilang lebih besar bila dibandingkan dengan nelayan-nelayan itu sendiri, sebagaimana tergambar pada tabel berikut:

Page 170: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

136 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Tabel 2.4.Kepemilikan aset dan tingkat kerentanan nelayan dan

pedagang pantai di Kemadang

Jenis Peker-jaan

Kepemi-likan Aset

Pemanfaatan Aset

Pen-dapatan

Keren-tanan dan Permasa-

lahanNe-layan (Laki-laki)

Keahlian melaut secara tradisional, memiliki kapal dan perlengka-pan melaut yang meru-pakan pem-berian dari pemerintah, memiliki lahan perta-nian sedikit serta hewan ternak

Pendapatan mereka sangat bergantung pada alam, dalam seta-hun pasti ada musim angin yang mengaki-batkan nelayan tidak dapat melaut. Pada saat tidak me-laut, nelayan memilih men-jadi petani atau buruh guna menyambung hidup.

Musim angin: tidak melautKalau melaut dan banyak ikan bisa mencapai 30-100 ribu

Sangat rentan terhadap alam

Peng-rajin dan peda-gang sou-venir (Per-em-puan)

Memiliki keahlian membuat souvenir dari pelati-han yang di-lakukan oleh Pemda, serta difasilitasi tempat berd-agang tanpa dikenakan biaya sewa yang tinggi.

Keahlian yang dimiliki terus dikembangkan untuk mem-buat produk yang inovatif

Sepi : 20 ribuRamai: 200 ribu

Rentan terhadap akses per-modalan dan bahan baku

Page 171: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

137Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Pe da-gang wa-rung an (Pe-rem pu-an)

Memiliki kesempa-tan untuk mengakses modal usaha yang cukup besar melal-ui kelompok atau bank

Sepi: kurang dari 50 ribuRamai: 100-200 ribu

Rentan terhadap kebijakan penataan lokasi

Pengo-lah ma-kanan laut(Per-em-puan)

Memiliki keter-ampilan mengolah makanan, memiliki alat kerja pengolahan makanan yang cukup lengkap bantuan dari pemerintah

Sepi : 20 ribuRamai: 150-200 ribu

Konflik antar pedagang

Perempuan pengolah ikan ternyata memiliki pendapa-tan 2-3 kali lipat daripada suami mereka yang be kerja se bagai nelayan. Sektor pariwisata yang hidup di desa ini juga memberikan kontribusi pada penciptaan lapa-ngan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi mes kipun perempuan menjadi penyangga utama per-eko nomian keluarga, namun mereka tetap dibebani de-ngan kewajiban-kewajiban domestik, termasuk mela-yani suami dengan menyiapkan makanan, mencuci pakaian, dan lain-lain. Meningkatnya pendapatan per-

Page 172: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

138 | Persembahan Perempuan untuk Desa

empuan ternyata belum cukup mampu mendorong re-lasi gender yang seimbang dalam rumah tangga.

Partisipasi Perempuan dalam Perencanaan dan Penganggaran Desa

Musyawara Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa adalah bagian penting dalam proses pembangun-an di desa, oleh karena regulasi mensyaratkan pen-tingnya partisipasi masyarakat termasuk kaum perem-puan dalam proses tersebut, agar pembangunan tidak bias kepentingan elite dan berorientasi pada fisik se-mata. Musrenbang desa yang diselenggarakan setiap tahun, merupakan wadah bagi seluruh masyarakat untuk saling berdiskusi dan memutuskan prioritas pem ba ngunan apa saja yang akan diselenggarakan di desanya, dan tidak jarang pembangunan fisik selalu mendominasi usulan, mengingat komposisi gender yang tidak seimbang dalam proses tersebut. Kalau pun ada perempuan, seringkali suara mereka tidak banyak diberi kesempatan untuk tampil, walhasil, keputusan musrenbang desa pun dari tahun ke tahun tidak ba-nyak yang berubah.

Upaya untuk mendorong partisipasi perempuan dalam musrenbang pun akhirnya menjadi sangat penting, bu-kan sekadar keterhadirannya saja, melainkan bagaima-na suara perempuan bisa mempengaruhi proses dan

Page 173: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

139Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

hasil musrenbang desa, agar program dan kegiatan yang dilahirkan pun sensitif pada kebutuhan kaum pe-rempuan. Inilah yang sudah mulai dirintis oleh banyak desa, baik di wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB dan wilayah Indonesia lainnya. Di Gunungkidul, perempuan sudah banyak terlibat dalam proses mus-renbang desa, yang banyak mengangkat isu-isu pem-berdayaan perempuan, seperti pelatihan, fasilitasi usa-ha, dan lain-lain, dengan harapan dapat menghidupkan ekonomi lokal. Hal serupa juga terjadi di banyak desa, termasuk di Desa Bumi Pajo, Kabupaten Bima.

Dahulu anggapan perempuan hanya mampu dalam urusan domestik terbantahkan oleh pikiran kaum pe-rempuan yang lebih kritis dibanding laki-laki yang selama ini mendominasi perencanaan desa. Terbukti bahwa Kader Perempuan Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPPMD) yang dibentuk LP2DER Desa Bumi Pajo telah diakui oleh kepala desa mampu menghasilkan do-kumen RPJMDes yang lebih berkualitas.

Terbentuknya KPPMD telah menggugah perempuan desa terlibat dalam kegiatan desa. Hingga 40% perem-puan hadir dalam pertemuan di kantor desa, dibanding dahulu yang hadir hanya sekitar lima orang tokoh pe-rempuan saja. Kaum perempuan ini ketika diberi ruang untuk musyawarah tidak hanya sekadar hadir, mere-ka cukup aktif bertanya, berbicara mengajukan usul

Page 174: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

140 | Persembahan Perempuan untuk Desa

di desa. Bahkan kepala desa ini mengakui kewalahan mem batasi suara perempuan dalam pertemuan.

Mas’ah (42 tahun) adalah salah satu sebagai kader telah mendorong perempuan agar mampu mempengaruhi pengambilan keputusan di desa. Ia telah menjadi kader desa sejak tahun 2006, ia pun menjadi pemimpin kelom-pok perempuan/ibu rumah tangga bernama Wadu Tuti. Aktifnya kelompok Wadu Tuti terlihat dengan masuknya kelompok ini bergabung dengan kelompok tani (Gapoktan Mancina) yang sebagian besar adalah laki-laki. Wadu Tuti turut menyertakan modal untuk mengembangkan usaha Gapoktan. Perkembangan Ga-poktan selama 2-3 tahun berjalan cukup baik sehing-ga mendapat apresiasi dari Pemerintah Daerah Ka-bupaten Bima. Namun pada pertengahan tahun 2010, managemen organisasi gapoktan mengalami kemun-duran karena tidak ada transparansi dalam pengelo-laan keuangan. Sebagai orang yang dipercaya dalam kelompok perempuan, Mas’ah memperjuangkan hak-nya untuk bertanya dan meminta pertanggungjawaban la poran pengurus gapoktan dan melengserkan pengu-rus gapoktan. Respon negatif justru diterimanya de-ngan teror dan ancaman dari pengurus. Terlebih pihak pe me rintah (BUKP) menyatakan pengurus lama yang di akui dan tetap berlaku kepengurusannya. Mendapat per lakuan yang tidak adil, maka kelompok Wadu Tuti sepakat keluar dari keanggotaan gapoktan.

Page 175: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

141Dari Perempuan untuk Kemandirian Desa |

Gerakan perempuan tidak berhenti sampai disitu. Me-reka melakukan inovasi terhadap kegiatan lain, ter-masuk berinovasi memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayuran untuk mengisi waktu luang setelah kelompok Wadu Tuti dinyatakan bubar. Ternyata sa-yuran yang ditanam di pekarangan rumah cukup subur dan hasil panen sayuran itu dibagikan ke warga se kitar-nya. Berkat dorongan LP2DER kepada warga yang te-lah mendapatkan sayuran gratis, maka anggo ta kelom-pok perempuan yang telah bubar itu bersatu kembali mengkampanyekan gerakan pengembangan peman-faatan pekarangan untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Mereka para perempuan, membentuk kelompok lagi dengan nama kelompok P2KP (Pemanfaatan Peka-rangan dan Kesejahteraan Petani). Itulah sebabnya di Desa Bumi Pajo tidak pernah terjadi kelaparan dan kurang gizi.

Page 176: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,
Page 177: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

143Menyibak Makna Dibalik Cerita |

Bab III

Menyibak Makna Dibalik Cerita

Cerita tentang gerakan inovasi dan emansipasi perem-puan di level desa tidak pernah akan ada habisnya. Pasti akan selalu muncul dengan isu dan dinamika yang be-ragam, namun memiliki tujuan yang nyaris sama, yaitu sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan mereka dan bentuk perlawanan atas budaya patriarki. Kisah yang terangkai dari cerita-cerita perempuan diatas memberi-kan banyak pelajaran berharga, bukan hanya untuk pe-rempuan yang lain, melainkan bagi desa yang selama ini terpinggirkan oleh pembangunan yang seringkali diabaikan oleh negara. Cerita ini pun pastinya akan sangat bermakna bagi perjuangan desa untuk menda-patkan pengakuan negara dalam RUU Desa, baik pe-ngakuan atas organisasi masyarakat yang ada di desa termasuk organisasi perempuan, perencanaan pemba-ngunan yang partisipatif, pemberian kewenangan ke-

Page 178: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

144 | Persembahan Perempuan untuk Desa

pada desa, hingga hak desa dalam mengelola sumber daya alam.

Perempuan yang awalnya tidak banyak diperhitungkan di tingkat desa, faktanya justeru melahirkan berbagai bentuk emansipasi yang bermakna besar. Mereka yang bergerak baik secara individu seperti kisah ibu Saidah, hingga yang berkelompok seperti community centre, KPPMD, KPUK dan lain-lain, sedikit banyak te lah me-nunjukkan bukti bahwa perempuan dan desa memiliki kapasitas untuk menggerakkan aset atau capital di ting-kat lokal sebagai bukti kemandirian desa. Meski PP No. 72 Tahun 2005 tidak banyak memberikan ruang bagi hadirnya organisasi kemasyarakatan utamanya orga-nisasi perempuan di desa selain PKK, namun dalam perkembangannya, di desa telah tumbuh begitu banyak organisasi perempuan yang memang keberadaannya harus direkognisi dan difasilitasi oleh pemerintah desa.

Kebangkitan Organisasi Perempuan

Model pembentukkan organisasi perempuan di desa pun cukup beragam. Pertama, organisasi yang lahir seba-gai konsekuensi program dari atas atau pemerintahan supra desa, yang banyak dipelopori oleh kementerian/lem baga atau SKPD. Masing-masing sektoral memiliki program yang beragam dan tidak jarang setiap program melahirkan organisasi juga, misalnya: Kelompok SPP

Page 179: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

145Menyibak Makna Dibalik Cerita |

PNPM-MP, Kelompok PUAP, Kelompok Wanita Tani dan masih banyak lagi. Organisasi ini dibentuk mela-lui kebijakan atau bahkan regulasi sebagai syarat un-tuk peluncuran berbagai jenis bantuan, yang trend bela-kangan cukup marak adalah dalam rangka pemberian bantuan modal usaha. Kedua, organisasi yang dibentuk oleh pihak diluar desa, baik oleh swasta maupun NGO. Program CSR perusahaan juga merupakan salah satu pemicu lahirnya berbagai organisasi di desa. Riset IRE di Kutai Kartanegara misalnya menemukan ada banyak organisasi di desa berbentuk yayasan yang pembentuk-kannya didorong oleh PT Total Indonesie dan Chevron sebagai perusahaan migas terbesar di Kaltim. Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Anggana adalah salah satu contoh organisasi bentukan perusahaan, dalam rangka mengakses dana program CSR. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan, yang anggotanya juga didominasi oleh kaum perempuan. Hal serupa juga dilakukan oleh NGO, tidak sedikit NGO yang menginisasi lahirnya or-ganisasi di desa dalam rangka menjalankan program mereka. Ketiga, organisasi yang dibentuk oleh peme-rintah desa, misalnya kelompok-kelompok pengelola BUMDes. Sejak BUMDes menjadi primadona di desa mengingat ada banyak cerita sukses BUMDes yang men jadi “ilham” bagi desa-desa lain, belakangan mulai marak dibentuk BUMDes dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, dan pening-

Page 180: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

146 | Persembahan Perempuan untuk Desa

katan PADes pada khususnya. Kelompok pengelola Air Bersih sebagai bagian dari unit usaha BUMDesa adalah salah satu contohnya, dimana organisasi ini dibentuk oleh pemerintah desa, meski dengan model yang par-tisipatif, dan dikuatkan melalui regulasi desa. Keempat, organisasi yang lahir dari dalam masyarakat sendiri, berangkat dari kebutuhan bersama untuk mengatasi persoalan-persoalan sosial.

Terlepas bagaimana proses terbentuknya organisasi perempuan tersebut, yang perlu diapresiasi adalah ki-nerja mereka dalam melakukan perubahan, semangat loyalitas dan kerja keras tanpa kenal lelah. Kader Pos-yandu yang identik dengan “ujung tombok kesehatan keluarga” (bukan ujung tombak), perlu diapresiasi luar biasa upayanya menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat.

Tantangan Menjawab Kemiskinan

Desa yang identik dengan kemiskinan, dijawab oleh Jar-PUK, Kelompok Mina Mandiri, Kelompok Perempuan di sekitar Hutan Sesaot dan BKAD Surya Abadi melalui kegiatan produktif dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar mereka. Desa memiliki kekayaan yang luar biasa, dan mereka pun tidak hanya terjebak pada modal alam dan finansial saja, melainkan memanfaat-kan seluruh potensi yang ada seperti modal fisik, modal

Page 181: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

147Menyibak Makna Dibalik Cerita |

manusia, hingga modal sosial pun tidak luput dari ana-lisa mereka yang harus dimanfaatkan dalam menjawab tantangan kemiskinan.

PUK menjawab tantangan modal dengan melakukan kegiatan jimpitan. Mina Mandiri memanfaatkan modal sosial dengan memperkuat kelompok, dan kelompok perempuan di sekitar Hutan Sesaot serta BKAD Surya Abadi memanfaatkan potensi alam yang mereka olah menjadi bahan pangan yang memiliki nilai lebih. Krea-tifitas tanpa batas inilah yang akiharnya membuat mereka perlahan-lahan bisa melepaskan diri dari be-lenggu kemiskinan. Artinya, desa tidak perlu hanya se-pe nuhnya berharap dari turunnya program pemerintah yang bernama “Penanggulangan Kemiskinan”, meng-ingat sesungguhnya masyarakat sendiri pun memiliki ke mampuan, hanya saja seringkali tidak menyadari akan potensi yang ada.

Pemerintah melalui program penanggulangan kemis-kin annya pun seharusnya bisa membaca kebutuhan dan potensi yang ada di tingkat lokal, sehingga pro-gram tidak lagi bias kepentingan dari atas saja, melain-kan berbasis pada masyarakat. Perencanaan partisipatif dan proses musrenbang desa bisa menjadi ranah yang mempertemukan berbagai kepentingan, baik dari atas, dari luar maupun dari dalam desa itu sendiri. Artinya harus ada sinergi antar aktor, baik pemerintah seba-

Page 182: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

148 | Persembahan Perempuan untuk Desa

gai pemegang kebijakan dan regulasi, masyarakat dan pihak swasta untuk bersama-sama mengatasi masalah ke miskinan di desa.

Mendorong Kesetaraan dan Keadilan Gender

Ketika perempuan sudah bergerak, ketika perempuan sudah berdaya secara ekonomi, ketika perempuan su-dah memiliki posisi tawar yang kuat dalam perumusan kebijakan, pertanyaannya apakah perjuangan perem-puan sudah selesai? Apakah cerita Ibu Misnawati mau-pun kelompok perempuan pengolah di Pantai Kukup dan Baron yang berhasil meningkatkan pendapatan mereka, lantas mereka sudah menikmati yang namanya keadilan gender?

Melawan budaya patriarki memang tidak mudah, apa-lagi yang sudah dikemas dengan adat dan agama. Akan tetapi bukan tidak mungkin mewujudkan keadilan gen der, dimana ada pembagian peran dan kerjasama di dalamnya. Meningkatnya kapasitas dan pendapatan pe rem puan pastinya sebuah langkah baik untuk me-ning katkan posisi tawar perempuan, bukan hanya di ra nah private melainkan juga di ranah publik.

Kita tidak sedang bersekutu melawan laki-laki, akan te tapi kita harus mampu menjadi mitra bagi laki-laki dalam menjawab persoalan bersama, persoal an kemiskinan, persoalan akses dan kualitas pela yan an

Page 183: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

149Menyibak Makna Dibalik Cerita |

publik yang masih rendah, diskriminasi gender, hing-ga persoalan hak pengelolaan sumber daya alam yang masih belum cukup berpihak pada kepentingan ma-syarakat desa. Inilah pesan penting yang ingin kami sam paikan bagi para perempuan Indonesia agar mam-pu menjadi sahabat bagi perempuan lainnya, bagi para laki-laki yang masih terjebak dalam budaya patriarki, dan bagi negara yang selama ini masih memandang desa sebelah mata.

Page 184: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,
Page 185: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

151Daftar Pustaka |

Daftar Pustaka

AR, Mustopadidjaja. 2012. Bappenas dalam Sejarah Pe­rencanaan Pembangunan Indonesia 1945­2025. Jakarta: LP3ES-Peguyuban Alumni Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappe­nas).

Dewi, Rosita, Fiskara Indawan, Imam Gunadi, M. Noor Nugroho (dkk.). 2011. Ketahanan Perekonomi­an Indonesia di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global. Laporan Perekonomian Indonesia 2011. Jakarta: Bank Indonesia.

Brod, Harry. 1992. Hegel’s Philosophy of Politics Idealism, Identity, and Modernity. Boulder, San Fran-sisco & Oxford: Westview Press.

Gertner, Jon. 2011. Mengukur Kesejahteraan Menga­pa Produk Domestik Bruto bukan tolok ukur yang tepat untuk menilai kemajuan?. Mutiara Arumsari dan Fitri Bintang Timur (Penerj.). Jakarta: Marjin Kiri

Page 186: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

152 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Haryanto, Titok dan Wa Ode Fitri. 2012. Melawan Kemis­kin an Berbasis Potensi Lokal: Pelajaran Berharga dari Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Teng­gara. Stock Taking Study: Pembelajaran dari ACCESS Tahap II Terhadap Kemandirian Desa dan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia. Yogyakarta: IRE-ACCESS.

Hasanudin, Tubagus Maulana. 2009. Relasi Gender dalam Perspektif Akses dan Kontrol Terhadap Sumber Daya: Kasus pada Industri Gerabah di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Pur­wakarta, Provinsi Jawa Barat. Bogor: Departe-men Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia.

Kabeer, Naila. 1994. Reversed Realities Gender Hierarchies in Development Thought. London-New York: Verso.

Mariana, Dina dan Sutoro Eko. 2012. Emansipasi Lokal di Tengah Desa Transisional: Pembelajaran Ber­harga dari Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Stock Taking Study: Pembelajaran dari Program ACCESS Tahap II Terhadap Kemandirian Desa dan Penang-gulangan Kemiskinan di Indonesia. Yogya-karta: IRE-ACCESS.

Nugroho, Riant. 2008. Gender dan Strategi Pengarusutamaan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prasetyantoko, A, Setyo Budiantoro, Sugeng Bahagijo (Eds.). 2012. Pembangunan Inklusif Prospek dan Tantangan Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Page 187: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

153Daftar Pustaka |

Prayitno, Ujianto Singgih. 2010. Memerangi Kemiskinan Dari Orde Baru sampai Reformasi. Jakarta: P3DI Sekretariat Jendral DPR RI.

S, Ikhsan. 2012. Analisis Peran Kelompok Perempuan Pe­sisir dalam Upaya Pengembangan Kemandirian Ekonomi Berbasis Rumput Laut di Kabupaten Takalar. Makassar: Mahasiswa Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Universitas Hasanuddin.

Sa’adah, Yaya Septia Khuria. 2012. Efektifitas Sistem Pen­gawasan Pemberian Pinjaman Unit Pengelola keuangan (UPK) pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mugi Waras: Program Pin­jaman Bergulir PNPM di Desa Kembaran Ke­camatan Kebumen. Kebumen: Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ekonomi Putra Bangsa.

Shiva, Vandana dan Maria Mies. 2005. Ecofeminisme: Perspektif Gerakan Perempuan dan Lingkungan. Kelik Ismunanto dan Lilik (Penerj.). Yogya-karta: IRE Press.

Silaen, Victor. 2006. Gerakan Sosial Baru: Perlawanan Ko­munitas Lokal pada Kasus Indorayon di Toba Sa­mosi. Yogyakarta: IRE Press.

Soetomo. 2009. Pembangunan Masyarakat Merangkai Se­buah Kerangka. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sucipto, Ani W dan Shelly Adelina. 2013. Suara dari Desa Menuju Revitalisasi PKK. Jakarta: Marjin Kiri.

Page 188: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

154 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Surat Kabar dan Majalah

Kompas, Edisi, 3 April 2013Kompas, Edisi, 4 April 2013Colours, Edisi, April 2013Jurnal Perempuan, Edisi, 48 tahun 2006

Page 189: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

155Tentang Penulis |

Tentang Penulis

Dina Mariana. Setelah menamatkan studi dari Fakultas Hukum UGM (2005), melanjutkan S2 (2010) di kampus yang sama dengan konsentrasi pada Hukum Kenega-raan. Bergabung dengan IRE Yogyakarta sejak Tahun 2006 sebagai peneliti dengan fokus penelitian pada isu Deepening Democracy. Pengalaman mengikuti Training Metodologi Feminis menjadi dasar dalam melakukan berbagai riset dengan menggunakan kacamata feminis yang sensitif pada problem ketidakadilan gender teru-tama di ranah desa sebagai ruang publik dan dalam kehidupan domestik. Berbekal pisau analisis feminis tersebut, saat ini ia sedang berjuang mendorong RUU Desa yang peka terhadap hak perempuan.

Borni Kurniawan. Selesai menamatkan studinya di Fa-kultas Teknik Universitas Darul ‘Ulum Jombang, pada tahun 2004 hijrah ke Malang untuk belajar Filsafat dan Teologi di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT)

Page 190: Persembahan Perempuan untuk Desa - ireyogya.org Perempuan_OKE.pdf · ting, mengingat konstruksi kultur patriaki yang masih menyelimuti dalam sendi-sendi kehidupan hingga saat ini,

156 | Persembahan Perempuan untuk Desa

Widya Sasana. Dunia penelitian ditekuninya sejak ber-gabung dengan IRE Yogyakarta secara voluntary pada tahun 2005. Saat ini dipercaya sebagai salah satu pe-neliti di lembaga yang berdiri pada tahun 1994 tersebut de ngan concern kajian governance and policy reform. Pada tahun 2010, bersama Sutoro Eko Yunanto menjadi Tim Ahli Bappenas untuk sebuah studi Kelembagaan Lokal di lima provinsi. Saat ini sedang bermunajat di Magister Ekonomika Pembangunan (MEP) UGM Yogyakarta.