persebaran burung air di india dan upaya konservasinya

21
Persebaran Burung Air Migran dan Burung Air Endemik dari Beberapa Lahan Basah di India Timur Serta Analisis Keragamannya oleh : Shokhikhun Natiq B1J012085 TUGAS TERSTRUKTUR EKOLOGI HEWAN

Upload: shokhikhun-natiq

Post on 17-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

all about Wther Bird

TRANSCRIPT

Persebaran Burung Air Migran dan Burung Air Endemik dari Beberapa Lahan Basah di India Timur Serta Analisis Keragamannya

oleh :

Shokhikhun Natiq

B1J012085

TUGAS TERSTRUKTUR EKOLOGI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2015

I. PENDAHULUAN

Burung pantai adalah jenis burung yang seluruh hidupnya berkaitan dengan daerah perairan. Menurut Junardi dan Dewi (2005), burung pantai dapat diartikan sebagai jenis burung yang secara ekologis bergantung pada lahan basah. Lahan basah yang dimaksud mencakup daerah lahan basah alami dan lahan basah buatan, meliputi hutan mangrove, dataran berlumpur, dan tambak. Mirgasi burung terjadi saat musim kawin berlangsung. Burung terbang ke utara untuk berkembang biak pada musim panas Arktik dan terbang kembali ke selatan yang hangat pada saat utara mengalami musim dingin. Di India sendiri merupakan jalur mingrasi beberapa burung migran yang melintas dari selatan ke utara atau sebaliknya.Bagian Selatan Benggala Barat di India Timur terdiri dari gradasi yang sangat rendah oleh aliran sungai laterit di bagian barat yang mengalir melalui jalur aluvial di bagian tengah kemudian menuju hamparan pantai di sebelah timur sepanjang Teluk Bengal. Seluruh aliran tersebut ditandai dengan adanya lahan basah dengan berbagai karakteristik yang berbeda. Lahan basah sepanjang aliran sungai tersebut menjadi tempat transit beberapa jenis burung migran. Penelitian ini menggunakan analisis keragaman (Dominasi Indeks Simpson, keanekaragaman Simpson, Index Shanon dan Index Normalized Shanon) dari empat belas jenis burung migran. Indeks Sorensen dihitung untuk semua spesies yang bermigrasi, bertujuan untuk menganalisis keragaman bebek migrasi. Indeks keanekaragaman hayati tidak dihitung karena burung migran tidak datang ke lahan basah ini dari tahun 1998.Pola persebaran merupakan karakter penting dalam suatu komunitas ekologi. Hal ini biasanya yang pertama kali diamati dalam melihat beberapa komunitas dan salah satu sifat dasar dari kebanyakan kelompok organisme hidup. Dua populasi mungkin saja memiliki kepadatan yang sama, tetapi mempunyai perbedaan yang nyata dalam pola sebaran spasialnya. Namun informasi mengenai ekologi terutama struktur komunitas dan pola sebaran masih sangat sedikit dan belum dipublikasikan secara umum (Putra dan Rizaldi, 2012).

Survei rinci burung air dilakukan di enam lahan basah utama yang disebutkan di atas. Survei dilakukan pada tahun 1999-2010 untuk memastikan perubahan dari burung migran di lahan basah tersebut. Lahan basah ini merupaka tempat transit berbagai jenis burung migran.

Penelitian di lahan basah ini sangat membantu untuk mempertahankan diversitas burung air dan sebagai acuan untuk memulihkan serta mempertahankan kondisi lahan basah saat ini. Wetlands memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem burung air migran serta burung air endemik yang ada di suatu daerah. Kerusakan lahan basah secara cepat dapat terjadi karena pengembangan industri dan polusi dari limbah domestik dan limbah industri. Beberapa insiden kerusakan lahan basah yang terjadi pada tahun 2014 terjadi karena campur tangan manusia, sebagai contoh misalnya pembuatan tambak ikan yang berlebihan, penggembalaan ternak yang berlebihan di dekat lahan basah, penggunaan pestisida secara berlebihan pada sektor pertanian, penggalian tanah, pembukaan lahan baru untuk pertanian dan perburuan burung air (Kanaujia dan Kumar, 2014).II. MATERI DAN METODEA. Deskripsi Tempat Penelitian

Di antara lima lahan basah Birbhum, lahan basah Bakreswar merupakan muara dari sungai Bakreswar yang digunakan untuk memenuhi pasokan air yang digunakan untuk PLTU Bakreswar. Lahan basah Tilpara adalah muara dari aliran Sungai Mayurakshi. Tempat penelitian terletak 4 km sebelah barat laut dari Suri dan 10 km timur laut dari lahan basah Bakreswar. Kebun binatang Ballavpur 1 terletak di batas utara cagar alam Ballavpur yang dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat rehabilitasi beberapa populasi burung. Kebun binatang Ballavpur Tank 2 terletak berdekatan dengan perbatasan barat daya cagar alam Ballavpur. Kebun binatang Ballavpur terletak berdekatan dengan batas barat cagar alam Ballavpur. Ini adalah badan air terbesar kudus.

Penelitian ini dilakukan pada awal musim dingin pada tahun 1999 sampai 2010 di Bagian Selatan Benggala Barat di India Timur.

Gambar 1. Lokasi penelitian Dsbur Char di India Timur

B. Tahap Penelitian

Penelitian ini dimulai pada awal musim dingin 1999-2010 dengan cara observasi langsung dilapangan. Pengamatan dilakukan pada beberapa kelompok spesies burung yang berbeda beserta intensitas kemunculannya. Pengambilan data burung dilakukan dengan metode belt transek. Metode belt transect biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya. Transek dibuat memotong garis-garis topografi, dari tepi laut ke pedalaman (J.cKinnon. et all. 2010). Data pengamatan burung yang diambil merupakan data keseluruhan jenis burung yang ditemukan di setiap spot. Kelengkapan data burung tersebut meliputi deskripsi morfologi yaitu panjang paruh, warna paruh, dan warna kaki.

Pengamatan burung yang dilakukan menggunakan bantuan teleskop (3 PT / 20X teleskop Rusia). Burung yang teramati dihitung pada setiap lokasi pengamatan dan dijumlah sebagai jumlah total burung yang teramati. Tagging dilakukan pada burung migran dengan memasang cincin berwarna putih kuning pada kaki burung yang tertangkap, dengan tujuan sebagai penanda arah migran dan jarak yang ditempuh oleh burung tersebut. (Grimmet et al., 2001) dan (Ali dan Ripley, 2001).C. Tahap Perhitungan

Indeks keanekaragaman dihitung untuk setiap lahan basah selama waktu penelitian dengan menggunakan metode country count. Alasan untuk menghitung indeks keanekaragaman pada dasarnya adalah untuk menentukan sifat spesies dominan di lahan basah.

Indeks yang dihitung :

Indeks Dominasi SimpsonIndeks Dominansi dihitung dengan menggunakan rumus indeks dominanasi daroi Simpson (Odum, 1993) :

D = ( (ni/N)2

Dimana :

D

= Indeks Dominansi Simpson

ni

= Jumlah Individu tiap spesies

N

= Jumlah Individu seluruh spesies

Indeks dominansi berkisar antara 0 sampai 1, dimana semakin kecil nilai indeks dominansi maka menunjukan bahwa tidak ada spesies yang mendominsi sebaliknya semakin besar dominansi maka menunjukan ada spesies tertentu (Odum, 1993). Simpson Diversity: Indeks keanekaragaman Simpson (D) adalah ukuran matematika sederhana yang mencirikan keragaman spesies dalam suatu komunitas. Proporsi spesies (i) relatif terhadap jumlah spesies (pi) dihitung dan kuadrat. Proporsi kuadrat untuk semua spesies dijumlahkan, dan timbal balik yang diambil:

Indeks Shanon: p * Ln (p)Untuk menghitung keanekaragaman, maka digunakan indeks keanekaragaman Shannon (Odum, 1993) sebagai pentunjuk pengolahan data.

H = - ( (ni/N) In (ni/N)

Dinama :H

= Indeks keanekaragaman

ni

= Jumlah individu/spesies

N

= Jumlah individu keseluruhan

Indeks Normal Shannon:

Sorenson telah dihitung hanya spesies migrasi: S = x 100% KETERANGAN :

S = Indeks Kesamaan

A = Jumlah karakter yang di spesies A atau individu A

B = Jumlah karakter yang di spesies B atau individu B

C = Jumlah karakter yang ada di spesies A dan juga ada di BIII. HASIL

Pada penelitian kali ini, burung yang teramati sebanyak 55 spesies yang ditemukan dalam lima lahan basah yang diteliti, 26 spesies migran dan 31 spesies endemik yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan frekuensi burung migran dan burung endemik lahan basah ditunjukkan pada Tabel 2. Selama periode penelitian dapat diamati bahwa pada lima lahan basah yang diamati terdapat fluktuasi populasi burung air. Seperti dalam kasus kebun binatang 2, ada tidak ada burung endemik pada tahun 2010 karena adanya pemasangan jala kabut. Di sisi lain, waduk Bakreswar yang didirikan pada tahun 2001 dan populasi burung migran serta burung endemik dapat terlihat mulai tahun 2004.

Indeks Keanekaragaman spesies migran yang sangat besar adalah Greylag Goose (angsa pasir), Bar-headed Goose (angsa botak), Ruddy Shelduck (itik kuning), Eurasia Wigeon (itik bungalan), Falcated Teal (itik dada anggur), Gadwall (itik liar), Common Teal (itik pintail), Northern Pintail (itik ekor peniti), Garganey (itik alis putih), Northern Shoveler (itik sendok), Red-crested Pochard (itik mahkota merah), Common Pochard (kambangan hitam), Tufted Duck (itik rumbai) and Ferruginous Pochard (itik mata putih) dihitung dan ditunjukkan pada Tabel 3. Kesamaan Indeks Sorensen (SSI) Matrix yang dihitung dapat dilihat pada Tabel 4. Dalam wilayah Dabur Char, distribusi burung air ditunjukkan pada tabel 5 (Mookherjee, 1999).

Tabel 1. Distribusi burung air di perairan kabupaten Birbhum, Benggala Barat

Tabel 2. frekuensi burung air di kabupaten Birdhum, Benggala Barat

Tabel 3. Indeks keanekaragaman burung air di kabupaten Birdhum

Tabel 4. Kesamaan indeks Sorensen

Tabel 5. Distribusi burung air di wilayah Dabur CharIV. PEMBAHASAN

Penelitian tentang pola persebaranpersebaran burung air di wilayah Dabur Char dimaksudkan untuk mempelajari ekologi suatu organisme yang singgah atau bahkan menetap pada wilayah baru. Selain itu penelitian pola persebaran ini juga dapat digunakan untuk memantau adanya spesies invasif atau bukan (Avila et al., 2013). Keberadaan burung pantai yang memiliki pola mengelompok bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Alan (2002), keberadaan sumber daya khususnya makanan di suatu habitat merupakan faktor pembatas persebaran yang sangat penting dan kemungkinan menjadi spot fokus keberlangsungan hidup organisme di habitat tersebut. Pengelompokan menunjukkan bahwa individu-individu berkumpul pada beberapa habitat yang menguntungkan,kejadian ini bisa disebabkan oleh tingkah laku mengelompok, lingkungan yang heterogen, model reproduksi, dan sebagainya (Pemberton dan Frey, 1984). Sementara pola persebran dari suatu organisme di alam jarang membentuk seragam, namun umumnya lebih sering membentuk pola mengelompok (Brower et al., 1998).

Burung migran pada umumnya melakukan migrasi pada musim dingin antara Oktober-November-Desember. Di antara empat belas burung migran yang teramati, Bar-headed Goose (angsa botak) adalah burung migran tertinggi. Greylag Goose dan Bar-headed Goose merupakan jenis burung vegetarian (Ali dan Ripley, 2001) sedangkan yang lain merupakan omnivora. Greylag Goose dan Bar-headed Goose merupakan jenis itik yang hidup dan mendapatkan makanan di perair dangkal jarang sekali menyelam untuk mendapatkan makanan, biasanya ditemukan di kolam kecil, sungai dan saluran air dangkal lainnya. Itik hijau juga sering di jumpai di daratan memakan biji-bijian serta serangga darat lainnya. Greylag Goose dan Bar-headed Goose sangat mudah dibedakan dengan burung jenis lain karena suaranya yang khas dan nyaring.Wigeon Eurasia berukuran sedang (47 cm), bertubuh agak gemuk, berkepala besar. Pada waktu terbang, penutup sayap Wigeon Eurasia jantan berwarna putih terlihat kontras dengan bulu terbang yang gelap dan spekulum yang hijau. Pada waktu terbang Wigeon Eurasia betina terlihat kontras antara penutup sayap yang abu-abu pucat dengan bulu terbang yang gelap. Wigeon Eurasia merupakan bebek menyelam atau biasa disebut pochards atau scaups, merupakan kategori bebek yang makan sambil menyelam di bawah permukaan air. Mereka merupakan bagian dari keluarga Anatidae yang mencakup bebek, angsa, dan angsa. Pochard, Tufted Duck, Ferruginous Pochard dan Red-crested Pochard merupakan jenis bebek menyelam. Tidak ada dominasi yang signifikan dari bebek migran dari empat dari lahan basah yang diamati, kecuali di kebun binatang 2 dari cagar alam Ballavpur yang didominasi oleh Greylag Goose. Indeks keanekaragaman Shanon menunjukkan keragaman bebek migran di lahan basah Bakreswar lebih rendah dibandingkan dengan Tilpara Wetled, hal ini terjadi karena adanya gangguan antropogenik di udara berupa partikel kecil atau aerosol yang diakibatkan oleh hasil pembahakarn bahan bakar fosil. Indeks keanekaragaman memperhitungkan jumlah spesies yang ada serta kelimpahan setiap spesies. Studi ekologi tentang keanekaragaman spesies sebanding dengan stabilitas ekosistem, semakin besar keragaman spesies di suatu kawasan makan semakin tinggi pula kestabilan ekosistemnya. Polusi sering kali menjadi permasalahan utama yang mengakibatkan berkurangnya keragaman spesies di suatu wilayah. Keragaman spesies merupakan faktor penting dalam manajemen konservasi yang baik. Dengan demikian dari indeks keanekaragaman yang diperoleh di atas dapat disebutkan dengan jelas bahwa lahan basah Birbhum di India Timur memiliki manajemen konservasi yang baik. V. KESIMPULAN

Studi tentang burung air sangat baik untuk dilakukan. Studi tersebut memberikan informasi tentang keanekaragaman hayati burung air dengan tujuan mengenali kondisi habitat yang penting secara global untuk tujuan konservasi populasi burung air, karena Informasi dasar tentang keanekaragaman serta persebaran burung air merupakan kebutuhan dasar dalam hal perencanaan, pemantauan dan tindakan manajemen konservasi burung air pada habitat aslinya. Lahan basah di India Timur memiliki probabilitas yang tinggi untuk mendukung konservasi burung air di dunia. Penelitian ini memperlihatkan nilai ekologis lahan basah di India Timur sebagai tempat mencari makan spesies migran dan endemik beberapa spesies burung air. DAFTAR REFERENSI

Ali S, Ripley S D. 2001. Handbook of Birds of India and Pakistan 1 and 2. Oxford University Press, New Delhi.

Amita Kanaujia and Adesh Kumar, 2014. Wetlands Significance, Threats and their Conservation. GREEN-A quarterly news letter (Directorate of Environment, Uttar Pradesh). 7 (3 & 4), 0975-3117.

B. Alan. 2002. Waders of Shores, Wetlands and Grasslands. American Avocet.U.S. Fish and Wildlife Service Division of Migratory Bird Management.

G.A. Avila, , A.L. Bernedt, I.G Holwell. 2013. Dispersal Behavior of the Parasitic Wasp Cotesiaurabae (Hymenoptera: Braconidae): A Recently Introduced Biokontrol Agent for the Control Urabalugens (Lepidoptera: Nolidae) in New Zaeland. Biological Control 66 (2013) 166-172.J.cKinnon. et all. 2010. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Bird Life International.

J. E. Brower, J. H. Zar. and E. N. Carl. 1998. Field and Laboratory Methods for General Ecology 4th Edition. USA, McGraw-Hill Companies.

Junardi, E. Dewi. 2005. Keragaman Burung Air di Kawasan Hutan Mangrove Peniti, Kabupaten Pontianak. Biodiversitas. Vol. 7, Nomor 1.Hal. : 63-66.K. Putra, T. D. H. Rizaldi. 2012. Komunitas Anura (Amphibi) pada Tiga Tipe Habitat Perairan di Kawasan Hutan Harapan Jambi. Jurnal Biologi Universitas Andalas. (J. Bio. IA.) 1(2) Desember 2012 : 155- 165.

Mookherjee K. 1999. Midwinter Waterfowl Census in Southern West Bengal 1990 1997. Prakriti Samsad 6-28.Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ekology. Third Edition, W.B. Saunders Company. Toronto Florida.

R. Grimmett, C. Inskipp, and T. Inskipp, 2001. Birds of the Indian Subcontinent. London. Oxford University Press.

S.G. Pemberton, and R.W., Frey. 1984. Quantitative methods in Ichnology: Spatial Distribution Among Population. Lethaia 17:33-49.