persaingan bisnis telekomunikasi indonesia
TRANSCRIPT
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 1/20
1. Pendahuluan
Struktur pasar dasar perekonomian secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat,
yaitu: persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Pengelompokan ini
berdasarkan pada empat hal pokok, yaitu: ciri-ciri jenis barang yang dihasilkan, banyak perusahaan
dalam kegiatan yang menghasilkan barang tersebut, mudah tidaknya perusahaan baru menjalankan
kegiatan untuk memproduksi barang tersebut, dan besar kekuatan suatu perusahaan di dalam pasar.
Struktur pasar merupakan salah satu bagian dalam kerangka pemikiran yang dikenal dengan
structure-conduct-performance yang merupakan salah satu alat untuk menganalisis sektor industri.
Struktur pasar persaingan sempurna merupakan bentuk yang paling ideal, karena menganggap
system pasar ini akan menjamin terwujudnya kegiatan perekonomian yang sangat efisien. Model
persaingan sempurna mengasumsikan bahwa ada banyak penjual dan pembeli, produk yang
diperjualbelikan merupakan produk yang standar, setiap perusahaan mudah untuk masuk maupun
keluar pasar dan pelaku pasar mempunyai pengetahuan yang sempurna dan lengkap. Monopoli
merupakan bentuk pasar yang hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan menghasilkan barang yang
tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Ada tiga faktor yang menyebabkan
timbulnya pasar monopoli, yaitu mempunyai sumber daya tertentu yang unik, menikmati skala
ekonomis (monopoli alamiah), dan melalui undang-undang (peraturan paten, hak cipta, dan hak
usaha eksklusif). Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya merupakan pasar yang berada di
antara dua struktur pasar yang ekstrim, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Pada pasar
persaingan monopolistis terdapat bayak perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(differentiated product). Sedangkan pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri hanya beberapa
perusahaan saja, yang ada kalanya hanya dua perusahaan saja dan disebut duopoli. Dalam
kenyataan sehari-hari, sektor industri sangat jauh dari hal yang ideal ini seperti di sebutkan di atas.
Oleh karena itu, dalam membuat analisis industri perlu dicermati seberapa besar persaingan yang
terjadi sehingga dapat membuat kebijakan yang tepat bila ingin mengembangkan industri tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas persaingan yang terjadi di industri telekomunikasi berdasarkanmakalah-makalah yang telah dipublikasi. Pada umumnya dipercaya bahwa persaingan pasar akan
mendorong perusahaan untuk mencari teknologi yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi
produksi dan meningkatkan keuntungan. Kebanyakan industri telekomunikasi di negara
berkembang masih mempunyai struktur monopoli alamiah. Monopolist mungkin akan memperoleh
lebih banyak keuntungan dengan cara sederhana yaitu menaikkan harga produksi. Karena
1
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 2/20
kemudahan ini mungkin akan member insentif yang kecil bagi monopolist untuk mencari teknologi
yang lebih baik. Konsekuensinya, oarang lebih percaya bahwa kompetisi akan mendorong efisiensi
produksi. Di sisi lain, adanya skala ekonomis akan mendukung perilaku monopolist, dengan
persaingan akan menyebabkan setiap perusahaan akan mempunyai ukuran yang kecil dan tidak
dapat mencapai skala ekonomis secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan efisiensi produksi
(yang mempunyai implikasi terhadap kesejahteraan), perdebatan antara persaingan dengan
monopolist akan menghasilkan trade-off antara efisiensi dengan skala ekonomis. Regulated
monopoli merupakan hibrid yang mengkompromikan kedua hasil tersebut. Kinerja dari regulated
monoply dipengaruhi oleh adanya struktur informasi yang asimetri antara perusahaan dengan
pembuat regulasi.
2. Struktur Industri Telekomunikasi
Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya
pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan
telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi
akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia
informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk
menyampaikan informasi. Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat
berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi
telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi wireless (tanpa kabel). Ada beberapa indikasi yang
dapat dilihat pada proses perkembangan teknologi wireless. Indikasi tersebut adalah: beralihnya ke
teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya
jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain. Arah
perkembangan teknologi wireless, semuanya menuju ke teknologi Mobile Telecommunications
System. Teknologi tersebut dapat didekati dari teknologi cordless, cellular (seluler) maupun satelit.
Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik
atau satelit.
2
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 3/20
Telekomunikasi seluler sangat cepat mengalami difusi teknologi yang dikarenakan
keterbatasan dari teknologi telekomunikasi konvensional yang memerlukan waktu lama untuk
pengembangan jaringan begitu juga waktu tunggu untuk memperoleh sambungan bagi pelanggan.
Hubungan antara persaingan dan difusi dalam literatur ekonomi sering dinyatakan dalam difusi
dari inovasi teknologi yang pada umumnya makin banyak jumlah perusahaan maka akan semakin
cepat terjadi difusi inovasi. Tidak seperti dalam industri telekomunikasi konvensional yang
kebanyakan masih mengikuti struktur pasar monopoli alamiah, telekomunikasi seluler sejak beralihdari analog ke digital struktur pasar monopoli tidak dapat dipertahankan lagi. Inovasi teknologi
telah meningkatkan efisiensi dalam menggunakan spektum gelombang radio dan akhirnya makin
besar ukuran pasar baik bagi pelanggan maupun operator. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa
meningkatnya potensi pasar akan mendorong banyak operator yang masuk ke industri ini. Ada dua
alasan yang sering dikemukan untuk menjelaskan hal ini:
• Perkembangan teknologi akan mendorong banyak perusahaan masuk ke pasar.
• Persaingan di pasar akan meningkat seiring dengan kecepatan difusi teknologi
telekomunikasi seluler ini.
Teknologi telekomunikasi seluler sangat cepat mengalami perkembangan. Hal ini didorong
oleh keterbatasan spektrum (band-width) gelombang elektromagnetik. Pada sistem analog generasi
3
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 4/20
pertama beroperasi pada daerah dengan frekuensi 450 MHz, dan meningkat menjadi 900 MHz
pada generasi kedua. Perkembangan teknologi telah menurunkan kebutuhan spektrum per
pelanggan sehingga pada gelombang yang sama dapat digunakan oleh lebih dari satu operator. Hal
ini membuat struktur monopoli alamiah yang ada sebelumnya menjadi makin kurang penting
artinya. Perkembangan yang sangat dasar terjadi setelah diketemukan teknologi digital. Mula-mula
teknologi digital dioperasikan pada spektrum 900 MHz. Teknologi ini mampu untuk
mengakomodasi tiga sampai empat kali lebih banyak pelanggan dibandingkan dengan teknologi
analog. Yang paling berhasil dari teknologi digital adalah penggunaan GSM (Global System for
Mobile), yang telah melaju jauh meninggalkan pesaingnya seperti sistem CDMA dan D-AMPS
yang lebih lambat diterima oleh pasar (Gruber, 2001). Teknologi digital telah membuka peluang
untuk meningkatkan kapasitas keseluruhan sistem karena lebih efisien dalam penggunaan
spektrum. Hal ini akan memungkinkan lebih dari satu operator untuk mengeksploitasi skala
ekonomis. Secara umum struktur pasar telekomunikasi seluler menjadi duopoli atau oligopoli.
Karena makin cepat perkembangan teknologinya dan kendala kapasitas makin berkurang, maka
semakin banyak perusahaan yang dapat masuk ke pasar dan akan meningkatkan derajat persaingan.
Untuk mengetahui trend industri telekomunikasi yang ada, kita harus mengetahui terlebih
dahulu struktur lingkungan industrinya. Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan
eksternal perusahaan yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki
implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasi perusahaan. Perkembangan
suatu industri tidak terlepas dari persaingan para pelaku didalamnya. Struktur industri mempunyai
pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan. keadaan persaingan dalam suatu industri
tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:
- Jasa Pengganti:
macam-macam jasa subsitusi
perbedaan harga relatif antara jasa subsitusi dengan jasa telekomunikasi itu sendiri
kecendrungan pelanggan terhadap jasa subsitusi
Jika ancaman barang subsitusi itu rendah maka potensi keuntungan dalam industri tersebut tetap
tinggi.
4
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 5/20
- Daya Tawar Pelanggan dan Kondisi Pasar:
banyaknya pelanggan
pembagian pasar
sensitifitas pelanggan terhadap perubahan harga dan perubahan layanan
Jika daya tawar pelanggan lemah, maka potensi keuntungan dalam industri tersebut akan naik.
- Daya Tawar Pemasok :
asal pemasok
konsentrasi pemasok
keberadaan input subsitusi
Jika daya tawar pemasok rendah, maka potensi keuntungan dalam industri akan naik.
- Kondisi Persaingan antar Perusahaan:
pemain dominan
pemain lainnya
hubungan persaingan antar pemain
pertumbuhan industri
- Ancaman Pendatang Baru:
skala ekonomi
identitas merek
kebutuhan modal
kebijakan pemerintah
Jika penghalang masuk dalam industri itu kuat, maka potensi keuntungan dalam industri tersebut
tetap besar.
Restrukturisasi dimaksudkan untuk menciptakan pasar dengan pesaing sehingga baik
infrastruktur maupun pelayasan jasa tidak lagi bersifat monopoli alamiah. Restrukturisasi industri
telekomunikasi didukung adanya landasan untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan
5
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 6/20
ekonomi. Banyak pendapat yang percaya bahwa pasar yang berkompetisi akan sejalan dengan
tujuan sosial seperti pelayanan yang universal. Kecepatan perubahan teknologi telekomunikasi
telah menciptakan pelayanan baru, kesempatan pasar yang baru dan lebih-lebih semakin
menyatunya antara telekomunikasi dan teknologi informasi. Sehingga restrukturisasi merupakan
keharusan yang perlu untuk segera dilaksanakan. Meskipun demikian, banyak juga yang
berpendapat bahwa adanya restrukturisasi di industri telekomunikasi yang menciptakan persaingan
merupakan ancaman bagi terciptanya pelayananan universal dan lebih ekonomis bila menggunakan
satu jaringan. Beberapa negara menganggap bahwa adanya persaingan akan membuat perusahaan
tidak efisien karena akan membuat ukuran perusahaan menjadi kecil. Mereka percaya bahwa skala
ekonomis yang ada di tangan satu operator merupakan landasan untuk dapat menyediakan
pelayanan yang universal dengan harga yang terjangkau (Lien, 2001).
Baik yang pro maupun kontra restrukturisasi, masing-masing mempunyai alasan yang
masih bisa saling diperdebatkan. Kondisi restrukturisasi industri telekomunikasi di negara-negara
OECD dapat dirangkum sebagai berikut. Pada tahun 1994 ada 8 negara OECD yang telah
mempunyai infrastruktur persaingan dan bertambah menjadi 10 pada tahun 1997. Sampai awal
tahun 1998 sudah 15 negara dari 27 negara OECD yang memiliki infrastruktur persaingan. Negara
yang telah mempunyai fasilitas kompetisi berpendapat bahwa ukuran pasar di wilayah OECD telah
mempunyai sedikit dorongan, baik di pasar besar maupun kecil untuk menciptakan pasar yang ada
persaingan. Persaingan antar operator di negara OECD terlihat dapat meningkatkan pendapatan
dan negara yang ada pesaingnya juga terlihat lebih banyak melakukan investasi dan inovasi di
industri ini. Sebagai perbandingan, negara yang sudah ada infrastuktur persaingan dan yang belum
ditunjukkan pada Tabel 1.
6
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 7/20
3. Industri Telekomunikasi Seluler
Industri telepon seluler berkembang pesat di Indonesia sejak 15 tahun lalu, ini terlihat dari
jumlah pelanggan telepon seluler yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia tercatat
menempati posisi keempat di Asia setelah Korea Selatan, China dan Jepang.
Saat ini di Indonesia beroperasi 7 operator seluler dengan teknologi GSM (Global System
for Mobile) dan lainnya ada 4 operator CDMA (Code Division Multiple Access). Menurut data
Dirjen Postel, dalam periode 2006-2010 pertumbuhan rata-rata per tahun pengguna seluler di
Indonesia adalah 31,9% per tahun. Hingga akhir 2010 jumlah pelanggan selular mencapai 211
juta, dimana operator GSM mendominasi 95% pasar selular, sisanya merupakan pasar CDMA 5%.
Sedangkan skema pembayaran selular didominasi pra-bayar (94%) dan sisanya 6% pasca-bayar.
7
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 8/20
Telkomsel sebagai pemimpin pasar, pelanggannya sudah mencapai 94 juta pada 2010
dengan pangsa pasar sekitar 44,5%. Saat ini jangkauan telepon seluler sudah merambah hingga ke
daerah terpencil. Sejak 2008 Telkomsel sebagai operator seluler telah berhasil menjangkau 100%
seluruh kecamatan di Indonesia. Pertumbuhan pengguna telepon seluler di Indonesia cukup pesat,
hal ini ditandai dengan tingkat penetrasi seluler yang semakin besar. Dengan populasi 230 juta
penduduk, teledensitas di Indonesia untuk telepon seluler saat ini sekitar 91,7%, sementara negara
ASEAN lainnya lebih tinggi, misalnya Singapura mencapai 100%.
Pesatnya perkembangan bisnis seluler ini menarik investor asing masuk ke Indonesia,
beberapa operator dari kawasan Asia seperti Singapore Telecommunication Ltd (SingTel), Axiata
Group Berhad (sebelumnya bernama Telekom Malaysia) serta Maxis Communication Bhd dari
Malaysia telah menancapkan bisnisnya ke Indonesia membeli saham operator seluler di dalam
negeri yaitu Telkomsel dan XL Axiata (sebelumnya Excelcomindo). Bahkan Indosat yang
sebelumnya BUMN telekomunikasi sudah diprivatisasi, saat ini mayoritas sahamnya dikuasai
asing yaitu Qatar Telecom Group sebesar 65% dengan membeli 41% milik STT (Singapore
Telecommunication Tecnologies), sedangkan sisanya dari pasar melalui tender offer, sementara
pemerintah Indonesia hanya memiliki 15%. Pada awal 2011, pemerintah menyetujui penambahan
tambahan alokasi frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G) sebesar 5 MHz bagi .2 operator
yaitu PT. Axis Telekom Indonesia (sebleumnya PT. Natrindo Telepon Seluler) dan PT. Hutchison
CP Telecommunication Indonesia. Sementara itu hampir semua pemasok teknologi telekomunikasi
dunia telah berada di Indonesia untuk menikmati pasar yang besar ini. Industri seluler merupakan
salah satu industri jasa yang paling dinamis dan melibatkan investasi sangat besar setiap tahunnya.
Pada 2011 ini belanja perangkat jaringan telekomunikasi nasional diperkirakan mencapai US$ 4,7
miliar. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, operator melakukan merger seperti PT. Smart
Telecom mengakuisisi PT. Mobile 8 dan namanya berubah menjadi PT. Smartfren Telecom pada
awal 2011. Saat ini semua operator seluler mulai meninggalkan strategi tarif murah, saat ini
operator seluler lebih mengandalkan layanan data dan pelanggan sebagai sumber utama pemasukan.
8
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 9/20
3.1 Sistem telekomunikasi selular
Di Indonesia saat ini terdapat dua system telekomunikasi seluler yaitu Global System for
Mobile communication (GSM) dan Code Division Multiple Access (CDMA).
a. GSM
GSM merupakan teknologi komunikasi digital yang bekerja pada pada frekuensi 900 MHz.
Di frekuensi 900 MHz, GSM memiliki 140 slot kanal frekuensi pembawa dengan rentang nilai
frekuensi uplink : 890 MHz - 915 MHz dan downlink : 935 MHz - 960 MHz. Nilai rentang
frekuensi (band width) untuk tiap slotnya adalah sebesar 200 kHz. Karena penggunaan frekuensi
ini tidak akan mampu memenuhi tuntutan pelanggan, mengingat pertumbuhan jumlah pelanggan
yang sangat pesat, maka digunakan mekanisme frekuensi re-use, yang akan mengulang
penggunaan frekuensi yang sama di suatu BTS yang memiliki jarak aman tertentu. Pada 1995
pemerintah memberikan izin pengelolaan secara nasional bagi tiga operator GSM 900 tanpa
melalui tender yaitu Satelindo (yang kemudian merger kedalam Indosat), Telkomsel dan XL
Axiata (sebelumnya PT. Excelcomindo Pratama). Hingga saat ini 5 operator seluler GSM yang
beroperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kapasitas kanal GSM, saat ini juga digunakan
frekuensi 1800 MHz (1,8GHz) atau dikenal dengan Digital Cellular System ( DCS ) 1800, sebuah
sistem komunikasi personal ( Personal Communication Network - PCN ) dari Eropa. GSM di
frekuensi 1800 MHz biasa dikenal sebagai DCS (Digital Celluler System) 1800 atau GSM 1800
didalamnya ada 374 kanal frekuensi pembawa yang bisa digunakan untuk melayani pelanggan
seluler. Kanal-kanal itu dibagi menjadi uplink : 1720 MHz - 1785 MHz dan downlink : 1805 MHz
- 1880 MHz.
b. CDMA
CDMA juga merupakan system teknologi digital yang digunakan dalam komunikasi baik
fixed maupun mobile. Teknologi ini banyak diadopsi di negara Amerika Utara. Teknologi CDMAdikenal unggul khususnya CDMA 20001x terutama terletak pada kejernihan suara dan kecepatan
transfer data. Sementara, kelebihan GSM terutama terletak pada kemampuan roaming dan luasnya
penggunaan teknologi ini. Keunggulan teknologi CDMA khususnya CDMA 2000 1X mampu
menghasilkan suara dengan kualitas yang jauh lebih jernih, sebab teknologi CDMA mampu
menghilangkan noise sampai pada tingkat yang sangat minimal. Jernihnya kualitas suara tersebut,
9
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 10/20
dianggap sebagai aspek yang penting dalam penyediaan layanan telepon. Kualitas suara telepon
tetap nirkabel CDMA dianggap sama dengan kualitas telepon dengan kabel. Di dunia
internasional, teknologi CDMA 2000-1X sudah banyak digunakan di berbagai negara seperti
Korea Selatan, Cina dan Amerika Serikat. Di Indonesia, operator CDMA 20001x dengan lisensi
seluler adalah PT. Smartfren Telecom (merger antara PT. Smart Telecom dengan PT. Mobile-8
Telecom) dan PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. Sedangkan yang lainnya berlisensi fixed-
wireless (telepon tetap nirkabel) seperti PT. Telkom, PT. Indosat dan PT. Bakrie Telecom.
Kecepatan transfer data teknologi CDMA juga dianggap lebih unggul. Di Indonesia, kecepatan
transfer data sampai dengan 153,6Kbps tersedia di seluruh area layanan, sedangkan . kecepatan
transfer data 2.4Mbps tersedia untuk jaringan CDMA2000 1X EV-DO untuk wilayah Jakarta.
3.2 Pelaku usaha
Saat ini operator seluler di Indonesia terdiri dari 10 perusahaan yang terdiri dari 5.operator
berbasis GSM dan 5 operator berbasis CDMA. Dalam bisnis seluler GSM terdapat 3 pemain besar
yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata yang memiliki ijin secara nasional. Ketiganya beroperasi
dual band yaitu menempati frekuensi 900 Mhz dan 1800 Mhz yang dapat melayani teknologi 3G.
3.2.1 Indosat
Operator GSM pertama adalah PT. Satelit Indonesia (Satelindo) yang pada awalnya
dimiliki oleh Bimantara Group, Telkom dan Indosat. Kemudian Indosat dan Telkom saling
bertukar saham atas kepemilikan silang di anak perusahaan (Satelindo dan Telkomsel) agar tidak
terjadi tumpang tindih kepemilikan. Saham Indosat di Telkomsel ditukar dengan saham Telkom di
Satelindo, sehingga kemudian Telkomsel menjadi milik Telkom dan Satelindo menjadi milik
Indosat. Pada 2003 PT Satelindo dan PT Indosat Multimedia Mobile (operator IM3) anak
perusahaan Indosat, melakukan merger vertikal kedalam Indosat dengan tujuan untuk menghemat
operasional ekspenditur. Namun Indosat tetap mempertahankan produk seluler masing-masing
yaitu kartu Matrix, kartu Mentari milik Satelindo dan kartu IM3 milik Indosat Multimedia Mobile.
Selain menyediakan layanan seluler GSM, Indosat juga memiliki layanan CDMA fixed wireless
yaitu Starone serta memberikan layanan SLI dan SLJJ serta layanan multi media.
Pada 2004 Indosat bekerjasama dengan Starhub, sister company Indosat yang berada di
Singapore, sukses meluncurkan fitur Black Berry yaitu suatu solusi mobile yang lengkap,
10
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 11/20
mencakup wireles e-mail, global address lookup, wireless calendar syncronization, juga mobile
data, yang terintegrasi serta aman. Layanan BlackBerry memerlukan jaringan GPRS (General
Packet Radio Services) agar memungkinkan seluruh fitur-fitur yang ada bisa berjalan dengan baik.
Kemudian pada 2005 Indosat menggandeng Nokia meluncurkan layanan Black Berry Connect
dimana pelanggan dapat mengakses layanan ini tanpa harus menggunakan handset khusus yang
diproduksi oleh RIM (Research In Motion), tetapi tetap dapat mengaksesnya dengan handset
Nokia 9500 dan Nokia 9300.
Sepanjang 2009 Indosat lebih banyak melakukan upgrade teknologi dibandingkan dengan
memperluas jaringan melalui penambahan jumlah base transceiver station (BTS). Pada 2010
Indosat melakukan ekspansi 3G, peningkatan service network dan kapasitas broadband. Serta
melakukan modernisasi jaringan seluler melalui penerapan teknologi single RAN SDR (Single
RAN Radio) di jaringan pemancar BTS serta menyiapkan migrasi ke jaringan digital Internet
Protocol. Dengan ekspansi ini Indosat dapat meningkatkan pangsa pasar serta efisiensi biaya
operasi. Pada 2011 ini Indosat akan mengambil alih kendali broadband ritel, dari anak perusahaan
PT. Indosat Mega Media (IM2) yang bergerak dalam Internet Service Provider.
3.2.2 Telkomsel
PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) merupakan anak perusahaan Telkom (BUMN
telekomunikasi). Mulanya perusahaan ini menjadi pilot project sistem telekomunikasi bergerak
berbasis teknologi digital GSM yang dikembangkan oleh Telkom dan Indosat, dengan
komposisi saham 51%:49%. Masuknya mitra asing membuat komposisi saham Telkomsel
berubah. Kini, Telkomsel dimiliki oleh Telkom (65%) dan Singapore Telecom Mobile (SingTel,
35%). Sekitar 50% BTS milik Telkom juga dipakai oleh Telkomsel. Sebaliknya, BTS milik
Telkomsel yang digunakan layanan Flexi milik Telkom baru sekitar 8%.
Telkomsel akan menerbitkan obligasi (surat hutang) senilai Rp 2 triliun untuk memenuhi
belanja modal 2007. Oleh induk perusahaan, PT Telkom, anggaran belanja modal yang
diproyeksikan untuk anak usaha selularnya itu Rp 14 triliun. Dana obligasi digunakan untuk
ekspansi bisnis Telkomsel demi mempertahankan penguasaan pasar 44,5%. Telkomsel
mentargetkan peningkatan pelanggan dari 94 juta pada 2010 menjadi sekitar 115 juta 2011.
Telkomsel saat ini merupakan market leader pada bisnis seluler di Indonesia dengan penguasaan
11
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 12/20
pasar lebih 50% dengan memiliki jangkauan lebih dari 95% populasi di Indonesia. Telkomsel juga
telah bekerja sama dengan 260 mitra operator roaming international di 15 negara yaitu Singapura,
Malaysia, Filipina, Taiwan, Australia, Hongkong, Jerman, Belgia, Perancis, Arab Saudi, Italia,
Yunani, Belanda, Jepang, dan Swedia.
3.2.3 XL Axiata
Pada awalnya bernama PT. Excelcomindo Pratama (XL) dan beroperasi pada 1989.
Kemudian menjadi perusahaan publik dengan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2005
menjual 20% sahamnya ke publik. XL merupakan satu-satunya perusahaan telekomunikasi seluler
yang membangun dan memiliki jaringan serat optik, yang terdiri dari jaringan utama (backbone)
sepanjang sisi kanan dan sisi kiri jalan kereta api dari Bandung, Jawa Barat ke Surabaya, Jawa
Timur dan mencakup kota-kota besar lainnya di Jawa. Untuk menambah kapasitas dan mengatasi
lalu lintas dalam kota yang padat di Jawa Tengah, telah dibangun empat jaringan yang
berhubungan dengan jaringan utama (backbone). Serat optik utama di Jawa terdiri dari 72.144 kbps
dan 216 serat inti yang menggunakan synchronous digital hierarchy (SDH) untuk menghubungi
masing-masing poin sepanjang backbone dan kabel cincin.
Pada September 2003 telah didirikan sekitar 4.400 kilometer kabel jaringan optik dan
hingga 2010 sudah mencapai 13.000 kilometer. Pada Agustus 2007 proyek jaringan kabel laut XL
dari Batam ke Johor Malaysia siap beroperasi. Proyek yang bernama Batam Rengit Cable System
(BRCS) itu akan menjadi jembatan penghubung bagi jaringan XL di Indonesia dengan jaringan
Telekom Malaysia (TM). Dari Rengit, TM akan menyediakan akses ke jaringan global kepada
XL. Jaringan kabel optik bawah laut Batam-Rengit ini sepanjang kurang lebih 63 km. Kapasitas
yang tersedia adalah 48 core. Setiap satu pair cable (@ 2 core) memiliki initial capacity sebesar 10
GHz. Dengan teknologi terbaru DWDM, satu pair cable dapat di-upgrade hingga satuan Terra Bit.
Saat ini XL sudah memiliki jaringan infrastruktur yang berbasis Internet Protocol (IP).
Pada 2006, IP backbone XL sudah tersedia di 19 kota dan tahun ini akan menjadi 50 kota. Sekitar
60% dari jaringan backbone tersebut sudah berbasis IP. Selain teknologi 2G, 2,5G, XL juga sudah
mengimplementasikan teknologi 3G dan 3,5 G termasuk untuk integrasi FMC. XL siap memasuki
era full Internet Protocol, yaitu adanya konvergensi layanan voice, data, video dan broadcasting.
Selain memberikan layanan seluler, XL juga memiliki produk Business Solutions yaitu layanan
12
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 13/20
solusi korporat berbasis sirkit sewa (leased line), broadband dan IP (Internet Protocol). Pada
Desember 2009 nama perusahaan berubah menjadi menjadi PT XL Axiata Tbk., menyusul
perubahan nama perusahaan holdingnya di Malaysia. Saat ini pemegang sahamnya adalah Axiata
Investment Indonesia Sdn Bhd (sebelumnya Indocel Holding Sdn Bhd) sebanyak 66,7%, Etisalat
13,3%), dan publik 20%. Axiata Investment adalah anak perusahaan Telekom Malaysia (TM)
Berhad Group, kemudian pada 2009 TM berganti nama menjadi Axiata.
XL Axiata merupakan anak perusahaan dari Axiata Group Berhad yang memiliki 8
operator di Asia yaitu Aktel (Banglades), Hello (Kamboja), Idea (India), MTCE (Iran), Celcom
(Malaysia), Multinet (Pakistan), M1 (Singapura), dan Dialog (Sri Lanka).
3.2.4 AXIS Telekom Indonesia
Pada awalnya perusahaan ini bernama Lippo Telecom merupakan anak perusahaan Lippo
yang bekerjasama dengan Hutchison. Sejak beroperasi 2002 pelanggan yang dijaring sangat kecil.
Kemudian perusahaan ini berubah nama menjadi PT. Natrindo Telepon Seluler (NTS)
mengakuisisi ijin yang dimiliki 6 perusahaan lain yang memegang lisensi regional sehingga bisa
beroperasi secara nasional. Pada 1998 dengan modal US$ 60 juta, NTS menang tender sebagai
operator GSM pada frekuensi 1800 Mhz yang memiliki lisensi regional di Jawa Timur. Namun hal
itu tidak mampu mendongkrak NTS untuk menggaet langganan. Sampai 2004 jumlah
langganannya masih dibawah 100 ribu pelanggan. Kemudian Hutchison menarik diri setelah
melihat situasi itu. Pelanggan NTS menyusut karena jangkauannya hanya regional, kini jumlahnya
hanya tinggal 10 ribu orang dan menderita kerugian hingga US$ 20 juta. Kemudian akhir 2004,
NTS menggandeng kelompok usaha Kodel dan mendapatkan izin operasi secara nasional. Tidak
hanya itu, NTS juga naik pangkat menjadi operator dual band setelah mendapatkan frekuensi TDD,
sehingga bisa melayani seluler 3G.
Pada 2006 NTS menggaet Maxis Communication perusahaan telekomunikasi terkemuka
dari Malaysia, sebagai mitra strategis dengan membeli 51% saham NTS senilai US$ 100 juta.
Maxis berkomitmen akan mengembangkan NTS agar bisa beroperasi di beberapa kota besar di
Jawa mulai Juli 2006. Setiap pinggir ruas jalan tol akan segera dipasangi menara-menara BTS.
Pada pertengahan 2011, nama perusahan berubah menjadi PT AXIS Telekom Indonesia.
Pemegang saham saat ini terdiri dari Saudi Telecom Company (80,1%), Maxis Communication
13
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 14/20
Berhad dari Malaysia 14,9% dan sisanya PT. Harmersha Investindo 5%. Pada 2011 pemerintah
menyetujui tambahan kanal frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G) sebesar 5 MHz
kepada Axis. Penambahan ini disetujui karena merupakan penambahan kanal yang pertama. Untuk
penambahan kanal 3G sebesar 5MHz uplink dan downlink dikenakan biaya sama dengan tiga
operator 3G lainnya yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat dan PT. XL Axiata yang sudah mengambil
tambahan kanal kedua pada frekuensi 1900 MHz sebelumnya, yakni Rp 160 miliar per tahun. Axis
menggunakan penambahan kanal 3G itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas layanan
Internet mobile dan akses layanan data. Dari target pembangunan 4.000 base transceiver station
(BTS) hingga akhir 2011 ini, 70% di antaranya berbasis 3G untuk mendukung strategi Axis dalam
melayani komunikasi data.
3.2.5 Hutchison
PT. Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT) sebelumnya bernama PT. Cyber
Access Communications yang telah mendapat ijin sebagai operator seluler GSM pada 2004. Cyber
Access diambil alih oleh Hutchison Telecommunications International Ltd (HTIL) dari Hongkong
yang menguasai (60%) dan Charoen Popkhand Group dari Thailand (40%). HTIL merupakan
penyedia layanan 3G di Hongkong dan Israel yang menjalankan tiga merek telekomunikasi yang
berbeda yaitu Hutch, Kasapa dan "3" di sembilan pasar di Afrika dan Asia termasuk Indonesia,
serta memiliki lebih dari 36,5 juta pelanggan 2G dan 3G di seluruh dunia. Sementara Charoen
Pokphand merupakan perusahaan multinasional Thailand yang telah ada di Indonesia sejak 1971
dengan mempekerjakan 30.000 pegawai. HTIL dan Charoen Phokphand mengeluarkan US$ 1,4
miliar untuk mengembangkan layanan GSM 3 (Three) di Indonesia. Nama perusahaan ini berubah
menjadi PT. Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT). HCPT merupakan operator
seluler paling baru yang mempunyai lisensi untuk 2G/1800 Mhz dan 3G/WCDMA yang beroperasi
mulai Maret 2007. Nama Three ini juga digunakan digunakan Hutchison untuk produknya di
beberapa negara di kawasan Asia dan Eropa termasuk Hong Kong, Australia, Inggris, Italia,
Irlandia, Austria, Swedia, dan Denmark.
HCPT hadir di 67 kota di Jawa dan Bali pada Juni 2007 dan Agustus 2007 layanannya
mencakup Sumatera. Sedangkan Kalimantan dan Sulawesi pada akhir 2008. "3" didistribusikan
oleh satu distributor nasional dan enam distributor regional yang melingkupi area Jabodetabek,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Pada 2010 HCPT melakukan ekspansi jaringan ke
14
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 15/20
Kalimantan Tengah, sebagai provinsi ke-23 jangkauan layanan Tri. Untuk pengembangan jaringan
seluler di Indonesia. HCPT menggandeng beberapa vendor yaitu Siemens, Nokia, dan Converge
Mbt. Siemens untuk memasok teknologi Base Tranceiver Station, Nokia mengembangkan
Integrated Network dan Converge Mbt memfasilitasi penggunaan dealing system. Pada 2011
HCPT mendapatkan alokasi penambahan kanal frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G)
sebesar 5 MHz. Ini merupakan penambahan frekuensi berbasis 3G.yang pertama dilakukan oleh
HCPT. Sementara dua operator lainnya sudah pernah memperoleh tambahan yakni Telkomsel pada
2009 bersama Indosat dan XL Axiata pada 2010 lalu.
3.2.6 Smartfren Telecom
PT. Smartfren Telecom merupakan merger antara PT. Smart Telecom milik Sinarmas
Group dengan PT Mobile-8 Telecom pada awal 2011. PT. Mobile-8 didirikan pada 2002 oleh
Bimantara Group. Pada 2005 diambil alih oleh Bhakti Investama Group milik Harry
Tanusoedibyo. Pada Maret 2007 Mobile-8 menggabungkan tiga anak usahanya yakni PT
Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo), PT Metro Selular Nusantara (Metrosel) dan PT
Telekomindo Selular Raya (Telesera) ke dalam Mobile-8 untuk meningkatkan efisiensi kegiatan
operasional dan biaya. Sebelumnya ketiga operator tersebut menyediakan layanan telekomunikasi
selular berbasis AMPS di berbagai wilayah seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa, Bali,
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan wilayah timur di Indonesia. Setelah mengakuisisi ketiga
operator tersebut, secara bertahap Mobile-8 mengganti teknologi jaringan selulernya dari AMPS
menjadi CDMA digital, sehingga mampu menyediakan layanan dengan jangkauan seluruh wilayah
Indonesia. Mobile-8 adalah operator seluler berbasis CDMA 200 1X dan EV-DO. Sistem ini
memiliki kemampuan untuk menyediakan layanan suara dan teks berkualitas tinggi serta layanan
akses data berkecepatan tinggi dan layanan berbasis video streaming. Produk yang ditawarkan oleh
Mobiel-8 adalah kartu Fren yang mulai beroperasi pada 2003, layanan Fren hanya terdapat di
Pulau Jawa dan luar pulau Jawa.
PT. Smart Telecom (sebelumnya bernama PT Indoprima Microselindo merupakan merger
PT. Primasel dengan PT. Wireless Indonesia pada 2006). Perusahaan ini mendapat lisensi berbasis
teknologi CDMA2000 1X EV-DO dan akan operasi pada Juni 2007 menggunakan pita frekuensi
1900 MHz yang diperuntukkan bagi layanan telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G) operator
GSM. Sejalan dengan penertiban frekuensi 1900 Mhz untuk 3G oleh pemerintah, Primasel diminta
15
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 16/20
pindah, namun Primasel bersikukuh menempati frekuensi itu karena yakin tidak akan
bersinggungan dengan frekuensi 3G. Bila ternyata kemudian layanan Primasel mengganggu area
3G, maka Primasel harus keluar dari pita frekuensi 1900 Mhz tanpa kompensasi apapun dari
pemerintah. Wireless Indonesia mempunyai lisensi komunikasi data (bukan seluler) dalam
frekuensi 3G (generasi ketiga) sejak 2001. Saat ini WIN harus pindah dari frekuensi 1900 dan
diberi tempat ke pita Time Division Duplex (TDD) di rentang 1,9 Gigahertz. Menurut Badan
Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meski Primasel tidak di core band 3G tetapi di satelit,
Primasel harus pindah karena downlink Primasel masih bersinggungan juga dengan 3G. Primasel
merupakan kasus unik yaitu frekuensi downlink Primasel yang memasuki wilayah 3G sedangkan
frekwensi uplink nya tidak. Artinya hanya separuh dari pasangan blok frekuensi yang digunakan
Primasel yang perlu dipindahkan. Dengan demikian, Primasel harus membayar setengah kewajiban
operator 3G lainnya. Besarnya up front fee dan Biaya Hak Penggunaan Frekuensi hari pertama
yaitu Rp 704 miliar. PT Smart Telecom mengoperasikan teknologi komunikasi generasi keempat
Long Term Evolution (LTE) di wilayah Surabaya dan Malang pada akhir 2010. Teknologi ini
diprioritaskan untuk pelanggan korporasi dengan kebutuhan akses internet berkecepatan tinggi.
Jaringan LTE membantu pelanggan data yang ingin menggunakan kecepatan mengunduh di atas
jaringan EVDO Rev B 9,3 mbps yang dikembangkan sebelumnya. Berbeda dengan teknologi
Wimax yang harus membangun infrastruktur baru, teknologi LTE ini nantinya bisa memanfaatkan
komponen jaringan yang sudah ada. Setelah merger, Smartfren menyelesaikan proyek business
support system (BSS) dan value added service (VAS) sebagai solusi migrasi layanan. Smartfren
menunjuk ZTE dari China untuk penggabungan layanan dan pelanggan melalui platform BSS dan
VAS. Solusi BSS dari ZTE sendiri termasuk OCS, CRM, layanan prabayar dan pascabayar
terintegrasi.
3.2.7 Sampoerna Telekomunikasi
PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) didirikan pada 2005 oleh Sampoerna
Group milik Putra Sampoerna, orang terkaya kedua diIndonesia versi majalah Forbes. Melalui
Miel Investment Corporation, yang keseluruhan sahamnya dimiliki Putera Sampoerna dan Trans
Asia Telecom Ltd., keluarga Sampoerna aktif berekspansi ke sejumlah negara. Salah satunya ke
Sri Lanka, dengan mengusung trade mark Lanka Bell. Miel Investment Corp. sendiri kini
16
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 17/20
menguasai 72% (sebelumnya 67%) saham Transmarco Ltd., sebuah perusahaan yang memiliki
bisnis inti di bidang telekomunikasi, ritel, dan properti, serta terdaftar di bursa efek Singapura.
Trans Asia Telecom Ltd. Merupakan kendaraan ideal bagi Sampoerna untuk menguasai
bisnis telekomunikasi di kawasan regional Asia Tenggara. Setelah menjual pabrik rokoknya, PT
HM Sampoerna Tbk., ke Philip Morris, keluarga Putra Sampoerna mendapat dana segar hingga
US$2 miliar (setara dengan Rp18 triliun). Hal ini mendorong keluarga Sampoerna berinvestasi di
berbagai bisnis baru termasuk telekomunikasi seluler melalui STI. Awal 2006 Sampoerna melalui
anak perusahaannya Twinwood Venture Ltd mengakuisisi 58% saham PT. Mandara Seluler
Indonesia senilai US$ 38 juta. Mandara beroperasi di Lampung yang sebelumnya mengambil alih
PT. Mobisel operator seluler bergerak nordic mobile telephone (NMT) yang sudah usang.
Setelah menjadi milik STI, pada Maret 2006 produk Mandara yang sebelumnya bernama
Neon berubah menjadi Ceria. Hingga kini, STI baru berhasil menggaet sekitar 50.000 pelanggan
yang tersebar di Lampung, Bali, dan Lombok termasuk 8.000 pelanggan Mandara. Pihak
manajemen menargetkan, dalam dua tahun ke depan, Ceria akan memiliki coverage di seluruh
Nusantara. Sementara itu, dalam waktu dekat, STI akan melebarkan sayapnya ke Aceh, Medan,
Padang, Jawa Barat, dan Banten. STI mentargetkan 250.000 pelanggan tahun depan. Layanan STI
diawali dari Lampung akhir Februari 2007 dengan kekuatan 16 BTS dan Bali pada akhir Maret lalu
memiliki 8 BTS. Sinyal dari spektrum frekuensi rendah ini menurut pengalaman di lapangan dapat
diterima radius 50 km dari BTS, sehingga sangat efektif untuk menyasar masyarakat pedesaan
yang belum menikmati jasa telekomunikasi. STI yang memiliki lisensi nasional dengan frekuensi
rendah ini sudah menjangkau Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua pada 2007. Untuk
memperluas operasionalnya, STI menerbitkan telepon umum kartu untuk Lampung dan Jawa
Timur.
3.2.8 Telkom Flexi
TelkomFlexi merupakan salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Produk ini lebih dikenal dengan nama "Flexi" . Saat ini
operasionalnya dikelola melalui salah satu Divisi di Telkom, yaitu Divisi Fixed Wireless Network
(DIV FWN). Akan tetapi setelah dilakukan transformasi di PT Telekomunikasi Indonesia, per
tanggal 1 Juli 2009, operasional dari FLEXI ini dikelola oleh Divisi Telkom Flexi (DTF). Flexi
17
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 18/20
menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 1x, dan berlisensi sebagai
Fixed Wireless Access (FWA) atau Telepon Tetap Nirkabel. Sampai posisi saat ini, Flexi masih
menjadi operator terbesar dalam layanan FWA di Indonesia.
Flexi telah sepuluh tahun mewarnai dunia bisnis jasa telekomunikasi berbasiskan teknologi
Fixed Wireless (CDMA), dengan segala tantangan dan rintangan yang dihadapi, Flexi telah
membuktikan sebagai market leader bisnis Fixed Wireless di tanah air dengan lebih dari 18 juta
pelanggan. Saat ini, Flexi sudah menggunakan jaringan CDMA frekuensi 800 MHz untuk seluruh
wilayah di Indonesia. Sebelumnya untuk wilayah Jakarta & Jawa Barat yang menggunakan
frekuensi 1900 MHz sudah dimigrasi ke 800 MHZ sejak tanggal 31 Juli 2007. Sejalan dengan
pengaturan ulang frekuensi di Indonesia, frekuensi 1900 MHz sudah digunakan sebagai frekuensi
operator jaringan generasi ke-3 dan 3,5.
3.2.9 Bakrie Telecom
Bakrie Telecom memiliki produk layanan dengan nama produk Esia, Wifone, Wimode, dan
BConnect. Perusahaan ini sebelumnya dikenal dengan nama PT Ratelindo, yang didirikan pada
bulan Agustus 1993, sebagai anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk yang bergerak dalam
bidang telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat berbasis Extended Time Division
Multiple Access (ETDMA). Pada bulan September 2003, PT Ratelindo berubah nama menjadi PT
Bakrie Telecom, yang kemudian bermigrasi ke CDMA2000-1x, dan memulai meluncurkan produk
Esia. Pada awalnya jaringan Esia hanya dapat dinikmati di Jakarta, Banten dan Jawa Barat, namun
sampai akhir 2007 telah menjangkau 26 kota di seluruh Indonesia dan terus berkembang ke kota-
kota lainnya.
Pada 17 September 2007, pemerintah Indonesia memberikan lisensi atas jaringan tetap
sambungan langsung internasional Indonesia kepada Bakrie Telecom. Sebagai bagian dari lisensi
ini, Bakrie Telecom diharuskan membangun jaringan tetap untuk sambungan langsung
internasional. Pada 5-tahun pertama, Bakrie Telecom diharuskan membangun jaringan yang
menghubungkan Batam, Singapura, dan Amerika Serikat. Jika target ini tidak terpenuhi,
pemerintah akan mendenda Bakrie Telecom. Dirjen Pos dan Telekomunikasi Basuki Yusuf
Iskandar memperkirakan Bakrie akan dapat mengkomersialisasi layanan ini dalam tiga tahun ke
depan.
18
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 19/20
4. Market Share
5. Kesimpulan
1. Dengan teknologi seluler maka dapat mengubah paradigma pasar monopoli alamiah
menjadi pasar yang ada persaingan.
2. Persaingan usaha antar operator selular di Indonesia melalui iklan pada dasarnya berisar
pada tifa hal yaitu: tariff, layanan dan bonus, produk. Dari hasil pengamatan tampak bahwa
persaingan begitu tajam pada perang tarif antar operator. Akibat persaingan antar operator
selular justru menjadikan konsumen pada posisi yang di untungkan karena mempunyai
banyak pilihan.
19
8/2/2019 Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/persaingan-bisnis-telekomunikasi-indonesia 20/20
Daftar Pustaka
Agus sudiyono, “ Persaingan di Industri Telekomunikasi”- 2002
“Indonesian Commercial Newsletter “- Maret 2011
id.wikipedia.org
20