permenkes no.46 thn.2012 ttg petunjuk teknis pelaksanaan rehabilitasi medis bagi pecandu,...

13
lc.\ r la" \''J ''' I H.'$,15fi[lFBEN'$X PERATURAN MENTEzu KES EHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIS BAGI PECANDU, PENYALAHGUNA, DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DALAM PROSES ATAU YANG TELAH DIPUTUS OLEH PENGADILAN DENGAN RAI{MAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa dalam rangka menjamin hak pecandu, penyalahguna dan korban penyalahgunaan narkotika untuk mendapatkan bantuan medis, intervensi psikososial dan informasi yang diperlukan untuk meminimalisasi risiko yang dihadapinya, marka pecandu, penyalahguna dan korban penyalahguna.an narkotika yang dalam proses atau yang telah dipuLus pengadilan dapat ditempatkan dalam fasilitas rehabilitasi medis; bahwa untuk memberikan pedoman kepada fasilitas rehabilitasi medis dalam pelaksanaan rehabilitasi medis pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika yang dalam proses atau yang telah diputus pengadilan perlu disusun petunjuk teknis; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalanr huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Petunujuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagr Pecandu, Penyalahguna, Dan Korban Penyalahgunaaan Narkotika Yang Dalam Proses Atau Yang Telah Diputus Oleh Pengadilan; Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2OO4 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa3\; Mengingat a. b. c. 1. 2. Undang-Undang ...

Upload: jaringan-methadone-indonesia-jimi

Post on 21-Dec-2014

4.259 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus oleh Pengadilan

TRANSCRIPT

Page 1: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

lc.\ r

la"

\''J '''I

H.'$,15fi[lFBEN'$XPERATURAN MENTEzu KES EHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 46 TAHUN 2012

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIS BAGI PECANDU,PENYALAHGUNA, DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG

DALAM PROSES ATAU YANG TELAH DIPUTUS OLEH PENGADILAN

DENGAN RAI{MAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa dalam rangka menjamin hak pecandu,penyalahguna dan korban penyalahgunaan narkotikauntuk mendapatkan bantuan medis, intervensipsikososial dan informasi yang diperlukan untukmeminimalisasi risiko yang dihadapinya, markapecandu, penyalahguna dan korban penyalahguna.annarkotika yang dalam proses atau yang telah dipuLuspengadilan dapat ditempatkan dalam fasilitasrehabilitasi medis;

bahwa untuk memberikan pedoman kepada fasilitasrehabilitasi medis dalam pelaksanaan rehabilitasimedis pecandu, penyalahguna, dan korbanpenyalahgunaan narkotika yang dalam proses atauyang telah diputus pengadilan perlu disusunpetunjuk teknis;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalanr huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentangPetunujuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi MedisBagr Pecandu, Penyalahguna, Dan KorbanPenyalahgunaaan Narkotika Yang Dalam Proses AtauYang Telah Diputus Oleh Pengadilan;

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2OO4 tentangPraktik Kedokteran (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO4 Nomor 116, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa3\;

Mengingat

a.

b.

c.

1.

2. Undang-Undang ...

Page 2: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

2.

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

a

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO4 Nomor I25, TambahanLembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor4437), sebagaimana telah diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor a8afl;Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2OO9 tentangNarkotika (Lembaran Negara Republik indonesiaTahun 2OO9 Nomor L43, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5062);

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OO9 Nomor I44, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia 5063);

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2OO9 tentangRumah Sakit (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO9 Nomor 153, TambahanLembaran Ncgara Republik Indonesia Nomor 5072\;

Peratrrran Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OO7

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor a737);

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 20IItentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7

ilo*ot 46, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5211);

Keputusan Menteri Kesehatan NomorDb lWtenkes/SK/II I 2OO8 tentang Standar PelayananMinimat Rumah Sakit;

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9. Peraturan Menteri '.'

Page 3: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA.

-J-

9. Peraturan Menteri Kesehatan NomorII44/Menkes lPer /YIII I 2OIO tentang Organrsasidan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 201O Nomor585);

10. Keputusan Menteri2LTIlMenkes lSKlX'l20lPelaksanaan Wajib Lapor

1 1. Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor1 tentang Tata CaraPecandu Narkotika;

Kesehatan Nomor

Menetapkan

2415 lMenkes/Per lXIl/ 2OL7 tentang RehabilitasiMedis Pecandu, Penyalahgunaan dan KorbanPenyalahgunaan Narkotika (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2}ll Nomor 825);

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI KESEFIATAN TENTANG PETUNJUKTEKNIS PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIS BAGIPECANDU, PEI{YALAHGUNA. DAN KORBANPENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DALAM PROSES ATAUYANG TELAH DIPUTUS OLEH PENGADILAN.

Pasal 1

Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu,Penyalahguna, Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Yang Dalam ProsesAtau Yang Telah Diputus Oleh Pengadilan meliputi:a. penetapan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai sarana rehabilitasi medis

terpidana pecandu narkotika;b. prosedurpenerimaan;c. tahapan rehabilitasi medis terpidana;d. prosedur pelaporan;e. pembiayaan; danf. mekanisme pengajuan klaim.

Pasal 2

(1) petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu,penyalahguna, Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Yang Dalamproses Atau Yang Telah Diputus Oleh Pengadilan sebagaimana tercantumdalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri ini.

(2) PetunjukTeknis ...

Page 4: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

-4-

(2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) agar digunakansebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalammenyelenggarakan rehabilitasi medis bagi pecandu, penyalahguna, dankorban penyalahgunaan narkotika yang dalam proses atau telah diputusoleh pengadilan serta meiakukan klaim pembiayaan atas pelayanan yangtelah diberikan.

Pasal 3

Menteri Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala DinasKesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadappelaksanaan Peraturan Menteri ini.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pad.a tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturanMenteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Repubtl Indonesia.

Dite kan Jakarta/t) Oktober 2OI2

NNESIA,

IAH MBOI

Diundangkan di Jakartapada tanggal 22 Novenber pOle

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

BERTTA NEGARA REPUBLTK INDONESIA TAHUN 2Ot2 NOMOR 1156

ffiqr/ A\

*r Ns

Page 5: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN

NOMOR 46 TAHUN 2012

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN REHABILITASIMEDIS BAGI PECANDU, PENYALAHGUNA,DAN KORBAN PENYALAHGUNAANNARKOTIKA YANG DALAM PROSES ATAUYANG TELAH DIPUTUS OLEH PENGADILAN

TATA CARAPELAKSANAAN REHABILITASI MEDIS BAGI

PECANDU, PENYALAHGUNA, DAN KORBAN PENYALAHGUNA NARKOTIKI\YANG DALAM PROSES ATAU YANG TELAH DIPUTUS OLEH PENGADILAN

I. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2OO9 tentang Narkotika, perdaPasal 103 ayat (1) menyebutkan bahwa:

Hakim yang memeriksa perkara Pecandu Narkotika dapat:

a. memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalanipengobatan d.an/atau perawatan melalui rehabiliiasi jika PecanduNarkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidanaNarkotika; atau

b. menetapkan untuk memerintahkan yarrg bersangkutan menjalanipengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika PecanduNarkotika tersebut tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidanaNarkotika.

Melalui vonis rehabilitasi ini diharapkan pecandu dapat memperolehbantuan medis, intervensi psikososial dan informasi yang diperlukan untukmeminimalisasi risiko yang dihadapinya dan memperoleh rujukan untukperawatan lanjutan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yangbersangkutan. Dengan demikian rehabilitasi medis ini diharapkan memberikontribusi nyata atas program penanggulangan dampak buruk yangseringkali dialami pecandu narkotika, termasuk pengendalian penularandan perawatan HIV/AIDS.

Peraturan tersebut di atas mensyaratkan peran aktif petugaskesehatan dalam melakukan asesmeh, men1rusun rencana terapi danmemberikan rekomendasi atas rencana terapi rehabilitasi yang dibutuhkanterpidana, sehingga diharapkan vonis yang dijatuhkan dapat membantupemulihan yang bersangkutan dari masalah gangguan penggunaan napza.

Page 6: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

-6-

Program rehabilitasi medis bagi terpidana/tersangka pecandunarkotika ini seiring sejalan dengan program wajib lapor pecandunarkotika. Program wajib lapor yang secara resmi Cimulai pada akhir tahun2OIl diharapkan lebih banyak menarik kesadaran pecandu dan/ataukeiuarganya untuk melakukan lapor diri, sehingga semakin banyakpecandu narkotika yang menerima perawatan terkait perilakuketergantungannya. Dengan semakin meningkatnya jumlah pecandu,penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika yang melaporkandirinya ke puskesmas, rumah sakit jiwa dan rumah sakit umum yangditetapkan sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), makadiharapkan akan semakin sedikit pecandu, penyalahgr-lna, dan korbanpenyalahgunaan narkotika yang diputus pidana oleh pengadilan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24I1/Menkes/Per /XIII2OIIdalam Pasal 2O menyatakan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atasbiaya peiaksanaan rehabilitasi medis bagi pecandu, penyalahguna, dankorban penyalahgunaan narkotika yang telah diputus oleh pengadilan.Sementara Pasal 25 menyebutkan bahwa Pemerintah dan PemerintahDaerah bertanggungjawab atas biaya pelaksanaan rehabilitasi medis bagipecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika yang tidakmampu yang sedang menjalani proses peradilan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

Ii. PENETAPAN FASILITAS KESEHATAN SEBAGAI SARANA REHABILITASIMEDIS TERPIDANA PECANDU NARKOTIKA

Fasilitas kesehatan yang melayani rehabilitasi medis bagi terpidanapecandu narkotika akan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelahmendapat masukan dari dinas kesehatan provinsi terkait. Sementarabelum ditetapkan, maka Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yangberbasis Rumah Sakit (RS) dan telah menerima rujukan dari pengaditran,dapat mengajukan klaim kepada Kementerian Kesehatan sesuai denganpelayanan yang telah diberikan.

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota mengusulkan fasilitaskesehatan untuk ditetapkan sebagai sarana rehabilitasi medis terpidanapecandu narkotika kepada Menteri cq. Direktorat Jenderal Bina Upayakesehatan. Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan layananrehabilitasi medis terpidana terdiri dari rumah sakit ketergantungan obat,rumah sakit Ltmu.m, rumah sakit jiwa, runiah sakit khusus milikKepolisian/TNl, atau lembaga rehabilitasi medis milik pemerintah ataupemerintah daerah.

Page 7: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Kriteria fasilitas kesehatan yang dapat diusulkan sebagai saranarehabilitasi medis terpidana narkotika adalah:

a. memiliki unit pelayanan rehabilitasi Napza, sekurang-kurangnya alokasitempat tidur untuk perawatan selama 3 (tiga) bulan;

b. memiliki tenaga kesehatan yang sekurang-kurangnya terdiri dari dokter,perawat dan apoteker yang terlatih di bidang gangguan penggunaannapza;

c. memiliki program rehabilitasi medis Napza, sekurang-kurangnyaprogram rawat inap jangka pendek dengan layanan simtomatik danintervensi psikososial sederhana;

d. memiliki standar prosedur operasional program rehabilitasi medis Napza;

e. memiliki Standar Prosed.ur Keamanan minimal, yang diantaranyamemuat prosedur:

1. Pencatatan pengunjung yang masuk dan keluar

2. Tugas Penjaga Keamanan

3. Pengamanan pasien agar terhindar dari kemungkinan melukaidirinya sendiri dan orang lain.

III. PROSEDUR PENERIMAAN PECANDU, PENYALAHGUNA, DAN KORBANPENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG TELAH MENDAPATKANPENETAPAN ATAU PUTUSAN PENGADILAN DALAM PROGRAMREHABILITASI

a. Pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika yangtelah mendapatkan penetapan atau putusan pengadilan yang memilikikekuatan hukum tetap untuk menjalani pengobatan dan/atauperawatan melalui rehabilitasi, diserahkan oleh pihak kejaksaan ke

sarana rehabilitasi medis terpidana narkotika yang ditunjuk.

b. Penyerahan dilakukan pada jam kerja administratif rumah sakit yangditunjuk.

c. Penyerahan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaannarkotika yang telah mendapatkan" penetapan dari pengadilan untukmenjalani rehabilitasi, dilakukan oleh pihak Kejaksaan dengan disertaiberita acara penetapan pengadilan, dengan melampirkan:

Page 8: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

.B-

1. salinan/petikan surat penetapan pengadilan; dan2. surat pernyataan kesanggupan dari pasien untuk menjalani

rehabilitasi medis sesuai rencana terapi yang ditetapkan oleh TimAsesmen IRMT yang ditandatangani oleh pasien dan keluarga lwali.

Penyerahan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaannarkotika yang telah mendapatkan putusan yang berkekuatan huk'umtetap dari pengadilan untuk menjalani rehabilitasi, penyerahan olehKejaksaan disertai dengan surat perintah pelaksanaan putusan clanberita acara pelaksanaan putusan pengadilan, dengan melampirkan:

1. salinan/petikan surat putusan pengadilan yang telah mempunyaikekuatan hukum tetap; dan

2. surat pernyataan kesanggupan dari pasien untuk menjalanirehabilitasi medis sesuai rencana terapi yang ditetapkan oleh TimAsesmen IRMT yang ditandatangani oleh pasien dan keluarga/wali.

Berita acara ditandatangani oleh petugas kejaksaan, pasien yangbersangkutan dan tenaga kesehatan pada sarana rehabilitasi medisterpidana narkotika yang menerima pasien.

Pelaksanaan program rehabilitasi medis sesuai rencana terapi yangdisusun.

IV, TAHAPAN REHABILITASI MEDIS TERPIDANA

Terpidana wajib mejalani 3 (tiga) tahap perawatan, yaitu programrawat inap awal, program lanjutan dan program pasca rawat.

a. Program Rawat Inap Awal

Terpidana wajib menjalani rehabilitasi rawat inap selama sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan. Tahapan program rehabilitasi awal adalahsebagai berikut:

1. Proses penandatangan formulir kesediaan mengikuti program yangsesuai rencana terapi.

2. Asesmen awal dengan menggunakan formulir asesmen wajiblapor/ rehabilitasi sebagaimana contoh formulir terlampir.

3. Penyusunan rencana terapi berdasarkan hasil asesmen awal.4. Pelaksanaan program rawat irtap awal yang dilaksanakan sesuai

standar prosedur operasional. Komponen pelayanan yang diberikansekuran g-kurangnya meliPuti :

d.

e.

Page 9: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESiA

-9 -

a) pemeriksaan dan penatalaksanaan medis sesuai indikasi;b) asuhan keperawatan;c) konseling dan testing HIV;d) evaluasipsikologis;e) intervensi psikososial oleh tenaga kesehatan yang ada dan/ataupekerja sosial/ konselor adiksi.

5. Asesmen lanjutan dengan menggunakan formulir asesmen wajiblapor/rehabilitasi medis sebagaimana contoh formulir terlampirsetelah 3 (tiga) bulan rawat inap untuk melihat perkembanganmasalah pasien dan sebagai dasar penentuan program lanjutan.

b. Program Lanjutansetelah melewati program rawat inap awar, seorang terpidana dapatmenjalani program rawat inap lanjutan ataupun program rawat jalan,tergantung pada derajat keparahan adiksinya sesuai dengan hasilasesmen lanjutan:

1. Program rawat inap lanjutan

Diberikan pada pasien dengan salah satu atau lebih kondisi dibawah ini:

a) pola penggunaan ketergantungan;b) belum menunjukkan stabilitas mental emosionai pada rawat

inap awal;c) mengalami komplikasi fisik d.an/atau psikiatrik; dan/ataud) pernah memiliki riwayat terapi rehabilitasi beberapa kali

sebelumnya.

2. Program rawat jalanDiberikan pada pasien dengan salah satu atau lebih kondisi dibawah ini:a) memiliki pola penggunaan yang sifatnya rekreasional;b) zat utarna yang digunakan adalah ganja atau amfetamin; atauc) zat utama yang digunakan adalah opioida, namun yang

bersangkutan tel.ah berada dalam masa pemulihan sebelumtersangkut tindak pidana, atau secara aktif menjaiani programterapi rumatan sebelumnya; .

d) berusia di bawah 18 tahun; dan/ataue) tidak mengalami komplikasi fisik dan/atau psikiatrik.

Page 10: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

-10-

Pasien yang mengikuti program lanjutan rawat jalan harusmeiakukan kontrol pada unit rawat jalan sarana rehabilitasi medisterpidana narkotika dengan frekuensi setidaknya 2 (dua) kariseminggu tergantung pada perkembangan kondisi pasien untukmemperoleh pelayanan intervensi psikososial, pencegahankekambuhan dan terapi medis sesuai kebutuhan serta menjalani tesurin secara berkala atau sewaktu-waktu.

c. Program Pasca Rawat

Jika pecandu telah melewati masa pidana rehabilitasinya, maka orangtersebut berhak untuk menjalani rehabilitasi sosiai dan programpengembalian ke masyarakat yang sesuai d.engan peraturanperundang-undangan yang berlaku. Sarana rehabilitasi medisterpidana narkotika diharapkan menjalin kerjasama dengan pantirehabilitasi sosial milik pemerintah atau masyarakat, atau denganLembaga swadaya Masyarakat (LSM) yang memberikan layanan pascarawat.

V. PROSEDUR PELAPORAN

a. Sarana rehabilitasi medis terpidana narkotika wajib melaporkaninformasi tentang pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaannarkotika yang menjalani program rehabilitasi medis di tempatnyamengikuti sistem Informasi Kesehatan Nasional yang berlaku

b. Apabila terjadi kond.isi khusus dimana pecandu, penyalahguna, dankorban penyalahgunaan narkotika yang menjalani program rehabiiitasimedis melarikan diri, tidak patuh pada terapi, melakukan kekerasanyang membahayakan nyawa orang lain atau melakukan pelanggaranhukum, maka rumah sakit penerima rehabilitasi medis terpidana wa,iibmemberikan laporan kepada pihak kejaksaan yang menyerahkan.

VI. PEMBIAYAAN

Pemerintah bertanggung jawab at4s pembiayaan:

a. Proses asesmen bagi tersangka atau terpidana yang dimasukan kedalam komponen klaim wajib lapor.

Page 11: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

-11-

b. Proses rehabilitasi medis bagi pecandu, penyalahguna, dan korbanpenyalahgunaan narkotika yang telah mendapatkan penetapan atauputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap untukmenjalani rehabilitasi medis. Rincian pembiayaan tersebut adalahsebagai berikut:

1. Asesmen dan penyusunan terapi, baik pada awal perawatan, ketikapasien menjalani rehabilitasi dan ketika selesai menjalanirehabilitasi. Besarnya biaya asesmen per pasien adalah sebesarRp 50.000,00 (Lima Puluh Ribu Rupiah) sebanyak maksimal tigatcali per tahun perawatan.

2. Paket rawat inap kelas 3 (tiga) sesuai pola tarif rumah sakit sebesarmaksimal Rp 4.000.000,00 (Empat Juta Rupiah) per bulan yangmencakup tarif kamar, asuhan keperawatan, visit dokter, konsuldokter spesialis, evaluasi psikologis, intervensi psikososial olehpsikolog/pekerja sosial/konselor adiksi (termasuk home visit).

3. Obat-obatan untuk pasi,en, menggunakarr obat generik dengankiiaran tagihan:

a) Tanpa komplikasi: maksimal sebesar RP 600.000,00 (EnamHttu; Ribu Rupiah) per bulan.

b) Dengan komplikasi fisik dan/atau psikiatrik: maksimal sebesar

Rp 1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah) ,per bulan.

4. Pemeriksaan urinalisis dengan rapid fest sesuai pola tarif rumahsakit sebesar aaksimal Rp 85.000,00 (Delapan Puluh Lima Ribu

Rupiah) per kali periksa. Urinalisis dap-at dilakukan paling banyak 3

(tiga) kali daiam satu periode perawatan.

5. pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain sebesar maksimal Rp

500.000,00 (Lima Ratus Ribu Rupiah) dalam satu periode

.perawatan.Apabila diperlukan tindakan pemeriksaan atau terapi lain di luar

program asesmen dan program rehabilitasi di atas, pembiayaan dapat

dibebankan kepada keluarga, institusi penegak hukum pemohon atau

mekanisme pembayaran lain yang ditanggung oleh pemerintah antara lain

jamkesmas dan jamkesda

Page 12: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

-L2-

VII. PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM

a. Pengajuan klaim hendaknya diiakukan setiap tiga bulan sekali.b. Pengajuan kiaim terakhir pada tahun berjalan paling lambat dilakukan

sebelum tanggal 5 Desember.c. Proses asesmen dan rehabilitasi medis yang dilakukan pada bulan

Desember tahun berjalan dapat diajukan klaimnya pada tahunberikutnya.

d. Klaim diajukan kepada Direktorat Bina Kesehatan Jiwa cq StrbDirektorat Napza, Rokok dan Alkohol, dengan alur sebagai berikut:

Klaim rehabmedis terpidanadari RS

Pencairan dana kerekening pihak III

(sarana rehabmedis terpidana)

Dikirim ke SubditNapza Dit BinaKesehatan Jiwa

Proses administrasipembuatan surat

perintah membayar(SPM) ke KPPN

Verifikasi olehtim Verifikator

J

PersetujuanPembayaranoleh PPK Dit

Keswa

.'+ +

.+ +-

Kelengkapan berkas untuk pengajuan klaim meliputi:

a. surat permohonan pengajuan klaim;b. kwitansi asli bermaterai fiumiah total klaim yang diajukan);c. foto copy NPWP sarana rehabilitasi medis terpidana narkotika;d. foto copy rekening koran sarana rehabilitasi medis terpidana narkotika;e. foto copy halaman depan rekening sarana rehabilitasi medis terpidana

narkotika;f. rekapitulasi penagihan pasien;g. Surat Perintah Tugas (SPT) bila pengajuan klaim diatas Rp

1 0.000.000,00 (sepuluh Juta Rupiah);h. Surat Perintah Kerja (SPK);

i. Foto copy surat penetapan atau putusan pengadilan yang memutuskanterpidana untuk menjalani rehabilitasi di tempat yang telah ditetapkan;

j. Foio copy hasil asesmen lengkap dan'rencana terapi;

Page 13: Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Dalam Proses atau yang Telah Diputus

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

-13-

Foto copy kartu berobat (kartu pasien);Foto copy resume tindakan yang diberikan pada pasien setiap bulannyayang masuk dalam cakupan pembiayaan Pemerintah sebagaimanatertera pada poin VII diatas.

VIII. PEMBAYARAN KLAiM

Klaim yarLg telah lolos verifikasi, diajukan oleh Sub Direktorat Napza,Rokok dan Alkohol kepada Kas Negara, dengan melampirkan SuratPerintah Kerja dan Surat Hasil Verifikasi. Pembayaran dilakukan langsungoleh Kas Negara kepada rekening sarana rehabilitasi medis terpidananarkotika, disertai dokumen SP2D. Salinan SP2D atas klaim yang telahdibayarkan akan dikirimkan oleh Subdit Napza kepada sarana rehabilitasimedis terpidana narkotika melalui fax atau email.

IX. UTILISASI DANA KLAIM

a. Penggunaan Dana klaim yang telah dibayarkan kepada saranarehabilitasi medis terpidana narkotika diatur sesuai dengan kebijakanmasing-masing rumah sakit/lembaga yang bertanggungjawab dan/ataukebijakan daerah

b. Dana klaim ini dialokasikan untuk 2 (dua) hal:- Jasa pelayanan tenaga kesehatan yang terlibat pada program

rehabilitasi medis- Pengadaan sarana/prasarana.

KESEHATANSIA,

k.1.

IAH MBOI