permasalahan kota balikpapan

1
Terkait Balikpapan, Ichsanuddin Noorsy mengingatkan, perlu mengantisipasi empat masalah. Yakni, konsumsi, perumahan (property), powerplant-listrik (sumber energy) dan air bersih. Saat ini, terang dia, Balikpapan menghadapi persoalan “buruknya” tata ruang dan musrenbang, semisal agenda pembangunan kawasan pelabuhan sebagai pintu distribusi. Tapi, di saat yang sama, pemerintah kota menyetujui masuknya pusat retail besar seperti Carfeour, Hypmermart dan lainnya. “Yang terjadi, pelaku UMKM lokal bakal terjepit. Ini diperparah belum jelasnya penataan kawasan industri. Padahal sudah banyak contoh seperti di Batam, karena gagal dalam penataan, maka kawasan industry bukannya menciptakan public benefit, tapi justru kekumuhan, banjir dan problem kota lainnya,” ucap dia. Karena itu, Balikpapan dinilainya perlu menciptakan intermodal transportasi terpadu, jika tidak ingin mengalami problem yang sama seperti Batam. “Makanya, wali kota Balikpapan kedepani, harus bisa sejalan dan memahami problem ini, karena beragam problem itu sejujurnya sudah terjadi di Balikpapan,” katanya. Ia mencatat, ada lima problem dampak kemajuan Balikpapan yang kini terjadi. Yakni, human trafficking yang ditandai makin banyaknya anak baru gede (ABG) yang menjual diri, kekumuhan kota, naiknya angka kejahatan, jadi salah satu tempat tujuan urbanisasi yang memicu masalah sosial seperti makin rendahnya disiplin sosial dan penegakan hukum yang mudah ditransaksikan, serta munculnya kecemasan baru di sebagian kalangan akibat kalah bersaing—akibat gagalnya pemerataan pembangunan.

Upload: muhammad-alidf

Post on 28-Aug-2015

82 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

deskripsi masalah kota balikpapan oleh ichsanoodin noorsy

TRANSCRIPT

Terkait Balikpapan, Ichsanuddin Noorsy mengingatkan, perlu mengantisipasi empat masalah. Yakni, konsumsi, perumahan (property), powerplant-listrik (sumber energy) dan air bersih. Saat ini, terang dia, Balikpapan menghadapi persoalan buruknya tata ruang dan musrenbang, semisal agenda pembangunan kawasan pelabuhan sebagai pintu distribusi. Tapi, di saat yang sama, pemerintah kota menyetujui masuknya pusat retail besar seperti Carfeour, Hypmermart dan lainnya. Yang terjadi, pelaku UMKM lokal bakal terjepit. Ini diperparah belum jelasnya penataan kawasan industri. Padahal sudah banyak contoh seperti di Batam, karena gagal dalam penataan, maka kawasan industry bukannya menciptakan public benefit, tapi justru kekumuhan, banjir dan problem kota lainnya, ucap dia.Karena itu, Balikpapan dinilainya perlu menciptakan intermodal transportasi terpadu, jika tidak ingin mengalami problem yang sama seperti Batam. Makanya, wali kota Balikpapan kedepani, harus bisa sejalan dan memahami problem ini, karena beragam problem itu sejujurnya sudah terjadi di Balikpapan, katanya.Ia mencatat, ada lima problem dampak kemajuan Balikpapan yang kini terjadi. Yakni, human trafficking yang ditandai makin banyaknya anak baru gede (ABG) yang menjual diri, kekumuhan kota, naiknya angka kejahatan, jadi salah satu tempat tujuan urbanisasi yang memicu masalah sosial seperti makin rendahnya disiplin sosial dan penegakan hukum yang mudah ditransaksikan, serta munculnya kecemasan baru di sebagian kalangan akibat kalah bersaingakibat gagalnya pemerataan pembangunan.