permasalahan kesehatan di indonesia kaitannya dengan program indonesia sehat

6
Permasalahan Kesehatan di Indonesia Kaitannya dengan Program Indonesia Sehat Oleh Anggita Oksyrana, 1206243192 Perencanaan pembangunan dewasa ini menggunakan teknik perencanaan sosial dalam bentuk Indek Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator pembangunan (Elfindri, 2004). Di dalam IPM terkandung tiga unsur utama pembangunan, yaitu (1) pendidikan, (2) kesehatan, dan (3) ekonomi, dalam Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi , Syafrizal (2008). Berdasarkan hal ini, kesehatan—sebagai salah satu komponen indikator pembangunan— merupakan aspek vital yang mengindikasikan ketercapaian pembangunan. Demi terwujudnya komponen kesehatan ini, pemerintah mencanangkan program yang disebut dengan Program Indonesia Sehat. Program Indonesia sehat adalah program yang dicanangkan untuk mengatasi pelbagai permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia. Tujuan umumnya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya [Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005 sampai 2025]. Menurut Blum (1974) dalam Electrical Sensitivity: Gangguan Kesehatan Akibat Radiasi Elektromagnetik (2005), derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh empat faktor, meliputi (1) lingkungan, (2) perilaku, (3) pelayanan kesehatan, dan (4) keturunan. Oleh karena itu, dalam RPJP-K 2005 sampai 2025, visi program Indonesia sehat juga mengarah pada faktor-faktor ini. Pertama, aspek lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif untuk mendukung tercapainya derajat kesehatan setinggi- tingginya. Kedua, aspek perilaku masyarakat yang diharapkan

Upload: anggita-oksyrana

Post on 19-Jun-2015

11.415 views

Category:

Health & Medicine


7 download

DESCRIPTION

Promosi Kesehatan-Masalah kesehatan di Indonesia kaitannya dengan program Indonesia Sehat.

TRANSCRIPT

Page 1: Permasalahan Kesehatan di Indonesia Kaitannya dengan Program Indonesia Sehat

Permasalahan Kesehatan di Indonesia Kaitannya dengan Program Indonesia Sehat

Oleh Anggita Oksyrana, 1206243192

Perencanaan pembangunan dewasa ini menggunakan teknik perencanaan sosial dalam

bentuk Indek Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator pembangunan (Elfindri, 2004).

Di dalam IPM terkandung tiga unsur utama pembangunan, yaitu (1) pendidikan, (2)

kesehatan, dan (3) ekonomi, dalam Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi, Syafrizal (2008).

Berdasarkan hal ini, kesehatan—sebagai salah satu komponen indikator pembangunan—

merupakan aspek vital yang mengindikasikan ketercapaian pembangunan. Demi terwujudnya

komponen kesehatan ini, pemerintah mencanangkan program yang disebut dengan Program

Indonesia Sehat.

Program Indonesia sehat adalah program yang dicanangkan untuk mengatasi pelbagai

permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia. Tujuan umumnya adalah untuk mewujudkan

masyarakat yang memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya [Rancangan Pembangunan

Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005 sampai 2025].

Menurut Blum (1974) dalam Electrical Sensitivity: Gangguan Kesehatan Akibat

Radiasi Elektromagnetik (2005), derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh empat faktor,

meliputi (1) lingkungan, (2) perilaku, (3) pelayanan kesehatan, dan (4) keturunan. Oleh

karena itu, dalam RPJP-K 2005 sampai 2025, visi program Indonesia sehat juga mengarah

pada faktor-faktor ini. Pertama, aspek lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang

kondusif untuk mendukung tercapainya derajat kesehatan setinggi-tingginya. Kedua, aspek

perilaku masyarakat yang diharapkan adalah perilaku sehat yang mampu memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah risiko penyakit. Ketiga, diharapkan masyarakat

memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh

jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan

dasar kesehatannya.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) menyebutkan bahwa tantangan pembangunan bidang kesehatan

yang dihadapi adalah permasalahan sebagai berikut.

1. Tingginya disparitas status kesehatan masyarakat

Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat, disparitas

status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-

pedesaan masih cukup tinggi (Bappenas, 2007). Masyarakat dengan tingkat kemampuan

ekonomi tinggi umumnya memiliki derajat kesehatan yang lebih tinggi daripada

Page 2: Permasalahan Kesehatan di Indonesia Kaitannya dengan Program Indonesia Sehat

masyarkat golongan ekonomi menengah ke bawah. Begitu pula dengan masyarakat

perkotaan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.

2. Rendahnya kemampuan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

Rendahnya kemampuan akses masyarakat ini berkaitan dengan tingkat kemampuan

ekonomi dan kawasan. Masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman dan memiliki

kemampuan ekonomi rendah umumnya mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas

pelayanan kesehatan karena lokasi unit pelayanan kesehatan yang berada di perkotaan

sehingga membutuhkan waktu dan biaya lebih untuk menjangkaunya.

3. Rendahnya upaya pencegahan dan perilaku sehat masyarakat

Masalah kesehatan masyarakat Indonesia sebenarnya dapat dicegah secara teoritis

atau diintervensi dengan upaya sederhana dan terjangkau, namun kenyataannya berbagai

masalah masih muncul akibat rendahnya pelayanan pencegahan kesehatan (Wilopo, 2006).

Rendahnya pelayanan pencegahan kesehatan ini disebabkan oleh rendahnya pendidikan

kesehatan yang diberikan praktisi kesehatan hingga mencapai berbagai tingkatan populasi

masyarakat. Kurangnya pendidikan kesehatan yang diterima masyarakat ini menyebabkan

masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang rendah sehingga perilakunya jauh dari

kategori perilaku sehat.

4. Masalah beban ganda penyakit

Beban penyakit ganda merupakan pola penyakit yang diderita oleh sebagian besar

masyarakat berupa paparan penyakit infeksi menular, dan pada waktu yang bersamaan

terjadi peningkatan penyakit tidak menular serta meningkatnya penyalahgunaan narkotik

dan obat-obat terlarang.

5. Rendahnya kualitas lingkungan

Sebagian masyarakat khususnya masyarakat pedalaman dan golongan ekonomi

rendah umumnya mengalami kesulitan akses air bersih dan sanitasi dasar (Depkes, 2007).

Hal ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat.

6. Rendahnya kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan

Hampir semua kabupaten/kota telah memiliki RS Pemerintah dan Puskesmas di

cakupan wilayah lebih rendah, namun kualitas pelayanannya sebagian besar masih rendah,

sehingga banyak masyarakat kurang puas terhadap mutu pelayanan RS maupun

Puskesmas. Ketidakpuasan terutama disebabkan oleh lambatnya pelayanan, kesulitan

administrasi, dan lamanya waktu tunggu (Depkes, 2008).

Page 3: Permasalahan Kesehatan di Indonesia Kaitannya dengan Program Indonesia Sehat

7. Ketidakmerataan penyebaran tenaga kesehatan

Ketidakmerataan penyebaran tenaga kesehatan juga merupakan salah satu masalah

yang dihadapi pembangunan bidang kesehatan. Sebagian besar tenaga kesehatan misalnya

dokter umum (seperti dalam grafik) terpusat di kota besar. Hal ini menyebabkan kualitas

pelayanan kesehatan juga tidak merata antara di kota besar dan di daerah.

Permasalahan tersebut di atas merupakan pemicu kurang terkontrolnya penyebaran

penyakit di Indonesia. Berbagai penyakit yang dominan terjadi di Indonesia meliputi,

penyakit jantung koroner, diabetes, stroke, TBC, penyakit bayi baru lahir, gagal ginjal,

diare, kanker, depresi, dan hepatitis (WHO, 2010). Penyakit-penyakit tersebut merupakan

penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan, diare ternyata merupakan penyebab

kematian kedua utama pada anak di Indonesia (Kartina, 2010). Oleh karena itu, diperlukan

adanya program promosi kesehatan yang memberikan penyuluhan mengenai upaya-upaya

preventif untuk mencegah penyebaran diare di masyarakat.

Page 4: Permasalahan Kesehatan di Indonesia Kaitannya dengan Program Indonesia Sehat

Referensi:

Anies. (2005). Electrical Sensitivity: Gangguan Kesehatan Akibat Radiasi Elektromagnetik.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Chandra, Budiman. (2005). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Depkes RI. (2009). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan. Jakarta.

Kartina, Irna. (2010). Diare Penyebab Kedua Terbesar Kematian Anak Indonesia, Diare

Dapat Diobati dengan Air Perasan Sawo Mentah. Diakses dari

http://www.umy.ac.id/diare-penyebab-kedua-terbesar-kematian-anak-indonesia-diare-

dapat-diobati-dengan-air-perasan-sawo-mentah.html pada Rabu, 9 Oktober 2013 Pukul

22.54.

Kurniati, Anna, dan Ferry Efendi. (2012). Kajian SDM Kesehatan di Indonesia. Jakarta:

Salemba Medika.

Menkes RI. (2013). Pembangunan di Indonesia 2012-2014. Jakarta.

Syafrizal. (2008). Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Baduose Media.