perlu tidaknya hipotesis dalam penelitian tidnakan kelas
TRANSCRIPT
Analisis Mengenai Perlu Tidaknya Hipotesis dalam Penelitian Tidnakan Kelas
1. Pengertian hipotesis
Setelah peneliti selesai dalam menyususn landasan teori, seorang peneliti bisanya akan
sampai pada kesimpulan tentang permasalahan penelitian. Bertolak dari apa yang telah dilakukan
dalam mencari landasan teori, para peneliti akan mempunyai tiga peluang dalam memberikan
jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitiannya. Apakah peneliti sudah
mempunyai arah jawaban yang pasti baik secara positif maupun secara negatif terhadap
permasalahan masalah. Apakah belum mempunyai jawaban atas permasalahan tersebut.
Dalam buku yang berjudul Metodologi Penelitian Pendidikan karya Sukardi (2009)
menjelaskan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
yang masih bersifat teoritis. Dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau
dites dengan data yang berasal dari lapangan. Hipotesis sangat penting peranannya karena dapat
menunjukan harapan dari peneliti yang direfleksikan dalam hubungan ubahan atau variabel
dalam permasalahan penelitian.
Oleh karena itu, hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti terjun ke lapangan
mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis harus dilakukan sebelum melakukan
penelitian di lapangan, ada dua alasan yang mendasarinya adalah (Sukardi, 2009:41):
a. Hipotesisi yang baik menunjukan bahwa penelitian mempunyai ilmu pengetahuan
yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.
b. Bahwa dengan hipotesis dapat membrikan arah dan petunjuk tentang pengambilan
data dan proses interpretasi.
Pada umumnya hipotesis digunakan dalam berbagai macam penelitian dan biasanya
digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, hipotesis berfungsi sebagai pedoman kerja. Meskipun demikian, tak semua penelitian
kuantitaif harus berorientasikan hipotesis. Salah satu contohnya adalah penelitian eksploratif
yang hanya mempelajari gejala-gejala sebanyak-banyaknya.
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas
Penilitian tindakan seperti yang dikemukaakan oleh Kemmis (1983) dalam Wiraatmadja
(2008) merupakan sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai
situasi sosial tertentu (termsauk pendidikan) untuk meningkatakan rasionalitas kegiatan
pendidikan mereka, pemahaman mengenai kegiatan kegiatan praktek pendidikan, dan situasi
yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek itu. Jadi, Penelitian tindakan kelas
disimpulkan sebagai upaya usaha guru untuk mengoraganisasikan kondisi praktek pembelajaran,
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Sehingga mereka dapat mencoba gagasan perbaikan
dalam praktek pembelajaran dan melihat pengaruh dari upaya itu.
Hubungannya dengan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas adalah ketika seorang
guru melakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki
proses pembelajaran di kelas dan dalam hal ini penelitian tindakan kelas bisa dilakukan dengan
pendekatan kualaitatif dan kuantitatif, namun penulis lebih condong melihat penelitian tindakan
kelas sebagai penelitian kualitatif.
Menurut Rochiati bahwa hipotesis lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif, namun
para pakar penelitian kualitatif ada juga yang menggunakan hipotetsis, seperti Elliot dengan
istilah hipotesis diagnostic sebagai hipotesis yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengdiagnosis permasalahan yang timbul pada saat proses penelitian, dalam hal ini bisa
digunakan sebagai pengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran dan pemecahannya.
Dari pemaparan diatas menurut kami, dalam penelitian tindakan kelas, diperlukan juga
hipotesisi sebagai jawaban sementara, sebagai identifikasi masalah yang ada serta
penyelesaiannya, dan berfungsi juga sebagai pegangan atau langkah-langkah dalam penelitian.
Namun kami pun ragu ketika kita kembali memahami tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu
untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran sehingga hipotesis yang
dibuat oleh si peneliti pasti akan bersifat mendukung dan membenarkan penelitian yang sedang
dia teliti. Contoh hipotesis dalam penelitian tindakan kelas adalah : “penerapan metode
cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan minat belajar siswa” atau “dengan
menggunakan metode pembelajaran tipe jigsaw akan berpengaruh terhadap peningkatan minat
belajar siswa” sehingga menurut kami, hipotesisi dalam penelitian tindakan kelas akan bisa
diketahui dengan kita membaca judul penelitiannya tersebut, karena dari judul penelitian
tindakan kelas akan terlihat apa variabelnya dan bagaimana hipotesisnya, sehingga kaloupun
dalam suatu penelitian tindakan kelas, seorang peneliti tidak menggunakan atau tidak
mencantumkan hipotesisi, menurut saya tidak apa-apa, mungkin si peneliti tersebut telah
memahami tujuan dari penelitian tindakan kelas yang ia lakukan.
Jadi menurut pendapat kami hipotesisi dalam penelitian tidakan kelas tidak begitu
diperlukan, karena hipotesis yang pasti dibuat si peneliti dalam melakukan penelitian tindakan
kelas, akan sejalan dengan metode atau variable control yang peneliti buat, sehingga peneliti
pasti telah memprediksikan bahwa metode dan variable yang digunakan akan berhubungan
dengan variable bebas, sehingga hipotesis yang dibuat si peneliti akan benar, karena dalam PTK
pemilihan variable Kontrol akan sangat menentukan sehingga tidak mungkin seorang peneliti
PTK menggunakan variable yang salah untuk mendapatkan hipotesisi yang berbeda.
Kesimpulannya, menurut kami, dalam penelitian tindakan kelas tidak diperlukan
hipotesis yang tertulis, namun secara tersirat hipotesii tersebut pasti ada namun setiap orang akan
mengerti dengan hipotesis pada penelitian tindakan kelas.
Sumber Literatur:
Arikunto, Suharsimin. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Jakarta|:
Rineka Citra.
Margono. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Citra.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Bandung:
Bumi Aksara.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.