perlu tidaknya hipotesis dalam penelitian tidnakan kelas

5
Analisis Mengenai Perlu Tidaknya Hipotesis dalam Penelitian Tidnakan Kelas 1. Pengertian hipotesis Setelah peneliti selesai dalam menyususn landasan teori, seorang peneliti bisanya akan sampai pada kesimpulan tentang permasalahan penelitian. Bertolak dari apa yang telah dilakukan dalam mencari landasan teori, para peneliti akan mempunyai tiga peluang dalam memberikan jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitiannya. Apakah peneliti sudah mempunyai arah jawaban yang pasti baik secara positif maupun secara negatif terhadap permasalahan masalah. Apakah belum mempunyai jawaban atas permasalahan tersebut. Dalam buku yang berjudul Metodologi Penelitian Pendidikan karya Sukardi (2009) menjelaskan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang masih bersifat teoritis. Dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau dites dengan data yang berasal dari lapangan. Hipotesis sangat penting peranannya karena dapat menunjukan harapan dari peneliti yang direfleksikan dalam hubungan ubahan atau variabel dalam permasalahan penelitian. Oleh karena itu, hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti terjun ke lapangan mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis harus dilakukan sebelum melakukan penelitian di lapangan, ada dua alasan yang mendasarinya adalah (Sukardi, 2009:41):

Upload: elin-geuyizz

Post on 26-Jun-2015

1.311 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perlu Tidaknya Hipotesis Dalam Penelitian Tidnakan Kelas

Analisis Mengenai Perlu Tidaknya Hipotesis dalam Penelitian Tidnakan Kelas

1. Pengertian hipotesis

Setelah peneliti selesai dalam menyususn landasan teori, seorang peneliti bisanya akan

sampai pada kesimpulan tentang permasalahan penelitian. Bertolak dari apa yang telah dilakukan

dalam mencari landasan teori, para peneliti akan mempunyai tiga peluang dalam memberikan

jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitiannya. Apakah peneliti sudah

mempunyai arah jawaban yang pasti baik secara positif maupun secara negatif terhadap

permasalahan masalah. Apakah belum mempunyai jawaban atas permasalahan tersebut.

Dalam buku yang berjudul Metodologi Penelitian Pendidikan karya Sukardi (2009)

menjelaskan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang masih bersifat teoritis. Dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau

dites dengan data yang berasal dari lapangan. Hipotesis sangat penting peranannya karena dapat

menunjukan harapan dari peneliti yang direfleksikan dalam hubungan ubahan atau variabel

dalam permasalahan penelitian.

Oleh karena itu, hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti terjun ke lapangan

mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis harus dilakukan sebelum melakukan

penelitian di lapangan, ada dua alasan yang mendasarinya adalah (Sukardi, 2009:41):

a. Hipotesisi yang baik menunjukan bahwa penelitian mempunyai ilmu pengetahuan

yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.

b. Bahwa dengan hipotesis dapat membrikan arah dan petunjuk tentang pengambilan

data dan proses interpretasi.

Pada umumnya hipotesis digunakan dalam berbagai macam penelitian dan biasanya

digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian

kuantitatif, hipotesis berfungsi sebagai pedoman kerja. Meskipun demikian, tak semua penelitian

kuantitaif harus berorientasikan hipotesis. Salah satu contohnya adalah penelitian eksploratif

yang hanya mempelajari gejala-gejala sebanyak-banyaknya.

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas

Penilitian tindakan seperti yang dikemukaakan oleh Kemmis (1983) dalam Wiraatmadja

(2008) merupakan sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai

situasi sosial tertentu (termsauk pendidikan) untuk meningkatakan rasionalitas kegiatan

pendidikan mereka, pemahaman mengenai kegiatan kegiatan praktek pendidikan, dan situasi

Page 2: Perlu Tidaknya Hipotesis Dalam Penelitian Tidnakan Kelas

yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek itu. Jadi, Penelitian tindakan kelas

disimpulkan sebagai upaya usaha guru untuk mengoraganisasikan kondisi praktek pembelajaran,

dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Sehingga mereka dapat mencoba gagasan perbaikan

dalam praktek pembelajaran dan melihat pengaruh dari upaya itu.

Hubungannya dengan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas adalah ketika seorang

guru melakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki

proses pembelajaran di kelas dan dalam hal ini penelitian tindakan kelas bisa dilakukan dengan

pendekatan kualaitatif dan kuantitatif, namun penulis lebih condong melihat penelitian tindakan

kelas sebagai penelitian kualitatif.

Menurut Rochiati bahwa hipotesis lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif, namun

para pakar penelitian kualitatif ada juga yang menggunakan hipotetsis, seperti Elliot dengan

istilah hipotesis diagnostic sebagai hipotesis yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan

mengdiagnosis permasalahan yang timbul pada saat proses penelitian, dalam hal ini bisa

digunakan sebagai pengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran dan pemecahannya.

Dari pemaparan diatas menurut kami, dalam penelitian tindakan kelas, diperlukan juga

hipotesisi sebagai jawaban sementara, sebagai identifikasi masalah yang ada serta

penyelesaiannya, dan berfungsi juga sebagai pegangan atau langkah-langkah dalam penelitian.

Namun kami pun ragu ketika kita kembali memahami tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu

untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran sehingga hipotesis yang

dibuat oleh si peneliti pasti akan bersifat mendukung dan membenarkan penelitian yang sedang

dia teliti. Contoh hipotesis dalam penelitian tindakan kelas adalah : “penerapan metode

cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan minat belajar siswa” atau “dengan

menggunakan metode pembelajaran tipe jigsaw akan berpengaruh terhadap peningkatan minat

belajar siswa” sehingga menurut kami, hipotesisi dalam penelitian tindakan kelas akan bisa

diketahui dengan kita membaca judul penelitiannya tersebut, karena dari judul penelitian

tindakan kelas akan terlihat apa variabelnya dan bagaimana hipotesisnya, sehingga kaloupun

dalam suatu penelitian tindakan kelas, seorang peneliti tidak menggunakan atau tidak

mencantumkan hipotesisi, menurut saya tidak apa-apa, mungkin si peneliti tersebut telah

memahami tujuan dari penelitian tindakan kelas yang ia lakukan.

Jadi menurut pendapat kami hipotesisi dalam penelitian tidakan kelas tidak begitu

diperlukan, karena hipotesis yang pasti dibuat si peneliti dalam melakukan penelitian tindakan

Page 3: Perlu Tidaknya Hipotesis Dalam Penelitian Tidnakan Kelas

kelas, akan sejalan dengan metode atau variable control yang peneliti buat, sehingga peneliti

pasti telah memprediksikan bahwa metode dan variable yang digunakan akan berhubungan

dengan variable bebas, sehingga hipotesis yang dibuat si peneliti akan benar, karena dalam PTK

pemilihan variable Kontrol akan sangat menentukan sehingga tidak mungkin seorang peneliti

PTK menggunakan variable yang salah untuk mendapatkan hipotesisi yang berbeda.

Kesimpulannya, menurut kami, dalam penelitian tindakan kelas tidak diperlukan

hipotesis yang tertulis, namun secara tersirat hipotesii tersebut pasti ada namun setiap orang akan

mengerti dengan hipotesis pada penelitian tindakan kelas.

Sumber Literatur:

Arikunto, Suharsimin. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Jakarta|:

Rineka Citra.

Margono. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Citra.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Bandung:

Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Rosdakarya.