perlindungan merek terkenal -...

225

Upload: duonghuong

Post on 15-Feb-2018

285 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,
Page 2: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

PERLINDUNGAN MEREK TERKENALSEBAGAI ASET PERUSAHAAN

OlehSyprianus Aristeus, S.H., M.H.

BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONALKEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

JAKARTA, 2010

Buku No. 6

Page 3: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,
Page 4: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

PERLINDUNGAN MEREK TERKENALSEBAGAI ASET PERUSAHAAN

Page 5: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Perlindungan Merek Terkenal Sebagai Aset Perusahaan

Aristeus, Syprianus

Perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan/oleh SyprianusAristeus; editor Mugiyati; Sutriya; Badan Pembinaan Hukum Nasional.Jakarta: Badan [tsb.], 2010

xiv, 209 hlm.; 21 cm

ISBN 978-602-8815-03-1

EditorMugiyati, S.H., M.H.Sutriya

Terbit Tahun 2010

Diterbitkan OlehBadan Pembinaan Hukum NasionalKementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RIJalan Mayjen Sutoyo – CililitanTelepon (021) 8091908, 8002192Faksimile (021) 80871742Jakarta Timur 13640

iv

Page 6: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

KATA PENGANTAR

Perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan di Indone-sia adalah upaya untuk memberikan kenyamanan kepada pemilik mereksesuai dengan hukum yang berlaku, sehingga aset tersebut tidak dilakukanpembajakan, pemalsuan, oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

Dalam menghadapi era globalisasi saat ini, masuknya barang-barang produk impor dengan kualitas merek terkenal akan membanjiriIndonesia, oleh sebab itu penindakan terhadap pelaku pelanggaranharus dapat diterapkan oleh petugas, agar Indonesia tidak menjadisorotan internasional dalam hal pembajakan suatu merek terkenal.

Sehubungan dengan hal tersebut Badan Pembinaan Hukum Nasionaltelah melakukan penulisan karya ilmiah berjudul “Perlindungan MerekTerkenal Sebagai Aset Perusahaan” oleh Syprianus Aristeus, S.H.,M.H. Karya ilmiah ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmanaperlindungan merek terkenal dalam hukum Indonesia, dan memperolehgagasan pemikiran untuk memperbaharui undang-undang merek Indo-nesia (UU No. 15 Tahun 2001).

Penerbitan karya ilmiah ini dimaksudkan untuk memperluas wawasanmasyarakat yang mempunyai perhatian di bidang hukum merek.Selanjutnya diharapkan menambah pemikiran dalam pembangunan hukumnasional.

Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada Sdr. SyprianusAristeus, S.H., M.H., yang sudah bekerja keras menyusun naskah inidan semua pihak yang membantu sehingga buku ini dapat diterbitkan.

Jakarta, Juni 2010

Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional

Prof. Dr. Ahmad M. Ramli, S.H., M.H., FCBArb.

v

Page 7: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

vi

Page 8: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa, karena dengan bimbingan-Nya, maka penulis karya ilmiah denganjudul “Perlindungan Merek Terkenal Sebagai Aset Perusahaan” dapatdiselesaikan, walaupun diketahui masih terdapat sebagian kekuranganmengenai materi penulisan ini, oleh sebab itu kritik dan saran sertamasukan dari pembaca sangat diharapkan, sehingga di kemudian haripenulis dapat merubah/menambah materi dari penulisan ini.

Hormat saya

Penulis,

Syprianus Aristeus, S.H., M.H.

vii

Page 9: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

viii

Page 10: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

ABSTRAK

Merek dagang dapat berarti suatu aset Property and Omzetpenjualan. Bagi seorang pengusaha, suatu merek dagang diartikansebagai suatu prestise atau harga diri atau bahkan kedudukan. Seiringdengan kemajuan teknologi khusus internet, maka suatu merek terkenaldapat online-kan dari negara satu ke negara lainnya untuk melakukanpromosi. Merek dagang telah berkembang menjadi hak-hak yang dapatdilindungi dengan pengertian tidaklah adil menyamakan barang milikseseorang dengan milik orang lain. Seiring dengan percepatan intensitaskegiatan ekonomi dan perdagangan baik dalam skala nasional maupundalam kerangka regional dan internasional, teknologi informatika hadirdengan terobosan baru yang merupakan sinergi dari kekuatan teknologikomunikasi dan informatika (telematika). Hal ini ditandai dengan 2(dua) Trend pertumbuhan yang berlangsung sangat cepat dan dinamisyaitu globalisasi ekonomi dan inovasi teknologi yang memiliki pengaruhyang sangat besar terhadap struktur dan cara-cara bisnis yang dilakukan.Bagaimanapun inovasi dalam teknologi yang merupakan karya intelektualmanusia harus dihargai dan dihormati. Oleh karena itu tujuan dariperaturan perundang-undangan di bidang hak atas kekayaan intelektualmenjadi sangat penting untuk memajukan pertumbuhan ekonomi suatunegara. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perusahaan terhadap Undang-Undang Merek seiring dengan diratifikasinya World Trade Organiza-tion (WTO).

Pelanggaran merek, khususnya merek terkenal asing sudah menjadihal umum di mana orang Indonesia ironisnya mulai menciptakan profesibaru yaitu sebagai pedagang merek dan pembajak merek. Cara praktikmereka dijelaskan dalam sebuah artikel di majalah mingguan “Tempo”pada tahun 1992. Selain membajak merek lokal, pedagang merek inisering beroperasi dengan mencari jurnal asing yang diimpor yangmemuat merek dagang yang memiliki potensi di masa depan dalampemasaran di Indonesia. Setelah itu mereka mendaftarkan merek tersebut

ix

Page 11: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dengan tujuan akan dibeli kembali oleh pemilik asing sesungguhnyasaat perusahaan asing tersebut mengembangkan usahanya di Indone-sia. Sebagian besar pemilik merek asing cenderung lebih memilihmembeli kembali daripada menjalani proses pengadilan yang panjangdi Indonesia tanpa hasil yang pasti. Dalam kasus di mana pedagangmerek benar-benar memproduksi suatu barang yang memiliki hak atasmerek, pemilik merek asing juga sering menawarkan lisensi kepadapembajak merek tersebut.

Dunia sekarang ini dilihat sebagai pasar untuk produk dari berbagaiperusahaan pemilik merek dan jasa. Perkembangan dan tata niagayang bersifat dunia ini telah menimbulkan berbagai persoalan, khususnyamengenai ketentuan untuk memberikan perlindungan terhadap merekterkenal dan kriteria apakah yang dapat dipergunakan untuk menentukanketerkenalan suatu merek. Tidaklah mengherankan oleh karenanya bahwaWorld Intellectual Property Organization (WIPO) telah menyatakandalam memorandumnya beberapa waktu lalu bahwa: “National Trade-mark Offices are often unfronted with the problem that so-called‘trademark pirates’ apply for the registration marks ahead in time ofthe true owners”. Alasannya, yaitu bahwa berbagai perusahaan pemilikmerek yang memiliki merek terkenal seringkali menganggap bahwamereka masih belum berada dalam posisi untuk memperluas kegiatanbisnis mereka atas merek yang bersangkutan dan mereka juga belummemperoleh pendaftaran bagi merek mereka di seluruh wilayah. Bahkanberbagai merek yang paling terkenal tidak selalu di pergunakan disetiap negara manapun dan adalah tidak mungkin untuk mendaftarkandan mempertahankan pendaftaran merek dalam semua kelas internasionaldi seluruh wilayah. Demikian pula, seringkali terjadi pemilik merektelah mengajukan permohonan untuk mendaftarkan tetapi terhambatoleh lamanya proses resmi yang berkenaan dengan pendaftaran mereksebelum merek tersebut dapat dikabulkan. Sementara itu pembajakmerek mungkin telah mengambil jalan pintas untuk meraup keuntunganpemilik merek sesungguhnya yaitu dengan menjadi pihak yang pertamakali pemakai merek yang sama.

x

Page 12: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Demi persetujuan TRIPs menentukan definisi yang seragam mengenaimerek (tidak diatur dalam Konvensi Paris) yang terdapat dalam ketentuanPasal 15 ayat (1) persetujuan TRIPs. Berdasarkan persetujuan TRIPs,perbedaan (daya pembeda) adalah satu-satunya kondisi substansif bagiperlindungan merek. Penolakan berdasarkan alasan-alasan tidak adanyadaya pembeda adalah batu ujian bagi perlindungan menurut PersetujuanTRIPs dan sebagai tambahan terhadap ketentuan Pasal 15 ayat (1),yaitu ketentuan Pasal 15 ayat (3) persetujuan TRIPs. Penolakanperlindungan juga diperbolehkan sepanjang alasan-alasan terhadappenolakan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam KonvensiParis.

Landasan hukum perlindungan merek terkenal telah lama diaturdalam Konvensi Paris, ketentuan Pasal 6 bis, Konvensi Paris tidakmemberikan definisi apapun atau kriteria mengenai merek yangdikualifikasikan sebagai merek terkenal.

Persetujuan TRIPs telah menentukan standar-standar minimumperlindungan bagi negara-negara anggota WTO di bidang HKI. Terutamayang penting yaitu dengan ditetapkannya 2 (dua) prinsip pokok, yaituNational Treatment (NT) dan Most Favoured Nation Treatment (MFNT).Ketentuan yang relevan mengenai perlindungan merek terkenal adalahPasal 16 ayat (2) dan ayat (3) Persetujuan TRIPs. Kedua pasal tersebutmenggabungkan penerapan mengenai perubahan-perubahan penting yangsudah dilakukan terhadap Pasal 6 bis Konvensi Paris. WalaupunPersetujuan TRIPs telah memperkenalkan 2 (dua) indikasi untukmengevaluasi merek-merek terkenal, namun belum terdapat definisiyang tepat mengenai apa yang dimaksud dengan merek terkenal.

Pasal 16 ayat (2) Persetujuan TRIPs memperluas perlindunganyang diatur dalam Pasal 6 bis Konvensi Paris bagi merek jasa terkenal(lihat Pasal 16 Trademark Law Treaty/TLT, 27 Oktober 1994). Pasal16 ayat (3) Persetujuan TRIPs mengatur bentuk perlindungan bagipara pemilik merek terkenal yang diperluas hingga menjangkau merek-merek terkenal yang terdaftar.

xi

Page 13: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Lemahnya perlindungan merek terkenal di Indonesia saat ini adalahakibat dari lemahnya “Law Enforcement” dan budaya masyarakatIndonesia yang lebih menyukai menggunakan merek asing tetapi“PALSU” sebab harganya murah dan dapat dijangkau, serta tidakmengetahui bahwa merek mempunyai nilai “EKONOMIS”.

xii

Page 14: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

KATA PENGANTAR ...........................................................

ABSTRAK .........................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................

A. Latar Belakang Masalah ........................................

B. Rumusan Masalah ..................................................

C. Tujuan Penelitian ....................................................

D. Kegunaan Penelitian ...............................................

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual ........................

F. Sistematika Penulisan .............................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................

A. Sejarah Lahirnya Merek ........................................

B. Perkembangan Merek di Indonesia .......................

C. Perlindungan Merek Terkenal Di Indonesia .........

D. Hak Atas Kekayaan Intelektual (IntellectualProperty Right) Merek Sebagai AsetPerusahaan ..............................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................

A. Populasi dan Sampel ..............................................

B. Bahan atau Materi Penelitian ................................

C. Alat Pengumpulan Data .........................................

D. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

DAFTAR ISI

Halaman

v

ix

xiii

1

1

21

23

24

24

57

59

59

87

114

118

123

123

124

125

127

xiii

Page 15: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

127

129

129

157

160

199

199

201

203

E. Cara Analisis Data .................................................

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERLINDUNGANMEREK TERKENAL SEBAGAI ASETPERUSAHAAN ......................................................

A. Perlindungan Hukum Pemegang HakMerek di Indonesia ...............................................

B. Kelemahan Hukum dan PenegakanHukum di Indonesia ...............................................

C. Efektifitas Terhadap Perlindungan HakMerek di Indonesia .................................................

BAB V PENUTUP...............................................................

A. Kesimpulan .............................................................

B. Saran .......................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................

xiv

Page 16: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Arus globalisasi yang begitu deras disertai dengan kemajuanteknologi komunikasi yang pesat telah menyebabkan hubungan antarnegara dan masyarakatnya semakin dekat, saling bergantung (interde-pendency) dan saling mempengaruhi sehingga seolah tercipta suatudunia tanpa batas atau bordeless world,1 istilah yang dipergunakanoleh pakar manajemen strategi Kenichi Ohmae yang menggambarkanbatas politis suatu negara bangsa tetap ada. Akan tetapi, sebagaikonsekuensinya kemudian terjadi reposisi peran negara bangsa,sebagaimana telah disebutkan di atas. Keadaan tersebut digambarkanoleh Kenichi Ohmae dengan menyebut dunia abad ke-21 sebagai bordelessworld (dunia tanpa batas) dengan menyatakan:

“They may lie within or across the borders of nation state. Thisdoes not matter. It is the irrelevant result of historical accident.What defined them is not the location of their political bordersbut the fact that they right size and scale to be the true, naturalbusiness units in today’s global economy. Theirs are the bordersand the connections-that matter in a matter in a borderlessworld”.2

Apapun pengertian, definisi dan motor penggerak globalisasi,Marzuki Usman3 berpendapat bahwa pasar bebas atau globalisasiatau era kesejagatan bagi Indonesia sudah merupakan suatu hal yangpasti karena Indonesia merupakan salah satu negara pendiri dari World

1 Kenichi Ohmae, 1995, The End of the Nation State: The Rise of Regional Econo-mies, London, Harper Collins. hlm. 60.

2 Ibid, hlm. 5.3 Marzuki Usman, 2001, Globalisasi Krisis Ekonomi dan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan,

Penyunting M. Thoha, (Jakarta: Pustaka Quantum), hlm. 8.

1

Page 17: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Trade Organization (WTO) yaitu dengan ditandatangani perjanjianWTO pada bulan November 1994. Hakikat daripada perjanjian ituialah dunia akan menuju kepada pasar bebas paling lambat sebelumtahun 2020 yang meliputi:4

a. Bebas keluar masuk barang apa saja yang melewati tapal batasnegara, dalam arti tarif/bea masuk menjadi nol. Untuk itu setiapnegara angota WTO harus menyampaikan “schedule ofconcession” atau jadwal konsesi yang berisi tawaran penurunanbea masuk secara bertahap mulai dari angka-angka tertentu padatahun 1995 menjadi nol sebelum tahun 2020. Dengan demikianmulai tahun 2020 dan seterusnya, perdagangan barang antar negaramenjadi bebas tanpa hambatan kecuali barang-barang yang haramseperti narkoba.

b. Bebas keluar masuk jasa-jasa melewati tapal batas negara dalamarti bahwa setiap jasa apa saja akan bebas diperdagangkan mulaitahun 2020 dan seterusnya. Untuk itu setiap negara angota WTOharus menyampaikan “schedule of commitment”, yaitu berupatawaran jasa-jasa apa saja yang akan dibebaskan keluar masukdan dengan tingkat pembebasan yang bertahap, yakni mulai dariseratus persen tidak bebas, kemudian menjadi bebas sama sekali,sebelum tahun 2020. Di bidang perdagangan jasa ini biasanyadilakukan melalui empat modality yaitu:5

1. Perdagangan jasa secara bebas melintasi tapal batas negara(cross horder).

2. Perdagangan jasa yang membolehkan si pemakai jasa secarabebas membelinya dari negara lain (luar negeri) atau dikenalsebagai “consumption abroad”.

3. Perdagangan jasa yang membolehkan kehadiran pemasok jasadari luar negeri di negara tuan rumah (commercialpresence).

4 Ibid, hlm. 9.5 Marzuki Usman, 2001, Globalisasi Krisis Ekonomi dan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan,

Penyunting M. Thoha, (Jakarta: Pustaka Quantum), hlm. 9.

2

Page 18: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

4. Perdagangan jasa yang membolehkan kehadiran tenaga kerjadari luar negeri di negara tuan rumah (presence of naturalperson).

c. Bebas keluar masuk uang dan modal melewati tapal batas negara.Konkretnya investasi langsung (foreign direct investment), daninvestasi portofolio melalui pasar uang dan pasar modal adalahbebas seratus persen mulai dari tahun 2020 dan seterusnya.

d. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan Intellectual PropertyRight diakui oleh seluruh anggota negara anggota WTO.

Di dalam pasar bebas itu patut juga dicatat bahwa ada dua prinsipdasar yang dianut, yaitu:6

a. Market Access/akses terhadap pasar dibuka seluas-luasnya sampaitidak ada lagi pembatasan dan halangan bagi setiap pelaku ekonomiuntuk keluar masuk tapal batas negara anggota WTO.

b. National Treatment/Perlakuan Nasional artinya kepada setiap pelakuekonomi yang berkiprah di negara tuan rumah haruslah diperlakukansecara adil sebagaimana perlakuan yang diberikan kepada pelakuekonomi nasional dalam negeri.

Memasuki milenium baru, HKI menjadi isu yang sangat pentingyang selalu mendapat perhatian, baik dalam forum nasional maupuninternasional. Dimasukkannya Persetujuan TRIPs dalam paket persetujuanWTO di tahun 1994 menandakan dimulainya era baru perkembanganHKI di seluruh dunia. Pada saat ini permasalahan HKI tidak dapatdilepaskan dari dunia perdagangan dan investasi, dan pentingnya HKIdalam pembangunan ekonomi serta perdagangan telah memacudimulainya era baru pembangunan ekonomi yang berdasar ilmupengetahuan.

6 Taryana Sunandar, 1996, Perkembangan Hukum Perdagangan Internasional dariGATT 1947 sampai Terbentuknya WTO (World Trade Organization), (Jakarta: BPHNDepartemen Kehakiman, hlm. 23-24.

3

Page 19: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Indonesia terlibat di dalam ekonomi global di mana HKI menjadikomoditi yang sangat berharga, dan aspek-aspek dagang yangberhubungan dengan HKI diatur dalam konvensi-konvensi internasional.Persetujuan TRIPs harus dipandang sebagai instrumen kebijakan yangbertujuan untuk membantu menyelesaikan perselisihan perdaganganmengenai HKI dan meningkatkan pemanfaatan sistem HKI yang produktifbagi keuntungan ekonomi dan sosial. Nilai utama dari sistem HKIadalah kontribusinya terhadap tujuan ekonomi nasional. Dengan demikian,Persetujuan TRIPs dimaksudkan untuk memaksimalkan konstribusisistem HKI terhadap pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan daninvestasi. Standar HKI yang berbeda atau tidak harmonis, atau standaryang tidak jelas, tidak transparan atau tidak teratur, dapat mengurangikepercayaan dan menciptakan biaya tersembunyi, menghalangiperdagangan dan investasi yang kaya akan teknologi produktif.7

Dengan diratifikasinya Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994,terdapat lima langkah strategis dalam rangka penyesuaian sistem hukumHKI nasional, yaitu:8

1. Legislasi dan konvensi internasional: merevisi atau mengubahperaturan perundang-undangan yang telah ada di bidang HKI danmempersiapkan peraturan perundang-undangan yang baru di bidangHKI, seperti Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu,dan Rahasia Dagang; juga mempersiapkan penyertaan Indonesiadalam Konvensi-konvensi internasional.

2. Administrasi: menyempurnakan sistem administrasi pengelolaanHKI dengan misi memberikan perlindungan hukum danmenggalakkan pengembangan karya-karya intelektual.

3. Kerja sama: meningkatkan kerja sama terutama dengan pihakluar negeri.

7 Cita Citrawinda P, 2003, Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: FH UI) hlm. 28.8 A. Zen Umar Purba, 2000, Pokok-pokok Kebijakan Pembangunan Sistem HAKI

Nasional, Advanced Seminar tentang “Prospect and Implementation of IndonesianCopyright, Patent and Trademark Laws“, (Hotel Borobudur, Jakarta), hlm. 2.

4

Page 20: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

4. Kersadaran masyarakat: memasyarakatkan atau sosialisasi HKI.

5. Penegakan hukum: membantu penegakan hukum di bidang HKI.

Masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dewasa ini diIndonesia dianggap sebagai salah satu masalah hukum yang aktual.Hal ini dapat dimengerti apabila gejala ini dikaitkan dengan dua halutama yang juga sedang berlangsung, pertama laju pertumbuhan ekonomiyang relatif makin pesat, kedua perhatian negara-negara maju terhadapIndonesia, khusus disektor industri dan perdagangan tersebut karenapotensinya yang tidak dapat diabaikan demikian saja lebih khususmengenai pemakaian tanda pengenal, atau yang lebih dikenal denganistilah “MEREK”.

Proses pertumbuhan ekonomi yang pesat, sangat mempengaruhiperilaku ekonomi pada satu pihak dan juga para konsumen padapihak yang lain. Konsumen secara sangat jelas menyukai barang-barang dengan label/tanda pengenal yang berbau asing. Pengusaha/produsen karena mengikuti perkembangan pasar menawarkanproduksinya dengan tanda pengenal/label yang berbau asing pula.Kondisi yang saling pengaruh-mempengaruhi inilah dengan segalaakibatnya menimbulkan permasalahan sekitar hak kekayaan intelektualdi dalam masyarakat.

Permasalahan yang timbul meliputi berbagai aspek dengan berbagaikepentingan yang akhirnya dapat bermuara pada satu pertanyaan yangmendasar ialah seberapa jauh hukum mampu melindungi hak kekayaanintelektual khusus membutuhkan kajian dari beberapa aspek hukumsebagai suatu konsep yang tidak dapat berdiri sendiri.

Dalam dunia perdagangan khususnya dalam lalu lintas perdaganganbarang dan jasa, sebagai salah satu karya intelektual dimana merekmempunyai peranan yang sangat penting. Peran merek di sampingsebagai suatu tanda yang dikenal oleh konsumen juga dapat menjadijaminan kualitas barang atau jasa apabila konsumen sudah terbiasauntuk menggunakan merek tertentu.

5

Page 21: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yangberkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambahatau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasabagi perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Agar aset dan liabilitasmendasari ekuitas merek, aset dan liabilitas harus berhubungan dengannama atau simbol sebuah merek. Pemakaian suatu merek dalam praktikjuga membawa pengaruh terhadap sikap penerimaan masyarakat tentangkeberadaan merek. Jika suatu merek sudah cukup dikenal dalammasyarakat, maka merek tersebut dianggap telah mempunyai dayapembeda yang cukup hingga diterima sebagai merek.

Undang-Undang Merek memberikan perlindungan hukum bagi tandayang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunanwarna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki dayapembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang ataujasa. Tanda-tanda tersebut harus berbeda sedemikian rupa dengantanda yang digunakan oleh perusahaan atau orang lain untuk membedakandengan barang-barang sejenis lainnya.

Hak kekayaan intelektual pada hakikatnya merupakan suatu hakdengan karakteristik khusus dan istimewa, karena hak tersebut diberikanoleh negara. Negara berdasarkan ketentuan Undang-Undang memberikanhak khusus tersebut kepada yang berhak sesuai dengan prosedur dansyarat-syarat yang harus dipenuhi.

Hak kekayaan intelektual, meskipun pada awalnya mungkin belummempunyai nilai ekonomi yang berarti, tetapi pada suatu saat dalamsatu rentang waktu yang tidak terlalu lama mungkin mempunyai nilaiekonomi yang relatif tinggi.9 Pada saat dan keadaan di mana suatuhak kekayaan intelektual mempunyai nilai ekonomi yang tinggi sertasangat dibutuhkan oleh masyarakat, maka berbagai masalah akan munculdipermukaan, termasuk masalah-masalah yang erat kaitannya denganhukum dan konsep perlindungannya.

9 Sri Redjeki Hartono, 21 April 1996, “Perlindungan Hukum Perdata Terhadap HakKekayaan Intelektual”, Makalah di sampaikan dalam seminar menyambut Hari Kartini diSemarang, hlm. 2.

6

Page 22: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Membahas mengenai perlindungan terhadap merek terkenal, makayang harus di bahas adalah mengenai ketentuan perundang-undanganyang tertera dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHPidana)yang menjadi dasar bagi pemidanaan tindakan tersebut selainketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992tentang Merek sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-UndangNomor 14 Tahun 1997, yang terakhir diubah dengan Undang-UndangNomor 15 Tahun 2001.

Berbicara mengenai “penanganan pembajakan terhadap suatumerek”, maka kita harus pula berbicara mengenai pelaksanaan (en-forcement) dari suatu ketentuan hukum. Hal ini sangatlah tepat mengingatbahwa saat ini pelaksanaan ketentuan-ketentuan hukum hak kekayaanintelektual yang menjadi pokok perhatian negara-negara mitra dagangnegara kita dan menjadi pertimbangan utama mereka dalam memberikankonsesi-konsesi perdagangan yang sangat diperlukan oleh para eksportirkita untuk dapat bersaing dalam perdagangan internasional.

Diharapkan agar pengalaman-pengalaman dalam menghadapi “tindakpembajakan di bidang merek” dan penanganan kasus-kasus tersebutselama ini akan membantu kita dalam mengantisipasi pelanggaran dibidang merek dan mempersiapkan diri dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum dalam Undang-Undang Merek kita.

Pembahasan ini akan dilakukan dengan melihat permasalahan merekdalam kaitan dengan pengaturan merek terkenal dalam perundangannasional, mengingat Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang Nomor7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia (Agreement Establishing the World TradeOrganization), secara hukum Indonesia telah terikat dengan ketentuan-ketentuan tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual dalam GeneralAgreement on Tarifts and Trade (GATT) atau Persetujuan Umummengenai Tarif dan Perdagangan. Salah satu lampiran dari persetujuanGATT adalah Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak AtasKekayaan Intelektual (Agreement on Trade Related Aspects ofIntellectual Property Rights disingkat TRIPs), yang merupakan standar

7

Page 23: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Internasional yang harus dipakai berkenaan dengan Hak Atas KekayaanIntelektual (HAKI). HAKI terdiri dari Hak Cipta dan Hak-hak yangterkait, Merek Dagang, Indikasi Geografis, Desain Industri, Paten,Hak Atas Topografi Rangkaian Terpadu Semikonduktor, Perlindunganmengenai Undisclosed Information, dan Pengawasan Terhadap Praktikyang membatasi Konkurensi Dalam Kontrak Lisensi.10

Merek sebagai salah satu wujud karya intelektual memiliki perananpenting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan barang ataujasa dalam kegiatan perdagangan dan investasi. Merek (dengan “brandimage”-nya) dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan tanda pengenalatau daya pembeda yang teramat penting dan merupakan jaminankualitas produk atau jasa dalam suasana persaingan bebas. Oleh karenaitu merek dapat merupakan aset individu maupun perusahaan yangdapat menghasilkan keuntungan besar, tentunya bila didayagunakandengan memperhatikan aspek bisnis dan manajemen yang baik. Demikianpentingnya peranan merek ini, maka terhadapnya dilekatkan perlindunganhukum, yakni sebagai objek yang terhadapnya terkait hak-hakperseorangan atau badan hukum.

Kebijakan keputusan yang melatarbelakangi perlindungan merekyang mencakup perlindungan terhadap pembajakan merek telah menjadiperhatian di negara manapun di dunia, sebagaimana dapat disimpulkandari kata-kata Prof. McCarthy yang menyatakan bahwa “policies ofconsumer protection, property rights, economics efficiency and unusualconcepts of justice underlie the law of Trademark”.11

Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia telah meratifikasiPersetujuan TRIPs (Agreement on Trade Related Aspects ofIntellectual Property Rights, Including Trade on Counterfeit Goods)yang merupakan bagian dari Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia pada tanggal 15 April 1994.

10 Cita Citrawinda Priapantja, 1999, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi GlobalisasiPerlindungan Rahasia Dagang Di Bidang Farmasi, (Jakarta: Chandra Pratama), hlm. 1-2.

11 Cita Citrawinda P., 2004, Perlindungan Merek Terkenal di Indoensia,(Jakarta: FHUI), hlm.1.

8

Page 24: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Pada tanggal 7 Mei 1997, Pemerintah Indonesia telah meratifikasiKonvensi Paris dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor15 Tahun 1997 tentang Perubahan Keputusan Presiden Republik In-donesia Nomor 24 Tahun 1979 tentang Pengesahan Paris Conventionfor the Protection of Industrial Property and ConventionEstablishing the World Intellectual Property Organization, denganmencabut persyaratan (reservasi) terhadap Pasal 1 sampai Pasal 12.Sebagai konsekuensinya, Indonesia harus memperhatikan ketentuanyang bersifat substantif yang menjadi dasar bagi pengaturan dalamperaturan perundang-undangan di bidang merek, di samping patenmaupun desain industri. Pada tanggal 7 Mei 1997 juga telah diratifikasiTraktat Kerja Sama di bidang Merek (Trademark Law Treaty) denganKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1997.12

Dengan globalisasi saat ini, telah membuat Pemerintah Indoensiauntuk dapat memberikan perlindungan terhadap pemilik merek-merekterkenal, baik dalam negeri maupun merek-merek yang berasal dariluar negeri. Dalam Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 inisistem yang digunakan adalah “first to use” atau lebih dikenal dengan“siapa yang lebih dahulu melakukan pendaftaran, maka ia adalahpemilik”.

“First to use” adalah suatu sistem khusus, bahwa siapa yangpertama-tama memakai suatu merek di dalam wilayah Indonesia dianggapsebagai pihak yang berhak atas merek yang bersangkutan. Jadi bukanpendaftaran yang menciptakan suatu hak atas merek, tetapi sebaliknyapemakaian pertama di Indonesia yang menciptakan hak atas merek.Dugaan hukum tentang pemakai pertama dari seseorang yang telahmendaftarkan merek ini hanya dapat dikesampingkan dengan adanyabukti sebaliknya. Orang yang telah mendaftarkan mereknya berdasarkanundang-undang dianggap sebagai yang benar-benar berhak karenapemakaian pertama. Anggapan hukum seperti ini dalam praktiknyatelah menimbulkan ketidakpastian hukum dan juga telah melahirkan

12 Cita Citrawinda P., tanggal 19-20 September 2001, “Perlindungan Merek TerkenalDi Indonesia”, Makalah Disampaikan Dalam Seminar HAKI Di Jakarta, hlm. 6.

9

Page 25: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

banyak persoalan dan hambatan dalam dunia usaha. Undang-UndangMerek tidak memperoleh perlindungan hukum apabila tidak didaftarkandan oleh karena itu pendaftaran merupakan suatu keharusan.

Timbulnya masalah perlindungan merek terkenal sebenarnya dimulaisejak masa transisi dari Undang-Undang Merek yang pertama kaliberlaku di Indonesia, yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan yang menganut sistemdeklaratif (first to use), sampai kemudian berlaku Undang-UndangMerek Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (1 April 1993) yangmenganut sistem konstitutif (first to file) yang kemudian disempurnakandengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek yang berlakutanggal 7 Mei 1997.

Permasalahan yang kemudian timbul adalah banyaknya para pemilikmerek terkenal yang berupaya mendaftarkan mereknya di Indonesia,tetapi permohonannya ditolak oleh Direktorak Jenderal HAKI. Hal inidisebabkan sudah lebih dahulu terdaftarnya merek yang mengandungpersamaan pada keseluruhannya atau yang pada pokoknya sama denganpermintaan merek yang diajukan pendaftarannya tersebut untuk barangdan atau jasa yang sejenis. Dengan telah terdaftarnya merek padaDirektorak Jenderal HAKI, maka dapat menghalangi pemilik merekterkenal yang sesungguhnya untuk mengajukan permohonan pendaftaranatas merek terkenal miliknya. Merek-merek terkenal menjadi sasaranempuk pembajakan dan pendomplengan. Beberapa bentuk pelanggaranterhadap merek terkenal yang telah mempunyai kekuatan hukum yangpasti atau telah dijadikan yurisprudensi adalah Putusan MahkamahAgung RI Nomor 3485k/Pdt/1992 dalam perkara Merek “Guci”, PutusanMahkamah Agung RI Nomor 3027k/Sip/1981 tanggal 2 Desember1982 dalam perkara “Seven Up”, dan Keputusan Mahkamah AgungRI Nomor 2654k/Pdt/1994 dalam perkara Merek the scotch whiskyAssociation. Taktik bisnis demikian tentunya merugikan “brand im-age” yang telah berhasil dengan susah payah dirilis oleh pemiliknyadan banyaknya biaya yang telah dikeluarkan oleh pemilik mereksesungguhnya dalam mempromosikan keterkenalan mereknya.

10

Page 26: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Dalam persetujuan Putaran Uruguay telah menyepakati sebanyak15 hal yang menjadi topik dalam agenda perundingan, di mana salahsatu poin yang menjadi agenda adalah poin 11 (sebelas) yang mengaturmengenai Trade Related Aspects of Intellectual Property RightsIncluding Trade in Counterfeit Goods/TRIPs (aspek-aspek dagangyang terkait dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual, termasukperdagangan barang palsu).

Perundingan di bidang ini bertujuan untuk:13

1. Meningkatkan perlindungan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektualdari produk-produk yang diperdagangkan.

2. Menjamin prosedur pelaksanaan Hak Atas Kekayaan Intelektualyang tidak menghambat kegiatan perdagangan.

3. Merumuskan aturan serta disiplin mengenai pelaksanaanperlindungan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual.

4. Mengembangkan prinsip, aturan dan mekanisme kerja samaInternasional untuk menangani perdagangan barang-barang hasilpemalsuan atau pembajakan atas Hak Atas Kekayaan Intelektual.

Kesemuanya tetap memperhatikan berbagai upaya yang telahdilakukan oleh Woold Intellectual Property Organization (WIPO).

Landasan hukum perlindungan merek terkenal telah lama diaturdalam Konvensi Paris, ketentuan Pasal 6 bis, yaitu bahwa negara-negara anggota Konvensi Paris harus menolak atau membatalkanpendaftaran dan melarang pemakaian dari merek yang merupakanreproduksi, imitasi atau terjemahan yang dapat menimbulkan kekeliruanatau kekacauan dari suatu merek yang dipandang di negara merektersebut terdaftar atau dipakai sebagai suatu merek yang terkenal danmerupakan merek orang lain untuk barang-barang yang sama atau

13 Bambang Kesowo, “Pokok-pokok Catatan Mengenai Persetujuan TRIPs”, MakalahDisajikan Pada Pelatihan Teknis Yustisial Peningkatan Hukum Bagi Wakil Ketua/HakimTinggi se Indonesia yang diselenggarakan oleh Mahkamah Agung tanggal 13 sampaidengan 17 Juni 1995 dan 20 sampai dengan 24 Juni 1995 di Semarang, hlm. 25.

11

Page 27: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

sejenis. Walaupun pengakuan pertama mengenai konsep merek terkenaldiwujudkan dalam Pasal 6 bis, Konvensi Paris tidak memberikan definisiapapun atau kriteria mengenai merek yang dikualifikasikan sebagaimerek terkenal.

Menurut konvensi Paris, penolakan suatu perlindungan diperbolehkanapabila registrasi atau pendaftaran di negara yang bersangkutanmelanggar hak-hak pihak ketiga sebelumnya apabila merek yangbersangkutan tidak memiliki karakter pembeda atau secara eksklusifmengandung syarat-syarat deskriptif atau apabila merek tersebutbertentangan dengan prinsip-prinsip moralitas atau ketertiban umumyang diterima masyarakat, khususnya apabila merek tersebutmemperdayakan masyarakat. Sementara daya pembela adalah batuujian bagi perlindungan menurut Perstujuan TRIPs dan sebagai tambahanterhadap ketentuan Pasal 15 ayat (1), yaitu ketentuan Pasal 15 ayat(3) Persetujuan TRIPs yang menentukan bahwa:

“Members may make registrability depend on use. However, actualuse of a trademark shall not be a condition for filling an appli-cation for registration. An application shall not be refused solelyon the ground that intended use has not taken place before theexpiry of a period of three years from the date of application”.

Terjemahannya adalah:

“Anggota dapat mensyaratkan pendaftaran suatu merek dagangpada penggunaannya. Akan tetapi, penggunaan merek dagang secaranyata tidak dapat digunakan sebagai syarat pengajuan permintaanpendaftarannya. Pengajuan permintaan tidak dapat ditolak semata-mata berdasarkan alasan bahwa merek dagang tidak digunakansesuai rencana penggunaannya dalam waktu 3 tahun terhitungsejak permintaan diajukan”.

Dengan demikian, Persetujuan TRIPs mengakui dan membolehkan2 (dua) metode pokok untuk menciptakan hak-hak atas merek, yaitu“pemakai” dan “pendaftaran”. Undang-undang negara yang mendasarkanpada pendaftaran sangat bervariasi dan kondisi sebagian terbesar

12

Page 28: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

sesungguhnya adalah mengenai kontinuitas hak-hak sesuai pendaftaranpada tingkat tertentu mengenai pemilik merek yang sesungguhnyamenggunakan merek. Dengan demikian, jika merek tidak digunakanselama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam perdagangan barang danjasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, DirektoratJenderal HAKI dapat melakukan penghapusan pendaftaran merek.Sementara itu, pendaftaran merek menjadi lebih mudah diserang olehpihak ketiga.

Mengenai harmonisasi, Persetujuan TRIPs telah menentukan standar-standar minimum perlindungan di bidang HAKI bagi negara-negaraanggota WTO. Terutama yang penting yaitu dengan ditetapkannya 2(dua) prinsip pokok, yaitu National Treatment (NT) dan Most-Favoured-Nation Treatment (MFNT). Persetujuan TRIPs mengharuskanpenyesuaian terhadap ketentuan tersebut dan juga ketentuan-ketentuanlainnya yang dianggap belum cukup diatur dalam Konvensi Paris.Ketentuan yang relevan mengenai perlindungan merek terkenal adalahPasal 16 ayat (2) dan ayat (3) Persetujuan TRIPs. Kedua Pasal tersebutmenggabungkan penerapan mengenai perubahan-perubahan penting yangsudah dilakukan terhadap Pasal 6 bis Konvensi Paris. WalaupunPersetujuan TRIPs telah memperkenalkan 2 (dua) indikasi untukmengevaluasi merek-merek terkenal, namun belum terdapat definisiyang dapat mengenai apa yang dimaksud dengan merek terkenal.

Pasal 16 ayat (2) Persetujuan TRIPs memperluas perlindunganyang diatur dalam Pasal 6 bis Konvensi Paris bagi merek jasa terkenal(lihat Pasal 16 Trademark Law Treaty/TLT, 27 Oktober 1994). Bunyilengkap ketentuan Pasal 16 ayat (2) Persetujuan TRIPs sebagai berikut:14

“Article 6 bis of the Paris Convention (1967) shall apply, mu-tatis mutandis, to services. Indetermining whether a trademark

14 JICA dan Pengayoman, 2004, Capa City Building Program on the Implementationof the WTO Agreements in Indonesia (TRIPs Component) Training Material onenforcement of Intellectual Property Rights, Developed by Japan InternationalCooperation Agency JICA WTOTA Consultant Team in Cooperation with Directorate Generalof Intellectual Property Rights Ministry of Justice and Human Rights Republic of Indone-sia, hlm. 159.

13

Page 29: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

is wellknown, members shall take account of the knowledge ofthe trademark in the relevant sector of the public, includingknowledge in the member concerned which has been abtained asa result of the promotion of the trademark”.

Terjemahannya adalah sebagai berikut:

“Pasal 6 bis dari Konvensi Paris (1967) berlaku pula terhadapjasa. Dalam menentukan bahwa suatu merek dagang merupakanmerek terkenal, perlu dipertimbangkan pengetahuan akan merekdagang tersebut pada sektor yang terkait dalam masyarakat, termasukpengetahuan yang diperoleh anggota dari kegiatan promosi darimerek dagang yang bersangkutan”.

Pasal 16 ayat (2) Persetujuan TRIPs menetapkan kewajiban bagiinstitusi pemerintah yang berwenang dari negara-negara anggota padasaat mengevaluasi apakah suatu merek itu terkenal atau tidak, negaraanggota harus mempertimbangkan unsur-unsur kumulatif, yaitu: (a)pengetahuan mengenai merek itu dalam sektor yang relevan bagimasyarakat; dan (b) pengetahuan di negara anggota yang bersangkutanyang telah diperoleh sebagai hasil promosi dari merek yang bersangkutan.

Pasal 16 ayat (3) Persetujuan TRIPs mengatur bentuk perlindunganbagi para pemilik merek terkenal yang diperluas hingga menjangkaumerek-merek terkenal yang terdaftar. Intinya, perlindungan merek terkenalmenurut Pasal 6 bis Konvensi Paris harus diterapkan terhadap barang-barang dan jasa yang tidak sejenis dengan merek-merek terkenal yangterdaftar. Pemilik merek terkenal dapat memperoleh manfaat perlindunganapabila dua kondisi yang bersifat kumulatif dipenuhi, yaitu: (a) sepanjangpemakaian merek yang bersangkutan dalam kaitannya dengan barang-barang atau jasa yang tidak sejenis akan mengindikasikan adanyahubungan antara barang-barang atau jasa tersebut dan pemilik merekterkenal yang terdaftar; dan (b) sepanjang kepentingan-kepentinganpemilik merek terkenal yang terdaftar kemungkinan dirugikan karenapenggunaan merek yang bersangkutan.

14

Page 30: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Bunyi lengkap ketentuan Pasal 16 ayat (3) Persetujuan TRIPssebagai berikut:15

“Article 6 bis of the Paris Convention (1967) shall apply, mu-tatis mutandis, to goods or services which are not similar tothose in respect of which a trademark is registered, providedthat use of that trademark in relation to those goods or serviceswould indicate a connection between those goods or servicesand the owner of the registered trademark and provided that theinterests of the owner of the registered trademark are likely tobe demaged by such use”.

Terjemahannya adalah:

“Pasal 6 bis Konvensi Paris berlaku pula terhadap barang ataujasa yang tidak mirip dengan barang atau jasa untuk mana suatumerek dagang didaftarkan, sepanjang penggunaan dari merek dagangyang bersangkutan untuk barang atau jasa dimaksud secara tidakwajar akan memberikan indikasi adanya hubungan antara barangatau jasa tersebut dengan pemilik dari merek dagang terdaftaryang bersangkutan”.

Dengan memperhatikan adanya kewajiban untuk memberikanperlindungan terhadap merek terkenal dan tidak adanya traktat yangmengatur mengenai pengertian atau definisi mengenai merek terkenal,WIPO mendirikan Komite Pakar mengenai Merek terkenal. TugasKomite, terutama yaitu untuk mengkaji dan mempertimbangkan kriteriamerek terkenal yang harus diterapkan dalam aturan hukum nasional.Suatu Joint Recommendation akhirnya diadopsi untuk mencobamengklarifikasi, mengkonsolidasi dan melengkapi standar-standarinternasional yang sudah ada bagi perlindungan merek terkenal yang

15 Lihat Ketentuan TRIPs Pasal 16 ayat (3) dan lihat juga Soedjono Dirdjosiswono,2004, Kaidah-kaidah Hukum Perdagangan Internasional (Perdagangan Multilateral) versiOrganisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organoization = WTO), (Bandung : Utomo),hlm. 381, lihat juga, Taryana Sunandar, 1994, Aspek-aspek hukum dari Agreement inTrade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) GATT, (Jakarta : BPHN-Dep. Kehakiman), hlm. 55.

15

Page 31: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

memfasilitasi penyesuaian terhadap Konvensi Paris dan PersetujuanTRIPs.

Rekomendasi mengenai ketentuan-ketentuan bagi perlindungan merekterkenal merupakan implementasi awal kebijakan WIPO untukmengadaptasi terhadap langkah perubahan dalam bidang kekayaanindustri dengan mempertimbangkan berbagai pilihan baru untukmempercepat perkembangan prinsip-prinsip umum internasional yangdiselaraskan.

Dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan Konvensi Parisbagi perlindungan kekayaan industri terhadap perlindungan merek-merek terkenal, berikut ini adalah beberapa ketentuan-ketentuan pentingyang diatur dalam WIPO Joint Recommendation:16

1. Penentuan Merek Terkenal

Faktor-faktor untuk mempertimbangkan dalam menentukkanapakah suatu merek adalah merek terkenal, instansi yang berwenangharus mempertimbangkan keadaan-keadaan di mana suatu merekdapat disimpulkan adalah merek terkenal. Terutama instansi yangberkaitan dengan faktor-faktor di mana dapat disimpulkan bahwasuatu merek adalah merek terkenal atau tidak, termasuk dan tetapitidak terbatas pada informasi mengenai hal-hal sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan atau pengakuan terhadap suatu merekdalam sektor yang relevan dari masyarakat;

b. Jangka waktu, luas dan wilayah geografis dari setiap pemakaianmerek;

c. Jangka waktu, luas dan wilayah geografis dari setiap promosimerek, termasuk pengiklanan atau publikasi dan persentasipada pekan raya atau pameran dari barang-barang dan/ataujasa di mana merek tersebut dipergunakan;

16 Cita Citrawinda P., 2001, Perlindungan Merek Terkenal di Indoensia, (Jakarta: FHUI), hlm.12.

16

Page 32: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

d. Jangka waktu dan wilayah geografis dari setiap pendaftarandan/atau setiap permohonan pendaftaran merek, sejauhmanamerek tersebut mencerminkan pemakaian atau pengakuanterhadap merek tersebut;

e. Dokumen mengenai penegakan hukum yang baik atas merek,terutama sejauhmana merek diakui sebagai merek terkenaloleh instansi yang berwenang;

f. Nilai yang dihubungkan dengan merek.

Faktor-faktor di atas merupakan garis pedoman dalammembantu pihak yang berwenang untuk menentukan apakah suatumerek adalah merek terkenal tidak merupakan syarat lebih dahuluuntuk mencapai penentuan tersebut. Penentuan pada tiap kasusakan bergantung kepada keadaan-keadaan khusus dari kasus yangbersangkutan. Pada Beberapa kasus, seluruh faktor dapat relevan.Pada kasus-kasus lain, beberapa faktor dapat relevan dan bahkanpada kasus-kasus lainnya tidak satupun faktor tersebut yang relevandan keputusan dapat didasarkan kepada faktor-faktor tambahanyang tidak diatur dalam ketentuan di atas. Faktor-faktor tambahantersebut dapat relevan hanya atau dengan kombinasi satu ataulebih faktor-faktor yang terdapat pada huruf a sampai denganhuruf f di atas.

2. Lingkup Perlindungan

Perlindungan Merek Terkenal dan “Iktikad Buruk”

Suatu merek dianggap bertentangan dengan suatu merek terkenaldi mana merek tersebut atau suatu bagian penting daripadanyamerupakan suatu reproduksi, imitasi terjemahan atau penyalinanhuruf dari satu abjad ke huruf abjad lain, memperdayakanmasyarakat terhadap suatu merek terkenal, jika merek tersebutatau suatu bagian penting daripadanya digunakan, merupakansubjek suatu permohonan pendaftaran, atau didaftarkan untukbarang-barang dan/atau jasa yang identik atau sama dengan barang-barang dan/atau jasa di mana merek terkenal tersebut dipergunakan.

17

Page 33: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Terlepas dari barang-barang dan/atau jasa di mana suatumerek dipergunakan, merupakan subjek suatu permohonanpendaftaran, atau didaftarkan, bahwa merek tersebut harus dianggapbertentangan dengan merek terkenal di mana merek tersebut, ataubagian penting dari padanya merupakan suatu reproduksi, imitasi,terjemahan, atau penyalinan huruf berdasarkan abjad dari suatumerek terkenal dan di mana setidaknya salah satu dari kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi:

a. Penggunaan atas merek tersebut akan mengindikasikan suatuhubungan antara barang-barang dan/atau jasa di mana merektersebut dipergunakan, merupakan subjek suatu permohonanpendaftaran, atau didaftarkan, dan pemilik dari merek terkenaltersebut, serta cenderung akan merugikan kepentingannya;

b. Penggunaan atas merek tersebut dengan cara yang curangkemungkinan besar merugikan atau merancukan karakterpembeda dari merek terkenal;

c. Penggunaan merek akan mengakibatkan kerugian terhadapkarakter khusus merek terkenal.

3. Larangan Penggunaan

Pemilik suatu merek terkenal berhak untuk mengajukanpermohonan larangan dengan suatu keputusan dari instansi yangberwenang terhadap penggunaan suatu merek yang bertentangandengan merek terkenal. Permohonan tersebut harus dapat diterimadalam jangka waktu tidak kurang dari 5 (lima) tahun sejak pemilikmerek terkenal mengetahui tentang penggunaan merek yangbertentangan tersebut.

Tidak ada batas waktu untuk mengajukan penghapusanpendaftaran dalam hal pendaftaran suatu merek yang bertentangandengan merek terkenal apabila pendaftaran merek dilakukan dengan“iktikad buruk”.

Dalam menentukan apakah terdapat “iktikad buruk”, pejabatberwenang harus mempertimbangkan apakah orang yang memperoleh

18

Page 34: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

pendaftaran atau mempergunakan merek yang bertentangan denganmerek terkenal telah mengetahui atau memiliki alasan untukmengetahui keterkenalan merek yang bersangkutan pada saat merekdipergunakan atau permohonan pendaftaran diajukan.

Suatu negara anggota tidak boleh menentukan batas waktuuntuk memohon penghapusan pendaftaran merek yang bertentangandengan merek terkenal apabila merek itu didaftarkan tetapi tidakpernah dipergunakan.

4. Pembatalan; pengalihan

Pemilik dari suatu merek terkenal berhak meminta, berdasarkankeputusan dari pihak yang berwenang, agar pendaftar daridomain name yang ber “iktikad buruk” tersebut membatalkanpendaftaran domain name tersebut atau mengalihkannya kepadapemilik dari merek terkenal tersebut.

Untuk perlindungan merek terkenal didasarkan pada pertimbanganbahwa peniruan merek terkenal milik orang lain pada dasarnya dilandasi“iktikad buruk”, terutama untuk mengambil keuntungan denganmembonceng keterkenalan suatu merek orang lain, menimbulkan kondisipersaingan curang dan mengecohkan konsumen sehingga tidak selayaknyamendapatkan perlindungan hukum.

Yang penting harus diperhatikan sebagai dasar utama dari Undang-Undang Merek adalah ketentuan mengenai keharusan adanya “iktikadbaik” dari pemohon yang mengajukan pendaftaran merek yang diaturdalam Pasal 4, yaitu “Merek tidak dapat didaftar atas dasar Permohonanyang diajukan oleh Pemohon yang tidak beriktikad baik”. “iktikadbaik” harus melekat, antara lain dalam hal kepemilikan atau pemakaianMerek dan oleh karenanya “iktikad buruk” harus pula dipertimbangkandi dalam mengimbangi kepentingan-kepentingan para pihak yang terlibatkasus yang berhubungan dengan merek terkenal.

Mengajukan permohonan pendaftaran merek yang memilikipersamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang

19

Page 35: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenisdapat dianggpa sebagai permohonan yang diajukan dengan “iktikadburuk”, karena setidak-tidaknya patut diketahui unsur kesengajaannyadalam meniru Merek Dagang yang sudah dikenal tersebut.

Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merekterdapat ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf b yang menentukan permohonanharus ditolak oleh Direktorat Jenderal HAKI apabila merek tersebutmempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya denganmerek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/ataujasa sejenis.17

Ketentuan Pasal 6 ayat (2) selanjutnya menentukan bahwa “ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat pula diberlakukanterhadap barang dan/atau jasa yang tidak sejenis sepanjang memenuhipersyaratan tertentu yang akan ditetapkan lebih lanjut dengan PeraturanPemerintah”.18

Hal yang lebih jauh lagi harus diperhatikan oleh Direktorat JenderalHAKI yaitu apakah pemohon merek adalah pemilik sesungguhnyadari merek tersebut. Direktorat Jenederal HAKI juga harus menolakpermohonan pendaftaran merek sebagaimana diatur dalam ketentuandalam Pasal 6 ayat (3) huruf a yaitu apabila merek tersebut merupakanatau menyerupai nama orang terkenal, foto, dan nama badan hukumyang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yangberhak.

Akibat banyaknya permasalahan yang timbul sehubungan denganmerek terkenal milik orang lain yang sudah terdaftar di Indonesiayang diajukan bukan oleh pemilik merek sesungguhnya, maka hal inimenimbulkan kebutuhan untuk mengatur kriteria keterkenalan suatumerek. Kriteria apakah yang diterapkan untuk menentukan keterkenalansuatu merek.

17 Lihat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 6 ayat (1)18 Lihat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 6 ayat (2)

20

Page 36: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf b menentukan permohonan harusditolak oleh Direktorat Jenderal HAKI apabila mempunyai persamaanpada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenalmilik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis. Dalam PenjelasanPasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 disebutkanbahwa penolakan permohonan yang mempunyai persamaan padapokoknya atau keseluruhan dengan merek terkenal untuk barang dan/atau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan, yaitu:

1. Pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidangusaha yang bersangkutan.

2. Reputasi merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencardan besar-besaran.

3. Adanya investasi di beberapa negara di dunia yang dilakukanoleh pemilikinya; dan

4. Adanya bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa negara.

Apabila hal-hal di atas belum dianggap cukup, Pengadilan Niagadapat memerintahkan lembaga yang bersifat mandiri untuk melakukansurvei guna memperoleh kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknyamerek yang menjadi dasar penolakan.

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana diketahui bahwa merek terkenal merupakan salahsatu bentuk kebutuhan yang selalu diminati oleh sebagian besar pemakai.Untuk dapat melindungi kehadiran merek terkenal di suatu negaramaka kepada pemilik yang bersangkutan harus melakukan pendaftaranmerek tersebut, di mana merek tersebut akan diedarkan. Berdasarkanketentuan tersebut maka pemilik merek akan mendapat perlindunganoleh pemerintah setempat dalam hal penjualan merek-mereknya. Bagipemerintah dengan telah didaftarkan merek terkenal tersebut makasecara hukum pemerintah harus memberikan perlindungan kepada pemilikmerek sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,baik dari sudut perdata maupun pidananya. Bagi seorang hakim dalam

21

Page 37: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

menangani kasus pelanggaran merek terkenal harus memperhatikanketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga pada akhirnyaputusan yang diambil dalam menangani kasus ini tidak merugikanpemilik merek. Terhadap kewenangan seorang lawyer dalam menanganikasus ini juga harus benar-benar memperhatikan kepentingan pemilikmerek terkenal serta ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku, sehingga nantinya tidak memberikan keuntungan/perlindungankepada pihak pembajak yang akan dibelanya.

Sedangkan berdasarkan Panel Dispute Settlement Body (DSB) dimana permohonan pembentukan diajukan secara tertulis oleh negarayang merasa dirugikan akibat kebijakan negara lain. Permohonan inidisertai dengan uraian lengkap tentang materi gugatannya, dan aturanhukum yang dilanggar. Panel dibentuk oleh Dispute Settlement Body,dan beranggotakan 3 orang panelis, kecuali apabila para pihaksebelumnya sepakat untuk meminta dibentuknya panel dengan 5 panelis.

Para panelis ini haruslah orang-orang yang terpilih karena kualifikasiakademik dan integritas pribadinya. Mereka ini dapat berlatar belakangpegawai pemerintah atau bukan pegawai, pernah bekerja sebagai StafSekretariat GATT/WTO, atau pernah menjadi wakil negara di badan-badan internasional di bidang perdagangan, atau mereka yang berprofesisebagai guru besar hukum dagang internasional, ataupun sebagaipenasihat senior perdagangan suatu negara anggota WTO. Namundemikian, panelis yang terlibat tak boleh berasal dari negara yangkebetulan sedang berkonflik, kecuali bila kedua pihak menyetujuisebaliknya. Apabila konflik itu salah satu pihaknya adalah negaraberkembang, maka salah seorang panelisnya dapat berasal dari negaraberkembang juga.

Pemilihan panelis dilakukan oleh kedua belah pihak, yang dipilihnama-namanya dari daftar panelis yang disiapkan oleh SekretariatWTO. Jika kedua belah pihak tak mencapai kata sepakat tentangpanelisnya ini maka Direktur Jenderal WTO yang akan menentukankomposisi panelis ini.

22

Page 38: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Fungsi pokok dari panel ini tak lain adalah membantu DisputeSettlement Body memecahkan masalah atau konflik antar anggotaWTO, dengan cara melakukan penilaian atas fakta secara objektif dantajam. Kemudian mempelajari adakah aturan-aturan hukum dalampersetujuan-persetujuan GATT/WTO yang dilanggar untuk selanjutnyamenetapkan putusan (ruling) dan merekomendasikan tindakan-tindakantertentu (recommenadtion).

Dalam rangka menjalankan fungsinya itu, panel berwenang untukmeminta dan mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan denganpokok perkara. Termasuk juga meminta pendapat teknis dari para ahliyang dinilai tepat. Pengumpulan informasi ini dapat juga dilakukanterhadap sumber-sumber informasi yang berada di dalam wilayahyurisdiksi negara yang berkonflik, sepanjang pemerintah negara initak keberatan.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut:

1. Bagaimanakah realitas perlindungan hukum pemegang Hak Merekdi Indonesia?

2. Di mana letak kelemahan hukum dan penegakan hukumnya agardapat menjadi solusi untuk meningkatkan perlindungan hukum?

3. Bagaimanakah efektivitas perlindungan hukum terhadap pemegangHak Merek di Indonesia?

4. Bagaimanakah “Law in the Book” dan “Law in Action” dalamperlindungan hukum terhadap pemegang Hak Merek diIndonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah realitas perlindungan hukumpemegang Hak Merek di Indonesia.

23

Page 39: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

2. Untuk mengetahui di mana letak kelemahan hukum dan penegakanhukumnya agar dapat menjadi solusi untuk meningkatkanperlindungan hukum.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah efektivitas perlindungan hukumterhdap pemegang Hak Merek di Indonesia.

4. Untuk mengetahui bagaimanakah “Law in the Book” dan “Law inAction” dalam perlindungan hukum terhadap pemegang Hak Merekdi Indonesia.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah untuk mengetahui, mempelajari,memahami sikap dan tanggung jawab pemerintah dalam melindungimerek terkenal sebagai aset perusahaan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaatbagi ilmu hukum dalam perkembangannya di masyarakat yang nantinyaakan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi hukum di bidangHak Kekayaan Intelektual pada masa yang akan datang. Di sampingitu hasil penelitian ini akan menambah informasi faktual sekaligusperbendaharaan pustaka mengenai ilmu hukum bisnis. Harapan hasilpenelitian secara ilmiah ini merupakan perwujudan dari hasrat untukmemenuhi kewajiban seorang sarjana guna mengembangkan ilmupengetahuan.

Selanjutnya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadimasukan dalam rangka persiapan pembuatan dan penyempurnaanperaturan perundang-undangan di masa mendatang.

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik Intelektualadalah terjemahan dari intellectual property rights. Sesuaidengan namanya ia berkaitan dengan hak kekayaan atau hakmilik atau property right, yang cakupan pengertiannya terusberkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

24

Page 40: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Dalam kaitannya dengan HKI pengertian hak milik tertujupada hak milik pribadi (personal property). HKI merupakansalah satu bagian dari hak milik pribadi tersebut, sebagailawan dari hak milik publik. Dengan demikian hukum HKImempunyai tujuan utamanya melindungi kepentingan pemeganghaknya dengan memberikan sebagai hak milik terhadap bendatertentu dengan segala konsekuensinya dan pembatasannyayang dibenarkan hukum.

Benda yang menjadi objek kepemilikan tersebut bersifattidak berwujud, berupa hasil ciptaan atau penemuan manusiadengan menggunakan akal pikirannya. Benda tersebut berupaide, informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan semacamnyamerupakan objek hak milik yang sifatnya tidak berwujud.

Sebenarnya dalam hukum sebelumnya telah terdapatpengaturan hak milik benda berwujud, baik yang bergerakmaupun yang tidak bergerak. Sekarang ini benda yang menjadiobjek pemilikan yang diakui dan dilindungi hukum, tidakhanya terbatas pada benda berwujud, tetapi juga benda tidakberwujud yang semakin penting dan bernilai, berkaitan dengankemampuan atau kualitas sumber daya manusia yang berperanpenting dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. HKImerupakan salah satu macam benda tidak berwujud yangdiatur hukum.

Kamus Macquare memberikan batasan pengertian HKIsebagai hak pekerja kreatif dalam lapangan ilmu pengetahuan,kesenian, kesusasteraan dan perindustrian yang dapat dilindungimelalui hak cipta, merek dagang atau paten dan sebagainya(Keyzer, 1991:1).19

Ada juga yang menyebutkan bahwa HKI adalah hakterhadap eksploitasi informasi. Ia menambahkan bahwa

19 Keyzer, 1991, dalam Sanusi Bintang, 2003, Hukum Kekayaan Intelektual, (Jakarta:BPHN-Dep. Keh), hlm.1.

25

Page 41: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

informasi sedang menjadi sumber daya utama dalam kehidupanekonomi modern (Drahos, 1999:14).20

World Intellectual Property Organization (WIPO)mengklasifikasi HKI tersebut ke dalam dua golongan besar.Pertama, adalah hak kekayaan perindustrian (industrial propertyright) meliputi paten, merek dagang, dan desain industri.Dan kedua adalah hak cipta beserta hak-hak yang berkaitandengannya.

World Trade Organization (WTO) melalui GATT 1994menegaskan ruang lingkup HKI, dalam kaitannya denganpengaturan perdagangan internasional meliputi sebagai berikut:

1. Hak cipta dan hak-hak yang berkaitan dengannya;

2. Paten;

3. Merek;

4. Indikasi Geografis;

5. Desain Industri;

6. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;

7. Rahasia Dagang; dan

8. Perlindungan Varietas Tanaman.

Ruang lingkup cakupan HKI tersebut berkembang ataumeluas sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat,teknologi, ekonomi, dan sebagainya. Bentuk HKI utama yangsudah cukup populer dan maju telah lama diatur dalam hukumnasional berbagai negara dan hukum internasional adalahHak Cipta, Paten dan Merek.

Apabila HKI dihubungkan dengan klasifikasi benda didalam sistem hukum perdata Indonesia yang berasal dari hukum

20 Peter Drahas, 1999, “The Universality of Intellectual Property Rights: Origin andDevelopment” Intellectual Property and Human Rights, Geneva, WIPO and Offices theUnited Nations High Commissioner for Human Rights, hlm.14.

26

Page 42: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Belanda, maka kaitannya terletak pada klasifikasi benda itusendiri yang terdiri dari benda tidak bergerak (seperti tanahdan rumah) dan benda bergerak (seperti TV dan mobil). Bendabergerak dibagi ke dalam berwujud dan tidak berwujud, HKIdapat dimasukkan ke dalam pengertian benda tidak berwujud.

Namun, pengaturan HKI sekarang tidak dapat dijelaskanhanya melalui pendekatan hukum perdata semata, karenapengaturannya juga mencakup aspek non-keperdataan, sepertihukum administrasi negara, hukum pidana dan hukuminternasional. Oleh karena itu lebih tepat apabila hukum HKIditempatkan sebagai bagian dari hukum ekonomi yang tidakhanya bersifat keperdataan, akan tetapi juga hukum publik.

HKI akan lebih mudah dipahami dan lebih menarik untukdikaji apabila dikaitkan dengan konteks tertentu di luar kajianhukum semata, seperti teknologi, ekonomi, politik, kebudayaandan kesenian. Misalnya perkembangan teknologi informasidan komunikasi, khususnya perangkat lunak dan perangkatkeras komputer telah menjadi lahan pengaturan HKI. Masalahlainnya yang cukup menarik adalah tentang perlindunganbioteknologi dan pengetahuan tradisional. HKI juga telahmenjadi bagian dari kepentingan ekonomi dan bisnis yangdiatur dalam pengaturan liberalisasi perdagangan secarainternasional. Demikian juga HKI ikut berperan dalampengembangan kebudayaan termasuk kesenian tradisional.

Untuk itu di samping pengetahuan dasar tentang hukum,penguasaan dasar-dasar pengetahuan umum lainnya tentangperkembangan teknologi, ekonomi dan bisnis, kesenian, politikatau kebijakan publik akan membantu dalam memahami HKIsecara lebih konprehensif.

Walaupun demikian tulisan ini hanya akan melakukanpembahasannya pada aspek hukumnya saja dari beberapaHKI bentuk baru dalam hukum Indonesia, yaitu perlindungan

27

Page 43: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

varietas tanaman, rahasia dagang, desain industri dan desaintata letak sirkuit terpadu, dengan harapan pembaca dapatmembaca sendiri di luar bidang hukum apabila inginmemperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh sebagaimanadiuraikan di atas.

Berbagai alasan dikemukakan untuk membenarkan perlunyapengaturan HKI dalam rangka pemberian perlindungan hukumterhadapnya. Beberapa alasan tersebut diuraikan di bawahini, sebagai berikut:

a. HKI Sebagai Hak Milik Pribadi

HKI merupakan bagian atau salah satu hak yangtermasuk dalam hak milik pribadi. Konsep hak milikpribadi sudah lama dikenal dan mendapatkan pengaturandi dalam hukum berbagai negara. Pembenaran hak milikpribadi ini paling tidak telah dimulai pada saat JohnLocke memperkenalkan teori hak alamiahnya. MenurutLocke (Hepburn, 1998: 5) hak milik itu pada dasarnyadimiliki oleh semua orang, tetapi pribadi tertentumempunyai hak alamiah untuk menjadikan milik umumtersebut untuk penggunaan pribadinya apabila yangbersangkutan telah berperan dalam menghasilkannya.21

Pembenaran hak milik pribadi tersebut didukung olehadanya keinginan untuk memberikan hak kepada seseorangyang telah menemukan benda tertentu atau telahmenggunakan tenaganya untuk memperolehnya, dan untukmemungkinkan penggunaan sumber daya tersebut secaralebih efisien dan produktif, sehingga memberikan nilaiekonomi yang lebih tinggi. Jika seseorang diakui

21 Hepburn Samatha J., 1998, Principles of Property Law, Sydey: Cavendish Publish-ing Ptylimited.

28

Page 44: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

mempunyai hak milik atas benda tertentu ia akan cenderunguntuk mempertinggi manfaat benda tersebut.22

Pada awalnya konsep hak milik pribadi demikianhanya mencakup benda dalam artian fisik saja atau bendaberwujud, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.Lambat laun muncul kebutuhan baru terutama di negara-negara industri maju untuk memahami hak milik pribadidalam arti yang lebih luas, meliputi juga yang non fisik.23

Cohen (Dean, 1990: 54) misalnya pada tahun 1954mengemukakan beberapa ide yang melatarbelakangipemikiran demikian. Menurutnya pengertian hak milikitu tidak hanya dipahami dalam bentuk benda berwujud,atau objek yang memiliki ruang atau tempat tertentu,tetapi lebih pada adanya jalinan hubungan yang dapatdilihat sebagai suatu fungsi dari keterbatasan ataukelangkaan.

Pemekaran pengertian hak milik demikianmembenarkan munculnya hak milik intelektual yangobjeknya berupa hasil pemikiran manusia, yang tidakberwujud. Dengan demikian keberadaan HKI dapatdibenarkan. Yang sering dipersoalkan adalah batasanukuran dan atau ruang lingkup HKI itu sendiri,berhubungan adanya konflik kepentingan antara pemilikatau pemegang dengan masyarakat penggunanya.

Atas dasar pemikiran tersebut, pihak yang telahmenggunakan waktu, tenaga, pikiran, dana atau investasiuntuk menciptakan suatu kekayaan intelektual tertentuberhak mendapatkan perlindungan dengan memperolehkedudukan sebagai pemilik. Akibatnya ia berhak

22 Hepburn Samatha J., 1998, Principles of Property …………… ibid, hlm.11-12.23 Dean Robert, 1990, The Law of Trade Secrets, London : The Law Book Company

Limited, hlm. 54.

29

Page 45: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

mendapatkan manfaat dari adanya kepemilikan tersebutdalam batas-batas yang diatur hukum.

Konsep hak milik pribadi juga dikenal dalam hukumIslam. Dalam Islam pemilik kekayaan pribadi mendapatkanperlindungan misalnya dari pencurian dan sebagainya,hanya saja tidak menyebutkan dengan tegas, apakahjangkauannya meliputi hak milik intelektual (hak kekayaanintelektual) sebagaimana yang dikenal sekarang ini.

Hukum Islam meskipun tidak secara khusus mengaturperlindungan HKI sebagai hak milik pribadi, tetapimemberikan hak kepada pemerintah untuk mengaturhukumnya, sebagaimana juga hukum dagang.24

Dalam kaitannya dengan keberadaan hak milik pribaditersebut, hukum Islam juga menyediakan pengaturan yangrinci berkaitan dengan pewarisan atau hukum waris, yangtentunya dapat menjangkau juga pewarisan benda tidakberwujud berupa HKI apabila terdapat pengaturan hukumpositif negara mengenainya.

b. HKI Sebagai Pendorong Kreativitas

Ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dankesusasteraan merupakan bagian dari kebutuhan sehari-hari manusia. Manusia membutuhkannya untukmeningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Dengankata lain, kualitas hidup manusia akan meningkat denganmeningkatnya jumlah dan kualitas kreativitas manusiaitu sendiri.

Untuk itu perlu adanya infrastruktur yang dapatmendorong munculnya hasil pemikiran yang lebih baik.Salah satu cara memberikan dorongan terhadap munculnya

24 Jamas, Steven D., 1992, “The Protection of Intellectual Property Under Islamic Law”Caiptal University Law Review V.21., hlm. 1079-1106.

30

Page 46: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

kreativitas tersebut adalah dengan pemberian penghargaanyang memadai kepada para pihak yang telah, sedang danakan menghasilkan produk pemikiran yang dilindungisebagai HKI tersebut. Penghargaan terhadap para pihaktersebut akan memberikan dampak positif untukmenghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat.

Tanpa adanya dorongan atau insentif yang memadaitidak akan mendukung upaya untuk menghasilkan produkpemikiran yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhanmanusia akan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian,kesusasteraan dan sebagainya.

Dalam konteks ekonomi, perlindungan HKI akanmendorong timbulnya investasi. Perusahaan-perusahaanakan terpacu untuk melakukan investasi pada kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan atau pada industridan perdagangan yang berbasiskan HKI. Pihak asingpun akan bersedia melakukan investasi di suatu negaraapabila terdapat jaminan perlindungan yang cukup terhadapinvestasi di negeri tersebut.25

Peningkatan investasi dalam bidang penelitian danpengembangan atau pada bisnis dan industri yang berkaitandengan HKI akan meningkatkan kualitas produk, baikberupa barang maupun jasa dan kualitas sumber dayamanusianya. Dampaknya akan meningkatkan daya saingbangsa menghadapi persaingan global yang semakinkompetitif. Di samping itu, juga akan dapat memperluaskesempatan kerja dan berusaha.

Munculnya investasi juga akan dapat berakibat padapertumbuhan atau perkembangan ekonomi nasional. Dalamhal ini hukum HKI berperan sebagai infrastruktur

25 Sanusi Bintang, 2003, Hukum Kekayaan Intelektual, Jakarta: BPHN. Op. Cit. hlm.6-7.

31

Page 47: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

pembangunan ekonomi yang dapat meningkatkankesejahteraan dan kemakmuran masyarakat pada umumnya.

Berkaitan dengan HKI sebagai pendorong munculnyakreativitas ini terdapat teori tawar menawar yangmemaparkan bahwa manusia akan berusaha untukmenghasilkan produk pemikiran baru jika terdapat balasjasa atau penghargaan tersebut dapat berupa hak ekonomidan hak non-ekonomi (moral) yang dilindungi melalui hukumHKI. HKI merupakan bagian yang penting dari infrastrukturnegara yang apabila dilindungi secara efektif dapatmenumbuhkan kepercayaan diri bahwa kekayaan intelektualadalah berharga dan terlindungi sehingga menciptakankebiasaan untuk menemukan dan jiwa yang kreatif.26

c. HKI Sebagai Hak Asasi Manusia

Ada pihak yang berpegang bahwa HKI merupakanbagian dari atau salah satu hak yang tercakup dalampengertian hak asasi manusia (HAM). HAM sendirimerupakan hak-hak dasar yang diperoleh manusia secarakodrat, terlepas dari ada tidaknya pengakuan ataupengaturan hukumnya. Setiap orang secara alamiah berhakatas perlindungan HAM-nya dan negara berkewajibanuntuk melindungi HAM setiap penduduk di negaranya.27

Sebagai HAM, HKI perlu dihormati oleh siapapundan merupakan kewajiban negara beserta setiap warganegaranya untuk menghormati HKI orang lain. Pengakuandan pelaksanaan HKI merupakan bagian dari pengakuandan pelaksanaan HAM.

HAM itu sendiri terdiri dari berbagai macam hakyang antara lain sebagaimana diatur dalam Deklarasi

26 Sherwood, Robert M, 1990, Intellectual Property and Economic Development Boul-der Westview Press, hlm.199.

27 Sanusi Bintang, 2003, Hukum Kekayaan Intelektual, hlm. 7.

32

Page 48: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Universal tentang Hak Asasi Manusia, yang telahmendapatkan pengakuan secara internasional Pasal 27ayat (2) Deklarasi Universitas Hak Asasi Manusiamenentukan bahwa setiap orang memiliki hak untukmendapatkan perlindungan kepentingan moral dan mate-rial sebagai hasil dari ciptaannya berupa ilmu pengetahuan,kesenian dan kesusasteraan.28

Pemahaman HAM di atas tentunya perlu dikaitkandan diseimbangkan dengan HAM pihak lainnya yaitupengguna HKI tersebut, sebagaimana diatur Pasal 27ayat (1) Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yangmenegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak secarabebas berpartisipasi dalam kehidupan sosial darimasyarakat, menikmati kesenian dan berperan dalampengembangan ilmu pengetahuan dan manfaat darinya.29

Pasal 28G UUD 1945 setelah amandemen keduamenetapkan bahwa:30

“setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,keluarga, kehormatan, martabat dan harta bendayang di bawah kekuasaannya serta berhak atas rasaaman dan perlindungan dari ancaman ketakutanuntuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yangmerupakan hak asasi”.

Dalam nada yang hampir sama Pasal 29 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusiamenetapkan, bahwa: 31

“setiap orang berhak atas perlindungan dari pribadi,keluarga, bangsa dan masyarakat dengan cara yangtidak melanggar hukum”.

28 Lihat Deklarasi Pengakuan HAM Universal Pasal 27 ayat (2).29 Lihat Deklarasi Pengakuan HAM Universal dalam Pasal 27 ayat (1).30 Lihat Amandemen ke IV Pasal 28 G UUD 1945.31 Lihat UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 29.

33

Page 49: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Di samping HAM berupa hak ekonomi seperti diatas, perlindungan HKI juga merupakan bagian dari hakbudaya sebagaimana diatur Pasal 13 UU HAM, bahwa:32

“setiap orang berhak untuk mengembangkan danmemperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan danteknologi, seni dan budaya sesuai dengan martabatdemi kesejahteraan pribadinya, bangsa dan umatmanusia”.

Pemikiran HKI sebagai HAM relevan terutama dalamkaitannya dengan perlindungan pemilik atau pemegangHKI yang lemah, misalnya seniman, sastrawan, penulis,peneliti kecil, atau kelompok masyarakat tradisional yangpenghasilan ekonominya atau penghargaan lainnya yangdiperoleh relatif kecil. Bahkan banyak di antaranya yangmasih memiliki kesulitan untuk dapat hidup secara layakapabila hanya mencari nafkah dengan cara menghasilkanHKI. Diharapkan melalui perlindungan HKI akan dapatmemberikan keadilan dan mengangkat kehidupan mereka.Dilihat dari segi jumlah pemegang HKI demikian cukupbanyak terutama di negara-negara berkembang sepertiIndonesia.

Akan tetapi perlindunga HKI yang berlebihan ataudengan standar yang tinggi dengan tujuan untuk melindungikepentingan perusahaan besar multinasional, pemegangHKI yang biasanya berasal dari negara-negara maju,tentunya sudah melampaui hakikat dari HAM itu sendiri.Dalam hal ini yang menikmati perlindungan bukan lagimanusia yang secara sendiri-sendiri adalah lemah apabilaberhadapan dengan kekuatan penguasa, pengusaha, danatau masyarakat, tetapi justru pihak yang kuat. Merekatersebut adalah negara maju dan atau perusahaan besar

32 Lihat Deklarasi Pengakuan HAM Internasional dalam Pasal 13.

34

Page 50: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

yang menguasai sebagian besar HKI secara internasional.Di sini HKI cenderung merupakan komoditas bisnis,daripada Hak Asasi Manusia (HAM).

Oleh karena itu pemahaman HKI sebagai HAM perluditempatkan secara proporsional sesuai dengan tujuanperlindungan HAM itu sendiri. Apabila tidak, HKI justruakan berada di luar HAM.

Pengaturan perlindungan HKI timbul karena adanyakebutuhan masyarakat yang dilandasi oleh berbagai macamtujuan ideal yang ingin dicapai. Pengaturan tersebut terusberkembang sesuai dengan perkembangan masyaralat itusendiri dalam berbagai bidang kehidupan. Perkembangantersebut telah memberikan dorongan terhadap semakintumbuh dan berkembangnya hukum HKI di berbagainegara.

Pada awalnya konsep tentang HKI muncul di negara-negara maju yang telah memiliki tingkat kualitas hidupyang relatif tinggi akibat timbulnya kemajuan di berbagaibidang perdagangan dan industri yang merupakan hasildari semakin meningkatnya kemampuan sumber dayamanusianya. Kemudian, sedikit demi sedikit perkembanganyang sama mulai muncul di negara-negara berkembang.Sekarang ini kebutuhan pengaturan HKI yang memadaibukan lagi monopoli negara-negara maju, tetapi juganegara-negara lainnya. Akan tetapi, karena tingkatkebutuhannya berbeda-beda maka standar dan ruanglingkup pengaturannya juga dapat berbeda-beda. Sampaipada tingkat tertentu, standar yang berbeda tersebut telahdiharmonisasikan melalui konvensi-konvensi internasionalyang memberikan standar minimum pengaturan yangberlaku bagi negara anggotanya.

Pengaturan HKI di dalam hukum nasional antaranegara-negara maju dan negara-negara berkembang

35

Page 51: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

memang tidak perlu menggunakan standar yang samaatau setingkat mengingat tingkat kebutuhan danperkembangan masyarakat yang berbeda-beda. Walaupundemikian, dalam praktik ternyata kepentingan politik dansosial ekonomi dalam arti yang luas juga ikutmempengaruhinya atau sulit dihindari sehingga kadang-kadang harmonisasi lebih disukai, walaupun sebenarnyakepentingan masing-masing negara berbeda. Hal inimisalnya terlihat di dalam persetujuan TRIPs-GATT yangmenggunakan standar perlindungan minimum yang tinggidilihat dari tingkat kepentingan atau kebutuhan negara-negara yang bukan negara maju.

Dalam Persetujuan TRIPs-GATT kepentingan negara-negara berkembang dan negara-negara miskin masih belumcukup tertampung, misalnya perlindungan masyarakattradisional, masyarakat adat, atau masyarakat tani dalampengaturan berbagai jenis HKI. Yang lebih menonjol justruperlindungan kepentingan negara-negara maju yangmenguasai sebagian besar HKI atau perdagangan yangberkaitan dengan HKI secara internasional.

2. Kerangka Konsep

Untuk memberikan penjelasan mengenai pengertian merekmaka akan diuraikan beberapa pendapat sebagai berikut:

a. Pengertian Merek

1) Menurut Muhammad Djumhana dan R. Djubredillahmerek adalah sebagai berikut:33

“Alat untuk membedakan barang dan jasa yangdiproduksi oleh sesuatu perusahaan”.

33 Muhammad Djumhana & R. Djubredillah, 1997, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teoridan Praktiknya di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti), hlm. 154

36

Page 52: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

2) Menurut Molegraaf, menyatakan sebagai berikut:34

“Merek yaitu dengan mana dipribadikanlah sebuahbarang tertentu, untuk mewujudkan asal barang danjaminan kualitasnya sehingga bisa dibandingkandengan barang-barang sejenis yang dibuat, dandiperdagangkan oleh orang atau perusahaan lain”.

3) Menurut Insan Budi Maulana menyatakan sebagaiberikut:35

“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama,kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna ataukomposisi dari unsur-unsur tersebut yang memilikidaya pembeda dan digunakan dalam kegiatanperdagangan barang atau jasa”.

4) Menurut Sudargo Gautama dan Rizawanto Winatamenyatakan sebagai berikut:36

“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama,kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna ataukombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memilikidaya pembeda dan digunakan dalam kegiatanperdagangan dan jasa”.

5) Menurut Badudu-Zain Kamus Umum BahasaIndonesia, menyatakan sebagai berikut:37

“Merek adalah tanda yang dipakai pada barang yangdiperdagangkan oleh suatu perusahaan”.

Misalnya: rokok, sabun, kecap, mobil dan lain-lain.

34 Ibid.35 Insan Budi Maulana, 1999, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia Dari Masa

ke Masa, (Bandung: Citra Aditya Bakti), hlm. 101.36 Sudargo Gautama & Rizawanto, 2002, Undang-Undang Merek Baru Tahun 2001,

(Bandung: Citra Aditya Bakti) hlm. 33.37 Badudu-Zain, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan),

hlm. 891.

37

Page 53: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

6) Merek menurut ketentuan TRIPs adalah sebagaiberikut:38

“Any sign, or combination of signs, capable of dis-tinguishing the goods or services of one undertak-ing from those of other undertakings, shall be ca-pable of constituting a trademark such signs, inparticular words including personal names, letters,numerals, figurative elements and combinations ofcolours as well as any combination of such signs,shall be eligible for registration as trademarks. Wheresigns are not innerently capable of distinguishingthe relevant goods or services, members may makeregistrability depend on distinctiveness acquiredthrough use. Members may require, as a conditionof registration, that signs be visually perceptible”.

Artinya:

“Setiap lambang, atau kombinasi dari beberapalambang, yang mampu membedakan barang atau jasa,suatu usaha dari usaha lain, dapat menjadi merekdagang. Lambang-lambang dimaksud, terutama yangberupa rangkaian kata-kata dari nama pribadi, huruf,angka, unsur figur dan kombinasi dari beberapa warnadapat didaftarkan sebagai merek dagang. Dalam halsuatu lambang tidak dapat membedakan secara jelasbeberapa barang atau jasa satu sama lain, anggotadapat menetapkan persyaratan bagi pendaftarannyapada sifat pembeda yang diperoleh karenapenggunaannya. Anggota dapat menetapkanpersyaratan, sebagai syarat pendaftaran suatu merekdagang, agar suatu lambang dapat divisualisasikan”.

38 TRIPs, 1994, Pasal 15 ayat 1.

38

Page 54: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Dengan demikian, menurut persetujuan TRIPsperbedaan (daya pembeda) adalah satu-satunya kondisisubstantif perlindungan merek. Penolakan berdasarkanalasan-alasan tidak adanya daya pembeda diatur didalam Pasal 15 ayat (1) Persetujuan TRIPs. Penolakanperlindungan juga diperbolehkan sepanjang alasan-alasan terhadap penolakan tidak bertentangan denganketentuan-ketentuan dalam Konvensi Paris.

Landasan hukum perlindungan merek terkenaltelah lama diatur dalam Konvensi Paris, ketentuanPasal 6 bis, yaitu bahwa negara-negara anggotaKonvensi Paris harus menolak atau membatalkanpendaftaran dan melarang pemakaian dari merek yangmerupakan reproduksi, imitasi atau terjemahan yangdapat menimbulkan kekeliruan atau kekacauan darisuatu merek yang dipandang di negara merek tersebutterdaftar atau dipakai sebagai suatu merek yangterkenal dan merupakan merek orang lain untukbarang-barang yang sama atau sejenis. Walaupunpengakuan pertama mengenai konsep merek terkenaldiwujudkan dalam Pasal 6 bis, Konvensi Paris tidakmemberikan definisi apapun atau kriteria mengenaimerek yang dikualifikasikan sebagai merek terkenal.

Menurut konvensi Paris, penolakan suatuperlindungan diperbolehkan apabila registrasi ataupendaftaran di negara yang bersangkutan melanggarhak-hak pihak ketiga sebelumnya apabila merek yangbersangkutan tidak memiliki karakter pembeda atausecara eksklusif mengandung syarat-syarat deskriptifatau apabila merek tersebut bertentangan denganprinsip-prinsip moralitas atau ketertiban umum yangditerima masyarakat, khususnya apabila merek tersebut

39

Page 55: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

memperdayakan masyarakat. Sementara daya pembelaadalah batu ujian bagi perlindungan menurutPersetujuan TRIPs dan sebagai tambahan terhadapketentuan Pasal 15 ayat (1), yaitu ketentuan Pasal15 ayat (3) Persetujuan TRIPs yang menentukanbahwa:39

“Members may make registrability depend on use.However, actual use of a trademark shall not be acondition for filling an application for registration.An application shall not be refused solely on theground that intended use has not taken place beforethe expiry of a period of three years from the dateof application”.

Artinya:

“Anggota dapat mensyaratkan pendaftaran suatu merekdagang pada penggunaannya. Akan tetapi, penggunaanmerek dagang secara nyata tidak dapat digunakansebagai syarat pengajuan permintaan pendaftarannya.Pengajuan permintaan tidak dapat ditolak semata-mata berdasarkan alasan bahwa merek dagang tidakdigunakan sesuai rencana penggunaannya dalam waktu3 tahun terhitung sejak permintaan diajukan”.

Dengan demikian, Persetujuan TRIPs mengakuidan membolehkan 2 (dua) metode pokok untukmenciptakan hak-hak atas merek, yaitu “pemakai”dan “pendaftaran”. Undang-undang negara yangmendasarkan pada pendaftaran sangat bervariasi dankondisi sebagian terbesar sesungguhnya adalahmengenai kontinuitas hak-hak sesuai pendaftaran padatingkat tertentu mengenai pemilik merek yangsesungguhnya menggunakan merek. Dengan demikian,

39 TRIPs, 1994, Pasal 15 ayat 3.

40

Page 56: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

jika merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahunberturut-turut dalam perdagangan barang dan jasasejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir,Direktorat Jenderal HAKI dapat melakukanpenghapusan pendaftaran merek. Sementara itu,pendaftaran merek menjadi lebih mudah diserang olehpihak ketiga.

7) Merek menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun2001 Pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut:40

“Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata,huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, ataukombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memilikidaya pembeda dan digunakan dalam kegiatanperdagangan barang atau jasa”.

Pasal 1 ayat 2:

“Merek dagang adalah merek yang digunakan padabarang yang diperdagangkan oleh seseorang ataubeberapa orang secara bersama-sama atau badanhukum untuk membedakan dengan barang-barangsejenis lainnya”.

Pasal 1 ayat 3:

“Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasayang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapaorang secara bersama-sama atau badan hukum untukmembedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya”.

Pasal 1 ayat 4:

“Merek kolektif adalah merek yang digunakan padabarang dan/atau jasa dengan karakteristik yang samayang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan

40 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1.

41

Page 57: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

hukum secara bersama-sama untuk membedakandengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya”.

3. Pendaftaran Merek

Pendaftaran merek bertujuan untuk memperoleh kepastiandan perlindungan hukum mengenai hak atas merek. Pendaftaranmerek dilakukan pada Kantor Merek Direktorat Merek, Paten,dan Hak Cipta Departemen Kehakiman. Kantor Merek adalahinstansi pendaftaran merek yang ditugasi untuk mendaftarkanmerek yang dimintakan pendaftarannya oleh pemilik merek.Untuk melakukan pendaftaran merek perlu dimintakanpendaftaran lebih dahulu berdasarkan syarat-syarat dan proseduryang ditentukan oleh Undang-Undang Merek.

Apabila pemilik merek mengajukan permintaan pendaftaranmerek, maka pengajuan permintaan pendaftaran merek untukdua atau lebih kelas barang dan atau jasa dapat dilakukandengan satu permintaan pendaftaran. Permintaan pendaftaranmerek harus menyebutkan jenis barang dan atau jasa yangtermasuk dalam kelas yang dimintakan pendaftarannya (Pasal6 UUM). Dua atau lebih kelas barang dan atau jasa dalamsatu permintaan pendaftaran membuat prosedur administrasipendaftaran merek dan penanganan pemeriksaannya menjadilebih sederhana. Namun, kewajiban pembayaran biayapendaftaran merek serupa itu tetap dikenakan sesuai denganjumlah kelas barang dan atau jasa yang dimintakanpendaftarannya.

Permintaan pendaftaran merek diajukan secara tertulisdalam bahasa Indonesia kepada Kantor Merek. Surat permintaanpendaftaran merek mencantumkan:

a. tanggal, bulan, dan tahun;

b. nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon;

c. nama lengkap dan alamat Kuasa apabila Permohonandiajukan melalui Kuasa;

42

Page 58: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

d. warna-warna apabila merek yang dimohonkanpendaftarannya menggunakan unsur-unsur warna;

e. nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertamakali dalam hal Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas(Pasal 7 ayat (1) UUM).

Hak Merek (trade mark) adalah cap dagang atau tandapengenal yang menunjukkan identitas suatu produk barangatau jasa, sehingga dengan tanda itu konsumen dapatmembedakannya dengan produk lain yang sejenis. Dengandemikian, merek ini harus memiliki ciri pembeda yang khasdan jelas. Merek dapat berupa tulisan, angka, gambar, warnaataupun komposisi dari kesemuanya itu. Merek ini juga sangatberguna untuk mencegah terjadinya pemalsuan ataupun penipuanproduk. Pemegang hak merek dilindungi oleh hukum atasmerek produk yang didaftarkannya ke negara dari kemungkinantindakan-tindakan melawan hukum yang dilakukan orang lain,yaitu misalnya peniruan, pemalsuan ataupun penipuan. Dibanyak negara termasuk Indonesia, hak merek diberikan kepadamerek yang mendaftarkan merek produknya itu ke lembagakhusus yang ditugasi untuk memberikan hak merek kepadapemohon; jadi, umumnya hak merek bukan diberikan kepadaorang yang memakai merek itu untuk pertama kalinya.

Merek menurut undang-undang ini meliputi Merek Dagangdan Merek Jasa. Suatu merek dapat didaftar atas dasarpermintaan yang diajukan pemilik merek yang beriktikad baik,dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secarabersama-sama atau badan hukum.

Merek yang mengandung salah satu dari unsur di bawahini tidak dapat didaftar di dalam merek:41

- bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum;

41 M. Yahya Harahap, 1996, Pelaksanaan Undang-Undang Merek Nomor 19 Tahun1992, (Bandung: Citra Aditya Bakti), hlm. 96.

43

Page 59: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

- tidak memiliki daya pembeda;

- telah menjadi milik umum; atau

- merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang jasayang dimintakan pendaftaran.

Permintaan pendaftaran merek hanya dapat diajukan untuksatu kelas barang atau jasa dengan menyebutkan jenis barangatau jasa yang termasuk dalam kelas yang bersangkutan,diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada KantorMerek. Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untukjangka waktu sepuluh tahun dan berlaku surut sejak tanggalpenerimaan pendaftaran merek yang bersangkutan, yang dapatdiperjanjikan setiap kali untuk jangka waktu yang sama.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaturan danperlindungan merek dalam Undang-Undang Merek kitasesuai dengan standar internasional yang berlaku. Namundemikian dari pengalaman selama ini ternyata bahwa keberadaansuatu perangkat hukum saja tidaklah cukup memberikan rasaaman. Ada hal lain yang juga diharapkan untuk memberikanrasa aman tersebut, bahkan hal lain tersebut dalam banyakhal dianggap lebih penting dari hanya sekedar ketentuan dalamperangkat hukum. Hal lain tersebut adalah pelaksanaan ataupenegakkan (enforcement) perangkat hukum yang ada.

Mengingat hal tersebut di atas, maka setiap perubahandalam kerangka pengaturan (administratif) dan perlindunganmerek seyogianya sejalan dengan dan harus diikuti olehperubahan dalam mekanisme yang berfungsi mengejawantahkanketentuan dalam perangkat hukum yang ada ke dalam praktiksehingga hukum tersebut benar-benar merupakan hukum yanghidup dan bersifat mengayomi.

Agar kita semua dapat mempersiapkan diri, makapengalaman-pengalaman dalam penanganan kasus-kasus yang

44

Page 60: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

pernah terjadi tentunya akan sangat membantu. Untuk tujuanitulah pembawa makalah akan mengetengahkan hal-hal berikutini, hal mana tidaklah dimaksudkan untuk menyalahkan pihakmanapun yang selama ini terlibat dalam pelaksanaan ataupenegakan terhadap perlindungan merek-merek yang terkenal.

Sedangkan ketentuan yang lebih dipertegas lagi dalamperlindungan merek terkenal saat ini direvisinya Undang-UndangMerek yang lama yakni Undang-Undang Nomor 14 Tahun1997 dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, denganmengacu kepada persetujuan TRIPs.

Alasan pokok yang melatarbelakangi dibuatnya persetujuanTRIPs adalah:

1. Sampai dengan tahun 1995 lalu banyak ditemukan praktik-praktik bisnis yang melanggar hak-hak kekayaan intelektualdari pemegang haknya yang sah. Pelanggaran-pelanggarantersebut paling banyak ditemukan di negara-negaraberkembang. Adapun hak kekayaan intelektual (HKI) yangsering dilanggar adalah mengenai hak paten, hak cipta,dan hak merek.

2. Meskipun secara internasional telah berdiri World Intel-lectual Property Rights Organization, namun ternyatapelanggaran-pelanggaran tersebut tetap berlangsung.Bahkan tertangkap kesan bahwa World Intellectual Prop-erty Rights Organization sesungguhnya kurang berwibawasebagai organisasi internasional yang sesungguhnyabertanggung jawab untuk mengawasi dan memberikanperlindungan hukum terhadap hak kekayaan intelektual.42

Mengingat bahwa perdagangan barang dan jasa secarainternasional berkait erat dengan masalah proteksi terhadaphak kekayaan intelektual, khususnya proteksi bagi para

42 Elly Ermawati, 1998, Hukum Ekonomi Internasional, (Bandung: UNPAR), hlm. 61-62.

45

Page 61: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

pemegang hak kekayaan intelektual yang berasal darinegara-negara maju, maka dapatlah dipahami mengapanegara-negara industri maju paling aktif memperjuangkandimasukkannya perundingan mengenai hak kekayaanintelektual ini ke dalam putaran perdagangan UruguayRound.

Akibat dari upaya negara industri maju tersebut,maka dalam hasil akhir Uruguay Round di tahun 1995lalu disepakati persetujuan ini. Secara menyeluruh,persetujuan ini mengatur masalah atau materi sebagaiberikut:

a. Ketentuan umum dan prinsip-prinsip dasarperlindungan hak kekayaan intelektual.

b. Luas lingkup cakupan hak kekayaan intelektual yangdilindungi.

c. Penegakkan hukum di bidang hak kekayaan intelektual.

d. Penyelesaian sengketa di bidang hak kekayaanintelektual.

Adapun ketentuan umum dan prinsip-prinsip dasarTRIPs di mana telah dikatakan bahwa persetujuan inimenyatakan bahwa dalam rangka memberikan perlindunganhukum bagi hak kekayaan intelektual serta upaya penegakanhukumnya, negara anggota WTO wajib melaksanakanisi keseluruhan persetujuan TRIPs, dengan berlandaskanpada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Negara anggota boleh memberikan perlindunganhukum terhadap pemegang HKI secara lebihmenguntungkan atau lebih luas daripada perlindunganminimal yang diatur dalam persetujuan ini. Tetapi,perlindungan yang lebih menguntungkan tersebutbukanlah menjadi satu keharusan.

46

Page 62: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

2. Negara anggota tetap terikat pada isi dari berbagaikonvensi internasional di bidang HKI yang dibuat dibawah naungan WIPO, yaitu:

a. Konvensi Paris (1967) mengenai Hak kekayaanIndustri.

b. Konvensi Berne (1971) mengenai Hak Cipta.

c. Konvensi Roma (1961) mengenai Hak-hak yangterkait dengan Hak Cipta atau NeighbouringRights.

d. Konvensi Washington (1989) mengenai RangkaianElektronik Terpadu atau Integrated Circuits.

3. Perlindungan HKI yang diberikan oleh setiap negaraanggota WTO harus memperhatikan prinsip“national treatment”, sehingga pemegang HKI warganegara nasional dan pemegang HKI warga negaraasing harus memperoleh perlindungan dan perlakuanhukum yang sama pula.

4. Perlindungan HKI yang diberikan oleh setiap negaraanggota WTO juga harus mengacu pada prinsip “mfn”.

5. Setiap negara anggota WTO berhak untuk membuataturan-aturan hukum di bidang HKI yang tetapmemperhatikan kepentingan masyarakat nasionalnya,misalnya yang bertujuan untuk melindungi kesehatandan gizi masyarakat (misalnya di bidang hak patendan hak merek); serta berwenang pula untuk mencegahpraktik bisnis curang khususnya yang menghambatproses alih teknologi internasional.

Dalam persetujuan ini disebutkan bahwa lambangatau logo atau simbol yang dapat dijadikan merek dagang,dapat berupa rangkaian nama pribadi, huruf, angka,

47

Page 63: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

ataupun kombinasi warna. Sedangkan perlindungan hakmerek diberikan kepada mereka yang melakukanpendaftaran, dan bukan kepada pemakai merek yangpertama kali. Pemilik merek yang telah mendaftarkanmereknya mempunyai hak eksklusif atas mereknya dandilindungi terhadap pihak ketiga. Lisensi wajib atas suatuhak merek dagang tak diperkenankan menurut persetujuanini. Jangka waktu perlindungan hak merek untuk pertamakali adalah minimal 7 (tujuh) tahun untuk kemudian dapatdiperpanjang tanpa batas waktu.

Seperti halnya persetujuan-persetujuan lainnya dalamkerangka WTO ini, maka persetujuan tentang TRIPs inijuga memberi kesempatan bagi negara anggotanya untukmelakukan berbagai langkah penyesuaian antara kebijakandan peraturan hukum nasionalnya dengan isi daripersetujuan ini sendiri. Penyesuaian tersebut memerlukanjangka waktu tertentu yang berbeda-beda antara negaramaju, negara berkembang, dan negara miskin.

Khusus untuk negara berkembang, jangka waktutersebut diberikan selama 4 (empat) tahun terhitung sejakpersetujuan ini berlaku, tetapi juga kepatuhan terhadapprinsip “national treatment” dan prinsip “mfn” jangkawaktunya tidak boleh melebihi 1 (satu) tahun semenjakpersetujuan ini berlaku. Artinya, untuk kedua prinsiptersebut semua negara anggota WTO wajib untuk segeramentaati dan melaksanakannya, sedangkan untuk hal-hallainnya boleh dilakukan penyesuaian dalam 4 (empat)tahun. Jangka waktu ini diberikan selama 10 (sepuluh)tahun bagi negara yang tergolong sangat miskin atauterbelakang.

Adapun untuk penyesuaian hak paten, khususnyayang menyangkut objek atau temuan yang dapat dipatenkan,persetujuan ini memberikan tambahan jangka waktu

48

Page 64: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

penyesuaian untuk negara berkembang yang undang-undangpatennya sebelum persetujuan ini berlaku ternyata takmemberikan hak paten untuk temuan-temuan di bidangteknologi tertentu yang justru diwajibkan oleh persetujuanini, maka negara tersebut masih diberi waktu selama 5(lima) tahun lagi untuk membuat dan menyesuaikankebijakan pemberian patennya untuk temuan di bidangteknologi tersebut.

Melalui TRIPs negara-negara maju (pengeksporproduk berteknologi tinggi termasuk farmasi) telah berhasilmengupayakan suatu rezim perlindungan yang efektif bagiteknologi mereka. Sebelum TRIPs perlindungan HKI masihsangat bersifat teritorial, dalam arti keberlakuanperlindungan sebatas di dalam wilayah teritorial suatunegara (national system). Ketika TRIPs berlaku, makajangkauan perlindungan HKI menjadi global karenadikaitkan dengan perdagangan internasional. Dengandemikian tidak keliru jika TRIPs dikatakan sebagai “ceritasukses” dari pemilik modal dan teknologi dalammemperjuangkan kepentingan mereka untuk mendapatkanperlindungan yang efektif secara internasional atas investasimereka. Negara-negara berkembang sebagai konsumenteknologi itu tidak punya pilihan karena posisiketergantungan mereka terhadap negara-negara majupemilik modal itu.43

Hak kekayaan intelektual sebagai sebuah “hak” tidakdapat dilepaskan dari persoalan ekonomi. HKI identikdengan komersialisasi karya intelektual. Perlindungan HKImenjadi tidak relevan apabila tidak dikaitkan dengan prosesatau kegiatan komersialisasi HKI itu sendiri. Penelitianini menjadi semakin transparan dengan munculnya frase

43 Mengenai posisi ketergantungan negara-negara berkembang kepada negara-negaramaju diulas secara singkat dalam tulisan Hikmahanto Juwana, “Hukum Sebagai InstrumenPolitik”, Kompas, (24 April 2004), hlm.4-5.

49

Page 65: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

“Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights”(TRIPs). Frase ini muncul dalam kaitannya dengan masalahperdagangan internasional dan menjadi sebuah ikon pentingdalam pembicaraan tentang karya intelektual manusia.

TRIPs Agreement (Agreement on Trade Related Aspectof Intellectual Property Rights) adalah merupakan salahsatu kesepakatan yang berhasil dicapai dalam GATTputaran Uruguay yang melahirkan WTO (World TradeOrganization).44 Ia merupakan kesepakatan internasionalyang paling lengkap berkenaan dengan perlindungan HKI.45

Beberapa pihak mengatakan bahwa TRIPs adalah sebuahterobosan dalam kerja sama di bidang perdaganganinternasional.46 Kesepakatan ini lahir sebagai hasil desakannegara-negara maju untuk melindungi kepentingan merekadi bidang hak atas kekayaan intelektual.47 Ketika negara-negara berkembang tidak memberikan perlindunganterhadap HKI, maka investasi dari negara-negara majuenggan untuk datang membawa teknologi mereka danmenanamkan modalnya ke negara-negara berkembang.Bagi Amerika Serikat, perlindungan HKI bahkan menjadisalah satu syarat penting untuk meningkatkan investasi.48

Tekanan atau desakan itu jelas tidak menguntungkanbagi negar-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang

44 GATT Secretariat, Final Act Embodying The Results of Uruguay Round ofMultilateral Trade Negotiations (Annex IC), (Marrakesh, 15 April 1994), (Special Distribu-tion).

45 Doris Estelle Long, “The Impact of Foreign Investment on Indigenous Culture: AnIntellectual Property Perspective”, North Caroline Journal of International Law & Commer-cial Regulation, (Vol.21, Winter 1998), 249.

46 Meetali Jain,”Global Trade and the New Millenium: Defining the Scope of IntellectualProperty Protection of Plant Genetic Resources and Traditional Knoweledge in India“,Hasting International & Comparative Law Review, (Vol. 22, No.1, Fall 1998), 780.

47 H.S. Kartadjoemena, 1997, GATT, WTO, dan Hasil Uruguay Round, (Jakarta: UIPress), hlm. 252-253.

48 William C. Revelos, “Patent Enforcement Difficulties in Japan: Are There Any Sat-isfactory Solution for The United States?”, George Washington journal of InternationalLaw and Economy, (Vol. 29, 1995), 529.

50

Page 66: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

masih sangat membutuhkan masuknya investasi asingdalam rangka pembangunan ekonomi dan industri. Negara-negara berkembang dengan berat hati menerima danmenandatangani kesepkatan tersebut.49 Berbagai pernyataanlegitimasi dan justifikasi kemudian dikeluarkan olehPemerintah negara-negara berkembang untukmengakomodasi kepentingan itu dalam bentuk ratifikasiatau penyusunan perundang-undangan HKI.50

Tekanan-tekanan dari negara maju kepada negaraberkembang itu sesungguhnya adalah wujud daripenyimpangan esensi TRIPs itu sendiri. Jika semula TRIPsdimaksudkan hanya untuk menetapkan standar minimumdari perlindungan HKI (to establish minimum standardsof intellectual property protection), namun faktanyakemudian berkembang menjadi sangat ambisius menjadisebuah kesepakatan untuk menciptakan sistem HKI yangberlaku di seluruh dunia dengan standar yang relatif tinggi

49 Kartadjoemena menggunakan istilah “pil pahit” untuk menggambarkan adanya unsurketerpaksaan. Lihat Kartadjoemena, ibid. 253.

50 Simak Konsiderans “Menimbang” pada UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Patensebagai berikut: “bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjianinternasional, perkembangan teknologi, industri, dan perdagangan yang semakin pesat,diperlukan adanya Undang-Undang Paten yang dapat memberikan perlindungan yangwajar bagi inventor”. Simak juga Konsiderans “Menimbang” pada UU Nomor 15 Tahun2001 tentang Merek sebagai berikut: “bahwa di dalam era perdagangan global, sejalandengan konvensi-konvensi internasional yang telah diratifikasi Indonesia, peranan merekmenjadi sangat penting , terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat. Bahwauntuk hal tersebut di atas diperlukan pengaturan yang memadai tentang Merek gunamemberikan peningkatan layanan bagi masyarakat”. Kemudian simak pula konsideransUU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagai berikut: “ …dalam rangka pembangunandi bidang hukum…, serta untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasanhasil kebudayaan di bidang karya ilmu, seni, dan sastra serta mempercepat pertumbuhankecerdasan kehidupan bangsa dalam wahana negara RI…, maka perlu disusun undang-undang tentang Hak Cipta”. Terakhir, lihat konsiderans menimbang UU Nomor 7 Tahun1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization sebagaiberikut: “bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya di bidang ekonomi,diperlukan upaya-upaya untuk antara lain terus meningkatkan, memperluas, memantapkan,dan mengamankan pasar bagi segala produk, baik barang maupun jasa, termasuk aspekinvestasi dan hak atas kekayaan intelektual yang berkaitan dengan perdagangan, sertameningkatkan daya saing terutama dalam perdagangan internasional”.

51

Page 67: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dan dengan menciptakan mekanisme enforcement yangrinci.51 TRIPs menjadi sarana bagi negara maju untukmenciptakan sistem perdagangan dunia dengan caramerugikan negara-negara berkembang.

TRIPs mengadopsi ketentuan dalam kesepakataninternasional sebelumnya di bidang HKI, yaitu ParisConvention dan Bern Convention.52 TRIPs mengkomodasiprinsip-prinsip dasar dari induknya itu, yaitu: acces tomarket (final act), most favoured nation, dan nationaltreatment (Paris & Berne Convention).53 Ketiga prinsipini secara efektif dapat menerobos halangan-halanganproteksionisme negara dan pintu masuk bagi berbagailiberalisme ekonomi domestik.

Prinsip perdagangan bebas berusaha untuk menciptakanakses pasar dengan mengurangi atau menghilangkanhambatan-hambatan non tarif. Tujuan dari membuka aksespasar juga dimaksudkan untuk memperluas cakupan produkperdagangan internasional, termasuk perdagangan di bidangjasa dan pengaturan mengenai perdagangan yang terkaitdengan aspek hak atas kekayaan intelektual.

Prinsip akses pasar ini sejalan dengan cita-cita awaldari pembentukan General Agreement on Tarriff andTrade (GATT) tahun 1947, yang dilatarbelakangiproteksionisme dalam perdagangan internasional. GATTdiciptakan untuk mengurangi atau menghilangkan hambatan

51 Jain, “Defining the Scope of Intellectual Property Protection”, 781.52 Pasal-pasal tersebut antara lain Pasal 1 s.d. 12 dan 19 Paris Convention, dan Pasal

1 s.d. Pasal 21 Berne Convention. Pasal-pasal tersebut mengandung ketentuan yangsubstansial dari hukum hak kekayaan intelektual yang diadopsi ke dalam TRIPsAgreement

53 Lihat pula Bonnie Setiawan, 2000, Stop WTO: Dari Seattle sampai Bangkok, (Jakarta:INFID), hlm.8-9.

54 Mark. L. Movsesian, dalam Ramona L. Taylor, “Tearing down the Great Wall: China’sRoad to WTO Accession”, IDEA-The Journal of Law & Technology, (Vol. 41, No, 2001),152.

52

Page 68: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

perdagangan melalui persetujuan multilateral.54 SedangkanWorld Trade Organization (WTO) sebagai organisasi yangmenggantikan peran GATT dibentuk dalam rangka mengaturdan menegakkan sistem perdagangan global untuk mencegahtimbulnya sistem perdagangan yang proteksionis.55

Dalam hal terjadi sengketa di antara negara-negarapeserta menyangkut sistem perdagangan global yang diaturdalam kerangka WTO, maka badan perdagangan duniaini diberi wewenang untuk menyelesaikan sengketa tersebut.Keputusan panel WTO bersifat final dengan memberikanhak banding yang terbatas melalui Apellate Body.56

Manakala WTO telah membuat keputusan, negara yang“kalah” hanya mempunyai tiga kesempatan untukmelaksanakan putusan itu, yaitu: (1) mengubah hukuminternal di negaranya, disesuaikan dengan aturan WTO,57

(2) membayar kompensasi kepada negara pemenang,58

(3) menghadapi sanksi perdagangan.59

Di dalam TRIPs juga diatur tentang prinsip mostfavoured nation treatment sebagaimana dinyatakan dalamarticle 4 TRIPs Agreement. Prinsip itu menghendaki agarsetiap negara peserta tidak memberikan perlakuan yangdiskriminatif. Bilamana suatu negara peserta memberikanperlakuan khusus (advantage, favor, privilege and im-munity) kepada suatu negara tertentu, maka perlakuanyang sama dengan serta merta juga harus diberikan kepadanegara-negara peserta konvensi lainnya. Terkadang prinsipini juga disebut sebagai prinsip non-diskriminasi.

55 I.R. Abeyratne Wuwan56 Lihat Annex 2: Understanding on Rules and Procedures Governing The Settlement

of Disputes, Final Act 1994, 353 – 372.57 Article 19 (1) Annex 2.58 Article 22 Annex 2.59 Sanksi itu diberikan melalui mekanisme tindakan balasan (retaliation). Bahasa lunak

yang digunakan dalam Annex 2 adalah suspension of concessions. Lihat article 22 danjuga Kartadjoemena, GATT & WTO, 328.

53

Page 69: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

TRIPs juga memberlakukan prinsip national treat-ment sebagaimana diatur di dalam article 3. Prinsip initidak menghendaki adanya perlindungan yang berbedaterhadap kekayaan intelektual dari warga negaranya sendiridengan warga asing. Pengecualian hanya dimungkinkansepanjang hal itu telah diatur dalam Paris Convention60

(1967), Berne Convention61 (1971), Rome Convention62,dan Treaty on Intellectual Property in Respect ofIntegrated Circuits.63

Yang perlu dicatat adalah bahwa secara substansialTRIPs memuat aturan yang bersumber pada pandanganatau konsep masyarakat Barat yang individualistik dankapitalistik.64 Misalnya, apa yang dilindungi oleh hakcipta yang dikembangkan di negara-negara maju padaumumnya adalah individu. Sistem ini tidak memungkinkanpreclude pengakuan terhadap hak negara ataupun hakmasyarakat kolektif sebagaimana dikembangkan negara-negara dengan sistem ekonomi sosialis.65 Sistem Baratini juga tidak memungkinkan untuk melindungi hak-hak

60 Misalnya yang disebutkan dalam Article 3 Paris Convention. Bila article ini dikonstruksikansecara a contrario, maka perlindungan yang berbeda dapat diterapkan kepada kekayaanintelektual warga asing yang negaranya tidak menjadi peserta dari konvensi. Lihat WIPOPublication No. 223 (E), (Geneva, 1996).

61 Di dalam Article 3 (2) Berne Convention juga terdapat aturan yang memungkinkanadanya perlindungan yang berebeda terhadap kekayaan intelektual warga asing yangnegaranya tidak menjadi peserta Berne Convention tersebut. WIPO, ibid.

62 Article 6 Rome Convention memungkinkan adanya pengecualian terhadap prinsipnational treatment yang ditentukan dalam konvensi tersebut. WIPO, ibid.

63 Article 5 (2) Treaty on Intellectual Property in Respect of Integrated Circuit memungkinkannegara-negara peserta untuk dalam hal-hal tertentu tidak menerapkan prinsip nationaltreatment. WIPO, ibid.

64 Lihat kembali Doris Estelle Long, “The Impact of Foregn Investment”, 246. VandanaShifa juga mencatat bahwa: “TRIPs fail to acknowledge the more informal, communalsystem of innovation through which Third World farmers produce, select, improve andbreed a plethora of diverse crop Varieties”. Lihat Laurie Anne Whitt, “Indigenous Peoples,Intellectual Property and the New Imperial Science”, Oklahoma City University Law Re-view, (Vol.23, No.1 & 2, Spring & Summer 1998).250.

65 Long, Ibid., 246.

54

Page 70: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dari masyarakat lokal atau suku bangsa asli (indigenouspeople) atas kekayaan intelektual (indegeous knowledge)mereka yang pada umumnya tidak dimiliki secaraindividual oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.Hal ini sejatinya bisa dikatakan sebagai salah satu bentukpelanggaran terhadap hak asasi manusia, yang dinyatakandengan tegas dalam resolusi dari The Sub-Commissionon the promotion of Human Rights of the Commisisionon UN Human Rights. Berikut ini adalah kutipan darideklarasi tersebut:

“… since the implementation of the TRIPs Agree-ment does not adequately reflect the fundamentalnature and indivisibility of all human rights,including the right of everyone to enjoy the benefitsof scientific progress and its applications, the rightto helath, the right to food, and the right toself-determination, there are apparent conflictsbetween the intellectual property regime embodiedin the TRIPs Agreement, on the one hand andinternational human rights law, on the other”.66

Bila diamati dengan cermat, sesungguhnya sistemHKI yang berkembang di negara-negara maju lebihmementingkan perlindungan ekonomi (kapital) ketimbangkepentingan individu (authorship) itu sendiri.67 Sebagaigambarannya adalah apa yang terjadi di Amerika Serikatsebagai negara yang dianggap salah satu kiblat

66 Brendan Toin, “Redefining Perspectives in the Search for Protection of TraditionalKnowledge: A Case Study from Peru“, RECIEL, 10 (I), 2001, 49.

67 Misalnya dalam hal emplyee’s invention berdasarkan doktrin “work for hire”, perusahaanakan menjadi pemilik hak paten dari suatu penemuan yang dilakukan oleh karyawannya,terutama jika diperjanjikan dengan tegas. Jepang, Jerman, Australia, dan Amerika Serikatmengatur hal yang agak berbeda satu sama lain dalam hal tidak ada perjanjian menyangkuthal tersebut. Tentang hal ini lihat Japaness Patent Office, Theory and Practice of Employee’sInvention, (Tokyo: APIC-JIII, tanpa tahun), dan Jill McKeough, Adrew Stewart, IntellectualProperty in Australia, (Butterworths, 2nd ed., 1997), 311-218.

55

Page 71: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

individualisme dan kapitalisme. Di negeri itu kreativitasorang-orang kulit hitam kurang mendapat perlindunganbila dibandingkan dengan perlindungan bagi pemilik modalkulit putih.68 Padahal kita tahu bahwa banyak musisikulit hitam yang mempunyai tingkat kreativitas tinggidalam bidang musik blues dan jazz. Namun sebagaimanadiketahui bahwa perlindungan hak cipta diberikan kepadakreativitas atau ide yang telah dituangkan dalam bentuktertentu (form).69 Ketika musisi kulit hitam menciptakanmusik jazz atau blues, mereka tidak menuangkannya kedalam partitur sebagaimana musik klasik karya komposerBarat seperti Mozart, Beethhoven, Strauss, dan lain-lain.70

Justru keindahan musik jazz terletak pada kebebasanmusisinya dalam berimprovisasi.71 Untuk menuangkanke dalam bentuk tertentu seperti dalam bentuk soundrecording atau video diperlukan modal. Demikian pulahalnya untuk mempromosikan dan mendistribusikannya.Pada tahap fixation inilah peran para pengusaha record-ing sangat menentukan. Mereka inilah yang menghendakiperlindungan copyright sebelum mereka merekam musik-

68 Selanjutnya lihat K.J. Greene, “Copyright, Culture, and Black Music: A Legacy ofUnequal Protection”, Hasting Communication and entertainment Law Journal, (Vol.21,Winter 1999), 339-392. Perhatikan pernyataan berikut ini yang dikutip dari tulisan tersebut:“Until recent decades, African-Americans, as a class, have been victimized by systematictakings of their property. It has often seemed particularly ironic (to this author) that manyof our laws are preoccupied with preventing “takings” of property, while-as noted bySupreme Court Justice Thurgood Marshall-the property rights of Blacks have historicallynot been respected in the United States”.

69 Copyright law will not protect works which are not fixed in some tangible form.” LihatGreene, ibid., hlm.378. Lihat juga Article 9 (2) TRIPs Agreement.

70 Sidran menggambarkannya sebagai berikut; “The Black approach to rhythm, beinga function of the greater oral approach to time, is more difficult to define in writing.Capturing the rhythms of African or modern Afro-American music with Western notationis a lot like trying to capture the sea with a fishnet. The complexity of this rhythmicapproach is in large part due ti the value placed on spontaneity and therently communalnature of oral improvisasion.” Sidran dalam Greene, Ibid., 379.

71 A good jazz band should never play and actually never does play, the same piecetwice in the same manner,” Gene Less, sebagaimana dikutip oleh Greene, ibid., 379.

56

Page 72: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

musik kreasi orang-orang kulit hitam. Pada gilirannyapemilik hak cipta adalah industri rekaman itu, dan bukansi pengarang.72 Apabila nama pengarangnya disebutkandalam cassatte atau video itu adalah karena adanyaketentuan tentang moral right73 dalam sistem hak cipta.Namun demikian, moral right ini tidak dipersyaratkanuntuk dilindungi berdasarkan TRIPs Agreement.74

F. Sistematika Penulisan

Adapun penelitian yang penulis susun ini terdiri dari 5 (lima)bab, di mana masing-masing bab ada yang terdiri dari beberapasub bab, yang isinya akan penulis kemukakan secara ringkas,yaitu:

Bab I adalah bab pendahuluan yang menguraikan latar belakangpenelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,kerangka teoritis dan konseptual, serta sistematika penulisan.

Bab II adalah identifikasi masalah yang menguraikan sejarahlahirnya merek, perkembangan merek di Indonesia, perlindunganmerek terkenal di Indonesia serta hak kekayaan intelektual(Intellectual Property Right) merek sebagai aset perusahaan.

Bab III adalah metode penelitian yang menguraikan spesifikasipenelitian, metode pengumpulan data, metode pengumpulan sampelserta metode analisis data.

Bab IV adalah analisis terhadap perlindungan merek sebagaiaset perusahaan yang akan menguraikan perlindungan hukumpemegang hak merek, kelemahan hukum dan penegakan hukum

72 “The copyright regime is owner-centered, not creator centered.” Greene ibid., 356.Kofsky mencatat bahwa:”With very minor exceptions, it is whiles who own the majoreconomic institutions of the jazz world, booking agencies, recording companies, night-clubs, festivals, magazines, radio station, etc. Blacks own nothing but their own talent.”

73 Moral rights are non-economic rights granted to the author of a protected work.Moral rights protect reputational rights and the creative value of the work”. Lihat Long,“The Impact of Foreign Investment,” 275.

74 Lihat Article 9 TRIPs Agreement.

57

Page 73: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

di Indonesia, efektifitas terhadap perlindungan hak merek di In-donesia.

Bab V adalah penutup, bab ini akan menarik suatu kesimpulanberdasarkan uraian dari bab-bab yang dibahas yang merupakanintisari atau hal-hal yang pokok, dan saran-saran yang merupakansuatu usulan atau rekomendasi yang tersirat dalam kesimpulansehingga dapat memberikan suatu masukan yang berguna.

58

Page 74: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Lahirnya Merek

Pada bagian ini akan dilukiskan seputar perjalanan sejarah merek.Secara hipotesis banyak yang berpendapat sejarah merek bermulasejak manusia mengenal hak milik kekayaan pribadi atau kelompok.Dapat diperkirakan, berkembangnya pengenalan dan pengertian manusiaakan hak milik perseorangan (personal property) atau hak milik komunal(communal property), mengangkat derajat dan peran merek, semakinpenting. Akan tetapi yang paling kuat mendorong perkembangannya,sangat berkaitan dengan personal property.

Sejak masa Neolitikum, manusia sudah mulai mengenal merek.Gambar lukisan bison yang tertera pada dinding gua dapat dikatakansebagai awal mula penggunaan tanda-tanda sebagai dasar pengertiandan pengidentifikasian sesuatu objek materi budaya.

Banyak pendapat yang mengemukakan, untuk menelusuri pengertianmerek, berkaitan erat dengan perkataan “brand” yakni “nama” atau“tanda” yang ditorehkan terhadap suatu barang tertentu. Carapentorehannya dibuat dengan besi yang dipanaskan (made with hotiron). Jadi merupakan cetakan stempel besi yang ditorehkan kepadasuatu barang setelah besi stempel dipanaskan lebih dulu (iron stempt).Berdasarkan pendapat ini, perkataan merek yang berasal dari perkataan“brand” bersamaan dengan khazanah bahasa Anglo - Saxon yangdiambil dari kata kerja (verb) “to burn” (membakar). Sehubungandengan itu tanda yang diterakan sebagai nama merek suatu barangyang berkembang pada masa modern sekarang, merupakan warisanyang diturunkan secara langsung dari praktik “brand” masa lalu.

59

Page 75: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Menurut penjelasan yang dikemukakan Thomas D. Drescher75

pemakaian tanda sebagai identitas diperkirakan berlangsung sejak 4000tahun sebelum masehi, dan berkembang luas pada masa imperiumRomawi. Pada masa silam, terdapat berbagai ragam tanda yang diterakansebagai pengenal identitas. Ada tanda yang ditorehkan kepada tubuhperorangan. Misalnya seorang budak diberi tanda tera oleh majikansebagai identitas pemilikan terhadap budak. Atau seseorang membuattanda pada dirinya atau barangnya. Hal yang seperti ini disebut “tandaperorangan” (personal mark). Di Mesir misalnya para pekerja pemotongbatu (pemecah batu) membuat tanda pada batu yang dikerjakan sebagaibukti pembayaran upah mereka.

Di kerajaan Babylonia dikenal tanda perorangan berupa “seal”atau “the mark of personal seal”. Seal dapat diartikan “meterai”atau “segel” yang berfungsi sebagai tanda tangan (signature). Adayang diterakan pada cincin atau logam. Di antara tanda sel yangdijumpai di Babylonia berbentuk “slinder”. Dalam sejarah Islam pundikenal “personal seal”. Cap Nabi Muhammad yang diterakan padacincin berfungsi sebagai tandatangan yang sah (as a legal signature).

Di bidang perdagangan, saudagar-saudagar Harappa di lembahIndia sudah mengenal merek. Sekitar tahun 2500 sebelum masehi,Harappa merupakan salah satu pusat peradaban yang tinggi dan sekaliguspusat perdagangan. Para pedagang memberi tanda perorangan terhadapbarang sebagai tanda identitas perorangan atas barang maupun sebagaipetunjuk tentang daerah asal barang. Hal yang seperti ini berlanjutsampai hancurnya Imperium Romawi. Barang sutera dari Cina. Barangemas dari Spanyol. Anggur dari Perancis. Minyak lampu dari Italia.Semua jenis barang-barang dagangan tersebut diberi tanda sebagaipetunjuk identitas pembuat dan pemilik maupun daerah asal wilayahgeografinya.

Umumnya barang-barang logam seperti pisau, diberi tanda per-sonal yang digurdikan pada barang. Jenis obat-obatan biasanya diberi

75 The Trade Mark Reporter, Vol.82, May-June, 1992 Nomor 3, hlm. 309.

60

Page 76: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

tanda tangan dengan nama pembuatnya. Sedang mengenai jenis minumananggur, tanda yang diberi menunjuk kepada asal geografi. Sehinggadapat dikatakan sekitar abad kedua masehi, perkembangan pemakaianmerek barang dagangan dan hasil produksi, sudah mulai mengarahpada pemakaian simbol yang dapat memberi good will tertentu kepadanya.

Sekitar tahun 1000 masehi, kali pertama diadakan Pekan RayaChampagne (Champagne Fair) di Roma. Para pedagang berdatangandari berbagai penjuru pusat kota perdagangan Itali, Perancis Selatan.Dari Eropa Utara datang pedagang Inggris, Scotlandia, Jerman danBelanda. Sedang dari Timur Tengah para pedagang Mesir, Syria danArmenia. Dapat dikatakan pekan raya tersebut merupakan pameranbarang kosmopolitan dari manca negara yang pertama diadakan dalamsejarah.

Bangkitnya perdagangan pada abad ke-12 berbarengan denganpertumbuhan kota dan urbanisasi serta kemenangan para tuan tanahmemperoleh otonomi feodal. Pada perkotaan urban, tumbuh organisasiatau serikat perdagangan dan pengrajin (craftsmen) yang dikenal dengannama “gilda”. Gilda pengrajin merupakan persekutuan profesi parapengrajin. Tujuan pokok gilda pengrajin:

1. untuk memperkecil dan menghindari persaingan dalam pemasaran

2. mewujudkan tercapainya kepentingan bersama dari pengrajin sebagaisuatu kesatuan.

Ini berarti prinsip yang hendak ditegakkan gilda menjunjung tingginorma moral dan sosial ekonomi para anggota. Mereka menghendakitegaknya secara mantap persaingan jujur atau “honest competition”di antara sesama mereka. Langkah yang diambil ke arah tujuan tersebut,menetapkan standar ukuran, kualitas dan harga setiap tipe barang.

Pada masa gilda, segala jenis persaingan ditekan dengan keras.Iklan (advertensi) dalam bentuk dan dengan cara apapun, baik langsungmaupun tidak langsung dilarang keras. Tentang hal ini Georges Reinardmemberi gambaran penjelasan tentang hal-hal yang dilarang oleh gilda.

61

Page 77: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Antara lain larangan memonopoli konsumen. Dilarang seseorang pengrajinatau pengusaha mengundang atau menarik seseorang untuk melihatbarang yang dipamerkan. Juga tidak dibolehkan mengirimkan apapunyang bersifat iklan (advertensi) ke rumah konsumen. Pada masa gilda,setiap iklan dianggap merusak dan merugikan orang lain. GeorgesReinard memberi satu contoh: “seorang pengusaha rumah penginapanFlorentina yang memberi segelas anggur atau makanan kepada orangasing sebagai daya penarik untuk menginap di hotelnyadipertanggungjawabkan untuk membayar denda (liable to afine)”.76

Setiap kepala kerajinan gilda, diberi kesempatan untuk memilihtanda personal dan didaftarkan pada pendaftaran gilda (guild record)yang ditetapkan. Untuk mengawasi pelanggaran aturan gilda baik yangmenyangkut persaingan, pemalsuan merek, standar dan kualitas barangdiangkat seorang “warden” atau “seachers” yang bertindak sebagaipejabat resmi gilda. Dia mempunyai wewenang memeriksa danmelaporkan setiap pelanggaran atau penyalahgunaan. Pelanggaran dibawa dan dituntut di ruangan gilda. Jika kesalahannya terbukti, dijatuhihukuman denda. Terhadap pelaku yang pelanggarannya dianggap berat,dijatuhi hukuman penjara atau diikat pada tiang di depan umum untukmemberi malu (pillory) atau bisa juga hukuman pegucilan.

Tidak dapat dipungkiri keberadaan merek perdagangan pada abadpertengahan erat sekali hubungannya dengan susunan dan sistem sosialekonomi masa itu. Memang ada persamaan dengan merek abad modern.Namun persamaan itu dalam batas-batas tertentu. Persamaan yangpaling jelas. Merek pada masa gilda boleh diasosiasikan dengan merekkolektif pada masa sekarang. Yakni merek yang dipakai untuk danatas nama berbagai perusahaan secara bersama-sama. Artinya merekdimiliki oleh sebuah asosiasi perusahaan secara bersama dan asosiasibertindak mengawasi para anggota pemakainya.

Selain daripada itu, fungsi merek pada abad pertengahan lebihdititikberatkan untuk mengidentifikasi produsen atau asal geografi barang

76 Ibid 19.pada catatan kaki 46. “The Florentina Innkeeper who give wine or food toa stranger with the object of attracting him to his hastelry was liable to a fine”.

62

Page 78: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

yang diproduksi. Merek lebih ditujukan untuk menghilangkan kegandaanorang atau wilayah yang memproduksi. Misalnya bentuk model suatupisau, kampak atau lembing. Pada dasarnya tidak berfungsi sebagaiidentifikasi produksi. Tetapi untuk mengidentifikasi diri orang yangmembuatnya, meskipun hal itu tidak terlepas dari ketentuan bahwamutunya harus terjamin sesuai dengan standar yang ditetapkan gilda.Hal itu memberi alasan, fungsi merek pada saat itu masih dalam tarafpengertian “tanda” (signal). Belum lagi mengarah ke tingkat fungsi“simbol”. Dengan kata lain, merek barang adalah tanda orang yangmembuat. Bukan sebagai “simbol” perdagangan barang atau jasa.Dengan demikian merek pada masa gilda belum menjadi “property”.Masih jauh dari bentuk dan pengertian yang diwujudkan merek padamasa sekarang. Pada masa sekarang merek berfungsi sebagai simbolyang mampu mentransformasi good will dan aset kekayaan bagipemiliknya.

Merek pada masa gilda difokuskan terhadap pengawasan ataupemaksaan terhadap para pengrajin untuk mematuhi aturan standarisasiyang ditetapkan. Itu sebabnya merek pada masa gilda disebut“compulsory mark” atau “police mark”. Merek yang diterakan setiappengrajin pada barang produksi, berfungsi menjamin cacat yang terdapatpada barang sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan gilda. Setiappengrajin mesti memberi pertanggungjawaban individu (individualliablity) terhadap cacat dan kualitas barang yang dibuatnya. Olehkarena itu pada masa gilda, lebih dititikberatkan fungsinya sebagai“police mark” dan “liability mark”. Belum mengarah kepada fungsi“simbol” dan “aset perdagangan”. Fungsi “police mark” yang demikianbisa bertahan lama semasa periode abad pertengahan, karena didukungoleh sistem perdagangan “anti persaingan” (anti competitive). Kemudiansistem ini didukung oleh aturan dan tujuan merek, dititikberatkanuntuk mengawasi dan melacak pemalsuan dan cacat yang terdapatpada barang yang dihasilkan pengrajin.

Perkembangan merek perdagangan selanjutnya baru memasukiera baru sekitar abad sembilan belas. Pada masa itu terjadi pergeseran

63

Page 79: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

kekuatan. Tumbuh kelas pedagang sebagai kekuatan baru menggantiposisi tuan tanah yang bercorak feodalisme. Bersamaan dengan pergeseranini, muncul beberapa sentra urbanisasi dan penumpukan modal, yangmelahirkan Revolusi Industri yang dipelopori Inggris sekitar tahun1850.

Revolusi Industri ditandai dengan perkembangan pabrik di kota-kota pusat urbanisasi sebagai pengganti pusat kerajinan. Perkembanganindustri Inggris sangat cepat, karena didukung pemasaran yang meliputiimperium Britis Raya (Great Britain). Imperium British Raya padamasa itu, meliputi kawasan koloni yang sangat luas, sehingga dijuluki:Jajahan Inggris meliputi wilayah yang tidak pernah matahari terbenam(the sun never set).

Kecepatan semaraknya perdagangan hasil industri, meliputi seluruhkawasan dunia. Tidak hanya disebabkan penciptaan kapal uap yangmampu mengarungi samudera mengangkut barang dalam jumlah besardalam waktu yang relatif cepat. Faktor yang paling penting barangkaliialah sistem perdagangan. Revolusi industri mengakibatkan lahirnyasistem “perdagangan bebas” yang didasarkan pada kekuatan pasar(laisser fair and market force).

Sistem “free trade” membuka kawasan pemasaran perdaganganglobal berdasar prinsip “persaingan bebas” (free competition). Danpersaingan bebas merupakan daya dorong meningkatkan efektivitasfungsi merek menjadi “merek dagang” terhadap barang-barang yangdiperdagangkan. Semua sistem dan prinsip yang dikemukakan merupakantitik balik dari sistem dan prinsip gilda yang sangat anti kepada persainganbebas dan periklanan.

Seperti yang sudah disinggung sistem pedagangan bebas yangdidukung prinsip persaingan bebas menempatkan fungsi merek yangdilekatkan kepadanya. Cara-cara yang ditempuh para pedagang danprodusen untuk memperkenalkan barang mereka kepada masyarakatkonsumen ialah melalui kampanye iklan dan promosi.

64

Page 80: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Tidak dapat disangkal iklan dan promosi merupakan salah satumekanisme yang langsung terkait pada sistem perdagangan dan persainganbebas. Peran dan perang iklan merupakan salah satu penyanggakelangsungan sistem perdagangan dari persaingan bebas. Hal itudisebabkan akibat yang ditimbulkan persaingan bebas itu sendiri, telahmemunculkan berbagai produksi oleh produsen yang berbeda terhadapbarang yang sejenis. Agar jenis barang yang diproduksi yang dipasarkanseorang produsen menemui sasaran yang efektif baik tentang kualitas,kegunaan dan kelebihannya dari jenis barang produksi produsen lain,terhadap barang diberi tanda berupa merek. Tujuannya untuk melekatkansifat “individualisasi” khusus kepadanya. Dengan demikian pemberianmerek dihubungkan dengan kegiatan perdagangan melalui periklananyang dimotori sistem perdagangan dan persaingan Revolusi Industri,bertujuan memberi “identitas khusus” kepada jenis suatu barang sebagaialat untuk “pembeda” (distinctiveness) atas persamaannya (similar-ity) dengan jenis barang produksi orang lain.

Memang benar apa yang dikatakan Thomas D. Drescher77, “terdapathubungan yang sangat erat antara kemunculan iklan dengan evolusiperkembangan merek dagang”. Dengan lahirnya sistem perdaganganbebas yang menuntut pemberian identitas khusus pada jenis barangproduksi tertentu melalui merek, fungsi iklan (advertising function)tidak dapat dielakkan. Semua orang berpendapat untuk memperkenalkansuatu jenis barang dagang tertentu berhadapan dengan berbagai jenisproduksi lain yang sama-sama dipasarkan, diperlukan caramemperkenalkannya melalui iklan. Penjelasan melalui iklan disebut“reason why”.

Maksud “reason why” adalah penjelasan secara argumentatif yangbertujuan untuk meyakinkan para konsumen bahwa jenis barang yangmemakai merek tertentu lebih baik mutunya dan kegunaannya. Pendekkata iklan berusaha menjelaskan keunggulan (superiority) yang dimilikijenis barang merek tertentu. Oleh karena itu pilih dan belilah jenisbarang yang memakai merek tertentu. Oleh karena itu pilih dan belilah

77 Ibid. The Trade Mark Reporter, Vol.82, May-June, 1992 Nomor 3, hlm. 322.

65

Page 81: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

jenis barang yang memakai merek tersebut dan jangan beli jenis barangmerek lain. Itu sebabnya dalam sistem perdagangan bebas, merekdagang menyatu dengan fungsi iklan. Fungsi iklan, menjadi kekuatanyang melekat pada simbol yang dimiliki suatu merek. Melalui iklan,terwujud hubungan itu telah terjalin antara merek tertentu denganlapisan konsumen, maka merek dagang yang bersangkutan akanmengalami transformasi dari “tanda” menjadi “simbol” yang merangsangorang untuk memakai dan membelinya. Barangkali tepat apa yangdikatakan Daniel Pape.78 “Dalam pengertian ini, reason - why dalamperiklanan merupakan metode yang tepat dari pelaksanaan strategidiferensiasi produksi”.

Begitu hebat dan gencarnya iklan yang dibawa sistem perdagangandan persaingan bebas dalam memperkenalkan jenis barang tertentumelalui merek. Sejak pagi sampai malam, iklan menyerang konsumendi rumah dan di luar rumah. Banyak konsumen yang tersihir danmenggiring mereka memilih barang merek tertentu. Pada saat pembeliingin membeli suatu barang dan sudah menentukan pilihan sebelummasuk ke sebuah toko. Benar-benar iklan telah mencapai tujuannyasebagai kekuatan motivasi atau tenaga pendorong motivasi (amotivating force). Padahal seperti yang dikemukakan Daniel Pape79

apa yang diiklankan terkadang “sangat jauh dari kebenaran” (nothingcould be much farther from the truth)

Agresifnya kampanye iklan, telah memasuki kehidupan masyarakatIndonesia. Luasnya kampanye tersebut telah mengisi berbagai macamlembaran bacaan. Sampai ke pelosok terpencil, telinga masyarakatdijejali dengan hiruk-pikuk promosi barang merek tertentu melaluiberbagai gelombang radio pemerintah dan swasta. bahkan mata dantelinga kita tidak henti-hentinya diserang dengan gencar oleh penjelasanyang bertubi-tubi tentang keampuhan dan keunggulan yang dimilikibarang merek tertentu. Iklan sabun LIFEBUOY yang muncul pada

78 Ibid. The Trade Mar Reporter, Vol.82, May-June, 1992 Nomor 3, hlm.325, catatankaki 78. In this sense “reason-why” advertising was the appropriate metode ofimplementing strategy of product differention.

79 Ibid., hlm. 326, catatan kaki 85.

66

Page 82: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

siaran jarak tertentu melalui RCTI dimantapkan lagi melalui kuisyang muncul sekali seminggu dengan berbagai hadiah yang menggiurkan.Yang ingin dicapai adalah meresapkan kepada konsumen bahwa sabunLIFEBUOY mempunyai keunggulan yang luar biasa “pembasmi kuman(a disinfectant soap) atas penjelasan, hanya satu-satunya sabun mandiyang mengandung puralin”. Dan apabila menjelang Tahun Baru danIdul Fitri, semua sarana media cetak dan elektronik, hirup pikukmengkampanyekan berbagai perusahaan swalayan mulai dari merekHero, Ramayana, Sogo, dan sebagainya tentang obral besar dan kortingyang tinggi atas barang produk luar negeri yang bermutu paripurna.

Barangkali masalah periklanan yang berkembang di Indonesiasudah mencapai tingkat yang digambarkan Daniel Pape. Iklan“reason-why” yang berkembang (nothing could be much farther fromthe truth). Timbul kesan, pengiklanan barang-barang sejenis yangdipromosikan sama-sama benar atau sama-sama bohong. Ambil contohmengenai “jamu”. Semua barang jenis jamu yang dipromosikan sama-sama nomor satu kemanjurannya. Jamu yang mana yang benar? jamucap Ayam Jago atau Air Mancur? Terkadang cara visualisasi promosimelalui TV, mungkin kurang senonoh dengan sopan santun masyarakat.Lihat bagaimana cara mempromosikan celana dalam tertentu. Padasaat lelaki ganteng mandi di kolam renang, seorang gadis cantikmengambil celana dalamnya seraya memamerkan celana dalam tersebut.Atau dapatkah diterima akal sehat, jika minuman yang diiklankandiminum, menjamin seorang anak menjadi sangat pintar sekaliberEinstein?

Berbicara mengenai masalah iklan di Indonesia, mungkin adabenarnya kesimpulan yang dikemukakan pihak RCTI-SCTV, meskipunbelum diuji berdasar penelitian yang lebih mendalam.80 Kesimpulanyang diambil menyatakan “pilihan penonton itu, setidaknya menunjukkanbahwa iklan cukup komunikatif”. Kesimpulan dimaksud ditarik darihasil Sayembara, Citra Adhi Pariwara yang diselenggarakan atas kerjasama RCTI-SCTV dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia

80 Diberitakan Harian Republika, Selasa 11 Mei 1993, kolom 7, 8, dan 9, hlm. 7.

67

Page 83: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

(PPPI) dengan para sponsor. Tujuannya untuk mengetahui sejauh manadaya pikat iklan terhadap pemirsa, dengan cara melibatkan para pemirsasebagai responden. Mereka memberi jawaban melalui selembar kartupos. Akan tetapi kalau diamati apa yang dikemukakan sementararesponden pada saat dilangsungkan malam pemberian hadiah,81 pengertiankomunikatif yang disimpulkan kurang jelas sasarannya. Barangkalimenyimpang dari tujuan utama. Tujuan utama iklan memberi informasiyang jelas dan terang tentang fungsi, mutu, efisiensi serta efektivitasdan kemudian pemakaian serta pemeliharaan suatu jenis barang dibandingdengan jenis barang produksi lain. Dari gambaran tanggapan yangdiberikan para responden, tampaknya tidak terpusat pada informasiyang diharapkan. Sudut pandang dan penilaian yang mereka kemukakandapat diamati pada variabel di bawah ini, antara lain ada yang berucapbahwa iklan yang ditayangkan RCTI dan SCTV:

1. sangat informatif untuk mengetahui tentang berbagai jenis barangproduksi;

2. iklan dan promosi merupakan sistem ekonomi abad sekarang;

3. iklan melalui TV sangat menarik hati, karena insan yang dilibatkandi dalamnya cakap-cakap;

4. iklan tidak hanya informatif tapi sekaligus edukatif;

5. sangat suka iklan yang banyak gambar kartunnya;

6. sangat suka iklan yang diperankan pelawak karena lucu;

7. iklan memberi kesan romantis.

Dari gambaran ucapan-ucapan yang dikemukakan tersirat berbagaikesan. Ada yang melihat dan menanggapi iklan sebagai media informasi,ada pula yang memberi kesan sebagai hal yang lucu dan hiburan.Tetapi ada yang merasakan sebagai sentuhan romantisme, karena yangberperan membawakan acaranya terdiri dari aktor dan aktris terkenal.

81 Disiarkan langsung oleh RCTI, jam 19.30 tanggal 8 Mei 1993.

68

Page 84: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Agar lebih mantap melihat sejarah perjalanan merek ada baiknyadikemukakan gambaran ringkas jalur waktu yang dilalui perkembanganmerek. Hal ini dalam beberapa penulisan disebut “Trademark TimeLine”. Tidak semua titik waktu yang dilaluinya dikemukakan. Cukupdicatat titik waktu yang dianggap sangat penting dalam tonggakperkembangan merek.

Perlu diingat, ringkasan jalur waktu yang ditampilkan adalah darisudut pandangan perkembangan umum di seluruh dunia, dari dulusampai sekarang. Dia merupakan catatan yang bersifat linier secaraumum dari waktu ke waktu, sesuai dengan tempat yang dilaluinya.Tidak berupa ringkasan perkembangan yang terdapat pada suatu negaraatau kawasan tertentu.8

1. Zaman Purba: Branding

Pertama-tama mari kita lihat pada zaman purba (ancientworld). Mula-mula corak merek dimulai dengan cap atau “branding”pada hewan peliharaan. Pada masa itu sebelum manusia pandaitulis baca, keberadaan merek masih dalam bentuk “tandadesign”. bentuk yang seperti ini berlangsung berabad-abad. Sebagaicontoh gambar lukisan pada dinding di Mesir Purba. Lukisanpada gua di bagian Barat Daya Eropa. Diperkirakan digambarpada zaman Batu (Stone age). Zaman Perunggu (Bronze Age),terjadi perkembangan. Ternak peliharaan mulai abad pada bagianpinggul.

Literatur pertama yang mambicarakan merek adalah KitabGenesis. Sesudah Kabil (Cain) diusir dari surga (Garden of Eden)setelah dia membunuh saudaranya Habil (Abel), Maha Penciptamemberi tanda baginya untuk tempat hidup.

Selanjutnya dari tahun 4000 S.M. para penggali dan pemotongbatu Mesir memasang merek pada hasil galian dan batu yangmereka potong. Tanda pada batu potong seperti itu, ditemukan

82 Tentang ringkasan jalur waktu perkembangan merek, bandingkan dengan yang diringkaspada the Trademark Reporter, ibid, Vol.82, Sept-Oct 1992, Nomor 5A, hlm. 1022.

69

Page 85: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

juga pada istana Nabi Sulaiman (Temple of Solomon) di Jerusa-lem. Tujuan pemasangan tanda pada hasil galian atau potonganbatu sebagai bukti hasil kerja mereka sehingga memudahkan untukmeminta upah.

Pada masa purba, telah disadari perlunya memberi merekpada barang untuk menunjukkan perbedaan sumber atau asal barang.Kebutuhan untuk menunjukkan identifikasi sumber barang, sejalandengan perluasan perdagangan yang sudah mulai berkembang padasaat itu.

a. Masa 1300-1200 S.M.: Perdagangan Harappa

Pada masa ini dilembah India dikenal kerajaan Harappa.Selain memiliki kekuasaan yang luas sampai batas Asia Kecil,perdagangan dan peradabannya maju berkembang sangat tinggi.Perdagangan barang-barang mereka melintasi batas Asia Kecilsampai Timur Tengah dan dataran Asia. Umumnya perdaganganHarappa memakai merek sebagai identitas barang yang merekaperdagangkan.

b. Masa 35 S.M. - 265: Merek Fortis

Pada masa ini kawasan imperium Romawi, berkembangkerajinan tembikar. Masing-masing tembikar yang dihasilkan,memakai merek. Pada saat lampu minyak Romawi berkembangsebagai salah satu barang penting dalam perdagangan, lampuminyak merek FORTIS memperoleh kemajuan pesat.

Kemajuan yang dialami FORTIS, mengakibatkanperdagangan yang menjual barang hasil kerajinan dan senjata,meniru merek tersebut. Bermunculan barang kerajinan yangmeniru dan memalsu merek FORTIS, mulai dari Perancis,Jerman, Belanda, Inggris dan Spanyol. Dengan demikian jikapada mulanya merek FORTIS hanya diklasifikasi untuk jenisbarang lampu minyak, ternyata para produsen telah memakainyauntuk berbagai jenis barang produksi dalam persaingan.

70

Page 86: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

2. Masa Abad Pertengahan

Masa Abad Pertengahan (Medieval Era) bagi kalanganmasyarakat Eropa selalu digelari dengan abad kegelapan (darkages). Yang mereka ambil dasar sebagai patokan ialah keadaanEropa yang suram, terbelakang dan miskin pada saat itu. Merekatidak mau membuka mata melihat belahan dunia lain. Padahalpada abad pertengahan dikenal sebagai peradaban tinggi di berbagaikawasan. Ambil misalnya peradaban Islam dengan perkembanganperdagangan yang terbentang mulai dari Andalusia di Spanyol,sampai sungai Hindus di India. Masa kebesaran dan kejayaan ituberlangsung selama berabad-abad, mulai abad ke-7 sampai abadke-12, yang ditandai dengan runtuhnya Andalusia di Eropa danBagdad di Irak.83

Terlepas dari apa yang dikemukakan di atas, pada umumnyakalangan penulis berpendapat, perkembangan pada masa ini ialahcap atau tanda perorangan (personal mark) yang dipakai padagantungan senjata, stempel, cincin dan segel. Bentuk merekperorangan lain pada masa itu, merek rumah (house mark), sebagaiidentifikasi di tempat kediaman keluarga.

Selain merek perorangan atas rumah, pada abad pertengahansudah berkembang penyebutan asal geografi atau “appellation ofgeographical origin”. Tujuannya, untuk menjadi indikasi asaldaerah barang yang didagangkan. Misalnya barang permadani,selalu memberi indikasi asal geografi.

3. Masa 1266: Compulsory Marking Law Barker di Inggris

Pada tahun ini ada peristiwa penting di Inggris, sehubungandengan dikeluarkan peraturan yang “memaksa” tukang roti harusmemakai merek (Compulsory Marking Law Barker). Inilah sejarahperundang-undangan pertama di bidang merek yang bersifatmemaksa atau “Compulsory”. Dalam undang-undang ini ditentukan,

83 Bandingkan H.G. Wells: The Outline of History, Garden City, New York, 1920, hlm.598.

71

Page 87: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

setiap tukang roti, mesti membuat merek yang layak pada setiaproti yang diproduksi dan dijual, dan jika timbangan salah, kemudianhal itu diketahui, dia dinyatakan melakukan kesalahan.84

4. Masa Abad 14: Lahirnya Gilda

Munculnya gilda berawal pada abad ke-14. Gilda merupakanlembaga pengawas terhadap kelompok pengrajin. Pada masa inigilda memaksa anggota mesti memakai merek pada barang yangdiproduksi (Compulsory production mark). Tujuannya untukmemantapkan pertanggungjawaban pihak produsen atas mutu barangyang diperdagangkan. Selain daripada itu, dimaksudkan pula untukmengawasi batas-batas teritorial perdagangan suatu jenis barang.

Pada umumnya para penulis sependapat, merek yangdikembangkan pada masa gilda merupakan cikal bakal pertumbuhanmerek yang dikenal pada masa modern sekarang.

Ada beberapa peristiwa penting yang perlu dicatat pada masaabad ke-14, antara lain:

a. Tahun 1300: Multiple Mark Lahir di Inggris

Pada tahun ini Inggris mengeluarkan undang-undang yangmenjamin perusahaan pandai emas (Goldsmith Company)sehubungan dengan pemakaian merek yang beragam(multiple mark) ke dalamnya termasuk tambahan merek individudan pengrajin (tukang) sendiri, sertifikat kualitas barang emasyang bersangkutan, merek gilda, mahkota kepala singa (simbolInggris). Sehingga pada suatu barang produksi sekaligus melekatbeberapa merek. Pertama, merek perusahaan pengrajin emas,merek individu tukang yang membuat, merek gilda ditambahdengan simbol mahkota singa.

84 Bunyi ketentuan : “A baker must set his owne proper marke upon/every loafe ofbread that hes maketh and selleth, to the end that it any bread be faultie in weight it maybee them knowne in whom the fault is”.

72

Page 88: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

b. Sekitar tahun 1355: Ulasan pertama tentang merek

Seorang Profesor di Pisa yang bernama Bartolus deSoxofere mengungkapkan dalam karangannya tentangpembedaan tanda dan senjata. Tulisan ini berisi penjelasan,setiap tanda atau cap yang dilekatkan seorang pengrajin (tukang)pada barang yang dibuatnya seperti pedang dan barang lain,tidak seorang pun dibolehkan untuk memakai merek (tanda)itu pada barang produksinya.

Menurut Bartolus, tujuan larangan tersebut tidak sajauntuk melindungi pengrajin, tapi sekaligus melindungimasyarakat atas barang tiruan. Selain itu, mereka bermaksudmenegakkan asas pemberian hak utama kepada pemilik nyatasuatu merek.

c. Tahun 1360: Wajib memakai tanda resmi perak

Pada tahun ini mengeluarkan peraturan yang mewajibkanperak mesti memakai tanda resmi atau “hall mark”.

d. Tahun 1374: aturan perbedaan merek di Perancis

Pada tahun ini di wilayah Amien, Perancis dikeluarkanperaturan setempat (ordinance) yang menetapkan, setiap bengkelbesi harus memakai merek yang berbeda dengan merek bengkellain. Dengan demikian diketahui siapa pembuatnya.

5. Masa Abad 15: Merek atas Crossbow dan Buku

Pada masa ini ditinjau dari segi trademark timeline, ada duaperistiwa yang perlu dicatat:

a. Tahun 1425 : Wajib memakai merek atas Crossbow85

Di bagian Lubeck, Jerman dikeluarkan hukum baru yangbersifat memaksa, setiap tukang senjata crossbow harusmembuat tanda pada setiap crossbow yang mereka buat.

85 Crossbow: senjata pada abad pertengahan yang terdiri/dari kayu yang penggunaannyahampir sama dengan panah. Perbedaannya, pelepasan anak panah tidak dengan tali, tapilangsung ditembakkan dari proyektil.

73

Page 89: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

b. Tahun 1450: merek pada buku (cetakan)

Setiap penerbit dan percetakan harus memasang merekpada buku yang dicetak. Merek penerbit-pencetak ini, disebut“colophen”. Yakni berupa emblem (simbol) atau merek daripenerbit buku yang ditempatkan pada lembar judul buku yangbersangkutan.

6. Masa Abad 16: Pemalsuan Merek Disamakan Dengan PemalsuanUang

Pada abad ini ada beberapa kejadian penting yang perlu dicatatdilihat dari sudut trademark timeline:

Peniruan atau Pemalsuan Merek

Pada permulaan abad ke-16 ditetapkan peraturan di Inggristentang peniruan atau pemalsuan merek. Menurut ketentuan itu,pemalsuan merek:

a. disamakan dengan pemalsuan uang (as the counterfeiting ofmoney), dan

b. diancam dengan hukuman mati (the penalty is death).

Sebelum itu pada tahun 1597, ada pula peraturan yang ditujukankepada pengrajin emas. Setiap penjualan lempengan emas yangtidak memenuhi mutu, diancam dengan hukuman: telinganya dipakupada tiang.

Selanjutnya berturut-turut dapat dicatat perkembangan berikut:

1. Tahun 1659: Kasus pertama merek

Dari catatan yang ditemukan, kasus pertama sengketamerek terjadi di Inggris, dalam perkara Souther lawan How,dan diputus pada tahun 1580-1590.

2. Tahun 1772: Referensi pertama pendaftaran merek

Tulisan pertama mengenai petunjuk pendaftaran merekdi Amerika Serikat. Tulisan ini merupakan rekaman Pengadilan

74

Page 90: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Fairfax County, Virginia. Rekaman ini merupakan arsippermohonan George Washington, presiden pertama AmerikaSerikat, yang mendaftarkan merek tepung atas nama GeorgeWashington.

7. Pada Periode Abad ke-19, dapat ditelusuri peristiwa di bawahini:

a. Tahun 1822: Resolusi Komite Manajemen tentang tembikar

Pada tanggal 6 Agustus 1822, lahir resolusi committeeof management herculaneum pottery work. Resolusi berisiaturan terhadap barang tembikar, periuk, dan belanga harusdicap dengan perkataan “Herculaneum Pottery”. Tujuannya,supaya memberi identitas yang bersifat umum di mana diadibuat.

b. Tahun 1825: Putusan Pengadilan tentang Daya Pembeda

Peristiwa pertama putusan pengadilan tentang sengketaidentitas merek, terjadi di Amerika Serikat dalam kasus Snowdenlawan Noah. Pengadilan menetapkan “nama” sudah cukupsebagai daya pembeda merek dari penipuan.

c. Tahun 1845: Undang-Undang pertama merek di Amerika Serikat

Pada tahun ini dikeluarkan undang-undang pertamamengenai merek di New York, Ameriksa Serikat.

d. Tahun 1857: Undang-undang merek pertama di Perancis

Pada tahun ini Perancis mengeluarkan undang-undangpertama yang berskala nasional tentang pengakuan hak atasmerek (recognition of right in trademark).

e. Tahun 1860: Ulasan pertama mengenai hukum merek.

Perancis A Upon mempublikasi karangan pertama diAmerika Serikat mengenai hukum merek, yang diberi namaA Treatise on the Law of Trade Marks. Penulis menerangkan,secara phraseology (susunan kata) Undang-Undang Paten

75

Page 91: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

tahun 1842 (Patent Act of 1842), bisa menimbulkan kekeliruandalam praktik, seolah-olah mereka berpendapat hak patensama dengan hak milik merek. Padahal keduanya mempunyaipersamaan secara analogi.

f. Tahun 1862: Undang-Undang pertama pendaftaran merek

Tahun 1862, Inggris membuat undang-undang pendaftaranmerek yang disebut Merchandise Mark Act. Tetapi ternyatamengalami kegagalan.

g. Tahun 1868: Undang-undang pertama Kanada tentang Merek

Setelah terbentuk Konfederasi Kanada, lahir undang-undangpertama tentang merek yang disebut The Trade Mark andDesign Act. Kemudian diadakan revisi kecil pada tahun 1879.

h. Tahun 1870: Undang-Undang Federal pertama tentang merekdikeluarkan di Amerika Serikat.

i. Tahun 1875: Trade Mark Registration Act di Inggris

Jerman mengambil Marchandise Mark Act sebagai modeldari Inggris.

j. Tahun 1876: Undang-Undang Federal Kedua di AS tentangmerek

Undang-undang pertama tentang pendaftaran merek lahirdi Inggris yang disebut Trade Mark Registration Act. Undang-undang ini merupakan suatu langkah maju setelah mengalamikegagalan pada tahun 1862. Menurut undang-undang ini, suatumerek baru dapat didaftar setelah dipakai. Merek yang pertamadidaftar adalah: “segi tiga merah” (Red Triangle) oleh MichaelArthur Bass untuk bir. Merek ini sekarang dimiliki oleh BassPLC.

k. Tahun 1876: Undang-undang Federal Kedua di AS tentangmerek

76

Page 92: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Pada tahun ini lahir Undang-Undang Federal kedua tentangmerek di Amerika Serikat. Akan tetapi tidak lama kemudian,kedua undang-undang merek tersebut dinyatakan bertentangandengan konstitusi (unconstitutional) oleh Mahkamah Agung(Supreme Court). Alasan yang mendasari keputusan itu, bertitiktolak dari pertimbangan, tidak sesuai dengan persyaratan patendan hak cipta (copyright) yang ditentukan dalam konstitusi.

l. Pada tahun 1878: International Congress on IndustriaProperty di Paris

Kongres Internasional pertama mengenai hak milik industridiadakan di Paris yang disebut Internasional Congress on InIndustrial Property. Pelaksanaan kongres tersebut, bersamaandengan Pameran Internasional (International Expositior) diParis.

m. Tahun 1883: Convention of Paris for the Protection ofIndustrial Property

Tahun ini merupakan tonggak kelahiran PerserikatanInternasional tentang kesepakatan pemberian perlindungan atasmerek, yang disebut Paris Union yang dicetuskan dalamConvention of Paris for the Protection of industrialProperty. Konvensi Paris tahun 1883 disebut sebagai MagnaCharta yang berwawasan internasional dalam hukum merek.Pada saat dicetuskan, ditandatangani oleh 11 negara.

n. Lahir Undang-Undang Merek Jepang

Lahirnya Undang-Undang Merek Jepang yang pertamadengan aturan pendaftaran pertama atas merek selama 15tahun .

o. Tahun 1885: Lahir merek KODAK

Feorge Eastman mendirikan perusahaan dengan merekKODAK.

77

Page 93: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

p. Tahun 1889: Jepang menjadi anggota Konvensi Paris

Jepang menjadi anggota konvensi Paris, dan bersamaandengan itu, menerima ketentuan baru mengenai merek.

q. Tahun 1891: Lahir Madrid Agreement

Lahir persetujuan Madrid (Madrid agreement) mengenaipendaftaran internasional merek atau InternationalRegistration of Trademarks. Persetujuan ini merupakan bagiandari Konvensi Paris.

r. Tahun 1984: Lahir German Trade Mark Act

Pada tahun ini untuk pertama kali Jerman mengundangkanperaturan merek yang diberi nama German Trade Mark Act.Di dalamnya diatur berbagai hal yang berkenaan dengan:

1) sistem sentralisasi pendaftaran;

2) perlindungan kata-kata dari unsur gambar merek;

3) klasifikasi barang;

4) prosedur pemeriksaan (pengujian).

s. Tahun 1900: Konferensi Brussel

Diadakan Konferensi Brussel Conference of theRevision of the Paris Convention. Diputuskan untukmenegakkan prinsip perlakuan nasional serta perluasanperlindungan terhadap tindakan persaingan curang(unfair competition).

8. Periode Abad 20

Pada periode abad 20 banyak terjadi perkembangan yangpatut dicatat, yang terpenting di antaranya:86

86 M. Yahya Harahap, 1996, tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek diIndonesia Berdasarkan Undang-undang Merek No. 19 Tahun 1992, (Bandung: Citra AdityaBakti), hlm.20-26.

78

Page 94: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

1) Tahun 1905: Lahir Undang-undang merek baru di AS

Lahirnya undang-undang merek baru di Amerika Serikat. Didalamnya dirumuskan definisi merek dan konsep mengenaipemakaian merek yang dapat diminta pendaftaran.

2) Tahun 1910: Lahir Konvensi Buenos Aires

Diadakan pertemuan di Buenos Aires yang melahirkanConvention for the Protection of Trade Marks and Commer-cial Names.

3) Tahun 1911: Konferensi Washington

Diadakan konferensi di Washington yang melahirkanWashington Conference for the Revision of the ParisConvention. Revisi yang diambil memperkenalkan klausula“telle quelle”, yakni berisi asas:

- persamaan perlakuan atau “principle of the sametreatment”;

- dengan demikian setiap merek yang sudah terdaftar dinegara asalnya dapat diajukan pendaftaran danperlindungannya di setiap negara anggota uni.

4) Tahun 1920: Undang-undang merek baru di AS merevisi Act1905

Undang-undang merek baru di Amerika Serikatmenyempurnakan Act 1905. Yang terpenting diantaranyamengatur pembatasan hak pendaftaran. Undang-undang inidisebut Supplemental Register.

5) Tahun 1922: Jerman menjadi anggota Uni Madrid

Jerman bergabung menjadi anggota Uni Madrid (MadridAgreement).

6) Tahun 1923: Konferensi Santiago

Lahirnya Konferensi Santiago mengenai perlindungan merekperdagangan, industri dan pertanian serta nama perdagangan

79

Page 95: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

(Convention for the Protection of Commercial Industrial andAgricultural Trade Marks and Commercial Names).

7) Tahun 1925: Konferensi Den Haag

Diadakan Konferensi di Den Haag yang bertujuan untukmerevisi Konvensi Paris tahun 1883. Diputuskan tentangperluasan pemberian hak prioritas atau “the right ofpriority” menjadi 6 bulan sebagai salah satu upaya melindungimerek terkenal (weel – known mark) dari tindakan reproduksidan peniruan.

8) Tahun 1929: Pan American Convention

Terjadi peristiwa penandatanganan Pan American Conven-tion sebagai pengganti Buenos Aires Convention for the Pro-tection of Trade Marks and commercial Names serta SantiagoConvention for the Protection of Commercial, Industrial andAgricultural Trade Marks and Commercial Names yang dibuat pada tahun 1923.

9) Tahun 1930: Undang-undang Merek Spanyol

Spanyol mengundangkan Industrial Property Act sertamengintroduksi sistem pendaftaran merek.

10) Tahun 1934: London Act, tahun 1934 sebagai revisi KonvensiParis

Diadakan pertemuan di london yang melahirkan London Acttahun 1934 atau London Convention yang berisi revisi terhadapParis Convention tahun 1883. Revisi ini memperluasperlindungan terhadap merek “termashur” (famous marks),ke dalamnya termasuk peniruan penerjemahan tanpa hak, jugamengatur tentang lisensi merek.

11) Tahun 1935: Lahir BIRPI

Pada tahun ini didirikan The United Nations InternasionalBureau for the Protection of Intellectual Property (BIRPI).

80

Page 96: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Dia merupakan kantor yang melaksanakan penyelenggaraanadministrasi Uni Paris (Convention dor the Protection ofIntellectual Property) dan Uni Bern (Bern Convention forthe Protection of Literary and Artistic Works)

12) Tahun 1936: Jerman mengambil Revisi Den Haag

Jerman mengambil ketentuan Revisi Den Haag tahun 1925dan Revisi London tahun 1934 sebagai bahan penyusunanperundang-undangan merek, untuk memodernisasi Undang-undang Merek yang dikeluarkan tahun 1894.

13) Tahun 1942: Kasus Mishawaka Rubber

Pada tahun ini ada dua kasus yang sangat berarti mengenaimerek.

Pertama: mengenai kasus Mishawaka Rubber and WoolenCompany lawan SS Kresye Company. Dalam perkara iniMahkamah Agung Amerika Serikat mengakui merek mempunyaimagnetis (kekuatan) perdagangan yang harus dilindungi sebagaititel hak milik (the commercial magnetism of a trade markas a property right entiled to protection). Jika orang lainmerusak atau menyamai lambang magnetisme merek dagangyang diciptanya, pemilik mempunyai hak menuntut pemulihan(if another poaches upon commercial magnetism of thesymbol he has created, the owner can obtain legal redress).

Kedua: kasus COCA COLA of Canaca Ltd., lawan PEPSICOLA of Canada Ltd. Dalam kasus ini ditetapkan bahwauntuk menentukan apakah telah terjadi pelanggaran atas merekyang terdiri dari susunan kata, dalam hal ini antara COCACOLA dan PEPSI COLA, harus dilihat perbandingannya secaratimbal balik.

14) Tahun 1947: Lahir Lanham Act di AS

Amerika Serikat melahirkan The Lanham Act tahun 1948,yang memperluas pengertian hukum tentang pelanggaran merek(infrigement) serta larangan “unfair competion”.

81

Page 97: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

15) Tahun 1950: Undang-undang Registrasi merek di RRC

RRC mengundangkan Provesional Regulations for theRegistration of Trade Marks. Pengundangan berlaku, barusetelah 10 hari Pemerintahan Komunis berdiri.

16) Tahun 1957: Perkembangan merek di Turki, India dan KonvensiNice.

Pada tahun ini dapat dicatat beberapa peristiwa:

a. pendaftaran paksa atau merek diberlakukan di Turki,

b. India mengeluarkan Extension of Law Nomor 62 danIndian Trade Mark Act tahun 1940, dan dinyatakanberlaku untuk negara bagian Jamma dan Kashmir,

c. disepakati Nice Convention for the InternationalClassification of Goods and Serves, sebagai Uni khususdari Konvensi Paris tahun 1883 bagi negara penandatangan.

17) Tahun 1958: Botol Scotch Whisky, Lisbon Agreement

Hal penting yang patut dicatat pada tahun 1958:

a. Untuk pertama kali botol Scotch Whisky sebagai merekoleh Haig and Haig Ltd’s Pinch di kantor Patent AmerikaSerikat

b. Disepakati Lisbon Agreement for the Protection ofAppellations of Origin dan international Registration.

18) Tahun 1959: Perkembangan di Itali dan Jepang

Pada tahun ini terjadi perkembangan di Itali dan Jepang:

a. Itali dan Islandia menandatangani persetujuan prinsipresiprositas (reciprocity) terhadap perlindungan merek,

b. Jepang mengundangkkan Export Goods Design Law, yangmelarang mengekspor barang khusus tanpa persetujuandari pemilik desain dan merek.

82

Page 98: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

19) Tahun 1961: ICC mengeluarkan MODEL LAW

ICC (The International Chamber of Commerce) mengedarkanModel Law tentang merek untuk menyempurnakan KonvensiParis tahun 1883

20) Tahun 1962: Perkembangan merek Uni Soviet dan KonvensiBeneluxe

Uni Soviet memerintahkan semua pabrik mesti memakai merekatas semua barang yang diproduksi sebagai identitas.

The Beneluxe Trade Mark Convention ditandatangani padatanggal 9 Maret 1962. Tapi baru diratifikasi kemudian padatahun 1971.

21) Tahun 1965: Undang-Undang merek baru Perancis, dan ModelLAW BIRPI

Ada dua hal yang penting untuk dikemukakan pada tahunini:

a. Perancis mengeluarkan hukum merek baru yang berlakuefektif pada tanggal 1 Januari 1967, antara lain mengatur:

• merek yang mendapat hak perlindungan hanya yangterdaftar,

• dan hak itu bisa dipertahankan harus dipakai,

• tidak dipakai selama 5 tahun berturut-turut (terus-menerus), dapat dibatalkan.

b. BIRPI (the International Bureau for the Protection ofIndustrial Property) mengajukan Model Law yangberkenaan dengan hukum perdagangan, antara lain berisi:

• nama dagang (commercial names),

• persaingan curang (unfair competition),

• tidak ada perlindungan terhadap impor paralel.

83

Page 99: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

22) Tahun 1967: WIPO lahir

WIPO (World Intellectual Property Organization) didirikansebagai pengganti BIRPI dalam Konferensi Stockholmbersamaan dengan lahirnya Revisi Stockholm atas KonvensiParis tahun 1883.

23) Tahun 1969: Undang-Undang Merek baru di Brasil

Mulai berlaku efektif Industrial Property Code yang baru dinegara Brasil.

24) Tahun 1970: Undang-undang Merek Hongaria dan The AndeanPact

Berlaku Undang-undang merek yang baru di Hongaria, antaralain berisi ketentuan:

a. merek jasa harus didaftarkan,

b. merek lisensi juga harus didaftarkan, tetapi dilarangmendaftarkan sublisensi.

The Andean Pact ditandatangani oleh negara Bolivia, Chili,Columbia, Ekuador dan Peru. Isi pokok perjanjian menegakkankeseragaman perlakuan (uniform treatment) di antara negaraanggota yang menyangkut permodalan, merek, paten, lisensidan royalti.

25) Tahun 1971: The Franco – Italian Agreement

Lahir The Franco-Italian Agreement tentang merek.

26) Tahun 1973: Konferensi Wina, dan Draft Convention for aEuropean Trade Mark

Pada tahun ini ada beberapa kejadian yang perlu dicatat,antara lain:

a. Konferensi Diplomatik di Wina menyetujui TheTrademark Registration Treaty:

84

Page 100: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

• Penandatanganan terdiri dari 8 negara termasukAmerika Serikat,

• Belakangan Uni Soviet ikut meratifikasi.

b. Di kota yang sama yakni Wina, yang disebut The ViennaAgreement, melahirkan International Classification ofthe Figurative Elements of Mark. Sayang sekali,anggotanya hanya 5 negara.

c. Draft persiapan Convention for a European Trade markyang mulai disusun sejak tahun 1964, untuk pertamakali dipublikasi.

27) Tahun 1974: Perubahan nama kantor merek di AS

Sepanjang tahun 1974, perkembangan merek yang perlumendapat perhatian, antara lain:

a. Perubahan nama kantor United States Patent Office resmiditukar menjadi United States Patent and TrademarkOffice.

b. Mulai dinyatakan berlaku undang-undang merek di Indiayang menetapkan, suatu merek yang pemilikannya lebihdari 40% kepunyaan orang asing, harus lebih dulumendapat persetujuan dari Reserve Bank of India.

28) Tahun 1975: Pembatasan Lisensi Argentina

Argentina mengeluarkan peraturan yang membatasi lisensidan pemakain merek.

29) Tahun 1979: Pendaftaran merek jasa di Jerman

Jerman memperkenalkan kebolehan pendaftaran merek jasa(service marks).

30) Tahun 1980: ECC mengajukan draft pertama

The European Community Commision mengajukan draftpertama kepada A Council Regulation tentang CommunityTrademarks.

85

Page 101: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

31) Tahun 1981: Nairobi Treaty

The Nairobi Treaty pengesahan persetujuan tentang perlindunganterhadap simbol Olimpiade (Olimpic Symbol).

32) Tahun 1982: Undang-Undang Merek RRC

RRC mengundangkan hukum merek untuk memajukanperdagangan internasionalnya.

33) Tahun 1986: House of Lord menolak pendaftaran COCACOLA

Pada tahun ini ada dua peristiwa penting yang terjadi diInggris:

- House of Lord menolak pendaftaran COCA COLA botol

- pada tanggal 1 Oktober, untuk pertama kali Inggrismembenarkan pendaftaran atas merek jasa (service marks).

34) Tahun 1988: AS mengundangkan Trademarks Law Revision

Amerika Serikat mengundangkan Trade Mark Law RevisionAct yang berlaku efektif pada tanggal 16 November 1989;tentang:

a. merek yang mungkin diterima permohonan pendaftarannya

- hanya merek yang sudah nyata dipakai (actual use),

- atau yang memiliki bonafiditas untuk dipakai.

b. mengurangi masa berlaku pendaftaran merek dari 20 tahunmenjadi 10 tahun.

35) Tahun 1991: Uni Soviet menyetujui undang-undang baru,dan ME menyetujui aturan baru

Dalam tahun ini ada beberapa negara yang mengundangkanperaturan merek yang baru, antara lain:

86

Page 102: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

a. Uni Soviet menyetujui undang-undang baru tentang merekdagang dan jasa, yang berlaku efektif pada tanggal 1Januari 1992,

b. Masyarakat Eropa (European Community) menyetujuiaturan baru tentang merek,

c. Spanyol menyetujui peraturan persaingan curang padatanggal 10 Januari.

d. Perancis mengeluarkan Undang-undang Merek yang baru,pada tanggal 4 Januari dan berlaku efektif pada tanggal28 Desember 1991.

e. Meksiko mengundangkan peraturan merek yang baru padabulan Juli,

f. Denmark menyetujui Undang-undang merek baru.

B. Perkembangan Merek di Indonesia

Setelah dikemukakan Trademark Timeline secara umum,selayaknya perlu ditunjukkan jalur waktu perjalanan perkembanganmerek di Indonesia. Secara ringkas dapat diikuti gambaran dibawah ini. Akan tetapi ringkasan yang akan dikemukakan hanyabertitik tolak dari data perundang-undangan. Memang kita sadarbetapa pentingnya mengungkap perkembangan merek sejak zamanSriwijaya atau Majapahit, maupun pada masa Kesultanan IskandarMuda. Namun untuk itu diperlukan waktu penelitian yang seksama.Atas dasar itu, dalam tulisan ini hanya diperlihatkan perkembangansesuai dengan data yang ditemukan dalam perundang-undangandan putusan pengadilan.

1. Tahun 1912: Reglement Industriele Eigendom

Pada tahun ini pemerintah Hindia Belanda mengundangkanReglement Industriele Eigendom (Reglemen MilikPerindustrian), dengan S, 1912 Nomor 545. Makna IndustrieleEigendom pada prinsipnya sama dengan pengertian

87

Page 103: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Industrial Property yang diterjemahkan dengan hak milikperindustrian.

Sepintas lalu Reglemen ini sangat singkat. Hanya terdiridari 27 Pasal. Dan merupakan duplikat Undang-Undang MerekBelanda (Merkenwet). Hal itu sesuai dengan prinsip politikkonkordansi yang dipegang pemerintah Hindia Belanda padasaat itu.

Sistem yang dianut “deklaratif”. Yang mendapatperlindungan utama adalah “pemakai” merek pertama. Bukanpendaftar pertama. Maka asas yang ditegakkan ialah “theprior user has a better right”. Pemakai pertama memilikihak yang lebih baik dibanding dengan pendaftar pertama.Asas ini berlaku untuk semua merek. Tidak terkecuali merekyang berderajat reputasi tinggi. Tidak ada perbedaanperlindungan antara “normal mark” (merek biasa). “Well Knownmark” (merek terkenal) dan “famous mark” (merek termashur).

Masih banyak hal-hal yang belum jelas pengaturannya,antara lain:

- belum mengakui atau mengatur merek jasa atau “servicemark”.

- Tidak mengatur hak prioritas atau “priority right”.

- Tidak membicarakan lisensi merek (licencing mark)

- Tidak menjelaskan pemalsuan merek atau “counterfeit-ing mark”.

- Belum mengatur ganti rugi, pendanaan, dan sebagainya.

2. Tahun 1926: Putusan Persaingan Curang

Lahirnya suatu putusan R.v.J. Jakarta, tanggal 9 Juli1926, T.1925, h.162 tentang “persaingan curang” (unfaircompetition). Putusan itu menyatakan, antara lain: Pemasukkananggur manis ke Jakarta dalam botol-botol yang berasal dari

88

Page 104: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

tong-tong Barcelona, Spanyol yang ditempeli etiket “bottledfor Bataviase Handel en Commissie Maatschappij” dengantambahan perkataan “produced in Portugal” dianggapmelanggar ketentuan Pasal 382 bis KUHP.

3. Tahun 1948: Ratifikasi Konvensi Paris Versi London 1934

Pada tanggal 5 Agustus 1948 Indonesia meratifikasiKonvensi Paris versi London atau London Act 1934. Ataulazim disebut Uni Paris versi London.

Negara anggotanya (contracting States) terdiri dari 25negara peserta. Dengan terjunnya Indonesia sebagai anggotaUni Paris versi London pada dasarnya harus menerima danmengakui berbagai ketentuan terutama yang menyangkut hakperlindungan terhadap merek asing yang masuk ke Indonesiaberdasar atas “hak perlakuan yang sama” atau “the right ofthe same treatment”, serta prinsip “hak prioritas” (priorityright).

4. Tahun 1961: Lahir Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun1961

Lahirnya Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun 1961.87

Seperti yang dijelaskan dalam konsiderannya, sebagai penggantidan memperbaharui hukum merek yang lama, yang dulu diaturdalam Reglement Industriele Eigendom, S.1912 Nomor 545.

Akan tetapi seperti yang dikemukakan Prof. SudargoGautama88, ternyata tidak dijumpai pembaharuan yang berarti.Menurut beliau Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun 1961“boleh dikatakan merupakan pengoperan daripada ketentuan-ketentuan dalam Peraturan milik Perindustrian dari tahun 1912”.Oleh karena itu ternyata hanya sekadar terjemahan dariReglemen 1912, maka Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun1961 sangat banyak mengandung kekurangan, terutama apabila

87 Diundangkan pada tanggal 11 Oktober 1961, TLN, Nomor 2341.88 Sudargo Gautama, 1977, Hukum Merek Indonesia, (Bandung: Alumni), hlm.10.

89

Page 105: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dikaitkan dengan kebutuhan perkembangan ekonomiperdagangan pasar bebas (free trade economy).

Isinya hanya terdiri dari 24 Pasal. Sistem yang diannut“deklaratif” sehingga perlindungan utama ditegakkan berdasarasas “the prior user has a better right” (Pasal 2). Ketentuanyang paling menjengkelkan ialah Pasal 10 ayat 1. Menurutketentuan ini, untuk menuntut pembatalan merek yangmengandung persamaan keseluruhan atau pada pokoknya sama,harus dilakukan dalam waktu 9 bulan setelah pengumumanpendaftaran dalam Tambahan Berita Negara. Nyatanya dalampraktik pengumuman pendaftaran, tidak pernah dilakukan secaratepat. Terkadang baru diumumkan 5 atau 10 tahun kemudian.Berarti selama pendaftaran belum diumumkan, tertutup hakpemilik merek semula untuk menuntut pembatalan. Ketentuanini sangat tidak adil dan tidak realistis. Seolah-olah melegalisirpelaku curang dan beriktikad buruk yang merugikan pemilikmerek yang ditiru dan dicurangi. Mari kita ambil contoh, Amemiliki merek terkenal dengan good will yang berprestasitinggi (higher reputation). Kemudian B meniru ataumemproduksi merek tersebut dan mendaftarkan merek tiruanitu pada tanggal 1 Januari 1990. Akan tetapi baru diumumkandalam TLN pada tanggal 1 Januari 1995. Berarti A harusdiam membiarkan B leluasa mengumpulkan keuntungan secaratidak jujur (unjust enrichment). Meskipun sekiranya A sudahtidak jujur (unjust enrichment). Meskipun sekiranya A sudahtahu pendaftaran sejak 1 Januari 1990, dia harus bersabardan menahan diri sampai 1 Januari 1995. Demikian gambarankejelekan Pasal 10 ayat 1 Undang-undang Nomor 21 Tahun1961. Untung Yurisprudensi cepat menggesernya. Pasal itudisingkirkan melalui pendekatan Pasal 6 bis89 Konvensi Paris.Revisi Stockholm tahun 1967. Lahirlah berbagai putusanpengadilan yang menegaskan: tidak ada batas waktu untuk

89 Bunyi Pasal 6 bis ayat 3, No Limit shall be fixed for requesting the cancellation orthe prohibition of use of marks registered or use in bad faith”.

90

Page 106: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

mengajukan permohonan pembatalan merek terdaftar dengancara iktikad buruk.90

Permasalahan ini lebih jelas dapat dibaca pada putusanMA91 dalam kasus merek Ratu Ayu antara PT. RamaPharmatical Industry lawan Ny. Dr. Martha Tilaar. Dalamputusan ini tegas-tegas disingkirkan ketentuan Pasal 10 ayat1. Pertimbangannya antara lain: “Undang-Undang Nomor 21Tahun 1961 bertujuan untuk melindungi konsumen pada satusisi dan pemakai pertama terhadap merek tiruan pada sisilain. Perlindungan hukum tersebut dapat bersifat represif yaitusetelah merek tersebut memperoleh nomor register dandiumumkan TBN. Bisa juga preventif yakni baru dikabulkanpendaftaran oleh Kantor Milik Perindustrian tetapi belumdiumumkan dalam TBN. Bertitik tolak dari sifat perlindunganrepresif dan preventif di atas, masalah pengajuan pembatalanmerek terdaftar, tidak perlu berpegang pada syarat 9 bulansetelah pengumuman pendaftaran dalam TBN, sangat lambatsehingga jangka waktu yang ditentukan dalam pasal 10 ayat1 telah dilampui. Oleh karena itu ketentuan Pasal 10 ayat 1tentang jangka waktu 9 bulan setelah penempatannya dalamTBN harus diterima sebagai suatu kenyataan bahwa penempatantersebut tidak dapat dipastikan waktunya dan bahkan merupakanpengalaman nyata hal tersebut seringkali memakan waktuyang lama”.

90 Antara lain lihat putusan MA, 2-12-1982, Nomor 3027 K/Pdt/1981 kasus SEVENUP. Pembatalan merek terdaftar secara iktikad buruk tidak perlu berpegang kepada ketentuanPasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 21/1961.

91 MA, 4 Maret 1987, Nomor 341 K/Pdt/1986 Yurisprudensi Indonesia, PT IchtiarBaru-Van Hoeve, Jakarta, 1989, hlm.112. Lihat juga putusan MA 16 Desember 1986,Nomor 220 PK/Pdt/1986 (Ibid hlm. 64) yang menegaskan: “jangka waktu yang ditentukandalam Pasal 10 ayat 1 jo Pasal 8 UU Nomor 21/1961, tidak bersifat mutlak, bahkanmerupakan huruf mati karena menurut praktik, penerbitan dalam TBN selalu terhambat.Oleh karena itu gugatan untuk menyatakan batal merek tiruan yang terdaftar, dapatdiajukan meskipun belum diumumkan (diterbitkan) dalam TBN. Dengan demikianpertimbangan hakim kasasi yang berpendapat jangka waktu yang ditentukan Pasal 10ayat 1 jo Pasal 8 adalah bersifat mutlak, merupakan suatu kekhilafan yang nyata”.

91

Page 107: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Sangat beruntung sekali ketentuan Pasal 10 ayat 1 joPasal 8 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961, tidakditampung dalam Undang-Undang Merek Nomor 19 Tahun1992. Dengan demikian di masa datang, tidak lagi timbulkesulitan dalam pengajuan permohonan pembatalan merektiruan yang telah terdaftar.

5. Tahun 1972: Kasus Tancho

Pada tahun ini muncul putusan MA92 dalam kasusTANCHO antara PT Tancho Indonesia Co. Ltd. Lawan WongA Kiong. Putusan ini oleh banyak kalangan dianggap sebagaisalah satu putusan penting atau “landmark decision”, mengenaihukum merek di Indonesia. Mengapa demikian? Karena dalamputusan ini MA telah menegakkan dan menerapkan asas “iktikadbaik” (good faith) dalam persaingan perdagangan. Ini berartiMA secara tidak langsung telah memasukkan prinsip umumiktikad baik yang dirumuskan dalam Pasal 1338 KUH Perdatake dalam Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun 1961.

Penerapan iktikad baik yang dilakukan MA dikaitkandengan Undang-undang Merek bertitik tolak dari sistem“deklaratif” yang dianut, sehingga MA menyimpulkan, pemakaimerek yang harus mendapat perlindungan utama ialah “pemakaipertama yang beriktikad baik”, sebaliknya terhadap segalamacam usaha dan perbuatan yang mengandung iktikad burukterutama berupa perbuatan meniru merek yang lain – baikdalam negeri dan luar negeri. Hakim harus menindak dengantegas. Ternyata dalam kasus ini iktikad buruk tergugat menirumerek penggugat tampak secara jelas sekali karena keduamerek sama dalam keseluruhan. Hanya tergugat mencantumkankata-kata “Trade Marks Tokyo Osaka CO”. Menurut MA“hal ini menunjukkan adanya maksud (pihak tergugat) untuk

92 MA, 13 Desember 1972 Nomor 677 K/Sip/1972, dipublikasi oleh Prof. Mr. Dr.Gautama dalam buku Himpunan Yurisprudensi Indonesia yang Penting untuk PraktikSehari-hari (Jilid I), Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992. hlm. 211.

92

Page 108: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

menimbulkan kesan seakan-akan barang-barang yang diproduksi dan diperdagangkan buatan luar negeri, padahalbuatan Indonesia”. Oleh karena itu, tindakan tergugat selainmerugikan pihak penggugat dengan cara meniru secarakeseluruhan, sekaligus merugikan kepentingan masyarakat.Tindakannya mengandung “iktikad buruk dan persaingancurang”.

Dalam praktik putusan di atas telah dijadikan sebagaisalah satu “stare decesis” dalam bidang hukum merek. Antaralain dapat dikemukakan putusan MA dalam kasusCROCODILE93 yang menegaskan: “perlindungan yang mestidiberikan Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun 1961 tidakhanya terbatas melindungi masyarakat terhadap barang tiruanyang memakai merek yang sudah terkenal sebagai barangbermutu baik, melainkan juga memberi perlindungan kepadamerek yang berasal dari perusahaan lain yang memperdagangkanbarang yang sama”. Dalam kasus ini MA menganggap peniruanmerek asli orang lain, meskipun kemudian merek aslinya telahdiperbaharui, tetapi pembaharuan tidak secara keseluruhan,tetap dianggap perbuatan curang yang beriktikad buruk.

6. Tahun 1976: Seminar Hukum Merek

Pada tahun ini diadakan seminar Hukum Merek, yangdiselenggarakan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)bekerja sama dengan Ditjen Hukum dan Perundang-undanganDepartemen Kehakiman.94 Seminar ini dianggap mempunyaiarti dalam sejarah perkembangan merek di Indonesia, ditinjaudari beberapa segi. Pertama diadakan dan diprakarsai sendirioleh BPHN. Motivasi utama seperti yang diutarakan olehTeuku Mohammad Radhie, S.H., yang bertindak sebagai KetuaPanitia, adalah untuk mengumpulkan bahan-bahan pemikiran

93 MA, 19 Januari 1985, Nomor 1596 K/Pdt/1983. Yurisprudensi, PT Ichtiar Baru-VanHoeve, 1989, hlm.1

94 Berlangsung dari tanggal 16-18 Desember 1976, di Jakarta.

93

Page 109: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dalam rangka pembaharuan Undang-undang Merek Nomor21 Tahun 1961. Kedua, dari segi pihak yang ikut berpartisipasi,tergolong para ahli dan pejabat yang memiliki kapasitas dibidang merek. Dalam forum tampil pembawa makalah HartonoProdjomarjo, S.H., (Dit. Paten Dep.Keh), Drs. Harsubeno(KADIN), Prof. Mr. Dr. Sudargo Gautama dan SoetomoHamelan, S.H., (Fak. Hukum UI). Di pihak lain tampil sebagaipembahas antara lain Ny. Emmy Pangaribuan Simanjuntak,S.H., (Fak. Hukum Universitas Gadjah Mada), Dr. AlbertWijaya (Fak Hukum UI), Hatunggal Siregar, S.H., (Fak. HukumUSU) dan lain-lain.

Ada tiga pokok kesimpulan yang dihasilkan seminar:

1. Meninjau keseluruhan permasalahan yang menyangkutUndang-Undang Merek Nomor 21 Tahun 1961, yangdijabarkan secara singkat:

a) Nama Undang-Undang Merek diubah menjadi MerekDagang.

b) Mengenai definisi merek:

- merek adalah suatu tanda untuk membedakanbarang produksi yang diperdagangkan dan barang-barang seperti itu dari perusahaan yang lainnyadalam lalu lintas perdagangan,

- definisi barang sejenis, tidak perlu diatur dalamundang-undang, cukup diserahkan kepada ilmupengetahuan dan yurisprudensi,

c) Stelsel pendaftaran: deklaratif

d) Pendaftaran merek: 10 tahun

e) Lisensi: pada prinsipnya disetujui

f) Perlindungan hak merek (termasuk pembajakan),dimasukkan Pasal 6 bis Konvensi Paris Versi Lon-don, dengan ketentuan menghilangkan batas waktu.

94

Page 110: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

g) pemindahan hak merek

h) Hukum Acara: istilah permohonan diganti dengangugatan

i) Penghapusan hak milik: dijalankan sesuai denganPasal 18

j) Undang-undang Merek tidak perlu dikodifikasi dalamKUHD

k) Merek jasa: diatur dalam undang-undang tersendiri

2. Meninjau untung rugi

1. Agar Indonesia tetap menjadi anggota, atas dasarpemikiran:

- ikut berperan menentukan perkembangan isiKonvensi untuk kepentingan nasional dan negaraberkembang,

- memperlancar alih teknologi.

2. Melindungi kepentingan rakyat dan persaingan curang.

3. Indonesia tidak terasing dari pergaulan bangsa-bangsadalam permasalahan Hak Milik Perindustrian,

4. Memberi kepastian hukum kepada PMA (PenanamanModal Asing),

5. Mengenai pilihan Konvensi Paris, antara RevisiLondon 1934, Revisi Lisbon 1967, dianggap lebihmenguntungkan Revisi Stockholm 1967.

3. Tinjauan mengenai National Treatment, The Right ofPriority, Well Known Trade Marks, Remedies, Right toUse dalam Unfair Competion, diputuskan:

1. Bersikap waspada terhadap prinsip National Treat-ment (Pasal 2 Konvensi Paris), karena dalam

95

Page 111: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

kenyataan asas ini sering mengandung perlakuan yangsama terhadap pihak-pihak yang tidak sederajat atau“equal treatment between non-equals”,

2. Mengenai The Right of Priority (Pasal 4 KonvensiParis), pencantuman asas ini dalam pembaharuanUndang-Undang Merek, harus diperhatikankepentingan nasional.

3. Tentang Well – Known Marks (Pasal 6 bis KonvensiParis supaya diatur pembatasan yang tegas agar tidaktimbul tafsiran yang berbeda.

4. Remedies, Right to Use dalam Unfair Competion:

- Harus diperhatikan prinsip yang telah dianutMahkamah Agung tentang “good faith” atauhonest trade practice” dalam arti, pihak yangberiktikad baik harus dilindungi,

- Sebaliknya lebih lanjut diadakan penelitiansebelum menetapkan pembaharuan hukum tentangmasalah-masalah tersebut.

4. Mengusulkan pembentukan Panitia Tetap yang terdiri daritenaga ahli yang bersifat multi – disipliner dengan fasilitasyang cukup guna memberi bahan-bahan kepada delegasi-delegasi yang mengikuti konferensi internasional, disamping membantu menyiapkan perundang-undangantentang Milik Perindustrian.

Demikian secara ringkas penjabaran hasil seminardimaksud. Jika keinginan yang dicetuskan seminar inidisandingkan dengan Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun1961, jelas jauh lebih maju. Kemudian kata percaya, hasilseminar yang mencetuskan keinginan untuk terjun sebagaianggotan Konvensi Paris Revisi Stockholm 1967, merupakandorongan kuat terhadap pemerintah untuk meratifikasinya

96

Page 112: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

melalui Keppres Nomor 24 Tahun 1979 sehingga Indonesiatelah menjadi anggota Uni Paris Revisi Stockholm dan WIPO.

Selanjutnya jika hasil seminar ini dibanding denganpembaharuan hukum merek sebagaimana yang diatur dalamUndang-undang Nomor 19 Tahun 1992, terdapat banyakpersamaan. Hanya sistemnya yang berbeda. Kalau seminarlebih cenderung kepada sistem deklaratif, ternyata Pasal 3Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992, memilih sistem“konstitutif” yakni hanya merek yang terdaftar yang dilindungi.

7. Tahun 1978: Lahir Instruksi Menteri Kehakiman: MerekKombinasi

Pada tahun ini Menteri Kehakiman mengeluarkan InstruksiNomor 1/1/9 tanggal 20 Mei 1978 tentang Merek Kombinasi

Menurut instruksi tersebut, yang dimaksud dengan merekkombinasi dijelaskan Pasal 1:

a. yang terdiri dari gabungan lukisan-lukisan dan atauperkataan-perkataan,

b. jika dilihat secara keseluruhan ternyata tidak merupakansuatu kesatuan pengertian tersendiri (exclusive meaning),

c. sedangkan, nyata salah satu atau lebih lukisan atauperkataan yang digabung, sama atau mempunyai persamaandengan lukisan atau perkataan merek orang lain yangsudah terdaftar lebih dulu.

Terhadap merek kombinasi yang memenuhi unsur-unsurdi atas, “dilarang” untuk didaftarkan, jika ada permintaanpendaftaran merek yang seperti itu, Direktorat Paten danHak Cipta harus menolak permohonannya.

Akan tetapi kalau ternyata lukisan-lukisan atau perkataanyang dikombinasi, tidak satupun yang sama dengan merekorang lain yang sudah terdaftar, larangan pendaftaran tidak

97

Page 113: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

berlaku, meskipun merek gabungan itu secara keseluruhantidak merupakan suatu kesatuan pengertian tersendiri (Pasal2).

Apabila terjadi keraguan, Direktorat Paten dan Hak Ciptamenyerahkan penyelesaiannya kepada Dirjen Hukum danPerundang-undangan. Dirjen yang akan mengambil putusanakhir atas nama Menteri (Pasal 2).

8. Tahun 1979: Lahir Keppres Nomor 24 Tahun 1979

Indonesia meratifikasi Konvensi Paris, Revisi Stockholmtahun 1967 dengan Keppres Nomor 24 Tahun 1979, tanggal10 Mei 1979. Ratifikasi dibarengi dengan persyaratan(reservation), tidak terikat kepada ketentuan Pasal 28 ayat 1serta Pasal 1 sampai Pasal 12.

Berdasarkan Keppres tersebut sekaligus pula diratifikasiKonvensi Pembentukan WIPO (Convention Establishing theWorld Intellectual Property Organization).

Tentang hal ini dapat dibaca dalam buku Keppres dimaksudyang berbunyi; mengesahkan;

1. Paris Convention for the Protection of Industrial Propertytanggal 10 Maret 1883 sebagaimana beberapa kali diubah,terakhir tanggal 14 Juli 1967 di Stockholm, dengandisertai persyaratan (reservation) terhadap Pasal 28 ayat1 sampai Pasal 12 Konvensi.

2. Convention Establishing the World IntellectualProperty Organization yang telah ditandatanganidi Stockholm pada tanggal 14 Juli 1967.

Maka sejak ratifikasi ini, Indonesia keluar dari Uni ParisRevisi London tahun 1934. Dan ratifikasi ini mengandungbeban bagi Indonesia untuk segera menyesuaikan diri denganketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kedua Konvensitersebut. Satu-satunya jalan yang mempercepat proses kearah

98

Page 114: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

itu, harus segera mengganti Undang-undang Merek Nomor21 Tahun 1961. Karena isinya banyak yang tidak sejalandengan berbagai ketentuan yang dikembangkan dalam RevisiStockholm Tahun 1967.

9. Tahun 1987: Keputusan Menteri kehakiman: Peniruan MerekTerkenal

Dikeluarkan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-HC.01 Tahun 1987, tanggal 15 Juni 1987; tentang PenolakanPermohonan Pendaftaran Merek yang Mempunyai Persamaandengan Merek Terkenal Milik Orang Lain.

Keputusan Menteri Kehakiman ini mengandungkecenderungan menerapkan ketentuan yang digariskan dalamPasal 2 Revisi Stockholm tentang asas persamaan perlakuan(the same treatment) dan persamaan perlindungan (the sameprotection) terhadap semua merek, baik domestik maupunyang datang dari luar.

Yang kedua, memberi pengakuan terhadap ketentuan Pasal6 bis Revisi Stockholm tentang merek terkenal (well-knownmark) untuk mendapat perlindungan yang lebih wajar danefektif atas tindakan peniruan atau pemalsuan melalui persaingancurang secara iktikad buruk.

Tujuan utama Keputusan Menteri Kehakiman inidirumuskan dalam Konsideran. Untuk melindungi masyarakatdari penyesatan merek terkenal yang dipalsu oleh pelaku yangtidak jujur. Maka untuk menghindari masyarakat dari tindakanpemalsuan merek terkenal secara tidak jujur: Menteri “melarang”menerima pendaftarannya. Harus “ditolak” permohonanpendaftarannya.

Mengenai apa yang dimaksud dengan pemakaian merekterkenal milik orang lain secara tidak jujur, dijelaskan dalamPasal 2:

99

Page 115: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

a. mempunyai persamaan secara keseluruhan (reproduksi)

b. atau mempunyai persamaan pada pokoknya,

c. sehingga bisa mengelirukan dan membingungkan (de-ception and confusion) kepada masyarakat.

Bersamaan dengan itu, dikeluarkan pula Keputusan MenteriKehakiman yang lain tentang Pembatasan Jumlah Kelas Barangdalam Permohonan Pendaftaran dan Pembaharuan PendaftaranMerek Perusahaan dan Merek Perniagaan.

Isi Pokok Keputusan tersebut, antara lain menetapkan:

a. setiap permohonan pendaftaran merek perusahaan atauperdagangan, dibatasi, maksimum paling banyak 4 kelasbarang (Pasal 1)

b. apabila lebih dari 4 kelas, harus dipisah melalui duaatau tiga permohonan (Pasal 2) ,

c. untuk merek yang sudah terdaftar dan ternyata melebihi4 kelas maka permohonan pembaharuan pendaftarannyadapat diajukan dua atau lebih permohonan.

10. Tahun 1992: Lahir Undang-Undang Merek Nomor 19 Tahun1992

Apa yang dicita-citakan oleh berbagai pihak terwujudpada tahun 1992. Pembaharuan hukum merek yang lebihmampu mengantisipasi arus globalisasi diundangkan yakniUndang-Undang Merek Nomor 19 Tahun 1992. Diundangkanpada tanggal 28 agustus 1992, dan berlaku efektif tanggal 1April 1993.

Secara umum Undang-undang Merek yang baru, banyakyang berorientasi kepada Konvensi Paris, revisi Stockholmtahun 1967. Malahan sangat banyak persamaannya denganMODEL LAW tahun 1966 yang diintrodusir oleh BIRPI bekerjasama dengan UNCTAD (United Nation Conference of Trade

100

Page 116: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

and Development). Dalam upaya mewujudkan terbinanya sistemmerek yang uniform (uniform system) serta standar hukumyang seragam (unifield legal frame work) di antara semuanegara di bidang merek, BIRPI dan UNCTAD telah menyusunMODEL LAW pada tahun 1966 yang diberi judul MODELLAW FOR DEVELOPING COUNTRY ON MARK, TRADENAMES AND ACT OF UNFAIR COMPETITION. KemudianMODEL LAW disebarkan, terutama kepada kelompok negara-negara berkembang. Barangkali isi MODEL LAW yang kitaambil, dengan pendekatan di sana-sini disesuaikan dengankepentingan pembangunan perusahaan dan perdagangannasional.

Yang jelas Undang-Undang Merek Tahun 1992, jauh lebihluas dan sempurna dari Undang-Undang Merek Nomor 21Tahun 1961. Sekedar untuk melihat letak perbedaannya, dapatdibaca dalam Buku Panduan di Bidang Merek yang dikeluarkanDepartemen Kehakiman95 antara lain:

1. Keluasan substansi:

a. Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun 1961, hanyaterdiri 24 pasal tanpa bab,

b. Undang-Undang Merek Nomor 19 Tahun 1992 terdiri:

- 90 Pasal, dan

- 13 Bab

2. Jangkauan pengaturan

a. Undang-Undang Merek Nomor 21 Tahun 1961:

- jangkauannya sempit,

- hanya terbatas pada masalah merek perusahaandan perdagangan.

95 Diterbitkan Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek, Oktober 1992, hlm.2 dan seterusnya.

101

Page 117: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

b. Lain halnya dengan Undang-Undang Merek Nomor19 Tahun 1992.

Meskipun nama atau judul yang diberikan sederhanatapi memiliki jangkauan yang luas, meliputi berbagaibidang merek antara lain:

a. merek dagang atau “trademark”,

b. merek kolektif atau “collective mark”.

3. Dari sudut sistem:

a. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961:

Menganut sistem “deklaratif” dengan asas “prioruser has a better right”, pemakai pertama memilikihak yang lebih baik, dalam arti:

- tidak ada keharusan mendaftar merek (compul-sory registered),

- pendaftaran itu sendiri tidak mutlak memberijaminan perlindungan atas pemilikan merek, bilaada pihak lain yang dapat membuktikan bahwadia pemakai pertama (prior user) atas merekyang bersangkutan,

b. Sebaliknya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992:

Menganut sistem “konstitutif”, dalam arti:

- hanya merek yang didaftar yang dapat melahirkanhak eksklusif (exclusive right) atas merek,

- pemakaian saja belum menimbulkan hak eksklusifdan belum memperoleh perlindungan hukum,

- sistem konstitutif ditegakkan di atas asas “priorin tempora, melior in jure”. Siapa yang duluanmendaftar dia yang berhak mendapat perlindungan

102

Page 118: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

hukum. Asas konstitutif ini disebut juga “thefirst to file principle”,

- dengan demikian sistem konstitutif mengandungpaksaan untuk mendaftar (compulsory toregistered).

4. Dari sudut mekanisme pengumuman pendaftaran,

a. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961:

- tidak mengenal pengumuman pendaftaran,

- di situ diminta pendaftaran, sudah langsung bisadidaftarkan apabila dianggap cukup memenuhisyarat formal,

- akibatnya, sebelum didaftarkan tidak adakemungkinan bagi pihak yang berkepentinganuntuk mengajukan keberatan atau “Opposition”.Padahal semestinya kepada masyarakat harusdiberi “opposition right” terhadap permohonanpendaftaran yang dianggap merugikan kepentinganmereka.

b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992:

- mengenal mekanisme pendaftaran melalui prosespengumuman permohonan pendaftaran,

- setiap permohonan (application) pendaftaran,meskipun telah memenuhi persyaratan formal,tidak langsung didaftarkan,

- sebelum didaftarkan, harus diumumkan dulupermohonan pendaftarannya,

- selama masa pengumuman permohonanpendaftaran, terbuka hak bagi setiap orangmengajukan “oposisi” atau keberatan kepadaKantor Merek,

103

Page 119: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

- apabila ada keberatan, harus diproses lebih dulu,

- sekiranya tidak ada oposisi atau oposisi ditolak,

- barulah permohonan didaftarkan setelah lewatjangka waktu pengumuman yang ditentukan

5. Hak prioritas prioriity right):

a. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961:

Tidak mengenal pendaftaran dengan hak prioritas.

b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992

Membuka hak bagi merek yang datang dari luaruntuk mendapat hak prioritas atas pendaftaran merekyang terkenal di Indonesia, apabila merek tersebutsudah didaftar untuk pertama kali di salah satu negara.

6. Mengenai ancaman pidana:

a. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961:

Tidak mengenal ancaman pidana. Malahan juga tidakmempersoalkan ancaman perdata dalam bentuk gantirugi.

b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992:

- sekaligus mengenal ancaman pidana dan perdatadalam bentuk ganti rugi,

- dengan demikian undang-undang inimengembangkan teori “fraud” dalam bidangmerek di Indonesia sehingga kita tidak hanyaberhadapan dengan persoalan “unfair compotion”saja, tapi juga dengan masalah tindakan yangdisebut “counterfeiting” (pemalsuan) daninfringment (pelanggaran) atas hak merek.

104

Page 120: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Merek sebagai salah satu wujud karya intelektual memiliki perananpenting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan barang ataujasa dalam kegiatan perdagangan dan investasi. Merek (denganbrand image-nya) dapat memenuhi kebutuhan konsumen akantanda pengenal atau daya pembeda yang teramat penting danmerupakan jaminan kualitas produk atau jasa dalam suasanapersaingan bebas. Oleh karena itu Merek dapat merupakan asetindividu maupun perusahaan yang dapat menghasilkan keuntunganbesar, tentunya bila didayagunakan dengan memperhatikan aspekbisnis dan manajemen yang baik. Demikian pentingnya perananMerek ini maka terhadapnya dilekatkan perlindungan hukum, yaknisebagai objek yang terhadapnya terkait hak-hak perseorangan ataubadan hukum.96

Kebijakan keputusan yang melatarbelakangi perlindungan Merekyang mencakup perlindungan terhadap pembajakan Merek telahmenjadi perhatian di negara manapun di dunia, sebagaimanadapat disimpulkan dari kata-kata Prof. McCarthy yang menyatakan,bahwa:97 “policies of consumer protection, property rights,economic efficiency and unusual concepts of justice underlie thelaw of Trademarks”.

Negara-negara Asia dan wilayah Asia Pasifik memberikanlingkup perlindungan yang paling luas bagi pemilik Merek melaluiproses registrasi. Walaupun pemakaian atas suatu Merek di dalamsuatu wilayah dapat memberikan pemilik Merek beberapa tingkatperlindungan menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentangPersaingan Curang, hal mana dalam undang-undang ini cenderungmerupakan suatu cara yang umum yang agaknya lemah danmengharuskan pemilik Merek untuk menyerahkan bukti reputasiyang luas. Lebih jauh lagi, lingkup perlindungan yang diberikan

96 Cita Citrawinda Priapantja, “Merek Terkenal Di Indonesia Serta Upaya-upayaPerlindungannya”, Makalah disampaikan pada Seminar HAKI dan Penegakan Hukumnya,yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Perancis, pada tanggal 19-20 September2001 di Hotel Gran Mahakam, (Jakarta, 2001), hlm. 1.

97 Ibid., hlm. 2.

105

Page 121: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dengan adanya pendaftaran Merek yang dikabulkan cenderungdibatasi di banyak negara di wilayah yang bersangkutan. Umumnyaterdapat penekanan yang lebih besar pada pembatasan-pembatasanyang diatur dengan klasifikasi barang dan/atau jasa yangdimintakan pendaftaran. Hal ini berarti bahwa mungkinperlu mendaftarkan aplikasi ganda untuk registrasi di suatu wilayah,karena setiap pendaftaran diperburuk dengan ketiadaan pengalamandi suatu wilayah bagi perlindungan Merek-merek terkenal.Perlindungan maksimum untuk merek-merek di suatu wilayahhanya dapat diberikan dengan mengajukan permohonan pendaftaranMerek di setiap negara di suatu wilayah.

Indonesia telah meratifikasi Persetujuan TRIPs (Agreementon Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights, In-cluding Trade on Counterfeit Goods) yang merupakan bagiandari Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia padatanggal 15 April 1994 (Undang-undang Republik Indonesia Nomor7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Persetujuan PembentukanOrganisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing The WorldTrade Organization).98

Pada tanggal 7 Mei 1997, Pemerintah Indonesia telahmeratifikasi Konvensi Paris dengan Keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Perubahan KeputusanPresiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1979 tentangPengesahan Paris Convention for the Protection of IndustrialProperty and Convention Establishing the World IntellectualProperty Organization, dengan mencabut persyaratan (reservasi)terhadap Pasal 1 sampai dengan Pasal 12. Sebagai konsekuensinyaIndonesia harus memperhatikan ketentuan yang bersifatsubstantif yang menjadi dasar bagi pengaturan dalam peraturanperundang-undangan di bidang Merek, di samping Paten maupunDisain Industri. Pada tanggal 7 Mei 1997 juga telah

98 H.S. Kartadjoemena,2000, Substansi Perjanjian GATT/WTO dan MekanismePenyelesaian Sengketa, (Jakarta: UIP, 2000), hlm. v

106

Page 122: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

diratifikasi Traktat Kerja Sama di Bidang Merek (TrademarkLaw Treaty) dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor17 Tahun 1997.

Pemerintah Indonesia telah memberlakukan Undang-UndangMerek Baru Nomor 15 Tahun 2001 pada tanggal 1 Agustus 2001.Sebelumnya Merek dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor19 Tahun 1992 tentang Merek. Undang-Undang Nomor 15 Tahun2001 sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997juncto Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 menganut sistemkonstitutif (first to file) yang menggantikan sistem declaratif (firstto use) yang pertama kali dianut oleh Undang-Undang Nomor 21Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan.Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961, siapa yangpertama-tama memakai suatu Merek di dalam wilayahIndonesia dianggap sebagai pihak yang berhak atas Merek yangbersangkutan.

First to use adalah suatu sistem khusus, bahwa siapa yangpertama-tama memakai suatu Merek di dalam wilayah Indonesiadianggap sebagai pihak yang berhak atas Merek yangbersangkutan.99

Jadi bukan pendaftaran yang menciptakan suatu hak atasMerek, tetapi sebaliknya pemakaian pertama di Indonesia yangmenciptakan hak atas Merek. Dugaan hukum tentang pemakaipertama dari seseorang yang telah mendaftarkan Merek ini hanyadapat dikesampingkan dengan adanya bukti sebaliknya. Orangyang Mereknya telah terdaftar berdasarkan undang-undang dianggapsebagai yang benar-benar berhak karena pemakaian pertama.Anggapan hukum seperti ini dalam praktiknya telah menimbulkanketidakpastian hukum dan juga telah melahirkan banyak persoalan

99 Budi Agus Riswandi, 2002, Dokrin Fair Use dan Kompleksitas PermasalahanPenggunaan (Pelanggaran Hak Cipta Di Indonesia), (Jakarta: Jurnal Hukum Bisnis Vol.18 Maret 2002), hlm. 42.

107

Page 123: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dan hambatan dalam dunia usaha. Undang-Undang Merek sekarangmenggunakan sistem konstitutif, yaitu suatu Merek tidak memperolehperlindungan hukum apabila tidak didaftarkan dan oleh karenaitu pendaftaran merupakan suatu keharusan.

Timbulnya masalah perlindungan Merek terkenal sebenarnyadimulai sejak masa transisi dari Undang-Undang Merek yangpertama kali berlaku di Indonesia, yaitu Undang-undang Nomor21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaanyang menganut sistem declaratif (first to use), sampai kemudianberlaku Undang-undang Merek Nomor 19 Tahun 1992 tentangMerek (1 April 1993) yang menganut sistem konstitutif (first tofile) yang kemudian disempurnakan dengan Undang-undang Nomor14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor19 Tahun 1992 tentang Merek yang berlaku tanggal 7 mei 1997.100

Permasalahan yang kemudian timbul adalah banyaknya parapemilik Merek terkenal yang berupaya pendaftaran Mereknya diIndonesia, tetapi permohonannya ditolak oleh Direktorat JenderalHAKI. Hal ini disebabkan sudah lebih dahulu terdaftar Merekyang mengandung persamaan pada keseluruhannya atau yang padapokoknya sama dengan permintaan Merek yang diajukanpendaftarannya tersebut untuk barang dan jasa yang sejenis. Dengantelah terdaftarnya Merek pada Direktorat Jenderal HAKI makadapat menghalangi pemilik Merek terkenal yang sesungguhnyauntuk mengajukan permohonan pendaftaran atas Merek terkenalmiliknya. Merek-merek terkenal menjadi sasaran empuk pembajakandan pendomplengan. Taktis bisnis demikian tentunya merugikan“brand images” yang telah berhasil dengan susah payah dirintisoleh pemiliknya dan banyaknya biaya yang telah dikeluarkan olehpemilik Merek sesungguhnya dalam mempromosikan keterkenalanMereknya.101

100 Cita Citrawinda Priapantja, Op. Cit., hlm. 7101 Henry Soelistyo Budi, 1999, “Merek Terkenal Sebagai Aset Indonesia“, Makalah disampaikan Dalam Kuliah Program S-2 IBLAM di Surabaya Pada Tanggal 27 Oktober

1999, (Surabaya, 1999), hlm. 1-2.

108

Page 124: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Terjadinya beberapa pelanggaran merek di Indonesia saat inidapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Kurangnya Iktikad Baik dalam Memakai dan MendaftarkanMerek

Sebagaimana dalam ketentuan Undang-undang Nomor21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan MerekPerniagaan, tidak menanggapi isu Merek terkenal. Pengadilankemudian segera melarang pemberian hak Merek atas pemakaianMerek pertama di Indonesia dengan mengharuskan bahwapemakaian Merek tersebut merupakan iktikad baik. Prinsipyang sama juga diberlakukan terhadap pendaftaran dengananggapan pemakaian pertama kali oleh pemilik Merek terdaftar.

Prinsip iktikad baik mulai diberlakukan di pengadilan diIndonesia dalam kasus-kasus merek pada awal tahun 1960-an. Yurisprudensi ini kemudian digabungkan dalam duakeputusan penting pengadilan di Mahkamah AgungIndonesia, yaitu kasus Merek TANCHO untuk minyak rambutdan kasus YKK untuk ritsleting pada awal tahun 1970-an.Kedua Merek tersebut aslinya dimiliki oleh perusahaan Jepangdan sebelumnya telah didaftarkan di Indonesia oleh cabangperusahaannya di Indonesia. Dalam kasus YKK penggugatJepang mendemonstrasikan reputasi Merek internasionalnyadengan mengajukan bukti pendaftaran Mereknya di 65 negara.Pada pengadilan tingkat pertama, Pengadilan Jakarta Pusatmenjelaskan tentang pertimbangan reputasi Indonesia dalamperdagangan internasional telah mempengaruhi keputusantersebut dan pentingnya untuk mencegah Indonesia menjadisuatu forum pembajakan Merek Internasional. Pengadilan secaratidak langsung menyebutkan tentang “iktikad baik”, tetapimenunjukkan fakta bahwa YKK secara nyata merupakansingkatan dari YOSHIDA KOGYO KABUSHI KAISHA, namadari perusahaan penggugat (Jepang), dan bahwa perusahaanIndonesia telah nyata-nyata mencoba mengambil keuntungan

109

Page 125: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dari reputasi internasional penggugat. Mahkamah AgungIndonesia kemudian menguatkan keputusan Pengadilan JakartaPusat tersebut.

Selama tahun 1990-an argumentasi yang sama juga berhasildigunakan dalam sejumlah kasus mengenai Merek terkenalAsing. Hal ini terbukti sangat efektif untuk mengajukan gugatanpembatalan pendaftaran Merek, bahkan setelah berakhirnyabatas waktu gugatan tersebut dengan mendasari pada ketentuanPasal 6 bis ayat (3) Konvensi Paris. Kasus tersebut menjadijelas, jika Mereknya identik dengan Merek penggugat, karenaundang-undang sebelumnya membedakan antara Merek dannama dagang dan Pengadilan Indonesia sering mengajukanpermintaan dari pemakaian yang sama untuk produk yangsama pula dalam beberapa kasus. Hal ini tetap menjadi pentingbagi penggugat dalam kasus ini, kecuali dalam penyediaanbukti pemakaian di Indonesia atau impor legal ke Indonesia.Hal terakhir ini biasanya harus dibuktikan dengan menyerahkanPemberitahuan Masukan Mengenai Penggunaan ke DirektoratJenderal Bea Cukai dan Pajak. Sangat sedikit pemilik Merekterkenal Asing yang harus kehilangan kasus mereka karenatidak mampu menyediakan bukti-bukti tersebut.

Pada akhirnya dalam suatu kasus luar biasa, PengadilanTinggi di Surabaya mengajukan ketentuan umum tentangperbuatan melawan hukum Pasal 1365 KUHPerdata untukmembatalkan pendaftaran Merek terkenal karena merupakanpersaingan curang. Kasus ini menjadi luar biasa, karena sejakadanya keputusan kasus YKK dan TANCHO, MahkamahAgung Republik Indonesia telah mengembangkan argumentasibahwa gugatan pembatalan pendaftaran Merek berdasarkanUndang-undang Nomor 21 Tahun 1961 tidak dapat lagidigabungkan dengan gugatan yang didasarkan pada Pasal1365 KUHPerdata. Hal ini sesuai dengan perbedaan prosedurantara dua peraturan dan sebagai konsekuensinya seorang

110

Page 126: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

penggugat hanya diperbolehkan untuk memproses lebih lanjutberdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata setelahmemperoleh keputusan berdasarkan Undang-undang Merektentang Pembatalan.102

Pelanggaran merek khususnya merek terkenal asing sudahmenjadi umum di mana orang Indonesia ironisnya mulaimenciptakan profesi baru, yaitu sebagai “Pedagang Merek”dan “Pembajak Merek”. Cara praktik mereka dijelaskan dalamsebuah artikel majalah mingguan “Tempo” padatahun 1992. Selain membajak merek lokal, pedagangmerek ini sering beroperasi dengan mencari jurnal asing yangdiimpor yang memuat merek dagang yang memiliki potensidi masa depan dalam pemasaran di Indonesia. Setelah itumereka mendaftarkan merek tersebut dengan tujuan akan dibelikembali oleh pemilik asing sesungguhnya saat perusahaanasing tersebut mengembangkan usahanya di Indonesia. Sebagianbesar pemilik merek asing cenderung lebih memilih cara membelikembali daripada menjalani proses pengadilan yang panjangdi Indonesia tanpa hasil yang pasti. Dalam kasus di manapedagang Merek benar-benar memproduksi suatu barang yangmemiliki hak atas merek, pemilik merek asing juga seringmenawarkan lisensi kepada pembajak merek tersebut. MajalahTempo telah mewawancarai dua pedagang merek yang masing-masing telah mendaftarkan 29 dari 41 Merek terkenal asingberturut-turut, seperti MERCEDES, PIERE CARDIN,CALVIN KLEIN dan ETIENNE AIGNER. Biaya untukperjanjian pembelian kembali berbeda tergantung padaketerkenalan merek tersebut dan berkisar antara 10.000 sampai100.000 Dollar Amerika. Pada akhir artikel Tempo mendorongpembacanya untuk tidak heran jika seorang pemilik Merekbergeser seperti MERCEDES berubah profesi menjadi seorang

102 M. Yahya Harahap, 1992, Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek diIdonesia Berdasarkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992, (Bandung: Citra AdityaBakti, 1996), hlm. 59-60.

111

Page 127: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

supir bis dengan penghasilan yang relatif sangat kecil sebagaiseorang supir angkutan umum. Pada suatu kasus merek dipengadilan, sebuah perusahaan garmen PT MAKMURPERKASA ABADI menjadi pusat perhatian. Perusahaantersebut secara hukum telah mendaftarkan ratusan merekterkenal dan pada tahun 1993 dengan yakin menuntut parapemilik merek asing sesungguhnya untuk mencegah merekamenggunakan mereknya di Indonesia.

Dunia sekarang ini dilihat sebagai pasar untuk produkdari berbagai perusahaan pemilik merek dan jasa. Perkembangandan tata niaga yang bersifat dunia ini telah menimbulkanberbagai persoalan, khususnya mengenai ketentuan untukmemberikan perlindungan terhadap merek terkenal dan kriteriaapakah yang dapat dipergunakan untuk menentukan keterkenalansuatu merek. Tidaklah mengherankan oleh karenanya bahwaWorld Intellectual Property Organization (WIPO) telahmenyatakan dalam memorandumnya beberapa waktu lalu,bahwa “National Trademark Offices are often confrontedwith the problem that so-called trademark pirats apply forthe registration of marks ahead in time of the true owners”.Alasannya, yaitu bahwa berbagai perusahaan yang memilikimerek terkenal seringkali menganggap bahwa mereka masihbelum berada dalam posisi untuk memperluas kegiatan bisnismereka atas merek yang bersangkutan dan mereka juga belummemperoleh pendaftaran bagi merek mereka di seluruh wilayah.Bahkan berbagai merek yang paling terkenal tidak selaludipergunakan di setiap negara manapun dan adalah tidakmungkin untuk mendaftarkan dan mempertahankan pendaftaranmerek dalam semua kelas internasional di seluruh wilayah.Demikian pula, dapat terjadi pemilik merek telah mengajukanpermohonan untuk mendaftarkan merek, tetapi terhambat olehlamanya proses resmi yang berkenaan dengan pendaftaranmerek. Sementara itu “Pembajak Merek” mungkin telahmengambil jalan pintas untuk meraup keuntungan pemilik

112

Page 128: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

merek sesungguhnya yaitu dengan menjadi pihak yang pertamakali memakai merek yang sama. Seandainya terjadi hal yangdemikian pertanyaannya sederhana, “apakah perusahaan yangmemiliki reputasi merek dan memperluas usahanya ke negaratertentu harus diberikan perlindungan?” atau “apakahperusahaan lokal yang mengambil jalan pintas hak pemilikmerek sesungguhnya dan pemakai pertama atau yangmendaftarkan merek terkenal dalam wilayah lokal diperbolehkanmelakukan hal yang demikian?”

2. World Intellectual Property Organization Ketentuan-ketentuan Mengenai Perlindungan Merek Terkenal

Mengingat pentingnya peranan merek dalam duniaperdagangan, isu mengenai merek terkenal dan bagaimanamemberikan perlindungannya semakin meningkat pula. Banyaknegara menerapkan kriteria yang berbeda dan bertentangandalam menentukan apa yang dimaksud dengan merek terkenal.Pengakuan dan perlindungan merek terkenal berbeda dari satunegara dengan negara lainnya. Sampai saat ini belum terdapatkeseragaman definisi dan kriteria mengenai merek terkenal.

Dengan memperhatikan adanya kewajiban untukmemberikan perlindungan terhadap merek terkenal dan tidakadanya Traktat yang mengatur mengenai pengertian atau definisimengenai merek terkenal, WIPO mendirikan Komite Pakarmengenai merek terkenal. Tugas Komite terutama yaitu mengkajidan mempertimbangkan kriteria Merek terkenal yang harusditerapkan dalam aturan hukum nasional. Suatu JointRecommendation akhirnya diadopsi untuk mencobamengklarifikasi, mengkonsolidasikan dan melengkapi standar-standar internasional yang sudah ada bagi perlindungan Merekterkenal yang memfasilitasi penyesuaian terhadap KonvensiParis dan Persetujuan TRIPs. Rekomendasi mengenai ketentuan-ketentuan bagi perlindungan merek terkenal merupakanimplementasi awal kebijakan WIPO untuk mengadaptasi

113

Page 129: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

terhadap langkah perubahan dalam bidang kekayaan industridengan mempertimbangkan berbagai pilihan baru untukmempercepat perkembangan prinsip-prinsip umum internasionalyang diselaraskan.

Demikian gambaran ringkas jalur waktu perkembanganmerek di Indonesia, ditinjau dari pendekatanperundang-undangan dan putusan peradilan. Jalur waktuperkembangan terakhir ditandai dengan kelahiran Undang-Undang Merek Nomor 19 Tahun 1992.

Selanjutnya secara singkat sudah diperlihatkan berbagaiaspek perbedaan pokok undang-undang ini dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961. Namun hal itu belum menyentuhsecara menyeluruh apa dan bagaimana yang diatur di dalamnya.

C. Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia

Perlindungan merek terkenal didasarkan pada pertimbanganbahwa peniruan merek terkenal milik orang lain pada dasarnyadilandasi “iktikad buruk”, terutama untuk mengambil keuntungandengan membonceng keterkenalan suatu merek orang lain,menimbulkan kondisi persaingan orang dan mengecohkan konsumensehingga tidak selayaknya mendapatkan perlindungan hukum.

Agar suatu merek terkenal yang beredar di Indonesia dapatdilindungi sebagaimana yang selalu diharapkan oleh pemiliknya,maka Pemerintah harus dapat memperhatikan dengan mengacukepada Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 yang antara lainsebagai berikut:

1. Merek yang Tidak Dapat Didaftarkan dan Ditolak

Yang penting harus diperhatikan sebagai dasar dari Undang-Undang Merek adalah ketentuan mengenai keharusan adanya“iktikad baik” dari pemohon yang mengajukan pendaftaranmerek yang diatur dalam Pasal 4, yaitu:

114

Page 130: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

“Merek tidak dapat didaftar atas dasar Permohonan yangdiajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak baik”.

“Iktikad baik” harus melekat, antara lain dalam hal kepemilikanatau pemakaian Merek dan oleh karenanya “iktikad buruk” haruspula dipertimbangkan di dalam mengimbangi kepentingan-kepentingan para pihak yang terlibat kasus yang berhubungandengan Merek terkenal.

Mengajukan permohonan pendaftaran merek yang memilikipersamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merekyang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasasejenis dapat dianggap sebagai permohonan yang diajukan dengan“iktikad buruk”, karena setidaknya patut diketahui unsurkesengajaannya dalam meniru Merek Dagang yang sudah terkenaltersebut.

Dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merekterdapat ketentuan Pasal 6 ayat (1) b yang menentukan:

“permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabilaMerek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya ataukeseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihaklain untuk barang dan/atau jasa sejenisnya”.

Ketentuan Pasal 6 ayat (2) selanjutnya menentukan, bahwa:

“Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdapat pula diberlakukan terhadap barang dan/atau jasa yangtidak sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu yangakan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah”.

Hal yang lebih jauh lagi harus diperhatikan oleh DirektoratJenderal yaitu apakah pemohon merek adalah pemilik sesungguhnyadari merek tersebut. Direktorat Jenderal juga harus menolakpermohonan pendaftaran merek sebagaimana diatur dalam ketentuanPasal 6 ayat (3) huruf a, yaitu:

115

Page 131: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

“apabila merek tersebut merupakan atau menyerupai namaorang terkenal, foto, dan nama badan hukum yang dimilikiorang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yagberhak”.

2. Kriteria: Kapan Suatu Merek Dianggap Terkenal

Akibat banyaknya permasalahan yang timbul sehubungandengan merek terkenal milik orang lain yang sudah terdaftardi Indonesia yang diajukan bukan oleh pemilik mereksesungguhnya, maka hal ini menimbulkan kebutuhan untukmengatur kriteria keterkenalan suatu merek. Kriteria apakahyang diterapkan untuk menentukan keterkenalan suatu Merek?

Ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf b menentukan permohonanharus ditolak oleh Direktorat Jenderal, apabila mempunyaipersamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merekyang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/ataujasa sejenisnya. Dalam Penjelasan Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 disebutkan, bahwa:

“Penolakan permohonan yang mempunyai persamaan padapokoknya atau keseluruhan dengan merek terkenal untukbarang dan/atau jasa yang sejenis dilakukan denganmemperhatikan, yaitu:

a. pengetahuan umum masyarakat mengenai Merektersebut di bidang usaha yang bersangkutan.

b. reputasi Merek terkenal yang diperoleh karena promosiyang gencar dan besar-besaran.

c. adanya investasi di beberapa negara di dunia yangdilakukan oleh pemiliknya, dan

d. adanya bukti pendaftaran merek tersebut di beberapanegara”.

Apabila hal-hal tersebut di atas belum dianggap cukup,Pengadilan Niaga dapat memerintahkan lembaga yang bersifat

116

Page 132: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

mandiri untuk melakukan survei guna memperoleh kesimpulanmengenai terkenal atau tidaknya merek yang menjadi dasarpenolakan.

3. Upaya Yang Harus Dilakukan Oleh Pemilik Merek Terkenal

Bagaimanakah dengan merek-merek terkenal yang sedangdiajukan permohonannya bukan oleh pemilik mereksesungguhnya atau sudah terdaftar atas nama pihak lain. Upayahukum apa yang dapat ditempuh oleh pemilik Mereksesungguhnya?

4. Oposisi atau Keberatan Terhadap Permintaan Merek

Selama jangka waktu pengumuman permohonanpendaftaran merek setiap pihak yang merasa keberatan dapatmengajukan keberatan terhadap permohonan pendaftaran merekyang diumumkan (Pasal 24 Undang-Undang Merek Nomor15 Tahun 2001).

Berkaitan dengan siapa-siapa saja yang berhak mengajukankeberatan ketentuan Pasal 24 menentukan, bahwa setiap pihakdapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada DirektoratJenderal atas Permohonan yang bersangkutan. Di sini setiappihak mencakup mereka yang mereknya sudah terdaftar atausedang dalam pengajuan permintaan pendaftaran dan jugapihak yang mampu membuktikan dirinya sebagai pemakaipertama sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

5. Gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek

Untuk mengatasi situasi dan kondisi yang demikian Undang-undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 khususnya ketentuanPasal 68 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) telah memperjelasmaksud dan konsepsinya yaitu meninjau kedudukan merekyang didaftar dengan maksud terselubung atau “iktikad buruk”dari pedaftar Merek. Walaupun Mereknya tidak terdaftar,pemilik Merek termasuk pemilik Merek terkenal dapat pula

117

Page 133: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

mengajukan gugatan untuk pembatalan pendaftaran merek,yaitu dengan terlebih dahulu mengajukan permohonanpendaftaran merek kepada Direktorat Jenderal sebagaimanadiatur dalam ketentuan Pasal 68 ayat (2) Undang-undangNomor 15 Tahun 2001 tentang merek. Permohonan pendaftaranini baru akan diproses setelah putusan pembatalan pendaftaranMerek oleh pegadilan mempunyai kekuatan hukum tetap.

6. Penolakan Perpanjangan Jangka Waktu Perlindungan MerekTerdaftar

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merekmemberikan ketentuan yang memberi landasan kepadaDirektorat Jenderal untuk menolak permohonan perpanjanganpendaftaran merek yang telah terdaftar di Direktorat Jenderalsebagaimana diatur dalam Pasal 37 ayat (2) sebagai berikut:

“Permohonan perpanjangan ditolak oleh Direktorat Jenderal,apabila merek tersebut mempunyai persamaan padapokoknya atau keseluruhannya dengan merek terkenalmilik orang lain, dengan memperhatikan ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf bdan ayat (2)”.

Keberatan terhadap penolakan permohonan perpanjanganjangka waktu perlindungan merek terdaftar dapat diajukankepada Pengadilan Niaga.

D. Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right) MerekSebagai Aset Perusahaan

Pada waktu yang lampau, hanya terdapat sedikit pembicaraanmengenai Paten, Hak Cipta, atau Merek dan juga bidang HakAtas Kekayaan Intelektual (HAKI) lainnya, seperti Rahasia Dagang,Disain Industri dan Disain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Sementarabeberapa perusahaan mempertahankan hal ini dengan apa yangdisebut “Intellectual Property”, dan tidak pernah terdapat tempat

118

Page 134: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

yang penting bagi HAKI. Sekarang, pasar lebih kompetitif, baiksecara domestik maupun global dan HAKI pun telah berkembangsebagai kunci utama untuk melindungi karya-karya intelektualitasmanusia yang dapat merupakan aset individu maupun perusahaanterhadap persaingan.

Sekarang banyak perusahaan cenderung mulai memikirkanbetapa pentingnya HAKI dan menempatkan besarnya penekananmengenai nilai dari HAKI. Banyak pemilik perusahaan maupunpara karyawan tidak memiliki pengetahuan dasar mengenai HAKI.Walaupun mungkin banyak yang telah mendengar mengenai Paten,Hak Cipta, Merek atau Rahasia Dagang, tetapi belum mengetahuihak-hak apa yang diberikan oleh masing-masing jenis HAKI inidan persyaratan apa saja yang dapat mengakibatkan hilangnyaHAKI.

Seiring dengan percepatan intensitas kegiatan ekonomi danperdagangan, baik dalam skala nasional maupun kerangkaregional dan internasional, teknologi informatika hadir denganterobosan baru yang merupakan sinergi dari kekuatan teknologitelekomunikasi dan informatika (telematika). Hal ini ditandai denganmunculnya 2 (dua) trend pertumbuhan yang berlangsung sangatcepat dan dinamis, yaitu globalisasi ekonomi dan inovasi teknologiyang memiliki pengaruh yang sangat besar.

Terhadap struktur dan cara-cara bisnis yang dilakukan.Bagaimanapun inovasi-inovasi dalam teknologi yang merupakankarya intelektualitas manusia harus dihargai dan dihormati. Olehkarena itu tujuan dari peraturan perundang-undangan di bidangHAKI menjadi sangat penting untuk memajukan pertumbuhanekonomi suatu negara. Hal ini terlihat dari keikutsertaanIndonesia dalam Persetujuan TRIPs (Agreement on TradeRelated Aspects of Intellectual Property Rights, Including Tradeon Counterfeit Goods) yang merupakan bagian dari PersetujuanPembentukan Organisasi Perdagangan Dunia yang ditandatanganipada tanggal 15 April 1994 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994

119

Page 135: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia (Agreement Establishing The World TradeOrganization).

Persetujuan TRIPs merupakan persetujuan yang mengaturtentang Aspek-aspek Perdagangan yang mensyaratkan adanyaperlindungan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual yangmerupakan standar inetrnasional yang harus dipakai berkenaandengan HAKI. HAKI terdiri dari Hak Cipta dan Hak-hak yangterkait (Copyright and Related Rights), Merek Dagang(Trademarks), Indikasi Geografis (Geographical Indications), DisainIndustri (Industrial Designs), Paten (Patents), Disain Tata LetakSirkuit Terpadu (Layout Designs/Topographies of IntegratedCircuits), Rahasia Dagang (Protection of Undisclosed Informa-tion) dan Pengawasan Terhadap Praktik yang membatasi konkurensiDalam Kontrak Lisensi (Control of Anti-Competitive Practice inContractual Lincenses).103

Bertolak dari kenyataan dan kencenderungan tersebut di atas,maka terdapat tuntutan akan adanya perlindungan hukum yangmemadai terhadap HAKI. Semua perkembangan, perubahan dankencenderungan global perlu diikuti secara seksama untuk mengambillangkah-langkah penting dalam usaha dan bisnis.

Dalam dunia perdagangan, khususnya dalam lalu lintasperdagangan barang atau jasa merek sebagai salah satu karyaintelektual mempunyai peranan yang penting. Peran merek di sampingsebagai suatu tanda yang dikenal oleh konsumen juga dapat menjadijaminan bagi kualitas barang atau jasa apabila konsumen sudahterbiasa untuk menggunakan Merek tertentu.

Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merekyang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yangmenambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang

103 Taryana Sunandar, 1997, TRIPs dan Perlindungan Terhadap HAKI, (Jakarta: BPHNDepartemen Kehakiman), hlm. 17-19.

120

Page 136: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

atau jasa bagi perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Agaraset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, aset dan liabilitasharus berhubungan dengan nama dan simbol sebuah merek.Pemakaian suatu Merek dalam praktik juga membawa pengaruhterhadap sikap penerimaan masyarakat tentang keberadaan merek.Jika suatu Merek sudah cukup dikenal dalam masyarakat, makamerek tersebut dianggap telah mempunyai daya pembeda yangcukup hingga diterima sebagai merek.

Undang-Undang merek memberikan perlindungan hukum bagitanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yangmemiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdaganganbarang atau jasa. Tanda-tanda tersebut harus berbeda sedemikianrupa dengan tanda yang digunakan oleh perusahaan atau oranglain untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

Definisi Merek tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek yang berbunyi:

“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki pembeda dan digunakan dalamkegiatan perdagangan atau jasa”.

Sistem yang dianut dalam Undang-Undang Merek sekarangyaitu Sistem Konstitutif, yaitu bahwa hak atas merek timbul karenapendaftarannya. Hal ini tercantum dalam Pasal 3 Undang-undangNomor 14 Tahun 1997 tentang Merek yang berbunyi :

“Hak atas Merek adalah hak khusus yang diberikan negarakepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar UmumMerek untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri Merektersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapaorang secara bersama-sama atau badan hukum untukmenggunakannya”.

121

Page 137: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Merek itu sendiri terdiri dari 2 (dua) jenis yang definisinya tercantumdalam ayat (2) dan ayat (3), yaitu:

(1) Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barangyang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orangsecara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakandengan barang-barang sejenis lainnya.

(2) Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa barangyang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orangsecara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakandengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Merek akan menjadi kata kunci dalam praktik perdagangan secaraelektronik. Selain spesifikasi produk, merek akan menjadi sellingpoint. Karenanya, praktik-praktik curang diseputar penggunaanmerek, seperti peniruan, pemalsuan, dan praktik-praktikpendomplengan popularitas suatu merek harus dapat dicegah denganaturan hukum merek yang efektif.

Merek Dagang telah berkembang menjadi hak-hak yang dapatdilindungi dengan pengertian tidaklah adil menyamakan barangmilik seseorang dengan milik orang lain. Pemikiran ini merupakanbagian dari Undang-Undang Persaingan Curang. Merek itu sendirisejak dahulu, dalam mewakili suatu produk dianggap penting untukkepentingan masyarakat yang pada akhirnya memacu timbulnyahukum independen terhadap tindakan-tindakan persaingan curang.

122

Page 138: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini ialah segala informasi yang berkaitandengan pelaksanaan perlindungan merek terkenal di Indonesia dalamrangka penertiban terhadap pelaku kejahatan. Populasi penelitianmengambil lokasi di kantor pengadilan yang ada di Indonesia.

Atas dasar keterbatasan kemampuan peneliti dan keterbatasanwaktu yang tersedia, maka tidak seluruh populasi diamati/dipelajari,melainkan akan ditentukan sampel yang dipandang dapat mewakilipopulasinya.

Dalam penelitian ini diperlukan sampel lokasi yang dipandangdapat mewakili populasi. Atas dasar alasan rasional keadaan lokasigeografis dan populasi pelaksanaan pidana terhadap pelakupembajakan terhadap merek terkenal yang telah ditahan, makapemilihan lokasi berkaitan dengan sampel rumpun (cluster sam-pling) yaitu berdasarkan kelompok-kelompok yang sudah tersediasebagai unit tertentu.

Dalam hal ini akan ditetapkan beberapa sampel penelitiandengan mengambil lokasi di beberapa pengadilan, yaitu: PengadilanTingkat Pertama, sebagai berikut:

a. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

b. Pengadilan Tinggi Jakarta;

c. Mahkamah Agung di Jakarta;

d. BPHN;

e. Ditjen HAKI.

123

Page 139: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Lokasi penelitian ini secara sengaja dipilih di pengadilan danLembaga atau Badan yang berkaitan dengan merek seperti tersebutdi atas oleh karena pada umumnya persoalan merek lebih banyakterjadi di Ibukota Negara sebagai pusat perwakilan dagang berbagaiperusahaan dalam dan luar negeri di Indonesia.

B. Bahan atau Materi Penelitian

Penelitian dititikberatkan pada studi kepustakaan, sehinggadata sekunder atau bahan pustaka lebih diutamakan daripada dataprimer.

Data sekunder yang diteliti terdiri dari:

1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat,antara lain berupa:

a. Peraturan Perundang-Undangan yang berhubungan denganhukum merek.

b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

c. Yurisprudensi.

2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikanpenjelasan tentang bahan hukum primer, antara lain berupa:

a. tulisan atau pendapat pakar hukum merek dan upayaperlindungannya.

b. Hasil putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

3. Bahan hukum tersier yang memberikan informasi lebih lanjutmengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunderantara lain:

a. Ensiklopedi Indonesia;

b. Kamus Besar Bahasa Indonesia;

c. Berbagai majalah hukum dan newsletter yang berkaitandengan perlindungan merek terkenal

124

Page 140: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Pengumpulan bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersieryang meliputi peraturan perundang-undangan, bahan hukum darizaman Hindia Belanda, laporan hasil penelitian, hasil seminardan bahan hukum lainnya. Penelitian bahan hukum tersebut meliputiasas hukum, sinkronisasi hukum, sejarah hukum dan perbandinganhukum.

Sasaran pengumpulan data lebih dipusatkan pada bahan-bahanyang berada dalam ruang lingkup kerangka teoritis yang sudahdirencanakan dalam penelitian.

Bahan-bahan dokumen dalam arti sempit sebagai saranapengumpulan data terutama mengenai dokumen pemerintah.Dokumen dalam arti luas antara lain berupa foto, film dan bahanpeninggalan lainnya.

Jenis data sekunder yang diperlukan baik bahan hukum primer,sekunder dan tersier dengan dukungan data primer dalam studiini berusaha memenuhi informasi tersebut, maka bahan pedomanpengamatan adalah: hubungan antara pelaku pembajakan danpemerintah yang melindungi.

C. Alat Pengumpulan Data

Adapun alat pengumpulan data yang dipakai dalam penelitianini adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk menemukan sumber bahan-bahan yang berkaitan dengan konsep-konsep, doktrin-doktrindan kaidah hukum yang dipandang dapat menambah kejelasanpermasalahan dan arah pembahasan yang relevan dalampenelitian hukum;

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknikpengumpulan data melalui perpustakaan. Oleh karena sebagaipenelitian hukum normatif, penelitian ini tidak bermaksud

125

Page 141: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

menguji hipotesis dan titik berat penelitian tertuju pada penelitiankepustakaan terutama bidang perlindungan hukum atas merekbagi pengusaha dan konsumen.

Sebagai penelitian kepustakaan, penelitian ini akan lebihbanyak menelaah dan mengkaji data sekunder yang diperolehdari penelitian.104

2. Studi Dokumen

Studi dokumen dilakukan dengan cara mengadakanpemahaman isi berbagai arsip/dokumen-dokumen yang terkaitdengan pembajakan di bidang merek dan laporan-laporan hasilpenelitian dari beberapa instansi yang mempunyai tugaspenelitian atau bahan-bahan keputusan dari pejabat yangberwenang dalam kaitannya dengan masalah yang ditelaah.

Pengumpulan bahan-bahan hukum primer, sekunder dantersier yang meliputi peraturan perundang-undangan, bahanhukum dari zaman Hindia Belanda, laporan hasil penelitian,hasil seminar dan bahan hukum lainnya. Penelitian bahanhukum tersebut meliputi asas hukum, sinkronisasi hukum,sejarah hukum dan perbandingan hukum.

Sasaran pengumpulan data lebih dipusatkan pada bahan-bahan yang berada dalam ruang lingkup kerangka teoritisyang sudah direncanakan dalam penelitian.

Bahan-bahan dokumen dalam arti sempit sebagai saranapengumpulan data terutama mengenai dokumen pemerintah.Dokumen dalam arti luas antara lain berupa foto, film danbahan peninggalan lainnya.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengadakan pengamatanlangsung dan pengamatan tidak terlibat terhadap gejala yangditeliti dilokasi penelitian.

104 Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press), hlm.53.

126

Page 142: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

D. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Untuk melaksanakan penelitian ini, maka prosedur yang tempuhmencakup 3 (tiga) tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

Di dalam tahap ini diajukan usulan penelitian, studikepustakaan, penyusunan kuesioner, penentuan lokasi danresponden, observasi, try out, revisi, penggandaan kuesionerdan pengurusan izin penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Di dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data baikyang berupa sumber data primer maupun sumber data sekunderdengan menggunakan cara kuesioner, studi dokumen maupundengan wawancara. Setelah itu dilakukan pengolahan datadan analisis hasil penelitian

3. Tahap penyelesaian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dapat dikemukakanantara lain mengevaluasi hasil penelitian dan diakhiri denganpenyusunan atau pembuatan laporan penelitian.

E. Cara Analisis Data

Data yang telah terkumpul melalui pengisian kuesioner atauhasil wawancara diperiksa kembali kelengkapan dan kejelasanjawabannya atau keragaman datanya sebelum hasilnya dilakukanpencatatan. Data ini kemudian dihubungkan dengan data yangdiperoleh dari studi kepustakaan dan dokumentasi untuk kemudiandianalisis secara kualitatif.

Tidak tertutup kemungkinan data yang diperoleh dari lapangandapat berujud angka, untuk itu sepanjang memungkinkan dibuatdalam bentuk tabel-tabel dengan dihitung dalam bentuk prosentase(ditabulasikan).

127

Page 143: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Data yang diperoleh dari penelitian lapangan setelah diadakanpenyaringan dan pemadatan terhadap hasil penelitian tersebutdiperoleh data-data yang memberikan informasi atau jawaban ataspermasalahan yang diteliti.

Hasil penelitian ini bersifat deskriptif, karena penelitian inipada dasarnya ditujukan pada penguraian atau penjelasan terhadapproses dan hambatan yang ada pada masa sekarang yang terjadidalam praktik perlindungan hukum atas merek bagi kepentinganpengusaha dan konsumen.

Di samping itu penelitian ini bermaksud pula untuk mengetahuiupaya-upaya apa yang dapat ditempuh oleh pihak yang terkaitdalam proses memperoleh perlindungan hukum, sehingga pemegangmerek dan konsumen benar-benar mampu memperoleh kepastianhukum.

128

Page 144: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

BAB IVANALISIS TERHADAP PERLINDUNGAN

MEREK TERKENAL SEBAGAI ASETPERUSAHAAN

A. Perlindungan Hukum Pemegang Hak Merek Di Indonesia

Sebagai wujud karya intelektual, maka “MEREK” memilikiperan yang sangat penting bagi kelancaran dan peningkatan terhadapperdagangan barang atau jasa dalam kegiatan perdagangan danpenanaman modal di suatu negara.

Merek (dengan “brand image-nya”) dapat memenuhi kebutuhankonsumen akan tanda pengenal atau daya pembeda yang teramatpenting dan merupakan jaminan kualitas produk atau jasa dalamsuasana persaingan bebas. Sebab itulah merek merupakan asetperusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan besar, tentunyabila didayagunakan dengan memperhatikan aspek bisnis dan prosesmanajemen yang baik.

Dalam masalah pentingnya peranan merek maka terhadapnyadilekatkan perlindungan hukum, yakni sebagai objek yangterhadapnya terkait hak-hak perseorangan atau badan hukum. Bagidunia usaha perdagangan barang dan jasa, maka peranan merekpenting karena mempunyai “aspek ekonomis” dan juga “aspekyuridis”.

Dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merekhal mana telah memberikan bentuk perlindungan hukum bagi tandayang dapat berupa gambar, nama, kota, huruf-huruf, angka-angkasusunan waktu, atau kombinasi. Kombinasi dari unsur-unsur tersebutyang memilliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatanperdagangan barang atau jasa. Tanda-tanda tersebut harus berbeda

129

Page 145: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

bentuk sedemikian rupa dengan tanda yang digunakan olehperusahaan atau orang perorangan lain untuk membedakan denganbarang-barang sejenis lainnya pula.

Agar satu merek mendapat perlindungan hukum di manakeberadaannya (beredar), maka terhadap merek tersebut harusdidaftarkan. Untuk dapat memahami keberadaan merek tersebut,maka terlebih dahulu yang harus dilihat adalah mengenai PengertianMerek dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 19 Tahun1992 tentang Merek yang menyatakan sebagai berikut:105

“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakandalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.

Adapun sistem yang dianut dalam Undang-Undang Nomor15 Tahun 2001 tentang Merek saat ini adalah sistem konstitutif,yaitu bahwa hak atas merek timbul karena pendaftarannya. Halini tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun1997 tentang Merek yang berbunyi sebagai berikut:

“Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negarakepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum.Merek untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merektersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapaorang secara bersama-sama atau badan hukum untukmenggunakannya”.

Merek terdiri dari 2 (dua) jenis yang definisinya tercantumdalam Pasal 1 ayat (2) dan (3), yaitu:106

“(1) merek dagang adalah merek yang digunakan pada barangyang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orangsecara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakandengan barang-barang sejenis lainnya.

105 Lihat Undang-Undang Merek Nomor 19 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1)106 Lihat Undang-undang Merek Nomor 19 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3)

130

Page 146: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

(2) merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yangdiperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secarabersama-sama atau badan hukum untuk membedakan denganjasa-jasa sejenis lainnya”.

Pemilik-pemilik merek berhadapan dengan kebutuhan untukmelindungi merek-merek terkenal mereka secara global. Kebutuhanperlindungan seperti itu khususnya penting apabila mengingat bahwamerek COCA COLA, MARLBORO dan IBM secara bersama-sama telah diestimasi senilai 100 miliar dolar Amerika sebagaiaset Hak Kekayaan Intelektual. Tidaklah mengherankan bahwaperlindungan yang memadai atas merek terkenal dan Hak KekayaanIntelektual telah menjadi suatu faktor penting dalam hubunganperdagangan antar negara.107

Perlindungan merek terkenal didasarkan pada pertimbanganbahwa peniruan merek terkenal milik orang lain pada dasarnyadilandasi “iktikad buruk”, terutama untuk mengambil kesempatandan membonceng keterkenalan suatu merek orang lain, sehinggatidak selayaknya mendapatkan perlindungan hukum.

Landasan hukum perlindungan merek terkenal telah lama diaturdalam Konvensi Paris, Pasal 6 bis, yaitu bahwa negara-negaraanggota Konvensi Paris harus menolak atau membatalkanpendaftaran dan melarang pemakaian dari merek yang merupakanreproduksi, imitasi atau terjemahan yang dapat menimbulkankekeliruan atau kekacauan dari suatu merek yang dipandang dinegara merek tersebut terdaftar atau dipakai sebagai suatu merekyang terkenal dan merupakan merek orang lain untuk barang-barang yang sama atau serupa. Walaupun pengakuan pertamamengenai konsep merek terkenal diwujudkan dalam Pasal 6 bis,Konvensi Paris tidak memberikan definisi apapun atau kriteriamengenai merek yag dikualifikasikan sebagai merek terkenal.

107 M. Yahya Harahap, 1996, Pelaksanaan Undang-undang Merek Nomor 19 Tahun1992, (Bandung: Cita Aditya Bakti), hlm.112.

131

Page 147: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Pada tanggal 7 Mei 1977 Indonesia telah meratifikasi denganKeputusan Presiden RI Nomor 15 Tahun 1997 tentang PerubahanKeputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979 tentang pengesahanParis Convention for the Protection of Industrial Property danConvention Establishing the World Intellectual property Organi-zation, dengan mencabut persyaratan (reservasi) terhadap Pasal1 sampai dengan Pasal 12. Dengan demikian sebagai konsekuensinya,Indonesia harus memperhatikan ketentuan yang bersifat substantifyang menjadi dasar bagi pegaturan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Merek, di samping Paten maupun DisainProduk Industri.108

Pengakuan dan perlindungan terhadap suatu merek terkenalberbeda dari satu negara dengan negara lainnya. Sampai saat inibelum terdapat keseragaman definisi dan kriteria mengenai merekterkenal. Yang penting harus diperhatikan sebagai dasar utamadari Undang-undang Merek adalah keharusan adanya “iktikadbaik”, yang diatur dalam Pasal 4 ayat (1), yaitu:

“Merek hanya dapat didaftar atas dasar permintaan yangdiajukan pemilik merek yang beriktikad baik”.

Iktikad baik tersebut antara lain dalam hal kepemilikan ataupemakaiannya. Iktikad buruk harus pula dipertimbangkan di dalammengimbangi kepentingan-kepentingan para pihak yang terlibatkasus dalam kaitannya dengan merek terkenal. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek terdapat ketentuan-ketentuan baru untuk melindungi merek terkenal, yaitu Pasal 3ayat (3) dan (4) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 yangberbunyi sebagai berikut:109

Pasal 6 ayat (3):

08 Hendra Tanuwidjaja, 2003, Hak Cipta Musik dan Lagu serta Royalti, (Jakarta: FHUI),hlm.76.

109 Lihat Undang-undang Merek Nomor 14 Tahun 1997 Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4)

132

Page 148: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

“Kantor Merek dapat menolak permintaan pendaftaran merekyang mempunyai persamaan pada pokoknya ataukeseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik oranglain untuk barang dan atau jasa yang sejenis”

Pasal 6 ayat (4)

“Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat puladiberlakukan terhadap barang dan atau jasa yang tidak sejenissepanjang memenuhi persyaratan tertentu yang akan ditetapkanlebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah”.

Hal yang lebih jauh lagi harus diperhatikan oleh Kantor Merekyaitu apakah pemohon merek merupakan pemilik sesungguhnyadari merek tersebut. Kantor Merek harus menolak permintaanpendaftaran merek apabila merupakan atau menyerupai nama orangterkenal, foto, dan nama badan hukum yang dimiliki orang lain,kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak.

Timbulnya masalah perlindungan merek terkenal sebenarnyadimulai sejak masa transisi dari Undang-undang Merek lama,yaitu Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang MerekPerusahaan dan Merek Perniagaan, yang menganut sistem deklaratif(first to use), sampai dengan berlakunya Undang-undang MerekNomor 19 Tahun 1992 yang menganut sistem konstitutif (first tofile) yang kemudian disempurnakan dengan Undang-undang Nomor14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor19 Tahun 1992 tentang Merek, yang berlaku 7 Mei 1997.

First to Use adalah suatu sistem khusus, bahwa siapa yangpertama-tama memakai suatu merek di dalam wilayah Indonesiadianggap sebagai pihak yang berhak atas merek yang bersangkutan.Jadi bukan pendaftarannya yang menciptakan sesuatu hak atasmerek, tetapi sebaliknya pemakaian pertama di Indonesia yangmenciptakan hak atas merek. Dugaan hukum tentang pemakaipertama dari seorang yang telah mendaftarkan merek ini hanyadapat dikesampingkan dengan adanya bukti sebaliknya. Orang

133

Page 149: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

yang mereknya telah terdaftar, berdasarkan undang-undang dianggapsebagai yang benar-benar berhak karena pemakaian pertama.Anggapan bahwa hukum seperti ini dalam praktik telah menimbulkanketidakpastian hukum dan juga telah melahirkan banyak persoalandan hambatan dalam dunia usaha. Undang-undang Merek sekarangmenggunakan sistem konstitutif, yaitu suatu merek tidak memperolehperlindungan hukum apabila tidak didaftarkan, jadi pendaftaranmerupakan suatu keharusan.

Permasalahan yang kemudian timbul adalah banyaknya parapemilik merek-merek terkenal yang berupaya mendaftarkan diIndonesia, tetapi permohonannya ditolak oleh Direktorat Merek.Hal ini terjadi karena sudah lebih dahulu terdaftarnya merek yangmengandung persamaan pada keseluruhannya atau yang padapokoknya sama dengan permintaan merek yang diajukanpendaftarannya tersebut untuk barang dan atau jasa yang sejenis.Dengan telah terdaftarnya merek pada Direktorat Merek dapatmenghalangi si pemilik merek terkenal sesungguhnya untukmengajukan permintaan pendaftaran atas merek terkenal miliknya.Merek-merek terkenal menjadi sasaran empuk pembajakan danpemdomplengan. Taktik bisnis demikian tentunya merugikan “brandimage” yang telah berhasil dengan susah payah dirintis pemiliknyadan banyaknya biaya yang telah dikeluarkan oleh si pemilik merekasli dalam mempromosikan keterkenalan mereknya.110

Pada bagian lainnya dikatakan bahwa oposisi atau keberatanterhadap Permintaan Merek harus dapat dilihat berdasarkan undang-undang. Namun undang-undang yang berlaku berhadapan dengansituasi demikian, sepanjang permintaan merek tersebut masih dalamtahap pengumuman, memberikan satu alternatif untuk mengajukankeberatan atau oposisi terhadap permintaan merek yang diumumkan(Pasal 22 Undang-undang Merek). Pertama-tama dapat dikatakanbahwa bagi pemakai merek pertama (first to use) termasuk ke

110 Cita Citrawinda P, 2003, Perlindungan Merek Terkenal Merupakan Suatu Kewajiban,(Makalah) disampaikan dalam kuliah Program S2 FHUI. hlm.11.

134

Page 150: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dalamnya pemilik merek tersebut, keberlakuan prinsip “first tofile” tersebut tidaklah mutlak. Berkenaan dengan hal ini ketentuanPasal 22 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahanatas Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek, padabagian penjelasan menerangkan sebagai berikut:111

“Yang dimaksud dengan “setiap orang atau badan hukum”dalam pasal ini termasuk juga pemilik merek yang tidak terdaftaryang telah menggunakan merek tersebut sebagai pemakaipertama untuk jenis barang atau jasa yang termasuk dalamsatu kelas. Pemilik tersebut tidak terdaftar dapat mengajukankeberatan terhadap permintaan pendaftaran merek yang terdapatpersamaan pada pokoknya atau keseluruhannya denganmereknya yang telah dipergunakan dalam kaitannya sebagaipemakai pertama, untuk jenis barang atau jasa yang termasukdalam satu kelas”.

Berdasarkan hal tersebut, maka kepada para pemilik merek-merek terkenal sebagai “pemakai pertama” yang belum terdaftar,dalam praktik diberi kesempatan untuk mendaftarkan merek merekadengan status khusus sebagai merek terkenal, dan selanjutnyaatau bersamaan dengan itu mengajukan keberatan terhadappermintaan merek yang diumumkan. Dengan demikian sedikitberbeda dengan pemohon keberatan dari pihak domestik, pemilikmerek terkenal asing, pada saat yang sama atau belum mengajukansurat keberatannya, harus mengajukan permohonan permintaanpendaftaran merek yang diikuti dengan permohonan pencatatansebagai merek terkenal. Fakta tentang ditempuhnya prosedur inipenting untuk meperkuat argumentasi bahwa pemohon yangmengajukan permintaan pendaftaran tersebut telah melanggar merekmiliknya (yang sudah terkenal itu) dan selayaknya permintaanpendaftaran mereknya ditolak oleh Direktorat Merek.

111 Lihat penjelasan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 dalam Pasal 22.

135

Page 151: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Berkaitan dengan siapa saja yang berhak mengajukan keberatan,secara umum dikatakan (Pasal 22) bahwa setiap orang/badanhukum mengajukan keberatan secara tertulis kepada DirektoratMerek. Di sini, setiap orang/badan hukum mencakup mereka yangmereknya sudah terdaftar atau sedang dalam pengajuan permintaanpendaftaran, dan juga pihak yang mampu membuktikan dirinyasebagai pemakai pertama sebagaimana disebut di atas. Di sampingitu, pihak atau khalayak umum pun diberi hak untuk mengajukankeberatan, apabila menurut hemat mereka terdapat alasan yangmemenuhi ketentuan Pasal 5, yakni merek yang mengandung salahsatu unsur sebagai berikut:112

(1) bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum;

(2) tidak memiliki daya pembeda;

(3) telah menjadi milik umum, dan

(4) merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang ataujasa yang dimintakan pendaftaran.

Dari sejumlah alasan di atas, maka yang paling relevandiajukan oleh pihak (masyarakat) umum ialah alasan yang disebutdengan bertentangan dengan kesusilaan dan kepentingan umum,termasuk pula penggunaan tanda yang bertentangan dengan agamaatau yang merupakan atau menyerupai nama Allah dan Rasul-Nya.

Berdasarkan pada pemeriksaan alasan-alasan hukum besertabukti-bukti pendukung yang mungkin diajukan maka patutdiperhatikan pula alasan penolakan permintaan pendaftaran mereksebagaimana diuraikan dalam Pasal 6 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Undang-undangMerek No. 19 Tahun 1992 yang bebunyi:

Pasal ayat (1)

112 Cita Citrawinda P, 2003, Perlindungan Merek Terkenal Merupakan Suatu Kewajiban(Makalah) disampaikan dalam kuliah Program S2 FHUI, hlm.13.

136

Page 152: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

“Permintaan pendaftaran merek harus ditolak oleh KantorMerek apabila mempunyai persamaan pada pokoknya ataukeseluruhannya dengan merek milik orang lain yang sudahterkenal lebih dahulu untuk barang dan atau jasa yang sejenis”

Pasal ayat (2)

“Permintaan pendaftaran merek juga harus ditolak oleh KantorMerek apabila:

a. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto,dan nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecualiatas persetujuan tertulis dari yang berhak

b. merupakan peniruan atau menyerupai nama atau singkatannama, bendera, lambang atau simbol atau emblem darinegara atau lembaga nasional maupun internasional, kecualiatas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang

c. merupakan peniruan atau menyerupai tanda atau capatau stempel resmi yang digunakan oleh negara ataulembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dariyang berwenang, atau

d. merupakan peniruan atau menyerupai ciptaan orang lainyang dilindungi Hak Cipta, kecuali atas persetujuan tertulisdari Pemegang Hak Cipta tersebut”.

Di dalam praktiknya, maka alasan keberatan yang seringkalidiajukan ialah sebagaimana diuraikan pada Pasal 6 ayat (1) diatas. Alasan yang sama seringkali juga dipergunakan DirektoratMerek untuk menolak permintaan pendaftaran merek. Yang dimaksuddengan “persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya” adalahkesan yang sama antara lain baik mengenai bentuk, cara penempatanatau kombinasi antara unsur-unsur maupun persamaan bunyi ucapanyang terdapat dalam merek-merek yang bersangkutan. Satu unsurpenting yang seringkali ditambahkan adalah bahwa persamaandemikian sepintas dapat mengakibatkan masyarakat konsumenterkecoh. Tersembunyi di dalamnya larangan terhadap persaingan

137

Page 153: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

curang, yaitu dengan membonceng keterkenalan merek orang lainsemata-mata untuk mencari keuntungan pribadi.

Keharusan adanya iktikad baik ini selanjutnya diuraikan didalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentangPerubahan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek,yaitu syarat adanya iktikad baik dari pemilik yang mengajukanpermintaan merek. Mengajukan pemintaan pendaftaran merek yangmemiliki persamaan dengan merek milik orang lain (termasukjuga merek yang terkenal) dianggap sebagai permintaan yangdiajukan dengan iktikad buruk/tidak baik.

Berkenaan dengan hal ini ketentuan Pasal 6 ayat (2) huruf(a) sebagaimana dikutipkan sebelumnya dengan tegas jugamencantumkan bahwa permintaan pendaftaran merek akan ditolakapabila merupakan atau menyerupai merek dan nama badan hukumyang dimiliki orang lain yang sudah terkenal. Pada bagian penjelasandisebutkan bahwa penemuan suatu merek atau nama terkenaldilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakatmengenai merek atau nama tersebut di bidang usaha yangbersangkutan. Ketentuan ini pun memberikan perlindungan kepadaperusahaan-perusahaan asing pemilik merek terkenal dan olehkarena itu merupakan pengecualian lain terhadap pemberlakuanprinsip “first to file”. Dampak dari globalisasi yang ditandai denganbanyaknya merek produk luar negeri dan merek terkenalmenimbulkan permasalahan dalam praktik. Di satu sisi terdapatnyapihak-pihak yang mengambil kesempatan ikut mendaftarkan merek-merek terkenal dengan tujuan “dagang merek” yang sudah pastiperbuatan itu dilakukan dengan “iktikad buruk”.

Untuk mengatasi situasi dan kondisi yang demikian, Undang-undang Merek No. 14 Tahun 1997 khususnya Pasal 56 ayat (1),(2), dan ayat (4) telah memperjelas maksud dan konsepsi yaitumeninjau kembali kedudukan merek yang didaftar dengan maksudterselubung atau iktikad tidak baik dari pendaftarnya atau pemohonmereknya.

138

Page 154: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Walaupun mereknya tidak terdaftar, pemilik merek terkenaldapat pula mengajukan gugatan untuk pembatalan pendaftaranmerek, yaitu dengan terlebih dahulu harus mengajukan permintaanpendaftaran merek pada Kantor Merek (Pasal 56 ayat 3 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997). Permintaan pendaftaran ini barudiproses setelah putusan pembatalan merek oleh pengadilanmempunyai kekuatan hukum tetap, sebagaimana disebutkan didalam Memori Penjelasan, pengecualian untuk merek terkenal,walau belum terdaftar untuk mengajukan permintaan pembatalanpendaftaran adalah dipandang perlu untuk:

a. memberikan perlindungan secara terbatas kepada pemilik merekterkenal yang tidak teradaftar, dan

b. mendorong pemilik merek terkenal yang tidak terdaftar untukmendaftarkan mereknya.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 terdapat pulaketentuan Pasal 85A ayat (1) yang memberi landasan kepadaKantor Merek untuk menolak permintaan perpanjangan pendaftaranmerek yang telah terdaftar di Kantor Merek berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961, yang menyatakan bahwa:

“Permintaan perpanjangan pendaftaran merek dan pengalihanhak atas merek yang telah terdaftar ditolak oleh Kantor Merekapabila merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknyaatau keseluruhannya dengan merek terkenal milik orang laindengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 ayat (3) dan (4)”.

Contoh yang aktual dari penerapan Pasal 85A ayat (1) oleh KantorMerek antara lain sebagai berikut:

- Merek ROLEX kelas 9 dengan Nomor Register 239.010 ditolakpermintaan perpanjangan pendaftarannya oleh Kantor merekkarena dianggap sama dengan merek terkenal ROLEX milikMontres Rolex SA untuk barang-barang yang tidak sejenis(segala macam amplifier, amplifier mini, segala macam adaptor,

139

Page 155: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Dc-Step down adaptor). Dalam hal ini merek ROLEX dianggapterkenal untuk jenis-jenis barang yang termasuk ke dalamkelas 14, yaitu jam tangan.

- Merek PLAYBOY kelas 16, 29 dan 30 dengan Nomor reg-ister 210.191 ditolak permintaan perpanjangan pendaftarannyaoleh Kantor Merek karena dianggap sama dengan merek terkenalPLAYBOY milik Playboy Enterprise untuk barang tidak sejenis(alat-alat tulis, daging-daging dan gula-gula). Dalam hal inimerek PALYBOY dianggap terkenal untuk produk-produkyang termasuk ke dalam kelas 25, untuk jenis-jenis barang,yaitu pakaian-pakaian.

Dalam kasus YAMAHA dengan putusan Mahkamah AgungNomor 2854 K/Sip/1981 tanggal 29 April 1982113 dan kasusNABISCO Inc melawan Soenarjo Salim dengan putusan Nomor29/PDT.G.D/1988/PN.JKT.PST tanggal 12 Oktober 1989114

perlindungan merek terkenal juga diberikan sebagai upaya hukumterhadap pemakaian merek yang sama dengan merek terkenal milikpihak lain, terlepas dari kepentingan untuk melindungi barangsejenis atau tidak, oleh karena dapat menimbulkan kekeliruanpada khalayak ramai tentang asal-usul barangnya. Hal inidimaksudkan untuk menghindarkan keragu-raguan di kalangankonsumen akan orisinilitas suatu barang.

Gugatan pembatalan pendaftaran merek dapat diajukan olehpihak yang berkepentingan berdasarkan alasan-alasan bahwa:115

a. adanya iktikad tidak baik dari pemilik merek terdaftar(perorangan, beberapa orang atau badan hukum)

b. merek yang terdaftar (1) bertentangan dengan kesusilaan danketertiban umum; (2) tidak memiliki daya pembeda; (3) telah

113 Lihat Putusan MARI Nomor 2854K/Sip/1981.114 Lihat Putusan MARI Nomor 29/PDT.G.D/1988.115 Cita Citrawinda P. 2001, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia, (Jakarta: FHUI),

hlm.12.

140

Page 156: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

menjadi milik umum, atau (4) merupakan keterangan atauberkaitan dengan barang atau jasa yang dimintakan pendaftaran.

c. merek yang terdaftar seharusnya ditolak oleh Direktorat Merekkarena: (1) mempunyai persamaan pada pokoknya ataukeseluruhannya dengan merek milik orang lain yang sudahterdaftar lebih dahulu; (2) merupakan atau menyerupai namaorang terkenal, foto, nama badan hukum yang dimiliki oranglain, dan lain-lain yang diatur dalam Pasal 6.

Merek terdaftar mempunyai jangka waktu perlindungan merekselama sepuluh tahun, dan berlaku surut sejak tanggal permintaanpendaftaran merek yang bersangkutan. Pemakaian suatu merekadalah suatu keharusan. Jadi merek harus digunakan berturut-turut selama tiga tahun dalam perdagangan barang atau jasa sejaktanggal pendaftaran. Apabila merek tidak digunakan berturut-turut selama tiga tahun atau lebih dalam perdagangan sejak tanggalpendaftaran atau pemakaian terakhir, maka Direktorat Merek akanmelakukan penghapusan pendaftaran merek.

Non Use, ini dipandang sebagai satu alasan untuk melakukanpenghapusan pendaftaran merek. Ketentuan Pasal 51 dan Pasal51A Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahanatas Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek mengaturmengenai penghapusan pendaftaran merek, yang dapat dibedakansebagai berikut:

1. Penghapusan pendaftaran merek atas prakarsa Direktorat Merek

Penghapusan pendaftaran merek atas prakarsa Direktorat Merekdapat dilakukan, jika:

a. merek bersangkutan tidak digunakan berturut-turut selamatiga tahun atau lebih dalam perdagangan barang danatau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir,kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima olehDirektorat Merek.

141

Page 157: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

b. merek digunakan untuk jenis barang dan atau jasa yangtidak sesuai dengan jenis barang atau jasa yang dimintakanpendaftaran, termasuk pemakaian merek yang tidak sesuaidengan merek yang didaftar.

2. Penghapusan pendaftaran merek berdasarkan permintaan pemilikmerek

Permintaan penghapusan pendaftaran merek oleh pemilik merekbaik untuk sebagian atau seluruh jenis barang dan atau jasayang termasuk dalam satu kelas, diajukan kepada DirektoratMerek.

3. Penghapusan pendaftaran merek yang diajukan oleh pihakketiga

Pihak ketiga dapat mengajukan gugatan penghapusanpendaftaran merek melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,atau Pengadilan Negeri lain yang akan ditetapkan denganKeputusan Presiden.

Alasan untuk dapat melakukan penghapusan terhadap merekterdaftar atas dasar “non use” dalam praktik sukar sekali untukdilaksanakan karena tidak mudah untuk membuktikan bahwa suatumerek tidak dipakai. Dapat terjadi bahwa dalam praktiknya, pemilikmerek berusaha untuk mengedarkan barang-barang yangmenggunakan merek yang bersangkutan.

Mengenai penghapusan pendaftaran merek yang dilakukanatas prakarsa pemiliknya hanya dapat dilakukan apabila hal tersebutdisetujui secara tertulis oleh penerima lisensi (apabila masih terikatperjanjian lisensi). Adanya syarat persetujuan ini dimaksudkanuntuk melindungi kepentingan pihak yang bersangkutan. Adanyapenghapusan pendaftaran merek mengakibatkan berakhirnyakekuatan hukum dari pendaftaran merek.

Adanya kewenangan Direktorat Merek untuk melakukanpenghapusan pendaftaran merek atas prakarsa Direktorat Merek

142

Page 158: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

sendiri kiranya masih akan menimbulkan permasalahan dalampraktik. Direktorat merek secara aktif harus mencari bukti-buktiatau berdasarkan pada masukan dari masyarakat untuk memperolehbahan pertimbangan mengenai tidak dipakainya suatu merek yangsudah terdaftar.

Pemilik merek dapat melakukan upaya keberatan terhadapDirektorat Merek untuk dikecualikan dari ketentuan tentangpenghapusan dalam bentuk pengajuan gugatan ke Pengadilan NegeriJakarta Pusat atau Pengadilan Negeri lain yang ditetapkan denganKeputusan Presiden, dengan mengajukan alasan-alasan sebagaiberikut:

a. adanya larangan impor

b. adanya larangan yang berkaitan dengan izin bagi peredaranbarang yang menggunakan merek yang bersangkutan ataukeputusan dari pihak yang berwenang (instansi yang terkait)yang bersifat sementara, atau

c. adanya larangan serupa lainnya yang ditetapkan denganPeraturan Pemerintah.

Pemilik Merek dapat saja melakukan gugatan terhadap orangatau badan hukum yang secara tanpa hak menggunakan merekuntuk barang dan atau jasa yang mempunyai persamaan padapokoknya atau keseluruhannya dengan mereknya dapat diajukanoleh:

a. Pemilik merek terdaftar (Pasal 72 Undang-undang Nomor 14Tahun 1997 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 19Tahun 1992 tentang Merek).

b. Penerima lisensi merek terdaftar (Pasal 73 Undang-undangNomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Undang-undangNomor 19 Tahun 1992 tentang Merek).

Atas permintaan pemilik merek atau penerima lisensi merekterdaftar selaku penggugat, selama masih dalam pemeriksaan perkara

143

Page 159: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

di pengadilan dan untuk mencegah kerugian yang lebih besarhakim dapat memerintahkan tergugat untuk menghentikanperdagangan barang atau jasa yang menggunakan merek secaratanpa hak tersebut.

Dalam hal tergugat dituntut pula menyerahkan barang yangmenggunakan merek secara tanpa hak, hakim dapat memerintahkanbahwa penyerahan barang atau nilai barang tersebut dilaksanakansetelah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap dansetelah penggugat membayar biayanya kepada tergugat.

Hak untuk mengajukan gugatan tidak mengurangi hak negarauntuk melakukan tuntutan tindak pidana di bidang merek.

Dalam Penjelasan Pasal 6 ayat (3) Undang-undang Nomor14 Tahun 1997, kriteria-kriteria yang digunakan dalam menentukanketerkenalan suatu merek adalah sebagai berikut:

a. Memperhatikan pengetahuan umum masyarakat

b. Didasarkan pada reputasi merek yang bersangkutan yangdiperoleh karena promosi yang dilakukan oleh pemiliknyayang disertai dengan bukti pendaftaran merek tersebut dibeberapa negara (jika ada).

Selain itu kriteria yang digunakan dalam rangka memberikanperlindungan hukum terhadap merek terkenal, dapat juga ditentukanberdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung dalam kasus merekterkenal GIRODANO antara Giordano Ltd. melawan Woe BudiHermanto Nomor 426PK/Pdt/1994116 tanggal 3 November 1995,dan putusan Mahkamah Agung terhadap perkara tersebut di atasmengandung beberapa prinsip, yaitu:117

1. Seseorang berkewajiban untuk menegakkan prinsip dan iklimperdagangan bebas dan persaingan bebas. Kondisi dan iklim

116 Lihat Putusan MARI No.426PK/Pdt/1984.117 Lihat Cita Citrawinda P, 2003, Perlindungan Merek Terkenal Merupakan Suatu

Kewajiban (Makalah) disampaikan dalam kuliah Program S2 FHUI, hlm.15.

2144

Page 160: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

yang sehat dalam perdagangan hanya dapat tercapai manakalasemua bangsa menghormati pemilik atau pemegang hak, baikpada pasar domestik maupun pada pasar internasional, terlepasdari mana asal barang itu. Oleh sebab itu siapa saja dilaranguntuk melakukan persaingan curang (unfair competition) denganmelakukan upaya apa saja (tiruan, reproduksi, terjemahan)terhadap merek orang lain yang dapat mengelabui masyarakat.

2. Semua tindakan mengelabui dan mengembangkan terhadapsuatu merek yang pada akhirnya akan membahayakan danmerugikan, baik untuk pemilik atau pemegang hak danmasyarakat konsumen haruslah dianggap dan dikualifikasisebagai pelanggaran dengan sengaja dan perbuatan memperkayadiri secara tidak sehat atau “unjust enrichment”.

Sebuah merek menunjukkan adanya good will yang mengandungnilai-nilai moral, materil dan komersial. Dengan demikian goodwill yang melekat pada merek adalah suatu bentuk kebendaanyang menerbitkan akibat-akibat hukum sebagai berikut:

a. setiap merek harus diakui sebagai suatu bentuk kebendaanyang harus dilindungi oleh masyarakat dan penguasa.

b. setiap pemegang hak mempunyai hak yang eksklusif dan berhakuntuk menikmati haknya tersebut.

Perangkat pedoman yang dapat membantu pejabat DirektoratMerek dan pengadilan dalam menentukan apakah suatu merekterkenal telah muncul dalam perundang-undangan regional dannasional, case law, dan prosedur Kantor Merek.

Dengan berkembangnya hubungan perdagangan internasionalyang semakin global dan pesat, sejalan dengan laju pertumbuhanekonomi di tiap negara tentunya akan memberikan dampak dibidang perdagangan, terutama karena kemajuan yang berlangsungdi bidang teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi yangmana bidang-bidang tersebut merupakan faktor yang memicuglobalisasi Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) termasuk di antaranyamerek.

145

Page 161: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek yangberlaku tanggal 7 Mei 1997 diharapkan akan membawa perubahanke arah yang positif, sesuai dengan tujuan penyempurnaan UUtersebut, yaitu sebagai upaya untuk memperbaiki kekurangan selamapelaksanaan Undang-Undang Merek yang berlaku sebelumnya danjuga sebagai konsekuensi keikutsertaan Indonesia dalam persetujuantentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual(Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual PropertyRight, Including Trade in Counterfeit Goods/TRIPs) yangmerupakan bagian dari Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia (Agreement Establishing the World TradeOrganization) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesiadengan UU No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan AgreementEstablishing the World Trade Organization.

Undang-Undang Merek Indonesia memang belum mengatursecara khusus ketentuan-ketentuan mengenai kriteria keterkenalansuatu merek, walaupun sudah terdapat berbagai ketentuan yangmemberikan perlindungan terhadap merek terkenal. Studi bandingmengenai kriteria dan penerapan perlindungan merek terkenalsebaiknya dilakukan dengan memperhatikan penerapan ketentuan-ketentuan tersebut di negara-negara maju dan negara berkembanglainnya, sehingga nantinya dapat dipergunakan sebagai pedomanbagi Direktorat Merek di dalam menerapkan perlindungan terhadapmerek terkenal.

“Protection of Intellectual Property Rights” atau yang lebih dikenaldengan istilah perlindungan Hak Milik Intelektual adalah merupakansuatu cara perlindungan terhadap setiap hak yang timbul darihasil suatu cara perlindungan terhadap setiap hak yang timbuldari hasil suatu kreatifitas, atau juga penemuan (innovation)

146

Page 162: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

seseorang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan dalam bidangperdagangan dan investasi sebagaimana dikemukakan oleh DavidL. Perrott.118

Dalam forum GATT pada awalnya dibentuk untuk dapatmengatasi masalah-masalah tarif dan perdagangan, hal mana sejaktahun 1980 telah lebih luas memberikan perhatian lebih kepadaHKI.119

Konferensi-konferensi GATT sejak itu tidak hanya terbatasmembahas masalah-masalah menyangkut perlindungan terhadapmerek saja, akan tetapi semua bentuk perlindungan HKI di bawahbentukkan GATT.

Salah satu lampiran dari persetujuan GATT adalah persetujuantentang aspek-aspek dagang Hak Kekayaan Intelektual(Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual PropertyRights) disingkat TRIPs.

Persetujuan TRIPs mengatur tentang norma dan standar, dandalam beberapa hal mendasarkan diri pada prinsip “fullcompliance” terhadap konvensi-konvensi HAKI yang telah adadan menggunakannya sebagai basis minimal. Keterkaitan TRIPsyang erat dengan perdagangan internasional, maka TRIPs memuatdan menekankan dalam derajat yang tinggi mengenai mekanismepenegakan hukum yang dikaitkan dengan kemungkinan pembalasansilang atau cross-retaliation.120 Apabila satu negara tidak melindungisecara efektif HKI milik warga negara yang lain, baik dalampengaturan maupun penegakan hukumnya, akan memberi hak kepadanegara yang merasa dirugikan untuk mengambil tindakan balasandengan menghambat impor komiditi apapun dari negara yangdituduh, yaitu, umpamanya pengurangan kuota, peniadaan GSP

118 David L. Perrott, 1988, Current Issues in International Bussiness Law,New York. hlm. 44-45.119 Lihat Paragraf II dari Konsideran GATT.120 Cita Citrawinda Priapantja, 1999, Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi

Perlindungan Rahasia Dagang di bidang Farmasi, (Jakarta : Chandra Pratama), hlm.2.

147

Page 163: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

(Generalized System of Preferences), pengenalan tarif yang lebihtinggi, dan lain-lain.

Isu mengenai perlindungan HKI telah disatukan denganperdagangan HKI. Bahkan untuk beberapa negara hal tersebuttelah mengubah HKI menjadi masalah konfrontasi perdagangan.Persetujuan TRIPs ini lahir karena adanya keinginan untukmengurangi distorsi dan rintangan-rintangan dalam perdaganganinternasional, dan pentingnya memajukan perlindungan secara efektifdan memadai terhadap HKI serta untuk menjamin bahwa langkah-langkah dan prosedur untuk melaksanakan perlindungan terhadapHKI tidak mengalami hambatan bagi perdagangan yang sah.121

Adanya praktik-praktik negara yang berbeda dalam memberikanstandar perlindungan dan pelaksanaan terhadap HKI, kurangnyaprinsip-prinsip multilateral, perlunya ketentuan-ketentuan sertaaturan-aturan mengenai perdagangan barang tiruan atau palsujuga menjadi alasan lahirnya persetujuan TRIPs. Adanya perbedaanpraktik ini telah menimbulkan ketegangan dalam hubungan ekonomiinternasional. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa pengenalanteknologi baru ke dalam ekonomi membantu perkembanganpertumbuhan ekonomi dan mempertinggi kesejahteraan sosial ataumasyarakat.122

Dalam dunia bisnis internasional bentuk HKI yang mendapatprioritas atau perhatian khusus adalah hak cipta, paten, merek,walaupun beberapa hak sebagaimana yang diatur dalam ketentuanTRIPs tidak diabaikan.

Ada beberapa faktor yang menjadi sebab perhatian demikianitu: Pertama, kecilnya perlindungan dan besarnya kuantitaspembajakan hak milik intelektual di kebanyakan negara berkembang.Kedua, pembajakan (unfair trade practices) sebagai bentukpelanggaran hak-hak itu dapat menimbulkan kerugian terhadap

121 Cita Citrawinda, 1999, budaya ...... Ibid, hlm.2-3.122 Cita Citrawinda, 1999, budaya ......Ibid, hlm.3.

148

Page 164: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

produsen, misalnya penurunan omzet produksi, besarnya biayauntuk penjejakan pembajak, merosotnya daya hidup perusahaan;123

kerugian terhadap konsumen, misalnya konsumen mendapat barangpalsu yang sering kualitasnya lebih buruk. Dalam kaitan denganproduksi obat atau makanan yang mengandung komposisi kimiatertentu, hal ini dapat mengancam kesehatan;124 atau pihak-pihaklain yang memegang hak, termasuk pemilik hak itu sendiri. Ketiga,menguatnya kecenderungan negara-negara maju, khususnya AmerikaSerikat menggunakan tuntutan keharusan adanya perlindunganhak milik intelektual di negara-negara berkembang, sebagai carauntuk melakukan tekanan-tekanan politik, ekonomi, dan perdagangan,perluasan yurisdiksi tindakannya terhadap warga negara dan negaralain, sebagai suatu usaha proteksi berlebihan terhadap kepentinganperdagangan dalam negerinya. Keempat, menguatnya desakanAmerika Serikat dalam forum-forum GATT untuk menempatkanmasalah hak milik intelektual pada umumnya dalam kompetensiGATT.

Perlindungan Hak Milik Intelektual (Intellectual PropertyRights-IPRs) yang dilakukan dengan cara terbuka sesungguhnyamerupakan hal yang menguntungkan negara-negara berkembangseperti halnya Indonesia. Negara-negara berkembang, denganperlindungan seperti itu, dapat mencegah penggunaan isu IPRs,yang oleh negara-negara industri maju sering digunakan sebagaidasar untuk melakukan praktik bisnis tidak jujur, melalui proteksi.Dengan perlindungan demikian negara-negara berkembang jugadapat secara lebih pasti melindungi temuan-temuannya daripembajakan, walaupun yang terjadi saat ini di Indonesia adalahsebaliknya, di mana dapat dikatakan tidak adanya upaya yang

123 Lihat kasus Bob Geldof, ibid., hlm.4. Lihat juga 83. Lihat juga kasus Tanco, dankasus-kasus lainnya dalam Sudargo Gautama, Aneka Masalah Hukum Perdata Internasional,1985 (selanjutnya Sudargo Gautama 3), hlm. 59-60. Kasus Gold Bond, Ibid., hlm.114.Kasus Snoopy and Woodstock, dalam Sudargo Gautama, Aneka Masalah Dalam PraktikPembaharuan Hukum Di Indonesia, 1990, (selanjutnya Sudargo Gautama 4), hlm.163.Kasus Nike, ibid., hlm.175.

124 Sudargo Gautama, 1990, Aneka Masalah Dalam Praktik ............ ibid., hlm.13.

149

Page 165: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

serius dari Pemerintah melakukan berbagai upaya terhadappembajakan baik merek maupun HKI lainnya.125Sesungguhnyasemua peraturan internasional yang saat ini terdapat baik di GATT,maupun ketentuan TRIPs, namun implementasinya “sangat kurang”atau dapat dikatakan tidak ada rasa tanggung jawab moral baikdari kalangan pengusaha, maupun pihak penegak hukum yangterkait.

Dasar pertimbangan pemasukkan materi IRPs ke dalamkonstelasi Perjanjian WTO adalah ketidakefektifan penegakanperjanjian internasional, yang kini berjumlah puluhan, dalam bidangitu terutama berkaitan dengan pencegahan dan penyelesian sengketayang timbul dari akibat praktik bisnis dalam bidang itu.126

Penghindaran terhadap mekanisme WIPO dilakukan karena negara-negara maju enggan menggunakan mekanisme organisasi PBB itukarena mekanisme pengambilan keputusan pada badan itu akanmempersulit mereka mewujudkan tujuan-tujuannya. Dipilihnya forumGATT disebabkan oleh berkembangnya anggapan bahwa forumitu adalah forum yang lebih tepat karena pada forum itulah semuanegara melakukan transaksi umum perdagangan untukmemperjuangkan akses pasar satu sama lain.127 Lebih ditegaskanlagi bahwa yang dibicarakan dalam kerangka GATT hanyalahaspek-aspek dagang dari hak-hak itu. Dengan pertimbangan demikianIPRs akhirnya dimasukkan dalam kompetensi GATT.

TRIPs resmi menjadi bagian agenda Pertemuan Tingkat Menteridi Marakesh, Maroko, 12-15 April 1994, dan akhirnya masukmenjadi salah satu materi Persetujun Pendirian WTO, yaitu Agree-ment on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights

125 Harian Kompas, 2004, Tidak Ada Keseriusan Pemerintah untuk Melindungi Pembajakandi Bidang HKI.

126 Bambang Kesowo, 1990, Pokok-pokok Catatan Mengenai Persetujuan TRIPs Jakarta:Selebaran Kabinet RI Tim Keppres 34. hlm. 4.

127 Bambang Kesowo, Pokok-pokok Catatan ...... ibid, hlm.4.

150

Page 166: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

(TRIPs). Perjanjian ini mengandung kesepakatan tentang tiga hal,yaitu:128 pertama, penetapan kesesuaian penuh dengan perjanjianinternasional dalam Hak Cipta (Konvensi Bern), Paten (KonvensiParis), dan integrated circuit (Traktat Washington); kedua, memuatnorma-norma baru dengan standar kualitas yang lebih tinggi; ketiga,memuat ketentuan tentang penerapan perjanjian.

Dengan demikian, persetujuan TRIPs bersifat memperketatpenerapan perjanjian-perjanjian perlindungan IPRs yang sudahada, terutama Konvensi Paris, Bern, dan Traktat Washington,dengan ketentuan-ketentuan yang lebih ketat berkenaan denganstandar penerapan ketentuan dan penyelesaian sengketanya.

Persetujuan tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:129

1. dibanding dengan persetujuan lainnya (mengutamakan persoalanakses pasar dan tarif), persetujuan TRIPs lebih mengutamakanpenetapan norma dan standar;

2. menetapkan prinsip kesesuaian penuh (full compliance), yangberarti seluruh negara peserta persetujuan TRIPs wajibmenyesuaikan peraturan perundangannya secara penuh denganperjanjian-perjanjian tersebut (Konvensi Paris, Bern, dan TraktatWashington);

3. memuat ketentuan tentang penegakkan hukum yang ketat,termasuk disertakannya mekanisme penyelesaian sengketa yangketat, yang diikuti dengan hak bagi negara yang dirugikanmengambil tindakan balasan di bidang perdagangan secarabersilang.

Salah satu ketentuan yang perlu diperhatikan adalah persetujuanitu memungkinkan pemegang hak untuk meminta pejabat yangberwenang, Bea Cukai, untuk menangguhkan pengeluaran suatubarang impor yang diduga melanggar Hak Merek atau Hak Cipta.

128 Ida Bagus Wyasa Putra, 2000, Aspek-aspek Hukum Perdata Internasional dalamTransaksi Bisnis Internasional, (Bandung: Refika Aditama), hlm.55.

129 Ida Bagus Wyasa Putra, 2000, Aspek-aspek ...... ibid. hlm.56-57.

151

Page 167: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Hal tersebut di atas dapat membahayakan barang-barang eksporIndonesia, yang menyerupai produk domestik suatu negara pemilikpasar, terutama jika ketentuan demikian digunakan untuk keperluanproteksi yang tidak jujur. Akan tetapi, ketentuan demikian sebaliknyasangat bermanfaat untuk melindungi produk asli Indonesia, didalam pasar domestik, dari ancaman duplikasi produk asing.

Syarat-syarat prosedural yang ditentukan oleh ketentuan tersebutadalah, bahwa:130

1. prosedur untuk hal itu terlebih dahulu harus ditetapkan olehnegara pemilik pasar;

2. permintaan tersebut harus dilakukan secara tertulis olehpemegang hak;

3. permintaan demikian harus disertai bukti-bukti yang memadai;

4. jangka waktu penangguhan ditetapkan oleh pejabat yangberwenang;

5. permintaan penangguhan harus disertai jaminan yang besarnyaditentukan oleh pejabat yang berwenang;

6. kecuali ada keputusan lain dari pengadilan, jangka waktupenangguhan adalah 10 hari;131

7. penangguhan harus diberitahukan secepatnya kepada importirdan peminta penangguhan;

8. penangguhan harus segera diikuti dengan tindakan hukumyang diperlukan untuk hal itu. Jika dalam waktu 10 harisetelah pemberitahuan penangguhan pejabat Bea Cukai tidakmenerima laporan tentang adanya tindakan demikian itu, pejabattersebut dapat membebaskan barang, sepanjang persyaratanimpor terpenuhi;

130 Ida Bagus Wyasa Putra, 2000, ibid, hlm.58.131 Pasal 55 Persetujuan TRIPs

152

Page 168: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

9. bila tindakan demikian telah dilakukan hakim akan menentukan,berdasarkan proses pemeriksaan, apakah penangguhan demikianitu akan dihentikan atau dilanjutkan;

10. bila pemeriksaan menunjukkan bahwa permintaan penangguhandemikian itu tidak benar, pejabat yang berwenang dapatmemerintahkan pihak peminta penangguhan membayar gantirugi yang diderita importir;

11. pembayaran ganti rugi dapat dibebaskan jika permintaanpenangguhan itu didasarkan atas iktikad baik;

12. pejabat yang berwenang dapat diberi hak untuk menghancurkanbarang-barang impor yang terbukti melanggar HKI. Dalamhal barang tersebut berkaitan dengan pelanggaran merek, pejabatyang berwenang dapat mengeluarkan larangan re-ekspor, kecualistandar barang itu disesuaikan dengan merek yang terdaftarberdasarkan permintaan lisensi;

13. yang dikecualikan dari ketentuan demikian adalah barang-barang pribadi yang tidak ditujukan untuk keperluankomersial.132

Perlindungan terhadap kepentingan para pelaku bisnis, dalamhubungan dengan hal itu, dapat dilakukan melalui beberapa cara.Pertama, cara-cara publik, yaitu melalui kewenangan pemerintah,melakukan penyesuaian peraturan perundangan untuk melindungikepentingan pengusaha domestik, termasuk penggunaan saluran-saluran diplomatik. Dalam kaitan dengan cara yang kedua itu,para pelaku bisnis sebaiknya mengetahui prosedur perolehanperlindungan diplomatik dalam hubungan dengan kegiatan bisnisyang dilakukannya; kedua, melalui cara-cara privat, yaitu dengancara mengadakan survey produk dan pasar seluas-luasnya, danmenggunakan mekanisme lisensi.

132 Bambang Kesowo, 1990, Op. Cit, hlm.10-14.

153

Page 169: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Pada sisi lainnya juga diharapkan bahwa harus ada keseriusandari Pemerintah Indonesia untuk melakukan perlindungan yangselalu didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi, dengan penerapanpendekatan utilitarian membela keberadaan Undang-undang Mereksebagai salah satu sistem insentif bagi pemilik dari pencipta merek.

Pemerintah Indonesia sudah saatnya melakukan perlindunganmerek terkenal baik merek asing maupun merek dalam negeriselain mengikuti teori hukum alam, juga teori utilitarian, jugamasih terdapat beberapa ketentuan yang dapat mempengaruhiperkembangan terhadap suatu merek yang antara lain adalah sebagaiberikut:

1. dikaitkan dengan sejarah perkembangan merek, terdapat tigateori yang menggambarkan jangkauan teritorial perlindunganmerek yang dikenal sebagai teori “the zone of actual marketpenetration”, teori “the zone of reputation”, dan teori “thezone of natural expansion”.133 Teori “the zone actual marketpenetration” antara lain menyatakan bahwa penetrasi pasarmerupakan wilayah geografis, di mana pemakai atau konsumenmemperoleh barang-barang atau jasa-jasa dari hasil penjualanyang cukup untuk membedakan persaman yang membingungkan(likelihood of confusion) antara produksi asli dan produksipalsu. Sedangkan teori “the zone reputation” antara lainmenyatakan bahwa wilayah reputasi merupakan wilayahgeografis, di mana merek-merek terkenal dan termashurdiperkenalkan melalui advertensi/iklan atau disampaikan darimulut ke mulut. Dalam pada itu, teori “the zone of naturalexpansion” antar lain menyatakan bahwa wilayah expansialamiah merupakan wilayah geografis, di mana pengadilan-pengadilan memberikan perlindungan merek dalam artimendorong pertumbuhan bisnis dan kelanjutan ekspansinya.

2. Jaminan perlindungan merek dan barang produksinya,Robert S. Smith mengemukakan suatu teori dengan menyatakan

133 William Jay Gross, 1990, The Territorial Scope of Trademark Rights”, JournalUniversity of Miami Law Review, Vol.44, hlm.1078.

154

Page 170: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

bahwa suatu merek menyajikan fungsi perlindungan sebagaiinvestasi dari pemilik merek dengan iktikad baik, dan melayanikonsumen dengan suatu tanda yang mudah dari sumber dankualitas barang produksi dari label merek itu. Selain dari itu,jaminan keaslian barang-barang produksi dari pemilik merekyang beriktikad baik, merupakan suatu promosi untukmenghilangkan keraguan dari konsumen.134 Dengan demikian,perlindungan merek menjadi fungsi utama sekaligus melindungikonsumen membeli barang palsu.135

Sementara itu menurut William Jay Gross, basis darisuatu merek mempunyai fungsi untuk memberikan keuntungankepada perusahaan dan konsumen. Keuntungan perusahaandiperoleh dari keunggulan kompetisi dan dari meningkatkankeuntungan berdasarkan investasi merek yang diciptakan.Bersamaan dengan itu, keuntungan konsumen diperoleh darihasil merek yang mengkonfirmasikan produksi dan dukunganperusahaan yang memproduksi barang-barang berkualitas.Untuk itu, hukum merek memberikan perlindungan kepadakonsumen dan perusahaan terhadap pemalsuan merek.136

Mengacu pada analisis tersebut di atas, James E. Inmanmenegaskan pemakaian merek atas barang-barang produksibertujuan untuk melindungi masyarakat konsumen dari bujukanyang dilakukan pesaing atau pemalsu merek. Produsen barangmemakai simbol merek dalam rangka promosi untuk memperolehsimpati konsumen. Karena loyalitas konsumen terhadap suatusimbol merek merupakan bagian dari iktikad baik bisnis.137

134 Robert S. Smith, 1992, “The Unresolved Tension Between Trademark Protectionand Free Movement of Goods in the European Community”, Duke Journal of Comparative& International Law Vol.3, No.1, hlm.112.

135 H.D. Effendy Hasibuan, 2003, Perlindungan Merek …... Op. Cit, hlm.18.136 William Jay Gross, 1999, Trademark and Unfair Competition Law: Cases and

Materials, (Virginia: The Michie Company), hlm.29.137 H.D. Effendy Hasibuan, 2003, Perlindungan Merek ...... Op.Cit. hlm.19.

155

Page 171: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

3. Dikaitkan dengan bisnis atau persaingan pasar di mana fungsiutama dari suatu merek adalah untuk menunjukkan sumberasalnya atau keaslian dari barang-barang yang menunjukprodusennya. Tujuan dari adanya merek tersebut adalah untukmencegah gugatan atau tuntutan dan bertindak sebagai pembedaantara barang-barang dari satu produsen dengan barang-barangprodusen lainnya. Selain dari itu, produsen-produsen pemilikmerek-merek juga melindungi masyarakat pemakai merek daripesaing-pesaing (competitors) curang pemalsu merek.138

Pada dasarnya pemilik merek memakai mereknya untukmengindentifikasi produksinya, dalam hal membedakanpersaingan barang-barang. Di samping itu memberikan jaminanterhadap pasar, menciptakan wilayah di mana pemilik merekmempunyai kedudukan yang sangat kuat terhadap pesaing(konkuren) di wilayah perdagangan yang sama. Kesuksesanyang terbaik adalah dengan cara merebut dan memasuki posisipasar berdasarkan kejelian mata terhadap kesan suatu merekdari pembeli. Hal ini merupakan syarat dari fungsimengidentifikasi merek dan dapat dibagi dalam tiga sub-fungsiyaitu: pertama, mengidentifikasi pelayanan untuk menunjukkankeaslian barang-barang yang diperdagangkan (originfunction); kedua, mengidentifikasi pelayanan terhadap jaminankeaslian kualitas dari barang-barang (guarantee function),dan ketiga, mengidentifikasi pelayanan untuk mengiklankanproduksi (publicity function).139

Merek-merek dagang (trademarks) memenuhi berbagaisasaran di perdagangan. Antara lain, merek-merek tersebutmeyakinkan para konsumen untuk cepat dan mudahmengidentifikasi barang-barang yang mereka inginkan untukdibeli. Kemudahan mengidentifikasi barang-barang yang

138 H.D. Effendy Hasibuan, 2003, Perlindungan Merek ......ibid. hlm.19.139 David C. Wilkinson, 1990, The Community Trade Mark Regulation and its Role in

European Economics Integration”, Journal, Trademark Reporter, Volume 80, (March –April, 1990), hlm.109.

156

Page 172: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

diinginkan akan menghemat waktu dan uang konsumen danuang akan menciptakan suatu persaingan pasar bebas. Adabeberapa argumentasi yang menyatakan bahwa merek-merekdagang adalah “inti dari suatu kompetisi” (the essence ofcompetition), untuk meyakinkan konsumen membedakanproduksi yang satu dengan produksi lainnya dan mendorongprodusen untuk meningkatkan kualitas dan memperolehkeuntungan karena reputasi yang baik.140

B. Kelemahan Hukum dan Penegakan Hukum di Indonesia

Undang-undang Merek Indonesia yang berlaku saat ini ialahUndang-undang Merek 2001 sebagai pengganti dari Undang-undangMerek 1992 dan Undang-undang Merek 1997, di mana Undang-undang Merek 1997 hanya melengkapi beberapa pasal dari Undang-undang Merek 1992 itu. Dengan diundangkannya dan berlakuefektif Undang-undang Merek 2001 yang lebih berafiliasi denganketentuan merek internasional tersebut, maka Undang-undang Mereksebelumnya (Undang-undang Merek 1961, Reglement IndustrieeleEigendom 1912, Undang-undang Merek 1992, dan Undang-undangMerek 1997) dinyatakan tidak berlaku lagi.

Undang-undang Merek 2001, Bab I tentang Ketentuan Umummengatur batasan atau pengertian merek, yaitu pada Pasal 1 angka1 yang berbunyi:141

“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakandalam kegiatan perdagangan barang dan jasa”.

Bertitik tolak dari batasan tersebut, merek pada hakikatnyaadalah suatu tanda. Namun, agar tanda tersebut dapat diterima

140 Robyn Lee Sosebee, 1991, “Elite Personnel, Inc.v. Elite Personnel Services, Inc,:Issues of Registration and Suggestion in Trademark Law”, journal, Georgia State Univer-sity Law Review, Volume 7, Number 2, hlm.552-553.

141 Lihat Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek Pasal 1 angka 1.

157

Page 173: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

sebagai merek, harus mempunyai daya pembeda. Yang dimaksuddengan mempunyai daya pembeda adalah merek atau merek dagang(trademark) tersebut, merupakan rangkaian kata atau simbol yangdigunakan suatu perusahaan untuk mengidentifikasi barang-barangnya dan sebagai alat pembeda terhadap barang-barang milikorang lain atau perusahaan lain. Jika merek itu sama dengan hasilproduksi atau generic name (sendok dengan merek sendok) tidakdapat dijadikan sebagai suatu merek.142

Sistem pendaftaran merek di Indonesia ditempatkan sebagaiprioritas dalam ketentuan pasal-pasalnya sebagaimana ditentukanpula oleh Ketentuan dalam Pasal 6 bis Paris Convention, makacukup beralasan apabila ketentuan-ketentuan yang terdapat dalamUndang-undang Merek Tahun 2001 memprioritaskan pendaftaranmerek.

Makna ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Merek 2001 adalahpemilik merek yang sah adalah pendaftar merek pertama yangberiktikad baik di mana terkadang di dalamnya pengertian keharusanuntuk, menolak atau pembatalan pendaftaran suatu merek yangmerupakan reproduksi, imitasi atau terjemahan belaka, sepertiyang dikehendaki oleh ketentuan Pasal 6 bis Paris Convention.143

Terhadap pemilik merek yang akan melakukan gugatan ataspelanggaran mereknya dapat dilakukan dengan menggunakanketentuan Pasal 76 Undang-Undang Merek Tahun 2001 yangmenyatakan sebagai berikut:144

“(1) Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadappihak-piihak yang secara tanpa hak menggunakan Merekmempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan untukbarang atau jasa yang sejenis berupa:

142 Arthur Miller dan Michael H. Davis, 1990, Intellectual Property Patents Trademarks,and Copyright, Second Edition. St. Paul Minn: West Publishing Co., hlm.167.

143 Lihat Ketentuan 6 bis Paris Convention.144 Lihat Undang-undang Merek Tahun 2001 Pasal 76.

158

Page 174: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

(2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepadaPengadilan Niaga”.

Apabila memperhatikan ketentuan Pasal 76 tersebut makajika harus diajukan gugatan terhadap pihak lain yang tanpa hakmenggunakan merek yang pada pokoknya ada persamaan ataudalam keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis, bisadiajukan gugatan ganti rugi ditambah atau hanya dengan perintahpenghentian dari semua perbuatan penggunaan merek bersangkutanitu. Jadi pemakaian yang tidak sah penyerobotan atau pemboncenganatas merek oleh pihak yang tidak berhak, tidak dapat diajukangugatan terhadap itu. Dan diajukannya kepada Pengadilan Niaga.Sesuai dengan apa yang kita saksikan sistem pembaharuan HakAtas Kekayaan Intelektual yang sekarang ini. Sedangkan berdasarkanPasal 77 dari Undang-undang Merek 2001 menyatakan bahwa:

“Gugatan atas pelanggaran merek sebagaimana dimaksud dalamPasal 76 dapat dilakukan oleh penerima lisensi merek terdaftarbaik secara sendiri maupun bersama-sama dengan pemilikmerek yang bersangkutan”

Ketentuan dalam Pasal 77 ini merupakan suatu syarat yangdapat dijadikan untuk melakukan gugatan oleh pihak yangdidaftarkan mereknya itu sebagaimana yang berhak atas merek,tetapi juga penerima lisensi yang terdaftar. Baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pemilik merek bersangkutandapat dilakukan gugatan ini. Pada sisi lain dalam ketentuan Pasal78 menyatakan sebagai berikut:145

“(1) Selama masih dalam pemeriksaan dan untuk mencegah kerugianyang lebih besar, atas permohonan pemilik merek atau penerimalisensi selaku penggugat, hakim dapat memerintahkan tergugatuntuk menghentikan produksi, peredaran dan/atau perdaganganbarang atau jasa yang menggunakan merek tersebut secaratanpa hak.

145 Lihat Undang-Undang Merek 2001 Pasal 78.

159

Page 175: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

(2) Dalam hal tergugat dituntut juga menyerahkan barang yangmenggunakan merek secara tanpa hak, hakim dapatmemerintahkan bahwa penyerahan barang atau nilai barangtersebut dilaksanakan setelah putusan pengadilan mempunyaikekuatan hukum tetap”.

Di sini diatur apa yang termasuk sebagai tindakan sementaraoleh pengadilan atau “Provisional measures” atau “putusaninterlocutoir”. Selama masih dalam pemeriksaan dan dengan maksuduntuk mencegah kerugian lebih besar, maka si pemilik merek ataupenerima lisensi selaku penggugat dapat minta kepada hakim untukmemerintahkan tergugat menghentikan produksi atau peredaranbarang atau jasa yang menggunakan merek tanpa hak tersebut.Ini adalah sesuai ketentuan dalam perjanjian Trade RelatedAspect of intellectual Property Rights. Seperti telah kita saksikandalam uraian di atas. Dan Pasal 78 ayat (2) menyatakan apabilatergugat dituntut supaya juga menyerahkan barang yangmenggunakan merek penggugat secara tanpa hak, maka hakimdapat memerintahkan penyerahan barang atau bahwa nilai tersebutdilaksanakan setelah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukumtetap. Setelah ada pelaksanaan putusan pengadilan maka dapatdiperintahkan oleh hakim bahwa barang bersangkutan harusdiserahkan kepada pengadilan.

C. Efektifitas Terhadap Perlindungan Hak Merek Di Indonesia

Menurut kamus umum bahasa Indonesia (KUBI) efektifitasberasal dari kata efektif yang artinya adalah sebagai berikut:146

1. Mempunyai efek; pengaruh atau akibat;

2. Memberikan hasil yang memuaskan;

3. Memanfaatkan waktu dan cara dengan sebaik-baiknya;

4. Mulai berlaku tertentu, seperti halnya undang-undang.

5. Berhasil guna, mangkus.

146 Badudu-Zain, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka SinarHarapan), hlm.371.

160

Page 176: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Pengertian di atas merupakan bagian dari upaya perlindunganhukum yang efektif harus diberikan oleh Pemerintah terhadappemilik maupun pengguna merek, khususnya merek-merek yangtelah terdaftar dan mendapat pengakuan baik pada tingkat nasionalmaupun tingkat internasional.

Perlindungan terhadap suatu merek merupakan bagian darikesepakatan yang telah dibuat oleh Pemerintah Indonesia dengannegara-negara yang telah menyetujui beberapa konvensi Internasionalyang diatur dalam ketentuan GATT/WTO.

Akan tetapi dalam penegakkan hukum, yang harus diperhatikanadalah sistem hukum yang berlaku. Sebagaimana diketahui bahwasuatu sistem hukum mengandung 3 (tiga) unsur sebagai berikut:147

1. Substansi adalah norma-norma hukum yang terkandung dalamperaturan perundang-undangan dan keputusan-keputusanpengadilan serta norma-norma dalam kehidupan sehari-hariyang ditaati oleh masyarakat.

2. Organ adalah badan-badan yang membuat, menjalankan danmengawasi norma-norma tersebut, kedua unsur ini secarabersama-sama dengan budaya hukum menentukan kearahmana bergeraknya suatu sistem hukum, namun LawrenceM. Friedman, menekankan kepada pentingnya unsur ke tiga.

3. Budaya hukum, suatu bangsa yang amat menentukanberjalannya suatu sistem hukum. Friedman memvisualisasikan148

ketiga unsur sistem hukum tersebut, membayangkan “organhukum” sebagai suatu sistem.

“Substansi” adalah produk yang dihasilkan oleh mesin. “BudayaHukum” adalah apa atau siapa yang memutuskan untukmenghidupkan dan mematikan mesin dan menentukan bagaimanamesin tersebut digunakan.

147 Hendra Tanu Atmadja, 2003, Hak Cipta Musik atau Lagu, (Jakarta: FH-UI. PascaSarjana), hlm.ix.

148 Friedman, Lawrence M., 1968, “Legal Cultur and Social Development” dalam “LawrenceM. Friedman & Hewart Macaulay, Law and the Behavioral Sciences” the Babb 5 MerrilCompany, Inc. hlm.112.

161

Page 177: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Setiap masyarakat, komunitas atau negeri mempunyai budayahukumnya sendiri, berkenaan selalu dengan sikap dan pendapatmereka mengenai hukum. Dengan perkataan lain, kata Friedmanadalah sebagai berikut:149

“the legal culture is the climate of social thought and socialforce which determines how law is used avoided or abused.Without legal culture, legal systems is iner-a dead fish lyingin a basket, not a living fish swimming in its sea”.

Dalam banyak hal upaya penegakkan hukum, tidak seharusnyahanya dilihat dari aspek hukumnya saja agar dapat berjalan secaraefektif, namun apa yang dikatakan oleh Friedman tersebut harusdapat juga menjadi dasar dalam berpijaknya pemerintah sehinggaefektifitasnya dapat dilihat, tidak hanya sebatas retorika saja.

Menyangkut masalah penegakkan hukum dibidang pelanggaranterhadap suatu merek, saat ini harus dilihat keefektifannya hukumtersebut.

Menurut Soerjono Soekanto150, beliau mengatakan bahwamasalah efektifitas hukum berhubungan erat dengan usaha yangdilakukan agar intinya hukum itu benar-benar hidup di dalammasyarakat, dalam artian berlaku secara filosofis, yuridis dansosiologis.

Berlaku secara filosofis, berarti bahwa hukum itu berlakusebagaimana yang dikehendaki atau dicita-citakan oleh adanyahukum tersebut. Berlaku secara yuridis, berarti sesuai denganapa yang telah dirumuskan, dan berlaku secara sosiologis berartihukum itu dipatuhi oleh warga masyarakat tersebut. PandanganSoekanto tersebut memang tepat dan baik jika saja, secara filosofis,substansi hukumnya mencerminkan kehendak rakyat dan nilai-nilai keadilan yang berkembang dimasyarakat (volonte generale)

149 Friedman, Lawrence M., 1968, Legal ...... ibid, hlm.114.150 Soerjono Soekanto, 1970, Kesadaran Hukum dan Kepatutan Hukum, (Jakarta:

Radjawali), hlm.43.

162

Page 178: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dan bukan merupakan pencerminan penguasa yang membuat hukumyang absolute dan korup. Dan secara yuridis, hukum yang adamemenuhi keinginan rakyat termasuk dalam kategori tipologi hukumResponsif menurut pandangan Nonet dan Selznick.151 Sehinggadengan demikian diharapkan masyarakat akan mematuhi denganpenuh kesadaran karena subtansi hukumnya digali dari nilai-nilaikeadilan yang berkembang di masyarakat.

Sedangkan pandangan lainnya menyangkut efektifitas hukumsebagaimana dikemukakan oleh Selo Soemardjan didasarkan padafaktor-faktor sebagai berikut:152

1. usaha-usaha menanamkan hukum di dalam masyarakat, yaitupembinaan tenaga manusia, alat-alat, organisasi dan metodeagar warga-warga masyarakat mengetahui, menghargai,mengakui dan mentaati hukum.

2. reaksi masyarakat yang didasarkan pada sistem nilai-nilaiyang berlaku, artinya masyarakat mungkin menolak ataumenentang atau mungkin mematuhi hukum untuk menjaminkepentingan mereka.

3. jangka waktu menanamkan hukum, yaitu panjang pendeknyajangka waktu di mana usaha-usaha menanamkan hukum itudilakukan dan diharapkan memberikan hasil.

Sedangkan menurut Sidik Sumaryo bahwa krisis kepercayaanterhadap hukum menyebabkan melemahnya partisipasi masyarakatdalam bidang hukum yang disebabkan karena faktor:153

1. kurangnya pengetahuan warga masyarakat akan peraturan-peraturan yang ada.

151 Philippe Nonet & Philip Selznick, 2003, Hukum Responsif Pilihan di masa Transisi,Pengantar Satjipto Rahardjo, (Jakarta: Huma), hlm.59.

152 Soerjono Soekanto, 1970, Kesadaran Hukum dan Kepatutan …... Op. Cit. hlm.45.153 Sidik Sumaryo, 2004, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, (Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang), hlm.9-10.

163

Page 179: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

2. kekurangpercayaan akan kemampuan hukum untuk menjaminhak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka secara adil.

3. materi peraturan hukum kurang sesuai atau bahkan bertentangandengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.

4. para pelaksana atau penegak hukum kurang atau tidak membericontoh yang baik dalam kepatuhannya terhadap hukum.

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa pemikiran tentangpenegakan hukum adalah erat kaitannya dengan pemikiran tentangefektifitas peraturan perundangan atau hukum yang berlaku. Artinyapemikiran-pemikiran itu biasanya diarahkan pada kenyataan apakahhukum atau peraturan perundangan yang ada benar-benar berlakuatau tidak. Dalam banyak teori tentang efektifitas hukum,mengatakan bahwa efektif tidaknya hukum itu akan sangat tergantungpada faktor substansi (peraturan perundangan itu sendiri), faktorstruktur (aparat penegak hukum) dan faktor kultur (masyarakatnya).Ketiga faktor tersebut secara bersama-sama atau sendiri-sendiriakan mempengaruhi efektif tidaknya hukum.

Adalah Soekanto,154 berpendapat bahwa kaidah hukum berlakusecara yuridis, apabila penentuannya di dasarkan pada kaidahyang lebih tinggi tingkatannya, atau bila terbentuk menurut carayang telah ditetapkan atau apabila menunjukkan hubungan keharusanantara suatu kondisi dan akibatnya. Kaidah hukum berlaku secarasosiologis, apabila kaidah tersebut efektif, artinya kaidah tersebutdapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa walaupun tidak diterimaoleh warga masyarakat (teori kekuasaan), atau kaidah tadi berlakukarena diterima dan diakui oleh masyarakat (teori pengakuan)maka kaidah hukum tersebut menjadi aturan pemaksa dan kalauberlaku secara filosofis akan merupakan hukum yang dicita-citakan.

154 Soerjono Soekanto, 1981, Keadaan Hukum dan Kepatutan Hukum, (Jakarta: Radjawali),hlm.290.

164

Page 180: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Agar efektifitas hukum dalam menerapkan suatu pelanggarankhususnya di bidang merek, maka harus mempunyai syarat sebagaiberikut :155

1. Undang-undang harus dirancang dengan baik, kaidah-kaidahyang mematoki harus dirumuskan dengan jelas dan dapatdipahami dengan penuh kepastian. Tanpa patokan-patokanyang jelas seperti itu, orang sulit untuk mengetahui apa yangsesungguhnya diharuskan, sehingga undang-undang tidak akanefektif.

2. Undang-undang itu, dimana mungkin, seyogianya bersifatmelarang, dan bukannya bersifat mengharuskan. Dapatdikatakan bahwa hukum prohibitur itu pada umumnya lebihmudah dilaksanakan ketimbang hukum mandatur.

3. Sanksi yang diancamkan dalam undang-undang itu haruslahberpadanan dengan sifat undang-undang yang dilanggar. Suatusanksi yang mungkin tepat untuk suatu tujuan tertentu, mungkinsaja akan dianggap tidak tepat untuk tujuan lain

4. Berat sanksi yang diancamkan kepada si pelanggar tidaklahboleh keterluan. Sanksi yang terlalu berat dan tak sebandingdengan macam pelanggarannya akan menimbulkan keengganandalam hati para penegak hukum (khususnya para juri) untukmenerapkan sanksi itu secara konsekuen terhadap orang-or-ang golongan tertentu.

5. Kemungkinan untuk mengamati dan menyelidik perbuatan-perbuatan yang dikaidahi dalam undang-undang harus ada.Hukum yang dibuat untuk melarang perbuatan-perbuatan yangsulit di deteksi, tentulah tidak mungkin efektif. Itulah sebabnyahukum berkehendak mengkontrol kepercayaan-kepercayaanatau keyakinan-keyakinan orang tidak mungkin akan efektif.

155 Sidik Sumaryo, 2004, Kapita Selekta ...... Op.Cit. hlm.12-13.

165

Page 181: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

6. Hukum yang mengandung larangan-larangan moral akan jauhlebih efektif ketimbang hukum yang tidak selaras dengankaidah-kaidah moral, atau yang netral. Seringkali kitamenjumpai hukum yang demikian efektifnya, sehingga seolah-olah kehadirannya tak diperlukan lagi, karena perbuatan-perbuatan yang tak dikehendaki itu juga sudah dicegah olehdaya kekutan moral dan norma sosial. Akan tetapi, ada jugahukum yang coba melarang perbuatan-perbuatan tertentusekalipun kaidah-kaidah moral tak berbicara apa-apa tentangperbuatan itu, misalnya larangan menunggak pajak. Hukumseperti itu jelas kalah efektif jika dibandingkan dengan hukumyang mengandung paham dan pandangan moral di dalamnya.

7. Agar hukum itu bisa berlaku secara efektif, mereka yangbekerja sebagai pelaksana-pelaksana hukum harus menunaikantugas dengan baik. Mereka harus mengumumkan undang-undang secara luas. Mereka harus menafsirkannya secaraseragam dan konsisten, serta sedapat mungkin senafas atausenada dengan bunyi penafsiran yang mungkin juga dicobadilakukan oleh warga masyarakat yang terkena. Aparat-aparatpenegak hukum harus juga bekerja keras tanpa mengenaljemu untuk menyidik dan menuntut pelanggar-pelanggar.

8. Akhirnya, agar suatu undang-undang dapat efektif, suatu standarhidup sosio ekonomi yang minimal harus ada di dalammasyarakat. Demikian pula, di dalam masyarakat ini, ketertibanumum sedikit atau banyak harus mudah terjaga.

Masalah penegakan hukum dapat didekati dan dilihat dalamberbagai macam perspektif. Masing-masing perspektif pendekatansudah pasti membawa konsekuensi yang berbeda dalam sudutpandang, dan analisisnya. Di atas telah dikemukakan berbagaimacam pandangan yang berusaha menjelaskan bagaimana hukumdapat ditegakkan secara efektif dan efesien dengan berbagai macampermasalahannya. Kompleksitas permasalahan penegakkan hukumsecara socio legal, telah memberikan gambaran kepada kita betapa

166

Page 182: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

tidak mudah hukum ditegakkan tanpa harus melibatkan bidangdan wilayah lain selain hukum. Justru bidang dan wilayah laintersebut menjadi pilar dominan dan menentukan di dalam upayapenegakkan hukum apapun bidang dan wilayah hukum secaraakademis. Secara paradigmatik, kompleksitas permasalahanpenegakan hukum secara socio legal tersebut juga dapat didekatidan dilihat dalam paradigma fakta socio maupun definisi Sosial.Dalam paradigma fakta sosial misalnya, berpandangan bahwatindakan individu atau kelompok akan ditentukan oleh struktur(norma, kekuasaan, kebiasaan, nilai dan sebagainya). Misalnyakebijakan pembangunan yang berorientasi pertumbuhan denganselalu menguntungkan kelompok tertentu, jelas merupakan suatutindakan dari penguasa yang hanya dilihat dari sektor kepentingankelompok tanpa melibatkan masyarakat atau stake holder yangdiperluas.156

Untuk dapat memberikan gambaran tentang keefektifanpenegakkan hukum dibidang merek, maka penulis akan membahasbeberapa putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Niaga adalahsebagai berikut:

1. Putusan MA RI Reg. No.426 PK/Pdt/1994 Perkara PeninjauanKembali (PK) Perdata antara Giordano Limited melawan WalBudi Hermanto, DK. Mahkamah Agung RI memeriksa danmengadili sendiri serta memutuskan pada tanggal 30 Oktober1995, Hari senin dengan H. Soerjono, S.H., Ketua MahkamahAgung sebagai Ketua Sidang, Th. Ketut Suraputra, S.H.,dan M. Yahya Harahap, S.H., sebagai Hakim-hakim Anggotadan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari:JUM’AT TANGGAL 30 NOVEMBER 1995, oleh Ketua Sidangtersebut dengan dihadiri oleh Th. Ketut Suraputra, S.H., danA. Saniman, S.H., Hakim-hakim Anggota dan Ny. H. NilnaIsmail, S.H., Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri olehkedua belah pihak.

156 Sidik Sumaryo, 2004, Kapita Selekta ...... ibid, hlm.16.

167

Page 183: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Mahkamah Agung mengadili sendiri dalam eksepsi sebagaiberikut:

Menolak Eksepsi Termohon I;

Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan permohonan pemohon;

2. Menyatakan bahwa pemohon adalah pemakai pertama diIndonesia dari nama barang dan merek dagang Giordanodan karenanya mempunyai hak tunggal/khusus untukmemakai nama dagang dan merek dagang tersebut diIndonesia;

3. Menyatakan bahwa merek Termohon I daftar Nomor191.775 dalam ucapan kata maupun suara sama dengannama dagang serta merek Pemohon;

4. Menyatakan batal pendaftaran merek Nomor 191.775dalam daftar umum atas nama Termohon I dengan segalaakibat hukumnya.

5. Memerintahkan Termohon II untuk mentaati keputusanini dengan membatalkan pendaftaran Nomor 191.775 dalamdaftar umum;

Menghukum para termohon peninjauan kembali/termohonasal I dan II untuk membayar semua biaya perkara baikdalam tingkat pertama sebesar Rp 47.500,00 (empat puluhtujuh ribu lima ratus rupiah) dan dalam tingkat kasasi sebesarRp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) dan biaya perkaradalam tingkat peninjauan kembali ini ditetapkan sebesar Rp75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah);

Dalam kasus ini penulis memberi komentar denganmempertimbangkan beberapa konvensi yang telah disetujuioleh Pemerintah Indonesia, dimana dalam konvensi tersebutharus dapat diikuti dengan tidak melakukan pembedaan antaramerek yang satu dengan merek lainnya.

168

Page 184: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Mahkamah Agung melakukan Peninjauan kembalimenimbang bahwa Merek Giordano sudah terkenal di dalampasaran Indonesia dan juga bukan saja terkenal di negaraasal serta di lain-lain di bagian dunia, karena sudah didaftardi banyak negara. Juga advertensi di majalah dan berbagaikoran membuatnya terkenal. Maka sesuai dengan Paris Con-vention Pasal 6 bis dan Pasal 8, Pemohon Peninjauan Kembaliini dinyatakan sebagai pihak yang berhak untuk diberiperlindungan mereknya. Indonesia sebagai negara peserta dariKonvensi Paris pada saat ini. Maka secara langsung dapatmenerapkan Konvensi Paris ini, karena merupakan bagiandari hukum nasional. Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agungtelah berpegang pada Konvensi Paris Pasal 6 bis dan Pasal8. Selain dari itu, Pemerintah Indonesia juga harus berpedomanatas apa yang dinamakan pirate non mutat dominium(Pembajakan bagaimanapun juga tidak akan dapat menjadikanpemilik yang sah), karena tidak pernah ada pembajak yangberiktikad baik. Dalam peninjauan kembali ini merek dagangyang sah dan sudah termashur di lebih dari 23 (dua puluhtiga) negara, sesuai dengan ketentuan Uni Paris ini Pasal 6bis dan Pasal 8 dinyatakan bahwa permohonan peninjauankembali adalah yang berhak diberi perlindungan. Iktikad tidakbaik atau iktikad buruk dari pihak termohon Peninjauan Kembaliini sudah jelas, karena sukar dapat dibayangkan TermohonPeninjauan Kembali ini untuk mendaftarkan merek tersebutmempunyai tujuan lain, kecuali niat untuk membonceng padaketenaran merek dari Pemohon Peninjauan Kembali sertamemberdaya khayalak ramai tentang asal dan kualitas hasilproduksi Pemohon Peninjauan Kembali. Dan dipertimbangkanoleh Mahkamah Agung bahwa alasan Peninjauan Kembaliyang diajukan pemohon dapat dibenarkan. Dalam PutusanPengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 22 November 1989Nomor 299/Pdt/G/1989/PN. Jakarta Pusat terdapat kekeliruanyang nyata dari Pengadilan Negeri dan juga Mahkamah Agung

169

Page 185: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dalam menerapkan doktrin dan asas-asas mengenai iktikadbaik dalam perdagangan bebas dan “good will in the frameof free trade and free competition”. Merek termashur (well-known mark) yang digariskan dalam Uni Paris, act of Lon-don serta Stockholn ex Undang-undang Merek 1987 harusdiberikan perlindungan. Mahkamah Agung memperdalampertimbangannya dan menyatakan antara lain sebagai berikut:

Konvensi-konvensi tersebut berskala internasional ke arahkomunikasi dan uniformitas yang menyeluruh di antara bangsa-bangsa tentang pemberian perlakuan yang sama tanpa mengenalbatas geografis dan nasionalitas. Adalah usaha harmonisasidan formalitas yang dikehendaki dengan konvensi-konvensiini yang menyeluruh di seluruh dunia tanpa membedakanantara perlakuan, semua wilayah tanpa mengenal batas geografisdan nasionalitas. Ini adalah bagian yang terpenting, di manaMahkamah Agung mengutarakan pendirian dari Pengadilantertinggi di Indonesia.

Ditegaskan oleh Mahkamah Agung bahwa Indonesia jadinegara peserta kembali sejak tanggal 28 Desember 1979 tanggal10 Mei 1979 dari Konvensi Paris. Menurut Mahkamah Agungoleh karena itu, semua doktrin dan asas-asas yang terkandungdi dalam konvensi-konvensi ini. Harus dipedomani dalam tiapsengketa merek yang timbul di Indonesia dan dipegang teguhpada konvensi-konvensi internasional ini.

Oleh karena itu, Mahkamah Agung perkara merek yangtimbul di Indonesia. Serta sengketa perkara merek yang berskaladomestik dan internasional harus dipedomani konvensi-konvensitersebut karena pentingnya patokan ini, maka harus dipeliharaasas dan iklim perdagangan bebas “free trade” yang berdasarkanpula atas “fair competition”.

MA RI dalam pemeriksaan kasus ini berpendapat sebagaiberikut:

170

Page 186: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

1. Mahkamah Agung berpendapat Merek adalah untukmemberikan identifikasi tentang asal barang-barang. Danunsur yang terpenting dari merek dagang tersebut adalahadanya daya perbedaan untuk memperbedakan hasil-hasilsuatu perusahaan dengan hasil perusahaan lain. Dayaperbedaan tersebut akan hancur apabila merek yang sama,dapat dipakai oleh setiap orang untuk hasil-hasil yangsejenis maupun tidak;

Permohonan peninjauan kembali Giordano bukan kacabiasa yang dipakai sebagai merek dagang yaitu Conditiosine quo non yang sudah menjadi terkenal di negara asaldan di seluruh dunia termasuk Indonesia, oleh karena itupermohonan peninjauan kembali adalah pendaftar danpemakai pertama di Indonesia dan dunia dari:

a. Nama Perniagaan (trade name) GIORDANO;

b. Merek Dagang: GIORDANO.

2. Tentang Iktikad buruk permohonan peninjauan kembaliI:

Maksud lain dari termohon peninjauan kembali I untukmendaftarkan merek tersebut, kecuali niat untukmembonceng dari ketenaran merek pemohon peninjauankembali serta memperdaya khalayak ramai tentang asaldan kualitas hasil-hasil termohon peninjauan kembali I,sehingga dapat dipastikan bahwa tanpa diilhami namadagang yang sudah termasyhur dari merek dagang pemohonpeninjauan kembali, termohon peninjauan kembali I, tidakakan berpikir untuk mendaftarkan merek Nomor 191.775;

3. Tentang kekhilafan termohon peninjauan kembali II:

Permohonan peninjauan kembali mempunyai hak tunggal/khusus atas nama merek Giordano dijamin oleh Undang-undang Merek Pasal 6 ayat (2). Dan menurut pemohon

171

Page 187: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

peninjauan kembali maksud dan tujuan Undang-undangMerek Tahun 1992 adalah untuk melindungi masyarakatpendaftar dan pemakai pertama yang jujur. Maka atasperbuatan melawan hukum dari termohon peninjauankembali I serta kekhilafan dari termohon peninjauan kembaliII, pemohon peninjauan kembali mohon untuk pembatalanpendaftaran merek termohon peninjauan kembali I, karenamengandung nama perniagaan pihak lain (termohonpeninjauan kembali), sesuai dengan putusan MahkamahAgung RI Nomor 2854 K/Sip.1981 dalam KasusYAMAHA, Nomor 1269 K/Pdt/1984 dalam kasusHITACHI dan Nomor 3670 K/Sip/1981 dalam kasusMITZIER. Dan lagi pula bahwa Republik Indonesiasebagai suatu negara yang merdeka dan turut serta dalampergaulan bangsa-bangsa wajib pula memelihara hubunganinternasional dengan menghormati antara lain merek-merekwarga negara asing. Hal ini juga berarti warga negaraIndonesia yang memproduksi barang-barang buatanIndonesia wajib menggunakan nama-nama merek yangmenampakkan identitas nasional Indonesia dan sedapatmungkin menghindari menggunakan merek asing. Makasebagai bahan pertimbangan pemohon peninjauan kembalisampai dengan P.10 Peninjauan kembali;

Pada sisi lainnya alasan-alasan peninjauan kembali tersebutdapat dibenarkan, oleh karena dalam putusan PengadilanNegeri Jakarta Pusat tanggal 22 November 1989 Nomor299/Pdt/G.D/1989/PN.Jkt.Pst., terdapat kekeliruan yangnyata berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Lihat Putusan Mahkamah Agung RI. Reg. No. 626PK/Pdt/1994.

2. Pokok-pokok alasan peninjauan kembali telahdikemukakan adanya kekeliruan yang nyata dariPengadilan Negeri dan Mahkamah Agung dalam

172

Page 188: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

menerapkan doktrin dan asas-asas mengenai iktikadbaik dalam perdagangan bebas dan persaingan bebas(good faith in the free trade and free competition)merek termasyhur (well known mark) yang digariskandalam Konvensi Uni Paris. Konvensi London danStockholm Act 1967 Bahwa semua konvensi tersebutberskala internasional yang menuntut terwujudnyaharmonisasi dan uniformitas yang menyeluruh diantarabangsa-bangsa tetang pemberian perlakuan yang sama(equal treatment) untuk melindungi merek dagangterkenal di semua wilayah tanpa mengenai batasgeografis dan nasionalitas.

3. Kasus ini diproses sekitar tahun 1989 yakni sebelumberlaku Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992,sehingga landasan hukum penyelesaiannya masihmerujuk kepada ketentuan-ketentuan yang digariskanUndang-undang Nomor 21 Tahun 1961 namunpenerapan ketentuan yang digariskan dalam KonvensiUni Paris 1884. Konvensi London 1950 dan StockholmAct 1967 merupakan bagian yang tidak terpisahkandari penerapan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961,karena Indonesia telah menjadi negara peserta(Contracting state) dari konvensi dimaksud. Yangpaling fundamental dari konvensi dimaksud ialahStockholm Act 1967, dimana Indonesia telah menjadiNegara peserta sejak tanggal 28 Desember 1979melalui KEPPRES Nomor 24 Tahun 1979 (tanggal10 Mei 1979). Oleh karena itu, semua doktrin danasas-asas yang terkandung di dalamnya harusdipedomani dalam menerapkan ketentuan sengketamerek yang timbul di Indonesia.

Sehubungan dengan apa yang dikemukakan di atas.Pengadilan Indonesia dalam menyelesaikan sengketa merek,

173

Page 189: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

baik yang berskala domestik, terutama yang berskalainternasional, harus menilai dengan saksama danproporsional patokan-patokan berikut:

1. Harus menegakkan asas dan iklim perdagangan bebas(free trade) dan persaingan bebas (free competition).Suasana dan iklim yang demikian bisa tercapai danterwujud, apabila semua bangsa menghormati merekdagang (trade mark) siapa saja yang memasuki pasarnasional dan internasional. Siapapun dilarangmelakukan persaingan curang (unfair competition)dalam segala bentuk yang bisa menyesatkan anggota-anggota masyarakat (misleading the society) dalambentuk:

- peniruan (imitation) merek yang lain;

- reproduksi (reproduction) merek orang lain;

- penerjemahan (translation) merek orang lain.

Dengan demikian, segala tindakan yang dianggapbersifat penipuan (deception) dan membingungkan(confusion) terhadap merek dagang harus dianggapdan dinyatakan sebagai PELANGGARAN yangdisadari penuh (willful infringement), dan juga harusdinyatakan sebagai perbuatan MEMPERKAYA DIRISECARA TIDAK JUJUR (unjust onrichment).Tindakan yang demikian dianggap membahayakankepentingan umum, yang berisi 2 (dua) hal:

- membahayakan dan merugikan pemilik mereksemula.

- membahayakan dan merugikan kepentinganmasyarakat konsumen.

Doktrin dan asas ini ternyata telah dilanggar termohonpeninjauan kembali I. Tanpa lisensi maupun izin dan

174

Page 190: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

persetujuan pemohon peninjauan kembali sebagaipemilik merek, telah meniru secara sempurna ataumenjiplak secara sempurna (intentionally copied)merek pemohon peninjauan kembali. Akan tetapi,Pengadilan Negeri dan Majelis Kasasi mengabaikannyadalam putusan sehingga dapat dianggap sebagaiputusan yang mengandung kekeliruan nyata;

2. Setiap merek menampilkan wujud good will yangberniat moral, material dan komersial dengan demikiangood will yang melekat pada merek merupakan suatubentuk hak milik (as a form of property). Oleh karenaitu, good will yang melekat pada suatu merekmenimbulkan akibat hukum:

- setiap merek dagang harus diakui semua orangsebagai jenis hak milik (as a kind of property)yang harus dilindungi oleh masyarakat danpenguasa;

- berbarengan dengan itu timbul pula akibat hukumselanjutnya, setiap pemilik merek mempunyaihak tunggal dan hak eksklusif (exclusive enjoy-ment) atas merek yang bersangkutan;

- berdasar exclusive right dan exclusiveenjoyment, memberi hak penuh kepada pemilikmerek.

• untuk menyebarluaskan sayap usahamemproduksi dan memasarkan tanpagangguan dari pihak manapun.

• berhak penuh untuk memperoleh keuntunganyang sebesar-besarnya dari merek tersebut.

- setiap orang yang melakukan peniruan, pemalsuanatau reproduksi atas merek orang lain, harus

175

Page 191: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

dianggap dan dinyatakan sebagai tindakanpelanggaran hukum dan merugikan kepentinganumum (detriment to the public interest) sertakecurangan material terhadap masyarakat (ma-terial deception to the public). Hal inilah yangtelah dilakukan oleh termohon peninjauan kembaliterhadap merek pemohon peninjauan kembali,namun putusan Pengadilan Negeri dan MahkamahAgung telah mengabaikan hal tersebut sehinggahal itu dapat dikualifikasi sebagai kekeliruannyata.

3. Merek pemohon peninjauan kembali tergolong sebagaimerek yang masyhur;

Jika diteliti secara seksama dari fakta-fakta yangdiajukan para pihak, terutama yang diajukan pemohonpeninjau kembali, memberi kesan dan bukti nyatabahwa merek pemohon peninjauan kembali tergolongmerek yang masyhur (well-known mark). Bukan hanyaitu saja, tetapi sudah tergolong merek yang memilikireputasi tinggi (high reputation) atas alasan:

- merek GIORDANO sudah lama menembus batas-batas nasional dan regional sehingga merektersebut sudah berwawasan globalisasi, dan dapatdisebut sebagai merek yang tidak mengenal batasdunia (border less world);

- selain daripada sudah lama memasuki pasaranIndonesia, juga terbukti sebagai pemakai pertamadi Indonesia, sehingga mempunyai hak prioritasatas pendaftaran dan pemakaian sesuai denganasas deklaratif yang dianut Pasal 1 Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961;

- pengenalan dan pengetahuan masyarakat

176

Page 192: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

konsumen terhadap merek pemohon peninjauankembali tidak terbatas hanya dikalangan segmenmasyarakat kecil, tetapi meliputi masyarakatkonsumen menengah dan elit sehingga merektersebut sudah mampu membina hubungankultural (cultural relationship) dengan semualapisan masyarakat, setiap orang yang memakaimerek itu, memiliki rasa tersendiri dibandingdengan merek lain;

- kemasyhuran dan ketenaran merek pemohonpeninjauan kembali inilah yang diboncengi denganpenuh kesadaran oleh termohon peninjauankembali I tanpa memperdulikan kerugian pemilikmerek dan masyarakat konsumen, demimemperkaya diri secara tidak jujur.

Kenyataan inilah yang diabaikan oleh putusanPengadilan Negeri dan Mahkamah Agung, sehingga putusantersebut mentolerir tindakan peniruan dan pemboncengankemasyhuran merek yang dimiliki pemohon peninjauankembali. Padahal, peniruan dan pemboncengan itu dalamdunia merek dikualifikasi sebagai PEMBAJAKAN(pirate) dan PENYESATAN, (misleading) danMEMPERKAYA DIRI SECARA TIDAK JUJUR(unjust enrichment), malahan lebih jauh daripada itu,tindakan tersebut mengandung unsur persaingan curang(unfair competition) yang mengakibatkan hancurnya sistemdan tata perdagangan bebas (free trade order) nasional,regional dan global. Hal itu sangat bertentangan denganlandasan filosofi dan etika bisnis era globalisasi putaranUruguay (Uruguay Round) yang dilakukan GATT(General Agreement of Tariffs and Trade) terakhir yangdicetuskan oleh 114 (seratus empat belas) negara diMarrakesh tahun 1994, yang telah melahirkan WTO (World

177

Page 193: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Trade Organization) sebagai badan yang mengawasi sistemperdagangan bebas dan persaingan bebas, terutamakebebasan dari pembajakan merek terkenal yang berasaldari manapun. Sehubungan dengan itu, untukmengkondisikan persaingan bebas dan perdagangan bebasyang sehat (healty competitor, free trade) pada eraglobalisasi sekarang, peran peradilan Indonesia sangatdiharapkan oleh masyarakat bisnis, baik secara nasionaldan internasional.

2. Putusan MA RI No.3485K/Pdt/1992

Dalam perkara merek ini, di mana pihak Guccio GucciS.P.A. sebagai penggugat melawan

1. A.T. SOETEDJO HADINYOTO, bertempat tinggal diJalan Krembangan Buyut No. 12 Surabaya.

2. PEMERINTAH RI c.q. DEPARTEMEN KEHAKIMANRI c.q. DIREKTORAT JENDERAL HAK CIPTA,PATEN, DAN MEREK c.q. DIREKTORAT MEREK.

Dalam pemeriksaan perkara ini Mahkamah Agungmembatalkan putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan NegeriJakarta Pusat tertanggal 22 Juli 1992 No.377/Pdt/G.D/1991.PN Jakarta Pusat. Mahkamah Agung berpendapat dan menolakeksepsi para tergugat seluruhnya dengan ketentuan-ketentuansebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya.

2. Menyatakan Penggugat sebagai pemilik merek terkenaldan nama perniagaan Gucci berdasarkan pemakaianpertama di Indonesia untuk membedakan barang-baranghasil perusahaan lain.

3. Menyatakan pendaftaran merek Nomor 232.797 Gucciatas nama Tergugat I mempunyai persamaan padapokoknya dan secara keseluruhannya dengan merek terkenalGucci Penggugat mengandung nama perniagaan Penggugat.

178

Page 194: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

4. Membatalkan pendaftaran merek Nomor 232.797 Guccidari daftar umum Direktorat Merek.

5. Memerintahkan Tergugat II untuk tunduk dan taat padaputusan Pengadilan, dengan mencatat pembatalanpendaftaran merek Nomor 232.797 Gucci dalam daftarumum bersangkutan.

Menghukum para Termohon Kasasi/para Tergugat asaluntuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilanyang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp 30.000,00(tiga puluh ribu rupiah).

Mahkamah Agung memutuskan pada hari Senin, tanggal4 September 1995 dengan TH. KETUT SURAPUTRA, S.H.,Ketua Muda Mahkamah Agung yang ditunjuk oleh KetuaMahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, SOEHARSO, S.H.,dan BISMAR SIREGAR, S.H., sebagai Hakim-hakim Anggota,dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hariRABU TANGGAL 20 SEPTEMBER 1995 oleh Ketua Sidangtersebut, dengan dihadiri oleh SOEHARTO, S.H., danHENOCH TESAN BINTI, S.H., Hakim-hakim anggota M.ZAHARUDDIN UTAMA, S.H., Panitera Pengganti.

Dalam putusan ini, penulis berpendapat bahwa MahkamahAgung telah berani mengambil keputusan dengan memeriksaulang terhadap kasus ini, dimana Penggugat asli harus diberikanperlindungan hukum sebagai pemakai pertama di Indonesiasejak tanggal pertama kali mengajukan pendaftaran itu. Olehhakim Pengadilan dengan berbagai putusan telah dinyatakanbahwa pendaftaran dalam Daftar Umum dari tergugat asli II(Direktorat Paten dan Merek) adalah yang berhak atas merekdagang tergugat asli I di bawah Nomor 232.797 tanggal 2April 1998 yang mempunyai persamaan pada pokoknya denganmerek terkenal dan nama perusahaan penggugat Gucci.

179

Page 195: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Didalilkan keberatan Penggugat terhadap pendaftaran merektergugat asal I karena pemakaian merek yang mengandungnama perniagaan orang lain dan dapat dikualifikasi bertentangandengan hukum. Maka dimohon supaya dibatalkan pendaftaranmerek Nomor 232.797.

Seperti diketahui bahwa merek dagang GUCCI adalahmerek terkenal, maka harus dikualifikasi sebagai pendaftaranmerek yang terdaftar dan iktikad tidak baik ini seperti dinyatakandalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 bahwa merekGUCCI merupakan merek asing yang bukan kata dalamperbendaharaan Indonesia, akan tetapi nama perniagaanpemohon kasasi GUCCIO GUCCI S.R.L. Dengan demikianpendaftaran merek di Indonesia ini mengandung namaperniagaan dari pemohon kasasi maka bertentangan denganundang-undang.

Indonesia sebagai salah satu negara peserta/anggota yangtelah meratifikasi Konvensi Paris, maka sudah sewajarnyaharus memberikan perlindungan terhadap merek asing yangtelah terdaftar di wilayah Republik Indonesia. Seperti diketahuibahwa dalam Konvensi Paris telah disyaratkan seluruh pesertaKonvensi harus memberikan perlindungan yang sama danperlakuan yang sama dalam rangka melindungi merek-merekterkenal dari manapun asalnya, dan harus dikabulkan gugatandari penggugat supaya dinyatakan sebagai milik merek terkenalnama perniagaan Gucci. Demikian pula maka harus dibatalkanpendaftaran merek Tergugat I karena mempunyai persamaanpada pokoknya dan secara keseluruhannya merek terkenalGucci dan penggugat yang di samping itu juga mengandungunsur iktikad tidak baik.

Apa yang telah dilakukan oleh Pengadilan dalampemeriksaan kasus ini seharusnya dipermasalahkan. PengadilanNegeri Jakarta Pusat semula dalam putusan Nomor 377/Pdt/G/1991, telah menyatakan permohonan pendaftaran pembatalan

180

Page 196: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

tidak dapat diterima karena sudah kadaluwarsa lewat 9(sembilan) bulan seperti ditentukkan dalam Undang-undangMerek Tahun 1961.

Sebagaimana diketahui bahwa, jangka waktu 9 (sembilan)bulan untuk merek terkenal tidak dapat dipergunakan dantelah ditekankan pula seperti halnya kemudian lebih tegasdalam perkara Giordano, bahwa merek yang terkenal ini diberiperlindungan khusus dan tidak terikat pada jangka waktu 9(sembilan) bulan ini. Akan dikabulkan permohonan dari pihakGuccio Gucci untuk dibatalkan atas nama pengusaha Indo-nesia yang telah didaftarkan di Direktorat Merek Indonesiaini.

Demikian tinjauan atas putusan dan sikap peradilan diIndonesia untuk melindungi merek-merek terkenal dan mentaatiketentuan dalam Konvensi Paris serta lain-lain ketentuaninternasional. Juga sejalan dalam perjanjian Trade RelatedAspect of Intellectual Property Rights. Ketentuan ini pulatelah diratifikasi oleh Pemertintah Indonesia dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Perdagangan Bebas.

3. Putusan MA RI No.3027 K/Sip/1981 tanggal 2 Desember1982 dalam Perkara “SEVEN UP”.

Mahkamah Agung mengadili dalam tingkat kasasi telahmenjatuhkan keputusan sebagai berikut dalam perkara:

Reg.No.3027 K/Sip/1981

TJHIN TJENG KHIAN, bertempat tinggal di jalan kayu manisI/63, Jakarta dalam hal ini diwakili oleh pengacara LugitoHaryadi, S.H. Penggugat untuk kasasi dahulu Tergugat I.

Melawan

J. STEWART BAKULA Vice President, bertindak untuk danatas nama The Seven Up Company berkedudukan di 121South Maranas, St. Luis Miseburi 63105 USA dalam hal ini

181

Page 197: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

diwakili oleh pengacara Widjojo, Oei Tat Hway, Tergugatdalam kasasi dahulu Penggugat;

Dan

PEMERINTAH INDONESIA c.q. DEPARTEMENKEHAKIMAN c.q. DIREKTORAT PATENT DAN HAKCIPTA (bagian merek-merek), berkedudukan di jalan VeteranIII No. 8A Jakarta, turut Tergugat dalam kasasi dahulu TergugatII;

Dalam pemeriksaan perkara tersebut Mahkamah Agungberpendapat bahwa gugatan tersebut harus dapat dilihatbeberapa hal sebagai berikut:157

1. Persamaan Jenis Barang

Menurut Mahkamah Agung minuman yang tidakmengandung alkohol dan kembang gula serta biskuitsemuanya termasuk dalam kategori barang-barang sejenis,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961. Karena ketiga jenis barangtersebut merupakan minuman dan makanan kecil yangbiasa juga disebut sebagai “pencuci mulut”, apalagi antaraminuman dan kembang gula mempunyai fungsi hampirsama yaitu untuk menghilangkan rasa haus.

2. Merek Terkenal

Peniruan merek orang lain yang telah terkenal di Indo-nesia maupun di luar negeri dengan maksud untuk mengejarkeuntungan dikualifikasi sebagai perbuatan yangmengganggu “Ketertiban Umum” yaitu dapat menimbulkankeresahan, khususnya dikalangan pengusaha/industriawanterhadap peniruan merek-mereknya yang telah terkenal.

157 Lihat Putusan MA RI No.3027/Sip/1981 tanggal 2 Desember 1982

182

Page 198: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

3. Tenggang Waktu Gugatan Permbatalan Merek

Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-undang Nomor21 Tahun 1961 ditentukan jangka waktu 9 (sembilan)bulan sejak diumumkan dalam Tambahan Berita NegaraRepublik Indonesia untuk menuntut pembatalan merekterdaftar, tetapi oleh karena pemakaian merek terdaftartersebut dilakukan dengan iktikad tidak baik, maka jangkawaktu 9 (sembilan) bulan tersebut tidak berlaku dalampembatalan merek, hal mana menurut Mahkamah Agungsejalan dengan bunyi Pasal 6 bis ayat (3) dari “Conven-tion of Paris for the Protection of Industrial Property of20th March 1883” yang telah diubah dan diperbaiki yaitu“No time limit shall be fixed for seeking; the cancella-tion of marks registered in bad faith”.

Berdasarkan ke 3 (tiga) kriteria itu, maka MA RImemutuskan pada tanggal 2 Desember 1982 dengan MajelisHakim sebagai berikut:

PIOLA ISA, S.H., Ketua Muda, sebagai Ketua Sidang,H. SOERJONO, S.H., dan ZAKIR, S.H., sebagai hakim-hakim anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka padahari: RABU, Tanggal 29 Desember 1982 oleh Ketua Sidangtersebut dengan dihadiri oleh OLDEN BIDARA, S.H., danZAKIR, S.H., Hakim-hakim anggota dan NURITA DAHLIAPanitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belahpihak.

Dalam perkara merek “SEVEN UP”, putusan MahkamahAgung Nomor 3207 K/SIP/1981 tanggal 2 Desember 1981,dapat dilihat adanya persoalan mengenai merek terkenal inidan juga persamaan jenis barang. Dalam perkara ini dapatdilihat menurut Mahkamah Agung “minuman yang tidakmengandung alkohol”, dan berkembang pula mencakup“biskuit.” Semuanya termasuk dalam kategori barang-barang

183

Page 199: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

sejenis. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961. Karena ketiga jenis makananbarang tersebut merupakan “minuman dan makanan kecil”yang biasa juga disebut sebagai “pencuci mulut”. Antaraminuman dan kembang gula mempunyai fungsi yang samayaitu untuk menghilangkan rasa haus. Ini adalah yangdikemukakan oleh Mahkamah Agung. Kemudian mengenaimerek terkenal dinyatakan pula bahwa peniruan merek yangtelah terkenal di Indonesia maupun di luar negeri denganmaksud mengejar keuntungan dikualifikasi sebagai perbuatanmengganggu “ketertiban umum”, yaitu dapat menimbulkankeresahan, dikalangan pengusaha dan konsumen. Terhadappeniruan merek-mereknya yang terkenal harus dilakukanpencegahan.Di dalam rangka ini maka persoalan yangdikemukakan adalah mengenai tenggang waktu gugatan merekini dapat diajukan. Mahkamah Agung menyampaikan bahwawalaupun dalam Pasal 10 ayat (1) Undang-undang MerekNomor 21 Tahun 1961 ditentukan jangka waktu 9 (sembilan)bulan sejak diumumkan dalam Tambahan Berita LembaranNegara Republik Indonesia, untuk dapat menuntut pembatalanmerek terdaftar, tetapi oleh karena pemakaian merek terdaftartersebut dilakukan dengan iktikad tidak baik, maka jangkawaktu 9 (sembilan) bulan tersebut tidak berlaku dalampembatalan merek menurut Mahkamah Agung tidak terikatjangka waktu sejalan dengan bunyi Pasal 6 bis ayat (3) dariConvention of Paris for the Protection of International Propertydari tanggal 20 Maret 1983 (dan kemudian diperbaharuiberulang kali) konvensi mana telah diubah dan diperbaikiyaitu “no time limit” berlaku untuk dapat minta pembatalanmerek-merek yang didaftarkan tanpa iktikad baik. Jadi apabilaterdapat iktikad tidak baik atau konkurensi curang, makatidak ada suatu batas waktu untuk mengajukan permohonanpenghapusan pendaftaran dari merek yang sudah didaftarkandi Kantor Merek, di Indonesia juga pada waktu sekarang ini.

184

Page 200: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Adapun ketentuan Pasal 6 bis ayat (3) Convention Parisadalah sebagai berikut:

“Article 6 bis of the Paris Convention (1967) shall ap-ply, mutatis mutandis, to goods or services which are notsimilar to those in respect of which a trademark is reg-istered, provided that use of that trademark in relation tothose goods or services would indicate a connection betweenthose goods or services and the owner of the registeredtrademark and provided that the interestsof the owner ofthe registered trademark are likely to be demaged bysuch use”.

Terjemahannya adalah:

“Pasal 6 bis Konvensi Paris berlaku pula terhadap barangatau jasa yang tidak mirip dengan barang atau jasa untukmana suatu merek dagang didaftarkan, sepanjangpenggunaan dari merek dagang yang bersangkutan untukbarang atau jasa dimaksud secara tidak wajar akanmemberikan indikasi adanya hubungan antara barang ataujasa tersebut dengan pemilik dari merek dagang terdaftaryang bersangkutan”.

Mahkamah Agung dalam kasasinya sebagaimanadikemukakan bahwa putusan yang dikeluarkan oleh PengadilanNegeri Jakarta Pusat.

Dalam pemeriksaannya Mahkamah Agung berpendapatsebagai berikut:

a) Dalam Rekonfensi:

1. Pemohon sebagai pemakai pertama dan karenanyamempunyai hak tunggal/khusus di Indonesia dari merek7up. Seven Up Nomor 111554 tertanggal 30 Juni1976 untuk melindungi barang kembang gula danbiskuit yang diumumkan dalam Tambahan Berita

185

Page 201: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Negara Republik Indonesia Nomor 8 tanggal 31Agustus 1976.

2. Antara merek Pemohon dengan merek Termohon Itidak sama, setidak-tidaknya untuk jenis barang yangtidak sama, sehingga tidak dapat menimbulkankekeliruan di kalangan khalayak ramai atau pembeli.

3. Menghukum Termohon I untuk membayar/menggantikan kerugian material dan moral kepadaPemohon akibat perbuatan melanggar hukumTermohon I yang merugikan Pemohon sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) ditambah Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) ataujumlah lain yang dipandang layak oleh PengadilanNegeri.

4. Biaya-biaya menurut hukum.

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan NegeriJakarta Pusat telah mengambil keputusan yaitukeputusan tanggal 3 Februari 1981 Nomor 353/1980G, yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

b) Dalam Konpensi

1. Mengabulkan gugatan Penggugat.

2. Menyatakan Penggugat sebagai pemakai pertama diIndonesia dan nama dagang dan merek dagang 7up/SEVEN UP dan karena itu mempunyai hak tunggal/khusus untuk memakai merek dagang tersebut diIndonesia.

3. Menyatakan bahwa merek tergugat I 7Up, SEVENUP daftar Nomor 111554 sama dengan merekPenggugat dan karena itu dapat meragukan sertamemperdaya khalayak ramai tentang asal dan kualitashasil-hasil Tergugat I.

186

Page 202: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

4. Menyatakan batal pendaftaran merek Nomor 111554dalam daftar umum atas nama Tergugat I dengansegala akibat hukumnya.

5. Memerintahkan Tergugat II untuk mentaati keputusanini dengan membatalkan pendaftaran Nomor 111554dalam daftar umum.

6. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkarayang hingga pada hari keputusan ini direncanakansebesar Rp 13.450,00 (tiga belas ribu empat ratuslima puluh rupiah).

c) Dalam Rekonpensi

- Menolak gugatan Penggugat rekonpensi/Tergugat Ikonpensi.

Sesudah keputusan terakhir ini diberitahukan kepadakedua belah pihak pada tanggal 9 Maret 1981 kemudianterhadapnya oleh Tergugat I dengan perantara kuasanyakhusus berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 11 Maret1981 diajukan permohonan untuk pemeriksaan kasasisecara lisan pada tanggal 24 Maret 1981, sebagaimanaternyata dari surat keterangan Nomor 012/Srt.Pdt G/1981/PN Jakarta Pusat, yang dibuat oleh PaniteraPengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan itu kemudiandisusul oleh memori alasan-alasan yang diterima dikepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 4April 1981. Pada tanggal 23 Juni 1981 telah diberitahutentang memori kasasi kepada pihak lawan dengan caraseksama.

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 14 Tahun1970 tentang ketentuan-ketentuan Pokok KekuasaanKehakiman, yang telah mencabut Undang-undang Nomor9 Tahun 1964 tentang ketentuan-ketentuan pokokKekuasaan Kehakiman (yang lama) dan Hukum Acara

187

Page 203: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Kasasi seperti yang dimaksud dalam Pasal 49 ayat (4)Undang-undang Nomor 13 Tahun 1965 sampai kini belumada, maka Mahkamah Agung menganggap perlu untukmenegaskan Hukum Acara Kasasi yang harusdipergunakan.

Berdasarkan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 14Tahun 1970, maka Pasal 70 Undang-Undang Nomor13 Tahun 1965 harus ditafsirkan sedemikian rupa,sehingga yang dinyatakan tidak berlaku itu bukanUndang-Undang Nomor 1 Tahun 1950 secarakeseluruhan, melainkan sekadar mengenai hal-hal yangtelah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun1965 kecuali kalau tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970.

Dengan demikian, maka yang berlaku sebagai HukumAcara Kasasi adalah Hukum Acara Kasasi yang diaturdalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1950, sekadartidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 14Tahun 1970.

Permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasan yangtelah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksamadiajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yangditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itudapat diterima.

Adapun keberatan-keberatan yang diajukan olehPenggugat untuk kasasi dalam memori kasasinya tersebutpada pokoknya ialah:

1. Pengadilan Negeri dalam putusannya tidakmemperlakukan ketentuan-ketentuan hukum mengenaisurat kuasa dari termohon kasasi, yaitu surat kuasayang diberikan kepada pengacaranya tidak ternyataapakah J.Steward Bakula benar Vice President dari

188

Page 204: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

tergugat dalam kasasi/Penggugat dalam kasasi/Penggugat asal untuk mengajukan gugatan diPengadilan dan hal tersebut oleh Pengadilan Negeritidak pernah disinggung dalam pertimbangannya.

2. Pengadilan Negeri keliru memperlakukan Pasal 10ayat (1) Undang-undang Merek Perusahaan dan MerekPerniagaan Nomor 21 Tahun 1961 tentang bataswaktu 9 (sembilan) bulan; bahwa permohonanpembatalan merek oleh Tergugat dalam kasasi/Penggugat asal telah melampaui batas waktu 9(sembilan) bulan tetapi Pengadilan Negerimengenyampingkan begitu saja ketentuan ini hanyadengan alasan terdapatnya keberatan Tergugat dalamkasasi/Penggugat asal, tentang terpakainya merekciptaannya oleh Penggugat untuk kasasi/tergugat asalI sekalipun tidak untuk barang sejenis.

3. Pengadilan Negeri secara keliru memperlakukanketentuan Pasal 2 ayat (1) alinea kedua jo Pasal 10ayat (1) dari Undang-undang Merek Nomor 21 Tahun1961; bahwa diakui oleh Tergugat dalam kasasi/penggugat asal dan dibenarkan oleh Pengadilan Negeridalam pertimbangannya bahwa merek Penggugat untukkasasi/Tergugat asal I dan merek Tergugat dalamkasasi/Penggugat asal dipergunakan untuk melindungibarang yang tidak sejenis yaitu merek Penggugatuntuk kasasi/Tergugat asal I untuk kembang guladan biskuit sedangkan merek Tergugat dalam kasasi/Penggugat asal untuk minuman yang tidakmengandung alkohol, gandum, unsur minuman-minuman manis serta sari rempah-rempah yang dipakaiuntuk minuman lain. Pengadilan Negeri dalam putusan-putusannya memperlakukan ketentuan-ketentuantersebut. Hal tersebut bertentangan dengan

189

Page 205: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Yurisprudensi, yaitu putusan Pengadilan Negeri JakartaPusat tertanggal 30 Juli 1974 Nomor 122/1974 G.tertanda Pk-1.

4. Merek Penggugat untuk kasasi/Tergugat asal I telahdikabulkan oleh turut Tergugat dalam kasasi atauTergugat asal II untuk didaftarkan pada pendaftaranmerek karena telah memenuhi semua syarat-syarathukum yang ditentukan oleh Undang-undang MerekNomor 21 Tahun 1961, hal tersebut telah puladibenarkan oleh Pengadilan Negeri dalampertimbangan hukumnya. Maka oleh karenapertimbangan Pengadilan Negeri yang menyatakanpendaftaran merek Penggugat untuk kasasi diilhamioleh iktikad yang kurang baik tidak dapat dilindungimenurut hukum.

5. Dengan putusan Pengadilan Negeri tersebut akanmenimbulkan kekacauan dan keresahan masyarakatkarena bukankah Penggugat untuk kasasi telahmendaftarkan mereknya sesuai dan memenuhi syarat-syarat hukum yang ditentukan oleh Undang-undangMerek Nomor 21 Tahun 1961.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka MahkamahAgung menimbang sebagai berikut:

Mengenai keberatan ad. 1

Keberatan ini tidak dapat dibenarkan, karenaPengadilan Negeri tidak salah menerapkan hukum.

Bahwa J. Steward Bakula, Vice President Seven UpCompany telah memberikan kuasa kepada Oei Tat Hwayguna mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeriberdasarkan surat kuasa tanggal 28 Maret 1980, yangdidaftarkan serta dikuatkan oleh Country of St. LouisState of Missouri tanggal 28 Maret 1980 dan tanggal 1

190

Page 206: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

April 1980 dan Konsul Jenderal Republik Indonesia diNew York tanggal 6 Mei 1980.

Bahwa bantahan Penggugat untuk kasasi/Tergugatasli I bahwa J. Stewart Bakula bukan Vice PresidentSeven Up Company tidak disertai bukti-bukti.

Mengenai keberatan ad. 2 s.d. 5.

Keberatan-keberatan kasasi ini pun tidak dapatdibenarkan karena seseorang berhak atas sesuatu merekapabila ia adalah pemakai pertama merek tersebut,sebagaimana halnya Penggugat asal/Tergugat dalam kasasiberhak atas merek Seven Up untuk minuman, hal itujelas atas pendaftaran merek oleh Penggugat asal/Tergugatdalam kasasi pada tanggal 25 Maret 1948 Nomor 35542didaftar ulang pada tanggal 23 April 1968 Nomor 88602dan pada tanggal 24 November 1977 Nomor 122831,merek itu telah dikenal luas di seluruh dunia termasukIndonesia.

Kemudian Penggugat untuk kasasi / Tergugat asal Imemakai merek Seven Up untuk kembang gula dan biskuityang didaftarkan pada tanggal 30 Juni 1976 Nomor 111554.

Pengadilan Negeri telah tepat mempertimbangkanbahwa Tergugat asal I/Penggugat untuk kasasi telah adaniat untuk membonceng ketenaran nama atas merek SevenUp tersebut.

Minuman serta kembang gula maupun biskuit sama-sama merupakan minuman dan makanan kecil yang biasajuga disebut pencuci mulut, apalagi antara minuman dankembang gula yang fungsinya hampir sama yaitu untukmenghilangkan haus, oleh karena itu antara minumandan kembang gula serta biskuit dapat diartikan barangsejenis yang dimaksudkan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Merek 1961.

191

Page 207: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Mengingat pula kecenderungan di masyarakat padaakhir-akhir ini, terdapat banyak merek-merek yangdiciptakan yang hampir serupa dengan merek-merek lainyang telah ada sebelumnya dan yang telah terkenal diIndonesia maupun di luar negeri, dengan maksud untukmengejar keuntungan dengan cara membuat merek yanghampir serupa dengan merek lain yang telah terkenal,hal itu dapat mengganggu ketertiban umum yakni timbulnyakeresahan khususnya di kalangan pengusaha/industriawanakan peniruan-peniruan merek.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas dapatlahdikatakan telah terdapat iktikad baik dari Penggugat untukkasasi/tergugat asal I memakai merek Seven Up untukkembang gula dan biskuit dimaksud.

Tidak ada jangka waktu untuk permohonan pembatalanpemakaian merek yang telah didaftar dan dipakai denganiktikad buruk, hal itu juga sesuai dengan Pasal 6 bisayat (3) Pans Convention for the Protection of Indus-trial Property 1883, sebagaimana yang telah diubah/diperbaiki, hal itu telah dengan tepat pula dipertimbangkanoleh Pengadilan Negeri.

Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkandi atas, lagi pula dari sebab tidak ternyata bahwa keputusanPengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini bertentangandengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonankasasi yang diajukan oleh Penggugat untuk kasasi TJHINTJENG KHIAN tersebut harus ditolak.

4. Putusan Pengadilan Niaga di bidang Merek dengan No.09/MEREK/2001/PN.NIAGA.Jakarta Pusat

Kasus ini adalah merupakan kasus sengketa merek dengandiberlakukannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentangMerek.

192

Page 208: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri/Niaga JakartaPusat yang memeriksa dan memutus perkara merek padatingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaiman tersebutdi bawah ini yang diajukan oleh:158

MORGAN S.A., Suatu perseroan menurut Undang-undangNegara Perancis, berkedudukan di: 60-62 Quai de Jemappes,75010 Paris, France, dalam hal ini telah memiliki domisilihukum di Kantor Advokat dan Pengacara Toetoen Am Badar,S.H. dan Mansur Alwini, S.H., Jalan Veteran III No.7A JakartaPusat, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 29 Agustus2001 dan untuk selanjutnya disebut sebagai ..……..PENGGUGAT;

TERHADAP

1. FONG SUI PAU, Warga negara Indonesia dahulubertempat tinggal di jalan Jelambar Bunkong, No.22 Ret.01Rw.06, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara 14450sekarang tidak diketahui lagi, dengan pasti, dan untukselanjutnya disebut ...........………………………….TERGUGAT I;

2. Pemerintah Republik Indonesia cq. DepartemenKehakiman dan Hak Asasi Manusia cq. Direktorat Merek,Jl. Daan Mogot Km. 24, Tangerang untuk selanjutnyadisebut sebagai ………………….…... TERGUGAT II;

Isi gugatan yang disampaikan adalah Penggugatmenyatakan sebagai pemilik/pemakai pertama dan pendaftarpertama dari merek dagang Morgan di Indonesia maupun didunia internasional. Merek “Morgan” Penggugat telah terdaftardi negara asalnya Perancis, untuk melindungi kelas barang:16, 18, 21, 24, 25, 28, 41, 42, 3, 8, 9, dan 14 (bukti P-3).

158 Putusan Pengadilan Niaga No.09/MEREK/2001/PN.NIAGA.JKT.PST. (Jakarta: TataNusa Indonesia (Himpunan Putusan-putusan) Pengadilan Niaga dalam Perkara Merek,Jilid I), hlm.27.

193

Page 209: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Merek “Morgan” Penggugat merupakan merek terkenal danterdaftar di seluruh dunia, antara lain, di Perancis, Jepang,Thailand, Amerika Serikat, negara-negara Benelux, Indone-sia dan Brunei Darussalam (bukti (P-2). Di Ameriksa Serikat,Singapura dan Indonesia (bukti P-I) merek Morgan tersebuttelah terdaftar untuk melindungi kelas barang: 25.

Sebagaimana diketahui bahwa yang terjadi selama iniadalah Tergugat tanpa seizin Penggugat telah mendaftarkanmerek dagang “Morgan”, yang dicatat oleh Tergugat II dibawah No. 394635 untuk melindungi kelas barang: 18 (buktiP-16), dan di bawah No.394391 untuk melindungi kelas barang:14 (bukti P-17). Penggugat sangat keberatan atas pendaftaranmerek dagang Tergugat I Morgan, daftar No. 394635 dandaftar No.394391, karena merek dagang Tergugat I mempunyaipersamaan pada pokoknya dengan merek dagang Penggugatdan merupakan jiplakan belaka dari merek Penggugat (sesuaidengan ketentuan Pasal 6 ayat (3) huruf a Undang-undangMerek 2001.

Dengan alasan tersebut mereka selaku Penggugat mohonkepada Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri JakartaPusat agar dapat mengabulkan gugatan Penggugat untukseluruhnya, dengan menyatakan Penggugat sebagai pemilikdan pendaftar pertama di dunia internasional dari merek dagang“Morgan” karena mempunyai hak tunggal untuk memakaimerek Morgan di Indonesia maupun di dunia internasional.Selanjutnya, menyatakan merek Morgan Penggugat merupakanmerek yang terkenal di dunia internasional dan menyatakanmerek Morgan atas nama Tergugat I daftar No. 394635 dan394391 mempunyai persamaan pada pokoknya ataukeseluruhannya dengan merek Morgan milik Penggugat.Berdasarkan hasil tersebut, maka Pengadilan hendaknyamenyatakan batal menurut hukum pendaftaran merek Mor-gan milik Tergugat I dengan segala akibat hukumnya danmemerintahkan Tergugat II untuk tunduk dan taat pada putusan

194

Page 210: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan mencatat pembatalanmerek Tergugat I daftar No. 394635 dan No. 394391 dariDaftar Umum Merek.

Jawaban yang diajukan oleh Tergugat II antara lain, bahwaTergugat II membenarkan bahwa telah terdaftar dalam DaftarUmum Merek atas nama Morgan No. 394635 tanggal 30September 1997 untuk melindungi jenis barang: kulit dankulit imitasi (kelas 18), serta No. 394391 tanggal 30 Sep-tember 1997 untuk melindungi jenis barang: logam-logammulia dan campuran-campurannya (kelas 14). Adapun dalilgugatan Penggugat, Tergugat II mengemukakan hal-hal sebagaiberikut: Pertama, Undang-Undang Merek 2001 yang menganutsistem konstitutif menentukan bahwa yang berhak atas suatumerek adalah pihak yang telah mendaftarkan mereknya, olehkarena itu Penggugat harus menghormati merek terdaftar milikTergugat I yang melindungi barang-barang kelas 18 dan 14;Kedua, merek Morgan milik Penggugat dan merek Morganmilik Tergugat I, jelas tidak melindungi barang yang sejenis,karena merek milik Penggugat untuk melindungi barang-barangkelas 25; Ketiga, dengan demikian, gugatan Penggugat tidakmemenuhi unsur sebagaimana diatur dalam Pasal 68 ayat (1)Undang-undang Merek 2001 yang menyatakan sebagaiberikut:159

“Gugatan pembatalan pendaftaran merek dapat diajukanoleh pihak yang berkepentingan berdasarkan dasarsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5 atau Pasal6”.

Untuk mempertahankan dalil gugatannya maka, Penggugatmengajukan photo copy surat bukti P-1 sampai dengan P-18.Hal sama dilakukan Tergugat II untuk mempertahankan dalil

159 Lihat Undang-Undang No.15 Tahun 2001, Pasal 68 ayat (1)

195

Page 211: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

sangkalannya dengan mengajukan photo copy surat bukti T.II-1 dan T.II-2. Tergugat I tidak pernah hadir dan juga tidakmenyuruh kuasanya menghadap di persidangan, meskipuntelah dipanggil secara sah dan patut. Perkara ini diputustanpa hadirnya Tergugat I.

Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalampertimbangannya, menyatakan bahwa dengan memperhatikanbentuk, cara penulisan, cara penempatan maupun carapengucapan merek milik Tergugat I dan milik merek Penggugatterdapat kesan adanya persamaan antara kedua merek tersebut.Yang berbeda hanyalah kombinasi lambang cinta dan kataMorgan De Toi yang terdapat pada merek milik Penggugat.Berdasarkan hal tersebut, maka merek milik Tergugat I harusdinyatakan mempunyai persamaan pada pokoknya denganmerek milik Penggugat. Dari segi bentuk (sama-sama huruflatin dan huruf kapital, serta tegak lurus), bentuk pengucapan(sama berbunyi Morgan), kombinasi warna (sama-sama hitamputih).

Oleh karena merek Morgan milik Penggugat merupakanmerek terkenal, dan merek Morgan milik Tergugat I mempunyaipersamaan pada pokoknya, untuk jenis barang dan tidak sejenis,maka merek Morgan milik Tergugat I tersebut dapat memberikesan seolah-olah barang-barang yang diproduksi TergugatI, mempunyai hubungan atau berasal dari Penggugat sehinggaakan menyesatkan atau membingungkan masyarakat. Olehkarena penggunaan merek Morgan oleh Tergugat I hanyalahuntuk membonceng ketenaran merek Morgan milik Penggugat,maka merek Morgan milik Tergugat I tersebut harusdibatalkan.160

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut,selanjutnya Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam putusannya

160 Lihat H.D. Effendy Hasibuan, 2003, Perlindungan Merek … Op.Cit. hlm.171.

196

Page 212: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

pada tanggal 12 Maret 2002, menyatakan antara lain,mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, denganmenyatakan Penggugat sebagai pemilik merek Morgan diIndonesia. Selanjutnya, menyatakan merek Morgan milikPenggugat tersebut sebagai merek terkenal (well known mark).Menyatakan merek Morgan milik Tergugat I, terdaftar dibawah No. 394635 dan No. 394391, mempunyai persamaanpada pokoknya dengan merek Morgan milik Penggugat, karenaitu membatalkan pendaftaran merek Morgan milik tergugat Iterdaftar di bawah No.394635 dan No.394391 tersebut dariDaftar Umum Merek. Akhirnya, menghukum Tergugat II untukmentaati isi putusan ini.

Dalam perkara ini, Mejelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusatkurang menghayati penjelasan Pasal 6 ayat (1) Undang-undangMerek 2001, untuk membedakan “kedua merek sama secarakeseluruhan” dan “kedua merek sama pada pokoknya”. Padahaldalam pertimbangan hukumnya kedua merek lebih condongkepada “sama secara keseluruhan” daripada “sama padapokoknya”. Karena tidak memasukkan unsur merek pokokdan merek tambahan, maka penentuannya menjadi salah. Dalamkasus merek di Amerika Serikat, misalnya, bila gugatan keduamerek sama pada pokoknya untuk jenis barang yang berbeda,pengadilan akan menolak gugatan dari Penggugat dengan alasantidak ditemukan persamaan yang membingungkan (no likehoodof confusion).161

Majelis Hakim menyatakan merek Morgan milik Penggugatsebagai merek terkenal. Oleh karena bukti-bukti yangdiperlihatkan Penggugat bahwa mereknya terdaftar di negaraasalnya maupun di negara-negara lain, juga melindungi barang-barang dalam kelas 18 dan 14 yang dipalsu Tergugat I diIndonesia. Meskipun merek Penggugat terdaftar di Indonesiauntuk melindungi barang-barang dalam kelas 25, tetapi

161 H.D. Effendy Hasibuan, 2003, Perlindungan Merek … ibid. hlm.172.

197

Page 213: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

sesungguhnya merek terkenal “Morgan” milik Penggugattersebut sudah terdaftar di negara-negara lain untuk melindungibarang-barang dalam kelas 18 dan 14, yang kemudian didaftaroleh Tergugat I oleh Direktorat Merek di Indonesia.Berdasarkkan pada uraian tersebut di atas maka Majelis Hakimpada tanggal 08 Maret 2002 pada hari Jumat dengan anggotasebagai berikut:

ERWIN MANGATAS MALAU, S.H., selaku KetuaSidang, TJAHJONO, S.H., dan SIRANDE PALAYUKAN,S.H., masing-masing sebagai Anggota, putusan mana diucapkandalam sidang terbuka untuk umum pada: Hari Selasa, Tanggal12 Maret 2000 dua, oleh ERWIN MANGATAS MALAU,S.H., selaku Ketua Sidang, dengan dihadiri oleh TJAHJONO,S.H., dan SIRANDE PALAYUKAN, S.H., masing-masingsebagai Anggota, dibantu oleh R. IDA ISKANDIASTUTI,S.H., Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat,Kuasa Tergugat II, tanpa dihadiri Tergugat I.

198

Page 214: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diuraikan padabab-bab terdahulu, maka menghasilkan beberapa kesimpulan sebagaiberikut:

1. Perlindungan hukum terhadap pemegang merek di Indonesiaadalah upaya untuk memberikan kenyamanan bagi pemilikmerek sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganbaik nasional maupun internasional, sehingga mereknya tidakdipergunakan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.Walaupun saat ini Undang-undang Merek telah diperbaharui(Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001) akan tetapi kenyataanyang ada di lapangan jelas terlihat tidak adanya bentuk yangmaksimal dari pemerintah untuk mengatasi pembajakan,pemalsuan dan persaingan curang di lapangan khususnyadiantara para produsen maupun pedagang yang seenaknyamenggunakan tanpa merasa hak merek tersebut adalah hakorang.

2. Undang-undang Merek Indonesia memang belum mengatursecara khusus ketentuan-ketentuan mengenai kriteriaketerkenalan suatu merek, walaupun sudah terdapat berbagaiketentuan yang memberikan perlindungan terhadap merekterkenal. Studi banding mengenai kriteria dan penerapanperlindungan merek terkenal sebaiknya dilakukan denganmemperhatikan penerapan ketentuan-ketentuan tersebut dinegara-negara maju dan negara berkembang lainnya, sehingganantinya dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi DirektoratMerek di dalam menerapkan perlindungan terhadap merekterkenal.

199

Page 215: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

3. Apabila diperhatikan secara seksama, maka kelemahan hukumdan penegakan hukum dalam upaya memberikan perlindunganterhadap pemilik merek dapat dikatakan hampir tidak terlihat.Hal ini disebabkan karena lemahnya pihak/aparat penegakhukum dalam upaya melindungi keberadaan merek di Indo-nesia. Pada sisi lainnya juga dapat dilihat bahwa hampirsetiap pelanggaran yang terjadi tidak pernah pelaku di hukumdengan berat, di samping itu pula aparat penegak hukumseperti Polisi, Jaksa, PPNS dan Hakim tidak memahami artidari keberadaan merek sebagai Hak Kekayaan Intelektualyang harus dilindungi dan dapat diberikan prioritas.

4. Jika dilihat efektifitas perlindungan hukum terhadap pemegangmerek dapat dikatakan sama sekali tidak terjadi. Kesemuanyaini dapat dilihat hampir pada semua pojok perdagangan diIndonesia terdapat begitu banyak beredar merek-merek asingyang ternama tetapi “PALSU” yang tidak mendapatperlindungan hukum.

Pada sisi lainnya budaya masyarakat Indonesia dansekitarnya yang cenderung memahami merek terkenal (walaupunmengetahui pasti barang tersebut bukan asli) dan pandanganbahwa merek belum bernilai ekonomis, tidak mendukungpelaksanaan Undang-undang Merek. Pertama, masyarakat ataukonsumen tidak peduli apakah barangnya bermerek asli ataupalsu. Yang penting bagi mereka dapat memakai merek terkenaltersebut, walaupun tahu barangnya palsu, dan mereka sukakarena barangnya mirip serta harganya murah dibandingkandengan yang bermerek asli. Barang-barang tersebut disukaisebagian besar konsumen, karena mirip dengan aslinya danharganya murah. Ini merupakan salah satu faktor yang tidakmendukung penegakan hukum perlindungan merek, sepertidiimbau dalam ketentuan “delik aduan” Undang-undang Merek2001, karena masyarakat bersikap masa bodoh.

200

Page 216: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Kedua masyarakat Indonesia yang masih tradisionil belummenganggap merek bernilai ekonomi.

5. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penelitian terhadap 4(empat) kasus pelanggaran dibidang merek maka ke 4 (empat)nya telah sesuai dengan ketentuan Undang-undang Merekbahwa Merek tersebut harus dilindungi dengan cara menghukumpiihak-pihak yang melakukan pelanggaran, walaupun diketahuibahwa dalam aksinya tidak sesuai dengan sanksi yangseharusnya diterapkan terhadap pelaku.

Dalam memberikan sanksi para pihak terkait sebagaimanaberdasarkan pada hasil putusan Pengadilan Negeri, maupunPengadilan Niaga, pihak penyidik, Polri, Jaksa, PPNS danHakim memutuskan tidak melihat ketentuan-ketentuaninternasional yang telah disepakati oleh Pemerintah Indone-sia, khususnya dibidang TRIPs.

B. Saran

Adapun saran-saran yang diangkat dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek yangberlaku tanggal 1 Agustus 2001 diharapkan akan membawaperubahan kearah yang positif sesuai dengan tujuan undang-undang tersebut, yaitu sebagai upaya untuk memberikanpeningkatan layanan bagi masyarakat, memperbaiki kekuranganselama pelaksanaan Undang-Undang Merek yang berlakusebelumnya dan juga sebagai konsekuensi keikutsertaanIndonesia dalam persetujuan Aspek-aspek Dagang HakKekayaan Intelektual (Agreement on Trade Related Aspectsof Intellectual Property Rights, Including, Trade inCounterfeit Goods/TRIPs) yang merupakan bagian dariPersetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia(Agreement Establishing the World Trade Organization), yangtelah diratifikasi oleh indonesia dengan Undang-Undang Nomor

201

Page 217: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Edtablishingthe World Trade Organization.

2. Pemerintah harus lebih berperan aktif dalam melakukansosialisasi kepada masyarakat menyangkut keberadaan Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 beserta peraturan internasionalyang telah diratifikasinya agar masyarakat yang melakukantindak kejahatan berupa pemalsuan, pembajakan dan lainsebagainya dibidang merek dapat ditindak tegas.

3. Pihak penegak hukum harus bertindak tegas dan tanpa harusada laporan dari pemilik merek yang dirugikan mengingatdalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001, pelanggarandi bidang merek merupakan delik biasa.

4. Undang-Undang Merek Indonesia mengatur tata caramengajukan gugatan ke pengadilan terhadap sengketa mereksama secara keseluruhan dan sama pada pokoknya tetapitidak mengatur pedoman pembuktiannya.

5. Pemerintah sudah seharusnya membuka/membentuk beberapaPengadilan Niaga pada seluruh wilayah nusantara, mengingatpenyelesaian sengketa merek harus lewat Pengadilan Niaga.

6. Penyelesaian sengketa merek saat ini melalui 2 (dua) tahap,yakni pada tingkat pertama dan kasasi, sudah saatnya dapatdilakukan peninjauan kembali dengan cara melalui tingkatpertama, banding dan kasasi.

7. Pemerintah harus memberikan pelatihan tambahan kepadaPPNS menyangkut keberadaan perjanjian-perjanjianinternasional baik bilateral, multi lateral, sehingga selakupenyidik, tidak merugikan negara atau pemilik merek, ataujuga pemakai merek.

202

Page 218: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

DAFTAR PUSTAKA

Adolf, Huala, 2004, Perjanjian Penanaman Modal dalam HukumPerdagangan Internasional (WTO), Jakarta: Radja GrafindoPersada.

Arjanti, 2001, “Beberapa Alternatif Penyelesaian Sengketa Di LuarPengadilan”, Makalah di sampaikan dalam pelatihan Kontrak padaFakultas Hukum Universitas Indonesia. Jakarta, FH-UI.

Atmadja, Hendra Tanu, 2003, Hak Cipta Musik atau Lagu, Jakarta:FH-UI. Pasca Sarjana.

Badudu-Zain, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PustakaSinar Harapan.

Braudel, Fernand, 1990, Sozial gesichte des.15-18. jahrhundrets:Aufbruchzur Welturirtschaff.

Budi, Henry Soelistyo Budi, 1999, “Merek Terkenal Sebagai AsetIndonesia”, Makalah disampaikan Dalam Kuliah Program S-2IBLAM di Surabaya Pada Tanggal 27 Oktober 1999.

Cohen, Jonathan & Serge Baner, 1991, “The New Trade Mark Lawin the Soviet Union” Journal, the Trademark Law, Vol.81 (Juli-Agustus).

Djakti, Kuntjoro, 1998, Aspek Hukum Penyelesaian Sengketa (DSB)Menurut Ketentuan WTO, Jakarta: BPHN Departemen Kehakiman.

Djumhana, Muhammad dan R. Djubaedillah, 1997, Hak Milik IntelektualSejarah, Teori dan Praktiknya Di Indonesia, Bandung: Citra AdityaBakti.

Erawati, Elly A.F., 1998, Hukum Ekonomi Internasional, Bandung:UNPAR.

203

Page 219: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

——————, 2003, Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan BebasSuatu Pengantar, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Freeman, Harriet R., 1995, Reshaping Trademark Protection in ToDay’s Global Village, Looking Beyond GATT’S Uruguay RoundToward Global Trademark Harmonization and Centrallization,Journal of international & Comporative Law, Vol.I Sporing.

Friedman, Lawrence M., 1968, “Legal Cultur and SocialDevelopment” dalam “Lawrence M. Friedman & HewartMacaulay, Law and the Behavioral Sciences” the Babb5 Merril Company, Inc.

Gautama, Sudargo, 1985, Aneka Masalah Hukum Perdata Internasional,Bandung: Alumni.

——————, 1990, Segi-segi Hak Milik Intelektual, Bandung: CitraAditya Bakti.

Gautama, Sudargo dan Rizawanto Wiratama, 1993, Komentar AtasUndang-Undang Merek Baru 1992 dan Peraturan Pelaksanaannya,Bandung: Alumni, 1993.

Gross, William Jay, 1990, The Territorial Scope of Trademark Rights”,Journal University of Miami Law Review, Vol.44.

——————, 1999, Trademark and Unfair Competition Law: Casesand Materials, Virginia: The Michie Company.

Harahap, M. Yahya, 1996, Pelaksanaan Undang-Undang Merek Nomor19 Tahun 1992, Bandung: Citra Aditya Bakti.

——————, 1996, Tinjauan Merek Secara Umum dan HukumMerek di Indonesia Berdasarkan Undang-undang Nomor 19 Tahun1992, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Harian Kompas, 2004, Tidak Ada Keseriusan Pemerintah untukMelindungi Pembajakan di Bidang HKI.

204

Page 220: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Hartono, Sri Redjeki, 1996, “Perlindungan Hukum Perdata TerhadapHak Milik Intektual”, Makalah disampaikan dalam Seminarmenyambut Hari Kartini di Semarang, tanggal 21 April 1996.

Hasibuan, H.D., Effendi, 2004, Perlindungan Merek Studi MengenaiPutusan Pengadilan Indonesia dan Amerika Serikat, Jakarta: FHUI.

Hirst, Paul dan Grahame Thompson, 2001, Globalisasi, Jakarta:Yayasan Obor.

Hollinger, William C., 1996, Economic Policy under President Soeharto:Indonesia’s Twenty- five year Recond. Beground Paper No. 2.The united States-Indonesia Sociaty.

H.S. Kartadjoemena, 1997,GATT, WTO dan Hasil Uruguay Round,Jakarta: UI-Press.

——————, 2000, Substansi Perjanjian GATT/WTO dan MekanismePenyelesaian Sengketa, Jakarta: UIP.

——————, 2000, Substansi Perjanjian GATT/WTO dan MekanismePenyelesaian Sengketa (Sistem, Kelembagaan, Prosedur,Implementasi, dan Kepentingan Negara Berkembang), Jakarta:UI-Press.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 Tentang Mereksebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor15 Tahun 2001.

——————, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 TentangPengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi PerdaghanganDunia (Agreement Establishing the World Trade Organization).

——————, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang LaranganPraktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

——————, 1994, Putusan Pengadilan Niaga No. 09/MEREK/2001/PN.NIAGA. JKT.PST., Jakarta: Tata Nusa Indonesia(Himpunan Putusan-putusan) Pengadilan Niaga dalam PerkaraMerek, Jilid I.

205

Page 221: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

——————, 1994, Putusan MA RI Reg. No. 426 PK/Pdt/1994,Jakarta: Tata Nusa Indonesia (Himpunan Putusan-putusan)Pengadilan Niaga dalam Perkara Merek, Jilid I.

——————, 1994, Putusan MA RI No. 3485K/Pdt/1992, Jakarta:Tata Nusa Indonesia (Himpunan Putusan-putusan) Pengadilan Niagadalam Perkara Merek, Jilid I.

——————, 1994, Putusan MA RI No. 3027 K/Sip/198, Jakarta:Tata Nusa Indonesia (Himpunan Putusan-putusan) Pengadilan Niagadalam Perkara Merek, Jilid I.

Irwin, Douglas A., 2001, Mengejar Pasang sejarah IntelektualPerdagangan Bebas, Bandung: Angkasa.

Kesowo, Bambang, 1995, “Pokok-pokok Catatan Mengenai PersetujuanTRIPs”, Makalah Disajikan Pada Pelatihan Teknis YustisialPeningkatan Hukum Bagi Wakil Ketua/Hakim Tinggi se-Indone-sia yang diselenggarakan oleh Mahkamah Agung tanggal 13 smpai17 Juni 1995 dan 20 sampai dengan 24 Juni 1995 di Semarang.

Mac Leod, Dylan A., 1992, U.S. Trade Pressure and the DevelopingIntellectual Property Law of Thailand, Malaysia and Indonesia”Journal University of British Columbia, Law Review, Vol.26.

Margono, Suyud, & Langginus Hadi, 2002, Pembaharuan PerlindunganHukum Merek, Jakarta: CV Novjindo Pustaka Mandiri.

Maulana, Insan Budi, 2000, Kompilasi Hukum Hak Atas KekayaanIntelektual, Bandung: Citra Aditya Bakti.

——————, 1999, Kompilasi Undang-Undang Hak Cipta, Paten,Merek dan Terjemahan Konvensi-Konvensi di Bidang Hak AtasKekayaan Intelektual (HAKI), Bandung: Citra Aditya Bakti.

Mc Grew, Athony, 1997, Global iza t ion and Ter i tor ia lDemocracy: An In troduct ion , da lam buku Athony McGrew, (ed) , The Transformat ion of Democracy?

206

Page 222: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Muhammad, Abdulkadir, 1999, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung:Citra Aditya Bakti.

Nonet, Philippe & Philip Selznick, 2003, Hukum Responsif Pilihan dimasa Transisi, Pengantar Satjipto Rahardjo, Jakarta: Huma.

Nugroho, Heru, 2001, Negara, Pasar dan Keadilan Sosial, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Perrott, David L., 1998, Current Issues in International, BussinessLaw, New York.

Priapantja, Cita Citrawinda, 1999, Budaya Hukum IndonesiaMenghadapi Globalisasi Perlindungan Rahasia Dagang Di BidangFarmasi, Jakarta: Chandra Pratama.

——————, 2001, “Perlindungan Merek Terkenal Di Indonesia”,Makalah Disampaikan Dalam Seminar HAKI Di Jakarta, tanggal19-20 September 2001.

——————, 2001, “Merek Terkenal Di Indonesia Serta Upaya-upaya Perlindungannya”, Makalah disampaikan pada Seminar HAKIdan Penegakan Hukumnya, yang diselenggarakan oleh KedutaanBesar Perancis, pada tanggal 19-20 September 2001 di HotelGran Mahakam, Jakarta.

Putra, Ida Bagus Wyasa, 2000, Aspek-aspek Hukum PerdataInternasional Dalam Transaksi Bisnis internasional, Bandung:Refika Aditama.

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 1075/Pid.B/2001tertanggal 11 Desember 2001.

Putusan Pengadilan Niaga No. 09/MEREK/2001/PN.NIAGA.JKT.PST.,Jakarta: Tata Nusa Indonesia (Himpunan Putusan-putusan)Pengadilan Niaga dalam Perkara Merek, Jilid I.

Putusan MA RI Reg. No.426 PK/Pdt/1994, Jakarta: Tata Nusa Indo-nesia (Himpunan Putusan-putusan) Pengadilan Niaga dalam PerkaraMerek, Jilid I.

207

Page 223: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Rahardjo, Satjipto, 2003, Penegakkan Hukum Didorong ke JalanLambat, Kumpulan Tulisan dalam Sisi-sisi Lain dari Hukum diIndonesia, ed. Karolus Kopong Medan dan Frans J. Rengka,Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Riswandi, Budi Agus, 2002, Dokrin Fair Use dan KompleksitasPermasalahan Penggunaan (Pelanggaran Hak Cipta Di Indone-sia), Jakarta: Jurnal Hukum Bisnis Vol. 18 Maret 2002.

Robertson, Ronald, Globalization: Social Theory and Global Cul-ture, London: Soge.

Sjahputra, Imam, 2002, Problematika Hukum Internet Indonesia, Jakarta:Prenhallindo.

Smith, Robert S., 1992, “The Unresolved Tension BetweenTrademark Protection and Free Movement of Goods inthe European Community”, Duke Journal of Comparative& International Law Vol. 3, No. 1.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 1988, Penelitian Hukum Normatif:Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Pers.

Soekanto, Soerjono, 1970, Kesadaran Hukum dan Kepatutan Hukum,Jakarta: Radjawali.

——————, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press.

Slotkin, Samantha D., 1996, “Trademark Piracy in Latin America: ACase Study on Reebook International Ltd” Loyala of Los AngelesInternational and Comparative Law Journal. Vol. 18.

Soemitro, Ronny Hanitijo, 1985, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta:Ghalia Indonesia.

Sosebee, Robyn Lee, 1991, “Elite Personnel, Inc.v. Elite PersonnelServices, Inc,: Issues of Registration and Suggestion inTrademark Law”, journal, Georgia State University LawReview, Volume 7, Number 2.

208

Page 224: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

Sunandar, Taryana, 1985, TRIPs dan Perlindungan Terhadap HAKI,Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sumhudi, M. Aslam, 1986, Komposisi Disain Riset, Lembaga PenelitianJakarta: Universitas Trisakti.

Sumardjono, Maria S.W., 1989, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian,Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Sumaryo, Sidik, 2004, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Malang:Universitas Muhammadiyah Malang.

Supanca, I.B.R., 1994, Putaran Uruguay Sebagai Upaya MenataSistem Perdagangan Internasional, Jakarta: DepartemenPerdagangan Proyek Pengembangan Kerja Sama PerdaganganInternasional 1994-1995.

Turpin, C.C., 1991, “The International Relation of Intellectual Property”the Cambridge law, journal, vol. 52. March.

Wie, Thee Kian, 2002, Ekonomi Indonesia dan Globalisasi: SuatuPrespektif Sejarah, Jakarta: Pustaka Quantum.

Wilkinson, David C., 1990, The Community Trade Mark Regulationand its Role in European Economics Integration”, Journal,Trademark Reporter, Volume 80, (March - April, 1990).

209

Page 225: PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL - …perpustakaan.bphn.go.id/laras/index.php/searchkatalog/downloadDa... · perlindungan merek terkenal sebagai aset perusahaan oleh syprianus aristeus,

210