perlindungan hukum terhadap penumpang jasa …digilib.unila.ac.id/49949/3/skripsi tanpa bab...

65
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA ANGKUTAN OJEK ONLINE DI BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh : Wendra Hardi 1412011438 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: vudieu

Post on 13-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASAANGKUTAN OJEK ONLINE DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh :

Wendra Hardi

1412011438

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA ANGKUTAN

OJEK ONLINE DI BANDAR LAMPUNG

Oleh :

Wendra Hardi

Pengangkutan merupakan salah satu bagian yang penting dalam kehidupan di

masyarakat karena selain berguna untuk mempermudah aktifitas sehari-hari,

pengangkutan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur

pada suatu wilayah. Saat ini semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi juga

berdampak pada berkembangnya metode pelayanan dalam dunia pengangkutan, salah

satunya ialah munculnya layanan ojek sepeda motor berbasis online atau lebih yang

dikenal dengan ojek online. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

pelaksanaan perjanjian pengangkutan pada ojek online, bagaimana perlindungan

hukum yang diterima oleh penumpang jasa angkutan ojek online serta bagaimanakah

upaya penyelesaian sengketa penumpang jika terjadi wanprestasi.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif empiris dengan tipe penelitian

bersifat deskriptif. Pendekatan masalah dilakukan melalui pendekatan normatif-

terapan dengan tipe live case study. Data yang digunakan meliputi data primer dan

data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara.

Pengolahan data dilakukan melalui identifikasi data dan sistematika data. Data yang

telah diperoleh kemudian akan dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diketahui bahwa pelaksanaan

perjanjian pengangkutan pada ojek online diawali ketika penumpang memesan

layanan ojek melalui aplikasi Go-jek yang kemudian akan dihubungkan pada driver

ojek online. Selanjutnya driver ojek online akan menjemput penumpang pada titik

penjemputan dan memulai pengangkutan. Setelah dimulainya pengangkutan ojek

online, maka dengan sendirinya perlindungan hukum juga mulai berlaku terhadap

penumpang ojek online. Apabila selama berlangsungnya pengangkutan ojek online

terjadi persengketaan yang menimbulkan kerugian bagi penumpang, maka sengketa

tersebut dapat diselesaikan melalui Shelter Go-jek atau berdasarkan dari kesepakatan

pihak yang bersengketa.

Kata kunci : Go-jek, Driver, Penumpang, Perlindungan Hukum

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASAANGKUTAN OJEK ONLINE DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

WENDRA HARDI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia
Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia
Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia
Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Wendra Hardi. Penulis dilahirkan di

Bengkulu pada tanggal 8 Oktober 1995 dan merupakan anak

pertama dari pasangan Bapak Badaruddin (Alm) dan Ibu

Ismaniarti.

Penulis mengawali pendidikan Sekolah Dasar Negeri 26 Tengah Padang, Kota

Bengkulu yang diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama Negeri

5 Bengkulu yang diselesaikan pada tahun 2010, dan menyelesaikan pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Bengkulu pada tahun 2013.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Bersama Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN) pada tahun 2014 dan penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata Tematik

(KKN Tematik) Unila Periode I selama 40 hari di Desa Bandar Sakti, Kecamatan

Terusan Nyunyai, Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2017.

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

vi

MOTO

“Bukanlah ilmu yang seharusnya mendatangimu, tetapi kamulah yang harus

mendatangi ilmu itu”

(Imam Malik)

“Hidup itu seperti naik sepeda.

Agar tetap seimbang, kau harus tetap bergerak”

(Albert Einsten)

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmannirahim

Atas Ridho Allah SWT dan dengan segara kerendahan hati

Kupersembahkan skripsiku ini kepada:

Kedua orang tuaku

Ayah dan Ibu

Yang selama ini telah memberikan kasih sayang, pengorbanan, motivasi, serta

senantiasa mendoakan untuk keberhasilanku.

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

viii

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,

berkat rahmat dah hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG

JASA ANGKUTAN OJEK ONLINE DI BANDAR LAMPUNG” sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Lampung dibawah bimbingan dari dosen pembimbing serta atas

bantuan dari berbagai pihak lain. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW berserta seluruh keluarga dan

sahabatnya yang Syafaatnya sangat kita nantikan diakhir kelak.

Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan saran dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Alm. Armen Yaser, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Ratna Syamsiar, S.H., M.H., selaku Pembimbing I. Terimakasih atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran,

arahan dan berbagai kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

ix

4. Ibu Siti Nurhasanah, S.H., M.H., selaku Pembimbing II. Terimakasih atas

kesediaan, kesabaran, dan semangatnya dalam meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, arahan dan berbagai kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

5. Bapak Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum., selaku Pembahas I yang telah

memberikan kritik, saran, dan masukan yang sangat membangun terhadap

skripsi ini;

6. Ibu Kasmawati, S.H., M.Hum., selaku Pembahas II yang telah memberikan

kritik, saran, dan masukan yang sangat membangun terhadap skripsi ini;

7. Bapak Muhammad Farid, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menjalankan studi di

Fakultas Hukum Universitas Lampung;

8. Seluruh dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta

segala bantuan secara teknis maupun administratif yang diberikan kepada

penulis selama menyelesaikan studi

9. Bapak Yogi Andika dan Bapak Yongki yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan wawancara dan membantu kelancaran dalam proses

pengumpulan data di lapangan.

10. Terkhusus Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan

doa kepada penulis, serta menjadi pendorong semangat agar penulis terus

berusaha keras mewujudkan cita-cita dan harapan sehingga dapat

membanggakan mereka berdua;

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

x

11. Sahabat-sahabat terbaikku The Ngecos ini kita Law! Sendy Erianto, Yoga

Catur Wicaksono, Yoga Pratama dan Yohannes Ispriyandoyo terimakasih

untuk dukungan moril serta motivasi kepada penulis selama perkuliahan yang

selalu ada baik saat senang maupun sedih, terimakasih telah memberi

keceriaan dalam hidupku.

12. Sahabat-sahabatku selama menjalani perkuliahan Faiz Rabbani, Theresia

Endah, Tio Riyanaji, Verena Lestari dan yang lain-lainnya terima kasih selalu

ada untukku dan menemani hari-hariku serta senantiasa memberikan nasihat,

semangat dan dukungannya. Semoga persahabatan ini tetap berlanjut

selamanya.

13. Keluarga besar desa Bandar Sakti, terimakasih telah membantu, memberikan

kesempatan untuk mengabdi dan belajar, serta teman-teman KKN terimakasih

untuk kebersamaan dan kekompakannya selama 40 hari.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas semua bantuan dan

dukungannya.

15. Almamater Tercinta, Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah

diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang

sederhana ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi penulis

dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuannya.

Bandar Lampung, 19 Oktober 2018

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

xi

Penulis,

Wendra Hardi

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

xi

DAFTAR ISI

HalamanABSTRAK ........................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iiiPERNYATAAN .................................................................................. ivRIWAYAT HIDUP ............................................................................. vMOTO .................................................................................................. viPERSEMBAHAN ................................................................................ viiSANWACANA ..................................................................................... viiiDAFTAR ISI ......................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1A. Latar Belakang .............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7C. Ruang Lingkup .............................................................................. 8D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8E. Kegunaan Penelitian........................................................................8

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10A. Tinjauan Umum Tentang Pengangkutan ....................................... 10

1. Pengertian Pengangkutan......................................................... 102. Pengaturan Hukum Pengangkutan........................................... 113. Perjanjian Pengangkutan ......................................................... 134. Prinsip-prinsip dan Tanggung Jawab dalam

Pengangkutan........................................................................... 155. Asas-asas dalam Hukum Pengangkutan .................................. 16

B. Hukum Pengangakutan Online ...................................................... 201. Pengertian Pengangkutan Online............................................. 202. Objek Pengangkutan Online .................................................... 223. Subjek Pengangkutan Online................................................... 214. Perjanjian Pada Pengangkutan Online..................................... 23

C. Konsep Perlindungan Hukum ....................................................... 241. Konsep Perlindungan Hukum bagi Konsumen........................ 232. Asas dan Tujuan Perlindungan hukum bagi Konsumen.......... 293. Hak dan Kewajiban Konsumen ............................................... 32

D. Wanprestasi.................................................................................... 34E. Kerangka Pikir ............................................................................. 37

III. METODE PENELITIAN ............................................................. 39A. Jenis Penelitian ........................................................................... 39B. Tipe Penelitian ........................................................................... 40C. Pendekatan Masalah.................................................................... 40D. Data dan Sumber Data ............................................................... 41

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

xii

E. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 42F. Metode Pengolahan Data ............................................................ 43G. Analisis Data ............................................................................... 44

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 45A. Pelaksanaan Perjanjian pada Pengangkutan

Ojek Online ................................................................................. 45B. Perlindungan Hukum terhadap Penumpang

Jasa Angkutan Ojek Online......................................................... 551. Perlindungan Hukum bagi Penumpang Ojek Online

Go-jek Menurut UU No. 8 tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen ....................................................... 56

2. Perlindungan Hukum bagi Penumpang Ojek OnlineGojek menurut UU No. 22 tahun 2009 tentangLalu Lintas dan Aturan Jalan Jo. Permenhub No.108tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orangdengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek .... 61

C. Upaya Penyelesaian Sengketa jika terjadiWanprestasi ................................................................................. 66

V. PENUTUP ........................................................................................ 76A. Kesimpulan ................................................................................. 76B. Saran............................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 riwayat pemesanan ojek online .......................................... 50Gambar 3.1 kolom untuk memberikan komentar dan penilaian ............ 73Gambar 3.2 contoh penilaian dan komentar penumpang ojek online ..... 73

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial tidak

terlepas dari berbagai aktifitas kehidupan sehari-hari yang pada zaman modern

ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

baik di kota besar maupun di desa.1 Untuk menunjang suatu aktifitas sehingga

dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukanlah sistem transportasi untuk

mempermudah aktifitas sehari-hari terutama dalam hal pembangunan ekonomi

dan infrastruktur disegala bidang.

Transportasi dapat diartikan sebagai sarana pengangkutan untuk orang

maupun barang dengan menggunakan kendaraan tertentu untuk mencapai

suatu tempat tujuan. Fungsi transportasi sebagai sarana pengangkutan dapat

dikatakan sangat penting karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

keadaan geografis di suatu daerah, sehingga transportasi dapat menunjang

pembangunan di berbagai sektor serta mendorong berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi di daerah tersebut.

Pengangkutan menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari

suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu

lintas jalan. Pengangkutan sendiri dapat diartikan sebagai perjanjian timbal

1 Elfrida Gultom, Hukum Pengangkutan Darat (Jakarta: Literata Lintas Media, 2009), hlm 1

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

2

balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan

diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu

tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim

mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.

Pengangkutan secara umum meliputi transportasi darat, air dan udara dimana

ketiga transportasi ini memegang peranan yang sangat penting dan saling

terkait dalam menjalankan fungsi sebagai alat angkut orang maupun barang.

Kegiatan dari pengangkutan ialah memindahkan barang (commodity of goods)

dan penumpang dari satu tempat (origin atau port of call) ke tempat lain (part

of destination), dengan demikian pengangkut menghasilkan jasa angkutan atau

produksi jasa bagi masyarakat yang membutuhkan untuk pemindahan atau

pengiriman barang-barangnya. Pengangkutan memiliki fungsi tempat dan

waktu yang sangat penting karena barang memiliki nilai lebih di tempat tujuan

dibandingkan berada di tempat awal orang atau barang tersebut diangkut, serta

dengan distribusi yang cepat untuk mencapai tempat tujuan maka barang dapat

memenuhi kebutuhan pada waktu yang tepat saat dibutuhkan.

Era modern seperti sekarang ini, masyarakat seringkali memakai jasa

pengangkutan dalam melakukan kegiatan sehari-hari terutama pada sarana

transportasi darat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya jenis angkutan

umum yang ada di suatu wilayah. Salah satu jenis angkutan darat yang sering

digunakan oleh masyarakat ialah Ojek sepeda motor. Ojek merupakan sarana

angkutan darat dengan menggunakan kendaraan beroda dua untuk

mengangkut penumpang dari satu tempat menuju tempat tujuan kemudian

menarik bayaran.

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

3

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ojek adalah sepeda motor

ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang yang menyewa. Ojek

sepeda motor telah menjadi alternatif angkutan bagi sebagian masyarakat

karena fleksibel dalam kegiatannya, bisa menjangkau tepat yang tidak dilalui

angkutan umum seperti angkutan kota, bus atau jenis angkutan umum beroda

empat lainya. Ojek merupakan alat transportasi umum yang diakui

keberadaannya di tengah masyarakat. Pemerintah tidak pernah melarang

keberadaanya walaupun secara yuridis tidak pernah diatur secara khusus

dalam undang-undang.

Perkembangan dunia transportasi dan komunikasi tidak terlepas dari

berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari

semakin berkembangnya inovasi, maka semakin maju dan canggih pula mode

transportasi dan komunikasi yang ada dalam masyarakat. Salah satu contoh

inovasi terbaru dalam bidang transportasi darat ialah munculnya ojek online

jenis Go-jek. Berpanduan pada website resmi Go-jek, kata Go-jek

didefinisikan sebagai kata berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri

transportasi Ojek.2 Go-jek merupakan sebuah layanan booking ojek online

melalui aplikasi Go-jek yang bisa di download melalui Android atau iPhone.

Tidak hanya ojek online, layanan yang diberikan Go-jek juga meliputi Go-car,

Go-food, Go-mart dan lainnya. Kehadiran ojek online yang menerapkan

teknologi komunikasi tepat guna dalam masyarakat karena dengan

penggabungan layanan transportasi dengan kecanggihan teknologi internet

sehingga masyarakat lebih mudah dalam melakukan pemesanan, mengetahui

2 Andika Wijaya, Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online (Jakarta: Sinar Grafika, 2016),

hlm 1

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

4

rute, biaya transportasi, lokasi tujuan dan informasi driver yang merupakan

suatu bentuk inovasi baru dalam dunia bisnis pengangkutan.3

Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan (UULLAJ) Pasal 137 Ayat (2) jo Pasal 3 Ayat (2) Peraturan Pemerintah

Nomor 74 tahun 2014 tentang Angkutan Jalan menyatakan bahwa

pengangkutan orang dapat dilakukan dengan kendaraan bermotor seperti

sepeda motor, mobil penumpang, mobil barang dan mobil bus. Akan tetapi,

pada bab yang sama bagian ketiga hanya mengatur tentang penggunaan mobil

penumpang umum dan mobil bus umum sebagai kendaraan angkutan

bermotor umum. Selain itu, menurut Paragraf 4 BAB X Undang-Undang

Nomor 22 tahun 2009 tentang angkutan orang dengan kendaraan umum tidak

dalam trayek, menyatakan hanya mobil penumpang umum dan mobil bus

umum yang termasuk dalam lingkup angkutan orang kendaraan umum.

Pengaturan tentang pelayanan jasa angkutan berbasis online sendiri diatur

dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 108 tahun 2017 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak

dalam Trayek, khususnya pada Pasal 63 Ayat (1) yaitu untuk meningkatkan

kemudahan pemesanan pelayanan jasa angkutan orang tidak dalam trayek,

perusahaan angkutan dapat menggunakan aplikasi berbasis teknologi

informasi. Meskipun begitu, keterangan tentang pelayanan jasa pengangkutan

pada PM 108 tahun 2017 ditujukan untuk mobil penumpang umum atau mobil

bus umum.

3 Wiratri Anindhita Dkk, “Analisis penerapan teknologi komunikasi tepat guna pada bisnis

transportasi ojek online” (Paper presented at Prosiding seminar nasional INDOCOMPAC, Jakarta,

2016), hlm 1

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

5

Dilatarbelakangi pada peraturan yang telah dijelaskan di atas, menjadikan

ketidakpastian hukum terkait dengan kedudukan ojek sepeda motor sebagai

angkutan orang karena sepeda motor tidak termasuk dalam kriteria kendaraan

yang dapat digunakan untuk kendaraan bermotor umum. Tidak hanya pada

pengemudi ojek pada umumnya, masalah ini tentu juga dihadapi oleh

pengemudi Go-jek karena layanan utama pada Go-jek ialah penggunaan

sepeda motor sebagai alat angkut.

Fakta yang ada, khususnya di daerah Bandar Lampung, kehadiran Go-jek

sebagai angkutan umum online memberikan kemudahan bagi masyarakat

Bandar Lampung dalam beraktivitas. Tidak hanya itu Go-jek juga dianggap

lebih efisien dan praktis dibandingkan dengan jenis angkutan umum lainnya.

Oleh karena itu, Go-jek lebih banyak digunakan dibandingkan dengan

angkutan umum yang lain. Terkait dengan hak-hak penumpang, hal ini

merupakan tanggung jawab yang melekat pada setiap driver ojek online

karena tanggung jawab driver diperlukan jika terjadi pelanggaran terhadap

hak-hak konsumen yang menyebabkan tidak selamatnya objek yang diangkut

menuju tempat tujuan. Penumpang dapat dikatakan sebagai konsumen,

menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

perlindungan konsumen menyatakan bahwa “konsumen adalah setiap pemakai

barang dan/atau jasa yang tersedia dalam mayarakat, baik bagi kepentingan

diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan”.

Di Bandar Lampung sendiri, salah satu permasalahan yang saat ini masih

belum selesai ialah perseteruan antara angkutan konvensional dengan driver

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

6

ojek online. Hal ini disebabkan karena angkutan konvensional menolak

adanya ojek online di Bandar Lampung. Tidak hanya itu, pertengkaran antara

angkutan konvensional dengan driver ojek online juga kadangkala masih

sering terjadi. Mengutip dari salah satu berita di media massa yang

menyatakan bahwa terjadi keributan antara driver ojek pangkalan dan sopir

angkot dengan driver ojek online berujung pada penusukan sopir angkot yang

dilakukan oleh driver ojek online. Berdasarkan keterangan, pertengkaran

tersebut terjadi ketika ojek online menurunkan penumpang di wilayah yang

dilarang. Kejadian ini tentu berpengaruh terhadap keamanan, keselamatan

serta kenyamanan penumpang, karena secara tidak langsung penumpang juga

ikut terlibat dalam peristiwa tersebut.

Selain permasalahan eksternal, keamanan dan keselamatan penumpang juga

harus diperhatikan terutama terhadap driver ojek online sendiri. Seperti yang

terjadi di Denpasar, seorang driver ojek online yang dilaporkan ke Unit

Reskrim Polsek Kuta Selatan karena melakukan percobaan pemerkosaan

terhadap seorang mahasiswi Turki. Meskipun peristiwa ini terjadi di luar

daerah, tidak menutup kemungkinan jika hal yang sama dapat terulang

kembali terutama di Bandar Lampung.

Meskipun terdapat permasalahan yang timbul berkaitan dengan munculnya

jasa angkutan ini, minat masyarakat khususnya yang ada di Bandar Lampung

untuk menggunakan jasa angkutan ojek online tidak berkurang sedikitpun.

Dengan layanan kemudahan yang ditawarkan oleh ojek online tentu

berpengaruh terhadap jumlah pemakai yang menggunakan jasa pengangkutan

ini. Semakin banyaknya pengguna jasa angkutan ojek online, tentu harus

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

7

diiiringi dengan aturan hukum yang mengatur tentang keamanan dan

keselamatan masyarakat dalam menggunakan jasa angkutan ojek online.

Maka, pelaksanaan tentang perlindungan hukum terhadap penumpang

merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Oleh karena itu penulis ingin

mengangkat tema ini dengan judul skripsi:

“Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang jasa Angkutan Ojek

Online di Bandar Lampung”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis di atas, maka yang

akan menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian pengangkutan pada ojek online?

2. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap penumpang jasa angkutan

ojek online?

3. Bagaimanakah upaya penyelesaian sengketa penumpang jika terjadi

wanprestasi pada pengangkutan ojek online?

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

8

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari lingkup bidang ilmu dan lingkup

kajian. Lingkup bidang ilmu dalam penelitian ini adalah keperdataan ekonomi,

khususnya hukum pengangkutan, sedangkan lingkup kajian penelitian ini

adalah suatu hal yang menyangkut tentang bentuk perlindungan hukum yang

diterima penumpang angkutan ojek online khususnya jika terjadi wanprestasi

selama proses pengangkutan berlangsung.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pokok pembahasan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi lengkap, rinci dan

sistematis tentang :

1. Pelaksanaan perjanjian pengangkutan pada ojek online

2. Perlindungan hukum yang diterima penumpang jasa angkutan ojek

online

3. Upaya penyelesaian sengketa penumpang jika terjadi wanprestasi pada

pengangkutan ojek online

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Kegunaan teoritis

a. Sebagai sumbangan dalam konteks pemikiran dan pengetahuan

ilmu hukum, khususnya hukum pengangkutan niaga yang dilihat

dari pelaksanaan ojek online sebagai angkutan umum

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

9

b. Sebagai sumber informasi dan pemberdaharaan karya ilmiah pada

Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam hal praktek

pengangkutan darat.

2. Kegunaan praktis

a. Sebagai media pelatihan dan pengembangan wawasan penulis

khususnya mengenai praktik pengangkutan darat

b. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam

praktik pengangkutan darat

c. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui

lebih mendalam terkait dengan pelaksanaan pengangkutan darat.

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengangkutan

1. Pengertian Pengangkutan

Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dan pengirim

dan/atau penumpang, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk

menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke

tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim dan/atau penumpang

mengikatkan diri untuk membayar angkutan.4 Pengangkutan dapat juga diartikan

sebagai rangkaian kegiatan pemindahan penumpang atau barang dari suatu tempat

pemuatan (embarkasi) ke tempat tujuan (debarkasi) sebagai tempat penurunan

penumpang atau pembongkaran barang muatan.5

Istilah “Pengangkutan” berasal dari kata “angkut” yang berarti “mengangkut dan

membawa”, sedangkan istilah “pengangkutan” dapat diartikan sebagai

“pembawaan barang-barang dan orang-orang (penumpang)”.6

Berdasarkan pengertian di atas, pengangkutan dapat diartikan sebagai

pemindahan barang dan/atau penumpang dari tempat asal ke tempat tujuan.

Dalam hal ini terkait unsur-unsur pengangkutan adalah :

4 Farida Hasyim, Hukum Dagang (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm 67

5 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga (bandung: Citra Aditya Bakti, 2013), hlm 42

6 https://kbbi.web.id/angkut diakses tanggal 27 agustus 2017 Pukul 15.24 WIB

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

11

a. Adanya sesuatu yang diangkut

b. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut

c. Adanya tempat yang dapat dilalui alat angkutan.

Proses pengangkutan merupakan gerak dari tempat asal dimana kegiatan angkutan

dimulai menuju tempat tujuan dimana angkutan diakhiri.

Pada umumnya pembagian jenis-jenis pengangkutan didasarkan pada jenis alat

angkut yang dipergunakan dan keadaan geografis yang menjadi wilayah tempat

berlangsungnya kegiatan pengangkutan. Jenis-jenis pengangkutan terdiri dari

pengangkutan darat, pengangkutan laut, pengangkutan udara dan pengangkutan

darat-laut.

2. Pengaturan Hukum Pengangkutan

Peraturan hukum pengangkutan merupakan keseluruhan pengaturan hukum yang

mengatur tentang jasa pengangkutan. Peraturan hukum tersebut meliputi

a. undang-undang pengangkutan

b. perjanjian pengangkutan

c. konvensi Internasional tentang pengangkutan

d. kebiasaan-kebiasaan dalam pengkutan

Asas hukum pengangkutan merupakan landasan filosofis (fundamental norm)

yang menjadi dasar ketentuan-ketentuan pengangkutan yang menyatakan

kebenaran, keadilan dan kepatutan juga menjadi tujuan yang diharapkan pihak-

pihak. Norma hukum pengangkutan merupakan rumusan ketentuan-ketentuan

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

12

dalam undang-undang, perjanjian, konvensi interasional dan kebiasaan yang

mngatur tentang pengangkutan. Teori hukum pengangkutan adalah serangkaian

ketentuan undang-undang atau perjanjian mengenai pengangkutan yang

direkonstruksi sedemikian rupa sehingga membetuk proses kegiatan

pengangkutan. Teori hukum pengangkutan merupakan gambaran secara jelas

rekonstruksi ketentuan undang-undang atau perjanjian bagaimana seharusnya para

pihak berbuat sehingga tujuan pengangkutan itu tercapai.7

Pengaturan tentang pengangkutan di Indonesia diatur dalam KUH Perdata pada

Buku Ketiga tentang Perikatan, kemudian pada KUH Dagang pada Buku II titel

ke V. Peraturan perundang-undangan lain yang mengatur tentang pengangkutan

antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian

2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran

3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan

4. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan

Keberadaan dan efektivitas peraturan perundang-undangan tersebut merupakan

landasan normatif dilaksanakannya pengangkutan di Indonesia.

3. Perjanjian Pengangkutan

Dalam bahasa Belanda, perjanjian disebut juga overeenkomst dan hukum

perjanjian disebut overeenkomstenrech. Hukum perjanjian diatur dalam buku III

7 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm 5-6

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

13

BW (KUHPerdata). Perjanjian pada KUH Perdata Pasal 1313 yaitu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain

atau lebih. Peristiwa ini menimbulkan suatu hubungan hukum antara dua orang

atau lebih yang disebut perikatan yang di dalamnya terdapat hak dan kewajiban

masing-masing pihak.

Perjanjian pada pengangkutan pada umumnya bersifat lisan (tidak tertulis) tetapi

selalu didukung oleh dokumen pengangkutan. Dokumen pengangkutan

merupakan sebagai bukti sudah terjadinya perjanjian pengangkutan dan wajib

dilaksanakan oleh pihak-pihak. Perjanjian pengangkutan dapat juga dibuat tertulis

atau biasanya disebut dengan perjanjian carter (charter party).8

Menurut Subekti perjanjian pengangkutan adalah perjanjian dimana satu pihak

menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari suatu tempat

ke lain tempat, sedangkan pihak lainnya menyanggupi akan membayar

ongkosnya.

Berdasarkan pengertian di atas, sifat-sifat dari perjanjian pengangkutan adalah :

a. Timbal balik yaitu para pihak dalam melakukan perjanjian menimbulkan

hak dan kewajiban masing-masing

b. Berupa perjanjian berkala yaitu hubungan antara pengirim dan pengangkut

tidak bersifat tetap

c. Perjanjian sewa-menyewa, yang disewa adalah alat angkut/kendaraan

untuk mengangkut barang disewa oleh pihak pengirim untuk mengirim

sendiri ke pihak penerima. Objek sewa menyewa adalah alat angkutnya

8 Ibid., hlm 2

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

14

Subjek hukum adalah pendukung kewajiban dan hak. Subjek hukum

pengangkutan adalah pendukung kewajiban dan hak dalam hubungan hukum

pengangkutan, yaitu pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam proses

perjanjian sebagai pihak dalam perjanjian pengangkutan. Pihak-pihak itu terdiri

dari 9:

a. Pihak pengangkut

b. Pihak penumpang

c. Pihak pengirim

d. Pihak penerima kiriman

Selain pihak-pihak yang langsung terikat dalam perjanjian pengangkutan, ada

juga pihak-pihak yang tidak secara langsung terikat dalam perjanjian

pengangkutan. Pihak-pihak tersebut adalah 10

:

a. Pihak Ketiga

Yaitu pihak yang tidak turut langsung mengadakan perjanjian pengangkutan

dengan pihak pengangkut atau dengan kata lain berada di luar perjanjian

namun apabila terjadi sesuatu hal dari pengangkutan dan mengenai pihak ini

maka pihak ini dapat menuntut ganti rugi kepada pengangkut

4. Prinsip-Prinsip dan Tanggung Jawab dalam Pengangkutan

Pengangkutan dalam arti luas erat hubungannya dengan tanggung jawab

pengangkut apabila terjadi peristiwa yang menimbukan kerugian. Tanggung

9 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm 53

10 Elfrida Gultom, Hukum Pengangkutan Darat (Jakarta: Literata Lintas Dunia, 2009), hlm 20

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

15

jawab dapat diketahui dari kewajiban yang telah ditetapkan dalam perjanjian

pengangkutan atau undang-undang pengangkutan.

Dalam suatu pengangkutan, periode tanggung jawab pengangkut dimulai saat

penumpang diangkut dari tempat asal oleh pengangkut sampai penumpang

diturunkan di tempat tujuannya sesuai yang telah disepakati pada saat perjanjian

dibuat sebelumnya dengan selamat. Periode tanggung jawab pengangkut ini yang

menentukan kapan saat tanggung jawab pengangkut dimulai dan kapan saat

berakhirnya tanggung jawab itu.11

Dalam kaitannya dengan tanggung jawab pengangkut untuk membayar ganti rugi

jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian bagi penumpang atau pengirim,

maka terdapat prinsip-prisip tanggung jawab yang dapat dipergunakan. Prinsip-

prinsip tersebut yaitu sebagai berikut12

:

a. Prinsip Presumption of Liability

Prinsip ini menyatakan bahwa pengangkut selalu dianggap bertanggung jawab

atas setiap kerugian yang disebabkan oleh pengangkut sebagai akibat adanya

perjanjian pengangkutan. Akan tetapi jika pengangkut dapat membuktikan

bahwa kerugian tersebut bukan karena kesalahannya, maka pengangkut

dibebaskan dari tanggung jawab atau ganti rugi.

11

Ibid., hlm 22 12

Elfrida Gultom, Hukum Pengangkutan laut (Jakarta: Literata Lintas Dunia, 2009), hlm 36

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

16

b. Prinsip Presumption of non Liability

Prinsip ini menyatakan bahwa pengangkut dianggap tidak selalu bertanggung

jawab atas kerusakan atau kehilangan barang yang diangkut, kecuali jika

penumpang dapat membuktikan bahwa barang tersebut rusak atau hilang

karena kesalahan pengangkut.

c. Prinsip Absolute Liability

Prinsip Absolute Liablity menyatakan bahwa pengangkut harus bertanggung

jawab membayar kerugian terhadap setiap kerugian yang timbul dari

penyelenggaraan pengangkutan.

d. Prinsip Based on Fault

Yaitu bahwa setiap pengangkut yang melakukan kesalahan dalam

peyelenggaraan pengangkutan harus bertanggung jawab membayar ganti rugi

sebagai akibat dari kerugian yang ditimbulkan dalam pengangkutan

5. Asas-Asas Dalam Hukum Pengangkutan

Asas hukum pengangkutan merupakan landasan filosofis yang diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu asas hukum publik dan asas hukum perdata. Asas hukum

publik merupakan landasan hukum pengangkutan yang berlaku dan berguna bagi

semua pihak, sedangkan asas hukum perdata merupakan landasan hukum

pengangkutan yang hanya berlaku dan berguna bagi kedua pihak dalam

pengangkutan, yaitu pengangkut dan penumpang atau pemilik barang.13

Adapun asas-asas yang bersifat publik antara lain :

13

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm 12

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

17

a. Asas manfaat

Yaitu dapat memberikan nilai guna yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan,

peningkatan kesejahteraan rakyat, dan pengembangan prikehidupan yang

berkeseimbangan bagi warga Negara

b. Asas adil dan merata

Penyelenggaraan pengangkutan harus dapat memberikan pelayanan yang adil

dan merata kepada segenap lapisan masyarakat, dengan biaya yang terjangkau

oleh masyarakat

c. Asas kepentingan umum

Penyelenggaraan pengangkutan harus lebih mengutamakan kepentingan

pelayanan umum bagi masyarakat luas

d. Asas keterpaduan

Pengangkutan harus merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, terpadu, saling

menunjang, dan saling mengisi baik intra maupun antar moda pengangkutan

e. Asas Tegaknya Hukum

Pemerintah wajib menegakan dan menjamin kepastian hukum serta

mewajibkan kepada setiap warga Negara Indonesia agar selalu sadar dan taat

kepada hukum dalam penyelenggaraan pengangkutan

f. Asas Percaya Diri

Pengangkutan harus berlandaskan kepercayaan akan kemampuan dan

kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

18

g. Asas Keselamatan Penumpang

Pengangkutan penumpang arus disertai asuransi kecelakaan dan/atau asuransi

kerugian lainnya. Asuransi kecelakaan termasuk dalam lingkup asuransi sosial

yang bersifat wajib (compulsory security insurance)

h. Asas Berwawasan Lingkungan

Penyelenggaraan pegangkutan harus dilakukan berwawasan lingkungan

i. Asas Kedaulatan Negara

Penyelenggaraan pengangkutan harus dapat menjaga keutuhan wilayah

Negara Republik Indonesia

j. Asas Kebangsaan

Penyelenggaraan pengangkutan harus dapat mencerminkan sifat dan watak

bangsa Indonesia yang pluralistik (kebinekaan) dengan tetap menjaga prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Adapun asas-asas yang bersifat perdata adalah :

a. Asas Perjanjian

Setiap pengangkutan diadakan dengan perjanjian antara pihak perusahaan dan

penumpang atau pemilik barang.

b. Asas Koordinatif

Pihak-pihak dalam pengangkutan memiliki kedudukan setara atau sejajar,

tidak pihak yang mengatasi atau membawahi yang lain.

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

19

c. Asas Campuran

Pengangkutan merupakan campuran dari tiga jenis perjanjian, yaitu pemberian

kuasa, penyimpanan barang dan melakukan pekerjaan dari penumpang atau

pemilik barang kepada pengangkut.

d. Asas retensi

Pengangkut tidak menggunakan hak retensi. Penggunaan hak retensi

bertentangan dengan tujuan dan fungsi pengangkutan. Pengangkut hanya

mempunyai kewajiban menyimpan barang atas biaya pemiliknya.

e. Asas Pembuktian Dokumen

Pengangkutan selalu dibuktikan dengan dokumen pengangkutan. Tidak ada

dokumen pengakutan berarti tidak ada perjanjian pengangkutan, kecuali jika

ada kebiasaan yang sudah berlaku umum, seperti pengangkutan dengan

angkutan perkotaan (angkot).

B. Hukum Pengangkutan Online

1. Pengertian Pengangkutan Online

Fenomena pengangkutan online merupakan fenomena perkembangan dunia

tranportasi dan komunikasi di seluruh dunia pada umumnya dan di Indonesia

pada khususnya. Perkembangan dunia transportasi dan komunikasi tidak terlepas

dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengangkutan online dapat diartikan sebagai suatu penyelenggaraan Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan yang berjalan dengan mengikuti serta memanfaatkan

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

20

perkembangan ilmu pengetahuan (teknologi) berbasis aplikasi dan online baik

untuk pemesanan maupun pembayaran. Salah satu jenis pengangkutan online

pada transportasi darat ialah ojek online.

Ojek menurut J.S. Badudu dan sultan Muhammad Zain dalam Kamus Umum

Bahasa Indonesia adalah sepeda motor yang dibuat menjadi kendaraan umum

untuk memboncengi penumpang ketempat tujuannya.14

Peter Salim dan Yenny

Salim menyatakan bahwa ojek adalah sepeda atau sepeda motor yang disewakan

dengan cara mengangkut penyewanya.15

Pada Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Aturan

Jalan Pasal 1 angka 20, menyatakan bahwa sepeda motor adalah kendaraan

bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa

kereta samping atau kendaraan bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.

Berdasarkan pengertian di atas, ojek merupakan sarana transportasi darat dengan

menggunakan kendaraan beroda dua untuk mengantarkan penumpang dari tempat

asal menuju ke tempat tujuan.

Ojek Online merupakan salah satu inovasi terbaru dalam bidang transportasi darat

di Indonesia. Pengertian ojek online sendiri tidak terlepas dari kata “ojek” dan

“online”. Mengacu pada pengertian online, yaitu keadaan komputer yang

terkoneksi atau terhubung ke jaringan internet16

, maka ojek online dapat diartikan

14

J.S. Badudu dan Sultan Mohammad, Kamus Umum Bahsa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1994), hlm 48 15

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Englis

Press, 1991), hlm 38 16

Andika Wijaya, Op. Cit., hlm 9

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

21

sebagai sarana pengangkutan ojek sepeda motor yang menggunakan teknologi

dengan memanfaatkan aplikasi pada smartphone yang memudahkan pengguna

jasa untuk memanggil pengemudi ojek tidak hanya dalam hal sebagai sarana

pengangkutan orang dan/atau barang namun dapat juga dimanfaatkan untuk

membeli barang dan/atau makanan.

2. Objek Pengangkutan Online

Yang diartikan sebagai “objek” adalah segala sasaran yang digunakan untuk

mencapai tujuan. Sasaran tersebut pada pokoknya meliputi barang muatan, alat

pengangkut dan biaya angkutan.17

Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa objek

hukum pengangkutan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan hukum pengangkutan. Dalam hal ini tujuan hukum

pengangkutan adalah terpenuhinya kewajiban dan hak para pihak dalam

pengangkutan.18

Tidak berbeda pada pengangkutan secara umumnya, yang menjadi objek pada

pengangkutan online ialah segala hal-hal yang berkaitan dengan hak dan

kewajiban masing-masing pihak. Berdasarkan pada definisi di atas maka objek

pengangkutan online yang menjadi pokok bahasan ialah :

a. Muatan penumpang, yaitu setiap orang yang berada dalam alat

pengangkutan yang diangkut dari satu tempat ke tempat tujuannya

berdasarkan pemesanan yang dilakukan melalui aplikasi online

17

Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1998), hlm 59 18

Elfrida Gultom, Op. Cit., hlm 25

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

22

b. Alat pengangkutan, yaitu alat pengangkutan yang digunakan untuk

mencapai tempat tujuan penumpang. Berdasarkan skripsi ini maka alat

pengangkutan yang dimaksud ialah sepeda motor roda dua

c. Biaya pengangkutan, yaitu kontra prestasi terhadap penyelenggaran

angkutan yang dibayar oleh penumpang kepada pengangkut

3. Subjek Pengangkutan Online

Subjek pada pengangkutan online merupakan pihak-pihak yang terlibat secara

langsung dalam perjanjian pengangkutan dan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan pengangkutan sebagai perusahaan penunjang pengangkutan. Dalam hal

ini, subjek yang terlibat langsung dalam pengangkutan online ialah driver atau

pengemudi ojek online sebagai pengangkut dan penumpang yang menggunakan

jasa angkutan ojek online. Sementara itu, pihak Go-jek merupakan pihak yang

secara tidak langsung terikat pada perjanjian pengangkutan, tetapi bukan pihak

dalam perjanjian pengangkutan, melainkan bertindak atas nama atau untuk

kepentingan driver ojek online.

4. Perjanjian Pada Pengangkutan Online

Kajian yuridis terhadap terhadap transportasi jalan online tidak akan pernah bisa

dilepaskan dari aspek hukum perjanjian. Fenomena transportasi jalan online yang

mengikut sertakan para pihak, terutama perusahaan angkutan umum dan

konsumen, selalu diikuti dengan munculnya perikatan.19

19

Andika Wijaya, Op. Cit., hlm 50

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

23

Era modern saat ini, perjanjian yang sebelumnya berbentuk tulisan di atas kertas

sudah mulai tergeser oleh pembuatan perjanjian melalui media elektronik.

Perjanjian pengangkutan yang dibuat oleh perusahaan transportasi jalan dengan

konsumen melalui internet dilakukan melalui transaksi elektronik, hal ini

merupakan inovasi, perkembangan atau modernisasi dari fenomena pembuatan

perjanjian-perjanjian yang telah ada sebelumnya.20

Pasal 1 angka 2 UU Nomor 11 tahun 2008 memberikan definisi atas transaksi

elektronik yaitu sebagai perbuatan hukum yang dilakukan dengan mengunakan

komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Kontrak-

kontrak yang dibuat melalui sistem transaksi elektronik dinamakan kontrak

elektronik. Mengacu pada Pasal 1 angka 17 jo. Angka 4 UU nomor 11 tahun

2008, kontrak elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui sistem

elektronik, serangkaian perangkat dan produk elektronik, yang berfungsi

mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,

menampilkan, mengumumkan, mengirim, dan/atau menyebarkan informasi

elektronik.21

Perjanjian berbentuk transaksi elektronik yang digunakan pada pengangkutan

online jelas menunjukkan segi hukum teknologi informasi. Dengan demikian,

pelaksanaan atas perjanjian yang berbentuk transaksi elektronik juga harus

diselenggarakan sesuai dengan hukum teknologi informasi. Dalam hal ini, asas

serta prosedur pembuatan perjanjian tertulis berbentuk „tinta di atas kertas‟ juga

20

Ibid., hlm 60 21

Ibid., hlm 64

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

24

harus disesuaikan dengan hukum teknologi informasi. Oleh karena itu, Undang-

Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Eletronik berlaku

sebagai lex specialis terhadap ketentuan-ketentuan umum tentang hukum

perjanjian yang diatur dalam Buku III BW (KUH Perdata).

C. Konsep Perlindungan Hukum

1. Konsep Perlindungan Hukum bagi Konsumen

Semua kehidupan di masyarakat selalu dibutuhkan adanya ketentuan yang

mengatur masyarakat dalam beraktivitas. Apabila keberadaan masyarakat itu

sendiri tidak disertai keberadaan hukum, maka hak dan kewajiban seseorang tidak

akan terlindungi. Oleh karena itu dimana ada masyarakat yang beraktivitas maka

keberadaan hukum sangat dibutuhkan, dengan demikian tujuan hukum adalah

untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berhubungan antara

yang satu dengan yang lain, demi mencapai keadilan dan kesajahteraan.22

Menurut Sudikno Mertokusumo, hukum berfungsi sebagai perlindungan

kepentingan manusia. Fungsi hukum sebagai instrument pengatur dan instrumen

perlindungan ini, diarahkan pada suatu tujuan yaitu untuk menciptakan suasana

hubungan hukum antara subjek hukum secara harmonis, seimbang, damai dan

adil. Untuk menciptakan hubungan hukum yang harmonis, seimbang, damai dan

adil maka diperlukan pemerintah yang mengaturnya. Pada dasarnya ada tiga

macam perbuatan pemerintahan, yaitu perbuatan pemerintahan dalam bidang

22

Mudakir Iskandar Syah, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Humum Indonesia (Jakarta: Sagung Seto,

2008), hlm 5

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

25

pembuatan peraturan perundang-undangan (regeling), perbuatan pemerintahan

dalam penerbitan ketetapan (beschiking), dan perbuatan pemerintah dalam bidang

keperdataan (materiele daad).23

Dalam hal pengangkutan, perlindungan hukum terhadap konsumen dalam hal ini

yaitu penumpang sebagai pengguna jasa, merupakan hal yang harus diperhatikan

selama proses terjadinya pengangkutan. Dilihat dari aspek perlindungan

konsumen bagi jasa angkutan, tidak ditegakkannya perlindungan hukum sangat

tidak ideal dan dalam praktik merugikan bagi konsumen, karena pada tiap

kecelakaan tidak pernah terdengar dipermasalahkannya tanggung jawab dari

pengusaha jasa pengangkutan. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mewujudkan

perlindungan hukum bagi konsumen pengguna jasa angkutan maka pemerintah

memberikan bentuk perlindungan hukum tersebut berupa Undang-Undang Nomor

8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen serta Undang-Undang Nomor 22

tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa perlindungan konsumen merupakan segala

upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan

kepada konsumen.24

Kepastian hukum untuk dapat memberikan perlindungan hukum kepada

konsumen dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan bagi konsumen

guna meningkatkan harkat dan martabatnya, serta pelaku usaha yang membuka

23

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum:Suatu Pengantar (Yogyakarta: Liberty, 2005), hlm 35 24

Eli Wuria Dewi, Hukum Perlindungan Konsumen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), hlm 4

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

26

akses informasi secara jujur dan terbuka berkaitan dengan kondisi bahkan

jaminan atas barang dan/atau jasa yang diperdagangkan kepada konsumen. Selain

cara tersebut, sikap produsen (pengusaha) yang jujur dan memiliki tanggung

jawab yang tinggi terhadap para konsumen juga dibutuhkan, sehingga mereka

yang merasa dirugikan kemudian menuntut ganti kerugian dapat dipenuhi

tuntutannya oleh pelaku usaha. Tanggung jawab seorang pelaku usaha atas suatu

produk barang dan/atau jasa sangat diperlukan bahkan wajib dikembangkan,

sehingga hak-hak yang seharusnya diterima oleh konsumen dapat terpenuhi.25

Az. Nasution berpendapat bahwa hukum perlindungan konsumen merupakan

bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah bersifat

mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan

penyediaan dan penggunaan barang dan/atau jasa dalam kehidupan masyarakat.26

Philipus M. Hadjon menyatakan bahwa di dalam perlindungan konsumen terdapat

2 (dua) teori perlindungan hukum. Teori tersebut adalah 27

:

a. Perlindungan Hukum Preventif

Perlindungan hukum preventif yaitu perlindungan hukum yang bertujuan

untuk mencegah terjadinya suatu sengketa. Perlindungan hukum preventif

sangat besar artinya bagi tindak pemerintah yang didasarkan pada kebebasan

bertindak karena dengan adanya perlindungan hukum preventif, pemerintah

terdorong untuk bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang

25

Ibid., hlm 6 26

Az Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar (Jakarta: Diadit Media, 2014), hlm

11 27

Eli Wuria Dewi, Op. Cit., hlm 6

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

27

didasarkan pada diskresi. Di Indonesia belum ada pengaturan khusus tentang

perlindungan hukum preventif.

b. Perlindungan Hukum Represif

Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan hukum yang dilakukan

dengan cara menerapkan sanksi terhadap pelaku agar dapat memulihkan

hukum kepada keadaan sebenarnya, dan perlindungan hukum jenis ini

biasanya dilakukan di pengadilan. Prinsip perlindungan hukum terhadap

tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan

dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena menurut sejarah dari

barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap

hak-hak asasi manusia diarahkan kepada pembatasan-pembatasan dan

peletakan kewajiban masyarakat kepada pemerintah.

Dengan adanya perlindungan hukum represif, maka pelaku usaha dapat

memulihkan hukum kepada keadaan sebenarnya atas sanksi yang dijatuhkan

kepadanya ketika sengketa yang terjadi antara pelaku usaha dan konsumen

diselesaikan melalui pengadilan.28

Perlindungan hukum bagi penumpang juga telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan tersebut

yang menjadi pedoman untuk melindungi kepentingan penumpang jika haknya

ada yang dilanggar oleh penyedia jasa angkutan umum. Seperti pada Pasal 234

Ayat (1) Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang secara garis besar

28

Ibid., hlm 7

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

28

menjelaskan bahwa penyedia jasa angkutan umum wajib bertanggung jawab atas

kerugian yang dialami oleh penumpang yang diakibatkan oleh kelalaian

pengemudi. Pada prinsip-prinsip tanggung jawab yang dijelaskan pada Pasal 24

Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa pengangkut dapat

membebaskan diri dari tanggung jawab apabila pengangkut dapat membuktikan

bahwa kerugian bukan timbul karena kesalahannya.

Pada Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan Pasal 192 Ayat (1) menjelaskan bahwa perusahaan angkutan umum

bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang yang meninggal

dunia atau luka akibat penyelenggaraan angkutan, kecuali disebabkan oleh suatu

kejadian yang tidak dapat dicegah atau dihindari atau karena kesalahan

penumpang. Pada ketentuan di atas dapat diketahui bahwa perlindungan hukum

bagi penumpang merupakan tanggung jawab langsung dari pengusaha perusahaan

pengangkutan.

2. Asas dan Tujuan Perlindungan Hukum Konsumen

Perlindungan hukum terhadap konsumen dilakukan sebagai bentuk usaha bersama

antara konsumen (masyarakat), produsen (pengusaha), dan juga pemerintah

sebagai pembentuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

perlindungan hukum bagi konsumen.29

Upaya perlindungan konsumen di tanah air didasarkan pada sejumlah asas dan

tujuan yang telah diyakini bisa memberikan arahan dalam implementasinya

29

Ibid., hlm 9

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

29

ditingkatan praktis. Dengan adanya asas dan tujuan yang jelas, hukum

perlindungan konsumen memliki dasar pijakan yang benar-benar kuat.30

Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 2 terdapat 5 (lima)

asas perlindungan konsumen yaitu:

a. Asas Manfaat

Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya yang

dilakukan dalam penyelenggaraan penyelesaian permasalahan perlindungan

konsumen, harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan

konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan, sehingga tidak akan ada

pihak yang merasakan diskriminasi.

b. Asas Keadilan

Asas keadilan dalam perlindungan hukum konsumen dimaksudkan agar

partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan

kesempatan bagi konsumen maupun produsen (pengusaha) untuk dapat

memperoleh haknya masing-masing, dan juga dapat melaksanakan

kewajibannya secara adil sehingga tidak memberatkan salah satu pihak.

c. Asas Keseimbangan

Asas keseimbangan menyatakan bahwa untuk memberikan keseimbangan

antara kepentingan konsumen, produsen (pengusaha), dan pemerintah dalam

arti materiil maupun spiritual. Asas keseimbangan ini mengehendaki agar

konsumen, produsen (pengusaha), dan pemerintah dapat memperoleh manfaat

yang seimbang dari pengaturan serta penegakan hukum terhadap perlindungan

30

Happy Susanto, Hak-hak Konsumen Jika Dirugikan (Jakarta: Visimedia, 2008), hlm 17

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

30

konsumen. Kepentingan antara konsumen, produsen (pengusaha) dan

pemerintah tersebut harus diatur dan diwujudkan secara seimbang sesuai

dengan hak maupun kewajibannya masing-masing di dalam pergaulan hidup

masyarakat, berbangsa dan bernegara.

d. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Asas keamanan dan keselamatan konsumen ini dimaksudkan untuk

memberikan jaminan atas keamanan, kenyamanan dan keselamatan konsumen

di dalam penggunaan, pemakaian, pemanfaatan serta mengkonsumsi barang

barang dan/atau jasa yang dikonsumsinya. Asas ini menghendaki agar adanya

jaminan hukum tersebut, maka konsumen akan memperoleh manfaat dari

produk yang dikonsumsi atau dipakainya dan sebaliknya, sehingga barang

dan/atau jasa yang digunakan atau dikonsumsi tersebut tidak akan mengancam

ketentraman dan keselamatan jiwa konsumen maupun harta bendanya.

e. Asas kepastian Hukum

Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik produsen (pelaku usaha)

maupun konsumen dapat mentaati hukum serta memperoleh keadilan di

dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, dan negara yang

memberikan jaminan kepastian hukum. Dengan demikian dapat diartikan

bahwa Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengharapkan agar aturan-

aturan mengenai hak dan kewajiban yang terkandung dalam Undang-Undang

Perlindungan Konsumen dapat diwujudkan dalam pergaulan hidup

masyarakat dan kehidupan sehari-hari sehingga masing-masing pihak dapat

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

31

memperoleh keadilan, sebagaimana yang telah diatur dan ditetapkan dalam

undang-undang.

Keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum juga oleh banyak para ahli

menyatakan sebagai tujuan hukum. Persoalan tujuan hukum baik menurut

Radbruch maupun Achmad Ali mengatakan adanya kesulitan dalam mewujudkan

secara bersamaan. Achmad Ali mengatakan, jika tujuan hukum sekaligus

mewujudkan keadilan, kemanfataan dan kepastian hukum, apakah hal itu

menimbulkan masalah, dalam kenyataannya sering antara tujuan yang satu

dengan yang lainnya berbenturan.31

Adapun yang menjadi tujuan hukum perlindungan konsumen, sebagaimana telah

tercantum di dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen sebagai berikut :32

a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan , dan kemandirian konsumen untuk

melindungi diri

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya

dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa

c. Menciptakan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan

menuntut hak-haknya sebagai konsumen

d. Menciptakan sistem perlindungan hukum yang mengandung kepastian hukum

dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi

31

Christie Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,

2013), hlm 214 32

Eli Wuria Dewi, Op. Cit., hlm 12

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

32

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan

konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan bertanggung jawab dalam

berusaha

f. Meningkatkan barang dan/atau kualitas barang yang menjamin kelangsungan

usaha produksi barang dan/jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanana dan

keselamatan konsumen

3. Hak dan Kewajiban Konsumen

Penumpang merupakan konsumen yang memakai jasa dari pihak pengangkut

maupun dari perusahaan pengangkutan, oleh karena itu penumpang memiliki hak

dan kewajibannya yang harus dipenuhi dan dilaksanakan sesuai dengan undang-

undang yang berlaku. Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 telah

menetapkan 9 (Sembilan) hal yang menjadi hak dari konsumen yaitu :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan mengkonsumsi barang

dan/atau jasa

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang

dijanjikan

c. Hak atas indormasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

barang dan/atau jasa

d. Hak untuk didengar pendapatnya atau keluhannya atas barang dan/atau jasa

yang digunakan

e. Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan konsumen secara patut

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

33

f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila

barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak

semestinya

i. Hak-hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya

Perlindungan hukum terhadap konsumen tidak hanya membahas berbagai macam

hak-hak yang dimiliki oleh konsumen, akan tetapi terdapat juga kewajiban

konsumen yang telah diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen yaitu sebagai berikut :

a. Membaca dan mengikuti petunjuk prosedur dan pemakaian atau pemanfaatan

barang dan/atau jasa demi keamanan dan keselamatan

b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi barang dan/atau jasa

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang telah disepakati

d. Mengikuti upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut

Konsumen selain harus memperhatikan hak-haknya yang dimiliki, mereka juga

tentu harus memperhatikan kewajiban yang harus mereka perhatikan di dalam

segala aktivitasnya dengan pelaku usaha. Dengan demikian, konsumen akan

terhindar dari kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan dihadapinya.

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

34

D. Wanprestasi

Dalam suatu perjanjian apabila pihak debitur karena kesalahannya tidak

melaksanakan apa yang diperjanjikan, maka dapat dikatakan bahwa debitur itu

wanprestasi. Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai dalam melaksanakan

kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara

kreditur dan debitur.33

Pada dasarnya terdapat empat akibat dari adanya wanprestasi, yaitu

a. Perikatan tetap ada, kreditur masih dapat menuntut kepada debitur

pelaksanaan prestasi, apabila dia terlambat memenuhi prestasi. Selain itu,

kreditur berhak menuntut ganti rugi akibat keterlambatan melaksanakan

prestasinya.

b. Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur

c. Beban risiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu timbul

setelah debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan

dari pihak kreditur.

d. Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat

membebaskan diri dari kewjibannya memberikan kontra prestasi dengan

menggunakan Pasal 1266 KUH Perdata

Selain itu, akibat yang sangat penting dari tidak dipenuhinya suatu perjanjian

ialah bahwa kreditur dapat meminta ganti rugi atas ongkos, rugi dan bunga yang

dideritanya akibat wanprestasi tersebut. Untuk adanya kewajiban ganti rugi bagi

33

Salim H.S., Hukum Kontrak (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm 98

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

35

debitur maka undang-undang menentukan bahwa debitur harus terlebih dahulu

dinyatakan berada dalam keadaan lalai (ingebrekestelling).34

Dalam hal perjanjian

pengangkutan, pihak yang menjadi kreditur ialah penumpang sebagai pengguna

jasa angkutan sedangkan debitur ialah pihak pengangkut sebagai yang

menyewakan jasa angkutan.

Pada umumnya terdapat dua sebab timbulnya ganti rugi, yaitu ganti rugi karena

perbuatan melawan hukum dan wanprestasi. Ganti rugi karena perbuatan

melawan hukum adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada orang

yang telah menimbulkan kesalahan kepada pihak yang dirugikan. Ganti rugi

tersebut timbul karena adanya kesalahan, bukan karena adanya perjanjian.

Sebaliknya, ganti rugi karena wanprestasi adalah suatu bentuk ganti rugi yang

dibebankan kepada debitur.35

Ganti kerugian yang dapat dituntut oleh kreditur

kepada debitur adalah :

1. Kerugian yang telah dideritanya, yaitu berupa penggantian biaya-biaya

dan kerugian

2. Keuntungan yang sedianya akan diperoleh yaitu bunga-bunga

Yang dimaksud dengan biaya-biaya yaitu ongkos yang telah dikeluarkan oleh

kreditur untuk menggurus objek perjanjian. Dalam Pasal 1249 KUH Perdata

ditentukan bahwa penggantian kerugian yang disebabkan wanprestasi hanya

ditentukan dalam bentuk uang. Namun, dalam perkembangannya menurut para

ahli dan yuripudensi bahwa kerugian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

34

Mariam Darus Badrulzaman dkk, Kompilasi Hukum Perikatan (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001),

hlm 19 35

Salim H.S., Op. Cit, hlm 100

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

36

ganti rugi materiil dan ganti rugi immateril. Kerugian materiil adalah suatu

kerugian yang diderita oleh kreditur dalam bentuk uang, kekayaan atau benda.

Sebaliknya, kerugian immateril adalah suatu kerugian yang diderita oleh kreditur

yang tidak bernilai dengan uang, seperti rasa sakit atau kerugian waktu.36

Pada perjanjian pengangkutan ojek online, kerugian akibat wanprestasi dapat

dibebankan kepada driver ojek online dan/atau pada PT Go-jek. Karena, pada

dasarnya setiap pihak yang terlibat dalam perjanjian pengangkutan juga memiliki

tanggung jawab jika perjanjian tersebut tidak dapat dilaksanakan atau wanprestasi

sehingga menimbulkan kerugian bagi konsumen ataupun penumpang.

36

Ibid., hlm 101

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

37

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan skema tersebut dapat dijelaskan bahwa :

Dalam pengangkutan ojek online, terdapat hubungan hukum yang terjadi akibat

adanya pemesanan ojek online yang dilakukan oleh penumpang. Berdasarkan pada

skema tersebut diketahui bahwa ketika penumpang memesan angkutan ojek online

melalui, maka saat itu juga perusahaan Go-jek menghubungkan pesanan penumpang

tersebut kepada driver ojek online. Setelah pesanan tersebut diterima oleh driver,

maka driver ojek online akan segera mendatangi tempat penumpang berada dan

memulai pengangkutan.

Adanya pemesanan ojek online akan melahirkan perjanjian pengangkutan antara

penumpang dengan driver ojek online, dengan adanya perjanjian tersebut maka

Penumpang Ojek Online

(Passenger)

PT Go-jek Indonesia

Pengemudi Ojek Online

(Driver)

Perjanjian Pengangkutan

Ojek Online

Hak dan Kewajiban Penyelesaian Sengketa

Jika Terjadi Wanprestasi

Perlindungan Hukum

Terhadap Penumpang

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

38

terdapat juga hak dan kewajiban yang mengikat bagi para pihak. Pengangkut

berkewajiban mengantarkan penumpang menuju tempat tujuannya dan penumpang

berkewajiban untuk membayar jasa yang telah dilakukan oleh pengangkut. Kemudian

sebaliknya, pengangkut berhak menerima pembayaran atas jasa yang telah

dilakukannya dan penumpang berhak untuk diantarkan menuju tempat tujuannya.

Selain itu, dikarenakan perusahaan Go-jek secara tidak langsung ikut terlibat dalam

perjanjian pengangkutan, maka perusahaan Go-jek juga memiliki hak dan kewajiban

yang harus dilakukan.

Sejak dimulainya pengangkutan ojek online, maka pada dasarnya jaminan hukum

terhadap keamanan dan keselamatan penumpang juga mulai berlaku, khususnya

terhadap tanggung jawab driver sebagai pihak yang terlibat secara langsung dalam

perjanjian pengangkutan. Tanggung jawab pengangkut merupakan beban yang harus

dilaksanakan driver ojek online kepada penumpang, terutama jika terjadi kerugian

yang timbul selama berlangsungnya pengangkutan. Selain itu, dengan adanya

kerugian pada dasarnya akan diikuti dengan persengketaan yang muncul akibat

adanya kerugian yang timbul. oleh karena itu, dalam pengangkutan ojek online harus

diketahui juga bagaimana upaya untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dalam

pengangkutan ojek online tersebut.

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan suatu cara kerja atau metode agar dapat

memahami tujuan penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

normatif-empiris. Penelitian hukum normatif-empiris adalah penelitian hukum

yang mengkaji pelaksanaan atau implementasi ketentuan hukum positif

(perundang-undangan) dan kontrak secara faktual pada setiap peristiwa hukum

tertentu yang terjadi dalam masyarakat guna mencapai tujuan yang telah

ditentukan.37

Pengkajian ini bertujuan untuk memastikan apakah hasil

penerapan pada peristiwa hukum itu sesuai atau tidak dengan ketentuan

undang-undang. Dengan kata lain, apakah ketentuan undang-undang telah

dilaksanakan sebagaimana mestinya atau tidak sehingga pihak-pihak yang

berkepentingan mencapai tujuannya atau tidak. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian normatif-terapan, yang mengkaji peraturan perundang-undangan

serta perlindungan keselamatan penumpang terkait dengan penggunaan jasa

angkutan ojek online.

37

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004),

hlm 53

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

40

B. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu

penelitian hukum yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh

gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat

tertentu dan pada saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang ada, atau

peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.38

Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perlindungan hukum

terhadap pengguna jasa angkutan ojek online secara lengkap, jelas dan

sistematis pada hasil laporan penelitian.

C. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian masalah

melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, sehingga mencapai tujuan

penelitian.39

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan

normatif-terapan. Untuk menggunakan pendekatan normatif-terapan, peneliti

lebih dahulu telah merumuskan masalah dan tujuan penelitian. Masalah dan

tujuan tersebut perlu dirumuskan secara rinci, jelas dan akurat.40

Tipe

pendekatan normatif-terapan yang akan digunakan adalah live case study yaitu

pendekatan melalui pengamatan (observasi) langsung terhadap proses

berlakunya hukum normatif pada peristiwa hukum tertentu.41

38

Ibid., hal 50 39

Ibid., hal 112 40

Ibid., hal 144 41

Ibid., hal 150

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

41

D. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini tidak terlepas dari data-data pendukung sesuai dengan

tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama.42

Data ini diperoleh langsung dari studi lapangan meliputi data perilaku

terapan dari ketentuan normatif terhadap peristiwa hukum in concreto.

2. Data sekunder adalah data yang bersumber dari perundang-undangan,

yurispudensi dan buku literatur hukum atau bahan hukum tertulis lainnya

yang terkait. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersumber dari

peraturan perundang-undangan. bahan hukum tersebut meliputi :

1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen

2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik

3) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti literatur-literatur,

hasil-hasil penelitian atau pendapat pakar hukum.43

42

Amirudin - Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012), 30 43

Ibid., hlm 32

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

42

E. Metode Pengumpulan Data

Penelitian hukum selalu mempunyai tujuan tertentu, baik tujuan proses

maupun tujuan akhir. Tujuan proses misalnya menganalisis data yang

diperoleh guna membuktikan suatu peristiwa hukum sudah dilakukan atau

tidak dilakukan, sedangkan tujuan akhir adalah hasil yang diperoleh

berdasarkan tujuan proses.44

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka metode

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

a. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang

berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas yang relevan

dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Adapun cara

yang dilakukan ialah dengan membaca, menelaah dan mengutip peraturan

perundang-undangan, buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan

perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa angkutan ojek

online.

b. Wawancara

Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh

keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu, dalam suatu

wawancara terdapat dua pihak yang mempunyai kedudukan yang berbeda

yaitu pengejar informasi yang biasa disebut pewawancara atau interviewer

dan pemberi informasi yang disebut informan atau responden.45

Terkait

pada penelitian ini, wawancara akan dilakukan kepada pihak dari

44

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm 33 45

Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm 95

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

43

perusahaan angkutan ojek online yang berada di Bandar Lampung yaitu

ojek online jenis Go-jek yang beralamat di Jalan M. Husni Thamrin No.

77, Gotong Royong, Tj. Karang Pusat, Bandar Lampung. Wawancara juga

akan dilakukan kepada driver Go-jek yang ada di Bandar Lampung.

F. Metode Pengolahan Data

Tahap-tahap dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut46

:

a) Pemeriksaan data (editing)

Yaitu pembenaran apakah data yang sudah terkumpul melalui studi

pustaka, dokumen dan wawancara sudah dianggap lengkap, relevan, jelas,

tidak berlebihan dan tanpa kesalahan

b) Penandaan data (coding)

Yaitu pemberian tanda pada data yang sudah diperoleh, baik berupa

penomoran atau penggunaan tanda atau simbol atau kata tertentu yang

menunjukan golongan,/kelompok/klasifikasi data menurut jenis dan

sumbernya, dengan tujuan untuk menyajikan data secara sempurna,

memudahkan rekonstruksi serta analisis data

c) Penyusunan/Sistematisasi Data (constructing/systematizing)

Yaitu kegiatan menabulasi secara sistematis data yang sudah diedit dan

diberi tanda dengan mengelompokan secara sistematis data yang sudah

diedit dan diberi tanda menurut klasifikasi data dan urutan masalah.

46

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm 90

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

44

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif

dan komprehensif. Analisis kualitatif artinya menguraikan data secara bermutu

dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih dan

efektif sehingga memudahkan interprestasi data dan pemahaman hasil analisis.

Komprehensif artinya analisis data dilakukan secara mendalam dari berbagai

aspek sesuai dengan lingkup penelitian.47

Analisis data ini diharapkan dapat

memberikan penafsiran dan gambaran yang jelas sesuai dengan rumusan

masalah untuk kemudian ditarik kesimpulan.

47

Ibid., hlm 127

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan perjanjian pengangkutan ojek online pada Go-jek dimulai ketika

driver ojek online menerima pesanan jasa angkutan yang dilakukan oleh

penumpang melalui aplikasi Go-jek. Setelah menerima pesanan tersebut,

driver ojek online akan mendatangi lokasi penjemputan penumpang dan

mengkonfirmasi adanya pemesanan jasa angkutan ojek online yang telah

dilakukan oleh penumpang. Jika penumpang benar telah memesan ojek online

maka pengangkutan dapat segera dilaksanakan. Apabila penumpang telah

sampai pada tempat tujuan maka penumpang wajib membayar biaya

pengangkutan sesuai dengan yang telah di tentukan dalam aplikasi Go-jek.

2. Perlindungan hukum terhadap penumpang ojek online dilaksanakan

berdasarkan ketentuan term and conditions pada aplikasi Go-jek dan juga

pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada pengangkutan ojek

online untuk mencegah timbulnya keadaan-keadaan yang akan merugikan

penumpang, driver ojek online pada dasarnya telah diberikan pengarahan

untuk mengendarai kendaraannya dengan aman oleh perusahaan Go-jek. Akan

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

77

tetapi jika selama berlangsungnya pengangkutan tetap timbul suatu keadaan

yang menimbulkan kerugian bagi penumpang, maka sesuai dengan term and

conditions pada aplikasi Go-jek, driver ojek online berkewajiban untuk

bertanggung jawab terhadap segala kerugian yang diderita oleh penumpang,

termasuk untuk mengganti setiap biaya kerusakan yang timbul akibat

kerugian tersebut, sehingga dengan adanya ganti kerugian ini, driver ojek

online dapat memulihkan hukum pada keadaannya semula.

3. Penyelesaian sengketa pada ojek online pada dasarnya dapat diselesaikan

melalui Shelter Go-jek. Para pihak yang bersengketa akan dibawa menuju

Shelter terdekat untuk ditanyakan penyebab timbulnya sengketa tersebut.

Setelah itu pihak Shelter akan mencari jalan tengah untuk menyelesaikan

sengketa tersebut tanpa merugikan masing-masing pihak. Namun jika

penumpang tidak mau penyelesaian sengketa melalui Shelter Go-jek, maka

penyelesaian sengketa penumpang dapat diselesaikan berdasarkan dari

kesepakatan para pihak yang bersengketa.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada pihak-pihak di bawah ini

diantaranya yaitu:

1. Penumpang ojek online, sebaiknya membaca lebih teliti tentang term and

conditions yang terdapat pada aplikasi Go-jek, sehingga apabila terjadi

kerugian yang timbul pada penumpang, maka penumpang dapat mengetahui

kepada siapa penumpang dapat meminta penggantian atas kerugian tersebut.

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

78

Namun jika tuntutan penumpang atas ganti kerugian tidak mendapatkan

respon baik dari driver ataupun dari perusahaan Go-jek maka penumpang

dapat melaporkan hal tersebut pada BPSK atau menggugat melalui

pengadilan.

2. Perusahaan Go-jek sebagai perusahaan yang menyediakan layanan jasa

aplikasi Go-jek, sebaiknya lebih menekankan perbedaan tanggung jawab

antara perusahaan Go-jek dengan driver ojek online khususnya yang berkaitan

dengan perlindungan hukum terhadap penumpang pada term and condition di

aplikasi Go-jek. Sehingga jika terjadi wanprestasi dalam pengangkutan ojek

online, penumpang dapat memahami dengan jelas kepada siapa yang

bertanggung jawab atas wanprestasi tersebut.

3. Pemerintah Republik Indonesia, sebaiknya lebih memperketat lagi aturan

yang mengatur tentang pengangkutan bersistem online ini, terutama pada

pengangkutan ojek online. Karena, dengan semakin tingginya penggunaan

angkutan ojek online oleh masyarakat, maka diperlukan perangkat hukum

yang secara khusus mengatur tentang angkutan ojek online ini. Sehingga

masyarakat lebih dijamin keamanan dan keselamatannya dalam menggunakan

jenis pengangkutan ojek online ini.

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Ashshofa, Burhan. 2004. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta

Asikin, Zainal dan Amirudin. 2012. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Badudu, J. S. dan Sultan Muhammad Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta. Pustaka Sinar Harapan

Badrulzaman, Mariam Darus dkk. 2001. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung CitraAditya Bakti

Dewi, Eli Wuria. 2015. Hukum Perlindungan Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gultom, Elfrida. 2009. Hukum Pengangkutan Darat. Jakarta: Literata Lintas Media

-------------------. 2009. Hukum Pengangkutan Laut. Jakarta: Literata Lintas Media

Hasyim, Farida. 2009. Hukum Dagang. Jakarta: Sinar Grafika

H.S., Salim. 2004. Hukum Kontrak. Jakarta: Sinar Grafika

Iskandar Syah, Mudakir. 2008. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.Jakarta: Sagung Seto

Kansil, Christie. 2013. Pokok-Pokok Pegetahuan Hukum Dagang Indonesia. Jakarta:Sinar Grafika

Mertokusumo, Sudikno. 2005. Mengenal Hukum: Suatu Pengantar. Yogyakarta:Liberty

Muhammad, Abdulkadir. 1998. Hukum Pengangkutan Niaga. Bandung: Citra AdityaBakti

-------------------------------. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: CitraAditya Bakti

------------------------------. 2013. Hukum Pengangkutan Niaga. Bandung: Citra AdityaBakti

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG JASA …digilib.unila.ac.id/49949/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ini sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan mutlak dalam kehidupan manusia

76

Nasution, Az. 2014. Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar. Jakarta:Diadit Media

Raditio, Resa. 2014. Aspek Hukum Transaksi Elektronik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Salim, Peter dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.Jakarta: Modern Englis Press

Sasongko, Wahyu. 2016. Hukum Perlindungan Konsumen.Bandar Lampung:Universitas Lampung

Susanto, Happy. 2008. Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan. Jakarta: Visimedia

Wijaya, Andika. 2016. Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online. Jakarta: SinarGrafika

B. Peraturan Perundang-undangan:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanPeraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang PenyelenggaraanAngkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam TrayekC. Jurnal dan Website:

Anindhita, Wiratri. 2016. Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat GunaPada Bisnis Transportasi Ojek Online. Jakarta: Paper presented at Prosiding seminarnasional INDOCOMPAC

Tobing, Timothy K.L. 2017. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen TransportasiBerbasis Aplikasi Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2018. 5 Juni 2018.https://media.neliti.com/media/publications/147335-ID-none.pdf

https://kbbi.web.id/angkut

https://www.go-jek.com/terms-and-condition/