perkembangan sosial

18
Keefektifan Model Pembelajaran Piaget dan Yang Konvensional terhadap Kemampuan Komposisi Naratif Bahasa Bali pada Siswa Kelas IV dan VI SD 1 Sangsit di Sawan Oleh I Dewa Putu Raka Rasana ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran Piaget terhadap kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional terhadap kelompok kontrol dalam menulis komposisi naratif bahasa Bali di SD 1 Sangsit kecamatan Sawan, kabupaten Buleleng. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV A yang berjumlah 20 orang sebagai kelompok kontrol, semua siswa kelas IV B yang berjumlah 20 orang sebagai kelompok eksperimen, semua siswa kelas VI A yang berjumlah 23 orang sebagai kelompok eksperimen, dan semua siswa kelas VI B yang berjumlah 23 orang sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan proses pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian telah diujicobakan pada 161 siswa kelompok Piaget dan 161 siswa kelompok konvensional di empat SD di kecamatan Sawan. Sebelum perlakuan diberikan pada 86 siswa SD 1 Sangsit tersebut, mereka diberikan prates untuk mengetahui

Upload: kang-didan-praboe

Post on 05-Dec-2014

119 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perkembangan Sosial

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Sosial

Keefektifan Model Pembelajaran Piaget dan Yang Konvensional

terhadap Kemampuan Komposisi Naratif Bahasa Balipada Siswa Kelas IV dan VI SD 1 Sangsit di Sawan

Oleh I Dewa Putu Raka Rasana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model

pembelajaran Piaget terhadap kelompok eksperimen dan model pembelajaran

konvensional terhadap kelompok kontrol dalam menulis komposisi naratif bahasa Bali

di SD 1 Sangsit kecamatan Sawan, kabupaten Buleleng. Yang menjadi subjek dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas IV A yang berjumlah 20 orang sebagai

kelompok kontrol, semua siswa kelas IV B yang berjumlah 20 orang sebagai kelompok

eksperimen, semua siswa kelas VI A yang berjumlah 23 orang sebagai kelompok

eksperimen, dan semua siswa kelas VI B yang berjumlah 23 orang sebagai kelompok

kontrol.

Berdasarkan proses pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian telah

diujicobakan pada 161 siswa kelompok Piaget dan 161 siswa kelompok konvensional di

empat SD di kecamatan Sawan. Sebelum perlakuan diberikan pada 86 siswa SD 1 Sangsit

tersebut, mereka diberikan prates untuk mengetahui kemampuan awal mereka.

Perlakuan diberikan dalam 7 kali pertemuan yang dilakukan oleh guru kelas setelah ia

diberikan pelatihan tentang cara-cara menerapkan model pembelajaran Piaget. Mereka

diberikan 7 kali perlakuan dan perlakuan-perlakuan tersebut dianggap sebagai latihan.

Setiap perlakuan yang diberikan didasarkan pada rancangan pembelajaran yang telah

dibuat baik untuk kelompok Piaget di kelas IV dan VI maupun kelompok konvensional

di kelas IV dan VI. Hasil yang diperoleh berupa skor pascates yang diberikan oleh 3

interraters dan dianalisis dengan ANOVA dua jalur. Penskoran dilakukan berdasarkan

kriteria penilaian yang diberikan oleh McKeough dan Case.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran Piaget lebih efektif

dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar komposisi

naratif bahasa Bali, (2) prestasi belalajar siswa yang berusia 10 tahun tidak berbeda dari

Page 2: Perkembangan Sosial

yang berusia 12 tahun, dan (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan

tingkat usia terhadap prestasi belajar dalam menulis komposisi nartif bahasa Bali.

Kata-kata kunci: keefektifan, model pembelajaran, komposisi naratifABSTRACT

This study aimed at finding out the effectiveness of the use of Piaget’s learning model towards the experimental group and conventional learning model towards the control group in writing narrative composition in Balinese language at elementary school 1 in Sawan district, Buleleng regency. The subjects were all the fourth year students of class IVA consisting of 20 persons as control group, all the fourth year students of class IVB consisting of 20 persons as experimental group, all the sixth year students of class VIA consisting of 23 persons as experimental group, and all the sixth year students of class VIB consisting of 23 persons as control group.

Based on the implementation process of the research, the research instrument had been tried out in 161 students of Piaget’s group and 161 students in conventional group at 4 elementary schools in Sawan district. Before the treatment given to 86 students at elementary school 1 in Sangsit, they were given pretest in order to know their entry behavior. The treatments were given in 7 sessions done by a class teacher after she had been given a training about the ways of applying Piaget’s learning model. They had been given 7 treatments and the treatments were considered as a training. Every given treatment was based on the made learning plan for Piaget’s group and conventional group in class IV and VI. The results gained in the research were in the forms of score given by 3 inter-raters and they were analyzed by the use of Two Way ANOVA. The scoring done in the research was based on the scoring criteria given by McKeough and Case.

The research result showed that (1) Piaget’s model of teaching was more effective than the conventional model of teaching towards the learning achievement of Balinese narrative composition, (2) the learning achievement of the ten year old student was not different from that of the twelve year old one, and (3) there was no interaction between the models of teaching with the chronological age towards the learning achievement of Balinese narrative composition. Key words: effectiveness, learning model, narrative composition

1. Pendahuluan

Model pembelajaran konvensional sampai saat ini masih banyak digunakan dalam

pembelajaran komposisi naratif bahasa Bali di Provinsi Bali. Penerapan model

pembelajaran tersebut ditandai dengan pemberian informasi, dilanjutkan dengan tanya

jawab, pemberian tugas oleh guru, pelaksanaan tugas oleh siswa, sampai pada akhirnya

guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh siswa (Putrayasa,

2001). Siswa bersifat pasif. Ceramah mendominasi kegiatan belajar mengajar yang

menekankan hafalan (ingatan) tersebut (Sulaeman, 1988). Akibatnya, terjadi kemerosotan

Page 3: Perkembangan Sosial

prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali. Untuk mengatasi kelemahan tersebut,

diperlukan model pembelajaran yang secara optimal dapat mengembangkan kemampuan

siswa dalam menulis komposisi naratif bahasa Bali.

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Piaget. Model pembelajaran Piaget adalah model pembelajaran yang

didasarkan pada teori perkembangan kognitif Piaget yang di dalamnya mengandung

sintaks (syntax), prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem dukungan. Sintaks

adalah urutan kegiatan (tasks) yang diberikan guru, agar terjadi konflik kognitif dan

inkuiri. Prinsip-prinsip reaksi berfokus pada kegiatan (tasks) yang membentuk perilaku

melalui rewarding, memelihara sikap netral , dan sikap yang nonevaluative. Sistem

dukungan merupakan fasilitas di luar kemampuan dan kapabilitas guru. Hal ini

menyebabkan siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Piaget,

tahap kegiatan belajar berlangsung dalam 2 kegiatan inti. Kegiatan pertama adalah

sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan tujuan belajar, (2) Siswa aktif melakukan

diskusi, saling membantu, dan kerja sama untuk memahami narasi yang mengandung

masalah dan pemecahannya setelah diberikan gambar dan teksnya oleh guru, dan (3)

Siswa didorong bertanya kepada guru, apabila siswa tersebut tidak mendapatkan jawaban

yang tepat dari teman sejawat. Kegiatan kedua adalah sebagai berikut: (1) Siswa

ditugaskan menulis narasi yang mengandung masalah dan pemecahannya secara

individual berdasarkan topik dan gambar yang berbeda dari topik dan gambar yang

diberikan dalam kegiatan pertama dan (2) Siswa diberikan waktu secara singkat untuk

melakukan perbaikan.

Atas dasar itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan kedua

model pembelajaran tersebut dengan menerapkan model pembelajarn Piaget dalam

kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional dalam kelompok kontrol

dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) apakah model

pembelajaran Piaget dan model pembelajaran konvensional memberi keefektifan yang

berbeda terhadap prestasi belajar kmposisi naratif bahasa Bali, (2) apakah siswa yang

berusia 12 tahun memperoleh prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali yang

berbeda dibandingkan dengan siswa yang berusia 10 tahun, dan (3) apakah ada

Page 4: Perkembangan Sosial

interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat usia terhadap prestasi belajar

komposisi naratif bahasa Bali?

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis penelitian yang diuji

adalah sebagai berikut: (1) Terdapat perbedaan antara siswa yang diajar melalui model

pembelajaran Piaget dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar

komposisi naratif bahasa Bali, (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar komposisi naratif

bahasa Bali antara yang diperoleh siswa berusia 10 tahun dan yang 12 thun, (3)

Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat usia terhadap prestasi

belajar komposisi naratif bahasa Bali.

2. Metode Penelitian

2.1 Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD 1 Sangsit, Kecamatan Sawan. Jumlah siswa yang

dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 86 orang yang terdiri dari: (1) 20 orang di kelas

IV A sebagai kelompok kontrol, (2) 20 orang di kelas IV B sebagai kelompok

eksperimen, (3) 23 orang di kelas VI A sebagai kelompok eksperimen, dan (4) 23 orang

di kelas VI B sebagai kelompok kontrol.

2.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel bebas, yakni model

pembelajaran dengan 2 dimensi variabelnya, yakni model pembelajaran Piaget dan model

pembelajaran konvensional, 1 variabel moderator, yakni usia, dan 1 variabel tergantung,

yakni prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali.

2.3 Rancangan Penelitian

Sejalan dengan pengujian 3 hipotesis penelitian, maka rancangan eksperimen

faktorial (2 X 2) digunakan untuk menguji ketiga hipotesis tersebut sekaligus yang

ditunjukkan dalam tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1: Rancangan Eksperimen Faktorial

P

P1 P2

U1 U1/P1 U1/P2

Page 5: Perkembangan Sosial

U

U2 U2/P2 U2/P2

Keterangan: P = perlakuan P1= model pembelajaran Piaget P2 = model pembelajaran

Konvensional U = usia U1 = siswa kelas IV yang berusia 10 tahun

U2 = siswa kelas VI yang berusia 12 tahun

2.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Hal-hal yang berkaitan dengan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: (1)

prates dan pascates, (2) uji coba instrumen, (3) validitas instrumen, dan (4) realibitas

instrumen. Data ini dikumpulkan melalui teknik tes. Tes yang digunakan adalah prates

dan pascates.

Berdasarkan proses pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian telah

diujicobakan pada 161 siswa kelompok Piaget dan 161 siswa kelompok konvensional di

empat SD. Sebelum perlakuan diberikan pada 86 siswa di SD 1 Sangsit tersebut, mereka

diberikan prates untuk mengetahui kemampuan awal mereka. Perlakuan diberikan dalam

7 kali pertemuan yang dilakukan oleh guru kelas setelah ia diberikan pelatihan tentang

cara-cara menerapkan model pembelajaran Piaget. Mereka diberikan 7 kali perlakuan dan

perlakuan-perlakuan tersebut dianggap sebagai latihan. Setiap perlakuan yang diberikan

didasarkan pada rancangan pembelajaran yang telah dibuat baik untuk kelompok Piaget

di kelas IV dan VI maupun kelompok konvensional di kelas IV dan VI. Hasil yang

diperoleh berupa skor diberikan oleh 3 interraters. Kemudian mereka diberikan pascates.

Hasil pascates juga berupa skor yang diberikan 3 penilai. Penskoran dilakukan

berdasarkan kriteria penilaian yang diberikan oleh McKeough dan Case (1986). Sebelum

pengujian hipotesis-hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan ANOVA dua

jalur, uji normalitas data terhadap skor pascates, dan uji homogenitas varians perlu

dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dan

varians populasi dalam penelitian ini sama atau tidak.

2.5 Teknik Analisis Data

Komposisi naratif yang telah dibuat siswa dianalisis dengan menggunakan

panduan penilaian sebagai berikut:

Page 6: Perkembangan Sosial

Tabel 3.2: Panduan Penilaian

Nomor Uraian tidak ya apa mengapa Nilai

1 Apakah cerita itu memiliki masalah? x 0

2 Apakah cerita itu memiliki masalah? x x 1

3 Apakah masalah terpecahkan? x 1

4 Apakah masalah terpecahkan x x 2

5 Apakah ada kendala sebelum pemecahan masalah x 2

6 Apakah ada kendala sebelum pemecahan masalah x x 3

7 Apakah ada satu kendala yang lebih bermakna

daripada kendala-kendala yang lain? x x 3

8 Apakah ada satu kendala yang lebih bermakna

daripada kendala-kendala yang lain? x x 4

9 Apakah dunia sipencerita (misalnya pernyataan

psikologis) dikembangkan melalui cerita? x x 4

10 Apakah dunia sipencerita (misalnya pernyataan

psikologis) dikembangkan melalui cerita? x x 5

Didaptasi dari Mckeough & Case (1986)

Selanjutnya data yang diperoleh melalui panduan ini dianalisis dengan ANOVA dua jalur

(Ferguson, 1976). Uji ANOVA dua jalur tersebut dilakukan dengan bantuan komputer

(SPSS for Windows).

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

3.1 Hasil PenelitianBerdasarkan proses pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian perlu

diujicobakan dan uji coba instrumen itu dilakukan pada empat SD, yakni SD 4 Sangsit,

Sd 8 Sangsit, SD 1 Jagaraga, dan SD 3 Jagaraga yang melibatkan 161 kelompok Piaget

dan 161 kelompok konvensional. Ternyata hasilnya valid (memiliki bukti pendukung

validitas construct dan isi) dan reliable. Bukti pendukung validitas construct bersumber

Page 7: Perkembangan Sosial

dari tes yang digunakan yang berupa bentuk tugas atau kegiatan (tasks) yang diminta

oleh tes tersebut kepada mereka yang sedang mengerjakan tes itu. Bukti pendukung

validitas isi dapat dilihat dari cakupan aspek yang dinilai dalam komposisi naratif bahasa

Bali yang ditulis siswa cukup beragam yang meliputi penyampaian masalah, pemecahan

masalah, hambatan yang ditemukan dalam pemecahan masalah, dan pernyataan

psikologis. Reliabilitas tersebut didasarkan pada perhitungan statistik dengan bantuan

komputer yang hasilnya ternyata > 0,70.

Hasil uji normalitas data skor pascates untuk semua kelompok menunjukkan

bahwa skor berdistribusi normal. Hasil uji varians juga menunjukkan bahwa varians

populasi dalam penelitian ini mempunyai varians yang sama di antara anggota kelompok.

Pengujian hipotesis-hipotesis penelitian dengan menggunakan ANOVA dua jalur dengan

bantuan komputer dan ringkasan hasilnya terlihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Ringkasan Hasil ANOVA Dua JalurPrestasi Belajar Komposisi Naratif Bahasa Bali

Sumber Varians Jk db Rjk F Sig. Antar A 90,047 1 90,047 132,295 0,000 Antar B 0,40 1 0,40 0,59 0,808

Inter AB 0,53 1 0,53 0,79 0,780

Terjelaskan 90,140 3 30,047

Sisa 55,813 82 0,681

Total 145,953 85 1,717

Keterangan: Jk = jumlah kuadrat db = derajat kebebasan Rjk = rata-rata kuadratA = model pembelajaran B = usia

Isi tabel 1 mendukung keputusan statistik yang diambil dari analisis data prestasi

belajar komposisi naratif bahasa Bali yang konsisten mengenai keefektifan antar A

dengan kesimpulan sebelumnya. Model pembelajaran (antar A) menunjukkan bahwa

rasio F adalah signifikan dengan F 132,295 (p < 0,05), sedangkan antar B ditemukan

tidak signifikan dengan F 0,59 (p > 0,05). Rasio inter AB (F = 0,79) juga ditemukan tidak

signifikan. Dengan demikian , Ho pertama ditolak, sedangkan Ho kedua dan ketiga

Page 8: Perkembangan Sosial

diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah model pembelajaran Piaget berbeda

keefektifannya terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali jika dibandingkan

dengan model pembelajaran konvensional. Prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali

juga teruji tidak berbeda yang disebabkan oleh perbedaan usia. Kesimpulan lainnya

adalah tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat usia terhadap

prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali. Artinya, model pembelajaran Piaget lebih

efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar

komposisi naratif bahasa Bali pada siswa kelas IV dan VI.

3.2 Pembahasan

Model Pembelajaran Piaget versus Model Pembelajaran Konvensional

Dari hasil pengujian hipotesis-hipotesis penelitian, diperoleh bukti bahwa

perolehan belajar atau prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali siswa yang

mengikuti model pembelajaran Piaget berbeda secara signifikan dengan prestasi belajar

komposisi naratif bahasa Bali siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

Hal ini berarti bahwa model pembelajaran Piaget lebih efektif dibandingkan dengan

model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali

pada siswa kelas IV dan VI. Temuan ini mendukung sepenuhnya temuan penelitian

Mckeough dan Case (1986) yang menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam

menulis komposisi naratif dapat ditingkatkan melalui penerapan teori perkembangan

intelek Piaget. Temuan ini juga sebagian besar mendukung temuan Wittrock (1978) yang

menyimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan aspek kognitif yang

lebih tinggi cenderung reflektif, berpikir lebih lama sebelum menjawab pertanyaan

peneliti, mengabaikan hal-hal yang tidak relevan dan secara relatif mampu menjawab

pertanyaan dengan benar lebih banyak. Di samping itu, temuan ini juga mendukung

temuan Kamii dan De Vries dalam Joyce dan Weil (1996) yang menyimpulkan bahwa

program yang didasarkan pada teori perkembangan intelek Piaget dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis pada anak.

Menurut Hudojo (1990), Piaget mengatakan bahwa tahap-tahap berpikir itu

adalah pasti dan spontan, namun umur kronologis yang diberikan itu adalah fleksibel,

terutama selama masa transisi dari periode satu ke periode berikutnya. Umur kronologis

itu dapat saling tindih. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, ternyata usia

Page 9: Perkembangan Sosial

tidak memberi pengaruh terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali, yakni

prestasi belajar yang diperoleh siswa yang berusia 12 tahun ternyata tidak berbeda dari

yang diperoleh siswa yang berusia 10 tahun. Temuan ini cenderung mendukung pendapat

Piaget yang disampaikan oleh Hudojo (1990) tersebut.

Hasil pengujian hipotesis tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada interaksi

antara model pembelajaran dengan tingkat usia terhadap prestasi belajar komposisi

naratif bahasa Bali. Interaksi adalah kerja sama dua variabel bebas atau lebih dalam

mempengaruhi suatu variabel tergantung. Interaksi terjadi jika suatu variabel bebas

memiliki efek-efek yang berbeda terhadap suatu variabel tergantung pada berbagai

tingkat dari suatu variabel bebas lainnya. Dalam penelitian ini terungkap bahwa tidak ada

interaksi. Ini berarti bahwa model pembelajaran bekerja sendiri-sendiri dalam

mempengaruhi prestasi belajar.

4. Penutup

Bertitik tolak dari hasil analisis dan pembahasan di atas, kesimpulan-kesimpulan

yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut: (1) Model pembelajaran Piaget lebih efektif dibandingkan dengan model

pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali pada

siswa kelas IV dan VI, (2) prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali siswa yang

berusia 12 tahun tidak berbeda dari prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali siswa

yang berusia 10 tahun, dan (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan

tingkat usia terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali. Dalam kasus ini,

model pembelajaran Piaget lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, maka disarankan hal-hal

sebagai berikut: (1) Kepada guru SD disarankan menerapkan model pembelajaran Piaget

sesuai dengan langkah-langkah yang dianjurkan sebagai salah satu model pembelajaran

alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali, (2) Kepada

guru SD disarankan agar mengorganisasi kembali buku teks komposisi naratif bahasa

Bali seperti yang terlihat dalam rancangan model pembelajaran Piaget, dan (3) Aspek

yang diteliti dalam penerapan model pembelajaran Piaget dalam kegiatan pembelajaran

komposisi naratif bahasa Bali di SD terbatas pada aspek kognitif, sedangkan aspek-aspek

lain seperti aspek sikap dan moral tidak dilibatkan. Menurut Piaget, aspek-aspek tersebut

Page 10: Perkembangan Sosial

juga berpengaruh terhadap perkembangan intelek siswa. Kenyataan ini diduga

berpengaruh untuk mengurangi sumbangan optimal model pembelajaran Piaget.

Walaupun hasil pengujian hipotesis telah menunjukkan bahwa model pembelajaran

Piaget secara signifikan lebih unggul dari model pembelajaran konvensional, prestasi

belajar mungkin akan lebih tinggi lagi, apabila aspek-aspek lainnya juga dilibatkan.

Dengan demikian disarankan agar model pembelajaran Piaget diuji lagi dengan

bentuknya yang lebih lengkap, sehingga potensi optimal model pembelajaran Piaget

dapat dijelaskan.

Daftar Pustaka

Ferguson, G.A. 1976. Statistical Analysis in Psychology and Education (4th ed).

Montreal: McGraw Hill Book Company.

Ginsburg, H., & Opper, S. 1969. Piaget’s Theory of Intellectual Development

Boston: Prentice-Hall, Inc.

Joyce, B., & Weil, M. 1972. Models of Teaching. Boston: Prentice-Hall, Inc.

Latief, M. A. 1996. Pengukuran Kemampuan Menulis (Tanggapan terhadap

Tulisan Ahmad Rofi’uddin pada Edisi Tahun 23, Nomor 1 Februari 1995).

Dalam Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya, 24 (1), 58-73.

Hudojo, H. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. IKIP Malang.

McKeough, A., & Case, R. 1986. A Neo-Piagetian Analysis of Narrative Composition

and Its Application to Instruction. Calgary: The University of Calgary Press.

McCrimmon, J. M. 1984. Writing with a Purpose (8th ed.). Boston: Houghton Mifflin

Company.

Putrayasa, I. B. 2001. Penerapan Model Inkuiri dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

(Studi Eksperimen dalam Pembelajaran Kalimat pada Siswa Kelas I SLTP

Negeri I Singaraja). Disertasi yang tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sulaeman, D. 1988. Teknologi/Metodologi Pengajaran. Jakarta: PPLPTK.

Sutama, M. 1997. Perkembangan Koherensi Tulisan Siswa Sekolah Dasar. Disertasi

yang tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Malang.

Wittrock, M. C. 1978. The Cognitive Movement in Instruction. Journal of

Educational Psychologist, 13 (2), 15-29.

Page 11: Perkembangan Sosial