perkembangan sosial
DESCRIPTION
Perkembangan SosialTRANSCRIPT
Keefektifan Model Pembelajaran Piaget dan Yang Konvensional
terhadap Kemampuan Komposisi Naratif Bahasa Balipada Siswa Kelas IV dan VI SD 1 Sangsit di Sawan
Oleh I Dewa Putu Raka Rasana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model
pembelajaran Piaget terhadap kelompok eksperimen dan model pembelajaran
konvensional terhadap kelompok kontrol dalam menulis komposisi naratif bahasa Bali
di SD 1 Sangsit kecamatan Sawan, kabupaten Buleleng. Yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas IV A yang berjumlah 20 orang sebagai
kelompok kontrol, semua siswa kelas IV B yang berjumlah 20 orang sebagai kelompok
eksperimen, semua siswa kelas VI A yang berjumlah 23 orang sebagai kelompok
eksperimen, dan semua siswa kelas VI B yang berjumlah 23 orang sebagai kelompok
kontrol.
Berdasarkan proses pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian telah
diujicobakan pada 161 siswa kelompok Piaget dan 161 siswa kelompok konvensional di
empat SD di kecamatan Sawan. Sebelum perlakuan diberikan pada 86 siswa SD 1 Sangsit
tersebut, mereka diberikan prates untuk mengetahui kemampuan awal mereka.
Perlakuan diberikan dalam 7 kali pertemuan yang dilakukan oleh guru kelas setelah ia
diberikan pelatihan tentang cara-cara menerapkan model pembelajaran Piaget. Mereka
diberikan 7 kali perlakuan dan perlakuan-perlakuan tersebut dianggap sebagai latihan.
Setiap perlakuan yang diberikan didasarkan pada rancangan pembelajaran yang telah
dibuat baik untuk kelompok Piaget di kelas IV dan VI maupun kelompok konvensional
di kelas IV dan VI. Hasil yang diperoleh berupa skor pascates yang diberikan oleh 3
interraters dan dianalisis dengan ANOVA dua jalur. Penskoran dilakukan berdasarkan
kriteria penilaian yang diberikan oleh McKeough dan Case.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran Piaget lebih efektif
dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar komposisi
naratif bahasa Bali, (2) prestasi belalajar siswa yang berusia 10 tahun tidak berbeda dari
yang berusia 12 tahun, dan (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan
tingkat usia terhadap prestasi belajar dalam menulis komposisi nartif bahasa Bali.
Kata-kata kunci: keefektifan, model pembelajaran, komposisi naratifABSTRACT
This study aimed at finding out the effectiveness of the use of Piaget’s learning model towards the experimental group and conventional learning model towards the control group in writing narrative composition in Balinese language at elementary school 1 in Sawan district, Buleleng regency. The subjects were all the fourth year students of class IVA consisting of 20 persons as control group, all the fourth year students of class IVB consisting of 20 persons as experimental group, all the sixth year students of class VIA consisting of 23 persons as experimental group, and all the sixth year students of class VIB consisting of 23 persons as control group.
Based on the implementation process of the research, the research instrument had been tried out in 161 students of Piaget’s group and 161 students in conventional group at 4 elementary schools in Sawan district. Before the treatment given to 86 students at elementary school 1 in Sangsit, they were given pretest in order to know their entry behavior. The treatments were given in 7 sessions done by a class teacher after she had been given a training about the ways of applying Piaget’s learning model. They had been given 7 treatments and the treatments were considered as a training. Every given treatment was based on the made learning plan for Piaget’s group and conventional group in class IV and VI. The results gained in the research were in the forms of score given by 3 inter-raters and they were analyzed by the use of Two Way ANOVA. The scoring done in the research was based on the scoring criteria given by McKeough and Case.
The research result showed that (1) Piaget’s model of teaching was more effective than the conventional model of teaching towards the learning achievement of Balinese narrative composition, (2) the learning achievement of the ten year old student was not different from that of the twelve year old one, and (3) there was no interaction between the models of teaching with the chronological age towards the learning achievement of Balinese narrative composition. Key words: effectiveness, learning model, narrative composition
1. Pendahuluan
Model pembelajaran konvensional sampai saat ini masih banyak digunakan dalam
pembelajaran komposisi naratif bahasa Bali di Provinsi Bali. Penerapan model
pembelajaran tersebut ditandai dengan pemberian informasi, dilanjutkan dengan tanya
jawab, pemberian tugas oleh guru, pelaksanaan tugas oleh siswa, sampai pada akhirnya
guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh siswa (Putrayasa,
2001). Siswa bersifat pasif. Ceramah mendominasi kegiatan belajar mengajar yang
menekankan hafalan (ingatan) tersebut (Sulaeman, 1988). Akibatnya, terjadi kemerosotan
prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali. Untuk mengatasi kelemahan tersebut,
diperlukan model pembelajaran yang secara optimal dapat mengembangkan kemampuan
siswa dalam menulis komposisi naratif bahasa Bali.
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Piaget. Model pembelajaran Piaget adalah model pembelajaran yang
didasarkan pada teori perkembangan kognitif Piaget yang di dalamnya mengandung
sintaks (syntax), prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem dukungan. Sintaks
adalah urutan kegiatan (tasks) yang diberikan guru, agar terjadi konflik kognitif dan
inkuiri. Prinsip-prinsip reaksi berfokus pada kegiatan (tasks) yang membentuk perilaku
melalui rewarding, memelihara sikap netral , dan sikap yang nonevaluative. Sistem
dukungan merupakan fasilitas di luar kemampuan dan kapabilitas guru. Hal ini
menyebabkan siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Piaget,
tahap kegiatan belajar berlangsung dalam 2 kegiatan inti. Kegiatan pertama adalah
sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan tujuan belajar, (2) Siswa aktif melakukan
diskusi, saling membantu, dan kerja sama untuk memahami narasi yang mengandung
masalah dan pemecahannya setelah diberikan gambar dan teksnya oleh guru, dan (3)
Siswa didorong bertanya kepada guru, apabila siswa tersebut tidak mendapatkan jawaban
yang tepat dari teman sejawat. Kegiatan kedua adalah sebagai berikut: (1) Siswa
ditugaskan menulis narasi yang mengandung masalah dan pemecahannya secara
individual berdasarkan topik dan gambar yang berbeda dari topik dan gambar yang
diberikan dalam kegiatan pertama dan (2) Siswa diberikan waktu secara singkat untuk
melakukan perbaikan.
Atas dasar itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan kedua
model pembelajaran tersebut dengan menerapkan model pembelajarn Piaget dalam
kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional dalam kelompok kontrol
dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) apakah model
pembelajaran Piaget dan model pembelajaran konvensional memberi keefektifan yang
berbeda terhadap prestasi belajar kmposisi naratif bahasa Bali, (2) apakah siswa yang
berusia 12 tahun memperoleh prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali yang
berbeda dibandingkan dengan siswa yang berusia 10 tahun, dan (3) apakah ada
interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat usia terhadap prestasi belajar
komposisi naratif bahasa Bali?
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis penelitian yang diuji
adalah sebagai berikut: (1) Terdapat perbedaan antara siswa yang diajar melalui model
pembelajaran Piaget dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar
komposisi naratif bahasa Bali, (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar komposisi naratif
bahasa Bali antara yang diperoleh siswa berusia 10 tahun dan yang 12 thun, (3)
Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat usia terhadap prestasi
belajar komposisi naratif bahasa Bali.
2. Metode Penelitian
2.1 Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD 1 Sangsit, Kecamatan Sawan. Jumlah siswa yang
dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 86 orang yang terdiri dari: (1) 20 orang di kelas
IV A sebagai kelompok kontrol, (2) 20 orang di kelas IV B sebagai kelompok
eksperimen, (3) 23 orang di kelas VI A sebagai kelompok eksperimen, dan (4) 23 orang
di kelas VI B sebagai kelompok kontrol.
2.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel bebas, yakni model
pembelajaran dengan 2 dimensi variabelnya, yakni model pembelajaran Piaget dan model
pembelajaran konvensional, 1 variabel moderator, yakni usia, dan 1 variabel tergantung,
yakni prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali.
2.3 Rancangan Penelitian
Sejalan dengan pengujian 3 hipotesis penelitian, maka rancangan eksperimen
faktorial (2 X 2) digunakan untuk menguji ketiga hipotesis tersebut sekaligus yang
ditunjukkan dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1: Rancangan Eksperimen Faktorial
P
P1 P2
U1 U1/P1 U1/P2
U
U2 U2/P2 U2/P2
Keterangan: P = perlakuan P1= model pembelajaran Piaget P2 = model pembelajaran
Konvensional U = usia U1 = siswa kelas IV yang berusia 10 tahun
U2 = siswa kelas VI yang berusia 12 tahun
2.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Hal-hal yang berkaitan dengan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: (1)
prates dan pascates, (2) uji coba instrumen, (3) validitas instrumen, dan (4) realibitas
instrumen. Data ini dikumpulkan melalui teknik tes. Tes yang digunakan adalah prates
dan pascates.
Berdasarkan proses pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian telah
diujicobakan pada 161 siswa kelompok Piaget dan 161 siswa kelompok konvensional di
empat SD. Sebelum perlakuan diberikan pada 86 siswa di SD 1 Sangsit tersebut, mereka
diberikan prates untuk mengetahui kemampuan awal mereka. Perlakuan diberikan dalam
7 kali pertemuan yang dilakukan oleh guru kelas setelah ia diberikan pelatihan tentang
cara-cara menerapkan model pembelajaran Piaget. Mereka diberikan 7 kali perlakuan dan
perlakuan-perlakuan tersebut dianggap sebagai latihan. Setiap perlakuan yang diberikan
didasarkan pada rancangan pembelajaran yang telah dibuat baik untuk kelompok Piaget
di kelas IV dan VI maupun kelompok konvensional di kelas IV dan VI. Hasil yang
diperoleh berupa skor diberikan oleh 3 interraters. Kemudian mereka diberikan pascates.
Hasil pascates juga berupa skor yang diberikan 3 penilai. Penskoran dilakukan
berdasarkan kriteria penilaian yang diberikan oleh McKeough dan Case (1986). Sebelum
pengujian hipotesis-hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan ANOVA dua
jalur, uji normalitas data terhadap skor pascates, dan uji homogenitas varians perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dan
varians populasi dalam penelitian ini sama atau tidak.
2.5 Teknik Analisis Data
Komposisi naratif yang telah dibuat siswa dianalisis dengan menggunakan
panduan penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.2: Panduan Penilaian
Nomor Uraian tidak ya apa mengapa Nilai
1 Apakah cerita itu memiliki masalah? x 0
2 Apakah cerita itu memiliki masalah? x x 1
3 Apakah masalah terpecahkan? x 1
4 Apakah masalah terpecahkan x x 2
5 Apakah ada kendala sebelum pemecahan masalah x 2
6 Apakah ada kendala sebelum pemecahan masalah x x 3
7 Apakah ada satu kendala yang lebih bermakna
daripada kendala-kendala yang lain? x x 3
8 Apakah ada satu kendala yang lebih bermakna
daripada kendala-kendala yang lain? x x 4
9 Apakah dunia sipencerita (misalnya pernyataan
psikologis) dikembangkan melalui cerita? x x 4
10 Apakah dunia sipencerita (misalnya pernyataan
psikologis) dikembangkan melalui cerita? x x 5
Didaptasi dari Mckeough & Case (1986)
Selanjutnya data yang diperoleh melalui panduan ini dianalisis dengan ANOVA dua jalur
(Ferguson, 1976). Uji ANOVA dua jalur tersebut dilakukan dengan bantuan komputer
(SPSS for Windows).
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil PenelitianBerdasarkan proses pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian perlu
diujicobakan dan uji coba instrumen itu dilakukan pada empat SD, yakni SD 4 Sangsit,
Sd 8 Sangsit, SD 1 Jagaraga, dan SD 3 Jagaraga yang melibatkan 161 kelompok Piaget
dan 161 kelompok konvensional. Ternyata hasilnya valid (memiliki bukti pendukung
validitas construct dan isi) dan reliable. Bukti pendukung validitas construct bersumber
dari tes yang digunakan yang berupa bentuk tugas atau kegiatan (tasks) yang diminta
oleh tes tersebut kepada mereka yang sedang mengerjakan tes itu. Bukti pendukung
validitas isi dapat dilihat dari cakupan aspek yang dinilai dalam komposisi naratif bahasa
Bali yang ditulis siswa cukup beragam yang meliputi penyampaian masalah, pemecahan
masalah, hambatan yang ditemukan dalam pemecahan masalah, dan pernyataan
psikologis. Reliabilitas tersebut didasarkan pada perhitungan statistik dengan bantuan
komputer yang hasilnya ternyata > 0,70.
Hasil uji normalitas data skor pascates untuk semua kelompok menunjukkan
bahwa skor berdistribusi normal. Hasil uji varians juga menunjukkan bahwa varians
populasi dalam penelitian ini mempunyai varians yang sama di antara anggota kelompok.
Pengujian hipotesis-hipotesis penelitian dengan menggunakan ANOVA dua jalur dengan
bantuan komputer dan ringkasan hasilnya terlihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Ringkasan Hasil ANOVA Dua JalurPrestasi Belajar Komposisi Naratif Bahasa Bali
Sumber Varians Jk db Rjk F Sig. Antar A 90,047 1 90,047 132,295 0,000 Antar B 0,40 1 0,40 0,59 0,808
Inter AB 0,53 1 0,53 0,79 0,780
Terjelaskan 90,140 3 30,047
Sisa 55,813 82 0,681
Total 145,953 85 1,717
Keterangan: Jk = jumlah kuadrat db = derajat kebebasan Rjk = rata-rata kuadratA = model pembelajaran B = usia
Isi tabel 1 mendukung keputusan statistik yang diambil dari analisis data prestasi
belajar komposisi naratif bahasa Bali yang konsisten mengenai keefektifan antar A
dengan kesimpulan sebelumnya. Model pembelajaran (antar A) menunjukkan bahwa
rasio F adalah signifikan dengan F 132,295 (p < 0,05), sedangkan antar B ditemukan
tidak signifikan dengan F 0,59 (p > 0,05). Rasio inter AB (F = 0,79) juga ditemukan tidak
signifikan. Dengan demikian , Ho pertama ditolak, sedangkan Ho kedua dan ketiga
diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah model pembelajaran Piaget berbeda
keefektifannya terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali jika dibandingkan
dengan model pembelajaran konvensional. Prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali
juga teruji tidak berbeda yang disebabkan oleh perbedaan usia. Kesimpulan lainnya
adalah tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat usia terhadap
prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali. Artinya, model pembelajaran Piaget lebih
efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar
komposisi naratif bahasa Bali pada siswa kelas IV dan VI.
3.2 Pembahasan
Model Pembelajaran Piaget versus Model Pembelajaran Konvensional
Dari hasil pengujian hipotesis-hipotesis penelitian, diperoleh bukti bahwa
perolehan belajar atau prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali siswa yang
mengikuti model pembelajaran Piaget berbeda secara signifikan dengan prestasi belajar
komposisi naratif bahasa Bali siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.
Hal ini berarti bahwa model pembelajaran Piaget lebih efektif dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali
pada siswa kelas IV dan VI. Temuan ini mendukung sepenuhnya temuan penelitian
Mckeough dan Case (1986) yang menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
menulis komposisi naratif dapat ditingkatkan melalui penerapan teori perkembangan
intelek Piaget. Temuan ini juga sebagian besar mendukung temuan Wittrock (1978) yang
menyimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan aspek kognitif yang
lebih tinggi cenderung reflektif, berpikir lebih lama sebelum menjawab pertanyaan
peneliti, mengabaikan hal-hal yang tidak relevan dan secara relatif mampu menjawab
pertanyaan dengan benar lebih banyak. Di samping itu, temuan ini juga mendukung
temuan Kamii dan De Vries dalam Joyce dan Weil (1996) yang menyimpulkan bahwa
program yang didasarkan pada teori perkembangan intelek Piaget dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis pada anak.
Menurut Hudojo (1990), Piaget mengatakan bahwa tahap-tahap berpikir itu
adalah pasti dan spontan, namun umur kronologis yang diberikan itu adalah fleksibel,
terutama selama masa transisi dari periode satu ke periode berikutnya. Umur kronologis
itu dapat saling tindih. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, ternyata usia
tidak memberi pengaruh terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali, yakni
prestasi belajar yang diperoleh siswa yang berusia 12 tahun ternyata tidak berbeda dari
yang diperoleh siswa yang berusia 10 tahun. Temuan ini cenderung mendukung pendapat
Piaget yang disampaikan oleh Hudojo (1990) tersebut.
Hasil pengujian hipotesis tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada interaksi
antara model pembelajaran dengan tingkat usia terhadap prestasi belajar komposisi
naratif bahasa Bali. Interaksi adalah kerja sama dua variabel bebas atau lebih dalam
mempengaruhi suatu variabel tergantung. Interaksi terjadi jika suatu variabel bebas
memiliki efek-efek yang berbeda terhadap suatu variabel tergantung pada berbagai
tingkat dari suatu variabel bebas lainnya. Dalam penelitian ini terungkap bahwa tidak ada
interaksi. Ini berarti bahwa model pembelajaran bekerja sendiri-sendiri dalam
mempengaruhi prestasi belajar.
4. Penutup
Bertitik tolak dari hasil analisis dan pembahasan di atas, kesimpulan-kesimpulan
yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut: (1) Model pembelajaran Piaget lebih efektif dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali pada
siswa kelas IV dan VI, (2) prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali siswa yang
berusia 12 tahun tidak berbeda dari prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali siswa
yang berusia 10 tahun, dan (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan
tingkat usia terhadap prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali. Dalam kasus ini,
model pembelajaran Piaget lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, maka disarankan hal-hal
sebagai berikut: (1) Kepada guru SD disarankan menerapkan model pembelajaran Piaget
sesuai dengan langkah-langkah yang dianjurkan sebagai salah satu model pembelajaran
alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar komposisi naratif bahasa Bali, (2) Kepada
guru SD disarankan agar mengorganisasi kembali buku teks komposisi naratif bahasa
Bali seperti yang terlihat dalam rancangan model pembelajaran Piaget, dan (3) Aspek
yang diteliti dalam penerapan model pembelajaran Piaget dalam kegiatan pembelajaran
komposisi naratif bahasa Bali di SD terbatas pada aspek kognitif, sedangkan aspek-aspek
lain seperti aspek sikap dan moral tidak dilibatkan. Menurut Piaget, aspek-aspek tersebut
juga berpengaruh terhadap perkembangan intelek siswa. Kenyataan ini diduga
berpengaruh untuk mengurangi sumbangan optimal model pembelajaran Piaget.
Walaupun hasil pengujian hipotesis telah menunjukkan bahwa model pembelajaran
Piaget secara signifikan lebih unggul dari model pembelajaran konvensional, prestasi
belajar mungkin akan lebih tinggi lagi, apabila aspek-aspek lainnya juga dilibatkan.
Dengan demikian disarankan agar model pembelajaran Piaget diuji lagi dengan
bentuknya yang lebih lengkap, sehingga potensi optimal model pembelajaran Piaget
dapat dijelaskan.
Daftar Pustaka
Ferguson, G.A. 1976. Statistical Analysis in Psychology and Education (4th ed).
Montreal: McGraw Hill Book Company.
Ginsburg, H., & Opper, S. 1969. Piaget’s Theory of Intellectual Development
Boston: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B., & Weil, M. 1972. Models of Teaching. Boston: Prentice-Hall, Inc.
Latief, M. A. 1996. Pengukuran Kemampuan Menulis (Tanggapan terhadap
Tulisan Ahmad Rofi’uddin pada Edisi Tahun 23, Nomor 1 Februari 1995).
Dalam Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya, 24 (1), 58-73.
Hudojo, H. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. IKIP Malang.
McKeough, A., & Case, R. 1986. A Neo-Piagetian Analysis of Narrative Composition
and Its Application to Instruction. Calgary: The University of Calgary Press.
McCrimmon, J. M. 1984. Writing with a Purpose (8th ed.). Boston: Houghton Mifflin
Company.
Putrayasa, I. B. 2001. Penerapan Model Inkuiri dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
(Studi Eksperimen dalam Pembelajaran Kalimat pada Siswa Kelas I SLTP
Negeri I Singaraja). Disertasi yang tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sulaeman, D. 1988. Teknologi/Metodologi Pengajaran. Jakarta: PPLPTK.
Sutama, M. 1997. Perkembangan Koherensi Tulisan Siswa Sekolah Dasar. Disertasi
yang tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Malang.
Wittrock, M. C. 1978. The Cognitive Movement in Instruction. Journal of
Educational Psychologist, 13 (2), 15-29.