perkembangan lampu neon

17
2013 Julita 22-2010-006 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Perencanaan dan Perancangan Produk Perkembangan Lampu Neon

Upload: julita-anggrek

Post on 29-May-2015

2.394 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Lampu Neon

2013

Julita 22-2010-006

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Perencanaan dan Perancangan

Produk

Perkembangan Lampu Neon

Page 2: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 2

PERKEMBANGAN GENERIK LAMPU NEON

A. Fase Perkembangan Generik

Perkembangan lampu neon hemat energi dimulai sejak munculnya lampu pijar

sebagai pengembangan produk penerangan bertenaga listrik pertama. Perkembangan ini

berkembang menghasilkan lampu neon jenis compact fluorescent. Berikut ini adalah

penjelasan fase perkembangan generik dari produk lampu neon hemat energi.

A.1 Perkembangan Lampu Pijar

Berikut ini adalah enam fase perkembangan munculnya lampu pijar sebagai

sarana penerangan.

0. Perencanaan

Pada mulanya manusia membutuhkan penerangan pada malam hari dengan cara

menggosok-gosokan batu hingga mengeluarkan api/cahaya, kemudian dari api

dikembangkan dengan membakar benda-benda yang mudah menyala hingga

membentuk sekumpulan cahaya, seterusnya sampai ditemukan bahan bakar minyak

dan gas yang digunakan untuk lampu obor, lampu minyak, dan lampu gas.

Penerangan yang dioperasikan kurang praktis ini menjadikan munculnya ide untuk

menciptakan lampu yang dapat bertahan dalam waktu lama dan praktis.

1. Pengembangan Konsep

1.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Sebelum adanya lampu pijar tahun 1879, manusia masih menggunakan

penerangan berupa lampu minyak, obor, atau gas. Hal ini tidaklah praktis dalam

penggunaanya bagi manusia. Manusia membutuhkan sarana penerangan yang:

a. Dapat menyala secara otomatis

b. Praktis penggunaannya

c. Dapat digunakan dalam waktu lama

1.2 Alternatif Konsep Produk

Para ilmuwan telah memulai merencanakan konsep lampu yang terus dilengkapi

satu sama lain.

a. Konsep Sir Humphry Davy (1802) yaitu arus listrik dapat memanaskan

seuntai logam tipis hingga menyala putih.

b. Konsep Warren De la Rue (1820) yaitu menempatkan sebuah kumparan

logam mulia platina di dalam sebuah tabung lalu mengalirkan arus listrik

melaluinya akan membentuk lampu.

c. Konsep Sir Joseph Swan (1860) yaitu arus listrik dialirkan ke kertas karbon

sebagai filamen di ruang vacuum.

d. Konsep Thomas Alva Edison (1870-an) yaitu merancang filamen elemen

platina sebagai media aliran listrik.

e. Konsep Thomas Alva Edison dengan penyempurnaan oleh John Ambrose

Fleming (1879) yaitu arus listrik yang dialirkan menggunakan filamen spiral

dari karbon dengan adanya penambahan sebuah flat (anoda).

Page 3: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 3

1.3 Seleksi Konsep

Dari sejumlah konsep di atas, diambilah konsep Sir Joseph Swan dan Thomas

Alva Edison dan Fleming dengan filamen karbon. Hal ini dikarenakan

penggunaan platina sebagai filamen tidak efisien. Platina mempunyai harga yang

sangat tinggi. Inilah yang menyebabkan percobaan platina dihentikan. Berikut

konsep lampu pijar secara garis besar.

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran

arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.

Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk

berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat

teroksidasi.

Lampu pertama konsep percobaan Joseph Wilson Swan

2. Perancangan Tingkatan Sistem

2.1 Arsitektur Produk

Berikut ini adalah arsitektur produk yang dibuat oleh Thomas Alva Edison dan

Fleming untuk menyempurnakan konsep Swan.

ruang hampa udara

Filamen kawat

karbon

Arus listrik Cahaya yang

menyala

Page 4: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 4

2.2 Uraian dan Tata Letak Bentuk Produk

Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca,

filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola

lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.

1. Bola lampu

2. Gas bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen)

3. Filamen wolfram

4. Kawat penghubung ke kaki tengah

5. Kawat penghubung ke ulir

6. Kawat penyangga

7. Kaca penyangga

8. Kontak listrik di ulir

9. Sekrup ulir

10. Isolator

11. Kontak listrik di kaki tengah

2.3 Spesifikasi secara fungsional

a. Bola lampu

Selubung gelas yang menutup rapat filamen suatu lampu pijar disebut dengan

bola lampu. Macam-macam bentuk bola lampu antara lain adalah bentuk bola,

bentuk jamur, bentuk lilin, dan bentuk lustre. Warna bola lampu antara lain

yaitu bening, warna susu atau buram, dan warna merah, hijau, biru, atau

kuning.

b. Gas pengisi

Pada awalnya bagian dalam bola lampu pijar dibuat hampa udara namun

belakangan diisi dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon, neon,

kripton, dan xenon atau gas yang bersifat tidak reaktif seperti nitrogen

sehingga filamen tidak teroksidasi. Konstruksi lampu halogen juga

menggunakan prinsip yang sama dengan lampu pijar biasa, perbedaannya

terletak pada gas halogen yang digunakan untuk mengisi bola lampu.

c. Kaki lampu

Dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu berulir dan kaki lampu bayonet yang

dapat dibedakan dengan kode huruf E (Edison) dan B (Bayonet), diikuti

dengan angka yang menunjukkan diameter kaki lampu dalam milimeter

seperti E27 dan E14.

3. Perancangan Detail

3.1 Spesifikasi komponen produk

Komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

Komponen Bahan Dimensi

Bola lampu Low sodium lead free

glass tube

Diameter luar 12,2 ± 0,2 mm

Ketebalan 1,0 ± 0,1 mm

Panjang 1000 mm ~ 1300 mm

Page 5: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 5

Kawat tembaga Dumet wire Diameter 0,45 mm

Panjang 62 mm

Filamen Triple coil

Tungsten 38um: 4.38 mg

Molybdenum 60um

Panjang 13.0 ± 0,5 mm

3.2 Peralatan produksi

Peralatan yang dibutuhkan adalah:

1. Mesin flare

2. Mesin stem

3. Mesin mounting

4. Mesin sealex

5. Mesin basing

3.3 Rencana Proses Produksi

Diagram proses produksi secara singkat adalah sebagai berikut.

a. Filamen diproduksi seperti pada gambar, dimana tungsten dicampur dengan

bahan pengikat dan ditarik melalui kawat. Kawat kemudian mengelilingi

sebuah logam yang disebut mandrel untuk membentuk lilitan, kemudian

dipanaskan dalam suatu proses yang dikenal dengan annealing. Proses ini

akan melembutkan kawat dan membuat struktur yang lebih seragam. Mandrel

ini kemudian dilarutkan dalam asam.

b. Filamen dilekatkan pada lead in wire. Kait lead in wire ini akan menekan di

ujung filamen.

Page 6: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 6

c. Bola lampu diproduksi dengan mesin sealing dengan proses manufaktur

otomatis dengan kecepatan 50.000 lampu perjam. Setelah itu, filamen dirakit

ke bohlam, udara dievakuasi dan dimasukkan gas argon/nitrogen dengan

pompa masuk. Kemudian bola lampu ditutupi dengan silika agar silau untuk

menghilangkan silau dari filamen. Lambang perusahaan kemudian dicetak.

d. Dasar bohlam dibuat dengan cetakan sedemikian sehingga membentuk seperti

sekrup yang nantinya mudah masuk ke soket lampu.

e. Setelah dasar lampu dibuat, filamen dipasang ke batang perakitan (stem)

engan ujung-ujungnya dijepit dengan dua lead in wire. Selanjutnya, dasar

bohlam ditutup dan dilakukan pengujian

Page 7: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 7

4. Pengujian dan Perbaikan Prototype lampu pertama yang dibuat oleh Swan adalah dengan menggunakan karbon

pensil yang kemudian dikembangkan oleh Edison seperti pada gambar disebelah

kanannya.

Prototipe betha pun dikembangkan dengan perubahan pada jenis filamen yaitu

tungsten, dan filamen dibuat spiral, serta bentuk bola lampu yang juga dibuat lebih

praktis pemakaiannya.

Dari pengujian prototipe tersebut, diperoleh keandalan dan kinerja dari lampu pijar ini

yaitu:

Mempunyai nilai ”color rendering index” 100% yang cahayanya tidak merubah

warna asli obyek;

Mempunyai bentuk fisik lampu yang sederhana, macam-macam bentuknya yang

menarik, praktis pemasangannya;

Harganya relatif lebih murah serta mudah didapat di toko-toko;

Instalasi murah, tidak perlu perlengkapan tambahan;

Lampu dapat langsung menyala;

Terang-redupnya dapat diatur denga dimmer;

Cahayanya dapat difokuskan.

Page 8: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 8

5. Produksi awal

Produksi awal lampu pijar dimulai oleh Thomas Alva Edison di Menlo Park, New

Jersey sejak tahun 1890 mulai diperjualkan. Perkembangan model prototipe ini terus

dikembangan dan disempurnakan hingga terbentuk lampu-lampu pijar yang saat ini

banyak diperjualbelikan di seluruh dunia.

A.2 Perkembangan Lampu Neon Compact Fluorescent

Berikut ini enam fase perkembangan lampu neon compact fluorescent atau lampu

hemat energi yang merupakan perkembangan lampu pijar disamping lampu neon biasa.

0. Perencanaan

Lampu pijar yang sudah ada sejak tahun 1879 ternyata memiliki beberapa kekurangan

yaitu:

a. Mempunyai efisiensi rendah, karena energi yang dihasilkan untuk cahaya hanya

10% dan sisanya memancar sebagai panas (400oC);

b. Mempunyai efikasi rendah yaitu sekitar 12 lumen/watt;

c. Umur lampu pijar relatif pendek dibandingkan lampu jenis lainnya (sekitar 1.000

jam);

d. Sensitif terhadap tegangan;

e. Silau

Untuk itulah, dimulailah pemikiran untuk membentuk lampu yang dapat mengatasi

kekurangan tersebut yaitu lampu neon.

1. Pengembangan Konsep

1.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Berdasarkan kekurangan dari lampu pijar di atas, maka munculah pemikiran

untuk menciptakan lampu yang lebih efisien, tidak silau, dan umur yang panjang

Page 9: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 9

sehingga memberikan kenyamanan bagi konsumen. Untuk itulah dikembangkan

lampu neon fluorescent.

1.2 Alternatif Konsep Produk

Tahun 1902, Georges Claude, seorang insinyur dan ahli kimia Prancis berusaha

mengembangkan aliran listrik ke dalam tabung gas neon. Lampu neon merupakan

lampu listrik yang terdiri dari tabung kaca, dilapisi di dalam dengan zat

fluorescent. Lampu neon menghasilkan 3,5 kali lebih terang per watt, memiliki

waktu hidup lebih lama dan biaya pembuatan yang lebih rendah dari lampu pijar.

Lampu neon terdiri dari sebuah tabung kaca panjang yang menyegel komponen

bagian dalam dari atmosfer. Komponen-komponen dalam meliputi dua elektroda

yang memancarkan aliran elektron, uap merkuri, yang merupakan sumber radiasi

ultraviolet, gas argon, yang membantu dalam memulai lampu dengan kompak

lampu hemat energi neon yang mengandung ballast.

2. Perancangan Tingkat Sistem

2.2 Arsitektur Produk

2.3 Uraian Produk dan Spesifikasinya

Lampu fluorescent adalah lampu dengan yang prinsip kerjanya dalam

mengubah energi listrik menjadi energi cahaya berdasarkan pada berpendarnya

radiasi ultra violet pada permukaan yang dilapisi dengan serbuk fluorescent

misalnya jenis phospor. Radiasi ultra violet akan terjadi bilamana elektron–

elektron bebas hasil dari emisi elektron pada elektroda bertumbukan dengan

atom–atom gas yang terdapat dalam tabung pelepas muatan.

Page 10: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 10

Agar elektroda–elektroda dapat memancarkan elektron, maka perlu bagi

elektroda untuk mendapatkan mekanisme pembantu proses tersebut. Pada lampu

fluorescent biasa, maka proses emisi elektron ini dilakukan dengan proses

pemanasan elektroda–elektroda terlebih dahulu, proses ini dilakukan oleh alat

yang kita kenal dengan nama starter (penganjak). Untuk dapat menyala maka

lampu tabung fluorescent memerlukan tegangan yang cukup tinggi yaitu kurang

lebih 400 Volt, jadi tegangan ini jauh lebih tinggi dari tegangan jala–jala yang

tersedia, oleh karena itu fungsi starter selain membantu memanaskan elektroda,

juga berfungsi sebagai alat untuk menciptakan tegangan penyalaan bagi lampu.

Jika penyalaan telah selesai dilakukan, arus listrik akan mengalir melalui

tabung lampu fluorescent, dan karena tegangan pada starter lebih besar sehingga

bimetal pada starter akan terbuka. Oleh karena lampu fluorescent memiliki

karakteristik arus - tegangan negatif, artinya tegangan pada lampu akan turun bila

arus naik dan sebaliknya tegangan pada lampu akan naik bila arus turun, maka

setelah proses penyalaan berlangsung, arus yang lewat pada tabung akan naik

sampai tegangan kerja pada lampu tercapai. Tegangan ini jauh lebih rendah dari

tegangan jala–jala.

Untuk memelihara tegangan kerja inilah maka pada lampu jenis

fluorescent digunakan alat bernama ballast. Fungsi utama dari ballast adalah

membatasi besar arus dan mengoperasikan lampu pada karakteristik listrik yang

sesuai.

Seperti yang telah dijelaskan didepan, lampu fluorescent banyak

digunakan oleh masyarakat karena apabila dibandingkan dengan lampu jenis

pijar, maka lampu jenis fluorescent tampak mempunyai efisiensi yang lebih tinggi

yaitu dengan besar daya yang sama, diperoleh kuat penerangan yang lebih besar,

selain itu pada lampu jenis pijar, banyak energi listrik yang diubah menjadi energi

panas saja.

Walaupun lampu jenis fluorescent mempunyai efisiensi lebih tinggi dari

pada lampu jenis pijar, tetapi lampu ini masih mempunyai kerugian – kerugian

yang cukup berarti yaitu :

Harga lebih mahal, hal ini tidak terlalu menjadi masalah, sebab masih

terjangkau oleh masyarakat kalangan tertentu. Memerlukan ballast, dengan

adanya ballast ini akan menimbulkan kerugian daya pada ballast sendiri, yang

kerugian cukup besar, dan juga rendahnya harga faktor kerja ( Cos φ ) karena

pada lampu jenis fluorescent yang konvensional digunakan ballast jenis induktor (

kumparan ).

Karena semakin mahalnya energi listrik, maka dimulailah beberapa cara

untuk menghemat energi listrik, sehingga semakin banyak misalnya digunakan

lampu – lampu jenis tabung fluorescent karena dianggap lebih efisien dalam

mengubah energi listrik menjadi energi cahaya, tetapi kendala timbul setelah

Page 11: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 11

digunakan dalam jumlah yang banyak dan beban

yang cukup besar mengakibatkan menurunya

faktor daya sumber yang berakibat tidak

tercapainya jumlah beban dan jumlah daya

tersedia dari sumber, akibatnya penggunaan

lampu jenis ini akan menurunkan jumlah daya

yang tersedia dari sumber, juga kesulitan lain

berupa sulit menyala dengan normal pada saat

terjadi beban puncak dan menurunya tegangan

sumber.

Untuk mengatasi hal ini maka

penggunaan lampu jenis fluorescent yang tetap

dapat dioperasikan seimbang antara jumlah

beban (jumlah lampu) dengan jumlah daya yang

tersedia dari sumber. Dengan kata lain kita

berusaha agar daerah atau rentangan beban

(lampu TL) yang masuk pada sistem mempunyai

faktor daya lebih tinggi mendekati faktor daya

dari sumber agar tercapai efisiensi penggunaan

daya listrik, sehingga akan sama atau mendekati

sama antara daya nominal beban dengan daya nominal sumber.

3. Perancangan Detail

3.1 Spesifikasi komponen produk

Komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

Komponen Bahan Dimensi

Bola lampu Low sodium lead free

glass tube

Diameter luar 12,2 ± 0,2 mm

Ketebalan 1,0 ± 0,1 mm

Panjang 1000 mm ~ 1300 mm

Exhaust tube Lead glass (21% lead

contained at least)

Diameter luar 4,1 ± 0,15 mm

Ketebalan 0,45 ± 0,1 mm

Panjang 75 ± 0,7 mm

Lead in wire Demmet wire Cr6 Diameter 0,45 mm

Panjang 62 mm

Filament Triple coil: tungsten

38um: 4,38 mg, dan

molybdenum 60um

Panjang 13 ± 0,5 mm

Fosfor, Emittor

Page 12: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 12

(oxide)/carbonate

suspension

Cane glass for

beads mount

Lead glass Diameter luar 2 ~ 2,5 mm

Panjang 1000 mm

Amalgam Merkuri, argon

Base cement

3.2 Peralatan Produksi

Mesin yang dibutuhkan terdiri dari:

Top Fusion Machine

Washing & Coating Machine

Baking Machine

End Sealing Machine

Stem Machine

Mounting Machine

Sealing Machine

Fusion Machine

Exhaust Machine

Aging Machine

Flare Machine

Warna perlengkapan yang dibutuhkan:

List Color

Equipment original color

safety cover

gas piping yellow

air piping

high pressure air white

low pressure air white

clean air white

oxygen black

argon gas gray

nitrogen gas green

water light blue

heating heat-proof silver

control box (outer) light blue

control box (inner) yellow-gray

operation box and middle box light blue

cable slot standard

commercial parts standard

Page 13: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 13

3.3 Rencana Proses Produksi

Produksi lampu fluorescent yang dilakukan dalam empat tahap. Sebagian besar

pekerjaan dilakukan dengan mesin otomatis, sehingga hanya sedikit pekerja yang

dibutuhkan. Keempat tahapan produksi adalah:

1) Pembuatan mount

Tiga mesin yang digunakan untuk membuat mount. Mesin ini dapat digunakan

untuk membuat batang untuk berbagai jenis lampu:

a) Pembuatan flare

Flare batangan (tube) dimasukkan ke dalam mesin flare yang memiliki 12

head, dengan putaran head sekitar 1550 rpm. Batangan head turun sesuai

panjang yang diinginkan, kemudian ujung paling bawah dipanasi sebanyak

empat tahap (sekitar 700oC. Pada pemanasan tersebut ditambah serbuk

belerang untuk menurunkan titik lebur coating dan mempermudah

pembentukan ramer. Flare yang ujungnya telah dipanaskan kemudian

dilewatkan pada alat yang berputar sehingga ujungnya melebar membentuk

ramer (bibir flare). Kemudian dilakukan pendinginan dengan blower sebanyak

dua kali. Setelah itu dilakukan proses penggoresan memakai cuiter dan

dilanjutkan pemotongan dengan menggunakan panas api. Setelah

pemotongan, flare yang sudah jadi turun ke dalam cawan annealing (sekitar

400oC untuk mengembalikan tekstur, menghaluskan permukaan pemotongan,

menyamakan suhu dan seluruh bagian flare dan menghilangkan tegangan

permukaan. Hasil proses ini disebut flare.

b) Proses stem

Proses stem merupakan proses penggabungan antara flare, exhaust tube, dan

lead in wire. Proses ini diawali dengan masuknya flare pada chuck head,

kemudian diberi dua buah lead in wire yang diletakkan di dalam flare, dan

selanjutnya ditengah-tengah flare diberi exhaust tube yang sebelumnya telah

dipotong-potong sesuai dengan panjang yang diinginkan. Proses selanjutnya

adalah proses pengapian dengan 10 head pengapian (sekitar 900oC). Exhaust

tube bagian atas dibakar untuk menghaluskan permukaan potong. Pada

puncak pemanasan terdapat stem proses yang berfungsi mengapit lead in wire

dan menggabungkan flare dan exhaust tube. Selanjutnya dilakukan proses

penutupan proses dari atas yang berfungsi untuk membuat lubang pada

Page 14: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 14

exhaust tube (blow hole) dan setelah itu dilakukan proses pendinginan yang

berfungsi untuk mengembalikan kekerasan setelah pelumeran. Akhir dari

proses stem ini adalah proses annealing yang menggunakan oven (200oC)

dengan tujuan menyamakan suhu dan membuat bahan lebih bersifat homogen

dan kuat sebab jika mendinginkan langsung dapat menimbulkan retak atau

pecah pada stem.

c) Proses Mounting

Proses ini diawali dengan memasukkan stem ke dalam head berupa konveyor

yang menuju ke head mounting. Proses selanjutnya adalah pelurusan lead in

wire ke samping dan penekukan ujung lead in wire sebagai tempat penjepit

filament. Setelah filament dipasang pada kaitan tersebut dan kemudian kaitan

tersebut ditutup. Proses pengapian dilakukan untuk membentuk ujung exhaust

tube menjadi pipih. Ketika ujung exhaust tube masih dalam keadaan lunak

ditancapkan 4 buah molydenum wire sebagai penyangga filament kemudian

filament dikaitkan pada keempat penyangga tersebut. Akhir dari proses

mounting ini adalah proses perapatan lead in wire seperti posisi semula.

Kemudian produk yang ada diberi getter yang berfungsi mengikat gas-gas lain

dalam lampu dan membuat bola lampu menjadi vaccum sehingga tidak ada

gas-gas lain di dalam lampu seperti O2. Proses getter dilakukan dengan

mencelupkan hasil mounting pada larutan getter selama beberapa detik dan

setelah itu hasil mounting diletakkan dalam konveyor hasil akhir sambil

menunggu keringnya getter sehingga melekat pada lampu. Getter yang

digunakan adalah phospor red dan barium acid. Phospor red digunakan pada

lampu dnegan cara pencelupan oleh filamen pada saat diproses di mesin

automounting yang berfungsi membuat lampu menjadi vaccum (bekerja pada

saat penyalaan awal atau flashing), sedangkan barium acid bekerja

menmvacuumkan lampu yang dioleskan di exhaust tube setelah prosduk

melewati mesin automounting. Barium acid ini bekerja sering berhubungan

dengan umur lampu. Pada lampu yang baik atau siap pakai maka getter ini

berwarna hitam dan jika ada kebocoran ada berwarna putih.

2) Kaca Tabung

a) Proses washing and coating. Persiapan Tabung kaca dari panjang yang sesuai

ditempatkan di cuci dan mesin coating. Mesin ini menggunakan air panas dan

udara panas untuk mencuci dan mengeringkan tabung kaca sebelum dinding

bagian dalam tabung yang dilapisi dengan bubuk fluorescent.

b) Proses baking. Setelah dilapisi dengan bubuk neon tabung secara otomatis

ditempatkan ke rol konveyor yang mengangkut mereka melalui oven dan

melalui ruang pendingin. Sebagai tabung melewati oven, lapisan neon

dipanggang ke tabung.

c) Ketika mereka melewati ruang pendingin, dua mesin pembersih akhir

otomatis menyikat lapisan neon dari ujung tabung. Conveyor kemudian

mengangkut tabung ke mesin penyegel untuk perakitan akhir.

Page 15: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 15

3) Pembuatan base cement

Bagian yang diperlukan dari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat

senyawa penyegel dicampur dalam mesin semen-pencampuran. Senyawa

penyegelan ini kemudian dibagikan ke dasar dari lampu dengan mesin pengisian

otomatis. Dasar-dasar tersebut kemudian diteruskan ke mesin mendasarkan untuk

perakitan akhir.

4) Perakitan akhir

a) Tahap sintering, pada proses ini, tube-tube diberi cairan putih (mount) agar

lampu dapat menyala lebih terang.

b) Tahap pumping, dimana tube diberi argon atau mercuri agar nyala lampu

dapat lebih merata dan nyalanya tidak berat disatu sisi saja.

c) Tahap basing, dimana tube diberi komponen elektronik oleh bagian

assembling, dan diberi pengait.

d) Tahap aging, dimana lampu yang sudah jadi diuji coba, lampu yang nyala

akan ke tahap berikutnya sedangkan lampu yang tidak menyala harus

dilakukan pengulangan dari pertama.

e) Tahap pengepakan dan pengiriman.

4. Pengujian dan Perbaikan

Sebagian besar literatur menyebutkan, prototype lampu neon ciptaan Georges

Claude, memiliki sebuah tabung kaca tertutup yang mengandung sangat sedikit udara,

sedikit air raksa, bubuk putih fosfor, dan dua elektroda (katoda dan anoda) pada

setiap ujung tabung. Selain itu terdapat transformer yang mengatur aliran listrik ke

tabung. Begitu saklar dihidupkan transformer mengaliri listrik ke dalam tabung.

Aliran listrik tersebut meloncat (arc) dari katoda ke anoda sehingga menguapkan air

raksa menjadi ion. Gas air raksa mengeluarkan sinar ultraviolet yang tidak tampak

yang membentur bubuk putih fosfor sehingga menghasilkan cahaya yang memancar.

Namun penemuan lampu neon belum sempurna. Sinar tabung-tabung merah

itu tak seperti sumber cahaya lainnya yang berguna untuk keperluan umum sehari-

hari, seperti menerangi rumah atau jalan tangga, akibatnya lampu neon menjadi

lembap. Pada waktu itu, para ilmuwan dan saintis menyebutkan, kelemahan lampu

neon pada waktu itu diakibatkan neon tak bisa di kompilasikan dengan elemen lain

pada tabung lainnya, artinya gas baru tak membutuhkan katup gas.

Meski demikian, Claude tidak menyerah dan berusaha untuk

menyempurnakan temuannya ini. Setelah melakukan penelitian, lampu neon yang

memancarkan warna merah ini menarik perhatian dan kemampuannya bertahan di

tengah siraman hujan dan kabut. Alhasil, temuan yang spektakuler ini cukup efektif

digunakan untuk iklan dan reklame. Hasil temuannya ini, ia publikasikan di Paris

Page 16: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 16

pada 1910. Atas bantuan kawannya, ia

memperkenalkan lampu buatannya itu ke

Amerika. Agar temuannya tidak ditiru orang.

Claude mematenkan lampu neon di Amerika

Serikat. Semenjak itu ia mulai dikenal sebagai

seorang jenius yang berhasil menemukan lampu

neon yang merupakan pelopor lampu pijar

untuk keperluan periklanan

Pada 1915, untuk pertama kalinya

lampu neon dijual kepada khalayak umum.

Seorang Pengusaha Earle C. Anthony, membeli

lampu neon seharga U$ 24 ribu. Lampu itu, ia

gunakan untuk menerangi papan reklame

perusahaan penjualan mobil miliknya di Los

Angeles. Pertama kali lampu neon Claude

hanya berwarna biru dan merah. Bisa dikatakan

sejak saat itu hingga kini lampu bikinan Claude

kerap dipakai untuk menerangi papan reklame seperti kasino, hotel, swalayan,

maupun lampu lalu lintas dan keperluan lainnya.

Claude lalu mengembangkan teknologi neon buatannya itu. Ia menemukan

elektroda-elektroda nonreaktif yang cukup untuk menangani gempuran ion tanpa

membuatnya panas. Temuan itu membuka pemikiran bagi perawatan tabung-tabung

neon sehingga menjadi awet digunakan.

5. Produksi awal

Produksi lampu neon semakin berkembang karena keuntungan-keuntungan

dibandingkan dengan lampu pijar. Produksi awal lampu neon ini dimulai di Amerika

tahun 1915 yang akhirnya terus disempurnakan sehingga warna lampu menjadi putih

dan banyak digunakan hingga saat ini.

Page 17: Perkembangan Lampu Neon

Perkembangan Generik Lampu Neon 17

B. Jenis Proses Pengembangan Produk Proses pengembangan produk lampu neon dapat digolongkan sebagai jenis

market pull hal ini dikarenakan pengembangan produk dimulai dengan adanya peluang

peluang pasar dan kemudian mendapatkan teknologi yang sesuai untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan. Jadi dalam hal ini, karena kebutuhan akan lampu dengan kriteria-

kriteria tertentu menjadikan para ilmuwan/tim pengembang melakukan perkembangan

terhadap lampu pijar dan darisitu untuk segi efisiensi pabrik, ditemukan dan

dikembangkan teknologi otomasi untuk membuat lampu tersebut.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lampu neon dikembangkan untuk

menangani keluhan pelanggan diantaranya:

a. Mempunyai efisiensi rendah, karena energi yang dihasilkan untuk cahaya hanya 10%

dan sisanya memancar sebagai panas (400oC);

b. Mempunyai efikasi rendah yaitu sekitar 12 lumen/watt;

c. Umur lampu pijar relatif pendek dibandingkan lampu jenis lainnya (sekitar 1.000

jam);

d. Sensitif terhadap tegangan;

e. Silau

Hal inilah yang menjadikan muncul berbagai teknologi untuk mengatasi kebutuhan ini

sehingga diproduksilah lampu neon.

REFERENSI

http://forum.viva.co.id/aneh-dan-lucu/196071-ini-dia-lampu-bohlam-pertama-di-

dunia.html

http://imroee.blogspot.com/2011/01/thomas-alva-edison-penemu-bola-lampu.html

http://labsky2012b.blogspot.com/2012/09/lampu-pijar-lampu-pijar-sumber-cahaya.html

http://pandri-16.blogspot.com/2011/02/sejarah-pertama-lampu-pijar-dan-penemu.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_pijar

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=12&submit=next&

qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F2005%2Fji

unkpe-ns-s1-2005-31401148-2854-matsushita-chapter4.pdf

http://tebuz.blogspot.com/

http://itsallaboutbusiness.com/Manufacturing.htm

http://panasonic.co.jp/es/environment/report/pdfs/asia05.pdf

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=18&submit.y=14&submit=next&

qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2009%2Fjiu

nkpe-ns-s1-2009-25405008-12352-philips-chapter4.pdf

http://www.youtube.com/watch?v=mKDjW2FWSsE

http://www.youtube.com/watch?v=dZLIeY51HL8

http://www.youtube.com/watch?v=YwsDvINxA84