perkembangan komoditas pertambangan di indonesia
DESCRIPTION
ojuoTRANSCRIPT
Perkembangan komoditas pertambangan di indonesiaKajian tentang perkembangan terdapat di Indonesia. Diperkirakan hanya 30% atau 30 Macam mineral utama terdapat di Indonesia. Mineral tersebut adalah emas, perak, tembaga, nikel, timah putih, timah hitam, alumunium, besi, mangan, chromit, minyak bumi, gas bumi, batubara, yodium, berbagai garam, berbagai mineral industri (asbes, bentonit, zeolit, belerang, fosfat, batu gamping dll), batu mulia, termasuk intan, dan bahan bangunan. Mineral langka masih belum diketahui di Indonesia, demikian juga uranium, hingga saat ini belum tersedia data yang rinci mengenainya.Beberapa mineral telah menjadi andalan sektor pertambangan di Indonesia. Produksi dan cadangannya juga cukup besar. Timah, misalnya, memproduksi sekitar 15% produksi dunia, sementara cadangannya lebih kurang 8% cadangan dunia. Cadangan nikel mencapai 15% cadangan dunia, tetapi produksinya baru mencapai 10% produksi dunia.Agar bisa memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap perekonomian negara, Pemerintah sebagai pelaksana dari peraturan perundangan sudah seharusnya segera membenahi sektor tambang. Kebijakan dan langkah yang ditempuh harus didasari pemahaman tentang karakteristik dan potensi sumberdaya mineral sekaligus pertimbangan dampaknya bagi manusia dan lingkungannya. Setidaknya terdapat 9 macam mineral Indonesia yang menjadi andalan yaitu timah, nickel, tembaga, bauksit, emas, perak, batubara, minyak dan gasbumi.Dari waktu ke waktu peranannya dalam ekonomi nasional berubah-ubah sesuai dengan perkembangan harga komoditi.TimahPada waktu yang lampau kontribusi timah bagi perekonomian nasional sangat besar. Namun akhir-akhir ini makin menurun oleh karena harga yang makin rendah. Penurunan harga timah sangat dipengaruhi oleh jumlah persediaan yang ada di pasaran (over supply). Upaya untuk memperbaiki harga timah terus-menerus dilakukan. Pada triwulan pertama tahun 2003 misalnya, telah terlihat tanda-tanda kenaikan harga timah.Pada masa lampau harga timah dapat dikendalikan oleh Asosiasi Penghasil Timah (Association of Tin Producing Countries, ATPC), namun asosiasi ini tidak berfungsi lagi oleh karena banyak sekali timah yang berasal dari pertambangan liar yang marak di banyak negara penghasil timah.Sebelumnya, sebuah lembaga bernama Dewan Timah Internasional yang berkedudukan di London, telah pula berhasil mengendalikan harga timah, malahan membiayai pula riset di bidang pertimahan.Pengendalian harga timah terutama berkaitan dengan pelepasanstocktimah yang dikuasai Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, yang sangat mempengaruhi harga pasar. Menurut pandangan mereka, perang masa depan akan berubah sifatnya, maka oleh karena itustocktimah yang selama ini disimpannya dilepas ke pasaran. Akibatnya harga timah jatuh. Lembaga ini akhirnya juga tidak berfungsi, salah satu sebabnya adalah karena mahalnya biaya untuk menjalankan kegiatan Dewan tersebut. Sekarang harga timah lebih memprihatinkan. Malahan biaya produksi hampir-hampir tidak tertutup oleh pendapatan dari penjualan. Malaysia sudah lama menutup kegiatan tambangnya karena biaya produksinya yang mahal.Di samping faktor-faktor yang dikemukakan di atas, banyak pula faktor lainnya. Penyebab utama yang paling menonjol adalah bahwa industri timah dianggap dewasa ini sebagai industri yang menuju petang hari (twilight industry). Proses ini hanya bisa dihindari bilamana ditemukan terobosan penggunaan timah. Sebagaimana diketahui, penggunaan timah mengalami kejayaannya ketika industri baja sedang berkembang. Demikian juga halnya ketika peperangan banyak menggunakan timah untuk membuat peluru.Penggunaan timah lainnya adalah untuk bahan konduktor pada alat elektronik, berbagai pembungkus dan kemasan, kerajinan (pewter) dan campuran untuk pembuatan berbagai logam (alloy). Peperangan modern sudah tidak menggunakan banyak timah, sedangkan peralatan elektronik makin kecil ukurannya dan menggunakanchipyang tidak terlalu banyak memerlukan timah. Sementara itu industri makanan tidak mau lagi menggunakan kemasan timah karena unsur racun yang dikandung timah hitam (Pb) yang selalu melekat pada timah. Sampai sekarang upaya memisahkanPbdari timah (Sn) belum sepenuhnya berhasil. Pasta gigi misalkan, tidak lagi menggunakan timah sebagaimana pada masa lampau dan diganti dengan bahan plastik. Demikian juga minuman dalam kaleng, sekarang berpindah ke aluminium. Pabrik lembaran timah (tin plate) yang sudah didirikan di Indonesia terpaksa menghentikan kegiatannya.Produksi bijih timah Indonesia mencapai 40 sampai 50 ribu ton setiap tahun yang diekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Negara yang disebut terakhir ini menyerap 40% dari seluruh ekspor timah Indonesia. Jumlah cadangan timah Indonesia diperkirakan 865 ribu ton atau cukup untuk 20 sampai 25 tahun yang akan datang. Sementara itu masih terdapat potensi lainnya yang jumlahnya lebih kurang 300 sampai 400 ribu ton. Dengan eksplorasi lanjutan, potensi ini diperkirakan masih akan terus meningkat.TembagaTembaga memegang peranan yang penting baik sekarang, maupun di masa yang akan datang. Penggunaan tembaga sebagai konduktor elektronik dalam bentuk kabel-kabel masih terus berkembang. Karena itu pertambangan tembaga di Indonesia seperti di Grasberg, Irian Jaya, Batuhijau di Sumbawa dan pertambangan lainnya di Sulawesi Utara masih terus dikembangkan. Cadangan yang sudah diketahui mencapai 18 juta ton, sedangkan produksi mencapai 1,5 sampai 1,6 juta ton, sehingga persediaannya cukup untuk 11 sampai 12 tahun. Sementara itu cadangan potensial lainnya yang belum diselidiki dengan rinci mencapai 12 juta ton, sehingga seluruh sumberdaya mencapai 30 juta ton.NickelCadangan nickel jumlahnya sangat besar yaitu mencapai 600 sampai 650 juta ton dalam bentuk bijih, diantaranya sejumlah 300 sampai 400 juta ton sudah diketahui dengan pasti. Produksi bijih nickel adalah sekitar 2,5 juta ton per tahun sehingga persediaan nickel masih cukup untuk 250 tahun lebih. Hampir seluruh produksi nickel Indonesia diekspor ke Jepang. Sebahagian kecil yaitu lebih kurang 1/6 nya, diolah di dalam negeri dan diekspor dalam bentukferronickeldannickel matteberupa bahan baku setengah jadi. Produk ini juga hampir seluruhnya diekspor ke Jepang.Nickel mempunyai prospek yang bagus oleh karena mineral ini sangat berguna dalam memuliakan berbagai logam seperti logam menjadi logam yang antikarat, tahan panas dan tahan kecepatan tinggi. Nickel juga dipakai untuk pelapis peralatan. Alat-alat rumah tangga hampir seluruhnya memanfaatkan nickel untuk keindahan dan juga anti karat. Harga nickel relatif stabil, walaupun pernah mengalami anjlok akibat pelepasan persediaan nickel dari Rusia ketika negara itu pecah. Beberapa tahun sebelumnya,boomingindustri telah mendorong harga nickel pada tingkat yang sangat tinggi. Potensi nickel Indonesia termasuk dalam sekala nickel dunia.BatubaraMineral andalan yang semakin hari semakin penting adalah batubara. Dahulu batubara pernah mengalami zaman keemasan ketikaJames Wattmenemukan mesin uap yang menggunakan batubara. Pada awal revolusi industri, batubara merupakan mineral yang sangat diperlukan sebagai bahan bakar industri dan juga sebagai bahan baku pembuatanalloydan baja. Batubara kemudian dilupakan oleh karena terdesak oleh minyakbumi yang lebih mudah penanganannya, baik dari sudut pemakaian, pengangkutan maupun kebersihan. Sementara itu minyakbumi juga unggul untuk transportasi individual, seperti mobil, motor dan lain-lain yang tidak mungkin dilakukan oleh bahan bakar batubara. Malahan angkutan masal seperti kereta api pun berpindah ke bahan bakar minyakbumi.Namun ketika minyakbumi dianggap penting untuk keperluan alat politik, maka harga minyakbumi menjadi sangat tidak stabil dan terkadang bisa sangat mahal. Sebaliknya batubara yang jumlahnya sangat banyak dan penyebarannya cukup luas, harganya relatif murah. Dengan penyebaran yang luas, maka ketergantungan kepada satu pihak bisa dikurangi.Harga batubara juga relatif murah dibandingkan dengan minyakbumi. Untuk jumlah kalori yang sama, batubara lebih murah sekitar 8 kali dibandingkan dengan minyakbumi. Sebagai contoh 1 ton batubara berkualitas menengah untuk pembangkit listrik, setara dengan lebih kurang 8 barrel minyakbumi, sedangkan dalam keadaan normal harga 1 ton batubara lebih kurang sama dengan 1 barrel minyakbumi. Oleh karena itu industri batubara kemudian berkembang dengan pesat. Dalam 15 tahun terakhir produksi batubara Indonesia telah meningkat dari hanya beberapa puluh ribu ton saja menjadi antara 73 sampai 85 juta ton dan ini menempatkan Indonesia menjadi pengekspor batubara no. 3 terbesar di dunia.Dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik yang secara konsisten meningkat 11-12% dan pada kenyataannya dapat mencapai 17%, maka kebutuhan batubara akan meningkat pula dengan tajam. Pada tahun 2003 produksi batubara Indonesia akan mencapai lebih kurang 109 sampai 110 juta ton yang sebahagian akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.Minyak dan gasbumiMinyak dan gasbumi tidak diragukan lagi merupakan mineral yang amat penting dalam perekonomian dunia maupun perekonomian nasional Indonesia. Pada masa yang lalu migas telah menyumbangakan sebanyak 74% kepada total APBN. Persediaan migas Indonesia masih cukup untuk 15 tahun yang akan datang. Perlu pula dicatat bahwa persediaan ini akan selalu bertambah jika diadakan eksplorasi baru, atau ditemukannya inovasi teknologi. Minyakbumi yang ada di dalam sumur sejauh ini baru mampu diangkat sekitar 20 sampai 40%. Karena itu dengan peningkatan teknologi, maka cadangan yang masih tersimpan di dalam bumi akan pula dapat dimanfaatkan, sehingga persediaan untuk 15 tahun diharapkan akan selalu bertahan.Selain itu, minyak bumi pun dapat diproduksi dari batubara melalui prosesliquefaction.Walaupun teknologinya sudah dikuasai, namun masih terlalu mahal untuk memproduksinya. Dengan cadangan batubara Indonesia yang jumlahnya sangat besarBERIKUT INI GRAFIK GRAFIK KOMODITAS PRODUKSI TAMBANG DI INDONESIA DARI TAHUN 1996 2012
TahunKomoditas
199683564
199786928
1998123862
1999127768
2000109612
2001148528
2002140246
2003138475
200486855
2005142894
2006138992
2007117854
200864390
2009140488
2010119726
201168220
201269291
TahunKomoditas
19961758910
19971817880
19982640040
19992645180
20003270335
20012418110
20022851190
20033238306
20042812664
20053553808
2006817796
2007796899
2008655046
2009973347
2010993152
20111472238
20122385121
TahunKomoditas
199652304
199754521
199853960
199949708
200056360
200169494
200288142
200374316
200473080
200578404
200679100
200764127
200879210
200956602
201097796
201189600
201244202
TahunKomoditas
19963426867
19972829936
19982736640
19992798449
20002434585
20012473825
20022120582
20032499728
20042105957
20053790896
20063869883
20077112870
20086571764
20095819565
20109475362
201112482829
201236235795