perkembangan di bekas negara yugoslavia

22
PERKEMBANGAN DI BEKAS NEGARA YUGOSLAVIA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran sejarah Kelompok 6 Anggota: Aulia Ikshan Reynaldi M. Prahas Tomi M. S. M. Rezanda Teuku Ghassan Reynaldo Z. XI IPA 7 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BOGOR Sekolah Nasional Bertaraf Internasional Jl. Ir. H. Juanda 16 Kota Bogor

Upload: prahastomi-muttahari-s

Post on 19-Jun-2015

4.978 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

SEJARAH PERKEMBANGAN YUGOSLAVIA

TRANSCRIPT

Page 1: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

PERKEMBANGAN DI BEKAS NEGARA YUGOSLAVIA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran sejarah

Kelompok 6

Anggota:

Aulia Ikshan Reynaldi

M. Prahas Tomi M. S.

M. Rezanda

Teuku Ghassan

Reynaldo Z.

XI IPA 7

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BOGOR

Sekolah Nasional Bertaraf Internasional

Jl. Ir. H. Juanda 16 Kota Bogor

2009

Page 2: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Perkembangan di Bekas Negara Yugoslavia

Yugoslavia adalah Negara federasi yang terdiri atas enam Negara bagian, yaitu Serbia, Kroasia,

Slovenia, Bosnia–Herzegovina, Macedonia, dan Montenegro. Mayoritas wilayah Negara Yugoslavia

didiami etnis slavia selatan. Namun sejak restruksi politik (demokratisasi) melanda Yugoslavia,

Negara bagiannya seperti Kroasia, Macedonia, Bosnia Herzegovina, dan Slovenia menjadi Negara

merdeka.

a. Latarbelakang

Selama berabad-abad, hamper seluruh Slavia selatan terbagi-bagi dan dikuasai oleh

kekuatan asing, khususnya Austria, Hongaria, dan Turki. Menjelang akhir abad ke-18, hanya Serbia

dan Montenegro yang merdeka. Pada saat itu muncul ide pembentukan federasi Negara di

Yugoslavia (tanah orang Slavia Selatan) untuk menyatukan orang Slavia yang bebas dan memerintah

negara sendiri.

Pada tahun 1918, berdiri federasi Yugoslavia, namun pada tahun 1941 Jerman menginvasi

Yugoslavia dan memecahnya selama Perang Dunia II. Pada tahun 1945, Yugoslavia dibangun

kembali, Namun konflik etnis dan politik menimbulkan disintegrasi untuk kedua kalinya.

Masalah utama dalam mendirikan Negara federasi Yugoslavia adalah konflik antar etnis yang

banyak memiliki perbedaan. Sebelumnya mereka tidak pernah tergabung dalam system politik yang

sama. Keinginan untuk bersatu hanya dilandasi kemiripan asal-usul dan kesamaan nasib sebagai

bangsa terjajah selama berabad-abad. Perbedaan sejarah dan pengalaman itu telah menimbulkan

berbagai konflik. Misalnya bangsa Kroasia dan Slovenia beragama Katolik Roma dan menggunakan

huruf latin. B angsa Serbia, Montenegro dan Macedonia beragam Kristen ortodoks dan

menggunakan huruf Cyrilic. Bangsa Bosnia-herzegovina beragam islam. Setiap bangsa mendiami

wilayah sendiri-sendiri yang berbentuk republic otonom dalam Negara Federasi Yugoslavia.

Walapun terjadi konflik antarnegara bagian, tetapi tidak pernah terjadi konflik militer secara

terbuka. Pada masa Josip Broz Tito membentuk pemerintah pusat yang kuat, tetapi di setiap Negara

bagian diberikan kebebasan mengatur pemerintahan sendiri. Setiap republic mempunyai perwakilan

dalam dewan kepresidenan yang bersifat kolektif sehingga tercipta keseimbangan kekuatan

antarnegara bagian.

Page 3: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Tindakan Tito yang lain adalah menciptakan system politik satu partai dan system ekonomi

sentralistik. Sistem pemerintahan seperti itu didukung oleh kekuatan militer nasional. Dengan

kebijakan itu, semua gerakan yang ingin melepaskan diri dari Yugoslavia dapat ditumpas.

b. Konflik di Yugoslavia

Langkah yang diambil Tito itu ternyata menimbulkan masalah di kemudian hari. Kebijakan

satu partai diprotes oleh rakyat. Kebijakan ekonomi sentralistik membuat Kroasia dan Slovenia

merasa diekspolitasi oleh pemerintah pusat karena kedua Negara bagian itu adalah yang terkaya

diantara dengan yang lain.

Guna mengatasi masalah itu, dibuat konstitusi baru pada tahun 1974. Konstitusi itu

merupakan kompromi antara pemerintah pusat dan pemerintah bagian yang menuntut

desentralisasi kekuasaan. Berdasarkan konstitusi tahun 1974, kekuasaan mulai beralih kepada setiap

Negara bagian. Akhirnya, pemerintah pusat hanya memegang kekuasaan dalam bidang pertahanan,

ekonomi, dan hubungan luar negeri.

Setelah Tito meninggal pada bulan Mei 1980, Yugoslavia menghadapi masalah ekonomi yang

cukup serius, sehingga melemahkan pemerintah pusat. Kewibawaan pemerintah pusat merosot.

Lebih-lebih karena jabatan presiden diatur bergiliran dari keenam Negara bagian. Ddengan demikian

tidak muncul tokoh nasional yang kuat dan mampu menanggulangi masalah dalam negeri. Setiap

Negara bagian saling berebut kekuasaan.

Saat memasuki tahun 1980-an, perbedaan rasial mulai mencuat kembali di Yugoslavia.

Ketegangan etnis dan kekerasan mewarnai kehidupan politik Yugoslavia. Slobodan Milosevic dari

Serbia yang menggantikan Josip Broz Tito tidak berhasil menyelesaikan konflik dengan baik.

Pada tanggal 25 Juni 1991, Kroasia dan Slovenia mengumumkan kemerdekaannya. Tentara

Yugoslavia tidak berhasil mempertahankan keutuhan Slovenia dan Kroasia. Pada bulan Juli 1991,

European Community mencoba untuk mempertahankan Yugoslavia tapi tidak berhasil. Akhirnya

tahun 1992 European Community mengakui kemerdekaan Kroasia dan Slovenia.

Page 4: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Setelah Kroasia dan Slovenia memerdekakan diri, Serbia berusaha mendominasi kekuatan di

Yugoslavia. Selain itu Serbia merasa bertanggungjawab atas keamanan orang Serbia di kroasia yang

tidak diperlakukan tidak adil di Kroasia.

Akan tetapi, Macedonia dan Bosnia-Herzegovina tidak bersedia berada di bawah kekuasaan

Serbia. Oleh karena itu, kedua Negara bagian tersebut juga memerdekakan diri dan meminta

pengakuan dari European Community atas kemerdekaan mereka. Nasib Bosnia-Herzegovina tidak

seberuntung Macedonia. Pada bulan april terjadi perang saudara di Bosnia-Herzegovina. Pada saat

yang sama Amerika dan dan Masyarakat Eropa mengakui kemerdekaan Negara baru itu. Konflik

antar Serbia, Kroasia, dan Bosnia-Herzegovina ditandai dengan peristiwa genosida yang

mengejutkan dunia.

Pada tanggal 27 april 1992, Serbia dan Montenegro menyatak diri sebagai republic federasi

Yugoslavia dengan mengakui kemerdekaan empat Negara yang lain. Pada pertengahan tahun 1992,

komunitas internasional mengakui kemerdekaan Negara-negara bagian itu kecuali Macedonia.

Sedangkan kedudukan Negara republic Federasi Yugoslavia ditolak. Perang yang terjadi di bekas

Yugoslavia merupakan perang yang mengeksploitasi sentiment agama dan etnis.

Usaha mencari jalan damai untuk menyelesaikan konflik Balkan terus dilakukan. Pada

tanggal 1 November 1995, diadakan perundingan perdamaian di Dayton, Amerika Serikat.

Perundingan perdamaian diprakarsai oleh NATO dan Amerika Serikat itu bertujuan merumuskan

perjanjian perdamaian yang menyeluruh di Bosnia-Herzegovina. Setelah berunding selama beberapa

hari, ketiga utusan dari etnis tiga etnis itu menandatangani perjanjian perdamaian mengenai Bosnia-

Herzegovina dengan membagi wilayah bekas Yugoslavia itu sesuai dengan garis etnis. Kesepakatan

ini ditandatangani pada tanggal 21 November 1995 di Paris, Perancis.

Kronologis pembentukan Negara Yugoslavia hingga perjanjian perdamaian etnis di Bosnia-

Herzegovina.

1. Bangsa slavia selatan masih dijajah oleh bangsa Austria, Turki, dan Hongaria.

2. Serbia dan Montenegro dapat memerdekakan diri dari penjajah tersebut

3. Terbentuknya Yugoslavia (termasuk Serbia dan Montenegro di dalamnya)

4. Invasi Jerman ke Yugoslavia dan memecah Negara tersebut menjadi beberapa bagian

5. Yugoslavia bersatu kembali

Page 5: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

6. Terjadi konflik etnis dan politik, Broz Tito berhasil meredam itu dengan kebijakannya

7. Kebijakan ekonomi sentralistik menuai protes rakyat, terutama mengeksploitasi Slovenia

dan Kroasia

8. Lahir konstitusi yang mengacu pada desentralisasi kekuasaan

9. Presiden Tito meninggal, terjadi Konflik ekonomi kembali, pemerintah pusat kehilangan

kewibawaan

10. Isu Perbedaan rasial mencuat, terjadi ketegangan tetapi Presiden Slobodan (pengganti Broz

Tito) tidak dapat menanggulangi dengan baik

11. Kroasia dan Slovenia melepaskan diri dari Yugoslavia

12. Kroasia dan Slovenia secara resmi diakui sebagai negara merdeka oleh European Community

13. Serbia mendominasi kekuasaan pada federasi Yugoslavia

14. Bosnia-Herzegovina dengan Macedonia meminta pengakuan juga sebagai negara merdeka

pada European Community

15. European community dan Amerika Serikat mengakui keberadaan Bosnia Herzegovina

sebagai Negara merdeka dan menolak untuk Macedonia

16. Perang saudara di Bosnia-Herzegovina

17. Genosida yang terjadi pada konflik Bosnia Herzegovina, Kroasia, dan Serbia

18. Serbia dan Montenegro menyatakan diri sebagai Negara Federasi Yugoslavia dan mengakui

kemerdekaan 4 negara Negara bekas Yugoslavia

19. European Community menolak adanya pembentukan Federasi Yugoslavia kembali, dan tetap

mengakui Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Slovenia, tetapi tidak mengakui Macedonia sebagai

Negara merdeka

20. Perundingan di Dayton Amerika Serikat mengenai konflik Balkan

21. Ditandatangani perjanjian damai konflik Balkan di Paris, Perancis. Dengan pembagian

wilayah di Bosnia-Herzegovina sesuai garis daerah 3 etnis.

Artikel-artikel yang berhubungan dengan perkembangan bekas Negara Yugoslavia

Page 6: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Artikel 1

Genosida

Genosida atau genosid adalah sebuah pembantaian besar-besaran sistematis terhadap satu

suku bangsa atau kelompok dengan maksud memunahkan (membuat punah) bangsa

tersebut. Kata ini pertama kali digunakan oleh seorang ahli hukum Polandia, Raphael

Lemkin, pada tahun 1944 dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europe yang diterbitkan di

Amerika Serikat. Kata ini diambil dari bahasa Yunani γένος genos ('ras', 'bangsa' atau

'rakyat') dan bahasa Latin caedere ('pembunuhan').

Genosida ialah salah satu dari empat Pelanggaran HAM berat yang berada dalam yurisdiksi

International Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya ialah Kejahatan terhadap

kemanusiaan , Kejahatan perang, dan kejahatan Agresi.

Menurut Statuta Roma dan Undang-Undang no. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,

genosida ialah Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau

memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok

agama dengan cara membunuh anggota kelompk; mengakibatkan penderitaan fisik atau

mental yang berat terhadap anggota kelompok; menciptakan kondisi kehidupan kelompok

yang menciptakan kemusnahan secara fisik sebagian atau seluruhnya; melakukan tindakan

mencegah kelahiran dalam kelompok; memindahkan secra paksa anak-anak dalam

kelompok ke kelompok lain.

Ada pula istilah genosida budaya yang berarti pembunuhan peradaban dengan melarang

penggunaan bahasa dari suatu kelompok atau suku, mengubah atau menghancurkan

sejarahnya atau menghancurkan simbol-simbol peradabannya.

Contoh genosida

Pembantaian bangsa Kanaan oleh bangsa Yahudi pada milenium pertama sebelum Masehi.

Pembantaian bangsa Helvetia oleh Julius Caesar pada abad ke-1 SM.

Pembantaian suku bangsa Keltik oleh bangsa Anglo-Saxon di Britania dan Irlandia sejak

Page 7: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

abad ke-7.

Pembantaian bangsa-bangsa Indian di benua Amerika oleh para penjajah Eropa semenjak

tahun 1492

Pembantaian bangsa Aborijin Australia oleh Britania Raya semenjak tahun 1788

Pembantaian Bangsa Armenia oleh beberapa kelompok Turki pada akhir Perang Dunia I

Pembantaian Orang Yahudi, orang Gipsi (Sinti dan Roma) dan suku bangsa Slavia oleh

kaum Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Pembantaian suku bangsa Jerman di Eropa Timur pada akhir Perang Dunia II oleh suku-

suku bangsa Ceko, Polandia dan Uni Soviet di sebelah timur garis perbatasan Oder-Neisse.

Pembantaian lebih dari dua juta jiwa rakyat oleh rezim Khmer Merah pada akhir tahun 1970-

an.

Pembantaian bangsa Kurdi oleh rezim Saddam Hussein Irak pada tahun 1980-an.

Efraín Rios Montt, diktator Guatemala dari 1982 sampai 1983 telah membunuh 75.000

Indian Maya.

Pembantaian suku Hutu dan Tutsi di Rwanda pada tahun 1994 oleh terutama kaum Hutu.

Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia antara 1991 -

1996. Salah satunya adalah Pembantaian Srebrenica, kasus pertama di Eropa yang

dinyatakan genosida oleh suatu keputusan hukum.

Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed di Sudan pada 2004.

Kesimpulan:

1. genosid adalah sebuah pembantaian besar-besaran sistematis terhadap satu suku

bangsa atau kelompok dengan maksud memunahkan (membuat punah) bangsa

tersebut.

2. Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia antara

1991 - 1996.

Artikel 2

Bosnia-Herzegovina merupakan sebuah wilayah perbatasan antara Kebudayaan Barat dan

Timur. Pada Abad Pertengahan, wilayah tersebut menjadi ajang pertikaian dan perebutan

pengaruh antara Romawi Barat yang Katolik dan Romawi Timur yang Ortodoks. Di tengah-

tengah pergulatan tersebut, ikut pula sebuah kelompok bid'ah Kristen yang disebut Bogomil.

Sekte ini terutama beranggotakan masyarakat kelas atas Bosnia.

Page 8: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Kekuatan ketiga yang berpengaruh dalam sejarah negeri itu muncul pada akhir abad ke-13,

ketika wilayah tersebut ditaklukkan oleh Turki Usmani yang beragama Islam. Pengikut

Bogomil berbondong-bondong pindah ke agama Islam sehingga agama tersebut lenyap.

Perpindahan agama tersebut kebanyakan terjadi karena dorongan ekonomi, di mana

apabila mereka memeluk Islam maka mereka tidak akan dibebani jizyah yang diterapkan

terhadap penduduk non-Muslim.

Dalam perkembangannya, kaum Muslim Bosnia mendapatkan status sama dengan orang

Turki asli. Mereka menjadi tangan kanan orang Turki untuk memerintah penduduk Bosnia

yang tetap memeluk agama leluhurnya. Oleh karena itu mereka menjadi pembela fanatik

Kesultanan Usmani untuk menjaga hak-hak istimewa mereka.

Masuknya pemikiran nasionalisme membawa perubahan besar dan tajam di Bosnia. Apabila

sebelumnya secara umum penduduk wilayah itu disebut orang Bosnia dan hanya dibedakan

menurut agamanya, kini mereka mengidentifikasikan diri dengan tetangganya. Orang Bosnia

yang menganut Kristen Ortodoks mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Serbia

sementara penganut Katolik menjadi orang Kroasia.

Ketika Turki melemah, negara-negara jajahannya di Balkan memerdekakan diri. Salah satu

di antaranya adalah Serbia. Negara yang baru merdeka ini berusaha menggabungkan

Bosnia namun ambisinya digagalkan oleh Kekaisaran Austria-Hongaria, yang mencaplok

wilayah tersebut pada tahun 1908. Hal tersebut kemudian mendorong kaum nasionalis

Serbia membunuh putera mahkota kekaisaran tersebut di Sarajevo pada tahun 1914, yang

kemudian menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.

Setelah PD I usai, Bosnia-Herzegovina, bersama-sama dengan Kroasia, Slovenia, dan

Vojvodina, diserahkan oleh Austria kepada Kerajaan Serbia-Montenegro. Dari

penggabungan ini muncullah Kerajaan Yugoslavia (Slavia Selatan).

Akan tetapi perpecahan segera melanda negeri itu akibat pertentangan dua etnis utamanya.

Orang Serbia berusaha membangun negara kesatuan sementara orang Kroasia

menginginkan federasi yang longgar. Kaum Muslim Bosnia terjebak dalam pertikaian

tersebut karena kedua pihak memperebutkan wilayah tersebut. Beberapa kaum Muslim

mendukung klaim Serbia dan menyebut dirinya sebagai Muslim Serbia. Namun lebih banyak

lagi yang pro -Kroasia dan menyebut dirinya sebagai orang Muslim Kroasia. Pertentangan

tersebut kemudian meledak menjadi kekerasan setelah Jerman Nazi menguasai Yugoslavia

tahun 1941.

Page 9: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Negeri yang terkoyak

Setelah menaklukkan Yugoslavia, Hitler menggabungkan bekas propinsi Kroasia, Bosnia,

dan Herzegovina ke dalam negara boneka yang disebut sebagai Negara Kroasia Merdeka

(lebih dikenal dengan inisial Kroasianya, NDH). Negara tersebut dipimpin oleh Ante Pavelic,

pemimpin organisasi nasionalis ekstrim Kroasia, Ustasa (pemberontak). Rezim NDH ini

berusaha membersihkan wilayahnya dari orang Serbia, Yahudi, dan Gipsi.

Oleh karena besarnya jumlah penduduk Serbia di NDH, kaum Ustasa bersekutu dengan

kaum Muslim guna mengimbanginya. Banyak orang Muslim yang bergabung dengan rezim

tersebut, di mana bahkan wakil presiden dan menlu NDH adalah tokoh-tokoh Muslim.

Kaum Muslim juga bergabung dengan Jerman dalam memerangi gerilyawan, baik Chetnik

maupun Partisan. Dua divisi SS (Schutzstaffel, pengawal elit Hitler yang ditakuti) dibentuk

dari kalangan kaum Muslim Bosnia, yaitu Divisi 'Handzar' dan 'Kama'.

Banyak orang Serbia yang selamat bergabung dengan gerilyawan Chetnik yang pro-raja

dan kemudian melancarkan pembantaian balasan terhadap orang Kroasia dan Muslim.

Konflik etnis berdarah ini memberikan keuntungan bagi kelompok Partisan pimpinan Tito.

Oleh karena berhaluan komunis yang tidak membeda-bedakan latar belakang etnis dan

agama, kelompok ini menarik pendukung dari berbagai latar belakang yang tidak menyukai

pertumpahan darah di antara sesama warga Yugoslavia. Dengan demikian, kaum Partisan

berhasil merebut kekuasaan di seluruh Yugoslavia setelah usainya perang.

Page 10: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Zaman Tito

Setelah meraih kekuasaan atas Yugoslavia, Josip Broz Tito berusaha membangun kembali

persaudaran negeri itu di bawah bendera komunisme. Dalam upayanya untuk mengatasi

perselisihan antar kelompok etnis dan agama, dia membentuk negeri itu menurut sistem

federal yang ditarik berdasarkan etnisitas.

Bosnia, yang karena memiliki penduduk yang plural, merupakan ujian berat bagi Tito. Orang

Serbia menuntut penggabungan wilayah tersebut karena penduduk Serbia yang hampir

mencapai setengah dari total penduduk di sana pada masa itu. Akan tetapi Tito menolaknya.

Dia tidak ingin membuat Serbia menjadi kuat seperti sebelumnya. Oleh karena itu, dia

memutuskan untuk memecah belah orang Serbia. Wilayah Serbia diperkecil dengan

membentuk dua republik federal (yaitu Montenegro dan Makedonia) serta dua provinsi

otonom (Vojvodina dan Kosovo). Tito, sebagai seorang Kroasia-Bosnia, memutuskan bahwa

wilayah Bosnia-Herzegovina harus menjadi sebuah republik federal. Dengan demikian,

orang Serbia dapat diimbangi oleh gabungan Muslim-Kroasia di wilayah tersebut.

Dalam menghadapi ketidakpuasan atas keputusan tersebut, rezim Tito memakai tangan

besi untuk menghadapinya. Cara tersebut memang efektif tapi hanya untuk sementara

waktu. Ketika Tito meninggal, pertikaian antar etnik dan agama kembali meletus di

Yugoslavia, yang kemudian meruntuhkan negara tersebut.

Kemerdekaan Bosnia-Herzegovina

Page 11: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Peta pembagian entitas politik di Bosnia-Herzegovina

Yugoslavia terpecah-belah pada tahun 1991 setelah runtuhnya rezim-rezim Komunis di

Eropa Timur. Mengikuti contoh Kroasia dan Slovenia, pada bulan Maret 1992 Bosnia-

Herzegovina menyatakan kemerdekaannya melalui referendum yang diikuti oleh masyarakat

Muslim dan Kroasia Bosnia. Hal tersebut ditentang oleh penduduk Serbia yang ingin

menguasai seluruh wilayah eks Yugoslavia.

Di bawah pimpinan Radovan Karadzic, orang Serbia Bosnia memproklamasikan Republik

Srpska. Dengan bantuan pasukan federal pimpinan Jenderal Ratko Mladic, orang Serbia

Bosnia berhasil menguasai 70 persen wilayah negeri itu. Dalam konflik ini, etnis Serbia yang

mayoritas berusaha melenyapkan etnis Muslim dan Kroasia. Terjadilah pembantaian

terbesar dalam sejarah yang jumlah korbannya hanya kalah oleh Perang Dunia.

Pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan olah Kaum Serbia kemudian menyebabkan

pemimpin-pemimpin Serbia dituduh sebagai penjahat perang oleh PBB.

Akhirnya, setelah perang berdarah yang berlarut-larut, perdamaian di antara ketiga

kelompok tersebut berhasil dipaksakan oleh NATO. Sesuai dengan Kesepakatan Dayton

tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia-Herzegovina ditegakkan namun negara tersebut

dibagi dalam dua bagian: 51% wilayah gabungan Muslim-Kroasia (Federasi Bosnia dan

Herzegovina) dan 49% Serbia (Republik Srpska).

Kini negeri tersebut mulai menghirup perdamaian dan ketiga belah pihak berusaha

membangun saling percaya. Akan tetapi memang perlu waktu lama untuk menghapuskan

permusuhan berabad-abad itu. Salah satu hal yang diusahakan untuk membangun saling

percaya tersebut adalah mengadili para penjahat perang. Mantan Presiden Republik Srpska

Radovan Karadžić berhasil ditangkap pada 21 Juli 2008, sementara mantan Panglima

Tentara Federal Jenderal Ratko Mladic belum tertangkap.

Artikel 3

Pada 2002, Serbia dan Montenegro mencapai kesepakatan mengenai kelanjutan kerja

sama keduanya yang, antara lain, berjanji mengakhiri penggunaan nama Yugoslavia. Pada

4 Februari 2003, parlemen federal Yugoslavia menciptakan sebuah persemakmuran yang

Page 12: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

tidak begitu mengikat antara Serbia dan Montenegro yang disebut Uni Negara Serbia dan

Montenegro. Sebuah Dokumen Konstitusional disetujui untuk dijadikan kerangka

pemerintahan negara itu.

Pada hari Minggu, 21 Mei 2006, bangsa Montenegro memberikan suara dalam sebuah

referendum kemerdekaan, dengan 55,5% mendukung kemerdekaan. Lima puluh lima

persen atau lebih suara sah dibutuhkan untuk membubarkan Uni Negara Serbia dan

Montenegro. Tingkat partisipasi pemilih sebesar 86,3%, dan 99,73% dari 477.000 lebih surat

suara dinyatakan sah.

Proklamasi kemerdekaan Montenegro pada 3 Juni 2006 dan proklamasi kemerdekaan

Serbia pada 5 Juni mengakhiri Uni Negara Serbia dan Montenegro yang merupakan

peninggalan terakhir bekas negara Yugoslavia.

Artikel 4

Definisi Umum Terkini

Dalam kebanyakan penuturan bahasa Inggris, dunia barat, negeri-negeri yang umumnya

termasuk daerah Balkan termasuk:

Albania

Bosnia dan Herzegovina

Bulgaria

Kroasia

Yunani

Republik Macedonia

Serbia dan Montenegro

Turki, namun hanya bagian Eropa darinya termasuk Istanbul (secara tradisional

disebut Rumelia atau Thrace Timur)

Rumania dan Slovenia terkadang masuk daftar ini juga.

Banyak daerah di negara ini yang didaftarkan sebagai negara Balkan dapat menjadi dalam

banyak hal cukup jelas dari sisa daerah, maka negeri yang tempat garis batasnya (sering

jauh sekali dari pegunungan Balkan sendiri) biasanya dirujuk tidak untuk disebut negara

Balkan. Contoh utamanya ialah Rumania dan Slovenia, terkadang juga Kroasia dan Yunani.

Page 13: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Artikel 5

1918: Setelah dibubarkannya Kekaisaran Austria-Hongaria setelah Perang Dunia I

maka “Kerajaan Bangsa Serbia, Kroasia, dan Slovenia” didirikan dengan Peter I dari

Serbia sebagai raja. Bibit untuk konflik di masa datang sudah ditaburkan mulai saat

ini. Serbia menginginkan sebuah negara kesatuan padahal Kroasia menginginkan

sebuah federasi. Pada tahun 1928, Kroasia mencoba melepaskan diri setelah

seorang anggota parlemen dari Kroasia dibunuh. Raja Alexander, sejak 1921,

berreaksi keras dengan membubarkan parlemen dan mencanangkan diktatorialisme.

Yugoslavia sekitar 1990.

1: Slovenia; 2: Kroasia; 3: Bosnia-Herzegovina; 4: Serbia; 4a: Vojvodina; 4b: Kosovo; 5:

Montenegro; 6:Republik Yugoslavia Makedonia; A: Laut Adria

1929: Nama negara dirubah menjadi Kerajaan Yugoslavia. Raja Yugoslavia,

Alexander, dibunuh di Paris, Prancis, oleh kelompok nasionalis ekstrim Makedonia-

Kroasia.

1939: Kroasia mendapatkan lebih banyak otonomi.

1941-1945: Wali Raja Yugoslavia, Pangeran Paul, terpaksa menandatangani

persetujuan kerja sama dengan Poros Jerman-Italia-Jepang. Akan tetapi para

perwira Serbia yang anti-Jerman berontak dan menggulingkan pemerintahannya.

Hitler marah dan menyerang Yugoslavia. Negara Balkan tersebut jatuh dengan

Page 14: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

cepat, terutama karena etnis-etnik non Serbia banyak yang bergabung dengan para

penyerbu.

Setelah menaklukkan negeri itu, Hitler memecah-belah negeri tersebut di bawah

pendudukan Poros dan rezim boneka lokal. Atas perintah Hitler, bekas propinsi Kroasia,

Bosnia, dan Hercegovina digabungkan ke dalam negara boneka Kroasia sementara wilayah

sebagian besar Kosovo, Montenegro Selatan dan Makedonia Barat digabungkan ke dalam

Negara Albania Raya. Penduduk Yugoslavia kemudian bangkit melawan pasukan

pendudukan dan bergabung dengan dua kekuatan gerilya utama: kaum Chetnik yang

didominasi orang Serbia pendukung raja dan kaum Partisan pimpinan Tito yang komunis.

Yugoslavia pada masa ini menjadi medan pertempuran berdarah, di mana penduduknya

bukan hanya memerangi pasukan pendudukan Poros namun juga saling membantai antara

sesama warga--suatu preseden bagi perang antaretnis tahun 1990-an. Di Negara Kroasia

Merdeka, kaum nasionalis ekstrim Kroasia bekerja sama dengan kaum Muslim Bosnia

berusaha membersihkan negara boneka tersebut dari orang-orang Serbia, Yahudi dan Jipsi.

Antara tahun 1941-45, kaum Ustasa-Muslim telah membantai 750.000 orang Serbia, 60.000

Yahudi dan 25.000 Jipsi. Pembersihan etnis juga terjadi di Negara Albania Raya, di mana

kaum militan Albania mengusir dan membunuh puluhan ribu orang Serbia dan orang Slavia

Ortodoks lainnya, terutama di Kosovo dan Makedonia Barat, dan menggantikannya dengan

para pendatang Albania dari wilayah Albania. Tragedi ini membuat trauma yang mendalam

terhadap bangsa Serbia.

1943: Federal Demokratik Yugoslavia diproklamasikan oleh para partizan komunis.

Negosiasi dengan pemerintahan Kerajaan Yugoslavia dalam pengasingan terus

dilakukan, sementara wilayah Kerajaan Yugoslavia masih diduki oleh sekutu.

1944: Para partizan komunis dipimpin oleh Tito membebaskan Beograd pada bulan

Oktober dengan bantuan tentara Uni Soviet.

1945: Nazi Jerman menyerah, para partizan mengambil alih kekuasaan di seluruh

bagian negara. Pada tanggal 29 November, Raja Petar II dimakzulkan oleh Majelis

Konstituante Komunis Yugoslavia saat masih dalam pengasingan. Pada tanggal 2

Desember, pemerintah komunis menyatakan keseluruhan wilayah ini sebagai bagian

Federal Demokratik Yugoslavia.

1946: Pada tanggal 31 Januari, Federal Demokratik Yugoslavia berganti nama

menjadi Republik Rakyat Federal Yugoslavia. Negara ini terdiri dari: Serbia, Kroasia,

Page 15: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

Slovenia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro dan Republik Makedonia serta dua

daerah otonom yang menjadi bagian Serbia: Kosovo dan Vojvodina.

1948: Melepaskan diri dari pengaruh Uni Soviet. Yugoslavia ingin berjalan sendiri

dalam melaksanakan paham komunisme.

1961: Kekuatan vokal dalam pembentukan KTT Negara Non Blok.

1963: Pada tanggal 7 April, Republik Rakyat Federal Yugoslavia berganti nama

menjadi Republik Federal Sosialis Yugoslavia dan Tito diangkat menjadi presiden

seumur hidup.

1980: Tito meninggal, perbedaan antaretnis mulai nampak, terutama ketika pada

akhir tahun 1980an terjadi krisis ekonomi. Diskriminasi terhadap penduduk Serbia

dan non Albania lainnya di Kosovo menyebabkan ribuan orang mengungsi dari

propinsi tersebut. Hal tersebut membuka kembali luka lama orang Serbia dan

mendorong terpilihnya Slobodan Milosevic yang mengajukan program-program

nasionalis Serbia sebagai presiden Serbia: status otonom Kosovo dan Vojvodina

ditiadakan. Nasionalisme berdasarkan etnisitas menjadi marak.

1990: April pemilu di negara-negara bagian. Di Slovenia dan Kroasia, daerah

terkaya, partai pro kemerdekaan menang. Di Serbia dan Montenegro, partai komunis

menang.

1991: Pada tanggal 25 Juni, Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan.

Tentara Federal (terutama beranggotakan orang Serbia) mengintervensi. Akan tetapi

perang di Slovenia hanya berlangsung 7 hari karena penduduk di sana nyaris

homogen sehingga tidak ada kepentingan warga Serbia yang terancam.

Dibandingkan dengan Slovenia yang memiliki penduduk homogen, perang di Kroasia

berlangsung sengit dan lama serta kejam karena ingatan sejarah Perang Dunia II

maupun besarnya komunitas Serbia di wilayah tersebut. Ketika Republik Makedonia,

negara bagian termiskin, memerdekakan diri pada tanggal 8 September, Tentara

Federal diam saja.

1992: Penduduk Muslim dan Kroasia di Bosnia-Herzegovina memilih untuk merdeka

dan mendeklarasikan negara Bosnia-Herzegovina. Penduduk Serbia Bosnia

menolak hasil tersebut dan berusaha membentuk negara terpisah dengan bantuan

Tentara Federal, yaitu Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina yang kemudian

Page 16: PERKEMBANGAN Di Bekas Negara Yugoslavia

menjadi Republik Srpska. Sekali lagi, perang di Bosnia-Herzegovina berlangsung

sengit dan kejam karena alasan trauma sejarah. Dari enam negara bagian hanya

Serbia dan Montenegro yang tertinggal, yang kemudian membentuk Republik

Federal Yugoslavia pada tanggal 28 April 1992.

1995: Perjanjian Dayton mengakhiri perang di Bosnia-Herzegovina.

1999: Pecah pemberontakan orang Albania di Kosovo. Upaya memadamkan

pemberontakan tersebut oleh Serbia menyebabkan banjirnya kaum pengungsi

Albania ke wilayah tetangga. NATO tanpa mandat PBB menyerang Serbia. Milosevic

menyerah dan Kosovo diberikan di bawah pengawasan internasional. Giliran

penduduk Serbia yang dibersihkan secara etnis oleh KLA. Kelompok gerilyawan

Albania ini juga menghancurkan banyak peninggalan budaya Serbia di Kosovo

sebagai jalan menghapuskan jejak orang Serbia di sana. Tujuan utama KLA sendiri

adalah menggabungkan Kosovo dan berbagai wilayah Balkan lainnya yang dihuni

orang Albania ke dalam suatu Negara Albania Raya, seperti yang terjadi pada masa

Perang Dunia II. Pemberontakan orang Albania meluas ke Makedonia, yang

sebelumnya dengan tangan terbuka menerima pengungsi Albania dari Kosovo.

2000: Pada bulan Oktober, Milosevic mundur setelah Vojislav Kostunica menang

pemilu. Milosevic pada bulan Juni 2001 diserahkan kepada Pengadilan Internasional

untuk Bekas Yugoslavia.

2002: Pada bula Maret, pemerintah Serbia dan Montenegro sepakat untuk membuat

uni yang lebih bebas.

2003: Pada tanggal 4 Februari, Republik Federal Yugoslavia dibentuk ulang

sehingga menjadi Uni Negara Serbia dan Montenegro. Dengan ini, berakhirlah

perjalanan panjang negara Yugoslavia.