perkembangan bahasa dan minat sastra pada anak usia 10.docx

78
PERKEMBANGAN MINAT SASTRA PADA ANAK USIA 10.0-12.0 TAHUN Disusun Oleh: Fatimah (1131040050) PRODI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN

Upload: fatimah

Post on 25-Sep-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN MINAT SASTRA PADA ANAK USIA 10.0-12.0 TAHUN

Disusun Oleh:Fatimah(1131040050)

PRODI TASAWUF DAN PSIKOTERAPIFAKULTAS USHULUDDINUNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANDUNG TAHUN 2014BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Islam memandang masa anak-anak sebagai masa yang penting, baik dalam fungsi penanaman akidah, moral, bahasa, kognitif, dan seluruh aspek yang holistik. Hal ini juga dibenarkan oleh Sigmund Freud yang bahkan memijakkan keberhasilan seorang individu pada masa anak-anak. Karena itu, masa anak-anak ini menjadi bagian yang harus diperhatikan, baik oleh guru sebagai pendidik maupun orangtua. Adapun salah satu aspek perkembangan yang masuk pada ranah ini adalah aspek sastra sebagai bagian dari aspek perkembangan bahasa anak. Mengingat pentingnya hal itu, akhirnya saya termotivasi untuk melakukan penelitian terkait perkembangan minat sastra, khususnya pada anak usia 10.0-12.0 tahun.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.1. Apa yang dimaksud dengan sastra anak-anak?2. Bagaimana karakteristik sastra anak-anak usia 10.0-12.0 tahun?3. Apa saja yang termasuk ke dalam sastra anak-anak?4. Bagaimana minat anak-anak usia 10.0-12.0 tahun terhadap sastra?1.3 Tujuan PenelitianUntuk mengetahui minat anak-anak usia 10.0-12.0 terhadap sastra.1.4 Manfaat Hasil PenelitianBila tujuan penelitian tercapai, maka hasil penelitian akan memiliki manfaat berupa pengetahuan terhadap karakteristik anak-aanak usia 10.0-12.0 dalam membuat materi atau metode belajar sastra pada anak usia 10-12 tahun khususnya.

BAB IIMETODE PENELITIAN2.1 MetodeSastra merupakan aspek yang kompleks. Karena itu, dalam penelitian ini saya akan memadukan beberapa cara dalam mengambil data. Adapun rincian rencana pengambilan data sebagai berikut: Untuk mengetahui kemampuan anak usia10.0-12.0 tahun dalam menyimak, maka subjek akan membawakan sebuah dongeng dan mengevaluasi objek. Untuk mengetahui minat anak usia 10.0-12.0 tahun terhadap sastra, maka subjek akan melakukan sesi analisis stimulasi langsung dan wawancara. Adapun analisis stimulasi langsung ini meliputi: Kegiatan penciptaan puisi Kegiatan penciptaan pantun Observasi terhadap beberapa genre buku dengan judul berbeda yang telah disiapkan subjek.3.2 Sampel Sumber data penelitianUntuk sedikit memudahkan penelitian, subjek mengambil peserta didik yang berusia 10.0-12.0 tahun.3.3 Instrumen PenelitianAdapun instrumen penelitian ini adalah: Tabel pada setiap indikator yang telah disiapkan (terlampir) Beberapa judul puisi dengan tema berbeda Kertas dan alat tulis untuk penulisan puisi Kertas dan alat tulis untuk penulisan pantun Beberapa judul dongeng yang menarik untuk diceritakan Alat perekam untuk membantu penelitian3.4 Tehnik analisis dataAnalisis data pada penelitian ini dilakukan dengan deskriptif.3.5 Rencana pengujian keabsahan dataPengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara:1. Perpanjangan pengamatan dan peningkatan ketekunan jika diperlukan dan memungkinkan.2. Penggunaan rekaman sebagai secundary analisator.

BAB IIITINJAUAN TEORITIS3.1 Pengertian Sastra Huck, Hepler dan Hickman dalam buku Childrens Literature in the Elementary School menerangkan definisi sastra sebagai berikut:...literature as the imaginative shaping of life and thought into the forms and structures of language. [footnoteRef:1]Prof. Dr. Henri Guntur Tarigan menterjemahkannya dengan kalimat berikut: ....adalah pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pikiran pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif kedalam bentuk-bentuk dan struktur-struktur bahasa.[footnoteRef:2]Adapun menurut Norton, sastra anak-anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak melalui pandangan anak-anak.[footnoteRef:3]Sedangkan Novi Resmini, M.Pd mengemukakan sastra (dalam sastra anak-anak) sebagai bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak. Adapun dimensi sastra meliputi tiga ranah penting kondisi insani atau manusia, yaitu kehidupan dengan segala perasaan, pikiran, dan wawasannya.[footnoteRef:4] [1: Huck, Hepler, dan Hickman, Childrens Literature in the Elementary School, hlm. 3] [2: Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, Dasar-dasar Psikosastra. hlm. 3 (Angkasa Bandung, 1995)] [3: Novi Resmini, M.Pd, Sastra Anak dan Pengajarannya di Sekolah Dasar. ] [4: Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, Dasar-dasar Psikosastra. hlm. 3 (Angkasa Bandung, 1995)]

3.2 Manfaat membaca karya sastra: Memberikan kegembiraan bagi anak-anak.(Henri:1995;6-8) Mengembangkan imajinasi anak-anak. (Henri:1995;6-8) Membantu anak-anak dalam mengembangkan dan memikirkan alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan/dalam berbagai cara. (Henri:1995;6-8) Membangkitkan rasa ingin tahu pada anak-anak. (Henri:1995;6-8) Sastra dapat menolong anak mengenal berbagai gagasan yang belum/ tidak pernah dipikirkan sebelumnya. (Henri:1995;6-8) Memberikan pengalaman-pengalaman aneh yang seolah-olah dialami sendiri oleh anak-anak. (Henri:1995;6-8) Mengembangkan wawasan anak menjadi perilaku insani (human behaviour). (Henri:1995;6-8) Perkembangan Sosial (Social Development).(Henri:1995) Perkembangan Bahasa (Language Development).(Henri:1995) Perkembangan Kepribadian (Personality Development)Tokoh-tokoh dalam sastra secara tidak sadar telah mendorong atau mengajari anak-anak mengendalikan berbagai emosi, seperti beenci, cemas, khawatir, takut, bangga, angkuh, sombong, dan lain-lain. Bahkan, sastra juga dapat digunakan untuk menghilangkan stress yang disebut dengan bibliotherapy. (Henri:1995) Perkembangan Kognitif (Cognitive Development). (Henri:1995) Sastra memberikan pandangan baru kepada anak-anak terhadap dunia.(Huck, Hepler, dan Hickman:8) Salah satu nilai dari fairy tales dan myths adalah kemampuannya dalam mengembangkan imajinasi anak-anak. (Huck, Hepler dan Hickman:7) Sastra menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan pengalaman atau universalia pengalaman kepada sang anak.(George W. Burns:56; 2001) Sastra merupakan sumber utama bagi penerusan atau penyebaran warisan sastra kita dari satu generasi ke generasi berikutnya. (George W. Burns:56; 2001) Sastra memperlihatkan kepada anak-anak bahwa banyak dari perasaan-perasaan mereka adalah juga bersifat umum bagi anak-anak lainnya dan bahwa semua itu sebenarnya wajar dan alamiah. (George W. Burns:56; 2001) Sastra menjelajahi serta meneliti perasaan dari berbagai sudut-pandang, memberikan suatu gambar yang lebih utuh dan bulat dan memberi dasar bagi penanaman emosi tersebut. (George W. Burns:56; 2001) Gerak-tindak dari berbagai tokoh memperlihatkan berbagai pilihan mengenai cara-cara menggarap emosi-emosi tertentu. (George W. Burns:56; 2001) Sastra turut memperjelas bahwa sesorang insan manusia menggali emosi, dan emosi-emosi tersebut kadang-kadang juga bertentangan, memperlihatkan konflik. (George W. Burns:56; 2001) Buku-buku sastra dapat menjelaskan identifikasi dan peranan jenis-jenis kelamin dan juga pendorong bagi diskusi mengenai klise-klise atau steorotipe-steorotipe.(Henry:1995) Buku-buku sastra dapat memberi penekanan pada kontribusi-kontribusi unik terhadap berbagai hal. Diskusi dapat digunakan untuk menjelaskan nilai-nilai. (Henry:1995) Buku-buku sastra dapat memberikan wawasan terhadap perubahan hubungan-hubungan tersebut.(Henry:1995) Biografi-biografi dapat mengemukakan berbagai model. Buku-buku karier memperluas minat anak-anak dan memberikan informasi yang berguna bagi mereka.(Henry:1995) Sastra memberi kesempatan-kesempatan untuk menguji/mengkaji isu-isu dari berbagai sudut pandang. Bimbingan diperlukan untuk membuat anak-anak kritis terhadap presentasi-presentasi yang berat sebelah atau yang condong berprasangka. Diskusi-diskusi yang bernilai dapat timbul dan tumbuh dari cara guru membaca prosa dan puisi secara nyaring pada anak-anak kelompok usia ini. Pertanyaan-pertanyaan dapat menolong para siswa memperoleh serta menambah wawasan dan pengertian mengenai isi dan struktur kesastraan suatu buku.(Henry:1995)3.3 Ciri Perkembangan Sastra Anak Usia 10.0-12.0

a. Novi Resmini, MPd dalam Sastra Anak Dan Pengajarannya di Sekolah Dasar mengatakan bahwa anak usia SD pada jenjang kelas menengah dan akhir sebagai pembaca sastra telah mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia rekaan yang tergambarkan dalam cerita.b. Anak-anak dapat memahami dan menangani alur-alur yag rumit dan yang berbelit-belit dalam fiksi ilmiah dan fantasi yang misteri. Mereka dapat mengapresiasi lebih banyak kepelikan dalam humor atau kejenakaan.c. Anak-anak sangat kritis terhadap saudara-saudara kandungnya sendiri.d. Anak-anak menyenangi buku-buku yang berkaitan dengan olahraga, hobi, dan minat-minat khusus lainnya.e. Anak-anak menyukai cerita-cerita mengenai kelangsungan hidup dan perjuangan hidup.f. Anak-anak menyukai cerita-cerita duka tentang kematian kesakitan atau orang-orang menangani/mengatasi masalah-masalah khusus.g. Anak-anak memiliki model-model selain daripada orangtua yang dipetik dari televisi, bioskop, tokoh olahraga, buku-buku yang mulai menaruh minat pada pekerjaan masa depan.h. Anak-anak membenarkan bahwa mereka menaruh minat besar dalam kegiatan-kegiatan khusus; mereka menggunakan lebih banyak waktu untuk membaca pada usia ini daripada yang lainnya.i. Anak-anak ingin menguji keterampilannya sendiri dan kemampuan diri sendiri; menatap ke depan kepada saat kemandiriannya penuh.j. Anak-anak sangat mengembangkan rasa keadilan dan perhatian bagi orang lain.k. Anak-anak meningkatkan pemahaman akan kronologi peristiwa-peristiwa masa lalu; mengembangkan perasaan terhadap tempatnya sendiri sesuai dengan waktu. Mulai melihat banyak dimensi sesuatu masalah.l. Novi Resmini, MPd dalam Sastra Anak Dan Pengajarannya di Sekolah Dasar mengatakan bahwa pada periode operasi kongkret (7 11 tahun), anak-anak sudah mampu melihat struktur sebuah buku, misalnya kisah dalam kisah.m. Novi Resmini, MPd dalam Sastra Anak Dan Pengajarannya di Sekolah Dasar mengatakan bahwa pada periode operasi kongkret (7 11 tahun), anak-anak sudah mampu melihat struktur sebuah buku, misalnya alur sorot balik.n. Novi Resmini, MPd dalam Sastra Anak Dan Pengajarannya di Sekolah Dasar mengatakan bahwa pada periode operasi kongkret (7 11 tahun), anak-anak sudah mampu melihat struktur sebuah buku, misalnya mengidentifikasi berbagai sudut pandang cerita.o. Novi Resmini, MPd dalam Sastra Anak Dan Pengajarannya di Sekolah Dasar mengatakan bahwa anak umur 9 10 tahun sudah memiliki kesenangan tertentu terhadap cerita, misalnya dalam memilih tokoh yang disenangi ataupun tidak disenangi ataupun dalam memilih buku yang akan dibacanya.p. Novi Resmini, MPd dalam Sastra Anak Dan Pengajarannya di Sekolah Dasar mengatakan bahwa anak-anak sering mempengaruhi satu sama lain dalam memilih buku.q. Novi Resmini, MPd dalam Sastra Anak Dan Pengajarannya di Sekolah Dasar mengatakan bahwa buku-buku favorit guru, seringkali menjadi favorit anak.r. Penikmat buku-buku anak-anak di Sekolah Dasar termasuk ke dalam kategori-kategori inisiatif, kewajiban, dan jatidiri.(Henri: 1995)s. Simbol-simbol atau lambang-lambang menghasilkan atau membuahkan pengalaman estetik bagi anak-anak. Lambang tersebut membantu para pembaca atau penikmatnya untuk merasakan pola-pola, hubungan-hubungan, perasaan-perasaan yang membuahkan pengalaman seni yang mendalam.(Henri: 1995)t. Anak-anak lebih menyukai suatu kesimpulan/kongklusi yang serba-cepat mengikuti klimaks cerita-cerita, tetapi penyelesaian tersebut hendaknya bertaut-erat dengan akhir cerita yang bebas, yang tidak terduga-duga.(Henry:1995;123)u. Anak-anak sudah mampu membuat puisi.(Novi Resmini, M.Pd). Adapun ciri-ciri puisi anak-anak adalah: Bahasanya sederhana.(Novi Resmini) Bentuknya naratif.(Novi Resmini) Berisi dimensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan dunia anak.(Novi Resmini) Mengandung unsur bahasa yang indah dengan panduan bunyi pilihan kata dan satuan-satuan makna.(Novi Resmini) Anak-anak kurang tertarik dengan puisi yang bertemakan nostalgia, puisi yang mungil, malu-malu, sarkastik dan keinginan besar. Karena kedua hal tersebut bukan emosi anak-anak. (Henri:1995) Anak-anak lebih berminat pada ide suatu puisi daripada mengetahui berbagai bentuk puisi. (Henri:1995) Jenis puisi haiku sudah dapat dipahami oleh anak-anak pada tahap usia operasi formal. (Henri:1995) Carol Fisher dan Margaret Natarella menyebutkan bahwa anak-anak yang lebih besar usianya lebih menyukai puisi-puisi yang isinya lebih realistik. (Henri:1995; 160) Pemilihan-pemilihan puisi anak-anak dipengaruhi oleh bentuk puisi, unsur-unsur puitik tertentu, isi puisi berupa humor dan pengalaman populer umum, serta unsur-unsur puitik tertentu.(Ann Terry dalam Dasar-dasar Psikosastra Prof. Dr.Henry Guntur Tarigan:1995) Suatu puisi yang disenangi pada satu kelas [kelompok] mungkin saja disenangi oleh beberapa tingkat/kelas [kelompok] lainnya.(Ann Terry dalam Dasar-dasar Psikosastra Prof. Dr.Henry Guntur Tarigan:1995) Anak-anak tidak menyenangi puisi-puisi yang tidak mereka pahami. (Henri:1995) Puisi-puisi yang memerlukan pemikiran yang dalam dan yang bersifat meditatif tidak disenangi anak-anak.(Ann Terry dalam Dasar-dasar Psikosastra Prof. Dr.Henry Guntur Tarigan:1995) Beberapa puisi yang menarik bagi satu jenis kelamin belum tentu menarik bagi jenis kelamin yang satu lagi; anak-anak perempuan lebih menyenangi puisi daripada anak laki-laki.(Ann Terry dalam Dasar-dasar Psikosastra Prof. Dr.Henry Guntur Tarigan:1995) Puisi-puisi baru lebih disukai oleh anak-anak yang lebih besar, daripada puisi-puisi tradisional.(Ann Terry dalam Dasar-dasar Psikosastra Prof. Dr.Henry Guntur Tarigan:1995) Jasa atau kebaikan literer bukan merupakan indikasi yang perlu atau menjadi jaminan bahwa suatu puisi akan disenangi oleh anak-anak.(Ann Terry dalam Dasar-dasar Psikosastra Prof. Dr.Henry Guntur Tarigan:1995) Anak laki-laki dan perempuan memperlihatkan ketidaksenangannya terhadap puisi-puisi remaja dan dewasa antara kelas 3, dan kelas 5.(Norvell, dalam Dasar-dasar Psikosastra Prof..Dr.Henry Guntur Tarigan:164) Puisi-puisi naratif dan limerik, baik yang modern maupun yang tradisional, merupakan bentuk-bentuk puisi kesayangan anak-anak.(Henri:1995;160) Haiku tetap saja secara konsisten tidak disukai oleh semua tingkat anak-anak. (Henri:1995;160) Unsur-unsur rima, ritme, dan bunyi meningkatkan kesenangan/penikmatan anak-anak terhadap puisi. (Henri:1995;160) Puisi-puisi yang mengandung banyak bahasa figuratif, bahasa kias atau imajeri tidak disukai oleh anak-anak. (Henri:1995;160) Puisi-puisi kesayangan anak-anak (kelas 4, 5, dan 6) adalah yang berisi humor atau pengalaman-pengalaman terkenal, ataupun binatang-binatang. (Henri:1995;160) Semua anak lebih menyukai puisi-puisi kontemporer yang mengandung isi modern dan bahasa masa kini daripada puisi-puisi yang lebih kuno, yang lebih tradisional. (Henri:1995; 160). Anak kecil mempersonifikasikan mainan atau boneka mereka, sedang remaja dan orang-orang dewasa menamai atau memberi nama mobil, kapal, komputer, vila, wisma mereka. (Henri:1995) Pilihan-pilihan buku kerapkali dipengaruhi oleh teman-teman sebaya anak-anak; banyak permintaan terhadap buku-buku tentang anak-anak seperti kita. Anak-anak berupaya mencari nilai-nilai; mereka menaruh minat besar pada masalah-masalah dunia; sudah mulai menggarap hubungan-hubungan abstrak; mereka semakin menjadi lebih analitis.

3.3 Macam-macam SastraMenurut Ensiklopedia Bahasa Indonesia, sastra secara garis besar dibagi ke dalam kelompok-kelompok berikut, yaitu:[footnoteRef:5] [5: http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra]

Novel Cerita/cerpen(tertulis/lisan) Syair Pantun Sandiwara/drama Lukisan/kaligrafiHuck, Hepler dan Hickman mengkategorikan sastra anak-anak menjadi beberapa bagian, yaitu:3.4.1 Dongeng3.4.1.1 Pengertian Dongeng

Menurut Huck, Hepler, dan Hickman, dongeng adalah segala bentuk narasi baik itu tertulis atau oral, yang sudah ada dari tahun ke tahun. all forms of narrative, written, or oral, which have come to be handed down through the years (1987). Jadi, dongeng adalah segala bentuk cerita-cerita yang sejak dulu sudah ada dan diceritakan secara turun-temurun. (Henri:1995).Priyono menyebutkan bahwa dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang mengada-ada serta tidak masuk akal dan dapat ditarik manfaatnya. Adapun Carr Lemon dan Cannadine (2010) berpendapat bahwa dongeng adalah cerita sejarah yang berisi pengalaman tentang kejadian masa lampau (past human events) dan merupakan salah satu sumber sejarah berupa tradisi lisan. Sedangkan Sawyer dan Comer (1996) mengatakan bahwa dongeng pada umumnya adalah The common mans fairy tale. They are unadorned stories. Folk tales common plots where good overcomes evil and justice served__Cerita biasa yang mengisahkan tentang cerita peri. Dongeng adalah cerita yang tidak indah. Dongeng mengisahkan tentang kebaikan yang akan selalu menang melawan kejahatan. Cerita ini secara turun-temurun disampaikan sejak dulu dan merupakan kebudayaan. (Pupung Puspa Ardini dalam Pengaruh Dongeng dan Komunikasi Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia 7-8 Tahun).Menurut Ralibi (2008) cara mendongeng dibedakan menjadi dua, yaitu 1) mendongeng tanpa alat peraga, 2) Mendongeng dengan alat peraga. Mendongeng dengan alat adalah dongeng yang dilakukan dengan menggunakan berbagai alat peraga atau properti sebagai penunjang cerita seperti, buku cerita, boneka tangan, dan lain sebagainya. Sedangkan mendongeng tanpa alat tidak menggunakan alat peraga dan pendongeng hanya mengandalkan ekspresi, mimik wajah, intonasi serta suara-suara yang ditirukan pendongeng mengikuti suara aslinya.3.4.1.2 Pembagian Dongeng

Huck, Hepler, dan Hickman (1987) dongeng berkembang seiring dengan perubahanzaman. Huck dan kawan-kawan membaginya menjadi: dongeng tradisional (traditional folk tale)Dongeng tradisional adalah cerita yang disebarkan dari mulut ke mulut turun-temurun dari satu generasi ke genarasi sebelumnya dan tidak jelas pengarangnya (anonymus).(Henri:1995) dongeng fantasi modern (Modern Fantasy)Dongeng fantasi modern merupakan kompilasi (compiled) dari berbagai dongeng tradisional dan memiliki pengarang yang jelas. Cerita dalam dongeng fantasi modern merupakan cerita yang bersumber dari imajinasi pengarang dan sesuai dengan keadaan pada saat cerita tersebut dibuat, sehingga memiliki alur cerita yang dapat menarik minat penikmat dongeng terutama anak-anak, karena disesuaikan pada saat cerita tersebut ditulis sehingga alur cerita lebih fresh. Dongeng fantasi modern disampaikan dengan lebih atraktif kepada pendengar. Pendongeng mengajak pendengar terlibat dalam cerita dengan melakukan komunikasi dan interaksi dengan pendengar. Pelopor dongeng fantasi modern adalah Hans Christian Andersen. Beberapa dongeng karangan Andersen, yaitu Thumbellina dan The Ugly Duckling (1987). (Henri:1995).Pupung Puspa Ardini dalam Pengaruh Dongeng dan Komunikasi Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia 7-8 Tahun Mengutip pendapat Priyono (2006) yang membagi cerita dongeng menjadi lima macam yaitu: legenda, yaitu dongeng yang berkisah tentang asal-usul nama suatu daerah atau tempat. fabel, yaitu dongeng yang berkisah tentang binatang atau ditokohkan dengan binatang. sahibul hikayat, yaitu cerita yang mengisahkan tokoh dengan tujuan untuk meneladani tokoh yang diceritakan dalam dongeng tersebut, sebagai contoh kisah para sahabat nabi. mite, cerita yang menjelaskan tentang fenomena sosial yang alami atau takdir manusia dan interaksi manusia dengan supranatura, sebagai contoh dongeng tentang Dewi Sri atau Dewi Padi. cerita rakyat, yaitu cerita yang diceritakan secara turun-temurun dan merupakan sebuah kebudayaan, sebagai contoh kisah Bawang Merah dan Bawang Putih.

3.4.2 Puisi3.4.2.1 Pengertian PuisiDalam Buku Dasar-dasar Psikolinguitik, Henri (1995) menuliskan bahwa puisi adalah bahasa perasaan, yang dapat memadukan suatu responsi yag mendalam dalam beberapa kata. Sedangkan menurut Sawyer dan Comer dalam Zuchdi puisi didefinisikan sebagai karya sastra yang paling imajinatif dan mendalam mengenai alam sekitar dan diri sendiri termasuk hubungan manusia dan Tuhan yang Maha Kuasa. (Pupung Puspa Ardini dalam Pengaruh Dongeng dan Komunikasi Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia 7-8 Tahun).

Puisi memiliki irama yang indah, ringkas dan tepat menyentuh perasaan dan juga sangat menyenangkan. Penyair memilih setiap kata dengan hati-hati sehingga menimbulkan dampaksegala yang dikatakannya dan yang menjadoi maksudnya menakjubkan pembaca atau pendengar Oleh karena itu dapatlah kita pahami betapa sukarnya membuat definisi puisi yag tepat dan disetujui oleh semua orang. Puisi yang indah adalah penyulngan pengalaman yang menagkap esensi suatu objek, perasaan dan pikiran. Intensifikasi atau penggiatan seperti itu menurut permulaan kata-kata yang lebih terstruktur rapi daripada yang dilakukan oleh prosa. Puisi dapat menyinari, mengiluinasi, menjernihkan, dan memperdalam peristiwa sehari-hari dengan/dalam suatu cara yang tidak pernah terpikirkan oleh pembaca, membuat sang pembaca melihat dan merasakan lebih banyak daripada yang dia lakukan sebelumnya. Karena, puisi menyatakan lebih banyak daripada yang dicerminkan oleh kehidupan; puisi menyatakan kehidupan dalam dimensi-dimensi baru. Robert Frost mengutarakan bahwa suatu puisi beranjak dari kesenangan menuju kebijaksanaan atau kearifan. Puisi memberikan kesenangan bagi anak-anak, tetapi juga membantu mereka mengembangkan wawasan-wawasan baru, cara-cara baru memahami serta merasakan dunia mereka.(Henri:1995)Puisi mengkomunikasikan pengalaman yang menarik bagi pikiran dan perasaan pembacanya. Puisi mempunyai daya untuk menimbulkan imaji-imai sensori yang kaya responsi-responsi emosional yang mendalam pada para penyimaknya. Puisi menuntut responsi total dari sang individu; segala intelek, perasaan, emosi, dan imajinasi. Puisi tidak berbicara mengenai suatu pengalaman, tetapi mengundang para penyimaknya berpartisipasi atau ikut terlibat di dalam pengalaman itu. Puisi hanya dapat terjadi apabila ada hubungan erat antara pembaca dan puisi tersebut, adanya hubungan batin antara kedua belah pihak. Karena, puisi dapat dikatakan sebagai hal yang disampaikan dengan sugesti, dengan indireksi, dengan ketidakbijaksanaan, dengan apa yang tidak terkatakan. Seperti yang diutarakan Carl Sandburg (1930:27): Apa yang dapat dijelaskan bukan puisi....Puisi-puisi yang jelas dan nyata adalah ibarat teka-teki yang telah terjawab. Mereka menyangkal mengingkari kita akan adanya kegembiraan mencari dan menciptakan.(Henri:1995)Sejumlah ambiguitas tertentu merupakan ciri puisi, karena lebih banyak terselubung di dalamnya daripada prosa. Robert Frost secara bergurau menyarankan bahwa puisi adalah segala yag hilang dalam terjemahan; dan terjemahan puisi ke dalam prosa sama sukarnya dengan terjemahan puisi ke dalam bahasa lain. Memprafrasekan suatu puisi sama dengan menghancurkan puisi. Karena, pengalaman puisi tidak dapat disampaikan, kecuali dengan kata-kata puisi itu sendiri.(Henri:1995)3.4.2.2 Metode Penyajian Puisi

Menciptakan suatu suasana yang baik dan menggairahkan bagi kegembiraan dan penikmatan puisi.(Henry:1995) Melakukan penampilan, atau pembuatan puisi secara alamiah.(Henry:1995) Pembimbing dapat membacakan puisi ciptaannya yang sangat disukainya untuk menstimulasi anak-anak memulai dengan penciptaan atau pembacaan puisi. (Henry:1995) Minat puisi anak-anak dapat distimulasi oleh pembimbing dengan memberikan informasi beberapa penyair dalam rentetan foto di film (filmstris). (Henry:1995) Choral Speaking/choral reading, yaitu semacam bentuk paduan suara dalam membaca puisi (Huck, Hepler & Hickman 1987:415).(Henry:1995)

Laporan Praktikum (Mata Kuliah : Diagnostik)Bagian I : Wawancara

Tema: Perkembangan Minat Sastra pada Anak Usia 10.0-12.0 tahunInterviewer: FatimahInterviewee1: FTanggal pemeriksaan 1: 14 Mei 2015Tempat pemeriksaan1: Jl. Jelita No.2 Batu Nunggal BandungTujuan pemeriksaan : Untuk mengetahui aspek perkembangan minat sastra pada anak usia 10.0-12.0 tahun.I. IDENTITAS INTERVIEWEE 1Nama: FUsia: 10 Tahun 1 BulanPendidikan: SDPekerjaan: PelajarAlamat: Jl. Jelita No.2 Batu Nunggal Bandung

Nama Ayah: YPekerjaan: PNS Bank BJBAlamat: Jl. Jelita No.2 Batu Nunggal Bandung

Nama Ibu: DPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Jl. Jelita No.2 Batu Nunggal Bandung

Hasil Wawancara dengan Responden 1 (F)

NoPeranResponKategori

1.IterApakah orangtua Adek sering membacakan dongeng atau bercerita?

IteeYa, sering pas mau bobo. Dulu, pas Farla masih kecil, trus juga pas lagi nonton tv sama mamah suka sering dibacaain cerita.

2.IterSiapa saja yang suka bacain dongeng selain mamah Fasya?

IteeKadang-kadang mamah, kadang-kadang nenek.

3.IterOh, mamah sama nenek saja ya?

IteeSama kakek juga. Tapi, kalau Kakek ngedongengnya suka aneh. Tiba-tiba ini, terus tiba-tiba itu.

4.IterMaksudnya gimana, Fasya nya yang gak ngerti atau gimana?

IteeIya, gak ngerti. Kalau aku tanya, ntar tuh suka dibilangin makanya dengernya dari awal. Critanya suka gak nyambung. Makanya, kita (itee dan adiknya) suka ketawa. Nah,Kalau mamah seringnya ngedongeng tentang kartun-kartun.

5.IterKapan waktu-waktu mendongeng atau bercerita itu berlangsung?

IteeKalau mamah biasanya pas lagi berdua....aja. Kalau nenek pas mau bobo. Kalau Kakek kadang-kadang, ya.......tiba-tiba aja.

6.IterDari mana sumber dongeng yang Fasya dapatkan, baik dari mamah atau dari nenek dan kakek. Apakah hasil dari buku bacaan atau hasil karangan sendiri?

IteeKalau nenek biasanya suka ceritain aku pas waktu kecil. Misalnya gini, Dulu ada orang lahirin. Terus, perempuan itu melahirkan. Nah, sekarang anaknya yang pertama sudah kelas empat. Sedangkan adeknya Farla sudah kelas satu. Pas kita lagi berantem, biasanya nenek juga suka ngata-ngatain kita harusnya kalian tuh pada akur. Intinya, suka nyeritain tentang kita (itee dan adeknya), tapi namanya suka disamarin tuh Ka. Terus aku tuh suka bilang, Ko, itu mah kaya aku. Tapi, kata nenek itu mah bukan cerita tentang aku.

7.IterNah, pas udah diceritain biasanya suka langsung berdamai gak?

IteeSuka ketawa. Ya, Kadang-kadang akur, kadang-kadang enggak.

8.IterBiasanya cerita yang berkesan cerita yang seperti apa?

IteeCerita yang kaya Kakek, soalnya ceritanya lucu.

9.IterLucunya seperti apa?

IteeKarena ceritanya gak nyambung, jadi suka bikin kita ketawa.

10.IterCoba, bisa gak kasih sedikit gambaran tentang cerita Kakek?

IteeMisalnya, ceritanya tentang horor, tapi tiba-tiba jadi ke cerita badut. Ah, pokoknya suka gak nyambung. Padahal pas Kakek lagi cerita cerita horor, kita tuh udah nyiapin bantal.

11.IterKalau di sekolah guru suka ngedongeng gak?

IteePernah, sering. Misalnya pas belajar Bahasa Indonesia.

12.IterJudul dongengnya apa saja?

IteeMisalnya....dongeng Ba... Bapak dokter dengan Pasiennya, Impian yang Hampir putus Asa, Cita-cita jadi Astronot, Mila dan Bapaknya, Kucing Hitam dan Si Manis, sama cerita yang lainnya. Cuma sekarang udah lupa judul-judulnya.

13.IterApakah Adek senang mendengarkan dongeng?

IteeYa, senang. Tapi, kadang-kadang males.

14.IterApa yang menyebabkan Adek terkadang merasa malas untuk mendengarkan dongeng atau cerita?

IteeYa, misalnya ketika aku mau nonton tv. Nah, lagi nonton tv itu suka ngerasa keganggu kalau sambil didongengin. Terus kalau sama bu guru kadang malas juga. Terutama kalau kita lagi gak pengen denger dongeng. Tapi kebanyakan senang...., soalnya jadi dapet informasi baru.Dongeng dapat menjadi alat transformasi wawasan baru bagi anak. Namun, waktu penyampaian dongeng harus tetap diperhatikan

15.IterJenis dongeng apa yang paling Adek senangi?

IteeTentang kenyataan, seperti cerita Impian yang Hampir Putus Asa. Jadi, itu menceritakan tentang seseorang yang hampir putus asa dan menjadikan dirinya hampir tidak mau menjadi profesinya lagi. Tapi, banyak orang yang nyemangatin dia. Profesinya itu dia tuh sebagai pemain bola. Nah, pas waktu dites, dia tuh gagal gitu. Cuma disemangatin sama teman-temannya yang udah lolos. Terus akhirnya dia lolos. Dan akhirnya, dia menjadi bersemangat dari yang awalnya hampir putus asa.Anak usia 10.0-12.0 tahun menyukai cerita-cerita tentang realita kehidupan.

16.IterAdek punya judul dongeng atau cerita yang paling berkesan?

IteeMaksudnya berkesan itu kaya gimana?Itee kurang mngerti dengan maksud pertanyaan Iter.

17.IterJadi, salah satu judul dongeng yang sampai saat ini masih inget banget.

IteeNaik Haji. Itu cerita dari mamah. Jadi, itu cerita tentang mamah yang ingin naik haji. Terus mamah nangis. Pokonya, cerita tentang orang yang ke Mekkah terus berdoa sama Alloh.

18.IterAdek sering baca buku cerita gak?

IteeSuka

19.IterAdek baca bukunya suka sampai selesai?

IteeYa. Tadi juga aku habis beli komik. Komiknya itu tentang akhlak. Nah, sekarang tuh ceritanya udah hampir selesai. Soalnya, ceritanya seru. Jadi pas lagi makan juga aku sambil baca buku.Cerita yang menarik memotivasi anak untuk membaca.

20.IterAdek suka baca buku yang ada ilustrasi atau gambar-gambarnya gak?

IteeMaksudnya gambar kaya gimana?Itee baru menjawab setelah mengerti arah pertanyaan iter yang diberikan contoh ilustrasi sebuah buku cerita.

IteeYa, suka. Soalnya kalau ada gambarnya jadi ngebantu aku buat ngebayangin ceritanya.

21.IterAdek pernah baca novel atau cerpen?

IteeYa, pernah. Tapi kan kalau novel sama cerpen itu banyak kata-katanya. Jadinya gak mau baca. Paling baca satu atau dua halaman. Terus seperti gak jelas gitu. Kalau komik.., kan ada cerita sama gambarnya. Jadinya ceritanya lebih kebayang.Anak usia 10.0-12.0 masih menyukai ilustrasi dan gambar-gambar dalam sebuah buku.

22.IterKalau baca buku sering tertarik oleh judulnya tidak?

IteeYa, sering. Misalnya judul Seandainya Turun Salju di Indonesia, terus Akhlak dalam Al-Quran. Nah, itu kan judulnya menarik.Judul sebuah buku atau cerita menjadi daya tarik untuk anak dalam membaca.

23.IterAdek suka sama buku-buku yang berkaitan dengan olahraga, minat atau hobi-hobi tertentu gak?Misalnya buku-buku terkait hobi memancing atau menjahit.

IteeYa, suka. Misalnya buku tentang merajut. Pokonya buku-buku tentang hal-hal yang belum kita bisa. Soalnya, biar bisa dikuasai. Ya, pokonya buku-buku tentang yang melatih keterampilan.Anak usia 10-12 tahun menunjukkan ketertarikannya terhadap minat-minat tertentu dan menginginkan dirinya untuk menguasai keterampilan yang diminatinya.

24.IterAdek suka buku yang menceritakan kisah-kisah perjuangan gak?

IteeSuka. Contohnya cerita tentang Soekarno, R.A Kartini, sama Dwi Sartika.

25.IterSiapa yang suka mnceritakan tokoh-tokoh tersebut?

IteeGuru, Guru Bahasa Indonesia.

26.IterAdek suka dengan cerita-cerita tentang kesedihan, kematian, atau orang-orang yang menangani masalah-masalah khusus?

IteeYa, suka. Kaya cerita nenek-nenek yang dituntun. Tapi suka sedih tuh ujung-ujungnya. Terus serem. Jadi, menyiksa kata aku mah kalau baca yang kaya gitu teh.Cerita yang menyedihkan seringkali membawa pembaca melibatkan emosi dirinya.

27.IterAdek suka dengan cerita yang alurnya sulit untuk ditebak tidak?

IteeYa. Soalnya, kalau yang alurnya sulit ditebak itu bikin kita penasaran. Seperti sinetron Rein. Nah.., aku kira kan Viona sama Rein itu akan bersahabat selamanya. Soalnya, pas awal-awal mereka berdua tuh sangat akrab. Tapi, mereka malah putus, karena ada cowok. Padahal cowoknya itu sukanya sama Rein. Cuma Viona saja yang kegeeran. Sampai-sampai pada waktu itu Viona ingin Rein itu pindah dari kotanya di Jakarta. Bahkan, Viona itu sampai memfitnah mamahnya Rein. Bilangnya, cowok yang suka sama Rein itu yang nyelakain Rein sampai Rein jatuh ke sungai. Padahal, yang ngejatuhin Rein itu bukan dia. Tapi, cowok lain yang jahat, Cuma suka sama Rein. Nah, si Rein nya itu sakit kanker. Fahri juga punya penyakit, tapi Rein nya gak tahu penyakit Fahri. Akhirnya, keduanya itu suka saling nyelamatin. Tapi, ujung ceritanya gak tahu, apakah Rein akan meninggal atau tidak. Soalnya ceritanya belum tamat. Nah, itu teh kisak nyata Ka.

28.IterAdek suka menirukan gerakan tokoh dari sebuah cerita tidak?

IteeYa. Kaya, misalnya di cerita Cinderella. Nah, kita (itee dan Adeknya) kan menari bersama kaya Cinderella.

29.IterKarakter tokoh seperti apa yang Adek senangi?

Itee Jujur, misalnya tokoh Tasya yang berkisah tentang persahabatan Pemberani, seperti tokoh Ela di Fil Cinderella Baik. Baik hati yang selalu berbaik hati dan penolong itu seperti tokoh Fatimah. Nah, dalam buku...itu pokonya diceritakan tokoh Fatimah yang diejek, namun tetap sabar dan tidak membalas mengejek orang yang udah mengejeknya. Penolong, seperti tokoh Bymax dan Hiro Bertanggungjawab. Bertanggungjawab itu orang yang selalu bertanggungjawab terhadap semua hal, misalnya bertanggungjawab terhadap semua pekerjaannya.

30.IterAdek sering baca buku tidak?

IteeSering banget. Soalnya tiap hari aku kan pergi ke perpustakaan sekolah.

31.IterBiasanya Adek membaca buku apa saja?

IteeBiasanya aku baca buku fiksi.

32.IterApakah Adek merasa rileks atau santai ketika membaca buku-buku fiksi atau cerita?

IteeYa, suka santai. Suka sampai selesai. Bahkan kadang-kadang suka sampai lupa gak ngerjain PR.

33.IterAdek suka cerita-cerita cinta atau kisah-kisah romantis, seperti Kisah Romeo dan Juliet atau cerita Cinderella?

IteeKalau cerita cinta seperti Romeo dan Juliet gak terlalu. Tapi, kalau cerita tentang Cinderella saya suka, soalnya tokohnya baik hati, terus juga pemberani.

34.IterApakah Adek senang dengan cerita-cerita horor gak?

IteeYa, suka. Aku punya buku-buku horor. Soalnya, buku-buku horor itu jadi bikin suasana rumah jadi gimana...gitu.

35.IterAdek gak takut atau misalnya jadi gak bisa tidur gara-gara selesai membaca buku-buku horor?

IteeGak, aku masih tetap bisa tidur. Padahal kan orang lain mah biasanya gak bisa tidur kalau udah baca atau dengar cerita horor.

Bagian I : Wawancara

Tema: Perkembangan Minat Sastra pada Anak Usia 10.0-12.0 tahunInterviewer: FatimahInterviewee2: ETanggal pemeriksaan 2: 19 Mei 2015Tempat pemeriksaan2: Ponpes Al-Ihsan Cibiru HilirTujuan pemeriksaan : Untuk mengetahui aspek perkembangan minat sastra pada anak usia 10.0-12.0 tahun.I. IDENTITAS INTERVIEWEE 2(Perempuan)Nama: EUsia: 10 tahunPendidikan: SDPekerjaan: PelajarAlamat: Cibiru Hilir

Nama Ayah: APendidikan terakhir: SMAPekerjaan: BuruhAlamat: Cibiru Hilir

Nama Ibu: NPendidikan terakhir: SMPPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Cibiru Hilir

I. IDENTITAS INTERVIEWEE 3 (Laki-laki)Nama: IUsia: 11 tahunPendidikan: SDPekerjaan: PelajarAlamat: Cibiru Hilir

Nama Ayah: SPekerjaan: Karyawan SwastaAlamat: Cibiru Hilir

Nama Ibu: IPekerjaan: PenjahitAlamat: Cibiru HilirHasil Wawancara dengan Responden 2 & 3(E & I)

NoPeranResponKategori

1.IterApakah Adek menyukai dongeng?Jawaban menunjukkan minat objek terhadap sastra yang salah satunya diwakili oleh aspek dongeng.

ESuka

ISuka

2.IterKenapa Adek suka dengan dongeng?Keunikan dan nilai humor yang terdapat pada dongeng menarik minat objek terhadap dongeng.

ESoalnya dongeng itu unik.

ISoalnya dongeng itu lucu.

3.IterApakah orangtua sering membacakan dongeng kepada Adek?Jawaban kedua itee bisa menjadi salah satu asumsi terkait faktor keluarga dalam membentuk minat objek terhadap sastra yang diwakili oleh dongeng.

ESuka. Sering.

ISuka, tapi jarang.

4.IterKapan orangtua membacakan dongeng untuk Adek?

ESebelum tidur. Terus pas siang juga

IPas kapan saja sih, waktunya gak tentu.

5.IterApakah Adek suka dengan dongeng fabel (dongeng tentang binatang)?Jawaban itee menunjukkan minatnya terhadap fabel sebagai bagian dari jenis-jenis dongeng

ESuka.

ISuka.

6.IterKenapa Adek menyukai dongeng tersebut?

ESoalnya suka menceritakan tokoh-tokoh, misalnya tokoh yang pintar atau tokoh yag bodoh.

ISoalnya dongengnya lucu.Jawaban itee menguatkan jawaban di pertanyaan kedua.

7IterApakah Adek menyukai dongeng tradisional seperti cerita-cerita rakyat?Jawaban menunjukkan adanya sedikit indikasi minat yang berbeda terhadap jenis-jenis dongeng antara laki-laki dan perempuan.

ESuka.

IGak suka.

8IterKenapa Adek menyukai dongeng tersebut?Kemenarikan suatu dongeng mempengaruhi minat objek terhadap dongeng. Pernyataan ini merupakan justifikasi pada pernyataan kedua.

ESoalya dongeng-dongengnya menarik.

ISoalnya ceritanya kurang menarik, kadang membosankan.

9IterApakah Adek menyukai cerita-cerita legenda?Pernyataan ini menunjukkan justifkasi pada pernyataan ke tujuh

ESuka

IGak Suka

10IterKenapa Adek menyukai cerita-cerita legenda?

ESoalnya kalau legenda itu bisa bikin kita tahu tentang sesuatu.Jawaban Itee menunjukkan adanya fungsi dongeng sebagai jendela informasi.

ISoalnya ceritaya gak menarik, ceritaya gak lucu.Justifikasi pernyataan ke-2

11IterApakah Adek menyukai kisah-kisah sohibul hikayat (kisah-kisah tokoh tertentu, seperti kisah para nabi)?Jawaban itee menunjukkan adanya ketertarikan onjek terhadap dongeng bertemakan perjuangan. Selain itu, nilai keteladanan sebagai salah satu fungsi dongeng ditemukan dalam pernyataan jawaban ini.

ESuka.

ISuka.

12IterKenapa Adek menyukai kisah-kisah seperti itu?

EKarena kalau tokoh-tokoh nabi sama kepahawanan itu mencontohkan hal yang bisa dicontoh oleh kita.

IKarena nabi berjuang untuk membela agama Islam.

13IterApakah Adek lebih menyukai dongeng-dongeng terbaru dibanding dengan dongeng-dongeng zaman dahulu?Justifikasi asumsi untuk pernyataan ketujuh.

EYang Zaman dahulu.

IZaman sekarang.

14IterKenapa Adek lebih menyukai dongeng itu?

EKalau dongeng yang zaman sekarang tuh banyaknya tuh yang kaya gimana gitu, hehe. Kalau dongeng zaman dahulu mah dongengnya sangat menarik. Kalau zaman sekarang mah gak terlalu menarik. Peneliti menemukan adanya rasa kejenuhan itee terhadap dongeng zaman sekarang yang peneliti yakini akibat dari merambahnya cerita-cerita didaktif.

ISoalnya cerita zaman sekarang mah pada menarik, pada lucu.Justifikasi pernyataan ketujuh.

15IterApakah Adek menyukai cerita-cerita atau dongeng-dongeng mite (tentang hal-hal yang misterius)Jawaban itee menunjukkan ketidakminatannya terhadap cerita atau dongeng-dongeng berbau mistis.

EGak, gak suka.

IGak. (Sambil menggelengkan kepala)

16IterKenapa Adek tidak menyukai dongeng itu?

EKarena takut

IKarena takut.

17IterApakah Adek menyukai cerita atau dongeng yang mempunyai alur yang rumit atau berbelat-belit?Jawaban Itee menunjukkan minatnya pada cerita yang sederhana.

EGak suka yang rumit.

ISama, gak suka.

18IterKenapa Adek tidak menyukai cerita atau dongeng yang mempunyai alur yang rumit atau berbelat-belit?

EPusing...

IPuyeng Ka,

19IterApakah Adek menyukai dongeng yang ending (ujung ceritanya) tidak terduga?Anak-anak menyukai dongeng atau cerita yang endingnya tidak terduga.

ESuka.

ISuka

21IterApakah Adek menyukai cerita atau dongeng yang lucu?Justifikaasi pernyataan kedua.

ESuka.

ISuka.

22IterApa alasan Adek menyukai cerita-cerita lucu?

EKadang cerita lucu itu bisa bikin kita tertawa. Kalau tertawa jadi bahagia.

ISama.

23IterApa judul dongeng yang menurut Adek lucu?Pernyataan jawaban menguatkan asumsi pernyataan ketujuh.

EKancil ....Kancil dan Buaya.

IUpin Ipin.(Itee tersenyum melontarkan jawabannya)

24IterAspek apa yang membuat dongeng itu begitu lucu di mata Adek?

EKebodohan Si Buaya karena mudah ditipu oleh Si Kancil.

IKarena botaknya. (iter, dan semua itee tertawa)

25.IterApakah guru Adek sering atau pernah membacakan dongeng ketika di sekolah?Lingkungan sekolah ikut membentuk minat anak terhadap sastra.

ESuka, sering. Tapi kadang-kadang

IPernah, tapi gak terlalu sering.

26IterBiasanya kalau guru lagi cerita suka menarik gak?

EMenarik. Tapi kadang-kadang ada yang kurang menarik

IAda yang kurang menarik.

27IterApa yang membuat cerita guru Adek menarik?

EKarena cerita yang disampaikan guru itu.., bisa bermanfaat bagi kitaPernyataan itee tentang manfaat dongeng atau cerita.

IKarena ceritanya yang udah gak menarik, udah bosan.

Kemenarikan suatu dongeng menentukan partisipasi anak terhadap kegiatan menyimak dongeng.

28IterApa contoh judul dongeng yang pernah disampaikan oleh guru Adek?

E Si Boncel, maksudnya Dalem Boncel.

IDongeng Malin Kundang. Tapi, cerita kurang menarik soalnya, udah terlalu sering dengernya. Jadinya bosan.

29IterApakah Adek memiliki dongeng yang sangat berkesan hingga hari ini?

Daya emosional dan pesan moral dari suatu dongeng akan memberikan kesan terhadap pembacanya.

EAda.

IAda.

30IterApa judul dongeng yang membuat Adek berkesan itu?

ELegenda Batu Menangis

ISama.

31IterKenapa Legenda Batu menangis itu begitu berkesan?

EKarena Batu Menangis itu tidak patut dicontoh. Karena dia telah memperlakukan ibunya seperti pembantu. Sehingga batu menangis itu tidak patut ditiru. Ceritanya sedih.

IAlasannya sama. terus ceritanya juga sedih.

32IterKalau diurutkan gimana nih dongeng yang paling Adek sukai?Justifikasi pernyataan ketujuh.

ELegenda.

IYang Lucu

33IterPernah gak Adek pas di kelas saat guru ngedongeng merasa jenuh untuk mendengarkan dongeng?Kefektifan ruangan mempengaruhi minat anak dalam menyimak dongeng atau cerita.

EPernah

IGak

34IterApa alasannya?

ESoalnya kalau ceritanya panjang, terus di kelas itu ada 44 orang, jadi gak kedengeran. Itu teh jenuh gitu. Gimana mau ngedengerinnya, soalnya banyak yang ngobrol.

ITetap senang aja ngedengerin dongeng.

35IterApakah Adek suka baca buku cerita?Justifikasi pernyataan pertama.

ESuka.

ISuka.

36IterContoh buku apa yang Adek baca?

ESi Kancil

IGak tau. Soalnya lupa lagi.

37IterKalau Adek baca buku suka sampai selesai gak?

EGak

IGak (sambil tertawa)

38IterKenapa alasannya?

EKan kalau misalnya baca komik ya Ka, kan itu teh suka waktunya tuh suka terjangkau. Karena saking keasyikan baca buku, jadi suka sampai lupa waktu. Bahkan kadang suka sampai ketiduran.Membaca cerita atau dongeng memberikan efek hiburan dan rileksasi pada pembacanya.

ICape, cape ngomong. Suka jenuh.

39IterApakah Adek suka dengan buku bergambar?Ilustrasi sebuah buku memberikan bantuan terhadap pemahaman anak dalam memahami bacaan atau dongeng.

ESuka yang ada gambarnya sama buku yang gak ada gambarnya.

ISuka yang banyak gambarnya.

40IterKalau dibandingkan, lebih suka yang mana antara buku yang bergambar dengan buku yang tidak bergambar?

ELebih suka yang tidak bergambar. Tapi, kalau yang gak ada gambarnya suka gak ngerti. (itee tersenyum)

IJadi memudahkan mengerti. (Itee mengiyakan klu dari iter).

41IterApakah Adek pernah baca novel atau cerpen?Jawaban itee terhadap cerpen hanya menunjukkan asumsi kurangnya minat objek terhadap novel dan cerpen.

EBelum pernah.

IPernah

42IterApakah Adek membacanya sampai selesai?

E & IGak. (Itee menjawab sambil menggelengkan kepalanya).

43IterKalau baca buku, kesan pertama kali yang dilihat apanya dulu?Cerita dan konten suatu buku dongeng menentukan minat membaca anak.

ECeritanya. Jadi, ceritanya apa dulu.

IJudulnya.

44IterApakah Adek suka membaca buku melihat dari penulisnya?Jawaban menunjukkan bahwa anak-anak tidak terlalu begitu peduli dengan penulis dari ebuah buku yang diminatinya.

EGak tahu semua.

ISama

45IterSiapakah yang menjadi penulis idola bagi Adek?

EHmz...Ka Ria Sri Murni. Contoh Karyanya seperti Saudagar Dipo.

IGak tahu. Soalnya gak hafal. Tapi judul ceritanya lupa lagi. Ceritanya tentang persahabatan.

46IterOia, Kaka lupa tanya. Kalau bicara soal tokoh dalam cerita, biasanya Adek suka tokoh dengan karakter seperti apa?

ESuka sama tokoh yang pemberani, baik, penolong, terus cantik.Tokoh yang berani menjadi tokoh universal yang disukai anak usia 10-12 tahun.

ISuka sama tokoh yang pemberani.

47IterApakah Adek menyukai buku-buku tentang hobi, seperti sepak bola atau menjahit?Anak usia 10-12 tahun menunjukkan minatnya terhadap buku-buku terkait keterampilan dan hobi.

ESuka. Tapi kalau sepak bola gak suka.

ISuka, suka sepak bola.

48IterApa alasan Adek suka buku-buku tersebut?

ESoalnya buku-buku itu ngelatih kita terampil.

ISoalnya hobi.

49IterApakah Adek suka dengan cerita perjuangan?Anak-anak menyukai cerita-cerita tentang perjuangan.

ESuka

ISuka

50IterKenapa menyukai cerita-cerita tersebut?

EKarena kalau tentang perjuangan itu bisa membuat kita bangkit.

ISoalnya memperjuangkan Indonesia.

51IterTokoh apa yang paling Adek sukaiPernyataan ini memberikan bantahan terhadap asumsi ketujuh.

EMarsha and The Bear

INaruto

52IterApakah Adek suka menirukan gaya tokoh-tokoh tersebut?

ESuka sedikit.

IGak.(Itee mengiyakan stimulasi iter, bahwa dirinya tidak terpengaruh untuk menirukan gaya-gaya tokoh yang disukainya)

53IterApakah Adek merasa santai ketika membaca buku-buku cerita?

Membaca buku cerita memberikan kesan hiburan dan ruang rileks bagi anak-anak. (justifikasi pernyataan pertanyaan ke-38)

EYa.

IYa.

54IterKenapa membaca cerita membuat Adek merasa santai?

EKarena membuat kita merasa nyaman. Jadi teh kalau nyaman itu teh bisa jadi sampai tidur.

I-

55IterAdek suka cerita-cerita cinta atau kisah-kisah romantis, seperti Kisah Romeo dan Juliet atau cerita Cinderella?Anak-anak belum mempunyai minat terhadap tema-tema cerita percintaan.

EGak, gak suka.

IGak.

56IterKenapa Adek tidak menyukai cerita-cerita seperti itu?

EKalau percintaan itu kan kurang cocok untuk anak-anak di bawah 15 tahun.

ISama.

57.IterApakah Adek suka dengan cerita horor?Justifikasi pernyataan pada pertanyaan ke-15

EGak, gak suka

ISama

58IterApakah Adek pernah mendengar cerita-cerita horor?

EKalau dengar pernah dari cerita teman-teman.

IGak, gak pernah.

59.IterKalau habis denger cerita horor gimana?

EYa suka sampai kebawa mimpi. Padahal sebelum tidurnya suka baca doa dulu.

I-

60IterApakah Adek menyukai cerita tentang orang-orang yang berusaha menyelesaikan masalahnya?Anak-anak usia 10-12 tahun menyukai cerita bertemakan perjuangan.

ESuka.

ISuka.

61IterKenapa Adek menyukai cerita-cerita seperti itu?

ESama.Kedua itee membenarkan pernyataan iter yang menyebutkan bahwa cerita-cerita tersebut terkadang membuat inspirasi dalam menyelesaikan masalah.

ISama

62IterApakah di rumah Adek suka membaca?

ESuka.

IGak.

63.IterApakah Adek terkadang menemukan perasaan yang sama dengan dongeng yang Adek baca. Misalnya, Adek membaca dongeng yang berkisah tentang kesedihan seorang anak yang ditinggal meninggal ibunya. Nah, tiba-tiba Adek merasa....sepertinya cerita ini misalnya seperti kejadian temanku?

EYa suka. Misalnya pernah juga jadi ingat pas mamah ceritain nenek yang udah meniggal.

IGak

64IterKalau baca buku, biasanya sering ikut-ikutan selera bacaan teman-temannya gak?Minat sastra anak-anak terkadang pula dipengaruhi oleh teman sebayanya.

EPernah. Ya, pokoknya suka.

IGak. Tapi kadang ikut-ikutan juga.

65IterApakah Adek suka puisi?Justifikasi pernyataan pertama.

ESuka

ISuka

66IterKenapa Adek menyukainya?Anak-anak menyukai dimensi ritmis.

EKarena suka nadanya sama suka tulisan.

67.IterApakah Adek suka dengan puisi yang berbentuk cerita (naratif)?

EGak suka

ISuka

68

IterKenapa alasan suka atau gak sukanya?Justifikasi pernyataan ke-66.

ESoalnya kalau puisi yang cerita itu gak ada nadanya.

ISoalnya kalau puisi berbentuk cerita itu lebih bebas, gak ada patokannyaItee membenarkan stimulasi pernyataan iter

69IterApakah Adek menyukai jenis puisi dengan bahasa yang sederhana?Anak-anak menyukai puisi yang mempunyai bahasa sederhana dan mengandung bahasa-bahasa kiasan.

ESuka, soalnya mudah dimengerti.

IGak. Soalnya suka dengan puisi yang bahasanya ada bahasa kiasannya.

70IterApakah Adek menyukai puisi yang mengandung unsur bahasa yang indah dengan paduan bunyi pilihan kata dan satuan-satuan makna tertentu?

Anak-anak menyukai keindahan bahasa.

ESuka

ISuka

73ITema puisi seperti apa yang Adek sukai?Tema puisi perjuangan dan persahabatan mendominasi tema puisi anak-anak usia 10-12 tahun

Puisi tentang perjuangan, keluarga sama tentang persahabatan. Tapi yang paling suka tentang persahabatan.

Puisi tentang persahabatan

74IterApakah Adek tertarik dengan puisi yang bertemakan nostalgia?Anak-anak usia objek tidak menyukai tema puisi nostalgia dan puisi-puisi yang sulit untuk dipahami.

EGak

I(Itee menggelengkan kepalanya)

75IterApakah Adek menyukai puisi yang tidak mudah untuk dipahami?

EGak

IGak

76IterApakah Adek mengerti puisi jenis Haiku?Haiku menjadi jenis puisi yang asing bagi anak-anak usia 10-12 tahun. Namun, pernyataan ini subjek bantah dengan keterkaitan budaya yang berbeda antara Indonesia dengan negera asal Haiku itu sendiri.

E & I(Kedua itee merasa asing dengan istilah yang iter sampaikan)

77IterApakah Adek-adek menyukai puisi-puisi yang sesuai dengan kenyataan (realistik)?Anak-anak menyukai puisi-puisi bertemakan kenyataan. Namun, tetap mempunyai ketertarikan pula pada daya imajinasi puisi, khususnya pada perempuan.

ESuka

ISuka

78IterManakah yang lebih Adek pilih antara puisi imajiner dengan puisi realistik?

EPuisi yang imajinasi.

IPuisi tentang kenyataan.

79IterApakah Adek pernah mendapatkan teman sekelas atau kebanyakan teman sekelas menyukai sebuah judul puisi yang sama, atau kebanyakan dari teman menyukainya?

EGak semuanya. Tapi, ada yang kebanyakan suka.Minat terhadap sastra dipengaruhi oleh teman sebaya.

IAda. Tapi gak sampai semuanya.

80IterApa judul puisinya?

ELupa lagi kalau judulnya Ka.

81IterTema puisinya tentang apa?

EPuisi tentang persahabatan

82IterApakah Adek lebih menyukai puisi-puisi terbaru dibandingkan puisi-puisi yang lama?

ELebih suka yang zaman dahulu. Seperti puisi-puisi zaman dahulu. Karena Bangsa Indoneia dulu berjuang melawan penjajah.Tema perjuangan menjadi tema yang disukai anak-anak.

ILebih suka puisi-puisi terbaru.

83IterApakah Adek mengidolakan salah seorang penyair?

EYa

IYa

84IterSiapakah penyair yang menjadi idola Adek?Anak-anak tidak terlalu memperhatikan penyair. Tetapi fokus mereka ada pada karyanya.

EYang tadi Kakak sebutin (Chairil Anwar)

ILupa lagi Ka.

85IterMengapa Adek menyukainya, apakah dari segi tokohnya atau dari segi karya puisinya?

EDari segi puisinya, soalnya bagus terus bertemakan perjuangan.

I-

86IterApakah Adek menyukai puisi-puisi remaja atau puisi-puisi orang dewasa?

EYang dewasa suka. Tapi, kalau yag remaja enggak. Anak-anak kurang tertarik dengan puisi-puisi bertemakan romantisme atau cinta

IGak suka.

87IterKenapa Adek menyukainya?

ESoalnya kan, puisi orag dewasa juga bukan percintaan saja, banyak juga yang lainnya.

I-

88.IterApakah Adek menyukai puisi anak-anakAnak-anak usia 10-12 tahun menyukai puisi anak-anak.

ESuka

ISuka

89IterApakah Adek menyukai puisi limerik?Jawaban itee menunjukkan keasingannya terhadap limerik, mengingat sastra jenis limerik cenderung langka untuk ditemukan di Indonesia.

E(Kedua itee merasa asing dengan istilah yang disampaikan iter)

90IterApakah Adek menyukai ritme, dan rima dalam sebuah puisi?Anak-anak lebih menyukai puisi sajak bebas.

EGak terlalu suka.

IGak suka

91IterKenapa Adek kurang suka dengan puisi yang memiliki ritme dan irama?

ESukanya yang bebas

ISukanya puisi bebas kaya yang puisi cerita.

92IterApakah Adek menyukai puisi yang banyak mengandung bahasa figuratif dan bahasa-bahasa kiasan?

EGak suka.

ISuka.

93IterApakah Adek menyukai puisi yang bertemakan tentang binatang?

ESuka

ISuka

94IterApakah Adek menyukai puisi yang bertemakan tentang keindahan alam?

EGak terlalu suka. Lebih suka yang bertemaakan perjuangan.

ILebih suka yang bertemakan persahabatan.

95IterApakah Adek menyukai puisi yang bertemakan tentang tokoh-tokoh terkenal, seperti puisi tentang tokoh pahlawan?

ESuka

ISuka

96IterApakah Adek menyukai puisi tentang romantisme atau cinta?

EGak

IGak suka.

97IterApakah Adek sering atau pernah sesekali mengkiaskan makna dalam puisi dengan mainan, seperti boneka, dsb?

EGak, gak suka.

ISuka

98Apakah Adek menemukan banyak nilai yang terkandung dalam puisi setelah Adek membaca atau mendengarkannya?

EGak

I(Itee menggelengkan kepalanya)

Laporan Praktikum (Mata Kuliah : Diagnostik)Bagian II: Observasi

A. Pembuatan Puisi Nama Observee 1: FUmur: 10 tahunTempat, tg, lahir: Cirebon, 10 November 2004

Alam Indonesia

Di Indonesia terdapat banyak alamAda alam buatan ada alam asliKita harus menjaga alamAgar kita bisa sejukJangan dirusak nanti kita rugiSayangi lah alam Indonesia

Nama Observee 2: EUmur: 10 tahunTema Puisi: Guruku

Bersinar kau bagai cahayaYang selalu beriku peneranganSelembut sutra kasihmuYang kurasa dalam suka dan dukaKaulah guruku cinta kasihkuTerima kasihku takkan pernah tergantiKau bagai matahari yang selalu bersinarSinari hidupku dengan kehangatanmu

Nama Observee 3: IUmur: 11 tahun

Ibu IbukuIbu kau melahirkanku dengan jiwa ragamu IbuOh Ibu kau merawat siang dan malamKau merawatku dari kecil hingga dewasaOh Ibu harus dengan apa aku harus membalas budiTerima kasih Ibu

B. Pembuatan Pantun

Nama Observee 1: FUmur: 10 tahunTempat, tg, lahir: Cirebon, 10 November 2004Minum es jeruk di IndramayuHulk raksasa berbadan besarJadi anak jangan suka menggangguNanti-nanti dapet dosa

Nama Observee 2: E Umur : 10 tahun

Beli gitar di pasarBeli gitar di toko depanRajin-rajinlah engkau belajarAgar bermanfaat bagi masa depan

Satu titik dua komaKamu cantik aku yang punya

Nama Observee 1: I Umur: 11 tahunAlangkah enak buah kelapaApalagi kelapa mudaAlangkah enak bermain cintaApalagi cinta pertama

BAB IVInterpretasi Data 4.1 PengantarPada bab ini saya akan melakukan interpretasi data hasil observasi dan wawancara secara deskriptif. Adapun deskriptif ini akan saya sampaikan melalui point-point tema. Adapun hasil interpretasi saya terhadap penelitian ini adalah:4.2.1 Ketertarikan Anak pada Dunia SastraPada penelitian ini saya menemukan bahwa anak usia 10-12 tahun memiliki minat yang cukup tinggi terhadap sastra. Hal ini dibuktikan oleh serangkaian jawaban positif yang diajukan terhadap objek penelitian. Misalnya dalam point kegemaran anak terhadap dongeng, cerita-cerita fiktif, maupun puisi. Dalam hal ini subjek menemukan kesenangan objek terhadap dongeng dan puisi. Meskipun, setiap objek memiliki kriteria-kriteria penentu minatnya terhadap sastra yang hanya memiliki sedikit perbedaan. Adapun terkait dengan minat sastra ini, faktor keluarga, sekolah juga faktor teman sebaya juga sangat berpengaruh.4.2.2 Anak Usia 10-12 tahun dan Dongeng-dongeng bertemakan PerjuanganPiaget menyatakan bahwa anak usia 10-12 tahun itu telah memasuki cara berpikir yang konkret. Sehingga, minat sastra yang berkembang pada tahap ini juga sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berpikirnya. Adapun pada usia ini, anak-anak sangat menyukai cerita-cerita yang realistik. Adapun tema yang muncul dan mendominasi pada karakteristik dongeng yang disenangi anak-anak adalah kisah-kisah yang bercerita tentang perjuangan. Misalnya, dalam hal ini dicontohkan oleh pilihan responden F yang sangat menyukai kisah Impian yang Hampir Putus Asa. Karakteristik ini juga dapat dilihat pada pilihan tema-tema perjuangan yang banyak sekali dipilih oleh responden E dan I.4.2.3 Jenis-jenis Dongeng yang Diminati Anak Usia 10-12 tahunDari ketiga responden, subjek menemukan bahwa jenis-jenis dongeng yang muncul pada usia ini secara global lebih menyukai jenis dongeng kontemporer. Awalnya, subjek berasumsi bahwa beberapa anak perempuan cenderung lebih memilih jenis dongeng tradisional. Namun pada tahap analisis subjek menemukan bahwa contoh-contoh dongeng seperti Cinderella merupakan dongeng yang termasuk ke dalam dongeng kontemporer. Dari sini, secara keseluruhan dapat diketahui bahwa anak-anak pada usia ini lebih menyukai dongeng kontemporer.Berkaitan dengan dongeng kontemporer yang menjadi pilihan anak usia ini, subjek juga menemukan beberapa perbedaan tipis yang membedakan tipe dongeng antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini, subjek menemukan bahwa anak perempuan meskipun sudah memasuki fase berpikir konkret tetap mempunyai akses imajinasi yang kuat terhadap dunia khayalan. Sedangkan akses dunia fantasi pada anak laki-laki cenderung sedikit sekali untuk ditemukan bahkan nyaris tidak ada.4.2.4 Karakter Tokoh dalam Dongeng yang Diminati Anak-anakAda beberapa karakter tokoh yang sangat diminati anak-anak usia ini, diantaranya: Jujur Pemberani Baik Penolong TanggungjawabKarakter-karakter ini berkaitan erat dengan masa perkembangan usia mereka yang sangat menjungjung tinggi sikap kemandirian (autoritatif), dan keberanian. Tidak heran pula, jika kita menemukan bahwa anak-anak sangat menyenangi akses-akses informasi yang menjurus pada dunia keterampilan. Dalam hal ini, subjek menemukannya pada minat ketiga responden dalam memilih buku-buku keterampilan dan hobi di sesi wawancara. Bahkan, salah satu responden (F) alhamdulillah berhasil menjadi juara lomba fotografi. Adapun inspirasi untuk menjadi dan mengikuti lomba fotografer itu diakuinya sebagai buah dari sebuah buku yang dibacanya.4.2.5 Efek Gambar atau Ilustrasi Prof. Dr. Henry mengatakan dalam bukunya berjudul Psikosastra bahwa anak-anak usia 10-12 tahun menyukai buku-buku yang bergambar. Begitu pula dengan apa yang ditemukan subjek dalam penelitian ini. Adapun gambar dalam sebuah buku dongeng atau cerita berdasarkan hasil wawancara itu menunjukkan fungsinya sebagai alat bantu mereka dalam memahami bacaan. Selain itu, gambar juga mereka yakini sebagai bagian yang membuat mereka tertarik untuk membaca. Karena itu, tidak aneh ketika subjek menemukan bahwa para responden mempunyai minat yang kurang dalam membaca cerpen terlebih novel. Dari segi pemahaman gambar ini jawaban sudah dapat ditemukan. Karena hampir sebagian besar lembaran novel dan cerpen hanya dipenuhi oleh tulisan.4.2.6 Ending Cerita yang tidak TerdugaAnak-anak pada usia ini kurang terkesan dengan cerita yang memiliki alur berbelat-belit atau terlalu rumit. Meskipun demikian, bukan berarti anak-anak usia mereka menyukai cerita sederhana dengan alur yang datar-datar saja. Sebagaimana sudah dikutipkan oleh subjek dari buku Dasar-dasar Psikosastra, bahwa anak-anak pada usia ini menyukai cerita cepat menuai klimaks (puncak cerita), sekaligus juga ending cerita yang tidak terduga. Ending cerita yang tidak terduga ini membuat mereka penasaran untuk selalu menantikan kisah-kisah selanjutnya. 4.2.7 Cerita HororPada jenis cerita atau dongeng ini, subjek belum bisa menggenaralisasikan secara langsung. Hal ini terkait dengan dua penemuan yang berbeda dari pernyataan yang disampaikan oleh responden. Karena itu, untuk memastikan data ini perlu kiranya untuk meninjaung ulang.4.2.8 Membaca Buku Cerita dan HiburanDalam buku 101 Kisah yang Memberdayakan, George W. Burns menyatakan bahwa dongeng atau cerita dapat dijadikan terapi. Hal ini juga dapat dibenarkan subjek melalui hasil observasi dan wawancara. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kegiatan membaca atau mendengarkan dongeng menjadi bagian yang dapat menghibur mereka. Aspek hiburan itu dapat ditinjau dari cerita-cerita lucu yang mengandung tawa. Sementara itu kita ketahui, bahwa sejumlah penelitian menunjukkan akan manfaat yang dihasilkan dari kegiatan tertawa. Kemudian, pengakuan responden terkait membaca dapat menjadikan mereka begitu rileks dan santai juga merupakan bukti akan hal ini. Sampai-sampai, responden F dan E mengakui dirinya seringkali lupa waktu bahkan terlelap tidur usai membaca sebuah cerita yang menyenangkan.4.2.9 Haiku dan LimerikHaiku dan Limerik merupakan sastra yang berasal dari luar Indonesia. Sehingga, keberadaannya pun jarang sekali diketahui oleh publik, termasuk anak-anak. Karena itu, tidak heran ketika ditanya tentang kedua istilah ini, responden menunjukkan kebingungannya dan keterasingannya dengan istilah tersebut.4.2.10 Puisi dan Penyair

Anak-anak seringkali terfokus pada apa yang mereka senangi. Karena itu, ketika ditanya tentang puisi atau dongeng apa yang mereka sukai, mereka langsung hafal. Bahkan, tidak jarang pula mereka akan menceritakan kembali. Namun, ketertarikan mereka terhadap cerita atau karya puisi tidak lantas membuatnya spontan bertanya-tanya tentang siapa penulis dongeng atau puisi ini?. Mereka cenderung lebih terfokus untuk menikmati karya sastranya dibanding harus mencari tahu siapa penulisnya.4.2.11 Puisi dengan Ritme atau Puisi NaratifAwalnya subjek menemukan adanya ketidakkonsistenan dalam jawaban responden E terhadap kedua hal berbeda ini. Namun, setelah menganalis, dapat digeneralisasikan bahwa mereka lebih menyukai jenis puisi naratif. Namun, bukan berarti hal itu juga menyenabbkan mereka enggan untuk memilih puisi ber-ritme. Puisi ber-ritme subjek yakini sebagai puisi yang menarik untuk mereka melalui keharmonisan ujung bunyi di setiap liriknya. Namun, untuk penciptaan karya puisi bagi mereka, puisi naratif menjadi pilihan. Alasannya karena puisi naratif tidak menekankan pakem-pakem tertentu dan membantuk imajinasi serta penciptaan makna dalam kata-kata mereka meluas.4.2.12 Karya Sastra dan FungsinyaAda beberapa manfaat atau fungsi dari sastra bagi anak-anak. Keseluruhannya telah subjek cantumkan sebelumnya. Namun, nilai kemanfaatan yang subjek temukan melalui penelitian ini adalah: Sastra memberikan pengalaman emosional kepada anak-anak usia 10-12 tahun Sastra mengajarkan pesan-pesan moral Sastra memberikan peluang transformasi ilmu dan pengetahuan Sastra memberikan penghiburan Sastra menstimulasi anak untuk mengekspresikan diri Sastra memberikan nilai-nilai refleksi kehidupan, terutama kehidupan nyata bagi anak-anak usia 10-12 tahun.4.2.13 Bahasa dalam Puisi Anak-anak Usia 10-12 tahunBahasa yang digunakan anak-anak usia mereka bersifat sederhana, realistik dan seringkali terkait dengan kehidupan terdekatnya. Sehingga, bahasa-bahasa kiasan pada karya sastra mereka (dalam hal ini puisi) tidak mendominasi. Namun karya sastra mereka tetap mendalam. Hal ini karena apa yang mereka tuangkan lewat kata-kata itu merupakan realitas nyata dari dirinya yang mendalam. Sehingga kita tetap akan bisa merasakan kedalaman makna dibalik bahasanya yang sederhana.4.2.14 Anak-anak Usia 10-12 tahun dan dunia percintaanKonsep interpretasi yang struktural mungkin akan menyimpulkan bahwa anak-anak usia mereka sudah terfokus pada cinta, dalam artian cinta lawan jenis. Secara ringan, memang dari karya-karya pantunnya dapat kita lihat kata-kata yang menjurus ke arah sana. Namun, yang perlu diperhatikan bahwa apa yang sebagian mereka katakan itu hanyalah sebuah lawakan saja. Anak-anak seusia mereka belum mengenal konsep cinta lawan jenis secara terfokus. Adapun jika pembaca menyanggah dengan dalil kecintaan anak-anak terhadap film Cinderella atau Putri Tidur, maka itu terbantahkan. Karena, anak-anak yang menyenangi cerita-cerita itu bukan terfokus pada kisah cintanya, namun pada sifat-sifat tokohnya yang baik hati dan penolong.4.2.15 Anak-anak Usia 10-12 tahun dan NostalgiaAnak-anak usia 10-12 Tahun meruapakan anak-anak yang umumnya memang menikmati masa kekiniannya. Kenyataan ini memang karakteristik dari mereka. Mereka cenderung untuk menikmati masa-masanya hari ini saja. Karena penghargaan mereka terhadap masa kini, maka anak-anak usia mereka jarang sekali memikirkan apa yang terjadi di masa lampau. Adapun untuk masa depan, beberapa dari mereka sudah menyiapkan akses untuk kesana. Sebagai contoh, lihatlah pantun yang ditulis oleh E. Karena itu, mereka cenderung tidak menyukai karya sastra yang bertemakan nostalgia.4.2.16 Mengapa mereka bosan dengan Ceritaku?Pertanyaan itu akan muncul di benak pembaca ketika menemukan dongeng yang pembaca bawakan kepada anak-anak seusia mereka tak berhasil mengambil perhatiannya. Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang sudah subjek ramukan sebagai faktor yang mempengaruhi hal itu. Penasaran?, ini dia CeritaCerita-cerita yang kurang menarik menjadi faktor yang pertama. Karena, seburuk apapun cara pembawa dongeng menyampaikannya, jika dongeng atau cerita itu bagus, dengan senang hati anak-anak akan berupaya mendengarkannya. Bahkan, tidak heran jika mereka justru mencari tahu sendiri dongeng tersebut. Karena itu, pemilihan dongeng harus disesuaikan dengan minat mereka. Dalam hal ini, dongeng yang lucu meruapakan salah satu dari minat mereka. Cara Pendongeng membawakan dongeng Kefektifan waktu, tempat dan suasana4.2.17 Anak-anak Usia 10-12 tahun dan PantunPantun merupakan bagian sastra. Pantun merupakan sastra yang memiliki aturan tersendiri. Adapun pada umumnya aturan-aturan tersebut diantaranya: Terdiri dari empat baris Baris kesatu dan kedua sampiran Baris ketiga dan keempat berupa isi Setiap baris terdiri dari 8-12 kata Bersajak ab-abDalam observasi, saya menemukan hanya pantun yang dibuat responden F yang memenuhi kriteria ketentuan umum di atas. Adapun yang lain sudah sudah menemukan sedikitnya pola tersebut namun belum sempurna. Dalam hal ini memang perlu disampaikan bahwa sebelum pembuatan, F diberikan pembelajaran terlebih dahulu oleh subjek. Sementara E dan I tidak. Hal ini ketimpangan ini dimungkinkan karena hal tersebut. Pada awalnya, subjek meyakini anak-anak usia mereka sudah mampu membuatnya karena asumsi sudah dipelajari di sekolah. Namun, setelah melihat evaluasi ini ternyata terjadi ketimpangan yang seharusnya di crosscheck ulang oleh subjek terkait pembelajaran pantun di sekolah.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ada banyak hal yang mempengaruhi minat anak-anak usia 10-12 tahun terhadap sastra. Namun, secara global anak-anak usia mereka mempunyai respon yang cukup besar terhadap sastra.

5.2 Saran

Dalam menumbuhkan minat sastra terhadap anak-anak, maka dibutuhkan pengetahuan dan pengertian terhadap aspek-aspek perkembangan mereka termasuk aspek perkembangan psikosastra mereka. Dalam hal ini, psikosastra bukanlah satu bagian ilmu yang otonom. Akan tetapi bagian ilmu yang harus integral dalam membentuk minat sastra tersebut. Upaya menumbuhkan minat sastra pada anak-anak usia mereka hanya akan menghasilkan kegagalan jika tidak dilakukan dengan tepat. Sebagai akhir penulis juga menyarankan kepada orang yang berkeinginan menumbuhkan minat sastra pada anak-anak usia mereka untuk membaca, dan mengkaji perkembangan psikosastra pada anak-anak. Buku Dasar-dasar Psikosastra karya Prof. Dr. Henri bisa menjadi rujukan. Selain itu, rujukan buku-buku sastra lainnya seperti Huck, Hepler, dan Hickman mungkin dapat membantu Anda

CATATAN EVALUASI

Assalaamualaikum. Wr.Wb

Banyak sekali catatan yang harus diperbaiki terkait dengan penelitian iniPenelitian ini memang merupakan kajian yang cukup diminati di benak penulis. Namun, pada awalnya, penulis cukup kebingungan dalam menentukan cakupan wilayah kajian penelitian. Karena itu, sebetulnya penelitian ini hampir saja terbengkalai. Dan kendati pun penelitian ini selesai pada waktu deadlinenya, tentu banyak sekali kekurangan di sana sini. Hal ini disadari penuh oleh penulis. Namun, sebagai kajian yang disenangi oleh penulis, insyaalloh penulis hendak melanjutkan kajian ini. Pada akhirnya, penulis mengucapkan selamat berkarya dan terima kasih atas kesediaan pembaca.Tak ada gading yang tak retakKarena itu penulis meminta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penulisan dan proses penelitian ini.Akhirnya, saran dan kritik membangun penulis nantikan dari para pembaca yang baik hati, insyaalloh

Terima kasihWassalaamualaikum.Wr.Wb

Bandung, 20 Mei 2015

Penulis

LAMPIRAN