peringatan -...

137
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: duongtuong

Post on 08-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN KELOMPOK

DENGAN RESILIENSI PADA WANITA PENDERITA KANKER

PAYUDARA DI BANDUNG CANCER SOCIETY (BCS)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Sidang Sarjana Psikologi Pada

Universitas Islam Bandung

Oleh

DESI LINA MARLIANA

NPM : 10050006119

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

2012

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

i

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN KELOMPOK DENG AN RESILIENSI PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI

BANDUNG CANCER SOCIETY (BCS)

NAMA : DESI LINA MARLIANA

NPM : 10050006119

Bandung, 10 Februari 2012

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI

Menyetujui,

Dr. H. Umar Yusuf, M.Si., Psi. Drs. M. Ilmi Hatta, M.Si.

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. H. Umar Yusuf, M.Si., Psi.

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Bandung

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

ii

MMMM OOOO TTTT TTTT OOOO

““““Bersemangatlah kepada halBersemangatlah kepada halBersemangatlah kepada halBersemangatlah kepada hal----hal yang akan memberimu manfaat dan minta hal yang akan memberimu manfaat dan minta hal yang akan memberimu manfaat dan minta hal yang akan memberimu manfaat dan minta

tolonglah kepada Allah serta janganlah kamu lemah. Jika engkau tertimpa tolonglah kepada Allah serta janganlah kamu lemah. Jika engkau tertimpa tolonglah kepada Allah serta janganlah kamu lemah. Jika engkau tertimpa tolonglah kepada Allah serta janganlah kamu lemah. Jika engkau tertimpa

sesuatu, janganlah engkau berkata, sesuatu, janganlah engkau berkata, sesuatu, janganlah engkau berkata, sesuatu, janganlah engkau berkata, ‘seandainya aku berbuat begini, pasti akan ‘seandainya aku berbuat begini, pasti akan ‘seandainya aku berbuat begini, pasti akan ‘seandainya aku berbuat begini, pasti akan

begini.’ Karena perkataan ‘seandainya’ akan membuka celah setanbegini.’ Karena perkataan ‘seandainya’ akan membuka celah setanbegini.’ Karena perkataan ‘seandainya’ akan membuka celah setanbegini.’ Karena perkataan ‘seandainya’ akan membuka celah setan””””

((((Sabda Sabda Sabda Sabda Rasulullah Saw.Rasulullah Saw.Rasulullah Saw.Rasulullah Saw.))))

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

iii

Sebagai PersembahankuSebagai PersembahankuSebagai PersembahankuSebagai Persembahanku

KKKKepada Allah SWT, Tuhanku yepada Allah SWT, Tuhanku yepada Allah SWT, Tuhanku yepada Allah SWT, Tuhanku yang Maha ang Maha ang Maha ang Maha Pemberi JalanPemberi JalanPemberi JalanPemberi Jalan

JJJJuga Persembahanku Uuga Persembahanku Uuga Persembahanku Uuga Persembahanku Untuk ntuk ntuk ntuk Orang TuakuOrang TuakuOrang TuakuOrang Tuaku, , , , Achmad Bakri dan SuryatiAchmad Bakri dan SuryatiAchmad Bakri dan SuryatiAchmad Bakri dan Suryati

ddddan an an an AAAAdikku dikku dikku dikku Mailan Komma DijayaMailan Komma DijayaMailan Komma DijayaMailan Komma Dijaya

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena

berkat rahmat dan izin-Nya penyusunan skripsi yang berjudul hubungan antara

dukungan sosial teman kelompok dengan reseliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society (BCS) dapat diselesaikan. Serta

shalawat dan salam semoga selalu terlimpah dan tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti sidang

sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Dalam penyusunan skripsi

ini, peneliti menyadari bahwa dalam menyajikan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, hal tersebut disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

yang penulis dapatkan, tetapi peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang berguna bagi seluruh pembaca. Oleh sebab itu peneliti

membuka diri pada kritik dan masukan-masukan dari semua pihak.

Bandung, 10 Februari 2012

Penulis

Desi Lina Marliana

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan pada peneliti

selama penyusunan skripsi ini. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati,

peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. H. Umar Yusuf, M.Si., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Bandung dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberi masukan dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Drs. M. Ilmi Hatta, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah

meluangkan waktu untuk memberi masukan-masukan yang berarti

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Dewi Rosiana, M.Si selaku Dosen Wali, yang selalu memberi arahan dan

saran kepada penulis dalam menyelesaian skripsi ini.

4. Papa dan Mama tercinta atas kasih sayang, doa dan dukungan yang selalu

diberikan kepada ananda dalam pembuatan skripsi ini.

5. Adikku tersayang Allan atas bantuannya dalam mencari buku yang

diperlukan dalam penelitian ini.

6. Anggota BCS (Bandung cancer society), Ibu Yanti selaku ketua kelompok

BCS dan Ibu-ibu responden yang telah meluangkan waktu untuk memberi

informasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

vi

7. Sahabat seperjuanganku, Yunda, Viona, Cynthia, Dolla, dan Teh Ega,

terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam proses pembuatan

skripsi ini.

8. Sahabatku, Reno Fitriana (bundo), Lisa Idesti, Fitri (pite), Dwi

Rahmatanty (ira), dan Yusi Nurarifianti, terima kasih masukannya,

sehingga peneliti bisa memperbaiki kekurangan dalam pembuatan skripsi

ini.

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap karya yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak serta tidak lupa penulis menyampaikan permohonan maaf atas

segala kekurangan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Bandung, 10 Februari 2012

Penulis

Desi Lina Marliana

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

vii

ABSTRAK

DESI LINA MARLIANA. 10050006119. Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Kelompok dengan Resiliensi pada Wanita Penderita Kanker Payudara di Bandung Cancer Society Kanker payudara menempati peringkat kedua penyebab kematian pada wanita, setelah kanker leher rahim. Setiap tahun ada 100 wanita dari 100.000 penduduk di Indonesia terserang kanker payudara. Hal ini tentu saja bisa membuat wanita-wanita Indonesia khawatir, dan terlebih bagi penderitanya, karena penyakit yang sulit disembuhkan merupakan stresor fisik bilogik pemicu stres pada individu. Faktanya terdapat fenomena wanita penderita kanker yang tidak mengalami stres di Bandung cancer society. Stres dapat diartikan sebagai respon (reaksi) fisik dan psikologis, yang berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan terhadap tekanan atau tuntutan yang dihadapi. Manusia mempersiapkan dirinya dalam merespon peristiwa stres dengan fisik maupun psikis, apakah melawan atau mengatasi atau menghindar atau melarikan diri dari stres. Apabila individu memilih untuk melawan atau mengatasi, maka dibutuhkan kemampuan individu untuk dapat merespon secara sehat dan produktif kesulitan atau trauma yang dialaminya, yang mana hal itu penting untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari, hal ini yang disebut resiliensi. Untuk menjadi resilien individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dukungan yang bersumber dari luar atau orang lain. Dukungan dan sumber dari luar ini oleh Sarafino disebut dengan dukungan sosial. Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargan dan bantuan yang dipersepsi oleh individu yang diterimanya dari orang atau sekelompok lain. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data empirik mengenai keeratan hubungan antara dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi menggunakan pupossive sampling dengan subjek 10 orang wanita penderita kanker payudara yang aktif di kelompok. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan DSTKQ (Dukungan Sosial Teman Kelompok Quotient) dan RQ (Resilience Qoutient). Berdasarkan pengolahan data menggunakan analisis korelasional dan metode statistik prosentase diperoleh data bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society. 40% (4 orang) wanita penderita kanker payudara termasuk dalam kategori derajat dukungan sosial teman kelompok tinggi dan resiliensi tinggi, 30% (3 orang) wanita penderita kanker payudara termasuk dalam kategori derajat dukungan sosial teman kelompok tinggi dan resiliensi rendah, dan 30% (3 orang) wanita penderita kanker payudara termasuk dalam kategori derajat dukungan sosial teman kelompok rendah dan resiliensi rendah.

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

MOTTO ii

PERSEMBAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Tujuan Penelitian 8

1.4 Kegunaan Penelitian 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS 11

2.1 KANKER PAYUDARA 11

2.1.1 Definisi Kanker Payudara 11

2.1.2 Jenis Kanker payudara 11

2.1.3 Patofisiologi 13

2.1.4 Stadium 14

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

ix

2.1.4.1 Sitem TNM 14

2.1.4.2 Stadium Kanker Payudara 16

2.1.5 Gejala Kanker Klinis Payudara 16

2.1.6 Faktor-Faktor Penyebab Kanker Payudara 17

2.1.6.1 Faktor Resiko 17

2.1.6.2 Faktor Genetik 19

2.1.7 Pencegahan 19

2.1.8 Pengobatan 21

2.2 DUKUNGAN SOSIAL 23

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial 23

2.2.2 Aspek-Aspek Dukungan Sosial 23

2.2.3 Sumber Dukungan Sosial 25

2.2.4 Dampak Dukungan Sosial 25

2.2.5 Hal-Hal Yang Menentukan Penerimaan

Dukungan Sosial 27

2.2.6 Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kesehatan 28

2.3 RESILIENSI 29

2.3.1 Definisi Resiliensi 29

2.3.2 Ciri-ciri Individu Resiliensi 30

2.3.3 Fungsi Resiliensi 30

2.3.4 Aspek-Aspek Resiliensi 31

2.4 STRES 34

2.4.1 Definisi Stres 34

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

x

2.4.2 Stres Pada Setiap Periode Kehidupan 35

2.4.3 Gejala Stres 36

2.4.4 Faktor-Faktor Penyebab Stres 37

2.5 Kerangka Pikir 38

2.6 Hipotesis 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46

3.1 Rancangan Penelitian 46

3.2 Variabel Penelitian 46

3.3 Operasional Variabel 46

3.3.1 Dukungan Sosial Teman Kelompok 46

3.3.2 Resiliensi 47

3.4 Alat Ukur 48

3.4.1 Dukungan Sosial Teman Kelompok 48

3.4.2 Resiliensi 50

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 54

3.5.1 Populasi Penelitian 54

3.5.2 Sampel Penelitian 54

3.6 Pengujian Alat Ukur 54

3.6.1 Validitas Alat Ukur 54

3.6.2 Relibialitas Alat Ukur 55

3.7 Perhitungan Median 55

3.8 Teknik Analisa Data 59

3.8.1 Uji Korelasi Rank Spearman 59

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

xi

3.8.2 Hipotesis Statistik 59

3.8.3 Uji Signifikansi Rank Spearman (rs) 60

3.9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 61

3.9.1 Tahap Persiapan 61

3.9.2 Tahap Pengumpulan data 61

3.9.3 Tahap Pengolahan Data 62

3.9.4 Tahap Pembahasan 62

3.9.5 Tahap Penulisan Laporan 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 63

4.1 Pengujian Statistik 63

4.1.1 Hasil Uji Korelasi antara Dukungan Sosial Teman

Kelompok Dengan Resiliensi 63

4.1.2 Tabulasi Silang Derajat Korelasi Antara

Dukungan Sosial

Teman Kelompok dengan Resiliensi 64

4.1.3 Tabulasi Silang Derajat Korelasi Antara

Aspek-Aspek Dukungan Sosial

Teman Kelompok dengan Resiliensi 65

4.1.3.1 Aspek Dukungan Penghargaan 65

4.1.3.2 Aspek Dukungan Emosi 66

4.1.3.3 Aspek Dukungan Instrumen 67

4.1.3.4 Aspek Dukungan Informasi 68

4.1.3.5 Aspek Dukungan Jaringan 69

4.2 Gambaran tentang Variabel Penelitian 70

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

xii

4.2.1 Variabel Dukungan Sosial Teman Kelompok 70

4.2.2 Resiliensi 71

4.3 Pembahasan 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 88

5.1 Simpulan 88

5.2 Saran 89

DAFTAR PUSTAKA 90

LAMPIRAN

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-Kisi Item Dukungan Sosial Teman Kelompok Quotient 49

3.2 Kisi-Kisi Item Resilience Quotient 50

3.3 Parameter Koefisien Reliabilitas Guilford 57

4.1 Hasil Korelasi Rank Spearman 63

4.2 Frekuensi dan Persentase Dukungan Sosial Teman Kelompok

dengan Resiliensi 64

4.3 Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok

Aspek Dukungan Penghargaan dengan Resiliensi 65

4.4 Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok

Aspek Dukungan Emosi dengan Resiliensi 66

4.5 Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok

Aspek Dukungan Instrumen dengan Resiliensi 67

4.6 Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok

Aspek Dukungan Informasi dengan Resiliensi 68

4.7 Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok

Aspek Dukungan Jaringan dengan Resiliensi 69

4.8 Distribusi Dukungan Sosial Teman Kelompok 70

4.9 Distribusi Resiliensi 72

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Grafik Buffering Hypothesis 29

2.2 Skema Berpikir 44

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Alat Ukur Dukungan Sosial Teman Kelompok Quotient L.1 Lampiran Alat Ukur Resilience Quotient L.1 Lampiran Uji Validitas Alat Ukur Dukungan Sosial Teman Kelompok Quotient L.2 Lampiran Uji Reliabilitas Alat Ukur Dukungan Sosial Teman Kelompok Quotient L.2 Lampiran Uji Validitas Alat Ukur Resilience Quotient L.2 Lampiran Uji Reliabilitas Alat Ukur Resilience Quotient L.2 Hasil Perhitungan Korelasi Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok dengan Resiliensi L.3 Hasil Perhitungan Korelasi Antara Aspek-Aspek Dukungan Sosial Teman Kelompok dengan Resiliensi L.3 Data Item Terpakai Dukungan Sosial Teman Kelompok L.4 Data Item Terpakai Resiliensi L.4

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Kanker merupakan penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Menurut

Word health organization (WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia

bertambah 6,25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat

100 penderita kanker yang baru di setiap 100.000 penduduk. Menurut Survey

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI, kematian yang

disebabkan kanker meningkat dari tahun ke tahun adalah : 4,5 % (1989), 4,5 %

(1992), dan 4,9 % (1995) (news.indosiar.com).

Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker pada wanita

tetap menunjukkan titik tertinggi. Dr. Asrul Harsal SpPD KHOM mengatakan

bahwa khusus kanker payudara menduduki peringkat kedua penyebab kematian

pada wanita, setelah kanker leher rahim. Setiap tahun ada seratus wanita dari 100

ribu penduduk di Indonesia terserang kanker payudara. Kanker payudara ternyata

paling banyak menyerang wanita Indonesia. Menurut data WHO (World Health

Organization) sebagaimana diungkapkan Prof. Dr. Zubairi Djoerban SpPD

KHOM ada sekitar 1,2 juta wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara

pada 2004 lalu. Hal ini juga disampaikan pada berita di Seputar Indonesia Pagi

(26/05/2011) bahwa kanker payudara masih menduduki kanker yang terbanyak

yang dialami masyarakat Indonesia, meski jumlahnya belum diketahui karena

belum adanya registrasi atau pendataan penderita kanker.

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 2

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel

jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel

kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan

kematian. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya,

penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Apabila sudah ada

keluhan atau gejala biasanya penyakitnya sudah lanjut. Gejala klinis kanker

payudara dapat berupa benjolan yang tidak nyeri, yang mula-mula kecil dan

makin lama makin besar, kemudian timbul pembesaran getah bening di ketiak,

lengan, bahkan penyebaran kanker bisa ke seluruh tubuh, rasa sakit atau nyeri

timbul saat tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah metastase ke

tulang-tulang (Handoyo, 1990).

Cara, sikap, ataupun reaksi orang dalam menghadapi kanker pada dirinya,

berbeda satu sama lain dan individual sifatnya. Hal ini tergantung kepada sampai

seberapa jauh kemampuan individu yang bersangkutan menyesuaikan diri

terhadap situasi yang mengancam kehidupannya. Berbagai reaksi psikologis

penderita kanker antara lain kecemasan, ketakutan, dan depresi (Hawari , 2004).

Penelitian yang dilakukan pada penderita kanker payudara di dua rumah

sakit besar di Jakarta menunjukkan bahwa para penderita kanker payudara

mengalami perasaan tidak berdaya, merasa tidak sempurna, merasa malu dengan

bentuk payudara, ketidak bahagiaan, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang

diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama-lama ditempat

tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang

tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan, dan depresi (Nurachmah, 1999).

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 3

Di Amerika Serikat juga dilakukan penelitian yang melibat 236

perempuan yang didiagnosis menderita kanker payudara, ditemukan hampir 50%

dari mereka mengalami gangguan emosional atau menunjukkan gejala kelainan

kejiwaan, seperti depresi dan post-traumatic stress disorder (PTSD). Sheldon

Cohen, Ph.D, seorang psikolog di Carnegie Mellon University mengatakan

peneliti Ohio State University telah menunjukkan bahwa perempuan mengalami

stress setelah diagnosis kanker payudara dan operasi dapat melemahkan respon

kekebalan tubuh mereka.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada penderita kanker payudara

di atas, kebanyakan diantaranya mengalami stres. Stres dapat diartikan sebagai

respon (reaksi) fisik dan psikologis, yang berupa perasaan tidak enak, tidak

nyaman, atau tertekan terhadap tekanan atau tuntutan yang dihadapi. Manusia

mempersiapkan dirinya dalam merespon peristiwa stres dengan fisik maupun

psikis, apakah melawan atau mengatasi atau menghindar atau melarikan diri dari

stres (Walter Cannon, 1932). Apabila individu memilih untuk melawan atau

mengatasi, maka dibutuhkan kemampuan individu untuk dapat merespon secara

sehat dan produktif kesulitan atau trauma yang dialaminya, hal itu penting untuk

mengelola tekanan hidup sehari-hari, hal ini yang disebut dengan resiliensi

(Reivich dan Shatte, 2002). Resiliensi memungkinkan individu untuk tetap fokus

pada persoalan yang sesungguhnya, dan tidak menyimpang ke dalam perasaan

dan pikiran yang negatif, sehingga individu bisa mengatasi resiko depresi dan

banyak tantangan (Reivich dan Shatte, 2002). Individu yang memiliki resiliensi

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 4

tinggi tidak akan terpaku pada stres itu sendiri, melainkan mencari jalan keluar

untuk menghadapi stres (Kuliah Psikologi Umum II ).

Untuk menjadi resilien, individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah emphaty yang merupakan dukungan yang diberikan kepada orang

lain. Dukungan dan sumber dari luar ini oleh Sarafino disebut dengan dukungan

sosial. Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargan dan bantuan

yang dipersepsi oleh individu yang diterimanya dari orang atau sekelompok lain.

Interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu

pada masalahnya, sehingga individu dapat merespon secara sehat dan produktif

ketika menghadapi kesulitan atau trauma yang dialaminya, oleh karena itu akan

mengurangi potensi munculnya stres. Dukungan sosial juga akan sangat

bermanfaat terhadap kesehatan dan kondisi fisik individu tanpa dipengaruhi oleh

besarnya stresor yang dihadapi, karena adanya orang-orang yang dapat

menunjukkan apa yang individu harus lakukan seperti informasi terhadap sesuatu

dan memberi semangat agar individu mengikutinya dan individu juga

membutuhkan cinta dan dukungan dari orang lain yang kadangkala dapat

memenuhi kebutuhan kasih sayang yang kurang dari orang terdekat mereka. Jadi,

dukungan sosial tetap bermanfaat di bawah stresor yang kuat ataupun yang lemah

(The Direct Effects Hypothesis). Individu dengan resiliensi yang tinggi memiliki

dukungan sosial yang lebih baik dan memiliki tingkat stres yang rendah (Aitken

dan Morgan, 1999).

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 5

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada beberapa wanita

penderita kanker payudara, mereka terlihat ceria saat mengatakan, setelah

didiagnosa menderita kanker payudara, mereka bisa tetap tenang, dapat

menjauhkan pikiran-pikiran buruk, tidak menuruti keinginan untuk tidak makan,

mengatur pola makan dengan makan makanan yang mimiliki nilai gizi yang

tinggi, memiliki keyakinan untuk bisa sembuh, berani mengambil resiko

melakukan operasi, rajin melakukan pemeriksaan ke dokter, mencari tahu

penyebab terkena kanker payudara, tidak malu bercerita dan berbagi

pengalamannya dalam menghadapi kanker payudara dengan orang lain, bisa

menenangkan orang lain yang terkena musibah yang sama yaitu menderita kanker

payudara, melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, sering mengikuti seminar

kanker, dan juga aktif di kelompok kanker bernama BCS.

BCS adalah singkatan dari Bandung cancer society, kelompok kanker

pertama yang ada di kota Bandung, berdiri sejak tahun 2007. Pengurus dan

anggota BCS sendiri adalah penderita kanker, hanya beberapa orang saja yang

tidak. Saat ini anggota BCS berjumlah kurang lebih 120 orang, yang terdiri dari

penderita kanker serviks, kanker payudara, kanker pankreas, kanker tulang,

leukemia, usus besar, dan jantung, dari berbagai jenis kanker tersebut, anggota

yang menderita kanker payudara memiliki jumlah terbanyak yaitu kurang lebih 50

orang. BCS tidak memungut biaya kepada anggotanya, meski sering

mendatangkan nara sumber dari luar negeri maupun dalam negeri pada pertemuan

rutin 1 kali dalam 2 minggu atau pada seminar-seminar kanker. BCS juga rutin

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 6

melakukan kegiatan aksi sosial kepada anak-anak penderita kanker di rumah sakit

di kota Bandung.

BCS mengajak para penderita kanker untuk bergabung di kelompok,

terlebih kepada mereka yang takut dalam menghadapi kanker. BCS merupakan

tempat bagi para penderita kanker berkumpul dan saling memberikan dukungan.

Contoh dukungan tersebut, misalnya, teman memberi pujian atas keberanian

individu untuk melakukan operasi, teman menenangkan ketika dalam keadaan

sedih, teman memberi semangat ketika dalam keadaan lemah (sakit), teman

memberi buku bacaan atau handout mengenai kanker, saling memberi informasi

terbaru mengenai kanker, saling berbagi pengalaman dalam menghadapi kanker,

bertemu atau berkumpul dalam kegiatan kelompok seperti seminar atau

pertemuan rutin kelompok, dan tetap saling menanyakan kabar, meski tidak bisa

bertemu langsung, biasanya menggunakan telepon ataupun handphone sebagai

sarana komunikasi.

Di BCS inilah, wanita-wanita penderita kanker payudara tersebut memiliki

banyak teman sesama penderita kanker, mereka merasa tidak sendiri, juga

menjadi memiliki pengetahuan yang banyak mengenai kanker payudara. Hal ini,

berbeda dengan keadaan mereka sebelum menjadi anggota kelompok BCS,

mereka bingung bagaimana menangani kanker payudara, langkah apa yang harus

dilakukan, dokter mana yang bagus, haruskah percaya hanya pada satu dokter, dan

lain-lain. Semua ini bisa terjawab ketika mereka sudah menjadi anggota kelompok

BCS.

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 7

Melihat fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan

antara dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society”.

1.2 Identifikasi masalah

Sesuai dengan uraian diatas, pada penelitian ini terdapat dua variabel

penelitian yaitu dukungan sosial teman kelompok dan resiliensi.

Variabel pertama adalah dukungan sosial, dapat diartikan kenyamanan,

perhatian, penghargan dan bantuan yang dipersepsi oleh individu yang

diterimanya dari orang atau sekelompok lain (Sarafino, 1990). Dalam penelitian

ini dukungan sosial kepada wanita penderita kanker payudara merupakan perasaan

nyaman, perhatian, penghargaan, serta pertolongan yang diterima oleh wanita

penderita kanker payudara dari teman kelompok.

Dukungan sosial ini terdiri dari lima aspek dukungan yaitu penghargaan,

emosional, instrumental, informasi, dan jaringan. Dukungan penghargaan,

menggambarkan wanita penderita kanker payudara dihargai dan diterima apa

adanya oleh teman. Dukungan emosional, menggambarkan ekspresi empati,

kepedulian, perhatian, memberikan rasa nyaman, memiliki dan perasaan disayangi

oleh teman. Dukungan instrumental, menggambarkan adanya bantuan nyata

berupa pemberian atau pinjaman barang dari teman. Dukungan informasi,

menggambarkan penyediaan informasi, pemberian saran atau umpan balik oleh

teman. Dan dukungan jaringan, menggambarkan perasaan wanita penderita

kanker payudara menjadi bagian dari kelompok.

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 8

Wanita penderita kanker payudara yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah wanita penderita kanker payudara anggota BCS sebagai anggota aktif yang

menunjukkan kriteria-kriteria mendapatkan dukungan sosial yang disampaikan

oleh Sarafino, yang menunjukkan wanita penderita kanker payudara mendapatkan

perhatian, rasa nyaman, pemberian barang, informasi, dan perasaan menjadi

anggota kelompok BCS.

Dukungan yang diberikan kepada orang lain merupakan salah satu faktor

resiliensi dalam Grotberg 1999. Resiliensi adalah kemampuan untuk merespon

secara sehat dan produktif ketika menghadapi kesulitan atau trauma, dimana hal

itu penting untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari yaitu kanker payudara

(Reivich dan Shatte (2002: 26)), yang merupakan variabel kedua dari penelitian

ini. Resiliensi juga memiliki beberapa aspek yaitu emotion regulation, impuls

control, optimism, causal analysis, emphaty, self efficacy, dan reaching out.

Resiliensi memungkinkan wanita penderita kanker payudara untuk tetap fokus

pada persoalan yang sesungguhnya, dan tidak menyimpang ke dalam perasaan

dan pikiran yang negatif, sehingga wanita penderita kanker payudara bisa

mengatasi resiko depresi dan banyak tantangan. Wanita penderita kanker

payudara dengan resiliensi yang tinggi memiliki dukungan sosial yang lebih baik

dan memiliki tingkat stres yang rendah (Aitken dan Morgan, 1999).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

“Seberapa erat hubungan antara dukungan sosial teman kelompok dengan

resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society

(BCS)?”.

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 9

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empirik mengenai

keeratan hubungan antara dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi

pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society. Sehingga

dapat terlihat seberapa arti penting dukungan sosial teman kelompok berkaitan

dengan pembentukan resiliensi pada wanita penderita kanker payudara.

1.4 Kegunaan penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Dari segi kegunaan teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pembuktian teori mengenai keeratan hubungan antara dukungan sosial dengan

resiliensi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi kepada lembaga

Bandung cancer society untuk menyusun intervensi berkaitan dengan cara

peningkatan resiliensi pada wanita penderita kanker payudara yang

memiliki resiliensi rendah.

2. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi keluarga

ataupun kerabat penderita kanker payudara dalam memberikan dukungan

yang dibutuhkan oleh penderita kanker payudara.

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a nP e n d a h u l u a n 10

3. Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi siapa saja yang ingin

mengetahui gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dengan

resiliensi pada penderita kanker payudara.

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Pengertian Kanker Payudara

Kata ‘kanker’ berasal dari bahasa latin ‘crab’ (kepiting) yang digunakan

untuk menggambarkan tumor ganas (pertumbuhan kanker). Kanker payudara

adalah kanker pada jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam

kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

Kanker sendiri adalah suatu kondisi dimana sel telah hilang pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

cepat dan tidak terkendali.

Kanker payudara adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum

wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun

kemungkinannya lebih kecil dari 1 diantara 1000. Pengobatan yang paling lazim

adalah pembedahan dan jika perlu dilanjutkan kemoterapi maupun radiasi.

Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO ) dimasukkan ke dalam

International Classification of Diseases (ICD ) dengan kode nomor 17.

2.1.2 Jenis Kanker Payudara

1) Karsinoma in situ

Karsinoma in situ artinya kanker yang masih pada tempatnya, merupakan

kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat

asalnya.

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 12

2) Karsinoma duktal

Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju

ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma

duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah menopouse.

Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram,

kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium

(mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di

payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.

Sekitar 25 sampai 35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker

invasif (biasanya pada payudara yang sama).

3) Kanker invasif

Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan

lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik

(menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif

adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.

4) Karsinoma lobuler

Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi

setelah menopouse. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada

mammogram, tetapi biasanya ditemukan tidak sengaja pada mammografi

yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30% penderita karsinoma

lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang

sama atau pada payudara lainnya atau pada kedua payudara).

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 13

5) Karsinoma meduler

Karsinoma meduler sel berukuran besar berbentuk polygonal atau lonjong

dengan batas sitoplasma tidak jelas, diferensiasi dari jenis ini buruk tetapi

memiliki prognosis lebih baik dari karsinoma duktus.

6) Karsinoma tubuler

Karsinoma tubuler bentuk sel teratur dan tersusun secara tubuler selapis,

dikelilingi oleh stroma fibrous, merupakan karsinoma dengan diferensiasi

tinggi.

2.1.3 Patofisiologi

Transformasi pada sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu

proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan

promosi.

1) Inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang

memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini

disebabkan oleh suatu gen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa

bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak

semua sel mengalami kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.

Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,

menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan

gangguan karsinogen yang bertahun-tahun juga bisa membuat sel menjadi

lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 14

2) Promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah

menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan

terpengaruh oleh promosi, karena ini dibutuhkan beberapa faktor untuk

terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

(Lincoln , 2003).

2.1.4 Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter

saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh

manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar

maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau

kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus

dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang

lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan

dengan CT scan, scintigrafi, dan lain sebagainya. Banyak sekali cara untuk

menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium

kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC

(International Union Against Cancer dari World Health Organization) /AJCC

(American Joint Committee On cancer yang disponsori olehAmerican Cancer

Society dan American College of Surgeons).

2.1.4.1 Pada sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor ,

"N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 15

penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum

dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi

(PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:

1) T (tumor size), ukuran tumor:

� T 0: tidak ditemukan tumor primer

� T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

� T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

� T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

� T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau

dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau

bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar

tumor utama

2) N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):

� N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla

� N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

� N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

� N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau

pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

3) M (metastasis), penyebaran jauh:

� M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

� M 0: tidak terdapat metastasis jauh

� M 1: terdapat metastasis jauh

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 16

2.1.4.2 Stadium Kanker Payudara

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor

tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

� Stadium 0 : T0 N0 M0

� Stadium I : T1 N0 M0

� Stadium II A : T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0

� Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

� Stadium III A : T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0

� Stadium III B : T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

� Stadium III C : Tiap T N3 M0

� Stadium IV : Tiap T-Tiap N-M1

2.1.5 Gejala Klinis Kanker Payudara

Gejala klinis yang tampak pada penderita kanker payudara

1) Benjolan pada payudara umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada

payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu

melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau

pada puting susu.

2) Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik

ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai

menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange),

mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin

lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh

payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 17

3) Pendarahan pada puting susu.

4) Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar,

sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang.

5) Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak

(edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.

2.1.6 Faktor-faktor Penyebab Kanker Payudara

2.1.6.1 Faktor Resiko

Menurut Moningkey dan Kodim , penyebab spesifik kanker payudara

masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan

mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:

1) Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan

resiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur

muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur

tua. Resiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.

Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat

kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker

payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi

dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi

pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya

tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

2) Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya

kanker payudara. Laporan dari Hardvard School of Public Health

menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 18

pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis

menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada

pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk

waktu yang lama mempunyai resiko tinggi untuk mengalami kanker

payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan

hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi

ganas.

3) Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan

fibrosis, tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Pada

hiperplasis dan papiloma, resiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali.

Sedangkan pada hiperplasia atipik, resiko meningkat hingga 5 kali.

4) Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk

tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi

terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat

serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

5) Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor

resiko terjadinya kanker payudara.

6) Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas

meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian

yang dilakukan disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan

secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 19

7) Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan

komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan

skrining untuk kanket payudara. Terdapat peningkatan resiko keganasan

pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi

genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen

tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap

kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60%

pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia

sangat berpengaruh sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.

Resiko terbesar usia 75 tahun.

2.1.6.2 Faktor Genetik

Kanker payudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang

diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah

adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan

kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang

bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor. Gen pensupresi tumor

yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah

gen BRCA1 dan gen BRCA2.

2.1.7 Pencegahan

Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif

pada penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu

pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 20

1) Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk

promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan

melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa

pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara

rutin sehingga bisa memperkecil faktor resiko terkena kanker payudara ini.

2) Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko

untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki

siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan

sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini

terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki

akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-

menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor

resiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap

dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

� Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer

risk assessement survey.

� Pada wanita dengan faktor resiko mendapat rujukan untuk dilakukan

mammografi setiap tahun.

� Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai

mencapai usia 50 tahun.

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 21

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara

lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan

Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI

untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan

dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.

3) Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara

sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang

harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan

pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak

berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh

bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium

tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan

untuk mencari pengobatan alternatif.

2.1.8 Pengobatan

1) Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis

mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):

� Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh

payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang

iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 22

� Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara

saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

� Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.

Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan

yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu

diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy

direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan

letaknya di pinggir payudara.

2) Radiasi

Penyinaran atau radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang

terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan

membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton,

1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna

kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun

sebagai akibat dari radiasi.

3) Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam

bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel

kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton,

1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah,

gangguan pencernaan (diare), rambut rontok, melemahnya otot dan syaraf,

penurunan jumlah sel darah, serta kulit menjadi kering dan berubah warna.

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 23

2.2 Dukungan Sosial

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial

Menurut fitrahnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk

bermasyarakat yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan menjadi bagian dari

suatu kelompok tertentu. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat berdiri

sendiri. Tentunya, manusia membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang-orang

sekitarnya terutama pada masa-masa sulit. Bantuan dan dukungan yang diberikan

oleh orang-orang di sekitarnya biasa disebut dengan dukungan sosial. Berikut

adalah beberapa definisi dukungan sosial dari beberapa sumber:

a. Dukungan sosial adalah keterikatan antara individu dengan keluarga, yang

membantu memperbaiki kemampuan adaptasi individu dalam mengatasi

tantangan, stres, dan penderitaan (Kaplan & Killilea dalam Kaplan, 1993).

b. Dukungan sosial adalah adanya atau tersedianya orang-orang yang dapat

diandalkan, serta memperhatikan, mencintai, dan menganggap bahwa kita

adalah orang yang berarti (Sarason, Sarason, & Pierce, 1990).

c. Dukungan sosial adalah perasaan sebagai anggota dari suatu jaringan

sosial komunikasi dan kewajiban mutual. Orang-orang dalam jaringan

sosial yang dirasakan adalah mereka yang dapat dipercaya, yang kita tahu

bahwa mereka dapat dipercaya, serta menghargai, memperhatikan, dan

mencintai kita (Cobb dalam Kaplan, 1993).

d. Dukungan sosial adalah perasaan pada individu bahwa ia diberi

kenyamanan, diperhatikan, dihargai, dan dibantu oleh orang atau

kelompok lain (Sarafino, 1994).

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 24

2.2.2 Bentuk Dukungan Sosial

Dukungan sosial yang diterima individu terbagi dalam lima bentuk (Cohen

& Mckay, 1984; Cutrona & Russel, 1990; House, 1984; Schafer, Coyne &

Lazarus, 1981; Wills, 1984; dalam Sarafino, 1994:107-108) yaitu :

1. Dukungan Emosi (emotional support)

Dukungan ini berbentuk ekspresi empati, perhatian, dan kepedulian terhadap

orang yang bersangkutan, melibatkan perilaku yang menyebabkan orang lain

menjadi nyaman dan merasa aman dalam situasi penuh tekanan, meyakinkan

seseorang bahwa ia diperhatikan, didukung, menjadi bagian dan dicintai.

2. Dukungan penghargaan (esteem support)

Dukungan ini mempresentasikan perilaku yang menunjang perasaan

berharga dan perasaan percaya diri dari seseorang, meliputi pengungkapan

atas penghargaan akan hal-hal positif dari diri seseorang, membesarkan hati

atau persetujuan atas ide-idenya atau perasaannya, perbandingan positif

yang dimilikinya dengan orang lain di sekelilingnya.

3. Dukungan instrument (instrumental support)

Dukungan ini berupa alat atau bahan pembantu yang nyata, memberikan

sumber-sumber yang tepat untuk menghadapi situasi penuh tekanan yang

dirasakan seseorang, memberi bantuan langsung atau menolong pada saat

seseorang sedang mengalami masalah.

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 25

4. Dukungan informasi (informational support)

Dukungan ini tampak dalam penyediaan saran atau petunjuk, nasihat,

bimbingan, keterangan atau informasi, arahan atau umpan balik mengenai

pemecahan yang memungkinkan tentang suatu masalah.

5. Dukungan jaringan (network support)

Dukungan ini menyediakan perasaan menjadi anggota dari suatu

perkumpulan orang-orang yang saling berbagi kepentingan dan aktivitas

sosial.

Bentuk dukungan yang diterima dan dibutuhkan oleh seseorang akan

berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi yang dialami. Diperlukan

adanya kesesuaian antara kebutuhan dengan persepsinya mengenai bentuk

dukungan yang diterimanya. Jika terjadi kesesuaian, maka bentuk dukungan

itulah yang paling efektif baginya. Sarafino (1994) menjelaskan bahwa dukungan

sosial bukan berarti pelaksanaan keseluruhan bentuk dukungan sosial.

Pelaksanaan salah satu dari kelima bentuk dukungan sosial, sudah dapat diartikan

memberikan dukungan sosial.

2.2.3 Hal-hal yang menentukan penerimaan dukungan sosial

Tidak semua orang dapat memperoleh dukungan sosial yang mereka

perlukan, terdapat banyak factor yang dapat menentukan apakah seseorang

menerima dukungan sosial atau tidak (Broadhead et al, 1983, Conel &

D’Augelli,1990,Wortman & Dunkel-Schetter,1987 dalam Sarafino,1994)

Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor yang berkaitan dengan potensi penerimaan dukungan, seperti:

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 26

a. Senang atau tidak senang menerima dukungan

b. Mampu atau tidak mampu membiarkan orang lain tau apa yang

diperlukan

c. Assertiveness untuk meminta tolong

d. Perasaan nyaman atau tidak nyaman dalam menceritakan rahasia

kepada orang lain

e. Tahu atau ketidaktahuan mengenai siapa yang ditanyai

f. Menarik atau tidaknya atau mengundang atau tidaknya untuk dibantu

2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pemberi dukungan, misalnya:

a. Ada atau tidaknya sumber yang diperlukan

b. Ada atau tidaknya sensifitas akan kebutuhan orang lain

3. Komposisi dan stukutur dari jaringan social

Merupakan pertalian yang dimiliki dalam keluarga dan masyarakat

(Mitchell,1969,Schefer, Lyne & Lazarus,1981 dalam Sarafino,1994)

Misalnya setiap jaringan social berbeda-beda dalam ukuran (jumlah orang

yang memiliki kontak teratur) sehingga kontak, komposisi, dan intimasi

(kedekatan hubungan dengan individu) orang yang memiliki jaringan

social dengan pertalian kualitas dan kuantitasnya tinggi, biasanya lebih

memiliki kesempatan untuk menerima dukungan sosial.

Konsep operasional dari dukungan sosial adalah “perceived

support” (dukungan yang dirasakan) yang memiliki dua elemen dasar,

yaitu:

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 27

a. Persepsi bahwa ada sejumlah orang lain dimana seseorang dapat

mengendalikannya pada saat dibutuhkan

b. Derajat kepuasan terhadap dukungan yang ada

2.2.4 Pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan

Untuk menjelaskan bagaimana dukungan sosial dapat mempengaruhi

kesehatan dan kondisi seseorang. Para peneliti telah mengajukan dua buah teori

yaitu “Buffering Hypotesis” dan “Direct Hypotesis” dan telah didapat bukti yang

konsisten dari penelitian-penelitian yang dilakukan Cohen & Wills,1985, Payne &

Jones, 1987; Tholts,1982,Worthman & Dunkel-Schetter,1987 dalam Sarafino

111-112)

“Buffering Hypotesis”, menurut teori ini dukungan sosial akan

mempengaruhi kesehatan dengan melindungi individu dari efek negatif yang

disebabkan adanya stres yang tinggi. Fungsi perlindungan tersebut hanya akan

efektif bila individu dihadapkan stressor yang kuat. Bila stressor yang dialami

tidak terlalu tinggi maka kurang dapat melindungi individu.

Terdapat dua cara dimana “Buffering” ini bekerja (Cohen & Wills,1985),

yaitu sebagai berikut:

1. Meliputi proses penilaian kognitif, yaitu ketika individu menghadapi

stressor yang kuat, maka individu yang memiliki level dukungan sosial

yang tinggi akan menganggap situasi yang dihadapinya sebagai situasi

yang tidak menekan dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan

dukungan sosial. Individu yang tingkat dukungan sosialnya tinggi

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 28

dapat mengharapkan dukungan dari seseorang yang dikenalnya akan

dapat menolong dirinya. Kesimpulannya mereka menilai bahwa

mereka akan dapat menghadapi masalah dan memutuskan bahwa

situasi tersebut tidak terlalu menimbulkan stress bagi dirinya.

2. Memodifikasi respon individu terhadap stress setelah mereka menilai

bahwa situasi yang mereka hadapi adalah situasi yang penuh stress.

Individu yang memiliki dukungan sosial akan memiliki seseorang yang

menyediakan waktu untuk membantu menyelesaikan masalah,

meyakinkan bahwa masalah yang dihadapinya bukanlah segalanya,

atau menyemangati mereka untuk melihat “sisi baik” dari keadaan

yang sedang mereka hadapi atau melihat “keuntungan yang dimiliki”.

Individu yang kurang mendapatkan dukungan sosial tidaklah

mendapatkan keuntungan seperti yang diatas. Maka efek negative dari

stress akan lebih mempengaruhinya dibandingkan dengan mereka yang

mendapatkan dukungan sosial.

Teori yang kedua adalah “The Direct Effect Hypotesis” yang menyatakan

bahwa dukungan sosial akan memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan

dan kondisi individu tanpa dipengaruhi oleh besarnya stress yang dialami. Jadi,

keuntungan dukungan akan sama baiknya di bawah stressor yang kuat ataupun

yang lemah

Terdapat beberapa cara dimana ”Direct Effect” dapat berperan sebagai

contoh, Individu mendapatkan dukungan yang besar dapat lebih besar merasakan

bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok dan memiliki ”Self esteem”

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 29

dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan dukungan. Dukungan ini juga

dapat membuat individu menjalani cara hidup yang lebih sehat.

2.3 Resiliensi

2.3.1 Definisi Resiliensi

Resiliensi pertama kali diformulasikan oleh Block (dalam Klohnen,

1996) dengan nama ego-resilience, yang diartikan sebagai kemampuan umum

yang melibatkan kemampuan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes saat

dihadapkan pada tekanan internal maupun eksternal.

Grotberg (1999), mengatakan resiliensi adalah kemampuan manusia

untuk menghadapi, mengatasi, menjadi kuat ketika menghadapi rintangan, dan

hambatan. Resiliensi bukan merupakan suatu keajaiban, tidak hanya ditemukan

pada sebagian manusia dan bukan merupakan sesuatu yang berasal dari sumber

yang tidak jelas. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk menjadi resiliensi

dan setiap orang mampu untuk belajar bagaimana menghadapi rintangan dan

hambatan dalam hidupnya. Faktor resiliensi terdiri dari I have, I am, dan I can.

Resiliensi terus mengalami perluasan hingga pada tahun 2002, Karen

Reivich & Andrew Shatte, mendefinisikan Resilieni adalah kemampuan individu

untuk keluar dari peristiwa traumatik yang terjadi serta membuat seseorang

mampu mengatasi stress dengan memilih tindakan yang berorientasi pada tugas,

seperti mengambil tindakan yang berguna untuk mengatasi kondisi yang menekan

dan ketika mereka bertindak, mereka berpegang teguh pada keyakinan bahwa

mereka mampu mengatur hasil akhir hidup mereka.

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 30

2.3.2 Ciri-ciri Individu Resiliensi

a. Menyenangi tantangan yang baru, karena mereka telah belajar bahwa

setiap permasalahan yang sulit sekalipun dapat dilewati.

b. Dapat mengerti bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.

c. Dapat mengambil sisi positif atau pelajaran dari suatu kegagalan dan

menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk menjadi individu

yang lebih baik lagi.

d. Individu yang resilience telah menemukan suatu sistem atau cara

untuk menempa dirinya dalam melawan dan melewati suatu

permasalahan.

e. Seperti individu pada umumnya, individu yang resilience juga dapat

merasakan kecemasan dan pernah mengalami keraguan, tetapi mereka

telah mempelajari bagaimana caranya untuk menghentikan kecemasan

dan keragu-raguannya tersebut.

2.3.3 Fungsi Resiliensi

Karen Reivich dan Andre Shatte mengungkapkan bahwa resilience dapat

digunakan untuk mengatasi 4 keperluan yaitu:

a. Mengatasi rintangan di masa anak-anak.

b. Mengatasi adversity (kondisi yang menekan) dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bangkit kembali dari kejadian yang menempatkan seseorang pada

kemunduran.

d. Menggapai sesuatu yang dapat diraih sesuai dengan kapasitas diri

seseorang.

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 31

2.3.4 Aspek-aspek Resiliensi

Resiliensi adalah kemampuan untuk keluar dari peristiwa traumatik yang

terjadi untuk bangkit kembali dan membuat seseorang mampu mengatasi stress

dengan memilih tindakan yang berorientasi pada tugas, seperti mengambil

tindakan yang berguna untuk mengatasi kondisi yang menekan dan ketika mereka

bertindak, mereka berpegang teguh pada keyakinan bahwa mereka mampu

mengatur hasil akhir hidup mereka (Reivich & Shatte, 2002). Selain itu resiliensi

membuat seseorang mampu menggunakan hubungan mereka dengan orang lain

sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan mereka. Adapun resiliensi

menurut Karen Reivich dan Andrew Shatte terdiri atas 7 aspek, yaitu:

1. Emotion Regulation

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang dibawah tekanan.

Individu yang memiliki kemampuan meregulasi emosi dapat mengendalikan

dirinya apabila sedang kesal dan dapat mengatasi rasa cemas, sedih, atau

marah, sehingga mempercepat dalam pemecahan suatu masalah.

Pengekspresian emosi, baik negatif ataupun positif merupakan hal yang sehat

dan konstruktif asalkan dilakukan dengan tepat. Pengekspresian emosi yang

tepat menurut Reivich dan Shatte (2002) merupakan salah satu kemampuan

individu yang resilience. Reivich dan Shatte (2002) mengemukakan dua hal

penting yang terkait dengan regulasi emosi, yaitu ketenangan (calming) dan

focus (focusing). Individu yang mampu mengelola kedua keterampilan ini,

dapat membantu meredakan emosi yang ada, memfokuskan pikiran-pikiran

yang mengganggu dan mengurangi stress.

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 32

Individu yang resiliensi dapat menggunakan pengembangan kemampuan

yang baik untuk mengendalikan emosi, atensi, dan perilaku mereka. Regulasi

diri merupakan hal yang penting untuk membentuk hubungan yang dekat

dengan orang lain, sukses dalam bidang pekerjaan dan memelihara kesehatan

fisik. Individu yang mengalami kesulitan dalam meregulasi emosi mereka,

seringkali membuat rekan kerja, teman dan keluarga sulit dalam menjalin

kerjasama dengan mereka. Penelitian memperlihatkan bahwa individu-

individu yang memiliki kekurangan dalam meregulasi emosinya akan

mengalami kesulitan dalam membangun dan memelihara sebuah pertemanan.

Orang lain atau teman tidak akan senang menghabiskan waktu dengan orang

yang mudah marah, seringkali memperlihatkan wajah cemberut atau

seringkali gelisah dan hal ini juga dapat menular pada orang lain. Semakin

sering kita berhubungan dengan seseorang yang mudah marah dan gelisah

maka kita akan menjadi mudah marah dan gelisah pula.

2. Impulse Control

Reivcih dan Shatte (2002) mendefinisikan pengendalian impuls sebagai

kemampuan mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan

yang muncul dari dalam diri seseorang. Individu dengan pengendalian impuls

yang rendah sering mengalami perubahan emosi dengan cepat yang cenderung

mengendalikan perilaku dan pikiran mereka. Individu seperti itu seringkali

mudah kehilangan kesabaran, mudah marah, impulsif, dan berlaku agresi pada

situasi-situasi kecil yang tidak terlalu penting, sehingga lingkungan di

sekitarnya merasa kurang nyaman. Hal ini berakibat pada munculnya

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 33

permasalahan dalam hubungan sosial. Disebutkan bahwa regulasi emosi dan

kontrol impuls sangat berkaitan. Penelitian menyebutkan dalam RQ test yakni

individu yang memiliki nilai kontrol impuls yang tinggi juga memiliki nilai

yang tinggi dalam regulasi emosi. Hal ini mempengaruhi tingkat resiliensi

individu.

3. Optimism

Individu yang resiliensi adalah individu yang optimis. Mereka memiliki

harapan di masa depan dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol arah

hidupnya. Dalam penelitian yang dilakukan, jika dibandingkan dengan

individu yang pesimis, individu yang optimis lebih sehat secara fisik dan

jarang mengalami depresi, lebih baik di sekolah, lebih produktif dalam bekerja

dan lebih banyak memenangi pertandingan olahraga (Reivich & Shatte,

2002). Optimisme mengimplikasikan bahwa individu percaya bahwa ia dapat

menangani masalah yang muncul di masa yang akan datang.

4. Causal Analysis

Causal analysis memiliki pengertian kemampuan individu yang dapat

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang mereka hadapi secara akurat.

Jika tidak dapat mengidentifikasi secara tepat bisa jadi kita akan melakukan

kesalahan yang sama lebih dari satu kali. Martin Seligman (dalam Reivich

& Shatte, 2002) mengidentifikasikan gaya berpikir yang berhubungan erat

dengan analisis penyebab masalah yaitu explanatory style. Explanatory style

adalah cara yang biasa digunakan individu untuk menjelaskan sesuatu yang

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 34

baik atau buruk yang terjadi pada dirinya. Explanatory style dibagi menjadi

tiga dimensi, yaitu:

a. Personal (saya-bukan saya atau me-not me)

Individu dengan gaya berpikir ‘saya’ adalah individu yang cenderung

menyalahkan diri sendiri atas hal yang tidak berjalan sebagaimana

mestinya. Sebaliknya individu dengan gaya berpikir ‘bukan saya’

meyakini penjelasan eksternal (di luar dirinya) atas kesalahan yang

terjadi.

b. Permanen (selalu-tidak selalu atau always-not always)

Individu yang pesimis cenderung berasumsi bahwa suatu kegagalan atau

kejadian buruk akan terus berlangsung. Sedangkan individu yang optimis

cenderung berpikir bahwa ia dapat melakukan suatu hal yang lebih baik

pada tiap kesempatan dan memandang kegagalan sebagai

ketidakberhasilan sementara.

c. Pervasive (semua-tidak semua atau everything-not everything)

Individu dengan gaya berpikir ‘semua’ melihat kemunduran atau

kegagalan pada satu area kehidupan ikut menggagalkan area kehidupan

yang lain. Individu dengan gaya berpikir ‘tidak semua’ dapat menjelaskan

secara rinci penyebab dari masalah yang ia hadapi. Individu yang paling

resilience adalah individu yang memiliki fleksibilitas kognisi dan dapat

mengidentifikasi seluruh penyebab yang signifikan dalam permasalahan

yang mereka hadapi tanpa terperangkap dalam explanatory style tertentu.

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 35

5. Emphaty

Empati merepresentasikan bahwa individu mampu membaca tanda-tanda

psikologis dan emosi dari orang lain. Empati mencerminkan seberapa baik

individu mengenali keadaan psikologis dan kebutuhan emosi orang lain.

individu yang memiliki empati yang rendah, cenderung akan mengulangi pola

tingkah laku yang tidak resiliensi dalam berperilaku. Sedangkan orang yang

memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki hubungan sosial yang

positif.

6. Self-efficacy

Reivich & Shatte mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada

kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan

efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan

sukses. Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam

memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa

strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. Menurut Bandura (1994),

individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam

menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki

kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini akan cepat

menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.

7. Reaching Out

Menurut Reivich & Shatte (2002), resiliensi merupakan kemampuan yang

meliputi peningkatan aspek positif dalam hidup. Peningkatan aspek positif

atau reaching out adalah mampu memelihara sikap positif, percaya diri untuk

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 36

menerima tanggung jawab, tidak malu untuk memulai percakapan pada

seseorang yang ingin dikenal, mencari pengalaman baru yang menantang

untuk dapat belajar lebih banyak belajar tentang diri sendiri dan memiliki

hubungan yang dalam dengan orang lain. dengan meningkatkan aspek positif,

hidup kita akan menjadi lebih kaya, memiliki hubungan yang tidak dangkal

dan menjadi luas.

Individu yang meningkatkan aspek positif dalam hidup, mampu

melakukan tiga aspek di bawah ini dengan baik, yaitu:

a. Mampu membedakan resiko yang realistis dan tidak realistis.

Seseorang yang dapat meningkatkan aspek positif dapat membedakan

resiko yang realistis dan tidak realistis. Mereka realistis-optimis, dapat

melakukan perkiraan dengan tepat mengenai masalah-masalah yang

kemungkinan besar akan muncul serta mereka mengembangkan strategi

untuk mengatasi masalah dan mengendalikan ketika masalah itu datang.

Selain itu juga mereka memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi

resiko dan mengambil pelajaran berharga atas masalah yang dihadapi.

b. Memiliki makna dan tujuan hidup serta mampu melihat gambaran besar

dari kehidupan.

Individu yang selalu meningkatkan aspek positifnya akan lebih mudah

dalam mengatasi permasalahan hidup, serta berperan dalam meningkatkan

kemampuan interpersonalnya dan pengendalian emosi.

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 37

c. Mengenal diri dengan baik.

Orang yang memiliki rasa yang baik mengenai dirinya sendiri merasa

nyaman dalam mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan mereka

rasakan. Adanya keinginan dan kesadaran untuk mempelajari apa yang

diinginkan dalam kehidupannya. Tidak tergantung kepada orang lain dan

mengungkapkan diri. Mereka tahu kapan harus berlanjut dan kapan

kalanya berhenti. Mereka harus mengenal diri dan mengekspresikan

dirinya, misalnya dalam bidang pekerjaan atau hal-hal yang cocok dengan

dirinya dan melakukannya dengan sebaik mungkin. Selain itu tidak merasa

malu atau merasa gagal ketika apa yang diinginkan tidak dapat tercapai.

2.4 Stres

2.4.1 Pengertian stres

Stres dapat diartikan sebagai respon (reaksi) fisik dan psikis, yang berupa

perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan terhadap tekanan atau tuntutan

yang dihadapi. Diartikan juga reaksi fisik yang dirasakannya tidak nyaman

sebagai dampak dari persepsi yang kurang tepat terhadap sesuatu yang

mengancam keselamatan dirinya, merusak harga dirinya, menggagalkan keinginan

atau kebutuhanya (DR. H. Syamsu Yusuf, 2004).

2.4.2 Stres pada setiap periode kehidupan

1) Stres pada masa bayi

Situasi stres yang umumnya dialami bayi merupakan pengaruh lingkungan

yang tidak ramah (unfamiliar), dan adanya keharusan untuk menyesuaikan

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 38

diri dengan tuntutan atau peraturan orang tua. Dalam menyesuaikan diri

terhadap tuntutan tersebut, dia harus mengendalikan dorongan-dorongan

alamiah atau naluriahnya. Tuntutan atau peraturan yang harus diikuti oleh

bayi itu diantaranya:

a. Menerima penyapihan dari ibunya

b. Belajar cara makan dan mematuhi jadwal waktunya

c. Berlatih buang air pada tempatnya dan mencebok setelahnya (toilet

training)

2) Stres pada masa anak

Stres pada anak-anak biasanya bersumber dari keluarga, sekolah, atau

teman mainnya. Stres yang bersumber dari keluarga seperti: kurang

curahan kasih sayang dari orang tua, dan perubahan status keluarga

(seperti dari serba kecukupan menjadi kekurangan, atau broken home).

Sementara sumber stres dari lingkungan sekolah, diantaranya: sikap dan

perlakuan guru yang kasar, kurang berhasil dalam bidang akademis, tidak

naik kelas, kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru, dan

keadaan sekolah yang kurang kondusif untuk belajar (seperti bising,

kumuh, dan kurang sehat).

3) Stres pada masa remaja

Masa remaja merupakan masa stres dalam perjalanan hidup seseorang.

Yang menjadi sumber stres utama pada masa ini adalah konflik atau

pertentangan antara dominasi, peraturan atau tuntutan orang tua dengan

kebutuhan remaja untuk bebas, atau independent dari peraturan tersebut.

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 39

4) Stres pada masa dewasa

Stres yang dialami orang dewasa pada umumnya bersumber dari faktor-

faktor: kegagalan perkawinan, ketidak harmonisan hubungan dalam

keluarga, masalah nafkah hidup atau kehilangan pekerjaan (seperti di

PHK), ketidak puasan dalam hubungan seks, penyimpangan seksual suami

atau istri, perselingkuhan suami atau istri, keadaan hamil, menopouse,

gangguan kesehatan fisik, dan anak yang nakal.

2.4.3 Gejala Stres

1) Gejala Fisik, diantaranya: sakit kepala, sakit lambung (maag), hypetensi

(darah tinggi), sakit jantung atau jantung berdebar-debar, insomnia (sulit

tidur), mudah lelah, keluar keringat dingin, kurang selera makan, dan

sering buang air kecil.

2) Gejala Psikis, diantaranya: gelisah atau cemas, kurang dapat

berkonsentrasi belajar atau bekerja, sikap apatis (masa bodoh), sikap

pesimis, hilang rasa humor, bungkam seribu bahasa, malas belajar atau

bekerja, sering melamun, dan sering marah-marah atau bersikap agresif

(baik secara verbal, seperti: kata-kata kasar, dan menghina; maupun non

verbal, seperti: menempeleng, menendang, membanting pintu, dan

memecahkan barang-barang).

2.4.4 Faktor-faktor Penyebab (Stressor)

1) Stresor fisik biologik, seperti: penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik

atau kurang berfungsinya salah satu organ tubuh, wajah yang tidak cantik

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 40

atau ganteng, dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal (seperti: terlalu

kecil, kurus, pendek, atau gemuk).

2) Stresor psikologik, seperti: negative thinking atau berburuk sangka,

frustasi (kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan),

hasud (iri hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaan cemburu,

konflik pribadi, dan keinginan yang di luar kemapuan.

3) Stresor sosial

a. Iklim kehidupan keluarga, seperti: hubungan antar anggota keluarga

yang tidak harmonis (broken home), perceraian, suami atau istri

selingkuh, suami atau istri meningggal, anak yang nakal (seperti: suka

melawan kepada orang tua, sering membolos dari sekolah,

mengkonsumsi minuman keras, dan menyalahgunakan obat-obat

terlarang), sikap dan perlakuan orang tua yang keras, salah seorang

anggota keluarga mengidap gangguan jiwa, dan tingkat ekonomi

keluarga yang rendah.

b. Faktor pekerjaan, seperti: kesulitan mencari pekerjaan, pengangguran,

kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), perselisihan dengan atasan,

jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan tuntutan sehari-hari.

c. Iklim lingkungan, seperti: maraknya kriminalitas (pencurian,

perampokan, dan pembunuhan), tawuran antar kelompok (pelajar,

mahasiswa, atau warga masyarakat), harga kebutuhan pokok yang

mahal, kurang tersedia fasilitas air bersih yang memadai, kemarau

panjang, udara yang sangat panas/dingin, suara bising, polusi udara,

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 41

lingkungan yang kotor (bau sampah dimana-mana) atau kondisi

perumahan yang buruk, kemacetan lalu lintas, bertempat tinggal di

daerah banjir atau rentan longsor, dan kehidupan politik dan ekonomi

yang tidak stabil.

2.5 Kerangka Pikir

Menderita penyakit mematikan atau sulit disembuhkan seperti kanker

payudara bisa menyebabkan penderitanya mengalami stres. Namun pada

kenyataannya, tidak selalu demikian mereka yang menjadi penderita kanker

payudara mengalami stres. Bahkan ada diantara mereka bisa menghadapi kanker

payudara dengan baik. Hal ini ditentukan oleh kapasitas individu penderita kanker

payudara untuk merespon secara sehat dan produktif ketika menghadapi kesulitan

yang disebut dengan resiliensi.

Resiliensi ini memiliki 7 aspek (Reivich dan shatte), diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Emotion regulation

Pengendalian emosi adalah suatu kemampuan untuk tetap tenang

meskipun berada dibawah tekanan.

2) Impuls control

Kemampuan untuk mengontrol impuls berhubungan dengan pengendalian

emosi, individu yang kuat mengontrol impulsnya cenderung mampu

mengendalikan emosinya.

3) Optimism

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 42

Percaya bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik. Individu

mempunyai harapan akan masa depan dan dapat mengontrol arah kehidupannya.

4) Causal analysis

Analisis penyebab adalah gaya berpikir yang sangat penting untuk

menganalisis penyebab, yaitu kebiasaan individu dalam menjelaskan sesuatu yang

baik maupun yang buruk yang terjadi pada individu.

5) Emphaty

Menginterpretasikan bahasa non verbal dari orang lain, seperti ekspresi

wajah, nada suara, bahasa tubuh, dan menentukan apa yang orang lain pikirkan

dan rasakan.

6) Self efficacy

Self efficacy adalah keyakianan bahwa individu dapat menyelesaikan

masalah, melalui pengalaman dan keyakinan akan kemampuan untuk berhasil

dalam kehidupan.

7) Reaching out

Resiliensi adalah sumber dari kemampuan untuk meraih, individu mampu

meningkatkan aspek-aspek positif dalam kehidupan.

Individu yang mempunyai resiliensi yang baik, menggunakan kemampuan

positif untuk membantu mengontrol emosi, memusatkan perhatian dan perilaku.

Individu yang tidak resilien cenderung lebih mengalami kecemasan, kesedihan,

dan kemarahan dibandingkan dengan individu yang lain, dan mengalami saat

yang berat untuk mendapatkan kembali kontrol diri ketika mengalami

kekecewaan. Individu lebih memungkinkan untuk terjebak dalam kemarahan,

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 43

kesedihan atau kecemasan, dan kurang efektif dalam menyelesaikan masalah.

Individu dengan resiliensi yang baik sebagian besar memiliki kemampuan

menyesuaikan diri secara kognitif dan dapat mengenali semua penyebab yang

cukup berarti dalam kesulitan yang dihadapi, tanpa terjebak di dalam gaya

menjelaskan tertentu. Individu dengan resiliensi yang baik adalah individu yang

optimis. Optimis membuat fisik menjadi lebih sehat dan tidak mudah mengalami

depresi. Individu dengan resiliensi baik juga memiliki self efficacy tinggi, individu

yang tidak yakin dengan efficacynya bagaikan kehilangan jati dirinya, dan secara

tidak sengaja memunculkan keraguan dirinya dalam menghadapi masalahnya.

Fenomenanya pada wanita penderita kanker payudara di BCS, mereka

cepat tanggap dalam menghadapi kankernya, mencari informasi mengenai kanker

payudara, berani melakukan operasi, rajin melakukan pemeriksaan ke dokter,

bahkan terlihat ceria, memiliki selera makan yang normal (seperti biasa sebelum

sakit), mudah diajak berkomunikasi, mau berbagi pengalaman dalam menghadapi

kanker dengan orang lain, melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa, dan

mereka juga aktif di kelompok kanker BCS. Berbeda dengan kebanyakan wanita

yang didiagnosa menderita kanker payudara, biasanya individu tersebut

mengalami kepercayaan diri yang rendah, kecemasan, depresi, dan respon

perilaku stres lainnya.

Banyak faktor yang menyebabkan wanita penderita kanker payudara

memiliki resiliensi yang tinggi, diantaranya adalah dukungan sosial, pada

penelitian ini adalah dukungan sosial teman kelompok. Dukungan sosial adalah

kenyamanan, perhatian, penghargan dan bantuan yang dipersepsi oleh penderita

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 44

kanker payudara yang diterimanya dari sesama penderita kanker payudara.

Interaksi individu penderita kanker payudara dengan teman sesama penderita

memodifikasi atau mengubah persepsi penderita pada masalahnya yaitu kanker

payudara, sehingga penderita dapat merespon secara sehat dan produktif ketika

menghadapi kesulitan atau trauma yang dialaminya, dan oleh karena itu akan

mengurangi potensi munculnya stres.

Di dalam dukungan sosial teman kelompok terdapat beberapa aspek yang

bisa menggambarkan dukungan yang didapat oleh wanita penderita kanker

payudara. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah :

1) Dukungan penghargaan

Dukungan ini dapat berupa penghargaan positif kepada orang lain,

mendorong dan memberikan persetujuan atas ide-ide individu atau perasaannya,

memberikan semangat, dan membandingkan orang tersebut secara positif.

2) Dukungan emosional

Dukungan emosional merupakan dukungan yang berhubungan dengan hal

yang bersifat emosional atau menjaga kedaan emosi, afeksi atau ekspresi.

Dukungan ini meliputi ekspresi empati, kepedulian, dan perhatian pada individu,

memberikan rasa nyaman, memiliki dan perasaan dicintai. Dukungan ini lebih

mengacu pada pemberian semangat, kehangatan, cinta kasih dan emosi.

3) Dukungan istrumental

Dukungan ini merupakan pemberian sesuatu berupa bantuan nyata

(tangible aid) atau dukungan alat (instrumental aid). Dukungan ini meliputi

banyak aktivitas seperti menyediakan bantuan dalam pekerjaan rumah tangga,

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 45

menjaga anak-anak, meminjamkan atau menyumbangkan uang, menyampaikan

pesan, menyediakan transportasi, membantu menyelesaikan tugas-tugas, alat-alat

kerja dan buku-buku.

4) Dukungan informasi

Dukungan informasi berarti memberi solusi pada suatu masalah.

Dukungan ini diberikan dengan cara menyediakan informasi, memberikan saran

secara langsung, atau umpan balik tentang kondisi individu dan apa yang harus ia

lakukan. Dukungan ini dapat membantu individu dalam mengenali masalah yang

sebenarnya.

5) Dukungan jaringan

Merupakan perasaan individu sebagai bagian dari kelompok. Dukungan

ini dapat berupa menghabiskan waktu bersama dengan orang lain dalam aktivitas

rekreasional di waktu senggang. Serta dukungan ini juga dapat diberikan dalam

bentuk menemani seseorang beristirahat.

Kondisi wanita-wanita anggota BCS yang sedang berada dalam tahap

penyembuhan dari penyakit kanker payudara, merupakan kondisi yang mampu

menghadapi penyakit yang dideritanya. Wanita-wanita ini mendapatkan dukungan

dari teman-teman anggota BCS sesama penderita kanker payudara. Dukungan

tersebut, misalnya, teman memberi pujian atas keberanian individu untuk

melakukan operasi, teman menenangkan ketika dalam keadaan sedih, teman

memberi semangat ketika dalam keadaan lemah (sakit), teman memberi buku

bacaan atau handout mengenai kanker, saling memberi informasi terbaru

mengenai kanker, saling berbagi pengalaman dalam menghadapi kanker, bertemu

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 46

atau berkumpul dalam kegiatan kelompok seperti seminar atau pertemuan rutin

kelompok, dan tetap saling menanyakan kabar, meski tidak bisa bertemu

langsung, biasanya menggunakan telepon ataupun handphone sebagai sarana

komunikasi.

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 47

2.2 Skema berpikir

Wanita penderita kanker payudara memiliki resiliensi tinggi: • Mampu tetap tenang dalam menghadapi penyakitnya • Mampu mengandalikan dorongan/tekanan dlm diri • Percaya bahwa dirinya dpt menangani masalah yang muncul

di masa yg akan datang • Mampu mengidentifikasi penyakit secara akurat • Mampu membaca emosi orang lain • Percaya diri dapat mengarahkan tingkah laku yang

diperlukan untuk mencapai tujuan • Mampu berinteraksi dg dunia luar dan bertanggung jawab

Wanita

Dukungan sosial teman kelompok tinggi

• Perasaan dihargai dan diterima oleh teman

• Perasaan nyaman, diperhatikan dan disayangi oleh teman

• Mendapatkan bantuan pemberian atau pinjaman barang dari teman

• Mendapatkan informasi dr teman mengenai kanker payudara

• Perasaan menjadi bagian dari satu kelompok

Stresor : didiagnosa

Menderita kanker payudara

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

T i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i sT i n j a u a n T e o r i t i s 48

2.6 Hipotesis

“Semakin tinggi dukungan sosial teman kelompok, maka semakin tinggi

derajat resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society.”

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Koefisien korelasi adalah

koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua

variabel atau lebih (Conover, 1971: 250). Menurut Kendall, korelasi adalah

ukuran korelasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dalam

skala ordinal. Sehingga obyek- obyek yang dipelajari dapat di-ranking dalam dua

rangkaian berurut (Siegel, 1997: 250).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Variabel 1 : Dukungan sosial

Variabel 2 : Resiliensi

3.3 Operasional Variabel

3.3.1 Dukungan Sosial

Dukungan sosial di sini merupakan seberapa sesuai individu wanita

penderita kanker payudara menyadari keberadaan teman atau orang lain.

Dukungan sosial ini memiliki 5 aspek, yaitu:

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 47

1) Dukungan penghargaan merupakan ungkapan penghargaan kepada teman,

dengan memberi dorongan, memberi semangat dan memberikan

persetujuan atas ide-ide dalam menghadapi kanker payudara.

2) Dukungan emosional merupakan ekspresi kepedulian dan perhatian

kepada wanita penderita kanker payudara.

3) Dukungan instrumental merupakan bantuan dalam penyelesaian pekerjaan

dan pemberian sesuatu barang yang diperlukan wanita penderita kanker

payudara.

4) Dukungan informasi merupakan pemberian informasi, saran, nasihat, dan

feedback dalam menghadapi kanker payudara kepada wanita penderita

kanker payudara.

5) Dukungan jaringan merupakan perasaan wanita penderita kanker payudara

sebagai bagian dari kelompok BCS.

3.3.2 Resiliensi

Resiliensi di sini merupakan seberapa sesuai kemampuan wanita penderita

kanker payudara untuk menanggapi kanker payudara tersebut dengan tepat dan

kreatif . Resiliensi ini memiliki 7 aspek, yaitu :

1) Emotion regulation merupakan kemampuan untuk tetap tenang saat

menghadapi masalah.

2) Impuls control merupakan kemampuan mengendalikan keinginan,

dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dalam diri.

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 48

3) Optimism merupakan kemampuan individu untuk percaya bahwa dirinya

dapat menangani masalah-masalah yang muncul di masa yang akan

datang.

4) Causal analysis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasikan

penyebab terjadinya suatu masalah.

5) Emphaty merupakan kemampuan individu untuk menempatkan diri

sebagai orang lain dan memprediksi apa yang akan orang lain lakukan.

6) Self efficacy merupakan kemampuan individu untuk dapat percaya akan

kemampuan dirinya untuk mengelola dan menetapkan suatu arah tingkah

laku yang diperlukan guna mengatur situasi yang diinginkan.

7) Reaching out merupakan kemampuan individu untuk mencapai tujuan,

tidak melakukan kesalahan sama di masa lalu dan siap menghadapi

tantangan baru.

3.4 Alat Ukur

3.4.1 Dukungan Sosial Teman Kelompok

Skala ini disusun sendiri mengacu pada aspek-aspek yang telah diuraikan

oleh Sarafino (1997). Tujuannya adalah untuk mengetahui dukungan sosial yang

dirasakan oleh penderita kanker. Dukungan sosial yang dirasakan penderita

kanker ditunjukkan oleh jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan pernyataan

yang diajukan. Berikut distibusi butir skala dukungan sosial :

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 49

Tabel. 3.1 Kisi-Kisi Item Dukungan Sosial Teman Kelompok

No. Aspek Indikator Item

Favorable Unfavorable

1. Dukungan

penghargaan

� Perasaan dihargai oleh teman

� Perasaan diterima oleh teman

1, 11

3, 15

19,28

6, 35

2. Dukungan

emosi

� E kspresi empati yang

ditampilkan

� Kepedulian terhadap masalah

yang dihadapi

� Perhatian alat menghadapi

masalah

� Rasa nyaman

8, 13, 17

21, 23, 29

25, 31, 37

12, 27, 33

3. Dukungan

Instrumen

� Meminjamkan atau

menyumbangkan barang

2, 5, 22, 38

16

4. Dukungan

Informasi

� Menyediakan informasi

� Memberikan saran secara

langsung.

� Umpan balik tentang kondisi

individu dan apa yang harus

ia lakukan.

4, 10

18, 30

26

9

34

5. Dukungan

Jaringan

� Menghabiskan waktu

bersama dengan orang lain

� Menemani seseorang

beristirahat atau rekreasi.

7, 20

36, 40

14, 24, 32

39

Skala dukungan sosial pada penderita kanker menggunakan skala model

Likert (V), yang terdiri dari item favourable dan unfavourable. Pada item

favourable skor bergerak dari angka 1 untuk pernyataan sangat tidak sesuai (STS),

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 50

skor 2 untuk tidak sesuai (TS), skor 3 untuk sesuai (S), dan skor 4 untuk sangat

sesuai (SS). Pada item unfavourable skor bergerak dari 4 untuk penyataan sangat

tidak sesuai (STS), skor 3 untuk tidak sesuai (TS), skor 2 untuk sesuai (S), dan

skor 1 untuk sangat sesuai (SS). Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala

dukungan sosial, berarti semakin besar dukungan sosial yang diberikan

pada penderita kanker, semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin kecil

pula dukungan sosial pada penderita kanker.

3.4.2 Resiliensi

Alat ukur resiliensi disusun oleh Karen Reivich, Ph.D dan Andrew

Shatte. Aspek yang diukur adalah emotion regulation, impuls control, optimism,

causal analysis, emphaty, self efficacy, dan reaching out.

Resilience quotient test untuk mengukur 7 aspek dalam resilience. Dalam

menyelesaikan tugas ini responden diminta untuk menentukan seberapa sesuai

item pertanyaan dengan dirinya. Berikut distribusi butir skala resiliensi:

Tabel. 3.2 Kisi-Kisi Item Resilience Quotient

No. Aspek Indikator Item

Favorable Unfavorable

1. Emotion

regulation

� Mampu mengenali emosi diri

dan akibatnya.

� Mampu mengetahui kekuatan

dan batasan diri sendiri.

� Mampu mengelola emosi yang

dirasakan.

� Mampu bertanggung jawab

atas keadaan diri sendiri.

18

31

42

1, 6

10

22

47

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 51

� Mampu memiliki perasaan

positif mengenai kemampuan

diri.

37, 49

2. Impuls

control

� Mampu untuk mengendalikan

dorongan yang ada dalam diri.

� Memiliki toleransi yang tinggi

terhadap frustrasi yang

irasakan.

� Memiliki kemampuan untuk

tidak berperilaku agresif pada

situasi-situasi yang tidak

terlalu penting.

� Memiliki kemampuan untuk

mengekspresikan apa yang

dirasakan dengan cara tidak

berlebihan.

4

26

57

8

14

29, 53

59

3. Optimism � Merasa terdorong untuk

melakukan hal yang lebih baik

atau memenuhi standar

keberhasilan.

� Siap memanfaatkan

kesempatan.

� Memiliki kegigihan dalam

usaha mencapai tujuan

meskipun banyak halangan

atau kegagalan.

2, 11

23

39, 55

20

27, 33

44

4. Causal

analysis

� Memiliki kemampuan untuk

menganalisis suatu penyebab

dari suatu masalah.

5, 9

25

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 52

� Memiliki gaya berfikir yang

mampu menjelaskan suatu hal

yang baik atau buruk yang

terjadi pada diri sendiri.

35 46, 51

5. Emphaty � Memiliki usaha dalam

memahami perasaan orang lain

dan menunjukkan minat pada

keadaan orang lain.

� Mengantisipasi, mengenali dan

berusaha memenuhi kebutuhan

orang lain dan

mengembangkan kemampuan

orang lain.

� Menumbuhkan pergaulan

dengan bermacam-macam

orang.

3, 16

19, 54

45

12, 36

40

48

6. Self

efficacy

� Memiliki komitmen yang

tinggi dalam memecahkan

masalah dan tidak akan

menyerah ketika menemukan

bahwa strategi yang sedang di

gunakan itu tidak berhasil.

� Mampu untuk memaknakan

pengalaman masa lalu sebagai

pelajaran yang berharga.

� Mampu belajar dari feedback

yang di sampaikan oleh orang

lain baik secara verbal ataupun

nonverbal.

7

21, 32

43, 58

15

38

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 53

� Memiliki keteguhan emosi

dalam menghadapi suatu

hambatan.

58 17

7. Reaching

out

� Memiliki kemampuan untuk

membedakan risiko yang

realistis dan tidak realistis.

� Mampu untuk memiliki makna

dan tujuan hidup serta mampu

melihat gambaran besar dari

kehidupan.

� Mampu memelihara sikap

positif yang ada dalam diri.

� Memiliki hubungan yang

dalam dengan orang lain.

� Berani menghadapi tantangan

baru yang lebih menantang.

13, 24

28

34, 41

50, 52

56

30

60

Skala resiliensi pada penderita kanker menggunakan skala model Likert

(V) yang terdiri dari butir item, yang terdiri dari item favourable dan

unfavourable. Pada item favourable skor bergerak dari angka 1 untuk pernyataan

sangat tidak sesuai (STS), skor 2 untuk tidak sesuai (TS), skor 3 untuk sesuai (S),

dan skor 4 untuk sangat sesuai (SS). Pada item unfavourable skor bergerak dari 4

untuk penyataan sangat tidak sesuai (STS), skor 3 untuk tidak sesuai (TS), skor 2

untuk sesuai (S), dan skor 1 untuk sangatsesuai (SS). Semakin tinggi skor yang

diperoleh pada skala resiliensi, berarti semakin tinggi resiliensi pada penderita

kanker, semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah pula resiliensi

pada penderita kanker.

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 54

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah wanita penderita kanker payudara yang

menjadi anggota di Bandung cancer society.

3.5.2. Sampel Penelitian

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling, metode ini merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang

umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Purposive sampling

dalam penelitian ini mensyaratkan pemilihan sampel berdasarkan keaktifan

sampel di kelompok yaitu wanita penderita kanker payudara yang rutin mengikuti

pertemuan kelompok dan menghadiri seminar kanker yang dilakukan kelompok.

Keaktifan sampel di kelompok merupakan hal yang penting karena dapat dilihat

bagaimana interaksi antar anggota kelompok dalam memberi dukungan sosial,

dan hubungan dukungan tersebut dengan resiliensi pada individu penderita kanker

payudara. Sampel terdiri dari wanita penderita kanker payudara di BCS sebanyak

10 orang.

3.6 Pengujian Alat Ukur

3.6.1 Validitas Alat Ukur

Valid artinya mengukur dengan tepat gejala-gejala yang hendak dikukur

dan seberapa jauh alat ukur memberikan ketelitian sehingga dapat menunjukkan

dengan sebenarnya status atau keadaan gejala yang diukur (Hadi, 2000 : 102).

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 55

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan

dalam penelitian telah benar-benar mengukur gejala yang akan diukur. Untuk itu

digunakan analisis item dengan koefisien korelasi yang diuji melalui pengujian

statistik Rank-Spearman, karena data yang diperoleh dari alat ukur adalah ordinal

(Siegel, 1997 : 256).

Adapun langkah-langkah dalam menentukan validitas alat ukur adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung nilai total dan nilai item dari tiap jawaban responden.

2. Menghitung korelasi Rank-Spearman antara nilai total dengan nilai item

dengan bantuan SPSS 17.0 for Windows.

3. Menentukan validitas tiap item dengan menggunakan kriteria didasarkan

norma Cronbach (1970). Kriteria Cronbach mengatakan bahwa koefisien

item yang dianggap memuaskan adalah angka tertinggi yang dapat di

peroleh. Item dikatakan memberi kontribusi baik jika berkisar antara 0,30-

0,50, namun apabila koefisien validitas kurang dari 0,30 biasanya

dianggap item tidak memuaskan.

3.6.2 Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan

hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Dalam penelitian

ini, setelah mendapatkan item-item tersebut menggunakan teknik belah dua (split

half). Metode ini digunakan lewat penyajian suatu bentuk skala yang dikarenakan

hanya sekali saja pada sekelompok subjek uji coba.

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 56

Langkah-langkah menentukan koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Menggabungkan item-item yang valid dan membuang item-item yang

tidak valid.

2. Membagi item-item yang valid ke dalam 2 belahan. Belahan pertama

berisi item-item bernomor ganjil dan belahan kedua berisi item-item

bernomor genap.

3. Menjumlahkan masing-masing skor pada tiap belahan, lalu

mengkorelasikan skor total belahan pertama dan belahan kedua dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows.

4. Mengoreksi angka korelasi untuk menentukan koefisien reliabilitas yang

diperoleh menggunakan rumus formula Spearman-Browa :

���� � ���.����.

Keterangan:

rtot = korfisien reliabilitas keseluruhan item

rtt = angka korelasi belahan pertama dan kedua

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 57

Parameter untuk menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas alat

ukur dilihat berdasarkan parameter dari Guilford , yaitu:

Tabel 3.3 Parameter koefisien reliabilitas Guilford

Nilai Tingkat korelasi

= 0,20 Tidak ada hubungan / hubungan lemah sekali

0,21 – 0,40 Hubungan rendah

0,41 – 0,70 Hubungan sedang

0,71 – 0,90 Hubungan tinggi

0,91 – 1,00 Hubungan tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

Catatan :

� Apabila reliabilitas ≥ 0,700 maka alat ukur tersebut Reliabel

� Apabila reliabilitas < 0,700 maka alat ukur tersebut Tidak Reliabel

Pada umumnya tanda-tanda yang digunakan untuk menyatakan validitas

dan reabilitas suatu alat tes adalah melalui angka-angka koefisien korelasi mulai

dari -1,00 sampai dengan +1,00.

3.7 Perhitungan Median

Untuk membedakan antara dukungan sosial tinggi dan dukungan sosial

rendah, serta membedakan resilensi tinggi dan resiliensi rendah, digunakan teknik

median adalah sebagai berikut :

a. Menentukan kelas median

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 58

b. Menentukan limit median, yaitu dengan batas bawah kelas median dan

dengan batas atas kelas median yang ada dibawahnya kemudian

dijumlahkan dan dibagi dua

c. Menentukan interval, caranya:

- Tentukan range, yaitu selisih antara data yang terbesar dengan data

yang terkecil.

- Tentukan kelas interval dengan menggunakan aturan Struges:

P = 1 + 3,3 log (N)

- Bagi range dengan kelas interval

- Menentukan F median

- Menentukan f median

- Masukkan semua nilai di atas ke dalam rumus berikut:

Me = � � � �� � ���

Keterangan:

Me : Median

b : batas bawah kelas median

p : panjang kelas median

n : banyaknya sampel

F : jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari kelas

median

f : frekuensi kelas median

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 59

3.8 Teknik Analisa Data

3.8.1 Uji Korelasi Rank Spearman

Metoda statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

Dukungan sosial teman kelompok dan Resiliensi adalah The Spearman Rank-

Order Correlation Coefficient, karena data yang digunakan berpasangan, teknik

statistiknya berbentuk nonparametrik dan data yang diperoleh merupakan data

ordinal. Ciri-ciri data ordinal adalah sebagai berikut:

a. Data berupa rangking

b. Nilai nol tidak mutlak

c. Perbedaan hanya menunjukkan urutan

Ho : rs < 0 Tidak terdapat hubungan antara Dukungan sosial teman

kelompok dengan Resiliensi wanita penderita kanker.

Hi : rs > 0 Terdapat hubungan antara Dukungan sosial teman

kelompok dengan Resiliensi wanita penderita kanker.

Untuk menguji Hipotesis statistik digunakan rumus korelasi Rank

Spearman dilakukan dengan menggunakan SPSS.

3.8.2 Hipotesis Statistik

1. Hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ho : rs < 0 Tidak terdapat yang singnifikan hubungan antara Dukungan

sosial teman kelompok dengan Resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di BCS.

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 60

Hi : rs > 0 Terdapat hubungan yang signifikan antara Dukungan sosial

teman kelompok dengan Resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di BCS.

2. Hipotesis statistik di atas diturunkan menjadi Aspek dukungan sosial teman

group sebagai berikut:

Ho: rs < 0 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Dukungan

sosial teman kelompok dengan Resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di BCS.

Hi: rs > 0 Terdapat hubungan yang signifikan antara Dukungan sosial teman

kelompok dengan Resiliensi pada wanita penderita kanker

payudara di BCS.

3.8.3 Uji Signifikansi Rank Spearman (rs)

1. Uji signifikansi

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah variabel-variabel berkorelasi.

Signifikansi diuji dari rank yang bersangkutan. Untuk sampel yang berjumlah (N

> 10), uji signifikansi rs tersebut menggunakan rumus sebagai berikut (Siegel,

1997):

t = ��� �������

2. Kriteria penolakan Ho

Kriteria penolakan Ho, jika t hitung > t tabel, dengan signifikansi α = 0,05

dan db = n-2. Untuk melihat tabel t tabel dipergunakan tabel harga-harga kritis t

pada tabel B untuk tes satu sisi.

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 61

3. Uji derajat determinasi

Untuk mengetahui determinasi di antara variabel (kekuatan korelasi)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

d = rs2 x 100%

3.9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.9.1 Tahap Persiapan

1. Menentukan ptopik penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan

diteliti.

2. Menentukan variabel yang akan diteliti.

3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan

landasan teoritis mengenai variabel yang akan diteliti.

4. Menetapkan pouplasi dan sampel penelitian.

5. Mengajukan usulan penelitian sesuai dengan permasalahanyang

diteliti.

6. Membuat kerangka berpikir.

7. Menentukan teknik pengambilan data.

8. Menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian.

9. Menentukan waktu pengambilan data.

3.9.2 Tahap Pengumpulan Data

1. Melaksanakan pengambilan data sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

M e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a nM e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 62

2. Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan angket kepada

petugas lapangan dan mendampingi mereka dalam pengisian.

3.9.3 Tahap Pengolahan Data

1. Mengumpulan data-data yang telah diperoleh dari subjek penelitian.

2. Melakukan skoring dengan menilai setiap hasil angket yang telah diisi

dan merangking data yang diperoleh pada setiap alat ukur.

3. Melakukan tabulasi data.

4. Mengolah data.

3.9.4 Tahap Pembahasan

1. Melakukan analisa dan pembahasan berdasarkan teori-teori dan

kerangka berpikir.

2. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisa dan pembahasan.

3. Memberi saran-saran yang diajukan pada perbaikan atau

kesempurnaan penelitian yang telah dilakukan.

4. Mengkonsultasikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

pembimbing.

3.9.5 Tahap Penulisan Laporan

1. Menyusun laporan hasil penelitian.

2. Melakukan penyempurnaan laporan hasil penelitian secara

keseluruhan.

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a n H a s i l d a n P e m b a h a s a n H a s i l d a n P e m b a h a s a n H a s i l d a n P e m b a h a s a n

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Statistik

Metoda statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

koefisien korelasi Rank Spearman untuk menghitung hubungan antara dua

kelompok variabel penelitian dengan skala ordinal.

4.1.1 Hasil Uji korelasi antara Dukungan Sosial Teman Kelompok dengan

Resiliensi

Tabel 4.1 Hasil Korelasi Rank Spearman

Varibel Hasil uji Kesimpulan

Dukungan sosial teman group

dengan resiliensi

rs = 0,719 thit = 4,99 ttab = 1,81

d = 51,69%

Hi : rs > 0, Ho ditolak,

artinya terdapat korelasi

yang signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan (tabel 4.1) diperoleh rs = 0,719, nilai

korelasi tersebut termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi yang signifikan. Dari

hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi pada wanita penderita kanker

payudara di Bandung cancer society, artinya semakin tinggi mendapatkan

dukungan sosial teman kelompok maka semakin tinggi resiliensi pada wanita

penderita kanker payudara di Bandung cancer society.

Tingkat dukungan sosial teman kelompok memberikan kontribusi sebesar

51,69% terhadap resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 64

cancer society, sedangkan 48,31% sisanya menunjukkan bahwa terdapat faktor

lain yang mempengaruhi resiliensi dalam menghadapi kanker payudara.

4.1.2 Analisis Tabulasi Silang (frekuensi dan presentase) Derajat korelasi

antara dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi

Untuk mengetahui berapa persen derajat dukungan sosial teman kelompok

dengan tingkat resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung

cancer society, maka penulis menyajikannya dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Frekuensi dan Persentase Dukungan Sosial Teman Kelompok dengan Resiliensi

Dukungan sosial Resiliensi Jumlah

Rendah Tinggi

F % F % F %

Rendah 3 50% 0 0% 3 30%

Tinggi 3 50% 4 100% 7 70%

Jumlah 6 100% 4 100% 100% 100%

Berdasarkan tabel 4.2 (frekuensi dan presentasi) di atas, wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society yang mendapatkan dukungan sosial

teman kelompok tinggi dan memiliki resiliensi yang tinggi sebanyak 40% (4

orang), wanita penderita kanker payudara yang mendapatkan dukungan sosial

teman kelompok tinggi dan memiliki resiliensi rendah sebanyak 30% (3 orang),

wanita penderita kanker payudara yang mendapatkan dukungan sosial teman

kelompok rendah dan memiliki resiliensi yang tinggi sebanyak 0% (tidak ada),

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 65

dan wanita yang mendapat dukungan sosial teman kelompok rendah dan memiliki

resiliensi rendah sebanyak 30% (3 orang).

4.1.3 Tabulasi Silang Derajat Korelasi antara Aspek-Aspek Dukungan

Sosial Teman Kelompok dengan Resiliensi

4.1.3.1 Aspek Dukungan Penghargaan

Tabel 4.3

Hasil Uji Korelari antara Dukungan Sosial Teman Kelompok Aspek Dukungan

Penghargaan dengan Resiliensi

Varibel Hasil uji Kesimpulan

Aspek penghargaan dgn

resiliensi

rs = 0,709 d = 50,26%

Hi : rs > 0, Ho ditolak,

artinya terdapat korelasi

yang signifikan

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diperoleh rs = 0,709, nilai korelasi tersebut

termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi yang signifikan. Dari hasil tersebut

dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial

teman kelompok aspek dukungan penghargaan dengan resiliensi pada wanita

penderita kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin

mendapatkan dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan penghargaan

maka semakin tinggi resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung

cancer society.

Tingkat dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan penghargaan

memberikan kontribusi sebesar 50,26% terhadap resiliensi pada wanita penderita

Page 86: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 66

kanker payudara di Bandung cancer society, sedangkan 49,74% sisanya

menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi dalam

menghadapi kanker payudara.

4.1.3.2 Aspek Dukungan Emosi

Tabel 4.4

Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok Aspek Dukungan

Emosi dengan Resiliensi

Varibel Hasil uji Kesimpulan

Aspek emosi dengan resiliensi rs = 0,711 d = 50,55%

Hi : rs > 0, Ho ditolak,

artinya terdapat korelasi

yang signifikan

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh rs = 0,711, nilai korelasi tersebut

termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi yang signifikan. Dari hasil tersebut

dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial

teman kelompok aspek dukungan emosi dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin mendapatkan

dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan emosi maka semakin tinggi

resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society.

Tingkat dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan emosi

memberikan kontribusi sebesar 50,55% terhadap resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, sedangkan 49,45% sisanya

menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi dalam

menghadapi kanker payudara.

Page 87: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 67

4.1.3.3 Aspek Dukungan Instrumen

Tabel 4.5

Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok Aspek Dukungan

Instrumen dengan Resiliensi

Varibel Hasil uji Kesimpulan

Aspek instrumen dengan

resiliensi

rs = 0,717 d = 51,40%

Hi : rs > 0, Ho ditolak,

artinya terdapat korelasi

yang signifikan

Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh rs = 0,717, nilai korelasi tersebut

termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi yang signifikan. Dari hasil tersebut

dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial

teman kelompok aspek dukungan instrumen dengan resiliensi pada wanita

penderita kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin

mendapatkan dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan instrumen maka

semakin tinggi resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung

cancer society.

Tingkat dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan instrumen

memberikan kontribusi sebesar 51,40% terhadap resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, sedangkan 48,60% sisanya

menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi dalam

menghadapi kanker payudara.

Page 88: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 68

4.1.3.4 Aspek Dukungan Informasi

Tabel 4.6

Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok Aspek Dukungan

Informasi dengan Resiliensi

Varibel Hasil uji Kesimpulan

Aspek Informasi dengan

resiliensi

rs = 0,713

d = 50,83%

Hi : rs > 0, Ho ditolak,

artinya terdapat korelasi

yang signifikan

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diperoleh rs = 0,713, nilai korelasi tersebut

termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi yang signifikan. Dari hasil tersebut

dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial

teman kelompok aspek dukungan informasi dengan resiliensi pada wanita

penderita kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin

mendapatkan dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan informasi maka

semakin tinggi resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung

cancer society.

Tingkat dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan informasi

memberikan kontribusi sebesar 50,83% terhadap resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, sedangkan 49,17% sisanya

menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi dalam

menghadapi kanker payudara.

Page 89: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 69

4.1.3.5 Aspek Dukungan Jaringan

Tabel 4.7

Hasil Uji Korelari Antara Dukungan Sosial Teman Kelompok Aspek Dukungan

Jaringan dengan Resiliensi

Varibel Hasil uji Kesimpulan

Aspek Jaringan dengan

resiliensi

rs = 0,706

d = 49,84%

Hi : rs > 0, Ho ditolak,

artinya terdapat korelasi

yang signifikan

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh rs = 0,706, nilai korelasi tersebut

termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi yang signifikan. Dari hasil tersebut

dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial

teman kelompok aspek dukungan jaringan dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin mendapatkan

dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan jaringan maka semakin tinggi

resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society.

Tingkat dukungan sosial teman kelompok aspek dukungan jaringan

memberikan kontribusi sebesar 49,84% terhadap resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, sedangkan 50,16% sisanya

menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi dalam

menghadapi kanker payudara.

Page 90: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 70

4.2 Gambaran Tentang Variabel-Variabel Penelitian

4.2.1 Variabel Dukungan Sosial Teman Kelompok

Dukungan sosial dijelaskan dengan cara mencari nilai korelasi pada

masing-masing aspek dukungan sosial teman kelompok. Kemudian dari masing-

masing nilai yang diperoleh, dicari nilai persentil dan dibuat persentase untuk

mengetahui berapa persen wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society yang memiliki dukungan sosial teman kelompok yang tinggi dan

dukungan sosial teman kelompok yang rendah.

Tabel 4.8 Distribusi Dukungan Sosial teman kelompok

Variabel Kriteria

Rendah Tinggi F % F %

Dukungan sosial teman kelompok

3 30% 7 70%

Dukungan sosial teman kelompok aspek

penghargaan

2 20% 8 80%

Dukungan sosial teman kelompok aspek emosi

3 30% 7 70%

Dukungan sosial teman kelompok aspek

instrumen

7 70% 3 30%

Dukungan sosial teman kelompok aspek

informasi

4 40% 6 60%

Dukungan sosial teman kelompok aspek

jaringan

5 50% 5 50%

Dari tabel 4.8 di atas, maka dapat dilihat bahwa untuk dukungan sosial

teman kelompok pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society yang memiliki dukungan sosial teman kelompok yang tinggi adalah

Page 91: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 71

sebanyak 70% responden (7 orang), dukungan sosial teman kelompok aspek

penghargaan sebanyak 80% responden (8 orang), dukungan sosial teman

kelompok aspek emosi 70% responden (7 orang), dukungan sosial teman

kelompok aspek instrumen 30% responden (3 orang), dukungan sosial teman

kelompok aspek informasi 60% responden (6 orang), dukungan sosial teman

kelompok aspek jaringan 50% responden (5 orang).

Dari tabel 4.8 di atas, maka dapat dilihat bahwa untuk dukungan sosial

teman kelompok pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society yang memiliki dukungan sosial teman kelompok yang rendah adalah

sebanyak 30% responden (3 orang), dukungan sosial teman kelompok aspek

penghargaan sebanyak 20% responden (2 orang), dukungan sosial teman

kelompok aspek emosi 30% responden (3 orang), dukungan sosial teman

kelompok aspek instrumen 70% responden (7 orang), dukungan sosial teman

kelompok aspek informasi 40% (4 orang), dukungan sosial teman kelompok

aspek jaringan 50% responden (5 orang).

Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dukungan sosial teman

kelompok yang didapat wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society termasuk dalam kategori tinggi.

4.2.2 Variabel Resiliensi

Resiliensi pada wanita penderita kanker payudara digambarkan dengan

memberikan klasifikasi Tinggi – Rendah, kemudian dimasukkan ke dalam persen

untuk mengetahui berapa persen wanita penderita kanker payudara di Bandung

Page 92: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 72

cancer society yang memiliki resilensi yang tinggi dan berapa persen yang

memiliki resiliensi yang rendah.

Tabel 4.9 Distribusi Resiliensi

Variabel Kriteria

Rendah Tinggi F % F %

Resiliensi 6 60% 4 40% Emotion Regulation 5 50% 5 50%

Impuls Control 6 60% 4 40% Optimism 6 60% 4 40%

Causal Analysis 2 20% 8 80% Emphaty 5 50% 5 50%

Self Efficacy 7 70% 3 30% Reaching Out 6 60% 4 40%

Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society yang memiliki resiliensi tinggi adalah

sebanyak 40% responden (4 orang), resiliensi aspek emotion regulation sebanyak

50% responden (5 orang), resiliensi aspek impuls control 40% responden (4

orang), resiliensi aspek optimism 40% responden (4 orang), resiliensi aspek causal

analysis 80% responden (8 orang), resiliensi aspek emphaty 50% responden (5

orang), resiliensi aspek self efficacy 30% responden (3 orang), dan resiliensi aspek

reaching out 40% responden (4 orang).

Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society yang memiliki resiliensi rendah

adalah sebanyak 60% responden (6 orang), resiliensi aspek emotion regulation

sebanyak 50% responden (5 orang), resiliensi aspek impuls control 60%

responden (6 orang), resiliensi aspek optimism 60% responden (6 orang),

Page 93: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 73

resiliensi aspek causal analysis 20% responden (2 orang), resiliensi aspek

emphaty 50% responden (5 orang), resiliensi aspek self efficacy 70% responden (7

orang), dan resiliensi aspek reaching out 60% responden (6 orang). Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum dukungan sosial teman kelompok yang didapat

wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society termasuk dalam

kategori tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa secara umum resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society termasuk dalam kategori rendah.

4.3 Pembahasan

Menderita penyakit mematikan atau sulit disembuhkan seperti kanker

payudara bisa menyebabkan penderitanya mengalami stres. Namun pada

kenyataannya, tidak selalu demikian, bahkan ada diantara mereka bisa

menghadapi kanker payudara dengan baik. Hal ini disebabkan oleh berbagai

faktor, salah satunya adalah kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif

ketika menghadapi kesulitan atau yang disebut dengan resiliensi. Biasanya

individu yang menderita kanker payudara mengalami kepercayaan diri yang

rendah, kecemasan, dan depresi, namun tidak tidak demikian dengan wanita

penderita kanker payudara di BCS, mereka cepat tanggap dalam menghadapi

kankernya, berani melakukan operasi, rajin melakukan pemeriksaan ke dokter,

terus mencari informasi mengenai kanker payudara, bahkan terlihat ceria,

memiliki selera makan yang normal (seperti biasa sebelum sakit), mudah diajak

berkomunikasi, mau berbagi pengalaman dalam menghadapi kanker dengan orang

Page 94: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 74

lain, melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa dan mereka juga aktif di

kelompok kanker BCS.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.1 dengan uji korelasi

Rank Spearman, menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan di awal penelitian

ini teruji dengan thit = 4,99 > ttab = 1,81 dengan tingkat signifikan yang penulis

gunakan yaitu 0,05 (5% tingkat kesalahan yang penulis tetapkan dalam

penghitungan) sehingga Ho yang diajukan ditolak dan Hi diterima dengan rs =

0,719 yang menurut tabel Guilford termasuk kriteria derajat korelasi tinggi artinya

memiliki korelasi yang tinggi antara dukungan sosial teman kelompok dengan

resiliensi, maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan atau erat

antara dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin tinggi mendapatkan

dukungan sosial teman kelompok maka semakin tinggi resiliensi pada wanita

penderita kanker payudara di Bandung cancer society. Sebaliknya semakin rendah

mendapatkan dukungan sosial teman kelompok maka semakin rendah resiliensi

pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society. Kontribusi

dukungan sosial teman kelompok terhadap resiliensi pada wanita penderita kanker

payudara di Bandung cancer society adalah sebesar 51,69%, sedangkan 48,31%

sisanya menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi

pada wanita dalam menghadapi kanker payudara.

Menurut Sarafino dukungan sosial merupakan perasaan nyaman,

perhatian, penghargaan, serta pertolongan yang diterima oleh individu yang

diterimanya dari orang atau sekelompok lain. Dari pengertian tersebut dukungan

Page 95: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 75

sosial teman kelompok dapat diartikan sebagai persepsi individu wanita penderita

kanker payudara terhadap kenyamanan, perhatian, penghargaan dan bantuan dari

teman yang berada dalam satu kelompok, baik berupa informasi atau nasehat

secara verbal atau nonverbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh

teman dan mempunyai manfaat emosional serta efek perilaku bagi individu yang

menderita kanker payudara.

Wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society memiliki

persepsi bahwa “saya bisa sembuh dan saya tidak sendiri”. Persepsi tersebut juga

terbentuk dari dukungan-dukungan yang diberikan teman kelompok sesama

penderita kanker payudara kepada dirinya, misalnya “teman-teman terbuka dalam

menceritakan pengalamannya menghadapi kanker payudara”, “teman memberikan

pujian ketika saya berani mengambil resiko dalam pengobatan”, “teman memberi

semangat ketika saya dalam kondisi lemah”, “teman-teman menghibur saya,

ketika saya sedih atas penyakit yang saya derita”, “teman memberikan semangat

untuk melanjutkan pengobatan ketika saya merasa putus asa”, dan “saya merasa

tidak sendirian menghadapi penyakit karena adanya teman yang senasib”. Wanita

penderita kanker payudara ini memiliki teman sesama penderita kanker payudara

di Bandung cancer society, yang sama artinya teman yang bisa merasakan dan

mengetahui bagaimana sakitnya menderita kanker payudara, sehingga mereka

lebih nyaman mengkomunikasikan atau sharing dengan teman kelompok. Hal ini

menimbulkan perasaan bahwa mereka tidak takut dalam menghadapi kanker yang

dideritanya karena melihat teman ada yang sembuh atau lepas dari kanker, dan

mereka juga merasa tidak sendiri karena ada teman yang mengalami nasib yang

Page 96: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 76

sama yang menderita kanker payudara, sehingga mereka lebih sering saling

berbagi bercerita dan bertukar pikiran baik tentang pengobatan, kemajuan

kesembuhan, ataupun ketika penyakit kanker payudara kambuh. Dukungan sosial

teman kelompok yang tinggi bisa meningkatkan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society.

Tingginya resiliensi pada wanita penderita kanker payudara terlihat dari

perilaku mereka dalam menghadapi kanker payudara yang dideritanya, mereka

mencari tahu penyebab penyakit kanker payudara, berusaha mencari informasi

mengenai pengobatan kanker payudara yang bagus, individu mempertimbangkan

efek-efek apa saja dari pengobatan, sebelum menjalaninya, ketika penyakit

individu tak kunjung sembuh, mereka tidak menyalahkan diri dan mau

mendiskusikan masalah penyakitnya dengan orang lain, melakukan olahraga

teratur dan merubah pola makan, mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari,

percaya diri ketika bertemu dengan orang lain, dan wanita penderita kanker

payudara ini juga aktif di kelompok, aktif mengikuti pertemuan rutin dua bulan

satu kali dan menghadiri seminar-seminar mengenai kanker.

Berdasarkan distribusi dukungan sosial teman kelompok pada tabel 4.2

tabulasi silang derajat korelasi antara dukungan sosial teman kelompok dengan

resiliensi menunjukkan wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society yang mendapatkan dukungan sosial teman kelompok tinggi dan memiliki

resiliensi yang tinggi sebanyak 40%, wanita penderita kanker payudara yang

mendapatkan dukungan sosial teman kelompok tinggi dan memiliki resiliensi

rendah sebanyak 30%, wanita penderita kanker payudara yang mendapatkan

Page 97: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 77

dukungan sosial teman kelompok rendah dan memiliki resiliensi yang tinggi

sebanyak 0% (tidak ada), dan wanita yang mendapat dukungan sosial teman

kelompok rendah dan memiliki resiliensi rendah sebanyak 30%. Dari tabel

tabulasi silang tersebut dapat terlihat bahwa wanita penderita kanker payudara

yang mendapatkan dukungan sosial teman kelompok tinggi menunjukkan

resiliensi yang tinggi pula. Di sisi lain, wanita penderita kanker payudara yang

mendapatkan dukungan sosial teman kelompok rendah menunjukkan resiliensi

yang rendah, dan ada pula yang mendapatkan dukungan sosial teman kelompok

tinggi, namun resiliensinya rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.3 dengan uji korelasi

Rank Spearman, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima dengan rs =

0,709 menunjukkan korelasi yang signifikan artinya memiliki korelasi yang tinggi

antara dukungan sosial teman kelompok aspek penghargaan dengan resiliensi,

maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan atau erat antara

dukungan sosial teman kelompok aspek penghargaan dengan resiliensi pada

wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin

tinggi dukungan sosial teman kelompok aspek penghargaan maka semakin tinggi

resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society.

Sebaliknya semakin rendah mendapatkan dukungan sosial teman kelompok aspek

penghargaan maka semakin rendah resiliensi pada wanita penderita kanker

payudara di Bandung cancer society. Kontribusi dukungan sosial teman kelompok

aspek penghargaan terhadap resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di

Bandung cancer society adalah sebesar 50,26%, sedangkan 49,74% sisanya

Page 98: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 78

menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi pada

wanita dalam menghadapi kanker payudara.

Dukungan sosial aspek penghargaan merupakan dukungan yang dapat

berupa penghargaan positif kepada orang lain, mendorong dan memberikan

persetujuan atas ide-ide individu atau perasaannya, memberikan semangat, dan

membandingkan orang tersebut secara positif. Individu memiliki seseorang yang

dapat diajak bicara tentang masalah mereka. Menurut Cohen dan Wills (dalam

Orford, 1992) dukungan ini ditandai dengan pernyataan terhadap individu bahwa

dia dihargai dan diterima apa adanya.

Wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society merasakan

adanya orang lain yaitu teman kelompok yang menghargai dan menerima apa

adanya. Mereka memiliki teman yang memberi semangat untuk melanjutkan

pengobatan, teman memberikan pujian ketika berani mengambil resiko dalam

pengobatan, mereka bercerita tentang usaha dalam menghadapi sakit, dan teman

tidak pernah menyalahkan usaha yang diambil dalam penyembuhan membuat

dukungan sosial teman kelompok aspek penghargaan tinggi pada wanita penderita

kanker payudara bisa meningkatkan resiliensi.

Tingginya resiliensi pada wanita penderita kanker payudara terlihat dari

perilaku mereka, meski penyakit kanker payudara yang diderita tidak kunjung

sembuh mereka tidak menyalahkan diri, tetap melalukan pengobatan meski belum

sembuh, mereka berusaha mencari jenis pengobatan untuk sembuh

kesembuhannya, mereka mempertimbangkan efek-efek apa saja dari pengobatan,

sebelum mereka menjalaninya.

Page 99: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 79

Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.4 dengan uji korelasi

Rank Spearman, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima dengan rs =

0,711 menunjukkan korelasi yang signifikan artinya memiliki korelasi yang tinggi

antara dukungan sosial teman kelompok aspek emosi dengan resiliensi, maka

dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan atau erat antara dukungan

sosial teman kelompok aspek emosi dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin tinggi dukungan

sosial teman kelompok aspek emosi maka semakin tinggi resiliensi pada wanita

penderita kanker payudara di Bandung cancer society. Sebaliknya semakin rendah

mendapatkan dukungan sosial teman kelompok aspek emosi maka semakin

rendah resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society. Kontribusi dukungan sosial teman kelompok aspek emosi terhadap

resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society

adalah sebesar 50,55%, sedangkan 49,45% sisanya menunjukkan bahwa terdapat

faktor lain yang mempengaruhi resiliensi pada wanita dalam menghadapi kanker

payudara.

Dukungan emosional merupakan dukungan yang berhubungan dengan hal

yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi, atau ekspresi.

Dukungan ini meliputi ekspresi empati, kepedulian, dan perhatian pada individu,

memberikan rasa nyaman, memiliki dan perasaan dicintai. Menurut Tolsdorf

(dalam Orford, 1992) tipe dukungan ini lebih mengacu pada pemberian

semangat, kehangatan, cinta kasih dan emosi. Selain itu dukungan ini melibatkan

perhatian, rasa percaya dan empati sehingga individu merasa berharga.

Page 100: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 80

Wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society merasakan

adanya orang lain yaitu teman kelompok yang memberi perhatian, peduli, dan

memberi rasa nyaman. Mereka memiliki teman yang menghibur ketika mereka

sedih atas penyakit yang diderita, teman yang menanyakan perkembangan

penyakit yang diderita, dan teman-teman yang ikut sedih ketika penyakit mereka

kambuh. Dukungan sosial teman kelompok aspek emosi yang tinggi pada wanita

penderita kanker payudara bisa meningkatkan resiliensi.

Tingginya resiliensi pada wanita penderita kanker payudara terlihat dari

perilaku mereka, mereka semangat untuk sembuh, mereka mendiskusikan masalah

penyakitnya dengan orang lain saat hati tenang, mereka ikut sedih mendengarkan

keluhan teman yang sedang ditimpa masalah yang sama, dan mereka juga menjadi

peduli dengan masalah orang lain terlebih dengan masalah yang sama yaitu

kanker payudara.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.5 dengan uji korelasi

Rank Spearman, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima dengan rs =

0,717 menunjukkan korelasi yang signifikan artinya memiliki korelasi yang tinggi

antara dukungan sosial teman kelompok aspek instrumen dengan resiliensi, maka

dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan atau erat antara dukungan

sosial teman kelompok aspek instrumen dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin tinggi dukungan

sosial teman kelompok aspek instrumen maka semakin tinggi resiliensi pada

wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society. Sebaliknya semakin

rendah mendapatkan dukungan sosial teman kelompok aspek instrumen maka

Page 101: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 81

semakin rendah resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung

cancer society. Kontribusi dukungan sosial teman kelompok aspek instrumen

terhadap resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society adalah sebesar 51,40%, sedangkan 48,60% sisanya menunjukkan bahwa

terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi pada wanita dalam menghadapi

kanker payudara.

Dukungan instrumen merupakan pemberian sesuatu berupa bantuan nyata

(tangible aid) atau dukungan alat (instrumental aid). Wills (dalam Orford, 1992)

menyatakan bahwa dukungan ini meliputi banyak aktivitas seperti menyediakan

bantuan dalam pekerjaan rumah tangga, menjaga anak-anak, meminjamkan atau

menyumbangkan uang, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi,

membantu menyelesaikan tugas-tugas, menyediakan benda-benda seperti perabot,

alat-alat kerja, dan buku-buku.

Wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society merasakan

adanya orang lain yaitu teman kelompok yang memberi bantuan beruba

pemberian atau peminjaman barang. Mereka mendapatkan buku-buku bacaan

tentang penyakit kanker payudara dari teman, dan mereka juga menerima bantuan

obat atau suplemen dari teman. Dukungan sosial teman kelompok aspek

instrumental yang tinggi pada wanita penderita kanker payudara bisa

miningkatkan resiliensi.

Tingginya resiliensi pada wanita penderita kanker payudara terlihat dari

perilaku mereka. Mereka jadi memperhatikan komposisi makanan ketika membeli

makanan di luar karena tidak mau penyakit saya kambuh, mereka rajin melakukan

Page 102: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 82

olahraga teratur, mereka menjadi lebih memperhatikan kesehatan, dan mereka

tahu resiko pengobatan yang mereka ambil ada efeknya ke bagian tubuh yang

lain.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.6 dengan uji korelasi

Rank Spearman, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima dengan rs =

0,713 menunjukkan korelasi yang signifikan artinya memiliki korelasi yang tinggi

antara dukungan sosial teman kelompok aspek informasi dengan resiliensi, maka

dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan atau erat antara dukungan

sosial teman kelompok aspek informasi dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin tinggi dukungan

sosial teman kelompok aspek informasi maka semakin tinggi resiliensi pada

wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society. Sebaliknya semakin

rendah mendapatkan dukungan sosial teman kelompok aspek informasi maka

semakin rendah resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung

cancer society. Kontribusi dukungan sosial teman kelompok aspek informasi

terhadap resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society adalah sebesar 50,83%, sedangkan 49,17% sisanya menunjukkan bahwa

terdapat faktor lain yang mempengaruhi resiliensi pada wanita dalam menghadapi

kanker payudara.

Dukungan informasi berarti memberi solusi pada suatu masalah (House

dalam Orford, 1992). Dukungan ini diberikan dengan cara menyediakan

informasi, memberikan saran secara langsung, atau umpan balik tentang kondisi

individu dan apa yang harus ia lakukan. Dukungan ini dapat membantu individu

Page 103: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 83

dalam mengenali masalah yang sebenarnya. Dukungan informasi antara lain

memberikan solusi terhadap suatu masalah, memberikan nasihat, pengarahan,

saran atau feedback mengenai apa yang telah dilakukan seseorang

Wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society merasakan

adanya orang lain yaitu teman kelompok yang memberi informasi, saran dan

umpan balik atau masukan. Mereka memiliki teman yang memberi informasi

tentang jadwal setiap kali ada seminar kanker, teman-teman yang memberikan

informasi tentang tempat pengobatan yang bagus, teman-teman yang memberikan

alamat dokter-dokter yang berkualitas untuk menangani penyakit saya, teman-

teman yang terbuka menceritakan pengalamannya, dan teman-teman yang

menasehati mereka ketika melihat mereka putus asa dengan penyakit yang mereka

derita. Dukungan sosial teman kelompok aspek informasi yang tinggi pada wanita

penderita kanker payudara bisa meningkatkan resiliensi.

Tingginya resiliensi pada wanita penderita kanker payudara terlihat dari

perilaku mereka, mereka menyadari penyakit ini terjadi karena kelalaian dalam

menjaga kesehatan, mereka tidak terburu-buru mengambil keputusan dalam

memilih jenis pengobatan, mereka senang ketika teman memberi masukan kepada

saya tentang penyakit yang dideritanya, semangat untuk terus menghadapi

penyakit, mereka tahu resiko pengobatan yang mereka ambil ada efeknya ke

bagian tubuh yang lain, dan mereka menganggap penyakit ini merupakan

pelajaran hidup yang berharga dan membuat saya lebih dekat dengan tuhan.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.7 dengan uji korelasi

Rank Spearman, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima dengan rs =

Page 104: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 84

0,706 menunjukkan korelasi yang signifikan artinya memiliki korelasi yang tinggi

antara dukungan sosial teman kelompok aspek jaringan dengan resiliensi, maka

dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan atau erat antara dukungan

sosial teman kelompok aspek jaringan dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin tinggi dukungan

sosial teman kelompok aspek jaringan maka semakin tinggi resiliensi pada wanita

penderita kanker payudara di Bandung cancer society. Sebaliknya semakin rendah

mendapatkan dukungan sosial teman kelompok aspek jaringan maka semakin

rendah resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer

society. Kontribusi dukungan sosial teman kelompok aspek jaringan terhadap

resiliensi pada wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society

adalah sebesar 49,84%, sedangkan 50,16% sisanya menunjukkan bahwa terdapat

faktor lain yang mempengaruhi resiliensi pada wanita dalam menghadapi kanker

payudara.

Dukungan jaringan merupakan perasaan individu sebagai bagian dari

kelompok. Menurut Cohen dan Wills (dalam Orford, 1992) dukungan ini dapat

berupa menghabiskan waktu bersama dengan orang lain dalam aktivitas

rekreasional di waktu senggang. Serta dukungan ini juga dapat diberikan dalam

bentuk menemani seseorang beristirahat atau rekreasi. Dukungan ini dapat

mengurangi stres dengan memenuhi kebutuhan afiliasi dan kontak dengan orang

lain, membantu mengalihkan perhatian seseorang dari masalah yang mengganggu

serta memfasilitasi suatu suasana hati yang positif.

Page 105: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 85

Wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society merasakan

adanya orang lain yaitu teman kelompok yang melakukan kegiatan bersama.

Mereka memiliki teman yang menemani saat sedang sakit, teman-teman yang

datang dan menceritakan sesuatu yang membuat saya termotivasi untuk sembuh,

teman-teman yang melakukan kontak baik telepon maupun bertemu langsung,

membahas perkembangan penyakit yang kami derita, teman-teman yang juga aktif

di kegiatan kelompok, teman yang menginspirasikan mereka untuk sembuh, dan

teman yang sering mengajak mereka turut dalam kegiatan kelompok. Dukungan

sosial teman kelompok aspek jaringan yang tinggi pada wanita penderita kanker

payudara bisa meningkatkan resiliensi.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.8 menunjukkan

dukungan sosial teman kelompok aspek instrumen adalah aspek yang memiliki

persentase paling rendah, hal ini dapat kita lihat dari profil Bandung cancer

society sendiri, kelompok ini tidak beroientasi pada materi, Bandung cancer

society tidak memungut biaya atau iuran kepada anggotanya, semua kegiatan

dilakukan dengan suka rela dan gratis. Nara sumber yang mengisi acara di

seminar dan pertemuan rutin kelompok baik itu dokter dari luar negeri atau dalam

negeri semuanya gratis atau tanpa bayaran. Tidak adanya uang kas atau uang

simpanan kelompok ini bisa menjadi penyebab dukungan atau bantuan dalam

bentuk barang jarang dilakukan.

Dukungan sosial teman kelompok ini memberikan pengaruh besar

terhadap wanita penderita kanker payudara di Bandung cancer society dalam

meningkatkan resiliensinya. Dari hasil penelitian ini, ternyata masih ditemukan

Page 106: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 86

individu wanita penderita kanker payudara yang memiliki resiliensi rendah,

padahal dukungan sosial yang mereka dapatkan tinggi. Hal ini dapat kita lihat

pada persentase aspek resiliensi (tabel 4.9) diantaranya; emotion regulation,

impuls control, optimism, causal analysis, emphaty, self efficacy, dan reaching

out. Dari ke tujuh aspek tersebut, aspek yang memiliki persentase paling rendah

adalah self efficacy. Self efficacy merupakan kayakinan dari individu wanita

penderita kanker payudara untuk dapat menyelesaikan masalahnya yaitu kanker

payudara, walaupun presentase pada aspek-aspek resiliensi yang lain tinggi dan

terlihat dari luar (observable) atau perilaku yang tampak mereka memiliki

kemampuan baik dalam menghadapi kanker payudara, dengan rendahnya self

efficacy ini menunjukkan bahwa sebenarnya wanita penderita kanker payudara ini

kehilangan jati dirinya sebagai wanita seutuhnya karena hilangnya satu organ

kewanitaan pada dirinya dan secara tidak sengaja memunculkan keraguan dalam

diri individu wanita penderita kanker payudara tersebut untuk menghadapi kanker

payudara yang dideritanya, sehingga menyebabkan wanita penderita kanker

payudara menjadi memiliki resiliensi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

meskipun dukungan sosial teman kelompok memberikan kontribusi besar pada

wanita penderita kanker payudara untuk menjadi resilien, dukungan sosial

kelompok ini hanyalah salah satu faktor saja. Pada kenyataannya, untuk individu

wanita penderita kanker payudara memiliki resiliensi tingggi itu kembali kepada

individu yang bersangkutan dalam memutuskan untuk menjadi resilien tinggi atau

resiliensi rendah.

Page 107: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

H a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a nH a s i l d a n P e m b a h a s a n 87

Derajat tingginya resiliensi pada wanita penderita kanker payudara dapat

dilihat dari perilaku mereka, mereka yang aktif mengikuti pertemuan rutin

kelompok, mengikuti seminar kanker, menenangkan teman yang menangis di

depan mereka, tidak menyerah dalam menghadapi penyakitnya, mereka memberi

masukan kepada setiap orang yang bertanya tentang pengalamannya dalam

menghadapi kanker payudara, dan mereka berani menghadapi tantangan hidup ke

depan dan siap bertemu teman-teman yang baru pula.

Page 108: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

S i m p u l a n d a n S a r a nS i m p u l a n d a n S a r a nS i m p u l a n d a n S a r a nS i m p u l a n d a n S a r a n

88

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan

antara dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi pada wanita penderita

kanker payudara di Bandung cancer society (BCS) dapat ditarik simpulan bahwa :

1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara dukungan sosial teman kelompok dengan resiliensi pada wanita

penderita kanker payudara di Bandung cancer society, artinya semakin

tinggi dukungan sosial teman kelompok pada wanita penderita kanker

payudara, maka semakin tinggi resiliensinya. Namun hal tersebut tidak

selalu demikian, karena dukungan sosial hanyalah salah satu faktor

eksternal saja, untuk menjadi resilien individu itu sendiri yang

menentukan.

2) Dari ke 5 aspek dukungan sosial teman kelompok, aspek dukungan

penghargaan memiliki persentase paling tinggi, dukungan penghargaan;

ungkapan penghargaan kepada teman dengan memberikan dorongan,

semangat dan persetujuan ide-ide, kemudian dukungan emosional;

ekepresi kepedulian dan perhatian kepada teman, dukungan informasi;

pmberian infomasi kepada teman, dukungan jaringan; perasaan sebagai

bagian dari kelompok, dan yang paling rendah persentasenya adalah

dukungan instrumental; bantuan penyelesaian pekerjaan dan pemberian

sesuatu barang kepada teman.

Page 109: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

S i m p u l a n d a n S a r a nS i m p u l a n d a n S a r a nS i m p u l a n d a n S a r a nS i m p u l a n d a n S a r a n 89

3) Dari ke 7 aspek resiliensi, aspek causal analysist memiliki persentase

paling tinggi, causal analysist; kemampuan mengidentifikasi masalah

(kanker payudara), kemudian emotion regulation; kemampuan untuk tetap

tenang, emphaty; kemampuan menempatkan diri sebagai orang lain dan

memprediksi apa yang akan orang lain lakukan, impuls control;

kemampuan mengendalikan keinginan, optimism; kemampuan untuk

percaya dalam menghadapi masalah (kanker payudara), reaching out;

kemampuan untuk mencapai tujuan, dan yang paling rendah persentasenya

adalah self efficacy; kemampuan untuk percaya dirinya mampu mengelola

dan mengarahkan tingkah laku.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diajukan

peneliti adalah :

1) Diharapkan kepada lembaga Bandung cancer society agar dapat menyusun

program, misalnya dengan membuat kelompok kecil pada wanita penderita

kanker payudara dan melakukan pertemuan yang lebih diseringkan,

dengan tujuan untuk mendekatkan para wanita penderita kanker ini secara

emosional sehingga anggota BCS tetap aktif dan yang tidak aktif bisa

menjadi aktif kembali.

2) Bagi bidang psikologi penelitian lanjutan yang lebih komprehensif

dibutuhkan untuk menyusun sebuah rancangan intervensi bagi para

penderita kanker payudara yang memiliki resiliensi rendah guna

meningkatkan resiliensinya.

Page 110: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

D a f t a r P u s t a k aD a f t a r P u s t a k aD a f t a r P u s t a k aD a f t a r P u s t a k a

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Reivich, K & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor: 7 Essential Skills for Overcoming Life’s Inevitable Obstacles. New york: Broadway Books

Arikunto, Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hawari, D. (2004). Al Qur’an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Bhakti Prima Yasa.

Syamsu Yusuf. (2004). Mental Hygiene: Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian Psikologi dan Agama. Jakarta: Pustaka Bani Quraisy.

Harrison. (2008). Principle of Internal Medicine, 17th Edition. New York: Mc Graw Hill Medical.

Siegel, Sidney. (1997). Statistik Nonparametrik. Jakarta : PT Gramedia

Conover. W. J. (1999). Practical Nonparametric Statistic, Third Edition. New York: John Wiley & Sons, inc.

Sumber Penelitian:

Rangga Hari Adinata. (2010). Studi Deskriptif Mengenai Resilience Pada Datuk Sebagai Tokoh Masyarakat Pasca Gempa Bumi di Kota Bengkulu. Bandung : Fakultas Psikologi UNISBA.

Sumber Televisi:

RCTI. Seputar Indonesia Pagi live. Kanker di Indonesia. Ditonton tanggal 26 Mei 2011.

Sumber Internet:

Orford, J & Wiley C. (1992). Community & Applied Social Psychology. Diunduh tanggal 26 Oktober 2010 dari: http://onlinelibrary.wiley.com/

Page 111: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

D a f t a r P u s t a k aD a f t a r P u s t a k aD a f t a r P u s t a k aD a f t a r P u s t a k a 91

Nurachmah, E. (1999). “Dampak Kanker Payudara dan Pengobatannya Terhadap Aspek Bio-psiko-sosio-spiritual Klien yang Berpartisipasi Dalam Kelompok Pendukung”. Diunduh tanggal 23 Januari 2011 dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14258/1/09E01097.pdf

Indah Ria Sulistya Rini. Rr. (2006/2007). Resiliensi Pada Penderita Kanker Ditinjau dari Dukungan Sosial. Diunduh tanggal 17 Maret 2011 dari: http://grahacendikia.wordpress.com/2009/04/24/resiliensi-pada-penderita-kanker-ditinjau-dari-dukungan-sosial/

Indosiar. 2005. Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang Kanker. Diunduh tanggal 10 Mei 2011 dari: http://news.indosiar.com/news_rad.htm?id=21479.25Mei2005

Pramudiarja, uyung. (2011). 30 Persen Pasien Dokter Umum Sebenarnya Hanya Stres. Diunduh tanggal 11 Mei 2011 dari: http://m.detik.com/read/2011/05/05/150459/1633291/763/30-persen-pasien-dokter-umum-sebenarnya-hanya-stres

Deswita. (2006). Psikologi Perkembangan. Diunduh tanggal 05 Mei 2011 dari: http://www.belajarpsikologionline.com/

Page 112: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

LAMPIRAN 1

ALAT UKUR

Page 113: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

Kepada Yth, Saudari Responden Di Tempat Assalamu’alaikum wr. Wb. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tahap laporan tugas akhir (skripsi), untuk Program Strata Satu (S1 Psikologi). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai hubungan dukungan sosial teman group dengan resiliensi pada penderita kanker payudara di BCS. Untuk maksud tersebut, peneliti mohon kesediaan Saudara untuk mengisi sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan dukungan sosial teman group dan resiliensi melalui kuesioner yang tersedia. Perlu kiranya Saudara ketahui bahwa pengisian kuesioner ini semata-mata hanya dipakai untuk keperluan data penelitian, tidak akan mempengaruhi kondisi Saudara. Untuk kepentingan penelitian, diharapkan Saudara berkenan mengisi sesuai pikiran, perasaan, dan perilaku Saudara apa adanya. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga, sekiranya Saudara tidak perlu merasa khawatir atau ragu-ragu. Semoga amal baik yang telah Saudara berikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Atas segala bantuan dan partisipasi yang diberikan, peneliti mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Desi Lina Marliana

Page 114: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

Nama :

Usia :

No. Telp / HP :

Alamat :

Angket I

Petunjuk Pengisian

Pada lembaran berikut ini saudara akan menemukan beberapa pernyataan

yang berhubungan dengan keadaan diri saudara. Selanjutnya saudara diminta

untuk memberikan pendapat anda mengenai pernyataan tersebut. Caranya yaitu

dengan memberi tanda cheklist (V) pada kolom STS, TS, S, atau SS yang sesuai

dengan keadaan saudara.

Berikut keterangan alternatif jawaban :

STS = Sangat tidak sesuai

TS = Tidak sesuai

S = Sesuai

SS = Sangat sesuai

Contoh :

Pernyataan STS TS S SS

Teman-teman memberi informasi tentang jadwal setiap kali ada seminar kanker

V

Apabila pernyataan ini sesuai dengan keadaan saudara maka silakan

saudara beri tanda cheklist () pada kolom S. Jawablah sesuai dengan keadaan

saudara sendiri, kami harapkan kejujuran saudara dalam memberikan jawaban

terhadap setiap pernyataan yang ada.

SELAMAT BEKERJA

Page 115: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

No. Pernyataan STS TS S SS 1. Teman saya memuji saya ketika berani

mengambil resiko dalam pengobatan.

2. Teman-teman tanpa diminta sering kali membantu keuangan saya untuk melanjutkan pengobatan.

3. Ketika saya merasa putus asa, ada teman yang memberi semangat untuk melanjutkan pengobatan.

4. Teman-teman memberi informasi tentang jadwal setiap kali ada seminar kanker.

5. Ketika saya harus berobat keluar kota, saya dibantu oleh teman dalam hal transportasi.

6. Semenjak sakit, saya jarang bertemu teman-teman.

7. Saya dan teman group melakukan kontak (telepon), membahas perkembangan penyakit yang kami derita.

8. Ketika sakit saya kambuh, teman-teman terlihat sedih melihat saya.

9. Teman-teman tidak memberikan informasi tentang tempat pengobatan yang bagus.

10. Teman-teman memberikan alamat dokter-dokter yang berkualitas untuk menangani penyakit saya.

11. Ketika saya dalam kondisi lemah, ada teman yang memberi semangat.

12. Teman-teman saya enak diajak bicara, sehingga saya nyaman menceritakan keluhan-keluhan saya.

13. Teman-teman terlihat gembira ketika saya menceritakan perkembangan penyakit saya ke arah yang lebih baik.

14. Saya jarang ikut kegiatan group, karena saya merasa makin takut menghadapi penyakit yang saya derita.

15. Ketika saya sakit, kehadiran teman memberi semangat buat saya.

16. Teman tidak memberikan buku bacaan tentang penyakit yang saya derita.

17. Teman-teman memarahi saya, ketika saya tidak mau melakukan pengobatan lanjutan.

18. Teman-teman melarang saya membeli makanan dipinggir jalan karena tidak baik untuk kesehatan saya.

Page 116: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

19. Ketika saya bercerita tentang usaha saya dalam menghadapi sakit, teman tidak memperdulikan

20. Seminar yang diadakan group memberi inspirasi saya untuk bisa sembuh seperti teman-teman saya.

21. Teman-teman memperhatikan perkembangan penyakit yang saya derita.

22. Teman-teman memberi saya buah-buahan saat saya sakit.

23. Teman-teman menjenguk saya ketika mengetahui saya menderita penyakit yang berbahaya.

24. Group jarang mengadakan kegiatan, sehingga saya jarang bertemu teman yang sama-sama sakit dan bertukar pikiran dengan mereka.

25. Teman-teman menghibur saya, ketika saya sedih atas penyakit yang saya derita.

26. Teman-teman menasehati saya ketika melihat saya putus asa dengan penyakit yang saya derita.

27. Kehadiran teman-teman saya sangat menghibur dan menentramkan diri saya.

28. Ketika saya menjalani pengobatan alternatif, teman tidak berkomentar.

29. Teman langsung menanyakan (menelpon) kabar saya, saat mendengar saya harus melakukan pengobatan lanjutan.

30. Teman-teman menyarankan saya untuk memakan yang tidak banyak mengandung lemak karena tidak baik untuk penderita kanker.

31. Teman-teman memberi semangat dalam menghadapi rasa sakit yang saya derita.

32. Teman kurang mengajak saya turut serta dalam kegiatan group, padahal saya ingin sekali bertemu mereka.

33. Adanya teman-teman senasib seperti saya, membuat saya merasa tidak sendirian menghadapi penyakit saya.

34. Teman-teman kurang terbuka menceritakan pengalamannya.

35. Ketika saya sakit, saya merasa terbuang. 36. Ketika saya terbaring sakit, teman menjenguk

saya dan sesekali menyuapi saya makan sambil menghibur saya.

Page 117: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

37. Teman-teman meyakinkan saya untuk berani melakukan pengobatan yang beresiko tinggi.

38. Saya menerima bantuan obat / suplemen dari teman untuk kesembuhan diri saya.

39. Saya merasa kesepian saat sedang sakit.

40. Saat saya sakit, teman-teman datang dan menceritakan sesuatu yang membuat saya termotivasi untuk sembuh.

Page 118: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

Angket II

Petunjuk Pengisian

Pada lembaran berikut ini saudara akan menemukan beberapa pernyataan

yang berhubungan dengan keadaan diri saudara. Selanjutnya saudara diminta

untuk memberikan pendapat anda mengenai pernyataan tersebut. Caranya yaitu

dengan memberi tanda cheklist (V) pada kolom STS, TS, S, atau SS yang sesuai

dengan keadaan saudara.

Berikut keterangan alternatif jawaban :

STS = Sangat tidak sesuai

TS = Tidak sesuai

S = Sesuai

SS = Sangat sesuai

Contoh :

Pernyataan STS TS S SS

Saya tidak menyerah, meski penyakit ini sulit disembuhkan

V

Apabila pernyataan ini sangat sesuai dengan keadaan saudara, maka

silakan saudara beri tanda cheklist (V) pada kolom SS. Jawablah sesuai dengan

keadaan saudara sendiri, kami harapkan kejujuran saudara dalam memberikan

jawaban terhadap setiap pernyataan yang ada.

Page 119: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

No. Pernyataan STS TS S SS 1. Saya adalah orang yang mudah panik. 2. Saya mengatur pola makan saya, demi menjaga

kesehatan saya.

3. Saya sedih mendengarkan keluhan teman yang sedang ditimpa masalah yang sama seperti saya.

4. Saya mempertimbangkan keinginan saya untuk melakukan pengobatan alternatif.

5. Saya mencari tahu penyebab saya menderita sakit.

6. Saya adalah orang yang cepat putus asa. 7. Jika di tempat pengobatan pertama saya tidak

mengalami kemajuan kesehatan, saya mencari tempat pengobatan lain untuk penyakit saya.

8. Jika saya pusing menghadapi penyakit saya, rasanya saya ingin mati saja.

9. Saya menyadari penyakit ini terjadi karena kelalaian saya dalam menjaga kesehatan.

10. Saat berobat, saya ada yang menemani. 11. Saya harus memperhatikan komposisi makanan

ketika membeli makanan di luar, karena saya tidak mau penyakit saya kambuh.

12. Saya tidak tahu harus melakukan apa saat ada teman yang menangis di depan saya karena penyakitnya.

13. Saya tahu resiko pengobatan yang saya ambil ada efeknya ke bagian tubuh yang lain.

14. Saya tidak tahu mau melakukan apalagi, saat kesehatan saya tidak ada kemajuan.

15. Saya tetap berobat di dokter yang sama, meski tidak ada kemajuan pada kesehatan saya.

16. Saya senang melihat teman saya mengalami kemajuan kesehatannya.

17. Saya sudah pasrah dengan penyakit saya yang suka kambuh.

18. Saya bisa menyelesaikan pekerjaan rumah sendiri.

19. Saya memberi semangat kepada orang lain untuk kuat menghadapi penyakit yang dideritanya.

Page 120: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

20. Saya tidur larut malam karena sudah terbiasa, meskipun saya tahu itu tidak baik untuk kesehatan saya.

21. Penyakit yang saya derita, membuat saya lebih memperhatikan kesehatan saya dan keluarga saya.

22. Ketika penyakit saya tak kunjung sembuh, saya sering menyalahkan diri.

23. Saya rajin melakukan olahraga teratur, karena bermafaat bagi tubuh saya.

24. Saya tahu apabila penyakit saya tidak ditindak lanjuti akan membahayakan tubuh saya.

25. Saya tidak mengerti kenapa saya bisa sakit, padahal saya sudah melakukan pola hidup sehat.

26. Meski belum sembuh, saya tetap melakukan pengobatan.

27. Saya jarang datang ke seminar kanker, padahal gratis dan sangat bermafaat buat saya.

28. Saya akan menjaga kesehatan saya dan keluarga dengan baik, karena saya ingin hidup lebih lama bersama keluarga.

29. Ketika suasana hati saya tidak tenang karena penyakit saya, saya memarahi orang yang berbicara disekitar saya.

30. Hidup saya tidak berarti, saya hanya orang yang menyusahkan keluarga saya saja.

31. Saya memdiskusikan masalah penyakit saya dengan orang lain, saat hati saya sudah tenang.

32. Penyakit ini merupakan pelajaran hidup yang berharga dan membuat saya lebih dekat dengan tuhan.

33. Saya malas berobat, karena kemajuan kesehatan saya rasa lambat.

34. Penyakit yang saya derita membuat saya menjadi sadar akan pentingnya kesehatan bagi saya dan keluarga saya.

35. Saya mempertimbangkan efek-efek apa saja dari pengobatan, sebelum saya menjalaninya.

Page 121: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

36. Sangat mudah bagi saya tidak merasa “tersentuh” mendengar cerita kesulitan teman dalam menghadapi penyakitnya.

37. Saya yakin bisa menjaga kesehatan lebih baik lagi dari sebelumnya.

38. Saya kurang suka kalau ada orang yang memberi masukan kepada saya tentang penyakit yang saya derita karena merasa diatur.

39. Saya terus berobat meski penyakit yang saya derita sulit disembuhkan.

40. Saya kurang peduli dengan masalah orang lain, meski saya pernah mengalami masalah yang sama.

41. Penyakit merupakan cobaan hidup yang bisa saya lewati apabila saya mau berusaha dengan sungguh-sungguh.

42. Saat sakit, saya rajin minum obat tanpa diingatkan orang lain.

43. Masukan dari teman, memotivasi saya untuk terus menghadapi penyakit saya ini.

44. Saya ingin menyerah, ketika penyakit yang saya alami belum sembuh juga.

45. Saya aktif dalam berbagai kegiatan kelompok, terutama yang berhubungan dengan kanker.

46. Saya tidak peduli apa jenis pengobatannya, yang penting saya berusaha untuk sembuh.

47. Saya berobat teratur karena disuruh keluarga. 48. Saya merasa kurang nyaman ketika bertemu

dengan orang baru, padahal mereka sesama penderita kanker.

49. Saya yakin bisa sembuh dari penyakit yang saya derita ini.

50. Saya memiliki keluarga yang sangat saya sayangi, saya tidak ingin penyakit yang sama diderita keluarga saya.

51. Orang lain mengatakan saya terburu-buru dalam mengambil keputusan dalam memilih jenis pengobatan.

Page 122: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

A l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u rA l a t U k u r

52. Saya memiliki teman yang perhatian kepada saya, saya ingin teman-teman saya bisa sembuh seperti saya.

53. Saya langsung membuang makanan yang rasanya tidak enak, padahal baik buat kesehatan saya.

54. Saya menghibur teman saya yang sedang sedih.

55. Saya tetap datang berkonsultasi ke dokter, meski tidak bertemu dengan dokter beberapa kali.

56. Saya siap menghadapi tantangan hidup ke depan dan siap bertemu teman-teman yg baru pula.

57. Saya tertawa girang, ketika dokter mengatakan kesehatan saya mengalami kemajuan.

58. Saya tidak menyerah, meski penyakit ini sulit disembuhkan.

59. Saya mengurung diri di kamar, setelah didiagnosa menderita penyakit yang berbahaya.

60. Penyakit ini berat bagi saya, saya belum siap menghadapi cobaan yang lain.

TERIMA KASIH

Page 123: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

U j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a s

LAMPIRAN 2

HASIL UJI VALIDITAS DAN

RELIABILITAS

Page 124: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

U j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a s

Dukungan Sosial Teman Kelompok

Uji validitas alat ukur

N = 10 dan α = 0,05 rstab = 0,564

No. Item Validitas Keterangan 1 1 Valid 2 0,820513 Valid 3 0,595637 Valid 4 0,563076 Valid 5 0,68605 Valid 6 0,782051 Valid 7 0,828075 Valid 8 0,766836 Valid 9 0,858745 Valid 10 0,848859 Valid 11 0,564103 Valid 12 0,725462 Valid 13 0,58797 Valid 14 0,343134 Tidak Valid 15 0,282051 Tidak Valid 16 0,845897 Valid 17 0,449148 Tidak Valid 18 0,488587 Tidak Valid 19 0,085453 Tidak Valid 20 0,727477 Valid 21 0,865765 Valid 22 0,674761 Valid 23 0,877647 Valid 24 0,69343 Valid 25 0,589056 Valid 26 0,676858 Valid 27 0,674387 Valid 28 0,65856 Valid 29 0,467866 Valid 30 0,845777 Valid 31 0,865856 Valid 32 0,679392 Valid 33 0,857206 Valid 34 0,3067015 Tidak Valid 35 0,6167889 Valid 36 0,7394797 Valid 37 0,5651282 Valid 38 0,08794 Tidak Valid 39 0,653167 Valid 40 0,653167 Valid

Page 125: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

U j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a s

Koefisien korelasi 0,730

Reabilitas Alat ukur Dukungan Sosial Teman Kelompok

Cronbach's

Alpha

Part 1

Value 0,713

N of Items 17(a)

Part 2 Value 0,713

N of Items 16(b)

Total N of Items 33

Correlation Between Forms .728(c)

Spearman-

Brown

Coefficient

Equal Length .716(c)

Unequal Length .738(c)

Guttman Split-Half Coefficient 0,724

Page 126: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

U j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a s

Resiliensi

Uji Validitas Alat Ukur

N = 10 dan α = 0,05 rstab = 0,564

No. Item Validitas Keterangan 1 1 Valid 2 0,769231 Valid 3 0,733695 Valid 4 0,744119 Valid 5 0,894049 Valid 6 0,642564 Valid 7 0,587591 Valid 8 0,817658 Valid 9 0,648859 Valid 10 0,640855 Valid 11 0,845721 Valid 12 0,728075 Valid 13 0,872084 Valid 14 0,456798 Tidak Valid 15 0,595882 Valid 16 0,681379 Valid 17 0,858745 Valid 18 0,559879 Tidak Valid 19 0,653167 Valid 20 0,712821 Valid 21 0,820513 Valid 22 0,581956 Valid 23 0,682261 Valid 24 0,864387 Valid 25 0,613846 Valid 26 0,876576 Valid 27 0,617748 Valid 28 0,872083 Valid 29 0,898366 Valid 30 0,840489 Valid 31 0,712821 Valid 32 0,841377 Valid 33 0,435897 Tidak Valid 34 0,769230 Valid 35 0,742153 Valid 36 0,691234 Valid 37 0,598797 Valid 38 0,66703 Valid 39 0,437876 Tidak Valid 40 0,684079 Valid 41 0,577852 Valid

Page 127: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

U j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a sU j i V a l i d i t a s d a n R e l i a b i l i t a s

42 0,316788 Tidak Valid 43 0,871713 Valid 44 0,589630 Valid 45 0,653716 Valid 46 0,634977 Valid 47 0,752821 Valid 48 0,595683 Valid 49 0,765127 Valid 50 0,650513 Valid 51 0,806728 Valid 52 0,678859 Valid 53 0,539056 Tidak Valid 54 0,693343 Valid 55 0,885874 Valid 56 0,692308 Valid 57 0,582051 Valid 58 0,583526 Valid 59 0,770917 Valid 60 0,748587 Valid

Koefisien korelasi 0,730

Reabilitas Alat ukur Resilensi

Cronbach's

Alpha

Part 1

Value 0,753

N of Items 27(a)

Part 2 Value 0,753

N of Items 27(b)

Total N of Items 54

Correlation Between Forms .746(c)

Spearman-

Brown

Coefficient

Equal Length .727(c)

Unequal Length

.749(c)

Guttman Split-Half Coefficient 0,731

Page 128: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n K o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s i

LAMPIRAN 3

HASIL PERHITUNGAN

KORELASI

Page 129: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n K o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s i

Hubungan Dukungan Sosial Teman Kelompok dengan Resiliensi Pada

Wanita Penderita Kanker Payudara di Bandung Cancer Society

Correlations

Dukungan

Sosial Resiliensi

Spearman's rho Dukungan Sosial Correlation Coefficient 1.000 .719**

Sig. (2-tailed) . .000

N 10 10

Resiliensi Correlation Coefficient .719** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari perhitungan output SPSS Versi 15.0 for Windows di atas dapat dilihat

bahwa nilai koefisien korelasi spearman antara dukungan sosial dengan Resiliensi adalah

0,719.

Hubungan Antara Aspek–Aspek Dukungan sosial Dengan Resiliensi

1) Aspek Dukungan Penghargaan

Correlations

Aspek Dukungan

Penghargaan Resiliensi

Spearman's rho Aspek Dukungan

Penghargaan

Correlation Coefficient 1.000 .706**

Sig. (2-tailed) . .002

N 10 10

Resiliensi Correlation Coefficient .706** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 130: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n K o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s i

Dari perhitungan output SPSS Versi 17.0 for Windows di atas dapat

dilihat bahwa nilai koefisien korelasi spearman antara aspek penghargaan pada

variabel Dukungan sosial dengan Resiliensi adalah 0,706.

2) Aspek Dukungan Emosi

Correlations

Aspek Dukungan

Emosi Resiliensi

Spearman's rho Aspek Dukungan

Emosi

Correlation Coefficient 1.000 .711**

Sig. (2-tailed) . .002

N 10 10

Resiliensi Correlation Coefficient .711** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari perhitungan output SPSS Versi 17.0 for Windows di atas dapat

dilihat bahwa nilai koefisien korelasi spearman antara aspek emosi pada variabel

Dukungan sosial dengan Resiliensi adalah 0,711.

3) Aspek Dukungan Instrumen

Correlations

Aspek Dukungan

Instrumen Resiliensi

Spearman's rho Aspek Dukungan

Instrumen

Correlation Coefficient 1.000 .717**

Sig. (2-tailed) . .002

N 10 10

Resiliensi Correlation Coefficient .717** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 131: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n K o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s i

Dari perhitungan output SPSS Versi 17.0 for Windows di atas dapat

dilihat bahwa nilai koefisien korelasi spearman antara aspek instrumen pada

variabel Dukungan sosial dengan Resiliensi adalah 0,717.

4) Aspek Dukungan Informasi

Correlations

Aspek Dukungan

Informasi Resiliensi

Spearman's rho Aspek Dukungan

Informasi

Correlation Coefficient 1.000 .713**

Sig. (2-tailed) . .002

N 10 10

Resiliensi Correlation Coefficient .713** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari perhitungan output SPSS Versi 17.0 for Windows di atas dapat

dilihat bahwa nilai koefisien korelasi spearman antara aspek informasi pada

variabel Dukungan sosial dengan Resiliensi adalah 0,713.

5) Aspek Dukungan Jaringan

Correlations

Aspek Dukungan

Jaringan Resiliensi

Spearman's rho Aspek Dukungan

Jaringan

Correlation Coefficient 1.000 .714**

Sig. (2-tailed) . .002

N 10 10

Resiliensi Correlation Coefficient .714** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 132: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n P e r h i t u n g a n K o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s iK o r e l a s i

Dari perhitungan output SPSS Versi 17.0 for Windows di atas dapat

dilihat bahwa nilai koefisien korelasi spearman antara aspek jaringan pada

variabel Dukungan sosial dengan Resiliensi adalah 0,706.

Page 133: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

D a t a M e n t a hD a t a M e n t a hD a t a M e n t a hD a t a M e n t a h

LAMPIRAN 4

DATA ITEM TERPAKAI

Page 134: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

D a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a i

Data Item Terpakai Dukungan Sosial Teman Kelompok

Rsp

/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 35 36 37 39 40 Jumlah

1 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 2 2 1 3 84

2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 116

3 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 112

4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108

5 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 93

6 3 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 95

7 4 1 4 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 1 2 4 104

8 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 114

9 2 2 4 3 1 2 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 106

10 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 115

Page 135: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

D a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a i

Data Item Terpakai Resiliensi

Rsp /

Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 34

1 2 3 3 2 4 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4

2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 1 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

6 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

7 3 4 4 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 4 1 4 4 4 3 4 3 3 4

8 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3

9 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4

10 2 4 3 4 3 3 3 4 3 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 3 3 4 4 4

Page 136: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

D a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a i

Rsp /

Item 35 36 37 38 40 41 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 54 55 56 57 58 59 60 jumlah

1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 154

2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 187

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 159

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 160

5 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 158

6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 152

7 3 4 3 3 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 3 4 4 3 4 1 3 3 2 168

8 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 175

9 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 2 174

10 3 2 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 3 4 3 4 4 3 4 1 3 3 3 179

Page 137: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/DesiLinaMarliana_10050006119_skr_2012...Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila ... Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.,

D a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a iD a t a I t e m T e r p a k a i