perilaku merokok anak sd

12
6 BAB II TINJAUAN TEORI A. PERILAKU 1. Teori Lawrence Green Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan promosi kesehatan harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang mempengaruhi perilaku itu sendiri). Dan menurut Lawrence Green perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni: a. Faktor Pendorong (predisposing factors) Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Contohnya seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke Posyandu. b. Faktor pemungkin (enabling factors) Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Tetapi apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa buang air

Upload: cak-sidik

Post on 01-Jan-2016

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perilaku Merokok Anak SD

6

BAB II TINJAUAN TEORI

A. PERILAKU

1. Teori Lawrence Green

Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor

perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor

yang menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan

promosi kesehatan harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang

mempengaruhi perilaku itu sendiri). Dan menurut Lawrence Green

perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni:

a. Faktor Pendorong (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya

perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Contohnya seorang

ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di

Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui

pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu

tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke Posyandu.

b. Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau

tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana

dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,

misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan

air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi,

uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang sudah tahu

masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan

air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi, dan

sebagainya. Tetapi apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk

mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa buang air

Page 2: Perilaku Merokok Anak SD

7

besar di kali/kebun menggunakan air kali untuk keperluan sehari-

hari, dan sebagainya.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Kadang-kadang meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku

sehat, tetapi tidak melakukannya. Contohnya seorang ibu hamil tahu

manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada Polindes, dekat

dengan Bidan, tetapi ia tidak mau melakukan periksa hamil karena

ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah periksa hamil

namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku

sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.3

B. PERILAKU MEROKOK

1. Pengertian Perilaku Merokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana

Tabacum, Nicotiana Rustica dan sejenisnya. Asap rokok mengandung

sekitar 4000 bahan kimia, 43 diantaranya bersifat karsinogen. Pengaruh

asap rokok dapat mengakibatkan infeksi pada paru dan telinga serta

kanker paru.5

Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap

asap yang dihasilkannya.6

Menurut Oskamp 1984 mengatakan perilaku merokok adalah

kegiatan menghisap asap tembakau yang telah menjadi cerutu kemudian

disulut api. Tembakau berasal dari tanaman nicotiana tabacum.

Menurutnya ada dua tipe merokok, pertama adalah menghisap rokok

secara langsung yang disebut perokok aktif, dan yang kedua mereka yang

secara tidak langsung menghisap rokok, namun turut menghisap asap

rokok disebut perokok pasif. 7

Page 3: Perilaku Merokok Anak SD

8

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-

bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Kandungan racun

pada rokok antara lain seperti:

a. Tar

Tar terbentuk selama pemanasan tembakau. Tar merupakan kumpulan

berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun

yang ditambahkan dalam proses pertanian dan industri sigaret. Tar

adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap rokok,

tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan

kanker. Kadar zat yang terkandung dalam asap rokok inilah yang

berhubungan dengan resiko timbulnya kanker.

b. Nikotin

Nikotin adalah alkolid toksis yang terdapat dalam tembakau. Sebatang

rokok umumnya berisi 1-3mg nikotin. Nikotin diserap melalui paru-

paru dan kecepatan absorbsinya hampir sama dengan masuknya

nikotin secara intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat

dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat melewati barrier otak dan

diedarkan keseluruh bagian otak, kemudian menurun secara cepat,

setelah beredar keseluruh bagian tubuh dalam waktu 15-20 menit

pada waktu penghisapan terakhir. Efek bifasik dari nikotin pada dosis

rendah menyebabkan rangsangan ganglionik yang eksitasi. Tetapi

pada dosis tinggi yang menyebabkan blokade gangbionik setelah

eksitasi sepintas.

c. Karbon Monoksida

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna.

Kandungannya didalam asap rokok 2-6%. Karbon monoksida pada

paru-paru mempunyai daya pengikat (afinitas) dengan hemoglobin

(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2)

dengan Hb. Dalam waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari Hb dapat

terisi oleh karbon monoksida (CO) dalam bentuk COHb (Carboly

Haemoglobin), dan akibatnya sel darah merah akan kekurangan

Page 4: Perilaku Merokok Anak SD

9

oksigen, yang akhirnya sel tubuh akan kekurangan oksigen.

Pengurangan oksigen dalam jangka panjang dapat mengakibatkan

pembuluh darah akan terganggu karena menyempit dan mengeras.

Bila menyerang pembuluh darah jantung, maka akan terjadi serangan

jantung.9

Penelitian terakhir oleh United State Surgeon General, AS,

menunjukan ada 10 tipe kanker yang disebabkan rokok. Mereka juga

menemukan, pria merokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda

dibandingkan dengan bukan perokok. Sedangkan wanita perokok

meninggal 14,5 tahun lebih muda.

Berikut daftar penyakit yang mengancam perokok:

a. Mata: perokok beresiko 3 kali lebih tinggi menderita katarak yang

menyebabkan kebutaan.

b. Mulut, tenggorokan, pita suara, dan esofagus : mengakibatkan kanker

mulut, tenggorokan, pita suara, dan esofagus. Juga penyakit gusi,

pilek, dan kerongkongan kering.

c. Gigi: perokok beresiko 10 kali lebih tinggi menderita periodontitis

(gusi terbakar yang mengarah ke infeksi) yang akan merusak jaringan

halus dan tulang.

d. Paru-paru: wanita perokok 13 kali lebih besar kemungkinan terkena

kanker paru-paru, sedangkan pria 23 kali lebih besar. Akibat lain:

pneumonia, bronkitis, asma, batuk kronis dan bengek.

e. Jantung: gagal jantung, serangan jantung, hipertensi, stroke.

f. Perut: kanker perut dan kanker lambung.

g. Ginjal: kanker ginjal.

h. Pankreas: kanker pankreas.

i. Kantung kemih: kanker kantung kemih.

j. Leher rahim: kanker leher rahim.

k. Kehamilan: kemandulan, bayi lahir prematur, bobot kurang,

keguguran.

Page 5: Perilaku Merokok Anak SD

10

l. Tulang: tulang rapuh.

m. Darah: leukemia atau kanker darah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

Perilaku sebagai faktor penentu manusia merupakan resultansi dari

berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal dalam hal

ini adalah keyakinan, niat, percaya diri. Sedangkan faktor ekternal atau

faktor lingkungan yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok anak

diantaranya:

a. Pengaruh Orang Tua

Orang tua sangat berpengaruh sekali dalam pembinaan perilaku anak-

anaknya. Anak akan mudah terpengaruh untuk berperilaku merokok

jika melihat orang tua mereka merokok. Anak yang berasal dari

keluarga yang kurang bahagia, dimana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya juga dapat memicu anak untuk

berperilaku merokok, dibanding anak-anak yang berasal dari keluarga

yang bahagia.

b. Pengaruh Teman

Semakin banyak anak-anak merokok maka semakin besar

kemungkinan teman-temannya adalah perokok dengan alasan agar

anak tersebut dapat diterima dilingkungannya dan tidak dikatakan

benci oleh sebagian anak lainnya.

c. Faktor Kepribadian

Perilaku merokok pada remaja berkaitan dengan adanya krisis aspek

psikososial yang dialami pada masa perkembangannya, yaitu masa

ketika mereka sedang mencari jati dirinya.

d. Pengaruh Iklan

Anak akan mudah terpengaruh untuk berperilaku merokok jika

melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour.12

Page 6: Perilaku Merokok Anak SD

11

3. Tahap-tahap perilaku merokok

Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi

perokok yaitu:

1. Tahap Preparatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang

menyenangkan mengenai perokok dengan cara mendengar, melihat

atau dari hasil bacaan. yang menyebabkann minat untuk merokok.

2. Tahap Innitiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah

seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.

3. Tahap becoming a smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi

rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan

menjadi perokok.

4. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi

salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self-regulating). Merokok

dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.11

C. PENGETAHUAN

Pengertian Pengetahuan adalah merupakan suatu hasil tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. 3

Faktor yang Mempengaruhi pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh

beberapa faktor sebagai berikut :

1. Pengalaman : merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan yang diperoleh dari data diri sendiri atau orang lain.

2. Pendidikan : Secara formal, tingkat pendidikan seseorang

menggambarkan pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Hal ini

disebabkan karena semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan

mempermudah dalam menerima informasi yang ada.

3. Kepercayaan : sikap untuk menerima suatu kenyataan atau pendirian.

Page 7: Perilaku Merokok Anak SD

12

Pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari informasi lisan maupun

tertulis dan pengalaman seseorang. Pengetahuan juga diperoleh dari fakta

atau kenyataan dengan melihat dan mendengar radio, TV dan sebagainya.

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan dari pikiran

kritis. 3

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat yaitu :

1. Tahu (know) : mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalaah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima ” tahu” ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension) : kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application) : kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4. Analisis (analysis) : kemampuan untuk menjabarkan materi suatu obyek

kedalam komponen-komponen. Tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis) : kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian didalam suatu betuk keseluruhan yang baru,

dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang telah ada.

Page 8: Perilaku Merokok Anak SD

13

6. Evaluasi (evaluation) : kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek. 3

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.3

D. SIKAP

Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan

sebagainya).

Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok

yaitu:

1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya,

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya,

antara lain sebagai berikut:

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima

stimulus yang diberikan objek.

2. Menanggapi (reponding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

3. Menghargai (valuing)

Page 9: Perilaku Merokok Anak SD

14

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan

orang lain dan bahkan memngajak atau mempengaruhi atau

menganjurkan orang lain merespons.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil

sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani mengambil

resiko bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya resiko lain.3

E. ANAK

Anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi

hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan

periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun

sekolah dasar.

Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau

masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya ank matng untuk

masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak

ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7

tahun,biasany anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa

keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah untuk

dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi

menjadi 2 fase, yaitu:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai

umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain

sebagai berikut:

a. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan

prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh).

b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang

tradisional.

Page 10: Perilaku Merokok Anak SD

15

c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama

sendiri).

d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.

e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu

dianggap tidak penting.

f. Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun) anak menghendaki nilai

(angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya

memang pantas di beri nilai baik atau tidak.

2. Masa kelas tinggi sekolah dasar kira-kira kira umur 9 atau 10 tahun

sampai 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini

ialah:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret.

Hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan

pekerjan-pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata

pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor

ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat

khusus).

d. Sampai umur kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau

orang-orng dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan

memenuhi keinginanya. Selepas umur ini pada umumnya anak

menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk

menyelesaikannya.

e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran

yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.

f. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya

biasanya untuk dpat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu

biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang

trdisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.4

Page 11: Perilaku Merokok Anak SD

16

F. KERANGKA TEORI

Sumber : Lawrence W. Green

G. KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan Anak Siswa-siswi SD Kelas IV dan V Tentang Rokok

Perilaku Merokok Anak Siswa-siswi SD Kelas I dan V

Sikap Anak Siswa-siswi SD Kelas IV dan V

Faktor Pendorong 1. Pengetahuan 2. Sikap

Faktor Pemungkin 1. Ketersediaan

sarana dan prasarana

2. Pendidikan Kesehatan di sekolah

3. Petugas Kesehatan

Faktor Penguat 1. Orang tua 2. Teman sebaya

Perilaku merokok

siswa Sekolah Dasar

Page 12: Perilaku Merokok Anak SD

17

H. HIPOTESIS

1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan anak tentang rokok dengan

perilaku merokok anak di sekitar kawasan industri rokok.

2. Ada hubungan antara sikap anak dengan perilaku merokok anak di sekitar

kawasan industri rokok.