analisis perilaku merokok pada perokok di bumijo …
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI
BUMIJO JETIS YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Cicilia Paramita Puspa Astri
NIM: 131324012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembimbing
!-*-z--_=-Y
SKRIPSI
ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DIBUMIJO JETIS YOGYAKARTA
Oleh:
Cicilia Paramita Puspa Astri
NIM: 131324012
Telah disetujui oleh:
Yohanes Maria Vianey Mudayen, S. Pd., M.Sc Tanggal: 17 Juli20l9
l**,#e4$irs#u
*.&1 i.rb4@ qr*l
a*' t
'V*i!"1 I'-i:j ,
,lttl ,f '
-"fV.' / di{*p:t } ; fitrr[* I #;D f 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DIBT]MIJO JETIS YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Cicilia Paramita Puspa AstriNIM: l3n24Al2
Telah dipertahankan di depan Panitia Pengujipada tanggal29 Juli 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Susunan Panitia Penguj i
Nama Lengkap
Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.
Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed.
Y. M. V. Mudayen, S.Pd., M.Sc.
Dr. C. Teguh Dalyono, M.S.
Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed.
Tanda Tangan
Yogyakarta, 29 Juli 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
ill
. Yohanes Harsoyo, S.Pd". M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kepersembahkan hasil karya ini untuk:
Tuhan Yesus yang selalu menuntun dan mendampingi di
dalam setiap langkah hidupku.
Ibu tercinta, terimaksih atas segala doa, pengorbanan,
kesabaran, dan dukungan baik secara moril maupun
materi. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dan
kelulusan ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan
kebanggaan untukmu.
Terimakasih pula untuk almamaterku tercinta Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang,
sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan
menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan
kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
-Yesaya 41:10-
”Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue
that counts.”
-Winston Churchill-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat
karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan daftar sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Juli 2019
Penulis
Cicilia Paramita Puspa Astri
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAI\ AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
Nomor Mahasiswa
: Cicilia Paramita Puspa Astri
:131324012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan. saya memberikan kepada Petpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO JETIS
YOGYAKARTA
besefta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya mernberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, rnengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Intemet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal:29 Juli 2019
Yang menyatakanl"l
Lfl+Cicilia Paiafnita Puspa Astri
vil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan berkat dan limpahan kasih – Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumsi Rokok Pada
Masyarakat Kecamatan Bumijo JetisYogyakarta”
Skripsi ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi guna
memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk
melaksanakan dan menyelesaikan tugas skripsi ini dengan segala Rahmat-
Nya skripsi dapat terselesaikan.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Dra. Chatarina Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed, Ketua Program
Pendidikan Ekonomi.
5. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen S.Pd., M.Sc, dosen pembimbing
yang telah membantu memberi arahan, masukan, dan bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Segenap Bapak Ibu Dosen Progran Studi Pendidikan Ekonomi yang telah
banyak memberikan pengetahuan, nasehat serta motivasi selama proses
perkuliahan.
7. Segenap Staff Sekretariat Program Pendidikan Ekonomi yang telah
membantu penulis dalam melengkapi semua persyaratan menjelang
pendadaran, yudisium dan segala urusan akademik yang dibutuhkan.
8. Segenap Staff Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu
menyediakan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.
9. Orang tua khususnya Ibu yang telah sangat hebat dan sabar dalam mendidik
dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skipsi ini yaitu Dra. Anna
Endang Sriyati, dan juga untuk (alm) bapak, terimakasih.
10. Saudara perempuanku Bernadetta Galuh Sekar Ratri yang selalu
mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi dan memberi motivasi.
11. Para sahabatku Angela Flora Puspita, Povy Amelia, Ratri Septiana, Hellena
Hildaria, Maria Diah Krisnandari, Inggi Eka Sari yang selalu membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas tenaga dan motivasi yang
telah kalian berikan.
12. Segenap teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
angkatan 2013 yang telah menghabiskan waktu bersama dalam kegiatan
pembelajaran dan motivasi serta semangat yang telah kalian berikan untuk
penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyusun
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Semoga tugas akhir ini memberikan manfaat bagi pembaca. Selain itu, segala
kelemahan dan kesalahan dalam penulisan penelitian ini merupakan tanggung
jawab penulis.
Yogyakarta, 29 Juli 2019
/\l// I Ii I I
\ .444
Y1Cicilia Paramitla Puspa Astri
xil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
MOTO ................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PUBLIKASI ...................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACK ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTRA ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Perilaku Merokok ....................................................... 8
B. Perkembangan Industri Rokok Dunia dan Nasional ..................... 9
C. Penyebab Masyarakat Merokok .................................................... 14
D. Bahaya Konsumsi Rokok .............................................................. 18
E. Regulasi Produksi dan Konsumsi Rokok ...................................... 23
F. Perilaku Konsumsi Rokok Masyarakat ......................................... 28
G. Kebijakan Mengatasi Konsumsi Rokok yang Tinggi ................... 29
H. Hal yang Dilakukan jika Harga Rokok Dinaikkan ....................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33
C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 33
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ....................................... 34
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................ 35
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
G. Teknik Analisis Data..................................................................... 38
H. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................. 71
C. Keterbatasan ................................................................................. 72
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
LAMPIRAN ........................................................................................................ 76
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Yogyakarta............... 5
Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 35
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................... 42
Tabel 4.2 Pekerjaan Responden .......................................................................... 42
Tabel 4.3 Usia Responden................................................................................... 43
Tabel 4.4 Usia dan Jenis Pekerjaan ..................................................................... 44
Tabel 4.5 Biaya Konsumsi Rokok Per Bulan ..................................................... 45
Tabel 4.6 Biaya Konsumsi Rokok dan Merk Rokok .......................................... 46
Tabel 4.7 Biaya Konsumsi Rokok dan Jenis Pekerjaan ...................................... 47
Tabel 4.8 Proporsi Penghasilan yang Digunakan untuk Konsumsi Rokok ........ 48
Tabel 4.9 Proporsi Penghasilan dan Biaya Konsumsi Rokok ............................. 49
Tabel 4.10 Faktor Pendorong untuk Berhenti Merokok ..................................... 50
Tabel 4.11 Usia dan Faktor Pendorong Berhenti Merokok ................................ 50
Tabel 4.12 Penyebab Masyarakat Merokok ........................................................ 51
Tabel 4.13 Penyebab Merokok dan Usia ............................................................ 52
Tabel 4.14 Merk Rokok yang Dikonsumsi Masyarakat...................................... 53
Tabel 4.15 Merk Rokok dan Jenis Pekerjaan ...................................................... 55
Tabel 4.16 Merk Rokok dan Proporsi Penghasilan ............................................. 56
Tabel 4.17 Tingkat Harga Perokok Berhenti Merokok ....................................... 57
Tabel 4.18 Tingkat Harga Rokok dan Jenis Pekerjaan ....................................... 58
Tabel 4.19 Daftar Harga Rokok .......................................................................... 68
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Presentase Perokok di Negara ASEAN ........................................... 1
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................ 59
Lampiran 2 Data Penelitian .......................................................................... 64
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut The Tobacco atlas 3rd
edition (2009), ASEAN merupakan
sebuah kawasan dengan 10% dari sepuluh perokok dunia dan 20%
penyebab kematian global akibat tembakau. Persentase perokok pada
penduduk di negara ASEAN terbesar adalah Indonesia (46,16%), Filipina
(16,62%), Vietnam (14,11%), Myanmar (8,73%), Thailand (7,74%),
Malaysia (2,90%), Kamboja (2,07%), Laos (1,23%), Singapura (0,39%),
dan Brunei (0,04%).
Gambar 1.1 Persentase Perokok di Negara ASEAN
Sumber: The Tobacco Atlas 3rd edition, 2009
Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi rokok
terbesar di dunia. Konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
presentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS), Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT), Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), Global Youth Tobacco
Survey (GYTS), Global Adult Tobacco Survey (GATS), laporan World
Health Organization (WHO) dan TobaccoAtlas. Peningkatan konsumsi
tembakau di Indonesia disebabkan oleh rendahnya harga rokok,
peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan rumah tangga,
proses mekanisasi industri rokok, dan perilaku masyarakat. Konsumsi
rokok ini memiliki potensi menjebak pekerja berpenghasilan rendah
masuk kedalam lingkaran setan kemiskinan.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengeluaran rumah
tangga miskin masih menempatkan rokok sebagai porsi pengeluaran
pangan terbesar setelah padi-padian. Konsumsi rokok yang cukup tinggi
ini menyebabkan kekhawatiran bagi negara berkembang seperti Indonesia
karena dapat menyebabkan kemiskinan.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013, prevalensi
perokok menurut pendapatan, yakni pendapatan termiskin sebesar 43,8%
sedangkan pendapatan terkaya sebesar 29,4%. Kemudian prevalensi
perokok di Indonesia menurut pendidikan adalah tidak tamat sekolah atau
sekolah dasar (SD) sebesar 37,7% dan tamat perguruan tinggi sebesar
26,7%. Lebih lanjutnya untuk proporsi umur lebih dari 10 tahun menurut
jenis pekerjaan adalah kelompok petani, nelayan dan buruh adalah proposi
perokok aktif setiap hari yang terbesar dengan presentase 44,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dibandingkan dengan kelompok kerja lainnya, seperti pegawai sebesar
33,6% dan wiraswasta sebesar 39,8%. Dan kemudian menurut
karakteristik usia proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada usia
30-34 tahun sebesar 33,4%, usia 35-39 tahun sebesar 32,2%, sedangkan
proposi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan perokok wanita yakni 47,5% banding 1,1%.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah perokok terbanyak
justru berasal dari kalangan dengan pendapatan termiskin sebesar 43,8%
dan kelompok petani, nelayan, buruh dengan proporsi merokok setiap hari
sebesar 44,5%. Dari kedua data tersebut jumlah perokok aktif justru
berasal dari kalangan masyarakat menengah kebawah dengan pendapatan
yang tergolong rendah. Berbekal data Badan Pusat Statistik (BPS),
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) beranggapan bahwa
harga rokok yang tinggi akan menurunkan tingkat konsumsi rokok di
rumah tangga miskin. Bila konsumsi rokok di rumah tangga miskin
menurun maka akan berdampak positif bagi perekonomian rumah tangga
miskin tersebut. Teorinya adalah uang yang selama ini digunakan untuk
membeli rokok dapat digunakan untuk membeli bahan pangan. Efek dari
tingginya tingkat konsumsi rokok dikalangan masyarakat berpenghasilan
rendah adalah makin memperdalam kemiskinan.
Masyarakat berpenghasilan rendah merupakan gambaran dari
masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan rendah atau dibawah UMR
yang sudah ditetapkan. Atau bisa digambarkan dengan seseorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok mereka
yaitu sandang, pangan dan papan. Pengukuran kemiskinan menurut Badan
Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi
penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita dalam perbulan dibawah garis kemiskinan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengidentifikasi kelompok pangan
yang cukup mendominasi pengeluaran masyarakat miskin adalah nasi
dengan lauk dan rokok kretek filter. Demografi UI juga mencatat
pengeluaran rumah tangga miskin selalu menempatkan tembakau pada
peringkat kedua setelah padi-padian. Fakta ini menunjukkan bahwa
sebagian besar pendapatan penduduk miskin baik di pedesaan maupun
perkotaan selain dialokasikan untuk membeli beras juga dialokasikan
untuk membeli rokok.
Dalam penelitian ini alasan peneliti memilih tema mengenai
perilaku konsumsi rokok pada masyarakat karena adanya fenomena
kebiasaan merokok baik di kalangan masyarakat berpenghasilan menengah
ke atas maupun menengah ke bawah. Selain itu, banyak pula ditemui anak
di bawah umur (pelajar SD, SMP dan SMA) sudah dengan santainya
merokok di depan umum. Berdasarkan hasil temuan penelitian
sebelumnya, diketahui bahwa jumlah perokok justru sebagian besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
didominasi oleh kalangan masyarakat miskin atau berpengasilan
menengah ke bawah (Agnes Marisca Diansari. 2016). Peneliti memilih
lokasi penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah penduduk
pada tahun 2015 sebesar 3.679.176 orang dan jumlah penduduk miskin
sebesar 485.560 orang.
Tabel 1.2
Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Yogyakarta
Kabupaten/Kota
JUMLAH PENDUDUK MISKIN
2013 2014 2015
D.I. Yogyakarta 541.90 532.59.00 485.56.00
Kulonprogo 86.50.00 84.67 84.67
Bantul 156.60 153.49.00 153.49.00
Gunungkidul 152.40.00 148.39.00 148.39.00
Sleman 110.80 110.44.00 110.44.00
Yogyakarta 35.60 36.60 36.60
Sumber: BPS Yogyakarta, 2018
Perhitungan penduduk miskin yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS)
tersebut berdasarkan pada hasil survey sosial ekonomi nasional (Susenas). Dalam
penelitian ini peneliti akan menganalisis mengenai pola konsumsi rokok pada
masyarakat di Kecamatan Jetis Bumijo Pingit Yogyakarta, dikarenakan daerah
tersebut merupakan salah satu daerah padat penduduk dan merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dari 36 kawasan kumuh di Yogyakarta (Surat Putusan Walikota Yogyakarta
No.216 Tahun 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Berapa biaya konsumsi rokok per bulan?
2. Berapa proporsi penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok?
3. Faktor apa saja yang dapat mendorong seorang perokok untuk berhenti
merokok?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui berapa biaya konsumsi rokok yang dikeluarkan per
bulan.
2. Untuk mengetahui berapa jumlah penghasilan yang digunakan untuk
konsumsi rokok.
3. Untuk mengetahui faktor yang dapat mendorong perokok berhenti
merokok.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah
untuk mengetahui fenomena kebiasaan merokok yang ada di kalangan
masyarakat dan nantinya pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan
yang layak untuk mengatasi masalah ini.
2. Bagi Perokok
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perokok agar nantinya
mereka dapat mengetahui apa bahaya atau dampak negatif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
ditimbulkan dari kebiasaan merokok serta perkok dapat mengetahui
bahwa pengeluaran yang digunakan untuk membeli rokok dapat
mengganggu proporsi penghasilan yang seharusnya digunakan untuk
mencukupi kebutuhan pokok dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Perilaku Merokok
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat.
Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa rokok adalah hasil
olahan tembakau terbungkus, termasuk cerutu atau bahan lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan. (Hans Tendra, 2003)
2. Pengertian Perilaku Merokok
Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan
respon orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara
langsung. Menurut Ogawa (dalam triyanti, 2006) dahulu perilaku
merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, akan tetapi
dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco dependency yang dapat
didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap,
biasanya lebih dari setengah bungkus per hari, dengan adanya
tambahan distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau
secara berulang-ulang. Perilaku merokok dapat didefinisikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang
diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi
merokok dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari dan Helmi, 2000).
B. Perkembangan Industri Rokok Dunia dan Nasional
1. Perkembangan Indsutri Rokok Dunia
Pada era 1600’an tembakau mulai ditanam dengan tujuan
komersial. Bahkan kononkabarnya Presiden Amerika Serikat pertama,
George Washington juga memiliki kebun tembakau. Di era berikutnya,
sekitar 1800’an, konsumsi tembakau mulai bervariasi, yakni dengan
cara dikunyah maupun dihisap dengan pipa atau dengan melinting
tembakau tersebut dengan tangan. Kemudian nikotin sebagai zat
berbahaya dalam tembakau mulai ditemukan pada tahun 1826.
Selanjutnya mesin tembakau pertama kali diperkenalkan oleh
James Bonsack pada tahun 1881. Era ini menandai berkembangnya
produk olahan tembakau dengan skala besar. Produksi yang dihasilkan
oleh mesin Bonsack ini bisa menghasilkan 120 ribu produk tembakau
(sigaret) setiap harinya. Dikurun waktu sesudah itu, yakni diawal tahun
1900 perusahaan tembakau modern mulai didirikan, diantaranya
adalah The American Tobacco Company dan satu nama terkenal
lainnya, yakni Philip Morris Company. dengan brand rokok Mallboro.
Sampai dengan tahun 1944 produksi rokok mencapai 300 miliar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
batang per tahun (Jacobs, M, From The First To The Lash Ash: The
History, Economics, & Hazards of Tobacco, 2005).
Penjualan rokok meluas ke pasar baru, pasar insdustri saham
berkonsolidasi, dan pasar semakin dikendalika oleh beberapa
perusahaan internasional. Pada tahun 2001 sedikitnya 50% penjualan
pasar global dikuasai oleh perusahaan rokok internasional (TTC).
Selama dekade terakhir pasar rokok internasional telah didominasi
oleh lima perusahaan yakni, China National Tobacco Corporation,
Philip Morris International, British American Tobacco, Japan Tobacco
International dan Imperial Tobacco. China National Tobacco
Coporation (CNTC) dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah China
dan menjadi produsen rokok terbesar didunia dengan presentase
sebesar 44% dari pasar global. CNTC menjual mayoritas produknya di
China dan lebih dari 1% dari rokok yang diproduksi diekspor di
beberapa negara. Untuk meningkatkan upaya penjualan CNTC
menghasilkan beberapa merk, seperti RDG, Dubliss and Harmony
Internationally
Philip Morris International (PMI) sebuah perusahaan publik milik
Amerika dengan kantor pusat di Lausanne, Swiss. PMI memproduksi
rokok 15% dari pasar rokok global. Sejak berpisah dari perusahaan
induknya, Altira, pada tahun 2008 PMI hanya menjual produk
tembakau di luar Amerika Serikat. Perusahaan ini beroprasi dilebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dari 180 negara, dan produknya menjadi 6 dari top 15 merk rokok di
dunia termasuk Mallboro.
Berikut beberapa perusahaan rokok di dunia :
a.) British American Tobacco (BAT)
Perusahaan public yang berbasis di London, beroprasi di 200
negara dan menjadi perusahaan terbesar ketiga di pasar tembakau
global dan mengendalikan 11% dari market. Top merk dari
perusahaan ini adalah Pall Mall, Kent, Lucky Strike dan Dunhill.
b.) Japan Tobacco International (JTI)
Perusahaan ini bermarkas di Jenewa, Swiss. Pemerintah jepang
memegang 33% saham di JTI, JTI beroprasi di 120 negara.
Perusahaan ini menjadi perusahaan rokok terbesar keempat di
dunia atau 9% dari pasar rokok global. Merk yang terkenal dari
perusahaan ini adalah Winston, Mervius (sebelumnya dikenal
dengan nama Mild Seven) dan Camel. JTI terus memperluas
kehadirannya di pasar negara berkembang.
c.) Imperial Tobacco Group
Salah satu perusahaan rokok di Inggris, termasuk perusahaan
terbesar kelima yang berpartisipasi di pasar tembakau global dan
mengendalikan 5% dari market. Imperial Tobacco Group
beroperasi dilebih dari 160 pasar, dengan 65% dari produk yang
dijual dipasar negara berkembang, antara lain Afrika, Timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tengah dan Asia. Merk yang terkenal dari perusahaan ini adalah
Davidoff dan Gauloises.
2. Perkembangan Industri Rokok Nasional
Dari total 1.664 unit usaha di industry rokok di Indonesia, ternyata
enam perusahaan rokok menguasai pangsa pasar terbesar. Keenam
perusahaan rokok tersebut adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
dengan pangsa pasar sebesar 31,1% pada 2012, diikuti oleh PT
Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan pangsa pasar 20,7%, PT Djarum
dengan pangsa pasar 20,2%, PT Bentoel Internasional Investama Tbk
(RMBA) dengan pangsa pasar 8,0%, PT Nojorono dengan pangsa
pasar sebesar 5,8% dan PT Wismilak Inti Makmur (WIIM) memegang
pangsa 1% berdasarkan duniaindustri.com .
Pasar rokok di Indonesia cukup unik, karena penjualan didominasi
oleh rokok kretek ( rokok yang dibuat dengan campuran tembakau, dan
cengkeh). Antara 2013 dan 2014, pasar rokok Indonesia tumbuh
hampir 8%. Perusahaan rokok terkemuka di Indonesia adalah
sampoerna, yang diakuisisi oleh PMI pada tahun 2015 telah
mendapatkan persebaran pasar terbesar di Indonesia mengalahkan
perusahaan milik negeri. Beberapa perusahaan TTC mencoba untuk
membuat keuntungan di Indonesia.
Berikut daftar merk rokok yang ada di Indonesia:
a. Malboro Merah 20
b. Malboro Light 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Malboro Black Menthol 20
d. Dunhil Merah 20
e. Dunhil Light 20
f. Dunhil Mild 20
g. Dunhil Switch 20
h. Gudang Garam Surya 16
i. Gudang Garam Surya 12
j. Gudang Garam Internasional 12
k. Gudang Garam Profesional 16
l. LA Lights 16 (Djarum)
m. LA Lights 12 (Djarum)
n. LA Menthol 16 (Djarum)
o. LA Lights Ice 16 (Djarum)
p. Sampoerna Mild 16
q. Sampoerna A Mild 12
r. Sampoerna A Mild Menthol 16
s. Djie Sam Soe 12
t. Djarum Super 16
u. Djarum Super 12
v. Djarum 76 (16)
w. Djarum 76 (12)
x. Djarum Black 16
y. Djarum Black 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
C. Penyebab Masyarakat Merokok
1. Penyebab Masyarakat Merokok
Komoditas rokok menurut Barber et al. (2008) dalam Ruhyana
merupakan barang normal karena semakin tinggi harga barang tersebut
maka jumlah permintaannya akan semakin berkurang. Akan tetapi
pengaruh kenaikan harga terhadap permintaan rokok diperkirakan
kecil, artinya elastisitas permintaan karena harganya kecil, karena
barang tersebut bersifat adiktif.
Merokok telah menjadi hal yang wajar dikalangan masyarakat
mulai dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah
kebawah. Banyak hal yang mempengaruhi masyarakat untuk merokok,
menurut Juniarti (1992) dalam Mu’tadi (2002) dalam Poltekes Depkes
Jakarta I (2012), faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok adalah
sebagai berikut :
a. Pengaruh Orang Tua
Pengaruh orang tua menjadi salah satu penyebab seseorang
menjadi seorang perokok. Karena kebiasaan orang tua merokok
didepan anak maka anak akan meniru kebiasaan orang tuanya, jika
orang tua tidak memberikan pemahaman kepada anak tentang
bahaya yang ditimbulkan dari merokok hal tersebut akan semakin
mempermudah anak untuk meniru kebiasaan orang tuanya
merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Pengaruh teman
Seperti halnya pengaruh orang tua, teman juga sangat
mendominasi seseorang untuk merokok. Karena kita cenderung
lebih sering bersama teman, jika kita bersama dengan teman atau
lingkungan yang rata-rata mereka adalah perokok maka orang
tersebut akan cenderung mengikuti kebiasan dari teman dan
lingkungan sekitarnya.
c. Faktor kepribadian
Seseorang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu
atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan
membebaskan diri dari kebosanan.
d. Pengaruh iklan
Iklan menjadi salah satu penyebab masyarakat
mengkonsumsi rokok karena melalui iklan tersebut masyarakat
mengetahui berbagai jenis rokok, dan seakan-akan iklan rokok
tersebut justru mengharuskan masyarakat untuk mengkonsumsinya
atau dari pihak produsen justru membangun pemikiran bahwa
seseorang khususnya laki-laki harus merokok, walaupun didalam
bungkus rokok tersebut sudah disertakan beberapa gambar yang
menunjukkan dampak dari merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Strategi perusahaan rokok melakukan regenerasi perokok
a. Iklan langsung
Iklan langsung industri rokok di luar ruang sangat beragam,
dari papan reklame raksasa hingga stiker. Papan reklame raksasa,
papan reklame elektronik dan lampu hias jalan (lampost) di
tempatkan pada posisi strategis yang banyak dilewati dan menarik
perhatian orang, seperti lintasan jalan utama dan jalan tol, pusat
niaga, terminal atau stasiun, bandara udara, tempat rekreasi, pintu
gerbang jalan tol, pintu gerbang perbatasan wilayah, jembatan
penyeberangan, di sekitar kampus atau sekolah, taman kota, halte
bis, tempat pengisian BBM, petunjuk arah, pembatas jalan dan
sebagainya. Sedangkan umbul-umbul ditempatkan di pinggir jalan
utama dengan jumah yang sangat banyak berjejer mendominasi
sepanjang jalan atau tempat-tempat tertentu dimana kegiatan
promosi rokok sedang berlangsung, seperti mall, kampus, stadion
olah raga, gedung pertunjukan. Adapun spanduk, poster dan stiker
seringkali ditempel/dipasang tumpang tindih dan sembarangan, di
sepanjang jalan, dinding, pagar pohon, tiang penyangga jalan tol,
tiang listrik, pembatas jalan dan sebagainya
b. Iklan di Tempat Penjualan Rokok dan Kendaraan
Toko, warung dan kios biasanya menempati posisi yang
strategis di pinggir jalan yang banyak dilewati orang. Selain
menjual rokok, biasanya juga menjual kebutuhan pokok seharihari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bahkan makanan, minuman dan jajanan anak-anak. Dengan
mengiklankan rokok di toko, warung atau kios maka akan
menjangkau banyak orang yang berkunjung dan melewati tempat
tersebut. Iklan yang dilakukan dengan mengecat toko, warung dan
kios dengan warna, logo dan nama rokok Rak penjualan biasanya
ditempatkan di dekat kasir dan didesain menarik dengan
menggunakan bahan yang transparan sehingga pembeli dapat
melihat berbagai jenis rokok yang diatur (display) didalamnya
dengan jelas. Di rak penjualan ditempatkan iklan rokok seperti
halnya di papan reklame dengan menggunakan warna (colour
image), logo dan merek rokok. Selain itu, penempatan rak
penjualan rokok juga berdekatan dengan rak penjualan permen dan
coklat yang biasanya dikonsumsi anak-anak. Sedangkan kotak
asongan dan kendaraan (mobil atau motor), seluruh permukaannya
ditempel dengan stiker atau cat dengan warna, logo dan merek
rokok.
c. Promosi Penjualan Rokok
Kegiatan promosi rokok dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya kegiatan sponsorship, pameran, bazar, pesta rakyat
dan perayaan tertentu dengan membuat konter khusus untuk
promosi. Kegiatan promosi ini menawarkan untuk mencoba rasa
rokok baru, harga diskon, bahkan diberikan secara gratis dengan
menukarkan tiket masuk. Kegiatan promosi ini melibatkan sales
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
promotion girl, berpenampilan menarik dan mengenakan pakaian
yang didesain sama dengan warna rokok (colour image). Industri
rokok juga memanfaatkan kegiatan promosi ini untuk lebih
mendekatkan diri kepada masyarakat dengan mengadakan aneka
games yang bisa diikuti oleh siapa saja, bahkan anakanak
sekalipun. Para pemenang games akan mendapat hadiah berupa
barang-barang fungsional yang didesain dengan logo, warna atau
merek rokok. Seperti, T-shirt, payung, cangkir, jam dinding, tas,
topi, diary, ballpoint dan lain-lain.
d. Sponsorship
Mensponsori sebuah event merupakan salah satu strategi
andalan industri rokok dalam memasarkan produk dan mendekati
target pasar mereka. Dengan mensponsori sebuah event (acara
musik, pameran seni, promosi film, pesta rakyat dan lainnya),
maka memungkinkan bagi industri rokok untuk berinteraksi secara
langsung dengan target pasar mereka.
D. Bahaya Konsumsi Rokok
1. Jenis Rokok
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok
terbanyak didunia, dikarenakan beberapa hal salah satunya adalah
karena harga rokok yang murah dan banyaknya petani tembakau di
Indonesia, dari banyaknya rokok atau tembakau yang diproduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menyebabkan berbagai jenis rokok bermunculan, berikut beberapa
jenis rokok yang ada di Indonesia:
a. Rokok Putih
Rokok putih adalah rokok yang hanya berisi daun tembakau yang
dicacah dan diberi aroma tertentu. Kandungan nikotin dan tar pada
rokok mild ini berbeda-beda tergantung merk rokok. Rata-rata,
rokok mild yang ada di pasaran mengandung 0,8-1,1 mg nikotin
dan 10-18 mg tar. Jumlah kandungan nikotin dan tar pada setiap
batang rokok mild memang lebih rendah dari batas maksimal yang
telah ditetapkan di Indonesia.
b. Rokok Kretek
Rokok kretek adalah rokok yang berisikan daun tembakau dan
cengkeh. Disebut rokok kretek karena mengeluarkan bunyi
“kretek..kretek..” ketika telah dibakar. Jumlah kandungan rokok
kretek cukup bervariasi. Ada rokok kretek yang memiliki
kandungan nikotin dan tar yang rendah yaitu 0,1-0,85 mg nikotin
dan 0,98-19,93 mg tar per batang rokok. Akan tetapi, ada pula
rokok kretek yang mengandung lebih dari batas maksimal dan
cukup tinggi. Ada rokok kretek yang mengandung nikotin hingga
4,04 mg/ batang dan tar sebanyak 57,26 mg/ batang. Secara rata-
rata, rokok kretek yang merupakan rokok khas Indonesia memiliki
rata-rata jumlah kandungan nikotin. Pada sigaret kretek tangan,
rata-rata kandungan nikotin adalah 2,11 mg/ batang dan kandungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tar sebesar 41,09 mg/ batang. Pada sigaret kretek mesin,
kandungan nikotin dan tar memang lebih rendah. Rata-rata
kandungan pada rokok sigaret kretek mesin adalah 1,38 mg nikotin
dan 23,7 mg tar untuk setiap batang rokok.
c. Rokok Cerutu
Cerutu adalah rokok yang merupakan gulungan daun tembakau.
Jadi, cerutu tidak berisi cacahan daun tembakau melainkan daun
tembakau utuh yang telah dikeringkan. Cerutu mengandung nikotin
dan tar yang paling tinggi. Bayangkan, kandungan nikotin pada
cerutu adalah 10 kali lipat dan kandungan tar sebanyak 2 kali lipat
dari rokok filer. Cerutu yang paling terkenal adalah cerutu kuba
dan harganya cukup mahal.
d. Rokok Elektrik
Rokok elektrik adalah rokok yang menggunakan larutan nikotin
dan campuran zat lain untuk kemudian dipanaskan. Rokok elektrik
atau vape diklaim memiliki kandungan nikotin yang rendah yaitu 0
mg. Meskipun ada juga rokok elektrik yang memiliki kandungan
nikotin sebanyak 6 mg, 11 mg, 16 mg, dan 30 mg per satu ml
cairan.
e. Shisha
Shisha atau hookah adalah rokok khas Timur Tengah yang hampir
mirip dengan rokok elektrik karena sama-sama menggunakan
larutan yang kemudian dipanaskan. Kandungan nikotin dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
cairan shisha adalah 0,8 mg/ml, sedangkan kandungan tar di dalam
70 L asap shisha adalah 319 mg. Jumlah kandungan nikotin pada
shisha memang terbilang rendah tetapi tidak pada kandungan tar.
Selain itu, shisha sebenarnya lebih berbahaya daripada rokok
karena perokok shisha bisa menghirup lebih banyak asap dari
perokok batangan, yaitu hingga 50 sampai 80 L asap setiap kali.
Angka ini sepuluh kali lipat daripada perokok batang yang hanya
menghirup 0,5 sampai 0,8 L asap.
Mengkonsumsi rokok tentunya akan menimbulkan berbagai
penyakit, seharusnya sudah menjadi hal umum yang wajib diketahui oleh
masyarakat terutama para perokok. Salah satu penyakit berbahaya yang
ditimbulkan dari konsumsi rokok secara berlebihan adalah kanker.
Menurut Dr. dr. Sita Andarini, PhD, SpP(K), Pulmonologist dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, kanker yang ditimbulkan dari
kebiasaan merokok itu berbeda-beda, tergantung dari jenis rokok yang
diisap. Menurutnya semua jenis rokok itu berbahaya, tapi kretek lebih
berbahaya lagi. Rokok jenis ini diberi spice atau cengkeh yang
mengandung minyak atsiri.
Kandungan di dalam minyak inilah yang dapat memicu timbulnya
sel kanker jika dihisap secara terus-menerus. Sita menjelaskan, kanker
yang disebabkan oleh rokok kretek meliputi kanker mulut hingga rongga
besar. Sementara untuk rokok filter sendiri, cenderung menyasar sistem
darah perifer sehingga bisa memicu kanker adenokarsinoma. Jadi, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dasarnya semua rokok memilik dampak yang buruk bagi kesehatan karena
adanya kandungan nikotin dan tar yang tidak baik bagi kesehatan.
2. Kesempatan yang Hilang Akibat Konsumsi Rokok
Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya
beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian.
Dampak yang dirasakan akibat dari kebiasaan merokok adalah
timbulnya penyakit, maka akan timbul beban biaya untuk pengobatan
maupun biaya yang hilang akibat tidak dapat bekerja atau beraktivitas.
Merokok dalam jangka pendek juga berdampak pada menurunnya
standar hidup rumah tangga dengan teralihkannya sumber pendapatan
rumah tangga untuk kebutuhan dasar. Pengeluaran rokok dapat
mengurangi status kecukupan gizi bagi rumah tangga berpenghasilan
rendah karena berkurangnya alokasi pengeluaran untuk makanan dan
perawatan kesehatan. Besarnya alokasi pengeluaran tembakau pada
rumah tangga miskin dengan mengorbankan kebutuhan pokok, juga
berdampak pada status gizi anak. Lebih dari 70 juta orang dewasa di
Indonesia merokok secara rutin dan 90% diantaranya merokok di
rumah dan disekitar anaknya (Thabrany, 2012).
Hasil penelitian diberbagai negara didunia menunjukkan bahwa
kebiasaan merokok dikalangan mereka yang miskin berhubungan
dengan banyaknya kasus gizi buruk yang dialami anak-anak (Semba et
al. 2007; Collishaw 2010). Sumber pendapatan rumah tangga miskin
yang terbatas ketika dibelanjakan untuk konsumsi tembakau, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dipastikan akan mengorbankan kebutuhan pokok rumah tangga yang
jauh lebih bermanfaat.
3. Konsumsi Rokok dan Lingkaran Kemiskinan
Konsumsi rokok pada masyarakat berpenghasilan rendah sudah
menjadi sebuah kebiasaan yang nantinya akan berpengaruh pada
kondisi ekonomi dari para perokok tersebut. Hal ini dari beberapa fakta
jika masyarakat mengkonsumsi rokok secara berlebihan akan
berpengaruh pada kurangnya alokasi pemenuhan kebutuhan barang
dasar (sandang, pangan dan papan), kebutuhan kesehatan dan
pendidikan yang berujung pada keterbatasan ekonomi. Kebiasaan
merokok akan berdampak pada buruknya kondisi kesehatan, dampak
dari konsumsi tembakau terhadap kesehatan dimasa yang akan datang
akan berdampak pada human capital yang rendah (rokok
menyebabkan berbagai penyakit bahkan kematian). Human capital
yang rendah ini menyebabkan tingkat produktivitas yang rendah,
dengan rendahnya produktivitas masyarakat akan sulit memperoleh
penghasilan yang layak. Kebiasaan merokok dikalangan masyarakat
berpenghasilan rendah ini nantinya dapat menyebabkan sulitnya
mereka untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
E. Regulasi Produksi dan Konsumsi Rokok
Regulasi terkait industri rokok dalam negeri maupun internasional
makin ketat karena pertimbangan perlindungan konsumen dan kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Kondisi ini menyebabkan industri rokok nasional tertekan. Pemerintah
akan membatasi produksi rokok dalam negeri mulai tahun 2015 menjadi
hanya sekitar 260 miliar batang, sejalan dengan “roadmap” industry hasil
tembakau (IHT) 2007-2020 hal tersebut disampaikan oleh Direktur
Industri Minuman dan Tembakau Departemen Perindustrian Warsono di
Jakarta. Peraturan pemerintah ini dirasa sangat mematikan oleh para
produsen / pabrik rokok di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri cukai rokok
adalah pendapatan terbesar bagi negara tetapi dari kacamata produsen
rokok pemerintah tidak memberikan kebijakan yang layak untuk para
produsen rokok dengan adanyab pemerintah yang seperti itu.
Regulasi konsumsi rokok dirasa perlu untuk lebih ditekankan,
karena pada kenyataannya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya
konsumsi rokok masih sangat rendah. Jadi, pemerintah perlu lebih ketat
dalam pengendalian konsumsi rokok. Pengendalian konsumsi rokok ini
dapat dilakukan dengan cara membatasi jumlah iklan rokok, membatasi
sponsorship rokok diberbagai event, menaikkan harga rokok secara
signifikan, atau dengan menggunakan cara tidak menampilkan rokok
dalam iklan rokok. Hal semacam ini sudah dilakukan oleh pemerintah
terlihat dari ada beberapa iklan rokok yang tidak menampilkan seseorang
sedang merokok.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini pemerintah telah berupaya
dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yang berfokus pada
pengamanan rokok terhadap dampak kesehatan, diantaranya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Yaitu segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
member perlindungan kepada konsumen, konsumen yang dimaksud
adalah setiap orang yang menggunakan barang atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
lain dan tidak untuk diperdagangkan. Meskipun undang-undang ini
tidak secara khusus mengatur tentang pengamanan tembakau terkait
dengan bahaya rokok, tetapi undang-undang ini mewajibkan pemerintah
untuk melindungi warganya dari segala ancaman termasuk kesehatan
warganya.
2. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
Undang-Undang ini dibuat dengan salah satu pertimbangn bahwa setiap
hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat
Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara, dan setiap
upaya peningkatan derajad kesehatan masyarakat dapat berarti sebagai
investasi bagi pembagunan negara. Pasal 116 disebutkan bahwa
ketentuan lebih lanjut mengenai pengaman bahan yang mengandung zat
adiktif ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2002 tentang pengamanan
tembakau
Peraturan ini merupakan kebijakn yang dibuat pemerintah untuk
melaksanakan ketentuan pasal 116 undang-undang nomor 39 tahun
2009 tentang kesehatan. Undang-undang nomor 3.9 tahun 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengatur tentang bahan yang mengandung zat adiktif, iklan niaga
produk tembakau, spomsor produk tembakau, label dan kemasan
produk tembakau. Dasar hukum yang digunakan dalam peraturan
pemerintah ini adalah pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia
Nomor 5063).
Dalam peraturan pemerintah ini disebutkan tidak ada larangan
mengenai penjualan rokok di Indonesia. Namun disebutkan beberapa
bentuk pengaman penjualan termasuk pembatan iklan produk tembakau
di Indonesia agar tidak terlalu luas seperti yang terjadi di Indonesia saat
ini dan sebelumnya. Hal ini bertujuan agar hukum mengenai penjualan
produk tembakaudi Indonesia menjadi tegas, jelas dan memiliki batas.
Beberapa pasal dalam PP Nomor 109 Tahun 2012 mengenai tujuan
pengamanan tembakau adalah :
a.) Pasal 2 ayat (1) PP Nomor 109 Tahun 2012
Penyelenggaraan pengamanan penggunaan bahan yang mengandung
zat adiktif berupa tembakau bagi kesehatan diarahkan agar tidak
menganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, kelurga,
masyarakat dan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b.) Pasal 2 ayat (2)
Penyelenggaraan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk :
1.) Melindungi kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat dan
lingkungan dari bahaya bahan yang mengandung karsinogen dan
zat adiktif dalam produk tembakau yang dapat menyebabkan
penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas hidup.
2.) Melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja dan perempuan
hamil dari dorngan lingkungan dan pengaruh iklan atau promosi
untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap bahan yang
mengandung zat adiktif berupa hidup tanpa tembakau.
3.) Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap
bahaya merokok dan manfaat hidup tanpa rokok.
4.) Melindungi kesehatan masyarakat dari asap rokok orang lain.
Dalam aturan pemerintah ini diperjelas perihal mengenai gambar
pembungkus mengandung nilai edukasi dengan tujuan pengamanan.
Dijelaskan pula bahwa pemerintah akan mendukung segala bentuk
pengujian dan penelitian mengeanai rokok. Pemerintah bertanggungjawab
mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi pengamanan bahan
yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Perilaku Konsumsi Rokok Masyarakat
Berdasarakan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 jumlah
prevalensi rokok menurut pendapatan yakni pendapatan termiskin sebesar
43,8% sedangkan pendapatan terkaya sebesar 29,4%. Kemuadian
pravelensi perokok di Indonesia menurut pendidikan adalah tidak tamat
sekolah dasar sebesar 37,7% dan tamat perguruan tinggi sebesar 26,7%.
Untuk proporsi umur lebih dari 10 tahun menurut pekerjaan, yakni
kelompok petani, nelayan dan buruh sebesar 44,5%, sedangkan untuk
pegawai sebesar 33,6% dan wiraswasta sebesar 39,8%. Kemudian menurut
karakteristik proporsi terbanyak perokok aktif stiap hari pada umur 30-34
tahun sebesar 33,4%, umur 35-39 tahun sebesar 32,2%, sedangkan untuk
nproporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan perokok perempuan yakni 47,5% disbanding 1,1%. Konsumsi
rokok memilik potensi menjebak orang miskin dalam lingkaran setan
kemiskinan dan kesehatan yang buruk. Konsekuensi kesehatan yang
merugikan dri penggunaan tembakau terkonsentrasi lebih banyak pada
kaum miskin (Bbak et al. 1996).
Konsumsi rokok merupakan salah satu masalah atau kekhawatiran
bagi negara berkembang seperti Indonesia, karena tingkat kesadaran
masyarakat akan bahaya merokok masih sangat rendah, adapun beberapa
orang yang menyadari bahayanya mengkonsumsi rokok, mereka tidak
akan berhenti merokok sampai mereka merasakan akibatnya seperti
terserang suatu penyakit akibat merokok. Sebagian besar perokok aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
justru berasal dari golongan masyarakat menengah kebawah atau
berpenghasilan rendah. Dengan banyaknya masyarakat mengkonsumsi
rokok terutama masyarakat berpenghasilan rendah sedikit banyak juga ikut
serta menyumbang kemiskinan di Indonesia. Menurut BPS kemiskinan di
Indonesia dapat berkurang jika konsumsi rokok di Indonesia juga
berkurang.
Beberapa cara sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi
jumlah konsumsi rokok tersebut, salah satunya adalah dengan
diterbitkannya Undang-undang Cukai yang berisi tentang penetapan tarif
tembakau yang bertujuan untuk menurunkan konsumsi tembakau dan
mengendalikan distribusinya. Peningkatan tarif cukai tembakau adalah
cara yang paling efektif untuk mengurangi kerugian kesehatan dan
ekonomi akibat konsumsi tembakau. Tetapi tetap saja pada kenyataannya
konsumsi rokok di Indonesia tetap meningkat. Komoditas rokok Barber et
al (2008) merupakan barang normal karena semakin tinggi harga barang
tersebut maka jumlah permintaannya akan semakin berkurang. Akan tetapi
pengaruh kenaikkan harga terhadap permintaan rokok diperkirakan kecil,
artinya elastisitas permintaan karena harganya kecil, karena barang
tersebut bersifat adiktif (Hidayat & Thabrany 2010).
G. Kebijakan Mengatasi Konsumsi Rokok yang Tinggi
Tingginya tingkat konsumsi rokok oleh masyarakat cukup
membuat resah pemerintah karena dapat meyebabkan berbagai macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
masalah, dari masalah kesehatan hingga masalah ekonomi dalam
masyarakat. Karena tingkat konsumsi rokok yang relatif tinggi pemerintah
telah memberikan beberapa kebijakan dan solusi agar tingkat konsumsi
rokok dapat berkurang, salah satu kebijakannya seperti yang tercantum
dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi kesehatan yang
terdapat dalam pasal 114 bahwa setiap orang yang memproduksi atau
memasukkan rokok ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan
kesehatan.
Dalam peringatan kesehatan ini produsen dapat mencantumkan
bahaya yang ditimbulkan dari mengkonsumsi rokok seperti, penyakit apa
saja yang dapat timbul jika mengkonsumsi rokok dan produsen dapat pula
mencantumkan gambar yang menjelaskan bahaya apa saja yang
ditimbulkan dari mengkonsumsi rokok tersebut.
Selain kebijakan diatas pemerintah juga sudah mulai melakukan
beberapa hal yang diharapkan dapat menurunkan tingkat atau jumlah
konsumsi rokok oleh masyarakat, antara lain :
1. Menaikkan harga rokok.
2. Membatasi produksi rokok dalam jumlah besar.
3. Melakukan penyuluhan ketengayh masyarakat secara intensif dengan
berbagai media.
4. Menetapkan peraturan yang lebih ketat terhadap segala bentuk iklan,
sponsor dan sarana promosi lainnya terutama didaerah yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
terdapat industri rokok dan bukan penghasil tembakau, karena akan
membebani anggaran pemerintah daerah dalam menanggulangi
dampak buruk akibat rokok.
H. Hal yang Dilakukan Perokok Jika Dikeluarkannya Kebijakan
Menaikkan Harga Rokok
Baru-baru ini pemerintah telah mengeluarkan wacana bahwa harga
rokok akan dinaikkan menjadi Rp. 50.000,- per bungkus. Wacana tersebut
dikeluarkan dengan banyak pertimbangan salah satunya yaitu jumlah
perokok di Indonesia sudah mencapai angka yang sangat tinggi yaitu
mencapai 34-35% dari jumlah penduduk. Dengan menaikkan harga rokok
pemerintah berharap nantinya jumlah perokok di Indonesia akan
berkurang.
Respon masyarakat terutama perokok sangat menentang akan
adanya wacana tersebut. Wacana kenaikkan ropkok berawal dari penelitian
yang dilakukan oleh Profesor Hasbullah Yhabrany, Kepala Pusat Kajian
Ekonomi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu meminimalisir jumlah perokok di
Indonesia terutama pelajar dan kalangan yang perekonomiannya
menengah kebawah (kalangan miskin). Dari penelitian yang dilakukan
sejak Desember 2015 sampai Januari 2016 memeperoleh hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berasal dari responden sejumlah 1000 orang, 82% responden setuju jika
harga rokok dinaikkan.
Wacana tersebut telah menimbulkan pro dan kontra dikalangan
masyarakat, ada beberapa masyarakat yang setuju jika harga rokok
dinaikkan dan adapula yang tidak setuju terutama dari kalangan perokok
dengan penghasilan rendah. Ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi
jika harga rokok dinaikkan, salah satunya adalah sebagai berikut :
1. Mengkonsumsi rokok dari hasil penanaman tembakau sendiri.
2. Membeli rokok ilegal yang tidak membayar cukai pada negara.
Ketika konsumsi rokok ilegal meningkat maka jumlah produksi rokok
di perusahaan-perusahaan rokok ilegal akan meningkat yang menyebabkan
perusahaan legal akan mengalami kemerosotan dari segi produksi yang
mana akan mempengaruhi pendapatan negara. Akibat lain yang
ditimbulkan dari naiknya harga rokok adalah akan semakin banyak jumlah
pengangguran dikarenakan banyak pabrik legal yang mengalami
kebangruktan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan pabrik
tersebut, jika perusahaan bangkrut, maka perusahaan tentu akan
melakukan PHK terhadap karyawannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif karena suatu
metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada dan berlangsung saat ini atau saat yang lampau.
Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Penggambaran kondisi bisa individual atau menggunakan angka-angka
(Sukmadinata).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode survei
dipilih sebagai sumber data primer. Metode survei fokus pada
pengumpulan data responden yang memiliki informais tertentu sehingga
memungkinkan peneliti untuk menyelesaikan masalah. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan kuesioner atau angket.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat : Kecamatan Jetis, Bumijo, Pingit, Yogyakarta
2. Waktu : September 2018
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan jenis
pekerjaan sebagai tukang becak, tukang parkir, pedagang asongan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
daerah Kecamatan Bumijo Jetis Yogyakarta yang berjumlah 50 orang.
Objek penelitian yaitu perilaku konsumsi rokok pada masyarakat.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini yaitu pekerja berpenghasilan rendah
seperti buruh, tukang becak, tukang parkir, pedagang asongan.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan teknik non probability sampling yaitu
quota sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang
yang meliputi tukang becak, tukang parkir, pedagang asongan.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota
sampling. Quota sampling Menurut Margono (2004: 127)
dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah
kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional
Untuk memberikan pemahaman pada variabel penelitian ini maka,
variabel penelitian dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional
sebagai berikut.
a. Perilaku Konsumsi Rokok Masyarakat
Menurut Ogawa (dalam triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok
disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, akan tetapi dewasa
ini merokok disebut sebagai tobacco dependency yang dapat
didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang
menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus per hari, dengan
adanya tambahan distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan
tembakau secara berulang-ulang. Perilaku konsumsi rokok
dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu:
1) Perokok ringan : <6 batang per hari
2) Perokok sedang : 6-12 batang per hari
3) Perokok berat : 13-24 batang per hari
4) Perokok sangat berat : >24 batang per hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Biaya Konsumsi Rokok Per Bulan
Konsumsi menurut Mankiw (2000) “Konsumsi adalah
barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi terdiri
dari barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) pertama adalah
barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan
dan pakaian, Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods)
adalah barang yang dimiliki usia panjang seperti mobil, televisi,
alat-alat elektronik, Ketiga adalah jasa (Services) meliputi
pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan
perusahaan seperti potong rambut dan berobat ke dokter”.
Biaya konsumsi rokok yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah beban atau sejumlah uang yang digunakan seseorang untuk
membeli atau mengkonsumsi rokok per bulan. Berikut klasifikasi
biaya rokok yang dikeluarkan selama satu bulan berdasarkan
jumlah batang rokok yang dihabiskan :
1) < 6 batang per hari
2) 6-12 batang per hari
3) 13-24 batang per hari
4) >24 batang per hari
c. Proporsi Penghasilan yang Digunakan Untuk Konsumsi Rokok
Banyaknya rokok yang dikonsumsi oleh perokok mengakibatkan
banyaknya proporsi penghasilan yang dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhan merokok tersebut. Dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
proporsi penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok
diklasifikasikan menjadi (dalam presentase):
1) ,25% dari pendapatan
2) 25-50% dari pendapatan
3) 51-75% dari pendapatan
4) >75% dari pendapatan
d. Faktor pendorong Untuk Berhenti Merokok
Faktor pendorong seseorang untuk berhenti meorkok dapat berasal
dari beberapa faktor, dalam penelitian ini faktor tersebut
diklasifikasikan menjadi faktor ekonomi dan faktor kesehatan.
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini variable penelitian terdiri dari
merk rokok, biaya konsumsi dan harga rokok.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner. Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan tertulis kepda
responden untuk dijawab (Sugiono, 2012: 199). Dalam hal ini responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
hanya menjawab dengan cara member tanda tertentu pada alternatif
jawaban yang disediakan.
Untuk penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa
keusioner mengenai tanggapan masyarakat mnegenai rokok dan pola atau
kebiasaan mereka mengkonsumsi rokok.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk penelitian ini menggunakan teknik
diskriptif kuantitatif yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada
dengan menggambarkan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik
individu atau kelompok (Syamsudin & Damiyanti: 2011). Penelitian ini
menilai sifat dan kondisi yang tampak, tujuan dalam penelitian ini dibatasi
untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya. Tahap-
tahap pengolahan data hasil penelitian yaitu :
1. Pemeriksaan kelengkapan jawaban, yaitu data yang diperoleh akan
diperiksa kembali.
2. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing
jawaban.
3. Menghitung presentase dari jawaban responden dengan menggunakan
rumus.
Dimana :
P : Persentase
P = f/N x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
f : Frekuensi
N : Jumlah sampel yang diolah
4. Mendeskriptifkan hasil perhitungan jawaban yang telah dibentuk
kedalam bentuk presentase, sehingga mendapatkan penjelasan yang
kompleks untuk menjawab permasalahan yang ada.
H. Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1
Penelitian Terdahulu
No Nama/Judul Variabel & Alat Analisis Hasil
1 Surjono, Nasaruddin Djoko
dan Piping Setyo
Handayani. 2013. Dampak
Pendapatan dan Harga
Rokok Terhadap Konsumsi
Rokok Pada Rumah Tangga
Miskin di Indonesia. Badan
Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan Kementrian
Republik Indonesia.
Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan
Kementrian Keuangan
Pengeluaran rumah tangga,
harga-harga komoditi.
Linear Aproximation Almost
Ideal Demand System
(LA/AIDS)
Rokok merupakan barang
normal bagi rumah tangga
miskin, ketika ada kenaikan
pendapatan maka konsumsi
rokok akan meningkat.
Permintaan rokok pada rumah
tangga miskin bersifat
inelastis. Ketika terjadi kenikan
harga rokok, maka konsumsi
rokok pada rumah tangga
miskin berkurang sebesar
0,4204 persen (2008), 0,7040
(2009), dan 0,7799 (2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Republik Indonesia.
2 Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengeluaran konsumsi
rokok pada rumah tangga
miskin di Provinsi Aceh.
Penelitian ini dilakukan
oleh Haifa Sari, Sofyan
Syahnur, dan Chenny
Seftrarita dari Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh,
Fakultas Ekonomi &
Bisnis, Jurusan Ekonomi
Pembangunan.
metode yang digunakan
untuk analisis data
menggunakan OLS
(Ordinary Least Square)
dengan model regresi
linier berganda
Hasil penelitian tersebut
pengeluaran konsumsi rokok
pada rumah tangga miskin
pada tahun 2010
dipengaruhi oleh dua
variabel bebas yaitu
pendapatan rumah tangga
dan pengeluaran konsumsi
makanan tanpa rokok,
sedangkan pada tahun 2015
terdapat empat variabel
bebas yang berpengaruh
yaitu pendapatan rumah
tangga, pengeluaran
konsumsi makanan tanpa
rokok, pengeluaran
pendidikan dan pengeluaran
kesehatan. Kesimpulannya
pada tahun 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pengeluaran untuk
pendidikan dan kesehatan
tidak mempengaruhi secara
signifikan terhadap
pengeluaran konsumsi
rokok. Sedangkan tahun
2015 kedua variabel tersebut
berpengaruh secara
signifikan.
3 Analisis pengaruh
konsumsi rokok dengan
kemiskinan di Provinsi
Jawa Tengah. Penelitian
ini dilakukan oleh Agnes
Marisca Dianasari
Hasil penelitiannya ada
pengaruh positif dan
signifikan antara kemiskinan
dan konsumsi rokok, jika
pajak rokok naik maka
konsumsi rokok akan
menurun dan garis
kemiskinan serta pajak
rokok berpengaruh terhadap
tingkat konsumsi rokok
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada bulan September 2018 objek penelitian adalah
masyarakat di daerah Jetis, Bumijo, Pingit, Yogyakarta dengan sampel 50 orang.
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan instrument berupa
kuesioner kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
A. Diskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang
diperoleh dengan cara menyebarkan instrumen penelitian berupa kuesioner..
Berikut ini akan disajikan analisis deskriptif variabel.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada
dengan menggambarkan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik
individu atau kelompok (Syamsydin & Damiyanti: 2011). Penelitian ini
menilai sifat dan kondisi yang tampak, tujuan dalam penelitian ini dibatasi
untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya.Berikut
analisis deskriptif mengenai pola konsumsi rokok pada masyarakat
berpenghasilan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
a. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
NO. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki – laki 50 100%
2 Perempuan - -
JUMLAH 50 100%
Sumber : data primer, 2018
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden
yang mengkonsumsi rokok mayoritas adalah laki-laki dengan
jumlah 50 responden dari total 50 responden atau 100% responden
berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 4.2
Pekerjaan
NO Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 Tukang Parkir 25 50%
2 Tukang Becak 15 30%
3 Pedagang Asongan 10 20%
JUMLAH 50 100%
Sumber : data primer, 2018
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden
terbanyak adalah responden dengan pekerjaan tukang parkir
sebesar 50% dengan jumlah 25 orang responden. Sedangkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
jumlah terbanyak berikutnya adalah tukang becak dengan jumlah
15 orang responden, dan untuk jumlah terkecil adalah pedagang
asongan dengan jumlah 10 orang atau sebesar 20% dari jumlah
responden.
Tabel 4.3
Usia
NO Usia Frekuensi Persentase
1 20 tahun – 30 tahun 12 24%
2 31 tahun – 40 tahun 10 20%
3 41 tahun – 50 tahun 11 22%
4 50 tahun keatas 17 34%
JUMLAH 50 100%
Sumber : data primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa
pengkonsumsi rokok terbanyak adalah responden dengan rentan
usia sekitar 50 tahun ke atas dengan jumlah frekuensi sebanyak 17
orang dari total 50 orang responden. Sedangkan untuk urutan
kedua adalah perokok dengan rentan usia sekitar 20 tahun sampai
30 tahun dengan jumlah frekuensi sebanyak 12 orang dari total 50
orang responden. Untuk urutan berikutnya adalah perokok dengan
rentan usia antar 41 tahun sampai 50 tahun dan terakhir adalah
perokok dengan rentan usia sekitar 31 tahun sampai 40 tahun
dengan frekuensi sebanyak 10 orang dari total 50 orang responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa usia tidak
menentukan atau berpengaruh pada pola konsumsi rokok
seseorang, seseorang dengan usia lebih muda nyatanya merupakan
salah satu jumlah perokok terbanyak dalam penelitian ini.
Tabel 4.4
Usia dan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan
Total
Tukang
Parkir
Tukang
Becak
Pedagang
Asongan
Usia 20-30 tahun Count 7 2 3 12
% of
Total
14,0% 4,0% 6,0% 24,0%
31-40 tahun Count 3 6 1 10
% of
Total
6,0% 12,0% 2,0% 20,0%
41-50 tahun Count 6 4 1 11
% of
Total
12,0% 8,0% 2,0% 22,0%
50 tahun ke
atas
Count 9 3 5 17
% of
Total
18,0% 6,0% 10,0% 34,0%
Total Count 25 15 10 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
% of
Total
50,0% 30,0% 20,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perokok yang
berusia 20–30 tahun sebagian besar bekerja sebagai tukang parkir, pada
usia 31–40 tahun jenis perkerjaan terbanyak adalah tukang becak, pada
rentan usia 41–50 tahun jenis pekerjaan terbanyak adalah tukang parkir
dan terakhir pada rentan uisa 50 tahun ke atas jenis pekerjaan terbanyak
adalah sebagai tukang parkir dengan jumlah 9 orang.
b. Biaya konsumsi yang dikeluarkan per bulan
Tabel 4.5
Biaya Konsumsi Rokok per Bulan
No Jumlah Konsumsi Frekuensi Persentase
1 <6 batang 7 14%
2 6-12 batang 18 36%
3 12-24 batang 25 50%
4 >24 batang - -
JUMLAH 50 100%
Sumber : data primer, 2018
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat mengkonsumsi rokok sebanyak 12 sampai 24 batang per
harinya dengan persentase sebesar 50% dengan total responden
sebanyak 25 orang. Selanjutnya banyaknya rokok yang dikonsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
oleh masyarakat adalah sebanyak 6 sampai 12 batang per hari dengan
presentase sebesar 36% atau setara dengan 18 orang responden, dan
untuk urutan terakhir atau jumlah terkecil yang dikonsumsi oleh
masyarakat adalah kurang dari 6 batang per hari dengan presentase
sebesar 14% atau setara dengan 7 orang responden.
Tabel 4.6
Biaya Konsumsi Rokok dan Merk Rokok
merk_rokok
Total Mallboro Dunhil
Gudang
Garam LA Djarum
Merk
lainnya
Biaya_konsumsi < 6
batang
Count 5 2 0 0 0 0 7
% of
Total
10,0% 4,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 14,0%
6 - 12
batang
Count 1 3 4 5 3 2 18
% of
Total
2,0% 6,0% 8,0% 10,0% 6,0% 4,0% 36,0%
13 -
24
batang
Count 3 3 7 3 3 6 25
% of
Total
6,0% 6,0% 14,0% 6,0% 6,0% 12,0% 50,0%
Total Count 9 8 11 8 6 8 50
% of
Total
18,0% 16,0% 22,0% 16,0% 12,0% 16,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
Berdasarkan data hasil tabulasi di atas diketahui bahwa biaya
konsumsi rokok terbanyak adalah untuk membeli rokok dengan merk
Gudang Garam sebanyak 13–24 batang per hari atau setara dengan 2
bungkus rokok per hari, selanjutnya adalah merk rokok lainnya seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
rokok lintingan atau merk rokok dengan harga yang sangat murah
dikonsumsi oleh masyarakat sebanyak 13–24 batang per hari, dan
jumlah rokok yang paling sedikit dikonsumsi adalah mallboro dengan
jumlah kurang dari 6 batang rokok per hari.
Tabel 4.7
Biaya Konsumsi Rokok dan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan
Total
Tukang
Parkir
Tukang
Becak
Pedagang
Asongan
Biaya_konsumsi < 6 batang Count 3 2 2 7
% of
Total
6,0% 4,0% 4,0% 14,0%
6 - 12 batang Count 9 7 2 18
% of
Total
18,0% 14,0% 4,0% 36,0%
13 - 24
batang
Count 13 6 6 25
% of
Total
26,0% 12,0% 12,0% 50,0%
Total Count 25 15 10 50
% of
Total
50,0% 30,0% 20,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
Berdasarkan data tabulasi di atas, diketahui bahwa biaya
konsumsi berdasarkan jenis pekerjaan terbanyak adalah tukang parkir
dengan total rokok yang dihabiskan dalam sehari sekitar 13–24 batang
atau sekitar 2 bungkus rokok per hari. Berikutnya adalah tukang becak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dengan jumlah 6–12 batang rokok per hari dan terakhir adalah
pedagang asongan dengan jumlah rokok yang dikonsumsi sebanyak
13–24 batang per hari.
c. Jumlah penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok
Tabel 4.8
Proporsi Penghasilan yang Digunakan Untuk Konsumsi Rokok
No Pendapatan Frekuensi Persentase
1 <25% dari pendapatan 33 66%
2 25%-50% dari pendapatan 16 32%
3 51%-75% dari pendapatan 1 2%
4 >75% dari pendapatan - -
JUMLAH 50 100%
Sumber : data primer, 2018
Dari tabel di atas jumlah presentase pendapatan terbanyak yang
digunakan untuk membeli rokok dalam satu bulan adalah <25% dari
pendapatan dengan jumlah persentase sebesar 66% dari total 50
responden. Urutan kedua jumlah persentase pendapatan yang
digunakan untuk membeli rokok dalam satu bulan adalah 25% - 50%
dari pendapatan dengan jumlah persentase sebesar 32% dari total 50
orang responden atau sekitar 16 orang. Untuk urutan terakhir jumlah
persentase pendapatan yang digunakan untuk membeli rokok dalam
satu bulan adalah >75% pendapatan dengan jumlah persentase 2% dari
50 orang responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.9
Proporsi Penghasilan dan Biaya Konsumsi Rokok
Biaya_konsumsi
Total
<6
batang
6 - 12
batang
13 -
24
batang
Proporsi_penghasilan <25% dari
pendapatan
Count 3 15 15 33
% of
Total
6,0% 30,0% 30,0% 66,0%
25% - 50% dari
pendapatan
Count 3 3 10 16
% of
Total
6,0% 6,0% 20,0% 32,0%
51% - 75% dari
pendapatan
Count 1 0 0 1
% of
Total
2,0% 0,0% 0,0% 2,0%
Total Count 7 18 25 50
% of
Total
14,0% 36,0% 50,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
Jika kita bandingkan antara biaya konsumsi rokok dan proporsi
penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok maka diperoleh
data sebagai berikut masyarakat dengan proporsi penghasilan <25%
dari pendapatan menghabiskan sekitar 2 bungkus rokok tiap harinya,
sedangkan masyarakat dengan proporsi penghasilan 25% - 50% dari
pendapatan menghabiskan sekitar 2 bungkus rokok tiap hari, dan untuk
masyarakat dengan proporsi penghasilan 51% - 75% dari pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
hanya menghabiskan kurang dari 6 batang rokok per hari.
d. Faktor yang dapat mendorong seorang perokok berhenti merokok
Tabel 4.10
Faktor Pendorong Untuk Berhenti Merokok
No Penyebab Frekuensi Persentase
1 Faktor Ekonomi 31 62%
2 Faktor Kesehatan 19 38%
JUMLAH 50 100%
Sumber : data primer, 2018
Dari data di atas dapat diketahui jika alasan terbesar seorang
perokok memutuskan untuk berhenti merokok adalah karena faktor
ekonomi dengan jumlah persentase sebesar 62% atau setara dengan 31
orang dari total responden sebanyak 50 orang. Dan alasan kedua
adalah karena faktor kesehatan dengan jumlah persentase sebesar 38%
atau setara dengan 19 orang dari total responden sebanyak 50 orang.
Tabel 4.11
Usia dan Faktor Pendorong Berhenti Merokok
Faktor_pendorong
Total Faktor Eonomi Faktor Kesehatan
Usia 20 - 30 tahun Count 10 2 12
% of Total 20,0% 4,0% 24,0%
31 - 40 tahun Count 6 4 10
% of Total 12,0% 8,0% 20,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
41 - 50 tahun Count 5 6 11
% of Total 10,0% 12,0% 22,0%
50 tahun ke atas Count 10 7 17
% of Total 20,0% 14,0% 34,0%
Total Count 31 19 50
% of Total 62,0% 38,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil dari faktor
pendorong berhenti merokok berdasarkan usia didominasi karena
faktor ekonomi dengan jumlah masing-masing 10 responden pada
rentan usia 20–30 tahun, 6 responden pada rentan usia 31–40 tahun, 10
responden pada rentan usia 50 tahun ke atas. Dan untuk rentan usia
41–50 tahun faktor kesehatan menjadi faktor dominan untuk berhenti
merokok.
b. Penyebab masyarakat merokok
Tabel 4.12
Penyebab Masyarakat Mengkonsumsi Rokok
No Penyebab Frekuensi Persentase
1 Enak 27 54%
2 Ikut-ikutan 14 28%
3 Agar dianggap keren 4 8%
4 Iseng 5 10%
JUMLAH 50 100%
Sumber: data primer, 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden merokok karena merasakan enak atau nikmat dengan
frekuensi sebanyak 27 orang atau persentase sebesar 54%,
sedangkan sisanya merokok karena ikut-ikutan dengan persentase
sebesar 28% dengan frekuensi 14 responden dari jumlah responden
50 orang, berikutnya responden merokok karena iseng dengan
jumlah presentase sebesar 10% dengan frekuensi sebanyak 5 orang
dari jumlah responden 50 orang, dan penyebab terendah
masyarakat merokok adalah karena ingin dianggap keren dengan
jumlah persentase sebesar 8% atau setara dengan 5 orang
responden dari jumlah responden 50 orang.
Tabel 4.13
Penyebab Merokok dan Usia
Penyebab_Merokok
Total Enak
Ikut-
ikutan Keren Iseng
Usia 20 - 30
tahun
Count 4 4 4 0 12
% of
Total
8,0% 8,0% 8,0% 0,0% 24,0%
31 - 40
tahun
Count 7 2 0 1 10
% of
Total
14,0% 4,0% 0,0% 2,0% 20,0%
41 - 50 Count 4 5 0 2 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tahun % of
Total
8,0% 10,0% 0,0% 4,0% 22,0%
50 tahun
ke atas
Count 12 3 0 2 17
% of
Total
24,0% 6,0% 0,0% 4,0% 34,0%
Total Count 27 14 4 5 50
% of
Total
54,0% 28,0% 8,0% 10,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas diketahui data tentang penyebab
merokok dengan usia sebagai berikut: penyebab merokok pada
rentan usia 20–30 tahun adalah karena enak, ikut-ikutan, dan keren
dengan jumlah masing-masing 4 orang; sedangkan pada rentan usia
31–40 tahun penyebab merokok didominasi karena enak dengan
jumlah 7 orang; dan terakhir pada rentan uisa 50 tahun keatas
penyebab merokok didominasi karena enak dengan jumlah 12
orang.
d. Merk rokok yang banyak dikonsumsi masyarakat
Tabel 4.14
Merk Rokok yang Dikonsumsi Masyarakat
No Merk Frekuensi Persentase
1 Mallboro 9 18%
2 Dunhil 8 16%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3 Gudang Garam 11 22%
4 LA 8 16%
5 Sampoerna - -
6 Djie Sam Soe - -
7 Djarum 6 12%
8 Merk Lainnya 8 16%
JUMLAH 50 100%
Sumber : data primer, 2018
Dapat dilihat jika merk rokok yang terbanyak dikonsumsi
oleh masyarakat adalah rokok dengan merk gudang garam dimana
jumlah persentasenya sebesar 22% dengan jumlah 11 orang dari
total 50 orang responden, Sedangkan untuk urutan kedua merk
rokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan
rendah adalah mallboro dengan persentase sebesar 18% dengan
jumlah 9 orang dari total responden sebanyak 50 orang.
Urutan ketiga merk rokok yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat adalah dunhill, LA dan merk lainnya (merk local atau
rokok lintingan) dengan jumlah persentase sebesar 16% dengan
jumlah 8 orang dari total responden sebanyak 50 orang. Dan untuk
urutan terakhir merk rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat
adalah Djarum dengan jumlah persentase sebesar 12% dengan
jumlah 6 orang dari total responden 50 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.15
Merk Rokok dan Jenis Pekerjaan
merk_rokok
Total mallboro dunhil
gudang
garam LA djarum
merk
lainnya
pekerjaan pedagang
asongan
Count 1 3 2 0 2 2 10
% of
Total
2,0% 6,0% 4,0% 0,0% 4,0% 4,0% 20,0%
tukang
becak
Count 2 1 2 6 2 2 15
% of
Total
4,0% 2,0% 4,0% 12,0% 4,0% 4,0% 30,0%
tukang
parkir
Count 6 4 7 2 2 4 25
% of
Total
12,0% 8,0% 14,0% 4,0% 4,0% 8,0% 50,0%
Total Count 9 8 11 8 6 8 50
% of
Total
18,0% 16,0% 22,0% 16,0% 12,0% 16,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa merk rokok yang
sering dikonsumsi oleh masyarakat berdasarkan pekerjaan adalah
sebagai berikut: merk rokok yang sering dikonsumsi oleh tukang
parkir adalah gudang garam dengan total 7 orang, sedangkan merk
rokok yang sering dikonsumsi oleh tukang becak didominasi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
merk rokok LA dengan jumlah 6 orang, dan terakhir merk rokok
yang sering dikonsumsi oleh pedagang asongan adalah dunhill
dengan jumlah 3 orang.
Tabel 4.16
Merk Rokok dan Proporsi Penghasilan
merk_rokok
Total mallboro dunhil
gudang
garam LA djarum
merk
lainnya
proporsi_penghasilan < 25% dari
pendapatan
Count 4 5 8 7 3 6 33
% of
Total
8,0% 10,0% 16,0% 14,0% 6,0% 12,0% 66,0%
25% - 50%
dari
pendapatan
Count 4 3 3 1 3 2 16
% of
Total
8,0% 6,0% 6,0% 2,0% 6,0% 4,0% 32,0%
51% - 75%
dari
pendapatan
Count 1 0 0 0 0 0 1
% of
Total
2,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,0%
Total Count 9 8 11 8 6 8 50
% of
Total
18,0% 16,0% 22,0% 16,0% 12,0% 16,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data tentang merk rokok
yang sering dikonsumsi oleh masyarakat berdasarkan jumlah
proporsi penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok
sebagai berikut: masyarakat dengan jumlah proporsi pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
<25% lebih banyak mengkonsumsi rokok dengan merk gudang
garam sebanyak 8 orang lalu disusul dengan LA sebanyak 7 orang,
selanjutnya masyarakat dengan proporsi penghasilan 25% - 50%
lebih sering mengkonsumsi rokok dengan merk mallboro sebanyak
4 orang, dan masyarakat dengan proporsi penghasilan 51% - 75%
mengkonsumsi rokok dengan merk dunhill sejumlah 1 orang.
e. Perokok akan berhenti mengkonsumsi rokok pada tingkat
harga.
Tabel 4.17
Tingkat Harga Perokok akan Berhenti Merokok
No Tingkat Harga Frekuensi Persentase
1 Rp 20.000 – Rp 25.000 5 10%
2 Rp 26.000 – Rp 30.000 11 22%
3 Rp 31.000 – Rp 35.000 14 28%
4 >Rp 35.000 20 40%
JUMLAH 50 100%
Sumber : data primer, 2018
Dari tabel di atas persentase terbesar perokok akan berhenti
merokok terdapat pada tingkat harga >Rp 35.000 dengan jumlah
persentase sebesar 40% dari total 50 orang responden atau sekitar
20 orang. Urutan kedua presentase perokok akan berhenti merokok
terdapat pada tingkat harga Rp 31.000–Rp 35.000 dengan jumlah
persentase sebesar 28% dari 50 orang responden yakni sejumlah 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
orang, urutan ketiga pada tingkat harga Rp 26.000–Rp 30.000
dengan jumlah persentase sebesar 22% dari 50 orang responden
yakni sekitar 11 orang dan pada urutan terakhir perokok akan
berhenti merokok pada tingkat harga Rp 20.000–Rp 25.000 dengan
jumlah persentase sebesar 10% dari total 50 orang responden yakni
sekitar 5 orang.
Tabel 4.18
Tingkat Harga Rokok dan Jenis Pekerjaan
tingkat_harga_rokok
Total
Rp
20.000
- Rp
25.000
Rp
26.000
- Rp
30.000
Rp
31.000
- Rp
35.000
>Rp
35.000
pekerjaan tukang parkir Count 4 5 7 9 25
% of
Total
8,0% 10,0% 14,0% 18,0% 50,0%
tukang becak Count 1 5 4 5 15
% of
Total
2,0% 10,0% 8,0% 10,0% 30,0%
pedagang
asongan
Count 0 1 3 6 10
% of
Total
0,0% 2,0% 6,0% 12,0% 20,0%
Total Count 5 11 14 20 50
% of
Total
10,0% 22,0% 28,0% 40,0% 100,0%
Sumber: data primer, 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data tentang tingkat
harga rokok dan jenis pekerjaan sebagai berikut: masyarakat
dengan jenis pekerjaan sebagai tukang parkir, tukang becak, dan
pedagang asongan akan berhenti merokok pada tingkat harga rokok
mencapai lebih dari Rp 35.000 dengan jumlah masing-masing
responden sebanyak 9, 5, dan 6 responden.
B. Pembahasan
1. Biaya konsumsi rokok yang dikeluarkan per bulan
Dari prenelitian yang telah dilakukan dapat dilihat jumlah rokok
yang dikonsumsi oleh masyarakat terbanyak adalah sejumlah 12 sampai
24 batang per hari dengan persentase sebesar 50% yang berarti setengah
dari responden mengkonsumsi rokok sekitar 12 sampai 24 batang per
harinya atau sekitar 1 bungkus sampai 2 bungkus per harinya. Jika
dijumlahkan total pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan dalam sehari
adalah sekitar Rp 18.000 diambil dari harga merk rokok yang paling
banyak dikonsumsi oleh responden (Gudang Garam). Dalam sehari
perokok dapat menghabiskan sejumlah uang berkisar Rp 18.000 jika
diakumulasikan untuk sebulan jumlah yang dikeluarkan menjadi berkisar
antara Rp 540.000. Jumlah yang tidak sedikit tersebut adalah jumlah
minimal karena rokok dengan merk gudang garam termasuk dalam rokok
dengan harga yang cukup terjangkau. Jika kita hitung menggunakan harga
rokok yang paling tinggi yaitu rokok dengan merk Mallboro tentunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. Jika kita akumulasikan maka
akan diperoleh biaya sebesar Rp 24.000 sampai Rp 26.000 per hari jika
kita akumulasikan lagi dalam jangka waktu satu bulan maka akan
diperoleh biaya sebesar Rp 720.000 sampai Rp 780.000 per bulan.
Pengeluaran yang terhitung cukup mengejutkan atau cukup tinggi hanya
untuk biaya konsumsi rokok.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara biaya konsumsi dengan
jenis pekerjaan dan merk rokok dengan jenis pekerjaan, peneliti dapat
mengetahui perkiraan biaya konsumsi yang dikeluarkan oleh masyarakat
selama satu bulan. Pertama adalah tukang parkir, mereka dapat
mengkonsumsi rokok sekitar 13–24 batang per hari, jika dihitung
menggunakan harga merk rokok yang paling sering dikonsumsi (Gudang
Garam dan Mallboro) maka akan diperoleh hasil sebesar Rp 1.080.000 per
bulan dan Rp 2.880.000 per bulan. Sedangkan untuk tukang becak, mereka
dapat mengkonsumsi rokok sekitar 1-2 bungkus per hari, jika
diakumulasikan menggunakan harga rokok yang paling sering dikonsumsi
(LA) maka akan diperoleh nominal sebesar Rp 970.000 hingga Rp
1.140.000 per bulan. Terakhir adalah pedagang asongan, pedagang
asongan dapat mengkonsumsi rokok sekitar 2 bungkus per hari, jika
diakumulasikan menggunakan harga rokok yang paling sering dikonsumsi
maka diperoleh nominal sebesar Rp 1.080.000 per bulan. Dari hasil yang
sudah diperoleh menunjukkan bahwa biaya konsumsi yang dikelurakan
untuk membeli rokok terhitung cukup besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Jumlah atau proporsi penghasilan yang digunakan untuk membeli
rokok per bulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan proporsi penghasilan
terbanyak yang digunakan untuk membeli atau mengkonsumsi rokok
adalah < 25% dari pendapatan, ada beberapa responden yang masih
menyadari akan kebutuhan pokok yang seharusnya mereka penuhi.
Mereka mengatakan bahwa nomor satu tetap memenuhi kebutuhan pokok
dan sisanya digunakan untuk membeli rokok. Adapula beberapa responden
yang menggunakan 25% sampai 50% dari pendapatannya untuk membeli
rokok, dengan alasan rokok itu penting setara dengan kebutuhan pokok
lainnya, adapula yang mengatakan bahwa dengan merokok mereka
menjadi semangat bekerja dan jika tidak mengkonsumsi rokok mereka
menjadi lemas dan tidak bersemangat, jadi sebisa mungkin mereka tetap
mengutamakan rokok sebagai pengeluaran yang penting atau pokok.
Jika kita tabulasikan antara proporsi penghasilan dengan biaya
konsumsi maka kita akan mengetahui bahwa masyarakat dengan proporsi
pendapatan <25% menghabiskan setidaknya 1 sampai 2 bungkus rokok
per hari, sudah disebutkan sebelumnya bahwa perkiraan akumulasi
pengeluaran untuk konsumsi rokok dihitung dengan harga rokok yang
paling banyak dikonsumsi (Gudang Garam) diperoleh nomimal sebesar Rp
540.000. Jika dikatakan bahwa masyarakat mengalokasikan kurang dari
25% dari pendapatan mereka untuk merokok sejumlah Rp 540.000 maka
dapat diperkirakan total penghasilan mereka selama satu bulan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sekitar Rp 2.160.000, dengan jumlah tersebut tidak bisa dikatakan bahwa
mereka adalah masyarakat dengan penghasilan menengah kebawah.
Sedangkan untuk masyarakat dengan proporsi penghasilan 25% -
50% dari pendapatan dapat menghabiskan sekitar 2 bungkus rokok per
harinya. Jika diakumulasikan menggunakan harga rokok yang paling
banyak dikonsumsi (Gudang Garam) maka akan diperoleh nominal
sebesar Rp 1.080.000 per bulan. Maka dalam sebulan pendapatan mereka
adalah sekitar Rp 4.320.000, jumlah ini setara dengan penghasilan
karyawan ataupun PNS. Jika kita telaah kembali jumlah tersebut bukanlah
jumlah yang wajar untuk penghasilan seseorang dengan status ekonomi
menengah kebawah.
Selanjutnya adalah masyarakat dengan proporsi penghasilan 51% -
75% dari pendapatan hanya menghabiskan atau mengkonsumsi rokok
kurang dari 6 batang per hari, jika diakumulasikan akan diperoleh nominal
sebesar Rp 270.000 per bulan untuk konsumsi rokok. Maka dapat
diperkirakan bahwa penghasilan mereka hanya sebesar Rp 540.000 per
bulan, jumlah ini adalah jumlah yang layak untuk disebut sebagai
penghasilan dari masyarakat berpenghasilan rendah (dalam kriteria miskin
menurut BPS jumlah penghasilan dalam rumah tangga dikatakan miskin
jika kurang dari Rp 600.000 per bulan).
Banyaknya masyarakat yang memasukkan rokok sebagai salah satu
kebutuhan pokok mereka menyebabkan kondisi ekonomi mereka menjadi
tidak stabil, karena alokasi dana yang seharusnya digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mencukupi kebutuhan kebutuhan pokok mereka seperti sandang, pangan
dan papan kenyataannya malah digunakan untuk membeli sepuntung
rokok.
Penilitian ini tidak sejalan dengan penelian sebelumnya yang
dilakukan oleh Agnes Marisca Dianasari mahasiswi Universitas Negeri
Semarang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan. Dalam
penelitiannya disebutkan bahwa jika pajak rokok naik maka konsumsi
rokok akan menurun dan garis kemiskinan serta pajak rokok berpengaruh
terhadap tingkat konsumsi rokok masyarakat. Sedangkan dalam penilian
yang peneliti lakukan adanya kenaikan pajak atau harga rokok tidak terlalu
berpengaruh dengan jumlah konsumsi rokok.
3. Faktor yang mendorong perokok untuk berhenti merokok
Faktor terbesar yang menimbulkan rasa ingin berhenti merokok
adalah karena faktor ekonomi,alasan mereka memilih faktor ekonomi
menjadi faktor utama mereka ingin berhenti merokok adalah karena
banyak dari perokok yang mulai merasakan dampak dari banyaknya
penghasilan yang mereka gunakan untuk membeli rokok yang tentunya
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan pokok dalam keluarga. Selain
faktor ekonomi juga terdapat faktor kesehatan, ada beberapa responden
yang mengatakan bahwa faktor kesehatanlah yang menjadi faktor yang
mempengaruhi mereka untuk berhenti merokok. Alasannya karena
beberapa diantara mereka mulai merasakan dampak dari mengkonsumsi
rokok seperti, pernapasan yang mulai terganggu (paru-paru menajdi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sehat), karena rokok sendiri menyebabkan banyak penyakit seperti
penyakit jantung, paru-paru, kanker, impotensi dan sebagainya.
Sebenarnya banyak responden yang sudah mengetahui apa akibat
yang ditimbulkan dari mengkonsumsi rokok, seperti menyebabkan
berbagai macam penyakit dan membuat kondisi ekonomi dalam rumah
tangga menjadi tidak stabil karena banyaknya jumlah yang dikeluarkan
untuk membeli rokok tiap harinya. Beberapa diantara mereka juga
memiliki keinginan untuk berhenti merokok dengan berbagai alasan,
diantaranya adalah karena faktor ekonomi dan faktor kesehatan.
Tidak sedikit pula dari mereka yang menyangkal bahwa rokok
sama sekali tidak memberi dampak buruk bagi kesehatan atau kondisi
ekonomi mereka, bahkan ada yang beranggapan bahwa rokok dapat
menjadi obat dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker
karena menurutnya didalam rokok terdapat kandungan zat nikotin yang
dapat menangkal munculnya penyakit kanker. Walaupun banyak
responden yang telah mengetahui dampak negative dari mengkonsumsi
rokok, namun mereka tetap memilih untuk terus mengkonsumsi rokok
dengan berbagai alasan.
4. Penyebab masyarakat merokok
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penyebab terbesar
masyarakat merokok adalah karena mereka merasa rokok itu enak atau
nikmat dikonsumsi, alasan mereka mengatakan enak karena dengan
merokok dapat menghilangkan atau meringankan beban pikiran mereka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
memberikan inspirasi, menenangkan pikiran ketika sedang ada masalah
dan membuat ketagihan. Selain dikarenakan enak, alasan lainnya adalah
ikut-ikutan teman atau lingkungan mereka tinggal, lingkungan tempat
tinggal atau tempat bekerja sangatlah berpengaruh terhadap pola hidup
mereka atau kebiasaan merokok mereka. Adapula yang mengatakan alasan
mereka merokok adalah karena iseng, awalnya mereka melihat teman yang
merokok dan akhirnya mereka mencoba untuk ikut merokok, setelah
merasakan seperti apa rasanya rokok akhinya menjadi ketagihan.
Berdasarkan data tabulasi silang antara penyebab merokok dengan
usia responden diketahui bahwa pada rentan usia 20–30 tahun alasan
mereka merokok adalah karena enak, pada rentan usia 31–40 tahun alasan
mereka merokok juga didominasi karena enak selanjutnya karena iseng
dan ikut-ikutan, pada rentan usia 41–50 tahun alasan mereka merokok
karena ikut-ikutan disusul karena enak dan iseng, terakhir adalah alasan
merokok pada rentan usia 50 tahun keatas dikarenakan menurut mereka
mengkonsumsi rokok itu enak dengan total responden terbanyak yaitu 12
responden. Berdasarkan data yang diperoleh tidak ada yang memilih
alasan merokok dikarenakan ingin dianggap keren.
Saat ini merokok bukanlah suatu hal aneh melainkan suatu hal
yang wajar kita lihat sehari-hari, banyak orang yang merokok mulai dari
orang muda hingga tua, dari golongan orang berada hingga golongan
orang tidak berada. Seakan-akan rokok adalah makanan wajib bagi
beberapa orang, mereka mengkonsumsi rokok layaknya mengkonsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
makanan pokok sehari-hari. Banyak penyebab seseorang mengkonsmsi
rokok, diantaranya karena adanya faktor dari dalam dan dari luar. Faktor
dari dalam meliputi faktor pengaruh dari orang tua, pengaruh dari teman
dan faktor kepribadian, sedangkan pengaruh dari luar meliputi faktor dari
iklan rokok di masyarakat.
5. Merk rokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat
Di Indonesia terdapat enam perusahaan rokok yang menguasai pangsa
pasar, perusahaan tersebut meliputi PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT
Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Djarum, PT Bentoel Internasional
Investama Tbk (RMBA), PT Nojorono dan PT Wismilak Inti Makmur
(WIIM).
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan diketahui bahwa merk
rokok yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah rokok
dengan merk gudang garam dengan harga berkisar antara Rp 18.000 – Rp
25.000 . Untuk range harga tersebut rokok gudang garam tergolong rokok
yang harganya terjangkau untuk kalangan menengah kebawah. Dan untuk
range harga tertinggi rokok yang dikonsumsi adalah rokok dengan merk
mallboro dengan harga berkisar antara Rp 24.000-Rp 26.000 , dengan
harga yang cukup tinggi masih banyak masyarakat berpenghasilan rendah
yang tetap mengkonsumsi rokok dengan merk tersebut dengan berbagai
alasan salah satunya adalah karena selera.
Jika dikategorikan kembali merk rokok yang sering dikonsumsi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
masyarakat berdasarkan usia dan jenis pekerjaan maka akan diperoleh
hasil sebagai berikut: merk rokok yang paling banyak dikonsumsi oleh
tukang parkir adalah Gudang Garam dan Mallboro dengan jumlah 7 dan 6
responden dengan rentan usia antara 31–50 tahun keatas, selanjutnya merk
rokok yang sering dikonsumsi oleh tukang becak adalah LA dengan
jumlah 6 responden dengan rentan usia antara 20–50 tahun, dan terakhir
adalah merk rokok yang sering dikonsumsi oleh tukang becak adalah
Dunhil dengan jumlah 3 orang responden dengan rentan usia antara 20–50
tahun. Untuk rentan usia 20–30 tahun dan 31–40 tahun merk rokok
Gudang Garam dan Dunhill tidak dikonsumsi sama sekali oleh
masyarakat.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok yang cukup
tinggi dengan menempati peringkat ketiga diseluruh dunia setelah India
dan Cina. Dengan keadaan yang seperti ini banyak produsen yang
memanfaatkan keadaan ini dengan berbondong-bondong memproduksi
berbagai macam jenis dan merk rokok. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa
sebagian besar pendapatan negara berasal dari bea cukai rokok, hal ini
juga mempersulit pemerintah untuk meminimalisir kebutuhan rokok
masyarakat. Berikut beberapa daftar harga rokok di Indonesia:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.19
Harga Rokok
No Merk Rokok Harga Rokok
1 LA Rp 19.000 – Rp 21.000
2 Gudang Garam Rp 18.000 – Rp 25.000
3 Djarum Rp 15.000 – Rp 12.000
4 Djie Sam Soe Rp 14.000 – Rp 17.000
5 Sampoerna Rp 15.000 – Rp 20.000
6 Dunhil Rp 18.000 – Rp 20.000
7 Mallboro Rp 24.500 – Rp 25.800
8 Merk Lainnya -
Sumber : data primer, 2018
6. Perokok akan berhenti merokok pada tingkat harga
Selain dikarenakan faktor ekonomi dan faktor kesehatan, perokok
akan berhenti merokok jika harga rokok dinaikkan atau ditingkatkan pada
tingkat harga tertentu. Sebelumnya ramai dikatakan bahwa harga rokok
akan dinaikkan menjadi seharga Rp 50.000 per bungkusnya. Hal tersebut
dilakukan karena pemerintah mulai khawatir dengan banyaknya jumlah
perokok di Indonesia.
Dengan adanya kenaikan harga rokok sebenarnya tidak terlalu
memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah. Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui sebanyak 20
responden dari total 50 respoden akan tetap mengkonsumsi rokok jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
harga rokok dinaikkan menajdi lebih dari Rp 35.00 per bungkus. Jika
diklasifikan berdasarkan jenis pekerjaan makan akan diketahui berapa
jumlah responden yang akan berhenti merokok pada tingkat harga tertentu,
pertama adalah tukang parkir, jika harga rokok dinaikkan menjadi lebih
dari Rp 35.000 per bungkus sebanyak 9 orang memelilih untuk berhenti
membeli rokok. Selanjutnya adalah tukang becak, jika harga dinaikkan
menjadi lebih dari Rp 35.000 per bungkus sebanyak 5 orang memilih
untuk berhenti merokok dan terakhir adalah pedagang asongan, pada
tingkat harga rokok mencapai lebih dari Rp 35.000 maka mereka akan
berhenti merokok dengan total responden 6 orang.
Hal ini membuat kita bertanya kenapa masyarakat sangat berani
mengelurakan begitu banyak uang hanya untuk membeli rokok. Alasannya
adalah mereka tidak harus membeli rokok langsung satu bungkus, tetapi
mereka dapat membeli rokok dengan cara eceran, jadi harga berapapun
tidak masalah selama rokok masih dijual dan dapat dibeli secara eceran.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Nasruddin Djoko Surjono, Piping Setyo Handayani tahun 2013 dengan
judul dampak pendapatan dan harga rokok terhadap tingkat konsumsi
rokok pada rumah tangga miskin di Indonesia, dalam penelitian tersebut
dikatakan bahwa permintaan rokok pada rumah tangga miskin bersifat
inelastis. Ketika terjadi kenikan harga rokok, maka konsumsi rokok pada
rumah tangga miskin berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pola konsumsi
rokok pada masyarakat berpenghasilan rendah di Yogyakarta, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Biaya konsumsi yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk
mengkonsumsi rokok selama satu bulan sebesar Rp 540.000.
2. Proporsi penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok (dalam
persentase) sebesar < 25% dari pendapatan.
3. Faktor yang dapat mendorong seorang perokok dapat berhenti
merokok paling banyak disebabkan oleh faktor ekonomi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, terdapat
beberapa saran yang ditemukan oleh penulis untuk pengkonsumsi rokok,
untuk pemerintah dan untu peneliti selanjutnya. Saran akan dikemukakan
penulis sebagai berikut:
1. Bagi Pengkonsumsi Rokok
a. Banyak akibat dari merokok yang sudah dikemukakan oleh
berbagai pihak, seharusnya dengan hal tersebut perokok dapat
mengerti apa saja bahaya yang ditimbulkan dari mengkonsumsi
rokok. Akibat dari merokok tidak hanya dirasakan oleh perokok itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sendiri tapi juga membahayakan bagi orang lain disekitar mereka
yang tidak merokok (perokok pasif). Diharapkan para perokok
lebih bijaksana dalam mengkonsumsi rokok selain demi kesehatan
diri sendiri juga demi kesehatan orang disekitar mereka.
b. Perokok harus bisa mengambil keputusan yang bijaksana dalam
mengalokasikan penghasilannya, diharapkan masyarakat perokok
lebih mengutamakan terlebih dahulu kebutuhan pokok dalam
rumah tangga.
2. Bagi Pemerintah
Banyaknya akibat dan dampak negatif dari mengkonsumi rokok
oleh masyarakat seharusnya membuat pemerintah menjadi lebih tegas
dalam membuat perturan tentang larangan merokok. Jika sudah dibuat
perundang-undangan tentang larang mengedarkan dan mengkonsumsi
rokok seharusnya peraturan dilaksanakan dengan tegas, tidak hanya
sekedar mebuat peratura. Pemerintah dimohon untuk memberikan
sanksi yang tegas untuk para pelanggar peraturan tersebut agar mereka
mendapat efek jera dari perbuatannya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Sebaiknya peneliti selanjutnya lebih memperhatikan dan
memodifikasi instrumen penelitian dengan yang lebih mudah
dimengerti oleh responden, misalnya dengan menggunakan bahasa
yang lebih ringan dan mudah dimengerti oleh responden. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
peneliti harus melakukan pendampingan kepada responden dalam
mengisi kuesioner atau melakukan wawancara.
b. Sebaiknya peneliti lebih memperhatikan tentang variable-variabel
yang disebutkan, agar nantinya diperoleh data yang konkrit.
C. Keterbatasan
Peneliti sudah berusaha melakukan penelitian semaksimal mungkin
dalam melakukan penelitian, tetapi peneliti menyadari sepenuhnya bahwa
penelitian yang berjudul pola konsumsi rokok masyarakat berpenghasilan
rendah di Kota Yogyakarta tidak lepas dari berbagai keterbatasan, yaitu:
1. Pengolahan data menggunakan tenik analisis deskriptif sehingga
peneliti tidak dapat mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh
signifikan terhadap perilaku merokok di kalangan masyarakat
berpenghasilan rendah.
2. Sebagian responden keberatan mengisi kuesioner karena alasan tidak
dapat membaca dan tidak paham dengan hal-hal yang ditanyakan
sehingga peneliti perlu membantu mengisi kuesioner sesuai dengan
hal-hal yang diungkapkan responden meskipun bisa jadi ada unsur
subjektif sesuai pemahaman peneliti.
3. Ada kemungkinan responden tidak memahami pertanyaan mengenai
jumlah proporsi penghasilan.
4. Dalam penelitian tidak ada data mengenai hasil pendapatan dari
responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan, A. 2006. “Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Merokok
Individu: Analisis Data Susenas 2004”. Tesis, Jakarta: Universitas
Indonesia.
Anwar, Khairil. 2007. “Analisis Determinan Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga Masyrakat Miskin Di Kabupaten Aceh Utara”. Tesis. Medan:
Magister Ekonomi Pembangunan USU.
BPS Daerah Istimewa Yogyakarta.2018. Penduduk Miskin Menurut
Kabupaten/Kota di Yogyakarta tahun 2013-2015. BPS. Daerah Istimewa
Yogyakarta
BPS .2018. Konsep Kemiskinan. Daerah Istimewa Yogyakarta.
Chriswardani, et al. 2012. Konsumsi Rokok Rumah Tanga Miskin di Indonesia
dan Penyusunan Agenda Kebijakan. Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia, Vol. 1 No. 2: hal. 69-76.
Dumairy.1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta:Erlangga
Firdaus, M. dan Tri. S. 2010. Kemiskinan dan Tingginya Konsumsi Rokok: Faktor
Penyebab Sulitnya Implementasi Green Economic di Pulau Jawa.
Diunduh tanggal 8 Juni 2018 Jam
09.10,http://fem.ipb.ac.id/b/orange%20book%203-
green%20economykemiskinan%20dan%20tingginya%20konsumsi%20rok
ok.pdf.
Kemenkes, 2015. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Perilaku Merokok.
Komasari dan Helmi, F. 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada
Remaja. Jurnal Psikologi.
Kementrian Kesehatan. Infodatin. Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. Kementrian Keseharan Republik Indonesia.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Marisca, Agnes. 2016. “Analisis Pengaruh Konsumsi Rokok dengan Kemiskinan
Di Provinsi Jawa Tengah”
Nasruddin, D.S dan Piping S.H. 2013. Dampak Pendapatan dan Harga Rokok
terhadap Tingkat Konsumsi Rokok pada Rumah Tangga Miskin di
Indonesia. Jurnal BPPK, Volume 6 Nomor 2,2013. hal. 19-34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Purbasari, Triasgani. 2007. “Strategi pemasaran dalam meningkatkan volume
penjualan pada perusahaan rokok Pt. Djarum Kudus”. Thesis. Program
Pascasarjana Magister Manajemen.
Riskesdas. 2013. Laporan Propinsi Jawa Tengah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Ruhyana, Nugrahana Fitria. “Konsumsi rokok kepala rumah tangga dan
kebutuhan dasar rumah tangga miskin di Indonesia. Tim Website Bappeda
Kabupaten Sumedang.
Salim, Dharmawan. 2013. “IMC: Promosi, Iklan dan Sponsor Rokok Strategi
Perusahaan Menggiring Remaja untuk Merokok.”
Sugiono, Rusdin. 2018. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung:Alfabeta
Suhendra. 2016. Dekatnya Rokok dengan Si Miskin. https://tiro.id/dekatnya-
rokok-dengan-si.miskin-beYv. Diakses 27 Maret 2018
Sukmadinata, N. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya
Surjono, Nasaruddin Djokok dan Piping Setyo Handayani. 2013. Dampak
Pendapatan dan Harga Rokok Terhadap Konsumsi Rokok Pada Rumah
Tangga Miskin di Indonesia. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Syamsudin dan Damaianti. (2011). Metode penelitian pendidikan bahasa.
Bandung: remaja rosdakarya.
Triyanti. 2006.Kebiasaan Merokok.http://triyanti.blogspot.com/2007/07/-
kebiasaan-merokok.html. Diakses pada tanggal 29 April 2018, pukul
11.10WIB
Ulfah, Rafiqah. 2012. Perkembangan Konsumsi Rokok di Kalangan Masyarakat
ekonomi Rendah. Diunduh tanggal 8 Juni 2018 Jam 11.00 WIB,
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/18/perkembangan-
konsumsi-rokok dikalangan-masyarakat-ekonomi-rendah/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
Berikut ini adalah kuesioner yang berkitan dengan penelitian mengenai
pola konsumsi rokok pada masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini
dilaksanakan guna memenuhi tugas akhir mahasiswa yaitu skirpsi. Oleh karena itu
saya mengharapkan kesedian bapak, ibu dan saudara/i untuk mengisi kuesioner
ini. Atas kesedian bapak, ibu dan saudara/i saya mengucapkan terimakasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Pekerjaan : a. Pedagang Asongan b. Tukang Parkir
c. Tukang Becak
Umur : a. 20 tahun – 30 tahun c. 41 tahun – 50 tahun
b. 31 tahun – 40 tahun d. 50 tahun ke atas
Alamat :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PERTANYAAN
Bapak/Ibu dan Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang telah tersedia.
1. Apakah anda seorang perokok aktif?
a. Ya
b. Tidak
2. sejak usia berapa anda mulai merokok?
a. < 12 tahun
b. 13-15 tahun
c. 16-18 tahun
d. > 18 tahun
3. Apa alasan anda merokok?
a. Enak
b. Ikut-ikutan
c. Agar dianggap keren
d. Iseng
4. Jenis rokok apa yang biasanya anda konsumsi?
a. Filter
b. Kretek
c. Lintingan
d. Cerutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
5. Merk rokok apa yang biasanya anda konsumsi?
a. Mallboro
b. Dunhil
c. Gudang Garam
d. LA
e. Sampoerna
f. Djie Sam Soe
g. Djarum
h. Merk lainnya
6. Berapa banyak rokok yang anda konsumsi dalam 1 hari?
a. < 6 batang
b. 6-12 batang
c. 12-24 batang
d. > 24 batang
7. Apakah ada manfaat yang anda dapatkan dari merokok? (jika ya,
pertanyaan dilanjutkan pada nomor 8)
a. Ya
b. Tidak
8. Manfaat atau efek positif apa yang anda dapatkan dari merokok? ( boleh
lebih dari satu jawaban )
a. Menjadi lebih percaya diri
b. Menenangkan pikiran
c. Menjadi lebih keren
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
d. Menghilangkan rasa stres
e. Lainnya
9. Menurut anda apa dampak negatif dari merokok? ( boleh lebih dari satu
jawaban )
a. Tidak ada
b. Menghabiskan uang
c. Merusak tubuh
d. Membuat ketagihan
e. Lainnya
10. Penyakit apa saja yang anda ketahui sebagai dampak dari merokok?
a. Kanker
b. Jantung
c. Paru-paru
d. Impotensi
e. Semuanya
11. Apakah anda pernah mengikuti seminar/diskusi/penyuluhan tentang rokok
di lingkungan anda ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
12. Berapak jumlah pengeluaran yang anda gunakan untuk membeli rokok?
a. < 25% dari penghasilan
b. 25% - 50% dari penghasilan
c. 51% - 75% dari penghasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
d. > 75% dari penghasilan
13. Apakah anda memiliki keinginan untuk berhenti merokok?
a. Ya
b. Tidak
14. Jika anda memiliki keinginan untuk berhenti merokok,faktor apa yang
membuat anda berhenti merokok ? ( boleh lebih dari satu )
a. Faktor ekonomi
b. Faktor kesehatan
15. Jika harga rokok dinaikkan 50% apakah anda akan berhenti merokok?
(jika ya, pertanyaan dilanjutkan pada nomor 16)
a. Ya
b. Tidak
16. Pada tingkat harga berapa anda akan berhenti merokok?
a. Rp.20.000 – Rp.25.000 per bungkus
b. Rp.26.000 – Rp.30.000 per bungkus
c. Rp.31.000 – Rp.35.000 per bungkus
d. > Rp.35.000 per bungkus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN II
PENGOLAHAN DATA
RESPONDEN SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 A D D A G C A D B E B A A A A D
2 A B A D G C A B A E B A A A A D
3 A C B A H C B B B E B B B A A D
4 A B C B H B A A E B B A A A B D
5 A A A D H A A B D E A A A B A D
6 A B B A A C A B C C B B A B A D
7 A B B A C B B E C E A A A A A A
8 A C A A B B A B C E B B A A A D
9 A B A A D C B E B E B B A A B C
10 A B A A A C A D C E A B A B A C
11 A B A A C B A D C E B A A B B B
12 A B A A C C A D E E B C B B A D
13 B C D A D B B E E E B A A A A C
14 A C D A G B A A B C A A A A A C
15 A C A A C B B E C E B A A A A D
16 A B B A H C A B D E B A B A A A
17 A C B A D C A B C B B B A B A C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
18 A A A A B A B B D E B A A B B C
19 A B A A C C A A C E B A A B A B
20 A B A A A C A A B E B B A A B C
21 A A B A B B B B C E B A A A A B
22 A B A A D B B B C E B A A B B B
23 A B A A C B A D C E B A A B B B
24 A B B A A C A D C E A B A A A C
25 B C A A A A B B B E B A A A A A
26 A C A A B B A B C E B B A A A D
27 A B B A C B B E C E A A A A A A
28 A B B A A C A B C C B B A B A D
29 A A A D H A A A B D E A A A B D
30 A B C C H B B E A E B B A A B D
31 A C B A H C B B B E B B B A A D
32 A B A A G C A D A E B A A A A D
33 A D D A G C A D B E B A A A A D
34 A B A A D B B B C E B A A B B B
35 A A A B B B B B E B A A A A A B
36 A B A A A C A A B E B B A A B C
37 A B A A C C A A C E B A A B A B
38 A A A A B A B B D E B A B B B C
39 A C B A D C A B C B B B A B A C
40 A B B A H C A B D E B A B A A A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
41 A C B A D C A B C B B B A B A C
42 A A A A B A B B D E A A B B B C
43 A B A A C C A A C E B A A B A B
44 A B A A A C A D B E B B A A B C
45 A A B A B B B B B E B A A A A B
46 A B A A D B B B C E B A A B B B
47 A D A A C A B B A B A A A A A D
48 A B A A G C A B A E B A A A A D
49 A B C A H B A A E B B A A A B D
50 A B D A A C A B C C B A B A A D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
NO OPSI
JUMLAH A B C D E F G H
1 49 1 50
98% 2% 100%
2 8 28 11 3 50
16% 56% 22% 6% 100%
3 27 14 4 5 50
54% 28% 8% 10% 100%
4 44 2 1 3 50
88% 4% 2% 6% 100%
5 9 8 1 8 6 8 50
18% 16% 22% 16% 12% 16% 100%
6 7 18 25 50
14% 36% 50% 100%
7 32 18 50
64% 36% 100%
8 9 25 9 7 50
18% 50% 18% 14% 100%
9 4 12 22 7 4 50
8% 24% 45% 14% 8% 100%
10 7 4 3 36 50
14% 8% 6% 72% 100%
11 10 40 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
20% 80% 100%
12 33 16 1 50
66% 32% 2% 100%
13 42 8 50
84% 16% 100%
14 31 19 50
62% 38% 100%
15 35 15 50
70% 30% 100%
16 5 11 14 20 50
10% 22% 28% 40% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
KARAKTERISTIK RESPONDEN RESPONDEN
1. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 50 100%
Perempuan 0 0
JUMLAH 50 100%
2. Usia
Usia Frekuensi Persentase
20 th - 30 th 12 24%
31 th - 40 th 10 20%
41 th - 50 th 11 22%
>50 th 17 34%
JUMLAH 50 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Tukang Becak 15 30%
Tukang Parkir 25 50%
Pedagang Asongan 10 20%
JUMLAH 50 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS SANATA DHARMAMrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002Te1p. (0274) 513301,515352,883037, Fax (0274) 562383
I(epada
Yth. Gubernur Daerah Istitnewa Yogyakarla
c/q. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESB,\NGPOL) DIY
Dengan honnat,
Deugan ini kami memohonkan izin bagi mairasiswa kami,
Nama : Cicilia Paramita Puspa AstriNo. Mahasisr.va : 131321012
Progam Studi : Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonorni
NomorLamp
Hal
Jumsan
Semester
Lokasi
WaktuTopik
, ?i?.L..rpnttiKaj ur/PlP S/.11: :../.llil X
: Proposal Per-relitian
: Permohonan lzin Penelitian
: Pendidikan Ihnu Pengetahuan Sosial
: 13 (Tiga Belas)
: .Jetis Bumrjo Pingit Yogyakarta
: Septen.rber 201 E
: Analisis Perilaku Konsumsi Rokok Pada 1v-.las1'arakat di
Kecamatan Jetis Bumijo Pingit Yogyakarta
Pembimbing :Y.M.V.Mudayen,S.Pd.,M.Scuntuk rnelaksanakan penelitian dalarr rangka persiapan penyusunan Skripsi
dengan ketentuan sebagai berikut:
Atas perhatian dan izinyangdiberikan, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 25 Agustus 201 8
Dekanurusan Penciidikan iPS
n Suratrio, S.Pd., M.Si.
Tembusan
1. Dekan FKIP
2. Mahasisrva ybs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI