hubungan antara dukungan keluarga dengan intensi …eprints.ums.ac.id/53378/11/naskah...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSI
BERHENTI MEROKOK PADA PEROKOK AKTIF
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh:
ATIKA HERAWATI F 100 130 044
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
I
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSI
BERIIENTI MEROKOK PADA PEROKOK AKTIF
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan oleh:
ATIKA IIERAWATIF 100 1230 044
Telah disetujui untuk dipertahankanDidepan dewan penguji
Oleh :
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
,r--tSusatvo Yurvono S. Psi. M.Si. Psi Surakarta,l T Mei 2017
F100130044
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSIBERHENTI MEROKOK PADA PEROKOK AKTIF
Disusutr oleh:
ATIKA HERAWATI
F 100 r30 044
Telah Disetujui untuk Dipertahankan di depan Dewan PengujiPada Tanggal 26 Mei 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Susatyo Yuwono S.Psi, M.Si, Psi
Penguji Pendamping I
Usmi Karyani S.Psi, M.Si, Psi
Penguji Pendamping II
Dr.Wirvien Dinar Pratisti, M.Si, Psi wSurakarta,26 Mei 2017
Universitas Muhamrradiyah Surakafi a
Fakultas Psikologi
rdiningsih, M.Si, Psi)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
pergunran tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya ata\t
pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diakui dalam naskah dan disebutkan dalarn daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pemyataan saya diatas,
maka akan saya petanggung j awabkan sepenuhnya.
ATIKA HERAWAI'IF 100 130 044
t
Surakarta,l T Mei 2017
1
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSI
BERHENTI MEROKOK PADA PEROKOK AKTIF
ABSTRAK
Perilaku merokok sangat mudah kita temui diberbagai tempat, seperti
instansi pemerintahan, tempat umum, maupun disekolah yang merupakan tempat
pendidikan. Kebiasaan perilaku merokok diawali saat usia remaja. Banyak kita
temukan remaja merokok masih mengenakan seragam sekolah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan intensi
berhenti merokok pada perokok aktif. Hipotesis yang diajukan yaitu ada
hubungan positif antara dukungan keluarga dengan intensi berhenti merokok pada
perokok aktif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunkanteknik studi populasi, dengan subjek 126 perokok
aktif Siswa SMK Sakti Gemolong yang tercatat dalam kasus pelanggaran
merokok diBK. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
menggunakan alat ukur skala dukungan keluarga dan skala intensi berhenti
merokok. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi r = 0,892
dengan signifikansi = 0.000 (p <0,01) yang artinya ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara dukungan keluarga dengan intensi berhenti merokok.
Sumbangan efektif dari kedua variabel ditunjukan oleh nilai R² = 0,892 yang
berati bahwa variabel dukungan keluarga mempengaruhi variabel intensi berhenti
merokok sebesar 79,5% dan 20,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dukungan
keluarga tergolong rendah dengan rerata empirik ( RE ) sebesar88,05 dan rerata
hipotetik ( RH ) sebesar 82,5. Sedangkan intensi berhenti merokok tergolong
rendah dengan rerata empirik ( RE) sebesar70,2 dan rerata hipotetik ( RH )
sebesar 60.
Kata kunci :Dukungan keluarga,Intensi, Berhenti merokok, Perokok aktif.
ABSTRACT
The behavior of smoking are so easy meet in a various places, like a
government places, public places and also school even it places of educating.
Habit of smoking behaviour beginning from teenagers. Many all of them we meet
in public places is a teenagers. This research aims to know the relationship
between family support with intetioni smoking cessation in smokers. The proposed
hypothesis that is there is a positive relationship between family support with
intention smoking cessation in smokers. The sampling techniques used in this
research is by either using a study population, techniques with the subject of 126
active smokers Student SMK SaktiGemolong in cases of violations of the smoking
in BK. These studies use quantitative methods with the use of a tool to measure
the scale of family support and scale intensi quit smoking. Based on the results of
the analysis of the data obtained coefficient correlation r = 0.892 with
significance = 0000 (p < 0.01) which means there is a very significant positive
relationship between family support with intention quit smoking. The effective
contribution of these two variables is indicated by the value of R ² = 0.892 which
means that the variable family support influencing variables intention quit
smoking of 79.5% and 20.5% is affected by other factors. Family support belongs
2
to the empirical average lower with (RE) sebesar88 .05 and average hipotetik
(RH) of 82.5. While the intention quit smoking belongs with the empirical mean
(RE) .2 the mean hipotetik and sebesar70 (RH) of 60.
Keywords: Family support, Intention, Stop Smoking, Active smoker.
1. PENDAHULUAN
World Health Organization(WHO) menjelaskan rokok menjadi penyebab
utama kanker di dunia. Survei dariWHO tahun 2015 8,2 juta orang meninggal
kerena penyakit kanker dan sebanyak 1,6 juta orang atau sekitar 20 persen
dari 8,2 juta orang mati karna perilaku merokok. Berdasarkan data WHO
terdapat 6 juta orang pada tahun ini yang akan meninggal akibat perilaku
merokok. Apabila pencegahan perilaku merokok tidak segera dilakukan,
kematian yang disebabkan oleh rokok akan semakin meningkat. Pada tahun
2030 WHO memprediksi sekitar 8 juta orang meninggal karena rokok (Ilham,
2015).
Perilaku merokok sangat mudah kita temui diberbagai tempat, seperti
instansi pemerintahan, pasar, tempat umum, maupun disekolah yang
merupakan tempat pendidikan. Kebiasaan perilaku merokok pada remaja
diawali saat usia remaja. Merokok pada kalangan remaja bukan hal
baru.Banyak kita temukan remaja SMA atau SMP merokok masih
mengenakan seragam sekolahnya, mereka menghisap tembakau bersama
teman-teman dan dilakukan secara sembunyi atau terang-terangan.Seringkali
perilaku merokok dilakukan oleh remaja dimulai di sekolah menengah atas
atau sebelumnya (Widiansyah, 2014).
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Sakti Gemolong Peneliti memilih
lokasi tersebut disebabkan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap guru BK selama satu semester 35% siswa mendapatkan sangsi
karena merokok di dalam sekolah, kemudian peneliti melakukan wawancara
terhadap siswa yang pernah mengkonsumsi rokok dan diperoleh pernyatan
bahwa 21% siswa menyatakan merokok karena ikut teman, 5% siswa
menyatakan ingin coba-coba, 2% siswa menyatakan ingin terlihat keren, 4%
3
siswa menyatakan karena ingin menghilangkan stress, dan 3% siswa
menyatakan karena orangtua juga merokok.
Fishbein dan Ajzen (dalam Indrawani, Mailani, dan Nilawati, 2014)
Intensi berhenti merokok adalah keinginan kuat yang berasal dari individu
untuk menghentikan aktifitas merokok dan dilakukan secara sadar oleh
individu. Beberapa faktor yang mempengaruhi intensi menurut Fishbein dan
Ajzen (dalam Indrawani dkk, 2014) yaitu : 1) Sikap terhadap perilaku adalah
proses menilai yang sifatnya rahasia dari seseorang yang bersangkutan, yang
menyangkut pengetahuan dan keyakinan perilaku tersebut yang dilihat dari
baik buruk serta keuntungan dan manfaatnya.Sikap terhadap perilaku
merupakan derajat penilaian positif atau negatif terhadap perwujudan perilaku
tertentu. Individu memiliki sikap positif terhadap perilaku bila mempunyai
keyakinan dan penilian yang positif terhadap hasil dari tindakan tersebut.
Sebaliknya, sikap terhadap perilaku negatif jika keyakinan dan penilaian
terhadap hasil perilaku negatif. 2) Norma subyektif, perilaku yang
mencerminkan pengaruh sosial, yaitu persepsi individu terhadap tekanan yang
berasal dari sosial untuk menentukansuatu tingkah laku. Norma subjektif
ditentukan oleh keyakinan normatif (normative beliefs) mengenai harapan-
harapan kelompok acuan atau orang tertentu yang dianggap penting terhadap
individu dan motivasi individu untuk memenuhi atau menuruti harapan
tersebut (motivations to comply). Keyakinan normatif diperoleh dari
informasi orang yang berpengaruh (significant others) tentang apakah
individu perlu, harus, atau dilarang melakukan perilaku tertentu dan dari
pengalaman individu yang berhubungan dengan perilaku tersebut. 3) Persepsi
kontrol perilaku adalah kemampuan seseorang atau ketidakmampuan
seseorang untuk menampilkan seberapa sulit atau mudah menampilkan
perilaku tersebut.
Aspek dalam intensi menurut Fishbein dan Ajzen (dalam Fajrin, 2015)
adalah: aspek perilaku (behaviour), adalah perilaku spesifik yang akan
ditimbulkan pada suatu hari atau perilaku secara nyata.Aspek sasaran (target)
suatu objek menjadi target dalam suatu perilaku spesifik atau perilaku yang
4
diinginkan. Aspek situasi ( situation)adalah lokasi dimana perilaku dapat
dilakukan atau diwujudkan, dan aspek waktu (time), yaitu terjadinya waktu
perilaku.
Keluarga adalah anggota pertama yang dapat memberikan berbagai
dukungan yaitu dukungan sosial, emosional, finansial salah satunya yaitu
dukungan dalam berhenti merokok. Keluarga dapat menjadi sumber informan
yang baik tentang bahaya merokok dan memberikan fasilitas terbaik untuk
pemeriksaan kesehatan dalam upaya memperbaiki hidup untuk bebas rokok
demi kesehatan dimasa depan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan
keluarga dalam berhenti merokok, yaitu : empati, ikut merasakan apa yang
dirasakan orang lain. Faktor norma dan nilai-nilai sosial berguna
membimbing seseorang untuk menjalankan kewajiban selama hidup. Faktor
pertukaran sosial merupakan, hubungan yang terjadi secara timbal balik
antara perilaku sosial dan cinta, pelayanan, informasi. Jika hubungan
seimbangan maka akan menghasilkan hubungan interpersonal yang sangat
memuaskan (Sarafino, 2006). Sarafino (dalam Kumalasari dan Ahyani, 2012)
mengemukakan dukungan sosial yang diberikan keluarga untuk berhenti
merokok meliputi empat aspek, diantaranya: Aspek dukungan emosional
yang berkaitan dengan ekspresi terhadap rasa empati dan perhatian individu.
Aspek dukungan yang berupa penghargaan melibatkan suatu ekpresi
pernyataan persetujuan dan memberikan penilian terhadap ideide,perasaan,
dan performa secara positif. Aspek dukungan instrumentalyang melibatkan
bantuan secara langsung. Dan Aspek dukungan Informasi yang berupa
informasi berupa saran,pengarahan, serta umpan balik cara memecahkan
permasalahan.
Tujuan dari peneliti untuk mengetahui hubungan antara
dukungankeluarga dengan intensi berhenti merokok pada perokok aktif. Serta
penulis ingin membuktikan hipotesis yaitu:ada Hubungan positif antara
dukungan keluarga dengan intensi berhenti merokok pada perokok aktif.
Artinya makin tinggi dukungan keluarga maka akan makin tinggi pula intensi
berhenti merokok pada perokok aktif, sebaliknya. Jika semakin rendah
5
dukungan sosial maka semakin rendah pula intensi berhenti merokok pada
perokok aktif.
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Menggunakan alat ukur skala intensi berhenti merokok dan skala dukungan
keluarga. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan teknik analisis product
moment dari Carl Pearson dengan menggunakan bantuan program SPSS 16
For Windows dapat diketahui nilai koefisien korelasi (rxy) = 0,892 dengan
signifikan= 0,000; (p < 0,01) yang berarti terdapat hubungan positif yang
sangat signifikan antara dukungan keluarga dengan intensi berhenti merokok.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yaitu
adanya hubungan positif yang signifikan dapat dijelaskan bahwa semakin
tinggi dukungan keluarga maka akan semakin tinggi intensi berhenti
merokok, begitu juga sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga maka
akan semakin rendah intensi berhenti merokok.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Seatlle (dalam
Ardini & Hendriani, 2012) bahwa program kegiatan untuk penghentian
perilaku merokok membutuhkan biaya yang mahal atau sebagian besar
penduduk tidak dapat menjangkau, sehingga keluarga dan teman berperan
penting untuk mendukung perokok yang ingin berhenti merokok.
Fishbein dan Ajzen (dalam dkk, 2014) mendefinisikan Intensi berhenti
merokok adalah keinginan kuat yang berasal dari individu untuk
menghentikan aktifitas merokok dan dilakukan secara sadar oleh individu.
Dukungan sosial keluarga yaitu suatu proses yang terjadi dalam hidup
seseorang, yang memiliki sifat dan tipe dukungan sosial yang bermacam-
macam atau bervariasi pada tahap kehidupan suatu keluarga (Sarafino, 2006).
Sehingga individu yang mendapat dukungan keluarga akan mampu
menghentikan perilaku merokok, karena merasa mendapatkan perhatian dan
dorongan dari keluarga.
Hasil analisis variabel dukungan keluarga memiliki rerata empirik ( RE ) =
88,05 dan rerata hipotetik ( RH ) = 82,5 yang berarti variabel dukungan
6
keluarga termasuk dalam kategori rendah dengan frekuensi responden sebesar
41,26 % (52 orang). Rendahnya dukungan keluarga disebabkan karena
kurangnya dukungan emosional seperti orangtua kurang memberikan
perhatian dan rasa aman atau nyaman, serta mampu mendengarkan cerita
orang lain. Tidak adanya penghargaan seperti halnya tidak pernah
memberikan persetujuan dan memberikan penilian terhadap ide- ide, perasaan,
dan performa secara positif, Kurangnya dukungan instrumental seperti halnya
tidak melibatkan bantuan secara langsung, seperti bantuan yang berupa
finansial atau bantuan untuk mengerjakan suatu tugas. Tidak memeberikan
dukungan informative yaitu kurangnya saran,pengarahan, serta umpan balik
cara memecahkan permasalahan (Sarafino, 2012).
Variabel Intensi berhenti merokok rerata empirik ( RE ) = 70,2 dan rerata
hipotetik ( RH ) = 60 yang berarti variabel intensi berhenti merokok termasuk
dalam kategori rendah dengan frekuensi responden sebesar 44,44 % (56
orang). Dampak yang diberikan oleh rendahnya dukungan keluarga dapat
berdampak pada rendahnya intensi berhenti merokok yaitu meliputi rendahnya
tindakan / perilaku yaitu perilaku spesifik yang akan ditimbulkan pada suatu
hari atau perilaku secara nyata, tidak ada target / sasaran yaitu objek tidak
memiliki target dalam suatu perilaku spesifik atau perilaku yang diinginkan.
Tidak melihat Konteks / Situasi lokasi dimana perilaku dapat dilakukan atau
diwujudkan.Waktu yang lebih lama sehingga Intensi Berhenti Merokok
Rendah (Yuwono, 2014)
Hal ini didukung oleh penelitian Devitarani (2014) yang menunjukkan
intensi berhenti merokok baru sampai sebatas pada pikiran saja, mereka
menilai bahwa berhenti merokok itu baik dan memberikan hal baik bagi
dirinya serta mereka menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya (significant
person) memintanya untuk berhenti merokok, tapi mereka masih belum begitu
yakin akan kemampuannya menghadapi segala hambatan yang ada dalam
berhenti merokok.
7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis data diketahui bahwa Sumbangan efektif (SE) dukungan
keluarga dengan intensi berhenti merokok sebesar 79,5 % ditunjukkan oleh
koefiensi determinasi (r²) atau nilai R square sebesar 0,892. Hal ini berati
bahwa terdapat 20,5 % variabel lain yang mempengaruhi intensi berhenti
merokok diluar variabel dukungan keluarga.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan hasil penelitian ini
menunjukan bahwa dukungan keluarga memiliki pengaruh terhadap intensi
berhenti merokok pada perokok aktif.Hal ini diketahui dari hasil penelitian
yang menunjukan bahwa hasil hipotesis yang diajukan telah terbukti atau
diterima yaitu terdapat hubungan positif antara dukungan keluarga dengan
intensi berhenti merokok pada perokok aktif.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan, dapat
ditarik kesimpulan jika terdapat hubungan yang positif antara dukungan
keluarga dengan intensi berhenti merokok. Hal ini dapat diartikan bahwa
semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi pula intensi berhenti
merokok, begitu sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga maka semakin
rendah intensi berhenti merokok. Selain itu dari hasil analisis data penelitian,
diketahui juga bahwa tingkat dukungan keluarga tergolong rendah, dan tingkat
intensi berhenti merokok tergolong rendah. Berdasarkan hasil analisis
Sumbangan efektif dukungan keluarga terhadap intensi berhenti merokok
sebesar 79,5% ditunjukkan oleh koefiensi determinasi (r²) atau nilai R square
sebesar 0,892. Masih terdapat 20,5 % faktor lain.
Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh
penulisan selama pelaksanaan penelitian, maka penulis memberikan
sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: 1)Bagi Subjek
penelitiandiharapkan bagi subjek peneliti agar lebih meningkatkan hubungan
komunikasi dengan keluarga terutama pada aspek informasi yaitu dengan cara,
memanfaatkan waktu luang dengan keluarga, bertukar cerita dengan keluarga
sehingga dengan begitu subjek akan merasakan perhatian dan mendapatkan
8
dukungan dari keluarga untuk berhenti merokok.2) Bagi Keluarga hendaknya
memberikan perhatian dan kasih sayang serta lebih meningkatkan dukungan
informasi kepada anak sehingga subjek lebih merasa diperhatikan, dan
mengetahui dampak kerugian akibat merokok dan dapat lebih mudah dalam
menjalani proses berhenti merokok. Hal ini dilakukan dengan cara ketika ada
anggota keluarga yang merokok dirumah tidak menunjukan perilaku merokok
didepan subjek. Memberikan nasihat mengenai dampak negatif merokok.3)
Bagi sekolah hendaknya dapat memberikan sumbangan pendidikan kesehatan
dengan cara bersosialisasi mengenai dampak perilaku merokok kepada siswa
sehingga siswa dapat mengetahui resiko mendatang karena perilaku rokok.4)
Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan berpaikan skala
dukungan keluarga sehingga dapat meningkatkan koefisiensi skala dukungan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Ardini F Ratih & Hendriani W.(2012). Proses Berhenti Merokok Secara Mandiri
pada Mantan Pecandu Rokok dalam Usia Dewasa Awal.Journal psikologi
pendidikan dan perkembangan Vol 1 (2), 55-60
Devitarani L.(2014). Intensi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Perokok di
Universitas Padjajaran Jatinangor. Jurnal Psikologi. Vol.2 (1), 142-153
Fajrin.(2015). Gambaran Status Penyakit Kronik Akibat di Poli Paru RSUD
Arifin Achmad. Jurnal FK. Vol 2 (2), 67-71
Hammond D. (2011). Smoking Behaviour Among Young adults: beyond youth
prevention.Journal Psychology university of Waterloo Canada. Vol 3 (1),
128-144.
Habits. (2008).The Smoking Behavior In Teenagers. Journal Psychology.Vol 1
(3) 113-124
Ilham (2015). WHO: Rokok Menjadi Pembunuh Utama. Republika.co.od.
http://m.republika.co.id/berita/internasional/global/15/02/05/nj9ojt-who-
rokok-menjadi-pembunuh-utama.Diunduh pada tanggal 30 November 2016
Indrawani, S.N, Mailani,L., & Nilawati, N.(2014). Intensi Berhenti Merokok:
Peran Sikap Terhadap Peringatan Pada Bungkus Rokok Dan Perceived
9
Behavioral Control.Psikoligia: Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi , Vol
9 (2),01-10.
Kumalasari, F., & Ahyani, L.N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial
Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur,
Vol 2 (7). 162-168.
Mathur &Sunil dkk.2015.Characteristics Of Smokers with Intentions to quit, with
a focus on occupational status, race/ethnicity, and cognitif Behavior.Journal
Epideomology Biostatistics and Public Health. Vol 12 (1). 122-132.
Nurdibyanandaru N. (2014). Development and validation of a scale to measure
self-compassion. Journal Self and Identity. Vol 2,(3). 223-250.
Sarafino E P. (2006). Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth
Edition.USA : John Wiley & Sons.
YuwonoT. (2008). Teknologi Kesehatan . Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Widiansyah, M.(2014). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Remaja Perokok Di
Desa Sidoarejo Kabupaten Penajam Paser Utara. E-Journal Sosiologi
Konsentrasi.Vol 2 ( 4), 1 – 12.